Professional Documents
Culture Documents
Iki Bossssss
Iki Bossssss
PENDAHULUAN
1
BTS, kendaraan bermotor, dan lain-lain. Sehingga perusahaan tersebut
dapat menjadi barometer kemajuaan teknologi di Indonesia dan menjadi
tempat belajar yang baik bagi calon – calon sarjana teknik di Indonesia.
Sehingga nantinya mahasiswa dapat mengetahui proses manufaktur dari
perancangan, pemotongan plat, perakitan finishing hingga quality control.
Berikut Gambar Simbol Inka :
Gambar. 1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan Kerja Praktik adalah :
1. Bagi mahasiswa pelaksana
a. Membandingkan ilmu yang didapat selama kuliah dan di dunia
kerja.
b. Mendapatkan ilmu baru baik sosial maupun teknologi yang tidak
didapat selama perkuliahan.
c. Mengetahui secara singkat proses produksi kereta api.
d. Menambah pengtahuan dalam proses permesinan khususnya tentang
Automatic Gas Cutting Machine.
2. Bagi perusahan
a. Sebagai media tanggung jawab social untuk masyarakat.
b. Sebagai sarana untuk memberi gambaran kondisi kerja di suatu
perusahaan.
2
1.3 Rumusan Masalah
Dalam Kerja Praktek ini masalah yang akan dihadapi adalah:
1. Mengetahui proses pembuatan kereta mulai dari desain sampai kereta
layak oprasi.
2. Mengetahui proses pemotongan plat.
3. Mengetahui system kerja mesin Numerical Control Turret (NCT) . Dan
instruksi SOP Numerical Control Turret
1.4 Manfaat
Sebagai perbandingan ilmu yang telah diperoleh pada waktu
perkuliahan dengan praktek dilapangan sehingga dapat menambah wawasan
serta meningkatkan kualitas skill atau keahlian yang tidak diperoleh di
bangku kuliah. Mahasiswa diharapkan mampu berfikir positif dan kreatif
dalam menghadapi suatu permasalahan yang terjadi pada suatu industri.
Membuka pola pikir mahasiswa di era global serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Mahasiswa diharapkan dapat memiliki jiwa
profesionalisme dalam bekerja.
3
1.7 METODE PELAKSANAAN
Dalam menyusun laporan kerja praktik di PT. INKA (Persero),metode
yang digunakan dalam penulisan laporan kerja praktik ini adalah :
a. Data Primer
Suatu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya, dalam hal
ini adalah PT.INKA (Persero). Data primer dapat diperoleh dengan
metode :
1. Metode Observasi
Dalam metode ini pengumpulan data dilakukan dengan mengamati
secara langsung obyek penelitian dengan pengamatan.
2. Metode Studi
Pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku yang ada
kaitannya dengan batasan masalah.
3. Metode Interview
Pengumpulan data diperoleh dengan bertanya secara langsung
kepada responden. Dalam hal ini adalah pembimbing naupun pihak-
pihak yang memiliki informasi yang dibutuhkan,sehingga dapat
membantu dan memberikan penjelasan tentang masalah yang diteliti
b. Data Sekunder
Dalam hal ini data yang diperoleh tidak secara langsungg dari
responden melainkan berdasarkan pada literatur yang mendukung
penyusunan laporan di dapat dari brosur,buku petunjuk, studi
kepustakaan atau membaca buku-buku yang berkaitan langsung
dengan masalah serta keterangan yang di dapat dari instansi
perusahaan yang berkaitan
BAB I Pendahuluan
4
Pada bab ini meliputi : Latar Belakang, Tujuan dan Manfaat, Batasan
Masalah, Waktu dan Tempat Kerja Praktek,Metode Pelaksanaan dan
Sistematika Penulisan.
BAB IV Pembahasan
Pada bab ini dibahas mengenai proses produksi dan cara kerja
mesin Numerical Control Turret (NCT)
BAB V Penutup
Pada bab ini akan membahas kesimpulan dari tugas akhir ini dan
saran dalam suatu perencanaan berdasarkan analisa penulisan.
5
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAAN
6
Dalam perjalanannya, PT. INKA juga pernah melakukan joint venture
dengan general electric dalam memproduksi lokomotif. Selain untuk
kebutuhan dalam negeri, produksi juga ditujukan untuk ekspor terutama ke
Malaysia, Bangladesh, Afrika, dan lain-lain.
2.1.1 Kondisi Awal PT. INKA
Kondisi awal pada pendirian PT. INKA (Persero) adalah
penggunaan atau pengalihan segala fasilitas dan aset yang ada di balai
Yasa PJKA Madiun yang didirikan tahun 1884 (bertugas dalam
pemeliharaan lokomotif uap) dan gudang PJKA Madiun sebagai
fasilitas dasar untuk kegiatan PT. INKA. Fasilitas dasar ini meliputi:
Luas Area : 22,5 Ha
Luas Bangunan : 9,36 Ha
Fasilitas Produksi : 660 Mesin termasuk jig dan fasilitas; 290
Mesin Las
Daya Listrik : 1000 KVA
Tenaga Kerja : 880 orang (berasal dari PJKA sebagian
besar, dan Perindustrian).
2.1.2 Anak Perusahaan PT. INKA
PT. INKA (Persero) mendirikan dua anak perusahaan yaitu PT.
Inka Multi Solusi dan PT. Rekaindo Global Jasa (Joint Venture).
1. PT. Inka Multi Solusi (PT IMS)
PT. Inka Multi Solusi Entitas Anak berdomisili di Jalan MT
Haryono No. 103, Madiun, Jawa Timur yang mulai beroperasi
tahun 2010. Berdasarkan Akta Notaris No. 21 tanggal 18 Februari
2015 oleh Iswi Artati, SH notaris Kota Surabaya dan telah
mendapat persetujuan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia Nomor: AHU-0003053.AH.01.02
tanggal 26 Februari 2015 dilakukan perubahan nama perusahaan
yang semula PT. Railindo Global Karya diubah menjadi PT Inka
Multi Solusi.
