Professional Documents
Culture Documents
ROHMAH HIDAYATI
I34120036
PERNYATAAN
ROHMAH HIDAYATI
NIM. I3412003
iii
ABSTRAK
ROHMAH HIDAYATI. Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap Keberhasilan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Dibawah bimbingan Dr. SOFYAN SJAF, MSi
ABSTRACT
Oleh
ROHMAH HIDAYATI
I34120036
STUDI PUSTAKA
Sebagai syarat kelulusan KPM 403
Pada
Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini menyatakan bahwa Studi Pustaka yang disusun oleh:
dapat diterima sebagai syarakat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada Mayor
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Diketahui
Ketua Departemen SKPM
Tanggal Pengesahan:
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam,
yang Nikmat dan hidayah-Nya serta waktu yang bermanfaat bagi penulis sehingga studi
pustaka dengan judul “Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap Keberhasilan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)“ dapat diselesaikan tanpa hambatan dan masalah
yang berarti. Laporan Studi Pustka ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan MK
Studi Pustaka (KPM 403) pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr Sofyan Sjaf, MSi sebagai
pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga
penyelesaian laporan Studi Pustaka ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan
terimakasih kepada Ibu Latifah dan Bapak Sumarjo, orang tua tercinta, yang telah
memberikan dukungan dan doa untuk terwujudnya karya tulis ini. Tidak lupa
terimakasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman SKPM Angkatan 49, BEM
FEMA IPB, Pengurus Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) IPB, Divisi Pengabdian
Masyarakat Paguyuban KSE IPB, yang telah memberikan semangat dan menemani
dalam proses penulisan laporan ini.
Semoga laporan Studi Pustaka ini bermanfaat bagi semua pihak.
Rohmah Hidayati
NIM. I34120036
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan unit pemerintahan terkecil desa
yang jumlahnya cukup tinggi. Menurut UU No 6/2014, desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan /atau hak tradisional yang yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Badan Pusat
Statistik (2013) jumlah desa di Indonesia, baik secara administrasi desa maupun
administrasi kelurahan mencapai 72.944 desa. Jumlah desa yang cukup tinggi tersebut
tersebar di seluruh Indonesia. Adapun tingkat pembanguan desa sendiri masih belum
merata, terlebih diperkuat dengan sistem otonomi daerah seperti sekarang ini yang
memberikan kebebasan pada setiap daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri rumah
tangganya, hal inilah yang dapat memicu kesenjangan antar daerah termasuk antar desa.
Pembangunan merupakan suatu orientasi dalam kegiatan untuk memajukan
bangsa, termasuk proses perwujudan cita-cita negara untuk mewujudkan masyarakat
yang sejahtera. Pembanguan desa harus dilakukan secara berencana dan menyentuh
kebutuhan riil masyarakat desa, oleh karena itu pembangunan desa harus didasarkan
pada potensi dan kelemahan desa. Untuk mewujudkan pembangunan desa tersebut,
dibutuhkan peran partisipasi masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakatlah yang lebih
mengetahui permasalahan dan potensi desa, sehingga dalam hal ini masyarakat adalah
sentral dari proses pembangunan desa itu sendiri.
Menurut Sumodingrat (1988), partisipasi sebagai salah satu elemen
pembangunan merupakan proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang sedang
berjalan. Dengan demikian partisipasi mempunyai posisi yang penting dalam
pembangunan, dimana untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dibutuhkan
keikutsertaan anggota masyarakat dalam setiap tahap pembangunan. Conyers (1991)
memberikan tiga alasan utama pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
yaitu: (1) partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya
program pembangunan dan proyek akan gagal, (2) masyarakat mempercayai program
pembagunan jika dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena
masyarakat lebih mengetahui seluk beluk proyek dan merasa memiliki proyek tersebut,
(3) partisipasi merupakan hak demokrasi masyarakat dalam keterlibatannya di
pembangunan.
Berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 2014, Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) merupakan suatu badan usaha yang ada di desa yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal
dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Secara teknis BUMDes
2
yang ada mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010
tentang Badan Usaha Milik Desa dan UU Nomor 6 Tahun 2014 serta Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, yang mana kedepan desa mendapat peluang yang
lebih besar untuk meningkatkan perannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat
perdesaan. Dalam hal ini BUMDes dapat menjadi instrumen yang dioptimalkan
perannya sebagai lembaga ekonomi lokal yang legal yang berada ditingkat desa untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan desa. BUM Desa dirancang
dengan mengedepankan peran Pemerintah Desa dan masyarakatnya secara lebih
proporsional. Bila bercermin kepada peran Pemerintah Desa dalam pelaksanaan
program pemberdayaan masyarakat selama ini, maka melalui model BUMDes ini
diharapkan terjadi revitalisasi peran Pemerintah Desa dalam pengembangan ekonomi
lokal/pemberdayaan masyarakat1. Sehingga dalam hal ini peran dan partisipasi
masyarakat sangat dibutuhkan agar program BUM Des tepat guna dan tepat sasaran.
Beberapa studi menyebutkan bahwa sejauh ini program pembangunan yang ada
belum melibatkan peran partisipasi masyarakat sepenuhnya, baik dalam perencanaan
maupun pelaksanaannya. Padahal keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan
sangat penting dalam mewujudkan kepentingan atau kebutuhan masyarakat desa
tersebut dalam proses pembangunan. Menurut hasil penelitian Latif (2014)
menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam setiap pembangunan di desa masih
kurang maksimal, terutama dalam tahap pelaksanaan pembangunan. Kurang aktifnya
masyarakat dalam tahapan pembangunan desa ini disebabkan masih kurang pahamnya
masyarakat akan pentingnya partisipasi. Selain itu Potoboda (2011) menyebutkan
bahwa dalam perencanaan program pembangunan, peran partisipasi masyarakat juga
belum secara maksimal dilibatkan. Adapun kendala yang menghambat keikutsertaan
dalam perencanaan dikarenakan faktor waktu yang tidak sesuai dengan aktifitas
masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan dan
perencanaan BUMDes menjadi penting. Urgensi pembentukan BUM Des sebagai suatu
bentuk usaha yang dikelola oleh pemerintah desa dan masyarakat diperlukan oleh desa-
desa di Indonesia sebagai sumber ekonomi untuk meningkatkan pendapatan desa serta
masyarakat desa. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat dibutuhkan baik dalam
pembentukan maupun pelaksanaan BUM Des tersebut, agar hasil usaha dari BUM Des
dapat dirasakan tidak hanya oleh pemerintah desa melainkan juga masyarakat desa.
