You are on page 1of 60

- 960 -

Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14 Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 44 mg zat,
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam masukkan ke dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan
lemari pendingin. lebih kurang 25 ml asam klorida 0,01 N,

Identifikasi
A. Spektrum serapan ultraviolet larutan 20 g per ml goyang hingga larut, encerkan dengan asam klorida
dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan maksimum dan 0,01 N sampai tanda.
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti Larutan kesesuaian sistem Buat larutan tetrasiklin
pada Oksitetrasiklin BPFI, daya serap dihitung terhadap hidroklorida dalam asam klorida 0,01 N dengan kadar
zat anhidrat pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 0,2 mg per ml. Campur 3 ml larutan ini
lebih kurang 353 nm adalah antara 96,0% dan 104,0% dengan 1,5 ml Larutan baku, encerkan dengan air hingga
dari Oksitetrasiklin BPFI, potensi Baku pembanding 25 ml.
diperhitungkan. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
B. Campur 1 mg zat dengan 2 ml asam sulfat P: terjadi Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
warna merah terang. dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4,6 mm
x 25 cm berisi bahan pengisi L21, pertahankan suhu
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. kolom pada 60º ± 2. Laju alir lebih kurang 1 ml per
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
pH <1071> Antara 4,5 dan 7,0; lakukan penetapan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
menggunakan suspensi dengan kadar 10 mg per ml. puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
untuk oksitetrasiklin dan tetrasiklin berturut-turut adalah
Air <1031> Metode I Antara 6,0% dan 9,0%. lebih kurang 0,6 dan 1,0; resolusi, R, antara puncak
oksiterasiklin dan puncak tetrasiklin tidak kurang dari 5.
Syarat lain Jika pada etiket dinyatakan bahwa Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
oksitetrasiklin steril, harus memenuhi syarat uji kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Sterilitas dan Endotoksin bakteri seperti tertera pada pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 1,25 dan
Oksitetrasiklin untuk Injeksi. Jika pada etiket simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
dinyatakan bahwa oksitetrasiklin hidroklorida lebih dari 1,0%.
mengalami proses lebih lanjut selama pembuatan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sediaan injeksi harus memenuhi syarat uji Endotoksin sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
bakteri seperti tertera pada Oksitetrasiklin untuk ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Injeksi. respons puncak utama. Hitung jumlah dalam g
oksitetrasiklin, C22H24N2O9, per mg zat yang digunakan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara dengan rumus:
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
 CP  ru 

Larutan tetrabutilamonium hidrogen sulfat Larutkan 1 200   
g tetrabutilamonium hidrogen sulfat P dalam 100 ml air. W  rs 
Atur pH hingga 7,5 dengan penambahan natrium
hidroksida 1 N. C adalah kadar Oksitetrasiklin BPFI dalam mg per ml
Larutan dinatrium edetat Larutkan 40 mg dinatrium Larutan baku; P adalah potensi Oksitetrasiklin BPFI,
edetat P dalam 100 ml air. Atur pH hingga 7,5 dengan dalam g per mg; W adalah bobot dalam mg
penambahan natrium hidroksida 1 N. oksitetrasiklin dalam Larutan uji; rU dan rS berturut-turut
Dapar fosfat pH 7,5 Buat campuran kalium fosfat adalah respons puncak oksitetrasiklin dari Larutan uji dan
dibasa P 0,33 M dan natrium fosfat monobasa P 0,33 M Larutan baku.
(85:15). Jika perlu atur pH hingga 7,5 dengan
penambahan salah satu komponen yang sesuai. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Fase gerak Masukkan 50 g butil alkohol tersier P ke tidak tembus cahaya.
dalam labu tentukur 1000-ml, tambahkan 200 ml air.
Tambahkan 60 ml Dapar fosfat pH 7,5, 50 ml Larutan
tetrabutil amonium hidrogen sulfat dan 10 ml Larutan OKSITETRASIKLIN HIDROKLORIDA
dinatrium edetat, encerkan dengan air sampai tanda, Oxytetracycline Hydrochloride
awaudarakan sebelum digunakan. Jika perlu lakukan
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera 4-(Dimetilamino)-1,4,4a,5,5a,6,11,12a-oktahidro-
pada Kromatografi <931>. 3,5,6,10,12,12a-heksahidroksi-6-metil-1,11-diokso-
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 2-naftasenakarboksamida monohidroklorida
Oksitetrasiklin BPFI, larutkan dalam asam klorida 0,01 N [2058-46-0]
hingga diperoleh kadar lebih kurang 0,22 mg per ml. C22H24N2O9.HCI BM 496,90
- 961 -

Oksitetrasiklin Hidroklorida mempunyai potensi setara Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dengan tidak kurang dari 835 µg C22H24N2O9 per mg, Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Kromatografi <931>.
Larutan tetrabutilamonium hidrogen sulfat, Larutan
Pemerian Serbuk hablur, kuning; tidak berbau; rasa dinatrium edetat, Dapar fosfat pH 7,5, Fase gerak,
pahit; higroskopik. Oleh pengaruh cahaya matahari kuat Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem
atau suhu lebih dari 90º pada udara lembab, warna kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan
berubah menjadi gelap. Terurai pada suhu lebih dari 180º. kadar dalam Oksitetrasiklin.
Dalam larutan dengan pH kurang dari 2, potensi turun; Larutan uji Masukkan lebih kurang 44 mg zat ke
cepat rusak oleh pengaruh larutan alkali hidroksida. dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan lebih kurang 25
ml asam klorida 0,01 N, goyang hingga larut, encerkan
Kelarutan Tidak larut dalam kloroform dan dalam eter; dengan asam klorida 0,01 N sampai tanda.
sukar larut dalam etanol mutlak; agak sukar larut dalam Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
etanol dan metanol; mudah larut dalam air, tetapi pada Penetapan kadar dalam Oksitetrasiklin. Hitung
terhidrolisa menjadi hablur oksitetrasiklin dan jumlah dalam g oksitetrasiklin, C22H24N2O9, dalam tiap
hidroklorida. mg zat yang digunakan dengan rumus:

Baku pembanding Oksitetrasiklin BPFI; tidak boleh  CP  ru 


200   
dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, 
terlindung cahaya, di tempat dingin. Endotoksin BPFI; W  rs 
[Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi
harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. C adalah kadar Oksitetrasiklin BPFI dalam mg per ml
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14 Larutan baku; P adalah potensi Oksitetrasiklin BPFI,
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam dalam g per mg; W adalah bobot dalam mg,
lemari pendingin. oksitetrasiklin hidroklorida dalam Larutan uji; rU dan rS
berturut-turut adalah respons puncak oksitetrasiklin dari
Identifikasi Larutan uji dan Larutan baku.
A. Spektrum serapan ultaviolet larutan 20 g per ml
dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan maksimum dan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti tidak tembus cahaya.
pada Oksitetrasiklin BPFI. Daya serap dihitung terhadap
zat yang telah dikeringkan, pada panjang gelombang
serapan maksimum lebih kurang 353 nm adalah antara OKSITETRASIKLIN UNTUK INJEKSI
88,2% dan 96,8% dari Oksitetrasiklin BPFI, potensi baku Oxytetracycline for Injections
pembanding diperhitungkan.
B. Tambahkan 2 ml asam sulfat P pada 1 mg zat: Oksiterasiklin untuk Injeksi mengandung oksitetrasiklin
terjadi warna merah terang. hidroklorida setara dengan tidak kurang dari 90,0% dan
tidak lebih dari 115,0% oksitetrasiklin, C22H24N2O9, dari
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. jumlah yang tertera pada etiket.

pH <1071> Antara 2,0 dan 3,0; lakukan penetapan Baku pembanding Oksitetrasiklin BPFI; tidak boleh
menggunakan larutan 10 mg per ml. dikeringkan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung cahaya, di tempat dingin. Endotoksin BPFI;
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2%; lakukan [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi
pengeringan dalam botol bersumbat kapiler pada tekanan harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]
tidak lebih dari 5 mmHg dan suhu 60°, selama 3 jam Rekonstitusikan seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu
menggunakan 100 mg zat yang ditimbang saksama. 14 hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan,
dalam lemari pendingin.
Syarat lain Jika pada etiket dinyatakan bahwa
oksitetrasiklin hidroklorida steril, harus memenuhi syarat Larutan terkonstitusi Memenuhi syarat Larutan
uji Sterilitas dan Endotoksin bakteri seperti tertera pada terkonstitusi seperti tertera pada Injeksi; buat pada saat
Oksitetrasiklin untuk Injeksi. Jika pada etiket dinyatakan akan digunakan dengan melarutkan Oksiterasiklin untuk
bahwa oksitetrasiklin hidroklorida mengalami proses Injeksi.
lebih lanjut selama pembuatan sediaan injeksi harus
memenuhi syarat uji Endotoksin bakteri seperti tertera Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 0,4 unit
pada Oksitetrasiklin untuk Injeksi. Jika dimaksudkan Endotoksin FI per mg oksitetrasiklin.
untuk pembuatan sediaan obat mata tidak harus memenuhi
uji Endotoksin bakteri. Sterilitas <71> Memenuhi syarat; lakukan penetapan
dengan Penyaringan membran seperti tertera pada Uji
- 962 -

Sterilitas dari produk yang diuji, dengan menggunakan adalah kadar oksitetrasiklin dalam mg per ml Larutan uji
Cairan D sebagai pengganti Cairan A. 1 atau Larutan uji 2 berdasarkan jumlah yang tertera pada
etiket atau dalam larutan konstitusi yang digunakan dan
pH <1071> Antara 1,8 dan 2,8; lakukan penetapan faktor pengenceran; rU dan rS adalah respons puncak
menggunakan larutan yang mengandung 25 mg per ml. oksitetrasiklin dari Larutan uji dan Larutan baku.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%; Wadah dan penyimpanan Dalam Wadah untuk padatan
lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler pada steril seperti tertera pada Injeksi, terlindung cahaya.
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60º selama
3 jam, menggunakan 100 mg zat yang ditimbang
saksama. OKSITOSIN
Oxytocin
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera
pada Injeksi Volume Kecil. Oksitosin [50-56-6]
C43H66N12O12S2 BM 1007,19
Syarat lain Memenuhi Identifikasi B seperti tertera pada
Oksitetrasiklin Hidroklorida, dan memenuhi syarat Oksitosin adalah hormon nonpeptida yang mempunyai
Keseragaman sediaan <911> dan Penandaan seperti sifat menyebabkan kontraksi otot polos uterin dan sel
tertera pada Injeksi. mioepitel kelenjar susu. Dibuat dengan cara sintesis atau
diperoleh dari lobus posterior hipofisis hewan peliharaan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara yang biasa dimakan. Aktivitas oksitosik tidak kurang dari
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada 400 unit Oksitosin FI per mg.
Kromatografi <931>.
Larutan tetrabutilamonium hidrogen sulfat, Larutan Baku pembanding Oksitosin BPFI; simpan pada suhu 0º
dinatrium edetat, Dapar fosfat pH 7,5, Fase gerak, atau dibawah 0º. Rekonstitusikan seluruh isi satu vial dalam
Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem dan Sistem air, pindahkan secara kuantitatif dengan air ke dalam labu
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan tentukur 5-ml, encerkan dengan air sampai tanda. Untuk uji
kadar dalam Oksitetrasiklin. Kesesuaian sistem tambahkan klorobutanol P pada sebagian
Larutan uji 1 (Menggunakan wadah dosis tunggal). larutan akhir. Vasopresin BPFI.
Konstitusikan oksitetrasiklin untuk injeksi dalam air,
yang diukur saksama sesuai jumlah pelarut seperti tertera Batas mikroba <51> Angka bakteri total tidak lebih dari 200
pada etiket. Keluarkan semua isi yang dapat dikeluarkan koloni per g. Untuk produk yang berasal dari hewan, tidak
menggunakan alat suntik dengan jarum hipodermik yang boleh mengandung Salmonella sp dan Escherichia coli.
sesuai, encerkan secara kuantitatif dengan asam klorida
0,01 N, hingga kadar oksitetrasiklin lebih kurang 0,2 mg Identifikasi
per ml. A. Waktu retensi puncak oksitosin pada kromatogram
Larutan uji 2 (Pada etiket dinyatakan jumlah Larutan uji sesuai dengan kromatogram Larutan baku
oksitetrasiklin dalam sejumlah volume larutan konstitusi). yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Konstitusikan oksitetrasiklin untuk injeksi dalam air yang B. Gunakan uterus pada masa diestrus dari tikus
diukur saksama, sesuai jumlah pelarut seperti tertera pada dengan bobot tubuh 120 - 200 g. Gantungkan uterus
etiket. Encerkan sejumlah volume larutan konstitusi yang dalam tangas air pada suhu 32 yang mengandung 9,0 g
diukur saksama secara kuantitatif dengan asam klorida natrium klorida P, 0,42 g kalium klorida P, 0,16 g
0,01 N, hingga kadar oksitetrasiklin lebih kurang 0,2 mg kalsium klorida P, 0,50 g natrium bikarbonat P, 0,25 g
per ml. dekstrosa P dan 0,0053 g magnesium klorida P per liter
Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera air. Oksigenasi larutan dengan campuran 95% oksigen
pada Penetapan kadar dalam Oksitetrasiklin. Hitung dan 5% karbon dioksida. Rekam kontraksi otot pada
jumlah dalam mg oksitetrasiklin, C22H24N2O9, yang suatu alat pencatat menggunakan transduser isotonik dan
dikeluarkan dari wadah atau dalam larutan konstitusi linier. Tambahkan dua pengenceran Oksitosin BPFI yang
yang digunakan dengan rumus: sesuai, rekam kontraksi otot masing-masing setelah
pengenceran. Pengenceran yang sesuai memberikan
 L  r  kontraksi submaksimal yang jelas berbeda. Ganti larutan
CP   U  dalam tangas dengan larutan yang baru dan tunggu
 D  rS  hingga otot relaksasi. Larutkan atau encerkan zat uji
dengan pengencer yang sesuai untuk memperoleh respons
C adalah kadar Oksitetrasiklin BPFI dalam mg per ml pada penambahan dua dosis seperti pada Larutan baku.
Larutan baku; P adalah potensi Oksitetrasiklin BPFI, Besarnya kontraksi yang diperoleh dari Larutan baku
dalam µg per mg; L adalah jumlah oksitetrasiklin, sebanding dengan kontraksi dari Larutan uji.
C22H24N2O9 dalam mg seperti tertera pada etiket, dalam
wadah atau dalam larutan konstitusi yang digunakan; D
- 963 -

Aktivitas vasopresor (Untuk produk yang berasal dari Cemaran umum Jumlah respons cemaran dalam
hewan). Aktivitas vasopresor Larutan uji tidak lebih dari kromatogram Larutan uji yang diperoleh dari Penetapan
0,1 unit Vasopresin FI per ml. kadar tidak lebih dari 5% luas puncak oksitosin.
Fase gerak Larutkan 6,6 g amonium fosfat dibasa P
dalam lebih kurang 950 ml air, atur pH hingga 3,0 dengan
penambahan asam fosfat P. Encerkan dengan air hingga 1 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
L, campur. Pada 870 ml larutan ini tambahkan 130 ml Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
asetonitril P, campur. Saring dalam hampa udara melalui Kromatografi <931>.
membran nilon dengan porositas 0,45 µm. [Catatan Fase gerak A Buat larutan dapar dari natrium fosfat
Waktu retensi puncak vasopresin sangat peka terhadap monobasa 0,1 M.
perubahan kecil kadar asetonitril dalam Fase gerak]. Fase gerak B Buat campuran asetonitril P-air (1:1),
Pengencer Larutkan 5,0 g klorobutanol P dalam saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian
5,0 ml asam asetat glasial P, tambahkan 5,0 g etanol P, menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
1,1 g natrium asetat P dan 1000 ml air, campur. Kromatografi <931>.
Larutan baku Larutkan isi dari 1 vial Vasopresin BPFI Pengencer Larutkan 5,0 g klorobutanol P dalam 5,0 ml
dalam sejumlah volume Pengencer hingga diperoleh asam asetat glasial P, tambahkan 5,0 ml etanol P, 1,1 g
larutan dengan kadar lebih kurang 0,1 unit per ml natrium asetat P dan 1000 ml air, campur.
Vasopresin FI. Larutan baku Larutkan seluruh isi vial Oksitosin BPFI
Larutan uji Timbang saksama zat yang mengandung dengan volume tertentu Pengencer. [Catatan Jika perlu
lebih kurang 10 mg vasopresin, masukkan ke dalam labu larutan dapat diencerkan sampai rentang kadar yang
tentukur 100-ml. Larutkan dalam asam asetat glasial P diperlukan untuk pengujian].
0,25%, encerkan dengan pelarut yang sama sampai tanda. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat uji,
Pipet 5,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam Pengencer hingga diperoleh larutan
encerkan dengan asam asetat glasial P 0,25% sampai dengan kadar lebih kurang 10 unit Oksitosin FI per ml.
tanda. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x 12,0 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 5
25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml µm, atur program untuk mendapatkan variasi campuran
per menit. Kolom dibiarkan untuk mencapai Fase gerak A dan Fase gerak B. Pertahankan kolom pada
keseimbangan selama 1 jam sebelum penyuntikan suhu ruang, laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit.
pertama. Lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Sistem diseimbangkan dengan campuran 70% Fase gerak
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931> sebagai A dan 30% Fase gerak B. Setiap kali setelah penyuntikan
berikut: suntikkan 20 µl Larutan baku ke dalam Larutan baku dan Larutan uji, komposisi dari Fase gerak
kromatograf cair yang telah disetimbangkan, biarkan berubah secara linier sehingga dalam 20 menit diperoleh
selama 60 menit hingga eluasi sempurna, rekam campuran 50% Fase gerak A dan 50% Fase gerak B.
kromatogram dan ukur respons seperti tertera pada Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Prosedur: waktu retensi puncak vasopresin antara 6 - 9 kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
menit dan terpisah dari puncak-puncak yang berdekatan. pada Prosedur: atur laju alir atau komposisi Fase gerak
Resolusi, R, antara vasopresin dan puncak terdekat tidak sehingga waktu retensi oksitosin lebih kurang 10 menit
kurang dari 1,5 dan simpangan baku relatif pada dan klorobutanol antara 15 dan 17 menit, Resolusi, R,
penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%. antara oksitosin dan puncak terdekat tidak kurang dari 1,5
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji lebih dari 2,0% untuk oksitosin.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
respons puncak utama. Hitung potensi vasopresin dalam tiga kali sejumlah volume sama (lebih kurang 100 µl)
Unit Vasopresin FI per mg, dengan rumus: Larutan uji dan Larutan baku ke dalam kromatograf,
rekam kromatogram seperti tertera pada Sistem
V   rU 

kromatografi. Identifikasi puncak-puncak yang ada dan
20 C   tentukan luas puncak oksitosin. Hitung potensi oksitosin,
W   rS 
C43H66N12O12S2, dalam unit Oksitosin FI per mg zat yang
digunakan, dengan rumus:
C adalah kadar dalam unit Vasopresin FI per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
Larutan uji dan Larutan baku; V adalah volume Larutan V   rU 

C 
uji; W adalah jumlah dalam mg vasopresin yang terlarut W   rS 
dalam Larutan uji.
C adalah kadar dalam unit Oksitosin FI per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut adalah nilai rata-rata dari
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku; V adalah
- 964 -

volume Larutan uji; W adalah jumlah dalam mg oksitosin Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
yang terlarut dalam Larutan uji. atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I atau dari
wadah plastik yang sesuai. Jangan dibekukan.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
sebaiknya dari kaca Tipe I, dalam lemari pendingin.
OKSPRENOLOL HIDROKLORIDA
Oxprenolol Hydrochloride
INJEKSI OKSITOSIN
Oxytocin Injection OH

OCH2CHCH2NHCH(CH3)2 HCl
Oksitosin [50-56-6]
C43H66N12O12S2 BM 1007,19
OCH2CH CH2
Injeksi Oksitosin adalah larutan steril dalam pelarut yang
sesuai. Tiap ml injeksi oksitosin mempunyai aktivitas 1-(0-Aliloksifenoksi)-3-isopropilamino-2-propanol
oksitosik tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari hidroklorida [6452-73-9]
110,0% dari jumlah unit Oksitosin FI yang tertera pada C15H23NO3.HCl BM 301,81
etiket.
Oksprenolol Hidroksida mengandung tidak kurang dari
Baku pembanding Oksitosin BPFI; simpan pada suhu 0º 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C15H23NO3.HCI,
atau dibawah 0º. Rekonstitusikan seluruh isi satu vial dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
dalam air, pindahkan secara kuantitatif dengan air ke
dalam labu tentukur 5-ml, encerkan dengan air sampai Pemerian Serbuk hablur, putih.
tanda. Untuk uji Kesesuaian sistem tambahkan
klorobutanol pada sebagian larutan akhir. Endotoksin Kelarutan Mudah larut dalam etanol, dalam kloroform
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan dan dalam air; agak sukar larut dalam aseton; dan praktis
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. tidak larut dalam eter.
Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14
hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam Baku pembanding Oksprenolol Hidroklorida BPFI;
lemari pendingin. lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º
selama 6 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 35,7 unit tertutup rapat dan terlindung cahaya.
Endotoksin FI per unit Oksitoksin.
Identifikasi
pH <1071> Antara 3,0 dan 5,0. A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti tertera menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
pada Injeksi volume kecil. gelombang yang sama seperti pada Oksprenolol
Hidroklorida BPFI.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi. B. Larutan menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan
C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Penetapan kadar Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar dalam Oksitosin, kecuali pada Larutan pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan
uji menggunakan injeksi yang tidak diencerkan dan menggunakan larutan (1 dalam 10).
biarkan selama tidak kurang dari 25 menit antar
penyuntikan. Hitung potensi oksitosin, C43H66N12O12S2, Kejernihan larutan <881> Larutan jernih; lakukan
dalam unit Oksitosin FI per ml injeksi yang digunakan, penetapan menggunakan larutan 1 g zat dalam 10 ml air.
dengan rumus:
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
r  lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º
C U  selama 6 jam menggunakan lebih kurang 3 g zat.
 rS 
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
C adalah kadar dalam unit Oksitosin FI per ml Larutan
baku; rU dan rS berturut-turut adalah nilai rata-rata dari Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
respons puncak Larutan uji dan Larutan baku.
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
- 965 -

Fase gerak Campuran etil asetat P-asam asetat glasial


P-air (15:5:5). OMEPRAZOL
Pengencer Campuran kloroform P – etanol mutlak P Omeprazole
(1:1).
Larutan baku A Buat larutan Oksprenolol Hidroklorida H
N O

BPFI dalam Pengencer dengan kadar 20 mg per ml. S N

Larutan baku B Encerkan secara kuantitatif dan jika H3CO


N CH3

perlu bertahap, sejumlah volume Larutan baku A yang


diukur saksama dengan Pengencer hingga kadar 0,08 mg H3C OCH3
per ml.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat, 1H-Benzimidazol,5-metoksi-2-[[(4-metoksi-3,5-dimetil-2
masukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, larutkan dan piridinil)metil]sulfinil]
encerkan dengan Pengencer sampai tanda. 5-Metoksi-2-[[(4-metoksi-3,5-dimetil-2 piridinil) metil]
Larutan penampak bercak Campuran volume sama sulfinil]benzimidazol [73590-58-6]
banyak larutan kalium besi(III) sianida P (1 dalam 100) C17H19N3O3S BM 345,42
dan larutan besi(III) klorida P (1 dalam 5).
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 μl Omeprazol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan
Larutan uji, Larutan baku A dan Larutan baku B pada tidak lebih dari 102,0% C17H19N3O3S, dihitung terhadap
lempeng kromatografi silika gel setebal 0,25 mm yang zat yang telah dikeringkan.
sebelumnya telah dicuci dengan metanol P hingga pelarut
merambat sampai tepi atas lempeng. Keringkan di udara, Pemerian Serbuk putih hingga hampir putih, melebur
kemudian pada suhu 100º selama 20 menit dan dinginkan pada suhu 150º hingga 160º disertai penguraian.
dalam desikator. Biarkan bercak kering. Lapisi bejana
kromatografi dengan kertas kering, jenuhkan dengan 100 Kelarutan Larut dalam diklorometan, agak sukar larut
ml Fase gerak dan diamkan selama lebih kurang 30 dalam metanol dan dalam etanol; sangat sukar larut dalam
menit. Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi air.
hingga Fase gerak merambat lebih kurang tiga per empat
tinggi lempeng, angkat lempeng, keringkan pada suhu Baku pembanding Omeprazol BPFI; tidak boleh
100° selama 15 menit. Semprot lempeng dengan Larutan dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
penampak bercak yang dibuat segar. Keringkan lempeng tertutup rapat di tempat dingin, terhindar dari
dengan aliran udara hangat selama lebih kurang 5 menit kelembaban.
atau sampai bercak Larutan baku B terlihat. Amati
kromatogram di bawah sinar biasa: harga Rf bercak Identifikasi
utama Larutan uji sesuai dengan harga Rf Larutan baku A. Pada uji Kemurnian kromatografi Metode I, harga
A. Tidak ada bercak lain selain bercak utama Larutan uji Rf bercak utama Larutan identifikasi sama dengan harga
yang lebih besar atau lebih intensif dari bercak utama Rf bercak utama Larutan baku yang mengandung
Larutan baku B (0,4% sebanding dengan 0,2% senyawa Omeprazol BPFI 0,15 mg per ml.
sejenis dengan faktor respons lebih kurang dua kali lebih B. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
besar dari oksprenolol hidroklorida). dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Omeprazol BPFI.
Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan
menggunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml dan Kesempurnaan melarut <901> Memenuhi syarat;
Larutan baku dengan kadar dua kali Larutan uji. menggunakan larutan 20 mg per ml dalam metilen klorida P.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 450 Warna larutan Serapan tidak lebih dari 0,10; ditetapkan
mg zat, larutkan dalam 100 ml asam asetat glasial P. menggunakan larutan yang dibuat untuk uji
Tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP dan titrasi dengan Kesempurnaan melarut pada panjang gelombang 440 nm
asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara dalam sel 1-cm menggunakan metilen klorida P sebagai
potensiometrik, menggunakan sistem elektrode kalomel- blangko.
kaca dengan jembatan garam larutan jenuh litium klorida
P dalam asam asetat glasial P. Lakukan penetapan
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
blangko.
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60
selama 4 jam.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 30,18 mg C15H23NO3.HCI Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.


Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
- 966 -

Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> selama tidak kurang dari dua kali waktu retensi
Metode IV Memenuhi syarat. omeprazol. Rekam kromatogram dan ukur respons
Pelarut Gunakan dimetilasetamida P. puncak. Hitung persentase masing-masing cemaran dalam
zat yang digunakan dengan rumus:
Kemurnian kromatografi
METODE I r 
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis 100  i 
seperti tertera pada Kromatografi <931>.  rs 
Fase gerak Campuran diklorometan P yang dijenuhkan
dengan amonia P-diklorometan P-isopropil alkohol P ri adalah respons puncak masing-masing cemaran dan rs
(2:2:1). [Catatan Buat diklorometan yang dijenuhkan adalah jumlah respons semua puncak. Masing-masing
dengan amonia dengan cara mencampur 30 ml cemaran tidak lebih dari 0,3% dan jumlah semua cemaran
ammonium hidroksida P dengan 100 ml diklorometan P tidak lebih dari 1,0%.
dalam corong pisah. Diamkan hingga lapisan terpisah,
gunakan lapisan bawah]. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Pelarut Campuran diklorometan P - metanol P (1:1). Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Larutan baku A Timbang saksama sejumlah Kromatografi <931>.
Omeprazol BPFI, larutkan dalam Pelarut dan campur Dapar fosfat Larutkan 0,725 g natrium fosfat
hingga diperoleh kadar lebih kurang 0,5 mg per ml. monobasa P dan 4,472 g natrium fosfat dibasa anhidrat P
Larutan baku B Encerkan Larutan baku A dengan dalam 300 ml air, encerkan dengan air hingga 1000 ml
Pelarut hingga diperoleh kadar 0,15 mg per ml. dan campur. Encerkan 250 ml larutan ini dengan air
Larutan baku C Encerkan Larutan baku A dengan hingga 1000 ml. Jika perlu atur pH hingga 7,6 dengan
Pelarut hingga kadar 0,05 mg per ml. asam fosfat P.
Larutan uji Buat larutan zat dalam Pelarut hingga Fase gerak Buat campuran Dapar fosfat- asetonitril P
kadar lebih kurang 50 mg per ml. (3:1), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan
Larutan identifikasi Encerkan secara kuantitatif penyesuaian menurut Kesesuaian Sistem seperti tertera
sejumlah volume Larutan uji hingga diperoleh kadar 0,25 pada Kromatografi <931>.
mg per ml. Pengencer Campuran natrium borat 0,01 M-asetonitril
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 P (3:1).
µl Larutan uji, Larutan identifikasi, Larutan baku A, B Larutan baku Timbang saksama sejumlah Omeprazol
dan C pada jarak yang sama pada lempeng silika gel BPFI, larutkan dalam Pengencer dan jika perlu encerkan
setebal 0,25-mm. Biarkan bercak kering. Masukkan secara bertahap dan kuantitatif dengan Pengencer hingga
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase diperoleh larutan dengan kadar lebih kurang 0,2 mg per
gerak dan biarkan merambat sampai tiga perempat tinggi ml.
lempeng. Angkat lempeng, tandai batas Fase gerak dan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
biarkan mengering. Amati lempeng dibawah cahaya masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
ultraviolet 254 nm, kromatogram menunjukkan bercak encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Pipet 5 ml
utama pada harga Rf yang sama. Bandingkan intensitas larutan, masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml,
setiap bercak lain kecuali bercak utama dalam encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
kromatogram Larutan uji dengan bercak utama Larutan Larutan kesesuaian sistem Encerkan sejumlah volume
baku: tidak ada satupun bercak lain selain bercak utama Larutan baku dengan Pengencer hingga diperoleh kadar
memiliki intensitas lebih besar dari bercak utama Larutan Omeprazol BPFI 0,1 mg per ml.
baku B (0,3%), dan jumlah intensitas semua bercak lain Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
selain bercak utama tidak lebih besar dari intensitas bercak Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
utama Larutan baku A (1,0%). dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4,6 mm
x 15 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5
METODE II µm. Laju alir lebih kurang 0,8 ml per menit. Lakukan
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kromatografi terhadap Larutan kesesuaian sistem, rekam
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
Pengencer Gunakan Fase gerak. pada Prosedur: faktor kapasitas, k’, tidak kurang dari 6,0;
Dapar fosfat, Fase gerak, Larutan kesesuaian sistem efisiensi kolom tidak kurang dari 3000 lempeng teoritis,
dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan simpangan baku
Penetapan kadar. relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dalam Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,16 mg per sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ml [Catatan Buat larutan segar]. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
sama (lebih kurang 40 µl) Larutan uji dan Pengencer ke omeprazol, C17H19N3O3S, dalam zat yang digunakan
dalam kromatograf, dan biarkan Larutan uji tereluasi dengan rumus:
- 967 -

r  respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg


500 C  u 
 omeprazol, C17H19N3O3S, yang terlarut dengan rumus:
 rs 
r 
T  CD  U 
C adalah kadar Omeprazol BPFI dalam mg per ml
 rS 
Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
puncak Larutan uji dan Larutan baku. T adalah jumlah dalam mg, omeprazol per kapsul seperti
tertera pada etiket; C adalah kadar Omeprazol BPFI
Wadah dan penyimpanan Simpan di tempat dingin, dalam mg per ml Larutan baku; D adalah faktor
dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari pengenceran dalam pembuatan Larutan uji; rU dan rS
kelembaban. berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan
Larutan baku.
Toleransi Pada tahap L1 tidak satu unitpun yang larut
KAPSUL LEPAS TUNDA OMEPRAZOL lebih dari 15%; pada tahap L2 harga rata-rata dari 12 unit
Omeprazole Delayed-Release Capsule larut tidak lebih dari 20% dan tidak satu unitpun yang
larut lebih dari 35%. Pada tahap L3 harga rata-rata dari 24
Kapsul Lepas Tunda Omeprazol mengandung omeprazol, unit larut tidak lebih dari 20%; tidak lebih dari 2 unit
C17H19N3O3S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih yang larut lebih dari 35% dan tidak satu unitpun yang
dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. larut lebih besar dari 45%.