7
Kepemilikan Saham: PT INKA (Persero) 98,93% dan
sisanya Yayasan Keluarga Besar INKA sebesar 1,07%.
Kompetensi bisnis yang dimiliki yaitu perdagangan komponen
gerbong kereta api, jasa penunjang kereta, jasa fabrikasi, jasa
pemasangan, jasa rekayasa (engineering), membuat desain dan
melakukan perawatan produk di bidang perkeretaapian serta
penyedia jasa tenaga kerja/buruh.
2. PT Rekaindo Global Jasa
Berdiri sejak 1998, berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, SH
No. 61 tanggal 25 November 1998. Status beroperasi mulai tahun
1999. Kepemilikan Saham : PT INKA (Persero) 49 %, Nippon
Sharyo 39 %, Sumitomo Corporation 10 %, dan sisanya dimiliki
oleh Kopinka sebesar 2%. Alamat kantor di Jalan Sumber Karya
No. 2 Madiun. Kompetensi bisnis yang dimiliki yaitu di bidang jasa
konsultan engineering, desain, dan maintenance perkeretaapian.
8
Fasilitas Produksi : 660 menit termasuk jig dan 290 mesin las
Kapasitas Produksi : 400 unit/tahun
Status Perusahaan : Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Total Pegawai : 880 orang
9
produk kereta serta memudahkan dalam pengiriman unit kereta (gerbong atau
lokomotif).
10
2.7 Visi dan Misi PT. INKA
Berikut ini adalah Visi dan Misi dari PT. INKA :
Visi : “Menjadi Perusahaan Kelas Dunia yang Unggul di Bidang Transportasi
Kereta Api dan Transportasi perkotaan di Indonesia.”
Misi : “Menciptakan Solusi Terpadu Untuk Transportasi Kereta Api dan
Perkotaan dengan Keunggulan Kompetitif Bisnis dan Teknologi Produk yang
Tepat Guna Mndorong Pembangunan Transportasi yang Berkelanjutan.”
2.8 Sistem Manajemen dan Organisasi PT. INKA
Struktur organisasi tentu penting untuk sebuah perusahaan karena
perusahaan akan berhasil apabila struktur organisasi didalamnya terbentuk
serta berfungsi dengan baik, sinergis serta sesuai dengan tujuan yang telah
dibuat. PT. INKA ini dipimpin oleh seorang Presiden Direktur yang
membawahi 3 Dikertorat serta 13 Divisi yang terdiri dari 4 Divisi Langsung
dan 9 Divisi tak Langusng, yang masing-masing dipimpin oleh seorang
Division Manager.
Masing-masing Division Manager membawahi beberapa Departemen
yang dibantu oleh Asisten Departemen. Asisten Departemen ini membawahi
Section Supervisor. Tiap-tiap divisi mempunyai hubungan yang saling
menunjang dalam proses produksi dan dituntut untuk bekerja secara
professional agar tidak terjadi kesalahan dalam proses produksi.
Adapun Divisi yang ada dibawah pengawasan langsung Direktur Utama
PT. INKA, yaitu:
1. Divisi Sekretaris Perusahaan
Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian terkait aspek Liaison Officer, kehumasan, protokoler, PKBL,
pengamanan perusahaan, manajemen resiko dan legal, serta memantai
penerapan prinsip Good Coorporate Governance (GCG) di lingkungan
perusahaan. Divisi Sekretaris Perusahaan yang membawahi 2 Departemen
yaitu:
a. Departemen Humas Protokoler & PKBL
11
Melakukan operasional kegiatan yang terkait dengan aspek
kehumasan, protokoler dan pengelolaan PKBL/CSR sertapengamanan
perusahaan.
b. Departemen Manajemen Resiko & Legal
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan yang berhubungan dengan permasalahan serta meningkatkan
peluang perusahaan dalam mengendalikan resiko.
2. Divisi Audit Internal
Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian terkait dengan kegiatan internal audit meliputi pengawasan
intern di bidang manajemen keuangan dan manajemen operasional,
evaluasi efektifitas dan efisiensi pengendalian manajemen perusahaan,
evaluasi manajemen resiko dan Good Coorporate Governance (GCG)
berdasarkan kebijakan dan peraturan perusahaan, serta penjaminan sistem
manajemen mutu, pengelolaan lingkungan hidup dan peningkatan
produktivitas. Divisi Audit Internal membawahi 2 Departemen, yaitu :
a. Departemen Audit
Melakukan operasional kegiatan yang terkait dengan kegiatan
pengendalian dan pengawasan internal di bidang manajemen
operasional dan keuangan, evaluasi efektifitas dan efisiensi manajemen
perusahaan, evaluasi manajemen resiko dan Good Coorporate
Governance (GCG) berdasarkan kebijakan dan peraturan perusahaan
serta peraturan-peraturan lain yang berlaku.
b. Departemen Manajemen Mutu & Lingkungan Hidup
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan penjaminan sistem manajemen mutu dan peningkatan
produktifitas, pengelolaan limbah produksi, dan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) serta lingkungan hidup.
3. Divisi Logistik
12
Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengendalian terkait dengan kegiatan pengadaan material atau komponen
dan jasa untuk prosuksi dan fasilitas pendukung produksi, termasuk
kegiatan persediaan dan ekspedisi. Divisi Logistik membawahi 3
Departemen, yaitu:
a. Departemen Pengadaan Jasa Produksi
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan proses pengadaan dan pengendalian jasa produksi, service
retail, barang dan jasa fasilitas produksi.
b. Departemen Perencanaan Dan Pengendalian Produksi
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan perencanaan dan pengendalian pengadaan barang/komponen
produksi, penerimaan barang/komponen masuk, pengelolaan
persediaan barang produksi serta ekspedisi produk kepada costumer.
