You are on page 1of 12

TUGAS II

REKLAMASI DAN PENGERUKAN

Disusun Oleh :
Andrianto Wahyu W
26020215130080

Dosen Pengampu Mata Kuliah Reklamasi dan Pengerukan:


Ir. Petrus Subardjo, Msi
NIP. 19561020 198703 1 001

DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
Reklamasi atau proses pembuatan lahan baru untuk memperbaiki suatu kawasan,
bukanlah sesuatu hal baru. Reklamasi bisa dilakukan di daerah pesisir pantai. Kegiatan ini
banyak dilakukan di negara-negara yang memiliki keterbatasan sumber daya alam ataupun
mempunyai masalah pemulihan lingkungan seusai dipakai. Dengan kata lain, reklamasi bisa
memberikan manfaat pemasukan bagi negara maupun mengembalikan keadaan lingkungan
bagi kehidupan masyarakat selanjutnya.

Gambar 1. Proses pembangunan palm island


Palm Island di Dubai adalah contoh aktual yang fenomenal dan legedaris bagaimana
mengelola reklamasi pesisir dengan baik dan dimanfaatkan sebagai aset Negara. Kepulauan
ini menjadi proyek reklamasi tanah terbesar di dunia dan membentuk kepulauan buatan
terbesar di dunia. Palm Island, adalah ikon yang mengerek Dubai menjadi magnet wisata
global dan sukses menyedot devisa untuk Uni Emirat Arab.
Dubai bukanlah sebuah wilayah dengan sumber daya alam melimpah sebagaimana
lazimnya negeri-negeri di Timur Tengah yang kaya akan cadangan minyak bumi. Pedapatan
Dubai dari minyak hanya 6%. Karena itu, mereka terus-menerus menggali ide dan cara-cara
yang baik soal apa yang perlu dilakukan untuk menyejahterakan penduduknya sekaligus
menghidupi negaranya. Sampai akhirnya, pemimpin Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al
Maktoum menemukan ide brilian yaitu, Reklamasi Pantai.
Proses Pembuatan Palm Island
Palm Island memiliki 3 gugusan pulau yakni Palm Island Jumeirah, Palm Island Jebel
Ali dan Palm Island Deira. Palm Jumeirah merupakan pulau pertama yang dibangun yang
terdiri dari sebuah penyangga utama di bawah pertengahan dan sebuah mahkota dengan 17
cabang keluar dari pusatnya. Terdapat juga pulau berbentuk bulan sabit di sekitar konstruksi
itu yang berperan sebagai pemecah ombak lautan sekitarnya. Selain Palms Islands, Dubai juga
memiliki gugusan kepulauan buatan lain yang diberi nama The World. Semua gugusan pulau
buatan ini dibuat dengan reklamasi pantai.

Gambar 1 Kepulauan Buatan Palm Islands dan The World


Palm Jebel Ali dan Palm Jumeirah terbuat dari 100 juta meter kubik batu dan pasir,
sedangkan Palm Deira terbuat dari 100 milliar kubik batu dan pasir. Pembangunan Palm
Jumeirah dimulai pada bulan Juni tahun 2001. Palm Islands dibuat dengan reklamasi pantai
menggunakan pasir yang dikeruk dari dasar Teluk Persia tidak menggunakan pasir yang ada
di daratan dikarenakan pasir yang ada didaratan terlalu halus rawan akan abrasi sedangkan
pasir yang ada di dalam dasar laut lebih bersifat stabil. Pasir yang sudah dikeruk disebar
dengan menggunakan pompa berkekuatan tinggi dari atas kapal keruk. Pemecah gelombang
besar dibangun pada bagian tepian terluar dari kepulauan Palm. Pemecah gelombang pada
kepulauan Palm Jumeirah saja terdiri dari lebih dari 7 juta ton batuan. Tiap batu ditempatkan
menggunakan crane.
PALM ISLANDS

