You are on page 1of 9

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

Terapi Bermain Puzzle pada An. A, Usia 11 Tahun


dengan Hidronefrosis Ec Suspek di Poliklinik
Mother and Child RSWS

Oleh:
IKE NURJANNAH
C121 13 044

Preseptor Institusi Preseptor Lahan

(________________ ) (______________ _)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
KONSEP BERMAIN

A. PENGERTIAN
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara suka rela untuk
memperoleh kesenangan dan bermain merupakan cermin kemampuan fisik,
intelektual, emosional dan sosial. Oleh karena itu bermain merupakan media
belajar bagi anak.

B. FUNGSI BERMAIN
Fungsi bermain bagi anak :
1. Perkembangan Sensori Motorik : yaitu membantu perkembangan gerak
dengan memainkan suatu obyek, misalnya : meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif : yaitu membantu mengenali benda disekitar
misalnya : logo, balok (bongkar pasang mainan).
3. Perkembangan social : yaitu anak belajar berinteraksi dengan orang lain
dan mempelajari peran dalam kelompok misalnya : dapat diperolah dari
orang tua, guru, orang lain disekitar bermain, maka anak akan bertingkah
laku sesuai/diterima oleh teman, anak akan menyesuaikan diri dengan
aturan-aturan, jujur terhadap orang lain.
4. Terapi : bermain akan memeberi kesempatan pada anak untuk
mengekspresikan perasaan yang tidak enak misalnya, marah, depresi,
benci, takut.
5. Sebagai alat komunikasi : bermain merupakan komunikasi terutama pada
anak yang belum menyatakan perasaan secara verbal, misalnya : melukis,
menggambar, bermain peran.

C. TUJUAN BERMAIN
Selain fungsi bermain bagi anak, bermain juga mempunyai tujuan antara lain:
1. Dapat melanjut pertumbuhan dan perkembangan yang normal.
2. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan dan fantasi melalui
permainan
3. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman berain yang tepat.
4. Dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di
rumah sakit dan mendapatkan kesenangan.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BERMAIN


1. Tahap Perkembangan : setiap tahap perkembangan memunyai
potensi/keterbatasan.
2. Status kesehatan : anak yang sakit makan kemampuan kognitif atau
psikomotornya terganggu.
3. Jenis Kelamin : sangat dipengarhi oleh usia terutama perminan yang
digunakan.
4. Lingkungan : lokasi, kultur, negara.
5. Alat Permainan Yang cocok : alat permainan yang sesuai tahap
perkembangan maka anak akan menggunakan dan merasa senang.

E. KLASIFIKASI BERMAIN
1. Menurut Isi :
 “Social Play” : belajar memberi respon, misalnya orang dewasa
berbicara/memanjakan anak, maka anak akan merasa senang dengan
respon mengeluarkan suara tersenyum.
 “Sense Of Pleasure Play” : dengan bermain akan memperoleh
kesenangan dsri suatu objek disekelilingnya, misalnya : bermain pasir,
air.
 “Skill Play” dengan bermain anak dapat memperoleh ketrampilan
sehingga anak akan memperoleh berulang-ulang.
 “Dramatik Play atau Role Play” dengan bermain anak akan dapat
melakukan peran, misalnya : sebagai perawat, dokter, guru, ibu, ayah
dan anak akan membuat fantasi dari permainan tersebut.
2. Menurut Karakterisitik Sosial :
 “Solitery Play” bermain sendiri walaupun ada orang lain didekatnya
(1–3).
 “Paralel Play”, bermain sejenis , anak bermain dalam suatu
kelompok, masing-masing mempunyai mainan yang sama, tetapi
tidak ada interaksi diantara mereka : tidak tergantung (interaksi tetapi
belum bersosialisasi) Todler, Preschool.
 “Associative Play” bermain dalam kelompok. Anak bermain dalam
suatu aktivitas yang sama tetapi belum terorganisasi. Tidak ada
pembagian tugas, mereka bermain sesuai keinginannya.
 “Cooperative” pelayanan bermain dalam kelompok. Permainan
terorganisir, terencana, ada tujuan, ada aturan-aturan misalnya : main
kartu, balap sepeda.
 “Unlocker play” (pengamat). Anak melihat anak bermain hal ini
sduah merupakan bermain, menurunkan stress.

F. BERMAIN DI RUMAH SAKIT


A. Keuntungan bermain di Rumah Sakit
1. Meningkatkan hubungan perawat pasien di Rumah Sakit
2. Dapat mengekspresikan perasaan tidak enak, misalnya : takut sendirian,
rasa marah.
3. Memulihkan rasa mandiri pada anak, dengan kegembiraan dalam
bermain.
4. Bermain terapeutik : dapat meningkatkan penguasaan pengalaman yang
traumatic, misalnya : peran perawat, dokter.
5. Membina tingkah laku positif di Rumah Sakit terhadap perawat. Di
rumah Sakit selain mendapat pengalaman traumatic juga dapat bermain
seperti anak lain.
6. Alat berkomunikasi antara perawat – pasien yaitu cerita gambar.
B. Prinsip Bermain di Rumah Sakit :
1. Tidak banyak membutuhkan energi
2. Permainan simple
3. Kegiatan yang singkat waktunya
4. Mempertimbangkan keamanan : perlukaan, infeksi silang.
5. Kelompok umur yang sama.
6. Melibatkan orang tua
7. Permainan tidak bertentangan dengan pengobatan.
PROPOSAL TERAPI BERMAIN

