You are on page 1of 17

PROFESI KEGURUAN

SIKAP DAN KINERJA GURU PROFESIONAL

Oleh Kelompok 4 :
Ni Kadek Yuni Citrawati (1511031248)
I Dewa Gede Putra Widiarta (1511031322)
Ni Kadek Gunayanti (1511031330)
Ni Putu Merista Yuni Ashari (1511031465)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Ni Made Dainivitri SS, S.Pd., M.Pd

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2018
PRAKATA

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya makalah Profesi
Keguruan ini dapat diselesaikan tepat waktu. Diucapkan terima kasih kepada Ibu
Ni Made Dainivitri SS, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Penulisan Karya Ilmiah. Sangat diharapkan agar makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pemahaman mengenai Sikap dan Kinerja Guru
Profesional.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna dan
mempunyai banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati kami
mohon agar para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini dan mudah-mudahan makalah ini bermanfaat
bagi semua pihak.

Singaraja, 4 Maret 2018

Penulis

ii
DAFTAR IS

PRAKATA...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Pengertian Sikap Profesional Guru...........................................................3
2.2 Sasaran Sikap Profesional Guru................................................................3
2.3 Pengembangan Sikap Profesional.............................................................6
2.4 Pengertian Kinerja Profesional Guru........................................................6
2.5 Peningkatan Kinerja Profesional Guru......................................................7
2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru.....................................9
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
3.1. Simpulan..................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Guru adalah salah satu komponen penting dalam proses pendidikan di
sekolah sekaligus memegang tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan
sebagai pendidik. Guru profesional akan dapat menyelenggarakan proses
pembelajaran dan penilaian yang menyenangkan bagi siswa dan guru, sehingga
dapat mendorong tumbuhnya kreativitas belajar pada diri siswa (Fathurrohman
dan Suryana, 2012:40). Namun demikian, untuk mengetahui keterlaksanaan tugas
guru tersebut, diperlukan penilaian kinerja dengan kriteria-kriteria penilaian yang
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Penilaian terhadap kinerja guru merupakan suatu upaya untuk mengetahui
kecakapan maksimal yang dimiliki guru berkenaan dengan proses dan hasil
pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakannya atas dasar kriteria tertentu.
Penilaian kinerja sebagai suatu bentuk penilaian prestasi kerja guru atas dasar
kecakapan-kecapakan atau kompetensi tertentu. Pada dasarnya penilaian kinerja
bertujuan untuk mengukur tingkat pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru
dalam melaksanakan tugas-tugas keguruan dan non keguruan. Tugas keguruan
yaitu pelaksanaan proses pembelajaran, yang diawali dengan proses perencanaan,
proses pelaksanaan pembelajaran, dan proses evaluasi, sedangkan tugas non
keguruan antara lain keorganisasian dan pendidikan serta latihan maupun
kepemimpinan.
Selain kinerja, sikap profesionalisme guru juga patut diperhatikan guna
meningkatkan kinerja guru. Sikap yang baik tercermin dari pribadi yang baik
pula, hal tersebut erat kaitannya dengan kompetensi guru yaitu kompetensi
kepribadian. Empat kometemsi guru (kepribadian, pedagogik, sosial, dan
profesional) menjadi salah satu syarat seorang guru dapat dikatakan profesional.
Profesionalisme guru seyogyanya menjadi batu loncatan bagi guru untuk terus
menerus menata komitmen melakukan perbaikan diri dalam rangka meningkatkan
kinerjanya. Peningkatan kinerja atas dorongan iklim organisasi yang baik
diharapkan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi kinerja guru di sekolah.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian sikap profesional guru?
1.2.2 Apa saja sasaran sikap profesional guru?
1.2.3 Bagaimana pengembangan sikap profesional?
1.2.4 Apa pengertian kinerja profesional guru?
1.2.5 Bagaimana cara peningkatan kinerja profesional guru?
1.2.6 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui apa pengertian sikap profesional guru
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja sasaran sikap profesional guru
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana pengembangan sikap profesional
1.3.4 Untuk mengetahui apa pengertian kinerja profesional guru
1.3.5 Untuk mengetahui bagaimana cara peningkatan kinerja profesional guru
1.3.6 Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
guru

