Professional Documents
Culture Documents
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 1
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.1.2 Penyelenggaraan Pengembangan SPAM
Dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 27
Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan SPAM disebutkan Penyelenggaraan SPAM
adalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakan pengembangan dan pengelolaan
sarana dan prasarana yang mengikuti proses dasar manajemen untuk penyediaan
Air Minum kepada masyarakat.
2.1.2.1 Perencanaan
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
27 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan SPAM, Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut Rencana Induk SPAM adalah
dokumen perencanaan Air Minum jaringan perpipaan dan perencanaan Air Minum
bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan Air Minum pada satu
periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem
beserta dimensi-dimensinya.
Rencana induk pengembangan SPAM direncanakan untuk jangka panjang
(15-20 tahun) dan merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum
baik untuk jaringan perpipaan maupun bukan jaringan.
Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa:
a) Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten atau Kota;
b) Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten dan/atau Kota;
c) Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Provinsi.
Studi kelayakan pengembangan SPAM adalah suatu studi untuk mengetahui
tingkat kelayakan usulan pembangunan sistem penyediaan air minum di suatu
wilayah pelayanan ditinjau dari aspek teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya,
ekonomi, kelembagaan, dan finansial (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27
Tahun 2016 Pasal 20). Studi kelayakan pengembangan SPAM yang dimaksud dapat
berupa Studi Kelayakn Lengkap, Studi Kelayakan Sederhana, dan Junstifikasi
Teknis dan Biaya.
Studi kelayakan pengembangan SPAM disusun berdasarkan:
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 2
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
a) Rencana induk pengembangan SPAM yang telah ditetapkan;
b) Hasil kajian kelayakan teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya,
ekonomi, kelembagaan, dan finansial; serta
c) Kajian sumber pembiayaan.
Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2007 Pasal 21,
dituliskan bahwa perencanaan teknis adalah suatu rencana rinci pembangunan
SPAM di suatu kota atau kawasan meliputi unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, dan unit pelayanan. Perencanaan teknis disusun berdasarkan rencana
induk pengembangan SPAM yang telah ditetapkan, hasil studi kelayakan, jadwal
pelaksanaan konstruksi, dan kepastian sumber pembiayaan serta hasil konsultasi
teknis dengan dinas teknis terkait.
Perencanaan teknis disusun dengan memperhatikan aspek-aspek
keterpaduan dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi. Aspek-aspek
keterpaduan digunakan sebagai masukan pada perencanaan teknis pengembangan
prasarana dan sarana sanitasi yang merupakan akibat dari pengembangan SPAM.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 3
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.1.2.3 Operasional SPAM
Kegiatan pengoperasian SPAM dilaksanakan sekurang-kurangnya untuk
memenuhi kebutuhan standar pelayanan minimal air minum kepada masyarakat.
Pengoperasian sarana SPAM melalui jaringan perpipaan bertujuan untuk
menjalankan, mengamati dan menghentikan unit-unit agar berjalan secara
berkesinambungan pada keseluruhan dan/atau sebagian unit, meliputi:
a. Unit air baku
b. Unit produksi
c. Unit distribusi
d. Unit pelayanan
Kegiatan operasional pada SPAM yang dilakukan oleh penyedia jasa
dilakukan untuk menjamin pemanfaatan sarana air bersih bagi masyarakat dapat
terlaksana dengan sebaik-baiknya.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 4
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Peratuan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2007 Pasal 48
menyebutkan bahwa Rehabilitasi SPAM adalah perbaikan atau penggantian
sebagian atau seluruh unit SPAM yang perlu dilakukan agar dapat berfungsi secara
normal kembali. Rehabilitasi dilaksanakan apabila unit-unit dan komponen SPAM
sudah tidak dapat beroperasi secara optimal. Rehabilitasi SPAM meliputi
rehabilitasi sebagian dan rehabilitasi keseluruhan.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 5
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
kualitas dan kinerja pelayanan penyelenggaraan pengembangan SPAM di tingkat
Nasional, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota.
2.2 Dasar Perencanaan
Hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem distribusi air yaitu
berupa informasi mengenai kebutuhan air di wilayah perencanaan. Kebutuhan air
sangat ditentukan oleh kondisi wilayah perencanaan, pertambahan jumlah
penduduk dan tingkat sosial ekonomi penduduk yang mempengaruhi pola
pemakaian air.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 6
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
5. Tingkat perkembangan daerah
6. Dana investasi, dan
7. Kelayakan operasi
d. Komponen Wilayah Pelayanan
Komponen wilayah pelayanan adalah:
1. Kawasan permukiman
2. Kawasan perdagangan
3. Kawasan pemerintahan dan pendidikan
4. Kawasan industri
5. Kawasan pariwisata
6. Kawasan khusus: pelabuhan, rumah susun.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 7
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
4. Peta Hidrogeologi
Secara umum peta hidrogeologi memberikan informasi mengenai air tanah
termasuk keterdapatan dan produktifitas akuifernya berikut lokasi serta
kapasitas mata air yang muncul. Peta hidrogeologi sering disebut peta air tanah.
5. Peta Penggunaan Lahan
Peta ini dibuat dari hasil analisis skoring dan klaisfikasi data : kemiringan
lereng, curah hujan, jenis tanah, penggunaan lahan dan data tematik lainnya.
Peta kesesuaian lahan dapat dibuat untuk berbagai kepentingan, misalnya
kesesuaian untuk permukiman, pertanian, industri perikanan dan lainnya.
6. Peta Aliran Sungai
Peta aliran sungai ini secara khusus memperlihatkan pola aliran sungai yang
akan mempermudah dalam penentuan dan penelaahan daerah aliran sungai
”Lau DAS” apabila peta topografi dengan skala yang memadai tidak tersedia.
