You are on page 1of 14

BAB I

EKSPERIMEN 1
HUKUM OHM

I. Tujuan
1 . Mendefinisikan hubungan antara tegangan, arus dan resistansi dalam
suatu rangkaian.
2 . Mempelajari hubungan melalui percobaan.

II. Alat yang Dipergunakan


1. Board mount rack BR – 3.
2. Papan Percobaan NO – 01 Hukum Ohm.
3. DC power supply 0-10 V, 2A max.
4. Multimeter digital.
5. Kabel koneksi.

III. Dasar Teori


Muatan listrik, karena adanya medan elektrostatik, memiliki potensi yang
didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan. Kerja muatan
dapat didefinisikan sebagai untuk memindahkan muatan lain dengan daya tarik
atau tolak . Tegangan pada dasarnya perbedaan potensial antara dua titik. Sebuah
analogi akan bergerak di dalam air pipa . Air mengalir dari titik pada tekanan
tinggi ke titik pada tekanan rendah . Satuan pengukuran tegangan adalah "volt".
Tegangan disimbolkan huruf E.
Pada dasarnya sebuah rangkaian listrik terjadi ketika sebuah penghantar
mampu dialiri elektron bebas secara terus menerus. Aliran yang terus-menerus ini
yang disebut dengan arus, dan sering juga disebut dengan aliran.
Tenaga (the force) yang mendorong elektron agar bisa mengalir dalam
sebuah rangkaian dinamakan tegangan. Tegangan adalah sebenarnya nilai dari
potensial energi antara dua titik. Ketika kita berbicara mengenai jumlah tegangan
pada sebuah rangkaian, maka kita akan ditujukan pada berapa besar energi
potensial yang ada untuk menggerakkan electron pada titik satu dengan titik yang
lainnya. Tanpa kedua titik tersebut istilah dari tegangan tersebut tidak ada artinya.

1.3.1 Bunyi Hukum OHM


Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :
“Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau Konduktor
akan berbanding lurus dengan beda potensial / tegangan (V) yang diterapkan
kepadanya dan berbanding terbalik dengan hambatannya (R)”.
Secara Matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti
dibawah ini :
V = I xR…………………….......…..….. (1.1.1)
I = V / R……...………………..........…. (1.1.2)
R = V / I………………………....….…. (1.1.3)

Dimana :
V = Voltage (Beda Potensial atau Tegangan yang satuan unitnya adalah Volt (V))
I = Current (Arus Listrik yang satuan unitnya adalah Ampere (A))
R = Resistance (Hambatan atau Resistansi yang satuan unitnya adalah Ohm (Ω))

Dalam aplikasinya, Kita dapat menggunakan Teori Hukum Ohm dalam


Rangkaian Elektronika untuk memperkecilkan Arus listrik, Memperkecil
Tegangan dan juga dapat memperoleh Nilai Hambatan (Resistansi) yang kita
inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit
yang dipakai adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya
seperti milivolt, kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu
melakukan konversi ke unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk
mempermudahkan perhitungan dan juga untuk mendapatkan hasil yang benar.
IV. Cara Kerja
1. Pasang board percobaan (hukum Ohm , No- 01) ke Board-mount .
2. Jaga S1 dan S2 switch di board off .
3. Mengatur Catu daya ke 10V dan menghubungkan output ke terminal
listrik (+,- ) dari papan .
4. Mengacu pada gambar 1-2, menghubungkan ammeter ke tempat yang
dimitasikan "A" , dan menghubungkan voltmeter ke tempat yang
dinotasikan "V" . voltmeter arus terbaca 10V.
5. Hidupkan saklar S1 ON untuk memasukkan 10 ohm resistor ke sirkuit .
Periksa pembacaan ammeter . Buktikan bahwa hukum ohm adalah
terpenuhi.
6. Matikan S1 off dan hidupkan S2 l. Lihat apabila ammeter menunjukkan
nilai yang benar . Pembacaan saat ini harus 10V / 20 Ὠ = 0,5 A.
7. Matikan S2 off dan menghidupkan S1. Mengubah output DC setiap kali
untuk 2, 3, dan 5V dan pastikan saat mengikuti perubahan sesuai
dengan hukum ohm itu .
8. Sesuaikan tegangan input sehingga ammeter menunjukkan 1A.
menggunakan multimeter digital, mengukur tegangan yang meliputi
ammeter. Jelaskan pengukuran tegangan.
9. Hitung daya yang dikonsumsi dalam beban resistor 10 dan 20 ohm
ketika 10V diterapkan di masing-masing beban resistor . Bandingkan
hasil dengan daya dihitung dari arus yang diukur pada setiap resistor.
Pertimbangkan persamaan berikut.

