You are on page 1of 7

1.

Carilah suatu jenis minyak atsiri yang anda kenali di sekitar anda dan jelaskan
kegunaannya *
Jawaban :
Jenis Minyak Atsiri dan kegunannya
a. Minyak Nilam
Minyak nilam digunakan sebagai fiksasif atau pengikat bahan-bahan pewangi lain
dalam komposisi parfum dan kosmetik. Selain digunakan dalam bentuk minyak, daun
nilam juga berguna untuk bahan pelembab kulit, menghilangkan bau badan, pengawet
mayat dan obat gatal-gatal pada kulit.
b. Lavender
Minyak atsiri dari bunga lavender dapat membantu mengatasi alergi. Kandungan
terapeutiknya yang berupa antidepresan membantu mengatasi pusing, menurunkan
depresi dan juga trauma. Untuk pemakaian topikal, minyak ini juga baik untuk
mengobati luka luar dan luka bakar.
c. Lemon
Pada lemon, minyak atsiri dihasilkan dari bagian kulitnya. Untuk pemakaian inhalasi,
minyak atsiri lemon ini bermanfaat untuk menguatkan sistem imun serta mengurangi
mual. Bagi yang memiliki kulit berminyak dan berjerawat, minyak atsiri baik
digunakan dengan pemakaian topikal.
d. Cinnamon Bark
Minyak atsiri yang diambil dari bagian kulit pohon kayu manis ini berkhasiat untuk
menaikkan tekanan darah. Dengan takaran tertentu, minyak atsiri ini juga bermanfaat
untuk mengurangi kembung dengan pemakaian topikal.
e. Cajeput
Minyak atsiri dari cajeput atau lebih dikenal dengan tanaman kayu putih berkhasiat
untuk mengurangi kantuk serta meningkatkan konsentrasi. Minyak ini juga sangat baik
untuk mengatasi masalah pernafasan, mengeluarkan mucus dan sebagai antimicrobal
agent.
f. Turmeric/Kunyit
Bagi yang memiliki masalah tulang, pemakaian topikal minyak atsiri dari tanaman
kunyit berkhasiat untuk penyakit arthritis dan reumatik. Sementara untuk pemakaian
inhalasi, aroma minyak atsiri kunyit dapat memberikan efek menenangkan dan
menghangatkan.
g. Cananga/Kenanga
Minyak atsiri yang dihasilkan dari bunga kenanga ini ampuh sebagai antidepresan pada
pemakaian inhalasi. Sementara untuk pemakaian topical, minyak ini barmafaat untuk
perawatan rambut serta kulit berminyak.
h. Peppermint
Bagi yang memiliki gangguan pada pencernaan, minyak atsiri dari daun peppermint
bisa menjadi pilihan. Selain itu, minyak ini juga baik untuk mengobati demam, sinus,
serta nyeri otot dan saraf. Namun, pada pemakaian topikal, minyak atsiri ini tidak
disarankan untuk anak-anak di bawah 5 tahun.
i. Black Pepper
Untuk pemakaian inhalasi, minyak atsiri dari black pepper dapat membantu usaha
berhenti merokok. Sementara penggunaan topikal, minyak ini bermanfaat mengurangi
rasa mual dan muntah serta memberi rasa hangat dan meningkatkan peredaran darah.
j. Fennel
Bagi yang ingin menurunkan berat badan, minyak atsiri dari biji Fennel bisa menjadi
pilihan karena bisa membantu mengurangi nafsu makan. Selain itu, minyak atsiri juga
ampuh melawan jamur pada kulit dengan pemakaian topikal.
k. Ginger/Jahe
Pada pemakaian topikal, minyak atsiri dari akar jahe dapat membantu mengatasi diare,
menghangatkan, membantu sistem imun serta mengurangi radang sendi dan arthritis.
l. Sereh
Minyak atsiri dari daun sereh bermanfaat mengurangi nyeri dan radang pada kulit.
