You are on page 1of 46

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK


TAHUN 2018

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian SPAM


Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu sistem yang menangani proses
penyediaan air minum mulai dari perencanaan air baku (kualitas dan kuantitas),
transmisi air baku dari intake (sumber air baku) ke intalasi pengolahan air (IPA),
teknologi Instalasi Pengolahan Air/IPA yang efektif dari segi performa dan biaya,
transmisi air olahan (air minum) dari loksi IPA ke reservoir (offtake), sampai
distribusi air minum ke masyarakat atau daerah pelayanan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih dan
produktif. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disingkat SPAM adalah
satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non-fisik dari prasarana dan sarana air
minum.

2.1.1 Air, Penyediaan Air Minum, SPAM, Pengembangan SPAM


Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum. Air baku yang digunakan untuk air bersih dan air minum adalah air yang
dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan
yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.Penyediaan
air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif. Sistem
penyediaan air minum yang selanjutnya disebut SPAM merupakan satu kesatuan
sistem fisik (teknik) dan non-fisik dari prasarana dan sarana air minum.
Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun, memperluas
dan/atau meningkatkan sistem fisik (teknik) dan non fisik (kelembagaan,
manajemen, keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh
untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan
yang lebih baik.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 1
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.1.2 Penyelenggaraan Pengembangan SPAM
Dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 27
Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan SPAM disebutkan Penyelenggaraan SPAM
adalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakan pengembangan dan pengelolaan
sarana dan prasarana yang mengikuti proses dasar manajemen untuk penyediaan
Air Minum kepada masyarakat.

2.1.2.1 Perencanaan
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
27 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan SPAM, Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut Rencana Induk SPAM adalah
dokumen perencanaan Air Minum jaringan perpipaan dan perencanaan Air Minum
bukan jaringan perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan Air Minum pada satu
periode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen utama sistem
beserta dimensi-dimensinya.
Rencana induk pengembangan SPAM direncanakan untuk jangka panjang
(15-20 tahun) dan merupakan bagian atau tahap awal dari perencanaan air minum
baik untuk jaringan perpipaan maupun bukan jaringan.
Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa:
a) Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten atau Kota;
b) Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten dan/atau Kota;
c) Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Provinsi.
Studi kelayakan pengembangan SPAM adalah suatu studi untuk mengetahui
tingkat kelayakan usulan pembangunan sistem penyediaan air minum di suatu
wilayah pelayanan ditinjau dari aspek teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya,
ekonomi, kelembagaan, dan finansial (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27
Tahun 2016 Pasal 20). Studi kelayakan pengembangan SPAM yang dimaksud dapat
berupa Studi Kelayakn Lengkap, Studi Kelayakan Sederhana, dan Junstifikasi
Teknis dan Biaya.
Studi kelayakan pengembangan SPAM disusun berdasarkan:

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 2
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
a) Rencana induk pengembangan SPAM yang telah ditetapkan;
b) Hasil kajian kelayakan teknis teknologis, lingkungan, sosial, budaya,
ekonomi, kelembagaan, dan finansial; serta
c) Kajian sumber pembiayaan.
Pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2007 Pasal 21,
dituliskan bahwa perencanaan teknis adalah suatu rencana rinci pembangunan
SPAM di suatu kota atau kawasan meliputi unit air baku, unit produksi, unit
distribusi, dan unit pelayanan. Perencanaan teknis disusun berdasarkan rencana
induk pengembangan SPAM yang telah ditetapkan, hasil studi kelayakan, jadwal
pelaksanaan konstruksi, dan kepastian sumber pembiayaan serta hasil konsultasi
teknis dengan dinas teknis terkait.
Perencanaan teknis disusun dengan memperhatikan aspek-aspek
keterpaduan dengan pengembangan prasarana dan sarana sanitasi. Aspek-aspek
keterpaduan digunakan sebagai masukan pada perencanaan teknis pengembangan
prasarana dan sarana sanitasi yang merupakan akibat dari pengembangan SPAM.

2.1.2.2 Konstruksi SPAM


Pelaksanaan konstruksi SPAM dilakukan berdasarkan hasil perencanaan
teknis pengembangan SPAM yang telah ditetapkan. Tahapan pelaksanaan
konstruksi SPAM adalah sebagai berikut:
a. Persiapan pelaksanaan konstruksi;
b. Pelaksanaan konstruksi, pengawasan dan uji material;
c. Uji coba laboratorium dan uji coba lapangan (trial run);
d. Uji coba sistem instalasi pengolahan air (Commissioning Test);
e. Masa pemeliharaan; dan
f. Serah terima pekerjaan.
Kegiatan pelaksanaan konstruksi SPAM dilaksanakan oleh penyelenggara
yang dapat dilakukan sendiri atau melalui penyedia jasa pelaksanaan konstruksi.
Apabila belum ada penyelenggara maka pelaksanaan konstruksi dapat dilaksanakan
oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 3
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.1.2.3 Operasional SPAM
Kegiatan pengoperasian SPAM dilaksanakan sekurang-kurangnya untuk
memenuhi kebutuhan standar pelayanan minimal air minum kepada masyarakat.
Pengoperasian sarana SPAM melalui jaringan perpipaan bertujuan untuk
menjalankan, mengamati dan menghentikan unit-unit agar berjalan secara
berkesinambungan pada keseluruhan dan/atau sebagian unit, meliputi:
a. Unit air baku
b. Unit produksi
c. Unit distribusi
d. Unit pelayanan
Kegiatan operasional pada SPAM yang dilakukan oleh penyedia jasa
dilakukan untuk menjamin pemanfaatan sarana air bersih bagi masyarakat dapat
terlaksana dengan sebaik-baiknya.

2.1.2.4 Pemeliharaan dan Rehabilitasi SPAM


Menurut Peratuan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2007 Pasal 45
Pemeliharaan adalah kegiatan perawatan dan perbaikan unsur-unsur sarana secara
rutin dan berkala yang bertujuan untuk menjaga agar prasarana dan sarana air
minum dapat diandalkan kelangsungannya. Pemeliharaan SPAM meliputi
pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala.
Untuk pemeliharaan rutin harus dilakukan secara rutin dan merupakan
pembiayaan habis pakai guna menjaga usia pakai unit SPAM tanpa penggantian
peralatan/suku cadang. Pemeliharaan rutin ini meliputi kegiatan-kegiatan
pemeliharaan pada unit air baku, unit produksi dan jaringan, unit distribusi dan unit
pelayanan berdasarkan ketentuan yang berlaku. Untuk pemeliharaan berkala
dilakukan secara periodik dan memerlukan biaya tambahan untuk penggantian
peralatan/suku cadang guna memperpanjang usia pakai unit SPAM. Pemeliharaan
berkala memerlukan waktu yang lebih panjang dalam periode bulanan, triwulan,
atau tahunan. Pemeliharaan berkala juga dilakukan pada unit air baku, unit produksi
dan jaringan transmisi, unit distribusi dan unit pelayanan beserta komponennya
berdasarkan ketentuan yang berlaku.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 4
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Peratuan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2007 Pasal 48
menyebutkan bahwa Rehabilitasi SPAM adalah perbaikan atau penggantian
sebagian atau seluruh unit SPAM yang perlu dilakukan agar dapat berfungsi secara
normal kembali. Rehabilitasi dilaksanakan apabila unit-unit dan komponen SPAM
sudah tidak dapat beroperasi secara optimal. Rehabilitasi SPAM meliputi
rehabilitasi sebagian dan rehabilitasi keseluruhan.

2.1.2.5 Monitoring dan Evaluasi SPAM


Pemantauan kinerja pada penyelenggaraan pengembangan SPAM dalam
rangka mendapatkan data dan/atau informasi kondisi dan kinerja baik sistem fisik
maupun sistem non-fisik dalam waktu tertentu dapat dilaksanakan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
Pemantauan sistem fisik dimaksudkan untuk mengendalikan agar kinerja
teknis SPAM sesuai dengan sasaran perencanaan awal. Sistem fisik meliputi:
a. Unit air baku
b. Unit Produksi
c. Unit Distribusi
d. Unit Pelayanan
Pemantauan sistem non-fisik dimaksudkan untuk mengendalikan agar
kinerja non-teknis SPAM sesuai dengan sasaran perencanaan awal. Sistem non-
fisik sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya meliputi:
a. Data kelembagaan
b. Data manajemen
c. Data keuangan
d. Peran serta masyarakat
e. Hukum
Evaluasi meliputi sistem fisik dan evaluasi pelayanan air minum. Evaluasi
penyelenggaraan pengembangan SPAM dilaksanakan secara berkala. Evaluasi
laporan kinerja didasarkan pada indikator kinerja penyelenggaraan pengembangan
SPAM. Pemerintah melalui BPP SPAM melaksanakan evaluasi terhadap standar

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 5
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
kualitas dan kinerja pelayanan penyelenggaraan pengembangan SPAM di tingkat
Nasional, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota.
2.2 Dasar Perencanaan
Hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem distribusi air yaitu
berupa informasi mengenai kebutuhan air di wilayah perencanaan. Kebutuhan air
sangat ditentukan oleh kondisi wilayah perencanaan, pertambahan jumlah
penduduk dan tingkat sosial ekonomi penduduk yang mempengaruhi pola
pemakaian air.

2.2.1 Wilayah Perencanaan


Wilayah perencanaan merupakan suatu perencanaan atau pemanfaatan
suatu ruang wilayah dan perencanaan aktivitas serta mengoptimalkannya sesuai
fungsi pada wilayah tersebut untuk perencanaan wilayah. Kebutuhan air minum di
wilayah perencanaan sangat tergantung kepada kondisi daerah pelayanan yang
menjadi tujuan perencanaan. Untuk merencanakan sistem penyediaan air minum
suatu area harus memenuhi persyaratan, bahwa air tersedia setiap saat dengan debit
dan tekanan yang cukup, serta keamanan dan kualitas sesuai standar.
Kondisi wilayah pelayanan yang menjadi sasaran pelayanan mengacu pada
pertimbangan teknis dalam standar spesifikasi teknis berikut:
a. Bentuk Wilayah Pelayanan
Bentuk wilayah pelayanan mengikuti arah perkembangan kota dan kawasan di
dalamnya.
b. Luas Wilayah Pelayanan
Luas wilayah pelayanan ditentukan berdasarkan survei dan pengkajian sehingga
memenuhi persyaratan teknis.
c. Pertimbangan Teknis Wilayah Pelayanan
Pertimbangan teknis dalam menentukan wilayah pelayanan antara lain namun
tidak dibatasi oleh :
1. Kepadatan penduduk
2. Tingkat kesulitan dalam memperoleh air
3. Kualitas sumber air yang ada
4. Tata ruang kota

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 6
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
5. Tingkat perkembangan daerah
6. Dana investasi, dan
7. Kelayakan operasi
d. Komponen Wilayah Pelayanan
Komponen wilayah pelayanan adalah:
1. Kawasan permukiman
2. Kawasan perdagangan
3. Kawasan pemerintahan dan pendidikan
4. Kawasan industri
5. Kawasan pariwisata
6. Kawasan khusus: pelabuhan, rumah susun.

