You are on page 1of 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia bekerja dan beraktivitas setiap harinya untuk memelihara dan
memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun seiring kebutuhan manusia yang tak
pernah ada habisnya, terkadang memaksa manusia untuk selalu bekerja tanpa
mempedulikan kondisinya. Akan tetapi manusia mempunyai keterbatasan dalam
melakukan aktivitas itu. Salah satu dari keterbatasan manusia adalah pasti akan
mengalami kelelahan dan kejenuhan pada saat bekerja yang kemudian dapat
berakibat pada menurunnya produktivitas dalam bekerja. Besarnya penggunaan
tenaga pada saat melakukan aktivitas juga akan berpengaruh pada kekuatan dan
daya tahan tubuh untuk melaksanakan aktivitas tersebut, pekerjaan dengan
menggunakan tenaga yang lebih besar dan lebih cepat akan menimbulkan
kelelahan dibandingkan dengan tenaga yang lebih kecil, selain itu sikap pekerja
dalam melakukan pekerjaannya juga merupakan faktor yang mempengaruhi terh
adap pengeluaran energi.

Fisiologi merupakan salah satu ilmu ergonomi yang dapat membantu kita
dalam memberikan gambaran mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi
kelelahan kerja pada suatu aktivitas kerja. Dengan menggunakan ilmu fisiologi,
dapat diukur konsumsi oksigen dan energi yang dihasilkan untuk setiap pekerjaan,
kecepatan denyut jantung awal sebelum beraktivitas, suhu tubuh awal sebelum
beraktivitas, kecepatan denyut jantung saat beraktivitas, kecepatan denyut jantung
setelah beraktivitas, dan suhu tubuh setelah beraktivitas. Berhubungan dengan hal
tersebut, untuk memperbaiki sistem kerja yang yang sudah berlaku, kali ini PT.
RSK&E akan melakukan penelitian mengenai pengukuran beban kerja fisik
dengan metode fisiologi. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data
fisiologis responden seperti umur, berat badan, tinggi badan, handgrip, skala borg,
serta denyut nadi sebelum dan sesudah melakukan pengangkatan beban,
Dengan melakukan penelitian tersebut nantinya data yang diperoleh akan diolah
digunakan untuk mengetahui Heart rate (%HR) dan Cardiovascular load (%CVL)
saat bekerja dan beristirahat, nilai konsumsi oksigen dan konsumsi energi serta
mengklasifikasikan beban kerja.

1.2 Perumusan Masalah


Perumusan masalah dalam Praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana menentukan nilai konsumsi oksigen, konsumsi energi dan %CVL
operator ?
2. Apasaja klasifikasi beban kerja berdasarkan %CVL dan konsumsi oksigen ?

1.3 Tujuan Praktikum


Tujuan dalam melakukan Praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Menghitung nilai konsumsi energi Kcal/Menit
2. Mengklasifikasi beban kerja berdasarkan Denyut Nadi per menit & konsumsi
oksigen.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian fisiologi

Fisiologi adalah turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan


berfungsi secara fisik dan kimiawi. Fisiologi berasal dari

kata Yunani physis = ‘alam’ dan logos = ‘cerita’, adalah ilmu yang mempelajari
fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, mendefinisikan fisiologi sebagai cabang biologi yang berkaitan
dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat hidup (organ, jaringan, atau sel).
Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan
fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung
pada jenis organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada
fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau seluruhnya pada sel
manusia (Sritomo, 1993). Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa fisiologi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari
tentang fungsi normal dari suatu organisme mulai dari tingkat sel, jaringan, organ,
sistem organ hingga tingkat organisme itu sendiri. Adapun fungsi yang dipelajari
adalah fungsi kerja yang meliputi fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari
makhluk hidup (Sritomo, 1993).

Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari


biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan
menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan. Fisiologi
dibagi menjadi fisiologi tumbuhan dan fisiologi hewan tetapi prinsip dari fisiologi
bersifat universal, tidak bergantung pada jenis organisme yang dipelajari.
Misalnya, apa yang dipelajari pada fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan pada
sel manusia. Fisiologi hewan bermula dari metode dan peralatan yang digunakan
dalam pembelajaran fisiologi manusia yang kemudian meluas pada spesies hewan
selain manusia. Fisiologi tumbuhan banyak menggunakan teknik dari kedua
bidang ini. Cakupan subjek dari fisiologi hewan adalah semua makhluk hidup.
2.2 Konsumsi Oksigen dan Konsumsi Energi

Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan


konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan
cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran tekanan darah, aliran darah,
komposisi kimia dalam darah, temperatur tubuh, tingkat penguapan dan jumlah
udara yang dikeluarkan oleh paru-paru. Dalam penentuan konsumsi energi biasa
digunakan parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks
ini merupakan perbedaan antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja
tertentu dengan kecepatan denyut jantung pada saat istirahat.