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sikap Profesional Guru


Fathurrohman dan Suryana (2012:40) menyatakan bahwa “Guru adalah
kondisi yang diposisikan sebagai garda terdepan dan posisi sentral dalam
pelaksanaan proses pembelajaran”. Guru sebagai seorang pendidik
profesional pastinya memiliki citra yang baik di masyarakat dan menjadi
panutan atau teladan bagi masyarakat. Apa yang dilakukan oleh seorang guru
akan selalu dilihat oleh masyarakan, mereka akan menilai apakah guru
tersebut layak untuk menjadi panutan atau teladan apa tidak. Bagaimana
seorang guru dalam memahami, menghayati, serta mengamalkan sikap
kemampuan dan sikap profesionalnya akan selalu dilihat oleh masyarakat.
Soetjipto dan Kosasi (2004:43) menyatakan bahwa “Pola tingkah laku
guru yang berhubungan dengan itu akan dibicarakan sesuai dengan sarannya,
yakni sikap profesional keguruan terhadap: (1) Peraturan perundang-
undangan, (2) Organisasi Profesi, (3) Teman sejawat, (4) Anak didik, (5)
Tempat kerja, (6) Pemimpin, dan (7) Pekerjaan”.

2.2 Sasaran Sikap Profesional Guru


1. Sikap Terhadap Peraturan Perundang-undangan
Pada butir sembilan Kode Etik Guru Indonesia disebutkan bahwa;
“Guru melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam pendidikan”
(PGRI, 1993). Guru yang merupakan apratur negara dan abdi negara. Oleh
karena itu guru harus mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan, sehingga dapat melaksanakan ketentuan-
ketentuan yang merupakan kebijakan tersebut. Untuk menjaga agar guru
Indonesia tetap melaksanakan ketentuan-ketentuan tersebut dibuatlah
Kode Etik Guru Indonesia. Sembilan dasar dalam Kode Etik Guru
Indonesia menunjukkan bahwa guru Indonesia harus tunduk dan taat pada
pemerintah dalam menjalankan tugas pengabdiannya, sehingga guru

3
Indonesia tidak mendapat pengaruh negatif dari pihak luar , yang ingin
memaksakan idenya melalui dunia pendidikan.
2. Sikap Terhadap Organisasi Profesi
Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu
organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Dasar ini
menunjukkan kepada kita betapa pentingnya peranan organisasi profesi
sebagai wadah dan sarana pengabdian. Organisasi profesional harus
membina dan mengawasi para anggotanya. Setiap anggota harus
memberikan sebagian waktunya untuk kepentingan pembinaan profesinya.
Untuk meningkatkan mutu suatu profesi, khususnya profesi keguruan
dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan memalukan
penalaran, lokakarya, pendidikan lanjutan, pendidikan dalam jabatan, studi
perbandingan, dan berbagai kegiatan akademik lainnya. Peningkatan mutu
profesional keguruan dapat pula direncanakan dan dilakukan secara
perorangan atau berkelompok.
3. Sikap Terhadap Teman Sejawat
Dalam ayat 7 kode etik guru di sebutkan bahwa “Guru memelihara
hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial”.
Ini berarti bahwa: (1) Guru hendaknya menciptakan dan memelihara
hubungan sesama guru dalam lingkungan kerjanya, dan (2) Guru
hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan
kesetiakawanan sosial di dalam dan di luar lingkungan kerjanya.
Hubungan sesama anggota profesi dapat dilihat dari dua segi, yakni
hubungan formal dan hubungan kekeluargaan.
4. Sikap Terhadap Anak Didik
Dalam Kode Etik Guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa
“Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia
Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila”. Dasar ini mengandung
beberapa prinsip yang harus dipahami oleh seorang guru dalam
menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni: tujuan pendidikan nasional,
prinsip pembimbing, dan prinsip pembentukan manusia Indonesia
seutuhnya. Guru dalam mendidik seharusnya tidak hanya mengutamakan

