You are on page 1of 12

Sri Samsundari 1 & Ganjar Adhy Wirawan2 JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

ANALISIS PENERAPAN BIOFILTER DALAM SISTEM RESIRKULASI


TERHADAP MUTU KUALITAS AIR BUDIDAYA IKAN SIDAT (ANGUILLA
BICOLOR)

Analysis of the application of biofilters in recirculation systems for aquaculture water


quality eel (Anguilla bicolor)

Sri Samsundari1 & Ganjar Adhy Wirawan2


1&2
Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Pertanian Peternakan
Universitas Muhammadiyah Malang
Email : srisamsundari@umm.ac.id

ABSTRACT

This study aims to examine the use of biofilters and biofilter types corresponding to the system
resirkuliasi water quality eel fish farming. In addition to the data from the first year of study is expected
to be used as a basis to know the type of microorganisms present in the biofilter, biofilter and the workings
of the water quality management process for aquaculture eel (Anguilla bicolor).This study, conducted at
the Laboratory of Integrated Field Laboratory and Department of Fisheries Faculty of Agriculture and
Animal Husbandry, University of Muhammadiyah Malang. The method used in this study is an experimental
method to analyze the data using statistical test ‘t’ or a different test.The study evaluated two types of
biofilters include first biofilter treatment plant lettuce, mustard biofilter second treatment, and the third
treatment without the use of biofilters. The water quality parameters that diamatia include temperature,
pH, dissolved oxygen, ammonia, nitrate, nitrite, phosphate, and type of plankton.

Key Word: Biofilter, Resirculation, Angilla bicolor.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji penggunaan biofilter dan jenis biofilter sesuai dengan sistem
resirkuliasi kualitas air budidaya ikan sidat. Selain data dari tahun pertama studi tersebut diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar untuk mengetahui jenis mikroorganisme hadir dalam biofilter, biofilter dan cara
kerja proses pengelolaan kualitas air untuk budidaya belut (Anguilla bicolor). Penelitian ini, yang dilakukan
di Laboratorium Terpadu Laboratorium Lapangan dan Departemen Perikanan, Fakultas Pertanian Peternakan,
Universitas Muhammadiyah Malang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
untuk menganalisis data menggunakan statistik uji ‘t’ atau uji beda. Studi mengevaluasi dua jenis biofiltrasi
termasuk biofilter pertama pabrik pengolahan selada, sawi biofilter perlakuan kedua, dan perlakuan ketiga
tanpa menggunakan biofiltrasi. Parameter kualitas air yang diamatia termasuk suhu, pH, oksigen terlarut,
amonia, nitrat, nitrit, fosfat, dan jenis plankton.

Kata Kunci: Biofilter, resirkulasi, Angilla bicolor.

PENDAHULUAN penurunan kualitas air budidaya yang dipicu


oleh tingginya sisa pakan dan sisa
Perkembangan ilmu pengetahuan dan metabolisme ikan, yang menghasilkan produk
teknologi dibidang budidaya perikanan terus sampingan berupa amonia yang memberikan
mengalami peningkatan, hal ini ditandai pengaruh negatif terhadap mutu kualitas air
dengan adanya peralihan dari sistem budidaya suatu perairan. Pada kenyataannya kuantitas
ikan secara tradisional menuju ke sistem dan kualitas suplai air merupakan faktor utama
budidaya ikan secara intensif. Pada budidaya yang menentukan keberhasilan budidaya ikan
ikan intensif, penggunaan padat penebaran dari serangan penyakit.
dan dosis pakan yang tinggi, berakibat pada

