You are on page 1of 52

1

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perguruan tinggi merupakan ujung tombak terdepan untuk memajukan
bangsa sehingga di harapakan dimasa yang akan datang data menghasilkan
lulusan yang bermutu dan mampu bersaing ditengah kemajuan teknologi yang
kian pesat. Mahasiswa adalah agen perusahaan dimana ditangan mereka kelak
arah jalan kereta bangsa ini menuju sehinggga mahasiswa dituntut untuk
memahami apa yang terjadi dan apa yang harus mereka kerjakan kelak apabila
lulus dari perguruan tinggi dan terjun kedalam masyarakat. Pada kenyataannya
masih banyak lulusan perguruan tinggi yang kesulitan dalam menghadapi
kenyataan dilapangan karena kurangnya pengalaman dalam implementasi ilmu
yang mereka dapat selama kuliah dan kenyataan industri. Dari masalah
tersebut menyebabkan mahasiswa mau tidak mau harus mampu menyesuaikan
diri dengan industri dan perkembangan teknologi yang kian pesat.

Untuk dapat mendapatkan lulusan yang mampu bersaing dan mempunyai


daya adaptasi yang pesat dan bagus sehingga mahasiswa dituntut untuk
melaksanakan Kerja Praktik sesuai dengan kesepakatan dan aturan perguruan
tinggi agar dapat lulus. Karena hal tersebut Fakultas Teknik Jurusan Mesin
Universitas Negeri Yogyakrta mewajibkan mahasiswanya menumpuh Kerja
Praktek. Selain itu kerja praktek juga diharapkan dapat menjadi wahana
latihan bagi mahasiswa untuk beradaptasi dan mensinergikan ilmu yang
mereka dapat dengan kenyataan di dunia industri.

Dalam rangka memenuhi kewajiban tersebut penulis mengajukan


PT.INKA (persero) madiun sebagai tempat pelaksaan kerja praktek. Adapun
latar belakangnya adalah PT.INKA adalah salah satu BUMN di Indonesia
yang cukup maju dan menggunakan teknologi permesinan modern untuk
memproduksi kereta api maupun beberapa bidang non kereta api seperti BTS,
kendaraan bermotor, dan lain-lain. Sehingga perusahaan tersebut dapat

PT. INDUSTRI KERETA API 1


2

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

menjadi barometer kemajuaan teknologi di Indonesia dan menjadi tempat


belajar yang baik bagi calon – calon sarjana teknik di Indonesia. Sehingga
nantinya mahasiswa dapat mengetahui proses manufaktur melalui dari
perancangan, pemotongan plat, perakitan finishing hingga quality control.
Berikut Gambar Simbol Inka :

Gambar. 1

B. TUJUAN
Adapun tujuan Kerja Praktik adalah :
1. Bagi mahasiswa pelaksana
a. Dapat membandingkan antara yang didapat selama kuliah dan di
lapangan.
b. Mendapatkan ilmu baru baik social maupun teknologi yang tidak
dadapat selama perkuliahan.
c. Mengetahui secara singkat proses produksi perkereta apian.
d. Menambah pengtahuan dealam proses permesinan khususnya
tentang Automatic Gas Cutting Machine.
2. Bagi perusahan
a. Sebagai media tanggung jawab social untuk masyarakat.
b. Sebagai sarana untuk member gambaran kondisi perusahaan untuk
minat mahasiswa kelak sebagai pegawai.

PT. INDUSTRI KERETA API 2


3

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

C. RUMUSAN MASALAH
Dalam Kerja Praktek ini masalah yang akan dihadapi adalah:
1. Bagaimana proses pembuatan kereta mulai dari desain sampai kereta layak
oprasi.
2. Bagaimana proses pemotongan plat.
3. Bagaimana system kerja mesin Numerical Control Turret (NCT) . Dan
instruksi SOP Numerical Control Turret

D. MANFAAT KERJA PRAKTIK


Sebagai bahan perbandingan dengan ilmu yang telah diperoleh pada
waktu perkuliahan dan praktek dilapangan sehingga dapat menambah
wawasan yang penting bagi mahasiswa serta meningkatkan kualitas skill atau
keahlian yang tidak diperoleh di bangku kuliah. Mahasiswa diharapkan
mampu berfikir positif dan kreatif dalam menghadapi suatu permasalahan
yang terjadi pada suatu industri perusahaan khususnya dibidang permesinan.
Membuka pola pikir mahasiswa terhadap era globalisasi dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Mahasiswa diharapkan dapat menguasai
teknik-teknik dalam bekerja untuk mencapai profesionalisme.

E. BATASAN MASALAH
Pada pengerjaan laporan Kerja Praktik ini masalah dibatasi hanya
pada profil perusahaan, proses pengerjaan kereta khususnya pada bagian
Proses Pemotongan Plat (PPL) dan system kerja Numerical Control Turret
(NCT) Machine di bagian PPL.

F. WAKTU dan TEMPAT KERJA PRAKTIK


Tempat : PT. INKA (persero)
Jl. Yos Sudarso No. 71 Madiun telp. (0351) 452271-74 fax. (0351)
452275
Waktu : 01 Juli 2011 sampai dengan 31 Agustus 2011

PT. INDUSTRI KERETA API 3


4

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

G. METODE KERJA PRAKTIK


Metode yang digunakan dalam Kerja Praktik adalah :
1. Studi Puastaka
Untuk membantu dalam mempelajari kerja suatu alat maupun kemapuan
suatu alat, profil perusahaan dan proses pengerjaan kereta api di PT.
INKA (persero).
2. Orientasi Lapangan
Untuk mengamati dan mempelajari sistem kerja suatu alat, proses
pengerjaan kereta dan keadaan sebenarnya dilapangan.

PT. INDUSTRI KERETA API 4


5

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN

A. Tempat Kedudukan dan Lokasi PT. INKA (persero) Madiun

PT. Industri Kereta Api (INKA) berkedudukan dan berlokasi di jalan


Yos Sudarso 71 Madiun.

B. Riwayat Pendirian
1. Letak Lokasi
Letak lokasi PT. INKA di Madiun dipilih berdasarkan hasil studi
pada tahun 1997 yang dilakukan oleh Nippon Sharyo Seizo Kaisha, Ltd.
Jepang.
2. Proses Pendirian
Gagasan untuk mendirikan Industri Kereta Api di Indonesia
merupakan salah satu Policy pemerintah dalam rangka menaggulangi dan
memenuhi kebutuhan jasa angkutan kereta api di Indonesia yang terus
menarik. Untuk ini maka PJKA sejak tahun 1977 telah merintis dan
mengadakan penjajagan secara intensif akan kemungkinan – kemunkinan
untuk memproduksi sendiri gerbong dan kereta penumpang di Balai Yasa
PJKA Madiun, yang kemudian direalisasikan dengan pembuatan
prototype – prototype beberapa jenis gerbong dan kereta penumpang dan
pembuatan 20 buah gerbong GW.
Secara kronologis proses pendirian PT (persero) INKA dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Pada tanggal 28 Nopember 1979, Bapak Mentri Perhubungan dan
Bapak Mentri Ristek mengadakan peninjauan ke Balai Yasa PJKA
Madiun. Hasil dari peninjauan ini diputuskan untuk meng-
akselerasi proses pendirian Industri Kereta Api.

b. Pada tanggal 11 Desember 1979, diadaka rapat antara wakil –


wakil dari Departemen perhubungan, BPPT (Badan Penkajian dan
Penerapan Teknologi) dan departemen Perindustrian. Hasil rapat

PT. INDUSTRI KERETA API 5


6

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

menetapkan dasar kebijakan pendirian suatu PT (persero)


manufacturing Perkereta Apian.
c. Dengan SK Mentri Perhubungan No. 32/OT.001/Phb/80 tanggal 27
Pebruari 1980 dibentuk Panitia Persiapan Pembentukan Persero
Pabrik Kereta Api Madiun.
Anggota Panitia terdiri dari wakil – wakil :
1) Departemen Perhubungan
2) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
3) Departemen Perindustrian
4) Departemen Keuangan
5) Sekkab
6) Menpan

d. Aspek Hukum
1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 1 tahun 1981,
tanggal 3 Pebruari 1981:
Tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk
Pendirian Perusahaan Perseroan (persero) di Bidang Industri
Kereta Api.
2. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
195/KMK.011/1981, tanggal 8 April 1981 :
Tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan (persero) PT
Industry Kereta Api.
3. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
196/KMK.011/1981, tanggal 8 April 1981 :
Tentang Pengangkatan Anggota – Anggota Direksi Perusahaan
Perseroan (persero) PT Industri Kereta Api.
4. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
197/KMK.011/1981, tanggal 8 April 1981 :
Tentang Pengangkata Anggota – Anggota Dewan Komisaris
Perusahaan Perseroan (persero) PT Industry Kereta Api.