1
Risadi A A. 2014. UU Desa Sumber Spirit Baru BUMDes. dapat diunduh di
http://www.kemendesa.go.id/artikel/86/uu-desa-sumber-spirit-baru--bumdes
3
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penulisan ini adalah
menganalisis sejauhmana hubungan tingkat partisipasi masyarakat dalam keberhasilan
pelaksanaan Peran Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) .
Metode Penelitian
Penulisan laporan studi pustaka ini dilakukan melalui pengkajian beberapa
Kepustakaan. Kepustakaan yang dimaksud adalah 15 jurnal ilmiah, laporan hasil
penelitian, serta tulisan atau artikel dalam media online dan buku yang membahas atau
mempublikasikan masalah-masalah terkait. Pengkajian pustaka dilakukan melalui
proses membaca, meringkas, dan mengkritisi setiap judul pustaka yang relevan dengan
topik kajian untuk kemudian dianalisis dengan teori-teori yang relevan dan disusun
menjadi sebuah tulisan.
4
RINGKASAN PUSTAKA
Ringkasan
Pencapaian pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan keuangan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi
masyarakat pedesaan, didirikan badan usaha milik negara sesuai dangan kebutuhan dan
potensi desa sesuai dengan permendagri nomor 39 tahun 2010. Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) ini dibentuk dan didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal
dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat.
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian tersebut adalah jenis penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dimana data diperoleh dari naskah, wawancara,
dan dokumen resmi lainnya.
Keberadaan BUMDes di Lindungsari pembentukannya sudah sesuai dengan
dasar hukum peraturan desa landungsari Nomor 2 Tahun 2008 tentang Badan Usaha
Milik Desa yang berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 20
Tahun 2006 tentang Badan Usaha Milik Desa. BUMDes ini masih menerapkan bentuk
kredit bersubsidi dengan sasaran tertentu, kemudian pemanfaatannya oleh BUMDes
diolah untuk dijadikan modal usaha yang ada didalamnya. Namun dari segi permodalan
di BUMDes di desa ini tergolong minim.
Keberadaan BUMDes sangat berkontribusi sebagai penguatan ekonomi lokal
yang dikelola oleh pemerintah desa dan masyarakat untuk memakmurkan kepentingan
masyarakat desa dan juga bagi pendapatan asli desa. Kontribusi dalam sumber-sumber
dana untuk peningkatan pendapatan desa dapat diberikan berupa pelayanan, namun
rendahnya produktivitas pelayanan desa disebabkan oleh lemahnya sumberdaya
manusia dibidang manajemen dan lain-lain. Sehingga BUMDes di Lindungsari belum
5
dapat dikatakan memenuhi dan tidak meningkatkan pendapatan desa. Kemudian dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli desa BUMDes mempunyai
kontribusi untuk memenuhi kebutuhan, salah satunya dalam kebutuhan pokok desa.
Dalam hal kontribusi pemenuhan kebutuhan masyarakat, badan usaha milik desa ini
masih belum berhasil. Karena dengan target sebagai penguatan ekonomi desa, BUMDes
tersebut manfaatnya hanya dapat dirasakan oleh sebagian masyarakat saja. Selanjutnya,
kontribusi BUMDes ialah sebagai salah satu pembangunan desa mandiri yang dapat
berjalan dengan percaya diri bahwa desa memang sudah berhasil mengatur rumah
tangganya sendiri dan tidak hanya bergantung kepada anggaran dana desa. Namun dari
fenomena yang terjadi di Lindungsari, BUMDes belum berkontribusi penuh sebagai
lembaga yang bergerak di bidang ekonomi.
Analisis
Dilihat dari kontennya, jurnal tersebut sudah sangat lengkap dan jelas. Tetapi
dalam pembahasannya penulis tidak menjelaskan hasil penelitian tentang BUMDes
yang berada di Lindungsari secara rinci, hanya menjelaskan BUMDes secara umum.
Hal tersebut menurut saya susah dimengerti bagi pembaca. Dalam kesimpulan,
gambaran BUMDes di Desa Lindungsari mulai terlihat. Namun seperti yang kita
ketahui kesimpulan hanya menyajikan data yang berupa rincian spesifik saja. Adapun
peran BUMDes dalam penguatan ekonomi desa, yaitu: pertama terlihat pada sumber
dana untuk peningkatan pendapatan, kontribusi ini memandang segi kerja sama yang
baik karena sumber dana bersumber dari pemerintah desa, tabungan masyarakat,
pinjaman, bantuan pemerintah pusat, dan modal dari pihak lain untuk kerjasama yang
saling menguntungkan. Kedua, BUMDes berkontribusi dalam kebutuhan masyarakat
yang harus dirasakan oleh masyarakat keseluruhan. Contoh pemenuhan kebutuhan
tersebut adalah penyewaan kios, peminjaman modal, dan lain-lain. Ketiga, BUMDes
berkontribusi dalam pembangunan desa secara mandiri yang diartikan sebagai
keberhasilan masyarakat mampu mengatur rumah tangganya sendiri dan tidak hanya
bergantung pada anggaran dana bantuan.
Ringkasan
Jumlah penduduk Indonesia kian bertambah seiring berjalannya waktu. Laju
pertumbuhan telah memicu urbanisasi secara cepat, tingkat urbanisasi di Indonesia telah
mencapai 35,91 persen. Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat urbanisasi yaitu
dengan menciptakan kegiatan perekonomian baru dalam rangka menciptakan lapangan
kerja dan berbagai fasilitas perkotaan bagi penduduk desa. Kemudian hadirlah BUMDes
didasarkan atas kebutuhan dan potensi desa, sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Prinsip-prinsip BUMDes antara lain: kooperatif, partisipatif, transparansi,
emansipatif, akuntabel, dan sustainable. Pembentukan BUMDes dilakukan guna
menampung seluruh kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang
berkembang menurut adat istiadat, maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan
untuk dikelola oleh masyarakat melalui program/ proyek pemerintah. Adapun bentuk
badan usaha harus memiliki 5 unsur manajemen yaitu Man, Money, Material, Method,
dan Market. Manajemen sumberdaya manusia memiliki langkah-langkah sebagai
berikut: analisis jabatan, perncanaan sumberdaya manusia, pengadaan tenaga kerja,
pengembangan tenaga kerja, menetapkan kompensasi, perencanaan karir, program
kesejahteraan karyawan, dan pemutusan tenaga kerja. Manajemen keuangan BUMDes
yaitu dimulai dari anggaran, kemudian menetapkan sumber pendanaan, kemudian
mencari sumberdana, setelah itu analisis keuangan untuk menjaga agar posisi keuangan
perusahaan selalu dalam keadaan sehat.
