Bayu

You might also like

You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kajian


Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tidak asing lagi buat
kita semua. Globalisasi juga telah berkembang merambat ke dunia
perekonomian suatu negara khususnya Indonesia dan biasanya berupa
penanaman modal pada sektor-sektor potensial. Setiap individu pada
dasarnya memerlukan investasi, karena dengan investasi setiap orang
dapat mempertahankan dan memperluas basis kekayaannya yang dapat
digunakan sebagai jaminan sosial di masa depannya. Salah satu bentuk
investasi yang dimana banyak orang memilih untuk menginvestasikan
uangnya selain daripada bentuk investasi emas, rumah maupun tanah yaitu
berupa investasi saham. Investasi saham pertama kali diperkenalkan oleh
bangsa belanda. Walaupun investasi dalam bentuk saham merupakan
investasi yang memiliki resiko yang tinggi, akan tetapi pada saat ini
investasi saham menjadi pilihan alternatif jangka panjang oleh beberapa
investor atau pemilik modal. Dalam hal ini tempat untuk ber-investasi
saham ada di pasar modal.
Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan
ekonomi suatu negara. Dengan adanya pasar modal investor individu
maupun badan usaha dapat menyalurkan kelebihan dana yang dimilikinya
untuk di-investasikan di pasar modal, dan para pengusaha dapat
memperoleh dana tambahan modal untuk memperluas jaringan usahanya
dari para investor yang berada di pasar modal (Yuliana, 2010: 34).
Sebagai upaya dalam mengembangkan industri pasar modal di
indonesia, PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan kampanye “YUK
NABUNG SAHAM” untuk mengajak para investor dalam ber-investasi
saham. Perkembangan yang positif dari kampaye “YUK NABUNG
SAHAM” dipastikan akan meningkatkan sumber modal dalam negeri.
Apabila sumber modal dalam negeri meningkat maka diharapkan tersedia

1
dana untuk melakukan pembangunan ekonomi sehingga perekonomian
dapat berkembang ke arah yang positif.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian mengenai “Analisis Pengaruh
Program YUK NABUNG SAHAM terhadap perkembangan ekonomi dan
investasi di Indonesia” perlu dilakukan sehingga dapat kita lihat apakah
terdapat hubungan antara variabel dalam program “YUK NABUNG
SAHAM” dengan perkembangan Perekonomian serta Investasi di
Indonesia.

B. Permasalahan Kajian
1. Apa yang dimaksud dengan investasi saham dalam pasar modal?
2. Apa yang dimaksud dengan kampanye “YUK NABUNG
SAHAM”?
3. Mengapa investasi saham mendorong perkembangan ekonomi di
Indonesia?
4. Bagaimana strategi pemerintah dalam meningkatkan investor baru
dari program “YUK NABUNG SAHAM”?
5. Bagaimana analisis pengaruh atau dampak terhadap kampanye
“YUK NABUNG SAHAM” terhadap perkembangan
perekonomian di indonesia?

2
C. Batasan Penelitian
Untuk menghindari ruang lingkung yang terlalu luas sehingga
penelitian dapat terarah denagn baik sesuai tujuan penelitian serta denga
adanya keterbatasan waktu pengerjaan maka perlu adanya batasan
penelitian. Batasan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang akan dilakukan hanya terbatas pada pengaruh
“YUK NABUNG SAHAM” terhadap perkembangan investasi dan
perekonomian di Indonesia.
2. Penelitian hanya dilakukan pada berapa besar impact dari
kampanye “YUK NABUNG SAHAM” terhadap pertumbuhan
Investasi khususnya pasar modal di Indonesia.

D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan memahami definisi investasi dan pasar
modal
2. Untuk mengetahui program “YUK NABUNG SAHAM”
3. Untuk mengetahui apakah investasi saham mendorong
perekonomian di Indonesia
4. Untuk megetahui strategi pemerintah dalam peningkatan investor
baru dari program “YUK NABUNG SAHAM”
5. Untuk menganalisis pengaruh “YUK NABUNG SAHAM"
terhadap perkembangan perekonomian serta investasi di Indonesia

3
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka manfaat penelitian
yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1) Secara Akademis
Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih pemikiran bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi referensi bagi
penelitian-penelitian selanjutnya dan dapat menambah wawasan bagi
pembacanya.

2) Secara Praktis
Dapat menyediakan informasi-informasi pengaruh “YUK NABUNG
SAHAM” terhadap perkembangan perekonomian serta investasi di
Indonesia juga meningkatkan pemahaman investor untuk melakukan
investasi di pasar modal.

