Professional Documents
Culture Documents
S2 2016 374942 Introduction PDF
S2 2016 374942 Introduction PDF
PENDAHULUAN
Alur pelayaran merupakan salah satu fasilitas pokok dari peruntukan wilayah
perairan sebuah pelabuhan dan memiliki peranan penting sebagai akses keluar
dan/atau masuk pelabuhan. Alur pelayaran menjadi objek vital dari sebuah
pelabuhan yang pembangunan maupun pengelolaannya harus dilakukan atas
pertimbangan aspek pelayaran khususnya dalam menjamin keselamatan dan
keamanan pelayaran. Penyelenggaraan alur pelayaran di Indonesia menjadi
tanggung jawab pemerintah yang pelaksanaannya harus dilakukan sebaik mungkin
dalam rangka menjamin kelancaran dan efektifitas operasional pelabuhan secara
menyeluruh. Pemerintah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku harus
membangun dan memelihara alur pelayaran yang dalam pelaksanaannya dilakukan
oleh penyelenggara pelabuhan. Pembangunan dan pemeliharaan alur pelayaran
dilakukan melalui kegiatan pengerukan yang pelaksanaannya menjadi tanggung
jawab pemerintah dan implementasinya dilakukan oleh perusahaan tertentu yang
memiliki kualifikasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
1
secara terintegrasi yang dilakukan sesuai tahapan pengembangan guna
mengakomodir peningkatan permintaan bongkar muat dan distribusi barang.
Ekspansi pelabuhan yang dilakukan harus diimbangi oleh pengembangan alur
pelayaran yang memadai sesuai dengan lalu lintas kapal yang keluar dan/atau
masuk pelabuhan serta perkembangan teknologi kapal yang menuntut ketersediaan
alur dalam batasan kedalaman serta kriteria teknis tertentu.
2
Surabaya yang didalamnya terdapat pembebanan tarif yang ditujukan kepada
pengguna alur harus dilakukan berdasarkan batasan standar pelayanan atau level of
services yang sesuai. PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) sebagai operator harus
mempu memberikan pelayanan jasa semaksimal mungkin dengan tetap
berpedoman pada prioritas layanan terbaik kepada pengguna. Sementara,
pemerintah harus menetapkan kebijakan yang tepat dalam pelaksanaan pelayanan
jasa di Alur Pelayaran Barat Surabaya, sehingga diperlukan standar pelayanan yang
mampu menjadi dasar dan tolok ukur dalam pelaksanaan operasional alur serta
menjadi alat kontrol bagi Otoritas Pelabuhan dan pemerintah dalam melaksanakan
fungsi pengawasan terhadap pelayanan jasa kepelabuhanan dimaksud.
3
1.2. Perumusan Masalah
4
e. Memberikan usulan substansi pelayanan dan indikator yang diperlukan untuk
standar pelayanan dalam penyediaan dan pelayanan jasa penggunaan alur
pelayaran oleh Badan Usaha Pelabuhan di Indonesia.
5
1.5. Batasan Penelitian
6
menunjukkan bahwa Sedimentasi terbesar terjadi pada spot HI yaitu sebesar
1971336,54 m3 pertahun. Sedangkan sedimentasi terkecil terjadi pada spot
EF yaitu sebesar 34772,08 m3 per tahun Perbandingan hasil perhitungan dari
kedua metode menunjukkan variasi yang berbeda-beda pada tiap spot yang
berkisar <10%. Untuk menjaga efektifitas alur pelayaran, masing-masing
spot memerlukan upaya pengerukan dengan periode yang berbeda-beda, yaitu
3 hingga 15 tahun sekali.
b. Cahyo Eko Putranto. Tahun 2011, dengan judul Studi Kemitraan Pemerintah
dan Swasta Dalam Pengelolaan Alur Pelayaran Barat Surabaya. Penelitian ini
menghasilkan identifikasi berbagai resiko dan mitigasi dari resiko dimaksud
dalam pelaksanaan pengelolaan Alur Pelayaran Barat Surabaya melalui
skema kerjasama pemerintah dengan swasta, termasuk identifikasi
kewenangan stakeholder terkait dan implementasi sistem channel fee atau
penarikan jasa penggunaan alur pelayaran.