PT. INDUSTRI KERETA API 6


7

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

5. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor


250/KMK.011/1981, tanggal 8 April 1981 :
Tentang Tambahan Anggota Dewan Komisaris Perusahan
Perseroan (persero) PT industri
Kereta Api.
6. Akte Notaris Imas Fatimah, SH. Nomor 51 tanggal 18 Mei 1981 :
Tentang telah didirikannya suatu PT dengan memakai nama PT.
INDUSTRI KERETA API.
7. Tanggal 4 Juli 1981 : Pelantikan Direksi dan Dewan Komisaris
oleh Menteri Perhubungan.
8. Tanggal 29 Agustus 1981 : Penyerahan operasional Balai Yasa
dan Gudang Persedian dari PJKA kepada PT. INKA disaksikan
oleh Bapak Menteri Perhubungan.

C. Kondisi Awal
Kondisi awal pada pendirian PT. INKA adalah penggunaan /
pengalihan segala fasilitas dan asset yang ada di Balai Yasa PJKA
Madiun yang didirikan pada tahun 1884 (bertugas dalam pemeliharaan
lokomotif-uap) dan gudang PJKA Madiun sebagai fasilitas dasar untuk
kegiatan PT. INKA.
Fasilitas dasar ini meliputi :
- Luas Area : 22,5 Ha
- Luas Bangunan : 9,36 Ha
- Fasilitas Produksi : 660 Mesin termasuk jig dan fasilitas ;

290 Mesin Las

- Daya Listrik : 1000 KVA


- Tenaga Kerja : 880 orang (berasal dari PJKA sebagian
besar, dan Perindustrian)

PT. INDUSTRI KERETA API 7


8

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Berikut adalah denah dari PT. INKA dan Struktur Organisasi


PT.INKA :

FRP

S
S
T5
Sand Blasting

O
P
Q
R
T4

GE
L
M
N

J
T3
Parkir Utara

H
PBTDD

PBTDD

G
U

F
C D E

E6
T1

K3
A

K2

K1

S1

PT. INDUSTRI KERETA API 8


9

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PT. INDUSTRI KERETA API 9


10

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

D. Visi dan Misi


1. Visi
Menjadi perusahaan manufaktur sarana kereta api dan transportasi
kelas dunia yang unggul di Indonesia.
2. Misi
Menciptakan keunggulan kompetitif dalam bisnis dan teknologi
sarana perkeretaan dan transportasi untuk menguasai pasar domestic
dan memengkan persaingan pasar domestic dan memenagkan
persaingan bisnis di pasar regional, ASEAN serta sedang berkembang.

E. STARTEGI PERUSAHAAN
1. Menutup semua ketertinggalan yang selama ini belum tertangani
dalam pengelolaan perusahaan.
2. Mengusahakan peningkatan pelayanan kepada pelanggan utama (PT.
KAI), terutama dalam hal waktu penyerahan.
3. Menyiapkan diri untuk mempunyai daya saing tinggi.
4. Mengusahakan selalu berada di depan dalam hal bidang usaha
transportasi darat terhadap pesaing dalam negeri dan regional.

F. OBYEKTIF
1. Menguasai sepenuhnya pasar domestic (PT.KAI) dalam hal kereta
baru dan kereta retrofit serta gerbong baru.
2. Menembus pasar regional dan pasar Negara sedang berkembang
(kalau perlu bersama mitra luar negeri) dalam hal kereta, gerbong,
KRL, KRD, LRV untuk manufacturing dan rancang bangun.
3. Menjadi badan terdepan terhadap calon pesaing di dalam negeri dan
regional. Untuk itu mengalokasikan dana R dan D sebesar 1% sampai
dengan 5% terhadap penjualan setiap tahun.
4. Menjadi perusahaan yang tumbuh dan berkembang (Viable Company).

PT. INDUSTRI KERETA API 10


11

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

G. KAPASITAS TERPASANG PER TAHUN

Gerbong Barang : 300 unit

Kereta Penumpang Baru : 60 unit

Kereta Penumpang Retrofit : 60 unit

Kereta Rel Listrik (KLR) : 20 unit

Kereta Rel Diesel (KRD) : 20 unit

Bogie : 200 unit

Diversifikasi : 3.200 ton

H. KEGIATAN UTAMA
1. Pembuatan kereta api
2. Jasa perawatan besar (overhaul) kereta api
3. Perdagangan local, impor dan ekspor Barang dan jasa yang
berhubungan dengan perkereta apian.
4. Produk pengembang selain kereta api (diversifikasi).

I. KEGIATAN BISNIS
1. Pembuatan kereta api
2. Perniagaan kereta api
3. Jasa engineering
4. Produk diversifikasi

J. Sistem Manajemen PT. INDUSTRI KERETA API (persero)


1. Perencanaan Realisasi Produk
Perusahaan membuat perancangan dan pengembangan proses
yang diperlukan untuk relisasi produk. Perencanaan relisasi produk
harus konsisten dengan persyaratan proses dari IQS. Perusahaan
menunjuk divisi untuk merealisasikan produk sesuai dengan

PT. INDUSTRI KERETA API 11


12

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

bidangnya.Perusahaan memastikan proses realisasi produk yang


melibatkan antara divisi diatur dalam manajemen mutu.
Dalam merencanakan realisasi produk, perusahaan membuat
quality plan yang berisikan:
a. Sasaran mutu dan persyaratan produk.
b. Kebutuhan untuk menyusun proses, dokumen dan penyediaan
sumber daya khusus untuk produk.
c. Persyaratan verifikasi, validasi pemantauan, pemeriksaan dan
aktifitas pengujian khusus produk dan kriteria diterimanya produk.
d. Catatan yang diperlukan untuk memberikan bukti bahwa realisasi
proses dan hasil produk sesuai dengan persyaratan.
e. Realisasi quality plan ini sesuai dengan metode operasional divisi.

2. Proses yang Terkait dengan Pelanggan.


a. Penentuan persyaratan yang terkait dengan produk
perusahaan menentukan:
1) Persyaratan-persyaratan khusus dari pelanggan termasuk
persyaratan pengiriman dan aktifitas sesudah pengiriman.
2) Persyaratan-persyaratan yang tidak dinyatakan oleh pelanggan
tapi diperlukan untuk maksud dan kegunaan khusus yang
diketahui.
3) Persyaratan peraturan dan perundangan yang terkait dengan
produk.
4) Persyaratan-persyaratan tambahan yang diperlukan.
b. Tinjauan persyaratan yang berkaitan produk
Perusahaan meninjau persyaratan-persyaratan yang berkaitan
dengan produk. Tinjauan ini dilakukan sebelum perusahaan
memberikan komitmen untuk memasok produk ke pelanggan dan
harus memastikan bahwa:
1) Persyaratan produk ditetapkan.
2) Persyaratan produk atau order yang berbeda dengan yang

PT. INDUSTRI KERETA API 12


13

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

dinyatakan sebelumnya diselesaikan, dan


3) Perusahaan memiliki kemampuan untuk memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan.
Bila pelanggan tidak memberikan persyaratan-persyaratan
secara tertulis, maka persyaratan-persyaratan pelanggan terlebih
dahulu dikonfirmasikan sebelum di terima oleh perusahaan. Bila
persyaratan produk berubah, perusahaan memastikan dokumen
yang relevan dan personil yang terkait bahan akan mengalami
perubahan.

3. Komunikasi dengan pelanggan


Perusahaan menetapkan dan menerapkan mekanisme yang efektif
untuk komunikasi dengan pelanggan melalui :
a. Informasi produk
b. Permintaan penawaran, penanganan kontrak atau order termasuk
perubahannya, dan
c. Umpan balik pelanggan, termasuk keluhan pelanggan.

4. Perencanaan desain dan pengembangan


Perusahaan merencanakan dan mengendalikan desain dan
pengembangan produk melalui:
a. Tahap-tahap desain dan pengembangan
b. Tinjauan, verifikasi dan validasi yang memadai untuk setiap
tahapan desain dan pengembangan.
c. Penetapan tanggung jawab dan wewenang untuk desain dan
pengembangan.
Perusahaan mengelola keterkaitan antar fungsi yang berbeda yang
terlibat dalam desain dan pengembangan untuk memastikan
komunikasi yang efektif, kejelasan tugas dan tanggung jawab. Hasil
perencanaan diperbaharui sesuai dengan kemajuan desain dan
pengembangan.

PT. INDUSTRI KERETA API 13


14

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

5. Masukan-masukan desain dan pengembangan


Masukan-masukan yang berhubungan dengan persyaratan produk
dan record ditetapkan dan dipelihara, masukan tersebut meliputi :
a. Persyaratan fungsi dan kinerja
b. Persyaratan desain dan peraturan yang berlaku
c. Informasi yang dilakukan oleh desain terdahulu yang serupa bila
memungkinkan
d. Persyaratan lainnya yang diperlukan untuk desain dan
pengembangan.