86 Maret 2013: 86 - 97
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2410

Kondisi serupa juga terjadi pada usaha sehingga sistem ini bersifat hemat air (Sidik
pengembangan ikan sidat (Anguilla bicolor), 1996). Filter di dalam sistem ini berfungsi
ikan sidat dikenal sebagai ikan ekonomis mekanis untuk menjernihkan air dan berfungsi
penting dipasar internasional, seperti cina, biologis untuk menetralisasi senyawa amonia
jepang, korea, dan italia. Keberadaan ikan yang toksik menjadi senyawa nitrat yang
sidat di Indonesia cukup baik dengan terdapat kurang toksik dalam suatu proses yang
lebih kurang 6 spesies ikan sidat, ikan ini disebut nitrifikasi (Spotte 1979). Berhasil
dikenal memiliki nilai gizi, dan cita rasa yang tidaknya budidaya ikan di dalam sistem
tinggi. Namun dalam kegiatan budidayanya, resirkulasi sangat ditentukan oleh baik
ikan sidat masih mengalami beberapa kendala tidaknya fungsi nitrifikasi di dalam sistem
yaitu minimnya informasi tentang teknik tersebut.
pemeliharaan benih, jenis pakan yang
diberikan, pertumbuhan yang relatif lambat, METODE PENELITIAN
dan manajemen kualitas air yang baik.
Penelitian Samsundari, dkk, (2011), diketahui Desain Penelitian
bahwa ikan sidat sangat menyukai kondisi
kualitas air yang jernih dengan kandungan Penelitian ini dilakukan dengan
oksigen terlarut sebesar 7,5 - 9,0 mg/l, suhu menggunakan metode eksperimen, yaitu
berada pada kisaran 26,91°C - 29,04°C, dan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk
kandungan pH berkisar antara 7 - 8. Dari menilai pengaruh suatu perlakuan/ tindakan/
kenyataan tersebut, maka dilakukan salah satu treatment dengan menggunakan perlakuan
upaya pengembangan budidaya ikan sidat yang berbeda (Supardi, 2007). Tujuan dari
dengan mengaplikasikan teknologi biofiltrasi penelitian ini adalah mengkaji penggunaan
pada sistem resirkulasi akuakultur. biofilter yang berbeda pada sistem resirkulasi
Sistem resirkulasi akuakulktur terhadap mutu kualitas air budidaya ikan sidat
(Recirculation Aquaculture System) (Anguilla bicolor). Rangkaian pemikiran
merupakan sistem yang memanfaatkan ulang tersebut secara skematis dapat digambarkan
air yang telah digunakan dengan sebagai berikut :
meresirkulasinya melewati sebuah filter,

Sistem Resirkulasi Budidaya


Ikan Sidat

Kolam A Kolam B Kolam B


(Biofiler Tanaman Selada) (Biofiler Tanaman Sawi) (Tanpa Biofiler)

Uji Kualitas Air

Dinamika Fisik Dinamika Kimia Dinamika Biologi

Jenis Tanaman Sebagai


Biofilter Air Budidaya Ikan

Rekomendasi

Gambar 1. Skema Desain Penelitian

Analisis penerapan biofilter dalam sistem resirkulasi terhadap mutu kualitas air budidaya ikan sidat (Anguilla 87
bicolor)
Sri Samsundari 1 & Ganjar Adhy Wirawan2 JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

Metode Pengumpulan Data eksperimen, yaitu kegiatan penelitian yang


bertujuan untuk menilai pengaruh suatu
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan perlakuan/ tindakan dengan menggunakan
Pebruari 2013 – April 2013. Bertempat di perlakuan yang berbeda (Supardi, 2007).
Laboratorium Lapang dan Laboratorium
Terpadu Jurusan Perikanan Fakultas Perlakuan
Pertanian Peternakan Universitas Penelitian menitikberatkan pada peran
Muhammadiyah Malang. biofilter dalam sistem resirkulasi terhadap
mutu kualitas air budidaya ikan sidat.
Alat dan bahan Penelitian ini terdiri dari 2 jenis biofilter yang
diaplikasikan pada kolam budidaya ikan sidat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini (Anguilla bicolor). dan 1 kontrol tanpa
adalah Oxymeter untuk mengukur kandungan penggunaan biofilter. Adapun perlakuan dalam
O2 dalam air, Thermometer air sebagai alat penelitian ini adalah :
pengukur suhu air, pH pen untuk pengukuran Kolam A : Penggunaan biofilter tanaman air
kadar pH, Reagen Kit (water test kit) (tanaman selada) dalam sistem
ammonia, nitrat, nitrit dan phospat, serta dua resirkulasi terhadap mutu kualitas
set sistem resirkulasi sederhana. Bahan yang air budidaya ikan sidat.
digunakan antara lain yaitu pipa PVC sebagai Kolam B : Penggunaan biofilter tanaman air
wadah biofilter, benih ikan sidat fase (tanaman sawi) dalam sistem
fingerling, Biofilter: tanaman air (tanaman resirkulasi terhadap mutu kualitas
selada dan tanaman Sawi), dua set instalasi air budidaya ikan sidat.
listrik untuk menggerakan pompa air. Kolam K : Tanpa penggunaan biofilter
terhadap mutu kualitas air
Batasan variabel budidaya ikan sidat (sebagai
control).
Batasan variabel dari penelitian ini Prosedur Penelitian
adalah sebagai berikut :
• Biofilter adalah suatu sarana Persiapan
pengembangbiakkan mikroorganisme
untuk melakukan fungsi biologisnya. Menyiapkan alat dan bahan yang akan
Biofilter digunakan untuk digunakan (pipa PVC, plat besi sebagai
mengkondisikan dan mempertahankan
rangka penempatan sistem resirkulasi, dll)
kualitas air pada sistem sirkulasi tertutup
untuk membuat satu unit kolam dengan sistem
maupun terbuka.
• Sistem Resirkulasi adalah sistem resirkulasi meliputi langkah-langkah sebagai
pemanfaatan kembali air budidaya yang berikut: Memotong plat besi dan pipa PVC
terlebih dahulu melalui sistem filtrasi. sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
• Kualitas air adalah suatu kondisi media Kemudian plat besi dirangkai hingga
air yang sesuai bagi kegiatan budidaya berbentuk persegi panjang sesuai dengan
ikan, atau suatu kondisi air yang
yang diinginkan. Kemudian memasang
memenuhi persyaratan ikan untuk hidup,
instalasi listrik yang digunakan untuk
tumbuh, dan berkembangbiak.
menghidupkan pompa air sebagai penggerak
METODE PENELITIAN dalam sistem resirkulasi.

