Professional Documents
Culture Documents
Jtptunimus GDL Wahyudic2a 5235 2 Bab2 PDF
Jtptunimus GDL Wahyudic2a 5235 2 Bab2 PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Baja
Baja adalah besi karbon campuran logam yang dapat berisi konsentrasi
dari element campuran lainnya, ada ribuan campuran logam lainnya yang
sensitif kepada isi dari pada karbon, yang mana secara normal kurang dari
listrik, sampai kerangka gedung dan jembatan menggunakan baja. Besi baja
Dewasa ini, besi kasar diproduksi dengan menggunakan dapur bijih besi
(blast furnace) yang berisi kokas pada lapisan paling bawah, kemudian batu
kapur dan bijih besi. Kokas terbakar dan menghasilkan gas CO yang naik ke
atas sambil mereduksi oksida besi. Besi yang telah tereduksi melebur dan
8
Karbon (C), Mangan (Mn), silicon (Si), nikel (Ni), fosfor (P), belerang (S).
ditambahkan Al, Si, Mn. Proses ini disebut dioksidasi. Setelah dioksidasi, baja
cair dialirkan dalam mesin cetakan kontinu berupa slab atau dicor dalam
cetakan berupa ingot. Slab dan ingot itu diproses dengan penempaan panas,
lain-lain untuk dibentuk menjadi sebuah produk atau kerangka dasar dari sebuah
produk.
Baja merupakan paduan besi (Fe) dengan karbon (C), dimana kandungan
Baja banyak digunakan karena baja mempunyai sifat mekanis lebih baik
Mudah ditempa
Mudah diproses
9
Walaupun baja lebih sering digunakan, namun baja mempunyai
kelemahan yaitu ketahanan terhadap korosinya rendah. Baja dapat ( dua unsur
atau lebih digabung sehingga dihasilkan sifat lain). Hasil pemaduannya yaitu:
mekanik )
Baja karbon rendah mengandung karbon antara 0,10 s/d 0,30 %. Baja
karbon ini dalam perdagangan dibuat dalam plat baja, baja strip dan baja
batangan atau profil. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung dalam baja,
maka baja karbon rendah dapat digunakan atau dijadikan baja-baja sebagai
berikut:
10
3. Baja karbon rendah yang mengandung 0,15% - 0,30% C digunakan
baja konstruksi.
baja maka baja karbon ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti
dan setiap satu ton baja karbon tinggi mengandung karbon antara 70 – 130 kg.
Baja ini mempunyai tegangan tarik paling tinggi dan banyak digunakan untuk
material tools. Salah satu aplikasi dari baja ini adalah dalam pembuatan kawat
baja dan kabel baja. Berdasarkan jumlah karbon yang terkandung didalam
baja maka baja karbon ini banyak digunakan dalam pembuatan pegas, alat-alat
perkakas seperti: palu, gergaji atau pahat potong. Selain itu baja jenis ini
banyak digunakan untuk keperluan industri lain seperti pembuatan kikir, pisau
11
2.3.2 Berdasarkan Komposisi
unsur yang lainya yaitu Si ( dari batu tahan api), Mn, S dan P ( dari kokas
langsung atau tak langsung membentuk ferrit dan karbida. Bila baja hanya
lain yang akan mempengaruhi sifat-sifat baja misalnya sifat kekerasan, liat,
12
dapat dilakukan dengan satu unsur atau lebih, tergantung dari karakteristik
Unsur-unsur paduan untuk baja ini dibagi dalam dua golongan yaitu :
karbida yang lebih keras dari sementit (misalnya unsur Cr, W, Mo, dan
Baja paduan rendah adalah salah satu klasifikasi dari baja paduan
(alloy steel) yaitu : low alloy steel, medium alloy, dan high alloy steel.
Klasifikasi ini dibedakan menurut unsur paduannya. Baja paduan rendah (low
alloy steel) tergolong jenis baja karbon yang memiliki tambahan unsur paduan
2,07% - 2,5%.
Untuk kebanyakan baja paduan rendah (low alloy steel) fungsi utama
13
paduan digunakan untuk mengurangi efek degradasi karena lingkungan
Baja paduan rendah (low alloy steel) dapat diklasifikasikan lagi, yaitu :
2.4 Baja ST 40
kurang dari 0,3%. ST 40 ini menunjukkan bahwa baja ini dengan kekuatan
rendah dibandingkan dengan besi cor, dengan adanya perlit dan ferit karena
sebagai bahan baku welded fabrication ( kisi – kisi jendela atau pintu
dan jeruji)
keperluan pengelasan.
