Professional Documents
Culture Documents
Etika Profesi B Indo
Etika Profesi B Indo
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau
etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia
secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas
keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan
jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di
dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika.
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang
diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang
dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam
melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan
kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat
mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.
Seiring dengan perkembangan zaman semakin banyak pelanggaran kode etik oleh
sebagian besar profesi terutama profesi kesehatan. Dan karena adanya perubahan Globalisasi
yang sering bisa membuat Profesi menjadi tidak berjalan semestinya sebab kalau seorang
Profesi tidak mengikuti perkembangan Globalisasi maka dia akan tidak percaya diri untuk
menjalankan Profesinya tersebut.
B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang meluas sehingga dalam rumusan masalah makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Apa defenisi etika?
2. Bagaimana macam-macam dan contoh dari etika?
3. Apa defenisi profesi?
4. Bagaimana ciri-ciri dan karakteristik dari profesi?
5. Bagaimana peran etika dalam profesi?
6. Apa defenisi dan prinsip-prinsip etika profesi?
7. Bagaimana pelanggaran kode etik dari kasus tersebut?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas kuliah etika
profesi dan untuk mengkaji studi-studi kasus pelanggaran oleh profesi kesehatan.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah dapat memberi informasi mengenai
pelanggaran-pelanggaran studi kasus dalam dunia kesehatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Etika
1. Defenisi etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998)
merumuskan pengertian etika dalam tiga arti sebagai berikut:
a. Ilmu tentang apa yang baik dan buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut di masyarakat.
Dari asul-usul katanya, etika berasal dari bahasa Yunani "ethos" yang berarti adat istiadat
atau kebiasaan yang baik. Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang
merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”,
yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang
baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Bertolak dari kata tersebut,
akhirnya etika berkembang menjadi studi tentang kebiasaan manusia berdasarkan
kesepakatan, menurut ruang dan waktu yang berbeda.
Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: usila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada
dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Dan yang kedua adalah Akhlak
(Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
2. Definisi Etika menurut para ahli :
a. Abdullah dalam buku yang berjudul Pengantar Studi Etika (2006:4) menjelaskan arti kata
etika berdasarkan etimologinya yang berasal dari bahasa Yunani, ethos, yang bermakna
kebiasaan atau adat-istiadat.
b. Bertens dalam Etika seri Filsafat Atma Jaya (1993:4) memaparkan pengertian etika dalam
dalam bentuk jamak ta etha yang juga berarti adat kebiasaan.
c. Riady dalam Filsafat Kuno dan Manajemen Modern (2008:189) menjelaskan bahwa etika
dalam bahasa Latin diartikan sebagai Moralis yang berasal dari kata Mores dengan makna
adat-istiadat yang realistis bukan teoritis.
d. Abdullah dalam buku yang berjudul Pengantar Studi Etika (2006:12) mengatakan bahwa
secara umum, ruang lingkup etika meliputi :
a) Menyelidiki sejarah tentang tingkah laku manusia.
b) Membahas cara menghukum dan menilai baik buruknya suatu tindakan.
c) Menyelidiki faktor yang mempengaruhi tingkah laku manusia.
d) Untuk menerangkan mana yang baik dan mana yang buruk.
e) Untuk meningkatkan budi pekerti.
f) Untuk menegaskan arti dan tujuan hidup sebenarnya.
e. Menurut Profesor Robert Salomon, etika dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a)Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termausk bahwa orang yang beretika adalah
orang yang baik. Pengertian ini disebut pemahaman manusia sebagai individu yang beretika.
b) Etika merupakan hukum sosial. Etika merupakan hukum yang mengatur, mengendalikan
serta membatasi perilaku manusia.