Metode penelitian yang digunakan


dalam penelitian ini adalah metode

88 Maret 2013: 86 - 97
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2410

Parameter penelitian dan cara peubah (variabel) yang mempengaruhi


pengukuran pengelolaan, sintasan, perkembangbiakan,
pertumbuhan, dan produksi ikan. Perubahan
Parameter yang di ukur dalam penelitian kondisi lingkungan ini tentunya akan
ini adalah pengukuran kualitas air yang mempengaruhi kehidupan organism akuatik.
dilaksanakan satu kali setiap minggunya Kualitas air yang kurang baik mengakibatkan
selama tiga bulan pada pagi dan sore hari. pertumbuhan ikan menjadi lambat.
Berikut adalah parameter kualitas air yang Pengamatan parameter kualitas air pada
akan di analisis meliputi: penelitian ini meliputi: Suhu air (°C), Oksigen
• Temperatur (suhu) diukur menggunakan terlarut (mg/l), dan derajat keasaman (pH),
thermometer. Amonia, Nitrat, Nitrit, Phospat, dan Jenis
• Oksigen terlarut (O 2 ) diukur Plankton.
menggunakan Oxygen meter.
• Derajat keasaman (pH) diukur Suhu
menggunakan pH pen.
• Nitrat (NH 3 ) diukur menggunakan Suhu merupakan parameter lingkungan
reagen. yang sangat besar pengaruhnya pada hewan
• Nitrit (NH 4 ) diukur menggunakan akuatik. Ikan merupakan hewan
reagen. poikilothermal yaitu hewan yang memiliki
• Phospat diukur menggunakan reagen. suhu tubuh yang sama dengan suhu
• Amonia diukur menggunakan reagen. lingkungan sekitarnya. Suhu sangat
• Jumlah zat padat terlarut yang diukur dipengaruhi oleh radiasi sinar matahari. Oleh
dengan menggunakan Turbidity karena itu, setiap spesies hewan akuatik
Disolved Scan, memiliki suhu optimal untuk pertumbuhannya.
• Total dan Jenis bakteri dalam model Suhu mempengaruhi kelarutan oksigen
biofilter, di dalam air serta menyebabkan interaksi
• Jenis plankton dengan melakukan berbagai faktor lain dalam parameter kualitas
identifikasi. air. Hasil pengamatan suhu air pada kolam
budidaya ikan sidat selama penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan alat ukur thermometer air.
Pengukuran suhu dilakukan tiga hari sekali
Kualitas air secara luas dapat diartikan dalam setiap minggunya yaitu pada pagi,
sebagai faktor fisik, kimia, dan biologi. siang, dan sore hari. Data suhu air disajikan
Kualitas air dalam budidaya ikan adalah setiap pada diagram berikut.

Gambar 1. Data Suhu Air Penelitian

Analisis penerapan biofilter dalam sistem resirkulasi terhadap mutu kualitas air budidaya ikan sidat (Anguilla 89
bicolor)
Sri Samsundari 1 & Ganjar Adhy Wirawan2 JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

