You are on page 1of 10

PRAKTIKUM RISET AKUNTANSI

KELAS G

DISUSUN OLEH :

1. Rr. Diena Ayu P. L. (201510170311347)


2. Kreasti Vitri Ayu (201510170311354)
3. Iqbal Naufal Saputra (201510170311357)

LABORATORIUM AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2017/2018
MATERI STUDI KASUS
Tema 2: Akuntansi Sektor Publik

Judul Penelitian :

Implementasi Good Governance dalam Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana


Desa (Studi Kasus di Desa Kalisongo, Kecamatan DAU Kabupaten Malang)

Poin-poin di Latar Belakang :

- Berdasarkan terbitnya UU No. 6 tahun 2014, desa ditempatkan sebagai daerah


otonom yang mana memiliki hak untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan NKRI. Desa yang memenuhi persyaratan berhak menerima sejumlah
uang sekitar satu milyar rupiah yang ditransfer dari dana Pemerintah Pusat.
- Terkait pemberian dana satu milyar rupiah dari Pemerintah Pusat, tidak sedikit yang
khawatir bahwa hal ini malah akan menjadi potensi baru untuk terjadinya korupsi.
Oleh karena itu, penting bahwa di level desa sekalipun untuk diberlakukan Good
Governance.
- Pelaksanaan Good Governance yang baik harus didukung oleh sumberdaya manusia
yang memadai. Beberapa politikus dan akademisi menilai implementasi Good
Governance sulit dilakukan karena adanya peraturan-peraturan yang dinilai saling
bertentangan, seperti permendes dan permendagri yang mengatur desa semakin
membingungkan aparatur desa dalam menjalankan praktik Good Governance di desa.

Rumusan Masalah :

1. Bagaimana implementasi Good Governance di Desa Kalisongo?


2. Apa saja aspek-aspek yang menghambat implementasi Good Governance di Desa
Kalisongo?
3. Bagaimana pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) di desa Kalisongo?
4. Bagaimana pertanggungjawaban pengelolaan dana desa di desa Kalisongo ?
Tujuan Penelitian :

1. Menganalisis implementasi praktik Good Governance di Desa Kalisongo.


2. Menganalisis aspek-aspek apa saja yang menjadi kendala pelaksanaan praktik Good
Governance di Desa Kalisongo.
3. Menganalisis pelaksanaan Alokasi Dana Desa (ADD) di desa Kalisongo.
4. Menganalisis pertanggungjawaban pengelolaan dana desa Kalisongo.

Tinjauan Pustaka :

1. Penjelasan istilah/konseptual

- Menurut Ganie-Rochman (Widodo, 2001, 18) konsep “governance“ melibatkan


tidak sekedar pemerintah dan negara, tapi juga peran berbagai actor diluar
pemerintah dan negara, sehingga pihak-pihak yang terlibat juga sangat luas.
Governance adalah mekanisme pengelolaan sumber daya ekonomi dan sosial
yang melibatkan pengaruh sektor negara dan sektor non pemerintah dalam suatu
kegiatan kolektif.

- Hughes dan Ferlie, dkk dalam Osborne dan Gaebler, (1992) berpendapat bahwa
Good Governance, memiliki kriteria yang berkemampuan untuk memacu
kompetisi, akuntabilitas, responsip terhadap perubahan , transparan, berpegang
pada aturan hukum, mendorong adanya partisipasi pengguna jasa, mementingkan
kualitas, efektif dan efisien, mempertimbangkan rasa keadilan bagi seluruh
pengguna jasa, dan terbangunnya suatu orientasi pada nilai-nilai.

- Pinto dalam Nisjar. (1997:119) mengatakan bahwa governance adalah praktek


penyelenggaraan kekuasaan dan kewenangan oleh pemerintah dalam pengelolaan
urusan pemerintahan secara umum dan pembangunan ekonomi pada khususnya.

- Alokasi Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten/Kota yang bersumber dari
Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Pemerintah
Kabupaten/Kota untuk desa paling sedikit 10%. (Permendagri No. 37 Tahun 2007
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa Pasal 18)

2. Review Penelitian Terdahulu (min. 2)


No. Nama Penulis, Tahun, Judul Variabel Hasil Penelitian
Penelitian
1. Mukhlis (2015) Implementasi 1. Pemerintahan desa di Gedongan
Prinsip Good Governance di Kecamatan Plupuh Kabupaten
Pemerintahan Desa ( Studi Kasus Sragen dapat mendiskripsikan
di Kantor Kepala Desa Gedongan prinsip good governance yaitu
Kab. Sragen) adanya pengambilan keputusan
yang didasarkan konsensus,
tersedianya informasi yang
memadai pada setiap proses
penyusunan dan implementasi
kebijakan publik, adanya
kesesuaian antara pelaksanaan
dengan standar prosedur
pelaksanan.

2. Kendala dalam proses


pelaksanaan pemerintah di desa
gedongan mengenai Tersedianya
infomasi yang memadai pada setiap
proses penyusunan dan
implementasi kebijakan publik
bahwa pemerintahn desa berusaha
transparan atau terbuka terhadap
pelaksanakan pemerintahan desa
tetapi pada awalnya saat sulit
dilakukan. Hal ini dikarenakan
pemerintahan desa masih kurang
paham mengenai sistem
pemerintahan yang transparan atau
terbuka.