6. Keluaran desain dan pengembangan


Keluaran desain dan pengembangan harus dapat diverivisi sesuai
masukan desain dan pengembangan serta disahkan sebelum
diterbitkan.
Keluaran desain dan pengembangan harus :
a. Sesuai dengan persyaratan desain dan pengembangan
b. Memberikan informasi yang tepat untuk pembelian, produksi
dan penyediaan pelayanan
c. Berisi atau mengacu pada kriteria penerimaan produk
d. Menentukan karakteristik dari produk yang utama untuk
penggunaan yang aman dan benar atau untuk petunjuk
pemakaian yang benar.
7. Tinjauan desain dan pengembangan
Pada tahap yang sesuai, tinjauan yang sistematis dari desain dan
pengembangan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan desain dan
pengembangan.
a. Mengevaluasi hasil desain dan pengembangan dalam memenuhi
persyaratan
b. Mengidentifikasi masalah dan mengusulkan tindakan yang di
perlukan
Pada tinjauan tersebut harus meliputi dari fungsi yang terkait dengan

PT. INDUSTRI KERETA API 14


15

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

tahapan-tahapan desain dan pengembangan yang ditinjau.


8. Verifikasi Desain dan Pengembangan
Verifikasi dilakukan sesuai dengan perencanaan untuk
memastikan bahwa keluaran desain dan pengembangan telah
memenuhi persyaratan masukan desain dan pengembangan.

9. Validasi desain dan pengembangan


Validasi desain dan pengembangan dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan untuk mengesahkan bahwa hasil produk mampu
memenuhi persyaratan yang ditetapkan atau penggunaan yang
diinginkan, jika diketahui. Jika mungkin, validasi dilakukan secara
lengkap sebelum penyerahan atau penggunaan produk.
10. Pengendalian Perubahan Desain dan Pengembangan
Perubahan desain dan pengembangan diidentifikasi dan record
dipelihara. Perubahan ditinjau, diverifikasi dan divalidasi sesuai
keperluan dan disahkan sebelum digunakan. Tinjauan perubahan
desain dan pengembangan mencangkup evaluasi dan dampak
perubahan terhadap bagian-bagian produk yang diserahkan.
11. Proses pembelian
a. Proses pembelian dengan kriteria.
b. Perusahaan memastikan produk yang dibeli sesuai dengan
persyaratan pembelian yang ditetapkan. Perusahaan menetapkan
tata cara dan tingkat pengendalian terhadap pemasok dan produk
yang dibeli berdasarkan pada dampak yang ditimbulkan oleh
produk tersebut pada proses realisasi produk atau produk akhir.
Perusahaan mengevaluasi dan memilih pemasok berdasarkan
kemampuan untuk memasok produk sesuai persyaratan.
c. Proses order antar divisi.
d. Divisi memastikan produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan
pembelian yang ditetapkan. Divisi menetapkan tatacara dan tingkat
pengendalian terhadap divisi lain dan produk yang dibeli,

PT. INDUSTRI KERETA API 15


16

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh produk atau jasa


tersebut pada prose realisasi produk atau produk akhirnya.
Penetapan divisi lain sebagai pemasok berdasarkan kepentingan
perusahaan dengan mempertimbangkan efektifitas utilitas, sumber
daya dan distribusi keuntungan.
12. Informasi pembelian
Perusahaan menjamin kecukupan persyaratan pembelian yang
ditetapkan sebelum diberikan ke pemasok, informasi pembelian
menggambarkan produk yang akan dibeli termasuk didalamnya :
a. Persyaratan pengesahan produk, prosedur proses dan peralatan.
b. Persyaratan kualifikasi personal, dan
c. Persyaratan-persyaratan IQS.
13. Verifikasi produk yang dibeli
Perusahaan menetapkan dan melaksanakan inspeksi atau
aktivitas-aktivitas lain yang diperlukan untuk memastikan bahwa
produk yang dibeli memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Jika
perusahaan atau pelanggan bermaksud melakukan verifikasi di tempat
pemasok, maka rencana verifikasi dan metode pelepasan produk
dinyatakan dalam informasi pembelian.
14. Pengendalian produksi dan penyedian jasa
Perusahaan melaksanakan dan merencanakan produksi dan
penyediaan jasa dalam keadaan yang terkendali termasuk:
a. Ketersediaan informasi yang menjelaskan karakteristik produk.
b. Penyediaan instruksi kerja yang diperlukan.
c. Penggunaan peralatan yang memadai.
d. Penyediaan dan penggunaan peralatan pemantauan dan
pengukuran.
e. Pelaksanaan pemantauan dan pengukuran, dan
f. Pelaksanaan pelepasan, penyerahan dan aktifitas setelah
diserahkan.

PT. INDUSTRI KERETA API 16


17

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

15. Validasi proses produksi dan penyediaan jasa


Perusahaan memvalidasi beberapa proses produksi dan penyediaan
jasa apabila hasil keluaran tidak dapat diverifikasi sesuai dengan
urutan pemantaun dan pengukuran.
Validasi ini mencangkup beberapa proses yang penyimpangannya
akan terlihat setelah produk digunakan atau setelah diserahkan.
Perusahaan menetapkan rencana-rencana untuk proses tersebut
termasuk didalamnya:
a. Menentukan kriteria untuk meninjau dan mengesahkan proses.
b. Pengesahan peralatan dan kualifikasi personil
c. Penggunaan metode dan prosedur khusus.
d. Record hasil validasi dipelihara, dan
e. Validasi ulang.
16. Identifikasi dan mampu telusur
Perusahaan mengidentifikasi produk pada seluruh tahapan proses
produksi bila memungkinkan dengan cara yang sesuai. Perusahaan
mengidentifikasi, memverifikasi, melindungi dan menjaga barang
milik pelanggan yang disediakan untuk digunakan atau digabungkan
dalam produk.
Jika ada barang milik pelanggan hilang, rusak atau tidak sesuai
dalam penggunaannya dilaporkan ke pelanggan dan recordnya
dipelihara.
17. Barang milik pelanggan
Perusahaan merawat barang milik pelanggan selama berada
dibawah kendali atau digunakan oleh perusahaan. Perusahaan
mengidentifikasi, menverifikasi, melindungi dan menjaga barang
milik pelanggan yang disediakan untuk digunakan atau digabungkan
dalam produk.
Jika ada barang milik pelanggan hilang, rusak atau tidak sesuai
dalam penggunaanya dilaporkan ke pelanggan dan recordnya
dipelihara.

PT. INDUSTRI KERETA API 17


18

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

18. Perlindungan produk


Perusahaan menjaga kesesuaian produk selama proses internal dan
pengirimannya ke tujuan yang dimaksud. Perlindungan meliputi
identifikasi, penanganan, pengemasan, penyimpanan dan penjagaan.
Perlindungan juga termasuk untuk bagian-bagian yang penting dari
produk.

K. Struktur Organisasi PT. INDUSTRI KERETA API (persero)


1. Bagan Struktur Organisasi PT. INDUSTRI KERETA API (persero).
a. (terlampir)
2. Uraian Tugas
NO. Struktur Dalam Organisasi Uraian Tugas
1. Direktorat Utama Menetapka visi, misi, dan strategi
perusahaan.
Merumuskan kebijakan mutu, pengendalian
kualitas dan produktivitas perusahaan.
Menetapkan kebijakan pengawasan intern
perusahaan, secretariat perusaan,
menejemen resiko dan koordinator program.
Menetapkan kebijakan pengembangan
bisnisperusahaan.
Membangun dan memelihara citr positif
dilingkungan stake holder.

2. Direktorat Admistrasi dan Menetapkan kebijakan keuangan dan


keuangan pendanaan, sumber daya manusia, serta
kemitraan dan bina lingkungan perusahaan.
Membangun dan memelihara citra positif
dilingkungan stake holder.
3. Direktorat Komersial Menetapkan kebijakan pemasaran dan
penjualan produk dan jasa kereta api yang
meliputi are pemasaran pemerintah, swasta
dan ekspor, pengendalian kualitas dan purna
jual.
Membangun dan memelihara citra positif
dilingkungan stake holder.

PT. INDUSTRI KERETA API 18


19

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

4. Direktorat Produksi dan menetapkan kebijakan produksi yang


Teknologi meliputi fabrikasi, finishing, pemeliharaan
dan k3lh.
menetapkan kebijakan produksi litbang dan
rekayasa, desain, teknologi industri.
Menetapkan kebijaka logistik yang meliputi
perancanaan dan pengendalian produksi,
logistic.
Membangun dan memelihara citra positif
dilingkungan stake holder.