14
2.5 Pengaruh Unsur Paduan Pada Baja
tidak diinginkan pada baja karbon dan memperbaiki atau menambah sifat-sifat
lain yang dikehendaki. Pengaruh dari beberapa unsur paduan terhadap sifat
a. Karbon ( C )
(ductility) dan sifat mampu las (weldability) akan menurun dengan naiknya
kandungan karbon.
b. Mangan (Mn)
proses pembuatan baja. Kandungan mangan kurang lebih 0,6 % masih belum
austenit karena itu suhu kritisnya dibawah suhu kamar akibatnya baja tidak
dapat diperkeras. Unsur ini dapat berfungsi sebagai deoksidasi dari baja dan
dapat mengikat sulfur dengan membentuk senyawa MnS yang titik cairnya
lebih tinggi dari titik cair baja. Dengan demikian akan dapat mencegah
15
pembentukkan Fe, S, yang titik cairnya lebih rendah dari titik cair baja.
c. Silikon (Si)
hardenability dalam jumlah sedikit, tetapi dalam jumlah yang banyak akan
d. Chromium (Cr)
permukaan logam.
e. Nikel (Ni)
16
f. Vanadium (V)
Pada saat proses temper, karbida vanadium berpresipitat di batas butir ferit.
Hal ini akan menaikan harga kekerasan. Biasanya terjadi pada temperatur
g. Molybdenum (Mo)
Unsur ini dapat menguatkan fasa ferit dan menaikkan kekuatan baja
h. Tungsten (W)
17
i. Sulfur (S)
Sulfur dapat membuat baja menjadi getas pada temperatur tinggi, oleh
karena itu dapat merugikan baja yang digunakan pada suhu tinggi. Umumnya
j. Phospor (P)
logam dalam keadaan padat untuk mengubah sifat-sifat fisik logam tersebut.
lebih lanjut. Melalui perlakuan panas yang tepat, tegangan dalam dapat
atau dapat dihasilkan suatu permukaan yang keras disekeliling inti yang ulet.
3. Melunakkan Baja.
18
4. Menormalkan keadaan baja biasa dari akibat pengaruh-pengaruh
tersebut diatas
berupa air, air garam, maupun oli. Contoh : surface hardening dan
quenching.
permukaan luar dari suatu material baja atau besi kadar karbon rendah
agar menjadi keras pada lapisan luar atau memiliki kadar karbon tinggi
hypereutectoid, zona yang terdiri dari perlit dan jaringan sementit yang
19
putih, diikuti zona euktektoid, hanya terdiri dari perlit dan terakhir
adalah zona hypeutektoid, yang terdiri dari perlit dan ferrit, dimana
waktu pendinginan.
20
Diagram diatas menggambarkan tahapan – tahapan transformasi untuk
untuk teknik penguatan dan perlakuan panas. Pada baja semua proses dasar
Maka sifat dan kenyataan yang diperoleh pada hasil transformasi memperluas
efektif hanya pada paduan tertentu, karena itu hanya tergantung dari satu
unsur elemen yang larut dengan yang lain, di dalam keadaan padat dengan
jenis fasa yang terjadi didalam baja, serta untuk mengetahui faktor-faktor apa
21
Gambar 2.2 Diagram Kesetimbangan Fe-C 10
Dari diagram fasa yang dituntujukkan pada gambar 2.2 terlihat bahwa
suhu sekitar 723°C merupakan suhu transformasi austenit menjadi fasa perlit
(yang merupakan gabungan fasa ferit dan sementit). Transformasi fasa ini
dikenal sebagai reaksi eutectoid dan merupakan dasar proses perlakuan panas
dari baja. Sedangkan daerah fasa yang prosentase larutan karbon hingga 2 %
yang terjadi di temperatur 1.147°C merupakan daerah besi gamma (γ) atau
disebut austenit. Pada kondisi ini biasanya austenit bersifat stabil, lunak, ulet,
mudah dibentuk, tidak ferro magnetis dan memiliki struktur kristal Face
22
Besi murni pada suhu dibawah 910°C mempunyai struktur kristal
Body Centered Cubic (BCC). Besi BCC dapat melarutkan karbon dalam
jumlah sangat rendah, yaitu sekitar 0,02 % maksimum pada suhu 723°C.