2. Rosielita, Sulindawati dan Implementasi prinsip-prinsip Good


Sinarwati (2017) Implementasi Governance pada pengelolaan APB
Good Governance pada Desa Telaga sudah dilaksanakan
Pengelolaan Anggara Pendapatan cukup baik oleh pemerintah desa.
Dan Belanja Desa (Studi di Desa Dimana indikator transparansi
Telaga, Kec. Busungbiu, Kab. pemerintah desa dalam
Buleleng) menyampaikan laporan
pertanggungjawaban APB Desa
secara lisan dan terbuka dalam
forum diskusi dengan mengundang
BPD dan masyarakat sebagi wujud
keterbukaan, namun
pertanggungjawaban APB Desa
secara tertulis belum dilaksanakan.
Dalam indikator akuntabilitas,
pemerintah desa membuat laporan
pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APB Desa setiap akhir
tahun anggaran sebagai bentuk
tanggung jawab kepada BPD,
Camat dan selanjutnya kepada
Bupati/Walikota, namun laporan
pertanggungjwaban kepada
masyarakat hanya disampaikan
secara lisan dalam forum.
3. Rustiarini (2016) Good Berdasarkan hasil pembahasan
Governance Dalam Pengelolaan dapat disimpulkan bahwa
Dana Desa. pelaksanaan pengelolaan Dana
Desa di Provinsi Bali secara
normatif dapat dikatakan sesuai
dengan mekanisme yang diatur
dalam UU No 6 Tahun 2004
tentang Desa dan Peraturan
Pemerintah No. 60 Tahun 2014
Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. Apabila dikaitkan dengan
makna dan hakikat pengelolaan
sesungguhnya, masih terdapat
beberapa kelemahan yang
berpotensi mengakibatkan
pembangunan desa tidak terarah.
Perencanaan dan penganggaran
juga belum sepenuhnya disesuaikan
dengan kebutuhan masyarakat
sehingga berpotensi menjadikan
pembangunan desa tidak efektif,
efisiensi, dan ekonomis.
Kerangka Pemikiran :

Implementasi Good
Governance di Desa
Kalisongo

Pengelolaan Alokasi
Dana Desa di Tingkat
Desa

Pelaksanaan Alokasi Pertanggungjawaban


Dana Desa Alokasi Dana Desa

Transparansi
Akuntabilitas
Akuntabilitas

Penelitian ini menganalisis pengimplementasian Good Governance pada pengelolaan


Alokasi Dana Desa (ADD) yang berada pada Desa Kalisongo. Dalam pengelolaan Alokasi Dana
Desa meneliti pelaksanaan alokasi dana desa dan pertanggungjawaban dana desa. Pelaksanaan
alokasi dana desa yang bertujuan untuk menciptakan transparansi dan akuntabilitas pada alokasi
dana desa. Pertanggungjawaban alokasi dana desa menciptakan akuntabilitas pada alokasi dana
desa. Transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada
masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara
terbuka (KK, SAP, 2005). Akuntabilitas adalah mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber
daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entita pelaporan dalam mencapai
tujuan (KK, SAP, 2005).
Alasan Pemilihan Objek :

Alasan peneliti memilih Desa Kalisongo, Kec. Dau, Kabupaten Malang adalah karena pada
bulan Februari tahun 2018, Kepala Desa Kalisongo terjaring Operasi Tangkat Tangan terkait
kasus pungutan liar dari pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Ijin Peruntukan
Penggunaan Tanah (IPPT) sehingga peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana praktik good
governance pada perangkat Desa Kalisongo.

Unit Analisis :

Unit Analisis dalam penelitian ini adalah perangkat desa yang berada di Kantor Kepala Desa
Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Perangkat Desa yang bersangkutan dalam
Pengelolaan Alokasi Dana. Kepala Desa Kalisongo, Seketaris Desa Kalisongo, Bendahara Desa
Kalisongo, Staf Keuangan Kalisongo dan Perangkat Desa yang terlibat dalam praktik good
governance pada pengelolaan dana desa kalisongo. Beserta beberapa masyarakat desa kalisongo
yang dapat memberikan informasi atas kinerja pada Kantor Kepala Desa Kalisongo.

Jenis Data :

Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder berupa laporan
keuangan Desa Kalisongo. Peneliti juga menggunakan data primer dari hasil wawancara dengan
perangkat desa dan warga desa dan melakukan observasi ke Desa Kalisongo.

Teknik Perolehan Data :

Teknik Perolehan Data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan perangkat desa dan juga warga desa mengenai
hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan dan pertanggungjawaban alokasi dana desa di
Desa Kalisongo.
2. Observasi
Peneliti melakukan observasi langsung ke Desa Kalisongo bertujuan untuk memperoleh
data yang valid.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan laporan-laporan terkait alokasi dana desa
di Desa Kalisongo.

Identifikasi Konsep :

Praktik Good Governance penting dilakukan di level desa sebagai pencegahan terjadinya
tindak pidana korupsi dan inefisiensi di level desa. Peneliti mengumpulkan data-data terkait
pengalokasian dana desa di Desa Kalisongo dengan melakukan wawancara, observasi dan
dokumentasi yang kemudian akan dianalisis untuk mengetahui bagaimana praktik good
governance dalam pelaksanaan dan pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa di Desa Kalisongo.
Wawancara dilakukan dengan perangkat desa yang bersangkutan dan masyarakat sekitar.

Teknik/Tahapan Analisis Data :

Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan investigatif.

Tahapan Analisis Data :

1. Melakukan wawancara kepada perangkat desa dan warga desa Kalisongo.


2. Melakukan observasi langsung ke Desa Kalisongo untuk melihat implementasi good
governance di Desa Kalisongo.
3. Melakukan dokumentasi atas laporan-laporan terkait penyelenggaraan good governance
di Desa Kalisongo.
4. Melakukan analisis mengenai pelaksanaan dan pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa
berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi yang telah dilakukan.
(Mukhlis, 2015)

You might also like