7. Data lain yang berkaitan
Data-data sekunder lainnya yang penting dan ada hubungannya dengan masalah
tata air seperti data curah hujan, data klimatologi, data kualitas air, lokasi dan
debit sungai, mata air, sumur bor, sumur gali. Keseluruhan data ini sangat
penting dan menunjang dalam memberikan informasi yang diperlukan.
2.2.1.2.1 Kependudukan
Penduduk adalah orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota
keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang
bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
Kependudukan atau Demografi adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri
utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta
lingkungan penduduk (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2007
Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum).
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 8
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.2.1.2.2 Sarana Permukiman
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman,
baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Permukiman
adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Berdasarkan UURI No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Permukiman dapat diketahui berbagai jenis prasarana permukiman seperti yang
tercantum dalam Pasal 5 - 7, meliputi:
1) Sarana dasar yang utama bagi berfungsinya suatu lingkungan permukiman
adalah (Pasal 5) :
a. Jaringan jalan untuk mobilitas manusia dan angkutan barang, pencegahan
perambatan kebakaran, serta untuk menciptakan ruang dan bangunan yang
teratur;
b. Jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah
untuk kesehatan lingkungan; dan
c. Jaringan saluran air hujan untuk pengatusan/drainase, dan pencegahan
banjir setempat.
d. Dalam keadaan tidak terdapat air tanah sebagai sumber air bersih, jaringan
air bersih merupakan sarana dasar.
2) Fasilitas penunjang dimaksud dapat meliputi aspek ekonomi yang antara lain
berupa bangunan perniagaan/perbelanjaan yang tidak mencemari lingkungan.
Sedangkan fasilitas penunjang yang meliputi aspek social budaya, antara lain
berupa bangunan pelayanan umum dan pemerintahan, pendidikan dan
kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olah raga, pemakaman dan pertamanan
(Pasal 6).
3) Utilitas umum meliputi antara lain: jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan
telefon, jaringan gas, jaringan transportasi, dan pemadam kebakaran. Fasilitas
umum membutuhkan pengelolaan secara berkelanjutan dan profesional oleh
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 9
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
badan usaha agar dapat memberikan pelayanan yang memadai kepada
masyarakat (Pasal 7).
Conyers, D. dan P. Hills (1984) merinci sarana/fasilitas permukiman dapat
meliputi diantaranya :
1. Fasilitas pelayanan ekonomi dan perdagangan, meliputi:
a. Warung/kios, merupakan unit usaha ekonomi skala terkecil;
b. Pertokoan, merupakan unit usaha ekonomi skala sedang - besar;
c. Pusat perbelanjaan skala lingkungan (toko dan pasar); dan
d. Pusat perbelanjaan dan niaga (toko + pasar + bank + kantor-kantor +
industri kecil).
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 10
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
juga fasilitas pendukung didalamnya. Kemudian dalam penyediaan air minum,
perluk dilakukan kategorisasi antara penyediaan kebutuhan air untuk domestik
seperti pemukiman dan non domestic seperti pertokoan, fasilitas umum, fasilitas
kesehatan dan sebagainya.
b. Metode Geometrik
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 11
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
c. Metode Eksponensial
ln Pt = ln Pi + Kg (tf – ti)
ln pf ln pi
Kg =
tf ti
Dimana :Pt = jumlah penduduk akhir tahun proyeksi
Pi = jumlah penduduk awal tahun proyeksi
Kg = konstanta geometrik
f – ti = jumlah tahun proyeksi
Setelah dilakukan perhitungan akan diperoleh data dari nilai R (korelasi).
Pemilihan metode proyeksi penduduk daerah perencanaan dilakukan dengan cara
pengujian statistik, yaitu dengan koefisien korelasi. Metode proyeksi yang paling
tepat adalah metode yang memberikan nilai R2 mendekati atau sama dengan 1.
Setelah itu, metode tersebut yang kemudian dipakai untuk memproyeksikan jumlah
penduduk yang diinginkan.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 12
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Tabel 2. 1
Kebutuhan Air Minum Domestik
No Jenis Pemakaian Keterangan
1. Kebutuhan Domestik Timbul akibat aktivitas-aktivitas manusia yang
terjadi dalam sebuah rumah tangga, misalnya
mandi, mencuci, memasak dan lain-lainnya.
1. Hidran Umum
Jenis pelayanan pelanggan sistem air minum
perpipaan atau non perpipaan dengan sambungan
per kelompok pelanggan dan tingkat pelayanan
hanya untuk memenuhi kebutuhan air minum,
dengan cara pengambilan oleh masing-masing
pelanggan ke pusat penampungan
2. Sambungan Rumah
Jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya
langsung ke rumah rumah biasanya berupa
sambungan pipa-pipa distribusi air melaui meter air
dan instalasi pipanya di dalam rumah.
Tabel 2. 2
Kategori Kebutuhan Air Domestik
KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH JIWA
500.000 s/d 1000.000 s/d 20.000 s/d
NO URAIAN >1.000.000 <20.000
1.000.000 500.000 100.000
METRO BESAR SEDANG KECIL DESA
Konsumsi
Unit
1 Sambungan 190 170 130 100 80
Rumah
(SR) l/o/h
Konsumsi
unit hidran
2 30 30 30 30 30
umum
(HU) l/o/h
Konsumsi
unit non
3 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
domestik
l/o/h (%)
Kehilangan
4 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
air (%)
Faktor hari
5 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
maksimum
Faktor jam
6 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
puncak
Jumlah
7 5 5 5 5 5
jiwa SR
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 13
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Jumlah
8 jiwa per 100 100 100 100 100
HU
Sisa tekan
di
9 penyediaan 10 10 10 10 10
distribusi
(mka)
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
Volume
reservoir
11 (% max 20 20 20 20 20
day
demand)
50:50:00 50:50:00
12 SR:HU s/d s/d 80:20:00 70:30:00 70:30:00
80:20:00 80:20:00
Sumber : Ditjen Cipta Karya Dep PU, 2006
Tabel 2. 3
Kategori Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori I, II, III dan IV
Sektor Nilai Satuan
Sekolah 10 Liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari
Kantor 10 Liter/pegawai/hari
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 14
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Tabel 2. 4
Kategori Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori V (Desa)
Sektor Nilai Satuan
Sekolah 5 Liter/murid/hari
Hotel 90 Liter/hari
Tabel 2. 5
Kategori Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori Lain
Sektor Nilai Satuan
Lapangan Terbang 10 l/det
Pelabuhan 50 l/det
Stasiun KA-Terminal Bus 10 l/det
Kawasan Industri 0,75 l/det/ha
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 15
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
a. Kebutuhan air minum rata-rata (Qm) yaitu pemakaian rata-rata dalam satu hari
atau pemakaian dalam satu tahun dibagi dengan banyaknya hari dalam satu
tahun. Banyaknya air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik,
non domestik dan ditambah kehilangan air.
b. Kebutuhan air harian maksimum/peak day (Qhm) yaitu suatu pemakaian
terbanyak pada suatu hari dalam satu hari. Faktor hari maksimum umumnya
berkisar antara 1,1 – 1,3. Banyaknya air yang dipakai pada satu hari dalam
setahun dan berdasarkan pada Qm, untuk menghitung Qhm diperlukan faktor
fluktuasi kebutuhan air maksimum.
Qhm = Fhm x Qm
c. Pemakaian jam puncak/peak hour (Qjm) yaitu suatu pemakaian terbesar pada
suatu jam dalam satu hari. Faktor jam puncak umumnya berkisar antara 1,5 –
1,75. Banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam satu hari
Qjm = Fjm x Qm.
Jam puncak dan harian maksimum adalah dua istilah yang saling berkaitan
dalam pola pemakaian air. Variasi perubahan pemakaian air oleh konsumen dari
waktu secara periodik disebut fluktuasi. Berdasarkan fluktuasi pemakaian air ini
dapat ditentukan standar perencanaan yaitu berupa perkiraan faktor jam puncak dan
harian maksimum sehingga dapat mengoptimalkan produksi air dan meningkatkan
pelayanan (Red, 1993). Menurut Dirjen Cipta Karya Dept. PU. (2007) dalam Buku
Panduan Pengembangan Air Minum besarnya faktor jam puncak adalah 1,5 – 1,7
pemakaian air maksimum sedangkan faktor harian maksimum adalah 1,15
pemakaian air rata-rata. Angka ini adalah berupa kriteria perencanaan yang
dimaksudkan untuk mempermudah dalam merencanakan jaringan distribusi air
bersih yang didapatkan dari pendekatan empiris. Secara matematis penentuan
faktor jam puncak dan harian maksimum dapat diformulasikan, tetapi sebelumnya
perlu diketahui terlebih dahulu debit rerata harian dalam satu minggu, yaitu :
Qri = Qh /7 (Red, 1993)
di mana,
Qri : debit rerata harian dalam seminggu
Qh : debit pengaliran setiap jam (m3 /hari)
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 16
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
angka 7 adalah jumlah hari dalam seminggu
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 17
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk kebutuhan maksimum harian dan tiga
buah hidran kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm dengan jarak antara
hidran maksimum 300 m. Faktor jam puncak terhadap debit rata-rata tergantung
pada jumlah penduduk wilayah terlayani.
Tabel 2. 6
Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi
Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi
Faktor
Utama Pembawa Pembagi
Jam puncak 1.15 – 1.7 2 3
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016
Tabel 2. 7
Diameter Pipa Distribusi
Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi
Cakupan Sistem Pipa Pelayanan
Utama Pembawa Pembagi
Sistem Kecamatan ≥100 mm 75-100 mm 75 mm 50 mm
Sistem Kota ≥ 150 mm 100-150 mm 75-100 mm 50-75 mm
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016
Selain itu hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya ada juga faktor lainnya
yaitu harga, ketahanan/keawetan dan kemudahan untuk mendapatkan pipa tersebut
akan dipertimbangkan. Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka diusulkan untuk
mempergunakan pipa seperti pada tabel berikut :
Tabel 2. 8
Usulan Bahan Pipa Sesuai dengan Diameter
Tekanan Kerja Diameter (mm)
Kondisi
(M) 50 80-100 150 200
PVC
100 PVC PVC AC
Tertanam STEEL/GIP
>100 GIP STEEL/GIP STEEL
Tak
- GIP STEEL/GIP STEEL/GIP STEEL
Tertanam
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 18
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.3 SPAM Perpipaan
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016
menjelaskan bahwa pengoperasian sarana SPAM melalui jaringan perpipaan
bertujuan untuk menjalankan, mengamati dan menghentikan unit-unit agar berjalan
secara berkesinambungan pada keseluruhan dan/atau sebagian unit, meliputi: unit
air baku; unit produksi; unit distribusi; dan unit pelayanan.
Kriteria perpipaan dalam sistem penyediaan air minum terbagi menjadi 2 yaitu
untuk pipa transmisi dan pipa distribusi.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 19
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Sumber air baku dari air permukaan diantaranya adalah sungai, danau, waduk,
situ, bendungan dan lain-lain. Sumber air baku dari air permukaan sebelum
digunakan perlu diolah agar memenuhi syarat baik dari segi fisika, kimia
maupun biologi.
c. Air hujan
Dari segi kuantitas, air hujan tergantung pada besar kecilnya curah hujan.
Sehingga hujan tidak mencukupi untuk persediaan umum karena jumlahnya
berfluktuasi. Begitu pula bila dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak
dapat diambil secara terus menerus, karena tergantung pada musim. Dalam
keadaan murni, air hujan sangat bersih, tetapi setelah mencapai permukaan
bumi, air hujan tidak murni lagi karena ada pengotoran udara yang disebabkan
oleh pengotoran industri/debu dan lain sebagainya.
Sumber air baku harus harus memenuhi ketentuan tertentu yang sudah
disahkan di peraturan perundang-undangan yang terkait, misalnya adalah :
a. Debit minimum dari sumber air baku;
b. Kuantitas sumber air baku harus terjamin kontinuitasnya;
c. Kualitas air baku harus memenuhi ketentuan baku mutu air yang berlaku;
d. Jarak sumber air baku ke daerah pelayanan maksimum sesuai dengan
ketentuan untuk masing-masing sumber air baku.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 20
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Digunakan untuk sumber air yang dalam seperti sungai atau danau dengan
kedalaman yang cukup tinggi. Intake jenis ini memungkinkan terjadinya
erosi pada erosi pada dinding dan pengendapan di bagian dasarnya.
2) Indirect Intake
a. River Intake
Menggunakan pipa penyadap dalam bentuk sumur pengumpul. Intake
ini lebih ekonomis untuk air sungai yang mempunyai perbedaan level
muka air pada musim hujan dan musim kemarau yang cukup tinggi.
b. Canal Intake
Digunakan untuk air yang berasal dari kanal. Dinding chamber sebagian
terbuka ke arah kanal dan dilengkapi dengan pipa pengolahan
selanjutnya.
c. Reservoir Intake
Digunakan untuk air yang berasal dari dam dan dengan mudah
menggunakan menara intake. Menara intake dengan dam dibuat terpisah
dan diletakkan di bagian hulu. Untuk mengatasi fluktuasi level muka air.
Inlet dengan beberapa level diletakkan pada menara.
3) Spring Intake
Digunakan untuk air baku dari mata air/air tanah.
4) Intake Tower
Digunakan untuk air permukaan dengan kedalaman air berada dalam level
tertentu
5) Gate Intake
Berfungsi sebagai screen dan merupakan pintu air pada prasedimentasi.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 21
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Menurut Al Layla (1978), sistem transmisi merupakan suatu sistem
pengaliran yang membawa air baku atau air bersih dari suatu sumber menuju ke
reservoir atau daerah distribusi.
2.3.1.4.1 Jalur Transmisi
Jalur transmisi pada Sistem Penyediaan Air Minum mulai dari sumber air
hingga ke reservoir distribusi tentunya harus memenuhi ketentuan teknis yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Pipa transmisi
harus memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut:
a. Jalur pipa sependek mungkin;
b. Menghindari jalur yang mengakibatkan konstruksi sulit dan mahal;
c. Tinggi hidrolis pipa minimum 5 m diatas pipa, sehingga cukup menjamin
operasi air valve;
d. Menghindari perbedaan elevasi yang terlalu besar sehingga tidak ada
perbedaan kelas pipa.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 22
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.3.1.4.3 Asesoris/Perlengkapan Pipa Transmisi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum menjelaskan
bahwa sistem pipa transmisi air baku yang panjang dan berukuran diameter relatif
besar dari diameter nominal ND-600 mm sampai dengan ND -1000 mm perlu
dilengkapi dengan aksesoris dan perlengkapan pipa yang memadai.
Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem transmisi air baku air minum
antara lain sebagai berikut:
Katup pelepas udara, yang berfungsi melepaskan udara yang terakumulasi
dalam pipa transmisi, yang dipasang pada titik-titik tertentu dimana akumulasi
udara dalam pipa akan terjadi.
Katup pelepas tekanan, yang berfungsi melepas atau mereduksi tekanan
berlebih yang mungkin terjadi pada pipa transmisi.
Katup penguras (Wash-out Valve), berfungsi untuk menguras akumulasi
lumpur atau pasir dalam pipa transmisi, yang umumnya dipasang pada titik-
titik terendah dalam setiap segmen pipa transmisi.
Katup ventilasi udara perlu disediakan pada titik-titik tertentu guna
menghindari terjadinya kerusakan pada pipa ketika berlangsung tekanan
negatif atau kondisi vakum udara.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 23
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
b. Letak strainer 0,6 – 1 m dibawah tinggi muka air minimum
Sumuran pengumpul
a. Dasar sumuran diambil 1 m dibawah strainer.
b. Konstruksi harus kuat dan penempatan pipa dan perlengkapannya dapat
mudah dioperasikan dan dipelihara .
c. Waktu detensi tidak lebih dari 20 menit.
Pipa penyalur air baku dengan pengaliran grafitasi
a. Kecepatan aliran 0,6 – 1,5 m/dtk untuk mencegah iritasi dan sedimentasi
pada pipa.
b. Ukuran diameter pipa ditetapkan dengan menjaga aliran 0,6 m/dtk pada saat
level air terendah, dan tidak lebih dari kecepatan aliran 1,5 m/dtk pada saat
level air tertinggi.
Pipa penyalur air baku dengan pengaliran menggunakan pompa
a. Kecepatan aliran berkisar antara 1 – 1,5 m/dtk dengan pengaturan diameter
sama seperti kriteria pipa penyalur secara gravitasi
b. Pusat pompa ditempatkan tidak kurang dari 3,7 m di bawah level air
terendah dan tidak lebih dari 4 m diatas level air terendah
Screen
a. Jarak antar kisi adalah 25,4 – 76,2 mm
b. Lebar kisi 0,25 – 5 inchi
c. Kemiringan kisi 30o – 45o dari horizontal
d. Kehilangan tekanan pada kisi 0,01 – 0,8 m
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 24
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Perpipaan transmisi yang berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber ke
reservoir atau pengolahan air. Bahan pipa yang akan dipergunakan dipilih dengan
beberapa faktor pertimbangan antara lain :
Diameter dan Tekanan
Kondisi tanah / topografi
Kualitas air
Kemudahan pemasangan
Selain itu ada juga faktor harga, ketahanan/keawetan dan kemudahan untuk
mendapatkan pipa tersebut akan dipertimbangkan. Berdasarkan faktor-faktor di
atas, maka diusulkan untuk mempergunakan pipa seperti pada tabel berikut :
Tabel 2. 9
Usulan Bahan Pipa Sesuai Diameter
Tekanan Kerja Diameter (mm)
Kondisi
(M) 50 80-100 150 200
PVC
100 PVC PVC AC
Tertanam STEEL/GIP
>100 GIP STEEL/GIP STEEL
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 25
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
dihitung dari permukaan tanah terhadap bagian atas pipa bergantung kepada kondisi
lapangan. Untuk kondisi lapangan biasa ditentukan minimum 50 cm, sedangkan
pipa yang dipasang di bawah jalan ditentukan 100 cm.
Tabel 2. 10
Kriteria Pipa Transmisi
No Uraian Notasi Kriteria
1 Debit Perencanaan
Q max Kebutuhan air hari maksimum Q
max = F max x Q rata-rata
2 Faktor hari maksimum F. Max 1.10 - 1.50
3 Jenis saluran - Pipa atau saluran terbuka*
4 Kecepatan aliran air dalam pipa
a) Kecepatan minimum V min 0.3 - 0.6 m/det
b) Kecepatan maksimum
‐ Pipa PVC V max 3.0 - 4.5 m/det
‐ Pipa DCIP V max 6.0 m/det
5 Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum H min 1 atm
b) Tekanan maksimum
‐ Pipa PVC H maks 6 - 8 atm
‐ Pipa DCIP 10 atm
‐ Pipa PE 100 12.4 Mpa
‐ Pipa PE 80 9.0 Mpa
6 Kecepatan saluran terbuka
a) Kecepatan minimum V min 0.6 m/det
b) Kecepatan maksimum V max 1.5 m/det
7 Kemiringan saluran terbuka S (0.5 - 1) 0/00
8 Tinggi bebas saluran terbuka Hw 15 cm (minimum)
9 Kemiringan tebing terhadap dasar 45° (untuk trapesium)
‐
saluran
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 26
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Tabel 2. 11
Kedalaman Penanaman Pipa
Kondisi Penanaman Pipa Kedalaman (cm)
Kondisi biasa 80
Dibawah jalan :
- Biasa 100
- Raya 120
Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1999
2.3.2.1 Koagulasi
Koagulasi didefinisikan sebagai proses destabilisasi muatan koloid dan
padatan tersuspensi termasuk bakteri dan virus, dengan suatu koagulan.
Pengadukan cepat merupakan bagian integral dari proses koagulasi. Tujuan dari
pengadukan cepat adalah untuk mempercepat dan menyeragamkan penyebaran zat
kimia melalui air yang diolah. Pemilihan koagulan sangat penting untuk
menentukan desain kriteria pengadukan cepat dan untuk proses flokulasi dan
sedimentasi agar berjalan efektif. Pemilihan zat kimia yang tepat sangat penting
khususnya pada air baku yang tidak memiliki alkalinitas yang cukup. Jenis
koagulan yang sering dipakai diantaranya adalah : Alumunium Sulfat, Ferrous
Sulfate, Ferric Sulfate dan Ferric Chloride (Oktiawan, 2005).
Unit koagulasi yaitu unit produksi dimana terjadi proses pencampuran
bahan kimia (koagulan) dengan air baku sehingga membentuk campuran yang
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 27
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
homogeny. Tahap pengoprasian unit koagulasi berupa pembubuhan koagulan
sesuai dengan dosis yang dibutuhkan pada pengaduk cepat (berdasarkan hasil jar
test di laboratorium).
Berikut ini kriteria desain dari koagulasi terjunan menurut Wiharyanto dan
Nazrullah dalam buku Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum :
1. Gradient kecepatan (G) : 400 – 1000 /detik
2. Waktu detensi (td0 : 60 detik (untuk kekeruhan tinggi)
3. G×td : 20.000 – 30.000
Rumus yang digunakan dalam koagulasi dapat dilihat pada persamaan
berikut ini.
1⁄
𝑔×ℎ 2
𝐺=[ ]
𝑣 × 𝑡𝑑
Dimana :
G = gradient kecepatan (1/detik)
g = percepatn gravitasi (m/detik2)
h = tinggi terjunan
υ = viskositas kinematis
2.3.2.2 Flokulasi
Unit flokulasi yaitu unit produksi dimana terjadi proses pertumbuhan flok
supaya efektif diendapkan secara gravitasi (Permen PU Nomor 26 Tahun 2014).
Flok sendiri artinya adalah gumpalan lumur yang terbentuk akibat proses koagulasi
dan flokulasi. Tahap pengoprasian yang terjadi pada proses flokulasi meliputi:
a. melakukan pengamatan terhadap pembentukan dan gangguanpembentukan
flok; dan
b. melakukan perbaikan pengolahan air pada pengaduk lambat apabila terjadi
gangguan pembentukan flok (flok-flok terapung, flok halus), sesuai IK
troubleshooting.
Tipe flokulasi yang umum digunakan adala tipe flokulasi berjenis
pengadukan mekanis. Pengadukan secara mekanis dapat berupa vertical shaft
dengan turbin atau blade tipe propeller atau tipe paddle dengan horizontal atau
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 28
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
vertical shaft. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk pengadukan
mekanis dengan paddle.
0.5
𝐶𝐷 𝐴𝑣 3
𝐺=( )
2𝜐𝑉
Dimana :
CD = koefisien drag yang bergantung pada bentuk paddle dan kondisi aliran
(nilainya 1,8)
A = luas daerah paddle (m2)
v = kecepatan aliran (m/detik)
V = volume tangki flokulasi (m3)
Υ = viskositas kinematik fluida (m2/detik) = 1,306 × 10-6 m2/detik pada 10˚C
Dalam flokulasi terdapat kriteria desain yang harus dipenuhi. Berikut ini
merupakan tabel yang menjelaskan kriteria desain flokulasi.
Tabel 2. 12
Kriteria Desain Flokulasi
Waktu detensi
Proses G (1/s) G×t
(detik)
Distribusi saluran pengadukan ke 100 –
bervariasi -
flokulator 150
Flokulasi dengan energy yang tinggi 40.000 –
20 – 75 900 – 1500
untuk filtrasi langsung 75.000
Flokulasi konvensional 30.000 –
10 - 60 1000 – 1500
(prasedimentasi) 60.000
Sumber: AWWA, 2005
2.3.2.3 Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid dalam unit koagulasi
dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air dalam tahap pengolahan akan masuk
ke dalam unit sedimentasi. Unit sedimentasi yaitu adalah produksi dimana terjadi
proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara
pengendapan. Tahap pengoperasian yang dilakukan pada proses sedimentasi adalah
sebagai berikut:
a. mengatur pembuangan lumpur;
b. melakukan pengamatan terhadap kekeruhan air hasil sedimentasi;
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 29
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
c. melakukan perbaikan pengolahan air pada Bak Sedimentasi apabila terjadi
gangguan kekeruhan air hasil sedimentasi (sesuai dengan IK troubleshooting);
dan
d. mengalirkan air yang sudah diolah ke tahap filtrasi.
2.3.2.4 Filtrasi
Unit filtrasi adalah unit produksi dimana terjadi proses pemisahan padatan
dari supernatan melalui media penyaring. Filtrasi adalah suatu proses pemisahan
solid dari cairan dimana cairan (air) dilewatkan melalui suatu media yang berongga
atau materi berongga lainnya untuk menyisihkan sebanyak mungkin materi
tersuspensi. Filtrasi digunakan di pengolahan air untuk menyaring air yang telah
dikoagulasi dan mengendap untuk menghasilkan air minum dengan kualitas yang
baik.
Menurut tipe media yang digunakan, filter dapat diklasifikasikan menjadi
filter dengan media tunggal, filter dengan media ganda dan filter dengan multi
media. Pada filtrasi dengan media berbutir, terdapat mekanisme filtrasi sebagai
berikut :
penyaringan secara mekanis
sedimentasi
adsorpsi atau gaya elektrokinetik
koagulasi di dalam filter bed
aktivitas biologis
2.3.2.5 Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembunuhan terhadap semua mikroba patogen
yang membahayakan didalam air baku sebelum didistribusikan ke masyarakat yang
dilayani. Jenis desinfeksi ada dua yaitu : desinfeksi kimiawi dan desinfeksi fisik.
Desinfeksi kimiawi berupa oksidator seperti klorin, ozon dan kaporit. Sedangkan
desinfeksi fisik contohnya dalah sinar ultraviolet.
Zat-zat yang dipergunakan dalam proses desinfeksi ini dinamakan
desinfektan. Desinfektan yang digunakan dalam proses desinfksi harus dapat
mematikan semua jenis mikroba patogen dalam air, bersifat ekonomis dan dapat
dilakukan dengan mudah, tidak menyebabkan air menjadi toksik dan berasa.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 30
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Contoh desinfektan yang biasanya digunakan dalam proses desinfeksi adalah
senyawa klor. Senyawa klor dapat mematikan mikroorganisme dalam air karena
oksigen yang terbebaskan dari senyawa asam hypochlorous mengoksidasi beberapa
bagian yang penting dari sel-sel bakteri sehingga rusak.
2.3.2.6 Reservoir
Reservoir merupakan tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum
didistribusikan kepada pelanggan atau konsumen (Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No 18 Tahun 2007). Jenis reservoir terdapat dua yaitu elevated reservoir
dan ground reservoir. Dari namanya sudah jelas bahwa elevated reservoir
merupakan jenis reservor yang letaknya diatas tanah, adapula yang berbentuk
seperti menara. Sedangkan ground reservoir merupakan reservoir yang letaknya
dibawah tanah. Terdapat beberapa pertimbangan dalam meletakan dan tinngi
reservoir.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 31
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Pipa induk ini merupakan pipa distribusi pada jaringan terluar yang
menghubungkan blok-blok atau sektor-sektor pelayanan dalam kota dari
reservoir ke seluruh jaringan utama. Pipa ini tidak bisa digunakan untuk
melayani tapping (menyadap) ke rumah-rumah. Pipa yang digunakan untuk
pipa induk ialah jenis pipa yang memiliki ketahanan yang tinggi terhadap
tekanan tinggi.
2) Pipa Cabang
Pipa cabang digunakan untuk menyadap air langsung dari pipa induk untuk
selanjutnya dialirkan ke suatu sektor pelayanan. Jenis pipa ini sebaiknya sama
dengan pipa induk.
3) Pipa Service
Pipa service adalah pipa yang melayani sambungan langsung ke rumah-
rumah. Pipa ini berhubungan dengan pipa cabang dan mengalirkan air ke
rumah-rumah dengan diameter tertentu.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 32
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Cara gravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan
yang diperlukan dapat dipertahankan.
2. Cara Pemompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan
untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen.
3. Cara Gabungan
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang
diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya
saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian
rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena
reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian
tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas
debit rata-rata.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 33
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Tabel 2.16
Sistem Pengaliran Air Minum
Cara
No Keterangan
Pengaliran Gambar
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 34
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
utama (distribusi primer). Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi
primer yaitu rangkaian pipa distribusi yang membentuk zona distribusi dalam
suatu wilayah pelayanan SPAM.
b. Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur pipa yang
menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama.
c. Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian pipa yang
membentuk jaringan tertutup Sel Utama.
d. Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi
pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air minum dari pipa
pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle.
e. Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona
distribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang
membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama akan membentuk beberapa
Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar. Sel utama biasanya dibentuk
bila jumlah sambungan rumah (SR) sekitar 10.000 SR.
f. Sel dasar (Elementary Zone) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah sel
utama dan dibatasi oleh pipa pelayanan. Sel dasar adalah rangkaian pipa yang
membentuk jaringan tertutup dan biasanya dibentuk bila jumlah sambungan
rumah SR mencapai 1.000-2.000 SR. Setiap sel dasar dalam sebuah Sel Utama
dilengkapi dengan sebuah Meter Distrik.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 35
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.3.3.6 Asesoris/Perlengkapan Pipa Distribusi
Berikut ini adalah perlengkapan pipa distribusi sebagaimana yang dikutip
dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, diantaranya adalah :
1. Katup / valve
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam pipa, dipasang
pada:
a. Lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran air keluar;
b. Setiap percabangan;
c. Pipa outlet pompa;
d. Pipa penguras atau wash out
Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah Katup
Gerbang (Gate Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterly Valve).
2. Katup penguras (Wash Out/Blow Off)
Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur pipa, ujung
jalur pipa yang mendatar dan menurun dan titik awal jembatan
3. Katup Udara (Air Valve)
Dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa distribusi, di jembatan pipa
dengan perletakan ¼ panjang bentang pipa dari arah aliran, pada jalur lurus
setiap jarak tertentu.
4. Hidran Kebakaran
Dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak antar hidran maksimum
tidak boleh lebih dari 300 m di depan gedung perkantoran kran komersil.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 36
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
penyediaan kebutuhan air untuk keperluan instalasi. Beberapa fungsi reservoir
secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Penyimpanan
a. melayani fluktuasi pemakaian per jam.
b. cadangan air untuk keadaan darurat, misal: kebakaran, terputusnya aliran.
2. Pemerataan aliran atau tekanan akibat bervariasinya pemakaian air di daerah
distribusi.
3. Sebagai distributor, pusat atau sumber pelayanan.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 37
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
3. Jika elevasi muka tanah wilayah pelayanan bervariasi, maka wilayah pelayanan
dapat dibagi menjadi beberapa zona wilayah pelayanan yang dilayani masing-
masing dengan satu reservoir.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 38
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Kehiangan non-fisik/non-teknis dengan komponen penyebab utama konsumsi
tak resmi dan ketidak-akuratan meter pelanggan dan kesalahan penanganan data
harus diminimalkan hingga mendekati 0.
2. Kehilangan Fisik/Teknis
Kehilangan fisik/teknis berupa kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk,
kebocoran dan luapan pada tanki reservoir, serta kebocoran pada pipa dinas
hingga meter pelanggan. Kehilangan ini maksimal 15%.
Tabel 2. 13
Penyebab Kehilangan Air
KEBOCORAN TEKNIS KEBOCORAN NON TEKNIS
6. Penggunaan air dan kebocoran pada Instalasi 6. Kesalahan membaca meteran air dan
Pengolahan Air, reservoir dan pompa kesalahan membuat rekening
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 39
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Dengan pengertian:
Q : debit (m3/detik)
V : kecepatan pengaliran (m/detik)
A : luas penampang pipa (m2)
D : diameter pipa (m)
b) Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan
tinggi dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC kelas
AW, 8 s/d 10 kg/cm2 atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10–12,5), atau jenis pipa
lain yang telah memiliki SNI atau standar internasional setara.
c) Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan
zona pelayan yang di tentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani,
penggambaran dilakukan skala maksimal 1:5.000.
Jaringan pipa distribusi diantanya adalah:
1. Jaringan Distribusi Utama atau Distribusi Primer
2. Jaringan Distribusi Pembawa atau Distribusi Sekunder
3. Jaringan Distribusi Pembagi atau Distribusi Tertier
Rehabilitasi sebagian pada jaringan distribusi menyangkut pada kebocoran
sambungan, valve, katup pembuang, katup udara. Timbunan tanah untuk
menutup pipa yang terkena erosi hujan, banjir, terkikis karena sering dilewati
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 40
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
orang dan binatang ternak. Pipa yang pecah kena alat berat, terutama pipa jenis
PVC, PE, atau ACP.
4. Jembatan Pipa/Air Relieve/Wash Out
Jembatan pipa dapat terbuat dari baja profil, jembatan kayu, jembatan gantung
dengan kabel atau konstruksi syphon. Rehabilitasi keseluruhan dengan
mengganti badan jembatan karena kropos atau perlu ada pengembangan
jaringan dengan kapasitas lebih besar.
5. Manhole/Valve Chamber
Manhole umumnya terbuat dari konstruksi beton tulang, untuk melindungi gate
valve, katup-katup kelengkapan pipa lainnya. Kerusakan terjadi karena
tertimbun tanah, pecah, bocor, dan kena akar pohon. Rehabilitasi dengan
menghilangkan sumber-sumber kerusakan tersebut
Tabel 2. 14
Kriteria Pipa Distribusi
No Uraian Notasi Kriteria
1 Debit Perencanaan Q Kebutuhan air jam puncak Q
puncak peak = F peak x Q rata-rata
F.
2 Faktor jam puncak Puncak 1.15 - 3
Kecepatan aliran air dalam
3 pipa
a) Kecepatan minimum V min 0.3 - 0.6 m/det
b) Kecepatan maksimum
‐ Pipa PVC atau ACP V max 3.0 - 4.5 m/det
‐ Pipa baja atau DCIP V max 6.0 m/det
4 Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum h min (0.5 - 1) atm, pada titik
pelayanan terjauh
b) Tekanan maksimum
‐ Pipa PVC atau ACP h maks 6 - 8 atm
‐ Pipa baja atau DCIP h maks 10 atm
‐ Pipa PE 100 h maks 12.4 Mpa
‐ Pipa PE 80 h maks 9.0 Mpa
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 41
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.3.3.9.2 Kriteria Desain Reservoir Distribusi
Reservoir air dibangun baik dengan konstruksi baja maupun konstruksi
beton bertulang, dan rapat air (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun
2016 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM).
1. Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan memperhatikan
fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang akan dilayani.
2. Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan distribusi. Elevasi
energi akan menentukan sistem pengaliran dari reservoir menuju jaringan
distribusi. Bila elevasi energi pada reservoir lebih tinggi dari sistem
distribusimaka pengaliran dapat dilakukan secara gravitasi. Untuk kondisi
sebaliknya, bila elevasi energi reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi
maka pengaliran dapat dilakukan dengan menggunakan pompa.
3. Letak reservoir.
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi. Bila topografi
daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di tengah-tengah daerah
distribusi. Bila topografi naik turun maka reservoir diusahakan diletakkan pada
daerah tinggi sehingga dapat mengurangi pemakaian pompa dan menghemat
biaya.
4. Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupikebutuhan
pengaliran air.
5. Konstruksi reservoir
a. Ambang bebas minimum 30 cm di atas muka air tertinggi.
b. Dasar bak minimum 15 cm dari muka air terendah.
c. Kemiringan dasar bak adalah 1/1000 – 1/500 ke arah pipa penguras.
d. Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan pertimbangan bentuk
dan struktur tanki sehingga tidak ada daerah aliran yang mati.
e. Pipa outlet dilengkapi dengan saringan dan diletakkan minimum 10 cm di
atas lantai atau pada muka air terendah.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 42
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
f. Dinding kedap air dan diberi flexible-joint.
g. Pipa inlet dan outlet dilengkapi dengan gate valve.
h. Pipa peluap dan penguras memiliki diameter yang mampu mengalirkan
debit air maksimum secara gravitasi dan saluran outlet harus terjaga dari
kontaminasi luas.
i. Reservoir dilengkapi dengan ventilasi, manhole, dan alat ukur tingg muka
air.
j. Tinggi ventilasi ± 50 cm dari atap bagian dalam.
k. Ukuran manhole harus cukup untuk dimasuki petugas dan kedap air.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 43
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Fungsi utama dari sambungan rumah adalah:
1. Mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen.
2. Untuk mengetahui jmlah air yang dialirkan ke konsumen.
Perlengkapan minimal yang harus ada pada sambungan rumah adalah:
Bagian penyadapan pipa;
Meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor;
Katup pembuka/penutup aliran air;
Pipa dan perlengkapannya.
Macam-macam SR yang ada di pasaran berdasarkan item-item yang dipakai
adalah sebagai berikut:
1. Clamp Saddle, pemakaian clamp saddle menyesuaikan dengan ukuran pipa
distribusi yang dipakai. Biasanya antara OD 110mm dan 160mm. Clamp
saddle ada yang menggunakan PVC ada juga yang menggunakan Clamp
saddle HDPE. Jika clamp saddle HDPE maka akan dipakai ferrule cutter atau
male threaded elbow (MTE).
2. Pipa HDPE yang biasa digunakan adalah OD 20mm atau 25mm. Tergantung
standard PDAM masing-masing daerah.
3. Elbow Compression fitting.
4. Angle Lockable, yaitu kunci yang dapat dipergunakan untuk menutup saluran
apabila pelanggan menunggak pembayaran. Angle lockable dilengkapi kunci
(untuk 100pcs diberikan 1 kunci).
5. Meteran air plastik atau meteran air kuningan, atau meteran air yang sudah
menjadi standard meteran air PDAM setempat.
6. Gate valve, sebagai kontrol aliran air oleh pelanggan.
7. MTA (Male Threaded Adaptor) yang menghubungkan antara gate valve dan
jaringan pipa HDPE selanjutnya.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 44
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
perpipaan atau non perpipaan dengan sambungan per kelompok pelanggan dan
tingkat pelayanan hanya untuk memenuhi kebutuhan air minum, dengan cara penh
ngambilan oleh masingmasing pelanggan ke pusat penampungan.
Pelayanan Kran Umum (KU) meliputi pekerjaan perpipaan dan pemasangan
meteran air berikut konstruksi sipil yang diperlukan sesuai gambar rencana. KU
menggunakan pipa pelayanan dengan diameter ¾”–1” dan meteran air berukuran
¾”. Panjang pipa pelayanan sampai meteran air disesuaikan dengan situasi di
lapangan/pelanggan. Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan pelayanan
merupakan pekerjaan sipil yang sederhana meliputi pembuatan bantalan beton,
meteran air, penyediaan kotak pengamandan batang penyangga meteran air dari plat
baja beserta anak kuncinya, pekerjaan pemasangan, plesteran dan lain-lain sesuai
gambar rencana.
Instalasi KU dibuat sesuai gambar rencana dengan ketentuan sebagai
berikut:
- lokasi penempatan KU harus disetujui oleh pemilik tanah
- saluran pembuangan air bekas harus dibuat sampai mencapai saluran air
kotor/selokan terdekat yang ada
- KU dilengkapi dengan meter air diameter ¾”
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 45
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Pada umumnya hidran kebakaran terdiri dari empat bagian utama, yaitu:
bagian yang menghubungkan pipa distribusi dengan hidran kebakaran, badan
hidran, kepala hidran, dan katup hidran.
MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 46