Baku pembanding Omeprazol BPFI; Tidak boleh Tahap Dapar


dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, pada Media disolusi: 900 ml Dapar fosfat pH 6,8.
tempat dingin dan terlindung dari kelembaban. Alat tipe 2: 100 rpm
Waktu: 30 menit
Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram Dapar fosfat pH 6,8. Tambahkan 400 ml natrium fosfat
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti tertera dibasa 0,235 M ke dalam Media disolusi tahap asam.
pada Penetapan kadar. Jika perlu, atur pH hingga 6,8±0,05 dengan penambahan
asam klorida 2 N atau natrium hidroksida 2 N.
Disolusi <1231> UJI 1 Prosedur Lakukan seperti tertera pada tahap asam
dengan kapsul baru dari bets yang sama. Setelah 2 jam,
Tahap Asam ganti media disolusi tahap asam dengan media disolusi
Media disolusi: 500 ml asam klorida 0,1 N tahap dapar dan lanjutkan uji selama lebih dari 30 menit.
Alat tipe 2: 100 rpm Lakukan penetapan jumlah C17H19N3O3S yang terlarut
Waktu: 2 jam dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C17H19N3O3S tertera pada Kromatografi <931>.
yang terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja Natrium fosfat dibasa 0,235 M pH 10,4 Larutkan 33,36
tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. g natrium fosfat dibasa anhidrat P dalam 1000 ml air dan
Dapar fosfat pH 7,6; Fase gerak dan Sistem atur pH hingga 10,40,1 dengan penambahan natrium
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Tahap Dapar. hidroksida 2 N.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg Dapar fosfat pH 6,8 Tambahkan 400 ml asam klorida
Omeprazol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 250- 0,1 N ke dalam 320 ml natrium fosfat dibasa 0,235 M pH
ml, larutkan dalam 50 ml etanol P dan encerkan dengan 10,4 dan jika perlu atur pH hingga 6,80,05 dengan
natrium borat 0,01 M sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke penambahan asam klorida 2 N atau natrium hidroksida 2
dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 20 ml etanol P dan N.
encerkan dengan natrium borat 0,01 M sampai tanda. Dapar fosfat pH 7,6 Larutkan 0,718 g natrium fosfat
Larutan uji Gunakan alikuot yang mengandung pelet monobasa P dan 4,49 g natrium fosfat dibasa P dalam
yang disaring melalui ayakan dengan porositas tidak lebih 1000 ml air. Jika perlu, atur pH hingga 7,60,1 dengan
dari 0,2 mm. Kumpulkan pelet pada ayakan dan bilas penambahan asam klorida 2 N atau natrium hidroksida 2
dengan air. Masukkan pelet secara kuantitatif dengan N. Encerkan 250 ml larutan dengan air hingga 1000 ml.
bantuan lebih kurang 60 ml natrium borat 0,01 M, ke Fase gerak Masukkan 340 ml asetonitril P ke dalam
dalam labu tentukur 100-ml. Sonikasi selama lebih labu tentukur 1000-ml, encerkan dengan Dapar fosfat pH
kurang 20 menit sampai pelet pecah. Tambahkan 20 ml 7,6 sampai tanda, saring melalui penyaring membran
etanol P dan encerkan dengan natrium borat 0,01 M
dengan porositas 0,5 m atau lebih kecil dan
sampai tanda. Pipet sejumlah larutan ini dan encerkan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
dengan natrium borat 0,01 M hingga kadar lebih kurang Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
0,02 mg per ml. <931>.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Larutan baku 1 (untuk kapsul 10 mg) Timbang
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji saksama sejumlah Omeprazol BPFI, larutkan dalam
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur etanol P hingga kadar lebih kurang 2 mg per ml.
- 968 -

Encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap Alat tipe 1: 100 rpm
dengan Dapar fosfat pH 6,8 hingga kadar lebih kurang Waktu: 2 jam
0,01 mg per ml. Segera tambahkan 2 ml natrium Prosedur Lakukan penetapan jumlah C17H19N3O3S
hidroksida 0,25 M ke dalam 10,0 ml larutan dan campur. yang terlarut dengan cara Kromatografi cair kinerja
[Catatan Larutan tidak boleh dibiarkan sebelum tinggi seperti tertera pada Kromatografi<931>
penambahan larutan natrium hidroksida]. Pengencer, Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan
Larutan baku 2 (untuk kapsul 20 mg dan 40 mg) baku dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
Lakukan seperti tertera pada Larutan baku 1 hingga kadar pada Penetapan kadar.
lebih kurang 0,02 mg per ml sebelum ditambah dengan 2 Larutan uji Gunakan alikuot yang telah diencerkan
ml natrium hidroksida 0,25 M. secara kuantitatif hingga kadar ± 0,2 mg mg per ml dan
Larutan uji 1 (untuk kapsul 10 mg dan 20 mg) lakukan seperti tertera pada Larutan uji dalam Penetapan
Masukkan segera 5,0 ml alikuot ke dalam tabung reaksi kadar, dimulai dari “tambahkan lebih kurang 50 ml
yang berisi 1,0 ml natrium hidroksida 0,25 M. Campur Pengencer”.
dan saring melalui penyaring membran dengan porositas Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
1,2 m atau lebih kecil. Lindungi dari cahaya. sama (lebih kurang 10 ml) Larutan baku dan Larutan uji
Larutan uji 2 (untuk kapsul 40 mg) Masukkan segera ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
5,0 ml alikuot ke dalam tabung reaksi yang berisi 2,0 ml respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
natrium hidroksida 0,25 M dan 5 ml Dapar fosfat pH 6,8. omeprazol, C17H19N3O3S, yang terlarut dengan rumus:
Campur dan saring melalui penyaring membran dengan
porositas 1,2 m atau lebih kecil. Lindungi dari cahaya. r 
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada T  CD  U 
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi  rS 
dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4,0 mm x
12,5 cm berisi bahan pengisi L7 dengan ukuran partikel 5 T adalahjumlah dalam mg, omeprazol per kapsul seperti
µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan tertera pada etiket; C adalah kadar Omeprazol BPFI
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dalam mg per ml Larutan baku; D adalah faktor
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: pengenceran dalam pembuatan Larutan uji; rU dan rS
efisiensi kolom tidak kurang dari 2000 lempeng teoritis berturut-turut adalah respons puncak dari Larutan uji dan
dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak Larutan baku.
lebih dari 2,0%. Toleransi Dalam waktu 2 jam omeprazol,
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume C17H19N3O3S, harus sesuai memenuhi Tabel penerimaan
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji sebagai berikut:
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg Tabel Penerimaan
Jumlah yang
omeprazol, C17H19N3O3S, yang terlarut dengan rumus: Tahap Kriteria Penerimaan
diuji
L1 6 Rata-rata dari 6 unit larut tidak
r  lebih dari 10%
VCD  U  L2 6 Rata-rata dari 12 unit (L1+L2)
 rS  larut tidak lebih dari 10%
L3 12 Rata-rata dari 24 unit (L1+L2+L3)
V adalah volume Media disolusi dalam ml; C adalah larut tidak lebih dari 10%
kadar Omeprazol BPFI dalam mg per ml Larutan baku;
D adalah faktor pengenceran dalam pembuatan Larutan Tahap Dapar
uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari Media : 900 ml dapar fosfat 0,05 M pH 6,8
Larutan uji dan Larutan baku. Alat tipe 1: 100 rpm
Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel Waktu: 45 menit
penerimaan dalam Uji Disolusi <1231>. Dalam waktu 30 Prosedur Lakukan seperti tertera pada Tahap asam
menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q) dengan kapsul baru dari bets yang sama. Setelah 2 jam,
C17H19N3O3S, untuk kapsul 10 dan 20 mg dan 70% (Q) ganti media asam dengan media dapar dan lanjutkan uji
C17H19N3O3S, untuk kapsul 40 mg dari jumlah yang selama lebih dari 45 menit. Lakukan penetapan jumlah
tertera pada etiket. C17H19N3O3S yang terlarut dengan mengukur serapan
sejumlah alikuot yang telah disaring melalui penyaring
UJI 2 Jika sediaan memenuhi uji ini pada etiket harus nilon dengan porositas 0,2 µm, dan larutan baku
dicantumkan memenuhi syarat Uji 2 Disolusi FI. Omeprazol BPFI dalam media yang sama pada panjang
Jika produk memenuhi persyaratan dengan uji ini, etiket gelombang serapan maksimum lebih kurang 305 nm.
menyatakan bahwa produk memenuhi syarat. Toleransi Gunakan kriteria seperti tertera pada Tabel
penerimaan 1 dalam Uji Disolusi <1231>. Dalam waktu
Tahap Asam 45 menit harus larut tidak kurang dari 75% (Q)
Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,1 N C17H19N3O3S dari jumlah yang tertera pada etiket.
- 969 -

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan B Buat campuran asetonitril P- metanol P (85
: 15), saring dan awaudarakan.
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran dan Fase gerak Gunakan variasi campuran Larutan A dan
total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Larutan B seperti tertera pada Sistem kromatografi. Jika
Tabel berikut: perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Tabel Larutan baku Timbang saksama sejumlah Omeprazol
Nama Waktu Faktor Batas BPFI, larutkan dalam Pengencer dan sonikasi. Encerkan
retensi Respons (%) secara kuantitatif, dan jika perlu bertahap dengan
relatif Relatif (F) Pengencer hingga kadar lebih kurang 0,2 mg per ml.
Produk konversi dari 0,33 1,6 0,5 Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari 20
Tioksopirido1 kapsul, keluarkan semua isi kapsul. Bersihkan dan
5-metoksi-1-H- 0,64 3,1 0,5 timbang saksama cangkang kapsul. Hitung bobot rata-rata
benzimidazol-2-tiol isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi kapsul setara
Cemaran lain - 1,0 0,5 dengan lebih kurang 20 mg omeprazol, masukkan ke
Total cemaran - - 2,0 dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan 50 ml Pengencer
1
dibentuk dalam larutan dari dua isomer:1,3-dimetil-8-metoksi-12- dan sonikasi selama 15 menit. Dinginkan, encerkan
tioksopirido[1′,2′:3,4]imidazol[1,2-α]benzimidazol-2(12H)-on dan dengan Pengencer sampai tanda, kocok dan saring
1,3-dimetil-9-metoksi-12-tioksopirido[1′,2′:3,4]imidazol[1,2- melalui penyaring membran dengan porositas 0,45 µm
α]benzimidazol-2(12H)-on
atau lebih kecil. [Catatan Kemungkinan terbentuk
gelembung pada saat pengenceran sampai tanda. Jika
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
gelembung tetap ada lebih dari beberapa menit,
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
tambahkan beberapa tetes etanol mutlak P untuk
Pengencer, Larutan A, Larutan B, Fase gerak, Larutan
menghilangkan gelembung].
baku, Larutan uji dan Sistem kromatografi Lakukan
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
seperti tertera pada Penetapan kadar.
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dilengkapi dengan detektor 305 nm dan kolom 4,6 mm x
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
15 cm berisi bahan pengisi L7 yang dideaktivasi basa
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dengan ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1,2 ml
semua respons puncak. Hitung persentase masing-masing
per menit. Kromatograf diprogram sebagai berikut:
cemaran dalam serbuk kapsul yang digunakan dengan
rumus: Waktu Larutan A Larutan B Eluasi
(menit) (%) (%)
 C  1  r  0 - 20 88  40 12  60 gradien linier
10      i  20 - 21 40  88 60  12 gradien linier
 A   F   rS  21 - 25 88 12 isokratik

C adalah kadar Omeprazol BPFI dalam µg per ml Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Larutan baku; A adalah jumlah dalam mg omeprazol kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
dalam serbuk kapsul yang digunakan, seperti yang pada Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 20.000
diperoleh pada Penetapan kadar; F adalah faktor respons lempeng teoritis, faktor ikutan tidak kurang dari 0,8 dan
relatif seperti tertera pada Tabel; ri adalah respons puncak tidak lebih dari 2 dan simpangan baku relatif pada
masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
respons puncak omeprazol dari Larutan baku. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
Kromatografi <931>. omeprazol, C17H19N3O3S, dalam serbuk kapsul yang
Pengencer Larutkan 7,6 g natrium borat dekahidrat P digunakan dengan rumus:
dalam lebih kurang 800 ml air. Tambahkan 1,0 g
r 
dinatrium edetat P dan atur pH hingga 11,0±0,1 dengan CD  U 
penambahan larutan natrium hidroksida P 50%.  rS 
Masukkan larutan ke dalam labu tentukur 2000-ml,
tambahkan 400 ml etanol mutlak P dan encerkan dengan C adalah kadar Omeprazol BPFI dalam mg per ml
air sampai tanda. Larutan baku; D adalah faktor pengenceran dalam
Larutan A Timbang 6,0 g glisin, masukkan ke dalam pembuatan Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah
labu tentukur 2000-ml dan larutkan dalam 1500 ml air. respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
Atur pH hingga 9,0 dengan penambahan larutan natrium
hidroksida P 50% dan encerkan dengan air sampai tanda, Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
saring dan awaudarakan. terlindung cahaya. Simpan pada suhu antara 15º dan 30º.
- 970 -

Jika tertera lebih dari satu uji Disolusi, cantumkan uji Air <1031>Metode Ia Antara 9,0% dan 10,5%.
disolusi yang digunakan, jika tidak menggunakan Uji 1.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

ONDANSETRON HIDROKLORIDA Senyawa Sejenis D Ondansetron Tidak lebih dari


Ondansetron Hydrochloride 0,10%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
O
<931>.
Kalium fosfat monobasa 0,02 M Buat larutan kalium
N
HCl 2H2O fosfat monobasa 0,02 M. Atur pH larutan hingga 5,4
N N dengan penambahan natrium hidroksida 1 M.
H3C
CH3
Fase gerak Buat campuran Kalium fosfat monobasa
(±)-2,3-dihidro-9-metil-3-(2-metilimidazol-1-il)metil karbazol 0,02 M-asetonitril P (80:20), saring dan awaudarakan.
-4(1H)-on monohidroklorida dihidrat [103639-04-9] Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
C18H19N3O.HCl.2H2O BM 365,86 sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Senyawa
Ondansetron Hidroklorida mengandung tidak kurang dari Sejenis D Ondansetron BPFI, larutkan dan encerkan
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C18H19N3O.HCl secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase
dihitung terhadap zat anhidrat. gerak hingga kadar lebih kurang 0,4 µg per ml.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
Pemerian Serbuk; putih sampai hampir putih. Senyawa Sejenis D Ondansetron BPFI, dan Senyawa
Sejenis C Ondansetron BPFI, larutkan dan encerkan
Kelarutan Agak sukar larut dalam air dan dalam etanol; secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase
larut dalam metanol; agak larut dalam isopropil alkohol gerak hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,6 µg dan
dan dalam diklorometan; sukar larut dalam aseton, dalam 1 µg per ml.
kloroform, dan dalam etil asetat. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
Baku pembanding Ondansetron Hidroklorida BPFI; encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
merupakan bentuk dehidrat, tidak boleh dikeringkan, Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
untuk penggunaan kuantitatif tetapkan kadar air secara Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
titrimetri, simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dilengkapi dengan detektor 328 nm dan kolom 4,6 mm x
cahaya. Senyawa Sejenis A Ondansetron BPFI; 25 cm berisi bahan pengisi L10. Laju alir lebih kurang 1,5
[3[(dimetilamino)metil]-1,2,3,9-tetrahidro-9-metil-4H- ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
karbazol-4-on] tidak boleh dikeringkan, simpan dalam kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Campuran puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
Resolusi Ondansetron BPFI;Merupakan ondanstron senyawa sejenis C ondansetron dan senyawa sejenis D
hidroklorida yang mengandung lebih kurang 0,4 ondansetron berturut-turut lebih kurang 0,8 dan 1,0;
%masing-masing senyawa sejenis A Ondansetron dan resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis C ondansetron
6,6′-metilenbis-[(1,2,3,9-tetrahidro-9-metil-3-[(2-metil- dan senyawa sejenis D ondansetron tidak kurang dari 1,5.
1H-imidazol-1-il)-metil]-4H-karbazol-4-on)] Tidak boleh Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku dan rekam
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, kromatogram, ukur respons puncak seperti tertera pada
terlindung cahaya, dalam lemari pendingin. Senyawa Prosedur: efisiensi kolom tidak kurang dari 400 lempeng
Sejenis C Ondansetron BPFI [1,2,3,9-tetrahidro-9-metil- teoritis dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
4H-karbazol-4-on]; tidak boleh dikeringkan, simpan ulang tidak lebih dari 2,0%.
dalam wadah tertutup rapat dalam lemari pendingin. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Senyawa Sejenis D Ondansetron BPFI [1,2,3,9-tetrahidro- sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
9-metil-3-metilen-4H-karbazol-4-on];tidak boleh ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, respons puncak utama. Hitung persentase senyawa sejenis
terlindung cahaya dalam lemari pendingin. D ondansetron dalam zat dengan rumus:

Identifikasi C  rU 

A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan 10.000 
dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya W  rS 
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Ondansetron Hidroklorida BPFI. C adalah kadar Senyawa Sejenis D Ondansetron BPFI
B.Timbang 20 mg zat larutkan dalam 2 ml air, dalam mg per ml Larutan baku; W adalah bobot dalam
tambahkan 1 ml asam nitrat 2 M dan saring. Filtrat mg zat Larutan uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons
menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti puncak dari Larutan uji dan Larutan baku.
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
- 971 -

Kemurnian kromatografi C adalah kadar Ondansetron Hidroklorida BPFI dalam


Metode I Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi mg per ml Larutan baku; W adalah bobot dalam mg zat
lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>. Larutan uji; F adalah faktor respons relatif cemaran
Fase gerak Buat campuran kloroform P-etil asetat P- seperti yang tertera dalam Tabel; ri adalah respons puncak
metanol P-amonium hidroksida P (90:50:40:1). masing-masing cemaran dari Larutan uji; rS adalah
Larutan resolusi Timbang saksama sejumlah respons puncak ondansetron dari Larutan baku.
Campuran Resolusi Ondansetron BPFI, larutkan dan
encerkan secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Tabel
metanol P hingga kadar lebih kurang 12,5 mg per ml. Nama senyawa Waktu Faktor Batas
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ondansetron Retensi Respons (%)
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam metanol P hingga Relatif Relatif
kadar lebih kurang 0,25mg per ml. Encerkan larutan Senyawa sejenis C ± 0,32 1,2 0,2
dengan metanol P dengan komposisi berikut: Ondansetron
Senyawa sejenis D ± 0,34 - 0,1
Larutan Pengenceran Kadar Persentase Ondansetron*
baku (µg per ml) (%) untuk Imidazol ± 0,49 0,3 0,2
pembanding 2- metilimidazol ± 0,54 0,4 0,2
dengan Ondansetron 1,0 - -
Larutan uji Senyawa sejenis A ± 1,10 0,8 0,2
A 1 dalam 5 50 0,4 Ondansetron
B 1 dalam 10 25 0,2 Cemaran lain - 1,0 0,1
C 1 dalam 20 12,5 0,1 Total - - 0,5
*dihitung dari uji batas Senyawa sejenis D Ondansetron
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat larutkan
dalam metanol P hingga kadar lebih kurang 12,5 mg per Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
ml. Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20 Kromatografi <931>.
µl Larutan uji, Larutan baku, dan Larutan resolusi pada Natrium fosfat monobasa 0,02 M Buat larutan natrium
lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. fosfat monobasa 0,02 M. Atur pH larutan hingga 5,4
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang dengan penambahan natrium hidroksida 1 M.
telah dijenuhkan dengan Fase gerak. Biarkan merambat Fase gerak Buat campuran natrium fosfat monobasa
hingga tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, 0,02 M - asetonitril P (50:50), saring dan awaudarakan.
tandai batas rambat dan biarkan kering. Amati bercak di Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian
bawah cahaya UV 254 nm: Ditemukan 3 bercak Larutan sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>.
resolusi yang terpisah dengan sempurna. Bandingkan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ondansetron
intensitas bercak sekunder dari kromatogram Larutan uji Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan secara
dengan Larutan baku: Bercak sekunder kromatogram kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak
Larutan uji dengan harga Rf yang sesuai dengan bercak hingga kadar lebih kurang 90 µg per ml.
sekunder paling atas dari Larutan resolusi, tidak lebih Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
besar atau lebih intensif dari bercak utama Larutan baku Ondansetron Hidroklorida BPFI dan Senyawa Sejenis A
A (0,4%) dan tidak satu pun bercak sekunder lain dari Ondansetron BPFI, larutkan, encerkan secara kuantitatif,
kromatogram Larutan uji lebih besar ataulebih intensif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga kadar
dari bercak utama pada kromatogram Larutan bakuB berturut-turut lebih kurang 90 g dan 20g per ml.
(0,2%). Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 45 mg zat,
Metode II Masing-masing cemaran dan total cemaran masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan
tidak lebih dari batas yang tertera pada Tabel berikut. encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair larutan ke dalam labu tentukur 50-ml larutkan dan
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji, Sistem Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
kadar. dilengkapi dengan detektor 216 nm dan kolom 4,6 mm x
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume 25 cm berisi bahan pengisi L10. Laju alir lebih kurang 1,5
sama (lebih kurang 10µl) Larutan baku dan Larutan uji ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur kesesuaian sistem dan rekam kromatogram, ukur respons
respons puncak. Hitung persentase masing-masing puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif
cemaran dalam zat dengan rumus: ondansetron dan senyawa sejenis A ondansetron berturut-
turut adalah lebih kurang 1,0 dan 1,1; resolusi, R, antara
 C  1  r  puncak senyawa sejenis A ondansetron dan ondansetron
50 .000      i  tidak kurang dari 1,5. Lakukan kromatografi terhadap
 W   F   rS  Larutan baku dan rekam kromatogram, ukur respons
- 972 -

puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor ikutan tidak Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14
lebih dari 2,0 dan simpangan baku relatif pada hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam
penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,5%. lemari pendingin.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji Identifikasi Waktu retensi puncak utama kromatogram
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, diperoleh pada Penetapan kadar.
ondansetron, C18H19N3O.HCl, dalam zat yang digunakan
dengan rumus: Endotoksin bakteri <201> tidak lebih dari 9,9 unit
Endotoksin FI per mg Ondansentron hidroklorida.
r 
500 C  U  pH <1071> Antara 3,3 dan 4,0.
 rS 
Bahan partikulat <751> Memenuhi syarat seperti
C adalah kadar Ondansetron Hidroklorida BPFI dalam tertera pada Injeksi volume kecil.
mg per ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah
respons puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Senyawa Sejenis D Ondansentron Tidak lebih dari
terlindung cahaya. Simpan pada suhu 25º, masih 0,12%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
diperbolehkan antara 15º dan 30º. cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
<931>.
Fase gerak, Larutan baku, Larutan kesesuaian sistem
INJEKSI ONDANSETRON dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Ondansetron Injection Senyawa sejenis D Ondansentron dalam Ondansetron
Hidroklorida.
Injeksi Ondansetron adalah larutan steril ondansetron Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
hidroklorida atau ondansetron dalam Air untuk Injeksi setara dengan lebih kurang 10 mg ondansetron, masukkan
yang dibuat dengan penambahan asam klorida. Dapat ke dalam labu tentukur 25-ml dan encerkan dengan Fase
mengandung dapar dan/atau zat pengatur tonisitas yang gerak sampai tanda.
sesuai. Mengandung ondansetron hidroklorida setara Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dengan ondansetron, C18H19N3O, tidak kurang dari 95,0% sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
etiket. respons puncak utama. Hitung persentase senyawa sejenis
D ondasentron dalam injeksi dengan rumus:
Baku pembanding Ondansetron Hidroklorida BPFI;
merupakan bentuk dehidrat, tidak boleh dikeringkan,  2 ,5   C S   rU 
untuk penggunaan kuantitatif tetapkan kadar air secara      
 V  C A   rS 
titrimetri, simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
cahaya. Senyawa Sejenis A Ondansetron BPFI;
V adalah volume dalam ml injeksi yang digunakan; CS
[3[(dimetilamino)metil]-1,2,3,9-tetrahidro-9-metil-4H-
karbazol-4-on] tidak boleh dikeringkan, simpan dalam adalah kadar senyawa sejenis D ondansentron dalam g
wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Campuran per ml Larutan baku; CA adalah kadar ondansetron dalam
Resolusi Ondansetron BPFI;Merupakan ondanstron mg per ml injeksi, seperti yang diperoleh pada Penetapan
hidroklorida yang mengandung lebih kurang 0,4 kadar; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari
%masing-masing senyawa sejenis A Ondansetron dan Larutan uji dan Larutan baku.
6,6′-metilenbis-[(1,2,3,9-tetrahidro-9-metil-3-[(2-metil-
1H-imidazol-1-il)-metil]-4H-karbazol-4-on)] Tidak boleh Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, lebih dari 0,2% dan total cemaran (termasuk senyawa
terlindung cahaya, dalam lemari pendingin. Senyawa sejenis D ondansetron) tidak lebih dari 0,5%. Lakukan
Sejenis C Ondansetron BPFI [1,2,3,9-tetrahidro-9-metil- penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi
4H-karbazol-4-on]; tidak boleh dikeringkan, simpan seperti tertera pada Kromatografi <931>.
dalam wadah tertutup rapat dalam lemari pendingin. Fase gerak dan Larutan uji Lakukan seperti tertera
Senyawa Sejenis D Ondansetron BPFI [1,2,3,9- pada Penetapan kadar.
tetrahidro-9-metil-3-metilen-4H-karbazol-4-on];tidak Larutan kesesuaian sistem Lakukan seperti tertera pada
boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat, Senyawa sejenis D Ondansentron dalam Ondansentron
terlindung cahaya dalam lemari pendingin. Endotoksin Hidroklorida.
BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi]. Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
- 973 -

Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
respons puncak, lakukan identifikasi terhadap puncak sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
senyawa sejenis C ondansetron dan senyawa sejenis D ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
ondansntron berdasarkan waktu retensi relatif keduanya, respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg,
berturut-turut lebih kurang 0,35 dan 0,37. ondansetron, C18H19N3O, dalam tiap ml injeksi dengan
Prosedur Suntikkan sejumlah volume (lebih kurang 10 rumus:
l) Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
kromatogram dan ukur respons puncak [Catatan  293,36  25C  rU 
Abaikan puncak senyawa sejenis D ondansetron] Hitung    
persentase masing-masing cemaran dalam injeksi dengan  329,82  V  rS 
rumus:
293,36 dan 329,82 berturut-turut adalah bobot molekul
r  ondansetron dan ondansentron hidroklorida anhidrat; C
100  i  adalah kadar Ondansetron Hidroklorida BPFI yang
 rS  dihitung terhadap zat anhidrat dalam mg per ml Larutan
baku; V adalah volume dalam ml injeksi yang digunakan;
ri adalah respons puncak masing-masing cemaran; rS rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dari
adalah jumlah seluruh respons puncak. Larutan uji dan Larutan baku.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I, pada suhu
Kromatografi<931>. antara 2º dan 30º, terlindung cahaya.
Kalium fosfat monobasa 0,02 M Buat larutan kalium
fosfat monobasa 0,02 M. Atur pH larutan hingga 5,4
dengan penambahan natrium hidroksida 1 M. TABLET ONDANSETRON
Fase gerak Buat campuran kalium fosfat monobasa OndansetronTablet
0,02 M-asetonitril P (50:50), saring dan awaudarakan.
Jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Tablet Ondansetron mengandung Ondansetron
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. Hidroklorida setara dengan Ondansetron, C18H19N3O,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ondansetron tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
Hidroklorida BPFI, larutkan dan encerkan secara jumlah yang tertera pada etiket.
kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan Fase gerak
hingga kadar lebih kurang 0,1 mg per ml. Baku pembanding Ondansetron Hidroklorida BPFI;
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah merupakan bentuk dehidrat, tidak boleh dikeringkan,
Ondasentron Hidroklorida BPFI dan Senyawa Sejenis A untuk penggunaan kuantitatif tetapkan kadar air secara
Ondansetron BPFI, larutkan dan encerkan secara titrimetri, simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung
kuantitatif, jika perlu bertahap dengan Fase gerak hingga cahaya. Senyawa Sejenis A Ondansetron BPFI;
kadar berturut-turut lebih kurang 0,1 mg per ml dan 50 g [3[(dimetilamino)metil]-1,2,3,9-tetrahidro-9-metil-4H-
per ml. karbazol-4-on] tidak boleh dikeringkan, simpan dalam
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
setara dengan lebih kurang 2 mg ondansetron, masukkan
ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase
gerak sampai tanda. Identifikasi
A. Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
kurang 100 mg ondansetron hidroklorida, masukkan ke
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dalam labu Erlenmeyer. Tambahkan 50 ml etanol P dan
dilengkapi dengan detektor 216 nm dan kolom 4,6 mm x
goyang. Saring melalui penyaring dengan porositas 0,45
20 cm berisi bahan pengisi L10. Laju alir lebih kurang 1,5
µm dan masukkan filtrat ke dalam gelas piala 50 ml.
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Uapkan pelarut diatas penguap berputar. Keringkan
kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur respons
residu dalam oven pada 105º selama 1 jam. Spektrum
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: waktu
serapan inframerah residu yang didispersikan dalam
retensi relatif ondansetron dan senyawa sejenis A
kalium bromida P, pada bilangan gelombang 3800 hingga
ondansetron berturut-turut adalah lebih kurang 1,0 dan
650 cm-1 menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
1,1; resolusi, R, antara puncak senyawa sejenis A
gelombang 1681, 1481, 1281 dan 758 cm-1 yang sama
ondansetron dan ondansetron tidak kurang dari 1,5.
seperti pada Ondansetron Hidroklorida BPFI. [Catatan
Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
Disarankan Ondansetron Hidroklorida BPFI dilarutkan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
dalam etanol P hingga kadar lebih kurang 2 mg per ml,
pada Prosedur: faktor ikutan tidak lebih dari 2,0 dan
sebelum penguapan dan tahap pengeringan].
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
lebih dari 1,5%.
- 974 -

B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan Sentrifus larutan dan saring melalui penyaring nilon yang
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada sesuai dengan porositas 0,45 µm.
Penetapan kadar. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
Disolusi <1231> Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
Media disolusi : 500 ml air respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
Alat tipe 2 : 50 rpm antara puncak ondansetron dan senyawa sejenis A
Waktu : 15 menit ondansetron tidak kurang dari 2,0. Lakukan kromatografi
Prosedur Lakukan penetapan jumlah ondansetron, terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
C18H19N3O yang terlarut dengan mengukur serapan respons puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan
alikuot alikuot dan serapan larutan baku ondansetron baku relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 5,0%.
hidroklorida BPFI dalam media yang sama pada panjang Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
gelombang serapan maksimum lebih kurang 310 nm sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
dengan menggunakan media disolusi sebagai blangko. ke dalam kromatograf. Lakukan kromatografi terhadap
Hitung persentase ondansetron, C18H19N3O yang terlarut Larutan uji tidak kurang dari 45 menit, rekam
dengan rumus: kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
persentase masing-masing cemaran dalam serbuk tablet
 AU  dengan rumus:
 293,36  C S
500   100
 365,85  L  AS  C  1   ri 
100  S     
 CU  F   rs 
500 adalah volume dalam ml Media disolusi; 293,36 dan
365,85 berturut-turut adalah bobot molekul ondansetron
CS adalah kadar ondansetron dalam mg per ml Larutan
dan ondansetron hidroklorida dihidrat; CS adalah kadar
baku; CU adalah kadar ondansetron dalam mg per ml
Ondansetron Hidroklorida BPFI dalam mg per ml
Larutan uji; F adalah faktor respons relatif masing-
Larutan baku; L adalah jumlah ondansetron dalam mg
masing cemaran, seperti tertera pada Tabel; ri adalah
yang tertera pada etiket; AU dan AS berturut-turut adalah
respons puncak masing-masing cemaran dari Larutan uji;
serapan Larutan uji dan Larutan baku; 100 adalah faktor
rS adalah respons puncak ondansetron dari Larutan baku.
konversi persentase.
Toleransi Dalam waktu 15 menit harus larut tidak
Tabel
kurang dari 80% (Q), ondanserton, C18H19N3O, dari
jumlah yang tertera pada etiket. Cemaran Waktu Faktor Batas
retensi respons (%)
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. relatif relatif
2-metil imidazol a 0,22 0,53 0,2
Senyawa sejenis Masing-masing senyawa sejenis dan Senyawa sejenis C 0,40 1,2 0,2
total cemaran tidak lebih dari batas yang tertera pada Ondansetron b
Tabel. Senyawa sejenis D 0,47 1,3 0,1
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair Ondansetron c
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. Senyawa sejenis A 0,87 0,90 0,2
Dapar dan Fase gerak Buat seperti tertera pada Ondansetron d
Penetapan kadar. Desmetil 0,90 0,91 0,2
Larutan baku persediaan Gunakan seperti tertera pada ondansetron a,e
Penetapan kadar. Ondansetron 1,0 - -
Larutan baku Encerkan Larutan baku persediaan Cemaran lain - 1,0 0,2
dengan Fase gerak hingga kadar ondansetron lebih Total 1,0
a
kurang 1,5 µg per ml. Tidak termasuk dalam jumlah seluruh cemaran
b
1,2,3,9-Tetrahidro-9-metil-4H-karbazol-4-on
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah c
1,2,3,9-Tetrahidro-9-metil-3-metilen-4H-karbazol-4-on
Senyawa Sejenis A Ondansetron BPFI dan Ondansetron d
3[(Dimetilamino)metil]-1,2,3,9-tetrahidro-9-metil -4H-karbazol-4-
BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase gerak hingga on
e
kadar berturut-turut lebih kurang 0,05 mg per ml dan 0,1 1,2,3,9-Tetrahidro-9-metil-3-[(1H-imidazol-1-il)metil]-4H-
karbazol-4-on
mg per ml.
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
dengan lebih kurang 50 mg ondansetron, masukkan ke Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan lebih kurang 70 Kromatografi <931>.
ml Fase gerak dan sonikasi selama lebih kurang 20 Dapar Timbang saksama lebih kurang 2,7 g kalium
menit. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. fosfat hidrogen monobasa P, masukkan ke dalam labu
tentukur 1000-ml. Larutkan dan encerkan dengan air
- 975 -

