You are on page 1of 11

OBSTETRI PATOLOGI

‘GANGGUAN JANTUNG’

Disusun oleh :

Eni Indriawati

1630701033

Jurusan DIII Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Borneo Tarakan

2018

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah subhanallahu wata’ala, Karena rahmat-
Nya saya dapat menyelesaikan dan dapat menyusun makalah tentang Gangguan Jantung.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, saya
mengharapkan saran dan kritik membangun yang ditunjukan demi kesempurnan makalah ini.
semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Semoga makalah ini menambah pengetahuan, memberikan ilmu pengetahuan bagi


masyarakat, dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan.

Tarakan, 20 Maret 2018

penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Gangguan Jantung……………………………………………………………..2

2.1.1 Pengertian…………………………………………………………………….2

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………….7
B. Saran…………………………………………………………………………7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan angka


mortalitas dan morbiditas yang tinggi di Negara maju maupun Negara berkembang
termasuk Indonesia. Di Indonesia, usia pasien gagal jantung relative lebih muda
disbanding Eropa dan Amerika disertai dengan tampilan klinis yang lebih berat.
Tujuan penulisan ini untuk memberikan pedoman praktis dalam melakukan diagnosis,
penilaian dan penatalaksanaan gagal jantung akut serta kronik. Pendekatan
berdasarkan hasil penelitian digunakan untuk menentukan kelas rekomendasi disertai,
dengan penilaian tambahan berupa kualitas kesasihan penelitian.
Penyakit jantung merupakan masalah kesehatan masyarakat dan merupakan
penyebab kematian tertinggi di Indonesia (depkes RI, 2009), maka perlu dilakukan
pengendalian penyakit jantung secara berkesinambungan. Gagal jantung merupakan
kondisi akhir dari penyakit jantung kronis seperti hipertensi, diabetes mellitus,
aritmia, infark miokard dan lain-lain menyebabkan polifarmasi yang akan
meningkatkan resiko masalah obat Drug Related Problems (DRPs).
Pentingnya kombinasi obat dalam penatalaksanaanterapi gagal jantung serta
masalah terkait obat DRPs yang diakibatkan dapat diambil kesimpulan bahwa
penggunaan kombinasi obat perlu di monitoring dan diwaspadai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gagal jantung?
2. Apa saja tanda dan gejala gagal jantung?
3. Apa saja penatalaksanaan dari gagal jantung?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Gangguan Jantung

2.1.1 pengertian

Gangguan jantung pada pembahasan ini adalah gagal jantung. Gagal jantung adalah
sindrom klinis akibat kelainan struktural maupun fungsional jantung yang menyebabkan
terganggunya fungsi pengisian dan pengosongan ventrikel.

Penyakit jantung adalah penyebab tersering ketiga kematian pada wanita berusia
antara 25 dan 44 tahun (Martin dkk., 1999). Karena relative sering terjadi pada wanita
usia subur, penyakit jantung (dengan beragam tingkat keparahan) menjadi penyulit pada
sekitar 1% kehamilan.

Penatalaksanaa medis yang lebih baik, disertai teknik-teknik bedah yang lebih
mutakhir, menyebabkan semakin banyak gadis dengan penyakit jantung kongenital
mencapai usia subur (Brickner dkk., 2000). Penyakit jantung kongenital saat ini paling
sedikit merupakan separuh dari semua kasus penyakit jantung yang dijumpai pada
kehamilan (Bitsch dkk., 1989; McFaul dkk., 1988).

Penyakit jantung hipertensif, yang sering dijumapi pada orang kegemukan, telah
menjadi penyebab gagal jantung peripartum yang relative sering ditemukan di Parkland
Hospitas (Cunningham dkk., 1986).

1) Diagnosis
Banyak perubahan fisiologis pada kehamilan normal menyebabkan diagnosis
penyakit jantung menjadi lebih sulit. Sebagai contoh, pada kehamilan normal, sering
dijumpai murmur jantung sistolik fungsional. Upaya bernafas pada kehamilan normal
mengalami peningkatan, kadang-kadang mengalami dispnea. Edema umumnya
terdapat di ekstremitas bawah pada separuh terakhir kehamilan. Kita jangan
mendiagnosis penyakit jantung pada kehamilan apabila memang tidak ada, tetapi pada
saat yang sama jangan sampai gagal untuk mendteksi dan menangani dengan benar
penyakit jantung apabila memang ada.

2
2) Tanda dan gejala
(1) Dispneu atau ortopneu yang memberat
(2) Batuk dimalam hari
(3) Hemoptitis
(4) Pingsan
(5) Nyeri dada
(6) Sianosis
(7) Jari tabuh
(8) Distensi vena leher yang menetap
(9) Murmur sistolik grade 3/6 atau lebih
(10) Murmur diastolic
(11) Kardiomegali
(12) Aritmia yang menetap
(13) Split bunyi jantung kedua yang menetap

3) Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya gagal jantung bergantung pada kelainan
structural maupun fungsional yang mendasari. Gagal jantung juga dapat terjadi secara
idiopatik.

4) Tatalaksana
(1) Konseling prakonsepsi
Wanita dengan penyakit jantung yang bermakna mungkin akan memperoleh
manfaat dari konseling sebelum memutuskan unruk hamil. Angka kematian ibu
hamil umumnya bervariasi, bergantung langsung pada klasifikasi fungsional saat
permulaan kehamilan; namun, hubungan ini berubah seiring dengan kemajuan
kehamilan. Siu dkk (1997) mengamati 10% gagal jantung pada 250 wanita dengan
penyakit kelas I atau II. Pengalaman mereka serta pengalaman McFaul
dkk.(1998), adalah bahwa tidak ada kematian ibu pada lebih dari 700 wanita
dengan penyakit jantung kelas I atau II. Pada sebagian wanita kelainan jantung
yang mengancam nyawa dapat diperbaiki dengan pembedahan dan kehamilan
berikutnya menjadi kurang berbahaya. Pada kasus yang lain, pertimbangan janin
lebih menonjol. Sebagai contoh, wanita dengan katup prostetik mekanis umumnya

3
mendapat senyawa warfarin yang diketahui merupakan teratogen. Dengan
demikian, selama kehamilan warfarin biasanya diganti dengan heparin.