3) Secara Kebijakan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan
oleh pihak-pihak sekuritas maupun Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku
pengelola pasar modal untuk menjaring investor-investor baru di dalam
pasar modal

4
F. Telaah Pustaka
Penulisan proposal skripsi ini berdasarkan dari penelitian
sebelumnya yang sudah ada, di jadikan kajian empiris dalam penelitian ini.
Hasil penelitian tersebut di jdaikan landasan pembanding dalam
menganalisa pengaruh kampanye “yuk nabung saham” terhadap
perkembangan ekonomi dan investasi di indonesia.
Anna Nurlita dalam penilitiannya menyatakan bahwa konsep
investasi menurut pandangan islam berbeda denagn ekonomi non muslim,
perbedaan ini terjadi karena pengusaha islam tidak menggunakan bunga
dalam menghitung investasi.1
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Adha Riyadi menyatakan
bahwa minat mahasiswa berinvestasi dalam pasar modal berpengaruh
signifikan terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia.2
Kemudian penelitian terdahulu yang dilakukan Edi Sumanto
menyatakan bahwa Kapitalisasi saham pasar modal merupakan salah satu
sumber pembiayaan yang dapat memacu produktivitas investasi dalam
perekonomian dan berpengaruh positif terhadap perekonomian nasional.3
Penelitian selanjutnya yang membahas tentang investasi dilakukan
oleh Rini Sulistiawati, dalam penelitiannya dia menyatakan investasi
berpengaruh tidak signifikan dan mempunyai hubungan yang negatif
terhadap pertumbuhan ekonomi setiap provinsi di Indonesia.4
Penelitian yang dilakukan oleh Tya Ryandini menyatakan bahwa
dana investasi berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.5

1
Anna Nurlita, Investasi di Pasar Modal Syariah dalam Kajian Islam, Jurnal Penelitian Sosial
Keagamaan, Vol.17 UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2014, hal.19
2
Adha Riyadi, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa untuk berinvestasi di
Pasar Modal, Skripsi Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2016,
hlm. 89.
3
Edi Sumanto, Analisis Pengaruh Perkembangan Pasar Modal terhadap Perekonomian Indonesia,
Skripsi Ilmu Ekonomi Institut Pertanian Bogor,2016, hlm.31
4
Rini Sulistiawati, Pengaruh Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga
Kerja serta Kesejahteraan Masyarakat di setiap Provinsi di Indonesia, Jurnal Ekonomi Bisnis dan
Kewirausahaan, Vol.3 Universitas Tanjungpura Pontianak, 2012, hal.48
5
Tya Ryandini, Pengaruh Dana Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Journla of
Islamic Economics, Vol.6 UIN Syarif Hidayatullah, 2014, hal.67

5
Penelitian yang dilakukan oleh Yenni Samri Julianti Nasution
menyatakan bahwa pasar modal memliki peran penting dari perkembangan
perekonomian suatu negara.6
Penelitian selanjutnya yang membahas tentang investasi dilakukan
oleh Fitri Amalia, dalam penelitiannya ia menyatakan secara signifikan
tidak ada hubungan antara investasi masyarakat dengan pertumbuhan/
perkembangan ekonomi.7
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh para ekonom Inggris
diantaranya yaitu Caporale, Owells dan Alaa (2004), dimana mereka
meneliti mengenai hubungan kausalitas antara perkembangan pasar modal
terhadap perekonomian. Dalam penelitiannya mereka menggunakan
metode yang dikembangan oleh Toda dan Yamamoto untuk melihat
hubungan kausalitas. Data-data yang digunakan merupakan data contoh
dari tujuh negara yang dipilih berdasarkan tingkat pertumbuhan pasar
modalnya. Dari penelitiannya ternyata dari tujuh negara yang diteliti,
terdapat lima negara yang menunjukkan terdapatnya hubungan kausalitas
antara perkembangan pasar modal dengan perekonomian, hal ini sesuai
dengan penemuan Levine dan Zervos (1995) serta pendapat dari Demirguc
dan Kunt (1994) bahwa pasar modal memberikan kontribusi yang tinggi
terhadap perekonomian.

6
Yenni Samri Julianti Nasution, Peranan Pasar Modal dalam Perekonomian Negara, Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Islam, Vol.2 UIN Sumatera Utara, 2015, hal.112
7
Fitri Amalia, Hubungan Kausalitas Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Jurnal
Ilmu Ekonomi, Vol.2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, hal.13

6
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan.8 Sehubungan dengan permasalahan penelitian
ini mengenai yaitu mengenai pengaruh kampanye “yuk nabung saham”
terhadap perkembangan ekonomi dan investasi di Indonesia hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara Investasi dalam kampanye “yuk


nabung saham terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia.
Ho : Tidak ada Pengaruh yang signifikan antara Investasi dalam kampanye
“yuk nabung saham terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia.

Hipotesis yang saya ajukan selanjutnya akan diuji kebenarannya dengan


bantuan statistik dengan data-data yang terkumpul.