Hasil penelitian menunjukan bahwa suhu kelangsungan hidup ikan mempengaruhi


air tertinggi terjadi pada kolam A (biofilter proses-proses fisiologis seperti tingkat
tanaman selada) sebesar 26,22 ºC dan pada respirasi, efisiensi pakan, pertumbuhan,
kolam B (biofilter tanaman sawi) sebesar tingkah laku dan reproduksi.
26,11 ºC. Suhu air pada kolam A dan B terjadi
kenaikan, setelah air mengalami proses filtrasi
DO atau Oksigen Terlarut
pada biofiltering. Hal ini, dikarenakan
adaanya peran sistem resirkulasi dan biofilter
Oksigen terlarut adalah oksigen dalam
dalam menjaga suhu air yang semula rendah
bentuk terlarut didalam air karena ikan tidak
setelah melalui sistem resirkulasi yaitu air
dapat mengambil oksigen dalam perairan
digerakan oleh pomba air dan memasuki
secara difusi langsung dari udara (Gusrina,
proses biofiltrasi maka terjadi gesekan
2008). Tingkat konsumsi oksigen ikan
mekanis antara partikel air, media tanam dan
bervariasi tergantung pada suhu, konsentrasi
akar tanaman sehingga suhu air dalam kolam
oksigen terlarut, ukuran ikan, tingkat aktivitas,
dapat meningkat dan cenderung lebih konstan.
waktu setelah pemberian pakan dan lain
Kisaran suhu air tersebut, masih dapat
sebagainya. Tingkat metabolisme juga
ditolerir bagi kelangsungan hidup ikan sidat,
bervariasi antar spesies dan dibatasi oleh
namun untuk pertumbuhan suhu air tersebut
rendahnya kandungan oksigen yang tersedia.
belum berada pada kisaran yang optimal.
Pada umumnya, ikan kecil akan
Menurut Amri (2003), suhu air optimal bagi
mengkonsumsi oksigen per berat badan lebih
pertumbuhan ikan sidat adalah 29°C. Hal ini
banyak dibandingkan ikan besar dari satu
disebabkan, saat penelitian intensitas cahaya
spesies.
matahari sangat rendah dikarena cuaca pada
Hasil pengukuran kadar Oksigen terlarut
saat penelitian curah hujan cukup tinggi
dalam air pada kolam A dan B dengan
sehingga sangat mempengaruhi suhu air kolam
menggunakan Oxymeter selama penelitian
budidaya ikan sidat. Suhu air bagi
disajikan pada gambar berikut.

Gambar 2. Data DO Air Penelitian


Dari diagram diatas dapat diketahui ikan tidak boleh <3,00 mg/l karena dapat
bahwa kandungan oksigen terlarut tertinggi menyebabkan kematian organisme air (SNI
setelah proses biofiltrasi pada kolam A yaitu 7550, 2009). Secara umum, ikan di daerah
sebesar 8,4 ppm dan pada kolam B sebesar panas lebih toleran terhadap kandungan
8,00 ppm. Hal ini menunjukkan adanya oksigen yang rendah dibandingkan dengan
pengaruh sintesa tumbuhan pada sistem ikan di daerah dingin. Konsentrasi minimum
resirkulasi terhadap kandungan oksigen oksigen terlarut untuk ikan di daerah tropis
terlarut dalam air. Kandungan oksigen adalah 5 mg/L sedangkan untuk ikan di daerah
terlarut yang ideal di dalam air untuk budidaya dingin maupun ikan laut adalah 6 mg/L.

90 Maret 2013: 86 - 97
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2410

pH atau Derajat Keasaman alami antara 5 – 10 (Hanggono, 2007).


Gambar 7. Berikut menunjukan hasil
pH air mengekspesikan intensitas asam pengamatan derajat keasaman (pH) air pada
maupun basa perairan tersebut. Bentuk setiap perlakuan kolam biofilter dan kolam
persamaan pH adalah logaritma negatif dari control selama penelitian menggunakan alat
aktivitas ion hidrogen. Skala pH berkisar ukur pH pen.
antara 0 s/d 14. Kiasaran pH pada perairan

Gambar 3. Data pH Air Penelitian


Grafik pH air di atas, menunjukkan untuk menyatakan baik buruknya sesuatu
bahwa pada kolam A, B dan K terjadi perairan.
peningkatan pH pada setiap minggunya. Nilai
rata-rata pH yang dihasilkan pada penelitian Amonia (NH4+)
ini yaitu pada kolam A berkisar antara 6,4-
7,4, pada kolam B berkisar antara 6,4-7,7, Amoniak terdiri dari dua bentuk yaitu
sedangkan pada kolam control berkisar antara ammonium (NH 4 + ) dan amoniak tidak
6,4-7,6. Nilai derajad keasaman air masih terionisasi (NH3). Jumlah total kedua fraksi
dalam kisaran optimal hingga akhir penelitian. tersebut biasa disebut total amoniak atau
Hal ini sesuai dengan pernyataan Herianti amoniak. Persamaan kedua fraksi tersebut
(2005), bahwa pH air yang sesuai untuk hidup adalah :
dan tumbuh dengan baik benih ikan sidat
(Anguilla bicolor) adalah pada kisaran 7-8. NH3 + H2O = NH4OH = NH4+ + OH-
Nilai pH mempunyai pengaruh besar terhadap
kehidupan organisme perairan, sehingga pH Hasil penelitian dapat ditunjukkan dalam
perairan dipakai sebagai salah satu komponen diagram grafik berikut :

Gambar 4. Data Amonia Penelitian

Analisis penerapan biofilter dalam sistem resirkulasi terhadap mutu kualitas air budidaya ikan sidat (Anguilla 91
bicolor)
Sri Samsundari 1 & Ganjar Adhy Wirawan2 JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