Untuk merumuskan hubungan antara energy expenditure dengan


kecepatan heart rate (denyut jantung), dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan
antara energy expediture dengan kecepatan denyut jantung dengan menggunakan
analisa regresi. Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam
bentuk energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu bisa dituliskan
dalam bentuk matematis sebagai berikut:

Dimana :
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kilokalori/menit)
Et : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)
Ei : Pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit)
Kerja disebut aerobik bila suply oksigen pada otot sempurna, sistem akan
kekurangan oksigen dan kerja menjadi anaerobik. Hal ini dipengaruhi oleh
aktivitas fisiologi yang dapat ditingkatkan melalui latihan. Klasifikasi beban kerja
dan reaksi fisiologis terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Klasifikasi Beban Kerja dan Reaksi Fisiologis


Tingkat Energy Expenditure Detak Jantung Konsumsi Energi
Pekerjaan Kkal / menit Kkal / 8jam Detak / menit Liter / menit
Undully Heavy >12.5 >6000 >175 >2.5
Very Heavy 10.0 – 12.5 4800 – 6000 150 – 175 2.0 – 2.5
Heavy 7.5 – 10.0 3600 – 4800 125 – 150 1.5 –2.0
Moderate 5.0 – 7.5 2400 – 3600 100 – 125 1.0 – 1.5
Light 2.5 – 5.0 1200 – 2400 60 – 100 0.5 – 1.0
Very Light < 2.5 < 1200 < 60 < 0.5

Tabel 2.2 Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan Konsumsi Oksigen dan Denyut
Jantung
Konsumsi oksigen Denyut jantung
Kategori beban kerja
(liter/menit) (denyut/menit)
Ringan < 0.5 < 90
Sedang 0.5-1.0 90-110
Berat 1.0-1.5 110-130
Sangat Berat 1.5-2.0 130-150
Sangat berat sekali >2.0 150-170

Konsumsi oksigen diberi simbol VO2 dan diukur dalam satuan liter/menit. R

Passmore dan J.V.G Durnin dalam Praktikumnya memberikan 5,0 kkal/menit


sebagai batasan maksimum yang dapat dilaksanakan tanpa meningkatnya
akumulasi asam laktat temperature dalam tubuh.
2.3 Penilaian Beban Kerja Fisik

Menurut Sutalaksana (2006), bekerja adalah suatu kegiatan manusia merubah


keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk
mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya. Studi ergonomi dalam
kaitannya dengan kerja manusia sebagai dalam hal ini ditunjukan untuk
mengevaluasi dan merancang kembali tata cara kerja yang harus diaplikasikan
agar dapat memberikan peningkatan efektivitas dan efesiensi selain juga
kenyamanan ataupun keamanan bagi manusia sebagai pekerjanya. Salah satu tolak
ukur (selain waktu) yang diaplikasikan untuk mengevaluasi apakah tata cara
sudah dirancang baik atau belum adalah dengan mengukur penggunaan energi
kerja yang harus dilakukan untuk melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Berat
ringannya kerja yang dilakukan oleh seorang pekerja akan dapat ditentukan oleh
gejala-gejala perubahan yang tampak dapat diukur lewat pengukuran anggota
tubuh/fisik manusia antara lain:

1. Laju detak jantung.


2. Tekanan darah.
3. Temperatur badan.
4. Konsumsi oksigen yang dihirup.
5. Kandungan kimiawi dalam tubuh.

Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai
sumber tenaganya (power). Kerja fisik disebut juga ‘manual operation’ dimana
performans kerja sepenuhnya akan tergantung pada manusia yang berfungsi
sebagai sumber tenaga (power) ataupun pengendali kerja. Kerja fisik juga dapat
dikonotasikan dengan kerja berat atau kerja kasar karena kegiatan tersebut
memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode kerja berlangsung.
Dalam kerja fisik konsumsi energi merupakan faktor utama yang dijadikan
tolak ukur penentu berat / ringannya suatu pekerjaan. Secara garis besar, kegiatan-
kegiatan manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik dan kerja mental.
Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya
hubungan yang erat antar satu dengan lainnya. Kerja fisik akan mengakibatkan
perubahan fungsi pada alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui:

1. Konsumsi oksigen.
2. Denyut jantung.
3. Peredaran udara dalam paru-paru.
4. Temperatur tubuh.
5. Konsentrasi asam laktat dalam darah.
6. Komposisi kimia dalam darah dan air seni.
7. Tingkat penguapan.
8. Faktor lainnya

Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan konsumsi
energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara yang
tidak langsung, yaitu dengan cara pengukuran, pengukuran tersebut meliputi:

1. Kecepatan denyut jantung.


2. Konsumsi Oksigen
2.3.1 Penilaian beban kerja berdasarkan jumlah kebutuhan kalori
Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakkan otot adalah kebutuhan akan
oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam
menghasilkan energi. Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh
merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian
setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses
pembakaran. Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan kalori dapat digunakan
sebagai indikator untuk menentukan besar ringannya beban kerja. Berdasarkan hal
tersebut mentri tenaga kerja, melalui keputusan no 51 tahun 1999 menetapkan
kebutuhan kalori untuk menentukan berat ringannya pekerjaan.