Palm Islands, merupakan kepulauan buatan di Dubai, Uni Emirat Arab. Kepulauan ini
menjadi proyek reklamasi terbesar di dunia dan membentuk kepulauan buatan terbesar di
dunia. Seluruh pulau di Palm Islands dibangun oleh Nakheel Properties, salah satu perusahaan
properti di UEA. Dalam proyek ini, Nakheel menyewa kontraktor pengerukan asal Belanda,
Van Oord yang merupakan salah satu ahli terkenal dalam proyek reklamasi. Pulau-pulau
buatan yang tergabung dalam Palm Islands adalah Palm Jumeirah, Palm Jebel Ali, dan Palm
Deira.
Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum menciptakan kepulauan ini dengan tujuan
untuk meningkatkan pariwisata di Dubai. Setiap pulaunya dibuat dengan bentuk menyerupai
pohon palem yang diatapi sebuah sabit, dan difungsikan sebagai tempat hunian, pemenuh
kebutuhan dan pusat hiburan. Palm Islands terletak di lepas pantai Uni Emirat Arab di teluk
persia dan menambah luas pantai kota dubai seluas 250 km. Dalam proses pengerjaannya,
Palm Jumeirah dan Palm Jebel Ali dibangun dengan menggunakan sekitar 100 juta meter
kubik batu dan pasir. Sedangkan, untuk Palm Deira menggunakan sekitar 1 miliar meter kubik
batu dan pasir. Seluruh material pembangunannya berasal dari UEA.
Di ketiga pulau tersebut akan dibangun lebih dari 100 hotel mewah, villa dan
apartemen eksklusif tepi pantai, marina, taman hiburan air, restoran, pusat perbelanjaan,
fasilitas olah raga dan spa kesehatan. Pembangunan Palm Jumeirah dimulai pada bulan Juni
2001. Palm Jumeirah adalah pulau berukuran 25 kilometer persegi. Bentuknya menyerupai
bentuk cabang pohon palm, dengan sebuah batang dan mahkota sebanyak 17 cabang.
Sekelilingnya adalah pulau sabit sepanjang 11 kilometer, yang berguna sebagai pemecah
gelombang. Kemudian Palm Jebel Ali, dibangun pada Oktober 2002, dan selesai pada tahun
2008. Pulau ini juga berbentuk pohon Palem yang dilingkari oleh Dubai Waterfont. Ukuranya
lebih besar dari Palm Jumeirah. Yang terakhir adalah Palm Deira yang merupakan pulau
buatan terbesar di dunia. Dibangun mulai Oktober 2004, dan direncanakan selesai tahun 2015,
pulau ini 8 kali lebih besar dari Palm Jumeirah, dan 5 kali lebih besar dari Palm Jebel Ali.
Palm Deira berukuran panjang 12,5 km dan lebar 7,5 km, dengan 18 cabang besar.

PEMBANGUNAN PALM ISLANDS

Palm Islands adalah semenanjung buatan yang dibangun dari pasir yang dikeruk dari
dasar Teluk Persia oleh perusaahan Belgia, Jan De Nul, dan perusahaan Belanda, Van Oord.
Pasir itu kemudian disemprotkan oleh kapal keruk, yang dipandu oleh DGPS, menuju wilayah
yang ditentukan menggunakan proses yang dikenal sebagai “mempelangikan” karena
bentuknya yang seperti pelangi ketika pasir disemprotkan.
PROSES PELAKSANAAN
1. Membuat pondasi
2. Reclamation
3. Dredging
4. GPS
5. Problem dan solusinya
Pembangunan pondasi dilakukan dengan pemasangan break water (BW) disisi pulau
yang akan dibangun untuk melindungi area yang akan direklamasi dari ombak laut yang besar
ataupun angin akibat badai. BW dibangun dengan menggunakan lapisan-lapisan yang terdiri
dari pasir, water permeability sheet (batuan kecil dan 2 lapisan batuan besar yang beberapa
diantaranya memiliki berat hingga 6 Ton. BW adalah suatu struktur yang berfungsi untuk
memecah gelombang air. BW biasanya lebih dipilih menggunakan batuan biasa
dibandingkan batuan beton karena dianggap lebih artifisial sehingga dapat menyerupai
karang. Batuan yang digunakan untuk pembangunan BW tersebut nantinya dapat berfungsi
sebagai karang-karang launt untuk pertumbuhan biota laut seperti rumput laut sehingga
ekosistem ikan-ikan laut serta hewan laut lainnya dapat berkembang dengan baik. Dibangun
semacam pintu atau daerah terbuka pada dua sisinya untuk mencegaj air supaya tidak
tersendat. Setelah BW selesai dibangun, maka pembangunan pulau yang disisi dalam BW
dapat mulai dilaksanakan.