5. Divisi Keuangan Mengelola kegiatan bidang keuangan dan


akutansi keuangan.
6. Divisi Sumbeer Daya Mengeloala sumber daya manusia yang
Manusia meliputi personalia dan umum dan
pengembangan sumber daya manusia.
7. Divisi Pemasaran Produk Mengelola kegiatan pemasaran produk
dan Jasa Kereta Api kereta api yang meliputi proyek pemerintah,
swasta atau domestic, dan luar negeri.
8. Divisi Dal Kualitas dan Mengelola kegiatan pengendalian kualitas
Purna Jual dan purna jual untuk produk kereta api
9. Divisi Teknologi Mengelola kegiatan litbang dan rekayasa,
desain, serta teknologi produksi untuk
produk kereta api.
10. Divisi Logistik dan Rendal Mengelola kegiatan pengadaan umum,
Produksi material dan komponen kereta api maupun
penyimpananya, serta perencanaan dan
pengendalian produksi untuk produksi
kereta api.
11. Divisi Produksi Mengelola kegiatan produksi untuk produk
kereta api yang meliputi fabrikasi, finishing,
serta pemeliharaan dan K3LH Di
lingkungan milik PT. INKA.
12. Divisi Pengembangan Mengelola kegiatan pengembangan bisnis
Bisnis untuk produk kereta api dan transportasi
termasuk produksinya, serta bisnis unusual,
yaitu proyek EPC (Engineering-
Procurement-Contruction), jasa (service)
dan retail.
13. Sarana Pengawas Intern Unit kerja pengelola kegiatan pengawasan

PT. INDUSTRI KERETA API 19


20

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

manajemen oprasional dan keuangan


perusahaan.
14. Sekretariat Perusahaan Unit Kerja mengelola kegiatan hukum dan
humas, hubungan kelembagaan, secretariat
dan system iinformasi, serta mengelola
mess dan kantor perwakilan.
15. Sistem Manajemen Unit kerja mengelola kegiatan penjaminan
Kualitas dan produktifitas system mutu dan proses, serta peningkatan
produktifitas perusahaan.
16. Program Kemitraan dan Unit kerja pengelola kegiatan kemitraan dan
Bina Lingkungan bina lingkungan perusahaan
17. Keuangan Unit kerja pengelola kegiatan bidang
keuangan yang meliputi anggaran,
perbendaharaan, asuransi, dan pajak, serta
verifikasi.
18. Akutansi Unit kerja pengelola kegiatan bidang
akutansi yang meliputi akutansi menejemen,
akutansi keuangan, seta akutansi biaya.
19. Personalia dan umum Unit kerja mengelola kegiatan sumber daya
manusia yang meliputi administrasi
personalia, hubungan industrial, fasilitas
pegawai, umum dan rumah tangga, serta
pengamanan perusahaan.
20. Pengembangan Sumber Unit kerja mengelola kegiatan sumber daya
Daya Manusia manusia yang meliputi perencanaan dan
pengembangan sumber daya manusia ,
organisasi, analisis dan evaluasi jabatan,
serta diklat.
21. Pemasaran Proyek Unit kerja mengelola kegiatan pemasaran
Pemerintah produk kereta api yang meliputi area
pemasaran pemerintah.
22. Pemasaran Proyek Swasta Unit kerja mengelola kegiatan pemasaran
dan Ekspor produk kereta api yang meliputi area
pemasaran swasta atau domestic dan ekspor
atau luar negeri.
23. Pengendalian Kualitas Unit kerja mengelola kegiatan bidang
pengendalian kualitas untuk produksi kereta
api.
24. Purna Jual Unit kerja mengelola kegiatan purna jual
kereta api.

PT. INDUSTRI KERETA API 20


21

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

25. Litbang dan Rekayasa Unit kerja mengelola kegiatan bidang


penelitian, pengembang, dan rekayasa.
26. Desain Unit kerja mengelola kegiatan bidang desain
carbody, bogie, interior atau eksterior, dan
komponen mekanik atau elektrik untuk
produksi kereta api.
27. Teknologi Produksi Unit kerja mengelola kegiatan bidang
perancangan detail, proses produksi yang
meliputi jig, tooling, program, instruksi
proses atau kerja untuk produk kereta api.
28. Logistic Unit kerja mengelola kegiatan pengadaan
barang atau barang, serta pengiriman
produk kereta api dan pengadaan barang
atau jasa umum.
29. Perencanaan dan Unit kerja mengelola kegiatan perencanaan
Pengendalian Produksi dan pengendalian produksi untuk produksi
kereta api.
30. Fabrikasi Unit kerja mengelola kegiatan fabrikasi
produk kereta api.
31. Finishing Unit kerja mengelola kegiatan finishing
produk kereta api.

L. Penerapan 5R
5R adalah suatu penataan tempat kerja dalam upaya membangun nilai
Budaya, Displin, Kerja sama, Keterbukaan, dan Saling menghargai melalui
proses Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin. Sedangkan tujuan dari 5R adalah
untuk membangun budaya perusahaan dengan berfikir secara Sistemik dan
demi kenyamanan lingkungan kerja, sehingga apabila suasana kerja yang
nyaman secara berangsur-angsur dapat meningkatkan hasil produksi dalam
tiap-tiap divisi.

Program 5R harus diterapkan dengan penuh perhatian dan kosisten,


supaya lebih efektif. Kegiatan pembersihan sekali seahun atau per semester
tidak akan cukup untuk mewujudkan tempat kerja yang nyaman. Pelaksanaan
5R baru dapat dilaksanakan dengan baik jika dikerjakan oleh seluruh
karyawan, baik itu manajemen tingkat atas, menengah maupun bawah. Pihak

PT. INDUSTRI KERETA API 21


22

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TOP manajemen harus mendukung sepenuhnya program 5R ini. Program 5R


pada dasarnya merupakan pebinaan sikap mental karyawan melalui kegiatan
fisik. Ada dua jenis kegiatan dalam pengembangan budaya 5R di tempat kerja.
Pertama, kegiatan kampanye yang menandai dimulainya 5R. Disusul kegiatan
kedua sebagai tindak lanjut memelihara kondisi 5R yang sudah mulai
berkembang.

Berbagai cara diselenggarakan pada kampanye 5R. Misalnya


penyuluhan dan penjelasan 5R oleh atasan, penetapan hari 5R, diskusi 5R,
lomba poster 5R, kampanye foto 5R dan sebagainya. Suatu tim penggerak
dapat dibentuk untuk menangani penyelenggaraan kampanye 5R ini. Setelaah
kesadaran karyawan mulai tumbuh, maka kegiatan tindak lanjut harus segera
diterapakan. “tempalah besi selagi masih panas/membara”, pepatah ini juga
berlaku bagi kegiatan 5R, bila tindak lanjut tidak segera diterapkan maka
semangat akan kembali menurun dan hambar.

PT. INDUSTRI KERETA API 22


23

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III KEGIATAN KEAHLIAN

A. Kegiatan Industri
Dalam kegiatan Industri ini mahasiswa diharapkan bisa memperoleh
pengalaman kerja di industri tersebut, mungkin saat melakukan praktik
industri diperusahaan mahasiswa dituntut bisa melakukan pekerjaan
halayak operator saat mengoperasikan mesin. Mahasiswa nantinya juga
akan di ajari cara kerja dari salah satu mesin yang diminati oleh mahasiwa
tersebut contohnya seperti mesin Automatic Gas Cutting, mahasiswa saat
minggu-minggu pertama mungkin akan diajarkan tentteang bagian-bagian
mesin tersebut sampai akhirnya bisa mengoperasikan mesin itu, tetapi
tetap didampingi oleh operator yang berwenang dimesin tersebut.
Di perusahaan mahasiswa tidak hanya memegang mesin Automatic Gas
Cutting saja tetapi juga berbagai macam mesin lainnya, mungkin sudah
dijadwalkan contohnya minggu pertama-kedua mesin Automatic Gas
Cutting, minggu ketiga Mesin Automatic Plasma Cutting, minggu keempat
mesin Bending dan minggu lainnya. Tetapi mahasiswa lebih sering bekerja
atau mengamati dibagian mesin Automatic Gas Cutting karena mahasiswa
tersebut membuat laporan di mesin tersebut sehingga lebih lama dari
mesin lainnya. Untuk lebih jelasnya apa saja Kegiatan Industri yang
dilakukan mahasiswa dapat di lihat di Lampiran (Catatan Kegiatan
Harian Industri)

B. Proses Produksi Gerbong Kereta


1. Bahan Baku
Bahan baku utama dalam pembuatan gerbong di bedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Stainless Stell
Stainless stell merupakan suatu bahan anti karat, bahan ini
merupakan senyawa besi yang didalam terkandung lebih kurang
10,5% Kromium yang berfungsi melindungi dari proses korosi.

PT. INDUSTRI KERETA API 23


24

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Bahan ini mendapat kemampuan anti karat dari terbentuknya lapisan


film oksida kromium, yang mana lapisan film ini mampu
menghalangi proses oksidasi dari besi (ferum). Bahan ini dapat
diklarifikasi dalam beberapa kelas (INKA, 2008), yaitu:
1) Kandungan 12 – 14 % Kromium
Pada kelas ini baja memiliki sifat mekanis yang memiliki
ketergantungan yang sangat tinggi terhadap unsure karbon
didalamnya.
2) Baja dengan pengerasan lanjut
Pada kelas ini baja memiliki komposisi unsur 10 – 12 %
Kromium, 0,12 % Karbon, dengan tambahan unsure Mo, V,
dan Ni.
3) Baja Kromium Tinggi
Pada kelas ini baja memiliki komposisi 17 % Kromium dan 2,5
% Ni sehingga bahan ini memiliki kekuatan tinggi dan
perlindungan karat.
b. Mild stell
Mild Stell merupakan suatu bahan dari senyawa besi yang
memiliki harga murah dan memiliki harga murah dan memiliki
berbagai macam kegunaan karena cukup mudah untuk dibentuk
dalam berbagai bentuk dan aplikasi. Bahan ini mengandung 0,16%
- 0,29% Carbon, sehingga bahan ini mudah terkena karat. Bahan ini
memiliki kekuatan regangan yang cukup rendah, tetapi murah dan
lunak. Pada mild stell memiliki densitas 7,85 g/cm3 dan modulus
yang sebesar 210.000 Mpa.

2. Proses Produksi
Dalam proses produksi pembuatan gerbong diperlukan urutan –
urutan terorganisir yang dapat menghasilkan gerbong yang memiliki
kualitas tinggi, yang mana secara garis besar proses tersebut dimulai dari
a. Desain kereta

PT. INDUSTRI KERETA API 24


25

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

b. Penyediaan bahan
c. Pengerjaan alat
d. Perakitan
e. Pengecetan
f. Pemasangan komponen, dan finishing
g. Penyimpanan dan pemasaran

Rangkaian proses produksi tersebut akan dijelaskan secara garis besar


dibawah ini (INKA, 2008).

3. Desain Kereta
Pada bagian ini bagian – bagian dari gerbong didesain dan
direkayasa dengan ukuran yang jelas dan tepat, sehingga dapat
digunakan untuk dasar pemotongan plat. Pada bagian ini juga
dilakukan pengembangan dalam hasil dari desain dan rekayasa agar
menjadi produksi yang baik dalam hasil produk. Desain kereta
dibawahi oleh Unit Kerja Teknologi Produksi (TP) dan Unit Kerja
desain dan rekayasa.
4. Penyedian Bahan
Pada bagian ini, bahan – bahan dalam pembuatan kereta
disedikan mulai bahan baku sampai bahan bakar dari mesin. Bahan
baku yang disediakan berupa plt – plat baja (Stenless Stell dan Mild
Stell), gas (O2, He, N2, Asetilen, dan lain – lain), kabel komunikasi,
kursi, suku cadang, dan lain – lain. Bagian ini akan menyidiakan
kebutuhan seluruh unit kerja sesuai dengan permintaan, hal ini agar
sifat dari penyediaan dapat ekonomis, tepat dan cepat. Penyedian
bahan dibawahi oleh unit kerja logistik.

PT. INDUSTRI KERETA API 25


26

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

5. Pengerjaan Plat
Pada bagian ini, sketsa dari bagian TP akan diolah dalam bentuk
potongan – potongan plat terukur oleh berbagia mesin mulai dari
LASER Cutting, Plasma Cutting, dan Gas Cutting. Pada bagian ini
tidak hanya dilakukan pemotongan tetapi juga dilakukan proses
bending, welding, dan gerinda. Bagian ini dibawahi oleh Unit Kerja
Proses Pemotongan Plat (PPL).
6. Perakitan
Setelah dilakukan pemotongan pada plat – plat pada bagian
pemotongan plat maka hasil pemotongan plat ini dirakit sesuai dengan
rancang bangun yang telah dibuat. Perakitan ini hanya untuk body dari
gerbong tidak termasuk komponen didalamnya. Dalam proses
perakitan terkadang terjadi kekurangan dalam komponen yang terbuat
dari plat, maka bagian yang kurang ini dipesankan dari bagian PPL
yang kemudian dilakukan pemotongan sesuai dengan pesanan.
Pesanan ini menjadi preoritas sehingga akan dilakukan proses
pemotongannya. Bagian ini dibawahi oleh Unit Kerja Perakitan.
7. Pengecetan
Pada bagian ini, gerbong yang telah selesai dirakit akan
diberikan warna dengan cara pengecetan. Proses ini dilakukan dengan
memberikan lapisan debu baja anti karat, sehingga mebantu mencegah
proses karat selain itu akan membantu dalam menambah kekuatan
dalam penempelan partikel cat. Setelah pelapisan pertama maka
dilakukan pengecetan tahap pertama sebagai lapisan dasar dari cat,
setelah pelapisan maka warna sebenarnya baru dikerjakan. Proses ini
menjadi penting karna warna luar akan menjadi daya tarik dari kereta
itu sendiri. Bagian ini dibawahi oleh unit kerja perakitan.
8. Pemasangan Komponen Dan Finishing
Proses terakhir dalam pembuatan gerbong adalah pemasangan
komponen. Komponen yang dipasang adalah berupa jok, kabel listrik,
pipa air, pipa pembuangan, dan lain – lain. Gerbong yang telah

PT. INDUSTRI KERETA API 26


27

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

terpasang komponennya akan dipasang pada dudukan roda berupa


bogie. Bogie ini merupaka dudukan roda pada gerbong yang akan
membantu gerbong untuk bergerak lancer pada rel. setelah semua
proses dilakukan maka dilakukan finishing berupa pengecetan terakhir.
Bagian ini dibawahi unit kerja perakitan dan finishing.
9. Penyimpanan dan Pemasaran
Pada bagian ini, gerbong yang telah selesai akan disimpan
sementara dan akan segera dipasarkan atau diantar kepada pembeli,
bagian ini dibawahi oleh unit kerja penyimpanan dan pemasaran.

C. Proses Pemotongan Plat


Pada kesempatan PKL ini, penulis lebih memfokuskan diri pada bagian
Fabrikasi dengan bagian lebih spesifik dan khusus yaitu unit kerja Pengerjaan
Plat (PPL) dengan bagian pemotongan plat. Pada bagian ini plat yang masih
dalam bentuk standart akan dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat dirakit
menjadi gerbong. Proses pemotongan ini dimulai dari:
1. Penyediaan bahan
Proses ini meminta penyedian bahan yang berupa plat stainless stell
dan mild stell pada bagian logistic atau gudang.
2. Permintaan desain
Pada proses ini desain dari plat yang akan dipotong diambil atau
diantarkan dari bagian teknologi produksi.
3. Pengerjaan Plat
Pada proses ini plat mulai di potong sesuai dengan desain dari
teknologi produksi dan bahan yang telah disediakan dari bagian
logistic atau gudang. Pada bagian pengerjaan plat ini tidak hanya
dilakukan proses pemotongan plat tetapi juga proses welding, bending,
dan gerinda.
4. Perakitan

PT. INDUSTRI KERETA API 27


28

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Pada proses ini, setelah dari pengerjaan maka plat – plat yang telah
diproses dikrim pada unit kerja perakitan untuk dirakit sesuai dengan
potongan – potongan yang didesain untuk menjadi sebuah gerbong.

D. Mesin dan Peralatan


PT. INKA (persero) Madiun memilki banyak peralatan dan mesin demi
mendukung proses produksi baik dalam Divisi Kereta Api atau Non Kereta
Api. Pada kesempatan kerja praktek yang diberikan, pengamatan hanya
dikhususkan pada bagian pengerjaan plat dan dengan bagian spesifik
pemotongan plat dengan mesin yang bekerja secara manual dan khususnya
mesin yang telah terotomatisasi. Mesin – mesin yang dimaksud akan
dijelaskan secara singkat dibawah ini:
1. Automatic LASER Cutting Machine

Gambar 7 Mesin Laser Cutting


Automatic LASER Cutting Machine merupakan salah satu mesin
potong otomatis yang dimiliki oleh PT. INKA (persero) Madiun.
Mesin ini berasal dari jerman dengan pabrikasi Trumph. Mesin ini
bekerja memotong plat dengan bantuan LASER intensitas dan daya
tinggi. Mesin ini telah beropasi sejak tahun 1995.
2. Automatic PLASMA Cutting Machine

PT. INDUSTRI KERETA API 28


29

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Gambar 8 Mesin Plasma Cutting


Automatic PLASMA Cutting Machine merupaka mesin potongdi
PT. INKA (persero) Madiun yang telah terotomatisasi.mesin ini
bekerja dengan prinsip lecutin listrik berarus tinggi yang kemudian
dialiri angin dengan tekanan 5 bar sehingga menghasilkan plasma yang
terlihat seperti lucutan api kontinu dengan intensitas dan panas tinggi.
Mesin ini diekspor dari cina sekitar tahun 2009. Mesin ini
menggunakan sestem CNC untuk melakukan control pada mesin.
Kelebihan mesin ini adalah perawatan dan pemakain yang murah.
Kekurangannya dalam pengoprasiannya hasil dari potongan kurang
presisi karena muncul sudut hasil potongan pada plat serta pemborosan
pada nozel karena tekanan yang terlalu tinggi sehingga menimbulkan
kebocoran pada nozel tersebut.
3. Automatic Gas Cutting Machine

Gambar 9 mesin Gas Cutting


Automatic Gas Cutting Machine merupaka mesin potong yang
menggunakan LPG sebagai bahan bakar. Mesin ini bekerja dengan

PT. INDUSTRI KERETA API 29


30

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

cara menyemprotkan LPG dan Oksigen cair secara bersamaan pada


pipa keluaran dengan nozel kecil (0 - 6 mm) sehingga menghasilkan
intensitas dan panas yang cukup tinggi untuk melakukan pemotongan
plat. Mesin ini dahulu adalah manual yaitu dengan sensor cahaya yang
bekerja seperti pada robot Line Floower, tetapi pada tahun 2009
dilakukan otomatisasi dengan mengintegrasikan mesin dengan system
CNC sehingga pemotongan plat dapat diproses komputerisasi.
4. Bending Machine

Pada perusahaan ini juga terdapat mesin bending yang berguna


untuk melakukan tekukan pada plat. Mesin – masin yang terdapat di
perusahaan ini sebagian besar berasal dari Jepang dan telah berumur
lebih dari 15 tahun. Pada perusahaan ini telah dilakukan peremajaan
mesin bending dari cina tetapi karena mesin kurang presisi maka lebih
banyak digunakan mesin lama dari jepang.
5. Weelding Machine

Pada perusahaan ini banyak terdapat mesin weelding yang


berfungsi untuk melakukan penyambungan antar dua plat atau bias
disebut pengelasan. Weelding machine pada perusahaan ini sebagian
besar berbasis listrik dengan elektroda. Sebagian besar weelding
machine telah berumur lebih dari 10 tahun sehingga performa dari
mesin mulai berkurang, meskipun telah dilakukan peremajaan tetapi
belum mencakup seluruh mesin.

PT. INDUSTRI KERETA API 30


31

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

E. Pembahasan
1. Pengertian Numerical Control Turret (NCT)

Numerical Control Turret (NCT) Suatu tekanan pukulan menara kecil adalah
suatu alat yang menggunakan untuk pembikinan pelat logam industri. Sanggup
melaksanakan kandaran dasar menghantam lubang, Pukulan Modern Tekanan
adalah juga mampu memotong bentuk rumit dan menciptakan three-dimensional
terbatas membentuk pelat logam. Kebanyakan tekanan pukulan menara kecil
adalah mesin besar yang dikendalikan oleh komputer. Ketika komponen yang
utama suatu tekanan pukulan menara kecil. Menara kecil duduk di suatu C-Frame
atau Bangunan lengkung di atas area pekerjaan. berisi pukulan dan lain perkakas
yang digunakan untuk bentuk pelat logam. Pukulan individu bergantian dengan
ukuran dan bentuk berdasar pada pembikinan yang diinginkan. Ketika digunakan,
pukulan meluncur naik turun untuk memandu mekanisme mesin.
Selama kandaran dasar, menara kecil, atau kadang-kadang suatu komponen
menara kecil, bergerak ke membawa pukulan yang sesuai maju. Pukulan dihantam
ke arah area pekerjaan, di mana berhubungan dengan pelat logam . Setelah
pukulan memaksa sampai pelat logam, meluncur menubruk bersesuaian mati di
bawah meja. terdiri atas punch-die menetapkan itu mengendalikan bentuk
lubang atau kelainan bentuk. Secara singkat proses kerja Pelat logam dicekam
pada tempatnya di dalam tekanan pukulan menara kecil oleh satu set pengapit.
Sikat dan alat penggulung pindah untuk gerakkan pelat logam yang clamped di
bawah bekerja menara kecil di tengahnya masing-masing pukulan. Kebanyakan
tekanan pukulan menara kecil sedang self-stripping dan adalah mampu untuk
memindahkan potongan pelat logam yang dihantam ketika pekerjaan maju.
Kebanyakan tekanan pukulan menara kecil di seting melalui komputer yang
sesuai nomornya mengawasi ( CNC). Setelah suatu disain untuk pelat logam yang
selesai proyek telah terisi ke dalam komputer, pukulan tekan fungsi secara
otomatis. CNC kendali mempertimbangkan desain terus meningkat kompleks,
efisiensi yang ditingkatkan, ketelitian yang ditingkatkan dan fleksibilitas lebih
besar mengenai perubahan di (dalam) desain.

PT. INDUSTRI KERETA API 31


32

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Tekanan Pukulan Menara kecil lebih baru Hydraulically dikendalikan.


Ilmu hidrolik didalam kombinasi dengan CNC kendali menyediakan punch-
dies kebanyakan fleksibilitas dalam desain pelat logam. Tekanan Pukulan
Menara kecil yang pertama telah dikemudikan oleh roda terbang yang diputar
oleh uap air.
Berikut ini merupakan Spesifikasi dari Mesin NCT ( Nurmarical
Control Turret Punch ) Amada Coma 50,60,72
SPESIFICATION
Model COMA 567
Capacity 55 Tons
Table Size 60” x 72”
Max Sheet Size 60” x 144” W/auto repo
Max Material Thockness 1/4 4 (3/8” W/optimal clamps)
Number of station 58
Axis Speed 200 I.P.M
Turret Speed 30 R.P.M
Hit Rate 1” Patch 200 I.P.M
Hit Rate Nible 300 I.P.M
CNC Control W/CRT Fanuc 6 M
Programing OG Mode ABS / INC
DC Servo Drivers X.Y.T Axis
Power Reg 220/460V/3/15 KVA
Machine Weight 37.500 LRS
Age 1983

Numerical Control Turret (NCT) ini digunakan dalam proses


pemotongan plat dengan kerumitan dengan bentuk yang cukup sulit, pada
proses ini plat dipukul dengan menggunakan punch dan die dengan ukuran
yang sama sehingga membentuk hasil yang diinginkan.

PT. INDUSTRI KERETA API 32


33

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Berikut merupakan bentuk dari Puch dan Die :


a. Beberapa model Punch

Gb. 1 Punch

b. Beberapa model Die

Gb. 2 Die

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengoperasikan adalah:


1) Pencekaman Benda kerja
Pencekaman benda kerja diharuskan sangatlah kuat dan tepat
dibagian clamp, jika tidak nantinya saat mesin dilakukan
pemukulan benda kerja bisa lepas dan mengakibatkan mesin macet
dan clamp harus disesuaikan dengan ketebalan plat yang akan
dikerjakan.
2) Ukuran Punch dan Die
Untuk ukuran Punch dan Die harus sama agar mesin tidak rusak
saat melakukan pemakanan plat
3) Die yang tidak dipakai

PT. INDUSTRI KERETA API 33


34

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Pada die yang tidak digunakan dimasukkan kedalam tempat yang


telah di isi oli gun agar tidak mudah berkarat
4) Hasil pemotongan
Hasil pemotongan yang terselip pada bagian dalam harus
diperhatikan, karena jika dibiarkan akan dapat merusak mesin dan
merusak punch maupun die
5) Tombol Resart
Saat melakukan pemakanan pertama tombol ini sangatlah penting
agar benda saat dimakan tidah mudah banyak yang rusak dan
sebagai uji coba pertama kali

Proses Hantaman Menara kecil menghasilkan bentuk dengan dengan


memilih memindahkan material dari pelat logam. Lembar seperti Seprai ini
adalah clamped ke dalam mesin pada atas suatu meja yang diprogramkan
untuk bergerak ke suatu X/Y spesifik Penempatan di dalam acuan atau
matriks mesin tersebut. Ukuran dan bentuk pukulan yang benar terpilih di
menara kecil dan mesin menggerakkan pukulan itu untuk menghasilkan
lubang. Untuk karena itu segiempat panjang dibulatkan bujur, atau lain bukan
putaran (penyiku atau lapangan) yang membuka lebih dari satu pukulan
mungkin adalah diperlukan untuk menghasilkan pembukaan yang diinginkan.
Bagian ini menciptakan dengan proses kemudian bias diminta (pos atau
tonggak) memproses seperti lentur dan pembentukan.

