Professional Documents
Culture Documents
Proposal Terapi Bermain
Proposal Terapi Bermain
Oleh:
IKE NURJANNAH
C121 13 044
(________________ ) (______________ _)
A. PENGERTIAN
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka rela untuk
memperoleh kesenangan dan bermain merupakan cermin kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial. Oleh karena itu bermain merupakan media
belajar bagi anak.
B. FUNGSI BERMAIN
Fungsi bermain bagi anak :
1. Perkembangan Sensori Motorik : yaitu membantu perkembangan gerak
dengan memainkan suatu obyek, misalnya : meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif : yaitu membantu mengenali benda disekitar
misalnya : logo, balok (bongkar pasang mainan).
3. Perkembangan social : yaitu anak belajar berinteraksi dengan orang lain
dan mempelajari peran dalam kelompok misalnya : dapat diperolah dari
orang tua, guru, orang lain disekitar bermain, maka anak akan bertingkah
laku sesuai/diterima oleh teman, anak akan menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan, jujur terhadap orang lain.
4. Terapi : bermain akan memeberi kesempatan pada anak untuk
mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya, marah, depresi,
benci, takut.
5. Sebagai alat komunikasi : bermain merupakan komunikasi terutama pada
anak yang belum menyatakan perasaan secara verbal, misalnya : melukis,
menggambar, bermain peran.
C. TUJUAN BERMAIN
Selain fungsi bermain bagi anak, bermain juga mempunyai tujuan antara lain:
1. Dapat melanjut pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
2. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi melalui
permainan
3. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman berain yang tepat.
4. Dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di
rumah sakit dan mendapatkan kesenangan.
E. KLASIFIKASI BERMAIN
1. Menurut Isi :
“Social Play” : belajar memberi respon, misalnya orang dewasa
berbicara/memanjakan anak, maka anak akan merasa senang dengan
respon mengeluarkan suara tersenyum.
“Sense Of Pleasure Play” : dengan bermain akan memperoleh
kesenangan dsri suatu objek disekelilingnya, misalnya : bermain pasir,
air.
“Skill Play” dengan bermain anak dapat memperoleh ketrampilan
sehingga anak akan memperoleh berulang-ulang.
“Dramatik Play atau Role Play” dengan bermain anak akan dapat
melakukan peran, misalnya : sebagai perawat, dokter, guru, ibu, ayah
dan anak akan membuat fantasi dari permainan tersebut.
2. Menurut Karakterisitik Sosial :
“Solitery Play” bermain sendiri walaupun ada orang lain didekatnya
(1–3).
“Paralel Play”, bermain sejenis , anak bermain dalam suatu
kelompok, masing-masing mempunyai mainan yang sama, tetapi
tidak ada interaksi diantara mereka : tidak tergantung (interaksi tetapi
belum bersosialisasi) Todler, Preschool.
“Associative Play” bermain dalam kelompok. Anak bermain dalam
suatu aktivitas yang sama tetapi belum terorganisasi. Tidak ada
pembagian tugas, mereka bermain sesuai keinginannya.
“Cooperative” pelayanan bermain dalam kelompok. Permainan
terorganisir, terencana, ada tujuan, ada aturan-aturan misalnya : main
kartu, balap sepeda.
“Unlocker play” (pengamat). Anak melihat anak bermain hal ini
sduah merupakan bermain, menurunkan stress.
c. Evaluasi hasil
Anak mampu menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan
Anak menyatakan rasa senangnya.
LAPORAN PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
Nama Klien : An. Arier Dirma Atmaja Ruslan
Usia : 11 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
Diagnosa medis : Hidronefrosis Ec. Suspek
Waktu : 19 Oktober 2017 ()
Tempat : Poliklinik Mother and Child RSWS
Hasil pelaksanaan
Terapi bermain yang diberikan pada An. A dengan diagnosa medis
Hidronefrosis Ec Suspek yaitu menyusun gambar atau puzzle yang berlangsung
selama kurang lebih 20 menit. Alat yang digunakan adalah puzzle yang telah
disediakan di poliklinik. Dalam proses pelaksaan terapi bermain sudah sesuai
dengan rencana kerja. Klien diperkenalkan dulu tentang aturan terapi bermain
dan alat-alat terapi bermain. Klien kemudian diberi kesempatan untuk
menyusun gambar-gambar seseui tempatnya. Pada saat klien menyusun gambar
klien diberi motivasi dengan memberikan pujian terhadap karya klien. Klien
mampu menyelesaikan susunan gambar. Klien mengatakan sangat senang
setelah melaksanakan terapi ini. Pelaksanaan terapi bermain ini 90% sesuai
dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Keluarga klien juga
mengatakan sangat senang dengan adanya terapi bermain ini karena dapat
menjadi hiburan bagi anaknya selama menunggu antrian.
Dokumentasi