You are on page 1of 8

2.

1 Pengertian Pariwisata

Menurut peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata berasal


dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “pari dan
“wisata”. Pari berarti berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan wisata
berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata berarti perjalanan
yang dilakukan secara berulang ulang atau (Musanef, 1996 : 8).

Pariwisata tidak hanya bisa diartikan secara etimologis saja, tetapi


terdapat pendapat dari para ahli diantaranya:

1. Hunziker dan Krapf (Bapak Ilmu Pariwisata)

Pariwisata adalah sejumlah hubungan dan gejala yang dihasilkan


dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak
menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat
sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh
(Musanef, 1996: 11).

2. Hans Buchi

Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan


mereka yang mengadakan perjalanan tersebut memperoleh pelayanan
dari perusahaanperusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata
(Musanef, 1996: 11).

3. Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta

Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul


dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan
rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan ini serta
penunjang lainnya

(Musanef, 1996: 11).

4. Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990

Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan


wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha
yang terkait di bidang itu. Pengertian ini mengandung lima unsur yaitu:

(1) unsur manusia (wisatawan),

(2) unsur kegiatan (perjalanan),


(3) unsur motivasi (menikmati),

(4) unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata),

(5) unsur usaha (Musanef, 1996: 13).

Dan pengertian diatas terdapat beberapa hal yang penting yaitu :

A. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.

B. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.

c. Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan


dengan bertamasya dan rekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi-
atraksi wisata.

1. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah


di tempat/daerah yang dikunjungi dan semata-mata sebagai
konsumen di tempat tersebut, dengan mendapat pelayanan
(Musanef, 1996: 12).
2. Menurut James. J. Spillane (1987: 20) pariwisata adalah
kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan
kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki
kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas,
dan lain-lain. Defenisi yang luas pariwisata adalah perjalanan dari
suatu tempat ke tempat lain, bersifat sementara,
dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan
lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu.
Suatu perjalanan akan dianggap sebagai perjalanan wisata bila
memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu bersifat
sementara, bersifat sukarela(Voluntary) dalam anti tidak terjadi
karena paksaan, dan tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan
upah.

Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas disimpulkan pengertian


Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan
jauh dari rumah (bepergian) atar daerah atau antar negara terutama
untuk bisnis atau kesenangan dimana orang tersebut tidak menetap
atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.

2.2 TUJUAN PARIWISATA:


1. Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum melalui
peningkatan pendapatan dilakukan dengan menetapkan kebijakan
diskriminasi harga.
2. Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan suatu
tingkatan monopoli yang dapat meningkatkan supernormal profit.
3. Akan tetapi dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih cenderung
menggambarkan kemampuan perusahaan dalam melakukan
segmentasi pasar
4. Meningkatkan Devisa negara
5. Memperkenalkan keindahan alam dan kebudayaan indonesia
6. Meningkatkan persaudaraan persahabatan dan nasional dan
internasional

2.3 BENTUK BISNIS PARIWISATA

Menurut Pendit (2002: 37) bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima
kategori yaitu menurut asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap
neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan,
dan menurut alat angkut yang dipergunakan. Bentuk-bentuk pariwisata
tersebut dijelaskan dibawah ini:

a.Menurut asal wisatawan Pertama-tama perlu diketahui wisatawan itu


berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau asalnya dari dalam negeri
berarti sang wisatawan hanya pindah tempat sementara di dalam
lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selamaia mengadakan
perjalanan, maka disebut pariwisata domestik, sedangkankalau ia
datang dari luar negeri disebut pariwisata internasional.

b.Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran Kedatangan


wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uangasing.
Pemasukan valuta asing ini berarti memberi dampak positif
terhadapneraca pembayaran luar negeri suatu negara yang
dikunjunginya, yang inidisebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian
seorang warga

negara ke luar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca


pembayaran luarnegerinya, disebut pariwisata pasif.

c.Menurut jangka waktu Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat


atau negaradiperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di
tempat atau negarayang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah-
istilah pariwisata jangkapendek dan pariwisata jangka panjang, yang
mana tergantung kepadaketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh
suatu negara untuk mengukur pendek atau panjangnya waktu yang
dimaksudkan.

d.Menurut jumlah wisatawan Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah


wisatawan yang datang,apakah sang wisatawan datang sendiri atau
rombongan. Maka timbulahistilah-istilah pariwisata tunggal dan
pariwisata rombongan.

e.Menurut alat angkut yang dipergunakan Dilihat dari segi penggunaan


yang dipergunakan oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi
menjadi pariwisata udara, pariwisata laut, pariwisata kereta api dan
pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba dengan
pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil

2.4 POTENSI BISNIS PARIWISATA

Bali merupakan daerah yang sangat potensial bagi para pebisnis untuk
mengembangkan ide-idenya.Bisnis di Bali menjadi incaran para
pengusaha bisnis mengingat daerah ini sangat ramai dikunjungi oleh
paraturis baik domestik maupun turis-turis asing. Bisnis di Bali terbilang
akan subur, mengingat daerah wisata inicukup di kenal di mata dunia
internasional. Para turis asing yang memiliki kantong-kantong tebal
adalahkonsumen empuk yang akan menyuburkan pengelolaan bisnis di
Bali. Bagi Anda masyaratak Bali tentunya cukup mengetahui jenis usaha
apa yang akan menjadi bisnis di Bali yang laris manis.