2.2.1.1 Data Fisik Wilayah Perencanaan


Data fisik wilayah perencanaan yang akan digunakan adalah berupa peta
topografi, peta hidrologi, peta geologi, peta hidrogeologi, peta tanah, peta aliran
sungai, foto udara dan citra satelit serta data-data lain yang berkaitan baik berupa
laporan atau tulisan-tulisan yang sudah dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan.
1. Peta Topografi
Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi lengkap
dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam peta
digambar dalam bentuk garis kontur. Garis kontur yaitu garis pada peta yang
menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai ketinggian yang sama.
2. Peta Hidrologi
Pada peta ini dapat dipelajari keadaan hidrografi terutama hubungannya dengan
curah hujan dan daerah aliran sungai. Data hidrologi dapat diperoleh dari dinas/
Kementrian Lingkungan Hidup, Dinas PU Sumber Daya Air.
3. Peta Geologi
Memberikan gambaran tentang penyebaran susunan batuan serta bentuk
struktur geologi daerah yang bersangkutan. Keterdapatan air tanah sangat
tergantung kepada sifat batuan terhadap air, apakah batuan diatas bersifat kedap
atau meluluskan air yang secara langsung mempengaruhi aliran permukaan dan
aliran bawah tanah.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 7
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
4. Peta Hidrogeologi
Secara umum peta hidrogeologi memberikan informasi mengenai air tanah
termasuk keterdapatan dan produktifitas akuifernya berikut lokasi serta
kapasitas mata air yang muncul. Peta hidrogeologi sering disebut peta air tanah.
5. Peta Penggunaan Lahan
Peta ini dibuat dari hasil analisis skoring dan klaisfikasi data : kemiringan
lereng, curah hujan, jenis tanah, penggunaan lahan dan data tematik lainnya.
Peta kesesuaian lahan dapat dibuat untuk berbagai kepentingan, misalnya
kesesuaian untuk permukiman, pertanian, industri perikanan dan lainnya.
6. Peta Aliran Sungai
Peta aliran sungai ini secara khusus memperlihatkan pola aliran sungai yang
akan mempermudah dalam penentuan dan penelaahan daerah aliran sungai
”Lau DAS” apabila peta topografi dengan skala yang memadai tidak tersedia.
7. Data lain yang berkaitan
Data-data sekunder lainnya yang penting dan ada hubungannya dengan masalah
tata air seperti data curah hujan, data klimatologi, data kualitas air, lokasi dan
debit sungai, mata air, sumur bor, sumur gali. Keseluruhan data ini sangat
penting dan menunjang dalam memberikan informasi yang diperlukan.

2.2.1.2 Data Non Fisik


Data nonfisik yang digunakan pada perencanaan ini terdiri dari data
kependudukan dan data sarana pemukiman.

2.2.1.2.1 Kependudukan
Penduduk adalah orang dalam matranya sebagai pribadi, anggota
keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang
bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu.
Kependudukan atau Demografi adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri
utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi
kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta
lingkungan penduduk (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 18 Tahun 2007
Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum).

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 8
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.2.1.2.2 Sarana Permukiman
Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai bagian dari permukiman,
baik perkotaan maupun perdesaan, yang dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan
utilitas umum sebagai hasil upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Permukiman
adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Berdasarkan UURI No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Permukiman dapat diketahui berbagai jenis prasarana permukiman seperti yang
tercantum dalam Pasal 5 - 7, meliputi:
1) Sarana dasar yang utama bagi berfungsinya suatu lingkungan permukiman
adalah (Pasal 5) :
a. Jaringan jalan untuk mobilitas manusia dan angkutan barang, pencegahan
perambatan kebakaran, serta untuk menciptakan ruang dan bangunan yang
teratur;
b. Jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah
untuk kesehatan lingkungan; dan
c. Jaringan saluran air hujan untuk pengatusan/drainase, dan pencegahan
banjir setempat.
d. Dalam keadaan tidak terdapat air tanah sebagai sumber air bersih, jaringan
air bersih merupakan sarana dasar.
2) Fasilitas penunjang dimaksud dapat meliputi aspek ekonomi yang antara lain
berupa bangunan perniagaan/perbelanjaan yang tidak mencemari lingkungan.
Sedangkan fasilitas penunjang yang meliputi aspek social budaya, antara lain
berupa bangunan pelayanan umum dan pemerintahan, pendidikan dan
kesehatan, peribadatan, rekreasi dan olah raga, pemakaman dan pertamanan
(Pasal 6).
3) Utilitas umum meliputi antara lain: jaringan air bersih, jaringan listrik, jaringan
telefon, jaringan gas, jaringan transportasi, dan pemadam kebakaran. Fasilitas
umum membutuhkan pengelolaan secara berkelanjutan dan profesional oleh

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 9
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
badan usaha agar dapat memberikan pelayanan yang memadai kepada
masyarakat (Pasal 7).
Conyers, D. dan P. Hills (1984) merinci sarana/fasilitas permukiman dapat
meliputi diantaranya :
1. Fasilitas pelayanan ekonomi dan perdagangan, meliputi:
a. Warung/kios, merupakan unit usaha ekonomi skala terkecil;
b. Pertokoan, merupakan unit usaha ekonomi skala sedang - besar;
c. Pusat perbelanjaan skala lingkungan (toko dan pasar); dan
d. Pusat perbelanjaan dan niaga (toko + pasar + bank + kantor-kantor +
industri kecil).

2. Fasilitas pelayanan sosial, meliputi :


a. Fasilitas pendidikan, terdiri dari :
 Taman Kanak-Kanak (TK);
 Sekolah Dasar (SD);
 Sekolah Lanjutan Pertama (SLP); dan
 Sekolah Lanjutan Atas (SLA)
b. Fasilitas kesehatan, terdiri dari:
 Balai pengobatan;
 BKIA + Rumah bersalin;
 Puskesmas dan Balai pengobatan;
 Rumah sakit daerah/wilayah;
 Tempat praktek dokter; Dokter; dan
 Apotek/toko obat.
3. Fasilitas pelayanan kesejahteraan sosial, meliputi :
a. Tempat ibadah;
b. Balai pertemuan; dan
c. Tempat hiburan.
4. Fasilitas pelayanan pendukung lainnya, meliputi :
a. Taman/tempat bermain (park/play ground);
b. Jalur hijau; dan
c. Tempat pejalan kaki/pedestrian.

2.2.2 Proyeksi Kebutuhan Air Minum


Dalam memproyeksikan kebutuhan air minum, maka diperlukan data-data
pendukung seperti jumlah penduduk, persentase pertambahan jumlah penduduk,

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 10
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
juga fasilitas pendukung didalamnya. Kemudian dalam penyediaan air minum,
perluk dilakukan kategorisasi antara penyediaan kebutuhan air untuk domestik
seperti pemukiman dan non domestic seperti pertokoan, fasilitas umum, fasilitas
kesehatan dan sebagainya.

2.2.2.1 Proyeksi Penduduk


Salah satu faktor penting dalam perencanaan SPAM ini untuk suatu area
adalah perkembangan penduduk. Hal ini karena, besarnya perkembangan penduduk
sangat mempengaruhi proyeksi penduduk tahun-tahun berikutnya pada suatu area
yang akan dilayani. Pada perencanaan SPAM ini proyeksi penduduk harus
dilakukan untuk interval 5 tahun selama periode perencanaan. Dalam proyeksi
penduduk untuk tahun-tahun berikutnya, diperlukan metode pendekatan yang
diperlukan sesuai kararakteristik daerahnya.
Untuk memproyeksikan jumlah penduduk pada daerah perencanaan
dibandingkan dengan tiga metode proyeksi. Kemudian, dari ketiga metode tersebut
dipilih yang paling sesuai untuk karakteristik daerah yang ditinjau. Metode yang
diperbandingkan adalah arithmatik, geometrik dan eksponensial.
a. Metode Aritmatik
Pt = Pi + Ka (tf – ti)
Pt  Pi
Ka =
tf  ti
Dimana : Pt = jumlah penduduk akhir tahun proyeksi
Pi = jumlah penduduk awal tahun proyeksi
Ka = konstanta aritmatik
tf - ti = jumlah tahun proyeksi

b. Metode Geometrik

Dimana : Pn = jumlah penduduk pada tahun n


Po = jumlah penduduk pada awal
n = jumlah interval tahun
r = laju pertambahan penduduk/th

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 11
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
c. Metode Eksponensial

ln Pt = ln Pi + Kg (tf – ti)
ln pf  ln pi
Kg =
tf  ti
Dimana :Pt = jumlah penduduk akhir tahun proyeksi
Pi = jumlah penduduk awal tahun proyeksi
Kg = konstanta geometrik
f – ti = jumlah tahun proyeksi
Setelah dilakukan perhitungan akan diperoleh data dari nilai R (korelasi).
Pemilihan metode proyeksi penduduk daerah perencanaan dilakukan dengan cara
pengujian statistik, yaitu dengan koefisien korelasi. Metode proyeksi yang paling
tepat adalah metode yang memberikan nilai R2 mendekati atau sama dengan 1.
Setelah itu, metode tersebut yang kemudian dipakai untuk memproyeksikan jumlah
penduduk yang diinginkan.