Larutan pada intensitas dari karbon didalam besi ini disebut juga besi alpha
(α) atau fasa ferit. Pada suhu diantara 910°C sampai 1.390°C, atom-atom besi
menyusun diri menjadi bentuk kristal Face Centred Cubic (FCC) yang juga
disebut besi gamma (γ) atau fasa austenit. Besi gamma ini dapat melarutkan
karbon dalam jumlah besar yaitu sekitar 2,06 % maksimum pada suhu sekitar
struktur BCC dari 910°C menjadi 723°C pada kadar karbon sekitar 0,8 %.
Diantara temperatur 1.390°C dan suhu cair 1.534°C, besi gamma berubah
yaitu, perubahan fasa ferit atau besi alpha (α), austenit atau besi gamma (γ),
sementit atau karbida besi, perlit dan sementit akan diuraikan dibawah ini :
ferit menjadi lunak dan ulet karena ferit memiliki struktur BCC, maka ruang
antara atom-atomnya adalah kecil dan padat sehingga atom karbon yang dapat
23
2. Austenit atau besi gamma (γ)
memiliki jarak atom lebih besar dibandingkan dengan ferit. Meski demikian
struktur sehingga tidak semua rongga dapat terisi, dengan kata lain daya
Adalah paduan Besi karbon, dimana pada kondisi ini karbon melebihi
batas larutan sehingga membentuk fasa kedua atau karbida besi yang memiliki
komposisi Fe3C. Hal ini tidak berarti bila karbida besi membentuk molekul
Fe3C, akan tetapi kisi kristal yang membentuk atom besi dan karbon
4. Perlit
Merupakan campuran khusus yang terjadi atas dua fasa yang terbentuk
karbida. Ini dikarenakan ferit dan karbida terbentuk secara bersamaan dan
perlahan-lahan maka atom karbon dapat berdifusi lebih lama dan dapat
menempuh jarak lebih jauh, sehingga di peroleh bentuk perlit besar. Dan
24
apabila laju pendinginan lebih di percepat lagi maka difusi akan terbatas pada
jarak yang dekat sehingga akhirnya menghasilkan lapisan tipis lebih banyak.
5. Martensit
Adalah suatu fasa yang terjadi karena pendinginan yang sangat cepat
sekali,dan terjadi pada suhu dibawah eutektoid tetapi masih diatas suhu
kamar. Karena struktur austenit FCC tidak stabil maka akan berubah menjadi
struktur BCT secara serentak. Pada reaksi ini tidak terjadi difusi tetapi terjadi
langsung dengan sangat cepat dimana semua atom yang tinggal tetap berada
pada larutan padat karena terperangkap dalam kisi sehingga sukar menjadi
slip, maka martensit akan menjadi kuat dan keras tetapi sifat getas dan rapuh
atom karbon seluruhnya terperangkap dalam larutan super jenuh. Keadaan ini
BCT. Tingkat distorsi yang terjadi sangat tergantung pada kadar karbon.
Karena itu martensit merupakan fasa yang sangat keras namun getas.
25
pendinginan. Tujuannya adalah mengubah struktur mikro sehingga bahan
terdapat cukup karbon. Pada suhu yang lebih tinggi ferrit menjadi austenit
karena atom karbon difusi ke dalam ferrit tersebut. Untuk pengerasan baja,
atau bahan pendingin lainnya sehingga atom-atom karbon yang telah larut
dalam austenit tidak sempat membentuk sementit dan ferrit akibatnya austenit
Pada baja setelah terjadi austenit dan ferrit kadar karbonya akan
menjadi makin tinggi sesuai dengan penurunan suhu dan akan membentuk
memerlukan waktu yang cukup. Laju difusi pada saat pemanasan ditentukan
oleh unsure-unsur paduanya dan pada saat pendinginan cepat austenit yang
Fase kristal dan besarnya butir yang terjadi akan membentuk sifat
baja. Apabila ferrit dan sementit didalam perlit berbutir besar, maka baja
menjadi semakin keras apabila memiliki perlit berbutir halus yang diperoleh
titanium dan zirkonim akan cenderung memiliki kristal berbutir halus. Untuk
26
memahami macam-macam fase dan struktur kristal yang terjadi pada saat
Fasa austenit stabil berada di atas suhu 7700C. Pada suhu yang lebih
rendah akan terbentuk martensit dan mulai suhu tersebut martensit sudah tidak
terbentuknya ferrit dan sementit. Jadi campuran antara ferrit dan sementit
adalah bainit seperti pada perlit. Perbedaan antara bainit dengan perlit adalah
Diagram TTT dipengaruhi oleh kadar karbon dalam baja, makin besar
TTT untuk baja karbon dengan C kurang dari 0,8% (hipoeutectoid) ditunjukan
dalam gambar 2.3 , sedangkan diagram TTT untuk baja C sama dengan 0,8%
27
Gambar 2.3 Diagram TTT untuk baja Hipoeutectoid (C < 0,8%) 1
austenit ke perlit tidak akan terjadi. Posisi hidung dari diagram TTT dapat
28
bergeser menurut kadar karbon. Posisi hidung bergeser makin kekanan yang
berarti baja karbon itu makin mudah untuk membentuk bainit/martensit atau
gambar 2.5.
29
Pada contoh gambar diagram diatas menjelaskan bahwa bila kecepatan
pendinginan naik berarti bahwa waktu pendinginan dari suhu austenit turun,
martensit dan akhirnya pada kecepatan yang tinggi sekali struktur yang terjadi
adalah martensit.
30
garis pendinginan lebih cepat daripada kurva 7 yang merupakan laju
pendinginan kritis (critical cooling rate) yang nantinya akan tetap terbentuk
fase austenite (unstable). Sedangkan pada kurva 6 lebih cepat daripada kurva
Karena pada pengujian impact beban yang bekerja adalah beban geser
dalam satu arah, maka tegangan dalam akan mengurangi kekuatan impact.
karena pada pengujian tarik beban yang bekerja adalah secara aksial yang
2.6.3 Hardening
benda kerja menuju suhu pengerasan didaerah atau di atas daerah kritis dan
31
Akibat penyejukan dingin dari daerah suhu pengerasan ini dicapailah suatu
keadaan paksa bagi struktur baja yang membentuk kekerasan. Oleh karena itu
maka proses pengerasan ini di sebut juga pengerasan kejut atau pencelupan
yang penting. Panas merambat dari luar ke dalam dengan kecepatan tertentu
bila pemanasan terlalu cepat, bagian luar akan jauh lebih panas dari bagian
dalam oleh karena itu kekerasan di bagian dalam benda akan lebih rendah dari
pada di bagian luar,dan ada nilai batas tertentu. Namun air garam atau air akan
ketebalan tertentu.
2.6.4 Quenching
Media quenching dapat berupa oli, air, air garam, dan lain-lain sesuai dengan
kekerasan tertinggi.
32
Jika suatu benda kerja diquench ke dalam medium quenching, lapisan
cairan disekeliling benda kerja akan segera terpanasi sehingga mencapai titik
Pada tahap ini benda kerja akan segera dikelilingi oleh lapisan uap
Pendinginan dalam hal ini terjadi efek radiasi melalui lapisan uap
33
Kecepatan menghilangkan lapisan uap makin besar jika viskositas cairan
makin rendah. Jika benda kerja didinginkan lebih lanjut, panas yang
besar.
bersentuhan dengan seluruh permukaan benda kerja. Pada tahap ini pula
menjadi rendah pada saat temperature benda kerja turun. Untuk mencapai
struktur martensit yang keras dari baja karbon dan baja paduan, harus
34
2.6.5 Pendinginan dan Media Pendingin
yang terbentuk juga akan semakin banyak. Karena martensite terbentuk dari
fase Austenite yang didinginkan secara cepat. Hal ini disebabkan karena atom
karbon tidak sempat berdifusi keluar dan terjebak dalam struktur kristal dan
1. Air
pendinginan air, maka kedalam air tersebut dilarutkan garam dapur dari 5
sampai 10 %.
2. Minyak / Oli
35
3. Udara
4. Garam
difusi karbon dan unsur paduannya. Pedoman untuk menentukan holding time
Baja Konstruksi dari Baja Karbon dan Baja Paduan Rendah Yang
benda kerja.
36
Low Alloy Tool Steel Memerlukan holding time yang tepat, agar
jam.
logam yang sangat penting karena banyak sifat-sifat lain yang berhubungan
bahan yaitu:
1. Cara Goresan
lebih keras kepada bahan yang lebih lunak. Mohs telah membuat skala yang
dari bahan yang terkeras, yaitu intan dengan skala 10 sampai bahan yang
37
terlunakkan yaitu Talk dengan angka 1. Logam-logam yang keras pada
2. Cara Dinamik
Cara ini adalah dengan cara menjatuhkan bola baja pada permukaan
3. Cara Penekanan
indentor yang ditekan pada benda uji dengan beban besar tertentu.
Apabila penekanan oleh indentor diterusken, deformasi pada benda uji akan
yang diartikan sebagai kekerasan dari material, beban yang diberikan dalam
uji kekerasan adalah konstan. Oleh karena itu nilai kekerasan dari benda uji
akan tergantung pada luas permukaan bekas benda uji yang mengalami
penekanan. Makin luas bekas penekanan tersebut, maka makin rendah sifat
kekerasan dari benda uji atau benda uji tersebut bersifat lunak.
Metode Rockwell
kekerasan didapat dari perbedaan kedalaman dari beban mayor dan minor.
38
landasan untuk beban mayor. Sedangkan beban mayor adalah beban yang
bekas penekanan.
Metode ini sangat cepat dan cocok untuk pengujian massal. Karena
hasilnya dapat secara langsung dibaca pada jarum penunjuk, maka metode
masuknya penekan benda uji, makin keras benda yang akan diuji makin
39
masuknya penekan tersebut berarti benda uji makin lunak. Cara Rockwell
dari pengotor.
dari penekanan tidak boleh kurang dari 2,5 kali garis tengah
40
penekanan dari tiap sisi benda uji tersebut dan dari segala
41
Kelebihan :
diperkeras
kerusakan.
Kekurangan :
Dengan bekas tekanan yang kecil maka kekerasan rata-rata tidak dapat
logam, karena pengaruh sifat dari fasa-fasa yang terbentuk. Sifat mekanis
logam seperti : kekerasan dan kekuatan tarik tidak dapat ditentukan dari sifat
masing-masing fasa. Karena fasa tersebut saling berinteraksi satu sama lain,
maka fasa yang lebih kuat akan menghambat slip dan mengalami pergeseran
42
dalam matriks yang lebih lemah. Hal ini dipengaruhi oleh efek kuantitas fasa,
Struktur ferit dan perlit dalam baja karbon seperti yang ditunjukkan
sifat keras dan kurang ulet. Perbedaan sifat mekanis tersebut dikarenakan
kadar karbon dalam fasa ferit lebih rendah jika dibandingkan kadar karbon
dalam fasa perlit. Dalam baja karbon kedua struktur ferit dan pelit biasanya
terjadi bersama-sama, dalam hal ini sifat mekanis baja karbon akan ditentukan
sangat tinggi ini menyebabkan struktur martensit ini menjadi kurang ulet dan
bahkan cenderung bersifat getas. Kekerasan dan kekuatan yang tinggi dari
logam juga dipengaruhi oleh struktur mikronya, seperti : ukuran butir, bentuk
43
2.9 Batas Butiran
Baja dengan butiran yang kasar memiliki sifat kurang tangguh dan
kecenderungan untuk distorsi, namun baja jenis ini lebih mudah untuk
permesinan dan memiliki kemampuan pengerasan yang lebih baik. Baja yang
berbutir halus disamping lebih halus juga lebih ulet dan kurang peka terhadap
distorsi atau retak sewaktu perlakuan panas. Besar butir dapat dikendalikan
melalui komposisi pada waktu proses pembuatan akan tetapi setelah baja jadi,
terjadi perubahan fasa maupun perubahan pada ukuran butiran. Diatas garis
baru tersebut terbentuk karena transformasi fasa membentuk fasa baru yaitu
fasa austenit. Pada saat garis A3 proses rekristalisasi berhenti, hasil akhirnya
adalah fasa austenit dan fasa ferit dengan ukuran butiran yang minimum, lihat
gambar 2.15. Jika pemanasan diteruskan diatas garis A3 maka akan terjadi
44
Gambar 2.9 Skema perubahan struktur mikro
45