4. Divisi Pengendalian Kualitas
Melakukan funsi perencanaan, pengorganisaasaian, pelaksanaan dan
pengendalian kualitas yang meliputi quality engineering, pemeriksaan
barang masuk (incoming), pemeriksaan produk dalam proses pengerjaan
(Inprocess), serta pengujian final terhadap produk yang dihasilkan.
Divisi Pengendlian Kualitas membawahi 2 Departemen, yaitu:
a. Departemen Pengedalian Kualitas Incoming & Inprocess
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan pengendalian kualitas sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan terhadap barang/komponen masuk (incoming) dan setiap
proses pengerjaan produk (inprocess) termasuk proyek service retail.
b. Departemen Quality Engineering & Final Test.
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan aspek
quality engineering dan pengujian produk akhir (final testing) yang
dihasilkan oleh perusahaan.
Dan beberapa divisi yang diawasi melalui beberapa direktorat,yaitu:
5. Direktorat Keuangan & Sumberdaya Manusia
13
Direktorat Keuangan & Sumberdaya membawahi 3 Divisi, yaitu:
a. Divisi Keuangan
Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian terkait dengan finansial perusahaan, pencatatan
akuntansi dan pengendalian anggaran perusahaan. Divisi keuangan
membawahi 3 Departemen, yaitu :
1) Departemen Akuntansi
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan pencatatan finansial (akuntansi) yang meliputi akuntansi
manajemen, akuntansi keuangan, serta akuntansi biaya dalam hal
penyediaan petunjuk bagi perusahaan untuk mengelola
permasalahan pokok akuntansi.
2) Departemen Pendanaan & Perbendaharaan
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan pendanaan (funding) perusahaan, manajemen cash flow,
perbendaharaan, serta pengelolaan masalah perpajakan dan
asuransi.
3) Departemen Pengendalian Anggaran
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan perencanaan, verifikasi, dan pengendalian anggaran,
penyusunan analisa dan evaluasi anggaran, serta penyusunan
laporan realisasi anggaran sesuai RKAP.
b. Divisi Human Capital
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan pengembangan organisasi dan sistem yang meliputi
pengembangan organisasi beserta Job Desk, pengadaan karyawan,
pengembangan sistem pengelolaan SDM dan pengembangan jenjang
karir karyawan.
14
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan pengembangan organisasi dan sistem yang meliputi
pengembangan organisasi beserta Job Desk, pengadaan karyawan,
pengembangan sistem pengelolaan SDM dan pengembangan
jenjang karir karyawan.
2) Departemen Kesejahteraan SDM & HUBIN
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan pengelolaan sumber daya anusia yang meliputi penilaian
dan evaluasi, kesejahteraan SDM dan hubungan industrial.
3) Departemen Pengembangan SDM & DIKLAT
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan pengembangan kompetensi SDM, pendidikan dan
pelatihan karyawan serta pengelolaan database SDM dalam rangka
pemenuhan kebutuhan kompetensi.
c. Divisi Perencanaan Perusahaan & Generals Affairs.
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan perencanaan perusahaan, monitoring dan evaluasi pencapaian
program kerja setiap divisi, perencanaan dan inisiatif strategis serta
pelaporan kinerja perusahaan. Divisi Perencanaan Perusahaan
membawahi 3 Departemen, yaitu:
1) Departemen Perencanaan perusahaan
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan perencanaan perusahaan, monitoring dan evaluasi
pencapaian program kerja setiap divisi, perencanaan dan inisiatif
strategis serta pelaporan kinerja perusahaan.
2) Departemen Generals Affairs & Sekretariatan
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan rumah tangga perusahaan, pengadaan dan penjualan
barang/jasa non-produksi, kesekretariatan dan pengelolaan
operasional kantor perwakilan.
3) Departemen Teknologi Informasi
15
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
manajemen dan pengembangan IT, operasi dan layanan IT,
pengembangan ERP serta pengelolaan seluruh kegiatan terkait
sistem informasi perusahaan (IT).
6. Direktorat Komersial & Teknologi
Menciptakan kebijakan umum dan pengendalian perusahaan di
bidang teknologi dan pemasaran serta mengkoordinasi dan memastikan
proses bisnis terkait bidang teknologi dan pemasaran berjalan secara
efektif. Direktoran Komersil & Teknologi membawahi 3 Divisi, yaitu :
a. Divisi Pemasaran 1
Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian terkait dengan kegiatan pemasaran kereta api dalam
negeri, service and retail, dan penyelengaraan riset serta
pengembangan pasar dalam negeri dan luar negeri. Divisi pemasaran 1
membawahi 2 Departemen, yaitu :
1) Departemen Pemasaran KA Dalam Negeri
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan pemasaran kereta api dalam negeri yang meliputi aktivitas
persiapan dokumen penawaran beserta strategi estimasi harga dan
proses pembuatan kotrak, serta memelihara hubungan antara
perusahaan dengan costumer.
2) Departemen Riset & Pengembangan Pasar
Melakukan operasional kegiatan yang terkait dengan
kegiatan riset/penelitian pasar, menganalisa setiap peluang pasar
beserta setiap kemungkinan bisnis dalam negeri dan luar negeri
agar dapat dional menjadi prospek pekerjaan bagi perusahaan dan
pengelolaan pemasaran service and retail.
b. Divisi Pemasaran 2
Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaa,
dan pengendalian terkait dengan kegiatan pemasaran kereta api luar
16
negeri dan pemasaran produk pengembangan. Divisi Pemasaran 2
membawahi 2 Departemen, yaitu:
1) Departemen Pengembangan KA Luar Negeri
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan pemasaran kereta api luar negeri yang meliputi aktivitas
persiapan dokumen penawaran beserta strategi estimasi harga dan
proses pembuatan kontrak, serta memelihara hubungan antara
perusahaan dengan costumer.