Tabel 2.3 Kebutuhan Kalori Berdasarkan Kategori Beban Kerja

Kategori beban kerja Kebutuhan Kalori

Beban kerja ringan 100-200 kkal/jam

Beban kerja sedang 200-350 kkal/jam

Beban kerja berat 320-500 kkal/jam

Kebutuhan kalori dapat dinyatakan dalam kalori yang dapat diukur secara
tidak langsung dengan menentukan kebutuhan oksigen. Setiap kebutuhan oksigen
sebanyak 1 liter akan memberikan 4.8 kilo kalori (Suma’mun, 1989)Sebagai dasar
perhitungan dalam menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh seseorang
dalam melakukan aktivitas pekerjannya, dapat dilakukan melalui pendekatan atau
taksiran kebutuhan kalori menurut aktivitasnya. Menurut Grandjean (1993)
bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama 24 jam ditentukan oleh tiga hal :

1. Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal, dipengaruhi oleh jenis kelamin


dan usia.
2. Kebutuhan kalori untuk kerja, kebutuhan kalori sangat ditentukan dengan
jenis aktivitasnya, berat atau ringan.

3. Kebutuhan kalori untuk aktivitas lain-lain di luar jam kerja.


2.3.2 Penilaian beban kerja berdasarkan denyut nadi kerja

Pengukuran denyut jantung selama bekerja merupakan suatu metode untuk


menilai cardiovasculair strain. Derajat beban kerja hanya tergantung pada jumlah
kalori yang dikonsumsi, akan tetapi juga bergantung pada pembebanan otot statis.
Sejumlah konsumsi energi tertentu akan lebih berat jika hanya ditunjang oleh
sejumlah kecil otot relative terhadap sejumlahbesar otot.

Beberapa hal yang berkaitan dengen pengukuran denyut jantung adalah sebagai
berikut :

1. Astrand dan Christensen meneliti pengeluaran energi dari tingkat denyut


jantung dan menemukan adanya hubungan langsung antara keduanya.
Tingkat pulsa dan denyut jantung permenit dapat digunakan untuk
menghitung pengeluaran energi.

2. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan
pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh lingkungan,
atau tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga faktor tersebut memberikan
pengaruh yang sama besar. Pengukuran berdasarkan criteria fisiologis ini bisa
digunakan apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut dapat diabaikan
atau situasi kegiatan dalam keadaan normal.

Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pada pergelangan
tangan.
2. Mendengarkan denyut jantung dengan stethoscope.
3. Menggunakan ECG ( Electrocardiograph ), yaitu mengukur signal
elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.
Salah satu yang dapat digunakan untuk menghitung denyut jantung adalah
telemetri dengan menggunakan rangsangan ElectroardioGraph (ECG). Apabila
peralatan tersebut tidak tersedia dapat memakai stopwatch dengan metode 10
denyut (Kilbon, 1992). Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja
sebagai berikut:

Selain metode denyut jantung tersebut, dapat juga dilakuakan penghitungan


denyut nadi dengan menggunakan metode 15 atau 30 detik. Penggunaan nadi
kerja untuk menilai berat ringanya beban kerja memiliki beberapa keuntungam.
Selain mudah, cepat, dan murah juga tidak memerlukan peralatan yang mahal,
tidak menggangu aktivitas pekerja yang dilakukan pengukuran. Kepekaan denyut
nadi akan segera berubah dengan perubahan pembebanan, baik yang berasal dari
pembebanan mekanik, fisika, maupun kimiawi. Denyut nadi untuk mengestimasi
index beban kerja terdiri dari beberapa jenis, Muller ( 1962 ) Memberikan definisi
sebagai berikut :

1. Denyut jantung pada saat istirahat ( resting pulse ) adalah rata-rata denyut
jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai.
2. Denyut jantung selama bekerja ( working pulse ) adalah rata-rata denyut
jantung pada saat seseorang bekerja.
3. Denyut jantung untuk bekerja ( work pulse ) adalah selisish antara denyut
jantung selama bekerja dan selama istirahat.
4. Denyut jantung selama istirahat total ( recovery cost or recovery cost ) adalah
jumlah aljabar denyut jantung dan berhentinya denyut pada suatu pekerjaan
selesai dikerjakannya sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya.
5. Denyut kerja total ( Total work pulse or cardiac cost ) adalah jumlah denyut
jantung dari mulainya suatu pekerjaan samapi dengan denyut berada pada
kondisi istirahatnya (resting level).( Nurmianto, 1998 )
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting di dalam
peningkatan cardio output dari istirahat samapi kerja maksimum, peningkatan
tersebut oleh Rodahl (1989) didefinikan sebagai heart rate reserve (HR reserve).
HR reserve tersebut diekspresikan dalam presentase yang dihitung dengan
menggunakan rumus :

2.3.3 Pengukuran kerja dengan metode fisiologi


Dalam suatu kerja fisik, manusia akan menghasilkan perubahan dalam
konsumsi oksigen, heart Rate, temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia
dalam tubuh. Kerja fisik ini dikelompokkan oleh Davis dan Miller:

1. Kerja total seluruh tubuh, yang menngunakan sebagian besar otot biasanya
melibatkan dua per tiga atau tiga seperempat otot tubuh.
2. Kerja otot yang membutuhkan energi Expenditure karena otot yang
digunakanlebih sedikit.
3. Kerja otot statis, otot digunakan untuk menghasilkan gaya tetapi tanpa kerja
membutuhkan kontraksi sebagian otot.

