You are on page 1of 1

Perihal Menjadi Kating

Kalau dalam novel karya Rick Yancey “The Fifth Wave”, dunia ada dalam serangan
apokaliptik alien yang datang berangsur-angsur dalam 5 gelombang. Dalam konteks kampus,
sejak tanggal 17 April kemarin kita mulai mulai didatangi oleh bibit—bibit pembangkit negeri
dan dunia yaitu Mahasiswa Baru.
Gelombang pertama dari rombongan SNMPTN sudah melangkah memasuki dunia
kampus, kemudian gelombang kedua dari rombongan SBMPTN akan menyusul, begitu pula
gelombang-gelombang setelahnya. Lebih dari 8000 mahasiswa baru akan berkumpul di
lapangan Pancasila, membawa semangat yang menggelora. Penuh dengan antusias, impian dan
harapan. Melangkah ke dunia yang lebih luas dan buas, dengan bekal wawasan yang seadanya.
Membawa idealisme-idealisme dan capaian—capaian mereka yang menggugah.
Tak jarang, dalam rajinnya mahasiswa baru mengerjakan tugas—tugasnya (h-7 sebelum
deadline atau hadir 30 meenit lebih awal), terlontar frasa—frasa
“Ah, maklum masih maba..”
“... di awal doang kalian tuh kayak gitu, santai aja, ntar bakalan kebiasaan deadline kok”
“Ngapain diseriusin, Cuma 1 sks doang..”
Bak tetesan air yang dapat membelah batu, doktrinasi tak sengaja ini kemudian akan
perlahan memadamkan kobaran semangat mahasiswa baru. Menormalisasi kurangnya usaha
dan berbagai keterbatasan. Lebih—lebih mendorong kepribadian yang hanya haus prestasi
bukan haus ilmu.
“Dosen A nilainya enak nih.. pilih beliau aja.”
Sungguh, pada banyak kasus memang kesimpulan kita ada benarnya. Cukup konkrit,
bukan semata-mata munculnya, tetapi berdasarkan pengalaman. Namun, janganlah kemudian
apa yang sudah menjadi kesimpulan kita dan kepribadian kita menjadi katalis bahkan sebab
dari hilangnya semangat yang berkobar dan niat yang mulia dari mahasiswa baru. Berilah
semangat dan kesempatan untuk para mahasiswa baru untuk menarik kesimpulan mereka
sendiri.
Layaknya orang yang tumbuh di lingkungan yang keras, maka kemungkinan besar
kepribadian akan keras. Memang ada yang pergi dengan membawa kepribadian yang halus,
mungkin atas dalil ketikdasukaan atas lingkungan tersebut yang di manifestasikan dalam diri
dan keinginan untuk membawa perubahan. Tapi jauh lebih baik untuk kemudian meminimalisir
agar hal itu tidak terjadi, menjadi budaya ataupun mendarah daging.

Gengsky… mulai jadi kating yang baik yuk… kating yang membangun!

You might also like