B. Macam-macam Etika
Dalam membahas Etika sebagai ilmu yang menyelidiki tentang tanggapan kesusilaan atau
etis, yaitu sama halnya dengan berbicara moral (mores). Manusia disebut etis, ialah manusia
secara utuh dan menyeluruh mampu memenuhi hajat hidupnya dalam rangka asas
keseimbangan antara kepentingan pribadi dengan pihak yang lainnya, antara rohani dengan
jasmaninya, dan antara sebagai makhluk berdiri sendiri dengan penciptanya. Termasuk di
dalamnya membahas nilai-nilai atau norma-norma yang dikaitkan dengan etika, terdapat dua
macam etika (Keraf: 1991: 23), sebagai berikut:
1. Etika Deskriptif
Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan perilaku manusia, serta
apa yang dikejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya
Etika deskriptif tersebut berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai
dan perilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang
membudaya. Dapat disimpulkan bahwa tentang kenyataan dalam penghayatan nilai atau
tanpa nilai dalam suatu masyarakat yang dikaitkan dengan kondisi tertentu memungkinkan
manusia dapat bertindak secara etis.
2. Etika Normatif
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki
oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang
bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan normanorma yang dapat menuntun
agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan
kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
Dari berbagai pembahasan definisi tentang etika tersebut di atas dapat diklasifikasikan
menjadi tiga (3) jenis definisi, yaitu sebagai berikut :
a. Jenis pertama, etika dipandang sebagai cabang filsafat yang khusus membicarakan tentang
nilai baik dan buruk dari perilaku manusia.
b. Jenis kedua, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang membicarakan baik buruknya
perilaku manusia dalam kehidupan bersama.
Definisi tersebut tidak melihat kenyataan bahwa ada keragaman norma, karena adanya
ketidaksamaan waktu dan tempat, akhirnya etika menjadi ilmu yang deskriptif dan lebih
bersifat sosiologik.
c. Jenis ketiga, etika dipandang sebagai ilmu pengetahuan yang bersifat normatif, dan evaluatif
yang hanya memberikan nilai baik buruknya terhadap perilaku manusia. Dalam hal ini tidak
perlu menunjukkan adanya fakta, cukup informasi, menganjurkan dan merefleksikan.
Definisi etika ini lebih bersifat informatif, direktif dan reflektif.
C. Contoh dari etika
Berikut adalah contoh dari etika :
1. Etika Pribadi. Misalnya seorang yang berhasil dibidang usaha (wiraswasta) dan menjadi
seseorang yang kaya raya (jutawan). Ia disibukkan dengan usahanya sehingga ia lupa akan
diri pribadinya sebagai hamba Tuhan. Ia mempergunakan untuk keperluan-keperluan hal-hal
yang tidak terpuji dimata masyarakat (mabuk-mabukan, suka mengganggu ketentraman
keluarga orang lain). Dari segi usaha ia memang berhasil mengembangkan usahanya
sehingga ia menjadi jutawan, tetapi ia tidak berhasil dalam mengembangkan etika pribadinya.
2. Etika Sosial. Misalnya seorang pejabat pemerintah (Negara) dipercaya untuk mengelola uang
negara. Uang milik Negara berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Pejabat tersebut ternyata
melakukan penggelapan uang Negara untuk kepentingan pribadinya, dan tidak dapat
mempertanggungjawabkan uang yang dipakainya itu kepada pemerintah. Perbuatan pejabat
tersebut adalah perbuatan yang merusak etika social.
3. Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat
manusia. Apabila etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan
tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral.
Contoh etika moral:
a. berkata dan berbuat jujur
b. menghargai hak orang lain
c. menghormati orangtua dan guru
d. membela kebenaran dan keadilan
e. menyantuni anak yatim/piatu
D. Defenisi Profesi
1. Defenisi Profesi Menurut Beberapa Para Ahli:
a. Schein, E.H (1962)
Profesi adalah suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma yang
sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
b. Hughes, E.C (1963)
Profesi menyatakan bahwa ia mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang
diderita atau terjadi pada kliennya.
c. Daniel Bell (1973)
Profesi adalah aktivitas intelektual yang dipelajari termasuk pelatihan yang
diselenggarakan secara formal ataupun tidak formal dan memperoleh sertifikat yang
dikeluarkan oleh sekelompok / badan yang bertanggung jawab pada keilmuan tersebut dalam
melayani masyarakat, menggunakan etika layanan profesi dengan mengimplikasikan
kompetensi mencetuskan ide, kewenangan ketrampilan teknis dan moral serta bahwa perawat
mengasumsikan adanya tingkatan dalam masyarakat.
d. Paul F. Comenisch (1983)
Profesi adalah "komunitas moral" yang memiliki cita-cita dan nilai bersama.