8
Sugiyono, Metode Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2016), hal.64

7
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pasar Modal

Istilah pasar biasanya digunakan istilah bursa, exchange, dan market.


Sementara istilah modal sering digunakan istilah efek, securities, dan stock. Pasar
modal menurut Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 1
ayat (12) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diteritkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Sedangkan
yang dimaksudkan dengan efek pada pasal 1 ayat (5) adalah surat berharga, yaitu
surat pengakuan utng, surat berharga konersial, obligasi, saham tanda bukti utang,
unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap
derivatif dari efek.
Pasar modal dikenal juga dengan nama bursa efek. Bursa efek menurut
pasal 1 ayar (4) UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal adalah pihak yang
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan
efek di antara mereka. Bursa efek di indonesia dikenal Bursa Efek Jakarta (BEJ)
dan Bursa Efek Surabaya (BES)9. Pada tanggal 30 oktober 2007 BES dan BEJ
sudah dimerger dengan nama Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga dengan
demikian hanya ada satu pelaksana bursa efek di Indonesia, yaitu BEI.
Menurut beberapa ahli yang dimaksud dengan pasar modal adalah :
1. Tjidpto Darmadji dkk, adalah pasar untuk berbagi instrumen
keuangan jangka panjang yang boisa diperjualbelikan, baik dalam
bentuk utang ataupun modal sendiri.10
2. Y.Sri Susilo dkk, pasar modal (capital market) adalah pasar
keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan pasar
yang konkret.11

9
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. RajaGrafindo), 2008, hlm.208
10
Tjipro darmadji,dkk., Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), hlm 1
11
Y. Sri Susilo dkk., Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Jakarta: Salemba Empat, 2000), hlm.198

8
3. Menurut John Downes dan Jordan Eliiot Goodman, pasar modal
adalah pasar di mana dana modal – utang dan ekuitas –
diperdagangkan. Di dalamnya termasuk penempatan pribadi
sumber-sumber utang dan ekuitas dan juga pasar-pasar dan bursa-
bursa terorganisasi.12
Dengan demikian, pasar modal secara umum merupakan tempat
bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi
dalam rangka mrmprtolrh modal. Penjual dan pasar modal
merupakan perusahaan yang membutuhkan modal (emitem),
sehingga mereka berusaha untuk menjual efek-efek di pasar modal.
Sedangkan pembeli (investor adalah pihak yang ingin membeli
modal di perusahaan yang menurut mereka mengguntungkan.

B. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia

Dalam sejarah Pasar Modal Indonesia, kegiatan jual beli saham dan
obligasi dimulai pada abad ke-19. Menurut buku Effectengids yang dikeluarkan
oleh Verreninging voor den Effectenhandel pada tahun 1939, jual beli efek telah
berlangsung sejak 1880. Pada tanggal Desember 1912, Amserdamse
Effectenbeurs mendirikan cabang bursa efek di Batavia. Di tingkat Asia, bursa
Batavia tersebut merupakan yang tertua keempat setelah Bombay, Hongkong, dan
Tokyo. Aktivitas yang sekarang diidentikkan sebagai aktivitas pasar midal sudah
sejak tahun 1912 di Jakarta. Aktivitas ini pada waktu itu dilakukan oleh orang-
orang Belanda di Batavia yang dikenal sebagai Jakarta saat ini. Sekitar awal abad
ke-19 pemerintah kolonial Belanda mulai membangun perkebunan secara besar-
besaran di Indonesia. Sebagai salah satu sumber dana adalah dari para penabung
yang telah dikerahkan sebaik-baiknya. Para penabung tersebut terdiri dari orang-
orang Belanda dan Eropa lainnya yang penghasilannya sangat jauh lebih tinggi
dari penghasilan penduduk pribumi. Atas dasar itulah maka pemerintahan kolonial
waktu itu mendirikan pasar modal. Setelah mengadakan persiapan akhirnya
berdiri secara resmi pasar midal di Indonesia yang terletak di Batavia (Jakarta)
12
John Downes dan Jordan Elliot Goodman, Kamus Istilah Keuangan dan Investasi, ( Jakrat : PT.
Elex Media Komputindo, 2001), Edisi Ketiga, hal 76.