4
pengetahuan atau perkembangan intelektual saja, tetapi juga harus
memperhatikan perkembangan seluruh pribadi peserta didik, baik jasmani,
rohani, sosial, maupun yang lainnya yang sesuai dengan hakikat
pendidikan.
5. Sikap Terhadap Tempat Kerja
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa suasana yang baik di
tempat kerja akan meningkatkan produktivitas. Untuk menciptakan
suasana kerja yang baik ini ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu: (a)
guru sendiri, (b) hubungan guru dengan orang tua siswa dan masyarakat
sekeliling. Penciptaan suasana kerja yang menantang harus dilengkapi
dengan terjalinnya hubungan yang baik dengan orang tua siswa dan
masyarakat sekitarnya. Keharusan guru membina hubungan dengan orang
tua siswa dan masyarakat sekitarnya ini merupakan isi dari butir ke lima
Kode Etik Guru Indonesia.
6. Sikap Terhadap Pemimpin
Sebagai salah seorang anggota organisasi, baik organisasi guru
maupun organisasi yang lebih besar (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan) guru akan selalu berada dalam bimbingan dan pengawasan
pihak atasan. Dari organisasi guru, ada strata kepemimpinan mulai dari
pengurus cabang, daerah, sampai ke pusat. Sudah jelas bahwa pemimpin
suatu unit atau organisasi akan mempunyai kebijaksanaan dan arahan
dalam memimpin organisasinya, di mana tiap anggota organisasi itu
dituntut berusaha untuk bekerja sama dalam melaksanakan tujuan
organisasi tersebut. Sikap seorang guru terhadap pemimpin harus positif,
dalam pengertian harus positif, dalam pengertian harus bekerja sama
dalam menyukseskan program yang sudah disepakati, baik di sekolah
maupun luar sekolah.
7. Sikap Terhadap Pekerjaan
Profesi guru berhubungan dengan anak didik, yang secara alami
mempunyai persamaan dan perbedaan. Tugas melayani orang yang
beragam sangat memerlukan kesabaran dan ketelatenan yang tinggi,
terutama bila berhubungan dengan peserta didik yang masih kecil. Agar

5
dapat memberikan layanan yang memuaskan masyarakat, guru harus
selalu dapat menyesuaikan kemampuan dan pengetahuannya dengan
keinginan dan permintaan masyarakat, dalam hal ini peserta didik dan para
orang tuanya. Keharusan meningkatkan dan mengembangkan mutu ini
merupakan butir yang keenam dalam Kode Etik Guru Indonesia yang
berbunyi “Guru secara pribadi dan bersama-sama, mengembangkan dan
meningkatkan mutu dan martabat profesinya”.

2.3 Pengembangan Sikap Profesional


Seperti telah diungkapkan, bahwa dalam rangka meningkatkan mutu,
baik mutu profesional, maupun mutu layanan, guru harus pula meningkatkan
profesionalnya. Pengembangan sikap profesional ini dapat dilakukan, baik
selagi dalam pendidikan prajabatan maupun setelah bertugas.
1. Pengembangan Sikap Selama Pendidikan Prajabatan
Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya
nanti. Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja,
tetapi harus dibina sejak calon guru memulai pendidikannya di lembaga
pendidikan guru.
2. Pengembangan Sikap Selama dalam Jabatan
Pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesai
mendapatkan pendidikan prajabatan. Peningkatan sikap profesional
keguruan dapat dilakukan dengan cara formal melalui kegiatan mengikuti
penataran, lokakarya, seminar, atau kegiatan ilmiah lainnya, ataupun
secara informal melalui media televisi, radio, koran, dan majalah maupun
publikasi lainnya.

2.4 Pengertian Kinerja Profesional Guru


Pada setiap individu yang diberikan tanggung jawab oleh seseorang
tentunya diharapkan agar memiliki kinerja yang memuaskan dan memberikan
kontribusi yang maksimal untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

6
a. Sulistyorini (dalam Etika Profesi Keguruan, 2009:20), menjelaskan
kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang
dalam melaksanakan tugas dan tangggung jawabnya serta kemampuan
untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan.
b. Wibowo (2010:7) mengemukakan bahwa kinerja adalah tentang
melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
c. Fatah (dalam Etika Profesi Keguruan, 2009:21) menegaskan bahwa
kinerja diartikan sebagai ungkapan kemajuan yang didasari oleh
pengetahuan, sikap, dan motivasi dalam menghasilkan suatu pekerjaan.
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas dapat ditarik simpulan
bahwa kinerja profesional guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh
guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik
dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.

