You are on page 1of 7

BAB 32

SAMPLING
Bab ini memberikan petunjuk menentukan luasnya pengujian (extent of
testing) dalam menanggapi salah saji material yang dinilai. ISAs yang digunakan
sebagai acuan dalam pembahasan di bab ini adalah ISA 330,500 dan 530.
A. Selayang Pandang
Bukti audit yang cukup dan tepat dapat diperoleh dengan memilih dan
memeriksa dengan cara sebagai berikut :
Semua item – Memilih dan memeriksa semua item atau seluruh
population tepat dalam hal :
1. Popolasi terdiri atas sedikit item yang masing-masingnya bernilai tinggi
(small number of large-value items).
2. Ada risiko signifikan dan cara-cara lain tidak memberikan bukti audit yang
cukup dan tepat.
3. CAATs (computer assisted audit techniques atau tekhnik audit berbantuan
computer) dapat diterapkan dalam populasi yang besar secara elektronis.
Items yang spesifik – Memilih dan memeriksa items yang spesifik,
merupakan cara yang tepat dalam hal :
1. Items yang spesifik itu bernilai tinggi atau merupakan item utama (key
items) yang secara individu bisa berdampak salah saji yang material.
2. Semua items diatas nilai tertentu yang ditetapkan secara khusus.
3. Semua items yang tidak biasa atau sensitive (unusual or sensitive items)
termasuk disclosures mengenai hal-hal yang tidak biasa atau sensitive.
4. Semua items yang sangat rentan terhadap salah saji.
5. Semua items yang dapat memberikan informasi tentang hal-hal seperti
nature atau sifat khas entitas, nature dari suatu transaksi, dan pengendalian
internal.
6. Semua items untuk menguji berfungsinya kegiatan pengendalian (control
acticvities) tertentu.
Items yang mewakili populasi – Merupakan cara yang tepat untuk
menyimpulkan seluruh set of data (atau population) dengan memilih dan

1
memeriksa items yang mewakili (respresentative sample of items). Sampling
memungkinkan auditor memperoleh dan mengevaluasi bukti audit mengenai
cirri-ciri tertentu. Penentuan berapa banyaknya sampel (sample size) dapat
dilakukan dengan metode statistic atau nonstatistik.
 Teknik Sampling
Sampling tidak wajib dijadikan pilihan untuk suatu prosedur audit.
Namun, jika sampling digunakan, semua sampling units didalam
populasinya harus mempunyai kesempatan untuk dipilih. Syarat ini
diperlukan agaragar auditor dapat menarik kesimpulan yang layak
mengenai populasi.
Ada dua jenis sampling yang lazim digunakan dalam auditing,
yakni statistical sampling dan Non-statistical sampling. Non-statistical
sampling juga dinamakan judgemental sampling atau judgement sampling.
Dalam statistical sampling, atribut dari sampel (sample attribute)
adalah sebagai berikut :
1. Sampel dipilih secara acak (random).
2. Hasilnya dapat diproyeksikan secara matematis (mathematically
projected).
Pendekatan (sampling approach) yang tidak menggunakan cirri atau
atribut yang disebut diatas adalah Non-statistical sampling.
 Prosedur Substantif
Performance materiality ditentukan dalam hubungannya dengan
overall materiality. Tolerable misstatement level (tingkat salah saji yang
dapat diterima) ditetapkan dalam hubungannya dengan Performance
materiality. Makin tinggi Tolerable misstatement level, maka semakin
sedikit sample size. Dan sebaliknya.
 Uji Pengendalian
Untuk uji pengendalian (test of controls), tingkat penyimpangan
yang dapat diterima (tolerable rate of deviation) lazimnya ditetapkan
sangat rendah, yang berarti tidak membolehkan adanya penyimpangan atau
dibatasi pada satu penyimpangan saja.

2
 Penggunaan Sampling
Berikut terjemahan dari beberapa alenia dari ISA 530 yang relevan
dengan pembahasan mengenai penggunaan prosedur sampling.
ISA530.6
Ketika merancang sample audit (audit sample), auditor wajib
mempertimbangkan prosedur audit dan karakteristik populasi dari mana
sample akan diambil.
 Memahami Sampling
Pada waktu teknik sampling dipertimbangkan, auditor perlu
memperhatikan dan mendokumentasikan hal-hal yang disajikan. Yakni
sebagai berikut :
1. Tujuan pengujian.
2. Sumber utama bukti.
3. Pengalaman yang lalu.
4. Populasi yang tepat.
5. Sampling unit yang digunakan.
6. Statistical atau Non-statistical sampling.
7. Definisi penyimpangan.
8. Keluarkan item bernilai tinggi.
9. Gunakan CAAT.
10. Apakah stratifikasi mungkin dilakukan ?
11. Tingkat presepsi apa yang diinginkan.
12. Convidence level yang diinginkan.
B. Luasnya Prosedur Substantif
Makin besar risiko salah saji material, makin luas prosedur substantive
yang diperukan . lusnya prosedur substantive dapat dikurangi dengan menguji
berfungsinya pengendalian internal. Namun, jika hasil uji pengendalian tidak
memuaskan, luasnya prosdur substantive mungkin harus ditambah.
 Menentukan Sample Size dengan MUS
Dengan metode MUS (monetary-unit sampling), probabilitas
terpilihnya suatu item adalah proporsional dengan nilai moneter item itu.