sampai tanda. Atur pH hingga 5,4 dengan penambahan yang dikeringkan. Mengandung tidak kurang dari 9,5%
natrium hidroksida 1 N. C17H19NO3, morfin anhidrat.
Fase gerak Buat campuran Dapar-asetonitril P
(80:20), saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan Pemerian Bau khas dan kuat; rasa sangat pahit.
penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
pada Kromatografi <931>. Makroskopik Bentuk balok atau memanjang, bulat
Pengencer Buat campuran Dapar-asetonitril P (50:50). lonjong atau sedikit bulat, biasanya mempunyai diameter
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Ondansetron lebih kurang 8 cm hingga 15 cm dengan berat lebih
Hidroklorida BPFI, larutkan dalam Pengencer, encerkan kurang 300 g hingga 2 kg. Dari luar berwarna cokelat
secara kuantitatif dan jika perlu bertahap dengan pudar atau abu-abu pudar dengan permukaan kasar yang
Pengencer hingga kadar ondansetron lebih kurang 0,05 dilapisi dengan lapisan tipis dari fragmen daun popi dan
mg per ml. kadang dikemas dengan melekatkan buah dari spesies
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari Rumex: saat masih segar sedikit lunak dan akan menjadi
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara keras dan kasar pada penyimpanan. Bagian dalam
dengan lebih kurang 50 mg ondansetron, masukkan ke berwarna cokelat kemerahan dan berupa granul kasar.
dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 70 ml
Pengencer dan sonikasi selama lebih kurang 20 menit. Penetapan kadar
Encerkan dengan Pengencer sampai tanda. Sentrifus Kolom kromatografi Siapkan 3 kolom yang sama,
sebagian larutan. Encerkan sejumlah volume beningan panjang masing-masing tabung lebih kurang 260 mm
secara kuantitatif dengan Pengencer hingga kadar terdiri dari tabung berleher sempit sepanjang 200 mm
ondansetron lebih kurang 0,05 mg per ml. Saring melalui dengan diameter 25 mm dan sepanjang 60 mm diameter 6
penyaring nilon dengan porositas 0,45 µm. mm. Dalam masing-masing kolom masukkan sejumlah
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada wol kaca pada bagian tabung dengan diameter 6 mm,
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi tekan secara perlahan sampai setinggi lebih kurang 20
dilengkapi dengan detektor 216 nm dan kolom 4,6 mm x mm dari lekukan.
25 cm berisi bahan pengisi L10 dengan ukuran partikel 5 Dapar sitrat Campur sejumlah volume sama natrium
µm. Laju alir lebih kurang 1,5 ml per menit. Pertahankan sitrat 0,1 M dan asam sitrat 0,1 M.
suhu kolom pada suhu ruang. Lakukan kromatografi Larutan baku Timbang saksama sejumlah Morfin
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur Sulfat BPFI setara dengan lebih kurang 40 mg morfin
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: faktor anhidrat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml yang
ikutan puncak ondansetron tidak lebih dari 2,0 dan berisi 0,5 ml trietilamin P, tambahkan metanol P sampai
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur 50-ml,
lebih dari 2,0%. tambahkan masing-masing 1 ml trietilamin P dan asam
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume klorida P, dan tambahkan kloroform P jenuh air sampai
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji tanda.
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 2 g zat,
respons puncak utama. Hitung persentase ondansetron, masukkan ke dalam gelas piala 250 ml, tambahkan 20 ml
C18H19N3O, dalam serbuk tablet dengan rumus: dimetil sulfoksida P dan panaskan di atas tangas uap
selama 20 menit, aduk sekali-sekali dengan batang
C   1   rU  pengaduk berujung pipih untuk mendispersikan zat.
100  S      Biarkan selama 15 menit agar bagian yang tidak larut
 CU   L   rS  mengendap, tuang perlahan beningan ke dalam labu
tentukur 100-ml. Pada residu tambahkan 20 ml dimetil
CS adalah kadar ondansetron dalam mg per ml Larutan sulfoksida P, bilas dinding gelas piala dengan dimetil
baku; CU adalah kadar ondansetron dalam mg per ml sulfoksida P. Dispersikan dan panaskan zat seperti
Larutan uji; L adalah jumlah ondansetron dalam mg yang sebelumnya, kemudian biarkan mengendap, tuang
tertera pada etiket; rU dan rS berturut-turut adalah respons beningan ke dalam labu tentukur. Ulangi proses 1 atau
puncak Larutan uji dan Larutan baku. dua kali hingga opium melarut (selain dari fragmen-
fragmen daun kecil, partikel-partikel seperti pasir, bahan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, gelatin, dan lain-lain). Bilas gelas piala dengan air dan
terlindung cahaya, pada suhu ruang terkendali. masukkan residu ke dalam labu. Encerkan dengan air
hingga lebih kurang 90 ml. Jika perlu tambahkan 1 tetes
etanol P untuk menghilangkan busa. Dinginkan hingga
OPIUM MENTAH suhu ruang, tambahkan air sampai tanda, campur. Saring
Opium larutan melalui kertas saring dengan porositas sedang,
buang 20 ml filtrat pertama.
Opium adalah getah yang diperoleh dengan menoreh Kolom kromatografi Masukkan sejumlah wol kaca
buah Papaver somniferum Linne atau varietas album De pada dasar setiap kolom, isi dengan penjerap yang
Candolle (Familia Papaveraceae) yang belum masak, disiapkan sebagai berikut: gunakan tanah silika untuk
- 976 -

kromatografi P sebagai dasar penjerap, yang dipadatkan


kuat-kuat pada kolom. Buat Kolom 1 dalam 2 lapisan, C adalah kadar morfin anhidrat dalam g per ml
lapisan bawah terdiri dari campuran 3 g tanah silika Larutan baku; W adalah bobot zat uji yang digunakan,
untuk kromatografi P dengan 2 ml Dapar sitrat dan dalam g; AU dan AS berturut-turut adalah serapan
lapisan atas terdiri dari campuran 3 g tanah silika untuk Larutan uji dan Larutan baku pada 285 nm.
kromatografi P, 2,0 ml Larutan uji dan 0,5 ml Dapar
sitrat. Bilas sampai kering gelas piala yang digunakan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
untuk mencampur komponen-komponen dari kedua
lapisan dengan 1 g tanah silika untuk kromatografi P dan SERBUK OPIUM
masukkan pada bagian atas Kolom 1.Buat Kolom 2 Powdered Opium
dengan campuran 3 g tanah silika untuk kromatografi P
dengan 2 ml larutan kalium fosfat dibasa P (1 dalam Serbuk Opium adalah opium yang dikeringkan pada suhu
5,75). Buat Kolom 3 dengan campuran 3 g tanah silika
tidak lebih dari 70, digerus hingga diperoleh serbuk
untuk kromatografi P dengan 2 ml larutan natrium sangat halus. Serbuk opium mengandung tidak kurang
hidroksida P (1 dalam 50). Masukkan sejumlah kecil wol dari 10,0% dan tidak lebih dari 10,5% morfin anhidrat.
kaca diatas masing-masing isi kolom.
Dapat mengandung bahan tambahan kecuali pati, seperti
Prosedur [Catatan (1) Dalam prosedur ini gunakan
tertera pada Ekstrak dalam Sediaan umum.
pelarut-pelarut jenuh air, (2) Siapkan fase gerak yang
dibuat baru setiap hari dan (3) Hindari kontak larutan Pemerian Serbuk; cokelat kekuningan sampai kuning.
dengan logam]. Cuci Kolom 1 dengan 100 ml eter P,
kemudian dilanjutkan dengan 100 ml kloroform P, bilas Mikroskopik Getah terdiri dari butiran-butiran fragmen
ujung kolom dengan kloroform P, buang pelarut. Untuk
yang tidak beraturan, berwarna cokelat kekuningan
proses selanjutnya bilas tiap ujung kolom sebelum
sampai kuning dengan diameter 15 hingga 150 m; sel
menyisihkan kolom atau mengganti kolom penerima.
epidermis pada kapsul popi terdiri dari beberapa fragmen
Susun ketiga kolom secara vertikal sehingga aliran dari
dengan penebalan kuat, berdinding tebal bersegi 4 hingga
Kolom 1 mengalir ke Kolom 2, dan selanjutnya ke Kolom
5 atau sedikit memanjang, sangat sedikit fragmen
3. Lewatkan melalui ketiga kolom 5 ml larutan trietilamin
jaringan daun popi, kapsul popi dan buah Rumex. Di
P dalam kloroform P (1 dalam 5), dilanjutkan dengan
samping itu terdapat karakteristik mikroskopik dari bahan
mengalirkan sebanyak empat kali, tiap kali dengan 10 ml
pengencer jika digunakan dalam sediaan bentuk serbuk.
larutan trietilamin P dalam kloroform P (1 dalam 100),
biarkan masing-masing bagian mengalir sempurna
Penetapan kadar Lakukan seperti tertera pada
sebelum penambahan berikutnya. Sisihkan Kolom 1.
Penetapan kadar dalam Opium.
Alirkan 5 ml larutan trietilamin P dalam kloroform P (1
dalam 100) melalui Kolom 2 dan 3 sebanyak tiga kali.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Sisihkan Kolom 2. Cuci Kolom 3 berturut-turut dengan 10
ml larutan trietilamin P dalam kloroform P (1 dalam
100), 50 ml kloroform P, 2 ml larutan asam asetat
glasial P dalam kloroform P (1 dalam 10) dan 50 ml PANKREATIN
larutan asam asetat glasial P dalam kloroform P (1 dalam Pancreatin
100). Buang semua cucian. Kumpulkan eluat dari Kolom 3
dalam labu tentukur 50-ml yang berisi 10 ml metanol P dan Pankreatin [8049-47-6]
1 ml asam klorida P. Elusi kolom dengan 5 ml campuran
trietilamin P dalam kloroform P (1 dalam 5), kemudian Pankreatin adalah senyawa yang mengandung enzim
dengan 33 ml campuran trietilamin P dalam kloroform P terutama amilase, lipase dan protease, diambil dari
(1 dalam 100). Encerkan dengan kloroform P sampai pankreas dari sapi jantan, Bos taurus Linné (Familia
tanda. Rekam secara bersamaan spektrum larutan ini dan Bovidae). Tiap mg pankreatin mengandung tidak kurang
Larutan baku pada panjang gelombang 255 nm hingga dari 25 unit FI aktivitas amilase, tidak kurang dari 2,0
360 nm, dalam sel 1-cm dengan spektrofotometer yang unit FI aktivitas lipase dan tidak kurang dari 25 unit FI
sesuai gunakan kloroform P sebagai blangko, dan buat aktivitas protease. Pankreatin dengan daya digesti lebih
kurva antara panjang gelombang dan serapan. Koreksi tinggi dapat ditandai dengan jumlah ketiga aktivitas
serapan dari setiap larutan pada panjang gelombang minimal atau dapat diencerkan dengan penambahan
serapan maksimum 285 nm, dengan menarik garis lurus laktosa atau sakarosa yang mengandung tidak lebih dari
antara 340 nm dan 310 nm terhadap panjang gelombang 3,25%, amilum, atau dengan pankreatin kekuatan digesti
tersebut. Hitung persentase morfin anhidrat dalam zat uji lebih rendah.
yang digunakan dengan rumus: [Catatan Satu unit aktivitas Amilase FI adalah
aktivitas yang terdapat dalam sejumlah pankreatin yang
menguraikan amilum pada kecepatan awal, dengan 0,16
C  Au 
0,25   µEq ikatan glukosida dihidrolisa per menit pada kondisi
W  As  seperti tertera pada Penetapan aktivitas amilase.
- 977 -

Satu unit Aktivitas Lipase FI adalah aktivitas yang Penetapan aktivitas amilse (Daya digesti pati)
terdapat dalam sejumlah pankreatin yang membebaskan Dapar fosfat pH 6,8 Buat larutan segar dari 13,6 g
1,00 µEq asam per menit pada pH 9,0 dan suhu 37° pada kalium fosfat monobasa P dalam air hingga 500 ml.
kondisi seperti tertera pada Penetapan aktivitas lipase. Larutkan 14,2 g natrium fosfat dibasa anhidrat P dalam
Satu unit Aktivitas Protease FI adalah aktivitas yang air hingga 500 ml. Campur 51 ml larutan kalium fosfat
terdapat dalam sejumlah pankreatin pada keadaan monobasa P dengan 49 ml larutan natrium fosfat dibasa
Penetapan aktifitas Protease hidrolisis kasein pada laju P. Jika perlu atur pH dengan penambahan larutan yang
awal yang tiap menit membebaskan sejumlah peptida sesuai tetes demi tetes hingga pH 6,8.
yang tidak mengendap dengan asam trikloroasetat yang Larutan substrat Buat larutan segar. Aduk sejumlah
memberikan absorban yang sama pada 280 nm sebagai pati terlarut yang telah dimurnikan setara dengan 2,0 g zat
tirosin pada 15 nmol] kering dengan 10 ml air, tambahkan ke dalam 160 ml air
mendidih. Bilas gelas piala dengan 10 ml air, tambahkan
Pemerian Serbuk amorf; krim; bau khas lemah tidak ke dalam larutan panas dan panaskan hingga mendidih,
menusuk. Menghidrolisa lemak menjadi gliserol dan sambil terus diaduk. Dinginkan hingga suhu ruang,
asam-asam lemak, mengubah protein menjadi protease tambahkan air hingga 200 ml.
dan turunannya, mengubah pati menjadi dekstrin dan Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 20 mg
gula. Aktivitas terbesar pada media netral atau basa Pankreatin Amilase dan Protease BPFI, masukkan dalam
lemah; sedikit asam mineral dan alkali hidroksida dalam mortir yang sesuai. Tambahkan lebih kurang 30 ml
jumlah besar menjadikannya inert. Alkali karbonat Dapar fosfat pH 6,8 dan gerus selama 5 sampai 10 menit.
berlebih menghambat kerjanya. Pindahkan campuran ke dalam labu tentukur 50 ml
dengan bantuan Dapar fosfat pH 6,8, encerkan dengan
Baku pembanding Garam empedu BPFI; keringkan Dapar fosfat pH 6,8 sampai tanda. Hitung aktivitas
pada suhu 105º selama 4 jam sebelum digunakan, simpan larutan yang diperoleh dalam unit FI aktivitas amilase per
dalam wadah tertutup rapat [Catatan Cegah menghirup ml dari potensi yang tertera pada etiket Baku
partikel-partikel yang berterbangan]. Pankreatin Amilase pembanding.
dan Protease BPFI;simpan dalam wadah tertutup rapat, Larutan uji Untuk pankreatin yang mempunyai
dalam lemari pendingin. Tidak boleh dibuka dalam aktivitas amilase lebih kurang sama seperti pada
keadaan dingin dan tidak boleh dikeringkan sebelum Pankreatin BPFI, timbang saksama lebih kurang 40 mg,
digunakan. Pankreatin Lipase BPFI;simpan dalam wadah masukkan ke dalam mortir yang sesuai. [Catatan Untuk
tertutup rapat, dalam lemari pendingin. Tidak boleh pankreatin mempunyai aktivitas amilase berbeda,
dibuka dalam keadaan dingin dan tidak boleh dikeringkan timbang sejumlah zat yang diperlukan untuk memperoleh
sebelum digunakan. Larutan uji dengan aktivitas amilase per ml mendekati
Larutan baku]. Tambahkan lebih kurang 3 ml Dapar
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung fosfat pH 6,8, gerus selama 5 sampai 10 menit. Pindahkan
Salmonella sp dan Escherichia coli campuran ke dalam labu tentukur 100-ml dengan bantuan
Dapar fosfat pH 6,8, encerkan dengan Dapar fosfat pH
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 5,0 %; 6,8 sampai tanda.
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60º Prosedur Siapkan 4 labu Erlenmeyer 250 ml
selam 4 jam. bersumbat, kemudian tandai S, U, BS, dan BU. Pipet ke
dalam tiap labu 25 ml Larutan substrat, 10 ml Dapar
Lemak Masukkan 2,0 gram zat dalam labu 50 ml, fosfat pH 6,8 dan 1 ml larutan natrium klorida P (11,7
tambahkan 20 ml eter P, tutup labu dan diamkan selama dalam 1000), tutup, campur. Letakkan labu dalam tangas
2 jam, campur dengan memutar pada selang waktu air pada suhu 25º ± 0,1º, diamkan hingga mencapai
tertentu, tuang beningan eter melalui batang pengaduk ke keseimbangan. Pada labu BU dan BS tambahkan 2 ml
dalam kertas saring dengan diameter lebih kurang 7 cm, asam klorida 1 N, campur, masukkan kembali labu pada
yang sebelumnya telah dibasahi dengan eter P. tangas air. Pada labu U dan BU tambahkan 1,0 ml
Kumpulkan filtrat dalam gelas piala yang telah ditara. Larutan uji dan pada labu S dan BS tambahkan 1,0 ml
Ulangi ekstraksi dengan 10 ml eter P, lakukan seperti Larutan baku, campur masing-masing dan masukkan
yang telah disebutkan di atas. Tambahkan lagi 10 ml eter kembali pada tangas air. Tepat 10 menit setelah
P, kemudian pindahkan eter dan sisa ke dalam penyaring. penambahan enzim, tambahkan 2 ml asam klorida 1 N
Biarkan eter menguap, keringkan sisa pada suhu 105º pada labu S dan U, campur. Pada tiap labu tambahkan
selama 2 jam: bobot sisa lemak yang diperoleh dari 10,0 ml iodium 0,1 N LV sambil terus diaduk dan segera
pankreatin dengan aktivitas tiga kali atau lebih dari ketiga tambahkan 45 ml natrium hidroksida 0,1 N. Tempatkan
aktivitas minimal tidak lebih dari 120 mg (6,0%): bobot labu di tempat gelap pada suhu antara 15º dan 25º selama
sisa lemak yang diperoleh dari pankreatin dengan 15 menit. Pada tiap labu tambahkan 4 ml asam sulfat 2 N
aktivitas kurang dari tiga kali dari ketiga aktivitas dan titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV hingga
minimal tidak lebih dari 60 mg (3,0%). warna biru hilang. Hitung aktivitas amilase dalam unit FI
per mg zat dengan rumus:
- 978 -

C   V BU  VU  kaca. Tambahkan 1,0 ml Larutan uji, tambahkan secara


100  S   
 WU   V BS  V S  terus menerus natrium hidroksida 0,1 N LV selama 5
menit untuk mempertahankan pH pada 9,0. Hitung
CS adalah aktivitas amilase dalam unit FI per ml Larutan volume natrium hidroksida 0,1 N LV yang ditambahkan
baku; WU adalah jumlah pankreatin dalam mg; VU, VS,VBU setiap menit. Dengan cara yang sama, titrasi 1,0 ml
dan VBS berturut-turut adalah volume natrium tiosulfat 0,1 Larutan baku.
N dalam ml yang diperlukan pada titrasi larutan dalam Perhitungan potensi Buat kurva antara volume natrium
labu U, S, BU dan BS. hidroksida 0,1 N LV terhadap waktu. Gunakan hanya titik
yang membentuk garis lurus pada kurva. Hitung rata-rata
Penetapan aktivitas lipase (Daya digesti lemak) asam yang dibebaskan per menit oleh zat uji dan Larutan
Larutan akasia Sentrifus larutan akasia (1 dalam 10) baku. Dengan memperhitungkan faktor pengenceran,
hingga jernih, gunakan larutan jernih. hitung aktivitas lipase Larutan uji dalam unit FI dengan
Substrat minyak zaitun Campur 165 ml Larutan akasia, membandingkan aktivitas Larutan baku menggunakan
20 ml minyak zaitun P dan 15 g pecahan es, masukkan aktivitas Pankreatin Lipase BPFI yang tertera pada etiket.
dalam blender listrik. Dinginkan campuran dalam tangas
es sampai suhu 5º; homogenkan dengan kecepatan tinggi Penetapan aktivitas protease (Daya digesti kasein)
selama 15 menit, sesekali dinginkan dalam tangas es Substrat kasein Buat larutan segar. Masukkan 1,25 g
untuk mencegah suhu lebih dari 30º. Lakukan uji serbuk halus kasein P ke dalam labu Erlenmeyer 100 ml
kesesuaian campuran sebagai berikut: Tempatkan satu yang berisi 5 ml air, kocok hingga terbentuk suspensi,
tetes campuran homogen pada kaca objek, tekan hati-hati tambahkan 10 ml natrium hidroksida 0,1 N, kocok selama
tutup kaca untuk menyebarkan cairan. Amati dengan 1 menit, tambahkan 50 ml air, kocok lebih kurang 1 jam
mikroskop perbesaran tinggi (lensa objektif 43 x dan untuk melarutkan kasein, pH larutan harus lebih kurang 8.
okuler 5x) yang dilengkapi mikrometer yang telah Jika perlu atur pH hingga lebih kurang 8, menggunakan
dikalibrasi. Substrat memenuhi syarat jika 90% partikel natrium hidroksida 1 N, atau asam klorida 1 N.
berdiameter tidak lebih dari 2 µm dan tidak ada satupun Pindahkan larutan pada labu tentukur 100-ml, encerkan
yang lebih dari 10 µm. dengan air sampai tanda.
Larutan dapar Larutkan 60 mg tris(hidroksimetil) Dapar Larutkan 6,8 g kalium fosfat monobasa P dan
aminometana P dan 234 mg natrium klorida P dalam air 1,8 g natrium hidroksida P dalam 950 ml air pada labu
hingga 100 ml. tentukur 1000-ml, atur pH hingga 7,5 ± 0,2 menggunakan
Larutan garam empedu Larutkan sejumlah Garam natrium hidroksida 0,2 N, encerkan dengan air sampai
Empedu BPFI hingga kadar 80 mg per ml. tanda. Simpan larutan dalam lemari pendingin.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 200 mg Larutan asam trikloroasetat Larutkan 50 g asam
Pankreatin Lipase BPFI, suspensikan dengan lebih trikloroasetat P dalam 1000 ml air, simpan larutan dalam
kurang 3 ml air dingin dalam mortir, gerus selama 10 suhu ruang.
menit, tambahkan air dingin dalam mortir, gerus selama Kertas saring Tetapkan kesesuaian kertas saring
10 menit, tambahkan air dingin hingga aktivitas lipase 8 - dengan menyaring 5 ml Larutan asam trikloroasetat
16 unit FI per ml berdasarkan potensi yang tertera pada melalui kertas dan ukur serapan filtrat pada 280 nm
etiket baku pembanding. Pertahankan suspensi pada suhu menggunkana sejumlah volume yang sama Larutan asam
4º dan campur sebelum digunakan. Untuk tiap penetapan trikloroasetat yang tidak disaring sebagai blangko:
ambil 5 - 10 ml suspensi dingin, biarkan suhu mencapai serapan tidak lebih dari 0,04. Jika serapan lebih dari 0,04
20º, sebelum pemipetan volume yang tepat. kertas saring dicuci berulang kali dengan Larutan asam
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat, trikloroasetat hingga serapan filtrat yang diamati tidak
suspensikan dalam lebih kurang 3 ml air dingin dalam lebih dari 0,04.
mortir, gerus selama 10 menit, tambahkan air dingin Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 100 mg
hingga aktivitas lipase 8 - 16 unit FI per ml berdasarkan Pankreatin Amilase dan Protease BPFI, tambahkan 100
pada potensi zat uji yang diperkirakan. Pertahankan ml Larutan dapar, campur sambil sekali-sekali dikocok,
suspensi pada suhu 4º, dan campur sebelum digunakan. pada suhu ruang selama lebih kurang 25 menit.
Untuk tiap penetapan ambil 5 ml hingga 10 ml suspensi Encerkan secara kuantitatif dengan Larutan dapar hingga
dingin, biarkan suhu mencapai 20º sebelum pemipetan aktivitas protease lebih kurang 2,5 unit FI per ml,
volume yang tepat. berdasarkan potensi yang tertera pada etiket baku
Prosedur Campur 10,0 ml Substrat minyak zaitun, 8,0 pembanding
ml Larutan dapar, 2,0 ml Larutan garam empedu, dan Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg
9,0 ml air dalam bejana kaca bermantel lebih kurang 50 pankreatin, masukkan dalam mortir yang sesuai.
ml. Bagian luar bejana dihubungkan dengan tangas air Tambahkan lebih kurang 3 ml Larutan dapar, gerus
yang dilengkapi dengan termostat. Tutup campuran, aduk selama 5 - 10 menit. Pindahkan campuran dengan
terus menerus dengan pengaduk mekanik. Pertahankan bantuan Larutan dapar ke dalam labu tentukur 100-ml,
suhu campuran pada 37º ± 0,1º, tambahkan natrium encerkan dengan Larutan dapar sampai tanda. Encerkan
hidroksida 0,1 N LV dari mikroburet yang dimasukkan secara kuantitatif dengan Larutan dapar hingga diperoleh
melalui lubang pada penutup, atur pH 9,20 secara pengenceran yang sesuai dengan aktivitas Larutan baku.
potensiometrik menggunakan elektrode kalomel dan
- 979 -

Prosedur Beri tanda pada masing-masing dua tabung Pankuronium Bromida mengandung tidak kurang dari
reaksi: S1, S2 dan S3 untuk seri baku, dan U untuk zat uji, 98,0% dan tidak lebih dari 102,0 % C35H60Br2N2O4,
Pipet Larutan dapar ke dalam tabung S1 2,0 ml, ke dalam dihitung terhadap zat anhidrat.
S2 dan U 1,5 ml, dan ke dalam S3 1,0 ml. Pipet Larutan
baku ke dalam tabung S1 1,0 ml, ke dalam S2 1,5 ml, dan Pemerian Serbuk hablur putih,putih kekuningan atau
ke dalam S3 2,0 ml. Pipet ke dalam tabung U 1,5 ml agak merah muda, higroskopik.
Larutan uji. Pipet masing-masing 5,0 ml Larutan asam
trikloroasetat ke dalam tiap tabung S1, S2, S3, dan U Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam metilen klorida,
campur. Tandai tabung masing-masing S1B, S2B, S3B, dan dan dalam etanol.
UB. Buat larutan blangko dengan mencampur 3 ml
Larutan dapar dan 5 ml Larutan asam trikloroasetat, Baku pembanding Pankuronium Bromida BPFI;
masukkan dalam tabung lain yang bertanda B. Tempatkan Vekuronium Bromida BPFI, keringkan dalam hampa
seluruh tabung dalam tangas air pada suhu 40º, masukkan udara di atas fosfor pentoksida P selama 3 jam sebelum
pengaduk kaca dalam tiap tabung, biarkan hingga tercapai digunakan, sangat higroskopis. Timbang pada kondisi
keseimbangan suhu. Pada waktu nol dengan mencatat kelembaban kurang dari 10%. Simpan dalam wadah
interval waktu, tambahkan pada tiap tabung 2,0 ml tertutup rapat, dalam lemari pendingin.
Substrat kasein yang sebelumnya dipanaskan sampai
suhu tangas, campur. Tepat 60 menit setelah penambahan Identifikasi
Substrat kasein hentikan reaksi pada tabung S1, S2, S3 dan A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
U dengan penambahan 5,0 ml Larutan asam dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
trikloroasetat dengan interval waktu yang sesuai. Aduk pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
dan angkat seluruh tabung dari tangas air. Diamkan Pankuronium Bromida BPFI
selama 10 menit pada suhu ruang, untuk mengendapkan B. Harga Rf bercak utama kromatogram Larutan uji
protein dan saring. Filtrat tidak boleh berkabut. Tetapkan sesuai dengan Larutan baku 2 pada Senyawa sejenis
serapan filtrat pada 280 nm menggunakan filtrat dari C. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan reaksi Bromida
tabung B sebagai blangko. cara B dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
Perhitungan potensi Koreksi harga serapan filtrat <291>.
tabung S1, S2, S3 dengan mengurangi harga serapan filtrat
S1, S2, S3 dengan serapan filtrat tabung S1B, S2B, dan S3B. Kejernihan larutan
Buat kurva harga serapan terkoreksi terhadap Larutan Larutan hidrazin sulfat Masukkan 1,0 g hidrazin sulfat
baku yang digunakan. Dari kurva dengan menggunakan P ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan
harga serapan terkoreksi (U-UUB) Pankreatin yang dengan air sampai tanda. Diamkan selama 4 sampai 6 jam
digunakan dan dengan memperhitungkan faktor sebelum digunakan.
pengenceran, hitung aktivitas protease dalam unit FI dari Larutan metenamin Masukkan 2,5 g metenamin P ke
pankreatin yang digunakan dengan membandingkan dalam Erlenmeyer 100 ml bersumbat kaca, tambahkan 25
terhadap baku menggunakan aktivitas protease yang ml air, tutup dan campur hingga larut.
tertera pada etiket Pankreatin Amilase dan Protease Suspensi opalesen primer [Catatan Campuran ini
BPFI. stabil selama 2 bulan, terutama disimpan dalam wadah
kaca yang bebas dari kerusakan permukaan. Campuran
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, ini harus tidak menempel pada gelas dan harus
pada suhu tidak lebih dari 30º. tercampur dengan baik sebelum digunakan]. Pipet 25 ml
Larutan hidrazin sulfat ke dalam Larutan metenamin
dalam Erlenmeyer 100 ml bersumbat kaca, campur dan
PANKURONIUM BROMIDA diamkan selama 24 jam.
Pancuronium Bromide Baku opalesen [Catatan Suspensi ini sebaiknya tidak
digunakan lebih dari 24 jam setelah pembuatan]. Pipet
15 ml Suspensi opalesen primer ke dalam labu tentukur
CH3 H
1000-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
COOCH3
CH3 H
Suspensi pembanding Pipet 5 ml Baku opalesen ke
2Br-
N+ dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan air sampai
N+
CH3 H H H3C tanda (Suspensi pembanding A). Pipet 10 ml Baku
H3COOC
opalesen ke dalam labu tentukur 100-ml ke dua, encerkan
H 2 dengan air sampai tanda (Suspensi pembanding B).
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
2ß,16ß-Dipiperidino-5α-androstan-3α,17ß-dioldiasetat masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml. Larutkan dan
dimetobromida [15500-66-0] encerkan dengan air sampai tanda.
C35H60Br2N2O4 BM 732,67 Prosedur Masukkan secara terpisah sejumlah Larutan
uji, Suspensi pembanding A, Suspensi pembanding B dan
air ke dalam tabung reaksi tidak berwarna, transparan
- 980 -

terbuat dari gelas netral dengan dasar datar, diameter kromatografi yang berisi Fase gerak dan tidak
dalam 15 sampai 25 mm dan tinggi 40 mm. Amati di dijenuhkan. Biarkan merambat hingga tiga perempat
bawah sinar matahari dari arah vertikal dengan latar tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat,
belakang hitam seperti tertera pada Perbandingan visual biarkan Fase gerak menguap. Semprot dengan larutan
dalam Spektrofotometri dan hamburan cahaya <1191>. natrium nitrit P 2% b/v dan biarkan sampai kering lebih
[Catatan Difusi cahaya harus seperti suspensi kurang 5 menit. Semprot lempeng dengan Dragendorff
pembanding A yang dapat dibedakan dengan air dan LP dan tutup lempeng dengan kaca transparan. Bercak
suspensi pembanding B dapat dibedakan dengan suspensi yang diperoleh dari Larutan uji tidak lebih intensif dari
pembanding A.] Larutan uji sama atau lebih jernih dari bercak vekuronium bromida yang diperoleh dari Larutan
Suspensi pembanding A. baku 1: setara dengan 1,0% vekuronium bromida.
Bercak lain selain bercak utama yang diperoleh dari
Warna larutan Larutan uji, kecuali bercak utama dan bercak vekuronium
Larutan baku persediaan Buat campuran besi(III) bromida tidak lebih intensif dari bercak yang diperoleh
klorida LK-Kobalt(II) klorida LK-tembaga(II) sulfat LK- dari Enceran larutan uji: setara dengan 0,1% untuk
asam klorida P (10 g per liter) (3:3:2,4:1,6). masing-masing cemaran. Uji ini absah jika kromatogram
Larutan baku [Catatan Siapkan larutan ini sesaat Larutan baku menunjukkan dua bercak yang terpisah
sebelum digunakan] Pipet 1 ml Larutan baku persediaan jelas. Harga Rf pankuronium bromida dan vekuronium
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan asam bromida berturut-turut lebih kurang 0,5 dan 0,64.
klorida P (10 g per 1000 ml).
Larutan uji Gunakan Larutan uji seperti tertera pada Penetapan kadar Lakukan penetapan secara titrasi bebas
Kejernihan larutan. air. Timbang saksama lebih kurang 200 mg zat,
Prosedur Masukkan sejumlah Larutan uji dan Larutan masukkan kedalam gelas piala, tambahkan 50 ml asetat
baku ke dalam tabung reaksi seperti yang digunakan anhidrat P, larutkan sambil diaduk, kemudian titrasi
pada Kejernihan larutan. Amati secara Perbandingan dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir
visual seperti tertera pada Spektrofotometri dan secara potensiometrik. Lakukan penetapan blangko.
hamburan cahaya <1191>. Warna Larutan uji tidak lebih
intensif dibandingkan Larutan baku dan air. Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 36,63 mg C35H60Br2N2O4
Rotasi jenis <1081>Antara +39° dan +43°, lakukan
penetapan menggunakan larutan 30 mg per ml. Wadah dan penyimpanan Simpan dalam wadah tertutup
rapat, terlindung cahaya dan kelembaban. Simpan pada
Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 8,0%. suhu antara 15° dan 25°.

Sisa pemijaran <301> Metode I Tidak lebih dari 0,1 %.