9
pada tanggal 14 Desember 1912 dan bernama Verreninging voor den
Effectenhandel (bursa efek) dan langsung memulai perdagangan. Efek yang
dperdagangkan pada saat itu adalah saham dan obligasi perusahaan milik
perusahaan Belanda serta obligasi pemerintah Hindia Belada. Bursa Batabia
dihentikan pada perang dunia yang pertama dan dibuka kembali pada tahun 1925
dan menambah jangkauan aktivitasnya dengan membuka bursa paralel di
Surabaya dan Semarang. Aktivitas ini terhenti pada perang dunia kedua.
Setahun setelah pemerintah Belanda mengakui kedaulatan RI, tepatnya
pada tahun 1950, obligasi Republik Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah.
Peristiwa ini menandai mulai aktifnya kembali Pasar Modal Indonesia. Didahului
dengan diterbitkannya Undang-undang Darurat No. 13 tanggal 1 September 1951,
yang kelak ditetapkan senagai Undang-undang No. 15 tahun 1952, setelah terhenti
12 tahun. Adapun penyelenggarannya diserahkan kepada Perserikatan
Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) yang terdiri dari 3 bangk negara dan
beberapa makelar efek lainnya dengan Bank Indonesia sebagai penasihat.
Aktivitas ini semakin meningkat sejak Bank Industri Negara mengeluarkan
pinjaman obligasi berturut-turut pada tahun 1954, 1955, dan 1956. Para pembeli
obligasi banyak warga negara Belanda, baik perorangan maupun badan hukum.
Semua anggota diperbolehkan melakukan transaksi abitrase dengan luar negeri
terutama dengan Amsterdam.
Menjelang akhir era 50-an, terlihat kelesuan dan kemunduran perdagangan
di bursa. Hal ini diakibatkan politik konfrontasi yang dilancarkan pemerintah RI
terhadap Belanda sehingga mengganggu hubungan ekonomi kedua negara dan
mengakibatkan banyak warga begara Belanda meninggalkan Indonesia.
Perkembangan tersebyut makin parah sejalan dengan memburuknya hubungan
Republik Indonesia denan Belanda mengenai sengketa Irian Jaya dan
memuncaknya aksi pengambil-alihan semua perusahaan Belanda di Indonesia,
sesuai dengan Undang-undang Nasionalisasi No. 86 Tahun 1958. Kemudian
disusul dengan instruksi dari Badan Nasonialisasi Perusahaan Belanda (BANAS)
pada tahun 1960, yaitu larangan Bursa Efek Indonesia untuk memperdagangkan
semua efek dari perusahaan Belanda yangberoperasi di Indonesia, termasuk

10
semua efek yang bernominasi mata uang Belanda, makin memperparah
perdagangan efek di Indonesia.
Pada tahun 1977, bursa saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam), institusi baru di bawah Departemen
Keuangan. Unuk merangsang perusahan melakukan emisi, pemerintah
memberikan keringanan atas pajak persetoan sebesar 10%-20% selama 5 tahun
sejak perusahaan yang bersangkutan go public. Selain itu, untuk investor WNI
yang membeli saham melalui pasar midal tidak dikenakan pajar pendapatan
atas capital gain, pajak atas bunga, dividen, royalti, dan pajak kekayaan atas nilai
saham/bukti penyertaan modal.
Pada tahun 1988, pemerintah melakuka deregulasi di sektor keuangan dan
perbankan termasuk pasar midal. Deregulasi yang memengaruhi perkembangan
pasar midal antara lain Pakto 27 tahun 1988 dan Pakses 20 tahun 1988. Sebelum
itu telah dikeluarkan Paker 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha
pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok:
a. Kemudahan syarat go public antar lain laba tidak harus mencapai 10%.
b. Diperkenalkan Bursa Paralel.
c. Penghapusan pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang
sebelumya dipungut oleh Bapepam.
d. Investor asing boleh membeli saham di perusahaan yang go public.
e. Saham boleeh dierbitkan atas unjuk.
f. Batas fluktuasi harga saham di bursa efek sebesar 4% dari kurs sebelum
ditiadakan.
g. Proses emisi sudah diselesaikan Bapepem dalam waktu selambat-lambatnya 30
hari sejak dilengkapinya persyaratan.
Pada tanggal 13 Juli 1992, bursa saham dswastanisasi menjadi PT Bursa
Efek Jakarta. Swastanisasi bursa saham menjadi PT BEJ ini mengakibatkan
beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.13
C. Para Pelaku Pasar Modal
a) Emitem

13
www.bapepam.go.id

11
Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat – surat berharga atau
melakukan emisi di bursa disebut emitem. Emitem melakukan emisi dapat
memilih bdua mancam instrumen pasar modal apakah kepemilikan atau
utang. Jika bersifat kepemilikan, maka diterbitkanlah saham dan jika yang
dipilih adalah instrumen utang, maka yang dipilih adalah obligasi.
Dalam melakukan emisi, para emitem memiliki berbagai tujuan dan hal
ini biasanya tertuang dalam Rapat Umum Pemegang saham (RUPS)
termasuk jenis surat-surat berharga yang akan diterbitkan. Tujuan
melkukan emisi antara lain:
1) Untuk memperluas usaha
2) Untuk memperbaki struktur modal
3) Untuk mengadakan pengalihan pemegang saham
4) Keterbukaan mendorong meningkatnya profesionalisme
5) Menurunkan kesenjangan sosial karena peluang masyarakat
menjadi investor besar
6) Sarana promosi14