2.5 Peningkatan Kinerja Profesional Guru


Pudjawan (Profesi Keguruan, 2013:44) menjelaskan cara dalam
meningkatkan kinerja profesional guru yaitu:
a. Akuntabilitas Publik
Otonomi pengelolaan sekolah dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat, pemerintah, dan stakeholder lainnya, seperti dana yang
diterima, kualitas SDM guru, dan sumber daya lainnya harus diimbangi
dengan meningkatnya tanggung jawab sosial terhadap institusi.
Otonomi dalam pengelolaan guru seharusnya lebih fleksibel.
Kompensasi yang diterima guru seharusnya tidak mengacu pada system
kompensasi PNS, tetapi didasarkan pada prestasi kerja dalam kurun waktu
guru mempertahankan kinerja prima.
b. Pengembangan Total Quality Management dalam Pendidikan
Implementasi Total Quality Management (TQM) di bidang
pendidikan secara fungsional dalam struktur organisasi lembaga
pendidikan terbagi menjadi tiga, yaitu:
1) Quality control, yang diperankan oleh guru sebagai lini depan
pelaksanaan proses pembelajaran.
2) Quality assurance, yang dijalankan oleh para pemimpin menengah.

7
3) Quality management, yang merupakan tanggung jawab pucuk
pimpinan.
c. Pengembangan Profesionalisme Guru
Ilmu pendidikan sebagai roh pengembangan profesi pendidikan
mengkaji dan memberikan pemahaman cara tugas dan fungsi, serta
perilaku pendidik yang profesional dalam menciptakan suasana layanan
pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan.
d. Kompetensi dan Keterampilan Profesional Guru
Kompetensi merupakan kemampuan personal yang diperlukan pada
suatu profesi tertentu yang berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
nilai. Secara profesional, kompetensi guru mengandung dua bidang kajian
pokok, yaitu kompetensi akademik dan kompetensi etika profesi atau
perilaku profesi.
Secara operasional, keterampilan perilaku profesi keguruan terwujud
dalam bentuk tindakan atau perilaku pendidik dalam berkomunikasi
dengan peserta didik, baik berupa kata-kata maupun dalam bentuk bahasa
tubuh. Menurut Widana (Profesi Keguruan, 2013:46) terdapat Sembilan
keterampilan perilaku profesional keguruandalam proses pembelajaran
yaitu:
1) Keterampilan bertanya
2) Keterampilan membimbing
3) Keterampilan menjelaskan
4) Keterampilan merangkum
5) Keterampilan memotivasi
6) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
7) Keterampilan mengelola kelas
8) Keterampilan memberi rangsangan (stimulus)
9) Keterampilan memberi penguatan

2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru


Keberadaan guru dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak
lepas dari pengaruh factor internal dan eksternal yang membawa dampak
pada perubahan kinerja guru. Beberapa factor yang mempengaruhi kinerja
guru yang dapat diungkap antara lain:
a. Kepribadian dan Dedikasi
Kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur
psikis dan fisik, artinya seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan
suatu gambaran dari kepribadian orang itu, dengan kata lain baik tidaknya

8
citra seseorang ditentukan oleh kepribadiannya. Kepribadian merupakan
suatu cerminan dari citra seorang guru dan akan memengaruhi interaksi
antara guru dan anak didik.
Kepribadian guru akan tercermin dalam sikap dan perbuatannya
dalam membina dan membimbing anak didik. Semakin baik kepribadian
guru, semakin baik dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai guru, ini berarti tercermin suatu dedikasi yang tinggi
dari guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendidik.
b. Pengembangan Profesi
Pengembangan profesi guru merupakan hal penting untuk
diperhatikan guna mengantisipasi perubahan dan beratnya tuntutan
terhadap profesi guru. Pengembangan profesionalisme guru menekankan
kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen
beserta strategi penerapannya. Pengembangan profesional guru harus
memenuhi standar pengembangan profesi guru yang dikemukakan oleh
Stiles dan Horsley (Etika Profesi Keguruan, 2009:27) yaitu Standar
pengembangan profesi A, standar pengembangan profesi B, standar
pengembangan profesi C, dan standar pengembangan profesi D.
c. Kemampuan Mengajar
Kemampuan mengajar guru sebenarnya merupakan pencerminan
penguasaan guru atas kompetensinya. Imron (Etika Profesi Keguruan,
2009:32) mengemukakan sepuluh kompetensi dasar yang harus dikuasai
oleh guru, yaitu:
1) Menguasai bahan
2) Menguasai landasan kependidikan\
3) Menyusun program pengajaran
4) Melaksanakan program pengajaran
5) Menilai proses dan hasil belajar
6) Menyelenggarakan proses bimbingan dan penyuluhan
7) Menyelenggarakan administrasi sekolah
8) Mengembangkan kepribadian
9) Berinteraksi dengan sejawat dan masyarakat
10) Menyelenggarakan penelitian sederhana untuk kepentingan mengajar
d. Komunikasi
Guru dalam proses pelaksanaan tugasnya perlu memperhatikan
hubungan dan komunikasi baik antara guru dengan kepala sekolah, guru
dengan guru, guru dengan siswa, dan guru dengan personalia lainnya di
sekolah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru akan berhasil jika