Namun, perlu diperhatikan pemakaian minyak ini juga memiliki efek kontradiksi
dengan obat diabetes. Selain itu, minyak sereh juga tidak dianjurkan untuk anak di
bawah 2 tahun. m) Patchouli Minyak atsiri dari daun patchouli ini aman dipakai untuk
semua umur. Untuk pemakaian topikal, minyak ini bermanfaat untuk mengatasi
masalah kulit seperti radang, bekas luka, eczema dan pada skincare baik untuk kulit
kering.
2. Jelaskan tentang metode-metode pengambilan minyak atsiri dan sejenisnya serta
berikan nama produknya masing-masing (dari setiap cara isolasi) secara spesifik
menurut metode pengambilannya. *
Jawaban :
Metode pengambilan Minyak Atsiri Secara umum metode pengambilan
minyak atsiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu cara mekanik dan cara
fisika-kimia.

a. Cara Mekanik
Metode yang sering disebut expression ini merupakan cara cold pressing tidak ada
panas yang dibutuhkan pada cara ini. Prosesnya adalah penekanan/pemerasan
(squeezing). Bahan dasar yang bisa diambil minyaknya dengan pengepresan secara
mekanik biasanya berupa biji-bijian atau kacang-kacangan maupun buah-buahan
(citrus oil). Beberapa buah yang mengandung citrus oil diantaranya bergamot,
grapefruit, lemon, lime, mandarin, orange, dan tangerine. Ada tiga cara yang
berbeda untuk memungut citrus oil :
1) Sponge, dulu dilakukan secara manual (dengan tangan). Daging buah
dipisahkan, kulit buah dan biji direndam dalam air panas. Setelah lebih elastis
kemudian sponge/busa ditempelkan pada kulit buah lalu diperas/ditekan.
Minyak atsiri yang keluar akan terserap oleh sponge. Setelah jenuh,
dikumpulkan dengan cara memeras sponge.
2) Equelle a piquer, cara ini lebih hemat tenaga daripada sponge. Metode ini tidak
lagi dilakukan dengan cara manual tapi dengan alat yang yang diputar dan
dilengkapi paku-paku pada pinggirnya untuk menusuk oil cells pada kulit buah.
Minyak atsiri dan pigmen dapat dikeluarkan dari kulit buah, kemudian minyak
atsirinya dapat dipisahkan.
3) Machine abrasion, hampir sama dengan cara 2, Mesin dapat melepaskan kulit
buah dan memasukkannya ke dalam centrifuge dengan menambahkan air.
Pemisahan secara sentrifugal ini berjalan sangat cepat, tetapi karena minyak
atsiri bercampur dengan zat-zat lain, kemungkinan dapat terjadi perubahan
karena pengaruh enzim.
b. Cara Kimia-fisika
1) Distilasi (Penyulingan), ada beberapa jenis distilasi : Prinsipnya penyulingan
destilasi merupakan suatu proses pemisahan komponen-komponen suatu
campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan
uap atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa
tersebut. Pada dasarnya terdapat dua jenis penyulingan yaitu :
a. Hidrodestilasi adalah penyulingan suatu campuran yang berwujud cairan
yang tidak saling bercampur, hingga membentuk dua fasa atau dua lapisan.
Proses ini dilakukan dengan bantuan air maupun uap air. Hidrodestilasi
memiliki 3 jenis metode berdasarkan cara penanganan bahan yang diproses
yaitu : destilasi air, destilasi uap dan air serta destilasi uap langsung.
Metode Hidrotelasi
1. Penyulingan/Destilasi Air (Perebusan) Dengan tipe penyulingan air
ini, bahan yang akan disuling berhubungan langsung dengan air
mendidih. Bahan yang akan disuling kemungkinan mengambang atau
mengapung di atas air atau terendam seluruhnya, tergantung pada berat
jenis dan kuantitas bahan yang akan diproses. Air dapat dididihkan
dengan api secara langsung. Metode ini disebut juga metode perebusan.