INJEKSI PANKURONIUM BROMIDA
Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis Pancuronium Bromide Injection
seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran isopropil alkohol P- Injeksi Pankuronium Bromida adalah larutan steril
asetonitril P-larutan natrium iodida P 40% b/v (85:10:5). pankuronium bromida dalam infus intravena natrium
Larutan baku 1 Buat larutan Vekuronium Bromida klorida. Larutan disterilkan dengan cara penyaringan.
BPFI dan Pankuronium Bromida BPFI dalam metilen Injeksi pankuronium mengandung pankuronium bromida,
klorida P hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,1 mg C35H60Br2N2O4, tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih
per ml dan 10 mg per ml. dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Larutan baku 2 Buat larutan Pankuronium Bromida
BPFI dalam metilen klorida P hingga kadar lebih kurang Baku pembanding Pankuronium Bromida BPFI;
10 mg per ml. Dakuronium Bromida BPFI.
Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat larutkan
dalam metilen klorida P hingga kadar lebih kurang 10 mg Identifikasi
per ml. A. Pada sejumlah volume injeksi setara dengan lebih
Enceran larutan uji Pipet 1 ml Larutan uji ke dalam kurang 5 mg pankuronium bromida, jika perlu encerkan
labu tentukur 50-ml, encerkan dengan metilen klorida P dengan air hingga 10 ml, tambahkan 10 ml 1,2-
sampai tanda. Pipet 1 ml larutan ini ke dalam labu dikloroetana P dan 1 ml jingga metil LP. Kocok,
tentukur 20-ml dan encerkan dengan metilen klorida P sentrifus, biarkan lapisan memisah dan asamkan lapisan
sampai tanda. organik dengan asam sulfat 1 M: terjadi warna merah.
Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada B. Menunjukkan reaksi Bromida cara B dan C seperti
Kromatografi <931>. Totolkan secara terpisah masing- tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
masing 5 µl Larutan baku 1, Larutan baku 2, Larutan uji
dan Enceran larutan uji pada lempeng kromatografi pH <1071> 3,8 sampai 4,2.
silika gel. Masukkan segera lempeng ke dalam bejana
- 981 -

Senyawa sejenis Lakukan Kromatografi lapis tipis Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku
seperti tertera pada Kromatografi <931>. pada panjang gelombang maksimum lebih kurang 510 nm
Fase gerak Lapisan atas campuran n-butanol P- menggunakan Larutan blangko. Hitung jumlah dalam mg
amonium klorida P 20%-piridin P-asam asetat glasial P C35H60Br2N2O4 tiap ml injeksi yang digunakan dengan
(60:48:40:12) yang dibuat dengan mengocok campuran. rumus :
Pelarut Larutan natrium klorida P 0,9%
Larutan baku 1 Timbang sejumlah Dakuronium C   AU  AB 

Bromida BPFI larutkan dengan Pelarut hingga kadar  
0,010%. V   AS  AB 
Larutan baku 2 Timbang sejumlah Pankuronium
Bromida BPFI larutkan dengan Pelarut hingga kadar C adalah kadar Pankuronium BPFI dalam mg per ml
0,0020%. Larutan baku; V adalah volume injeksi yang digunakan,
Larutan baku 3 Timbang sejumlah Pankuronium dalam ml pada Larutan uji; AU , AS dan AB berturut-turut
Bromida BPFI larutkan dengan Pelarut hingga kadar adalah serapan Larutan uji, Larutan baku dan Larutan
0,20%. blangko.
Larutan resolusi Campuran sejumlah volume sama
Larutan baku 1 dan Larutan baku 3. Wadah dan penyimpanan Simpan pada suhu 2 - 8.
Larutan uji Sejumlah volume injeksi, jika perlu
encerkan dengan Pelarut, hingga diperoleh pankuronium
bromida 0,20%. PAPAVERIN HIDROKLORIDA
Prosedur Totolkan secara terpisah ke lima larutan Papaverine Hydrocloride
masing-masing 5 l pada lempeng kromatografi silika gel
P setebal 0,25 mm dengan jarak yang sama 2,5 cm. H3CO
N
CH2

Masukkan segera lempeng ke dalam bejana kromatografi HCl


dengan tutup tidak diberi lemak, yang berisi Fase gerak. H3CO OCH3
Biarkan merambat sampai 1 cm sebelum tepi atas
OCH3
lempeng. Angkat lempeng, biarkan fase gerak menguap
dan panaskan pada suhu 120 selama 1 jam. Dinginkan
6,7-Dimetoksi-1-veratrilisokuinolina hidroklorida [61-
sampai suhu ruang, semprot lempeng dengan asam sulfat
25-6]
etanol LP 10%, panaskan pada suhu 120 selama 1 jam. C20H21NO4.HCl BM 375,85
Bercak yang diperoleh dari Larutan uji tidak lebih
intensif dari bercak dakuronium bromida yang diperoleh Papaverin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
dari Larutan baku 1. Bercak lain selain bercak utama 98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C20H21NO4.HCl,
yang diperoleh dari Larutan uji tidak lebih intensif dari dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
bercak yang diperoleh dari Larutan baku 2. Uji ini absah
jika ada dua bercak utama yang berbeda nyata pada Larutan Pemerian Hablur; putih atau serbuk hablur putih; tidak
resolusi. berbau; terasa agak pahit; tidak memutar bidang
polarisasi; larutannya bereaksi asam terhadap kertas
Penetapan kadar
lakmus P. Melebur pada suhu lebih kurang 220 disertai
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi
peruraian.
setara dengan lebih kurang 4 mg pankuronium bromida,
tambahkan 1 ml hidroksilamina hidroklorida P 13,9%
Kelarutan Larut dalam air dan dalam kloroform; sukar
dan 1 ml natrium hidroksida P 15%. Biarkan selama 10
larut dalam etanol; praktis tidak larut dalam eter.
menit dan tambahkan 1 ml asam klorida P 12,76%, 1 ml
besi(III) klorida P 10% dalam asam klorida 0,1 N dan
Baku pembanding Papaverin Hidroklorida BPFI;
encerkan dengan air hingga 25 ml. Sentrifus dan gunakan
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam
beningan sebagai larutan uji.
sebelum digunakan.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah
Pankuronium Bromida BPFI setara dengan lebih kurang
Kesempurnaan melarut Larutan (1 dalam 15) dalam
4 mg, larutkan dalam air. Ukur saksama sejumlah volume
kloroform P: jernih dan bebas dari padatan yang tidak
larutan yang sama dengan volume injeksi pada Larutan
larut.
uji, tambahkan 1 ml hidroksilamin hidroklorida P 13,9%,
dan lanjutkan menurut cara yang tertera pada Larutan uji,
Identifikasi
mulai dari ”dan 1 ml natrium hidroksida P 15%”.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
Larutan blangko Sejumlah volume air yang sama
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
dengan volume injeksi yang digunakan, tambahkan 1 ml
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
hidroksilamin hidroklorida P 13,9% dan lanjutkan seperti
gelombang yang sama seperti pada Papaverin
tertera pada Larutan uji, mulai dari ”dan 1 ml natrium
Hidroklorida BPFI.
hidroksida P 15%”.
- 982 -

B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam Identifikasi


400.000) dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan A. Tambahkan 2 ml etanol P pada 1 ml injeksi, uapkan
maksimum dan minimum pada panjang gelombang yang di atas tangas uap, dengan aliran nitrogen P sampai
sama seperti pada Papaverin Hidroklorida BPFI; serapan kering. Keringkan residu pada suhu 105 selama 2 jam;
jenis masing-masing, dihitung terhadap zat yang telah menunjukkan reaksi Identifikasi A seperti tertera pada
dikeringkan pada panjang gelombang serapan maksimum Papaverin Hidroklorida.
lebih kurang 251 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%. B.Menunjukkan reaksi Identifikasi C seperti tertera
C. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Klorida pada Papaverin Hidroklorida.
cara A, B dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi
Umum <291>. Endotoksin bakteri <201> Mengandung tidak lebih dari
2,9 unit Endotoksin FI per mg papaverin hidroklorida.
pH <1071> Antara 3,0 dan 4,5 lakukan penetapan
menggunakan larutan (1 dalam 50). pH <1071> Tidak kurang dari 3,0.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam. Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.

Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Penetapan kadar


Larutan baku Timbang saksama sejumlah Papaverin
Kriptopin, tebain, atau cemaran zat organik lain Hidroklorida BPFI, larutkan dalam asam klorida 0,1 N
Larutkan 50 mg zat dalam 2 ml asam sulfat P dalam hingga kadar lebih kurang 4,5g per ml.
tabung reaksi kecil; warna larutan yang terjadi tidak lebih Larutan Uji Pipet 1,0 ml injeksi ke dalam labu tentukur
intensif dari warna kuning cokelat Larutan padanan S 2000 ml, encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 3 ml
seperti tertera pada Uji terhadap Zat Mudah Terarangkan larutan ini ke dalam corong pisah, tambahkan 10 ml air,
<411> dan tidak lebih intensif dari merah muda volume basakan dengan amonium hidroksida 6 N. Ekstraksi
sama larutan 3 ml kalium permanganat 0,1 N yang beberapa kali, tiap kali dengan 5 ml kloroform P dan
diencerkan dengan air hingga 1000 ml. uapkan ekstrak hingga kering. Larutkan residu dalam
asam klorida 0,1 N, encerkan dengan pelarut yang sama
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 700 hingga 100,0 ml. Ukur serapan Larutan uji dan Larutan
mg zat, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P, baku pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
tambahkan 10 ml raksa(II) asetat LP dan 1 tetes kristal kurang 251 nm terhadap blangko asam klorida 0,1 N.
violet LP; titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LP hingga Hitung jumlah dalam mg C20H21NO4.HCl, dalam injeksi
titik akhir berwarna biru hijau. Lakukan penetapan yang digunakan dengan rumus:
blangko.
A 
Tiap ml asam perklorat 0,1 N 6 ,67 C  U 
setara dengan 37,59 mgC20H21NO4.HCl  AS 

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, C adalah Kadar Papaverin Hidroklorida BPFI dalam g
tidak tembus cahaya. per ml Larutan Baku; AU dan AS berturut turut adalah
serapan Larutan Uji dan Larutan baku.

INJEKSI PAPAVERIN HIDROKLORIDA Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal
Papaverine Hydrochloride Injection atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I.

Injeksi Papaverin Hidroklorida adalah larutan steril


papaverin hidroklorida dalam Air untuk Injeksi, TABLET PAPAVERIN HIDROKLORIDA
mengandung C20H21NO4.HCl tidak kurang dari 95,0% Papaverine Hydrochloride Tablet
dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada
etiket. Tablet Papaverin Hidroklorida mengandung papaverin
hidroklorida C20H21NO4.HCl, tidak kurang dari 93,0%
Baku pembanding Papaverin Hidroklorida BPFI; dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang tertera pada
lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam etiket.
sebelum digunakan.Simpan dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya. Endotoksin BPFI; [Catatan Baku pembanding Papaverin Hidroklorida BPFI;
Bersifat pirogenik, penanganan vial dan isi harus hati- lakukan pengeringan pada suhu 105 selama 2 jam
hati untuk menghindari kontaminasi]. Rekonstitusi sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
semua isi, gunakan larutan dalam waktu 14 hari. Simpan terlindung cahaya.
vial yang belum dibuka dan larutan, dalam lemari
pendingin.
- 983 -

Identifikasi Masukkan serbuk tablet setara dengan lebih Penetapan kadar


kurang 30 mg papaverin hidroklorida ke dalam corong Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
pisah berisi 10 ml asam klorida 0,1 N, ekstraksi dengan 20 tablet, timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
10 ml kloroform P. Saring ekstrak klorofrom melalui dengan lebih kurang 30 mg papaverin hidroklorida,
kertas saring, uapkan filtrat di atas tangas uap, keringkan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca,
residu pada suhu 105 selama 2 jam: menunjukkan tambahkan lebih kurang 100 ml asam klorida 0,1 N,
Identifikasi A pada Papaverin Hidroklorida. kocok secara mekanik selama 15 menit. Saring ke dalam
labu tentukur 200-ml, encerkan dengan asam klorida 0,1
Disolusi<1231> N sampai tanda. Lanjutkan menurut cara yang tertera
Media disolusi: 900 ml air pada Penetapan kadar dalam Injeksi Papaverin
Alat tipe 1: 100 rpm Hidroklorida, mulai dengan ”Pipet 3 ml larutan ini ke
Waktu: 30 menit dalam corong pisah”. Hitung jumlah dalam mg,
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C20H21NO4.HCl yang C20H21NO4.HCl dalam serbuk tablet yang digunakan
terlarut dengan mengukur serapan alikuot yang telah diencerkan dengan rumus:
dengan asam klorida 0,1 N, dan serapan larutan baku
Papaverin Hidroklorida BPFI dalam media yang sama dan A 
diencerkan dengan asam klorida 0,1 N pada panjang 6,67 C  U 
gelombang serapan maksimum lebih kurang 250 nm.  AS 
Toleransi Dalam waktu 30 menit, harus larut tidak
kurang 80% (Q), papaverin hidroklorida, C20H21NO4.HCl, C adalah kadar Papaverin Hidroklorida BPFI dalam g
dari jumlah yang tertera pada etiket. per ml Larutan baku; AU dan A S berturut-turut adalah
serapan Larutan uji dan Larutan baku.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Prosedur keseragaman kandungan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Papaverin
hidroklorida BPFI, masukkan kedalam labu tentukur
250-ml, tambahkan 50 ml air dan 3 ml asam klorida P, PARAFIN
campur dan biarkan selama 15 menit sambil sesekali Paraffin
digoyang dengan kuat. Encerkan dengan air sampai
tanda, dan saring, buang 20 ml filtrat pertama. Jika perlu Parafin adalah campuran hidrokarbon padat yang
encerkan filtrat secara kuantitatif dan bertahap dengan air dimurnikan, yang diperoleh dari minyak tanah.
hingga kadar lebih kurang 2,4 g per ml. Dapat mengandung antioksidan yang sesuai.
Larutan uji Masukkan 1 tablet yang telah digerus halus
kedalam labu tentukur 250-ml, larutkan dalam 50 ml air dan Pemerian Hablur tembus cahaya atau agak buram; tidak
3 ml asam klorida P, campur dan biarkan selama 15 menit berwarna atau putih; tidak berbau; tidak berasa; agak
sambil sesekali digoyang dengan kuat. Encerkan dengan air berminyak.
sampai tanda, dan saring, buang 20 ml filtrat pertama. Jika
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol;
perlu encerkan filtrat secara kuantitatif dan bertahap dengan
mudah larut dalam klorofrom, dalam eter, dalam minyak
air hingga kadar lebih kurang 2,4 g per ml. menguap, dalam hampir semua jenis minyak lemak
Prosedur Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku hangat; sukar larut dalam etanol mutlak.
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
250 nm, menggunakan air sebagai blangko. Hitung Baku pembanding Parafin BPFI; Naftalen BPFI.
jumlah dalam mg, C20H21NO4.HCl, dalam tablet dengan
rumus: Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah, gunakan lapis tipis
 TC  AU 

parafin yang dilelehkan. [Catatan Pastikan pelelehan
  sempurna untuk menghindari puncak ganda pada
 D  AS  bilangan gelombang yang diamati lebih kurang pada
1460 cm-1 dan 730-1].
T adalah kadar papaverin hidroklorida dalam mg per B. Memenuhi syarat seperti tertera pada Jarak Beku
tablet yang tertera pada etiket; C adalah kadar Papaverin <1101>.
Hidroklorida BPFI dalam µg per ml Larutan baku; D
adalah kadar dalam g per ml Larutan uji sesuai jumlah Jarak beku <1101>Antara 47 dan 65.
yang tertera pada etiket dan tingkat pengencerannya; AU
dan AS berturut-turut adalah serapan dari Larutan uji dan Keasaman Timbang dan masukkan 15 g zat ke dalam
Larutan baku. corong pisah, tambahkan 30 ml air mendidih, kocok kuat
selama 1 menit. Dinginkan dan saring lapisan air. Pada 10
ml filtrat tambahkan 0,1 ml fenolftalein LP: tidak terjadi
warna merah muda. Tidak lebih dari dari 1,0 ml natrium
- 984 -

hidroksida 0,01 M diperlukan untuk merubah warna Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
indikator menjadi merah muda. terlindung cahaya dan cegah pemaparan terhadap panas
berlebih.
Kebasaan Pada 10 ml filtrat dari uji Keasaman
tambahkan 0,1 ml merah metil LP : terjadi warna kuning. Penandaan Pada etiket tertera nama dan jumlah
Tidak lebih dari 0,5 ml asam klorida 0,01 M untuk antioksidan.
mengubah warna indikator menjadi merah.

Zat mudah terarangkan <411> Gunakan tabung reaksi PARAFORMALDEHIDA


bersumbat kaca tahan panas, kering dan bersih dengan Paraformaldehide
panjang 140 ± 2 mm, diameter antara 14,5 mm sampai
15,0 mm dan dikalibrasi setinggi 5 ml dan 10 ml. H
Kapasitas tabung bertutup antara 13,6 ml dan 15,6 ml.
C O
Masukkan 5 ml parafin pada suhu sedikit diatas suhu
lebur, tambahkan 5 ml asam sulfat P 94,5 % sampai 94,9 H
n
%, dan panaskan di atas tangas air pada suhu 70º selama
10 menit. Setelah pemanasan 5 menit, dan tiap menit
(CH2O)n [30525-89-4]
berikutnya, angkat tabung, tekan sumbat dengan jari, dan
kocok kuat tiga kali secara vertikal dengan amplitudo
Paraformaldehida mengandung tidak kurang dari 95,0%
lebih kurang 12 cm, letakkan kembali ke atas tangas air
HCHO.
dalam waktu 3 detik sejak tabung diangkat. Pada akhir 10
menit sejak awal tabung diletakkan di atas tangas air, Pemerian Serbuk putih dengan bau khas formaldehida.
warna lapisan asam tidak lebih gelap dari warna
campuran 3 ml besi(III) klorida LK, 1,5 ml kobalt(II) Kelarutan dalam amonia Larutkan 5 g zat dalam 50 ml
klorida LK dan 0,50 ml tembaga(II) sulfat LK, dilapis amonia LP: terjadi larutan yang jernih dan tidak
dengan 5 ml minyak mineral P. Warna emulsi asam sulfat berwarna.
yang terdispersi dalam parafin leleh, tidak lebih gelap
dari warna campuran pembanding yang dikocok kuat. Identifikasi Kocok 1 g zat dalam 20 ml air lebih kurang
1 menit, saring: filtrat bereaksi netral terhadap lakmus P.
Hidrokarbon aromatik polisiklik Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Dimetilsulfoksida Gunakan dimetilsulfoksida P kualitas
spektrofotometri. Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 1 g zat,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Naftalen masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml yang berisi
BPFI, larutkan dalam Dimetil sulfoksida hingga kadar 50,0 ml natrium hidroksida1 N LV dan kocok dengan cara
lebih kurang 7,0 µg. Tentukan serapan larutan dalam sel 1 diputar. Segera dan secara perlahan tambahkan 50 ml
cm pada panjang gelombang serapan maksimum 278 nm hidrogen peroksida LP, yang sebelumnya telah
menggunakan Dimetil sulfoksida sebagai blangko. dinetralkan terhadap biru bromotimol LP melalui corong
Prosedur Timbang saksama 0,5 g zat, masukkan ke kecil yang diletakkan di leher labu. Setelah reaksi
dalam corong pisah 125 ml tanpa pelicin pada sumbat berlangsung, cuci corong dan dinding labu dengan air,
kaca, campur dengan 25 ml n-heptan P Tambahkan 5,0 biarkan larutan selama 30 menit, tambahkan biru
ml Dimetilsulfoksida dan kocok kuat selama 1 menit. bromotimol LP dan titrasi kelebihan alkali dengan asam
Biarkan sampai terbentuk dua lapisan. Pindahkan lapisan sulfat 1 N LV.
bawah ke corong pisah 125 ml yang lain, tambahkan 2 ml
n-heptan P kemudian kocok kuat. Biarkan sampai Tiap ml natrium hidroksida 1 N
terbentuk dua lapisan. Pisahkan lapisan bawah dan ukur setara dengan 30,03 mg HCHO
serapan dalam sel 1-cm pada panjang gelombang 265 nm
sampai 350 nm. Gunakan campuran Dimetilsulfoksida-n- Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
heptan P (1:5) yang sudah dikocok kuat selama 1 menit
sebagai blangko. Serapan pada setiap panjang gelombang
dalam rentang yang diukur tidak lebih dari sepertiga PARASETAMOL
serapan Larutan baku pada 278 nm. Acetaminophen
Kandungan sulfur Pada 4,0 g zat tambahkan 2 ml etanol
mutlak P, kemudian tambahkan 2 tetes campuran larutan HO NHCOCH 3

jenuh timbal(II) oksida P dalam natrium hidroksida P


(1:5). Panaskan campuran pada suhu 70º selama 10 menit
sambil sering dikocok dan dinginkan. Tidak terjadi warna 4’-Hidroksiasetanilida [103-90-2]
cokelat gelap. C₈H₉NO₂ BM 151,16
- 985 -

Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 500 mg zat
tidak lebih dari 101,0% C₈H₉NO₂, dihitung terhadap zat dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak lebih tua
anhidrat. dari Larutan padanan A seperti tertera pada Warna dan
Akromisitas<1291>.
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau; rasa sedikit
pahit. p-Aminofenol bebas Tidak lebih dari 0,005%; lakukan
penetapan sebagai berikut: Masukkan 5,0 g zat ke dalam
Kelarutan Larut dalam air mendidih dan dalam natrium labu tentukur 100-ml, larutkan dalam lebih kurang 75 ml
hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol. campuran metanol P-air (1:1). Tambahkan 5,0 ml larutan
Baku pembanding Parasetamol BPFI; lakukan nitroprusida basa yang dibuat dengan melarutkan 1 g
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum natrium nitropusida P dan 1 g natrium karbonat anhidrat
digunakan. P dalam 100 ml air. Encerkan dengan campuran metanol
P-air (1:1) sampai tanda, campur dan biarkan selama 30
Identifikasi menit. Ukur serapan larutan ini dan larutan segar p-
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah aminofenol P 2,5 µg per ml yang dibuat dengan cara
dikeringkan di atas pengering yang cocok dan sama, pada panjang gelombang serapan maksimum lebih
didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan kurang 710 nm, menggunakan 5,0 ml larutan nitroprusida
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama basa yang diencerkan dengan campuran metanol P-air
seperti pada Parasetamol BPFI. (1:1) hingga 100 ml sebagai blangko: serapan larutan uji
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam tidak lebih besar dari serapan larutan baku.
200.000) dalam campuran asam klorida 0,1 N dalam
metanol P (1 dalam 100), menunjukkan maksimum dan p-Kloroasetanilida Tidak lebih dari 0,001%. Lakukan
minimum pada panjang gelombang yang sama dengan Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi
Parasetamol BPFI. <931>.
C. Memenuhi uji Identifikasi secara Kromatografi Fase gerak Campuran heksan P-aseton P (75:25).
Lapis Tipis <281>, gunakan larutan 1 mg per ml dalam Larutan uji Timbang saksama 1,0 g zat, masukkan ke
metanol P dan fase gerak diklormetana P-metanol P dalam tabung sentrifuga 15 ml bersumbat kaca,
(4:1). tambahkan 5,0 ml eter P, kocok selama 30 menit dan
sentrifus dengan kecepatan 1000 rpm selama 15 menit
Jarak lebur <1021> Antara 168˚ dan 172˚. atau sampai diperoleh pemisahan sempurna.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah p-kloro
Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 0,5%. asetanilida P, larutkan dalam eter P hingga kadar 10 µg
per ml.
Sisa pemijaran<301> Tidak lebih dari 0,1%. Prosedur Totolkan secara terpisah pada lempeng silika
gel 200 µl Larutan uji (5x40 µl) hingga diameter totolan
Klorida <361> Tidak lebih dari 0,014%; lakukan tidak lebih dari 10 mm dan 40 µl Larutan baku.
penetapan dengan cara sebagai berikut: Kocok 1,0 g zat Masukkan lempeng dalam bejana kromatografi yang
dengan 25 ml air, saring, tambahkan 1 ml asam nitrat 2 N tidak dijenuhkan Fase gerak, biarkan merambat hingga
dan 1 ml perak nitrat LP: larutan menunjukkan tiga perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng dan
kandungan klorida tidak lebih dari larutan 0,20 ml asam biarkan Fase gerak menguap. Amati bercak di bawah
klorida 0,020 N. cahaya ultraviolet 254 nm. Bercak yang diperoleh dari
Larutan uji pada harga Rf sesuai bercak utama dari
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,02%; lakukan penetapan Larutan baku, ukuran atau intensitas bercak tidak lebih
sebagai berikut: Kocok 1,0 g zat dengan 25 ml air, saring, besar dari bercak utama yang diperoleh dari Larutan baku
tambahkan 2 ml asam asetat 1 N dan 2 ml barium klorida yang mengandung setara dengan p-Kloroasetanilida
LP: kekeruhan yang terjadi tidak lebih dari 0,20 ml asam BPFI 0,001%.
sulfat 0,020 N.
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Sulfida Masukan lebih kurang 2,5 g zat ke dalam gelas Metode V Memenuhi syarat. Pertahankan suhu injektor
piala 50 ml, tambahkan 5 ml etanol P dan 1 ml asam kromatograf gas pada 70°.
klorida 3 N. Basahkan sepotong kertas timbal(II) asetat P Pelarut Gunakan dimetil sulfoksida P.
dengan air dan dan letakkan pada bagian bawah kaca
arloji. Tutup gelas piala dengan kaca arjoli sedemikian Penetapan kadar
hingga kertas timbal(II) asetat P dekat dengan bagian Larutan baku Timbang saksama sejumlah Parasetamol
gelas piala untuk menuang. Panaskan pada lempeng BPFI, larutkan dalam air hingga kadar lebih kurang 12 µg
pemanas sampai hampir mendidih: tidak terjadi warna per ml.
atau bercak pada kertas. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 120 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 500-ml, larutan dalam
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. 10 ml metanol P, encerkan dengan air sampai tanda.
- 986 -

Masukan 5,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml, Fase gerak Buat campuran air-metanol P (3:1), saring
encerkan dengan air sampai tanda dan campur. Ukur dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuian menurut
serapan Larutan uji dan Larutan baku pada panjang Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi
gelombang serapan maksimum lebih kurang 244 nm, <931>.
terhadap air sebagi blangko. Hitung jumlah dalam mg, Larutan baku Timbang saksama sejumlah Parasetamol
asetaminofen,C₈H₉NO₂, dalam zat yang digunakan BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih
dengan rumus: kurang 0,01 mg per ml.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume setara
A  dengan lebih kurang 500 mg parasetamol, masukkan ke
10C  U  dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan Fase gerak
 AS  sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini, ke dalam labu
tentukur 250-ml, kedua, encerkan dengan Fase gerak
C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam µg per ml
sampai tanda. Pipet 25 ml larutan ini ke dalam labu
Larutan baku;AU dan AS berturut-turut adalah serapan
tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai
Larutan uji dan Larutan baku.
tanda. Saring larutan menggunakan penyaring dengan
porositas 0,5µm atau lebih halus, buang 10 ml filtrat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
pertama. Gunakan larutan jernih sebagai Larutan uji.
tidak tembus cahaya. Simpan dalam suhu ruang,
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
hindarkan dari kelembapan dan panas.
Kromatografi<931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
dilengkapi dengan detektor 243 nm dan kolom 3,5 mm x
30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5
LARUTAN ORAL PARASETAMOL ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Acetaminophen Oral Solution baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak
Larutan Oral Parasetamol mengandung parasetamol, kurang dari 1000 lempeng teoritis, faktor ikutan tidak
C8H9NO2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari lebih dari 2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan
110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. ulang tidak lebih dari 2,0%.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Baku pembanding Parasetamol BPFI; lakukan sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan Hitung jumlah dalam mg, C8H9NO2 dalam tiap ml larutan
terlindung cahaya. oral yang digunakan dengan rumus:

Identifikasi
C   rU 

A. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai 50 . 000  
dengan Larutan baku seperti tertera pada Penetapan V   rS 
kadar.
B. Encerkan sejumlah zat uji dengan metanol P hingga C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam mg per ml
diperoleh larutan yang mengandung lebih kurang 1 mg Larutan baku;V adalah volume dalam ml larutan oral
parasetamol per ml. Larutan memenuhi uji Identifikasi yang digunakan; rU dan rS berturut-turut adalah respons
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>, gunakan fase puncak Larutan uji dan Larutan baku.
gerak campuran diklorometan klorida P-metanol P (4:1).
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
pH<1071> Antara 3,8 dan 6,1. pada suhu ruang terkendali.

Etanol <1041> Metode II (bila ada) mengandung antara


90,0% dan 115,0% C2H5OH, dari jumlah yang tertera SUSPENSI ORAL PARASETAMOL
pada etiket; lakukan penetapan menggunakan aseton P Acetaminophen Oral Suspension
sebagai baku internal.
Suspensi Oral Parasetamol adalah suspensi parasetamol
Keseragaman sediaan <911>Memenuhi syarat. dalam bahan pembawa berair yang cocok. Mengandung
Untuk larutan oral dalam wadah dosis tunggal. parasetamol, C8H9NO2, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Volume terpindahkan <1261>Memenuhi syarat. Untuk
larutan oral dalam wadah dosis ganda. Baku pembanding Parasetamol BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada terlindung cahaya.4-Aminofenol BPFI.
Kromatografi <931>.
- 987 -

Identifikasi Masukkan sejumlah volume suspensi setara tambahkan lebih kurang 100 ml Fase gerak kocok selama
dengan lebih kurang 240 mg parasetamol ke dalam 10 menit. Encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
corong pisah, tambahkan 50 ml etil asetat P dan kocok. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 250-ml,
Saring ekstrak etil asetat melalui corong berisi wol kaca encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Saring
dan lebih kurang 10 g natrium sulfat anhidrat P. melalui penyaring dengan porositas 0,5 µm atau lebih
Kumpulkan filtrat dalam gelas piala dan uapkan di atas kecil, buang 10 ml filtrat pertama. Gunakan filtrat sebagai
tangas uap hingga kering. Keringkan residu dalam hampa Larutan uji.
udara di atas silika gel P: hablur yang diperoleh Prosedur Lakukan menurut Prosedur seperti tertera
memenuhi Identifikasi A seperti tertera pada pada Penetapan kadar dalam Larutan Oral Parasetamol.
Parasetamol. Hitung jumlah dalam mg, C₈H₉NO₂, dalam tiap ml
suspensi yang digunakan dengan rumus:
pH <1071> Antara 4,0 dan 6,9.
C   rU 

Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. 10 . 000  
V   rS 
Untuk suspensi oral dalam wadah dosis tunggal

Volume terpindahkan <1261>Memenuhi syarat. Untuk C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam mg per ml
suspensi oral dalam wadah dosis ganda. Larutan baku;V adalah volume dalam ml suspensi yang
digunakan; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
4-Aminofenol Lakukan penetapan dengan cara dari Larutan uji dan Larutan baku.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Pengencer Buat campuran air-metanol P-asam format Simpan pada suhu ruang terkendali.
P (425:75:2).
Fase gerak Buat larutan natrium butansulfonat 0,01 M
dalam Pengencer, saring dan awaudarakan. Jika perlu TABLET PARASETAMOL
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti Acetaminophen Tablet
tertera pada Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah 4- Tablet Parasetamol mengandung parasetamol, C₈H₉NO₂,
Aminofenol BPFI, larutkan dan encerkan dengan Fase tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
gerak secara kuantitatif dan jika perlu bertahap hingga kadar jumlah yang tertera pada etiket.
lebih kurang 24 µg per ml.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume suspensi Baku pembanding Parasetamol BPFI; lakukan
yang setara dengan lebih kurang 120 mg parasetamol, pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum
masukkan ke dalam labu tentukur 25-ml, larutkan dan digunakan.
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Identifikasi
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi A. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
dilengkapi dengan detektor 272 nm dan kolom 4,6 mm x dengan Larutan baku seperti tertera pada Penetapan
20 cm berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran partikel 10 kadar.
µm. Laju alir lebih kurang 2 ml per menit. Lakukan B. Sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang
kromatografi terhadap Larutan baku dan Larutan uji, 50 mg parasetamol larutkan dalam 50 ml metanol P,
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti saring; filtrat memenuhi uji Identifikasi secara
tertera pada Prosedur. Kromatografi Lapis Tipis <281> menggunakan fase gerak
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume campuran diklorometan P-metanol P (4:1).
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, ukur respons Disolusi <1231>
puncak utama. Respons puncak 4-aminofenol dalam Media disolusi: 900 ml Larutan dapar fosfat pH 5,8.
Larutan uji tidak lebih besar dari Larutan baku. Alat tipe 2: 50 rpm.
Waktu: 30 menit
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Prosedur Lakukan penetapan jumlah C₈H₉NO₂ yang
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
Kromatografi <931>. diencerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan baku
Fase gerak, Larutan baku dan Sistem kromatografi Parasetamol BPFI dalam media yang sama pada panjang
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar dalam gelombang serapan maksimum lebih kurang 243 nm.
Larutan Oral Parasetamol. Toleransi Dalam waktu 30 menit harus larut tidak
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume suspensi kurang dari 80% (Q), parasetamol, C₈H₉NO₂, dari jumlah
yang telah dikocok setara dengan lebih kurang 100 mg yang tertera pada etiket.
parasetamol, masukan ke dalam labu tentukur 200-ml,
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
- 988 -

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara Garam O-2,6-Diamino-2,6-dideoksi-β-L-idopiranosil-


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada (13)-O-β-D-ribofuranosil-(15)-O-[2-amino-2-deoksi-
Kromatografi <931>. α-D-glukopiranosil-(14)-2-deoksistreptamin sulfat
Fase gerak Buat campuran air-metanol P (3:1), saring [1263-89-4]
dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian C23H45O14.xH2SO4
menurut Kesesuian sistem seperti tertera pada Basa [7542-37-2] BM 615,64
Kromatografi <931>.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Parasetamol Paromomisin Sulfat adalah garam sulfat zat antibiotika
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih atau zat yang dihasilkan oleh Streptomycesrimosus var.
kurang 0,01 mg per ml. Paromomycinus atau campuran dua atau lebih garam.
Larutan uji Timbang dan serbukan tidak kurang dari 20 Potensi paramomisin, C23H45N5O14, setara dengan tidak
tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara kurang dari 675 µg per mg dihitung terhadap zat yang
dengan lebih kurang 100 mg parasetamol, masukkan ke telah dikeringkan.
dalam labu tentukur 200-ml, tambahkan lebih kurang 100
ml Fase gerak, kocok selama 10 menit, encerkan Pemerian Serbuk putih krim sampai kuning terang; tidak
dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutkan ke berbau atau praktis tidak berbau dan sangat higroskopik.
dalam labu tentukur 250-ml, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda. Saring larutan melalui penyaring dengan Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; tidak larut
porositas 0,5 µm atau lebih halus, buang 10 ml filtrat dalam etanol, dalam klorofrom dan dalam eter.
pertama. Gunakan filtrat sebagai Larutan uji.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Baku pembanding Paromomisin Sulfat BPFI; lakukan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi pengeringan pada tekanan tidak lebih dari 5 mmHg, pada
dilengkapi dengan detektor 243 nm dan kolom 3,9 mm x suhu 60º selama 3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam
30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5 wadah tertutup rapat. Lindungi dari cahaya. Simpan
ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan dalam tempat dingin.
baku, rekam kromatogran dan ukur respons puncak
seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom tidak Identifikasi
kurang dari 1000 lempeng teoritis, faktor ikutan tidak A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
lebih dari 2 dan simpangan baku relatif pada penyuntikan secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
ulang tidak lebih dari 2,0%. Fase gerak Buat campuran larutan amonium asetat P
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume (4 dalam 100), n-propil alkohol P dan ammonium
yang sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan hidroksida P (30:10:6) yang dibuat segar.
Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram, Penampak bercak Buat larutan ninhidrin P dalam
ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg, butanol P (1 dalam 100).
paracetamol, C8H9NO9, dalam serbuk tablet yang Larutan baku Timbang saksama sejumlah
digunakan dengan rumus: Paromomisin Sulfat BPFI, larutkan dan encerkan dengan
r  air hingga kadar 10 mg per ml
10 . 000 C  U 
 rS  Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dan encerkan dengan air hingga kadar lebih kurang 10
C adalah kadar Parasetamol BPFI dalam mg per ml mg per ml.
Larutan baku; rU dan rS brturut-turut adalah respons Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 25
puncak dari Larutan uji dan Larutan baku. µl Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase
gerak, biarkan merambat lebih kurang tiga perempat
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat dan
PAROMOMISIN SULFAT biarkan kering di udara selama 10 menit. Panaskan
lempeng pada suhu 105° selama 1 jam, diamkan sampai
Paromomycin Sulfate
dingin dan semprot dengan Penampak bercak. Panaskan
lempeng pada suhu 105° selama 5 menit: bercak
paromomisin berwarna merah, harga Rf bercak utama
yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang
diperoleh dari Larutan baku.
B. Menunjukkan reaksi Sulfat cara A, B dan C seperti
tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.

Rotasi jenis<1081> Antara +50˚ dan +55˚, dihitung


terhadap zat anhidrat; lakukan penetapan menggunakan
larutan yang mengandung 50 mg per ml.
- 989 -

pH <1071> Antara 5,0 dan 7,5; lakukan penetapan bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang
menggunakan larutan (3 dalam 100). berwarna hitam, memotong pada hilus.