Klasifikasi BW
1. Reef Breakwater (Rc/Hs << 0)
2. Submerge BW (Rc/Hs <0 )
3. Low crested /overtopper BW (0 < Rc/Hs <1)
4. Non Overtopped/High Crected BW (Rc/Hs >1)
Yang harus diperhatikan dalam pembangunan BW adalah kekuatan BW khususnya
pada bagian yang menghadap lautan lepas yang harus kuat menahan hantaman ombak.
Sehingga ukuran serta desain BW perlu diperhatikan apakah desain tersebut sudah cukup kuat
kalau hanya dibangun lebih rendah dari muka air laut ataukah harus lebih tinggi. Selain itu
juga perlu diperhatikan kemiringannya, apakah dibutuhkan kemiringan yang besar atau tidak,
ataukah apakah diperlukan pembangunan semacam counter weigth atau perlu dibangun 2 BW
dengan tinggi yang berbeda. Sehingga perlu diketahui tinggi gelombang pada area yang akan
dibangun dan iklim dikawasan Dubai dalam jangka waktu sekian tahun.

Wave climate di Dubai.


Gelombang yang extreme dan tinggi muka air di Dubai dipengaruhi oleh badai yang
berasal dari kawasan Utara agak ke barat. Badai ini dikenal dengan nama Shamal, yang
berkembang dari daerah barat laut kawasan teluk arabian dan bergerak ke arah tenggara yang
bisa terjadi dalam beberapa hari. Angin yang kencang tersebut dapat menimbulkan tinggi
gelombang yang siknifikan pada perairan dalam sehingga dapat meningkatkan water level
dikawasan tenggara diakhir dari teluk arabian di sepanjang pantai Dubai. Kondisi gelombang
yang extreme dapat dilihat pada tabel berikut ini
Return Period
(year) Hs (m) Tp (s) Direction (deg)

10 4.6 9.6 300

25 5.0 9.9 300

50 5.4 10.2 300

100 5.8 10.4 300

250 6.2 10.7 300

Ukuran pembangunan BW pada proyek pembangunan palm island dapat dilihat pada tabel
berikut ini:

Return period
(year) Hs (m) Tp (s) SWL mCD

10 3.71,2,3 8.81,2,3 2.121,2 / 2.173

50 4.33 9.33 2.43

100 4.11,2 / 5.14 9.91,2,4 2.421,2 / 2.54

Untuk memperoleh tanah (pasir) untuk membuat suatu pulau ditengah laut diperlukan
upaya pengerukan. Dalam pengerukan di proyek ini diperlukan 10 pengerjaan pengerukan. 94
juta m3carbonate pasir digunakan untuk pembangunan pulau ini. Pasir diambil dari arabian
gulf seabed yang terletak 11 km dari garis pantai Dubai. Pasir Carbonate merupakan suatu
pasir yang memiliki kandungan calsium carbonat dari pelapukan kerang-kerang dan koral
laut. Pasir yang diperoleh dari proses pengerukan inilah nantinya digunakan untuk
mereklamasi/ membangun pulau ditengah laut. Pasir yang digunakan bukanlah sembarang
pasir, namun pasir yang sudah memenuhi standard-standard untuk material reklamasi. Pada
pembangunan palm island ini pasir yang digunakan berbeda denganpasir yang digunakan
untuk bangunan reklamasi dibawah muka air laut dan pasir diatas muka air laut. Pasir
dibawah muka air laut memiliki nilai qc = 2-3 Mpa dan kepadatan relativenya (Dr) adalah =
40% sedangkan tanah reklamasi yang berada diatas Muka air laut lebih padat dengan nilai qc
= 8-9 Mpa dan Dr = 100 %.
Terdapat banyak metode pengerukan sesuai kapasitas material yang akan dikeruk
sehingga pada proyek pembangunan palm Jumaerah ini diperlukan alat pengerukan yang
berkapasitas besar sehingga mampu mencukupi kebutuhan material reklamasi. Sehingga
dalam proyek ini digunakanlah Trailing Suction Hopper Dreggers (TSHD). Pakar
lingkungan, geologi dan polotik mempertimbangkan untuk menghasilkan suatu proses
pengerukan dengan jarak pelayaran yang panjang pada laut yang dalam. Sehingga
pengembangan alat keruk TSHD dengan kapasitas pengerukan yang besar dan efisien terus
dikembangkan khususnya apabila TSHD ini mampu melakukan pengerukan yang besar di 1
kawasan saja tanpa harus melakukan pelayaran terlalu jauh untuk memperoleh banyak
material, sehingga akan lebih ekonomis. Hingga tahun 1992 TSHD memiliki kapasitas keruk
10000 m3. Setelah tahun 1992, tren yang terjadipun berubah. Tahun 1994 dibangunlah Jumbo
Hopper Dredger, The Pearl river dengan kapasitas 17000 m3. Kemudian tahun 1998 dibangun
Volvox terranova dengan kapasitas 20000 m3 , pada tahun 2001 dibangun Ham 318 dengan
kapasitas 23700 m3 dan kemudian yang terakhir dibangunlah Vasco da Gama dengan
kapasitas 33000 m3 . Vasco da gama dengan merupaka mega hopper dredger yang pertama.
Semua mesin pengeruk diatas merupakan bagian dari TSHS yang dibangun oleh IHC
Holland.