2) Departemen Pemasaran Produk Pengembangan
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan pemasaran produk pengembangan di dalam negeri dan
luar negeri yang meliputi aktivitas persiapan dokumen penawaran
beserta strategi estimasi harga dan proses pembuatan kontrak, serta
memelihara hubungan antara perusahaan dan costumer.
c. Divisi Teknologi
Melakukan fungsi perencanaa, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian terkait dengan kegiatan teknologi yang meliputi
penelitian, pengembangan dan rekayasa, desain elektrik, desain
mekanik dan teknologi produksi. Divisi Teknologi Membawahi 4
Departemen, yaitu :
1) Departemen Litbang & Rekayasa
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan penelitian dan pengembangan serta rekayasa teknologi,
pembuatan Arrangement Drawing, spesifikasi teknis, Bill of
Quantity (BQ) pembuatan Manual Instruction (MI), dan Part List
produk untuk produk baru serta mendukung fungsi pemasaran
dalam rangka perolehan pekerjaan.
2) Departemen Desain Mekanik
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan desain mekanik, termasuk diantaranya membuat desain
bogie dan gerbong, sistem mekanik, carbody dan interior.
17
3) Departemen Desain Elektrik
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan desain elektrik, termasuk diantaranya membuat desain
sistem auxiliary, sistem propulsi, serta wiring and routing.
4) Departemen Teknologi Produksi
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan teknologi produksi, termasuk diantaranya membuat
rencana desain dan pengembangan teknologi proses,
Manufacturing Drawing (DW), Bill of Quantity (BQ), Master Part
List (MPL), Tree Diagram, Jig Design, Punch and Dies, Program
dan Template, Routing, Process Instruction (PI), Cutting and
Hamess Cable, serta informasi teknologi dalam menunjang proses
produksi.
7. Direktorat Produksi
Menetapkan kebijakan umum dan pengenldalian perusahaan terkait
bidang perencanaan dan pengendalian produksi, fabrikasi dan finishing
serta pengkoordinasi dan memestikan proses bisnis terkait bidang produksi
berjalan secara efektif. Diretorat Produksi membawahi 3 Divisi, yaitu :
a. Divisi Perencanaan & Pengendalian Produksi
Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian terkait dengan kegiatan perencanaan dan
pengendalian proses produksi, material, asset and tools serta
pemeliharaan mesin, fasilitas produksi dan peralatan pabrk. Divisi
Perencanaan & Pengendalian Produksi membawahi 3 Departemen,
yaitu :
1) Departemen Perencanaan & Pengendalian Proses Produksi
Melakukan operasionalisasi kegiatan terkait dengan kegiatan
pendukung produksi yang meliputi perencanaan dan pengendalian
proses produksi, serta memastikan ketersediaan fasilitas produksi
sesuai dengan persyaratan desain, dan instruksi pengerjaan produk
dalam kurun waktu (inframe) yang telah ditentukan.
18
2) Departemen Perencanaan dan Pengendalian Material & Fasilitas
Produksi
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan perencanaan dan pengendalian material dari gudang
sampai dengan workshop, pengelolaan fasilitas produksi untuk
memastikan dukungan terhadap kelancaran proses produksi yang
memenuhi standar keamanan fasilitas dan kesiapan alat yang sesuai
dengan tuntutan proses produksi.
3) Departemen Pemeliharaan
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan pemeliharaan mesin, fasilitas produksi, peralatan pabrik
dan lingkungan pabrik/workshop perusahaan untuk memastikan
dukungan terhadap kelancaran proses produksi yang memenuhi
standar keamanan, fasilitas dan kesiapan alat yang sesuai dengan
tuntutan proses produksi.
b. Divisi Fabrikasi
Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian terkait dengan kegiatan fabrikasi yang meliputi
pengerjaan pelat, permesinan, dan perakitan untuk seluruh produk yang
dibuat di produksi. Divisi Fabrikasi membawahi 2 Departemen, yaitu:
1) Departemen Metal Working
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan aktivitas bidang metal working yang meliputi pengerjaan
perlat dan permesinan.
2) Departemen Assembling
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan aktivitas budang perakitan yang meliputi minor
assembling, sub assembling, dan carbody untuk seluruh produk
yang dibuat oleh perusahaan.
c. Divisi Finishing
19
Melakukan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian terkait dengan kegiatan finishing produk yang
meliputi pengecatan, inetior dan instalasi sistem serta purna jual untuk
seluruh produk yang dihasilkan perusahaan. Divisi Finishing
membawahi 2 Departemen, yaitu:
1) Departemen Pengecatan & Interior
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan aktivitas bidang finishing produk yang meliputi dan
pemasangan komponen interior/eksterior.
2) Departemen Intalasi & Sistem
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
kegiatan aktivitas bidang finishing produk yang meliputi
pemasangan komponen elektrik, pemasangan komponen mekanik
dan unit AC.
3) Departemen Purna Jual.
Melakukan operasionalisasi kegiatan yang terkait dengan
aspek aktivitas bidang operasioanl purna jual untuk semua produk
yang dihasilkan termasuk diantaranya membuat Manual
Instruction (MI) untuk produk yang sudah ada dengan
melaksanakan kebijakan dan strategi program purna jual yang telah
ditetapkan perusahaan berkaitan dengan mempertahankan nilai
produk di pasaran meliputi pelayanan pelanggan dengan menjaga
loyalitas pelanggan (penanganan komplain, permintaan investigasi
produk) dan dukungan produk untuk ketersediaan spare part pada
masa garansi.
2.9 Kepegawaian PT. INKA
Status karyawan pada PT. INKA terbagi atas :
1. Karyawan Tetap, yaitu karyawan yang lulus masa percobaan atau trainee
atas keputusan perusahaan diangkat sebagai karyawan tetap.
2. Karyawan PKWT (Pekerja Kontrak Waktu Tetap), yaitu karyawan yang
bersifat sementara dan bekerja dalam kurun waktu tertentu.
20
3. Karyawan Trainee, yaitu karyawan yang sedang dilatih dengan berbagai
pekerjaan baik On the Job Training maupun diluar tugas yang ditugaskan
oleh perusahaan selama kurang lebih 1 tahun.
4. Karyawan IMS atau karyawan dari anak perusahaan PT. INKA yaitu PT.
IMS dengan masa kerja seperti pekerja kontrak.
2.10 Jam Kerja PT. INKA
Jam Kerja yang berlaku di PT. INKA dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Jam Kerja Non-Shift, yaitu Karyawan yang bekerja selama 6 hari dalam
seminggu dan bekerja selama 8 jam 30 menit dalam sehari.
2. Jam Kerja Shift, jam kerja ini dibagi 3, yaitu:
a. Shift Normal : mulai pukul 07.30 s.d 16.30 WIB
b. Shift 2 : mulai pukul 16.00 s.d 24.15 WIB
c. Shift 3 : mulai pukul 23.45 s.d 08.00 WIB
2.11 Jaminan dan Kesejahteraan di PT. INKA
Selain dari upah yang diberikan kepada pegawai/karyawan, perusahaan
juga memberikan jaminan dan kesejahteraan kepada pegawai/karyawan nya
yang berupa:
1. Pemberian Insentif Bonus, Tunjangan Hari Raya (THR), Jaminan Hari Tua
dan Santunan Duka Cita bagi ketenagakerjaannya.
2. Cuti tenaga kerja.
3. Mendaftarkan seluruh tenaga kerjaya ke dalam BPJS Ketenagakerjaan.
4. Fasilitas kerja berupa Alat Pelindung Diri (APD, kamar mandi, kamar
ganti, loker, air minum dalam kemasan, bantuan uang perumahan dan
makan siang.
5. Fasilitas kesehatan Poliklinik PT. INKA (POLINKA).
6. Koperasi Tenaga Kerja PT. INKA (KOPINKA)
2.12 Safety Regulation
2.12.1 Dasar
1. UU No.1 tahun 1970.
a. Pasal 3 ayat 1 butir f, “Dengan peraturan perundangan
ditetapkan syarat-syarat untuk memberikan APD”.
21
b. Pasal 9 ayat 1 butir c, “Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang APD”.
c. Pasal 12 butir b, “Dengan perutan perundangan diatur
kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk memakai APD.”
d. Pasal 14 butir c, “Pengurus diwajibkan menyediakan APD
secara cuma-cuma”
2. Permenakertrans No.Per.01/MEN/1981
Pasal 4 ayat 3 menyebutkan kewajiban pengurus menyediakan
alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk
menggunakannya untuk pencegahan penyakit akibat kerja.
3. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1982
Pasal 2 butir 1 menyebutkan bahwa memberikan nasihat
mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan alat
pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan
makanan ditempat kerja.
4. Permenakertrans No.Per.03/MEN/1986
Pasal 2 ayat 2 menyebutkan bahwa tenaga kerja yang
menangani bahan kimia harus memakai alat-alat pelindung diri yang
berupa pakaian kerja, sepatu lars tinggi, sarung tangan, kacamata
pelindung atau pelindung muka dan pelindung pernafasan.
2.12.2 Tujuan dan Manfaat
Safety Regulation merupakan salah satu prosedur kerselamatn
kerja yang berfungsi sebagai pedoman dengan tujuan untuk
memastikan bahwa aturan keselamatan yang tepat diterapkan dalam
tugas atau aktifitas yang memiliki resiko tinggi. Selain itu tujuan dari
Safety Regulation adalah untuk meminimalisir kecelakaan kerja yang
dapat mengurangi kapasitas produksi dan kualitas perusahaan itu
sendiri.
22
Keselamatan kerja bagi para karyawan sangat diperhatikan dan
diatur sedemikian rupa oleh pihak atau departemen yang berwenang.
Departemen yang menangani keselamatan kerja adalah Manajemen
Mutu & Pengendalian Lingkunagn yang berada dibawah Divisi Audit
Internal. Keselamatan Kerja atau Industrial Safety adalah suatu usaha
atau kegiatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan
mencegah semua bentuk kecelakaan. Kecelakaan kerja dapat terjadi
pada seseorang yang tidak sehat dan disebabkan oleh bahaya yang
berkaitan dengan pekerjaannya.
Aturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu
bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat serta
bebas dari pencemaran lingkungan. Aturan K3 daparmeminimalisir
terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja . PT. INKA memiliki seperangkat aturan mengenai
K3 yang wajib diterapkan di lingkungan pabrik oleh semua pihak.
Tabel I.1 Resiko Kerja
Manusia (Human Error) Kecelakaan yang terjadi sebagian bersar
disebabkan oleh kesalahan manusia yang
bertindak tidak sesuai dengan SOP yang berlaku.
Lingkungan Bahaya yang ditimbulkan dari lingkungan ini
diluar dari kesalahan manusia seperti gempa
bumi, banjir, tsunami, tanah longsor dan lain lain.
Peralatan Bahaya peralatan dapat berupa kondisi alat yang
kurang layak, Kesalahan pengoperasian alat, dan
lain-lain.
Sifat dan Karakteristik Bahaya dari sifat bahan antara lain beracun,
Bahan mudah terbakar, tajam dan mudah meledak.
23
Tabel I.2 Aturan K3
Orang dan Cara Lingkungan Kerja Alat / Mesin
Kerja
Pelatihan dan Housekeeping Pemeliharaan alat
Awareness K3
Prosedur kerja yang Inspeksi tempat Inspeksi alat
aman kerja
Tanggungjawab Penerapan 5R
(Ringkas, Rapi,
Resik, Rawat, Rajin)
Job Safety Analysis Tabel Instruksi Mutu (standar
pengoperasian mesin dan
standar pengerjaan)
On The Job Training
Keadaan darurat dan
P3K
Pemeriksaan
Kesehatan
24
kerja. APD dipakai setelah usaha rekayasa dan cara kerja yang aman.
APD yang dipakai memenuhi syarat enak dipakai, tidak
mengganggu pekerjaan serta memberikan perlindungan yang efektif
dari bahaya. Untuk itu APD yang wajib digunakan ketika berada di
workshop, yaitu:
1. Alat Pelindung Kepala
2. Alat Pelindung Muka dan mata
3. Alat Pelindung Telinga
4. Alat Pelindung Pernafasan
5. Alat Pelindung Tangan
6. Alat Pelindung Kaki
7. Pakaian Pelindung
Namun pada dasarnya APD yang digunakan sesuai resiko
kerja yang mungkin timbul dari sebuah pekerjaan yang dilakukan,
sehingga setiap pengerjaan yang ada di Departemen Metal Working
memiliki tambahan kelengkapan APD yang berbeda-beda, yaitu:
25
4 Grinding Sumbat Telinga (Ear Plug)
Sleeve
TERPENUHI
Flame Resistant
Face Shield
5 Reforming Sumbat Telinga (Ear Plug) TERPENUHI
2.12.3.2 Penerapan 5R / 5S
26
Prinsip dari Seiton adalah penyimpanan fungsional dan
menghilangkan waktu untuk mencari barang. Langkah-langkah
dalam penerapan Seiton, yaitu :
a. Pengelompokan barang.
b. Penyiapan tempat.
c. Pemberian tanda batas.
d. Pemberian tanda pengenal barang.
e. Membuat denah/peta penyimpanan.
Slogan Seiton adalah “Setiap barang yang berada di
tempat kerja memiliki tempat yang pasti”
3. Resik (Seiso)
Seiso berarti menghilangkan sampah kotoran dan barang
asing untuk memperoleh tempat kerja yang lebih bersih. Prinsip
Seiso adalah bahwa pembersihan sebagai pemeriksaan dan
tingkat kebersihan. Langkah-langkah dalam penerapan Seiso,
yaitu :
a. Penyediaan sarana kebersihan.
b. Pembersihan tempat kerja.
c. Peremajaan tempat kerja.
4. Rawat (Seikatsu)
Seikatsu berarti memelihara barang dengan teratur, rapi,
bersih dan dalam aspek personal serta kaitannya dengan polusi.
Prinsip dari Seikatsu adalah Manajemen Visual dan pemantapan
5S. Langkah-langkah dalam penerapan Seikatsu, yaitu :
a. Penentuan butir kendali.
b. Penetapan kondisi tidak wajar.
c. Rancangan mekanisme pemantauan.
d. Pola tindak lanjut.
e. Pemeriksaan berkala/audit.
Slogan Seikatsu adalah “Setiap orang memperoleh
informasi yang dibutuhkannya di tempat kerja tepat waktu.
27
5. Rajin (Shitsuke)
Shitsuke berarti melakukan suatu yang benar sebagai
kebiasaan. Prinsip Shitsuke adalah pembentukan kebiasaan dan
tempat kerja yang mantap. Langkah-langkah dalam penerapan
Shitsuke, yaitu :
a. Penetapan target bersama.
b. Teladan/Contoh dari atasan.
c. Hubungan karyawan.
d. Kesempatan belajar dari karyawan.
Slogan dari Shitsuke adalah “Lakukan apa yang harus
dilakukan dan jangan lakukan apa yang tidak boleh dilakukan.
Selain dengan penerapan 5S/5R, penerapan K3 di PT.
INKA khususnya pada Departemen Metal Working juga dengan
dipasangnya himbauan-himbauan safety sign and safety poster,
sehingga dapat menambahkan tingkat kesadaran keselamatan
dalam bekerja kepada karyawannya.
BAB III
PROSES PRODUKSI
28
berfungsi melindungi dari proses korosi. Bahan ini mendapat kemampuan
anti karat dari terbentuknya lapisan film oksida kromium, yang mana lapisan
film ini mampu menghalangi proses oksidasi dari besi (ferum). Bahan ini
dapat diklarifikasi dalam beberapa kelas (INKA, 2008), yaitu:
1) Kandungan 12 – 14 % Kromium
Pada kelas ini baja memiliki sifat mekanis yang memiliki ketergantungan
yang sangat tinggi terhadap unsure karbon didalamnya.
2) Baja dengan pengerasan lanjut
Pada kelas ini baja memiliki komposisi unsur 10 – 12 % Kromium, 0,12
% Karbon, dengan tambahan unsure Mo, V, dan Ni.
3) Baja Kromium Tinggi
Pada kelas ini baja memiliki komposisi 17 % Kromium dan 2,5 % Ni
sehingga bahan ini memiliki kekuatan tinggi dan perlindungan karat.
- Mild stell
Mild Stell merupakan suatu bahan dari senyawa besi yang memiliki
harga murah dan memiliki harga murah dan memiliki berbagai macam
kegunaan karena cukup mudah untuk dibentuk dalam berbagai bentuk dan
aplikasi. Bahan ini mengandung 0,16% - 0,29% Carbon, sehingga bahan ini
mudah terkena karat. Bahan ini memiliki kekuatan regangan yang cukup
rendah, tetapi murah dan lunak. Pada mild stell memiliki densitas 7,85 g/cm3
dan modulus yang sebesar 210.000 Mpa.
29
e. Pengecetan
f. Pemasangan komponen, dan finishing
g. Penyimpanan dan pemasaran
30
3.2.3 Pengerjaan Plat
Pada bagian ini, sketsa dari bagian TP akan diolah dalam
bentuk potongan – potongan plat terukur oleh berbagia mesin mulai
dari LASER Cutting, Plasma Cutting, dan Gas Cutting. Pada bagian
ini tidak hanya dilakukan pemotongan tetapi juga dilakukan proses
bending, welding, dan gerinda. Bagian ini dibawahi oleh Unit Kerja
Proses Pemotongan Plat (PPL).
3.2.4 Perakitan
Setelah dilakukan pemotongan pada plat – plat pada bagian
pemotongan plat maka hasil pemotongan plat ini dirakit sesuai
dengan rancang bangun yang telah dibuat. Perakitan ini hanya untuk
body dari gerbong tidak termasuk komponen didalamnya. Dalam
proses perakitan terkadang terjadi kekurangan dalam komponen
yang terbuat dari plat, maka bagian yang kurang ini dipesankan dari
bagian PPL yang kemudian dilakukan pemotongan sesuai dengan
pesanan. Pesanan ini menjadi preoritas sehingga akan dilakukan
proses pemotongannya. Bagian ini dibawahi oleh Unit Kerja
Perakitan.
3.2.5 Pengecetan
Pada bagian ini, gerbong yang telah selesai dirakit akan
diberikan warna dengan cara pengecetan. Proses ini dilakukan
dengan memberikan lapisan debu baja anti karat, sehingga mebantu
mencegah proses karat selain itu akan membantu dalam menambah
kekuatan dalam penempelan partikel cat. Setelah pelapisan pertama
maka dilakukan pengecetan tahap pertama sebagai lapisan dasar dari
cat, setelah pelapisan maka warna sebenarnya baru dikerjakan.
Proses ini menjadi penting karna warna luar akan menjadi daya tarik
dari kereta itu sendiri. Bagian ini dibawahi oleh unit kerja perakitan.
3.2.6 Pemasangan Komponen Dan Finishing
Proses terakhir dalam pembuatan gerbong adalah pemasangan
komponen. Komponen yang dipasang adalah berupa jok, kabel
31
listrik, pipa air, pipa pembuangan, dan lain – lain. Gerbong yang
telah terpasang komponennya akan dipasang pada dudukan roda
berupa bogie. Bogie ini merupaka dudukan roda pada gerbong yang
akan membantu gerbong untuk bergerak lancer pada rel. setelah
semua proses dilakukan maka dilakukan finishing berupa
pengecetan terakhir. Bagian ini dibawahi unit kerja perakitan dan
finishing.
3.2.7 Penyimpanan dan Pemasaran
Pada bagian ini, gerbong yang telah selesai akan disimpan
sementara dan akan segera dipasarkan atau diantar kepada pembeli,
bagian ini dibawahi oleh unit kerja penyimpanan dan pemasaran.
32
Automatic LASER Cutting Machine merupakan salah satu mesin
potong otomatis yang dimiliki oleh PT. INKA (persero) Madiun. Mesin
ini berasal dari jerman dengan pabrikasi Trumph. Mesin ini bekerja
memotong plat dengan bantuan LASER intensitas dan daya tinggi.
Mesin ini telah beropasi sejak tahun 1995.
3.3.2 Automatic PLASMA Cutting Machine
33
Gambar 3.3 mesin Gas Cutting
Automatic Gas Cutting Machine merupaka mesin potong yang
menggunakan LPG sebagai bahan bakar. Mesin ini bekerja dengan cara
menyemprotkan LPG dan Oksigen cair secara bersamaan pada pipa
keluaran dengan nozel kecil (0 - 6 mm) sehingga menghasilkan
intensitas dan panas yang cukup tinggi untuk melakukan pemotongan
plat. Mesin ini dahulu adalah manual yaitu dengan sensor cahaya yang
bekerja seperti pada robot Line Floower, tetapi pada tahun 2009
dilakukan otomatisasi dengan mengintegrasikan mesin dengan system
CNC sehingga pemotongan plat dapat diproses komputerisasi.
34
berbasis listrik dengan elektroda. Sebagian besar weelding machine
telah berumur lebih dari 10 tahun sehingga performa dari mesin mulai
berkurang, meskipun telah dilakukan peremajaan tetapi belum
mencakup seluruh mesin.
35
BAB IV
PROSES PRODUKSI PADA MESIN NUMERICAL CONTROL TURRET
(NCT)
4.1 Pengertian
Numerical Control Turret (NCT) merupakan alat yang digunakan untuk
memotong plat atau melubangi plat dengan kerumitan bentuk yang cukup sulit.
Pada proses ini plat dipukul dengan menggunakan punch dan die dengan
ukuran yang sama sehingga membentuk hasil yang diinginkan. Mesin NCT
digunakan untuk membuat benda (plat) secara massal dalam bentuk yang sama.
Tekanan pukulan pada turret di setting dengan menggunakan komputer
dengan program computer numerical control (CNC). Setelah suatu desain terisi
kedalam komputer maka secara otomatis mesin akan melubangi benda
kerja/plat sesuai dengan desain yang telah di masukan.CNC digunakan sebagai
kendali untuk desain yang semakin kompleks, peningkatan efisiensi,
peningkatan ketelitian dan fleksibelitas perubahan desain. Penekanan pada
turret dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara CNC dan Hidolik.
Berikut ini merupakan Spesifikasi dari Mesin NCT ( Nurmarical
Control Turret Punch ) Amada Coma 50,60,72
SPESIFICATION
Model COMA 567
Capacity 55 Tons
Table Size 60” x 72”
Max Sheet Size 60” x 144” W/auto repo
Max Material Thockness 1/4 4 (3/8” W/optimal clamps)
Number of station 58
Axis Speed 200 I.P.M
Turret Speed 30 R.P.M
Hit Rate 1” Patch 200 I.P.M
36
Hit Rate Nible 300 I.P.M
CNC Control W/CRT Fanuc 6 M
Programing OG Mode ABS / INC
DC Servo Drivers X.Y.T Axis
Power Reg 220/460V/3/15 KVA
Machine Weight 37.500 LRS
Age 1983
37
4.2 Dasar Pemrogaman Mesin NCT ( Nurmarical Control Turret Punch )
Amada Coma 50,60,72
Sebelum kita masik pada pemrogaman maka hal pertama yang harus kita
ketahui adalah proses dari diagram menuju bagian-bagian. Adapun prosesnya
adalah sebagai berikut :
38
M00 “M” fungsi (fungsi lain-lain)
T000 “T” fungsi (fungsi alat)
N000 urutan nomor
O0000 program nomor
39
Ketika nilai incremental digunakan untuk nilai koordinat,
masukkan “G91” sebelum nilai-nilai koordinat. Jika nilai
incremental digunakan blok selanjutnya program tidak perlu
untuk dimasukkan”G91” lagi sampai nilai-nilai yang akan
digunakan
Contoh :
G91 X200.00 Y0 (nilai tambahan)
Nialai dari X atau sumbu Y yang tidak bergerak dapat
dihilangkan
40
Kode ini digunakan untuk pengkopian program agar
melakukan pemakanan yang sama, tapi dengan jalur yang
berbeda
Contoh pemakanannya :
Untuk G36 – memakannya kekanan
41
Masukkan “M00” untuk menghentikan program. Ketika
“M00” mesin akan berhenti. Ketika tombol start ditekan
maka memo akan dihapus, mesin akan melanjutkan operasi
memukul. “M00” harus dimasukkan sebagai blok tunggal
42
Contoh :
G92 X1830.00 Y1270.00
N0001 G90 X500.00 Y300.00 T102
N0002 G91 X50.00
N0003 X50.00
N0004 G90 X650.00 Y450.00 T306
N999 G50
Nomor urutzn tidak perlu dimasukkan jika tidak perlu.
Angka Nol yang mengikuti “N” mungkin dihilangkan
q. F0 – Penetapan kecepatan Sumbu Feed
Kecepatan sumbu feed dapat diubah dengan kode F0.
Kecepatan sumbu feed menurun berubah dari 1 sampai 4.
Kode ini memiliki beberapa fungsi tombol feedrate terletak
pada panel kontrol unit NC. Ketika ada perbedaan pada
petunjuk oleh kode dan saklar federasi, prioritas akan
diberikan kepada kecepatan sumbu lambat feed. Ketika
“G50”, “M02” dan”M30” dimasukkan, maka ketika tombol
berhenti darurat ditekan, atau saat sumber daya dimatikan
nilai intruksi pada sumbu “F” otomatis menjadi “1”.
r. T323 – Pengunaan Punch ϕ 10
Untuk “T323” digunakan untuk membuat lubang setengah
diameter lingkaran 10, maka untuk dies yang digunakan
sama dengan ukuran ϕ 5.
Contoh :
G93 – Y -600
G90 X800.00 Y5420.00 T323
Saat berjalal dengan jarak sumbu X800 dan Y5420 maka
akan membuat lubang dengan diameter ϕ 5.
Berikut ini ada beberapa ukuran penggunakan Tool :
Pengunaan Tool
43
Φ3 = T 313 Φ 70 = T 241
Φ5 = T 317 5x5 = T 346
Φ8 = T 222 8x8 = T 304
Φ 10 = T 323 10x10 = T 320
Φ 16 = T 306 20x20 = T 320
Φ18 = T 306 30x30 = T 233
Φ 20 = T 329 5x40 = T 233
Φ 30 = T 128 50x50 = T 230
Φ 40 = T 214 80x80 = T 224
Φ 58 = T 207 45ͦ = T 320
44
Gambar 4.3 Gambar kerja
45
- Gerinda tangan
- Kunci pas 22 mm
- Kunci elent – q (2 mm, 6 mm, 10 mm ) / Hexagen L
- Kain lap/ majun
- APD
4.4.2 Persiapan
- Periksa pelumasan sesuai kebutuhan dan tambahkan minyak
pelumas setiap hari pada waktu operasional.
- Alirkan tekanan dari kompresor ke tekanan udara utama (6bar)
melalui acumulator dan air filter, bersihkan bila air filter kotor.
- Periksa switch pada fan motor switch dan press motor switch.
- Tekan tombol circuit breaker pada terminal utama dalam dan
putar switch ke posisi on.
- Tekan posisi NC power pada posisi On.
- Perhatikan lampu-lampu tanda berikut :
NC ready, Top dead center, harus menyala.
Motor press, air down harus mati
Lubrication, damp, open, tool, changes switch, tool
change harus mati.
- Origikan mesin sesuai kebutuhan dengan cara berikut :
Putar switch feedrate pada posisi manual.
Putar switch pada posisi retract.
Tekan tombol –X, -Y dan turret hingga mencapai
originnya dan lampu tanda menyala.
46
Masukkan pita kedalam tape pembaca dan tutup
holder
Tempatkan tape reader pada posisi auto
Tekan tombol read
- Tempatkan lembaran kerja /benda kerja diatas meja
Injak switch foot untuk membuka clamp
Munculkan stopper x ( x gauge )
Injak switch foot lagi untuk memnutup clamp
Tenggelamkan stopper X
- Periksa lampu-lampu lagi dan pastikan tombol emergency
tidak dalam keadaan tertekan
- Tempatkan switch sebagai berikut :
Feed rate pada posisi auto
Mode pada posisi memory
- Tekan salah satu tombol start maka mesin akan operasional
Tape program akan terbaca oleh tape pembaca (layar monitor)
- Ketika operasi tape berakhir sumbu X dan Y akan kembali ke
orginnya dan lampu program end akan menyala
- Periksa hasilnya (salf check ), kemudian proses selanjutnya
47
Pada kepala, pembangkit sinus dan kosinus mengirim hasil respektif
ke contoh X dan contoh Y untuk berjalan pada saat melakukan pemukulan
diantara punch dan die.. Contoh signal pulsa yang dikirim dari putaran
logic ke contoh X dan Y dan menahannya pada putaran. Saat berjalan,
perintah kecepatan drive dianalisa dan dikirim ke dua motor drive melalui
X dan Y ke drive amplifair. Dalam melakukan pemukulan palat saat
membuat lubang punch dan die bisa begerak yang sama ditempat
pemukulannya. Setelah selesai clamp yang menjapit plat akan kembali
dengan dendirinya ketempat awal.
4.6 Perawatan
Untuk perawatan dari mesin mesin Punch Press NCT sendiri dilakukan
setiap hari. Pengecekan mesin dilakukan dengan menggunakan pedoman
seperti yang terdapat dibawah ini :
48