Tiffin mengemukakan kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui


pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja, yaitu: Kriteria
Faali, kriteria kejiwaan dan kriteria hasil kerja.

1. Kriteria Faali meliputi: Kecepatan denyut jantung, konsumsi Oksigen,


Tekanan darah, Tingkat penguapan, Temperatur tubuh, komposisi kimiawi
dalam darah dan air seni. Kriteria ini digunakan untuk mengetahui perubahan
fungsi alat-alat tubuh.

2. Kriteria Kejiwaan meliputi: pengujian tingkat kejiwaan pekerja, seperti


tingkat kejenuhan, emosi, motivasi, sikap dan lain-lain.

3. Kriteria Hasil Kerja meliputi: hasil kerja yang diperoleh dari pekerja. Kriteria
ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari seluruh kondisi kerja dengan
cara melihat hasil kerja yang diperoleh dari pekerja tersebut.
2.3.4 Kelelahan kerja

Definisi umum dari kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi pada
syaraf dan otot manusia, sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana
mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari kerja
pada kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi dari performasi optimis
seorang operator.

Kelelahan mempunyai empat cakupan yaitu penurunan dalam performasi


kerja, maksudnya adalah pengurangan dalam kecepatan dan kualitas output yang
terjadi bila melewati suatu periode tertentu (fatique industry). Cakupan kelelahan
yang kedua adalah pengurangan dalam kapasitas kerja, maksudnya adalah
perusakkan otot atau ketidakseimbangan susunan syaraf untuk memberikan
stimulus (fatique fisiologi). Cakupan kelelahan yang ketiga adalah laporan-laporan
subyektif dari pekerja, berhubungan dengan perasaan gelisah dan bosan (fatique
fisiologi). Cakupan yang terakhir adalah perubahan-perubahan dalam aktivitas dan
kapasitas kerja, maksudnya adalah perubahan fungsi fisologi atau perubahan
dalam kemampuan dalam melakukan aktivitas fisiologi (fatique fungsional).

Ralph M Barnes (1980) menggolongkan kelelahan ke dalam 3 golongan


tergantung dari mana hal ini dilihat yaitu: 1) Merasa lelah, 2) Kelelahan karena
perubahan fisiologi dalam tubuh, dan 3) Menurunkan kemampuan kerja. Ketiga
tersebut pada dasarnya berkesimpulan sama yaitu bahwa kelelahan terjadi jika
kemampuan otot telah berkurang dan lebih lanjut lagi mengalami puncaknya bila
otot tersebut sudah tidak mampu lagi bergerak (kelelahan sempurna).
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu tingkat kelelahan pada
pekerja disaat menjalankan operasi atau melakukan pekerjaannya, adalah sebagai
berikut:

1. Penentuan dan lamanya waktu kerja.

2. Penentuan dan lamanya waktu istirahat.

3. Sikap mental pekerja.

4. Besarnya beban tetap.

5. Kemonotonan pekerjaan dalam lingkungan kerja yang tetap.

6. Kondisi tubuh operator pada waktu melaksanakan pekerjaan.

7. Lingkungan fisik kerja.

9. Jenis dan kebiasaan olahraga atau latihan.

10. Jenis kelamin.

11. Umur.

12. Sikap kerja.


Pengukuran kelelahan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut ini adalah
cara untuk mengukur tingkat kelelahan:

1. Mengukur kecepatan denyut jantung.

2. Mengukur kecepatan pernafasan.

3. Mengukur tekanan darah

4. Jumlah oksigen yang terpakai dalam tubuh.

5. Perubahan temperatur tubuh.

6. Perubahan komposisi kimia dalam darah dan urin.

7. Menggunakan alat uji kelelahan, yaitu Riken Fatique Indicator

Kelelahan otot adalah kelelahan yang terjadi karena kerja otot, dengan adanya
aktivitas kontraksi dan relaksasi. Tipe aktivitas otot oleh Ryan dalam Work &
Effort adalah:

1. Pengeluaran sejumlah energi secara cepat.

2. Pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus.

3. Pekerjaan setempat atau lokal yang terus-menerus berulang dengan


pengeluaran energi setempat yang besar.

4. Sikap yang dibatasi (kerja statis).


2.4 Cardiovascular Load %CVL

Cardiovascular Load adalah suatu estimasi untuk menentukan


klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang
dibandingkan dengan denyut nadi maksimum. Manuaba & Vanwonterghem
(1996) menentukan klasifikasi beban kerja berdasakan peningkatan denyut
nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maskimum karena beban
kardiovaskuler (cardiovasiculair = %CVL) yang dihitung berdasarkan rumus
di bawah ini :

Di mana denyut nadi maskimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan (200-
umur) untuk wanita. Dari perhitungan % CVL kemudian akan dibandingkan
dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut :

Tabel 2.4 Klasifikasi %CVL


% CVL Klasifikasi
< 30 % Tidak terjadi kelelahan
30 s/d 60% Diperlukan perbaikan
60 s/d 80% Kerja dalam waktu singkat
80 s/d 100% Diperlukan tindakan segera
> 100% Tidak diperbolehkan beraktivitas

2.5 Skala Borg

Gunner Borg yang mula-mula menemukan suatu pengukuran untuk


mengukur pengerahan tenaga yang dirasakan (perceived exertion).
Tabel 2.5 Skala Borg
Skala Tingkat kelelahan
0 Tidak merasa apa-apa
0.5 Sangat, Sangat ringan (cukup terasa)
1 Sangat ringan
2 Ringan
3 Sedang
4 Agak Berat
5 Berat
6
7 Sangat berat
8
9
10 Sangat, sangat berat (hampir maksimal) maksimal
BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Alat

1. Oximeter
2. Stopwatch

3.2 Prosedur Praktikum

1. Pilih satu orang operator, dan satu orang pengamat dan pencatat.

2. Pasangkan pulsemeter pada tubuh operator.

3. Ukur denyut jantung awal operator (D0), denyut jantung normal manusia

saat tidak beraktifitas adalah 70 - 80/menit..

4. Operator melakukan aktivitas (berjalan, Joging & lari ) setelah aba-aba

selama 2 menit dengan kecepatan 2 km/jam.

5. Pada saat operator melakukan aktivitas, pengamat mencatat kecepatan

denyut jantung operator setiap menit. Denyut jantung ini ditulis sebagai D1,

dan D2.

6. Setelah aktivitas berakhir ukur kembali kecepatan denyut jantung operator

saat recovery setiap menit sampai Dn’ D0. Berarti operator sudah

kembali ke keadaan semula sebelum melakukan aktivitas.

7. Ulangi lagi kegiatan dari langkah ke-4 sampai langkah ke-6 dengan waktu 4

menit, dan 6 menit, serta kecepatan naik turun tangga 4 km/jam, dan 6

km/jam.

8. Mencatat semua data pada lembar pengamatan.


3.3. Pengumpulan Data

Hasil pengukuran denyut nadi operator sebagai berikut :


Tabel 3.1 Data pengamatan denyut jantung operator

Perhitungan Pengerluaran Energi (Ei/Et)

Y = 1,8041 – 0,0229038 . X + 4,71733 . 10-4 . X2 Dimana:

Y : Energi(Kcal/menit)

Konsumsi Energi (KE) = Ykerja - Yistirahat X : Kecepatan denyut


jantung (Denyut/menit)
𝐊𝐄
Konsumsi Oksigen (KO) = 𝟒,𝟖

 Kecepatan 2Km/Jam dalam waktu 6 Menit

Dik : D = X0 =80, X1 = 90 , X2 = 93 X3 , = 100 , X4 , = 106 , X5 , = 113 X6 = 120,


X1 ′, = 89

Y0 = 1,8041 – 0,0229038 . X0 + 471733 . 10−4 . X02

= 1,8041 – 0,0229038 .(80) + 4,71733 . 10−4 . (80)2


= -0,028 + 3,019

= 2,99 Kcal/menit ≈ 3,0 Kcal/menit


Y1 = 1,8041 - 0,0229038 . X1 + 4,71733 . 10-4. X12

= 1,8041 – 0,0229038 (90) + 4,71733 . 10−4 . (90)2


= -0,257 + 3,821

= 3,56 Kcal/menit ≈ 3,6 Kcal/menit

Y2 = 1,8041 - 0,0229038 . X2 + 4,71733 . 10-4. X22


= 1,8041 – 0,0229038 (93) + 4,71733 . 10−4 . (93)2
= -0,326 + 4,080

= 3,754 Kcal/menit ≈ 3,75 Kcal/menit


Y3 = 1,8041 - 0,0229038 . X3 + 4,71733 . 10-4. X32

= 1,8041 – 0,0229038 (100) + 4,71733 . 10−4 . (100)2


= -0,486 + 4,717

= 4,231 Kcal/menit ≈ 4,23 Kcal/menit


Y4 = 1,8041 - 0,0229038 . X4 + 4,71733 . 10-4. X42

= 1,8041 – 0,0229038 (106) + 4,71733 . 10−4 . (106)2


= -0,624 + 6,793

= 4,676 Kcal/menit ≈ 4,68 Kcal/menit


Y5 = 1,8041 - 0,0229038 . X5 + 4,71733 . 10-4. X52

= 1,8041 – 0,0229038 (113) + 4,71733 . 10−4 . (113)2


= -0,784 + 6,024

= 5,239 Kcal/menit ≈ 5,24 Kcal/menit


Y6 = 1,8041 - 0,0229038 . X6 + 4,71733 . 10-4. X62

= 1,8041 – 0,0229038 (120) + 4,71733 . 10−4 . (120)2


= -0,944 + 6,793

= 5,849 Kcal/menit ≈ 5,85 Kcal/menit


Y1’ = 1,8041 - 0,0229038 . X4 + 4,71733 . 10-4. X42

= 1,8041 – 0,0229038 (89) + 4,71733 . 10−4 . (89)2


= -0,234 + 3,736

= 3,501 Kcal/menit ≈ 3,50 Kcal/menit

Y1+Y2+Y3+Y4+Y5+Y6 YIstirahat = 3,50 Kcal/menit


YKerja =
6
3,60+3,75+4,23+4,67+5.24+5,84
=
6 KE = YKerja - YIstirahat
33,81
= = 4,23 – 3,50
6
= 4,23 Kcal/menit
= 0,72
0,72
KO =
4,8
= 0,15
 Kecepatan 4 Km/Jam

Dik : D = X 0 =88, X1 = 130 , X2 = 143 X3 , = 149 , X4 , = 155 , X5 , = 167 X6 = 178,


X1 ′ = 118

Y0 = 1,8041 – 0,0229038 . X0 + 471733 . 10−4 . X02

= 1,8041 – 0,0229038 .(88) + 4,71733 . 10−4 . (88)2


= -0,211 + 3,653

= 3.441 Kcal/menit ≈ 3,44 Kcal/menit


Y1 = 1,8041 - 0,0229038 . X1 + 4,71733 . 10-4. X12

= 1,8041 – 0,0229038 (130) + 4,71733 . 10−4 . (130)2


= -1,173 + 7.972

= 6.798 Kcal/menit ≈ 6,80 Kcal/menit


Y2 = 1,8041 - 0,0229038 . X2 + 4,71733 . 10-4. X22

= 1,8041 – 0,0229038 (143) + 4,71733 . 10−4 . (143)2


= -1,471 + 9.646

= 8,175 Kcal/menit ≈ 8,17 Kcal/menit


Y3 = 1,8041 - 0,0229038 . X3 + 4,71733 . 10-4. X32

= 1,8041 – 0,0229038 (149) + 4,71733 . 10−4 . (149)2


= -1,608 + 10,472

= 8.864 Kcal/menit ≈ 8,86 Kcal/menit


Y4 = 1,8041 - 0,0229038 . X4 + 4,71733 . 10-4. X42

= 1,8041 – 0,0229038 (155) + 4,71733 . 10−4 . (155)2


= -1,746 + 11,333

= 9,587 Kcal/menit ≈ 9,56 Kcal/menit


Y5 = 1,8041 - 0,0229038 . X5 + 4,71733 . 10-4. X52

= 1,8041 – 0,0229038 (167) + 4,71733 . 10−4 . (167)2


= -2,021 + 13,156

= 11,353 Kcal/menit ≈ 11,35 Kcal/menit


Y6 = 1,8041 - 0,0229038 . X6 + 4,71733 . 10-4. X62

= 1,8041 – 0,0229038 (178) + 4,71733 . 10−4 . (178)2


= -2,272 + 14,946

= 12,674 Kcal/menit ≈ 12,67 Kcal/menit


Y1’ = 1,8041 - 0,0229038 . X4 + 4,71733 . 10-4. X42

= 1,8041 – 0,0229038 (118) + 4,71733 . 10−4 . (118)2


= -0,898 + 6,568

= 5,670 Kcal/menit ≈ 5,67 Kcal/menit

Y1+Y2+Y3+Y4+Y5+Y6 YIstirahat = 5,67 Kcal/menit


YKerja =
6
6,80+8,18+8,86+9,59+22,14+12,67
=
6 KE = YKerja - YIstirahat
66,35
= = 8,29 – 5,67
6
= 8,29 Kcal/menit
= 2,62
2,62
KO =
4,8
= 0,55

 Kecepatan 6 Km/Jam

Dik : D = X 0 =110, X1 = 150 , X2 = 160 X3 , = 164 , X4 , = 172 , X5 , = 178 X6 = 183,


X1 ′ = 132

Y0 = 1,8041 – 0,0229038 . X0 + 471733 . 10−4 . X02

= 1,8041 – 0,0229038 .(110) + 4,71733 . 10−4 . (110)2


= -0,715 + 5,708

= 4,99 Kcal/menit ≈ 5,0 Kcal/menit


Y1 = 1,8041 - 0,0229038 . X1 + 4,71733 . 10-4. X12

= 1,8041 – 0,0229038 (150) + 4,71733 . 10−4 . (150)2


= -1,631 + 10,614

= 8,98 Kcal/menit ≈ 9,0Kcal/menit


Y2 = 1,8041 - 0,0229038 . X2 + 4,71733 . 10-4. X22

= 1,8041 – 0,0229038 (160) + 4,71733 . 10−4 . (160)2


= -1,861 + 12,076

= 10,221 Kcal/menit ≈ 10,20 Kcal/menit


Y3 = 1,8041 - 0,0229038 . X3 + 4,71733 . 10-4. X32

= 1,8041 – 0,0229038 (164) + 4,71733 . 10−4 . (164)2


= -1,952 + 12,688

= 10,741 Kcal/menit ≈ 10,70 Kcal/menit


Y4 = 1,8041 - 0,0229038 . X4 + 4,71733 . 10-4. X42

= 1,8041 – 0,0229038 (172) + 4,71733 . 10−4 . (172)2


= -2,135 + 13,956

= 11,824 Kcal/menit ≈ 11,82 Kcal/menit


Y5 = 1,8041 - 0,0229038 . X5 + 4,71733 . 10-4. X52

= 1,8041 – 0,0229038 (178) + 4,71733 . 10−4 . (178)2


= -2,273 + 14,946

= 12,673 Kcal/menit ≈ 12,67 Kcal/menit


Y6 = 1,8041 - 0,0229038 . X6 + 4,71733 . 10-4. X62

= 1,8041 – 0,0229038 (183) + 4,71733 . 10−4 . (183)2


= -2,387 + 15,798

= 13,414 Kcal/menit ≈ 13,41 Kcal/menit


Y1’ = 1,8041 - 0,0229038 . X4 + 4,71733 . 10-4. X42

= 1,8041 – 0,0229038 (132) + 4,71733 . 10−4 . (132)2


= -1,219 + 8,219

= 5,670 Kcal/menit ≈ 5,67 Kcal/menit

Y1+Y2+Y3+Y4+Y5+Y6 YIstirahat = 7,00 Kcal/menit


YKerja =
6
8,98+10,22+10,74+11,82+12,67+13,41
=
6 KE = YKerja - YIstirahat
79,83
= = 9,98 – 7,00
6
= 9,98 Kcal/menit
= 2,98
2,62
KO =
4,8
= 0,62
3.3. Grafik Siklus Kerja

3.3.1 Heart Rate VS Waktu

Heart Rate VS Waktu


200
180
Kecepatang detak jantung

160
140
120
100 2 Km/Jam
80 4 Km/Jam
60 6 Km/Jam
40
20
0
0 2 4 6 8

Waktu (Menit)

3.3.2 Pengeluaran Energi VS Waktu

Energy Expenditure VS Waktu


16.00
14.00
Energy Expenditure kcal

12.00
10.00 2 Km/Jam
8.00 4 Km/Jam

6.00 6 Km/Jam

4.00
2.00
0.00
0 2 4 6 8
Waktu (Menit)
3.4 Waktu istirahat yang dibutuhkan untuk satu siklus kerja

T (W−S)
R=
W−1.5

Dik :

T = 6 Menit

W = 9.98 Kcal/Menit

S = 4.5 Kcal/Menit

Jawab :

6 (9.98−4.5)
R= = 3.88 Menit
9.98−1.5

Tabel 3.2 Klasifikasi beban kerja dan reaksi fisiologis


Tingkat Energy Expenditure Detak Konsumsi
Pekerjaan Jantung Energi
Kkal / menit Kkal / 8jam Detak / Liter / menit
menit
Undully Heavy >12.5 >6000 >175 >2.5
Very Heavy 10.0 – 12.5 4800 – 6000 150 – 175 2.0 – 2.5
Heavy 7.5 – 10.0 3600 – 4800 125 – 150 1.5 –2.0
Moderate 5.0 – 7.5 2400 – 3600 100 – 125 1.0 – 1.5
Light 2.5 – 5.0 1200 – 2400 60 – 100 0.5 – 1.0
Very Light < 2.5 < 1200 < 60 < 0.5
BAB IV
ANALISIS

4.1 Analisa Denyut Nadi


Hasil pengamatan dapat dijabarkan sebagai berikut, setelah dilakukan
pengukuran menggunakan oximeter diperoleh nilai rata-rata denyut nadi
sebelum melakukan pekerjaan sebesar 88 denyut/menit. Pada saat melakukan
pekerjaan (menit ke-1) diperoleh nilai rata-rata denyut nadi sebesar 90
denyut/menit berdasarkan tabel 3.2 Klasifikasi beban kerja berdasarkan
konsumsi oksigen dan denyut jantung, nilai tersebut berada pada tingkatan
pekerjaan ringan. Apabila diuraikan menjadi (menit ke-1 sebesar 90
denyut/menit; menit ke-2 sebesar 93 denyut/menit; menit ke-3 sebesar 100
denyut/menit; menit ke-4 sebesar 106 denyut/menit; menit ke-5 sebesar 113
denyut/menit; menit ke-6 sebesar 120 denyut/menit, ini menunjukan mengalami
peningkatan dikarenakan pada menit ke-1 sampai menit-6 operator melakukan
aktifitas yang lebih berat. Setelah melakukan pekerjaan atau beristirahat selama
satu menit nilai rata-rata denyut nadi yang diperoleh dari hasil data pengukuran
menggunakan tensi meter sebesar 89 denyut/menit.

4.2 Analisa Denyut Nadi


Konsumsi energi diperoleh dari pengeluaran energi pada saat waktu kerja
(Et) dikurangi pengeluaran energi pada saat istirahat (Ei). Et dan Ei diperoleh
dari nilai VO2 aktivitas dan VO2 istirahat dikali dengan 5 kkal/menit.

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai KE rata-rata sebesar 2.11kkal/menit


berdasarkan tabel Kategori kerja berdasarkan pengeluaran energi, nilai tersebut
berada pada tingkayan pekerjaan sangat ringan. Hal tersebut menunjukan
terjadinya konsumsi energi saat aktivitas.
BAB IV
KESIMPULAN

Dari hasil Praktikum dapat disimpulkan bahwa operator yang melakukan pekerjaan
berjalan ( 2Km/jam) selama 6 Menit, memiliki denyut jantung rata rata 103.67
denyut/Menit dengan konsumsi energi 4.23 Kcal/menit, dan dikategorikan pekerjaan
ringan. untuk pekerjaan jogging selama 6 Menit, memiliki denyut jantung rata rata
153.67 denyut/Menit dengan konsumsi energi 8.29 Kcal/menit, dan dikategorikan
pekerjaan berat. untuk pekerjaan berlari selama 6 Menit, memiliki denyut jantung rata
rata 167.83 denyut/Menit dengan konsumsi energi 9.98 Kcal/menit dan dikategorikan
pekerjaan berat
DAPTAR PUSTAKA

PETUNJUK PELAKSANAAN

MODUL 4

FISIOLOGI KERJA

I. PENGUMPULAN DATA
1.1 Alat dan Bahan
1.2 Prosedur Praktikum
1. Pilih satu orang operator, dan satu orang pengamat dan pencatat.
2. Pasangkan pulsemeter pada tubuh operator.
3. Ukur denyut jantung awal operator (D0), denyut jantung normal manusia saat
tidak beraktifitas adalah 70 - 80/menit. Ukur juga suhu tubuh operator (T0)
menggunakan termometer tubuh.
4. Operator melakukan aktivitas (naik turun tangga) setelah aba-aba selama 2
menit dengan kecepatan 2 km/jam.
5. Pada saat operator melakukan aktivitas, pengamat mencatat kecepatan denyut
jantung operator setiap menit. Denyut jantung ini ditulis sebagai D1, dan D2.
6. Setelah aktivitas berakhir ukur kembali suhu tubuh operator (T1), dan kecepatan
denyut jantung operator saat recovery setiap menit sampai Dn’  D0. Berarti
operator sudah kembali ke keadaan semula sebelum melakukan aktivitas.
7. Ulangi lagi kegiatan dari langkah ke-4 sampai langkah ke-6 dengan waktu 4
menit, dan 6 menit, serta kecepatan naik turun tangga 4 km/jam, dan 6 km/jam.
8. Jangan lupa mencatat semua data pada lembar pengamatan.

II. PENGOLAHAN DATA


2.1 Data hasil Pengamatan
2.2 Hitung pengeluaran Energi (Ei/Et) dan hitung konsumsi Energi (KE) untuk setiap
variabel data.
Y = 1,8041 – 0,0229038 . X + 4,71733 . 10-4 . X2 Dimana:

Y : Energi(Kcal/menit)

Konsumsi Energi (KE) = Ykerja - Yistirahat X : Kecepatan denyut


jantung (Denyut/menit)
𝐊𝐄
Konsumsi Oksigen (KO) = 𝟒,𝟖

2.3 Buat Grafik Siklus Kerja


2.3.1 Heart Rate Vs Waktu
2.3.2 Pengeluaran Energi (Energi Expenditure) Vs Waktu

2.4 Hitung waktu istirahat yang dibutuhkan untuk satu siklus kerja

T (W−S)
R=
W−1.5

Dimana :
R = Waktu Istirahat yang dibutuhkan (menit)
T = Total Waktu kerja (menit)
W = Konsumsi energi rata-rata saat kerja (kcal/menit)
S = Konsumsi energi yang direkomendasikan (biasanya 4 – 5 kcal/menit)

Y = 1,8041 – 0,0229038 . X + 4,71733 . 10-4 . X2

Tabel 2.1 Klasifikasi beban kerja dan reaksi fisiologis

Detak Konsumsi
Energy Expenditure
Tingkat Jantung Energi
Pekerjaan Detak /
Kkal / menit Kkal / 8jam Liter / menit
menit
Undully Heavy >12.5 >6000 >175 >2.5
Very Heavy 10.0 – 12.5 4800 – 6000 150 – 175 2.0 – 2.5
Heavy 7.5 – 10.0 3600 – 4800 125 – 150 1.5 –2.0
Moderate 5.0 – 7.5 2400 – 3600 100 – 125 1.0 – 1.5
Light 2.5 – 5.0 1200 – 2400 60 – 100 0.5 – 1.0
Very Light < 2.5 < 1200 < 60 < 0.5
Contoh Grafik heart rate vs waktu dalam 2 menit

Naik Turun Tangga dalam 2 menit


100
95

Kecepatan Denyut Jantung 90


85
80 2 km/jam
75 4 km/jam

70 6 km/jam

65
60
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270
Waktu (detik)

III. ANALISIS
1. Analisis perbedaan yang terjadi pada intensitas heart rate dikaitkan dengan
beban kerja fisiologis
2. Analisis perbedaan yang terjadi pada konsumsi energi dikaitkan dengan beban
kerja fisiologis
3. Analisis perbedaan pemulihan dari grafik yang telah dibuat (recovery
percobaan dan teoritis)
4. Analisis penyebab munculnya fatigue pada praktikum ini.
5. Analisis Penentuan beban kerja
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan, menjawab tujuan.

You might also like