Bencana alam yang dapat terjadi di arabian gulf


Ada berbagai macam tipe bencana alam yang dapat terjadi di teluk arab. Pada masa
lalu maupun masa yang akan datang. Secara garis besar bencana dapat dibagi menjadi 2
macam yaitu geologi dan atmospheric. Bencana geologi adalah bencana yang termasuk
gempa bumi, tsunami/gelombang tinggi, erosi yang disebabkan oleh aliran air deras di teluk
arabian. Atmospheric adalah bencana seperti tropical cyclones. Terlepas dari 2 bencana
diatas, masih banyak macam bencana yang dapat terjadi misalnya masalah serius yaitu
penipisan air tanah, erosi pantai, kekurangan dan bahkan kehilangan biodiversity dan hutan
mangrove. Efek global warming yang merupakan gabungan dari 2 macam bencana diatas
yang dapat menyebabkan problem lain misalnya erosi dan banjir.
1. Gempa Bumi
Permasalahan gempa bumi menjadi masalah utama yang akan dirasakan pada pulau
ini. Iran merupakan suatu negara yang berdekatan dengan Dubai, merupakan salah satu
negara dengan zona gempa tinggi. Pada 26 Desember 2003 terjadi gempa bumi dikota
Bam,Iran. Gempa dasyat tersebut merusak Bam city dan beberapa desa disekitarnya. 26000
orang tewas dalam peristiwa tersebut, 30000 terluka dan 75000 kehilangan tempat tinggal.
Gempa bumi dapat menyebabkan bahaya liquifaction pada tanah pasir. Karena material
reklamasi adalah tanah pasir maka bahaya liquefaction dapat berdampak buruk pada pulau ini.
Pada saat terjadi gempa, water saturated soil (kadar air jenuh tanah) dapat kehilangan
kekuatannya dan sehingga dapat bersifat seperti cairan. Untuk menghindari terjadinya bahaya
Liquifaction, maka proses pemadatan tanah pasir perlu dilakukan. Metode yang digunakan
adalah Vibro-compaction (VC). VC merupakan proses pemadatan menggunakan sistem getar
untuk membuat lubang didalam tanah dengan menggunakan mesin vibroprobe. Getaran pada
alat tersebut selain berfungsi untuk membuat lubang,juga berfungsi untuk memadatkan tanah
kemudian lubang hasil pemadatan tanah tersebut dimasukkan tanah lagi.
2. Arus Laut
Ocean currents (arus air laut) juga merupakan permasalahan yang terjadi dari
bangunan reklamasi tengah laut ini. Karena dibangun ditengah laut yang luas, pulau hasil
reklamasi ini dapat rusak/gagal akibat kencangnya arus laut apalagi jika pembanguan BW dan
pulau ini dilakukan memanjang garis pantai sehingga dapat merubah bahkan menutup aliran
air dikawasan tesebut. Sehingga penggerusan disatu sisi serta penumpukan sedimen disisi lain
bisa terjadi. Untuk itu, solusi yang dilakukan adalah menyewa kapal keruk full time untuk
menjaga garis pantai.

Pelaksanaan Navigasi
Karena pembangunan dilaksanakan ditengah laut maka diperlukan sistem komunikasi
dan navigasi yang canggih. Sistem ini dilakukan dengan bantuan DGPS (Digital global
positioning system) yang digunakan untuk mengecek akurasi/ ketepatan peletakan pasir
sebagai material reklamasi. Pelaksanaan dilapangan dilakukan dengan bantuan pekerja/
manusia yang bertugas membawa alat GPS tersebut pada daratan/pulau hasil reklamasi. Alat
GPS tersebut berhubungan langsung dengan satelit diangkasa untuk kemudian mengirimkan
data secara langsung kedaratan. Pekerja yang membawa alat GPS tersebut harus berjalan
menyusuri pinggir pantai area reklamasi. Alat GPS akan bekerja dan menghasilkan data untuk
menyimpulkan apakah daratan yang sudah dibangun tersebut lokasinya sudah sesuai dengan
perkiraan desain.
PALM JUMEIRAH

