Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya
angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun ada yang mengkategorikan aborsi itu
pembunuhan. Ada yang melarang atas nama agama. Ada yang menyatakan bahwa jabang
bayi juga punya hak hidup sehingga harus dipertahankan, dan lain-lain.
Aborsi adalah salah satu isu klasik yang selalu menarik diperdebatkan. Usia
perdebatan mengenai aborsi sudah setua usia kehidupan manusia. Polarisasi dari
perbedaan pandangan ini adalah pembelaan secara ekstrem terhadap hak hidup
janin atau pembelaan terhadap kepentingan perempuan yang mengandung. Aborsi
karena kehamilan yang tak dikehendaki adalah isu yang kembali mengemuka.
BAB II
PANDANGAN KRISTEN TENTANG ABORSI
2.1 Definisi Aborsi
Aborsi berasal dari bahasa Latin yaitu abortus yang berarti
keguguran atau
pengguguran kandungan. Kata aborsi merupakan terjemahan
dari kata abortion
dalam baha inggris. Menurut ilmu medis aborsi diartikan
sebagai keluarnya hasil
konsepsi (pembuahan) sebelum usia kehamilan 20 minggu
(lima bulan) dengan
berat kuran
g dari 500 gram
Jadi, gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah terjadi keguguran
janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak
menginginkan bakal bayi yang dikandung itu). Secara umum, istilah aborsi diartikan
sebagai pengguguran kandungan, yaitu dikeluarkannya janin sebelum waktunya, baik itu
secara sengaja maupun tidak. Biasanya dilakukan saat janin masih berusia muda (sebelum
bulan ke empat masa kehamilan).
Secara umum, aborsi dapat dibagi dalam dua macam, yaitu pengguguran
spontan (spontanueous aborsi) dan pengguguran buatan atau sengaja (aborsi
provocatus), meskipun secara terminologi banyak macam aborsi yang bisa
dijelaskan. Krismaryanto, menguraikan berbagai macam aborsi, yang terdiri
dari:
1. Alasan Medis
Adakalanya kelainan yang dapat membahayakan jiwa si ibu jika ia hamil, misalnya
penyakit jantung. Meskipun sudah diperingatkan oleh dokter, adakalanya kehamilan terjadi
tanpa direncanakan. Jika hal itu terjadi dokter dihadapkan kepada pilihan menolong jiwa si
ibu dengan menggugurkan kandungan ataukah membiarkan janin tumbuh menjadi bayi, ibu
meninggal. Ny Nani soewando, SH., memperinci alasan-alasan medis sebagai berikut:
a. untuk menyelamatkan jiwa si ibu/wanita
b. untuk menjaga kesehatan ibu/wanita
c. untuk mencegah gangguan yang berat dan tetap terhadap kesehatan wanita
d. untuk mencegah bahaya terhadap kesehatan fisik atau mental wanita atau salah satu anak
dalam keluarga
e. untuk mencegah bahaya terhadap jiwa atau kesehatan wanita
f. untuk mencegah kelahiran dengan fisik atau mental yang berat
Pesari prostaglandin, ini merupakan metode aborsi dini yang lain yang masih
dalam pengawasan di beberapa tempat di Inggris. Meliputi dimasukkannya
prostaglandin ke vagina, yang merangsang kontraksi rahim dan membesarkan serviks
sehingga isi rahim keluar. Kadang-kadang prostaglandin menimbulkan kejang yang
hebat atau diare dan muntah. Semua teknik di atas ini tidak selalu berhasil. Jdi
beberapa perempuan pada akhirnya tetap saja harus menjalani prosedur D dan K.
Secara eksplisit, setidaknya ada beberapa pihak yang sangat penting untk
menurunkan perkembangan aborsi pada pemudi antara lain :
1. Orang tua
Orang tua seharusnya dapat memberikan pengawasan,
penjagaan, dan pendidikan yang tepat kaitannya dengan seks pada
anaknya yang beranjak dewasa.
2. Pemerintah
Pemeintah seharusna menggunakan otoritasnya untuk
mengekang peredaran tayangan-taangan porno di internet. Pemerintah
dapat memblokir sits-situs “berbahaya” dan membuat peraturan-
peraturan dengan hukuman yang tegas bagi para pelaku yang
mengedarkan tayangan-taangan porno secara illegal.
3. Lembaga pendidikan
Pendidikan seksual sampai saat ini masih menjadi sesuatu yang
sangat kontroversional. Namun tersedianya informasi dan pendidikan
kesehatan reproduksi dan seksualitas untuk para kaula muda dapat
membantu memberikan pengertian pada mereka tentang risiko
hubungan seksual yang tidak aman, serta tersedianya pengetahuan
tentang cara-cara untuk mencegah tejadinya kehamilan yang tidak
diinginkan
4. Kaula muda
Kaula muda sepantasnya dapat menempatkan dirinya sebagai
individu yang baik dan benar sesuai dengan tuntutan agama dan norma
yang berlaku di dalam masyarakat.
