Professional Documents
Culture Documents
Juli Anti - Kesetimbangan Radioaktif
Juli Anti - Kesetimbangan Radioaktif
OLEH :
NIM : 4152240004
JURUSAN FISIKA
2018
1. Keseimbangan Radioaktivitas
Pada keseimbangan radioaktif, akan diterapkan peluruhan berurutan untuk beberapa kasus
khusus. Ada dua kasus yang penting yaitu (a) dimana 1 2 dan (b) dimana 1 2 . Untuk
kasus yang pertama disebut dengan keseimbangan transien dan yang kedua disebut dengan
keseimbangan sekuler atau permanen.
a. Keseimbangan Transien
Keseimbangan transien tercapai apabila inti induk meluruh dengan konstanta
peluruhan mendekati konstanta peluruhan inti anak. Jika 1 2 maka umur rata-rata inti
induk besarnya pada orde yang sama ( 1 2 ). Kondisi inti anak dapat dilihat dari dua sisi
setelah mencapai nilai N2 maksimal yaitu sebagai berikut.
1. 1 2
Ketika inti induk memiliki konstanta peluruhan lebih kecil dari konstanta peluruhan
inti anak, dimulai dari persamaan (14) yaitu:
1
N2
2 1
N10 e 1t e 2t .....................................................(14)
Persamaan jumlah inti anak pada keadaan t akan mencapai maksimum. Untuk mencapai
maksimum diferensialkan persamaan (14) dan samakan dengan nol, persamaan menjadi:
1
dN 2
dt
0
2 1
N10 1e 1tm 2 e 2t
1 2
tm log ......................................................................(17)
2 1 1
Jika 1 2 maka τ1 > τ2, hal ini menandakan bahwa e 2 pada persamaan (14) akan
t
t
mendekati nol lebih cepat dari e 1 dan diabaikan. Maka diperoleh:
1
N2
2 1
N 10 e 1t ....................................................................(18a)
1
N1 ............................................................................(18b)
2 1
N2 1
..............................................................................(19)
N1 2 1
Rasio aktivitas konstan inti anak dengan inti induk dinyatakan sebagai berikut.
dN 2 / dt 2 N 2 2
.................................................(20)
dN1 / dt 1 N1 2 1
Berdasarkan persamaan (18a) menyatakan bahwa peluruhan inti anak bergantung juga
dengan nilai konstanta peluruhan inti induk 1 . Sedangkan persamaan (19) menyatakan
2. 2 1
Jika 1 2 , maka λ1 lebih cepat mencapai nol sehingga e 1 menjadi hilang.
t
b. Keseimbangan Sekuler/Permanen
Keseimbangan permanen akan terjadi jika inti induk meluruh dengan konstanta
peluruhan yang jauh lebih kecil dibandingkan konstanta peluruhan inti anak. jika 1 2 ,
berarti semakin kecil konstanta peluruhannya maka semakin lama meluruh atau
sebaliknya. Dari persamaan (14):
1
N2
2 1
N10 e 1t e 2t .....................................................(14)
Direduksi menjadi:
1
N2 N10 1 e t .................................................................(22)
2
2
t
karena λ2 – λ1 ≈ λ2 dan e 1 1.
Lagipula, jika t sangat besar dibandingkan waktu paruh inti anak (t >> 1/λ2), maka
e 2t menjadi sangat kecil dari 1, dan persamaan (22) direduksi menjadi:
N 2 1 N10 ............................................................................(23)
2
Sehingga N10 cenderung mendekati N1 (N10 = N1) sehingga:
N 2 1 N1
2
2 N 2 1 N1 .............................................................................(24.a)
N 2 1
...................................................................................(24.b)
N1 2
Contoh kesetimbangan radiokativitas:
Slow recovery
1.
0
recovery Kesetimbangan
peluruhan
Net recovery
Nomor Relatif, N
0.
5
peluruhan
0
1τ 2τ 3τ 4τ 5τ 6τ 7τ
Waktu dalam
A = 4n Deret Thorium
Dengan n adalah bilangan bulat. Deret di atas menyatakan penggolongan inti anak dari inti
induk ke dalam deret-deret radioaktif berdasarkan pengurangan nomor massa setelah
peluruhan berangsung.
Masing-masing deret radioaktf diberi nama sesuai dengan inti induknya. Keempat deret
radioaktif ini dirangkum pada tabel (2).
Uranium 238
92 U 4,47 x 109 4n+2 206
82 Pb
Aktinium 235
92 U 7,04 x 108 4n+3 207
82 Pb
Thorium 232
90 Th 1,41 x 1010 4n 208
82 Pb
Neptunium 237
93 Np 2,14 x 106 4n+1 209
83 Bi
Catatan: Ketiga deret pertama yang terjadi secara alamiah berakhir pada inti stabil timbal (Pb).
Delapan isotop pertama yang merupakan anggota dari deret uranium disajikan dalam tabel
(3).
