Professional Documents
Culture Documents
PL 2 Garis Keras
PL 2 Garis Keras
PL II
PENGUJIAN KARAKTERISTIK PASIR CETAK
2.2.1.1 Permeabilitas
Permeabilitas adalah kemampuan suatu pasir cetak untuk dilalui fluida berupa gas
yang mengalir melalui celah atau pori-pori antar butir pasir cetak dengan volume tertentu
pada tiap tekanan dan luas penampang dalam waktu tertentu. Permeabilitas
dirumuskan.
VH
P ................................................................................................ (2-1)
pAT
Dimana:
P = Permeabilitas (ml/menit)
V = volume udara (ml)(1ml=cm3)
H = tinggi spesimen (cm)
P = tekanan udara (gr/cm2)(1gr = 1cmKa)
A = luas penampang spesimen (cm2)
t = Waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 1 liter udara (menit)
Heine (1976,p.96)
Gambar 2.1 Gambar Tabel Permeability Test Pressure And Corresponding Values
Sumber: Heine (2001,p.186)
2.2.1.2 Kekuatan
Kekuatan adalah kemampuan suatu bahan untuk menahan beban baik beban dinamis
atau statis yang menyebabkan gaya tekan, tarik dan geser sehingga mencapai titik dimana
tepat sebelum patah. Adapun macam-macam kekuatan :
Gambar 2.2 (a) Gaya Tekan; (b) Gaya Geser; (c) Gaya Tarik
Sumber: Beeley (2001,p.186)
1. Kekuatan Tekan
Kemampuan pasir cetak dalam menahan tekanan hingga tekan maksimumnya
persatuan luas penampang. Pada kekuatan tekan arah gaya yang diberikan berada
dalam satu sumbu dana rah vector gayanya berlawanan arah dan meunuju pusat
material. Standar kekuatan tekan basah adalah 5 sampai 22 Psi, dan standar kekuatan
tekan kering adalah 20 sampai 250 Psi. (Heine, 1976:95)
2. Kekuatan Geser
Kekuatan geser adalah kemampuan pasir cetak menahan gaya geser per satuan
luas penampang. Pada kekuatan geser, arah gaya yang diberikan sejajar tetapi tidak
berada dalam satu sumbu dan arah vector gayanya berlawanan arah menuju pusat
material. Standar untuk kekuatan geser adalah 1,5-7.0 Psi. (Heine, 1976, p.95)
3. Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik adalah kemampuan pasir cetak menerima beban tarik per satuan
luas penampang. Pada kekuatan tarik arah gaya yang diberikan berada dalam satu
sumbu dan arah vektor gayanya berlawanan menjauhi pusat material. Standar
kekuatan tarik adalah 1.0 - 6.0 Psi. (Heine, 1976, p.95)
4. Pemadatan
Semakin banyak penekanan saat kita membuat cetakan pasir maka dapat
menyebabkan jarak antar butir menjadi rapat dan padat. Hal ini dapat menurunkan
permeabilitasnya, pemadatan juga mengakibatkan kekuatannya meningkat. Hal ini
ditunjukkan dengan terjadinya penyempitan celah antar butir sehingga daya ikat dan gaya
tarik menarik antar butir semakin tinggi, sehingga kekuatan pasir cetak semakin
meningkat akibat jarak antar butiran yang lebih rapat.
5. Distribusi Besar Butir Pasir Cetak
Distribusi besar ukuran butir pasir cetak merupakan persebaran butir atau presentase
dari besar butir pasir cetak yang digunakan. Jika butiran pasir cetak besar seragam maka
luas bidang kontaknya kecil, sehingga rongga yang ada besar yang mengakibatkan
permeabilitasnya besar dan kekuatannya kecil. Jika butiran pasir cetak kecil seragam
maka luas bidang kontaknya besar sehingga rongganya sempit yang mengakibatkan
permeabilitasnya kecil dan kekuatannya besar. Jika butiran pasir cetak campuran antara
butiran besar dan kecil maka besar permeabilitas dan kekuatannya berada di antara
distribusi butir pasir besar seragam dan butir pasir kecil seragam.
2. Stop watch
Alat ini digunakan untuk mengukur waktu sampai 2000 cc udara.
3. Permeabilitas meter
Alat ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar angka permeabilitas dari pasir
cetak yang diuji.