2. Dasar Pemrogaman Mesin NCT ( Nurmarical Control Turret Punch )


Amada Coma 50,60,72
Sebelum kita masik pada pemrogaman maka hal pertama yang harus kita
ketahui adalah proses dari diagram menuju bagian-bagian.

PT. INDUSTRI KERETA API 34


35

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Adapun prosesnya adalah sebagai berikut :

Diagram. 1 Diagram Bagian

Untuk awal pemrogaman dibutuhkan beberapa macam kode fungsi


dasar. Dibawah ini merupakan beberapa macam kode fungsi dasar yang
sering digunakan dalam pemrogaman NCT.

1. Macam-macam Kode Fungsi Dasar :


G00 “G” fungsi (fungsi persiapan)
M00 “M” fungsi (fungsi lain-lain)

PT. INDUSTRI KERETA API 35


36

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

T000 “T” fungsi (fungsi alat)


N000 urutan nomor
O0000 program nomor

2. Macam-macam kode fungsi G yang sering digunakan :


a. G92 – Membangun sistem koordinat
Kode ini digunakan menunjukkan jarak dari asal worksheet ke
pusat pukulan. Masukkan “G92” dan jarak X dan Y dari
sumbu.

Lampiran. 1 Koordinat X dan Y pada Workseet

b. G90 – pemrogaman absolut


Ketika nilai absolut digunakan untuk nilai koordinat,
masukkan “G90” sebelum nilai-nilai koordinat. Jika nilai
mutlak di gunakan pada blog berikutnya dari program ini maka
nilai tidak perlu untuk dimasukkan “G90” lagi sampai nilai
tambahan yang digunakan
Contoh :
G90 X100.00 Y100.00 (nilai absolut)

PT. INDUSTRI KERETA API 36


37

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Nilai dari X atau sumbu Y yang tidak bergerak dapat


dihilangkan

c. G91 – Programan Incremental


Ketika nilai incremental digunakan untuk nilai koordinat,
masukkan “G91” sebelum nilai-nilai koordinat. Jika nilai
incremental digunakan blok selanjutnya program tidak perlu
untuk dimasukkan”G91” lagi sampai nilai-nilai yang akan
digunakan
Contoh :
G91 X200.00 Y0 (nilai tambahan)
Nialai dari X atau sumbu Y yang tidak bergerak dapat
dihilangkan

d. G70 – Off Punch (tidak ada pukulan)


Kode ini digunakan untuk memindahkan worksheet tanpa
memukul. Masukkan “G70” sebelum parameter X Y
masuk
Contoh :
G90 X100.00 Y100.00 (memukul)
G70 X300.00 (bergerak sumbu dari posisi “Y 100.00 X
300.00” tanpa memukul)
“G70” dapat dimasukkan dengan “G90” dan G91”
Contoh :
G90 X100.00 Y100.00 (memukul)
G70 G91 X200.00 (tidak ada pukulan)
G90 Y300.00 (memukul)

e. G27 – Reposisi Otomatis


Kode ini digunakan untuk memperluas jangkauan pukulan
kearah sumbu – X. Masukkan “G27” dan niali sumbu – X.

PT. INDUSTRI KERETA API 37


38

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Contoh : G27 X500.00


Nilai sumbu – X harus ditunjuk oleh nilai tambahan

f. G36 = G37
Kode ini digunakan untuk pengkopian program agar
melakukan pemakanan yang sama, tapi dengan jalur yang
berbeda
Contoh pemakanannya :
Untuk G36 – memakannya kekanan

Untuk G37 – memakannya kebawah

g. G50 – Menarik kembali rumah


Ketika “G50” dimasukkan, carriage return dan meja dan asal-
usul mereka akan pindah keposisi tengah. Pukulan tidak terjadi
selama penarika tersebut. Nilai offset menunjukan
dengan”G93”,”G94” dan “G98” dibatalkan. “G50” harus
dimasukkan sebagai satu blok, namun nomor urut dapat
dimasukkan bersama dengan itu, maka meja akan kembali
seperti semula

h. G04 – Tinggal
Ketika “G04” dimasukkan dengan nilai “X” operasi memukul
berhenti selam waktu yang ditunjukkan nilai “X”. Peningkatan
diprogram minimum nilai berikut “X” adalah 0,01 detik.
G04 X100.00 ... ... ... operasi berhenti selam 10 detik

PT. INDUSTRI KERETA API 38


39

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

i. M00 – Menghentikan Program


Masukkan “M00” untuk menghentikan program. Ketika
“M00” mesin akan berhenti. Ketika tombol start ditekan maka
memo akan dihapus, mesin akan melanjutkan operasi
memukul. “M00” harus dimasukkan sebagai blok tunggal

j. M01 – Opsional Berhenti


Kode ini mempunyai fungsi sama dengan “M00” namun mesin
akan berhenti hanya ketika posisi on/of mati

k. M99 – Perubahan Jumlah Pukulan Gerak


Ketika “M99” dimasukkan tingkat perubahan pukulan dari
yang terendah sampai pukulan yang standar. Kode ini hanya
efektif bila mode operasi adalah rekaman atau memori “M99”
harus dimasukkan sebagai blok tunggal
Contoh :
M99
M92 X Y
G90 X Y I
G90 (ketika “G90” dimasukkan “M99” dibatalkan)

l. T000 – penempatan Nomor Plat


Kode ini digunakan untuk menunjuk nomor statiun yang
digunakan untuk memilih alat. Jika alat yang sama digunakan
terus menerus, maka tidak perlu dmasukkan kode ini lagi.
Contoh :
G92 X1830.00 Y1270.00
G90 X500.00 Y300.00 T102
G91 X500.00 (T102 dihilangkan)
G90 X700.00 Y450.00 T201

PT. INDUSTRI KERETA API 39


40

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

m. N000 – urutan Nomor


Setiap angka (1 sampai 9999) dengan empat digit atau kurang,
dimulai dari “N” dapat dimasukkan pada awal setiap blok.
Kode ini digunukan untuk mengindeks detiap blok.
Contoh :
G92 X1830.00 Y1270.00
N0001 G90 X500.00 Y300.00 T102
N0002 G91 X50.00
N0003 X50.00
N0004 G90 X650.00 Y450.00 T306
N999 G50
Nomor urutzn tidak perlu dimasukkan jika tidak perlu.
Angka Nol yang mengikuti “N” mungkin dihilangkan

n. F0 – Penetapan kecepatan Sumbu Feed


Kecepatan sumbu feed dapat diubah dengan kode F0.
Kecepatan sumbu feed menurun berubah dari 1 sampai 4. Kode
ini memiliki beberapa fungsi tombol feedrate terletak pada
panel kontrol unit NC. Ketika ada perbedaan pada petunjuk
oleh kode dan saklar federasi, prioritas akan diberikan kepada
kecepatan sumbu lambat feed. Ketika “G50”, “M02”
dan”M30” dimasukkan, maka ketika tombol berhenti darurat
ditekan, atau saat sumber daya dimatikan nilai intruksi pada
sumbu “F” otomatis menjadi “1”.

o. T323 – Pengunaan Punch ϕ 10


Untuk “T323” digunakan untuk membuat lubang setengah
diameter lingkaran 10, maka untuk dies yang digunakan sama
dengan ukuran ϕ 5.
Contoh :

PT. INDUSTRI KERETA API 40


41

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

G93 – Y -600
G90 X800.00 Y5420.00 T323
Saat berjalal dengan jarak sumbu X800 dan Y5420 maka
akan membuat lubang dengan diameter ϕ 5.
Berikut ini ada beberapa ukuran penggunakan Tool :
Pengunaan Tool
Φ3 = T 313 Φ 70 = T 241
Φ5 = T 317 5x5 = T 346
Φ8 = T 222 8x8 = T 304
Φ 10 = T 323 10x10 = T 320
Φ 16 = T 306 20x20 = T 320
Φ18 = T 306 30x30 = T 233
Φ 20 = T 329 5x40 = T 233
Φ 30 = T 128 50x50 = T 230
Φ 40 = T 214 80x80 = T 224
Φ 58 = T 207 45ͦ = T 320
Tabel 1 Ukuran Punch

Keterangan:
Φ = Diameter Tool
= Diagonal Segi Empat
= Oval
= Sudut

p. U1 – Pengkopian
Untuk “U1” digunakan untuk mengkopy data yang sama
sebelumnya sehingga tidak perlu untuk ditulis kembali. Untuk
huruf “U” ini tidak harus menggunakan huruf “U” bisa
menggunakan huruf lainnya.
Contoh :

PT. INDUSTRI KERETA API 41


42

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Untuk membuat gambar kerja seperti berikut :

