Professional Documents
Culture Documents
Laporan Fisiologi Kerja Praktikum
Laporan Fisiologi Kerja Praktikum
PENDAHULUAN
Fisiologi merupakan salah satu ilmu ergonomi yang dapat membantu kita
dalam memberikan gambaran mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi
kelelahan kerja pada suatu aktivitas kerja. Dengan menggunakan ilmu fisiologi,
dapat diukur konsumsi oksigen dan energi yang dihasilkan untuk setiap pekerjaan,
kecepatan denyut jantung awal sebelum beraktivitas, suhu tubuh awal sebelum
beraktivitas, kecepatan denyut jantung saat beraktivitas, kecepatan denyut jantung
setelah beraktivitas, dan suhu tubuh setelah beraktivitas. Berhubungan dengan hal
tersebut, untuk memperbaiki sistem kerja yang yang sudah berlaku, kali ini PT.
RSK&E akan melakukan penelitian mengenai pengukuran beban kerja fisik
dengan metode fisiologi. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data
fisiologis responden seperti umur, berat badan, tinggi badan, handgrip, skala borg,
serta denyut nadi sebelum dan sesudah melakukan pengangkatan beban,
Dengan melakukan penelitian tersebut nantinya data yang diperoleh akan diolah
digunakan untuk mengetahui Heart rate (%HR) dan Cardiovascular load (%CVL)
saat bekerja dan beristirahat, nilai konsumsi oksigen dan konsumsi energi serta
mengklasifikasikan beban kerja.
kata Yunani physis = ‘alam’ dan logos = ‘cerita’, adalah ilmu yang mempelajari
fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, mendefinisikan fisiologi sebagai cabang biologi yang berkaitan
dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat hidup (organ, jaringan, atau sel).
Berdasarkan objek kajiannya dikenal fisiologi manusia, fisiologi tumbuhan, dan
fisiologi hewan, meskipun prinsip fisiologi bersifat universal, tidak bergantung
pada jenis organisme yang dipelajari. Sebagai contoh, apa yang dipelajari pada
fisiologi sel khamir dapat pula diterapkan sebagian atau seluruhnya pada sel
manusia (Sritomo, 1993). Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa fisiologi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari
tentang fungsi normal dari suatu organisme mulai dari tingkat sel, jaringan, organ,
sistem organ hingga tingkat organisme itu sendiri. Adapun fungsi yang dipelajari
adalah fungsi kerja yang meliputi fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari
makhluk hidup (Sritomo, 1993).
Dimana :
KE : Konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu (kilokalori/menit)
Et : Pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)
Ei : Pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit)
Kerja disebut aerobik bila suply oksigen pada otot sempurna, sistem akan
kekurangan oksigen dan kerja menjadi anaerobik. Hal ini dipengaruhi oleh
aktivitas fisiologi yang dapat ditingkatkan melalui latihan. Klasifikasi beban kerja
dan reaksi fisiologis terlihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Klasifikasi Beban Kerja Berdasarkan Konsumsi Oksigen dan Denyut
Jantung
Konsumsi oksigen Denyut jantung
Kategori beban kerja
(liter/menit) (denyut/menit)
Ringan < 0.5 < 90
Sedang 0.5-1.0 90-110
Berat 1.0-1.5 110-130
Sangat Berat 1.5-2.0 130-150
Sangat berat sekali >2.0 150-170
Konsumsi oksigen diberi simbol VO2 dan diukur dalam satuan liter/menit. R
Kerja fisik adalah kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai
sumber tenaganya (power). Kerja fisik disebut juga ‘manual operation’ dimana
performans kerja sepenuhnya akan tergantung pada manusia yang berfungsi
sebagai sumber tenaga (power) ataupun pengendali kerja. Kerja fisik juga dapat
dikonotasikan dengan kerja berat atau kerja kasar karena kegiatan tersebut
memerlukan usaha fisik manusia yang kuat selama periode kerja berlangsung.
Dalam kerja fisik konsumsi energi merupakan faktor utama yang dijadikan
tolak ukur penentu berat / ringannya suatu pekerjaan. Secara garis besar, kegiatan-
kegiatan manusia dapat digolongkan menjadi kerja fisik dan kerja mental.