Ketika bahan direbus, minyak atsiri akan menguap bersama uap air,
kemudian dilewatkan melalui kondensor untuk dikondensasi. Alat yang
di gunakan untuk metode ini disebut alat suling perebus. Contoh bahan
yang diproses dengan netode ini : bunga mawar, bunga-bunga jeruk.
Destilasi air dapat dijalankan pada tekanan di bawah 1 atmosfir sehingga
air bisa mendidih pada suhu yang lebih rendah dari 100oC. Biasanya
dilakukan bila bahan atau minyak atsiri rentan terhadap suhu. Contoh :
neroli.
2. Penyulingan/Destilasi Uap dan Air (Pengukusan) Bahan tanaman
yang akan diproses ditempatkan dalam wadah yang kontruksinya
hampir sama dengan dandang pegukus, sehingga metode ini disebut juga
pengukusan. Air dididihkan pada bagian bawah alat . Minyak atsiri akan
ikur bersama aliran uap yang kemudian dialirkan ke kondensor. Alat
yang digunakan dalam metode ini disebut alat suling pengukus.
Temperatur steam harus dikontrol agar hanya cukup untuk memaksa
bahan melepas minyak atsirinya dan tidak membakar bahan. Uap yang
dipakai bertekanan > 1 atm dan bersuhu > 100oC, sehingga waktu
distilasi bisa lebih cepat mengurangi kemungkinan rusaknya minyak
atsiri. Cara ini menghasilkan minyak atsiri dengan mutu yang tinggi.
3. Penyulingan/Destilasi Uap Langsung Bahan dialiri dengan uap yang
berasal dari suatu pembangkit uap. Uap yang dihasilkan lazimnya
memiliki tekanan yang lebih besar daripada tekanan atmosfer. Uap yang
dihasilkan kemudian dialirkan kedalam alat penyulingan sehingga
minyak atsiri akan enguap terbawa oleh aliran uap air yang dialirkan ke
kondensor untuk dikondensasi. Alat yang digunakan dalam metode ini
disebut alat suling uap langsung. Pada dasarnya ridak ada perbedaan
mencolok pada ketiga alat penyulingan tersebut. Namun pemilihan
tergantung pada metode yang digunakan, karena reaksi tertentu dapat
terjadi selama penyulingan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
hidrodestilasi adalah :
a) Difusi atau perembesan minyak atsiri oleh air panas melalui selaput
tanaman yang disebut hidrodifusi.
b) Hidrolisis terhadap komponen tertentu dari minyak atsiri.
c) Peruraian terjadi oleh panas.

b. Fraksinasi adalah penyulingan suatu cairan yang tercampur sempurna


hingga hanya membentuk satu lapisan. Proses ini dilakukan tanpa
menggunakan uap air. Fraksinasi memiliki 3 jenis metode yaitu kohobasi,
rektifikasi dan destilasi fraksinasi. 2. Ekstraksi Pelarut, yang dapat berupa :
a. .Maserasi b. Enfleurage c. Pelarut mudah menguap d. Ekstraksi
Hiperkritikal CO2
1. Kohobasi
Sistem kohobasi adalah proses penyulingan yang diulang kembali, artinya
air keluaran sisa ini dimasukkan ke ketel lagi untuk diproses ulang menjadi
kukus, kemudian kukus dilewatkan pipa ke tabung destilasi. Dalam tabung
destilasi kontak dengan bahan baku menghasilkan kukus air dan minyak
atsiri, kemudian dipisahkan oleh separator menghasilkan minyak atsiri dan
air limbah (sisa). Bila rose oil dipungut dengan cara water distillation, maka
phenyl ethyl alcohol yang dikandungnya akan larut dalam air. Senyawa ini
tidak ikut bersama minyak atsiri. Bau minyak atsiri menjadi berbeda disebut
incomplete oil . Untuk mendapatkan minyak atsiri yang lengkap (complete
oil), phenyl ethyl alcohol dipisahkan dari air dengan cara distilasi kemudian
ditambahkan ke dalam incomplete oil dengan perbandingan yang tepat.