2. Defenisi profesi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,
kejuruan, dan sebagainya) tertentu.
a. K. Bertens
Profesi adalah suatu moral community (masyarakat moral) yang memiliki cita-cita dan
nilai-nilai bersama.
b. Siti Nafsiah
Profesi adalah suatu pekerjaan yang dikerjakan sebagai sarana untuk mencari nafkah
hidup sekaligus sebagai sarana untuk mengabdi kepada kepentingan orang lain (orang
banyak) yang harus diiringi pula dengan keahlian, ketrampilan, profesionalisme, dan
tanggung jawab.
c. Doni Koesoema A
Profesi merupakan pekerjaan, dapat juga berwujud sebagai jabatan di dalam suatu
hierarki birokrasi, yang menuntut keahlian tertentu serta memiliki etika khusus untuk jabatan
tersebut serta pelayananbaku terhadap masyarakat.
Maka Kesimpulannya pekerjaan tidak sama dengan profesi. Istilah yang mudah
dimengerti oleh masyarakat awam adalah: sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah
pekerjaan, namun sebuah pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki
mekanisme serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan
kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus
diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa pekerjaan dan
profesi adalah sama.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Kasus
Apotek unhalu berada di jalan mandonga kota kendari. Letaknya sangat strategis
berada di tengah kota, buka pelayanan tiap hari jam 16.00 – 22.00. pasien sangat ramai serta
jumlah resep yang banyak dilayani. Setiap hari rata-rata 100 lembar resep. APA juga
merupakan PNS dan masuk apotek jam 19.30. Karena banyaknya pasien yang dilayani,
penyerahan obat oleh tenaga teknis kefarmasian tidak sempat memberikan informasi yang
cukup.
Kajian Menurut Undang – undang
Berdasarkan permasalahan diatas, kami menemukan beberapa ketidak hubungan
antara yang terjadi dengan yang terdapat di peraturan – peraturan yang berlaku mengenai
kesehatan dan pelayanan kesehatan. Peraturan-peraturan itu sebagai berikut :
1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 5
(1) “Setiap orang memiliki hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau”.
Pasal 8
“Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya
termasuk tindakan dan pengobatan yang telah dan akan diterimanya dari tenaga kesehatan”.
Pasal 108
(1)“ Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan obat atas
resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat dan obat
tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”
A. Kesimpulan
Berdasarkan keterangan diatas, praktek kefarmasian di apotek melanggar beberapa
ketentuan, yaitu : Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan pasa l5, pasal 8 dan pasal
108 Tentang Kesehatan, Undang-Undang No. 8 Tahun 1998 pasal 4 Tentang Perlindungan Konsumen,
Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 pasal 1 ayat 13, pasal 20, pasal 21 ayat 1 dan 2,
pasal 19 ayat ayat 1 tentang pekerjaan kefarmasian, Keputusan Menteri Kesehatan No.
1332/MENKES/PER/SK/X/2002 pasal 19 ayat 1 dan 2 Ketentuan dan Tata Cara Pemberian
Ijin Apotek, Keputusan Menteri Kesehatan No. 1072/MENKES/PER/SK/X/2004 Tentang
Standar Pelayanan di Apotek, Kode etik apoteker pasal 3 dan 5, lafal sumpah atau janji
apoteker.
B. Saran
Berdasarkan studi kasus diatas sebaiknya kita memperbaiki pelayanan terhadap
pasien apabila kita adalah seorang tenaga kesehatan demi kenyamanan bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Pengertian Etika dan Profesi Hukum. Jombang: WKPA. Widaryanti. 2007. Etika Bisnis dan Etika
Profesi Akuntan (Business Ethics and Accountant Professional Ethics). Vol. 2 No. 1 Juni
2007 : 1-10.
Snanto, Rizal. 2009. Buku Ajar Etika Profesi. Semarang: Universitas Diponegoro,Mariyana,
Rita. Etika Profesi Guru. Qohar, Adnan.