9
ada hubungan dan komunikasi yang baik dengan siswa sebagai komponen
yang diajar.
e. Hubungan dengan Masyarakat
Hubungan sekolah dengan masyarakat adalah suatu proses
komunikasi antara sekolah dengan masyarakat, untuk meningkatkan
pengertian masyarakat tentang kebutuhan serta kegiatan pendidikan serta
mendorong minat dan kerja sama dalam peningkatan dan pengembangan
sekolah. Soetjipto (Etika Profesi Keguruan, 2009:37) mengemukakan
prinsip yang dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan hubungan
sekolah dengan masyarakat yaitu prinsip otoritas, kesederhanaan,
sensivitas, kejujuran, dan ketepatan.
f. Kedisiplinan
Kedisiplinan seorang guru menjadi tuntutan yang sangat penting
untuk dimiliki dalam upaya menunjang dan meningkatkan kinerja, dan di
sisi lain akan memberikan teladan bagi siswa, bahwa disiplin sangat
penting bagi siapapun apabila ingin sukses.
Tiga model disiplin yang dapat dikembangkan menurut Imron (Etika
Profesi Keguruan, 2009:42), yaitu:
1) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian
Guru dikatakan mempunyai disiplin tinggi ketika mau menurut
saja terhadap perintah dan anjuran pejabat atau pembina tanpa banyak
menyumbangkan pikiran-pikirannya
2) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep permissive
Guru haruslah diberikan kebebasan seluas-luasnya di dalam kelas
dan sekolah. Aturan-aturan di sekolah dilonggarkan dan tidak perlu
mengikat guru.
3) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali
Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada guru untuk
berbuat, tetapi konsekuensi dari perbuatan itu haruslah dapat
dipertanggungjawabkan.
g. Kesejahteraan
Untuk memaksimalkan kinerja guru, langkah strategis yang dapat
dilakukan oleh pemerintah, yaitu memberikan kesejahteraan yang layak
sesuai dengan volume kerja guru, selain itu memberikan insentif
pendukung sebagai jaminan bagi pemenuhan kebutuhan hidup guru dan
keluarganya.
h. Iklim Kerja

10
Iklim kerja adalah hubungan timbal balik antara faktor-faktor
pribadi, sosial, dan budaya, yang memengaruhi sikap individu dan
kelompok dalam lingkungan sekolah, yang tercermin dari suasana
hubungan kerja sama yang harmonis dan kondusif antara kepala sekolah
dengan guru, guru dengan guru, guru dengan pegawai. Keseluruhan
komponen itu harus menciptakan hubungan dengan peserta didik sehingga
tujuan pendidikan dan pengajaran tercapai.

11
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Berdasarkan materi tersebut dapat ditarik simpulan sebagai berikut:
1. Sikap profesional guru adalah sikap seorang guru dalam menjalankan
pekerjaannya yang mencakup keahlian, kemahiran, dan kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan
pendidikan profesi guru.
2. Sasaran yang dituju sikap profesional guru yaitu sikap terhadap
peraturan perundang-undangan, sikap terhadap organisasi profesi, sikap
terhadap teman sejawat, sikap terhadap anak didik, sikap terhadap
tempat kerja, sikap terhadap pemimpin, dan sikap terhadap pekerjaan.
3. Pengembangan sikap profesional guru dapat dilakukan baik dalam
prajabatan maupun dalam masa bertugas.
4. Kinerja profesional guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh
guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan
baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
5. Peningkatan kinerja profesional guru dapat dilakukan dengan
akuntabilitas publik, pengembangan total quality management dalam
pendidikan, pengembangan profesionalisme guru, kompetensi dan
keterampilan profesional guru
6. Faktor yang mempengaruhi kinerja profesional guru diantaranya
akuntabilitas publik, pengembangan total quality management dalam
pendidikan, pengembangan profesionalisme guru, kompetensi dan
keterampilan profesional guru.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman, Pupuh dan Aa Suryana. 2012. Guru Profesional. Bandung: Refika


Aditama

Saondi, Ondi dan Aris Suherman. 2012. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Refika
Aditama

Soetjipto dan Raflis Kosasi. 2004. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta

You might also like