P = E2 / R = I2 R = E x I……..........…..…. (1.1.4)
V. Data Hasil Percobaan
1.5.1 Kondisi Saklar 1 ON dan Saklar 2 OFF dengan Resistor 10 Ω
Tabel 1.1.1 Pengukuran Arus Saklar 1 ON dengan R= 10 Ω

Switch Resistansi Tegangan Arus

10 Ω 10 V 1A

S1 ON 10 Ω 5V 0.5 A

S2 OFF 10 Ω 3V 0.3 A

10 Ω 2V 0.2 A

1.5.2 Kondisi Saklar 1 OFF dan Saklar 2 ON dengan Resistor 20 Ω


Tabel 1.1.2 Pengukuran Arus Saklar 2 ON dengan R= 20 Ω
Switch Resistansi Tegangan Arus

20 Ω 10 V 0.5 A

S1 OFF 20 Ω 5V 0.25 A

S2 ON 20 Ω 3V 0.15 A

20 Ω 2V 0.1 A
VI. Analisa Data Hasil Percobaan
Pada percobaan ini, digunakan Hukum Ohm untuk menghitung arus dan
tegangan, dimana dirumuskan dengan :

𝑉
𝐼 = atau 𝑉 = 𝐼 ∙ 𝑅...………………….... (1.1.5)
𝑅

1.6.1 Kondisi Saklar 1 ON dan Saklar 2 OFF dengan Resistor 10 Ω


Tabel 1.1.3 Pengukuran Arus Saklar 1 ON dengan R= 10 Ω
Switch Resistansi Tegangan Arus

10 Ω 10 V 1A

10 Ω 5V 0.5 A
S1 On
S2 OFF 10 Ω 3V 0.3 A

10 Ω 2V 0.2 A

1. Perhitungan Secara Teori


Mencari besarnya arus yang mengalir pada resistor 10 Ω dengan parameter
𝑉
tegangan yang berbeda, digunakan persamaan I = 𝑅 . Perhitungan nilai arus (I)

dengan resistor 10 Ω secara teori adalah sebagai berikut :

a. Tegangan = 10 V
𝑉
𝐼=
𝑅
10
𝐼= = 1𝐴
10
b. Tegangan = 5 V
𝑉
𝐼=
𝑅
5
𝐼= = 0.5 𝐴
10
c. Tegangan = 3 V
𝑉
𝐼=
𝑅
3
𝐼= = 0.3 𝐴
10
d. Tegangan = 2 V
𝑉
𝐼=
𝑅
2
𝐼= = 0.2 𝐴
10

2. Tabel Perhitungan
Hasil perhitungan pengukuran arus listrik Saklar 1 ON dan Saklar 2 OFF
dengan Resistor 10 Ω dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1.4 Pengukuran Arus Saklar 1 ON dengan R= 10 Ω


Switch Resistansi Tegangan Arus Teori
10 Ω 10 V 1A

S1 ON dan 10 Ω 5V 0.5 A
S2 OFF 10 Ω 3V 0.3 A
10 Ω 2V 0.2 A

3. Tabel Perbandingan Perhitungan dengan Percobaan


Perbandingan nilai arus pada pengukuran dengan teori dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :

Tabel 1.1.5 Pengukuran Arus Saklar 1 ON dengan R= 10 Ω

Arus Terukur
Switch Resistansi Tegangan
Percobaan Teori
10 Ω 10 V 1A 1A

S1 ON dan 10 Ω 5V 0.5 A 0.5 A


S2 OFF 10 Ω 3V 0.3 A 0.3 A
10 Ω 2V 0.2 A 0.2 A
4. Perhitungan Persentase Kesalahan
Perhitungan persentase kesalahan dari pengukuran arus Saklar 1 ON dengan
R = 10 Ω adalah sebagai berikut :

a. Tegangan = 10 V
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
% Kesalahan = 𝑥 100 %
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

1−1
= x 100%
1−1

=0%

b. Tegangan = 5 V
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
% Kesalahan = 𝑥 100 %
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
0.5 − 0.5
= 𝑥 100 %
0.5
=0%

c. Tegangan = 3 V

𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
% Kesalahan = 𝑥 100 %
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

0.3 − 0.3
= 𝑥 100 %
0.3
=0%

d. Tegangan = 2 V

𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
% Kesalahan = 𝑥 100 %
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

0.2 − 0.2
= 𝑥 100 %
0.2
=0%
5. Tabel Persentase Kesalahan
Besarnya persentase kesalahan nilai arus pada hasil pengukuran dan teori
untuk pengukuran arus S1 ON dengan resistansi 10 Ω dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 1.1.6 Pengukuran Arus Saklar 1 ON dengan R= 10 Ω

Arus Terukur Persentase


Switch Resistansi Tegangan Kesalahan
Percobaan Teori (%)

10 Ω 10 V 1A 1A 0%
S1 ON 10 Ω 5V 0.5 A 0.5 A 0%
dan
S2 OFF 10 Ω 3V 0.3 A 0.3 A 0%
10 Ω 2V 0.2 A 0.2 A 0%

6. Analisa Grafik

Gambar 1.1.1 Grafik Perbandingan Nilai Percobaan dengan Teori Saklar 1 ON Resistor 10 Ω
Dalam gambar 1.1.1 dapat dilihat hubungan Hukum Ohm, dimana arus
berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan.
Dengan nilai resistor yang tetap, seiring dengan bertambah besarnya nilai
tegangan maka nilai arus pun semakin besar sehingga di dapat grafik meningkat.

7. Kesimpulan
Pada data yang diperoleh diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai arus teori
dengan nilai arus percobaan pada Saklar 1 ON dan Saklar 2 OFF dengan Resistor
10 Ω adalah sama dan maka dari itu persentase kesalahan pada percobaan ini
sebesar 0 % dikarenakan pengukuran yang sudah benar.

1.6.2 Kondisi Saklar 1 OFF dan Saklar 2 ON dengan Resistor 20 Ω


Tabel 1.1.7 Pengukuran Arus Saklar 2 ON dengan R= 20 Ω

Switch Resistansi Tegangan Arus


20 Ω 10 V 0.5 A
S1 OFF dan 20 Ω 5V 0.25 A
S2 ON
20 Ω 3V 0.15 A
20 Ω 2V 0.1 A

1. Perhitungan Secara Teori


Mencari besarnya arus yang mengalir pada resistor 20 Ω dengan parameter
𝑉
tegangan yang berbeda, digunakan persamaan I = 𝑅 . Perhitungan nilai arus (I)

dengan resistor 20 Ω secara teori adalah sebagai berikut :

a. Tegangan = 10 V

𝑉
𝐼=
𝑅

10
𝐼= = 0.5 𝐴
20
b. Tegangan = 5 V

𝑉
𝐼=
𝑅

5
𝐼= = 0.25 𝐴
20

c. Tegangan = 3 V

𝑉
𝐼=
𝑅

3
𝐼= = 0.15 𝐴
20

d. Tegangan = 2 V

𝑉
𝐼=
𝑅

2
𝐼= = 0.1 𝐴
20

2. Tabel Perhitungan
Hasil perhitungan pengukuran arus listrik Saklar 1 OFF dan Saklar 2 ON
dengan Resistor 20 Ω dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1.8 Pengukuran Arus Saklar 1 OFF dengan R= 20 Ω