 Nama Klien : An. Arier Dirma Atmaja Ruslan


 Usia : 11 tahun
 Jenis kelamin : Laki- laki
 Diagnosa medis : Hidronefrosis Ec. Suspek
 Waktu : 19 Oktober 2017 ()
 Tingkat perkembangan
a. Personal sosial
 Teori : Pada anak usia pra sekolah, anak sudah pandai berbicara pada
orang lain, mengungkapkan perasaan dan keinginannya, menyebutkan
nama orang tua dan temannya, memakai dan melepaskan pakaian
sendiri, menggosok gigi tanpa bantuan, dan makan dengan
menggunakan sendok.
 Kondisi klien : Dalam kondisi sehat, perkembangan personal sosial anak
normal dan sesuai teori. .
b. Motorik kasar
 Teori : Pada anak usia 48 bulan sudah bisa naik turun tangga tanpa
bantuan, melompat, mulai bisa naik sepeda beroda tiga.
 Kondisi klien : Dalam kondisi sehat, perkembangan motorik kasar anak
normal dan sesuai teori.
c. Motorik halus
 Teori : Pada anak usia 48 bulan sudah bisa menggambar lingkaran,
mencuci tangannya sendiri, menggosok gigi. Anak pada usia 4 – 5 tahun
memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya.
Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat.
 Kondisi klien : Dalam kondisi sehat, perkembangan motorik halus anak
normal dan sesuai teori.
d. Bahasa
 Teori : Perkembangan bahasa anak usia pra sekolah secara umum pandai
berbicara dan dapat dimengerti, mengetahui kegiatan yang dilakukan,
dapat menyebut warna dan mengetahui kegunaan benda / permainan.
 Kondisi klien : Dalam kondisi sehat, perkembangan bahasa anak
normal, anak mampu berbahasa dengan baik dan sesuai teori. Anak
memberikan respon bila diajak komunikasi.
 Jenis permainan : Terapi bermain yang dilakukan adalah bermain puzzle, alat
permainan ini sudah disediakan di poli mother and child sehingga anak-anak
mudah mengakses pemainan agar tidak bosan
 Alat yang digunakan : puzzle
 Aturan permainan :
1. Tahap Pra Interaksi
a. Mempersiapkan tempat dan alat permainan yang akan dilakukan ( bila
ada alatnya )
b. Mengecek kesiapan anak ( tidak mengantuk, tidak rewel, kondisi yang
memungkinkan )
2. Tahap Interaksi
a. Membina BHSP dengan anak (sapa anak dengan ramah dengan
menyebut nama panggilannya. Jangan memaksa anak)
b. Melakukan kontrak (tempat, waktu, dan jenis permainan yang akan
dilakukan oleh anak) bersama anak dan orang tua
c. Menjelaskan tujuan permainan dan prosedur permainan kepada orang
tua dan anak.
3. Tahap Kerja
a. Memberi petunjuk pada anak tentang cara bermain (bermain puzzle)
b. Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan (ibu atau keluarga
dan perawat dapat membantu anak bermain)
c. Memberikan stimulasi kepada anak untuk menyakan gambar didalam
puzzle.
d. Memberi pujian-pujian pada anak bila dapat melakukan (merangkap
puzzle)
e. Mengobservasi emosi, hubungan interpersonal, psikomotor anak saat
bermain
4. Tahap Terminasi
a. Melakukan evaluasi sesuai tujuan
b. Menanyakan atau melihat perasaan dan pendapat keluarga tentang
permainan.
c. Menanyakan atau melihat perasaan anak setelah bermain (bermain
puzzle).
d. Memberi kesempatan kepada anak untuk menilai hasil mewarnai.
e. Mengakhiri permainan
f. Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta keluarga di dalam
catatan keperawatan dan kemampuan hasil bermain.
 Peserta : An. A sebagai klien.
 Evaluasi
a. Evaluasi struktur
 Kondisi lingkungan tidak terlalu tenang sehingga permainan tidak
begtu kondusif
 Posisi tempat bermain berada dilantai
 Klien sepakat untuk mengikuti kegiatan
 Alat yang digunakan dalam kondisi baik
b. Evaluasi proses
 Mahasiswa dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir
 Mahasiswa mampu memimpin acara
 Mahasiswa mampu memotivasi klien dalam kegiatan
 Keluarga klien membantu mahasiswa melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah
 Anak mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

c. Evaluasi hasil
 Anak mampu menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan
 Anak menyatakan rasa senangnya.
LAPORAN PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
 Nama Klien : An. Arier Dirma Atmaja Ruslan
 Usia : 11 tahun
 Jenis kelamin : Laki- laki
 Diagnosa medis : Hidronefrosis Ec. Suspek
 Waktu : 19 Oktober 2017 ()
 Tempat : Poliklinik Mother and Child RSWS
 Hasil pelaksanaan
Terapi bermain yang diberikan pada An. A dengan diagnosa medis
Hidronefrosis Ec Suspek yaitu menyusun gambar atau puzzle yang berlangsung
selama kurang lebih 20 menit. Alat yang digunakan adalah puzzle yang telah
disediakan di poliklinik. Dalam proses pelaksaan terapi bermain sudah sesuai
dengan rencana kerja. Klien diperkenalkan dulu tentang aturan terapi bermain
dan alat-alat terapi bermain. Klien kemudian diberi kesempatan untuk
menyusun gambar-gambar seseui tempatnya. Pada saat klien menyusun gambar
klien diberi motivasi dengan memberikan pujian terhadap karya klien. Klien
mampu menyelesaikan susunan gambar. Klien mengatakan sangat senang
setelah melaksanakan terapi ini. Pelaksanaan terapi bermain ini 90% sesuai
dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Keluarga klien juga
mengatakan sangat senang dengan adanya terapi bermain ini karena dapat
menjadi hiburan bagi anaknya selama menunggu antrian.
 Dokumentasi

You might also like