Manajemen Produksi BUMDes yang terdiiri dari: fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi penggerak, dan fungsi pengawasan. Tahapan dalam
manajemen pemasaran dalam BUMDes yaitu tahap analisis kesempatan pasar, tahap 2
penentuan pasar sasaran, tahap 3 menetapkan strategi persaingan pada pasar sasaran
yang dilayani, tahap 4 mengembangkan sistem pemasaran dalam perusahaan, tahap 5
mengembangkan rencana pemasaran, dan tahap yang ke 6 melaksanakan dan
mengendalikan rencana pemasaran yang telah disusun. Peran BUMDes dalam menekan
laju urbanisasi yaitu BUMDes akan mampu menekan laju pertumbuhan penduduk di
pedesaan, BUMDes mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi
masyarakat desa, BUMDes dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam
bentuk pemberian pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah, Bumdes dapat
menjadi sumber pendapatan asli desa.
Analisis
Jurnal tersebut kurang baik karena konten dan format yang terdapat dalam jurnal
kurang lengkap. Namun, pembahasan yang dipaparkan oleh penulis sudah lengkap
dalam menjelaskan Bumdes. Unsur Manajemen pada BUMDes terdiri atas, (1) Man
Mencakup manusia yang memiliki potensi, energy, atau disebut sumberdaya manusia.
(2) Money Mencakup uang yang dikelola, yaitu sumber dana yang dikelola badan
usaha. (3) Material Bahan baku serta sarana dan prasarana untuk produksi. (4) Method
Mencakup teknik dan prosedur yang harus ditempuh dalam rangka menciptakan barang
dan jasa. (5) Market Pasar sebagai tempat penyaluran produk dan jasa. Prinsip Bumdes
kooperatif, partisipatif,demokrasi, transparansi, emansipatif, akuntabel, dan sustainable.
7
Tujuan BUMDes pad jurnal adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan
mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat desa.
Ringkasan
Salah satu bentuk kebijakan pembangunan desa yakni dengan adanya Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes). Salah satu daerah yang memiliki BUMDes yaitu
Kabupaten Madiun. Keberadaan BUMDes di Kabupaten Madiun salah satunya terletak
pada Desa SarengKecamatan Geger dengan nama Badan Usaha Milik Desa
“MekarSari”. Pengelolaan BUMDes Mekar Sari mengacu pada PerDes Desa Sareng
Kecamatan Geger Kabupaten Madiun Nomor 09 Tahun 2012. BUMDes Mekar Sari
memiliki empat unit usaha yakni Program Usaha Agrobisnis Pertanian (PUAP), usaha
peningkatan kesejahteraan keluarga (UP2k), unit pengelola keuangan gerakan terpadu
pengentasan kemiskinan (UPK Gardu Taskin) dan Pasar Desa.
BUMDes merupakam pilar perekonomian desa yang berfungsi sebagai lembaga
sosial (social institution) dan komersial (commercial institution) yang berpihak pada
kepentingan masyarakat serta mencari keuntungan. Berdasar pada Perdes No.9 Tahun
2012 yang menjadi dasar hukum berdirinya BUMDes MekarSari di desa Sareng
memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai antara lain pertama, meningkatkan
pendapatan asli desa untuk menunjang penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan
serta pelayanan masyarakat. Kedua, mengembangkan potensi perekonomian diwilayah
perdesaan untuk mewujudkan kelembagaan dan tangguh dalam memberikan pelayanan
terhadap kebutuhan masyarakat. Ketiga, menciptakan lapangan kerja. Dan keempat,
mengentas kemiskinan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Pendekatan
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang berarti data di dapat dengan
melakukan wawancara,, pengamatan, atau penelaahan dokumen.
PUAP merupakan program pengembangan pertanian dengan memberikan pinjaman
modal operasional yang bertujuan mensejahterakan petani miskin. Pada awalnya PUAP
8
Ringkasan
Peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan yang adil dan merata dapat dicapai
melalui pembangunan yang hanya dapat terwujud jika ada peningkatan ekonomi yang
dihasilkan oleh pembangunan itu sendiri, maka harus diusahakan peningkatan
kemampuan ekonomi melalui peningkatan produksi dan laju pertumbuhan pada tingkat
yang cukup tinggi. Salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
melaksanakan usaha pembangunan masyarakat desa melalui pengembangan KUD.
Partisipasi merupakan keterlibatan seseorang baik mental maupun emosi dan
mengarahkan orang-orang agar turut mendukung situasi organisasinya, dalam arti
mengembangkan inisiatif dan kreativitasnya dalam mencapai sasaran kelompok, agar
manusia bertanggung jawab atas kelompoknya.
Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi diperlukan partisipasi baik dalam
organisasi sendiri maupun dari luar organisasi yaitu dukungan masyarakat. Kerjasama
dalam organisasi dapat terwujud bila ada kesadaran untuk berperan aktif.