c. Dhina Setyo Oktaria. Tahun 2011, dengan judul Analisis Kemampuan
Nakhoda dalam Membaca Sarana Bantu Navigasi Pelayaran di Alur
Pelabuhan dan di Alur Pelayaran Umum di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
Hasil penelitian berdasarkan hasil Analisis Regresi Linier Ganda diketahui
bahwa kemampuan nakhoda dalam membaca Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran di alur pelabuhan menuju ke alur pelayaran umum (X1),
kemampuan nakhoda dalam membaca Sarana Bantu Navigasi Pelayaran di
alur pelayaran umum pada waktu siang hari (X2), kemampuan nakhoda
dalam membaca Sarana Bantu Navigasi Pelayaran di alur pelayaran umum
pada waktu malam hari (X3), kemampuan nakhoda dalam membaca Sarana
Bantu Navigasi Pelayaran dari alur pelayaran umum menuju ke alur
pelabuhan (X4), dan kemampuan nakhoda dalam membaca Sarana Bantu
Navigasi Pelayaran pada saat situasi tidak biasa (X5), memberikan pengaruh
bagi total kemampuan nakhoda dalam membaca Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran di alur pelabuhan dan di alur pelayaran umum di pelabuhan
Tanjung Priok Jakarta (Y). Dengan p<0,05 dan R2 sebesar 75,4 %,
7
menghasilkan model Y = 0,120 + 0,167 X1 + 0,248 X2 + 0,129 X3 + 0,224
X4 + 0,200 X5;
d. Kusuma Satya Perdana. Tahun 2011, dengan judul Analisis Resiko Pipa
Bawah Air pada Alur Pelayaran, Studi Kasus Pelabuhan Tanjung Perak.
Penelitian ini menguraikan bagaimana Fault Tree diterapkan pada kapal
sebagai bentuk dari langkah proses FSA. Analisis secara sistematis dari
bahaya pada kapal dengan menggunakan analisis pohon kesalahan (fault tree
analysis) untuk mengetahui kejadian yang paling mempengaruhi keselamatan
kapal. Kerugian kapal (loss of vessels) dipilih sebagai kejadian puncak (top
event), yang kemudian kejadian penyebabnya dirunut melalui cabang-cabang
kejadian, dari kejadian antara (intermediate event) sampai dengan kejadian
utama atau kejadian dasar (basic event). Akhirnya, beberapa rekomendasi
dibuat untuk mengurangi kemungkinan kesalahan manusia (human error),
sebagai elemen kejadian yang paling berpengaruh pada keselamatan kapal
dan awak kapal, sehingga diharapkan dapat meningkatkan keselamatan di
kapal.
e. Agung Suwasono. Tahun 2011, dengan judul Optimalisasi Lintasan Kapal
untuk Jalur Pelayaran Alur Barat Tanjung Perak Surabaya. Hasil optimalisasi
didapatkan panjang lintasan terpendek di alur barat Tanjung Perak Surabaya
yang diukur dari Tanjung Sawo hingga pintu masuk pelabuhan adalah 12,85
mil dan waktu rata - rata 0,997 mil/knot sedangkan panjang lintasan normal
14,09 mil dan waktu tempuh 1,166 mil/knot.
f. Arif Rahmad Hidayat. Tahun 2010, dengan judul Perancangan Sistem
Monitoring pada Alur Pelayaran Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak
Surabaya. Hasil penelitian merupakan perancangan system monitoring
menggunakan metode klien dan server. Masukan sistem adalah data tentang
Lintasan aman yang telah direkomendasikan oleh Syah Bandar Pelabuhan
Tanjung Perak Surabaya. Hasil yang diperoleh dalam simulasi sistem
monitoring yang menghubungkan antara operator dan klien , dimana pada
operator disini adalah komputer server. Dalam komputer server berfungsi
sebagai pengolah data, dan memberikan informasi kepada pengguna (berada
8
di kapal). Pengguna dapat mengakses informasi yang diberikan oleh operator.