Dengan program sebagai berikut :


G93 Y – 600
U1
G90 X3000 Y29500 T230
A1 G36 I2956 P3 J-3800 K3
G90 X1680 Y29500
B1
V1
G73 X56500 Y32500 Q2 W1
G50

Q. I, J, P, K
I, J, P, K pada rumus tersebut untuk membantu proses
pemotongsn yang berkala dan mempunyai arti sendiri-sendiri.
I = Jarak Tembak
J = Jarak Lubang untuk X
P = Jarak Pukulan
K = Jarak Lubang untuk Y

PT. INDUSTRI KERETA API 42


43

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

3. Pengoperasian Mesin NCT ( Nurmarical Control Turret Punch ) Amada


Coma 50,60,72
Adapun cara pengoperasikan NCT ini adalah :
1. Menyediakan beberapa peralatan yang akan digunakan untuk persiapan
pengoperasain mesin diantaranya :
a. Rolimat
b. Jangka Sorong
c. Oli Gun
d. Obeng
e. Kunci Pas
f. Kunci elen-q (2mm, 6mm, 10mm)/ Hexagan L
g. Kain lap / Majun
h. APD
2. Sebelum melakukan pengoperasian mesin NCT kita perlu melakukan
beberapa persiapan diantaranya :
a. Periksa pelumasan sesuai kebutuhan dan tamabahan minyak pelumas
setiap hari pada waktu operasional
b. Alirkan tekanan dari kompresor ke tekanan udara utama (6 bar)
melalui accumulator dan air filter, bersihkan bila air tersebut kotor
c. Periksa switch pada fan motor dan press motor switch
d. Tekan tombal circuit breaker pada terminal utama dalan danputar
switch keposisi On. Tekan posisi NC power pada posisi On
e. Perhatikan lampu-lampu tanda berikut :
1) NC ready, top dead reader center : harus menyala
2) Motor press, air down : harus mati
3) Lubrication, dapm, open, tool changeswitch, tool change :
harus mati
a) Originkan mesin sesuai kebutuhan dengan cara sebagai berikut :
(1) Putar switch federate pada posisi manual

PT. INDUSTRI KERETA API 43


44

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2) Putar switch pada posis retract


(3) Tekan tombol –X –Y dan tured hingga mencapai Originnya
dan lampu tanda menyala
Adapun ketentuan origin sebagai berikut :
X = 1830,00
Y = 1525,00
T = 224
3. Urutan proses pengoperasian mesin NCT :
a. Periksa lampu yang harus menyala sebagai berikut :
X Origin, Y Origin, Turret Origin
b. Atur damp sesuai kebutuhan
c. Putar switch mode pada posisi edit
d. Isi program dan masukkan ke dalam tape pembacaan :
1) Tempatkan switch reader pada posisi realse
2) Buka tape holder
3) Masukkan nilai program kedalam tape pembaca dan tutup
holder
4) Tempatkan tape reader pada posisi auto
5) Tekan tombol read
e. Tempatkan lembaran benda kerja diatas meja
1) Injak switch foot untuk membuka clamp
2) Munculkan stoper x (x gauge)
3) Injak lagi switch foot untuk menutup clamp
4) Tenggelamkan stopper x

PT. INDUSTRI KERETA API 44


45

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Gb. 5 pencekaman benda kerja


f. Periksa lampu-lampu lagi dan tombol emergency tidak dalam keadaan
darurat
g. Tempatkan switch sebagai berikut :
1) Feed rate pada posisi auto
2) Mode pada posisi memory
h. Tekan salah satu tombol start maka mesin akan operasional. Tape
program akan terbaca oleh tape pembaca (layer monitor)
i. Ketika operasional tape sumbu X dan Y akan kembali ke originnya
dan lampu program end akan menyala
j. Periksa hasilnya (self check), kemudian proses selanjutnya

4. Sistem Kerja
Mesin ini bekerja melalui sebuah system komputarisasi CNC dimana
didalam system ini terdapat perangkat gambar desain yang sudah jadi ataupun
dapat untuk menggambar secara manual.
Gambar yang terdapat di dalam system ini adalah acuan mesin puch
untuk melubangi plat dengan cara memukul suatu plat dengan die tertentu.
Cara kerjanya dengan memasukkan program dengan menghitung seperti CNC
kemudian mengatur posisi puch pada tempatnya kemudian punch tersebut
bekerja sesuai program yang dimasukkan. Setelah mengatur posisi kemudian
melakukan penecekan terakhir dan menekan tombol start.
Mesin ini dihubungkan dengan sebuah kepala penjiplak yang berjalan
sepanjang pada ujung hitam putih dari program yang telah dihitung sesuai
dengan ukuran dari WI yang telah ditetapkan oleh desain.
Pada kepala, pembangkit sinus dan kosinus mengirim hasil respektif
ke contoh X dan contoh Y untuk berjalan pada saat melakukan pemukulan
diantara punch dan die.. Contoh signal pulsa yang dikirim dari putaran logic
ke contoh X dan Y dan menahannya pada putaran. Saat berjalan, perintah
kecepatan drive dianalisa dan dikirim ke dua motor drive melalui X dan Y ke

PT. INDUSTRI KERETA API 45


46

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

drive amplifair. Dalam melakukan pemukulan palat saat membuat lubang


punch dan die bisa begerak yang sama ditempat pemukulannya. Setelah
selesai clamp yang menjapit plat akan kembali dengan dendirinya ketempat
awal.
5. Perawatan
Untuk efisiensi oprasional maksimum, silahkan melihat item
pemeliharaan berikut ini melalui Preventive Maintenance.

PT. INDUSTRI KERETA API 46


47

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PT. INDUSTRI KERETA API 47


48

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Perawatan Preventive maintenance diatas untuk mesin NCT punch press


dilakukan perawatan dicontohkan pada 1 tahun di tahun 2011 ini pada bulan Juli
minggu ke-1, November minggu ke-3. Jika kondisi mengharuskan penggunaan
tersebut, cek lebih sering.

PT. INDUSTRI KERETA API 48


49

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

6. Analisis perhitungan

PT. INDUSTRI KERETA API 49


50

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Contoh hasil dari proses mesin NCT

BAB V PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan diatas maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. PT. INKA (persero) Madiun merupakan BUMN yang dimiliki
Indonesia yang bergerak dibidang manufaktur dan berdiri sejak
tahun 1984 hingga sekarang. BUMN ini bergerak dalam bidang
pembuatan kereta api dan berbagai bentukalat transportasi lain
seperti bus (Trans Jakarta) dan mobil berpenumpang dengan
konsep city car.
2. Proses produksi gerbong melalui banyak tahap, salah satu tahap
yang penting adalah pengerjaan plat. Tahap ini merupakan tahap
dimana plat yang masih utuh akan dipotong sesuai dengan
pesanan, kemudian juga akan dilakukan proses gerinda, bending,

PT. INDUSTRI KERETA API 50


51

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

dan welding. Tahap dalam pemotongan plat adalah desain


potongan, permintaan bahan, kemudian pemotongan plat dan
terakhir finshing. Mesin yang digunakan untuk memotong plat
yaitu Automatic Gas Cutting Machine, Automatik Laser Cutting
Machine, dan Automatik Plasma Cutting Machine.
3. Salah satu mesin potong otomatis yang ada di PT. INKA yaitu
Automatic Gas Cutting Machine. Mesin ini digunakan untuk
memotong plat tebal dan panjang. Mesin ini menggunakan gas
Oksigen dan LPG. Kelebihan mesin ini yaitu dala presisi hasil
potongan benda kerja, namun memiliki kelemahan dalam
perawatannya yang memerlukan biaya oprasional yang tinggi.
4. Analisa perhitungan menunjukan Jika pemanasan awal dimana
material dan nozel dingin maka dibutuhkan waktu yang lama.
Namun setelah benda ke-1 lanjut ke-2 dst, maka pemanasan lebih
cepat karena material dan nozel sudah mengalami pemanasan
yang lama dari pengerjaan pertama

1.2 Saran
Bila terjadi kelambatan panas dalam pengerjaan pemotongan
pertama pada material maka gunakanlah nozel yang berada dalam
keaadan baik, dan pengaturan pengeluaran gas Oksigen dan LPG
diatur sisuai kebutuhan.

PT. INDUSTRI KERETA API 51


52

D3 TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

INKA,2009,Standar Pekerjaan Gas Cutting, INKA,Madiun.

INKA,2010,Profil Perusahaan,INKA, Madiun.

AMTR ( Advance Manufacturing technology Research Institue ), 1990, Safety


Lighte Grid, AMTRI, Macclesfield.

Subagyo Asmanto,2003,Proses Manufaktur, Graha Ilmu, Jogjakarta.

PT. INDUSTRI KERETA API 52

You might also like