Masyarakat/anggota berpartisipasi dalam KUD dapat berupa pemberian ijin untuk
berdiri, pemberian informasi, pinjaman modal, dan keleluasaan beroperasi. Semua itu
merupakan energi bagi koperasi untuk tumbuh dan berkembang, dengan kata lain KUD
dapat mencapai keberhasilan sesuai yang diharapkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang
pengaruh komunikasi dan partisipasi anggota terhadap keberhasilan Koperasi Unit Desa
(KUD). Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa Mlati dengan mengambil
sampel sebanyak 80 orang dan cara pengambilan sampel dengan stratified random
sampling. Metode pengumpulan data dengan cara kuesioner, wawancara, dan
10
Ringkasan
Jurnal ini membahas mengenai Dampak Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)
Bagi Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Karangrejek Kecamatan Wonosari Kabupaten
Gunungkidul. Pengembangan basis ekonomi di pedesaan yang dijalankan oleh
pemerintah melalui berbagai program belum membuahkan hasil yang memuaskan
sebagaimana diinginkan bersama. Salah satu faktor yang paling dominan adalah
intervensi pemerintah terlalu besar, akibatnya justru menghambat daya kreativitas dan
inovasi masyarakat desa dalam mengelola dan menjalankan mesin ekonomi di pedesaan
pendekatan baru yang diharapkan mampu menstimulus dan menggerakkan roda
11
Analisis
Jurnal dengan judul Dampak Badan Uasaha Milik Desa (Bumdes) Bagi
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Karangrejek Kecamatan Wonosari Kabupaten
Gunungkidul diatas masih belum lengkap. Meskipun sudah ada kesesuaian tujuan
penelitian dengan pembahasan yang disampaikan di sub bab hasil dan pembahasan,
namun dirasa konten sub bab pembahasan jurnal masih kurang detail. Hal ini
ditunjukkan dalam jurnal, penulis tidak membahas secara detail mengenai proyek
BUMDES yang dijalankan di Desa Karangrejek Kecamatan Wonosari Kabupaten
Gunungkidul sehingga pembaca merasa kesulitan dalam mengenalisisnya. Selain itu
dalam Jurnal juga tidak disebutkan secara rinci dampak yang ditimbulkan dari
keberadaan BUMDES tersebut. Penulis hanya menyebutkan bahwa BUMDes tersebut
berpengaruh positif terhadap pembangunan pemukiman berbasis masyarakat serta
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Desa Karangrejek meningkat dengan
adanya kebijakan mengenai BUMDES. Namun penulis tidak menganalisis secara rinci
proses kerja BUMDES hingga mampu menciptakan dampak kepada masyarakat.
Tahun : 2013
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Khalida Ibrahim
Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah
Volume : -
Alamat URL : http://fh.unram.ac.id/wp-
content/uploads/2014/05/PENGATURAN-
DANPEMBENTUKAN-BUMDES-BERDASARKAN-
UNDANG-UNDANG-NOMOR-32-TAHUN-2004.pdf
Tanggal Diunduh : 7 April 2015 pukul 20.00 WIB
Ringkasan
Pengertian Badan Usaha Milik Desa dapat diartikan yaitu suatu bentuk usaha
yang dilakukan oleh suatu Desa untuk menghasilkan suatu produksi yang dapat
meningkatkan keuangan Desa. Bentuk kemandirian dari suatu Desa yang merupakan
implementasi dari otonomi daerah yang dalam hal ini adalah otonomiDesa, dimana
Desa dalam melaksanakan pembangunan tidak sepenuhnya mengharapkan subsidi dari
pemerintah akan tetapi dengan adanya Badan Usaha Milik Desa dapat dijadikan suatu
alternatif lain yang memberikan tambahan terhadap keuangan Desa. Dasar hukum
pembentukan BUMDes adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah.
Tujuan pembentukan BUMDes adalah untuk mengelolan sumber daya yang ada
di desa untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan jasa pembiayaan dengan
memperhatikan kondisi sosial masyarakat; meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
mengembangkan usaha produktif di desa; menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat
desa; dan menjadi salah satu sumber pendapatan asli desa. Jenis usaha BUMDes yang
dipilih adalah bidang jasa pelayanan. Jasa pelayanan dan distribusi air minum rumah
tangga di Desa Lendang Nangka. Pengelolaan air bersih di Lendang Nangka telah
memberikan manfaat kepada masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi
setiap rumah tangga. Sedangkan Pengelolaan BUMDes di Desa Aikmel difokuskan
pada pengelolaan Kolam Pemandian Pesanggrahan. Kolam pemandian yang dikelola
oleh pemerintah desa mempekerjakan masyarakat untuk sejumlah tugas teknis.
Berbeda halnya dengan Pembentukan BUMDes Non LKM, pembentukan dan
pengelolaan BUMDes LKM didasari oleh adanya kerjasama antara Pemerintah
Republik Indonesia dengan Pemerintah Republik Federasi Jerman yang sepakat
mengadakan program ProFi. Salah satu fokus program adalah revitalisasi Unit
Pengelolaan Keuangan Desa (UPKD), dengan melakukan perubahan bentuk lembaga
menjadi Badan Usaha Milik Desa Lembaga Keuangan Mikro (BUMDes LKM),
13
Ringkasan
Dalam penelitian penulis disebutkan bahwa masyarakat Desa Layeni telah
menyadari arti pendidikan bagi kehidupan. Dikaitkan dengan pembangunan,
sumberdaya manusia dengan tingkat pendidikan yang baik akan lebih mendukung,
terutama dari segi wawasan terhadap pembangunan itu sendiri yang selanjutnya dapat
mempengaruhi partisipasinya dalam pembangunan. Hasil analisis tentang tingkat
partisipasi masyarakat secara umum dalam pembangunan desa menunjukkan bahwa
masyarakat desa Layeni telah berpartisipasi secara baik dalam pembangunan desa,
khususnya pembangunan di bidang kesehatan dan pendidikan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan umur seseorang tidak
menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat partisipasi dalam pembangunan kesehatan
dan pendidikan. Sebagian besar masyarakat pada setiap kelompok umur memiliki
tingkat partisipasi yang tinggi dalam pembangunan. Sama halnya dengan faktor umur
dan tingkat pendidikan, faktor jumlah beban tanggungan juga tidak mempengaruhi
seseorang untuk berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan dan pendidikan di desa
Layeni. Sebagian besar responden dari setiap kelompok jumlah beban tanggungan
tergolong berpartisipasi secara aktif dalam kedua bidang pembangunan tersebut.
Di desa Layeni, pekerjaan utama seseorang ternyata tidak mempengaruhinya
untuk berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya pembangunan bidang kesehatan
dan pendidikan. Sebagian besar masyarakat, baik sebagai petani, Pegawai Negeri Sipil
(PNS), maupun wiraswastawan memiliki tingkat partisipasi yang tergolong tinggi dalam
pembanguna dimaksud. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa sebagian besar
responden menilai bahwa program pembangunan bidang kesehatandan pendidikan di
desa Layeni memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Masyarakat merasa sangat
terbantu dengan pembangunan tersebut.