Palm Jumeirah meliputi sebuah batang, sebuah mahkota dengan 17 cabang, dan pulau
sabit yang mengelilinginya dan membentuk pemecah gelombang sepanjang 11 kilometer.
Pulau yang memiliki luas 5 kilometer kali 5 kilometer itu akan menambah 78 kilometer tepi
pantai Dubai. Fase pertama pembangunan Palm Jumeirah adalah pembuatan 4.000
penghunian dengan campuran villa dan apartemen untuk 3 hingga 4 tahun berikutnya.
Pada akhir 2006, lima tahun setelah reklamasi tanah dimulai, para penghuni mulai
berpindah ke properti Palm Jumeirah miliknya. Hal ini dipastikan oleh pihak pembangun,
proyek Nakheel Properties. Dengan pindahnya para penghuni, Ini menandai akhir fase
pertama pembangunan, yang meliputi 1.400 villa di 11 cabang pulau dan secara kasar 2.500
apartemen tepi pantai dalam 20 bangunan di sisi timur batang.
Kemudian, Nakheel Properties menandai tibanya penghuni pertama dengan membawa
salah satu kapal udara terbesar di dunia ke Dubai. Merupakan persetujuan dengan Airship
Management Services Inc. untuk sebuah kapal udara Skyship 600 sepanjang 197 kaki (60 m),
dan seluas 250.000 kaki kubik (7.100 m³).
PALM JEBEL ALI

Palm Jebel Ali memulai pembangunannya pada Oktober 2002 dan selesai pada
pertengahan 2008. Palm Jebel Ali diperkirakan merumahkan 1.7 juta orang tahun 2020. Pulau
ini dilingkari oleh Dubai Waterfront, proyek yang 50 persen lebih besar dari Palm Jumeirah.
Dubai Waterfront meliputi enam marina, sebuah taman hiburan air, ‘Sea Village’, rumah
panggung di atas air, dan trotoar yang melingkari “cabang” “palem” dan membentuk sebuah
puisi Arab oleh Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.
Pada awal Oktober 2007, pembangunan pulau dilaksanakan. Pemecah gelombang
selesai bulan Desember 2006, dan infrastruktur mulai dibuat pada April 2007. Pembangunan
besar tidak dimulai hingga pembuatan infrastruktur selesai.
Tahun 2012, fase pertama dari empat taman hiburan akan dibuka di Pulau Sabit.
Taman ini, yang kemudian dinamai “World of Discovery,” akan dibangun dan dioperasikan
oleh Busch Entertainment Corporation. Taman itu meliputi SeaWorld, Aquatica, Busch
Gardens dan Discovery Cove. World of Discovery akan terletak di atas Pulau Sabit, yang
akan membentuk sebuah orca (nama lain dari Shamu).
PALM DEIRA

Palm Deira diumumkan pembangunannya bulan Oktober 2004. Setelah selesai, akan
menjadi pulau buatan manusia terbesar di dunia yang merumahkan lebih dari satu juta orang.
Meskipun tanggal selesainya belum diumumkan, tetapi dijadwalkan selesai tahun 2015. Pulau
ini 8 kali lebih besar dari Palm Jumeirah, dan 5 kali lebih besar dari Palm Jebel Ali.
Sebenarnya, rancangan ini adalah sebuah pulau seluas 14 km (8.7 mil) kali 8.5 km (5.3
mil) dengan 41 cabang. Karena perubahan substansial dalam kedalaman Teluk Persia, pulau
ini dirancang ulang pada Mei 2007. Proyek ini kemudian menjadi pulau seluas 12.5 km (7.76
mil) kali 7.5 km (4.66 mil) dengan 18 cabang besar.
Di awal Oktober 2007, 20% reklamasi pulau selesai, dengan jumlah 200 juta meter
kubik (7 miliar kaki kubik) pasir yang telah igunakan. Sejak pulau ini semakin besar,
pembangunan ini dibagi menjadi beberapa fase. Pertama adalah pembentukan Pulau Deira.
Bagian dari Palm ini akan terletak di sepanjang pantai Deira antara pintu masuk Dubai Creek
dan Pelabuhan Al Hamriya. Pulau Deira akan berperan sebagai “pintu masuk Palm Deira” dan
membantu menyeimbangkan wilayah Deira.

You might also like