Switch Resistansi Tegangan Arus Teori
20 Ω 10 V 0.5 A
S1 OFF dan 20 Ω 5V 0.25 A
S2 ON
20 Ω 3V 0.15 A
20 Ω 2V 0.1 A
3. Tabel Perbandingan Perhitungan dengan Percobaan
Perbandingan nilai arus pada pengukuran dengan teori dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :

Tabel 1.1.9 Pengukuran Arus Saklar 1 OFFdengan R= 20 Ω


Arus Terukur
Switch Resistansi Tegangan
Percobaan Teori
20 Ω 10 V 0.5 A 0.5 A
S1 OFF dan 20 Ω 5V 0.25 A 0.25 A
S2 ON
20 Ω 3V 0.15 A 0.15 A
20 Ω 2V 0.1 A 0.1 A

4. Perhitungan Persentase Kesalahan


Perhitungan persentase kesalahan dari pengukuran arus Saklar 1 ON dengan
R = 10 Ω adalah sebagai berikut :

a. Tegangan = 10 V
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
% Kesalahan = 𝑥 100 %
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

0.5 − 0.5
= 𝑥 100 %
0.5
=0%

b. Tegangan = 5 V
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
% Kesalahan = 𝑥 100 %
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

0.25 − 0.25
= 𝑥 100 %
0.25
=0%

c. Tegangan = 3 V
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
% Kesalahan = 𝑥 100 %
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖

0.15 − 0.15
= 𝑥 100 %
0.15
=0%
d. Tegangan = 2 V
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛
% Kesalahan = 𝑥 100 %
𝑇𝑒𝑜𝑟𝑖
0.1 − 0.1
= 𝑥 100 %
0.1
=0%

5. Tabel Persentase Kesalahan


Besarnya persentase kesalahan nilai arus pada hasil pengukuran dan teori
untuk pengukuran arus S1 OFF dengan resistansi 20 Ω dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
Tabel 1.1.10 Pengukuran Arus Saklar 1 OFFdengan R= 20 Ω
Arus Terukur Persentase
Switch Resistansi Tegangan Kesalahan
Percobaan Teori (%)
20 Ω 10 V 0.5 A 0.5 A 0%
S1 OFF
dan 20 Ω 5V 0.25 A 0.25 A 0%
S2 ON 20 Ω 3V 0.15 A 0.15 A 0%
20 Ω 2V 0.1 A 0.1 A 0%

6. Analisa Grafik

Gambar 1.1.2 Grafik Perbandingan Nilai Percobaan dengan Teori Saklar 2 ON Resistor 20 Ω
Pada Gambar 1.1.2 dapat dilihat hubungan Hukum Ohm, dimana arus
berbanding lurus dengan tegangan dan berbanding terbalik dengan hambatan.
Dengan nilai resistor yang tetap, seiring dengan bertambah besarnya nilai
tegangan maka nilai arus pun semakin besar sehingga di dapat grafik meningkat.

7. Kesimpulan
Pada data yang diperoleh diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai arus teori
dengan nilai arus percobaan pada Saklar 1 OFF dan Saklar 2 ON dengan Resistor
20 Ω adalah sama dan maka dari itu persentase kesalahan pada percobaan ini
sebesar 0 % dikarenakan pengukuran yang sudah benar.
VII. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil percobaan serta analisis data tersebut, dapat
disimpulkan beberapa hal yaitu :
1. Data yang diperoleh melalui pengukuran sama dengan hasil perhitungan
secara teori. Dimana terlihat bahwa tidak adanya persentase kesalahan.
2. Data yang di peroleh melalui hasil penggukuran sudah sesuai dengan
penerapan hukum Ohm. Dimana pada hukum Ohm, besarnya arus
listrik yang mengalir pada suatu rangkaian berbanding lurus dengan
tegangan atau beda potensial pada rangkain tersebut. Hal tersebut
dilihat pada grafik, saat besarnya tegangan meningkat maka besarnya
arus juga ikut meningkat.

You might also like