Namun bagi Anda para investor asing yang ingin coba-coba memiliki
bisnis di Bali, Anda harus melakukan riset terlebih dahulu, jenis usaha
apa yang akan diminati banyak konsumen.Sebelum memutuskan untuk
mengelola sebuah usaha, hal yang harus Anda lakukan adalah
melakukan survey mengenai kondisi sebuah daerah, bagaimana
kebiasaan masyarakatnya, hal-hal apa yang dibutuhkan serta
bagaimana aktivitas dan kondisi yang ada di daerah tersebut. Bali
sebagai sebuah kawasan wisata tentu sajacukup menjanjikan apabila
kita melakukan buka usaha di Bali terkait dengan hal-hal pariwisata.
Namun demikian, bisnis di Bali tak hanya terikat pada aktivitas
pariwisata, para pebisnis juga bisa melirik peluangbisnis di Bali dari
aspek non pariwisata.Bisnis di Bali dari aspek pariwisata memang cukup
maju pesat, terlebih para konsumennya adalah para turis asing yang
berkantong tebal. Ada beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata
yang bisa Anda coba diantaranya:
1. Bisnis penginapan

Bisnis di Bali berupa penginapan tentu saja sudah banyak dan cukup
menjamur. Anda harus mampu menghadirkan sesuatu yang berbeda
pada bisnis yang Anda kelola. Misalkan saja pada penginapan Anda
dilengkapi dengan berbagai tradisi dan budaya Indonesia lainnya dari
berbagai daerah sehingga membuat para turis asing tertarik untuk
mengetahui Indonesia lebih dalam.

2. Bisnis rumah makan muslim

Bisnis di Bali berupa usaha rumah makan muslim akan sangat dicari
olehpara turis domestik yang beragama Islam serta turis manca negara
lainnya dari negara-negara Islam. Parawisatawan yang taat beragama
biasanya akan selektif mencari makanan yang halal bagi mereka. Sikap
ini dapat Anda jadikan sebagai ide bisnis di Bali yang cukup potensial.

3. Bisnis layanan bahasa

Bisnis di Bali berupa layanan bahasa tentu saja sudah cukup marak
dilakukanorang. Semua orang mahir berbahasa Inggris, namun tak
salah jika Anda pula yang menawarkan kursus bahasaIndonesia singkat
pada turis-turis asing.

4. Bisnis transportasi

Bisnis transportasi dan agen travel memang cukup potensial di kawasan


wisata sepertiBali. Bisnis di Bali yang satu ini memang termasuk pada
bisnis pariwisata primer yang dicari konsumen.

2.5 BISNIS PARIWISATA DAN MANAJEMEN

Bisnis pariwisata dewasa ini memang memberikan kecerahan bagi


pergerakan roda ekonomi nasional. Investasi pada bisnis penyedia jasa
traveling, bisnis perhotelan, souvenir, transportasi darat, laut dan udara,
sampai dunia perbankan pun turut terimbasi bisnis pariwisata ini.
Dampak lain dari maraknya industri pariwisata ini adalah terserapnya
tenaga kerja lokal. Singkatnya bisnis pariwisata cukup memberikan
angin segar bagi ekonomi nasional, terlebih pengeluaran pemerintah
sangat tergantung pada penyediaan devisa melalui pajak dalam negeri.

Sampai saat ini lebih kurang 76 persen pendapatan nasional berasal


dari penerimaan pajak. Bisa dibayangkan dampak yang ditimbulkan
bilamana sektor riil, termasuk bisnis pariwisata ini lumpuh, maka tidaklah
mengherankan jika sebagian besar roda ekonomi nasional pun terkena
dampaknya.Dalam bisnis anda bisa mencurahkan energi untuk
menjaring wisatawan domestic dan mancanegara, memberi diskon
super murah tapi tetap memelihara lingkungan, budaya, keramahan,
pelayanan dan membangun sumber daya manusia yang unggul, maka
bukan saja pelanggan akan datang tapi juga tidak sabar memberi tahu
teman mereka betapa bagusnya kepribadian, lingkungan, batin dan
pesona bisnis pariwisata Indonesia Dalam bisnis pariwisata, diperlukan
manajemen yang baik.

Unsur keputusan yang cepat dan cerdas dalam inovasi manajemen


sering berperan membantu perusahaan mengembangkan keunggulan
yang bertahan lama. Tampaknya tak ada faktor yang mencerminkan
instrumen yang sama dalam menjamin keberhasilan persaingan jangka
panjang. Artinya setiap pelaku bisnis pariwisata memiliki inovasi
manajemen dengan teknik dan keunggulannya masing-masing. Pelaku
bisnis pariwisata di Indonesia harus melakukan inovasi yang dapat
bersaing dengan negara – negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu
akan menarik wisatawan lebih banyak.

2.6 PROSPEK BISNIS PARIWISATA

Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu


menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu
meningkatkan pendapatan masyarakat. Prospek industri pariwisata
Indonesia diprediksikan WTO akan semakin cemerlang, dengan
perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami pertumbuhan hingga 4,2%
per tahun. Selain itu sektor industri pariwisata nasional memberikan
kontribusi nasional bagi program pembangunan. Sebagai contoh, pada
tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan devisa langsung sebesar
US$ 4,7 juta, serta menyumbang 9,61% pada PDB dan menyerap 8%
angkatan kerja nasional (6,6 juta orang) pada tahun yang sama. Selain
faktor-faktor di atas, industri pariwisata juga memiliki karakter unik,
bahwa sektor pariwisata memberikan efek berantai terhadap distribusi
pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata.

Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan untuk


pengembangan kawasan wisata adalah model terbuka maka berarti
tidak tertutup kemungkinan akan terjadi kontak antara aktivitas
kepariwisataan dengan aktivitas masyarakat sekitar kawasan wisata.
Kontak-kontak ini tidak bisa dibatasi oleh kekuatanapapun apalagi
ditunjang dengan adanya sarana pendukung yang memungkinkan
mobilitas masyarakat.Kontak yang paling mungkin terjadi adalah kontak
antara masyarakat sekitar dengan pengunjung atauwisatawan.
Masyarakat sekitar berperan sebagai penyedia jasa kebutuhan
wisatawan. Kontak ini apabila terjadi secara massif akan mengakibatkan
keterpengaruhan pada perilaku, pola hidup dan budaya masyarakat
setempat.

Misalnya bagaimana terjadinya pergeseran kultur kehidupan masyarakat


sekitar kawasan Candi Borobudur yang semula berbasis dengan
aktivitas kehidupan agraris (bertani) bergeser menjadi masyarakat
pedagang dan penjual jasa. Pariwisata dengan segala aktivitasnya
memang telah mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan
bagi perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun
budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para
pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan
kembali pola pengembangan kawasan wisata agar masyarakat sekitar
lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata lainbagaimana
membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang
pelibatan aktif masyarakat sebagaisubyek dalam kegiatan industri
pariwisata bukan hanya sekedar sebagai obyek. Faktor kemanusiaan
dan entitas budaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya kehidupan
masyarakat tidak boleh tercerabut dari akar budayanyanya karena
adanya penekanan segi komersial dari tourism.

BAB III

PENUTUP

1.KESIMPULAN

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan


jauh dari rumah (bepergian) atar daerah atau antar negara terutama
untuk bisnis atau kesenangan dimana orang tersebut tidak menetap
atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.
2. Bisnis pariwisata mempunyai beberapa tujuan, salah satunya untuk
meningkatkan devisa negara dan memperkenalkan keindahan alam
Indonesia.
3. Bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut
asal wisatawan, menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran,
menurut jangka waktu, menurut jumlah wisatawan, dan menurut alat
angkut yang dipergunakan.
4. Indonesia mempunyai potensi pariwisata yang besar, terutama di
daerah Bali. Ada beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata
yang patut dicoba, diantaranya : bisnis penginapan, bisnis rumah
makan muslim, bisnis layanan bahasa, dan bisnis transportasi,
5. Setiap pelaku bisnis pariwisata harus memiliki inovasi manajemen
dengan teknik dan keunggulannya masing-masing agar dapat
bersaing dengan negara – negara lain dalam bidang pariwisata. Hal
itu akan menarik wisatawan lebih banyak.
6. Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut
membantu menaikkan cadangan devisa dan secara pragmatis juga
mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Industri pariwisata
juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan
efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan
sekitar pariwisata. Pariwisata dengan segala aktivitasnya juga telah
mampu memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi
perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun
budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para
pengambil kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan
kembali pola pengembangan kawasan wisata agar masyarakat
sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata lain
bagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka
peluang pelibatan aktif masyarakat sebagai subyek dalam kegiatan
industri pariwisata bukan hanya sekedar sebagai obyek.

You might also like