Rose oil yang lengkap ini disebut Rose Otto.
Rektifikasi Bila essential oil hasil distilasi mengandung impurities
(pengotor), dapat dimurnikan dengan re-distilasi memakai steam atau
vacuum. Pemurnian dengan cara ini disebut rectification. Ct. eucalyptus oil,
dijual sbg double distilled. c. Destilasi Fraksinasi Proses distilasi normal,
tetapi minyak atsiri dikumpulkan secara batch (menurut fraksinya).
Contohnya Ylang-ylang. Pada proses pengambilan minyak atsiri dengan
ekstraksi, bahan-bahan minyak atsiri yang akan diambil minyaknya di
tambahkan dengan bahan atau zat pelarut (solvent) yang dapat mengikat
minyak yang terdapat dalam bahan atsiri. Zat solven yang bercampur
dengan minyak atsiri tersebut selanjutnya akan dipisahkan untuk diambil
minyak atsirinya.
2. Ekstraksi pelarut untuk memungut minyak atsiri, tidak hanya memakai
chemical solvent seperti hexan, tetapi juga dengan solven padat misalnya
fat/ solid oil. Selain itu bisa juga dengan CO2. Ekstraksi pelarut terutama
cocok untuk bahan-bahan dengan kandungan minyak atsiri yang sangat
rendah, juga untuk bahan yang bersifat thermolabile. Dengan tipe proses
seperti ini senyawa non volatil misalnya waxe dan pigmen ikut terekstraksi.
a) Maserasi (Ekstraksi dengan lemak panas) Bahan terutama bunga
direndam dalam minyak panas untuk memecah sel-sel yang
mengandung minyak atsiri kemudian minyak panas akan menyerap
minyak atsiri. Minyak yang mengandung minyak atsiri dipisahkan dari
bahan dengan penyaringan atau dekanter.
b) Enfleurasi (Ekstraksi dengan lemak dingin) Kaca dalam frame (disebut
chassis) dilapisi dengan lemak binatang/ tumbuhan yang tidak berbau
dan murni. Kemudian bunga segar yang baru dipetik ditempelkan pada
lemak lalu ditutup. Minyak atsiri akan terserap oleh lemak, bunga
diganti dengan yang segar lagi sampai lemak menjadi jenuh dengan
minyak atsiri. Setelah jenuh bunga diambil (defleurage). Campuran
lemak dan minyak atsiri ini disebut Pomade. Pamade dicuci dengan
alkohol hingga minyak atsiri larut dalam alkohol. Dengan cara distilasi
akan diperoleh minyak atsiri. Cara ini sangat mahal dan memerlukan
tenaga yang cukup banyak. Bahan yang diproses dengan cara ini
contohnya tuberose dan jasmine.
c) Solvent extraction (Pelarut mudah menguap) Minyak atsiri dapat
diekstraksi memakai hexan, metanol, etanol, petrloleum eter, atau
benzen. Benzen sekarang tidak dipakai lagi karena bersifat carcinogenic
(bisa menyebabkan kanker). Minyak atsiri yang diambil dengan cara ini
mempunyai aroma hampir sama denga aslinya. Minyak atsiri banyak
yang dipungut dengan cara ini, akan tetapi banyak yang tidak mau
memakainya untuk aroma terapi?? Karena ada sisa solvent pada produk
akhir minyak atsiri. Solven yang tertinggal 6 – 20%. Dengan memakai
hexan, solven yang tersisa hanya 10 ppm. Hasil akhir cara ini disebut
concrete. Concrete dapat dilarutkan dalam alkohol untuk memisahkan
solvennya. Bila alkohol diuapkan akan dihasilkan absolute. Absolute
atau concrete dapat dipakai untuk perfume tapi tidak untuk skin care.