b) Investor
Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di
perusahaan yang melakukan emisi disebut investor. Sebelum membeli
surat-surat berharaga yang ditawarkan para investor biasanya melakukan
penelitian dan analisis-analisis tertentu. Penelitian ini mencakup
bonafiditas perusahaan, prospek usaha emitem dan analisis lainnya.
Adapun tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain:
1) Memperoleh divicen, yaitu keuntungan yang akan diperoleh
investor yang dibayar oleh emitem
2) Kepemilikan perusahaan, semakin banyak saham yang dimiliki
maka semakin besar pengusahan perusahaan
3) Berdagang, yaitu investor akan menjual kembali pada saat harga
tinggi. Jadi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar
dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya15

14
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, hlm.214

12
c) Perusahaan Pengelola Dana (Invesment Company)
Perusahaan pengelola dana merupakan perusahaan yang beroperasi
di pasar modal dengan mengelola modal yang berasal dari investor.
Perusahaan pengelola dana mempunyai dua unit, yaitu pengelolaan
dana (fund management) dan penyimpanan dana (kustodian). Pengelola
dana memutuskan efek mana yang harus dijual dan efek mana yang
harus dibeli kemudian melaksanakan penjualan atau pembelian adalah
kustodian. Kustodian juga melakukan penagihan keuntungan kepada
emitem. Perusahaan pengelola dana menarik pemodal daoat melalui
dana bersama (mutual fund), menerbitkan serifikat yang diduking oleh
efek-efek yang dimilikinya, dan membentuk dana khusu melalui
penjualan saham.

d) Reksadana
Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolia efek oleh manajer investasi. Dari definisi diatas reksadana
dapat dipahami sebagai suatu wadah di mana masyarakat dapat
menginvestasikan dananya dan oleh pengurusnya, yaitu manajer
investasi, dana tersebut diinvestasikan ke portofolio efek. Portofolio efek
adalah kumpulan (kombinasi) sekuritas, surat berharag atau efek, atau
instrumen yang dikelola16

D. Investasi Saham
Investasi saham adalah pemilihan atau pembelian saham – saham
perusahaan oleh suatu perusahaan lain atau perorangan dengan tujuan
untuk memperoleh pendapatan tambahan diluar pendapatan dari usaha

15
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, hal.215
16
Lihat Undang-Undang No.8 Tahun 1995 pasal 1 ayat (23). Iggi H. Achsien, Investasi

13
pokoknya. Dapat diartikan bahwa saham merupakan salah satu
instrumen pasar modal yang diperbandingkan di bursa efek17.
Ada beberapa keuntungan, menurut Buletin BES ( 1990 ) yang
diperoleh seorang investor dengan memiliki saham perusahaan lain,
yaitu :
a) Kemungkinan memperoleh dividen yaitu sebagai keuntungan
perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Istilah dalam
perhitungan pembagian dividen adalah
Ø Dividend Yield, rasio dari dividen yang diberikan oleh pemegang
saham dan harga saham
Ø Dividend Payout Ratio, perbandingan dari dividen yang diberikan ke
pemegang saham dan laba bersih per saham
b) Kemungkinan memperoleh capital gain yaitu keuntungan yang
diperoleh pemegang saham dari hasil jual beli saham, berupa selisih
nilai jual yang lebih tinggi dari nilai beli
c) Memiliki hak prioritas untuk membeli bukti right yang dikeluarkan
oleh perusahaan
d) Kemungkinan memperoleh hak atas saham bonus
e) Waktu kepemilikikan tidak terbatas dan berakhir pada saat investor
menjual kembali saham tersebut di bursa efek
f) Memiliki hak suara dalam RUPS ( Rapat Umum Pemegang Saham )
g) Adanya manfaat non financial, yaitu timbulnya kebanggaan dan
kekuasaan memperoleh hak suara dalam menentukan jalannya
perusahaan

Dengan membeli saham suatu perusahaan pada dasarnya, kita telah


memiliki hak sebagian kepemilikan atas perusahaan tersebut. Semakin
banyak saham yang kita beli maka semakin banyak pula bagian
kepemilikan kita atas perusahaan tersebut. Akan tetapi, selain
keuntungan juga terdapat risiko dalam investasi saham, antara lain :

17
Ang, Robert, Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Mediasoft Indonesia), hlm.75.

14
a) Resiko Financial
Resiko yang diderita oleh pemodal sebagai akibat dari ketidak
mampuan emiten dalam memenuhi kewajiban pembayaran deviden.

b) Resiko Pasar
Resiko akibat menurunnya harga pasar saham secara keseluruhan
maupun saham tertentu akibat perubahan inflasi, tingkat bunga,
kebijaksanaan pemerintah, pertumbuhan ekonomi maupun manajemen
perusahaan. Risiko pasar mempengaruhi perusahaan – perusahaan
secara keseluruhan.

c) Resiko Psikologis
Resiko bagi investor yang bertindak secara emosional dalam
menghadapi perubahan-perubahan pasar. Investor menanggapi
perubahan harga pasar saham berdasarkan optimisme atau pesimisme
yang dapat mengakibatkan kenaikan atau penurunan harga saham.