Analisis
Jurnal tersebut sudah sesuai. Dalam jurnal juga telah dijelaskan kesesuaian
tujuan dengan pembahasan namun dalam penyajiannya jurnal tersebut dirasa masih
seperti skripsi. Hal ini ditunjukkan, penulis sebagian besar hanya membahas data hasil
kuesioner, dan sedikit membahas mengenai data kualitatif yang diambil. Sehingga
meskipun penyajiannya masih tampak seperti skripsi. Penelitian ini didesain sebagai
penelitian survei, Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer yang berasal dari
responden dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukandengan mengadakan
wawancara langsung dengan responden yang berpedoman kepada daftar pertanyaan
(kuesioner), sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait, yaitu
Kantor Kecamatan TNS dan Kantor Desa Layeni. Penulis menyimpulkan Partisipasi
masyarakat desa sangat diperlukan dalam menunjang pembangunan desa karena tanpa
partisipasi masyarakat desa mustahil pembangunan desa akan berhasil. Masyarakat desa
adalah subjek pembangunan, bukan objek pembangunanitu sendiri.
15
Ringkasan
Partisipasi merupakan peran serta warga desa baik dalam merencanakan,
melaksanakan, mempertanggungjawabkan maupun dalam menerima hasil-hasil
pembangunan. Partisipasi masyarakat mempunyai peranan penting dalam
penyelenggaraan untuk meningkatkan pembangunan desa, dalam rangka mewujudkan
kepentingan atau kebutuhan masyarakat desa tersebut. Masyarakat desa dalam
perspektif pemerintahan diletakkan pada seluruh kegiatan yang proses demi proses
diarahkan untuk mencapai tujuan. Namun di desa masih diliputi oleh beberapa
keterbatasan, seperti keterbatasan pendidikan, personil administrasi, dana, serta sarana
dan prasarana, sementara di lain pihak tuntutan pembangunan semakin meningkat yang
menuntut kemampuan aparat pemerintah desa yang bersangkutan.
Tahap pertama yang diharapkan dari partisipasi masyarakat adalah dalam bidang
perencanaan pembangunan desa. Untuk perencanaan pembangunan di tingkat desa,
kepala desa harus dapat memainkan fungsinya dengan berperan sebagai mediator dari
berbagai kegiatan Badan Permusyawaratan Desa dalam merencanakan program
pembangunan yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat.
Dalam penelitian penulis menyimpulkan bahwa rencana yang dibuat sudah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan, walaupun masih ada
responden yang mengatakan kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu
dalam penyusunan program perencanaan pembangunan desa, tidak semua tokoh
masyarakat dapat diikutsertakan atau diundang, mengingat kertebatasan dana dan
tempat rapat atau musyawarah. Masyarakat sering memberikan dukungan mereka dalam
pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan, namun masih kurang maksimal. Hal ini
dapat dilihat bahwa tidak sedikti responden yang mengatakan bahwa mereka hampir
tidak pernah memberikan dukungan pada pelaksanaan program pembangunan. Selain
itu kepala desa dan pengurus Badan Permusyawaratan Desa masih kadang-kadang hadir
atau mengunjungi lokasi proyek pembangunan desa. Padahal kehadiran kepala desa
16
Ringkasan
Tingkat partisipasi anggota kelompok simpan pinjam LKMS Kartini dalam
penyelenggaraan program pemberdayaan ekonomi lokal melalui pembentukan Lembaga
Keuangan Mikro Syariah Kartini di Kecamatan Kabandungan, khususnya Desa
Cihamerang, didasarkan pada tahapan partisipasi menurut Uphoff (1979). Tingkat
partisipasi responden dalam penyelenggaraan program terklasifikasi berdasarkan
kategori tinggi, rendah, dan sedang yang mengacu pada konsep partisipasi menurut
Uphoff (1979), yang mana partisipasi diukur menurut tahapan penyelenggaraan
kegiatan, meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan sebagai tambahan adalah
tahapan pelaporan. Pengukuran tingkat partisipasi dilakukan berdasarkan keterlibatan
anggota kelompok simpan pinjam terhadap kegiatan dalam tahapan penyelenggaraan
program yang dilaksanakan, baik pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
evaluasi, maupun tahap pelaporan. adanya gradasi tingkat partisipasi dalam
penyelenggaraan program dari keseluruhan responden yang merupakan anggota
kelompok simpan pinjam LKMS Kartini.
Sebagai pembanding dalam mengidentifikasi tingkat partisipasi anggota
kelompok simpan pinjam LKMS Kartini, dilakukan identifikasi dan analisis mengenai
tingkat partisipasi anggota dengan konsep Arnstein. (1969), yang manatingkatan
partisipasi terbagi menjadi delapan tipe tahapan berdasarkan hubungan kekuasaan
diantara stakeholder. Kedelapan tipe tingkatan tersebut adalah tipe manipulasi, tipe
terapi, tipe pemberitahuan, tipe konsultasi, tipe penentraman, tipe kemitraan, tipe
pendelegasian kekuasaan, tipe kontrol masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan
didapatkan pengkategorian partisipasi anggota ke dalam tiga tingkatan pada hubungan
kekuasaan tokenism, yakni berkisar diantara tipe pemberitahuan, tipe konsultasi, dan
tipe penentraman. sebagian besar anggota kelompok simpan pinjam tergolong
berpartisipasi pada tipe pemberitahuan dan kosultasi. Itu artinya, dalam
penyelenggaraan program CSR tersebut, anggota kelompok simpan pinjam masih
berposisi sebagai objek dari program pemberdayaan.
Penyelenggaraan program pemberdayaan ekonomi lokal secara langsung dan
langsung membawa dampak pada kondisi sosial ekonomi anggota kelompok simpan
pinjam pada khususnya. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh sejauhmana anggota
kelompok simpan pinjam turut berpartisipasi dalam penyelenggaraannya. Dalam hal ini,
tingkat keterlibatan masing-masing stakeholder memiliki tingkatan yang berbeda-beda.