2.2.2.2 Proyeksi Kebutuhan Air Domestik


Kebutuhan domestik merupakan kebutuhan air minum untuk rumah tangga
dan sambungan kran umum. Jumlah kebutuhan didasarkan pada banyaknya
penduduk, presentase yang diberi air dan cara pembagian air yaitu dengan
sambungan rumah atau melalui kran umum.
Unit kebutuhan air domestik adalah kuantitas air untuk penggunaan
domestik yang diambil dari jaringan oleh konsumen individu. Unit kebutuhan air
biasanya dinyatakan dalam l/org/hr. Kebutuhan air domestik untuk kota dibagi
dalam beberapa kategori (Dirjen Cipta Karya), yaitu :
a. Kota Kategori I (Metropolitan)
b. Kota Kategori II (Kota Besar)
c. Kota Kategori III (Kota Sedang)
d. Kota Kategori IV (Kota Kecil)
e. Kota Kategori V (Desa)

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 12
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Tabel 2. 1
Kebutuhan Air Minum Domestik
No Jenis Pemakaian Keterangan
1. Kebutuhan Domestik Timbul akibat aktivitas-aktivitas manusia yang
terjadi dalam sebuah rumah tangga, misalnya
mandi, mencuci, memasak dan lain-lainnya.
1. Hidran Umum
Jenis pelayanan pelanggan sistem air minum
perpipaan atau non perpipaan dengan sambungan
per kelompok pelanggan dan tingkat pelayanan
hanya untuk memenuhi kebutuhan air minum,
dengan cara pengambilan oleh masing-masing
pelanggan ke pusat penampungan
2. Sambungan Rumah
Jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya
langsung ke rumah rumah biasanya berupa
sambungan pipa-pipa distribusi air melaui meter air
dan instalasi pipanya di dalam rumah.

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016

Tabel 2. 2
Kategori Kebutuhan Air Domestik
KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH JIWA
500.000 s/d 1000.000 s/d 20.000 s/d
NO URAIAN >1.000.000 <20.000
1.000.000 500.000 100.000
METRO BESAR SEDANG KECIL DESA
Konsumsi
Unit
1 Sambungan 190 170 130 100 80
Rumah
(SR) l/o/h
Konsumsi
unit hidran
2 30 30 30 30 30
umum
(HU) l/o/h
Konsumsi
unit non
3 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
domestik
l/o/h (%)
Kehilangan
4 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30
air (%)
Faktor hari
5 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1
maksimum
Faktor jam
6 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5
puncak
Jumlah
7 5 5 5 5 5
jiwa SR

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 13
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Jumlah
8 jiwa per 100 100 100 100 100
HU
Sisa tekan
di
9 penyediaan 10 10 10 10 10
distribusi
(mka)
10 Jam operasi 24 24 24 24 24
Volume
reservoir
11 (% max 20 20 20 20 20
day
demand)
50:50:00 50:50:00
12 SR:HU s/d s/d 80:20:00 70:30:00 70:30:00
80:20:00 80:20:00
Sumber : Ditjen Cipta Karya Dep PU, 2006

2.2.2.3 Proyeksi Kebutuhan Air Non Domestik Non Industri


Kebutuhan air bersih untuk non domestic timbul akibat dari aktivitas-
aktivitas manusia di luar rumah tangga, misalnya kebutuhan untuk fasilitas-fasilitas
umum, komersial, perkantoran, pendidikan, rekreasi dan sebagainya. Kebutuhan air
non domestik untuk industri diperlukan untuk menjalankan proses produksi di
pabriknya. Pemakaian air non-domestik kemungkinan dari 20% - lebih dari 100%
pemakaian air. Pemakaian air tergantung pada tingkat industrialisasinya dari daerah
pelayanan. Jumlah kebutuhan air bersih non domestik industri untuk beberapa
kategori kawasan pelayanan bisa dilihat pada tabel-tabel berikut ini :

Tabel 2. 3
Kategori Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori I, II, III dan IV
Sektor Nilai Satuan

Sekolah 10 Liter/murid/hari
Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari

Puskesmas 2000 Liter/hari

Masjid 3000 Liter/hari

Kantor 10 Liter/pegawai/hari

Pasar 12000 Liter/ha/hari

Hotel 150 Liter/bed/hari

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 14
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018

Sektor Nilai Satuan


Rumah Makan 100 Liter/tempat duduk/hari

Komplek Militer 60 Liter/orang/hari

Kawasan Industri 0,2-0,8 Liter/detik/ha


Kawasan Pariwisata 0,1-0,3 Liter/detik/ha
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU

Tabel 2. 4
Kategori Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori V (Desa)
Sektor Nilai Satuan

Sekolah 5 Liter/murid/hari

Rumah Sakit 200 Liter/bed/hari

Puskesmas 1200 Liter/hari

Hotel 90 Liter/hari

Kawasan Industri 10 Liter/hari

Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU

Tabel 2. 5
Kategori Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori Lain
Sektor Nilai Satuan
Lapangan Terbang 10 l/det
Pelabuhan 50 l/det
Stasiun KA-Terminal Bus 10 l/det
Kawasan Industri 0,75 l/det/ha
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU

2.2.3 Pola Fluktuasi Pemakaian Air Minum


Besarnya pemakaian air tidak terlepas dari aktivitas yang dilakukan sehari-
hari, sehingga menyebabkan terjadi pola pemakaian air yang berbeda-beda pada
setiap waktu dalam satu hari. Menurut Hadisubroto dkk (2007) dalam Jurnal
Kajian Pola Pemakaian Air Bersih di Tiga Apertemen di Jakarta, pola fluktuasi
pemakaian air pada jangka waktu tertentu dapat dibedakan menjadi:

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 15
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
a. Kebutuhan air minum rata-rata (Qm) yaitu pemakaian rata-rata dalam satu hari
atau pemakaian dalam satu tahun dibagi dengan banyaknya hari dalam satu
tahun. Banyaknya air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan domestik,
non domestik dan ditambah kehilangan air.
b. Kebutuhan air harian maksimum/peak day (Qhm) yaitu suatu pemakaian
terbanyak pada suatu hari dalam satu hari. Faktor hari maksimum umumnya
berkisar antara 1,1 – 1,3. Banyaknya air yang dipakai pada satu hari dalam
setahun dan berdasarkan pada Qm, untuk menghitung Qhm diperlukan faktor
fluktuasi kebutuhan air maksimum.
Qhm = Fhm x Qm
c. Pemakaian jam puncak/peak hour (Qjm) yaitu suatu pemakaian terbesar pada
suatu jam dalam satu hari. Faktor jam puncak umumnya berkisar antara 1,5 –
1,75. Banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam satu hari
Qjm = Fjm x Qm.
Jam puncak dan harian maksimum adalah dua istilah yang saling berkaitan
dalam pola pemakaian air. Variasi perubahan pemakaian air oleh konsumen dari
waktu secara periodik disebut fluktuasi. Berdasarkan fluktuasi pemakaian air ini
dapat ditentukan standar perencanaan yaitu berupa perkiraan faktor jam puncak dan
harian maksimum sehingga dapat mengoptimalkan produksi air dan meningkatkan
pelayanan (Red, 1993). Menurut Dirjen Cipta Karya Dept. PU. (2007) dalam Buku
Panduan Pengembangan Air Minum besarnya faktor jam puncak adalah 1,5 – 1,7
pemakaian air maksimum sedangkan faktor harian maksimum adalah 1,15
pemakaian air rata-rata. Angka ini adalah berupa kriteria perencanaan yang
dimaksudkan untuk mempermudah dalam merencanakan jaringan distribusi air
bersih yang didapatkan dari pendekatan empiris. Secara matematis penentuan
faktor jam puncak dan harian maksimum dapat diformulasikan, tetapi sebelumnya
perlu diketahui terlebih dahulu debit rerata harian dalam satu minggu, yaitu :
Qri = Qh /7 (Red, 1993)
di mana,
Qri : debit rerata harian dalam seminggu
Qh : debit pengaliran setiap jam (m3 /hari)

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 16
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
angka 7 adalah jumlah hari dalam seminggu

f(peak hour) = Qhm/ Qri (Red, 1993)


di mana,
f(peak hour) : faktor jam puncak
Qhm : debit jam puncak dalam satu hari
Qri : rata-rata harian dalam satu minggu

f(max.day) = Qdm/ Qri (Red, 1993)


di mana,
f(max.day) : faktor harian maksimum
Qdm : debit maksimum hari dalam satu minggu
Qri : rata-rata harian dalam satu minggu

2.2.4 Kapasitas Air Baku


Kebutuhan kapasitas air baku disusun untuk menentukan rencana alokasi air
baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan. Untuk merencanakan
teknis pengembangan SPAM unit air baku didasarkan pada ketentuan dimana debit
pengambilan harus lebih besar daripada debit yang diperlukan, minimal 130% dari
kebutuhan rata-rata air minum.
Apabila kapasitas pengambilan air baku tidak dapat tercapai karena
keterbatasan sumbernya akibat musim kemarau, maka dilakukan konversi debit
surplus pada musim hujan menjadi debit cadangan pada musim kemarau. Debit
cadangan ini harus melebihi kapasitas kebutuhan air minum.

2.2.5 Kapasitas Distribusi


Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016 dikatakan
bahwa kapasitas utama sistem air minum harus mampu untuk jaringan distribusi
harus disesuaikan dengan kebutuhan jam puncak. Unit distribusi direncanakan
berdasarkan kebutuhan jam puncak yang besarnya berkisar 115%-300% dari
kebutuhan rata-rata.
Ukuran diameter pipa distribusi ditentukan berdasarkan aliran pada jam
puncak dengan sisa tekan minimum di jalur distribusi, pada saat terjadi kebakaran

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 17
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
jaringan pipa mampu mengalirkan air untuk kebutuhan maksimum harian dan tiga
buah hidran kebakaran masing-masing berkapasitas 250 gpm dengan jarak antara
hidran maksimum 300 m. Faktor jam puncak terhadap debit rata-rata tergantung
pada jumlah penduduk wilayah terlayani.

Tabel 2. 6
Faktor Jam Puncak untuk Perhitungan Jaringan Pipa Distribusi
Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi
Faktor
Utama Pembawa Pembagi
Jam puncak 1.15 – 1.7 2 3
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016

Tabel 2. 7
Diameter Pipa Distribusi
Pipa Distribusi Pipa Distribusi Pipa Distribusi
Cakupan Sistem Pipa Pelayanan
Utama Pembawa Pembagi
Sistem Kecamatan ≥100 mm 75-100 mm 75 mm 50 mm
Sistem Kota ≥ 150 mm 100-150 mm 75-100 mm 50-75 mm
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016

Selain itu hal-hal yang sudah disebutkan sebelumnya ada juga faktor lainnya
yaitu harga, ketahanan/keawetan dan kemudahan untuk mendapatkan pipa tersebut
akan dipertimbangkan. Berdasarkan faktor-faktor di atas, maka diusulkan untuk
mempergunakan pipa seperti pada tabel berikut :

Tabel 2. 8
Usulan Bahan Pipa Sesuai dengan Diameter
Tekanan Kerja Diameter (mm)
Kondisi
(M) 50 80-100 150 200
PVC
100 PVC PVC AC
Tertanam STEEL/GIP
>100 GIP STEEL/GIP STEEL

Tak
- GIP STEEL/GIP STEEL/GIP STEEL
Tertanam
Sumber : Ditjen Cipta Karya, Dep. PU

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 18
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.3 SPAM Perpipaan
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016
menjelaskan bahwa pengoperasian sarana SPAM melalui jaringan perpipaan
bertujuan untuk menjalankan, mengamati dan menghentikan unit-unit agar berjalan
secara berkesinambungan pada keseluruhan dan/atau sebagian unit, meliputi: unit
air baku; unit produksi; unit distribusi; dan unit pelayanan.
Kriteria perpipaan dalam sistem penyediaan air minum terbagi menjadi 2 yaitu
untuk pipa transmisi dan pipa distribusi.

2.3.1 Unit Air Baku


Dalam Buku Panduan Pendampingan SPAM Perpipaan Berbasis
Masyarakat Dirjen Cipta Karya disebutkan bahwa unit air baku adalah sarana dan
prasarana pengambilan dan/atau penyedia air baku, meliputi bangunan
penampungan air, bangunan pengambilan/penyadapan, alat pengukuran, dan
peralatan pemantauan, sistem pemompaan, dan/atau bangunan sarana pembawa
serta perlengkapannya.

2.3.1.1 Fungsi dan Komponen Unit Air Baku


Unit air baku merupakan sarana pengambilan dan/atau penyediaan air baku
dari sumbernya. Air baku selanjutnya akan diolah dan didistribusikan menjadi air
minum. Komponen dari unit air baku meliputi bangunan penampungan air,
bangunan pengambilan/penyadapan, alat pengukuran, dan peralatan pemantauan,
sistem pemompaan, dan/atau bangunan sarana pembawa serta perlengkapannya.

2.3.1.2 Sumber dan Alokasi Air Baku


Sumber air baku yang bisa biasanya diambil untuk penyediaan air bersih ke
wilayah yang akan dilayani adalah sebagai berikut :
a. Air tanah adalah sumber air yang terjadi melalui proses peresapan air
permukaan ke dalam tanah. Air tanah biasanya mempunyai kualitas yang baik
karena zat – zat pencemar air tertahan oleh lapisan tanah. Contoh sumber ini
adalah mata air.
b. Air permukaan

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 19
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Sumber air baku dari air permukaan diantaranya adalah sungai, danau, waduk,
situ, bendungan dan lain-lain. Sumber air baku dari air permukaan sebelum
digunakan perlu diolah agar memenuhi syarat baik dari segi fisika, kimia
maupun biologi.
c. Air hujan
Dari segi kuantitas, air hujan tergantung pada besar kecilnya curah hujan.
Sehingga hujan tidak mencukupi untuk persediaan umum karena jumlahnya
berfluktuasi. Begitu pula bila dilihat dari segi kontinuitasnya, air hujan tidak
dapat diambil secara terus menerus, karena tergantung pada musim. Dalam
keadaan murni, air hujan sangat bersih, tetapi setelah mencapai permukaan
bumi, air hujan tidak murni lagi karena ada pengotoran udara yang disebabkan
oleh pengotoran industri/debu dan lain sebagainya.
Sumber air baku harus harus memenuhi ketentuan tertentu yang sudah
disahkan di peraturan perundang-undangan yang terkait, misalnya adalah :
a. Debit minimum dari sumber air baku;
b. Kuantitas sumber air baku harus terjamin kontinuitasnya;
c. Kualitas air baku harus memenuhi ketentuan baku mutu air yang berlaku;
d. Jarak sumber air baku ke daerah pelayanan maksimum sesuai dengan
ketentuan untuk masing-masing sumber air baku.

2.3.1.3 Cara Pengambilan Air Baku


Sebelum dialirkan ke bangunan instalasi pengolahan air minum (WTP), air
baku harus ditampung dahulu atau diarahkan pada suatu tempat yang dinamakan
bangunan penangkap air baku. Macam dan jenis bangunan penangkap air baku
yaitu:
A. Broncaptering
B. Bangunan pengambilan Air Baku (Intake)
Bangunan penangkap air atau tempat air masuk sungai, danau, situ, atau sumber
air lainnya. Bangunan intake memiliki tipe yang bermacam-macam, di
antaranya adalah:
1) Direct Intake

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 20
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Digunakan untuk sumber air yang dalam seperti sungai atau danau dengan
kedalaman yang cukup tinggi. Intake jenis ini memungkinkan terjadinya
erosi pada erosi pada dinding dan pengendapan di bagian dasarnya.
2) Indirect Intake
a. River Intake
Menggunakan pipa penyadap dalam bentuk sumur pengumpul. Intake
ini lebih ekonomis untuk air sungai yang mempunyai perbedaan level
muka air pada musim hujan dan musim kemarau yang cukup tinggi.
b. Canal Intake
Digunakan untuk air yang berasal dari kanal. Dinding chamber sebagian
terbuka ke arah kanal dan dilengkapi dengan pipa pengolahan
selanjutnya.
c. Reservoir Intake
Digunakan untuk air yang berasal dari dam dan dengan mudah
menggunakan menara intake. Menara intake dengan dam dibuat terpisah
dan diletakkan di bagian hulu. Untuk mengatasi fluktuasi level muka air.
Inlet dengan beberapa level diletakkan pada menara.
3) Spring Intake
Digunakan untuk air baku dari mata air/air tanah.
4) Intake Tower
Digunakan untuk air permukaan dengan kedalaman air berada dalam level
tertentu
5) Gate Intake
Berfungsi sebagai screen dan merupakan pintu air pada prasedimentasi.

2.3.1.4 Sistem Transmisi Air Baku


Jaringan pipa transmisi terdiri dari dua jenis pipa yaitu jaringan pipa
transmisi air baku dan jaringan pipa transmisi air minum. Jaringan pipa transmisi
air baku adalah ruas pipa pembawa air dari sumber air sampai unit produksi.
Jaringan pipa transmisi air minum adalah ruas pipa pembawa air minum dari unit
produksi/bangunan penangkap air sampai reservoir atau batas distribusi.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 21
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Menurut Al Layla (1978), sistem transmisi merupakan suatu sistem
pengaliran yang membawa air baku atau air bersih dari suatu sumber menuju ke
reservoir atau daerah distribusi.
2.3.1.4.1 Jalur Transmisi
Jalur transmisi pada Sistem Penyediaan Air Minum mulai dari sumber air
hingga ke reservoir distribusi tentunya harus memenuhi ketentuan teknis yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Pipa transmisi
harus memenuhi ketentuan teknis sebagai berikut:
a. Jalur pipa sependek mungkin;
b. Menghindari jalur yang mengakibatkan konstruksi sulit dan mahal;
c. Tinggi hidrolis pipa minimum 5 m diatas pipa, sehingga cukup menjamin
operasi air valve;
d. Menghindari perbedaan elevasi yang terlalu besar sehingga tidak ada
perbedaan kelas pipa.

2.3.1.4.2 Bahan Pipa Transmisi


Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016
Tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,
pemilihan bahan pipa harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI, antara lain:
 Spesifikasi pipa PVC mengikuti standar SNI 03-6419-2000 tentang Spesifikasi
Pipa PVC bertekanan berdiameter 110-315 mm untuk Air Bersih dan SK SNI
S-20-1990-2003 tentang Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum.
 SNI 06-4829-2005 tentang Pipa Polietilena Untuk Air Minum
 Standar BS 1387-67 untuk pipa baja kelas medium.
 Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989
atau SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G3457.
 Standar untuk pipa ductile menggunakan standar dari ISO 2531 dan BS 4772.
Persyaratan bahan pipa lainnya dapat menggunakan standar nasional
maupun internasional lainnya yang berlaku.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 22
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.3.1.4.3 Asesoris/Perlengkapan Pipa Transmisi
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016 Tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum menjelaskan
bahwa sistem pipa transmisi air baku yang panjang dan berukuran diameter relatif
besar dari diameter nominal ND-600 mm sampai dengan ND -1000 mm perlu
dilengkapi dengan aksesoris dan perlengkapan pipa yang memadai.
Perlengkapan penting dan pokok dalam sistem transmisi air baku air minum
antara lain sebagai berikut:
 Katup pelepas udara, yang berfungsi melepaskan udara yang terakumulasi
dalam pipa transmisi, yang dipasang pada titik-titik tertentu dimana akumulasi
udara dalam pipa akan terjadi.
 Katup pelepas tekanan, yang berfungsi melepas atau mereduksi tekanan
berlebih yang mungkin terjadi pada pipa transmisi.
 Katup penguras (Wash-out Valve), berfungsi untuk menguras akumulasi
lumpur atau pasir dalam pipa transmisi, yang umumnya dipasang pada titik-
titik terendah dalam setiap segmen pipa transmisi.
 Katup ventilasi udara perlu disediakan pada titik-titik tertentu guna
menghindari terjadinya kerusakan pada pipa ketika berlangsung tekanan
negatif atau kondisi vakum udara.

2.3.1.5 Desain Intake


Intake merupakan suatu bangunan penangkap atau pengambilan air baku
yang akan diolah sesuai dengan perencanaan. Pada intake, air baku akan
dikumpulkan dan ditransmisikan ke bangunan pengolahan. Bangunan intake harus
disesuaikan menurut konstruksi bangunan air, dan pada umumnya memiliki
konstuksi beton bertulang (reinforced concrete) agar memiliki ketahanan yang baik
terhadap kemungkinan hanyut oleh arus sungai.

2.3.1.5.1 Kriteria Desain Intake


Kriteria desain intake adalah sebagai berikut:
 Bell Mouth Strainer
a. Kecepatan melalui lubang strainer 0,15 – 0,3 m/dtk

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 23
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
b. Letak strainer 0,6 – 1 m dibawah tinggi muka air minimum
 Sumuran pengumpul
a. Dasar sumuran diambil 1 m dibawah strainer.
b. Konstruksi harus kuat dan penempatan pipa dan perlengkapannya dapat
mudah dioperasikan dan dipelihara .
c. Waktu detensi tidak lebih dari 20 menit.
 Pipa penyalur air baku dengan pengaliran grafitasi
a. Kecepatan aliran 0,6 – 1,5 m/dtk untuk mencegah iritasi dan sedimentasi
pada pipa.
b. Ukuran diameter pipa ditetapkan dengan menjaga aliran 0,6 m/dtk pada saat
level air terendah, dan tidak lebih dari kecepatan aliran 1,5 m/dtk pada saat
level air tertinggi.
 Pipa penyalur air baku dengan pengaliran menggunakan pompa
a. Kecepatan aliran berkisar antara 1 – 1,5 m/dtk dengan pengaturan diameter
sama seperti kriteria pipa penyalur secara gravitasi
b. Pusat pompa ditempatkan tidak kurang dari 3,7 m di bawah level air
terendah dan tidak lebih dari 4 m diatas level air terendah
 Screen
a. Jarak antar kisi adalah 25,4 – 76,2 mm
b. Lebar kisi 0,25 – 5 inchi
c. Kemiringan kisi 30o – 45o dari horizontal
d. Kehilangan tekanan pada kisi 0,01 – 0,8 m

2.3.1.6 Desain Transmisi Air Baku


Sistem transmisi merupakan suatu sistem pengaliran yang membawa air
baku atau Di dalam sistem transmisi ada beberapa cara pengaliran yang dapat
dilakukan, antara lain: sistem saluran terbuka, sistem saluran tertutup dan sistem
perpipaan. Sistem perpipaan yang digunakan untuk transmisi memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan sistem lainya yaitu, kecepatannya tinggi karena
aliran berada di bawah tekanan serta dapat dioperasikan tanpa gangguan.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 24
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Perpipaan transmisi yang berfungsi untuk mengalirkan air dari sumber ke
reservoir atau pengolahan air. Bahan pipa yang akan dipergunakan dipilih dengan
beberapa faktor pertimbangan antara lain :
 Diameter dan Tekanan
 Kondisi tanah / topografi
 Kualitas air
 Kemudahan pemasangan
Selain itu ada juga faktor harga, ketahanan/keawetan dan kemudahan untuk
mendapatkan pipa tersebut akan dipertimbangkan. Berdasarkan faktor-faktor di
atas, maka diusulkan untuk mempergunakan pipa seperti pada tabel berikut :

Tabel 2. 9
Usulan Bahan Pipa Sesuai Diameter
Tekanan Kerja Diameter (mm)
Kondisi
(M) 50 80-100 150 200
PVC
100 PVC PVC AC
Tertanam STEEL/GIP
>100 GIP STEEL/GIP STEEL

Tak Tertanam - GIP STEEL/GIP STEEL/GIP STEEL


Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1999

2.3.1.6.1 Kriteria Desain Transmisi


Pipa transmisi sedapat mungkin harus diletakkan sedemikian rupa dibawah
level garis hidrolis untuk menjamin aliran sebagaimana diharapkan dalam
perhitungan agar debit aliran yang dapat dicapai masih sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam pemasangan pipa transmisi, perlu memasang angker penahan
pipa pada bagian belokan baik dalam bentuk belokan arah vertikal maupun belokan
arah horizontal untuk menahan gaya yang ditimbulkan akibat tekanan internal
dalam pipa dan energi kinetik dari aliran air dalam pipa yang mengakibatkan
kerusakan pipa maupun kebocoran aliran air dalam pipa tersebut secara berlebihan.
Perpipaan transmisi sedapat mungkin dipasang di dalam tanah. Hal ini
dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan rusaknya pipa secara fisik baik oleh
tumbuhnya pohon atau kerusakan fisik lainnya. Kedalaman penanaman pipa

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 25
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
dihitung dari permukaan tanah terhadap bagian atas pipa bergantung kepada kondisi
lapangan. Untuk kondisi lapangan biasa ditentukan minimum 50 cm, sedangkan
pipa yang dipasang di bawah jalan ditentukan 100 cm.

Tabel 2. 10
Kriteria Pipa Transmisi
No Uraian Notasi Kriteria
1 Debit Perencanaan
Q max Kebutuhan air hari maksimum Q
max = F max x Q rata-rata
2 Faktor hari maksimum F. Max 1.10 - 1.50
3 Jenis saluran - Pipa atau saluran terbuka*
4 Kecepatan aliran air dalam pipa
a) Kecepatan minimum V min 0.3 - 0.6 m/det
b) Kecepatan maksimum
‐ Pipa PVC V max 3.0 - 4.5 m/det
‐ Pipa DCIP V max 6.0 m/det
5 Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum H min 1 atm
b) Tekanan maksimum
‐ Pipa PVC H maks 6 - 8 atm
‐ Pipa DCIP 10 atm
‐ Pipa PE 100 12.4 Mpa
‐ Pipa PE 80 9.0 Mpa
6 Kecepatan saluran terbuka
a) Kecepatan minimum V min 0.6 m/det
b) Kecepatan maksimum V max 1.5 m/det
7 Kemiringan saluran terbuka S (0.5 - 1) 0/00
8 Tinggi bebas saluran terbuka Hw 15 cm (minimum)
9 Kemiringan tebing terhadap dasar 45° (untuk trapesium)

saluran
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 26
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Tabel 2. 11
Kedalaman Penanaman Pipa
Kondisi Penanaman Pipa Kedalaman (cm)
Kondisi biasa 80
Dibawah jalan :
- Biasa 100
- Raya 120
Sumber : Dirjen Cipta Karya, 1999

2.3.2 Unit Produksi


Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016 Tentang
Pengembangan Penyelenggaraan SPAM disebutkan bahwa unit produksi adalah
sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah air baku menjadi air
minum melalui proses fisik, kimiawi dan/atau biologi, meliputi bangunan
pengolahan dan perlengkapannya, perangkat operasional, alat pengukuran dan
peralatan pemantauan, serta bangunan penampungan air minum. Unit produksi
harus dilengkapi dengan sarana pengolahan lumpur sisa hasil pengolahan Air Baku
menjadi Air Minum. Unit produksi ini terdiri dari koagulasi, flokulasi, sedimentasi,
filtrasi, desinfeksi, dan reservoir.

2.3.2.1 Koagulasi
Koagulasi didefinisikan sebagai proses destabilisasi muatan koloid dan
padatan tersuspensi termasuk bakteri dan virus, dengan suatu koagulan.
Pengadukan cepat merupakan bagian integral dari proses koagulasi. Tujuan dari
pengadukan cepat adalah untuk mempercepat dan menyeragamkan penyebaran zat
kimia melalui air yang diolah. Pemilihan koagulan sangat penting untuk
menentukan desain kriteria pengadukan cepat dan untuk proses flokulasi dan
sedimentasi agar berjalan efektif. Pemilihan zat kimia yang tepat sangat penting
khususnya pada air baku yang tidak memiliki alkalinitas yang cukup. Jenis
koagulan yang sering dipakai diantaranya adalah : Alumunium Sulfat, Ferrous
Sulfate, Ferric Sulfate dan Ferric Chloride (Oktiawan, 2005).
Unit koagulasi yaitu unit produksi dimana terjadi proses pencampuran
bahan kimia (koagulan) dengan air baku sehingga membentuk campuran yang

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 27
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
homogeny. Tahap pengoprasian unit koagulasi berupa pembubuhan koagulan
sesuai dengan dosis yang dibutuhkan pada pengaduk cepat (berdasarkan hasil jar
test di laboratorium).
Berikut ini kriteria desain dari koagulasi terjunan menurut Wiharyanto dan
Nazrullah dalam buku Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum :
1. Gradient kecepatan (G) : 400 – 1000 /detik
2. Waktu detensi (td0 : 60 detik (untuk kekeruhan tinggi)
3. G×td : 20.000 – 30.000
Rumus yang digunakan dalam koagulasi dapat dilihat pada persamaan
berikut ini.
1⁄
𝑔×ℎ 2
𝐺=[ ]
𝑣 × 𝑡𝑑
Dimana :
G = gradient kecepatan (1/detik)
g = percepatn gravitasi (m/detik2)
h = tinggi terjunan
υ = viskositas kinematis

2.3.2.2 Flokulasi
Unit flokulasi yaitu unit produksi dimana terjadi proses pertumbuhan flok
supaya efektif diendapkan secara gravitasi (Permen PU Nomor 26 Tahun 2014).
Flok sendiri artinya adalah gumpalan lumur yang terbentuk akibat proses koagulasi
dan flokulasi. Tahap pengoprasian yang terjadi pada proses flokulasi meliputi:
a. melakukan pengamatan terhadap pembentukan dan gangguanpembentukan
flok; dan
b. melakukan perbaikan pengolahan air pada pengaduk lambat apabila terjadi
gangguan pembentukan flok (flok-flok terapung, flok halus), sesuai IK
troubleshooting.
Tipe flokulasi yang umum digunakan adala tipe flokulasi berjenis
pengadukan mekanis. Pengadukan secara mekanis dapat berupa vertical shaft
dengan turbin atau blade tipe propeller atau tipe paddle dengan horizontal atau

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 28
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
vertical shaft. Berikut ini merupakan rumus yang digunakan untuk pengadukan
mekanis dengan paddle.
0.5
𝐶𝐷 𝐴𝑣 3
𝐺=( )
2𝜐𝑉
Dimana :
CD = koefisien drag yang bergantung pada bentuk paddle dan kondisi aliran
(nilainya 1,8)
A = luas daerah paddle (m2)
v = kecepatan aliran (m/detik)
V = volume tangki flokulasi (m3)
Υ = viskositas kinematik fluida (m2/detik) = 1,306 × 10-6 m2/detik pada 10˚C
Dalam flokulasi terdapat kriteria desain yang harus dipenuhi. Berikut ini
merupakan tabel yang menjelaskan kriteria desain flokulasi.

Tabel 2. 12
Kriteria Desain Flokulasi
Waktu detensi
Proses G (1/s) G×t
(detik)
Distribusi saluran pengadukan ke 100 –
bervariasi -
flokulator 150
Flokulasi dengan energy yang tinggi 40.000 –
20 – 75 900 – 1500
untuk filtrasi langsung 75.000
Flokulasi konvensional 30.000 –
10 - 60 1000 – 1500
(prasedimentasi) 60.000
Sumber: AWWA, 2005

2.3.2.3 Sedimentasi
Setelah melewati proses destabilisasi partikel koloid dalam unit koagulasi
dan unit flokulasi, selanjutnya perjalanan air dalam tahap pengolahan akan masuk
ke dalam unit sedimentasi. Unit sedimentasi yaitu adalah produksi dimana terjadi
proses pemisahan padatan dan air berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara
pengendapan. Tahap pengoperasian yang dilakukan pada proses sedimentasi adalah
sebagai berikut:
a. mengatur pembuangan lumpur;
b. melakukan pengamatan terhadap kekeruhan air hasil sedimentasi;

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 29
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
c. melakukan perbaikan pengolahan air pada Bak Sedimentasi apabila terjadi
gangguan kekeruhan air hasil sedimentasi (sesuai dengan IK troubleshooting);
dan
d. mengalirkan air yang sudah diolah ke tahap filtrasi.

2.3.2.4 Filtrasi
Unit filtrasi adalah unit produksi dimana terjadi proses pemisahan padatan
dari supernatan melalui media penyaring. Filtrasi adalah suatu proses pemisahan
solid dari cairan dimana cairan (air) dilewatkan melalui suatu media yang berongga
atau materi berongga lainnya untuk menyisihkan sebanyak mungkin materi
tersuspensi. Filtrasi digunakan di pengolahan air untuk menyaring air yang telah
dikoagulasi dan mengendap untuk menghasilkan air minum dengan kualitas yang
baik.
Menurut tipe media yang digunakan, filter dapat diklasifikasikan menjadi
filter dengan media tunggal, filter dengan media ganda dan filter dengan multi
media. Pada filtrasi dengan media berbutir, terdapat mekanisme filtrasi sebagai
berikut :
 penyaringan secara mekanis
 sedimentasi
 adsorpsi atau gaya elektrokinetik
 koagulasi di dalam filter bed
 aktivitas biologis

2.3.2.5 Desinfeksi
Desinfeksi adalah proses pembunuhan terhadap semua mikroba patogen
yang membahayakan didalam air baku sebelum didistribusikan ke masyarakat yang
dilayani. Jenis desinfeksi ada dua yaitu : desinfeksi kimiawi dan desinfeksi fisik.
Desinfeksi kimiawi berupa oksidator seperti klorin, ozon dan kaporit. Sedangkan
desinfeksi fisik contohnya dalah sinar ultraviolet.
Zat-zat yang dipergunakan dalam proses desinfeksi ini dinamakan
desinfektan. Desinfektan yang digunakan dalam proses desinfksi harus dapat
mematikan semua jenis mikroba patogen dalam air, bersifat ekonomis dan dapat
dilakukan dengan mudah, tidak menyebabkan air menjadi toksik dan berasa.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 30
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Contoh desinfektan yang biasanya digunakan dalam proses desinfeksi adalah
senyawa klor. Senyawa klor dapat mematikan mikroorganisme dalam air karena
oksigen yang terbebaskan dari senyawa asam hypochlorous mengoksidasi beberapa
bagian yang penting dari sel-sel bakteri sehingga rusak.

2.3.2.6 Reservoir
Reservoir merupakan tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum
didistribusikan kepada pelanggan atau konsumen (Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No 18 Tahun 2007). Jenis reservoir terdapat dua yaitu elevated reservoir
dan ground reservoir. Dari namanya sudah jelas bahwa elevated reservoir
merupakan jenis reservor yang letaknya diatas tanah, adapula yang berbentuk
seperti menara. Sedangkan ground reservoir merupakan reservoir yang letaknya
dibawah tanah. Terdapat beberapa pertimbangan dalam meletakan dan tinngi
reservoir.

2.3.3 Unit Distribusi


Unit distribusi adalah sarana untuk mengalirkan air minum dari pipa
transmisi air minum sampai unit pelayanan. Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum No.18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM,
disebutkan bahwa Perencanaan teknis pengembangan SPAM unit distribusi dapat
berupa jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan lainnya membentuk
jaringan tertutup (loop), sistem jaringan distribusi bercabang (dead-end distribution
sistem), atau kombinasi dari kedua sistem tersebut (grade sistem). Bentuk jaringan
pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas wilayah
pelayanan, jumlah pelanggan dan jaringan jalan dimana pipa akan dipasang. Unit
distribusi terdiri atas: jaringan distribusi dan perlengkapannya, bangunan
penampungan, dan alat pengukuran dan peralatan pemantauan.

2.3.3.1 Fungsi dan Komponen Unit Distribusi


Secara umum pipa-pipa yang digunakan pada sistem distribusi beserta
fungsinya adalah sebagai berikut :
1) Pipa Induk

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 31
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Pipa induk ini merupakan pipa distribusi pada jaringan terluar yang
menghubungkan blok-blok atau sektor-sektor pelayanan dalam kota dari
reservoir ke seluruh jaringan utama. Pipa ini tidak bisa digunakan untuk
melayani tapping (menyadap) ke rumah-rumah. Pipa yang digunakan untuk
pipa induk ialah jenis pipa yang memiliki ketahanan yang tinggi terhadap
tekanan tinggi.
2) Pipa Cabang
Pipa cabang digunakan untuk menyadap air langsung dari pipa induk untuk
selanjutnya dialirkan ke suatu sektor pelayanan. Jenis pipa ini sebaiknya sama
dengan pipa induk.
3) Pipa Service
Pipa service adalah pipa yang melayani sambungan langsung ke rumah-
rumah. Pipa ini berhubungan dengan pipa cabang dan mengalirkan air ke
rumah-rumah dengan diameter tertentu.

2.3.3.2 Metode Pengaliran Distribusi


Menurut Al Layla (1978), sistem distribusi air bersih dapat dilakukan
dengan cara gravitasi, pemompaan, ataupun kombinasi dari kedua cara tersebut.
Unit Transmisi Air Minum dan Distribusi dimulai dari Pompa Distribusi (untuk
sistem distribusi yang memakai pompa). Pompa Distribusi mengisap air dari
Reservoir Penampung hasil olahan. Untuk Pompa Distribusi biasanya digunakan
jenis Pompa Sentrifugal. Untuk sistem distribusi yang tidak memakai pompa
distribusi, atau cara gravitasi, maka air hasil olahan langsung mengalir melalui pipa
transmisi air minum, jaringan distribusi utama (distribusi primer), jaringan
distribusi pembawa (distribusi sekunder), jaringan distribusi pembagi (distribusi
tersier), dan melewati reticulation pipe menuju sambungan rumah.
Sistem distribusi air bersih dapat dilakukan dengan cara gravitasi,
pemompaan, ataupun kombinasi dari kedua cara tersebut. Berikut penjelasan dan
gambar dari masing-masing sistem pengaliran distribusi air bersih
1. Cara Gravitasi

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 32
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Cara gravitasi dapat digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai
perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan
yang diperlukan dapat dipertahankan.
2. Cara Pemompaan
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan
untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen.
3. Cara Gabungan
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang
diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat, misalnya
saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya energi. Selama periode pemakaian
rendah, sisa air dipompakan dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena
reservoir distribusi digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian
tinggi atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada kapasitas
debit rata-rata.

Gambar 2. 1 Sistem Pengaliran Distribusi Air Minum


Sumber: Al-Layla, 1978

2.3.3.3 Pola Jaringan Distribusi


Pola jaringan pipa induk yang digunakan dapat dibagi menjadi beberapa
jenis yaitu sistem cabang (Branch system), sistem grid, sistem campuran. Pola
jaringan distribusi diatur mengikuti pola jaringan jalan utama, topografi,
kemiringan daerah pelayanan. Setiap sistem mempunyai keuntungan dan
kekurangan tersendiri, biasanya dalam sebuah daerah pelayanan dijumpai lebih dari
satu sistem yang merupakan satu kesatuan sistem. Pola jaringan pipa induk ini
untuk lebih jelasnya dapat dilihat dar tabel 2.16 berikut ini.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 33
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Tabel 2.16
Sistem Pengaliran Air Minum
Cara
No Keterangan
Pengaliran Gambar

a. Sistem ini bekerja dengan baik jika


memiliki tekanan yang cukup
untuk sampai ke konsumen
terakhir.
b. Tekanan yang besar.
Sistem c. Kerugian dari sistem ini adalah
1
Cabang besarnya headloss yang terjadi.
d. Cocok digunakan untuk daerah
yang berpenduduk sedikit dan di
kota linier (kota yang
keramaiannya disepanjang jalur
utama).
a. Sistem ini terdapat titik-titik
pengambilan air (node) yang
melayani daerah per blok yang
kebutuhan airnya sudah diketahui.
Sistem b. Aliran bersifat tertutup.
2 c. Cocok digunakan untuk daerah
Grid (Loop)
yang pembangunannya sudah
direncanakan dan untuk kota yang
keramaiannya konsentris.

Merupakan gabungan dari keduanya


untuk menyempurnakan pelayanan
sehingga konsumen dapat menikmati
pelayanan secara kontinu dan
mendapatkan kuantitas air serta
Sistem
3 kualitas air yang memenuhi kriteria.
Gabungan

Sumber: Al Layla, 1978

2.3.3.4 Komponen Jaringan Distribusi


Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum disebutkan bahwa jaringan pipa
distribusi harus terdiri dari beberapa komponen untuk memudahkan pengendalian
kehilangan air.
a. Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu area pelayanan
dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipa jaringan distribusi

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 34
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
utama (distribusi primer). Jaringan Distribusi Utama (JDU) atau distribusi
primer yaitu rangkaian pipa distribusi yang membentuk zona distribusi dalam
suatu wilayah pelayanan SPAM.
b. Jaringan distribusi pembawa atau distribusi sekunder adalah jalur pipa yang
menghubungkan antara JDU dengan Sel Utama.
c. Jaringan distribusi pembagi atau distribusi tersier adalah rangkaian pipa yang
membentuk jaringan tertutup Sel Utama.
d. Pipa pelayanan adalah pipa yang menghubungkan antara jaringan distribusi
pembagi dengan Sambungan Rumah. Pendistribusian air minum dari pipa
pelayanan dilakukan melalui Clamp Sadle.
e. Sel utama (Primary Cell) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah zona
distribusi dan dibatasi oleh jaringan distribusi pembagi (distribusi tersier) yang
membentuk suatu jaringan tertutup. Setiap sel utama akan membentuk beberapa
Sel Dasar dengan jumlah sekitar 5-10 sel dasar. Sel utama biasanya dibentuk
bila jumlah sambungan rumah (SR) sekitar 10.000 SR.
f. Sel dasar (Elementary Zone) adalah suatu area pelayanan dalam sebuah sel
utama dan dibatasi oleh pipa pelayanan. Sel dasar adalah rangkaian pipa yang
membentuk jaringan tertutup dan biasanya dibentuk bila jumlah sambungan
rumah SR mencapai 1.000-2.000 SR. Setiap sel dasar dalam sebuah Sel Utama
dilengkapi dengan sebuah Meter Distrik.

2.3.3.5 Bahan Pipa Distribusi


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007
Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Pemilihan bahan pipa
harus memenuhi persyaratan teknis sesuai standar baik nasional maupun
internasional yang berlaku. Pemilihan bahan pipa bergantung pada pendanaan atau
investasi yang tersedia. Hal yang terpenting adalah harus dilaksanakannya uji pipa
yang terwakili untuk menguji mutu pipa tersebut. Tata cara pengambilan contoh uji
pipa yang dapat mewakili tersebut harus memenuhi persyaratan teknis dalam SNI
06-2552-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC Untuk Air
Minum, atau standar lain yang berlaku.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 35
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.3.3.6 Asesoris/Perlengkapan Pipa Distribusi
Berikut ini adalah perlengkapan pipa distribusi sebagaimana yang dikutip
dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 Tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, diantaranya adalah :
1. Katup / valve
Katup berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air dalam pipa, dipasang
pada:
a. Lokasi ujung pipa tempat aliran air masuk atau aliran air keluar;
b. Setiap percabangan;
c. Pipa outlet pompa;
d. Pipa penguras atau wash out
Tipe katup yang dapat dipakai pada jaringan pipa distribusi adalah Katup
Gerbang (Gate Valve) dan Katup kupu-kupu (Butterly Valve).
2. Katup penguras (Wash Out/Blow Off)
Dipasang pada tempat-tempat yang relatif rendah sepanjang jalur pipa, ujung
jalur pipa yang mendatar dan menurun dan titik awal jembatan
3. Katup Udara (Air Valve)
Dipasang pada titik tertinggi di sepanjang pipa distribusi, di jembatan pipa
dengan perletakan ¼ panjang bentang pipa dari arah aliran, pada jalur lurus
setiap jarak tertentu.
4. Hidran Kebakaran
Dipasang pada jaringan pipa distribusi dengan jarak antar hidran maksimum
tidak boleh lebih dari 300 m di depan gedung perkantoran kran komersil.

2.3.3.7 Reservoir Distribusi


Reservoir adalah tempat penyimpanan air untuk sementara sebelum
didistribusikan kepada pelanggan atau konsumen. Reservoir yang digunakan dalam
rencana disesuaikan dengan kondisi topografi dari daerah layanan. Menurut Permen
PU Nomor 18 Tahun 2007, Air yang dihasilkan dari IPA dapat ditampung dalam
reservoir air yang berfungsi untuk menjaga kesetimbangan antara produksi dengan
kebutuhan, sebagai penyimpan kebutuhan air dalam kondisi darurat, dan sebagai

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 36
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
penyediaan kebutuhan air untuk keperluan instalasi. Beberapa fungsi reservoir
secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Penyimpanan
a. melayani fluktuasi pemakaian per jam.
b. cadangan air untuk keadaan darurat, misal: kebakaran, terputusnya aliran.
2. Pemerataan aliran atau tekanan akibat bervariasinya pemakaian air di daerah
distribusi.
3. Sebagai distributor, pusat atau sumber pelayanan.

2.3.3.7.1 Jenis Reservoir Distribusi


Sebagaimana yang dikutip dari Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum,
jenis reservoir distribusi terdiri dari 2 macam, yaitu :
1. Reservoir dalam bentuk reservoir tanah yang umumnya digunakan untuk
menampung produksi air dari sistem IPA
2. Reservoir dalam bentuk menara air yang umumnya digunakan untuk
mengantisipasi kebutuhan puncak di daerah distribusi.

2.3.3.7.2 Peletakan Reservoir Distribusi


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007
Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, dalam peletakan reservoir
distribusi harus memperhatikan lokasi dan tinggi reservoir. Lokasi dan tinggi
reservoir ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
1. Reservoir pelayanan di tempat sedekat mungkin dengan pusat daerah
pelayanan, kecuali kalau keadaan tidak memungkinkan. Selain itu harus
dipertimbangkan pemasangan pipa paralel
2. Tinggi reservoir pada sistem gravitasi ditentukan sedemikian rupa sehingga
tekanan minimum sesuai hasil perhitungan hidrolis di jaringan pipa distribusi.
Muka air reservoir rencana diperhitungkan berdasarkan tinggi muka air
minimum

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 37
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
3. Jika elevasi muka tanah wilayah pelayanan bervariasi, maka wilayah pelayanan
dapat dibagi menjadi beberapa zona wilayah pelayanan yang dilayani masing-
masing dengan satu reservoir.

2.3.3.7.3 Volume Reservoir Distribusi


Volume efektif reservoir penyeimbang (balance reservoir) ditentukan
berdasarkan keseimbangan aliran keluar dan aliran masuk reservoir selama
pemakaian air di daerah pelayanan. Sistem pengisian reservoir dapat dengan sistem
pompa maupun gravitasi. Suplai air ke konsumen dilakukan secara gravitasi.
Metoda Perhitungan Volume Efektif Reservoir:
1) Secara tabulasi
Dengan cara tabulasi, volume efektif adalah jumlah selisih terbesar yang
positif (M3) dan selisih terbesar yang negatif (M3) antara fluktuasi pemakaian
air dan suplai air ke reservoir. Hasil perhitungan nilai kumulatif dibuat dalam
bentuk tabel.
2) Metoda kurva masa
Volume efektif didapat dari jumlah persentase akumulasi surplus terbesar
pemakaian air ditambah akumulasi efisit terbesar pemakaian air terhadap
akumulasi pengaliran air ke reservoir (bila pengaliran air ke reservoir dilakukan
selama 24 jam).
3) Secara persentase
Volume efektif ditentukan sebesar sekian persen dari kebutuhan air maksimum
per hari minimal 15%. Penentuan dengan cara ini tergantung pada kebiasaan
kota yang bersangkutan, karena itu harus berdasarkan pengalaman.

2.3.3.8 Pengendalian Kehilangan Air


Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan dengan
air yang dikonsumsi. Pada kenyataannya, kehilangan air dalam suatu perencanaan
sistem distribusi selalu ada. Jenis Kehilangan Kehilangan air, menurut Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaran
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, terdapat dua kehilangan, yaitu :
1. Kehilangan Non-Fisik/Non-Teknis

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 38
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Kehiangan non-fisik/non-teknis dengan komponen penyebab utama konsumsi
tak resmi dan ketidak-akuratan meter pelanggan dan kesalahan penanganan data
harus diminimalkan hingga mendekati 0.
2. Kehilangan Fisik/Teknis
Kehilangan fisik/teknis berupa kebocoran pada pipa transmisi dan pipa induk,
kebocoran dan luapan pada tanki reservoir, serta kebocoran pada pipa dinas
hingga meter pelanggan. Kehilangan ini maksimal 15%.

Tabel 2. 13
Penyebab Kehilangan Air
KEBOCORAN TEKNIS KEBOCORAN NON TEKNIS

1. Pengurasan Pipa 1. Tetesan air dari kran pelanggan

2. Pengurasan lumpur pada Instalasi 2. Pengurangan tagihan air melalui sambungan


Pengolahan Air bermeter

3. Pencucian saringan pasir 3. Penggunaan air melalui sambungan liar

4. Operasi pompa 4. Kehilangan air akibat meter yang tidak teliti

5. Penggunaan air melalui sambungan resmi


5. Kebocoran pipa transmisi
tanpa meteran

6. Penggunaan air dan kebocoran pada Instalasi 6. Kesalahan membaca meteran air dan
Pengolahan Air, reservoir dan pompa kesalahan membuat rekening

7. Pengurangan pipa distribusi

8. Penggunaan pemadam kebakaran

9. Kebocoran jaringan pipa distribusi termasuk


Sambungan Rumah

Sumber: Buku 4 Panduan Pendampingan SistemPenyediaan Air Minum (Spam)


Perpipaan Berbasis Masyarakat

Adapaun cara penanggulangan kehilangan air adalah sebagai berikut:


 Pembentukan sistim monitoring
 Pencarian dan identifikasi sumber-sumber kehilangan air

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 39
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018

 Pengolahan data pelanggan untuk identifikasi kehilangan air non fisik


 Inspeksi dan deteksi kebocoran pipa
 Meterisasi sambungan rumah dan penyempurnaan pengolahan data dan sistem
tagihan serta melalui program penyuluhan
 Pembenahan jaringan dan sistem tekanan

2.3.3.9 Desain Distribusi


2.3.3.9.1 Kriteria Desain Pipa Distribusi
a) Penentuan dimensi perpipaan transmisi air minum dan distribusi dapat
menggunakan formula:
Q=VxA
A = 0,785 D2

Dengan pengertian:
Q : debit (m3/detik)
V : kecepatan pengaliran (m/detik)
A : luas penampang pipa (m2)
D : diameter pipa (m)
b) Kualitas pipa berdasarkan tekanan yang direncanakan; untuk pipa bertekanan
tinggi dapat menggunakan pipa Galvanis (GI) Medium atau pipa PVC kelas
AW, 8 s/d 10 kg/cm2 atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10–12,5), atau jenis pipa
lain yang telah memiliki SNI atau standar internasional setara.
c) Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan
zona pelayan yang di tentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani,
penggambaran dilakukan skala maksimal 1:5.000.
Jaringan pipa distribusi diantanya adalah:
1. Jaringan Distribusi Utama atau Distribusi Primer
2. Jaringan Distribusi Pembawa atau Distribusi Sekunder
3. Jaringan Distribusi Pembagi atau Distribusi Tertier
Rehabilitasi sebagian pada jaringan distribusi menyangkut pada kebocoran
sambungan, valve, katup pembuang, katup udara. Timbunan tanah untuk
menutup pipa yang terkena erosi hujan, banjir, terkikis karena sering dilewati