Tipe : POU
Buatan : Jerman Barat
Fabr : 1725
4. Timbangan elektrik
Alat ini digunakan untuk menimbang bahan dan berat spesimen yang akan digunakan
dalam pengujian.
Bahan yang digunakan adalah pasir cetak dengan komposisi :
1. Pasir silika : 88 % dari 5000 gram = 4400 gram
2. Bentonit : 8 % dari 5000 gram = 400 gram
3. Air : 4 % dari 5000 gram = 200 gram : g/ml =200 ml
Dimana 𝜌 air = 1 g/ml =1 g/cc
Maka 200 ml = 200 cc
2. Sand Rammer
Alat ini digunakan untuk menumbuk pasir cetak menjadi bentuk spesimen yang
dikehendaki yaitu panjang 5 cm dan diameter 5 cm (luas penampang = 19,625 cm2).
3. Timbangan elektrik
Alat ini digunakan untuk menimbang bahan dan berat spesimen yang akan digunakan
dalam pengujian.
Bahan yang digunakan adalah pasir cetak dengan komposisi
1. Pasir silika : 88 %
2. Bentonit :8%
3. Air :4%
5. Baca dan catat besar kekuatan tekan pasir cetak tersebut (lengkap dengan
satuannya) pada skala paling luar yang terdapat pada alat uji tekan pasir cetak.
6. Lakukan langkah 1-5 untuk spesimen berikutnya.
b. Langkah pengujian dengan perlakukan panas.
Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan panas, hanya setelah pasir cetak
dibuat spesimen uji tekan, dilakukan pemanasan dalam dapur pemanas dengan suhu
110 C selama 1 jam.
• Urutan kerja pengujian kekuatan geser
a. Langkah-langkah pengujian tanpa perlakuan panas
1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gram, kemudian buat spesimen uji geser
dengan sand rammer (spesimen sebanyak 5 buah).
2. Pasang kepala uji geser pasir cetak pada alat uji kekuatan geser pasir cetak.
3. Letakkan spesimen pada kepala uji geser secara hati-hati jangan sampai spesimen
rusak.
4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan dan perlahan-lahan
hingga spesimen hancur.
5. Baca dan catat besar kekuatan tekan pasir cetak tersebut pada skala yang di tengah
pada alat uji geser tersebut.
b. Langkah pengujian dengan perlakuan panas.
Langkah pengujian sama dengan tanpa perlakuan, hanya setelah pasir cetak
dibentuk spesimen uji geser, dilakukan pemanasan dalam dapur pemanasan dengan
suhu 110 C selam 1 jam.
• Urutan kerja pengujian kekuatan tarik pasir cetak
a. Langkah-langkah pengujian tanpa perlakuan panas
1. Ambil campuran pasir cetak seberat 150 gram, lalu buat spesimen uji tarik dengan
menggunakan sand rammer (spesimen sebanyak 5 buah).
2. Pasang kepala uji tarik pasir cetak pada alat uji kekuatan pasir cetak
3. Letakkan spesimen pada kepala uji tarik pasir cetak secara hati-hati jangan sampai
rusak.
4. Putar handwheel secara terus-menerus dengan putaran konstan dan perlahan-lahan
hingga spesimen hancur.
5. Baca dan catat besar kekuatan tarik pasir cetak tersebut (lengkap dengan satuannya)
pada skala paling dalam yang terdapat pada alat uji tarik pasir cetak.
Tabel 2.1
Tabel Hasil Pengujian
Tekanan (p) Waktu (t) Panjang (H) Permeabilitas
No
(mm.Ka) (menit) (mm) (ml/menit)
1 30 0.58 48.64 285
Sumber: Dokumentasi Pribadi
nilainya berbeda dengan hasil dari perhitungan (teori) dikarenakan distribusi besar butir
pasir cetak yang terbentuk adalah heterogen bentuk (bisa dilihat pada lembar data pengujian)
dan juga diakibatkan oleh pemanasan yang tidak sempurna. Oleh sebab itu rongga antar butir
pasir menjadi lebih kecil sehingga permeabilitasnya rendah.
Sedangkan pada Tabel Permeability Test Pressure And Corresponding Values besar
nilai permeabilitas di tekanan 30 mm.Ka sebesar 276 ml⁄menit. Permeabilitas aktualnya
lebih tinggi dibandingkan dengan permeabilitas standar, dikarenakan kadar air pada uji
permeabilitas actual lebih besar daibandingkan dengan kadar air teoritisnya, kadar air
teoritisnya sebesar 4% sedangkan kadar air aktualnya 4,6%, kadar air aktual yang lebih
tinggi dari kadar air teoritisnya ini berpengaruh pada nilai permeabilitasnya, sesuai dengan
dasar teori di kadar bentonite yang sama jika kadar air semakin besar maka nilai
permeabilitasnya akan semakin rendah.
2.4.1.4 Grafik Pengaruh Kadar Air dan Kadar Pengikat terhadap Permeabilitas Data
Antar Kelompok
Tabel 2.2
Data pengujian permeabilitas antar kelompok
Kadar
Kadar Air Permeabilitas
Pengikat
(%) (%) (ml/menit)
3 4 270
4 4 260
5 4 270
3 6 270
4 6 285
5 6 280
3 8 260
4 8 285
5 8 270
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2018)
290
285
Permebealitias (ml/min)
280
275
270
265
260
255
0 1 2 3 4 5 6
Kadar Air (%)
Gambar 2.11 Pengaruh Kadar Air dan Kadar Pengikat Terhadap Permeabilitas
Dari gambar pengaruh kadar air dan kadar pengikat terhadap permeabilitas sesuai
dasar teori bahwa semakin besar kadar bentonite dan kadar airnya maka nilai
permeabilitasnya akan semakin rendah.
Tabel 2.3
Data hasil pengujian kekuatan tekan basah
Kekuatan Tekan
No
(N/cm2) ̅)
(X − X ̅) 2
(X − X
1 6 -0.5 0.25
2 7.4 0.9 0.81
3 6.1 -0.4 0.16
∑ 19.5 0 1.22
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2018)
Tabel 2.4
Data hasil pengujian kekuatan tekan kering
Kekuatan Tekan
No
(N/cm2) ̅)
(X − X ̅) 2
(X − X
1 18.3 1.83 3.361
2 12.8 -3.67 13.44
3 18.3 1.833 3.361
∑ 49.4 -3.55271E-15 20.167
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2018)
2. Kekuatan Geser
Tabel 2.5
Data hasil pengujian kekuatan geser basah
Kekuatan Geser
No (X-X) (X-X)2
(N/cm2)
1 3.0 -0.033 0.0011
2 3.2 0.167 0.02778
3 2.9 -0.133 0.01778
∑ 9.1 4.44089E-16 0.046667
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2018)
Tabel 2.6
Data hasil pengujian kekuatan geser kering
Kekuatan Geser
No
(N/cm2) ̅)
(X − X ̅) 2
(X − X
1 5.2 0.0333 0.1111
2 4.1 -0.76667 0.58788
3 5.3 0.4333 0.187778
∑ 14.6 -1.77636E-15 0.886667
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2018)
3. Kekuatan Tarik
Tabel 2.7
Data hasil pengujian kekuatan tarik basah
Kekuatan Tarik
No
(N/cm2) (X − ̅
X) (X − ̅
X)2
1 0.6 0.0333 0.00111
2 0.5 -0.06777 0.00444
3 0.6 0.03333 0.0011
∑ 1.7 -3.33067E-16 0.00667
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2018)
Tabel 2.8
Data hasil pengujian kekuatan tarik kering
Kekuatan Tarik
No
(N/cm2) ̅)
(X − X ̅) 2
(X − X
1 0.6 0.016666667 0.000277778
2 0.6 0.016666667 0.000277778
3 0.55 -0.033333333 0.001111111
∑ 1.75 -1.11022E-16 0.001666667
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2018)
Σ(X − ̅
X) 2
δ=√
n−1
1.22
=√
2
= 0.781
• Simpangan baku rata-rata
δ
δ̅ =
√n
0.781
=
√3
= 0.451
• Kesalahan relatif
δ̅
KR =
̅
X
0.451
=
6.5
= 0,0694
α = KR x 100%
= 0,0694 𝑥 100%
= 6.94 % 5%
db = n − 1
=3−1
=2
t(α⁄2 ; db)= 4.3027
• Interval
̅ − (t (α⁄ ; db)δ) < 𝑋 < X
X ̅ + (t (α⁄ ; db)δ)
2 2
6.5 − (4.3027 x 0.781) < 𝑋 < 6.5 + (4.3027 x 0.781)
3.14 < 𝑋 < 9.86
b. Kekuatan tekan kering
• Kekuatan rata-rata
ΣX
̅=
X
n
49.4
=
3
= 16.47
• Simpangan baku
̅) 2
Σ(X − X
δ=√
n−1
20.167
=√
2
= 3.175
• Simpangan baku rata-rata
δ
δ̅ =
√n
3.175
=
√3
= 1.83
• Kesalahan relatif
δ̅
KR =
̅
X
1.83
=
16.47
= 0,111
α = KR x 100%
= 0,111 𝑥 100%
= 11.1% 10%
db = n − 1
=3−1
=2
𝛼
t( 2 ; 𝑑𝑏) = 2.9200
• Interval
X − (t (α⁄2 ; db)δ) < 𝑋 < ̅
̅ X + (t (α⁄2 ; db)δ)
16.47 − (2.92 x 3.175) < 𝑋 < 16.47 + (2.92 x 3.175)
7.199 < 𝑋 < 25.741
Uji T
- Tingkat kesalahan (α) = 10%
- Derajat kebebasan (db) = (n1 + n2) – 2 = 4
𝛼
- Dari table uji t didapat t( 2 ; 𝑑𝑏) = 2.776
- Hipotesis
1. Daerah terima, H0 = μ1 = μ2
2. Daerah tolak, H1 = μ1≠ μ2
̅̅̅ ̅̅̅2
X1 − X
t hitung =
[(n1 −1)δ1 2 +(n2 −1)δ2 2 ][1⁄n1 +1⁄n2 ]
√
n1 +n2 −2
6.5 − 16.47
=
[2(0.781)2 + 2(3.175)2 ][1⁄3+1⁄3]
√
3+3−2
= −5.20770
−2.776 2.776
Dari grafik Uji T diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai H1 berada
didaerah tolak yang berarti terdapat perbedaan antara data kekuatan tekan kering dan
basah (μ1≠ μ2) dimana kekuatan tekan kering diberikan perlakuan berupa
pemanasan. Karena saat dilakukan proses pemanasan bentonit yang berikatan dengan
air terdistribusi merata pada cetakan pasir.
2. Kekuatan geser
a. Kekuatan geser basah
• Kekuatan rata-rata
ΣX
̅=
X
n
9.1
=
3
= 3.03
• Simpangan baku
Σ(X − ̅
X)2
δ=√
n−1
0.046
=√
2
=0.1516
• Simpangan baku rata-rata
δ
δ̅ =
√n
0.1516
=
√3
= 0.0876
• Kesalahan relatif
δ̅
KR =
̅
X
0.0876
=
3.03
= 0.0289
α = KR x 100%
= 0,0289 𝑥 100%
= 2.89% 2%
db = n − 1
=3−1
=2
t(α⁄2 ; db)= 6.946
• Interval
̅ − (t (α⁄ ; db)δ) < 𝑋 < X
X ̅ + (t (α⁄ ; db)δ)
2 2
3.03 − (6.946x 0.1516) < 𝑋 < 3.03 + (6.946x 0.1516)
1.977 < 𝑋 < 4.083
b. Kekuatan geser kering
• Kekuatan rata-rata
ΣX
̅
X=
n
14.6
=
3
= 4.867
• Simpangan baku
Σ(X − ̅
X) 2
δ=√
n−1
0,867
=√
2
= 0.658
• Interval
̅ − (t (α⁄ ; db)δ) < 𝑋 < X
X ̅ + (t (α⁄ ; db)δ)
2 2
4.867 − (2.92x 0,658) < 𝑋 < 4.867 + (2.92 x 0.658)
2.95 < 𝑋 < 6.788
Uji T
- Tingkat kesalahan (α) = 10 %
- Derajat kebebasan (db) = (n1 + n2) – 2 = 4
𝛼
- Dari table uji t didapat t( 2 ; 𝑑𝑏) = 2.776
- Hipotesis
1. Daerah terima, H0 = μ1 = μ2
2. Daerah tolak, H1 = μ1≠ μ2
̅̅̅ ̅̅̅2
X1 − X
t hitung =
[(n1 −1)δ1 2 +(n2 −1)δ2 2 ][1⁄n1 +1⁄n2 ]
√
n1 +n2 −2
3.03 − 4.867
=
[2(0,1516)2 + 2(0,658)2 ][1⁄3+1⁄3]
√
3+3−2
= −4.6506
-2.776 2.776
Dari grafik Uji T diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai H1 berada
didaerah tolak yang berarti terdapat perbedaan antara data kekuatan tekan kering dan
basah (μ1≠ μ2) dimana kekuatan geser kering diberikan perlakuan berupa pemanasan.
Karena saat dilakukan proses pemanasan bentonit yang berikatan dengan air
terdistribusi merata pada cetakan pasir.
3. Kekuatan tarik
a. Kekuatan tarik basah
• Kekuatan rata-rata
ΣX
̅
X=
n
1.7
=
3
= 0.567
• Simpangan baku
Σ(X − ̅
X) 2
δ=√
n−1
0.00667
=√
2
= 0.0577
• Interval
̅ − (t (α⁄ ; db)δ) < 𝑋 < X
X ̅ + (t (α⁄ ; db)δ)
2 2
0.567 − (4.302 x 0,0577) < 𝑋 < 0.567 + ( 4.302 x 0,0577)
0,319 < 𝑋 < 0.815
b. Kekuatan tarik kering
• Kekuatan rata-rata
ΣX
̅
X=
n
1.75
=
3
= 0.58
• Simpangan baku
Σ(X − ̅
X)2
δ=√
n−1
0.001667
=√
2
= 0.02887
• Simpangan baku rata-rata
δ
δ̅ =
√n
0.02887
=
√3
= 0.0166
• Kesalahan relatif
δ̅
KR =
̅
X
0.0166
=
0.58
= 0,0286
α = KR x 100%
= 0.0286 𝑥 100%
= 2.86% 2%
db = n − 1
=3−1
=2
𝛼
t( 2 ; 𝑑𝑏)= 6.9646
• Interval
X − (t (α⁄2 ; db)δ) < 𝑋 < ̅
̅ X + (t (α⁄2 ; db)δ)
0.58 − (6.9646𝑥0,02887) < 𝑋 < 0.58 + (6.946𝑥0,02887)
0,379 < 𝑋 < 0.781
Uji T
- Tinkat kesalahan (α) = 5 %
- Derajat kebebasan (db) = (n1 + n2) – 2 = 4
𝛼
- Dari table uji t didapat t( 2 ; 𝑑𝑏) =3.747
- Hipotesis
1. Daerah terima, H0 = μ1 = μ2
2. Daerah tolak, H1 = μ1≠ μ2
̅̅̅ ̅̅̅2
X1 − X
t hitung =
[(n1 −1)δ1 2 +(n2 −1)δ2 2 ][1⁄n1 +1⁄n2 ]
√
n1 +n2 −2
0.567 − 0.58
=
[2(0,05777)2 + 2(0,02887)2 ][1⁄3+1⁄3]
√
3+3−2
= −0.295
-3.747 3.747
Dari grafik Uji T diatas dapat diambil kesimpulan bahwa nilai H1 berada
didaerah terima yang berarti tidak terdapat perbedaan antara data kekuatan tekan
kering dan kekuatan tekan basah.
Sedangkan pada hasil pengujian kekuatan tekan basah rata-rata adalah 6.5 N⁄cm2 .
Dari hasil pengujian kekuatan tekan basah yang didapat telah sesuai.
b. Kekuatan Tekan Kering
Standar nilai kekuatan tekan kering adalah 15,168N⁄cm2 - 172,37N⁄cm2 .
Sedangkan pada hasil pengujian, kekuatan tekan kering rata-rata adalah 49.4 N⁄cm2 .
Hasil pengujian untuk kekuatan geser basah rata-rata adalah 3.03 N⁄cm2 dan untuk
kekuatan geser kering rata-rata adalah 4.867 N⁄cm2 . Dari hasil pengujian kekuatan
untuk kekuatan tarik basah rata-rata adalah 1,7 N⁄cm2 dan untuk kekuatan tarik kering
rata-rata adalah 1.75 N⁄cm2 . Untuk spesimen uji tarik basah sudah sesuai dengan
standar sedangkan untuk uji tarik kering tidak memenuhi standar dapat dikarenakan
pada kekuatan tarik kering adanya air bebas yang masih terkandung dalam spesimen
dikarenakan pemanasan yang kurang merata.
Tabel 2.9:
Data Pengujian Kekuatan Tekan Basah Antar Kelompok
Kadar Air Kadar Pengikat Kekuatan Tekan Basah
(%) (%) (N⁄cm2 )
3 4 4.8
4 4 4.4
5 4 5.3
3 6 6.3
5 6 6.2
4 6 6.6
3 8 8.1
4 8 7.4
5 8 9.4
Sumber : Dokumentasi Pribadi (2018)
10
Kekuatan Tekan Basah (N/m^2)
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
0 1 2 3 4 5 6
Kadar Air
Gambar 2.13 Grafik Pengaruh Kadar Air Terhadap Kekuatan Tekan Basah Pasir Cetak
Grafik pengaruh kadar air terhadap kekuatan tekan basah pasir cetak, sesuai dasar
teori bahwa semakin besar kadar bentonite maka kekuatan tekan basahnya akan semakin
meningkat, akan tetapi semakn besar kadar airnya maka akan menurunkan kekuatan tekan
basah.
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Kecenderungan grafik pada kadar bentonit 8%,
6%, dan 4% cenderung turun, hal tersebut tidak sesuai dengan dasar teori, seharusnya
meningkat kemudian turun , dikarenakan semakin kecil kadar bentonite maka ikatan antar
pasir juga semakin lemah.
Pada kadar air yang sama, kekuatan tekan basah dengan kadar air 3, 4% dan 5%
memiliki urutan kadar bentonite dari yang paling atas yaitu 8%, 6%, dan 4%, urutan ini
sudah sesuai dengan dasar teori. Akan tetapi pada kadar air 4% dengan bentonite 8%
mengalami penurunan. Hal ini tidak sesuai dengan dasar teori dimana semakin besar kadar
bentonit maka kekuatan tekan basahnya semakin besar pula. Hal ini disebabkan karena
persebaran pasirnya homogen besar , Sehingga kekuatan tekan basahnya menurun.
Tabel 3.0
Data Pengujian Kekuatan Tekan Kering Antar Kelompok
Kadar Air Kadar Pengikat Kekuatan Tekan Kering
(%) (%) (N⁄cm2 )
3 4 18.5
4 4 12.8
5 4 13.4
3 6 17
5 6 19
4 6 16.5
3 8 10.9
4 8 12.8
5 8 17.5
Sumber: Dokumentasi Pribadi (2018)
20
Kekuatan Tekan Kering (N/m^2)
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0 1 2 3 4 5 6
Kadar Air
Gambar 2.14 Grafik Pengaruh Kadar Air Terhadap Kekuatan Tekan Kering Pasir Cetak
Menurut dasar teori bahwa semakin besar kadar bentonite maka kekuatan tekan
keringnya akan semakin meningkat, dan apabila semakin besar kadar airnya maka akan
meningkatkan kekuatan tekan kering, karena air mendistribusikan bentonite secara lebih luas
atau merata sehingga saat kering bentonite mengikat pasir cetak lebih merata.
Pada kadar bentonite 8% grafik cenderung terus meningkat seiring dengan
meningkatnya kadar air, hal ini sudah sesuai dengan dasar teori. Akan tetapi pada grafik
dengan kadar bentonite 6% kecenderungan naik kemudian turun pada kadar air 5% , begitu
juga pada kadar bentonite 4% dengan kadar air 4%. hal ini tidak sesuai dengan dasar teori,
dikarenakan distribusi pengikat yang kurang merata karena masih adanya kandungan air
bebas, hal ini menyebabkan ikatan antar butir melemah sehingga menurunkan kekuatan
tekan keringnya.
Dapat dilihat pada grafik dengan kadar air 5% Urutan kekuatan tekan keringnya dari
yang paling atas adalah 8% ,6% dan 4%, hal ini sudah sesuai dengan dasar teori,
6. Pada hasil pengujian kekuatan tekan basah antar kelompok didapatkan kecenderungan
grafik kekuatan tekan basah menurun dan tidak sesuai dengan dasar teori, Hal ini
disebabkan karena persebaran pasirnya homogen besar , Sehingga kekuatan tekan
basahnya menurun
7. Pada hasil pengujian kekuatan tekan kering antar kelompok didapatkan dengan kadar
5% urutan kekuatan tekan keringnya dari yang paling atas adalah 8%, 6% , dan 4% yang
dimana sudah sesuai dengan dasar teori
2.5.2 Saran
1. Peralatan pengujian sebaikanya dapat diperbarui agar dapat menghindari kerusakan saat
praktikum dan mengurangi penyimpangan hasil pengujian.
2. Diharapkan asisten untuk lebih semangat dalam menyampaikan masukan/materi
3. Praktikan sebaiknya mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diasistensikan dan
mempelajari tata cara pengujian sebelum melaksanakan praktikum.