Pada pelaksanaannya, penyelenggaraan program ini didominasi oleh peran dan fungsi
Perusahaan Geothermal sebagai penyandang dana sekaligus pengambil keputusan pada
awal pendirian. Stakeholder lain memiliki derajat keterlibatan yang rendah dengan
peran dan fungsi yang berbeda. Masyarakat, yang dalam hal ini seharusnya secara aktif
terlibat sebagai subjek dalam program, belum sepenuhnya terlibat sebagaimana
mestinya. Begitu pun dengan pihak pemerintah lokal yang seharusnya dapat turut
18
Ringkasan
Peran masyarakat merupakan bagian penting, keterlibatan anggota masyarakat
dalam pembangunan diharapkan dapat memberikan efek yg lebih signifikan dalam
19
Ringkasan
Pemerintahan yang baik adalah adanya hubungan sinergitas antara negara,
swasta dan masyarakat. Syarat bagi terciptanya good governence setidaknya memiliki
transparansi, akuntabilitas dan pemerintahan yang partisipatif. Pemerintahan yang
partisipatif dapat dimaknai sebagai wujud pemerintahan yang berupaya untuk
mengakomodasi berbagai aspirasi yang muncul dalam masyarakat dan mau melibatkan
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
Konsep partisipasi dalam administrasi publikmerupakan hal yang penting dalam
mewujudkan nilai demokrasi. Partisipasi masyarakat dalam program pemerintahan
dapat meningkatkan kemandirian yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam mempercepat
pembangunan. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam tahapan perencanaan,
implementasi dan juga evaluasi program. Secara umum partisipasi masyarakat dapat
dilihat dari bentuk-bentuk partisipasi yang diberikannya baik yang nayata maupun yang
abstrak. Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga,
keterampilan. Sedangkan bentuk partisipasi tidak nyata (abstrak) adalah partisipasi buah
pikiran, partisipasi sosial, pengambilan keputusan dan partisipasi representatif
(Huraerah, 2008).
Pelaksanaan program desa Siaga di Kabupaten Gunung Kidul secara umum
telah dilaksanakan sejak tahun 2006 dengan berpedoman SK Menkes No 564 tahun
2006.dengan upaya yang telah diberikan berupa program sosialisasi, pelatihan maupun
penyuluhan.Partisipasi masyarakat Desa Bandung dalam pelaksanaan program Desa
Siaga menggambarkan kondisi yang baik, hal ini dikarenakan adanya dukungan yang
baik dari aparat desa, tokoh masyarakat, kader desa hingga masyarakat.
Bentuk- bentuk partisipasi masyarakat Desa Bandung dalam program Desa
Siaga meliputi (a) partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga, seperti kemauan
masyarakat untuk ikut serta kerja bakti (b) partisipasi masyarakat dalam bentuk harta
benda, seperti adanya kemauan masyarakat untuk memberikan sumbangan berupa uang
untuk kegiatan-kegiatan (c) partisipasi masyarakat dalam bentuk buah pikiran, yang
21
Ringkasan
Undang-undang nomor32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
menempatkan partisipasi masyarakat sebagai instrumen yang sangaty penting dalam
sistem pemerintahan daerah yang berguna untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan sosial yang mana ruang partisipasi yang menentukan kebijakan publik
dan implementasinya. Dalam pelaksanaan program pembangunan, keterlibatan
masyarakat hanya selesai pada tahap perencanaan dikarenakan dalam pelaksanaan
proyek masih menggunakan sistem tender. Menurut Davis yang dikutip Sastropoetro
(1988) mengungkapkan jenis-jenis partisipasi; (1) pikiran; (2) tenaga; (3) pikiran dan
tenaga; (4) keahlian; (5) barang); (6) money. Penelitian ini dilakukan di Desa Tembuni.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif di mana penelitian
yang dilakukan bersifat deskriptif.
Dalam pelaksanaan proyek yang dilaksanakan oleh PNPM-MP di desa Tembuni
Kecamatan Tembuni, proyek yang akan dilaksanakan tidak langsung diputuskan secara
sepihak saja oleh tim pelaksana kegiatannya ataupun oleh pemerintah desa setempat
melainkan dengan melakukan penggalian gagasan yang mendalam dengan melibatkan
masyarakat secara keseluruhan agar semua kebutuhan masyarakat dapat tertampung
22
semua. pelaksanaan proyek secara teknis juga tidak dapat terlepas dari pemanfaatan
sumberdaya yang terdapat di desa bersangkutan.
Bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat dalam program PNPM-MP
khususnya pembangunan POSYANDU pada tahun 2011 meliputi partisipasi pikiran,
partisipasi tenaga, partisipasi keahlian, partisipasi barang, dan partisipasi uang. Dari
lima jenis partisipasi yang dikaji, bentuk partisipasi tenaga memiliki sumbangan yang
sangat signifikan dalam pengerjaan proyek PNPM-MP. Meskipun masih terdapat
hambatan-hambatan kecil dalam membangun dan mengarahkan partisipasi masyarakat
Desa Tembuni, namun secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa tingkat partisipasi
masyarakat desa tersebut telah cukup memadai dalam rangka pelaksanaan proyek
PNPM-MP di desa mereka. Kepala Desa Tembuni beserta aparatnya cukup aktif dan
berhasil menjalankan fungsi dan perannya dalam mendorong dan mengarahkan
partisipasi masyarakanya sehingga cukup berhasil dalam menyelesaikan salah satu
proyek PNPM-MP yaitu POSYANDU sebagaimana diharapkan oleh masyarakat
desanya.
Analisis
Jurnal diatas sudah baik dan lengkap, terdapat kesesuaian tujuan penelitian
dengan pembahasan yang dilakukan yaitu penulis ingin mengetahui peran partisipasi
Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan Di Desa Tembuni Distrik Tembuni
Kabupaten Teluk Bintuni yang difokuskan pada proyek PNPM-MP dengan program
posyandu fokus utamanya. Dalam penelitian tersebut penulis menggunkan pendekatan
kualitatif, serta data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis partisipasi masyarakat dalam proyek PNPM-MP terbagi
kedalam 5 jenis, yaitu partisipasi dalam bentuk pikiran, tenaga, keahlian, barang, uang
dengan jenis partisipasi tenaga yang paling signifikan diberikan masyarakat terhadap
pelaksanaan program.
Ringkasan
Salah satu cara yang telah diupayakan oleh pemerintah untuk pengentasan
kemiskinan terutama kemiskinan yang berada di desa adalah dengan melakukan
pembangunan desa yang salah satunya diwujudkan dengan pembentukan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDES) agar desa nantinya mampu meningkatkan pendapatan desa.