Pemisahan ini tidak dapat dilakukan secara sempurna, karena terdapatnya
hubungan yang erat antar satu dengan lainnya. Kerja fisik akan mengakibatkan
perubahan fungsi pada alat-alat tubuh, yang dapat dideteksi melalui:
1. Konsumsi oksigen.
2. Denyut jantung.
3. Peredaran udara dalam paru-paru.
4. Temperatur tubuh.
5. Konsentrasi asam laktat dalam darah.
6. Komposisi kimia dalam darah dan air seni.
7. Tingkat penguapan.
8. Faktor lainnya
Kerja fisik akan mengeluarkan energi yang berhubungan erat dengan konsumsi
energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara yang
tidak langsung, yaitu dengan cara pengukuran, pengukuran tersebut meliputi:
Kebutuhan kalori dapat dinyatakan dalam kalori yang dapat diukur secara
tidak langsung dengan menentukan kebutuhan oksigen. Setiap kebutuhan oksigen
sebanyak 1 liter akan memberikan 4.8 kilo kalori (Suma’mun, 1989)Sebagai dasar
perhitungan dalam menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh seseorang
dalam melakukan aktivitas pekerjannya, dapat dilakukan melalui pendekatan atau
taksiran kebutuhan kalori menurut aktivitasnya. Menurut Grandjean (1993)
bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama 24 jam ditentukan oleh tiga hal :
Beberapa hal yang berkaitan dengen pengukuran denyut jantung adalah sebagai
berikut :
2. Secara lebih luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan
pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan oleh lingkungan,
atau tekanan akibat kerja keras, di mana ketiga faktor tersebut memberikan
pengaruh yang sama besar. Pengukuran berdasarkan criteria fisiologis ini bisa
digunakan apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut dapat diabaikan
atau situasi kegiatan dalam keadaan normal.
Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain :
1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pada pergelangan
tangan.
2. Mendengarkan denyut jantung dengan stethoscope.
3. Menggunakan ECG ( Electrocardiograph ), yaitu mengukur signal
elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada.
Salah satu yang dapat digunakan untuk menghitung denyut jantung adalah
telemetri dengan menggunakan rangsangan ElectroardioGraph (ECG). Apabila
peralatan tersebut tidak tersedia dapat memakai stopwatch dengan metode 10
denyut (Kilbon, 1992). Dengan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja
sebagai berikut:
1. Denyut jantung pada saat istirahat ( resting pulse ) adalah rata-rata denyut
jantung sebelum suatu pekerjaan dimulai.
2. Denyut jantung selama bekerja ( working pulse ) adalah rata-rata denyut
jantung pada saat seseorang bekerja.
3. Denyut jantung untuk bekerja ( work pulse ) adalah selisish antara denyut
jantung selama bekerja dan selama istirahat.
4. Denyut jantung selama istirahat total ( recovery cost or recovery cost ) adalah
jumlah aljabar denyut jantung dan berhentinya denyut pada suatu pekerjaan
selesai dikerjakannya sampai dengan denyut berada pada kondisi istirahatnya.
5. Denyut kerja total ( Total work pulse or cardiac cost ) adalah jumlah denyut
jantung dari mulainya suatu pekerjaan samapi dengan denyut berada pada
kondisi istirahatnya (resting level).( Nurmianto, 1998 )
Peningkatan denyut nadi mempunyai peran yang sangat penting di dalam
peningkatan cardio output dari istirahat samapi kerja maksimum, peningkatan
tersebut oleh Rodahl (1989) didefinikan sebagai heart rate reserve (HR reserve).
HR reserve tersebut diekspresikan dalam presentase yang dihitung dengan
menggunakan rumus :
1. Kerja total seluruh tubuh, yang menngunakan sebagian besar otot biasanya
melibatkan dua per tiga atau tiga seperempat otot tubuh.
2. Kerja otot yang membutuhkan energi Expenditure karena otot yang
digunakanlebih sedikit.
3. Kerja otot statis, otot digunakan untuk menghasilkan gaya tetapi tanpa kerja
membutuhkan kontraksi sebagian otot.
3. Kriteria Hasil Kerja meliputi: hasil kerja yang diperoleh dari pekerja. Kriteria
ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari seluruh kondisi kerja dengan
cara melihat hasil kerja yang diperoleh dari pekerja tersebut.
2.3.4 Kelelahan kerja
Definisi umum dari kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi pada
syaraf dan otot manusia, sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana
mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari kerja
pada kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi dari performasi optimis
seorang operator.
11. Umur.
Kelelahan otot adalah kelelahan yang terjadi karena kerja otot, dengan adanya
aktivitas kontraksi dan relaksasi. Tipe aktivitas otot oleh Ryan dalam Work &
Effort adalah:
Di mana denyut nadi maskimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan (200-
umur) untuk wanita. Dari perhitungan % CVL kemudian akan dibandingkan
dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut :
3.1 Alat
1. Oximeter
2. Stopwatch
1. Pilih satu orang operator, dan satu orang pengamat dan pencatat.
3. Ukur denyut jantung awal operator (D0), denyut jantung normal manusia
denyut jantung operator setiap menit. Denyut jantung ini ditulis sebagai D1,
dan D2.
saat recovery setiap menit sampai Dn’ D0. Berarti operator sudah
7. Ulangi lagi kegiatan dari langkah ke-4 sampai langkah ke-6 dengan waktu 4
menit, dan 6 menit, serta kecepatan naik turun tangga 4 km/jam, dan 6
km/jam.
Y : Energi(Kcal/menit)
Kecepatan 6 Km/Jam
160
140
120
100 2 Km/Jam
80 4 Km/Jam
60 6 Km/Jam
40
20
0
0 2 4 6 8
Waktu (Menit)
12.00
10.00 2 Km/Jam
8.00 4 Km/Jam
6.00 6 Km/Jam
4.00
2.00
0.00
0 2 4 6 8
Waktu (Menit)
3.4 Waktu istirahat yang dibutuhkan untuk satu siklus kerja
T (W−S)
R=
W−1.5
Dik :
T = 6 Menit
W = 9.98 Kcal/Menit
S = 4.5 Kcal/Menit
Jawab :
6 (9.98−4.5)
R= = 3.88 Menit
9.98−1.5
Dari hasil Praktikum dapat disimpulkan bahwa operator yang melakukan pekerjaan
berjalan ( 2Km/jam) selama 6 Menit, memiliki denyut jantung rata rata 103.67
denyut/Menit dengan konsumsi energi 4.23 Kcal/menit, dan dikategorikan pekerjaan
ringan. untuk pekerjaan jogging selama 6 Menit, memiliki denyut jantung rata rata
153.67 denyut/Menit dengan konsumsi energi 8.29 Kcal/menit, dan dikategorikan
pekerjaan berat. untuk pekerjaan berlari selama 6 Menit, memiliki denyut jantung rata
rata 167.83 denyut/Menit dengan konsumsi energi 9.98 Kcal/menit dan dikategorikan
pekerjaan berat
DAPTAR PUSTAKA
PETUNJUK PELAKSANAAN
MODUL 4
FISIOLOGI KERJA
I. PENGUMPULAN DATA
1.1 Alat dan Bahan
1.2 Prosedur Praktikum
1. Pilih satu orang operator, dan satu orang pengamat dan pencatat.
2. Pasangkan pulsemeter pada tubuh operator.
3. Ukur denyut jantung awal operator (D0), denyut jantung normal manusia saat
tidak beraktifitas adalah 70 - 80/menit. Ukur juga suhu tubuh operator (T0)
menggunakan termometer tubuh.
4. Operator melakukan aktivitas (naik turun tangga) setelah aba-aba selama 2
menit dengan kecepatan 2 km/jam.
5. Pada saat operator melakukan aktivitas, pengamat mencatat kecepatan denyut
jantung operator setiap menit. Denyut jantung ini ditulis sebagai D1, dan D2.
6. Setelah aktivitas berakhir ukur kembali suhu tubuh operator (T1), dan kecepatan
denyut jantung operator saat recovery setiap menit sampai Dn’ D0. Berarti
operator sudah kembali ke keadaan semula sebelum melakukan aktivitas.
7. Ulangi lagi kegiatan dari langkah ke-4 sampai langkah ke-6 dengan waktu 4
menit, dan 6 menit, serta kecepatan naik turun tangga 4 km/jam, dan 6 km/jam.
8. Jangan lupa mencatat semua data pada lembar pengamatan.
Y : Energi(Kcal/menit)
2.4 Hitung waktu istirahat yang dibutuhkan untuk satu siklus kerja
T (W−S)
R=
W−1.5
Dimana :
R = Waktu Istirahat yang dibutuhkan (menit)
T = Total Waktu kerja (menit)
W = Konsumsi energi rata-rata saat kerja (kcal/menit)
S = Konsumsi energi yang direkomendasikan (biasanya 4 – 5 kcal/menit)
Detak Konsumsi
Energy Expenditure
Tingkat Jantung Energi
Pekerjaan Detak /
Kkal / menit Kkal / 8jam Liter / menit
menit
Undully Heavy >12.5 >6000 >175 >2.5
Very Heavy 10.0 – 12.5 4800 – 6000 150 – 175 2.0 – 2.5
Heavy 7.5 – 10.0 3600 – 4800 125 – 150 1.5 –2.0
Moderate 5.0 – 7.5 2400 – 3600 100 – 125 1.0 – 1.5
Light 2.5 – 5.0 1200 – 2400 60 – 100 0.5 – 1.0
Very Light < 2.5 < 1200 < 60 < 0.5
Contoh Grafik heart rate vs waktu dalam 2 menit
70 6 km/jam
65
60
0 30 60 90 120 150 180 210 240 270
Waktu (detik)
III. ANALISIS
1. Analisis perbedaan yang terjadi pada intensitas heart rate dikaitkan dengan
beban kerja fisiologis
2. Analisis perbedaan yang terjadi pada konsumsi energi dikaitkan dengan beban
kerja fisiologis
3. Analisis perbedaan pemulihan dari grafik yang telah dibuat (recovery
percobaan dan teoritis)
4. Analisis penyebab munculnya fatigue pada praktikum ini.
5. Analisis Penentuan beban kerja
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan, menjawab tujuan.