Susut pengeringan <1121> tidak lebih dari 5,0%;


lakukan pengeringan dalam botol bersumbat kapiler, pada PATI JAGUNG
tekanan tidak lebih dari 5 mmHg pada suhu 60° selama 3 Maize Starch
jam menggunakan lebih kurang 100 mg zat. Amylum maydis
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 2,0%; lakukan Pati Jagung adalah pati yang diperoleh dari biji Zeamays
penetapan terhadap sisa pengarangan yang telah dibasahi L. (familia Poacea).
dengan 2 ml asam nitrat P dan 5 tetes asam sulfat P.
Pemerian; Kelarutan; Identifikasi; Keasaman; Susut
Penetapan potensi Lakukan penetapan paromomisin pengeringan; Sisa pemijaran; Bahan organik asing;
sulfat seperti terta pada Penetapan Potensi Antibiotik Batas mikroba; Wadah dan penyimpanan Memenuhi
secara Mikrobiologi <131>. syarat seperti tertera pada Pati Singkong.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Mikroskopik Butir bersegi banyak, bersudut, ukuran 2 -
23 µm atau butir bulat dengan diameter 25 - 32 µm. Hilus
ditengah berupa rongga yang nyata atau celah berjumlah
PATI BERAS 2 - 5; tidak ada lamela. Amati dibawah cahaya
Rice Starch terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam,
Amylum oryzae memotong pada hilus.

Pati Beras adalah pati yang diperoleh dari biji Oryza


sativa L. (Familia Poaceae). PATI KENTANG
Potato Starch
Pemerian; Kelarutan; Identifikasi; Keasaman; Susut Amylum solani
pengeringan; Bahan organik asing ; Batas mikroba;
Wadah dan penyimpanan Memenuhi syarat seperti tertera Pati Kentang adalah pati yang diperoleh dari umbi
pada Pati Singkong. Solanum tuberosum L (Familia Solanaceae).

Mikroskopik Butir bersegi banyak ukuran 2 µm sampai Pemerian; Kelarutan; Identifikasi; Keasaman; Sisa
5 µm, tunggal atau majemuk bentuk bulat telur ukuran 10 pemijaran; Bahan organik asing; Batas mikroba; Wadah
µm sampai 20 µm. Hilus di tengah, tidak terlihat jelas; dan penyimpanan Memenuhi syarat seperti tertera pada
tidak ada lamela konsentris. Amati di bawah cahaya Pati Singkong.
terpolarisasi, tampak bentuk silang berwarna hitam,
memotong pada hilus. Mikroskopik Butir tunggal, tidak beraturan, atau bulat
telur ukuran 30 - 100 µm; atau membulat ukuran 10 -
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 1,0%; lakukan 35 µm; butir majemuk jarang, jika ada terdiri dari
penetapan mengunakan 1 g zat. majemuk 2 sampai 4; hilus berupa titik pada ujung yang
sempit, dengan lamela konsentris jelas terlihat. Amati di
bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang
PATI GANDUM berwarna hitam, memotong pada hilus.
Wheat Starch
Amylum tritici Besi Tidak lebih dari 10 bpj; lakukan penetapan sebagai
berikut : Kocok 1,5 g zat dengan 15 ml asam klorida 2 N,
Pati Gandum adalah pati yang diperoleh dari biji Triticum saring; gunakan filtrat untuk penetapan selanjutnya
aestivum L (T vulgare Vill.) (Familia Poaceae). seperti tertera pada Uji Batas Besi dalam Magnesium
Karbonat Berat mulai dari ”masukkan ke dalam tabung
Pemerian; Kelarutan; Identifikasi; Keasaman; Susut Nessler”.
pengeringan; Sisa pemijaran; Bahan organik asing;
Batas mikroba; Wadah dan penyimpanan Memenuhi Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 20,0%;
syarat seperti tertera pada Pati Singkong. lakukan pengeringan pada suhu 100º sampai 105º hingga
bobot tetap, menggunakan 1 g zat.
Mikroskopik Butir, bentuk cakram besar atau seperti
ginjal ukuran 10 - 45 µm; bentuk bulat telur, terbelah
sepanjang poros utama; butir bersegi banyak atau bulatan
kecil, ukuran 2 - 10 µm. Jarang ditemukan butiran dengan
ukuran sedang. Hilus dan lamela sukar terlihat. Amati di
- 990 -

PATI SINGKONG poligalakturonat termetoksilasi sebagian. Pektin


Tapioca Starch mengandung tidak kurang dari 6,7% gugus metoksi (-
Amylum manihot OCH3) dan tidak kurang dari 74,0% asam galakturonat
(C6H10O7), dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pati Singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar [Catatan Pektin yang ada di perdagangan untuk
Manihot utilissima Pohl (Familia Euphorbiaceae). pembuatan produk makanan bersifat jeli dibakukan
menjadi ”derajat jeli 150”, dengan penambahan
Pemerian Serbuk sangat halus; putih. dekstrosa atau gula lain dan kadang-kadang
mengandung natrium sitrat atau garam dapar lain.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam Monografi pektin ini merujuk ke pektin murni tanpa
etanol. penambahan zat tersebut.]

Mikroskopik Butir tunggal, agak bulat atau bersegi Pemerian Serbuk kasar atau halus; putih kekuningan;
banyak; butir kecil diameter 5 µm sampai 10 µm, butir hampir tidak berbau; mempunyai rasa musilago.
besar bergaris tengah 20 µm sampai 35 µm; hilus di
tengah berupa titik, garis lurus atau bercabang tiga; Kelarutan Hampir larut sempurna dalam 20 bagian air,
lamela tidak jelas, konsentris; butir majemuk sedikit, membentuk cairan kental, opalesen, larutan koloidal
terdiri dari 2 atau 3 butir tunggal yang tidak sama mudah dituang dan bersifat asam terhadap lakmus;
bentuknya. praktis tidak larut dalam etanol atau pelarut organik lain.
Pektin larut dalam air lebih cepat jika permukaan dibasahi
Identifikasi dengan etanol, dengan gliserin, atau dengan sirup
A. Panaskan sampai mendidih selama 1 menit suspensi simpleks, atau jika permukaan dicampur dengan 3 bagian
1 g zat dalam 50 ml air, dinginkan: terbentuk larutan atau lebih sukrosa.
kanji yang encer.
B. Campur 1 ml larutan kanji yang diperoleh pada Identifikasi
Identifikasi A dengan 0,05 ml iodum 0,005 M, terjadi A. Panaskan 1 g zat dengan 9 ml air di atas tangas uap
warna biru tua yang hilang pada pemanasan dan timbul hingga terbentuk larutan, ganti air yang hilang karena
kembali pada pendinginan. penguapan: terbentuk gel yang kaku pada pendinginan.
B. Pada larutan (1 dalam 100) tambahkan etanol P
Keasaman Tambahkan 10 g zat pada 100 ml etanol P 70 volume sama: terbentuk endapan bening, seperti gelatin
% yang telah dinetralkan terhadap 0,5 ml larutan (perbedaan dari kebanyakan gom).
fenolftalein P 0,1% dalam etanol P 80%; kocok selama 1 C. Pada 5 ml larutan (1 dalam 100) tambahkan 1 ml
jam, saring dan titrasi 50 ml filtrat dengan natrium natrium hidroksida 2 N, biarkan pada suhu ruang selama
hidroksida 0,1 N LV: diperlukan tidak lebih dari 2,0 ml. 15 menit: terbentuk gel atau semigel (perbedaan dari
tragakan).
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 15,0%; D. Asamkan gel yang diperoleh dari pengujian
lakukan pengeringan pada suhu 100º sampai 105º terdahulu dengan asam klorida 3 N, kocok: terbentuk
menggunakan 1 g zat. endapan seperti gelatin, tidak berwarna dan ruah, yang
menjadi putih dan bergumpal bila dididihkan (asam
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,6%; pektat).
lakukan penetapan mengunakan 1 g zat.
Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung
Bahan organik asing Tidak lebih dari sesepora sel. Salmonella sp.

Batas mikroba <51> Tidak boleh mengandung Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 10,0%;
Escherichia coli; lakukan penetapan menggunakan 1,0 g lakukan pengeringan pada suhu 105º selama 3 jam.
zat.
Arsen <321> Metode II Tidak lebih dari 3 bpj.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Timbal <401> Tidak lebih dari 5 bpj. Masukkan 2,0 g zat
ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml berisi 20 ml asam
PEKTIN nitrat P, panaskan hati-hati sampai pektin larut.
Lanjutkan pemanasan hingga volume berkurang menjadi
Pectine
lebih kurang 7 ml. Dinginkan cepat hingga suhu ruang,
pindahkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
Pektin [9000-69-5]
dengan air sampai tanda: 50,0 ml larutan ini mengandung
tidak lebih dari 5 bpj timbal (jika ditetapkan secara Uji
Pektin adalah produk karbohidrat yang dimurnikan,
Batas Timbal <401>), gunakan 15 ml Larutan amonium
diperoleh dari ekstrak asam encer dari bagian dalam kulit
sitrat, 3 ml Larutan kalium sianida, dan 500 µl Larutan
buah jeruk sitrus atau apel; terutama terdiri dari asam
- 991 -

hidroksilamin hidroklorida. Sesudah ekstraksi pertama PEMBALUT KREP KATUN


dengan Larutan ditizon pengekstraksi, cuci campuran Cotton Crepe Bandage
lapisan kloroform dengan 5 ml air, buang lapisan air,
lanjutkan ekstraksi dengan 20 ml larutan asam nitrat P (1 Pembalut Krep Katun terdiri dari kain dengan tenunan
dalam 100). sederhana yang khas. Benang arah memanjang terbuat
dari benang katun lapis dua, setelah dipilin secara krep,
Gula dan asam organik Masukkan 1 g zat ke dalam labu tidak lebih halus dari 45 tex, masing-masing terdiri dari
500 ml, basahkan dengan 3 sampai 5 ml etanol P, tidak kurang dari 17 putaran per cm. Benang arah
tuangkan 100 ml air dengan cepat, kocok dan diamkan melebar terbuat dari benang katun, benang viskosa atau
hingga larut sempurna. Tambahkan 100 ml etanol P yang campuran antara benang katun dan viskosa; tidak lebih
mengandung 0,3 ml asam klorida P, saring dengan cepat. halus dari 69 tex. Benang arah memanjang tersusun dari
Pipet 25 ml filtrat ke dalam cawan yang telah ditara, masing-masing 2 benang, satu dipilin seperti huruf S dan
uapkan di atas tangas uap dan keringkan residu dalam yang satu lagi dipilin seperti huruf Z, secara berulang.
hampa udara pada suhu 50º selama 2 jam. Dinginkan dan Kain tenun bersih dan bebas dari kerusakan dan boleh
timbang: bobot residu tidak lebih dari 20 mg. mengandung sesepora residu daun, kulit biji dan cemaran
lain. Pembalut katun krep dapat diwarnai, tidak
Penetapan kadar gugus metoksi Masukkan 5,0 g zat ke mempunyai sambungan dan mempunyai tepi yang kuat.
dalam gelas piala yang sesuai, aduk selama 10 menit
dengan campuran 5 ml asam klorida P dan 100 ml etanol Identifikasi serat <841> Lakukan seperti tertera pada uji
P 60%. Pindahkan ke dalam penyaring kaca masir (krus Katun atau Katun dan Viskosa.
atau penyaring tipe Büchner, kasar 30 ml sampai 60 ml),
cuci enam kali, tiap kali dengan 15 ml campuran asam Elastisitas <821> Panjang tidak lebih dari 80% dari
klorida P dan etanol P 60%, kemudian dengan etanol P panjang setelah pembalut krep katun diregang sampai
60% hingga filtrat bebas klorida. Terakhir cuci dengan 20 batas maksimum.
ml etanol P, keringkan selama 1 jam pada suhu 105º,
dinginkan dan timbang. Ambil tepat sepersepuluh total Jumlah benang per 10 cm Untuk benang arah
bobot bersih residu (setara dengan 500 mg zat uji asli memanjang tidak kurang dari 170; lakukan penetapan
yang tidak dicuci) masukkan ke dalam labu Erlenmeyer seperti tertera pada Pembalut tidak meregang Metode III
250 ml, basahkan dengan 2 ml etanol P. Tambahkan 100 dalam Jumlah benang per satuan panjang <871>. Untuk
ml air bebas karbon diosida P, tutup, goyangkan sesekali benang arah melebar tidak kurang dari 78; lakukan
hingga pektin larut sempurna. Tambahkan 5 tetes penetapan seperti tertera pada Pembalut meregang
fenolftalein LP, titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N sempurna dalam Jumlah benang per satuan panjang
LV, catat hasil sebagai titik awal. Tambahkan 20,0 ml <871>.
natrium hidroksida 0,5 N LV, tutup, kocok kuat, biarkan
selam 15 menit. Tambahkan 20,0 ml asam klorida 0,5 N Bobot per satuan luas <771> Metode I Tidak kurang
LV, kocok hingga warna merah muda hilang. Tambahkan dari 140 g per m2.
fenoltalein LP, titrasi dengan natrium hidroksida 0,5 N
LV hingga terjadi warna merah muda lemah yang tidak Zat larut dalam air <1301> Metode II dan Zat larut
hilang bila dikocok kuat: catat hasil sebagai titer dalam Eter <1311> Jumlah keduanya tidak lebih dari
penyabunan. 1,0%.

Tiap ml natrium hidroksida 0,5 N


pada titer penyabunan PEMBALUT PEREKAT ELASTIS
setara dengan 15,52 mg -OCH3 Elastic Adhesive Dressing
Penetapan kadar asam galakturonat Tiap ml natrium Pembalut Perekat Elastis tersedia dalam bentuk pembalut
hidroksida 0,5 N yang digunakan pada seluruh titrasi luka atau strip pembalut. Masing-masing terdiri dari
(titer awal dan titer penyabunan) dalam Penetapan kadar bantalan penyerap yang ditempelkan pada sepotong
gugus metoksi setara dengan 97,07 mg C6H10O7. plester berpori yang dapat meregang, sehingga terdapat
kelebihan tepi perekat yang sesuai. Bantalan dan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. kelebihan tepi perekat ditutup dengan pelindung yang
sesuai, hingga jika dilepas, perekat tidak mengelupas dan
Penandaan Pada etiket tertera berasal dari apel atau jeruk tidak membuat bantalan terlepas dari plester. Jika
sitrun. digunakan plester yang dapat meregang dan berpori
halus, luas yang dilapisi perekat tidak kurang 50% dari
luas permukaan total.
Bantalan dapat diimpregnasi dengan antiseptik yang
diizinkan. Dapat diwarnai dengan warna kuning yang
sesuai.
- 992 -

Pembuatan dan ukuran Jumlah Benang per Satuan Panjang <871>; batas
Pembalut Luka Bantalan mempunyai bentuk sama maksimum untuk benang arah melebar, tidak kurang dari
dengan pembalut, dilekatkan sedapat mungkin ditengah 145; lakukan penetapan seperti tertera pada uji Pembalut
plester dengan tepi perekat tidak kurang dari 5 mm atau tidak meregang, Metode II dalam Jumlah Benang per
tidak kurang 15% dari seluruh ukuran. Lebar dari Satuan Panjang <871>.
kelebihan tepi perekat pada sisi tidak kurang dari separuh
lebar dari tepi di sisi yang berlawanan. Bantalan
Pembalut luka berbentuk persegi panjang dengan
kelebihan tepi perekat tidak kurang 1,5 mm dari tiap Bobot per satuan luas <771> Tidak kurang dari 160 g
pasang sisi yang berlawanan dan kelebihan tepi perekat per m2, lakukan penetapan seperti tertera pada Sediaan
pada kedua sisi lainnya tidak kurang 25% dari seluruh dengan perekat, Metode I.
ukuran pembalut arah yang sama. Sudut pembalut dapat
dipotong; potongan dapat diabaikan dalam menetapkan Kandungan antiseptik Lakukan penetapan sesuai
bentuk dan ukuran pembalut. dengan antiseptik yang digunakan seperti tertera pada
Strip Pembalut Bantalan dilekatkan pada sepotong Kandungan Antiseptik dalam Pembalut <431>.
plester berbentuk bujur sangkar atau persegi panjang.
Bantalan dan plester mempunyai panjang yang tidak Ukuran bantalan Tidak kurang dari 33% dari seluruh
sama, bantalan dilekatkan sedemikian hingga kelebihan ukuran.
tepi perekat pada kedua sisi sejajar dengan arah benang
Bobot bantalan Tidak kurang dari 34 g per m2; lakukan
yang memanjang. Lebar dari kelebihan tepi perekat tidak
penetapan seperti tertera pada Sediaan tanpa perekat,
kurang dari 8 mm atau tidak kurang 20% dari seluruh
Metode II dalam Bobot per Satuan Luas <771>.
ukuran. Lebar kelebihan tepi perekat pada sisi tidak
kurang dari separuh dari lebar kelebihan tepi perekat sisi
lainnya.
PENISILIN V
Plester Phenoxymethyl penicillin
Penicillin V
Kadar zink oksida dalam massa perekat <421> Tidak +
COOH
kurang dari 10,0%. H
O CH3
N
Daya rekat <791> Memenuhi syarat. CH3
OCH2COHN S
Elastisitas <821> Lebar tidak lebih 80% dari lebar
H H
setelah pembalut diregang sampai batas maksimum;
lakukan pengujian pada lebar bahan, gunakan kekuatan Asam(2S,5R,6R)-3,3-dimetil-7-okso-6-(2-fenoksi
10 N per cm panjang (lebih kurang 1,0 kgf per cm asetamido)-4-tia-1-azabisiklo[3.2.0]
panjang). Heptan-2-karboksilat [87-08-1]
Bobot massa perekat Tidak kurang dari 220 g per m2; C16H18N2O5S BM 350,39
lakukan penetapan seperti tertera pada Bobot massa
perekat menggunakan Metode I pada Sediaan dengan Potensi Penisilin V tidak kurang dari 1525 dan tidak lebih
perekat dalam Bobot per Satuan Luas <771>. dari 1780 unit Penisilin V FI per mg.
Lebar Tidak boleh berbeda lebih dari ± 1,5 mm dari yang Pemerian Serbuk habur, putih; tidak berbau.
tertera pada etiket untuk plester dengan lebar tidak lebih
dari 5 cm; tidak boleh berbeda lebih dari ± 2,5 mm dari Kelarutan Tidak larut dalam minyak lemak; sangat sukar
yang tertera pada etiket untuk plester dengan lebar lebih larut dalam air; mudah larut dalam etanol dan dalam
dari 5 cm. aseton.

Kain Baku pembanding Kalium Penisilin V BPFI; tidak boleh


dikeringkan sebelum digunakan, dalam wadah tertutup
Identifikasi serat <841> Setelah massa perekat rapat, terlindung cahaya, simpan dalam tempat dingin.
dihilangkan; lakukan pengujian seperti tertera pada Katun Penisilin V BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
atau Katun dan Viskosa. digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat. Kalium
Penisilin G BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
Beban regang minimum <761> Metode I Tidak kurang digunakan, dalam wadah tertutup rapat, terlindung
dari 5 kg per cm lebar. cahaya, simpan dalam tempat dingin.
Jumlah benang per 10 cm Untuk benang arah Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang
memanjang, tidak kurang dari 105; lakukan penetapan didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
seperti tertera pada Pembalut meregang sempurna dalam
- 993 -

maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama TABLET PENISILIN V


seperti pada Penisilin V BPFI. Penicillin V Tablet
Sifat hablur <1091> Memenuhi syarat. Tablet Penisilin V mengandung tidak kurang dari 90,0%
pH <1071> Antara 2,5 dan 4,0; lakukan penetapan dan tidak lebih dari 120,0% unit penisilin V FI dari
menggunakan suspensi yang mengandung 30 mg per ml. jumlah yang tertera pada etiket.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 2,0%. Baku pembanding Kalium Penisilin V BPFI; tidak boleh
dikeringkan sebelum digunakan, dalam wadah tertutup
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara rapat, terlindung cahaya, simpan dalam tempat dingin.
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Penisilin V BPFI; tidak boleh dikeringkan sebelum
Kromatografi <931>. digunakan, simpan dalam wadah tertutup rapat.
Fase gerak Buat campuran air-asetonitril P-asam
asetat glasial P (650:350:5,75), saring dan awaudarakan, Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
jika perlu lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
sistem seperti tertera pada Kromatografi <931>. Fase gerak Campuran kloroform P-asam asetat glasial
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Kalium P (90:20).
Penisilin V BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga Larutan baku Timbang lebih kurang 10 mg Penisilin V
kadar lebih kurang 2,5 mg per ml. BPFI, tambahkan 10 ml metanol P, campur, tambahkan
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 125 mg zat, 10 ml air, campur, diperoleh kadar lebih kurang 0,5 mg
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, encerkan per ml.
dengan Fase gerak sampai tanda. Larutan uji Timbang sejumlah serbuk tablet setara
Larutan resolusi Buat larutan dalam Fase gerak yang dengan lebih kurang 32.000 unit Penisilin V FI (20 mg
mengandung 2,5 mg kalium penisilin G dan 2,5 mg penisilin V), tambahkan 20 ml metanol P, campur,
kalium penisilin V per ml. tambahkan 20 ml air, campur, diperoleh kadar lebih
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada kurang 0,5 mg per ml
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Prosedur Totolkan secara terpisah pada lempeng
dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 4 mm x 30 kromatografi silika gel P tebal 0,25 mm, masing-masing
cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml 1 μl Larutan baku dan Larutan uji. Masukkan lempeng ke
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
resolusi, rekam kromatogram dan ukur respons puncak Fase gerak dan biarkan merambat hingga tiga per empat
seperti tertera pada Prosedur: waktu retensi relatif tinggi lempeng. Angkat lempeng, biarkan Fase gerak
penisilin G dan penisilin V masing-masing adalah lebih menguap, dan keringkan pada suhu 100° selama 3 menit.
kurang 0,8 dan 1,0; efisiensi kolom yang ditentukan dari Diamkan sampai dingin, masukkan lempeng ke dalam
puncak penisilin V tidak kurang dari 1800 lempeng bejana yang jenuh uap iodum, dan lakukan pengamatan
teoritis, dan resolusi, R, antara puncak penisilin G dan setelah 10 menit: harga Rf bercak utama dari Larutan uji
penisilin V tidak kurang dari 3,0. Lakukan kromatografi sesuai dengan harga Rf bercak utama Larutan baku.
terhadap Larutan baku, rekam kromatogram dan ukur
puncak seperti tertera pada Prosedur: simpangan baku Disolusi <1231>
relatif pada penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%. Media disolusi: 900 ml air.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume Alat tipe 2: 50 rpm.
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji Waktu: 45 menit.
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C16H18N2O5S
Hitung jumlah unit Penisilin V FI dalam tiap mg penisilin yang terlarut dengan mengukur serapan maksimum
V yang digunakan dengan rumus: alikuot, jika perlu encerkan dengan Media disolusi, dan
serapan maksimum Larutan baku Kalium Penisilin V
BPFI dalam pelarut yang sama.
 CP  rU 
50    Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
 WU  rS  kurang dari 75% (Q) C16H18N2O5S, dari jumlah yang
tertera pada etiket.
C adalah kadar Kalium Penisilin V BPFI dalam mg per
ml Larutan baku; P adalah potensi Kalium Penisilin V Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
BPFI yang dinyatakan dalam unit Penisilin V FI per mg;
WU adalah bobot penisilin V dalam mg dalam Larutan Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 3,0%.
uji; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak yang
diperoleh dari Larutan uji dan Larutan baku. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Kromatografi <931>.
- 994 -

Fase gerak, Larutan baku, Larutan resolusi dan Sistem pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
kromatografi Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar Pentoksifilin BPFI.
dalam Penisilin V. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan zat yang telah
Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 dikeringkan 0,01 mg per ml dalam air, menunjukkan
tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara serapan jenis pada panjang gelombang serapan
dengan lebih kurang 400.000 unit Penisilin V FI, masukkan maksimum lebih kurang 274 nm, berbeda tidak lebih dari
ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase 3,0%.
gerak sampai tanda, kocok selama lebih kurang 5 menit.
Saring melalui penyaring dengan porositas 0,5 μm atau lebih Jarak lebur <1021> Metode I Antara 104° dan 107°.
halus, gunakan filtrat sebagai larutan uji.
Prosedur Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar Keasaman Larutkan 1 g zat dalam 50 ml air bebas
dalam Penisilin V. Hitung jumlah unit Penisilin V FI dalam karbondioksida P, tambahkan 1 tetes biru brom timol LP;
serbuk tablet yang digunakan dengan rumus: dibutuhkan tidak lebih dari 0,2 ml natrium hidroksida
0,01 N untuk menghasilkan perubahan warna.
r 
100 CP  U  Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
 rS  lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60°
selama 3 jam.
C adalah kadar Kalium Penisilin V BPFI dalam mg per
ml Larutan baku; P adalah potensi Kalium Penisilin V Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
BPFI yang dinyatakan dalam unit Penisilin V FI per mg;
rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji Klorida <361> Tidak lebih dari 0,011% atau setara
dan Larutan baku. dengan 0,31 ml asam klorida 0,020 N; lakukan penetapan
menggunakan 2 g zat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Sulfat <361> Tidak lebih dari 0,02% atau setara dengan
0,2 ml asam sulfat 0,020 N; lakukan penetapan
PENTOKSIFILIN menggunakan 1 g zat.
Pentoxifylline
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj.
H3C O O

N
N CH3 Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
N
lebih dari 0,2% dan jumlah semua cemaran tidak lebih
N O

CH3
dari 0,5%. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi
cair kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi
1H-Purin-2,6-dion,3,7-dihidro-3,7-dimetil-1-(5- <931>.
oksoheksil)-1-(5-oksoheksil)teobromin [6493-05-6] Larutan asam perklorat dan Fase gerak Lakukan
C13H18N4O3 BM 278,31 seperti tertera pada Penetapan kadar.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
Pentoksifilin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan kafein dan Pentoksifilin BPFI, larutkan dalam Fase gerak
tidak lebih dari 102,0% C13H18N4O3. hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,7 µg per ml
dan 0,35 mg per ml.
Pemerian Serbuk hablur; putih sampai hampir putih. Larutan baku Timbang saksama sejumlah Pentoksifilin
BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar lebih
Kelarutan Mudah larut dalam kloroform dan dalam kurang 0,7 µg per ml.
metanol; larut dalam air; sukar larut dalam etanol; agak Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan dalam
sukar larut dalam eter. Fase gerak hingga kadar lebih kurang 0,35 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Baku pembanding Pentoksifilin BPFI, lakukan Kromatografi <931>. Lakukan seperti tertera pada
pengeringan dengan tekanan tidak lebih dari 5 mmHg Penetapan kadar. Lakukan kromatografi terhadap
pada suhu 60º selama 3 jam sebelum digunakan. Larutan kesesuaian sistem, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R,
Kesempurnaan melarut <901> Memenuhi syarat; antara kafein dan pentoksifilin tidak kurang dari 10,0.
lakukan penetapan menggunakan larutan dalam air bebas Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, rekam
karbondioksida P. kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera
pada Prosedur: simpangan baku relatif pada penyuntikan
Identifikasi ulang tidak lebih dari 5,0%.
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, lanjutkan kromatografi hingga
- 995 -

lima kali waktu retensi pentoksifilin. Ukur respons semua r 


puncak, kecuali pentoksifilin. Hitung persentase masing- 500 C  U 
masing cemaran dalam zat dengan rumus:  rS 

C adalah kadar Pentoksifilin BPFI dalam mg per ml


 r 
286 C  i  Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
 rS  puncak Larutan uji dan Larutan baku.

C adalah kadar Pentoksifilin BPFI dalam mg per ml Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.
Larutan baku; ri adalah respons puncak masing-masing
cemaran dalam Larutan uji dan rS adalah respons puncak
pentoksifilin dalam Larutan baku. PERAK NITRAT
Silver nitrate
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode V Memenuhi syarat. Perak nitrat [7761-88-8]
AgNO3 BM 169,87
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Perak Nitrat yang telah diserbukkan dan dikeringkan
Kromatografi <931>. dalam gelap di atas silika gel P selama 4 jam,
Larutan asam perklorat Buat larutan 1 g asam mengandung tidak kurang dari 99,8% dan tidak lebih dari
perklorat P dalam 1000 ml air. 100,5% AgNO3.
Fase gerak Buat campuran Larutan asam perklorat-
asetonitril P-tetrahidrofuran P-metanol P (80:15:2,5:2), Pemerian Hablur; tidak berwarna atau putih, bila
saring dan awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian dibiarkan terpapar cahaya dengan adanya zat organik
menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada menjadi berwarna abu-abu atau hitam keabu-abuan, pH
Kromatografi <931>. larutan lebih kurang 5,5.
Larutan kesesuaian sistem Timbang saksama sejumlah
kafein dan Pentoksifilin BPFI, larutkan dalam Fase gerak Kelarutan Sangat mudah larut dalam air, terlebih dalam
hingga kadar berturut-turut lebih kurang 0,024 mg per ml air mendidih; agak sukar larut dalam etanol; mudah larut
dan 0,048 mg per ml. dalam etanol mendidih; sukar larut dalam eter.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Pentoksifilin
BPFI, larutkan dalam Fase gerak, jika perlu encerkan Identifikasi
secara kuantitatif dan bertahap hingga kadar lebih kurang A. Pada larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi
0,05 mg per ml. Perak seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 25 mg zat, B. Campur larutan (1 dalam 10) dalam tabung reaksi
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan dengan 1 tetes difenilamin LP, tambahkan hati-hati
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml melalui dinding tabung asam sulfat P, terjadi warna biru
larutan ini ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan tua pada bidang batas kedua cairan.
dengan Fase gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Kejernihan dan warna larutan Harus jernih dan tidak
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi berwarna; lakukan penetapan menggunakan 2 g zat dalam
dilengkapi dengan detektor 273 nm dan kolom 4,6 mm x 20 ml air.
25 cm yang berisi bahan pengisi L1 dengan ukuran
partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 0,7 ml per menit. Tembaga Pada 5 ml larutan (1 dalam 10) tambahkan
Lakukan kromatografi terhadap Larutan kesesuaian amonium hidroksida 6 N tetes demi tetes sampai endapan
sistem, rekam kromatogram dan ukur respons puncak yang mula-mula terbentuk larut: tidak terjadi warna biru.
seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara kafein
dan pentoksifilin tidak kurang dari 10,0. Lakukan Penetapan kadar Serbukkan lebih kurang 1 g zat,
kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram keringkan dalam gelap di atas silika gel P selama 4 jam.
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur: Timbang saksama lebih kurang 700 mg zat, larutkan
simpangan baku relatif pada penyuntikkan ulang tidak dalam 50 ml air, tambahkan 2 ml asam nitrat P dan 2 ml
lebih dari 2,0%. besi(III) amonium sulfat LP, titrasi dengan amonium
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume tiosianat 0,1 N LV.
sama (lebih kurang 10 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram, dan ukur Tiap ml amonium tiosianat 0,1 N
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg setara dengan 16,99 mg AgNO3
pentoksifilin, C13H18N4O3, dalam zat yang digunakan
dengan rumus: Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
- 996 -

PERFENAZIN Cemaran umum <481>


Perphenazine Larutan uji Gunakan pelarut campuran aseton P-
metanol P (3:1).
Larutan baku Larutan Perfenazin Sulfoksida BPFI
CH2CH2CH2 N N CH2CH2OH
dalam pelarut campuran aseton P-metanol P (3:1),
N Cl
kecuali larutan dengan kadar 0,01 mg per ml diganti
dengan larutan kadar 0,02 mg per ml.
Fase gerak Buat campuran aseton P-amonium
S
hidroksida P (95:5).
Penampak bercak Gunakan teknik penampakbercak
4-[3-(2-Klorofenotiazin-10-il)propil]-1-piperazinetanol nomor 1.
[58-39-9]
C21H26ClN3OS BM 403,97 Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 400
Perfenazin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan mg zat yang telah dikeringkan. Larutkan dalam 50 ml
tidak lebih dari 102% C21H26ClN3OS, dihitung terhadap asam asetat glasial P, hangatkan untuk membantu
zat yang telah dikeringkan. kelarutan. Dinginkan sampai suhu ruang, tambahkan 10
ml anhidrat asetat P, diamkan selama 5 menit.
Pemerian Serbuk, putih sampai putih krim; tidak berbau. Tambahkan 1 tetes kristal violet LP dan titrasi dengan
asam perklorat 0,1 N LV sampai warna hijau. Lakukan
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; mudah larut penetapan blangko.
dalam etanol, dan dalam kloroform; larut dalam aseton.
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
Baku pembanding Perfenazin BPFI; lakukan setara dengan 20,20 mg C21H26ClN3OS
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 65 selama 3
jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
rapat, terlindung cahaya. Perfenazin Sulfoksida BPFI; tidak tembus cahaya.
tidak boleh dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup
rapat, terlindung cahaya.
TABLET PERFENAZIN
Kejernihan dan warna larutan Larutkan 500 mg zat
Perphenazine Tablet
dalam 25 ml metanol P: larutan jernih dan warna tidak
lebih dari kuning muda. [Catatan Selama pengujian
Tablet Perfenazin mengandung perfenazin,
lindungi zat uji, baku pembanding dan larutan yang
C21H26ClN3OS, tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih
mengandung perfenazin dengan cara melakukan dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
pengujian tanpa ditunda, di bawah cahaya redup atau
menggunakan peralatan kaca aktinik rendah.]
Baku pembanding Perfenazin BPFI; lakukan
pengeringan dalam hampa udara pada suhu 65 selama 3
Identifikasi
jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
rapat dan terlindung cahaya. [Catatan Selama melakukan
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineral P,
prosedur berikut ini, lindungi zat uji, baku pembanding
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
dan larutan yang mengandung bahan tersebut dengan
gelombang yang sama seperti pada Perfenazin BPFI.
melakukan prosedur langsung tanpa penundaan, dibawah
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
cahaya redup atau menggunakan peralatan kaca aktinik
100.000) dalam metanol P menunjukkan maksimum dan
rendah].
minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Perfenazin BPFI; serapan jenis masing-masing, Identifikasi Lakukan penetapan seperti tertera pada
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada Identifikasi secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 257 Fase gerak Campuran aseton P-amonium hidroksida P
nm berbeda tidak lebih dari 2,5%. (200:1).
Larutan baku Timbang sejumlah Perfenazin BPFI,
Jarak lebur <1021> Metode I Antara 94 dan 100. larutkan dalam metanol P hingga kadar 1 mg per ml.
Larutan uji Kocok sejumlah serbuk halus tablet setara
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; dengan lebih kurang 5 mg perfenazin dengan lebih
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 65 kurang 10 ml kloroform P, saring, uapkan filtrat di atas
selama 3 jam. tangas uap hingga hampir kering dan larutkan residu
dalam 5 ml metanol P.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Larutan asam iodoplatinat Larutkan 100 mg asam
kloroplatinat P dalam 1 ml asam klorida 1 N, tambahkan
25 ml larutan kalium iodida P (4 dalam 100), encerkan
- 997 -

dengan air hingga 100 ml, tambahkan 0,5 ml asam format A 


P. 0 , 025 C  U 
Prosedur Totolkan secara terpisah pada lempeng  AS 
kromatografi silika gel P tebal 0,25 mm masing-masing 5
μl Larutan baku dan Larutan uji. Masukkan lempeng ke C adalah kadar Perfenazin BPFI dalam µg per ml
dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan Larutan baku; AU dan A Sberturut-turut adalah serapan
Fase gerak dan biarkan merambat hingga 15 cm. Angkat Larutan uji dan Larutan baku.
lempeng, keringkan di udara. Semprot dengan Penampak
bercak: harga Rf bercak utama dari Larutan uji sesuai Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
dengan harga Rf bercak utama Larutan baku. tidak tembus cahaya.