Contoh tanaman yang diproses dengan cara ini adalah jasmine, hyacinth,
narcissus, tuberose.
d) Ekstraksi Hiperkritikal CO2 Cara ini relatif baru dan mahal, tetapi
menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas yang baik. CO2 menjadi
hypercritical pada 33oC dan tekanan 200 atm, pada kondisi ini tidak
benar-benar gas atau cair. CO2 pada kondisi ini merupakan solven
terbaik karena suhunya rendah dan waktunya sangat singkat/ instan.
CO2 bersifat inert dan dengan menurunkan tekanan akan segera dapat
memisahkan minyak atsiri dari solvennya. Perlu alat yang mahal, biaya
investasi mahal.
3. Berikan penjelasan tentang mekanisme proses penyulingan, mengenai apa yang terjadi
antara uap air dengan jaringan tanaman yang mengandung minyak atsiri. Sesuaikan
dengan lokasi/keberadaan minyak atsiri dalam jaringan/sel tanaman. *
a. Penyulingan/Destilasi Air (Perebusan)
Dengan tipe penyulingan air ini, bahan yang akan disuling berhubungan langsung
dengan air mendidih. Bahan yang akan disuling kemungkinan mengambang atau
mengapung di atas air atau terendam seluruhnya, tergantung pada berat jenis dan
kuantitas bahan yang akan diproses. Air dapat dididihkan dengan api secara langsung.
Metode ini disebut juga metode perebusan. Ketika bahan direbus, minyak atsiri akan
menguap bersama uap air, kemudian dilewatkan melalui kondensor untuk
dikondensasi. Alat yang di gunakan untuk metode ini disebut alat suling perebus.
Contoh bahan yang diproses dengan netode ini : bunga mawar, bunga-bunga jeruk.
Destilasi air dapat dijalankan pada tekanan di bawah 1 atmosfir sehingga air bisa
mendidih pada suhu yang lebih rendah dari 100oC. Biasanya dilakukan bila bahan atau
minyak atsiri rentan terhadap suhu. Contoh : neroli.
b. Penyulingan/Destilasi Uap dan Air (Pengukusan).
Bahan tanaman yang akan diproses ditempatkan dalam wadah yang kontruksinya
hampir sama dengan dandang pegukus, sehingga metode ini disebut juga pengukusan.
Air dididihkan pada bagian bawah alat . Minyak atsiri akan ikur bersama aliran uap
yang kemudian dialirkan ke kondensor. Alat yang digunakan dalam metode ini disebut
alat suling pengukus. Temperatur steam harus dikontrol agar hanya cukup untuk
memaksa bahan melepas minyak atsirinya dan tidak membakar bahan. Uap yang
dipakai bertekanan > 1 atm dan bersuhu > 100oC, sehingga waktu distilasi bisa lebih
cepat mengurangi kemungkinan rusaknya minyak atsiri. Cara ini menghasilkan minyak
atsiri dengan mutu yang tinggi.
c. Penyulingan/Destilasi Uap Langsung
Bahan dialiri dengan uap yang berasal dari suatu pembangkit uap. Uap yang dihasilkan
lazimnya memiliki tekanan yang lebih besar daripada tekanan atmosfer. Uap yang
dihasilkan kemudian dialirkan kedalam alat penyulingan sehingga minyak atsiri akan
enguap terbawa oleh aliran uap air yang dialirkan ke kondensor untuk dikondensasi.
Alat yang digunakan dalam metode ini disebut alat suling uap langsung. Pada dasarnya
ridak ada perbedaan mencolok pada ketiga alat penyulingan tersebut. Namun pemilihan
tergantung pada metode yang digunakan, karena reaksi tertentu dapat terjadi selama
penyulingan.

You might also like