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 40
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
orang dan binatang ternak. Pipa yang pecah kena alat berat, terutama pipa jenis
PVC, PE, atau ACP.
4. Jembatan Pipa/Air Relieve/Wash Out
Jembatan pipa dapat terbuat dari baja profil, jembatan kayu, jembatan gantung
dengan kabel atau konstruksi syphon. Rehabilitasi keseluruhan dengan
mengganti badan jembatan karena kropos atau perlu ada pengembangan
jaringan dengan kapasitas lebih besar.
5. Manhole/Valve Chamber
Manhole umumnya terbuat dari konstruksi beton tulang, untuk melindungi gate
valve, katup-katup kelengkapan pipa lainnya. Kerusakan terjadi karena
tertimbun tanah, pecah, bocor, dan kena akar pohon. Rehabilitasi dengan
menghilangkan sumber-sumber kerusakan tersebut

Tabel 2. 14
Kriteria Pipa Distribusi
No Uraian Notasi Kriteria
1 Debit Perencanaan Q Kebutuhan air jam puncak Q
puncak peak = F peak x Q rata-rata
F.
2 Faktor jam puncak Puncak 1.15 - 3
Kecepatan aliran air dalam
3 pipa
a) Kecepatan minimum V min 0.3 - 0.6 m/det
b) Kecepatan maksimum
‐ Pipa PVC atau ACP V max 3.0 - 4.5 m/det
‐ Pipa baja atau DCIP V max 6.0 m/det
4 Tekanan air dalam pipa
a) Tekanan minimum h min (0.5 - 1) atm, pada titik
pelayanan terjauh
b) Tekanan maksimum
‐ Pipa PVC atau ACP h maks 6 - 8 atm
‐ Pipa baja atau DCIP h maks 10 atm
‐ Pipa PE 100 h maks 12.4 Mpa
‐ Pipa PE 80 h maks 9.0 Mpa
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 41
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
2.3.3.9.2 Kriteria Desain Reservoir Distribusi
Reservoir air dibangun baik dengan konstruksi baja maupun konstruksi
beton bertulang, dan rapat air (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 27 Tahun
2016 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM).
1. Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan memperhatikan
fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang akan dilayani.
2. Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan distribusi. Elevasi
energi akan menentukan sistem pengaliran dari reservoir menuju jaringan
distribusi. Bila elevasi energi pada reservoir lebih tinggi dari sistem
distribusimaka pengaliran dapat dilakukan secara gravitasi. Untuk kondisi
sebaliknya, bila elevasi energi reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi
maka pengaliran dapat dilakukan dengan menggunakan pompa.
3. Letak reservoir.
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi. Bila topografi
daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di tengah-tengah daerah
distribusi. Bila topografi naik turun maka reservoir diusahakan diletakkan pada
daerah tinggi sehingga dapat mengurangi pemakaian pompa dan menghemat
biaya.
4. Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupikebutuhan
pengaliran air.
5. Konstruksi reservoir
a. Ambang bebas minimum 30 cm di atas muka air tertinggi.
b. Dasar bak minimum 15 cm dari muka air terendah.
c. Kemiringan dasar bak adalah 1/1000 – 1/500 ke arah pipa penguras.
d. Posisi dan jumlah pipa inlet ditentukan berdasarkan pertimbangan bentuk
dan struktur tanki sehingga tidak ada daerah aliran yang mati.
e. Pipa outlet dilengkapi dengan saringan dan diletakkan minimum 10 cm di
atas lantai atau pada muka air terendah.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 42
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
f. Dinding kedap air dan diberi flexible-joint.
g. Pipa inlet dan outlet dilengkapi dengan gate valve.
h. Pipa peluap dan penguras memiliki diameter yang mampu mengalirkan
debit air maksimum secara gravitasi dan saluran outlet harus terjaga dari
kontaminasi luas.
i. Reservoir dilengkapi dengan ventilasi, manhole, dan alat ukur tingg muka
air.
j. Tinggi ventilasi ± 50 cm dari atap bagian dalam.
k. Ukuran manhole harus cukup untuk dimasuki petugas dan kedap air.

2.3.4 Unit Pelayanan


Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggaran Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum disebutkan bahwa
Unit pelayanan adalah sarana untuk mengambil air minum langsung oleh
masyarakat yang terdiri dari sambungan rumah, hidran umum, dan hidran
kebakaran. Unit Pelayanan terdiri dari sambungan rumah, hidran/kran umum,
terminal air, hidran kebakaran dan meter air. Untuk menjamin keakurasiannya,
meter air wajib ditera secara berkala oleh instansi yang berwenang.

2.3.4.1 Fungsi dan Komponen Unit Pelayanan


Fungsi dari unit pelayanan adalah sebagai sarana untuk mengambil air
minum langsung oleh masyarakat. Unit pelayanan meliputi kegiatan pelayanan
untuk domestik yaitu sambungan rumah, sambungan halaman, hidran umum dan
terminal air, dan nondomestik yaitu industri kecil, industri besar, restoran, hotel,
perkantoran, rumah sakit, dan hidran kebakaran.

2.3.4.2 Sambungan Rumah


Dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggaran Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Sambungan
Rumah adalah jenis sambungan pelanggan yang mensuplai airnya langsung ke
rumah-rumah biasanya berupa sambungan pipa-pipa distribusi air melaui meter air
dan instalasi pipanya di dalam rumah.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 43
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Fungsi utama dari sambungan rumah adalah:
1. Mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen.
2. Untuk mengetahui jmlah air yang dialirkan ke konsumen.
Perlengkapan minimal yang harus ada pada sambungan rumah adalah:
 Bagian penyadapan pipa;
 Meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor;
 Katup pembuka/penutup aliran air;
 Pipa dan perlengkapannya.
Macam-macam SR yang ada di pasaran berdasarkan item-item yang dipakai
adalah sebagai berikut:
1. Clamp Saddle, pemakaian clamp saddle menyesuaikan dengan ukuran pipa
distribusi yang dipakai. Biasanya antara OD 110mm dan 160mm. Clamp
saddle ada yang menggunakan PVC ada juga yang menggunakan Clamp
saddle HDPE. Jika clamp saddle HDPE maka akan dipakai ferrule cutter atau
male threaded elbow (MTE).
2. Pipa HDPE yang biasa digunakan adalah OD 20mm atau 25mm. Tergantung
standard PDAM masing-masing daerah.
3. Elbow Compression fitting.
4. Angle Lockable, yaitu kunci yang dapat dipergunakan untuk menutup saluran
apabila pelanggan menunggak pembayaran. Angle lockable dilengkapi kunci
(untuk 100pcs diberikan 1 kunci).
5. Meteran air plastik atau meteran air kuningan, atau meteran air yang sudah
menjadi standard meteran air PDAM setempat.
6. Gate valve, sebagai kontrol aliran air oleh pelanggan.
7. MTA (Male Threaded Adaptor) yang menghubungkan antara gate valve dan
jaringan pipa HDPE selanjutnya.

2.3.4.3 Hidran Umum


Sebagaimana yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaran Pengembangan Sistem Penyediaan Air
Minum, Hidran Umum adalah jenis pelayanan pelanggan sistem air minum

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 44
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
perpipaan atau non perpipaan dengan sambungan per kelompok pelanggan dan
tingkat pelayanan hanya untuk memenuhi kebutuhan air minum, dengan cara penh
ngambilan oleh masingmasing pelanggan ke pusat penampungan.
Pelayanan Kran Umum (KU) meliputi pekerjaan perpipaan dan pemasangan
meteran air berikut konstruksi sipil yang diperlukan sesuai gambar rencana. KU
menggunakan pipa pelayanan dengan diameter ¾”–1” dan meteran air berukuran
¾”. Panjang pipa pelayanan sampai meteran air disesuaikan dengan situasi di
lapangan/pelanggan. Konstruksi sipil dalam instalasi sambungan pelayanan
merupakan pekerjaan sipil yang sederhana meliputi pembuatan bantalan beton,
meteran air, penyediaan kotak pengamandan batang penyangga meteran air dari plat
baja beserta anak kuncinya, pekerjaan pemasangan, plesteran dan lain-lain sesuai
gambar rencana.
Instalasi KU dibuat sesuai gambar rencana dengan ketentuan sebagai
berikut:
- lokasi penempatan KU harus disetujui oleh pemilik tanah
- saluran pembuangan air bekas harus dibuat sampai mencapai saluran air
kotor/selokan terdekat yang ada
- KU dilengkapi dengan meter air diameter ¾”

2.3.4.4 Hidran Kebakaran


Hidran kebakaran adalah suatu hidran atau sambungan keluar yang
disediakan untuk mengambil air dari pipa air minum untuk keperluan pemadam
kebakaran atau pengurasan pipa. Unit hidran kebakaran (fire hydrant) pada
umumnya dipasang pada setiap interval jarak 300 m, atau tergantung kepada
kondisi daerah/peruntukan dan kepadatan bangunannya. Berdasarkan jenisnya
dibagi menjadi 2, yaitu:
 Tabung basah, mempunyai katup operasi diujung air keluar dari kran
kebakaran. Dalam keadaaan tidak terpakai hidran jenis ini selalu terisi air.
 Tabung kering, mempunyai katup operasi terpisah dari hidran. Dengan menutup
katup ini maka pada saat tidak dipergunakan hidran ini tidak berisi air.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 45
SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK
TAHUN 2018
Pada umumnya hidran kebakaran terdiri dari empat bagian utama, yaitu:
bagian yang menghubungkan pipa distribusi dengan hidran kebakaran, badan
hidran, kepala hidran, dan katup hidran.

2.3.4.5 Meter Pelanggan


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.18 Tahun 2007 Tentang
Penyelenggaran Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dijelaskan bahwa
pada setiap unit produksi dan unit distribusi, harus dilengkapi dengan meter air
induk. Sedangkan unit pelayanan harus dilengkapi dengan meter air pelanggan.
Meter air induk dan meter air pelanggan wajib ditera secara berkala oleh badan yang
diberi kewenangan untuk melakukan tera.

MERCY N BREGITNA
21080116120036 P a g e | II - 46

You might also like