Energi α atau β
Unsur Nuklida Waktu Paro Radiasi
dalam MeV
Uranium 238
92 U 4,77 x 109 tahun α, γ 4,2
Thorium 234
90 Th 24,1 hari β, γ 0,19
Protactinium 234
91 Pa 6,75 jam β, γ 2,3
Uranium 234
92 U 2,47 x 105 tahun α, γ 4,77
Thorium 230
90 Th 8,0 x 104 tahun α, γ 4,68
Radium 226
88 Ra 1.620 tahun α, γ 4,78
Radon 222
86 Rn 3,82 hari Α 5,49
Polonium 218
84 Po 3,05 menit Α 6,0
Kecuali deret Neptunium, ketiga deret lainnya mengikuti empat kaedah umum yaitu:
a. Semua unsur radioaktif dari ketiga deret tersebut memiliki waktu paro sangat lama sebagai
contohnya:
90Th
232
t1/2 = 1,39 x 1010 tahun
92U
238
t1/2 = 4,5 x 109 tahun
92U
235
t1/2 = 7,15 x 108 tahun
b. Ketiga deret tersebut yang terjadi secara alamiah berakhir pada inti akhir stabil timbal yaitu
206 207 208
82 Pb (deret Uranium), 82 Pb (deret Aktinium) dan 82 Pb (deret Thorium).
c. Masing-masing berupa gas pada Z = 86. Adapun nama unsur-unsurnya Thoron ( 220
86 Rn )
deret Aktinium.
d. Dalam semua deret, sebuah isotop c mengalami peluruhan berantai berbentuk segiempat
dengan memancarkan partikel α dan β, dan menghasilkan dua buah inti anak dengan
memancarkan partikel yang berbeda dimana inti anak meluruh lagi menghasilkan inti anak
yang sama dengan memancarkan partikel yang berbeda pula.
C
β-
α C’
C’’
β-
D
y = ln N, dan ln No = a (konstan)
Umur paro sangat lama/panjang (Very Long Half-Lives) : dapat diaplikasikan untuk umur paro
sampai dengan 1010 tahun.
Secara eksperimen, jumlah peluruhan per unit waktu, l dapat ditentukan sebagai berikut , Apabila
dua buah isotop telah mencapai kesetimbangan secular, maka,Umur paro dari unsur campuran (A
Mixture of Activities) Dalam investigasi peluruhan karakteristik beberapa radioisotop, dijumpai plot
aktivitas versus waktu pada kertas semi-logaritmikbukan berupa garis lurus.
Campuran dari dua aktivitas yang meluruh secara saling tidak tergantung. Jika ada dua spesies
radioaktif (misalnya radioaktif 1 dan 2) dicampur bersama - sama, maka aktivitas totalnya adalah
Kuva log A terhadap t (waktu) merupakan kurva cekung, karena radionuklida yang berumur paruh
lebih pendek menjadi kurang signifikan dengan berjalannya waktu. Pada kenyataannya, setelah cukup
waktu radionuklida yang mur parun lebih panjang akan mendominasi, umur paruhnya dapat dibaca dan
bagian akhir kurva peluruhan. Jika bagian akhir yang berupa garis lurus diekstrapolasikan kembali pada t
= 0 dan garis ekstrapolasi dikurangkan dan kurva asal (asli), maka kurva sisa pengurangan tersebut
mewakili peluruhan dan semua radionuklida kecuali yang berumur paruh panjang.
Untuk kurva yang terdiri dari dua radionuklida yang umur paruhnya tidak terlalu berbeda, maka
Kuva log A terhadap t (waktu) merupakan kurva cekung, karena radionuklida yang berumur paruh lebih
pendek menjadi kurang signifikan dengan berjalannya waktu. Pada kenyataannya, setelah cukup waktu
radionuklida yang mur parun lebih panjang akan mendominasi, umur paruhnya dapat dibaca dan bagian
akhir kurva peluruhan. Jika bagian akhir yang berupa garis lurus diekstrapolasikan kembali pada t = 0 dan
garis ekstrapolasi dikurangkan dan kurva asal (asli), maka kurva sisa pengurangan tersebut mewakili
peluruhan dan semua radionuklida kecuali yang berumur paruh panjang. Untuk kurva yang terdiri dari dua
radionuklida yang umur paruhnya tidak terlalu berbeda, maka
Besarnya dan λ1 λ 2 telah diketahui dan A dapat diukur dengan detektor yang merupakan fiingsi dari
t. Dengan menampilkan dalam bentuk kurva antara A • e−eλ 1 𝑡 terhadap e(λ1−λ2) maka 𝐴10 dapat
ditentukan yang merupakan titik potong kurva yang berupa garis lurus dengan sumbu ordinatnya dan
𝐴02 juga dapat ditentukan yang merupakan kemiringan dari kurva garis lurus.