3
 Pemilihan Confidence Factor
Dalam merancang uji substantive, auditor dapat memanfaatkan toga
tingkat penurunan risiko, yakni :
1. Tinggi.
2. Moderat.
3. Rendah.
Perbedaan ketiga tingkat penurunan risiko dapat didasarkan atas
confidence factor yang digunakan dalam memilih sampel. Makin tinggi
confidence factor, makin banyak sampel yang diambil dan makin tinggi
tingkat pengurangan risiko (level of risk reduction) yang diperoleh.
 Memilih sampel
Langkah-langkah dalam memilih sampel, yaitu :
1. Keluarkan item bernilai tinggi (high-value items) dari populasi.
2. Hitung sampling interval.
3. Pilih titik awal secara acak (random starting point).
 Sampling Interval
Yaitu “jarak” atau interval antara suatu sampel berikutnya.
Sampling interval dihitung dengan rumus berikut :

Sampling interval = performance Materiality (Tolerable Misstatement) : Confidence Factor

 Sample size
Adalah banyaknya sample dalam suatu populasi. Sample size
dihitung dengan rumus berikut :

Sample Size = population to be tested : sampling interval

 Memproyeksikan Salah Saji


Langkah-langkah dalam memproyeksikan salah saji dalam populasi
berdasarkan salah saji yang ditemukan dalam sampel.
1. Hitunglah presentase salah saji dalam setiap item.
2. Jumlahkan semua salah saji, dan hitung dampak netonya.
3. Hitung presentase rata-rata salah saji.

4
4. Kalikan presentase rata-rata salah saji dengan nilai moneter seluruh
populasi.
C. Luasnya Prosedur Analitikal
Prosedur analitikal substantive (substantive analytical procedures) bisa
merupakan pengujian utama dalam uji saldo akun, atau bisa juga
dikombinasikan dengan uji rincian lainnya.
Dalam merancang prosedur analitikal substantive, auditor :
1. Menetapkan selisih antara angka yang dicatat dan angka ekspektasi, yang
tidak memerlukan penyelidikan lanjut.
2. Meperhitungkan kemungkinan bahwa gabungan salah saji dalam saldo
akun, transaksi atau disclosure tertentu bisa mencapai angka agregat salah
saji yang tidak dapat diterima.
3. Meningkatkan tingkat pengurangan risiko yang diinginkan ketika risiko
salah saji material meningkat.
 Uji Pengendalian
Prosedur uji pengendalian terdiri atas jenis prosedur yang berikut :
1. Bertanya pada pegawai yang tepat.
2. Inspeksi atas dokumentasi yang relevan.
3. Pengamatan atas operasi entitas.
4. Pengulangan aplikasi pengendalian.
 Pengendalian Pervasive (Tingkat Entitas)
Pengujian pengendalian pervasive pada tingkat entitas cenderung
lebih subjectif, seperti menguji komitmen terhadap kompetensi atau
memahami kebijakan entitas mengenai perilaku yang dapat
diterima.pengendalian pervasive pada tingkat entitas secara kolektif
memberikan landasan yang tepat bagi semua komponen pengendalian
internal.
 Attribute Sampling
Uji pengendalian memberikan bukti bahwa pengendalian berfungsi
secara efektif selama periode yang diuji yang ditetapkan, seperti satu tahun
(dalam tahun berjalan). Karena pengendalian atas transaksi berfungsi atau

5
tidak berfungsi, auditor perlu menguji hal ini.
 Mengandalkan pengendalian Internal Tidak Langsung
Pertimbangkan perlunya memperoleh bukti audit yang mendukung
berfungsinya pengendalian internal tidak langsung (Indirect Internal
Controls) yang signifikan. Pengendalian internal tidak langsung adalah
pengendalian atas mana pengendalian lain bergantung.
 Menentukan Sampel Size
Rumus untuk menentukan sample size yaitu :
Sample size = confidence Factor : Tolerable Deviation Rate

 Memilih Sampel
Langkah-langkah untuk memilih sampel adalah sebagai berikut :
1. Tentukan tujuan dari prosedur pengujian dan bukti yang akan
mendasari atribut pengendalian yang akan diuji.
2. Pilih populasi yang tepat untukmencapai tujuan pengujian.
3. Tentukan sampel size terkecil untuk tingkat penurunan risiko yang
diperlukan.
4. Gunakan random nember generator atau cara lain untuk memilih
sampel yang akan diuji.
 Prosedur pengendalian tidak beroprasi harian
Untuk memilih sampel-sampel dimana pengendalian tidak beroprasi
secara harian, petunjuk berikut dapat membantu. Sample sizes yang
sebenarnya senantiasa harus senantiasa harus didasarkan pada kearifan
professional.

OPERASI MINIMUM SAMPEL YANG PRESENTASE CAKUPAN


PENGENDALIAN DISARANKAN PENGUJIAN
Mingguan 10 19%
Bulanan 2–4 25%
Kuartalan 2 50%

Tahunan 1 100%

6
D. Mengevaluasi Penyipangan
Langkah-langkah dalam mengevaluasi penyimpangan (deviation)
adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi adanya penyimpangan (deviation).
2. Pertimbangkan dengan seksama sifat dan sebab dari setiap penyimpangan.
3. Perhatikan kemungkinan sampling risk.
Hasil dari sampling dapat dievaluasi dengan membandingkan tingkat
penyimpanan yang maksimum dapat diterima dengan batas penyimpangan
tertinggi. Batas penyimpangan tertinggi dapat didekati dengan rumus yang
berikut :

Upper Deviation Limit = Adjusted Confidence Factor : Sample Size

You might also like