Selain solusi-solusi diatas, kita juga perlu memperhatikan penanganan yang tepat jika
ada pemudi yang sudah hamil di luar nikah namun belum aborsi. Hal yang dapat kita lakukan
adalah member pengertian padanya mengenai dampak-dampak negative dari aborsi,
disamping itu kita juga memotivasi dia untuk tidak melakukan aborsi. Salah satu hal yang
pemudi tersebut butuhkan adalah motivasi dari orang-orang yang ada di sekitarnya agar dia
mempertahankan kandungannya dan merawat anaknya dikemudian hari. Namun untuk
pemudi yang telah melakukan aborsi, kita juga tetap perlu menegur agar dia mengerti bahwa
yang dia lakukan itu adalah suatu kesalahan yang tidak boleh diulang kembali. Selain itu,
dukungan dan penerimaan dari keluaga dan masyarakat terhadap pemudi “korban” aborsi
dan kehamilan yang terjadi di luar nikah menjadi kunci utama bagi seorang pemudi untuk
bangkit dari keterpurukan dan siap kembali untuk melanjutkan hidupnya.
Apakah hukum aborsi menurut agama Kristen? Perjumpaan agama Kristen dan aborsi
memiliki sejarah panjang dan rumit. Karena itu, aborsi menurut agama Kristen bukanlah persoalan
sederhana. Pandangan aborsi menurut agama Kristen, terutama umat Kristen mengenai aborsi
diidentifikasikan di bawah satu nama, struktur, dan/atau doktrin) dapat dikelompokkan ke dalam pro-
life, sedangkan beberapa denominasi lain mengambil posisi pro-choice. Akan tetapi, dalam setiap
denominasi terdapat kelompok minoritas yang tidak setuju dengan pendirian denominasi mereka
Secara umum, aborsi menurut agama Kristen, pendukung pro-choice meyakini bahwa
kehidupan manusia harus dihargai sejak fertilisasi (pembuahan) atau implantasi (melekatnya embrio
pada dinding uterus) hingga kematiannya secara alami. Sementara pendukung pro-choice
berpendapat seorang perempuan memiliki kontrol penuh terhadap fertilitasnya dan berhak memilih,
Gereja Kristen protestan saat ini masih kesulitan untuk mengatasi masalah aborsi
yang masih tinggi. Diantaranya seperti sebuah kebijakan-kebijakan Negara, dimana
Negara tersebut masih memperbolehkan diadakannya aborsi.
Dalam perintah Allah yang ke-6 berbunyi “Jangan Membunuh”, gereja masih
bertanya-tanya, dalam situasi dan kondisiyang rumit, apakah perintah ini masih
berlaku? Dan kalau kita melihat konteksnya, maka perintah ini ditujukan untuk
manusia. Dan sekarang yang menjadi masalah utama adalah tentang status
fetus/janin itu sendiri;
Apakah fetus atau janin itu manusia atau bukan?
Syarat apakah yang harus dimiliki “sesuatu” supaya dapat dianggap
seorang manusia, jelasnya supaya memiliki hak hidup?
Jika kita menganggap bayi yang belum dilahirkan bukan manusia, tetapi
hanya benda, kapankah fetus itu dapat menikmati statusnya sebagai seorang
manusia atau pribadi?
Etika Kristen dalam melihat masalah aborsi harus dilandasi oleh sikap yang etis dan
kristiani, bukan sikap kebencian apalagi mengutuk dan juga dilandasi oleh sikap empati,
kasih, bukan hukuman atau penghakiman. Celakanya masalah aborsi telah terbungkus oleh
banyak label, mitos. Kita tidak tahu apa sebenarnya masalah yang esensial, sehingga kita
juga tidak tahu apa yang harus dilakukan.
Aborsi tidak sama dengan membunuh, dan dalam prakteknya aborsi telah menjadi
pertengkaran ideologi, yaitu antara ideologi konservatif fundamentalis dan liberalis.
Substansi permasalahan sudah tertutup dengan label atau cap-cap. Misalnya, pemberitaan-
pemberitaan di media massa menyudutkan bahwa yang melakukan aborsi sebagai
pembunuh berdarah dingin, atau membunuh secara sederhana.
Antara dua kutub yang anti dan pro tidak ada titik temu. Namun kedua belah pihak
pada dasarnya tidak setuju aborsi, tetapi ada kasus-kasus atau situasi yang dianggap
perkecualian. Memang ada perbedaan di antara dua kutub.
Seperti dosa lain meskipun ada faktor adiksi atau ikatan yang kuat, tetapi
semua dosa sudah dilepaskan oleh “Yesus”. Arti kata “Yesus” itu berarti Pelepas
dosa.
Mat 1:21 Maka ia* akan melahirkan seorang putra dan hendaklah engkau
menamakan Dia Yesus**, karena Dialah yang akan melepaskan umatNya dari
dosa-dosanya. (KJI)
* = perempuan
** = no strong 2424, berarti: saviour, deliverer (=Yosua).
Semua macam dosa sudah dilepaskan, termasuk juga dosa aborsi sudah
dibereskan (diampuni dan dimerdekakan) oleh Tuhan Yesus di atas salib
Etika Kristen dalam melihat masalah aborsi harus dilandasi oleh sikap yang etis dan
kristiani, bukan sikap kebencian apalagi mengutuk dan juga dilandasi oleh sikap empati,
kasih, bukan hukuman atau penghakiman. Celakanya masalah aborsi telah terbungkus oleh
banyak label, mitos. Kita tidak tahu apa sebenarnya masalah yang esensial, sehingga kita
juga tidak tahu apa yang harus dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Setiyorini, Akmalia dan Desi. 2007. Abosi Pad Siswa SMA. Fakultas Psikologi
Universitas Sultan Agung. Surabaya.
Wijayati, M. 2015. Aborsi Akibat Hamil Yang Tidak Diinginkan. Jurnal Studi
Keislaman Vol. 15 No.1