 JENIS – JENIS SAHAM


Saham dapat dibagi menjadi beberapa kategori, antara lain:
1. Berdasarkan hak kepemilikannya
a) Saham Biasa ( Common Stocks )
Suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti
pemilikan suatu perusahaan dengan berbagai aspek-aspek penting bagi
perusahaan. Pemilik saham akan mendapatkan hak untuk menerima
sebagaian pendapatan tetap / deviden dari perusahaan serta kewajiban
menanggung resiko kerugian yang diderita perusahaan. Saham biasa
ini merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan
di pasar modal. Yang termasuk dalam jenis saham biasa, antara lain:

15
Ø Blue Chip Stock
Saham dapat diklasifikasikan sebagai blue chip stock apabila
perusahaan penerbitnya memiliki reputasi yang baik, juga dapat
menghasilkan pendapatan dan konsisten dalam membayar deviden
tunai
Ø Income stock
Saham yang memilik kemampuan dalam membagi devidennya
lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun-tahun
sebelumnya
Ø Growth Stock ( Well Known )
Jika emiten merupakan pimpinan didalam industri dan selama
beberapa tahun terakhir berturut-turut mampu menghasilakan hasil di
atas rata-rata emiten saham ini, biasanya mempunyai reputasi tinggi
dan gaya publikasi yang tampak glamour dalm memperbaiki
peningkatan atau penurunan harga saham
Ø Growth Stock ( Leasser-Known )
Pemilik saham yang pada umumnya tidak menjadi pemimpin
dalam individunya. Namun mampu mampu menghasilakan hasil yang
lebih tinggi dari penghasilan rata-rata tahun terakhir
Ø Saham Spekulatif ( Speculative Stock )
Saham yang emitennya tidak bisa secara konsisten mendapatkan
penghasilan dari tahun ketahun, Namun memilik potensi untuk
mendapatkan penghasilan yang baik di masa yang aan datang
Ø Saham Bersiklus ( Cylical Stock )
Perkembangan saham yang menikuti situasi ekonomi makro atau
kondisi bisnissecara umum selain pada saat ekonomi makro sedang
mengalami ekspansi
Ø SahamBertahan ( Defensive atau Counter Cyclical Stock )
Jenis saham yang tidak mungkin terpengaruh oleh kondisi kondisi
ekonomi karo maupun situasi bisnis secara umum

16
b) Saham Preferen ( Preferred Stocks )
Mempunyai karakter gabungan antara obligasi dengan saham
biasa. Saham preferen lebih aman dibandingkan dengan saham biasa
karena memiliki klaim terhadap kekayaan perusahaan dan pembagian
deviden terlebih dahulu. Pemegang saham preferen berhak menukar
saham preferen yang dipegangnya dengan saham biasa dan pemiliknya
akan memiliki hak lebih dibandingkan dengan pemilik saham biasa.
Pemegang saham preferen akan mendapat dividen lebih dulu. Ada
beberapa jenis saham preferen :

Ø Saham Preferen Kumulatif dan Nonkumulatif


Kumulatif : Hak untuk mendapatkan deviden pada setiap tahun dengan
mengabaikan laba atau rugi
Nonkumulatif: Kebalikan dari saham preferen kumulatif, hak untuk
mendapatkan deviden pada setiap tahun dengan mengalami laba setiap
tahunnya.

Ø Saham Preferen Partisipasi dan Nonpartisipasi


Partisipasi: Hak untuk mendapatkan tambahan deviden apabila ada
kelebihan deviden setelah dibagikan kepada hak saham biasa dan
preferen
Nonpartisipasi: Hak untuk tidak mendapatkan tambahan deviden
apabila ada kelebihan deviden18

18
Sulistyastuti, Dyah Ratih, Saham dan Obligasi, (Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma
Jaya), hlm.120

17
2. Berdasarkan Cara Peralihannya
a) Saham Atas Unjuk ( Bearer Stocks )
Saham yang diterbitkan tanpa disertai pencantuman nama
pemegangnya, sehingga pemiliknya sangat mudah untuk mengalihkan
atau memindahkan pada orang lain
b) Saham Atas Nama ( Registered Stock )
Kebalikan dari saham atas unjuk yaitu saham yang diterbitkan disertai
dengan pencantuman nama pemegangnya, dan cara peralihannya
melaui prosedur tertentu.

Dan jenis saham yang terbaru yang diperdagangkan dalam BEI adalah
ETF
( Exchange Trade Fund ) yaitu gabungan reksadana terbuka dengan
saham dan pembelian di di bursa. ETF dibagi menjadi 2, yaitu :
Ø ETF Index, menginvestasikan dana kelolaaanya dalam sekumpulan
portofolio efek yang terdapat pada satu index tertentu dengan proporsi
yang sama
Ø Close and ETFS, Fund yang diperdagangkan dibursa efek yang
berbentuk perusahaan investasi tertutup dan dikelola secara aktif.

E. Kampanye “YUK NABUNG SAHAM”


Sebagai upaya dalam mengembangkan industri pasar modal di
Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) senantiasa mengedukasi dan
mengembangkan industri ke arah yang lebih baik. Tujuan BEI tidak
semata fokus pada penambahan jumlah investor baru, namun juga
berupaya untuk menanamkan kebutuhan berinvestasi di pasar modal,
yang secara tidak langsung akan meningkatkan jumlah investor aktif di
pasar modal Indonesia.

18
KONDISI PASAR MODAL INDONESIA

Tingkat pemahaman (literasi) masyarakat Indonesia terhadap pasar


modal dan tingkat utilitas produk pasar modal masih sangat rendah dan
yang terkecil dibandingkan dengan 5 industri jasa keuangan lainnya di
Indonesia.

Berdasarkan data bulan September 2015, jumlah investor aktif di


Indonesia per tahun hanya sebesar 30% dari total investor pasar modal di
Indonesia.
Dengan melihat kondisi tingkat literasi dan jumlah investor di
pasar modal Indonesia, BEI membuat sebuah konsep kampanye industri
pasar modal yang kuat dan berskala nasional dengan tujuan untuk
meningkatkan awareness masyarakat terhadap pasar modal Indonesia,
dengan judul kampanye "Yuk Nabung Saham"

19
Yuk Nabung Saham (YNS) merupakan kampanye untuk mengajak
masyarakat sebagai calon investor untuk berinvestasi di pasar modal
dengan membeli Saham secara rutin dan berkala.
Kampanye ini dimaksudkan agar merubah kebiasaan masyarakat
Indonesia dari kebiasaan menabung menjadi berinvestasi, sehingga
masyarakat Indonesia mulai bergerak dari saving society menjadi
investing society.
UPDATE KONDISI PASAR MODAL INDONESIA

Berdasarkan Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan


Otoritas Jasa Keuangan tahun 2016, tingkat pemahaman (literasi)
masyarakat Indonesia terhadap pasar modal naik menjadi 4.40% dan
tingkat utilitas produk pasar modal naik menjadi 1.25%.

Desember 2016 September 2017

SID 535.994 600.849

Active Investor/Month 78.87814,72% 97.68816,26%

Active Investor/Year 187.268+/-35% -

20
Pasca peluncuran kampanye Yuk Nabung Saham, data bulan
September 2017 menunjukkan investor aktif per bulan di Indonesia
meningkat menjadi sebesar 16,26% dari total investor.19
F. Teori Investasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Teori-teori yang mendasari Investasi berpengaruh pada pertumbuhan
ekonomi antara lain:
1. Teori Keynes (Teori Multiplier)
Teori Keynes sangat mementingkan sisi permintaan agregat.
Dalam pandangan Keynes, pendapatan total tergantung dari permintaan
efektif yang terdiri dari permintaan konsumsi dan permintaan investasi.
Permintaan efektif inilah yang menentukan tingkat keseimbangan. Ketika
terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi dan pendapatan, menurut
Keynes dapat dijembatani oleh investasi, dengan meningkatkan investasi
maka akan mengakibatkan naiknya pendapatan, hal ini terjadi karena
adanya efek multiplier (pengganda).
Teori ini merupakan teori ekonomi makro yang digunakan untuk
menjelaskan bagaimana output ditentukan dalam jangka pendek, artinya
bahwa pada setiap perubahan satu dollar pada pengeluaran eksogen
(seperti investasi) menyebabkan perubahan lebih dari satu dollar (atau
perubahan berganda) pada GDP. Keynes mendasarkan analisa multiplier
pada konsep yang menyangkut kecenderungan konsumsi dan berasumsi
bahwa harga-harga dan upah selalu stabil. Investasi dapat didorong
melalui peningkatan efisiensi dari modal atau penurunan suku bunga.
Kenaikan investasi menyebabkan naiknya pendapatan yang kemudian
akan meningkatkan konsumsi, sementara peningkatan konsumsi pada
akhirnya akan menaikkan tingkat kesejahteraan.

2. Teori Harrod-Domar
Teori Harrod-Domar pada dasarnya merupakan pengembangan
dari teori makro Keynes jangka pendek menjadi suatu teori makroekonomi
jangka panjang. Aspek utama yang dikembangkan dari teori Keynes

19
Yuknabungsaham.idx.co.id

21
adalah aspek yang menyangkut peranan investasi (I) dalam jangka pendek.
Dalam teori Keynes, pengeluaran investasi (I) mempengaruhi permintaan
agregat (AD) tetapi tidak mempengaruhi penawaran agregat (AS). Harrod-
Domar melihat pengaruh investasi (I) dalam jangka waktu yang lebih
panjang. Menurut keduanya, pengeluaran investasi tidak hanya
mempunyai pengaruh (melalui proses multiplier) terhadap permintaan
agregat, tetapi juga terhadap penawaran agregat melalui pengaruhnya
terhadap kapasitas produksi.

Menurut teori pertumbuhan Harrod-Domar, dalam suatu proses


pertumbuhan terdapat ketidakseimbangan atau ketidakstabilan (instability
theorem) yang dapat mengganggu kondisi ekuilibrium, sehingga
diperlukan adanya campur tangan atau intervensi dari negara melalui
kebijakan yang dibuatnya. Menurutnya ada pesyaratan yang harus
dipenuhi untuk memelihara ekuilibrium antara tabungan- investasi-
pendapatan. Gagasan Domar berpangkal tolak pada berlakunya asas
investment multiplier, sedangkan dalam analisis Harrod lebih menekankan
pada peran asas acceleration, namun keduanya tetap menempatkan capital
output ratio (COR) sebagai hal yang paling penting. Menurut asas
akselerasi, pertumbuhan output yang cepat dapat merangsang investasi,
dan sebaliknya, investasi yang tinggi merangsang pertumbuhan output
lebih besar, dan proses akan berlanjut hingga kapasitas ekonomi telah
tercapai, yaitu titik dimana laju pertumbuhan ekonomi mulai melambat.
Pertumbuhan yang lebih pelan dapat mengurangi pengeluaran investasi
dan akumulasi inventaris, sehingga cenderung menyebabkan ekonomi
mengalami resesi.
Menurut Harrod, berdasarkan asas akselerasi maka investasi pada
saat ini akan meningkatkan kemampuan berproduksi dan menambah
pendapatan di masa datang. Kenaikan pendapatan di periode mendatang
melalui asas akselerasi juga akan meningkatkan investasi yang akan
dilakukan pada periode yang bersangkutan.

22
 Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Terdapat beberapa penelitian empiris yang menunjukkan adanya
hubungan positif antara investasi terhadap pertumbuhan diantaranya
Borensztein (1995), Falianty (2006), Feridun (2006) yang menunjukkan
adanya pengaruh antara investasi swasta asing (FDI) terhadap
pertumbuhan ekonomi. Begitupun dengan penelitian lainnya (Erdal dan
Totulu, 2002; Ito, 1999) yang masing-masing menunjukkan hubungan
positif dan signifikan antara FDI dengan pertumbuhan GDP riil atau
pertumbuhan ekonomi di Turki dan di negara-negara Asia. Di samping
investasi swasta asing dalam bentuk FDI, investasi swasta domestik juga
memberikan pengaruh bagi pertumbuhan ekonomi (Sinha, 1999).
Pengaruh investasi swasta tidak selamanya positif terhadap pertumbuhan.
Terkadang bagi suatu negara justru investasi swasta akan menimbulkan
dampak negatif bagi pertumbuhan (Kweka, 2000). Berdasarkan beberapa
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan merupakan
fungsi dari investasi.
 Investasi Pemerintah dan Investasi Swasta
Investasi pemerintah dapat mendorong atau mempengaruhi
investasi swasta baik secara langsung ataupun tidak. Hal tersebut seperti
yang dinyatakan oleh Aschauer (1989) mengenai hubungan antara modal
publik dan swasta. Akumulasi modal publik yang tinggi akan
meningkatkan tingkat investasi nasional dan mendorong terciptanya
crowding out terhadap investasi swasta. Meningkatnya cadangan modal
publik juga meningkatkan pengembalian pada modal swasta. Investasi
pemerintah dapat pula mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan memberi
efek bagi investasi swasta melalui peningkatan output (Lachler, 1998,
Sala-i-Martin, 2003, Verma, 2005). Ketika suatu negara atau daerah
memiliki sarana dan fasilitas publik yang baik.20

20
Fitri Amalia, Hubungan Kausalitas Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Jurnal
Ilmu Ekonomi, Vol.2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013, hal.13

23

You might also like