Dari grafik tersebut dapat diketahui serta kerusakan histologi pada sel darah
kandungan amoniak 0 mg/l, hal ini terjadi merah (Boyd, 1998).
karena adanya bakteri yang dapat memecah Kadar 0 - 0,5 mg/l merupakan batas
limbah dari ikan, yaitu bakteri Nitrosomonas, maksimum yang lazim dianggap sebagai batas
yang mengubah Amonia menjadi Nitrit, Nitrit untuk menyatakan bahan air itu “unpolluted”.
ini kemudian diubah menjadi Nitrat oleh Ikan masih dapat hidup pada air yang
bakteri Nitrobacter, sehingga tanaman mengandung N 2 mg/l, batas letal akan
kemudian dapat mengkonsumsi nitrat untuk tercapai pada kadar 5 mg/l. Dari hasil
tumbuh, dengan demikian amonia yang pengamatan kadar Amonia (NH 4 +) pada
dihasilkan ikan akan habis dengan adanya kolam A, B, dan K selama penelitian
proses bakterial dan penyerapan nitrat oleh menggunakan alat ukur reagen kit amonia
tanaman. diketahui tidak mengandung amonia atau
Toksisisas amoniak terhadap hewan berkonsentrasi 0. Hal ini membuktikan bahwa
akuatik sangat tergantung pada pH, suhu dan peran biofiltering pada kolam dengan sistem
salinitas. Pada saat pH tinggi maka resirkulasi mampu menjaga konsetrasi
persamaan di atas akan bergerak ke arah kiri aminiak selama proses budidaya ikan sidat.
atau dengan kata lain kadar NH3 akan naik, Kondisi tersebut sesuai dengan pernyataan
begitu pula sebaliknya. Pada saat kadar Irawan, (2009) jika kadar ammonia di perairan
amoniak dalam air tinggi maka kemampuan terdapat dalam jumlah yang terlalu tinggi lebih
ikan untuk mengekskresikan amoniaknya besar dari 1 mg/l dapat diduga adanya
berkurang. Hal tersebut menyebabkan pencemaran.
naiknya kadar amoniak dalam darah maupun
jaringan tubuh. Hal itu akan meningkatkan Nitrat
kadar pH darah dan memiliki efek yang
merugikan pada reaksi berbagi enzim dan Berikut merupakan hasil pengamatan
stabilitas membran. Efek negatif tersebut kadar Nitrat (NO3) pada kolam A, B, dan
meliputi kerusakan insang, pengurangan Kontrol selama penelitian menggunakan alat
kapasitas darah dalam membawa oksigen ukur reagen Nitrat:

Gambar 5. Data Nitrat Penelitian


Dari grafik tersebut di atas terlihat Kandungan nitrat pada kolam A dan kolam B
bahwa terjadi penurunan kandungan nitrat tidak terdapat perbedaan nilai yang signifikan
yang seragam dari awal hingga akhir di tiap minggunya antara kadar nitrat sebelum
penelitian, yaitu kolam A sebesar 10,0 – 10,0 dan sesudah mengalami proses filtrasi. Hal
mg/l. Kolam B sebesar 10,0 – 10,0 mg/l dan ini menunjukkan bahwa Nitrit yang diubah
kolam Kontrol sebesar 10,0 – 10,0 mg/l. menjadi Nitrat oleh bakteri Nitrobacter pada

92 Maret 2013: 86 - 97
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2410

kedua kolam (A dan B) terakumulasi di dalam Nitrit adalah bentuk terionisasi dari asam
kolam karena tidak seimbangnya nitrat (HNO2). Sebagaimana amoniak, nitrit
perbandingan antara luas kolam dan luas juga sangat beracun bagi hewan akuatik.
media serta tanaman yang digunakan Kandungan nitrit dalam kolam ikan berkisar
sehingga nitrat yang dibutuhkan oleh tanaman antara 0,5 – 5 mg/L. Hasil pengamatan kadar
tidak seluruhnya terangkat dan dimanfaatkan Nitrit (NO2) pada kolam A, dan B dengan
oleh tanaman. penerapan biofilter dan kolam control selama
penelitian yang diamati dengan menggunakan
Nitrit alat ukur reagen Nitrit (NO2) adalah sebagai
berikut :

Gambar 6. Data Nitrit Penelitian


Nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam methemoglobin dan berarkibat terganggunya
jumlah yang sangat sedikit di perairan alami, transporatasi oksigen dalam darah. Darah
kadarnya lebih kecil dari pada nitrat karena ikan yang mengandung methemoglobin akan
nitrit bersifat tidak stabil jika terdapat oksigen berwarna coklat sehingga penyakit tersebut
(Effendi, 2003). Hal ini dapat dilihat dalam dikenal sebagai brown blood disease. Hal
grafik nitrit selama penelitian, kandungan nitrit serupa terjadi pada haemocyanin yang
pada kolam A sebesar 1,0 – 0,5 mg/l. Kolam terdapat dalam tubuh krustasea atau udang-
B sebesar 1,0 – 0,5 mg/l dan kolam Kontrol udangan. Hal tersebut kemungkinan berasal
sebesar 1,0 – 1,0 mg/l. Kandungan nitrit ini dari hasil reduksi nitrat pada dasar kolam atau
masih dalam batas normal. Karena Kadar air yang anaerob.
optimun nitrit perairan adalah antara 0,01 –
1,0 mg/l (Hendrawati, 2007). Senyawa nitrit
Phospat
yang berlebih dalam suatu perairan akan
menyebabkan menurunnya kemampuan
Hasil pengamatan phosphat pada setiap
darah organisme perairan untuk mengikat O2,
kolam perlakuan selama penelitian yang
karena nitrit akan beraksi lebih kuat dengan
diukur menggunakan alat ukur reagen kit
hemoglobin yang menyebabkan tingginya
phosphat adalah sebagai berikut.
tingkat kematian.
Efek toksik nitrit pada ikan terjadi pada
transport oksigen serta kerusakan jaringan.
Pada saat nitrit diabsorbsi oleh ikan maka ion
besi dalam haemoglobin akan teroksida dari
ferro ke ferric. Hal tersebut mengakibatkan
suatu produk yang dinamakan

Analisis penerapan biofilter dalam sistem resirkulasi terhadap mutu kualitas air budidaya ikan sidat (Anguilla 93
bicolor)
Sri Samsundari 1 & Ganjar Adhy Wirawan2 JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

Gambar 7. Data Phospot Penelitian


Grafik diatas menunjukkan kandungan dan tanaman dapat digambarkan sebagai
phospat pada kolam A, sebesar 0 – 0,5 mg/l. berikut, air yang berasal dari wadah
Demikian pula terjadi pada kolam B, pemeliharaan ikan dialir kan dengan
mengalami kenaikan kandungan phospat menggunakan pompa air ke filter yang juga
sebesar 0 – 0,5 mg/l dan kandungan phospat berfungsi sebagai tempat untuk menanam
pada kolam Kontrol berkisar antara 0 – 1 mg/ tanaman, kemudian air yang sudah difilter
l. Peningkatan kadar phospat kemungkinan tersebut dialirkan kembali kedalam kolam ikan
terjadi kar ena tanaman tidak dialirkan secara terus menerus.
memanfaatkannya, sehingga phosphat Mekanisme resirkulasi tersebut,
terakumulasi didalam kolam. Kandungan menyebabkan keanekar agaman jenis
phospat yang terkandung pada ketiga kolam plankton sangat sedikit, akibat unsur hara
masih berada pada batas normal hal ini sesuai yang dibutuhkan oleh plankton untuk
dengan kandungan total phospat dalam melakukan perkembangbiakan dan proses
perairan umum seperti danau dan sungai fotosintesis sangat terbatas. Berdasarkan
sesuai dengan (SNI 06-6989.31-2005 dalam hasil pengamatan jenis plankton ditemukan
Hendrawati, 2007) yaitu tidak lebih dari 1,0 – adalah sebagai berikut Chlorophyceae,
2,0 mg/l. Arfiati, (2001) kadar tersebut akan Bacillariophyceae, Euglena,
berpengaruh terhadap gangguan biologi untuk Dinophyceae, dan Parameccium. Hasil
mengontrol eutrifikasi (perairan mengandung tersebut, menunjukan bahwa pada budidaya
Total Phosphorus mencapai 35-100 mg/l ). ikan sidat menggunakan sistem resirkulasi
ketersedian pakan alami tidak menjadi
Jenis Planktonkan prioritas utama, akan tetapi ketersedian pakan
buatan menjadi hal utama yang harus
Prinsip dasar sistem resirkulasi adalah diperhatikan.
memanfaatkan secara terus menerus air dari
pemeliharaan ikan ke tanaman dan sebaliknya Sintasan (Survival Rate)
dari tanaman ke kolam ikan. Inti dasar dari
sistem teknologi ini adalah penyediaan air Sintasan (kelulushidupan) adalah
yang optimum untuk masing-masing perbandingan jumlah individu yang hidup pada
komoditas dengan memanfaatkan sistem re- akhir pemeliharaan dari jumlah awal
sirkulasi sistem ini juga dikenal dengan sistem (Khairuman, 2008). Sintasan ikan dipengaruhi
budidaya akuaponik. Secara sederhana sistem oleh faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik
resirkulasi pada akuaponik atau budidaya ikan yaitu kompetitor, parasit, kepadatan populasi,

94 Maret 2013: 86 - 97
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2410

kemampuan adaptasi dari hewan dan abiotik yaitu sifat fisika dan kimia perairan.
penanganan manusia, sedangkan faktor Jumlah sintasan pada tiap kolam.

Gambar 8. Data Sintasan Ikan Sidat


Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa lebih efesien, akuaponik menggunakan
sintasan atau kelulushidupan ikan sidat tanaman dan media tanam dimana media
mencapai 100%, berikut adalah prosentase tersebut bekerja untuk membersihkan dan
tingkat kelulushidupan ikan sidat dari masing- memurnikan air, yang selanjutnya
masing kolam dengan padat tebar 120 ekor dikembalikan ke kolam ikan. Air ini dapat
dengan asumsi padat tebar 60 ekor/m2. digunakan kembali tanpa batas waktu dan
hanya akan perlu diganti bila hilang melalui
Hubungan Sistem Resikulasi dan transpirasi dan penguapan.
Kualitas Air Selanjutnya, siklus nitrogen juga terjadi
dalam sistem resirkulasi. Salah satu elemen
Pada budidaya ikan, air dengan cepat penting dalam sistem resirkulasi air pada
menjadi kaya nutrisi karena ikan mencerna budidaya akuaponik ikan sidat adalah adanya
makanan mereka dan akhirnya menjadi bakteri. Bakteri berkembang di akar tanaman,
limbah dalam air. Air limbah biasanya disaring spon wadah filter, dan memecah unsur - unsur
atau dibuang untuk menjaga tangki air (kolam) hara dalam air menjadi bentuk yang dapat
bebas dari racun. Pada tingkat penebaran dimanfaatkan oleh tanaman. Sebab pupuk
ikan yang tinggi air juga dapat menjadi cepat sintetis tidak dapat digunakan pada tanaman
tercemar dan membuat konsentrasi amoniak karena akan mempengaruhi pertumbuhan
menjadi tinggi. ikan dan bakteri menguntungkan.
Sistem resirkulasi dalam budidaya Sistem resirkulasi pada budidaya
akuaponik ikan sidat, air limbah budidaya ikan akuaponik ikan sidat dirancang dengan filter
merupakan sumber makanan bagi tanaman untuk mengumpulkan padatan tersuspensi
untuk tumbuh. Akar tanaman menjadi sebuah dalam limbah ikan, dan untuk memfasilitasi
filter alami bagi air. Hal ini menciptakan konversi amonia dan produk-produk limbah
ekosistem mini dimana tanaman dan ikan lain untuk bentuk yang lebih tersedia bagi
dapat berkembang secara bersamaan. Sistem tanaman sebelum diproses oleh sayuran
resirkulasi budidaya akuaponik ikan sidat hidroponik. Selain itu kotoran ikan akan
merupakan jawaban ideal bagi pembudidaya dialirkan menuju talang sebagai wadah pada
ikan untuk memanfaatkan air yang kaya kultur dan nantinya akan diserap oleh
nutr isi dan juga bagi petani tanaman tanaman sayuran. Fungsi spon sebagai
hidroponik yang membutuhkan air yang kaya “bioreaktor fluidized bed” dapat mengurangi
akan nutrisi. Pemakaian air budidaya ikan padatan terlarut dan menjadi habitat bagi

Analisis penerapan biofilter dalam sistem resirkulasi terhadap mutu kualitas air budidaya ikan sidat (Anguilla 95
bicolor)
Sri Samsundari 1 & Ganjar Adhy Wirawan2 JURNAL GAMMA, ISSN 2086-3071

bakteri nitrifikasi yang terlibat dalam konversi Hayward J., P., dan Rayland J., S., 1995.
nutrisi. Handbook of the Marine Fauna of
North-West Europe. OUP Oxford.
KESIMPULAN DAN SARAN ISBN-13: 978-0198540557
Hariyadi, dan Ganjar A.W. 2011.
Kesimpulan Pengembangan Model Biofiltering
pada Sistem Budidaya Akuaponik
Berdasarkan hasil pengukuran dan Sebagai Inovasi Sistem Budidaya
analisa data penelitian, kesimpulan yang dapat Ikan yang Ramah Lingkungan.
di ambil dari penelitian ini adalah : Blockgrand FPP UMM. DPPM UMM.
• Penggunaan jenis biofilter dalam sistem Malang
resirkulasi budidadaya ikan sidat Losordo, T., Westers, H., 1994. Carrying
memberikan pengaruh terhadap DO, pH capacity and flow estimation. In:
dan Nitrat. Sedangkan untuk Suhu, Nitrit, Timmons, M.B., Losordo, T.M. (Eds.),
Phosphat, dan Amoniak tidak Aquaculture Water Reuse Systems:
memberikan pengaruh. Engineering Design and Management.
• Jenis biofilter yang dapat digunakan Elsevier, Amesterdam, The Netherland,
dalam budidaya ikan sidat adalah pp. 9–60.
biofilter tanaman sawi atau pada kolam Lawson, T.B. 1995. Fundamentals of
Aquacultural Engineering. Chapman
B. Hal ini kualitas air cenderung baik
& Hall, New York.
bagi sintasan ikan sidat.
Nugroho E., Sutrisno. 2008. Budidaya Ikan
• Kendala yang dihadapi dalam penelitian
dan Sayuran Dengan Sistem
ini adalah faktor pengendalian cuaca
Akuaponik. Penebar Swadaya.
dalam penerapan budidaya ikan sidat
Cimanggis, Depok
dalam sistem resirkulasi dilapang.
Midlen, A., Redding, T., 1998. Environmental
Management for Aquaculture.
Saran Chapman & Hall, New York, p. 223
• Sebaiknya dalam budidaya ikan sidat Aquaculture series 2.
menggunakan sistem resirkulasi tertutup Muir, J.F., 1982. Recirculating water system
sehingga biokontrol kesehatan ikan dapat in aquaculture. In: Muir, J.F.,
terjaga. Roberts, R.J. (Eds.), Reccent
• Perlu adanya penelitian lebih lanjut Advances in Aquaculture. Cr oom
tentang jumlah tanaman yang optimal Helm, London, pp. 358–446.
sebagai biofilter air budidaya ikan sidat. Redner, R., Stickney, R.R., 1979.
Acclimation to ammonia by Tilapia
DAFTAR PUSTAKA
aurea. Trans. Am. Fish. Soc. 108, 383–
388.
Afrianto, E., dan Liviawaty, E. 1998.
Sasongko A., dkk. 2007. Sidat: Panduan
Beberapa metode budidaya ikan.
Agribisnis Penangkapan,
Yogyakarta: Kanisius :86-94
Pendederan, dan Pembesaran. PT.
Akbar, R. A., (2003), “Efisiensi Nitrifikasi
Penebar Swadaya. Jakarta
dalam Sistem Biofilter Submerged
Suitha M., I., dan Suhaeri A. 2008. Budidaya
Bed, Trickling Filter dan Fluidized
Sidat. Agromedia Pustaka. Jakarta
Bed”, Institut Teknologi Bandung.
Suantika, G., (2001), Development of a
Boyd, C.E. dan C.S. Tucker. 1998. Pond
Recirculation System for The Mass
Aquaculture Water Quality
Culturing of The Rotifer
Management. Kluwer Academic
Brachionusplicatilis, Ph. D Thesis in
Publishers. Great Britain.

96 Maret 2013: 86 - 97
Versi online / URL:
Volume 8, Nomor 2 http://ejournal.umm.ac.id/index.php/gamma/article/view/2410

Applied Biological Science, Universiteit


Gent, Belgium.
Suresh, A. V. and Lin, C. K., (1992), Effect
of Stocking Density on Water Quality
and Production of Red Tilapia in
Recirculated Water System,
Aquacultural Engineering, 11 : 1-22.
Samsundari S., dan Adhy G. W. 2011.
Pengaruh tingkat salinitas yang
berbeda terhadap pertumbuhan dan
sintasan ikan sidat (Anguilla bicolor).
Jurusan Perikanan DPPM. Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang.
Tetzlaff, B. L. and Heidinger, R. C., (1990),
Basic Principles of Biofiltration and
System Design, SIUC Fisheries
Bulletin No. 9, SIUC Fisheries and
Illinois Aquaculture Center.
Zonneveld, N. E. A., Huisman, J. H. Boon.
1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan.
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta. 318 hal.
Supardi. 2007. Penelitian Eksperimen di
bidang Pendidikan. Jakarta.
Serdati N. 2008. Pengaruh Padat
Penebaran Terhadap Pertumbuhan
Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus)
yang Dipelihara Dalam Wadah
Terkontrol. Universitas Tadulako
Jurusan Budidaya Perairan. Donggala.
SNI 7550, 2009. Produksi ikan nila
(Oreochromis niloticus Bleeker)
Kelas Pembesaran di Kolam Air
Tenang. Badan Standarisasi Nasional
Indonesia. Jakarta.
Yulianita, 2009. Pertumbuhan. http://ninit
yulianita.wordpress.com/2009/09/11/.
pengertian-pertumbuhan.

Analisis penerapan biofilter dalam sistem resirkulasi terhadap mutu kualitas air budidaya ikan sidat (Anguilla 97
bicolor)

You might also like