Pendirian BUMDES sendiri menurut PP no 72 tahun 2005 pasal 78 haruslah didasarkan
atau disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di desa. Strategi manajemen
aset BUMDES terdiri dari mengamati lingkungan, penyusunan strategi, pelaksanaan
strategi, dan evaluasi atau kontrol dalam kaitannya dengan pengelolaan aset Desa
Sekapuk, Kecamatan Ujungapangkah, Kabupaten Gresik. Tujuan dari pendirian
BUMDES adalah untuk meningkatkan pendapatan desa dalam rangka pembangunan
desa, mengembangkan potensi perekonomian di pedesaan, memberikan pelayanan
terhadap kebutuhan masyarakat, memperoleh keuntungkan untuk memperkuat
Pendapatan Asli Desa, meningkatkan pengelolaan aset desa yang ada Bapemas Provinsi
Jawa Timur (2009). Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan pada Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik.
Usaha BUMDES Sekapuk menerapkan strategi yang nantinya dapat
meningkatkan pendapatan desa. Adapun strategi yang digunakan oleh BUMDES
Sekapuk meliputi strategi pengembangan produk, penetapan harga dan strategi
keuangan. Dalam kegiatan kontrol pelaksaan BUM Des dilakukan oleh kepala desa
yang merupakan pihak yang diberi wewenang oleh pemerintah kabupaten. Adapun
Faktor pendukung dari pelaksanaan strategi manajemen aset yang dilakukan oleh
BUMDES di Desa Sekapuk adalah belum adanya pemasok air bersih di Desa Sekapuk
sehingga dengan keberadaaan layanan PAM sangat membantu masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan air bersih. Faktor penghambat dari strategi manajemen aset yang
dilakukan oleh BUMDES di Desa Sekapuk yaitu mengenai kesulitan dalam melakukan
pengembangan usaha baru, terbatasnya inovasi dalam mengembangakan produk lokal,
kurangnya sarana pemasaran, terbatasnya dana dan dukungan dari pemerintah baik dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Analisis
Secara keseluruhan Jurnal diatas sudah lengkap dan baik. Sudah ada kesesuaian
tujuan penelitian dengan hasil dan pembahasan yang dituliskan yaitu mengenai strategi
manajemen aset BUM Des dalam rangka meningkatkan pendapatan desa (studi pada
bumdes di desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik). Namun dalam
bagian kesimpulan penulis tidak menyebutkan hasil penelitiannya yang berupa strategi
aset BUM Des. Adapun hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa strategi
manajemen aset BUM Des yang digunakan meliputi strategi pengembangan produk,
penetapan harga dan strategi keuangan. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan pada Badan
Usaha Milik Desa (BUMDES) Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik.
24
Ringkasan
Pelembagaan BUMDes untuk pemberdayaan dan penggerakan potensi ekonomi
desa, bertujuan untuk mendukung kebijakan makro pemerintah (UU No.32/2004) dalam
upaya pengentasan kemiskinan khususnya di pedesaan. Pemberdayaan BUMDes secara
melembaga di tingkat desa diharapkan akan mendinamisasi segala potensi desa untuk
kesejahteraan masyarakatnya. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Bale
Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala. Di desa Bale ada beberapa lembaga
kemasyarakatan yang dibentuk antara lain : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa,
PKK Desa, dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)
Karakteristik BUMDes sebagai sebuah institusi di dalam memberdayakan
masyarakat berbentuk badan hukum, menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat desa,
menjadi salah satu sumber pendapatan desa, memberikan layanan pada masyarakat
desa. Dalam rangka pembentukan sebuah institusi yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteran masyarakat serta peningkatan pendapatan asli desa, maka pembentukan
BUMDes mengacu pada Permendagri Nomor 39 Tahun 2010 tentang BUMDes yakni
Pasal 5, 6, 7 dan 8.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam mendirikan BUM Des meliputi: (1)
Pemdes dan masyarakat bersepakat mendirikan BUMDes (2) Mendisain struktur
organisasi, (3) Menyusun job deskripsi (gambaran pekerjaan), (4) Menetapkan sistem
koordinasi, (5) Menyusun bentuk aturan kerjasama dengan pihak ketiga, (6) Menyusun
pedoman kerja organisasi BUMDes, (7) Menyusun desain sistem informasi, (8)
Menyusun rencana usaha (business plan), (9) Menyusun sistem administrasi dan
pembukuan, (10) Melakukan proses rekruitmen, (11) Menetapkan sistem penggajian
dan pengupahan.
BUMDes sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas
inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modal usaha
BUMDes harus bersumber dari partisipasi masyarakat. Meskipun demikian, tidak
25
menutup kemungkinan BUMDes dapat mengajukan pinjaman modal kepada pihak luar,
seperti dari Pemerintah Desa atau pihak lain, bahkan melalui pihak ketiga
Analisis
Jurnal diatas belum komplit. Penulis belum menjelaksan mengenai metode
penelitian yang digunakan, sehingga pembaca kurang memahami metode yang
digunakan. Selain itu dalam pembahasan maupun kesimpulan penulis tidak membahas
secara rinci mengenai upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Donggola. Tujuan
dari jurnal ini penulis ingin mengetahui sistematika pelembagaan badan usaha milik
desa (BUMDes) sebagai penggerak potensi ekonomi desa dalam upaya pengentasan
kemiskinan di Kabupaten Donggala.
Ringkasan
Terdapat Dua faktor ketertinggalan perekonomian pedesaan dibandingkan
dengan kota yaitu : (1) Konteks struktural dan (2) konteks kultural. Konteks struktural
menujukkan pada kebijakan pembangunan (ekonomi & politik) yang lebih
mengutamakan pembangunan perkotaan ketimbang perdesaan. Partisipasi masyarakat
dalam proses pembangunan nasional,merupakan prasyarat utama yang akan melandasi
keberhasilan dalam proses pembangunan Indonesia. partisipasi dapat berfungsi ganda,
yaitu sebagai alat untuk menyelenggarakan pembangunan dan sebagai tujuan
pembangunan itu sendiri.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat terhadap
pembangunan infrastruktur desa di Kabupaten Lanny Jaya. Metode yang digunakan
yaitu deskriptif. Data primer diambil dengan melakukan wawancara dan observasi di
setiap kampun yang menja disampel. Sampel yang ditentukan secara purposive dari 245
desa / kelurahan sejumlah 9 desa pada 9 kecamatan dari 24 kecamatan yang ada di
Kabupaten Lanny Jaya data sekunder diambil dari instansi pemerinta yang ada di
Kabupaten Lanny Jaya yaitu: Badan Pusat Statistik, BAPEDA, BPMK, Dinas PU,
Kantor Distrik/Kecamatan, Kantor Kepala Kampung / Desa, dan buku-buku referensi.