Disolusi <1231>
Media disolusi : 900 ml asam klorida 0,1 N. PETIDIN HIDROKLORIDA
Alat tipe 2: 50 rpm. Meperidine Hydrochloride
Waktu: 45 menit. Pethidine Hydrochloride
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C21H26ClN3OS
CH3
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
encerkan dengan Media disolusi, dan serapan Larutan N

baku Perfenazin BPFI dalam media yang sama pada HCl


panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 257
nm. COOC2H5

Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak


kurang dari 75% (Q) C21H26ClN3OS, dari jumlah yang
Etil-1-metil-4-fenilisonipekotat hidroklorida [50-13-5]
tertera pada etiket.
C15H21NO2.HCl BM 283,79
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
Petidin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari
98,0% dan tidak lebih dari 102,0%, C15H21NO2. HCl,
Penetapan kadar
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
Larutan asam-etanol Masukkan 10 ml asam klorida P ke
dalam labu tentukur 1000-ml yang berisi 500 ml etanol P
Pemerian Serbuk hablur halus, putih; tidak berbau; pH
dan 300 ml air. Encerkan dengan air sampai tanda.
larutan (1 dalam 20) lebih kurang 5.
Larutan paladium klorida Masukkan 100 mg paladium
klorida P dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dalam
Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; larut dalam
campuran 1 ml asam klorida P dan 50 ml air, panaskan di
etanol; agak sukar larut dalam eter.
atas tangas uap. Dinginkan, encerkan dengan air sampai
tanda. Simpan dalam botol cokelat dan gunakan dalam
Baku pembanding Petidin Hidroklorida BPFI; lakukan
waktu 30 hari. Pada saat akan digunakan, masukkan 50
pengeringan pada tekanan antara 20 - 40 mmHg pada
ml larutan ini ke dalam labu tentukur 500-ml, tambahkan
4 ml asam klorida P dan 4,1 g natrium asetat anhidrat P, suhu 80 selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan
encerkan dengan air sampai tanda. dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Perfenazin
BPFI, larutkan dalam Larutan asam-etanol hingga kadar Identifikasi
lebih kurang 150 µg per ml. A. Memenuhi syarat Identifikasi Basa Nitrogen
Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan tidak kurang Organik <261>.
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet B. Larutan (1 dalam 100) menunjukkan reaksi Klorida
setara dengan lebih kurang 4 mg perfenazin, masukan ke seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca, tambahkan 25 ml C. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
Larutan asam-etanol, kocok selama 30 menit dengan Larutan baku, seperti tertera pada Penetapan
menggunakan pengocok mekanik, dan sentrifus. Gunakan kadar.
beningan sebagai Larutan uji.
Prosedur Campur masing-masing 10,0 ml Larutan uji Jarak lebur <1021> antara 186° dan 189°; lakukan
dan Larutan baku dengan 15,0 ml Larutan paladium penetapan setelah pengeringan dalam hampa udara pada
klorida, saring jika perlu. Ukur serapan kedua larutan ini suhu 80° selama 4 jam.
pada gelombang serapan maksimum lebih kurang 480 nm
menggunakan spektrofotometer yang sesuai dengan Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%;
pereaksi sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg lakukan pengeringan dalam hampa udara pada tekanan
perfenazin, C21H26ClN3OS, dalam serbuk tablet yang antara 20 hingga 40 mmHg pada suhu 80 selama 4 jam.
digunakan dengan rumus:
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
- 998 -

Kandungan klorida Tidak kurang dari 12,2% dan tidak lempeng teoritis; dan simpangan baku relatif pada
lebih dari 12,7%. Timbang saksama lebih kurang 500 mg penyuntikan ulang tidak lebih dari 2,0%.
zat yang telah dikeringkan, masukkan ke dalam labu Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 15 ml air, 5 ml asam yang sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan
asetat glasial P, 50 ml metanol P dan 0,2 ml eosin Y LP. Larutan uji ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram,
Titrasi dengan perak nitrat 0,1 N LV hingga warna merah ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
muda petidin hidroklorida, C15H21NO2. HCl, dalam zat yang
digunakan dengan rumus:

Tiap ml perak nitrat 0,1 N r 


setara dengan 3,545 mg Cl 250 C  U 
 rS 
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi gas seperti tertera pada Kromatografi C adalah kadar Petidin Hidroklorida BPFI dalam mg per
<931>. Timbang sejumlah zat, larutkan dalam air hingga ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
kadar lebih kurang 10 mg per ml. Suntikkan 2,0 l larutan puncak Larutan uji dan Larutan baku.
ke dalam kromatograf yang dilengkapi dengan detektor
ionisasi nyala dan kolom kaca 2 mm x 2 m berisi bahan Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
pengisi 10% fase diam G3 dengan partikel penyangga tidak tembus cahaya.
S1A. Pertahankan suhu kolom, injektor, dan detektor
masing-masing pada 190, 255 dan 280. Gunakan
helium P sebagai gas pembawa, laju alir 28 ml per menit. INJEKSI PETIDIN HIDROKLORIDA
Hitung persentase luas tiap puncak pada kromatogram. Pethidine Hydrochloride Injection
Tidak ada puncak lain selain puncak utama (kecuali
puncak pelarut) yang luasnya lebih dari 1,0% luas total. Injeksi Petidin Hidroklorida adalah larutan steril petidin
hidroklorida dalam Air Untuk Injeksi. Mengandung
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> petidin hidroklorida, C15H21NO2.HCl, tidak kurang dari
Metode I Memenuhi syarat. 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada Baku pembanding Petidin Hidroklorida BPFI; lakukan
Kromatografi <931>. pengeringan pada tekanan antara 20 sampai 40 mmHg
Larutan dapar Masukkan lebih kurang 6,8 g kalium pada suhu 80 selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan
fosfat monobasa P ke dalam labu tentukur 1000-ml, dalam wadah tertutup rapat, terlindung cahaya. Endotoksin
larutkan dan encerkan dengan air sampai tanda. BPFI; [Catatan Bersifat pirogenik, penanganan vial dan
Tambahkan 10 ml trietilamin P dan campur, atur pH isi harus hati-hati untuk menghindari kontaminasi].
hingga 7,0 dengan penambahan asam fosfat P, saring. Rekonstitusi seluruh isi, gunakan larutan dalam waktu 14
Fase gerak Buat campuran asetonitril P dan Larutan hari. Simpan vial yang belum dibuka dan larutan, dalam
dapar (55:45), saring dan awaudarakan. Jika perlu lemari pendingin.
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
tertera pada Kromatografi <931>. Identifikasi
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 30 mg A. Memenuhi syarat Identifikasi Basa Nitrogen
Petidin Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu Organik <261>.
tentukur 50-ml, larutkan dan encerkan dengan air sampai B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai
tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu tentukur 25- dengan Larutan baku seperti tertera pada Penetapan
ml, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Kadar.
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 30 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 50-ml, larutkan dan pH <1071> Antara 3,5 dan 6,0.
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini
ke dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Injeksi.
gerak sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Endotoksin bakteri <201> Tidak lebih dari 2,4 unit
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Endotoksin FI per mg petidin hidroklorida.
dilengkapi dengan detektor 230 nm dan kolom 3,9 mm x
30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1 ml Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti kromatografi <931>.
tertera pada Prosedur: faktor ikutan puncak petidin tidak
lebih dari 2; efisiensi kolom tidak kurang dari 2000
- 999 -

Larutan dapar, Fase gerak, Sistem kromatografi dan Jarak lebur <1021> Antara 199° dan 205°, rentang
Larutan baku Lakukan seperti pada Penetapan kadar antara awal yang setara dan akhir peleburan tidak lebih
dalam Petidin Hidroklorida. dari 3°.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume injeksi, Rotasi jenis <1081> Antara +88,5° dan +91,5°, dihitung
yang setara dengan lebih kurang 300 mg petidin terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
hidroklorida, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, menggunakan larutan yang mengandung 200 mg per 10
encerkan dengan air sampai tanda. Pipet 1 ml larutan ke ml.
dalam labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda. Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 3,0%;
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
sama (lebih kurang 20 l) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf. Rekam kromatogram, ukur Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 250 mg zat
respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg petidin dalam 5 ml asam sulfat LP: warna larutan tidak lebih
hidroklorida, C15H21NO2.HCl, dalam injeksi yang gelap dari Larutan padanan B.
digunakan dengan rumus:
Alkaloid lain Larutkan 200 mg zat dalam 20 ml air dan
r  larutan dibagi dua. Tambahkan beberapa tetes amonium
2500 C  U  hidroksida 6 N pada bagian pertama, dan tambahkan
 rS  beberapa tetes kalium bikromat LP pada bagian kedua:
tidak terjadi kekeruhan pada kedua larutan.
C adalah kadar Petidin Hidroklorida BPFI dalam mg per
ml Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons Cemaran umum <481> Tidak lebih dari 1%.
puncak petidin dari Larutan uji dan Larutan baku. Larutan uji Gunakan pelarut etanol mutlak P.
Larutan baku Gunakan pelarut etanol mutlak P.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal Fase gerak Buat campuran heksan P-etanol mutlak P-
atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca Tipe I. amonium hidroksida P (70:30:1).
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak
nomor17.
PILOKARPIN HIDROKLORIDA
Pilocarpine Hydrochloride Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 500
mg zat, larutkan dalam campuran 20 ml asam asetat
Pilokarpin monohidroklorida [54-71-7] glasial P dan 10 ml raksa(II) asetat LP, hangatkan
C11H16N2O2.HCI BM 244,72 sebentar. Dinginkan hingga suhu ruang, titrasi dengan
asam perklorat 0,1N LV, menggunakan indikator 2 tetes
Pilokarpin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari kristal violet LP. Lakukan penetapan blangko.
98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C11H16N2O2.HCI,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Tiap ml asam perklorat 0,1 N
setara dengan 24,47 mg C11H16N2O2.HCI
Pemerian Hablur; tidak berwarna, agak transparan, tidak
berbau; rasa agak pahit; higroskopis dan dipengaruhi oleh Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
cahaya, bereaksi asam terhadap kertas lakmus. tidak tembus cahaya.

Kelarutan Sangat mudah larut dalam air; mudah larut


dalam etanol; sukar larut dalam kloroform; tidak larut TETES MATA PILOKARPIN
dalam eter. HIDROKLORIDA
Pilocarpine Hydrochloride Eyes Drops
Baku pembanding Pilokarpin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam Tetes Mata Pilokarpin Hidroklorida adalah larutan
sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, pilokarpin hidroklorida dalam air, steril dan didapar.
terlindung cahaya, dalam lemari pendingin. Mengandung tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari
110,0% C11H16N2O2.HCl, dari jumlah yang tertera pada
Identifikasi etiket. Dapat mengandung antimikroba, stabilisator yang
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah sesuai, dan zat tambahan yang sesuai untuk menambah
dikeringkan dan didispersikan dalam minyak mineeral P viskositas.
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Pilokarpin Baku pembanding Pilokarpin Hidroklorida BPFI;
Hidroklorida BPFI. lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam
B. Larutan (1 dalam 20) menunjukkan reaksi Klorida sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. terlindung cahaya, dalam lemari pendingin.
- 1000 -

Identifikasi Waktu retensi kromatogram puncak utama Pemerian Hablur, putih, mengkilat; stabil di udara,
dari Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti dipengaruhi oleh cahaya.
tertera pada Penetapan kadar.
Kelarutan Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
Larutan dalam air bereaksi asam terhadap kertas lakmus.
pH <1071> Antara 3,5 dan 5,5.
Baku pembanding Pilokarpin Nitrat BPFI; lakukan
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat,
Kromatografi <931>. terlindung cahaya.
Fase gerak Buat campuran 300 ml larutan amonium
hidroksida P dalam isopropil alkohol P (1 dalam 50) dan Identifikasi
700 ml n-heksan P. Saring melalui penyaring 0,5 µm A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
sebelum digunakan. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Pilokarpin menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
Hidroklorida BPFI, buat larutan dengan kadar lebih gelombang yang sama seperti pada Pilokarpin Nitrat
kurang 1,6 mg per ml. BPFI.
Larutan uji Ukur saksama sejumlah volume setara B. Campur larutan (1 dalam 10) dengan besi(III) sulfat
dengan lebih kurang 80 mg pilokarpin hidroklorida ke LP volume sama, tuangkan campuran ke atas 5 ml asam
dalam labu tentukur 50-ml. Encerkan dengan metanol P sulfat P dalam tabung reaksi; batas kedua larutan menjadi
sampai tanda. cokelat.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi Jarak lebur <1021> Antara 171° dan 176°, disertai
dilengkapi dengan detektor 220 nm dan kolom 4,6 mm x peruraian, jarak antara awal dan akhir peleburan tidak
25 cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang 2 ml lebih dari 3°.
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku,
Rotasi jenis <1081> Antara +79,5° dan +82,5°, dihitung
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
terhadap zat yang telah dikeringkan; lakukan penetapan
tertera pada Prosedur: simpangan baku relatif pada tiga
menggunakan larutan yang mengandung 200 mg per 10
kali penyutikan tidak lebih dari 2,0%.
ml.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 10 µl) Larutan baku dan Larutan uji Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam.
respons puncak utama. Waktu retensi pilokarpin
hidroklorida lebih kurang 16 menit. Hitung jumlah dalam Klorida <361> Pada 5 ml larutan (1 dalam 50), asamkan
mg pilokarpin hidroklorida, C11H16N2O2.HCI, dalam tiap dengan asam nitrat P, tambahkan beberapa tetes perak
ml tetes mata yang digunakan dengan rumus: nitrat LP; tidak segera terjadi kekeruhan.

 C  r 
50   U  Zat mudah terarangkan <411> Larutkan 100 mg zat
 V  rS  dalam 5 ml asam sulfat LP: larutan tidak lebih berwarna
dari Larutan padanan A.
C adalah kadar Pilokrpin Hidroklorida BPFI dalam mg
per ml Larutan baku;V adalah volume tetes mata dalam Alkaloid lain Larutkan 200 mg zat dalam 20 ml air. Bagi
ml; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak larutan menjadi dua bagian. Pada bagian pertama,
Larutan uji dan Larutan baku. tambahkan beberapa tetes amonium hidroksida 6 N. Pada
bagian kedua tambahkan beberapa tetes kalium bikromat
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. LP: pada kedua larutan tidak terjadi kekeruhan.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 600


mg zat, larutkan dalam 30 ml asam asetat glasial P,
PILOKARPIN NITRAT hangatkan untuk mempermudah kelarutan, dinginkan
Pilocarpine Nitrate hingga suhu ruang, titrasi dengan asam perklorat 0,1 N
LV, tetapkan titik akhir secara potensiometrik. Lakukan
Pilokarpin mononitrat [148-72-1] penetapan blangko.
C11H16N2O2.HNO3 BM 271,27
Tiap ml asam perklorat 0,1 N
Pilokarpin Nitrat mengandung tidak kurang dari 98,5%
setara dengan 27,13 mg C11H16N2O2. HNO3
dan tidak lebih dari 101,0% C11H16N2O2.HNO3 dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
- 1001 -

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, 1-(Indol-4-iloksi)-3-(isopropilamino)-2-propanol [13523-


tidak tembus cahaya. 86-9]
C14H20N2O2 BM 248,32

TETES MATA PILOKARPIN NITRAT Pindolol mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak
Pilocarpine Nitrate Eyes Drops lebih dari 101,0% C14H20N2O2, dihitung terhadap zat
yang telah dikeringkan.
Tetes Mata Pilokarpin Nitrat adalah larutan pilokarpin
nitrat dalam air, steril dan didapar. Mengandung tidak Pemerian Serbuk hablur; putih atau hampir putih; tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% berbau atau hampir berbau.
C11H16N2O2.HNO3, dari jumlah yang tertera pada etiket.
Dapat mengandung bahan antimikroba, stabilisator yang Kelarutan Praktis tidak larut dalam air; sukar larut dalam
sesuai, dan zat tambahan yang sesuai untuk menambah etanol mutlak dan dalam kloroform; agak sukar larut
viskositas. dalam metanol.

Baku pembanding Pilokarpin Nitrat BPFI; lakukan Baku pembanding Pindolol BPFI; lakukan pengeringan
pengeringan pada suhu 105° selama 2 jam sebelum pada suhu 105° selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat, dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
terlindung cahaya.
Identifikasi
Identifikasi A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
A. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
pada Penetapan kadar. Pindolol BPFI.
B. Memenuhi uji Identifikasi B pada Pilokarpin Nitrat. B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam
50.000) dalam asam klorida-metanol 0,01 N
Sterilitas <71> Memenuhi syarat. menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang
yang sama seperti pada Pindolol BPFI
pH <1071> Antara 4,0 dan 5,5. C. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada
Penetapan kadar Lakukan penetapan seperti tertera pada Penetapan kadar.
Penetapan kadar dalam Tetes Mata Pilokarpin
Hidroklorida dengan mengganti pilokarpin hidroklorida Jarak lebur <1021> Antara 169° dan 173°, rentang
dengan pilokarpin nitrat. Hitung jumlah dalam mg antara awal dan akhir peleburan tidak lebih dari 3°.
pilokarpin nitrat, C11H16N2O2.HNO3, dalam tiap ml tetes
mata dengan rumus: Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam.
 C  r 
50  U 
 V  rS  Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 20 bpj.


C adalah kadar Pilokarpin Nitrat BPFI dalam mg per ml
Larutan baku; V adalah volume tetes mata dalam ml; rU
Kemurnian kromatografi Masing-masing cemaran tidak
dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan uji
lebih dari 0,5%, dan total cemaran tidak lebih dari 2,0%.
dan Larutan baku.
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Fase gerak Buat campuran 65 bagian natrium asetat
tidak tembus cahaya.
0,05 M yang sebelumnya telah diatur hingga pH 5,0
menggunakan larutan asam asetat 0,05 M dengan 35
bagian asetonitril P, saring melalui penyaring dengan
PINDOLOL porositas 0,5 µm atau lebih halus. Jika perlu lakukan
Pindolol penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera
H
pada Kromatografi <931>. Pengurangan jumlah
asetonitril menghasilkan penurunan resolusi antara
N
pindolol dan cemaran yang tereluasi pada puncak ikutan
pindolol; penambahan jumlah asetonitril menghasilkan
penurunan resolusi diantara cemaran dengan
perpanjangan waktu retensi.
OCH2CHCH2NHCH(CH3)2

OH
- 1002 -

Larutan resolusi, Larutan uji dan Sistem kromatografi dan Larutan uji ke dalam kromatograf, rekam
Lakukan seperti tertera pada Penetapan kadar. kromatogram dan ukur respons puncak utama. Hitung
Prosedur Suntikan secara terpisah sejumlah volume jumlah dalam mg pindolol, C14H20N2O2, dalam zat yang
sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku dan Larutan uji digunakan dengan rumus:
ke dalam kromatograf, ukur respons puncak utama.
Hitung persentase masing-masing cemaran yang terdapat r 
dalam pindolol dengan rumus: 1000 C  U 
 rS 
C   rU 

10 . 000   C adalah kadar Pindolol BPFI dalam mg per ml Larutan
W   rS  baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak
C adalah kadar Pindolol BPFI dalam mg per ml Larutan pindolol Larutan uji dan Larutan baku.
resolusi; W adalah bobot pindolol dalam mg dalam
Larutan uji; rU adalah respons puncak salah satu cemaran Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik,
dan rS adalah respon puncak pindolol Larutan resolusi. terlindung cahaya.

Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


PIPERAZIN
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Piperazine
Fase gerak Buat campuran 65 bagian natrium asetat H

0,05 M yang sebelumnya telah diatur hingga pH 5,0 N


menggunakan larutan asam asetat glasial P dengan 35
bagian asetonitril P. Saring melalui penyaring dengan
porositas 0,5 µm atau lebih halus. Jika perlu lakukan N

penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti tertera H

pada Kromatografi <931>.


Larutan resolusi Buat larutan dalam Fase gerak yang Piperazin [110-85-0]
mengandung Pindolol BPFI lebih kurang 0,005 mg per C4H10N2 BM 86,14
ml dan indol lebih kurang 0,005 mg per ml.
Piperazin mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 100 mg
lebih dari 101,0% C4H10N2, dihitung terhadap zat
Pindolol BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml,
anhidrat.
tambahkan lebih kurang 90 ml Fase gerak sonikasikan
selama lebih kurang 5 menit. Dinginkan, encerkan
Pemerian Gumpalan atau lempeng, putih atau hampir
dengan Fase gerak sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke
putih; bau seperti amonia.
dalam labu tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda.
Kelarutan Larut dalam air dan dalam etanol; tidak larut
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 100 mg zat,
dalam eter.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, tambahkan
lebih kurang 90 ml Fase gerak, sonikasikan selama lebih Baku pembanding Piperazin BPFI.
kurang 5 menit. Dinginkan, encerkan dengan Fase gerak
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ini ke dalam labu Warna larutan Larutkan 10,0 g zat dalam air, encerkan
tentukur 50-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai dengan air hingga 50,0 ml; warna larutan tidak lebih tua
tanda. dari warna larutan yang dibuat dengan menambahkan 2,0
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera ml larutan besi(III) klorida LK ke dalam air dan encerkan
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi dengan air hingga 50,0 ml menggunakan tabung
dilengkapi dengan detektor 219 nm dan kolom 4,6 mm x pembanding warna.
15 cm berisi bahan pengisi L10 dengan ukuran partikel 3
µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per menit. Lakukan Identifikasi
kromatografi terhadap Larutan resolusi, rekam A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
kromatogram dan ukur respons puncak seperti tertera dalam minyak mineral P, menunjukkan maksimum hanya
pada Prosedur: waktu retensi relatif indol dan pindolol pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
masing-masing adalah lebih kurang 0,5 dan 1,0; resolusi, Piperazin BPFI.
R, antara puncak indol dan pindolol tidak kurang dari 7; B. Bercak utama Larutan uji 2 yang diperoleh pada
efisiensi kolom yang ditentukan dari puncak pindolol Kemurnian kromatografi diamati setelah menyemprotkan
tidak kurang dari 3000 lempeng teoritis, dan simpangan dengan larutan ninhidrin LP, mempunyai harga Rf, warna
baku relatif respons puncak pindolol pada penyuntikan dan ukuran yang sama seperti diperoleh dari Larutan
ulang tidak lebih dari 2,0%. baku 1.
Prosedur Suntikkan secara terpisah masing-masing
sejumlah volume sama (lebih kurang 10 μl) Larutan baku Jarak lebur <1021> Antara 109° dan 113°.
- 1003 -

Air <1031>Metode I Tidak lebih dari 2,0 %. PIPERAZIN ADIPAT


Piperazine Adipate
Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Senyawa asam heksandiot piperazin (1:1) [142-88-1]
Kromatografi <931>. C4H10N2 .C6H10O4 BM 232,3
Fase gerak Buat campuran aseton P-amonium
hidroksida 13,5 N (80:20), yang dibuat segar. Piperazin Adipat mengandung tidak kurang dari 98,0%
Pelarut Buat campuran amonium hidroksida 13,5 N- dan tidak lebih dari 101,0% C4H10N2 .C6H10O4 dihitung
etanol mutlak P (3:2). terhadap zat anhidrat.
Larutan baku 1 Buat larutan Piperazin BPFI dalam
Pelarut dengan kadar lebih kurang 10 mg per ml. Pemerian Serbuk hablur, putih; melebur pada suhu lebih
Larutan baku 2 Buat larutan etilendiamina P dalam kurang 250° disertai peruraian.
Pelarut dengan kadar lebih kurang 0,25 mg per ml.
Larutan baku 3 Buat larutan trietilendiamin P dalam Kelarutan Larut dalam 18 bagian air; praktis tidak larut
Pelarut dengan kadar lebih kurang 0,25 mg per ml. dalam etanol 96%.
Larutan resolusi Buat larutan trietilendiamin P dan
Piperazin BPFI dalam Pelarut dengan kadar berturut- Baku pembanding Piperazin adipat BPFI.
turut lebih kurang 0,25 mg per ml dan 10 mg per ml.
Identifikasi Uji A dapat diabaikan apabila uji B dan C
Larutan uji 1 Buat larutan zat dalam Pelarut dengan
dilakukan. Uji B dan C dapat diabaikan apabila uji A
kadar lebih kurang 100 mg per ml.
dilakukan.
Larutan uji 2 Buat campuran 1 ml Larutan uji 1 dan 9
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
ml Pelarut.
dalam kalium bromida, menunjukkan maksimum hanya
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Larutan baku 1, Larutan baku 2, Larutan baku 3, Larutan
Piperazin Adipat BPFI.
resolusi, Larutan uji 1 dan Larutan uji 2 pada lempeng
B. Pada penetapan senyawa sejenis, amati setelah
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm.Masukkan
penyemprotan lempeng kromatografi dengan ninhidrin
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang telah
LP. Letak, warna, dan ukuran bercak utama yang
dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan merambat
diperoleh dari larutan (2) sama dengan bercak utama
hingga lebih kurang tiga per empat tinggi lempeng.
larutan (3).
Angkat lempeng, tandai batas rambat, dan keringkan pada
C. Kedalam 10 ml larutan 5%, tambahkan 5 ml asam
suhu 105°. Semprot lempeng dengan larutan ninhidrin P
klorida P dan ekstraksi tiga kali, tiap kali dengan 10 ml
0,3% dalam campuran n-butanol P-asam asetat glasial P
eter P. Uapkan ekstrak eter yang diperoleh hingga kering,
(100:3). Semprot ulang dengan larutan ninhidrin P 0,15%
cuci dengan air dan keringkan pada suhu 105°: suhu lebur
dalam etanol mutlak P, keringkan lempeng pada suhu
residu adalah 150° sampai 154°. Lakukan penetapan
105° selama 10 menit, dan amati lempeng: bercak
menurut Metode I seperti tertera pada Penetapan Jarak
sekunder dari Larutan uji 1 tidak lebih intensif dari
Lebur atau Suhu Lebur <1021>.
bercak utama Larutan baku 2 (0,25%). Semprot lempeng
dengan iodum 0,1 N LP, biarkan selama 10 menit, amati Kejernihan larutan <881> Harus jernih; lakukan
lempeng: bercak yang sesuai dengan trietilendiamin P penetapan menggunakan larutan 5%.
dari Larutan uji 1 tidak lebih intensif dari bercak utama
Larutan baku 3 (0,25%). Penetapan tidak absah, kecuali Warna dan akromisitas <1291> Metode III warna
jika kromatogram yang diperoleh dari Larutan resolusi larutan tidak lebih intensif dari Larutan padanan U8;
menunjukkan bercak trietilendiamin P yang terpisah lakukan penetapan menggunakan larutan 5%.
dengan jelas dari bercak utama. Abaikan bercak lain.
Logam berat <371> Metode II Tidak lebih dari 20 bpj.
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 150 Lakukan penetapan menggunakan larutan 5% dan
mg zat, larutkan dalam 75 ml asam asetat glasial P, Larutan baku timbal (1 bpj) sebagai pembanding.
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV tetapkan titik
akhir secara potensiometrik, menggunakan elektrode Senyawa sejenis Lakukan penetapan dengan cara
kaca-perak. Mendekati titik akhir hangatkan larutan pada kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi
suhu 60° hingga 70° kemudian lanjutkan titrasi. Lakukan <931>.
penetapan blangko. Fase gerak Campuran aseton P-amonium hidroksida P
(80:20).
Tiap ml asam perklorat 0,1 N Pelarut Campuran amonium hidroksida P-etanol
setara dengan 4,307 mg C4H10N2 mutlak P (3 : 2).
Larutan 1 Larutan zat 10% dalam Pelarut.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Larutan 2 Larutan zat 1% dalam Pelarut.
terlindung cahaya. Larutan 3 Larutan Piperazin adipat BPFI 1% dalam
Pelarut.
- 1004 -

Larutan 4 Larutan etilendiamina 0,025 % dalam Kelarutan Larut dalam 60 bagian air; praktis tidak larut
Pelarut. dalam etanol 96%.
Larutan 5 Larutan trietilandiamina 0,025% dalam
Pelarut. Baku pembanding Piperazin fosfat BPFI.
Larutan 6 Campuran trietilendiamin 0,025% dan zat uji
1,0% dalam Pelarut. Identifikasi
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 5 µl A. Larutkan 100 mg zat dalam 5 ml air, tambahkan 500
ke enam larutan pada lempeng kromatografi silika gel P, mg natrium bikarbonat P, 0,5 ml larutan kalium
masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang heksasianoferat(III) P 5% dan 0,1 ml raksa P. Kocok
berisi Fase gerak, biarkan hingga merambat tiga per empat kuat selama 1 menit dan diamkan selama 20 menit:
tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, terjadi warna kemerahan secara perlahan-lahan.
keringkan pada suhu 105º. Semprot dengan larutan B. Larutkan 200 mg zat dalam 5 ml asam klorida 2 N,
ninhidrin P 0,3% dalam campuran asam asetat glasial P- sambil diaduk tambahkan 1 ml larutan natrium nitrit P
butanol P (3:100), kemudian dengan larutan ninhidrin P 50%, dinginkan dalam es selama 15 menit, aduk jika
0,15% dalam etanol mutlak P, keringkan pada suhu 105º perlu untuk mempercepat penghabluran. Cuci hablur
selama 10 menit. Bercak lain selain bercak utama yang dengan 10 ml air es, keringkan pada suhu 105°, lakukan
diperoleh dari Larutan 1 tidak lebih kuat dari bercak Penetapan Suhu Lebur <1021> Metode II: suhu lebur
Larutan 4. Semprot lempeng dengan larutan iodum 0,1 M lebih kurang 159°.
LP; biarkan selama 10 menit. Bercak yang sesuai dengan C. Menunjukkan reaksi Fosfat seperti tertera pada Uji
bercak trietilendiamin yang diperoleh dari Larutan 1 tidak Identifikasi Umum <291>.
lebih intensif dari bercak Larutan 5. Penetapan absah jika
kromatogram yang diperoleh dari Larutan 6 pH <1071> Antara 6,0 dan 6,5; lakukan penetapan
menunjukkan bercak trietilendiamin yang terpisah dengan menggunakan larutan 1%.
jelas dari bercak utama. Dalam hal ini bercak lain dapat
diabaikan. Logam berat <371> Metode II Tidak lebih dari 20 bpj;
Larutkan 2,0 g dalam 20 ml asam asetat 2 N, gunakan 12
Sisa pemijaran <301> Metode II Tidak lebih dari 0,1%; ml larutan uji dan Larutan baku timbal (2 bpj) sebagai
lakukan penetapan menggunakan 1 g zat. pembanding.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%; lakukan Air <1031> Metode I Antara 8,0% dan 9,5%; lakukan
penetapan menggunakan 1 g zat. penetapan menggunakan 250 mg zat.

Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 100 Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200
mg zat, larutkan dalam 10 ml asam asetat glasial P, mg zat, larutkan dalam campuran 3,5 ml asam sulfat 1
hangatkan hati-hati dan encerkan sampai 70 ml dengan N dan 10 ml air. Tambahkan 100 ml trinitrofenol LP,
pelarut sama. Tambahkan 0,25 ml naftolbenzein LP dan panaskan di atas tangas air selama 15 menit dan biarkan
titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV hingga warna selama 1 jam. Saring dengan penyaring kaca masir
larutan berubah dari kuning kecokelatan menjadi hijau. porositas nomor 4, cuci residu beberapa kali, tiap kali
dengan 10 ml campuran sama banyak larutan jenuh 2,4,6-
Tiap ml asam perklorat 0,1 N trinitrofenol P dan air sampai cairan cucian bebas sulfat.
setara dengan 11,61 mg C4H10N2 .C6H10O4 Cuci residu lima kali, tiap kali dengan 10 ml etanol
mutlak P, keringkan pada suhu 100° - 150° hingga bobot
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. tetap.

Tiap g residu
PIPERAZIN FOSFAT setara dengan 338,2 mg C4H10N2.H3PO4
Piperazine Phosphate
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
Piperazin fosfat (1:1), monohidrat [18534-18-4]
C4H10N2. H3PO4.H2O BM 202,15
Anhidrat [14538-56-8] BM 184,13 TABLET PIPERAZIN FOSFAT
Piperazine Phosphate Tablet
Piperazin Fosfat mengandung tidak kurang dari 98,50%
dan tidak lebih dari 100,5% C4H10N2. H3PO4 dihitung Tablet Piperazin Fosfat mengandung piperazin fosfat,
terhadap zat anhidrat. C4H10N2.H3PO4.H2O tidak kurang dari 92,5% dan tidak
Pemerian Serbuk hablur, putih; tidak berbau, atau lebih dari 107,5% dari jumlah yang tertera pada etiket.
hampir tidak berbau.
Baku pembanding Piperazin fosfat BPFI.
- 1005 -

Identifikasi Ekstraksi sejumlah serbuk tablet setara Kelarutan Larut dalam air; praktis tidak larut dalam
dengan 1 g piperazin fosfat dengan 20 ml air, saring etanol dan dalam eter. Larutan (1 dalam 10) menunjukkan
filtrat, memenuhi uji sebagai berikut: pH lebih kurang 5.
A. Encerkan 1 ml dengan air hingga 5 ml, tambahkan
500 mg natrium bikarbonat P; 0,5 ml larutan kalium Baku pembanding Piperazin sitrat BPFI.
heksasianoferat(III) P 5% yang dibuat segar dan 0,1 ml
raksa P, kocok kuat selama 1 menit dan biarkan selama Identifikasi
20 menit: terjadi warna kemerahan secara perlahan-lahan. A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan
B. Pada 4 ml tambahkan 1 ml asam klorida P, sambil dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya
diaduk dan 1 ml larutan natrium nitrit P 50%, dinginkan pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
dalam es selama 15 menit, jika perlu aduk untuk Piperazin Sitrat BPFI.
mempercepat penghabluran. Lakukan Penetapan Suhu B. Bercak utama Larutan uji 2 yang diperoleh pada
Lebur <1021> terhadap hablur yang telah dicuci dengan Kemurnian kromatografi diamati setelah menyemprotkan
10 ml air dingin, keringkan pada suhu 105°: suhu lebur dengan larutan ninhidrin LP, mempunyai harga Rf, warna
lebih kurang 159°. dan intensitas yang sama seperti diperoleh dari Larutan
C. Menunjukkan reaksi Fosfat seperti tertera pada Uji baku 1.
Identifikasi Umum <291> C. Menunjukkan reaksi sitrat seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
Syarat lain Memenuhi syarat seperti tertera pada Tablet.
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 12,0%.
Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet Kemurnian kromatografi Lakukan penetapan dengan
setara 150 mg piperazin fosfat, kocok dengan 10 ml air cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada
selama 1 jam, saring dan cuci residu dua kali, tiap kali Kromatografi<931>.
dengan 10 ml air. Pada kumpulan ekstrak dan cairan Fase gerak Buat campuran aseton P - amonium
cucian tambahkan 5 ml asam sulfat 2 N dan 50 ml hidroksida P13,5 N (80:20), yang dibuat segar.
trinitrofenol LP, didihkan. Biarkan beberapa jam, saring Penampak bercak 1 Buat larutan ninhidrin P 0,3%
melalui penyaring kaca masir porositas nomor 4, cuci dalam campuran n-butanol P – asam asetat glasial P
residu beberapa kali, tiap kali dengan 10 ml campuran (100:3).
sama banyak larutan jenuh 2,4,6-trinitrofenol P dan air Penampak bercak 2 Buat larutan ninhidrin P 0,15%
sampai cairan cucian bebas sulfat. Cuci residu lima kali, dalam etanol mutlak P.
tiap kali dengan 10 ml etanol mutlak P, keringkan pada Penampak bercak 3 Gunakan iodum 0,1 N LP.
suhu 100° sampai 105° hingga bobot tetap. Pelarut Buat campuran amonium hidroksida 13,5 N -
etanol mutlak P (3:2).
Tiap g residu Larutan baku 1 Buat larutan Piperazin Sitrat BPFI
setara dengan 371,4 mg C4H10N2.H3PO4.H2O dalam Pelarut dengan kadar lebih kurang 10 mg per ml.
Larutan baku 2 Buat larutan etilendiamina P dalam
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. Pelarut dengan kadar lebih kurang 0,25 mg per ml.
Larutan baku 3 Buat larutan trietilendiamin P dalam
Pelarut dengan kadar lebih kurang 0,25 mg per ml.
PIPERAZIN SITRAT Larutan uji 1 Buat larutan dalam Pelarut yang
Piperazine Citrate mengandung zat dengan kadar lebih kurang 100 mg per
ml.
H Larutan uji 2 Buat campuran 1 ml Larutan uji 1 dan 9
N CH2 COOH
ml Pelarut.
xH2O
2 HO C COOH
Larutan resolusi Buat larutan trietilendiamin P dan zat
CH2 COOH
N
dalam Pelarut dengan kadar masing-masing lebih kurang
H
3
0,25 mg per ml dan 10 mg per ml.
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing
Piperazin, 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat (3:2), 5 µl Larutan baku 1, Larutan baku 2, Larutan baku 3,
hidrat [41372-10-5] Larutan resolusi, Larutan uji 1 dan Larutan uji 2 pada
(C4H10N2)3.2C6H8O7.xH2O lempeng kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm.
(C4H10N2)3.2C6H8O7 [144-29-6] BM 642,66 Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
telah dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan
Piperazin Sitrat mengandung tidak kurang dari 98,0% dan merambat hingga lebih kurang tiga per empat tinggi
tidak lebih dari 100,5% (C4H10N2)3.2C6H8O7 dihitung lempeng. Angkat lempeng, tandai batas rambat, dan
terhadap zat anhidrat. keringkan pada suhu 105°. Semprot lempeng dengan
penampak bercak 1. Semprot ulang dengan penampak
Pemerian Serbuk hablur; putih; hampir tidak berbau. bercak 2, keringkan lempeng pada suhu 105° selama 10
- 1006 -

menit, dan amati lempeng: bercak lain dari Larutan uji 1 TABLET PIPERAZIN SITRAT
tidak lebih intensif dari bercak utama Larutan baku 2 Piperazine Citrate Tablet
(0,25%). Semprot lempeng dengan penampak bercak 3,
biarkan selama 10 menit, amati lempeng: bercak yang Tablet Piperazin Sitrat mengandung piperazin
bersesuaian dengan trietilendiamin P dari Larutan uji 1 heksahidrat, C4H10N2.6H2O, setara dengan tidak kurang
tidak lebih intensif dari bercak utama Larutan baku 3 dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang
(0,25%). Penetapan absah, jika kromatogram yang tertera pada etiket.
diperoleh dari Larutan resolusi menunjukkan bercak
trietilendiamin P yang terpisah dengan jelas dari bercak Identifikasi
utama. Abaikan bercak lain. A. Sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang
200 mg piperazin sitrat, campur dengan 5 ml asam
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 200 klorida 3 N, saring. Pada filtrat, tambahkan 1 ml larutan
mg zat, larutkan dalam 100 ml asam asetat glasial P, jika natrium nitrit P (1 dalam 2) sambil diaduk. Dinginkan
perlu hangatkan untuk mempercepat kelarutan. dalam tangas es selama 15 menit, jika perlu aduk untuk
Tambahkan kristal violet LP dan titrasi dengan asam mempercepat penghabluran, saring melalui penyaring
perklorat 0,1 N LV. Lakukan penetapan blangko. kaca masir, cuci endapan dengan 10 ml air dingin,
keringkan pada suhu 105°; N,
Tiap ml asam perklorat 0,1 N N’dinitrosopiperazin yang diperoleh melebur pada suhu
setara dengan 10,71 mg (C4H10N2)3.2C6H8O7 antara 156° dan 160°.
B. Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. kurang 500 mg piperazin sitrat, tambahkan 10 ml air,
kocok, dan saring; filtrat menunjukkan reaksi Sitrat,
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
SIRUP PIPERAZIN SITRAT
Piperazine Citrate Syrup Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml air
Sirup Piperazin Sitrat dibuat dari piperazin sitrat atau Alat tipe 2: 50 rpm.
piperazin dengan penambahan sejumlah asam sitrat yang Waktu: 45 menit
setara. Mengandung piperazin sitrat setara dengan Prosedur Lakukan penetapan jumlah C4H10N2.6H2O
piperazin heksahidrat, C4H10N2 .6H2O, tidak kurang dari yang terlarut seperti tertera pada Penetapan kadar, bila
93,0 % dan tidak lebih dari 107,0% dari jumlah yang perlu melakukan modifikasi.
tertera pada etiket. Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
kurang dari 75% (Q) C4H10N2.6H2O dari jumlah yang
Identifikasi tertera pada etiket.
A. Pada 2 ml sirup tambahkan 5 ml asam klorida
3 N dan tambahkan 1 ml larutan natrium nitrit P (1 dalam Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
2) sambil diaduk. Dinginkan dalam tangas es selama 15
menit, jika perlu aduk untuk mempercepat penghabluran. Penetapan kadar Timbang dan serbukkan tidak kurang
Saring melalui penyaring kaca masir, cuci endapan dari 20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk setara
dengan 10 ml air dingin, keringkan pada suhu 105°: N,N- dengan lebih kurang 200 mg piperazin sitrat, kocok
dinitrosopiperazin yang diperoleh melebur pada suhu dengan 10 ml campuran asam klorida 3 N dan air (1:3)
antara 156° dan 160°. selama 1 jam, saring, cuci sisa dua kali, tiap kali dengan
B. Menunjukkan reaksi Sitrat seperti tertera pada Uji 10 ml air. Pada kumpulan sari dan cairan cucian
Identifikasi Umum <291>. tambahkan 75 ml trinitrofenol LP, dan lanjutkan
penetapan menurut cara Penetapan kadar seperti tertera
Penetapan kadar Tetapkan bobot jenis sirup. Timbang pada Sirup Piperazin Sitrat, mulai dari “aduk baik…”
saksama sejumlah sirup setara dengan lebih kurang 200
mg piperazin sitrat, masukkan ke dalam gelas piala 250 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
ml. Tambahkan 10 ml air dan 75 ml trinitrofenol LP,
aduk baik, biarkan dalam lemari es selama tidak kurang
dari 2 jam. Kumpulkan endapan di dalam krus penyaring PIRANTEL PAMOAT
yang sudah di tara, cuci lima kali, tiap kali dengan 10 ml Pyrantel Pamoate
etanol mutlak P, dan keringkan pada suhu 105° hingga HOOC OH HO COOH
bobot tetap. [Perhatian Pikrat dapat meledak]. Bobot S
dipikrat yang diperoleh dikalikan 0,3568 adalah CH3 H H2
C
kesetaraan C4H10N2.6H2O dalam sirup yang digunakan. N C C

H
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. N
- 1007 -

(E)-1,4,5,6-tetrahidro-1-metil-2-[2-(2-tienil)vinil] Fase gerak Campuran etil asetat P-butanol P-air


pirimidina 4,4’-metilenbis[3-hidroksi-2-naftoat] (1:1) (10:1:1).
[22204-24-6] Dapar glisina-natrium klorida-asam klorida Campur 3
C11H14N2S . C23H16O6 BM 594,68 bagian volume larutan yang mengandung glisina P 0,3 M
dan natrium klorida P 0,3 M dengan 7 bagian asam
Pirantel Pamoat mengandung tidak kurang dari 97,0% klorida 0,3 N.
dan tidak lebih dari 103,0% C34H30N2O6S, dihitung Penjerap Kertas saring Whatman nomor 1 atau yang
terhadap zat yang telah dikeringkan. sejenis 18 cm x 56 cm diimpregnasikan dengan larutan
segar yang dibuat dengan mencampur 7 bagian aseton P
Pemerian Padatan; kuning hingga cokelat. dan 3 bagian Dapar glisina-natrium klorida-asam
klorida. Tekan merata kertas yang sudah diimpregnasi
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air dan dalam diantara pengering putih tidak berfluoresensi untuk
metanol; larut dalam dimetil sulfoksida; sukar larut dalam menghilangkan kelebihan pelarut.
dimetil formamida. Pelarut Campuran kloroform P-metanol P-amonium
hidroksida P (50:50:5).
Baku pembanding Asam Pamoat BPFI; lakukan Larutan 1 Larutan zat dengan kadar pirantel 20 mg per
pengeringan dalam hampa udara, pada suhu 100 selama ml dalam Pelarut.
3 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup Larutan 2 Larutan zat dengan kadar pirantel 0,2 mg per
rapat. Pirantel Pamoat BPFI; lakukan pengeringan ml dalam Pelarut.
dalam hampa udara, pada suhu 60 selama 3 jam sebelum Larutan 3 Larutan Pirantel Pamoat BPFI dengan kadar
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan pirantel 20 mg per ml dalam Pelarut.
terlindung cahaya. Larutan 4 Larutan Pirantel Pamoat BPFI dengan kadar
pirantel 0,2 mg per ml dalam Pelarut.
Identifikasi Prosedur Totolkan masing-masing 20 μl keempat
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah larutan pada kertas kromatografi. Masukkan kertas ke
dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P, dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan dengan
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan Fase gerak dan eluasi secara menurun seperti tertera pada
gelombang yang sama seperti pada Pirantel Pamoat Kromatografi <931> selama 16 jam sampai 20 jam.
BPFI. Angkat kertas, keringkan di udara selama 10 menit,
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan dalam metanol masukkan ke dalam lemari pengering dengan udara
P (16 µg per ml), menunjukkan maksimum dan minimum mengalir dan keringkan pada suhu 60° selama 30 menit.
pada panjang gelombang yang sama seperti pada Pirantel Amati di bawah cahaya ultraviolet 254 nm: harga Rf
Pamoat BPFI. bercak utama yang diperoleh dari Larutan 1 sesuai
C. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan dengan yang diperoleh dari Larutan 3 dan tidak ada
uji sesuai dengan Larutan baku seperti diperoleh pada bercak lain pada kromatogram Larutan 1 selain bercak
Penetapan kadar. utama yang lebih besar dan intensif dari bercak utama
Larutan 2.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%; B. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis
lakukan pengeringan dalam hampa udara pada suhu 60 tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>
selama 3 jam. Fase gerak Campuran etil asetat P-metanol P-
dietilamin P (200:50:15).
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan Pelarut Campuran kloroform P-metanol P-amonium
penetapan menggunakan 1,33 g zat. hidroksida P (50:50:5).
Larutan 1 Larutan zat dengan kadar pirantel 20 mg per
Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 50 bpj. ml dalam Pelarut.
Larutan 2 Larutan zat dengan kadar pirantel 0,2 mg per
Besi <331> Tidak lebih dari 75 bpj; lakukan penetapan ml dalam Pelarut.
menggunakan sisa dari uji Sisa pemijaran, tambahkan Larutan 3 Larutan Pirantel Pamoat BPFI dengan kadar
campuran asam klorida P-asam nitrat P (3:2) dan uapkan pirantel 20 mg per ml dalam Pelarut.
di atas tangas uap hingga kering. Larutkan sisa dalam 2 Larutan 4 Larutan Pirantel Pamoat BPFI dengan kadar
ml asam klorida P dengan pemanasan hati-hati. pirantel 0,2 mg per ml dalam Pelarut.
Tambahkan 18 ml asam klorida P, encerkan dengan air Prosedur Totolkan masing-masing 100 μl keempat
hingga 50 ml. Encerkan 5,0 ml larutan dengan air hingga larutan pada lempeng kromatografi silika gel P setebal
47 ml. 0,25 mm.
Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
Senyawa sejenis telah dijenuhkan dengan Fase gerak dan biarkan
A. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi merambat hingga 2 cm dari batas atas lempeng. Angkat
kertas seperti tertera pada Kromatografi <931>. lempeng dan biarkan kering di udara selama 10 menit dan
amati di bawah cahaya ultraviolet: harga Rf bercak utama
- 1008 -

yang diperoleh dari Larutan 1 sesuai dengan yang tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak pirantel
diperoleh dari Larutan 3 dan tidak ada bercak lain pada dan asam pamoat tidak kurang dari 10,0; jumlah lempeng
kromatogram Larutan 1 selain bercak utama yang lebih teoritis (n) puncak pirantel tidak kurang dari 8000; faktor
besar dan intensif dari bercak utama Larutan 2. ikutan (T) puncak pirantel tidak lebih dari 1,1; dan
simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Kandungan asam pamoat Antara 63,4% dan 67,3% lebih dari 1,0%.
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Fase gerak dan Sistem kromatografi Lakukan seperti sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
tertera pada Penetapan kadar. ke dalam kromatograf, rekam kromatogram yang
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Asam diperoleh pada tenggang waktu tidak kurang dari 2,5 kali
pamoat BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar waktu retensi pirantel dan ukur respon puncak utama.
lebih kurang 0,52 mg per ml. Masukkan 1,0 ml larutan ke Waktu retensi relatif asam pamoat dan pirantel berturut-
dalam labu tentukur 10-ml, encerkan dengan Fase gerak turut adalah lebih kurang 0,6 dan 1,0; Hitung persentase
sampai tanda. pirantel pamoat, C34H30N2O6S, dalam zat dengan rumus:
Larutan uji Buat larutan seperti pada Penetapan kadar.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume r 
1000C  U 
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
 rS 
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
respons puncak seperti pada Penetapan kadar. Hitung C adalah kadar Pirantel Pamoat BPFI dalam mg per ml
jumlah dalam mg C23H16O3 dalam zat yang digunakan Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
dengan rumus: puncak pirantel dalam Larutan uji dan Larutan baku.
r 
1000 C  U  Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
 rS  tidak tembus cahaya.

C adalah kadar Asam Pamoat BPFI dalam mg per ml


Larutan baku; rU adalah respons puncak asam pamoat SUSPENSI ORAL PIRANTEL PAMOAT
Larutan uji dari Penetapan kadar dan rS adalah dalam Pyrantel Pamoate Oral Suspension
respons puncak asam pamoat Larutan baku.
Suspensi Oral Pirantel Pamoat adalah suspensi pirantel
Penetapan kadar [Catatan Gunakan alat kaca aktinik pamoat dalam cairan pembawa yang sesuai. Mengandung
rendah dalam penyiapan larutan pirantel pamoat, jika pirantel, C11H14N2S, tidak kurang dari 90,0% dan tidak
larutan tidak lindungi dari cahaya terang berlebih. lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Lakukan penetapan tanpa penundaan]. Lakukan
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi Baku pembanding Pirantel Pamoat BPFI; lakukan
seperti tertera pada Kromatografi <931>. pengeringan dalam hampa udara, pada suhu 60 selama 3
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-asam asetat jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tertutup
P-air-dietilamin P (94:2,5:2,5:1), saring dan rapat dan terlindung cahaya.
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi Identifikasi [Lihat Catatan dalam Penetapan kadar]
<931> [Catatan Penambahan jumlah asetonitril P pada A. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi
Fase gerak dapat menaikkan waktu retensi. Penambahan secara Kromatografi Lapis Tipis <281>.
jumlah asam asetat P, dietilamin P dan air pada Fase Fase gerak Lapisan atas pengocokan metil isobutil
gerak dapat menurunkan waktu retensi. Jika Fase gerak keton P-asam format P-air (2:1:1).
perlu penyesuaian, pertahankan perbandingan antara Pelarut Larutan amonium hidroksida 0,05 N dalam
asam asetat P-dietilamin P-air (1:0,4:1).] metanol P.
Larutan baku Timbang saksama sejumlah Pirantel Larutan baku Timbang sejumlah Pirantel Pamoat
Pamoat BPFI, larutkan dalam Fase gerak hingga kadar BPFI, tambahkan Pelarut, kocok secara mekanik dan
lebih kurang 80 µg per ml. sentrifus. Buat larutan dengan kadar lebih kurang 8 mg
Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 80 mg zat, per ml.
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan Larutan uji Timbang dan larutkan sejumlah serbuk
encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Encerkan 1,0 tablet, lakukan seperti pada larutan baku hingga diperoleh
ml larutan ini dengan Fase gerak hingga 10,0 ml. larutan dengan kadar lebih kurang 8 mg per ml.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 100
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng
dilengkapi dengan detektor 288 nm dan kolom 4,6 mm x kromatografi silika gel P 20 cm x 20 cm setebal 0,50 mm.
25 cm berisi bahan pengisi L3. Laju alir lebih kurang 1 ml Masukkan lempeng ke dalam bejana kromatografi yang
per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku, berisi Fase gerak dan biarkan merambat hingga tiga per
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti empat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas
- 1009 -

rambat dan biarkan kering. Amati lempeng di bawah ke dalam kromatograf, rekam kromatogram tidak kurang
cahaya ultraviolet 365 nm; harga Rf bercak utama Larutan dari 2,5 kali waktu retensi pirantel dan ukur respons
uji sama dengan Larutan baku. puncak utama. Waktu retensi relatif asam pamoat dan
B. Lakukan Kromatografi kertas seperti tertera pada pirantel berturut-turut adalah lebih kurang 0,6 dan 1,0;
Kromatografi <931>. Hitung jumlah dalam mg pirantel, C11H14N2S, dalam tiap
Dapar glisin-natrium klorida-asam klorida P Campur 3 ml suspensi dengan rumus:
bagian volume larutan yang mengandung glisina P dan
natrium klorida P masing-masing 0,3 M dengan 7 bagian
C   rU 
volume asam klorida P 0,3 M. 2500 0 ,347   
Penjerap Kertas kromatografi Whatman nomor 1 atau V   rS 
yang sejenis ukuran 18 x 24 cm yang disiapkan dengan
cara sebagai berikut: impregnasikan kertas dengan larutan 0,347 adalah perbandingan bobot molekul pirantel dan
segar campuran 7 bagian aseton P dan 3 bagian larutan pirantel pamoat; C adalah kadar Pirantel Pamoat BPFI
Dapar glisin-natrium klorida-asam klorida P. Tekan dalam mg per ml Larutan baku;V adalah volume dalam
merata kertas yang sudah diimpregnasikan diantara ml suspensi oral yang digunakan; rU dan rS berturut-turut
pengering putih tidak berfluoresensi untuk adalah respons puncak pirantel dalam Larutan uji dan
menghilangkan kelebihan pelarut. Larutan baku.
Pelarut Larutan amonium hidroksida 0,05 N dalam
metanol P. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
Larutan baku Timbang sejumlah Pirantel Pamoat tidak tembus cahaya.
BPFI tambahkan Pelarut, kocok secara mekanik dan
sentrifus. Buat larutan dengan kadar lebih kurang 16 mg
per ml. PIRASETAM
Larutan uji Timbang dan larutkan sejumlah serbuk Piracetam
tablet, lakukan seperti pada larutan baku hingga diperoleh
larutan dengan kadar lebih kurang 16 mg per ml. O
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20 N
µl Larutan baku dan Larutan uji pada kertas NH2
kromatografi. Masukkan kertas ke dalam bejana O

kromatografi yang berisi Fase gerak. Eluasi secara


2-(2-Oksopirolidin-1-il)asetamida [7491-74-9]
menurun selama 20 jam. Angkat kertas, keringkan di
C6H10N2O2 BM 142,2
udara selama 10 menit, masukkan ke dalam lemari
pengering dengan udara mengalir dan keringkan pada
Pirasetam mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak
suhu 60° selama 30 menit. Amati di bawah cahaya
lebih dari 102,0% C6H10N2O2, dihitung terhadap zat yang
ultraviolet 254 nm; harga Rf bercak utama Larutan uji
telah dikeringkan.
sama dengan Larutan baku.
A. Waktu retensi puncak utama pirantel dan asam
Pemerian Serbuk; putih atau hampir putih.
pamoat pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan
Larutan baku yang diperoleh pada Penetapan kadar.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam etanol;
pH <1071> Antara 4,5 dan 6,0. menunjukkan polimorfisma.

Penetapan kadar [Catatan Gunakan alat kaca aktinik Baku pembanding Pirasetam BPFI; simpan pada suhu 5º.
rendah dalam penyiapan larutan pirantel pamoat, jika
tidak lindungi larutan dari cahaya terang berlebih yang Identifikasi Spektrum serapan inframerah zat yang telah
tidak perlu. Lakukan penetapan tanpa penundaan]. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
kinerja tinggi seperti tertera pada Kromatografi <931>. gelombang yang sama seperti pada Pirasetam BPFI. Jika
Fase gerak, Larutan baku, dan Sistem kromatografi spektrum serapan inframerah zat padat menunjukkan
Buat seperti pada Penetapan kadar dalam Pirantel serapan yang berbeda dengan Pirasetam BPFI, maka
Pamoat. larutkan zat dan Pirasetam BPFI dalam etanol P
Larutan uji Ukur saksama sejumlah suspensi setara kemudian uapkan di atas tangas air. Lakukan penetapan
dengan lebih kurang 200 mg pirantel pamoat ke dalam menggunakan residu.
labu tentukur 100-ml, dispersikan dan encerkan dengan
air sampai tanda. Selama pendispersian gunakan Kejernihan larutan <881> Jernih dan tidak berwarna;
pengaduk magnetik. Pipet 1 ml dan masukkan ke dalam lakukan penetapan menggunakan larutan dalam air yang
labu tentukur 25-ml, encerkan dengan Fase gerak sampai mengandung 200 mg per ml.
tanda, campur dan saring.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
- 1010 -

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 1,0%; A, B, C, D yang diperoleh dari Larutan uji 1 tidak lebih
lakukan pengeringan menggunakan 1 g zat pada suhu besar dari respons puncak utama Larutan baku 2;
100 - 105 hingga bobot tetap. Respons puncak cemaran lain yang diperoleh dari
Larutan uji 1 tidak lebih besar dari respons puncak utama
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. Larutan baku 2. Abaikan respons puncak cemaran yang
lebih kecil dari 0,5 kali respons puncak utama Larutan
Logam berat <371> Metode II Tidak lebih dari 10 bpj; baku 2.
lakukan penetapan menggunakan 12 ml larutan 2,0 g zat
dalam 20 ml air. Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Senyawa sejenis Masing-masing cemaran tidak lebih dari Kromatografi <931>.
0,1%; cemaran yang tidak diketahui tidak lebih dari 0,1% Fase gerak, Larutan baku, Larutan uji dan Sistem
dan jumlah cemaran tidak lebih dari 0,3%. Lakukan kromatografi Lakukan seperti tertera pada Senyawa
penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi sejenis.
seperti tertera pada Kromatografi <931>. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Fase gerak Buat campuran asetonitril P-kalium fosfat sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku 3 dan Larutan
dibasa P 1 g per 1000 ml (10:90). Atur pH hingga 6,0 uji 2 ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan
dengan penambahan asam fosfat encer P. Saring dan ukur respons puncak utama. Hitung jumlah dalam mg
awaudarakan. Jika perlu lakukan penyesuaian menurut pirasetam, C6H10N2O2, dalam zat yang digunakan dengan
Kesesuaian sistem seperti tertera pada Kromatografi rumus:
<931>.
Pengencer Buat campuran asetonitril P-air (10:90). r 
Larutan baku 1 Timbang saksama lebih kurang 5 mg C F  U 
zat ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan 10 µl 2-  rS 
pirolidon P, larutkan dan encerkan dengan Pengencer
sampai tanda. C adalah kadar Pirasetam BPFI dalam mg per ml
Larutan baku 2 Pipet 1 ml Larutan baku 1 ke dalam Larutan baku 3; F adalah faktor pengenceran Larutan uji
labu tentukur 100-ml. Encerkan dengan Pengencer 2; rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak Larutan
sampai tanda. Pipet 5 ml larutan ke dalam labu tentukur uji dan Larutan baku.
50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan baku 3 Timbang saksama lebih kurang 50 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah terlindung
mg Pirasetam BPFI, masukkan ke dalam labu tentukur cahaya.
100-ml. Larutkan dan encerkan dengan Pengencer
sampai tanda. Pipet 10 ml larutan ke dalam labu tentukur
50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai tanda. PIRAZINAMID
Larutan uji 1 Timbang saksama lebih kurang 50 mg Pyrazinamide
zat, masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Larutkan
N CONH2
dan encerkan dengan Pengencer sampai tanda.
Larutan uji 2 Pipet 10 ml Larutan uji 1 ke dalam labu
tentukur 50-ml, encerkan dengan Pengencer sampai
N
tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada Pirazinkarboksamida [98-96-4]
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi C5H5N3O BM 123,11
dilengkapi dengan detektor 205 nm dan kolom 4,6 mm x
25 cm berisi bahan pengisi L1 “end-capped” dengan Pirazinamida mengandung tidak kurang dari 99,0% dan
ukuran partikel 5 µm. Laju alir lebih kurang 1 ml per tidak lebih dari 101,0% C5H5N3O, dihitung terhadap zat
menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan baku 1, anhidrat.
rekam kromatogram dan ukur respons puncak seperti
tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara pirasetam dan Pemerian Serbuk hablur; putih hingga praktis putih;
cemaran A tidak kurang dari 3,0; faktor ikutan tidak lebih tidak berbau atau praktis tidak berbau.
dari 2,0; waktu retensi relatif cemaran A, cemaran B,
cemaran C, cemaran D dan pirasetam berturut turut Kelarutan Agak sukar larut dalam air; sukar larut dalam
adalah lebih kurang 1,15; 2,8; 6,3; 0,8 dan 1,0. etanol, dalam eter dan dalam kloroform.
Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku 1, Larutan baku Baku pembanding Pirazinamida BPFI; lakukan
2 dan Larutan uji 1 ke dalam kromatograf, dan lakukan pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum
kromatografi selama delapan kali waktu retensi digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat.
pirasetam. Rekam kromatogram dan ukur respons semua
puncak kecuali puncak pelarut. Respons puncak cemaran
- 1011 -

Identifikasi Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan A. Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan 1 g
dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya pirazinamida, tambahkan 75 ml isopropanol P, panaskan
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada di atas tangas uap, saring selagi panas. Biarkan dingin,
Pirazinamida BPFI. saring hablur yang terbentuk, dan keringkan pada suhu
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (10 µg per ml) 105° selama 1 jam. Spektrum serapan inframerah hablur
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak
gelombang yang sama seperti pada Pirazinamida BPFI; mineral P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
serapan jenis masing-masing, dihitung terhadap zat yang gelombang yang sama seperti pada Pirazinamida BPFI.
telah dikeringkan pada panjang gelombang serapan Bila terjadi perbedaan, larutkan keduanya (hablur kering
maksimum lebih kurang 268 nm berbeda tidak lebih dari dan Pirazinamida BPFI) dalam aseton P, uapkan larutan
3,0%. sampai kering, dan ulangi penetapan menggunakan
C. Didihkan 20 mg zat dengan 5 ml natrium hidroksida residu.
5 N; tercium bau amoniak. B. Hablur kering yang diperoleh pada Identifikasi A,
memenuhi reaksi Identifikasi B seperti tertera pada
Jarak Lebur <1021> Antara 188 dan 191. Pirazinamida.
C. Pada 20 mg hablur kering yang diperoleh pada
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%. Identifikasi A, tambahkan 5 ml natrium hidroksida 5 N,
panaskan hati-hati di atas nyala api: tercium bau amoniak.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
Disolusi <1231>
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 10 bpj. Media disolusi: 900 ml air
Alat tipe 2: 50 rpm
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Waktu: 45 menit
Metode I Memenuhi syarat. Prosedur Lakukan penetapan jumlah C5H5N3O yang
Larutan baku dan Larutan uji Buat Larutan uji dengan terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu
kadar 20 mg per ml dan Larutan baku dengan kadar dua encerkan dengan Media disolusi, bandingkan dengan
kali Larutan uji. serapan larutan baku Pirazinamida BPFI dalam media
yang sama pada panjang gelombang serapan maksimum
Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 300 lebih kurang 268 nm.
mg zat, masukkan ke dalam labu Kjeldahl 500 ml, Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
larutkan dalam 100 ml air dan tambahkan 75 ml natrium kurang dari 75% (Q) C5H5N3O dari jumlah yang tertera
hidroksida 5 N. Hubungkan labu destilasi dengan alat pada etiket.
pendingin yang baik. Atur pipa pengalir destilat hingga
tercelup di bawah permukaan 20 ml larutan asam borat P Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
(1 dalam 25) dalam labu penampung yang sesuai.
Didihkan perlahan-lahan selama 20 menit, hindari Penetapan kadar
terdestilasinya pelarut, kemudian didihkan kuat-kuat Larutan baku Timbang saksama sejumlah
sampai amonia terdestilasi sempurna. Jika perlu Pirazinamida BPFI, larutkan dalam air, encerkan jika
dinginkan destilat, tambahkan ungu metil LP, titrasi perlu secara bertahap dengan air, hingga kadar lebih
dengan asam klorida 0,1 N LV. Lakukan penetapan kurang 10 μg per ml.
blangko, jika perlu lakukan koreksi. Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
20 tablet. Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara
Tiap ml asam klorida 0,1 N
dengan lebih kurang 100 mg pirazinamida, masukkan ke
setara dengan 12,31 mg C5H5N3O
dalam labu tentukur 500-ml dengan bantuan 200 ml air.
Biarkan selama lebih kurang 10 menit sambil sesekali
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. digoyang, tambahkan air sampai tanda. Saring melalui
penyaring kering ke dalam labu kering, buang sejumlah
filtrat pertama. Pipet 5 ml filtrat ke dalam labu tentukur
TABLET PIRAZINAMIDA
100-ml, encerkan dengan air sampai tanda.
Pirazinamide Tablet Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji
pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
Tablet Pirazinamida mengandung pirazinamida C5H5N3O
268 nm menggunakan air sebagai blangko. Hitung jumlah
tidak kurang dari 93,0% dan tidak lebih dari 107,0%, dari
dalam mg pirazinamida, C5H5N3O, dalam serbuk tablet
jumlah yang tertera pada etiket.
yang digunakan dengan rumus:
Baku pembanding Pirazinamida BPFI; lakukan
pengeringan di atas silika gel P selama 18 jam sebelum A 
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan 10 C  U 
terlindung cahaya.  AS 
- 1012 -

larutkan dengan 50 ml metanol P dalam labu Erlenmeyer


C adalah kadar Pirazinamida BPFI dalam µg per ml bersumbat kaca. Tambahkan 5 ml asam asetat glasial P
Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah serapan dan 2-3 tetes eosin Y LP dan titrasi dengan perak nitrat
Larutan uji dan Larutan baku. 0,1 N LV.

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik. Tiap ml perak nitrat 0,1 N
setara dengan 3,545 mg Cl
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara
PIRIDOKSIN HIDROKLORIDA Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Pyridoxine Hydrochloride Kromatografi <931>.
Fase gerak Buat campuran 20 ml asam asetat glasial
H3C N
P, 1,2 g natrium 1-heksansulfonat P dan lebih kurang
HCl 1400 ml air dalam labu tentukur 2000-ml. Atur pH hingga
HO CH2OH 3,0 dengan penambahan asam asetat glasial P atau
CH2OH natrium hidroksida 1 N. Tambahkan 470 ml metanol P,
encerkan dengan air sampai tanda dan saring dengan
Piridoksol hidroklorida [58-56-0] penyaring 0,5 µm. Jika perlu lakukan penyesuaian
C8H11NO3.HCl BM 205,64 menurut Kesesuaian sistem seperti tertera pada
Kromatografi <931>.
Piridoksin Hidroklorida mengandung tidak kurang dari Larutan baku internal Timbang saksama sejumlah
98,0% dan tidak lebih dari 102,0% C8H11NO3.HCl, asam p-hidroksi benzoat P, larutkan dalam Fase gerak
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. hingga kadar lebih kurang 5 mg per ml.
Larutan baku Timbang saksama lebih kurang 50 mg
Pemerian Hablur atau serbuk hablur; putih atau hampir Piridoksin Hidroklorida BPFI, masukkan ke dalam labu
putih; stabil di udara; secara perlahan-lahan dipengaruhi tentukur 100-ml, larutkan dan encerkan dengan Fase
oleh cahaya matahari. gerak sampai tanda. Masukkan 10,0 ml larutan ini dan 1,0
ml Larutan baku internal ke dalam labu tentukur 100-ml,
Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Tiap ml larutan
etanol; tidak larut dalam eter. Larutan mempunyai pH mengandung lebih kurang 0,05 mg.
lebih kurang 3. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, larutkan dan
Baku pembanding Piridoksin Hidroklorida BPFI, encerkan dengan Fase gerak sampai tanda. Masukkan
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika gel 10,0 ml larutan ini dan 1,0 ml Larutan baku internal ke
P selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah dalam labu tentukur 100-ml, encerkan dengan Fase gerak
tertutup rapat dan terlindung cahaya. sampai tanda.
Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Identifikasi Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dilengkapi dengan detektor 280 nm dan kolom 4,6 mm x
dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya 25 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,5
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
Piridoksin Hidroklorida BPFI. baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
B. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B, dan C seperti tertera pada Prosedur: resolusi, R, antara puncak
seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. piridoksin dan asam p-hidroksi benzoat tidak kurang dari
2,5; dan simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; tidak lebih dari 3,0%.
lakukan pengeringan dalam hampa udara, di atas silika Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
gel P selama 4 jam. sama (lebih kurang 20 µl) Larutan baku dan Larutan uji
ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%. respons puncak utama. Waktu retensi relatif piridoksin
dan asam p-hidroksi benzoat masing-masing adalah lebih
Logam berat <371> Metode III Tidak lebih dari 30 bpj. kurang 0,7 dan 1,0. Hitung jumlah dalam mg piridoksin
hidroklorida, C8H11NO3.HCl, dalam zat yang digunakan
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> dengan rumus:
Metode I Memenuhi syarat; lakukan penetapan
menggunakan Larutan uji dengan kadar 20 mg per ml R 
dan Larutan baku dengan kadar dua kali Larutan uji. 1000C  U 
 RS 
Kandungan klorida Tidak kurang dari 16,9% dan tidak
lebih dari 17,6% Cl dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan. Timbang saksama lebih kurang 500 mg zat,
- 1013 -

C adalah kadar Piridoksin Hidroklorida BPFI dalam mg etiket; D adalah faktor pengenceran; AU dan AS berturut-
per ml Larutan baku; RU dan RS berturut-turut adalah turut adalah serapan Larutan uji dan Larutan baku.
perbandingan respons puncak piridoksin terhadap baku
internal dalam Larutan uji dan Larutan baku. Disolusi <1231> Prosedur untuk gabungan sampel
Media disolusi: 900 ml air.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, Alat tipe 2: 50 rpm.
tidak tembus cahaya. Waktu: 45 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C8H11NO3.HCl
yang terlarut seperti tertera pada Penetapan kadar tablet
TABLET PIRIDOKSIN HIDROKLORIDA vitamin yang larut dalam air, yaitu niasin atau
Pyridoxine Hydrochloride Tablet niasinamida, piridoksin hidroklorida, riboflavin, tiamin
dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu encerkan
Tablet Piridoksin Hidroklorida mengandung piridoksin dengan Media disolusi, dan serapan larutan baku
hidroklorida, C8H11NO3.HCl tidak kurang dari 95,0% dan Piridoksin Hidroklorida BPFI dalam media yang sama.
tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak
etiket. kurang dari 75% (Q) C8H11NO3.HCl dari jumlah yang
tertera pada etiket.
Baku pembanding Piridoksin Hidroklorida BPFI;
lakukan pengeringan dalam hampa udara di atas silika gel Penetapan kadar
P selama 4 jam sebelum digunakan. Simpan dalam wadah Dapar amonium klorida-amonium hidroksida Larutkan
tertutup rapat, terlindung cahaya. 16 g amonium klorida P dalam 70 ml air, tambahkan 16
ml amonium hidroksida P, encerkan dengan air hingga
Identifikasi Pada sejumlah serbuk tablet setara dengan 100 ml, campur dan saring
lebih kurang 100 mg zat, tambahkan lebih kurang 5 ml Larutan klorimida Larutkan 40 mg
air, kocok. Saring ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 2,6-diklorokuinon klorimida P dalam 100 ml isopropanol
2 atau 3 tetes besi(III) klorida LP: terjadi warna jingga P. Simpan larutan dalam lemari pendingin, gunakan
sampai merah tua. dalam waktu sekitar satu bulan. Tidak boleh digunakan
bila larutan berwarna merah muda.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat. Larutan baku persediaan Timbang saksama sejumlah
Prosedur keseragaman kandungan Piridoksin Hidroklorida BPFI, larutkan dalam asam
Larutan uji Pindahkan 1 tablet yang sebelumnya telah klorida 0,1 N, encerkan secara kuantitatif dengan pelarut
digerus, ke dalam labu tentukur 500-ml yang berisi lebih yang sama hingga kadar 0,1 mg per ml. Simpan dalam
kurang 300 ml air, kocok selama lebih kurang 30 menit, botol cokelat di tempat dingin.
dan encerkan dengan air sampai tanda. Saring larutan, Larutan baku Encerkan 10,0 ml Larutan baku
buang 25 ml filtrat pertama. Encerkan filtrat berikutnya persediaan dengan air dalam labu tentukur 100-ml
secara kuantitatif dan bertahap dengan larutan asam sampai tanda. Buat larutan setiap akan digunakan.
klorida P (1 dalam 100) hingga diperoleh larutan yang Larutan uji Timbang dan serbukkan tidak kurang dari
mengandung piridoksin hidroklorida lebih kurang 10 μg 20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk tablet setara
per ml. dengan lebih kurang 10 mg piridoksin hidroklorida,
Larutan baku Larutkan sejumlah Piridoksin masukkan ke dalam labu Erlenmeyer dengan penambahan
Hidroklorida BPFI yang ditimbang saksama dalam air. Tambahkan 5 ml larutan asam klorida P, encerkan
larutan asam klorida P (1 dalam 100), encerkan secara dengan air hingga lebih kurang 250 ml dan panaskan di
bertahap dengan pelarut yang sama sehingga memperoleh atas tangas uap sampai hancur sempurna. Dinginkan,
Larutan baku yang mengandung lebih kurang 10 μg per pindahkan ke dalam labu tentukur 1000-ml, encerkan
ml. Ukur serapan Larutan uji dan Larutan baku pada dengan air sampai tanda, campur dan sentrifus sejumlah
panjang gelombang maksimum lebih kurang 290 nm, campuran. Gunakan beningan sebagai Larutan uji.
dengan menggunakan larutan asam klorida P (1 dalam Prosedur
100) sebagai blangko. Hitung jumlah dalam mg (a) Pipet 5 ml Larutan uji jernih ke dalam labu,
piridoksin hidroklorida, C8H11NO3.HCl, dalam tablet tambahkan 25,0 ml isopropanol P. Pipet 5 ml larutan ini
dengan rumus: ke dalam gelas ukur 25 ml atau tabung reaksi bertutup
kaca. Tambahkan berturut-turut, kocok setiap
penambahan 1,0 ml Dapar amonium klorida-amonium
 T  A 
C   U  hidroksida, 1,0 ml larutan natrium asetat P (1 dalam 5)
 D  AS  dan 1,0 ml air. Dinginkan sampai lebih kurang 25º, lalu
tambahkan 1,0 ml Larutan klorimida, kocok kuat dalam
C adalah kadar Piridoksin Hidoklorida BPFI dalam μg waktu tepat 10 detik (tepat) dan dalam waktu tepat 60
per ml Larutan baku; T adalah jumlah dalam mg detik setelah penambahan Larutan klorimida, tentukan
piridoksin hidroklorida dalam tablet seperti tertera pada serapan pada panjang gelombang serapan maksimum
lebih kurang 650 nm, gunakan air sebagai blangko.
- 1014 -

[Catatan Lakukan pembacaan segera untuk Identifikasi


menghindarkan kesalahan karena pemucatan]. Serapan A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah
dinyatakan dengan AU. dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P
(b) Ulangi prosedur (a) tetapi 1,0 ml air diganti dengan menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
1,0 ml larutan asam borat P (1 dalam 20). Serapan gelombang yang sama seperti pada Piridostigmin
dinyatakan dalam AU’. Bromida BPFI.
(c) Ulangi prosedur (a) tetapi 5,0 ml Larutan uji diganti B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (35 µg per ml)
dengan 5,0 ml larutan baku. Serapan dinyatakan dalam dalam asam klorida 0,1 N menunjukkan maksimum dan
AS. minimum pada panjang gelombang yang sama seperti
(d) Ulangi prosedur (c) tetapi 1,0 ml air diganti dengan pada Piridostigmin Bromida BPFI; serapan jenis masing-
1,0 ml larutan asam borat P (1 dalam 20). Serapan masing, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan
dinyatakan dengan AS’. Hitung jumlah dalam mg pada panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang
piridoksin hidroklorida, C8H11NO3.HCl dalam serbuk 269 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
tablet yang digunakan dengan rumus: C. Masukkan lebih kurang 100 mg zat ke dalam tabung
reaksi, tambahkan 0,6 ml natrium hidroksida 1 N: terjadi
 A  AU'  warna jingga. Panaskan: warna berubah menjadi kuning
C  U  dan uap larutan membirukan kertas lakmus merah P.
 AS  AS'  D. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksi Bromida
cara A dan B seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum
C adalah kadar Piridoksin Hidroklorida BPFI dalam μg <291>.
per ml Larutan baku.
Jarak lebur <1021> Antara 154 dan 157; lakukan
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, penetapan menggunakan zat yang sebelumnya telah
terlindung cahaya. dikeringkan.

Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 2,0%;


PIRIDOSTIGMIN BROMIDA lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa
Pyridostigmine Bromide udara, menggunakan fosfor pentoksida P sebagai zat
pengering pada suhu 100 selama 4 jam.
CH3
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.
N+
-
Br
Cemaran umum <481>
Penjerap Lempeng selulosa dengan indikator
OCON(CH3)2
fluoresen.
Larutan uji Gunakan pelarut metanol P.
3-Hidroksi-1-metilpiridinium bromida Larutan baku Gunakan pelarut metanol P.
dimetil karbamat [101-26-8] Fase gerak Buat campuran metanol P-air (1:1).
C9H13BrN2O2 BM 261,12 Penampak bercak gunakan teknik penampak bercak
nomor 1.
Piridostigmin Bromida mengandung tidak kurang dari
98,5% dan tidak lebih dari 100,5% C9H13BrN2O2, Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Memenuhi syarat.

Pemerian Serbuk hablur; putih hingga praktis putih; bau Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 850
khas enak; higroskopik. mg zat, larutkan dalam 80 ml asam asetat glasial P.
Tambahkan 25 ml raksa(II) asetat LP dan 2 tetes merah
Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol, dan kuinaldin LP. Titrasi dengan asam perklorat dalam
dalam kloroform; agak sukar larut dalam heksan; praktis dioksan 0,1 N LV hingga tidak berwarna. Lakukan
tidak larut dalam eter. penetapan blangko, jika perlu lakukan koreksi.

Baku pembanding Piridostigmin Bromida BPFI; Tiap ml asam perklorat 0,1 N


lakukan pengeringan dalam tabung pengering hampa setara dengan 26,11 mg C9H13BrN2O2
udara menggunakan fosfor pentoksida P sebagai zat
pengering pada suhu 100º selama 4 jam sebelum Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat.
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dalam
desikator.
- 1015 -

PIRIMETAMIN Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>


Pyrimethamine Memenuhi syarat.

C2H5 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


N Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
H2N Cl Kromatografi <931>.
N Larutan asam fosfat 0,1% Masukkan 1 ml asam fosfat
NH2
P ke dalam labu tentukur 1000-ml. Encerkan dengan air
sampai tanda.
2,4-Diamino-5-(p-klorofenil)-6-etilpirimidina [58-14-0] Fase gerak Buat campuran Larutan asam fosfat 0,1%-
C12H13ClN4 BM 248,71 asetonitril P (83:17), saring dan awaudarakan. Jika perlu
lakukan penyesuaian menurut Kesesuaian sistem seperti
Pirimetamin mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tertera pada Kromatografi <931>.
tidak lebih dari 101,0% C12H13ClN4, dihitung terhadap zat Larutan baku Timbang saksama sejumlah Pirimetamin
yang telah dikeringkan. BPFI, larutkan dalam Larutan asam fosfat 0,1% hingga
kadar lebih kurang 0,02 mg per ml.
Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau. Larutan uji Timbang saksama sejumlah zat, larutkan
dalam Larutan asam fosfat 0,1% hingga lebih kurang
Kelarutan Sukar larut dalam aseton, dalam etanol, dan 0,02 mg per ml.
dalam kloroform; tidak larut dalam air. Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
Baku pembanding Pirimetamin BPFI; lakukan dilengkapi dengan detektor 210 nm dan kolom 2,0 mm x
pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam sebelum 10 cm berisi bahan pengisi L11 dengan ukuran partikel 3
digunakan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan µm. Laju alir lebih kurang 0,3 ml per menit. Lakukan
terlindung cahaya. kromatografi terhadap Larutan baku, rekam kromatogram
dan ukur respons puncak seperti tertera pada Prosedur:
Identifikasi faktor kapasitas, k’, tidak kurang dari 2,5; faktor ikutan
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan tidak lebih dari 1,8; dan simpangan baku relatif pada
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya penyuntikan ulang tidak lebih dari 1,0%.
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Pirimetamin BPFI. sama (lebih kurang 5 µL) Larutan baku dan Larutan uji
B. Pijarkan campuran lebih kurang 100 mg zat dengan ke dalam kromatograf, rekam kromatogram dan ukur
500 mg natrium karbonat anhidrat P. Dinginkan, respons puncak utama. Hitung jumlah dalam persentase
tambahkan 5 ml air panas, panaskan di atas tangas uap pirimetamin, C12H13ClN4, dalam zat dengan rumus:
selama 5 menit, saring dan netralkan filtrat dengan asam
nitrat P: larutan menunjukkan reaksi Klorida cara A, B, C   rU 
dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>. 100  S   
C. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan  CU   rS 
uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar. 100 adalah faktor konversi persen; CS adalah kadar
Pirimetamin BPFI dalam mg per ml Larutan baku; CU
Jarak lebur <1021> Antara 238 dan 242; lakukan adalah kadar Pirimetamin dalam mg per ml Larutan uji;
penetapan menggunakan zat yang telah dikeringkan. rU dan rS berturut-turut adalah respons puncak dalam
Larutan uji dan Larutan baku.
Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%;
lakukan pengeringan pada suhu 105° selama 4 jam. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,1%.

Cemaran umum <481> PIROKSIKAM


Larutan uji Gunakan pelarut campuran metanol P- Piroxicam
kloroform P (1:1).
O O
Larutan baku Gunakan pelarut campuran metanol P- S
kloroform P (1:1). N CH3

Fase gerak Buat campuran n-propanol P-asam asetat


CONH
glasial P-air (8:1:1).
N
Penampak bercak Gunakan teknik penampak bercak OH

nomor 2.
4-Hidroksi-2-metil-N-2-piridil-2H-1,2-benzotiazin-3-
karboksamida 1,1-dioksida [36322-90-4]
- 1016 -

C15H13N3O4S BM 331,35 Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara


Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Piroksikam mengandung tidak kurang dari 97,0% dan Kromatografi <931>.
tidak lebih dari 103,0% C15H13N3O4S. Dapar Larutkan masing-masing sejumlah 7,72 g asam
sitrat anhidrat P dalam 400 ml air dan 5,35 g natrium
Pemerian Serbuk; hampir putih atau cokelat terang atau fosfat dibasa P dalam 100 ml air. Campur kedua larutan,
kuning terang; tidak berbau. Bentuk monohidrat berwarna encerkan dengan air hingga 1000 ml.
kuning. Fase gerak Buat campuran Dapar-metanol P (55:45)
dan awaudarakan.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; dalam asam- Larutan baku Timbang saksama sejumlah Piroksikam
asam encer dan sebagian besar pelarut organik; sukar BPFI, larutkan dalam asam klorida-metanol 0,01 N
larut dalam etanol dan dalam larutan alkali mengandung hingga kadar lebih kurang 0,25 mg per ml. Pipet 10,0 ml
air. larutan ke dalam labu tentukur 50-ml, tambahkan lebih
kurang 25 ml asam klorida-metanol 0,01 N dan 10,0 ml
Baku pembanding Piroksikam BPFI; tidak boleh air, encerkan dengan asam klorida-metanol 0,01 N hingga
dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah tanda. Larutan mengandung lebih kurang 0,05 mg per ml.
tertutup rapat, tidak tembus cahaya. Larutan uji Timbang saksama lebih kurang 50 mg zat,
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
Identifikasi dengan asam klorida-metanol 0,01 N sampai tanda. Pipet
A. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan 10,0 ml larutan ke dalam labu tentukur 100-ml yang lain,
dalam minyak mineral P menunjukkan maksimum hanya tambahkan lebih kurang 50 ml asam klorida-metanol 0,01
pada bilangan gelombang yang sama seperti pada N dan 20 ml air, encerkan dengan asam klorida-metanol
Piroksikam BPFI. Zat tidak boleh dikeringkan. 0,01 N sampai tanda.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan 10 µg per ml Sistem kromatografi Lakukan seperti tertera
dalam asam klorida P dalam metanol P (1 dalam 1200) Kromatografi <931>. Kromatograf cair kinerja tinggi
menunjukkan maksimum dan minimum pada panjang dilengkapi dengan detektor 254 nm dan kolom 3,9 mm x
gelombang yang sama seperti pada Piroksikam BPFI. 30 cm berisi bahan pengisi L1. Laju alir lebih kurang 1,2
C. Lakukan penetapan seperti tertera pada Identifikasi ml per menit. Lakukan kromatografi terhadap Larutan
secara Kromatografi Lapis Tipis <281>. baku, rekam kromatogram dan ukur respons puncak
Fase gerak Campuran toluen P-asam asetat P (95:5). seperti tertera pada Prosedur: efisiensi kolom yang
Pelarut Campuran kloroform P-metanol P (1:1). ditentukan dari puncak analit tidak kurang dari 500
Larutan baku Timbang sejumlah Piroksikam BPFI, lempeng teoritis, faktor ikutan tidak lebih dari 1,5 dan
larutkan dalam Pelarut hingga kadar 1 mg per ml. simpangan baku relatif pada penyuntikan ulang tidak
Larutan uji Timbang sejumlah zat, larutkan dalam lebih dari 2,0%.
Pelarut hingga kadar 1 mg per ml. Prosedur Suntikkan secara terpisah sejumlah volume
Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 20 sama (lebih kurang 25 µl) Larutan baku dan Larutan uji
µl Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng pada kromatograf, rekam kromatogram dan ukur respons
kromatografi silika gel P setebal 0,25 mm. Masukkan puncak utama. Hitung jumlah dalam mg piroksikam,
lempeng ke dalam bejana kromatografi yang berisi Fase C15H13N3O4S, dalam zat yang digunakan dengan rumus:
gerak dan biarkan merambat hingga lebih kurang tiga
perempat tinggi lempeng. Angkat lempeng, tandai batas r 
1000 C  U 
rambat, biarkan kering di udara. Ulangi lagi seperti  rS 
perlakuan sebelumnya, dan biarkan kering di udara.
Amati lempeng di bawah sinar ultraviolet pada pan jang C adalah kadar Piroksikam BPFI dalam mg per ml
gelombang 254 nm; harga Rf bercak utama yang Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan yang diperoleh puncak yang dihasilkan dari Larutan uji dan Larutan
dari Larutan baku. baku.

Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 0,5%. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
Sisa pemijaran <301> Tidak lebih dari 0,3%.

Logam berat <371>Metode III Tidak lebih dari 50 bpj. KAPSUL PIROKSIKAM
Piroxicam Capsule
Cemaran senyawa organik mudah menguap <471>
Metode V Memenuhi syarat. Kapsul Piroksikam mengandung piroksikam,
Pelarut Gunakan dimetilsulfoksida P. C15H13N3O4S, tidak kurang dari 92,5% dan tidak lebih
dari 107,5% dari jumlah yang tertera pada etiket.
- 1017 -

Baku pembanding Piroksikam BPFI; tidak boleh r 


dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah 1000 C  U 
tertutup rapat, tidak tembus cahaya.  rS 

Identifikasi Larutkan sebagian isi kapsul dalam C adalah kadar Piroksikam BPFI dalam mg per ml
campuran kloroform P-metanol P (1:1) untuk Larutan baku; rU dan rS berturut-turut adalah respons
memperoleh larutan yang mengandung kadar lebih puncak yang dihasilkan dari Larutan uji dan Larutan
kurang 1 mg per ml. Aduk menggunakan pengaduk baku.
mekanik selama 10 menit, saring: filtrat yang diperoleh
memenuhi Identifikasi C seperti tertera pada Piroksikam. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,
tidak tembus cahaya.
Disolusi <1231>
Media disolusi: 900 ml cairan lambung buatan LP
(tanpa enzim). TABLET PIROKSIKAM
Alat tipe I: 50 rpm. Piroxicam Tablet
Waktu: 45 menit.
Prosedur Lakukan penetapan jumlah C15H13N3O4S Tablet Piroksikam mengandung piroksikam, C15H13N3O4S,
yang terlarut dengan mengukur serapan alikuot, jika perlu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
diencerkan dengan Media disolusi dan serapan larutan jumlah yang tertera pada etiket.
baku Piroksikam BPFI dalam media yang sama pada
panjang gelombang serapan maksimum lebih kurang 333 Baku pembanding Piroksikam BPFI; tidak boleh
nm. [Catatan Gunakan penyaring yang tidak menyerap dikeringkan sebelum digunakan. Simpan dalam wadah
piroksikam. Untuk membuat larutan baku, timbang tertutup rapat dan terlindung cahaya.
saksama sejumlah Piroksikam BPFI, larutkan dalam
metanol P agar diperoleh larutan persediaan dengan Identifikasi
kadar lebih kurang 0,5 mg per ml sebelum dilakukan A. Kocok sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih
pengenceran dengan Media disolusi]. kurang 40 mg piroksikam dengan 10 ml kloroform P,
Toleransi Dalam waktu 45 menit harus larut tidak saring, uapkan sampai kering. Spektrum serapan
kurang dari 75% (Q) C15H13N3O4S, dari jumlah yang inframerah residu didispersikan dalam minyak mineral P,
tertera pada etiket. menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Piroksikam BPFI.
Keseragaman sediaan <911> Memenuhi syarat.
B. Spektrum serapan larutan ultraviolet residu 10 µg
Air <1031> Metode I Tidak lebih dari 8,0%. per ml dalam asam klorida P dalam metanol P (1 dalam
1200) menunjukkan maksimum hanya pada panjang
Penetapan kadar Lakukan penetapan dengan cara gelombang 243 nm dan 334 nm.
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi seperti tertera pada
Kromatografi <931>. Disolusi <1231>
Dapar, Fase gerak, Larutan baku dan Sistem Media disolusi: 900 ml asam klorida 0,01 N.
kromatografi Buat seperti tertera pada Penetapan kadar Alat tipe 2 : 75 rpm.
dalam Piroksikam. Waktu: 40 menit.
Larutan uji Timbang saksama tidak kurang dari 20 Prosedur Lakukan penetapan jumlah piroksikam,
kapsul, keluarkan isi semua kapsul, dan campur, C15H13N3O4S, yang terlarut dengan mengukur serapan
bersihkan cangkang kapsul dan timbang saksama. Hitung alikuot yang diencerkan dengan Media disolusi hingga
bobot rata-rata isi kapsul. Timbang saksama sejumlah isi kadar piroksikam lebih kurang 6 g per ml dan serapan
kapsul setara dengan lebih kurang 50 mg piroksikam, Larutan baku Piroksikam BPFI pada panjang gelombang
masukkan ke dalam labu tentukur 100-ml. Tambahkan serapan maksimum lebih kurang 334 nm menggunakan
lebih kurang 70 ml asam klorida-metanol 0,01 N, aduk Media disolusi sebagai blangko.
menggunakan pengaduk mekanik selama 30 menit. Toleransi Dalam waktu 40 menit harus larut tidak
Encerkan dengan asam klorida-metanol 0,01 N sampai kurang dari 70% (Q) C15H13N3O4S dari jumlah yang
tanda. Sentrifus larutan untuk memperoleh larutan tertera pada etiket.
bening. Pindahkan 10,0 ml beningan ke dalam labu
tentukur 100 ml, tambahkan lebih kurang 50 ml asam Penetapan kadar
klorida-metanol 0,01 N dan 20 ml air, encerkan dengan Larutan baku Timbang saksama sejumlah Piroksikam
asam klorida-metanol 0,01 N hingga tanda. BPFI ke dalam labu tentukur yang sesuai, larutkan dan
Prosedur Lakukan penetapan seperti tertera pada encerkan dengan asam klorida-metanol 0,1 N hingga
Penetapan kadar dalam Piroksikam. Hitung jumlah diperoleh larutan dengan kadar mendekati Larutan uji.
dalam mg piroksikan, C15H13N3O4S, dalam serbuk kapsul Larutan uji Timbang dan serbuk haluskan 20 tablet.
yang digunakan dengan rumus: Timbang saksama sejumlah serbuk tablet setara dengan
lebih kurang 10 mg piroksikam, masukkan ke dalam labu
- 1018 -

tentukur 100-ml. Encerkan dengan asam klorida-metanol PLESTER BEDAH ZINK OKSIDA
0,1 N sampai tanda, saring. Buang filtrat pertama, pipet 5 Zink Oxide Surgical Adhesive Tape
ml filtrat ke dalam labu tentukur 100-ml, encerkan
dengan asam klorida-metanol 0,1 N sampai tanda. Plester Bedah Zink Oksida terdiri dari kain tenunan
Prosedur Ukur serapan Larutan baku dan Larutan uji sederhana dengan benang katun, benang viskosa atau
pada panjang gelombang lebih kurang 334 nm campuran benang katun dan viskosa arah memanjang dan
menggunakan asam klorida-metanol 0,1 N sebagai melebar. Kain dilapis dengan bahan perekat mengandung
blangko. Hitung jumlah dalam mg piroksikam, zink oksida yang tidak terkelupas jika gulungan dibuka.
C15H13N3O4S, dalam zat yang digunakan dengan rumus: Kain harus bersih, bebas kerusakan tenunan dan hanya
A  mengandung sesepora sisa daun, kulit biji dan pengotoran
2000C  u  lain. Dapat berpori teratur. Perekat dapat berpori atau
 As  tembus uap air dan udara. Plester tersedia dalam bentuk
gulungan, dapat diwarnai seperti warna kulit.
C adalah kadar dalam mg per ml Piroksikam BPFI dalam Identifikasi Serat <841> Lakukan seperti tertera pada uji
Larutan baku; AU dan AS berturut-turut adalah serapan katun atau viskosa atau keduanya menggunakan kain
Larutan uji dan Larutan baku. bebas perekat.
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, Jumlah benang per 10 cm Jumlah benang arah
tidak tembus cahaya. memanjang tidak kurang dari 280; jumlah arah melebar
tidak kurang dari 265; lakukan penetapan seperti tertera
pada Pembalut tidak meregang Metode II dalam Jumlah
PLASMA SEGAR BEKU benang per Satuan Panjang <871>.
Plasma Segar Beku untuk Infus
Fresh Frozen Plasma Perforasi Jika berpori, diameter pori 3 - 5 mm dan luas
tidak lebih dari 14% dari luas seluruh kain.
Plasma Segar Beku dibuat dari beningan hasil sentrifus
darah yang berasal dari satu donor, mengandung tidak Bobot massa perekat Tidak kurang dari 115 g per m2;
kurang dari 50% aktivitas faktor VIII donor. Darah donor lakukan penetapan seperti tertera pada uji Bobot massa
disentrifus dalam waktu tertentu sehingga lapisan bagian perekat, sediaan tanpa perekat Metode I, dalam Bobot
atas mengandung sedikit mungkin komponen sel darah. per Satuan Luas <771>.
Beningan dipisahkan dengan cara tertentu dengan sistem
tertutup untuk mencegah kontaminaasi mikroba baik Bobot kain Tidak kurang dari 125 g per m2; lakukan
terhadap plasma maupun komponen sel darah. Wadah penetapan seperti tertera pada Sediaan dengan perekat
segera ditutup kedap dan didinginkan pada suhu -30º atau Metode I dalam Bobot per Satuan Luas <771>.
lebih rendah. Pendinginan dilakukan secepat mungkin,
pada keadaan tertentu dalam waktu 18 jam sejak Kadar zink oksida dalam massa perekat <421> Tidak
pengambilan darah. kurang dari 10,0%.
Pemerian Bila dicairkan zat berwarna kuning muda Daya rekat <791> Memenuhi syarat.
sampai agak tua, dapat keruh disebabkan adanya lemak.
Permeabilitas uap air <1151> Tidak kurang dari 500 g
Identifikasi Cairkan pada suhu tidak lebih dari 37º, pada per m2 per 24 jam untuk plester berpori.
1 ml tambahkan segera 0,2 ml larutan kalsium klorida P
2,5%: terbentuk koagulasi yang akan dipercepat dengan Beban regang minimum <761> Metode I Tidak kurang
inkubasi pada suhu 37º. dari 40 N (lebih kurang 4,0 kgf) per cm untuk kain tak
berpori: tidak kurang dari 20 N (lebih kurang 2,0 kgf)
Hemolisin <211> Sediaan yang menunjukkan reaksi untuk kain berpori.
positif pada Uji hemolisin, hanya aman digunakan untuk
tranfusi pada penerima dengan golongan darah O. Sambungan Tidak boleh ada sambungan untuk plester
Lakukan penetapan terhadap Plasma Segar Beku yang dengan panjang kurang dari 3 m; boleh ada sambungan
berasal dari darah golongan O. tidak lebih dari satu untuk plester dengan panjang 3 m
atau lebih.
Sterilitas <71> Memenuhi syarat.
Lebar Tidak boleh berbeda lebih dari ± 1,5 mm dari yang
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah steril tertutup tertera pada etiket untuk plester dengan lebar tidak lebih
kedap pada suhu tidak lebih dari -30º hingga saat dari 5 cm: tidak boleh berbeda lebih dari ± 2,5 mm dari
digunakan. Kecuali pada waktu transportasi, lakukan yang tertera pada etiket untuk plester dengan lebar lebih
tidak lebih dari 30 menit. dari 5 cm.
- 1019 -

Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat Polietilen glikol [25322-68-3]
baik, terlindung cahaya, pada suhu tidak lebih dari 25º.
Polietilen Glikol adalah suatu polimer tambahan dari
etilen oksida dan air dinyatakan dengan rumus:
PLESTER SINTETIK PERMEABEL TIDAK
DITENUN H(OCH2CH2)nOH
Permeable non-woven surgical synthetic adhesive
tape n adalah jumlah rata-rata gugus oksietilen. Bobot
molekul rata-rata tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih
Plester Sintetik Permeabel Tidak Ditenun terdiri dari dari 105,0% dari nilai nominal yang tertera pada etiket
penyangga bahan dasar kertas atau bahan kain tidak bila nilai yang tertera pada etiket di bawah 1000; tidak
ditenun yang dilapisi rata dengan massa perekat polimer, kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari nilai
yang tidak mengelupas jika gulungan dibuka dan jika nominal yang tertera pada etiket bila nilai nominal yang
digunakan pada kondisi normal tidak terlepas dari tertera pada etiket antara 1000 dan 7000; tidak kurang
penyanggnya. Plester dapat ditembus udara dan uap air. dari 87,5% dan tidak lebih dari 112,5% dari nilai nominal
Tersedia dalam bentuk gulungan pada gelendong atau yang tertera pada etiket bila nilai nominal yang tertera
poros. pada etiket di atas 7000.

Bobot bahan penyangga Tidak kurang dari 34 g per m2, Pemerian Umumnya ditentukan dengan bilangan yang
lakukan penetapan seperti tertera pada Sediaan dengan menunjukkan bobot molekul rata-rata. Bobot molekul
perekat Metode II dalam Bobot per Satuan Luas <771>. rata-rata menambah kelarutan dalam air, tekanan uap,
higroskopisitas, dan mengurangi kelarutan dalam pelarut
Bobot massa perekat Tidak kurang dari 20 g per m2; organik, suhu beku, berat jenis, suhu nyala dan naiknya
lakukan penetapan seperti tertera pada Bobot massa kekentalan.
perekat dan Sediaan dengan perekat Metode II dalam Bentuk cair umumnya jernih dan berkabut, cairan kental,
Bobot per Satuan Luas <771>. tidak berwarna atau praktis tidak berwarna, agak
higroskopik, bau khas lemah. Bobot jenis pada suhu 25º
Daya rekat <791> Memenuhi syarat. lebih kurang 1,12.
Bentuk padat biasanya praktis tidak berbau dan tidak
Permeabilitas uap air <1151> Tidak kurang dari 500 g berasa, putih, licin seperti plastik mempunyai konsistensi
per m2 per 24 jam. seperti malam, serpihan butiran atau serbuk, putih gading.
Pada tabel di bawah ini menunjukkan suhu beku rata-rata,
Beban regang minimum <761> Metode I tidak kurang sesuai sifat pada umumnya dari masing-masing mutu.
dari 8 N (lebih kurang 0,8 kgf) per cm dari lebar
potongan nominal, atau yang tertera. Bobot molekul nominal Suhu beku rata-rata
polietilen glikol (º)
Sambungan Tidak boleh ada sambungan untuk plester 300 -11
dengan panjang kurang dari 3 m; boleh ada sambungan 400 6
tidak lebih dari satu untuk plester dengan panjang 3 m 600 20
atau lebih. 900 34
1000 38
Lebar Tidak boleh berbeda lebih dari ± 1,5 mm dari yang 1450 44
tertera pada etiket untuk plester dengan lebar tidak lebih 3350 56
dari 5 cm; tidak boleh berbeda lebih dari ± 2,5 mm dari 4500 58
yang tertera pada etiket untuk plester dengan lebar lebih 8000 60
dari 5 cm
Kelarutan Bentuk cair bercampur dengan air, bentuk
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik, padat mudah larut dalam air, larut dalam aseton, dalam
terlindung cahaya pada suhu tidak lebih dari 25º. etanol 95%, dalam kloroform, dalam etilen glikol
monoetil eter, dalam etil asetat dan dalam toluen; tidak
larut dalam eter dan dalam heksan.
POLIETILEN GLIKOL
Kesempurnaan melarut dan warna larutan Larutan 5
PEG g dalam 50 ml air tidak berwarna: jernih untuk bentuk
Makrogol cair dan tidak lebih dari agak berkabut dari bentuk padat.
Polyethylene Glycol
O H
Kekentalan <1051> Lakukan uji kentalan dengan
H O menggunakan viskosimeter kapiler dengan waktu aliran
n
tidak kurang dari 200 detik, dan suhu tangas cairan dijaga

You might also like