Dari sistem monitoring ini diharapkan berfungsi sebagai monitor kapal yang
melakukan pelayaran di Selat Madura.
g. Ocky Noor Hillali. Tahun 2011, dengan judul Pengembangan Sistem MCST-
Monitoring and Control in Sea Transportation pada Kondisi Kepadatan Lalu
Lintas Pelayaran di Alur Barat Tanjung Perak. Penelitian ini dilakukan
melalui perancangan sistem logika fuzzy untuk mengendalikan sudut yaw
(sudut belok kapal) dan kecepatan pada kapal KM Tanto Fajar II. Logika
Fuzzy yang digunakan adalah tipe Sugeno Takagi. Simulasi dilakukan dengan
pengujian sistem tanpa penghalang, 1 penghalang dan 2 penghalang kapal di
depannya. Hasil simulasi menunjukkan bahwa pengendali fuzzy mampu
untuk melakukan aksi pengendalian sesuai dengan set point, mampu
melakukan aksi manuver untuk menghindari adanya halangan kapal lain, dan
mampu mengatur kecepatan untuk mengikuti kapal yang berada di depannya.
Pengendali fuzzy juga mampu melakukan aksi manuver menghindari dan
mengatur kecepatan secara bersamaan. Jarak minimal antar kapal saat
menghindar adalah satu kali lebar kapal, yaitu sekitar 17,5 meter dan jarak
minimal yang harus dijaga oleh sebuah kapal saat mengikuti kapal lain yang
berada di depannya adalah sebesar 8 kali panjang kapal, yaitu sekitar 800
meter.
h. Dion Nuryahya. Tahun 2011, dengan judul Automatic Collision Avoidance
System Berdasarkan AIS Data pada Alur Pelayaran Barat Surabaya.
Penelitian ini merancang sebuah sistem kendali otomatis untuk menghindari
tabrakan kapal berdasarkan AIS data dengan menggunakan kaidah control
berdasarkan logika fuzzy. Sistem ini akan mengontrol kecepatan serta
gerakan kapal secara otomatis dengan menggunakan logika fuzzy. Dalam
pengaplikasiannya akan memanfaatkan data-data yang diperoleh dari
Automatic Identification System (AIS). Dengan AIS ini dapat diperoleh data
berupa identitas kapal, tingkat bahaya muatan, jalur pelayaran kapal, dan
koordinat kapal. Visualisasi sistem ini akan menggunakan interface dari
program perangkat lunak yang ada, yang didalamnya juga akan diaplikasikan
9
peraturan peraturan internasional tentang pencegahan tabrakan antar kapal.
Simulasi yang dilakukan menggambarkan beberapa skenario dua kapal yang
berpotensi terjadinya tabrakan dan dari hasil simulasi tersebut didapatkan
bahwa sistem yang dikembangkan dapat bekerja dengan baik dan tabrakan
kapal bisa dihindari.
i. A.M. Rachmansyah I.P. Tahun 2008, dengan judul Sistem Kendali Lalu
Lintas Kapal untuk Mencapai Keselamatan Navigasi di Pelabuhan Tanjung
Perak Surabaya. Hasil penelitian ini merupakan desain program sistem
kendali lalu-lintas kapal dan visualisasinya dengan software Visual C++.
Visual C++ merupakan perangkat lunak pengembangan aplikasi yang
menggunakan bahasa C++ sebagai bahasa pemograman dan dapat digunakan
untuk membuat aplikasi berbasis window maupun berbasis teks (aplikasi
konsol). Input yang dimasukkan adalah nama dan jenis kapal, asal, tujuan,
dan kecepatan awal kapal yang akan masuk dan keluar pelabuhan Tanjung
Perak, arah heading kapal serta arah dan kecepatan angin dan arus. Output
dari desain program ini adalah besar kecepatan dan posisi pada waktu tertentu
dari kapal yang akan masuk dan keluar pelabuhan Tanjung Perak, arah
heading serta visualisasi posisinya.
10