(2) Penanganan kelas I dan II selama kehamilan


a) Morbiditas rendah, tetapi diperlukan kewaspadaan pada kehamilan dan nifas
untuk mencegah dan detksi dini kemungkinan terjadinya gagal jantung
b) Sebaiknya ibu dirujuk kerumah sakit yang memiliki dokter spesialis jantung
dan unit perawatan intensif yang memadai
c) Cegah infeksi dengan cara:
(a) Hndari kontak dengan penderita infeksi salura nafas termasuk influenza
(b) Dilarang merokok dan menggunakan obat-obatan narkotika
d) Gejala dan tanda kearah kegagalan jantung umumnya bertahap, mulai dari
ronkhi basah serta batuk-batuk, sesak nafas dan aktifitas sehari-hari dan
kemudian dapat terjadi hemoptitis, edema dan takikardi.

(3) Penanganan gagal jantung selama persalinan


a) Baringkan ibu dalam posisi miring kekiri untuk menjamin aliran darah ke
uterus
b) Batasi pemberian cairan intarvena untuk mencegah overload cairan
c) Berikan analgesia yang sesuai
d) Jika perlujantung bukan oksigen, berikan dalam konsentrasi tinggi dengan
tetesan rendah dan pengawasan keseimbangan cairan. JANGAN beri
ergometrin.
e) Persalinan pervaginam dengan mempercepat kala III
f) Sedapat mungkin hindari mengedan
g) Jika perlu, lakukan episiotomy dan akhiri persalinan dengan ekstraksi vacuum
atau cunam
h) Penanganan aktif kala III

Gagal jantung bukan merupakan indikasi seksio sesarea

4
(4) Penanganan gawat jantung selama seksio sesarea
Lakukan anastesi local (infiltrasi) dan sedasi. Jangan lakukan anstesi spinal
a) Gagal jantung akibat anemia
(a) Transfuse packed red cell dengan tetesan perlahan. Jika darah tidak dapat
disentrifus, biarkan kantong darah tergantung sehingga sel darah terpisah
di bagian bawah. Infus sel tersebut perlahan-lahan, buang serumnya.
(b) Berikan furosemide 40 mg IV untuk tiap 100 ml packed red cell.
b) Gagal jantung akibat penyakit jantung
(a) Tangani gagal jantungnya. Berikan obat sebagai berikut:
- Morfin 10 mg IM dosis tunggal
- Atau furosemide 40 mg IV diulang jika perlu
- Atau digoksin 0,5 mg IV dosis tunggal
- Atau nitrogliserin 0,3 mg sublingual, diulang setiap 15 menit jika perlu
(b) Rujuk kerumah sakit yang memiliki dokter spesialis jantung dan unit
perawatan intensif yang memadai
c) Masa nifas
(a) Ibu dengan kelainan jantung yang melalui masa kehamilan dan persalinan
tanpa masalah dapat bermasalah pada masa nifas. Oleh karena itu,
lanjutkan pemantauan pada masa nifas. Hal-hal yang dapat menimbulkan
gagal jantung pada masa nifas:
- Perdarahan
- Anemia
- Infeksi
- Tromboembolin
(b) Pada masa nifas kontrasepsi harus diberikan. Pada kondisi yang stabil,
tubektomi dapat dilakukan.

(5) Penanganan kelas III dan IV

Kehamilan dengan ganggguan jantung kelas III dan IV beresiko sangat


tinggi

Jika seorang ibu hamil adalah penderita kelainan jantung kelas III dan IV,ada
dua kemungkinan penanganan yaitu:

5
a) Terminasi kehamilan
b) Meneruskan kehamilan dengan tirah baring total dan pengawasan ketat. Ibu dalam
posisi setengah duduk
(a) Persalinan dilakukan dengan seksio sesarea
(b) Berikan vurosemid agar volume darah berkurang dan beban jantung menurun.
Disamping itu, berikan juga oksigen. Jika terdapat gagal nafas lakukan
intubasi dan ventilasi mekanik.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan angka


mortalitas dan morbiditas yang tinggi di Negara maju maupun Negara berkembang
termasuk Indonesia.
Gagal jantung adalah sindrom klinis akibat kelainan struktural maupun
fungsional jantung yang menyebabkan terganggunya fungsi pengisian dan
pengosongan ventrikel.
Penatalaksanaa medis yang lebih baik, disertai teknik-teknik bedah yang lebih
mutakhir, menyebabkan semakin banyak gadis dengan penyakit jantung kongenital
mencapai usia subur
Pentingnya kombinasi obat dalam penatalaksanaanterapi gagal jantung serta
masalah terkait obat DRPs yang diakibatkan dapat diambil kesimpulan bahwa
penggunaan kombinasi obat perlu di monitoring dan diwaspadai.

B. Saran

Demikianlah makalah ini saya buat sebaik–baiknya namun sebagai manusia


selalu tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat diharapkan
untuk menyempurnakan makalah ini.
Sebagai mahasiswa diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan lebih
memahami materi dan sebaiknya mahasiswa lebih banyak mencari referensi
pelengkap sehingga menjadi lebih paham akan materi tersebut.

7
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham F.Gary dkk. 2002. Obstetri Williams. Jakarta: EGC


www.searo. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan
www.inaheart.org Buku Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung

You might also like