Data analisis secara kuantitatif.
26
Analisis
Secara keseluruhan jurnal yang ditulis diatas sudah lengkap dan baik.
Kesesuaian tujuan dan pembahasan sudah ada. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur desa di
Kabupaten Lanny Jaya, dengan metode yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembangunan
infrastruktur jalan desa terbagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap pemeliharaan.
28
Tahap Partisipasi
Cohen dan Uphoff (1979) dalam Nasdian (2006) membagi partisipasi ke
beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pengambilan keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan masyarakat
dalam rapat-rapat. Tahap pengambilan keputusan yang dimaksud disini yaitu
keikutsertaan masyarakat dalam rapat-rapat perencanaan dan pelaksanaan suatu
program.
2. Tahap pelaksanaan yang merupakan tahap terpenting dalam pembangunan, sebab inti
dari pembangunan adalah pelaksanaanya. Wujud nyata partisipasi pada tahap ini
digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran,
bentuk sumbangan materi, dan bentuk tindakan sebagai anggota proyek.
29
3. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini
merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan
proyek selanjutnya.
4. Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi
masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu, dengan
melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan, maka semakin besar
manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut berhasil mengenai sasaran.
Hasil penelitian Kogowa et al (2015), peran partisipasi masyarakat terhadap
pembangunan infrastruktur jalan desa terbagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pemeliharaan. Pada tahap perencanaan
pembangunan dibutuhkan keikutsertaan masyarakat melalui penggalian gagasan pada
tingkat musyawarah desa (musdes) kegiatan musyawarah pembangunan ini
dilaksanakan untuk menyerap aspirasi masyarakat desa tentang kegiatan yang akan
dilakukan pada program tersebut. Bentuk partisipasi masyarakat yang diberikan dalam
tahap perencanaan adalah kehadiran dalam rapat serta keaktifan dalam member saran
atau usulan. Pada tahap pelaksaan program, partisipasi masyarakat dapat dilihat dari
bentuk-bentuk partisipasinya, diantaranya sumbangan dana, material, tenaga, tanah dan
tanam tumbuh. Tingkat Partisipasi masyarakat pada tahap pemeliharaan terdiri atas
sumbangan tenaga dan uang.
Bentuk Partisipasi
Davis yang dikutip Sastropoetro (1988) mengungkapkan jenis-jenis partisipasi
yang meliputi; (1) pikiran; (2) tenaga; (3) pikiran dan tenaga; (4) keahlian; (5) barang);
(6) money. Secara umum partisipasi masyarakat dapat dilihat dari bentuk-bentuk
partisipasi yang diberikannya baik yang nyata maupun yang abstrak. Bentuk partisipasi
yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga, keterampilan. Sedangkan bentuk
partisipasi tidak nyata (abstrak) adalah partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial,
pengambilan keputusan dan partisipasi representatif (Huraerah 2008).
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat berupa (a) partisipasi masyarakat
dalam bentuk tenaga, seperti kemauan masyarakat untuk ikut serta kerja bakti (b)
partisipasi masyarakat dalam bentuk harta benda, seperti adanya kemauan masyarakat
untuk memberikan sumbangan berupa uang untuk kegiatan-kegiatan (c) partisipasi
masyarakat dalam bentuk buah pikiran, yang ditunjukkan dengan adanya keikutsertaan
masyarakat untuk mengikuti forum musyawarah desa.
Faktor-Faktor Partisipasi
Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan infastruktur desa dikelompokan dalam 2 (dua) aspek: (1) aspek ekonomi,
yaitu kaitannya dengan tingkat kesejahteraan penduduk dan mayoritas pekerjaan
penduduknya, tingkat kesejahteraan masyarakat secara langsung akan mempengaruhi
kemampuan masyarakat dalam kontribusinya menyumbang dana, tenaga, material
bahkan tanah pekarangan; (2) aspek sosial budaya, berhubungan dengan interaksi sosial
yang lebih besar diantara para anggotanya dibandingkan dengan penduduk di luar batas
teritorialnya. Karakteristik desa yang ditinjau dari aspek sosial budaya masyarakat desa
30
SIMPULAN
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Partisipasi
Ekonomi
Sosial Budaya
Geografis
Pertanyaan Penelitian
Partisipasi masyarakat dimaksudkan sebagai keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan yang dinilai berdasarkan tiga tahap kegiatan, yaitu: (1) tahap perencanaan
pembangunan, (2) tahap pelaksanaan pembangunan, dan (3) tahap evaluasi program.
Partisipasi masyarakat berhubungan dengan bentuk-bentuk partisipasi yang dilakukan
masyarakat. Adapun bentuk-bentuk partisipasi tersebut dapat berbentuk nyata maupun
abstrak. Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga,
keterampilan. Sedangkan bentuk partisipasi tidak nyata (abstrak) adalah partisipasi buah
pikiran, usulan dan sarans, serta pengambilan keputusan. Selain itu, faktor-faktor yang
mempengaruhi proses partisipasi masyarakat dalam program pembangunan meliputi
faktor ekonomi, faktor sosial budaya dan faktor geografis. Sementara itu peran
BUMDes dalam pembangunan meliputi pengembangan potensi perekonomian dan
sumber pendapatan asli desa serta peningkatan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat desa. Oleh karena itu berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat
diambil beberapa pertanyaan analisis antara lain:
1. Bagaimana hubungan faktor-faktor partisipasi dengan tahapan-tahapan partisipasi
dalam program pembangunan?
2. Bagaimana hubungan bentuk partisipasi masyarakat dengan tahapan-tahapan
partisipasi dalam proses pembangunan?
3. Sejauh mana hubungan tahapan partisipasi masyarakat dengan keberhasilan
peran BUMDes?
37
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP