You are on page 1of 49

Laporan Studi Pustaka (KPM 403)

HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KEBERHASILAN


BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

ROHMAH HIDAYATI
I34120036

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa yang berjudul “HUBUNGAN


PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KEBERHASILAN BADAN
USAHA MILIK DESA (BUMDES)” merupakan hasil karya ilmiah saya sendiri dan
belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah saya sendiri dan belum pernah diajukan
sebagai karya ilmiah pada suatu perguruan tinggi ataupun lembaga, serta tidak
mengandung bahan-bahan yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh pihak lain, kecuali
sebagai rujukan yang dinyatakan dalam naskah. Demikian, pernyataan ini saya tulis
dengan sesungguh-sungguhnya dan saya bersedia untuk bertanggungjawab atas
pernyataan ini.

Bogor, Desember 2015

ROHMAH HIDAYATI
NIM. I3412003
iii

ABSTRAK
ROHMAH HIDAYATI. Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap Keberhasilan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Dibawah bimbingan Dr. SOFYAN SJAF, MSi

Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses aktif dari masyarakat dalam


perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program pembangunan. Tingkat partisipasi
masyarakat dalam proses pembangunan terbagi kedalam beberapa tingkatan; (1) tahap
perencanaan program, (2) tahap pelaksanaan program, (3) tahap evaluasi program.
Secara umum partisipasi masyarakat dapat dilihat dari bentuk-bentuk partisipasi yang
diberikannya baik yang nyata maupun yang abstrak. Bentuk partisipasi yang nyata
misalnya uang, harta benda, tenaga, keterampilan. Sedangkan bentuk partisipasi tidak
nyata (abstrak) adalah partisipasi buah pikiran, usulan dan saran serta pengambilan
keputusan. Dalam proses pembangunan, partisipasi masyararat tidak terlepas dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya, diantaranya faktor ekonomi, faktor sosial budaya
dan faktor geografis. Tingkat partisipasi masyarakat mempunyai hubungan dengan
keberhasilan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Tujuan pembentukan
BUMDes adalah untuk mengelola potensi dan sumber daya yang ada di desa. Adapun
peran BUMDes terbagi kedalam dua hal; (1) pengembangan potensi perekonomian dan
sumber pendapatan asli desa, (2) peningkatan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat desa. Tujuan penulisan ini adalah menganalisis sejauhmana hubungan
tahapan partisipasi masyarakat dalam keberhasilan pelaksanaan peran Badan Usaha
Milik Desa (BUM Des). Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
pengumpulan data melalui berbagai pustaka.
Kata Kunci: Partisipasi, Pembangunan Desa, BUMDes

ABSTRACT

Community participation is an active process of the community in the planning,


implementation and evaluation of development programs. The level of community
participation in the development process is divided into several levels; (1) The program
planning phase, (2) the stage of implementation of the program, (3) the evaluation
phase of the program. In general, public participation can be seen from the forms of
participation were given either real or abstract. Real forms of participation such as
money, possessions, power, skill. While participation is not real (abstract) is the
brainchild of participation, social participation, decision making. In the development
process, the participation masyararat not independent of the factors that influence it,
including economic, social and cultural factors and geographical factors. The level of
community participation has links with the success of BUMDes. BUMDes formation
goal is to manage existing resources in the village.The role BUMDes divided into two;
(1) the development potential of the economy and a source of rural income, (2)
improving the economy and the welfare of rural communities. The objective is to
analyze the stage of the correlation between participation in the successful
implementation of the role of village-owned enterprises (BUM Des). The method used in
this paper is the collection of data through various library.
Keywords : Participation , Rural Development , BUMDes
iv

HUBUNGAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP KEBERHASILAN


BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)

Oleh
ROHMAH HIDAYATI
I34120036

STUDI PUSTAKA
Sebagai syarat kelulusan KPM 403
Pada
Mayor Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
Fakultas Ekologi Manusia
Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT


FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
v

LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini menyatakan bahwa Studi Pustaka yang disusun oleh:

Nama Mahasiswa : Rohmah Hidayati


Nomor Pokok : I34120036
Judul : Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap Keberhasilan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDes)

dapat diterima sebagai syarakat kelulusan mata kuliah Studi Pustaka (KPM 403) pada Mayor
Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Departemen Sains Komunikasi dan
Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr Sofyan Sjaf. MSi


NIP. 19781003 200912 1 003

Diketahui
Ketua Departemen SKPM

Dr Ir Siti Amanah. MSc


NIP. 19670903 199212 2 001

Tanggal Pengesahan:
vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam,
yang Nikmat dan hidayah-Nya serta waktu yang bermanfaat bagi penulis sehingga studi
pustaka dengan judul “Hubungan Partisipasi Masyarakat Terhadap Keberhasilan
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)“ dapat diselesaikan tanpa hambatan dan masalah
yang berarti. Laporan Studi Pustka ini ditujukan untuk memenuhi syarat kelulusan MK
Studi Pustaka (KPM 403) pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr Sofyan Sjaf, MSi sebagai
pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama proses penulisan hingga
penyelesaian laporan Studi Pustaka ini. Penulis juga menyampaikan hormat dan
terimakasih kepada Ibu Latifah dan Bapak Sumarjo, orang tua tercinta, yang telah
memberikan dukungan dan doa untuk terwujudnya karya tulis ini. Tidak lupa
terimakasih juga penulis sampaikan kepada teman-teman SKPM Angkatan 49, BEM
FEMA IPB, Pengurus Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) IPB, Divisi Pengabdian
Masyarakat Paguyuban KSE IPB, yang telah memberikan semangat dan menemani
dalam proses penulisan laporan ini.
Semoga laporan Studi Pustaka ini bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Desember 2015

Rohmah Hidayati
NIM. I34120036
vii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................... vii


DAFTAR GAMBAR............................................................................................ Ix
PENDAHULUAN................................................................................................. 1
Latar Belakang................................................................................................. 1
Tujuan Penelitian............................................................................................. 3
Metode Penelitian............................................................................................ 3
RINGKASAN PUSTAKA................................................................................... 4
1.Keberhasilan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai Penguatan
Ekonomi Desa (Studi di Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten 4
Malang..........................................................................................................

2.Manajemen BUMDES dalam Rangka Menekan Laju Urbanisasi................ 5

3.Strategi Pembangunan Desa Dalam Mengentaskan Kemiskinan Desa


melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)(Studi Pada Program Usaha
7
Agrobisnis Pertanian (Puap) Di Desasareng Kecamatan Geger Kabupaten
Madiun)......................................................................................................
4.Pengaruh Komunikasi Dan Partisipasi Anggota Terhadap Keberhasilan
9
Koperasi Unit Desa Mlati.........................................................................
5.Dampak Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Bagi Kesejahteraan
Masyarakat Di Desa Karangrejek Kecamatan Wonosari Kabupaten 10
Gunungkidul...............................................................................................

6.Pengaturan dan Pembentukan BUMDes Berdasarkan Undang-Undang


11
Nomor 32 Tahun 2004 (Studi Di Kabupaten Lombok Timur).......................

7.Studi Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa (Kasus:


Masyarakat Desa Layeni, Kecamatan Teon Nila Serua, Kabupaten Maluku 13
Tengah)......................................................................................................
8.Peran Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Pembangunan Desa Di
15
Kecamatan Posigadan.................................................................................
9.Partisipasi Masyarakat dan Stakeholder Ddalam Penyelenggaraan
Program Corporate Social Responsibility (CSR) dan Dampaknya Terhadap 16
Komunitas Perdesaan..................................................................................
10.Partisipasi Masyarakat Dalam menunjang pelaksanaan Pembangunan
18
Dalam Pembangunan Di Desa Tarohan Kec.Beo Selatan............................
11.Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat Desa dalam Program Desa Siaga
di Desa Bandung Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul Provinsi 20
Daerah Istimewa Yogyakarta........................................................................
viii

12.Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan Di Desa


Tembuni Distrik Tembuni Kabupaten Teluk 21
Bintuni...................................................................................................1........

13.Strategi Manajemen Aset BUMDes Dalam Rangka Meningkatkan


Pendapatan Desa (Studi pada BUMDES di Desa Sekapuk, Kecamatan 22
Ujungpangkah, Kabupaten Gresik)............................................................
14.Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai Penggerak
Potensi Ekonomi Desa Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Dikabupaten 24
Donggala......................................................................................................

15.Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Infrastruktur Jalan Desa


25
Di Kabupaten Lanny Jaya-Papua..................................................................

RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN.......................................................... 28


Partisipasi................................................................................................... 28
Definisi Partisipasi................................................................................ 28
Tahapan Partisipasi............................................................................... 28
Bentuk-Bentuk Partisipasi...................................................................... 29
Faktor-Faktor Patisipasi......................................................................... 29
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).............................................................. 30
Definisi BUMDes.................................................................................. 30
Manajemen BUMDes............................................................................. 30
Peran BUMDes..................................................................................... 31
SIMPULAN........................................................................................................... 32
Hasil Analisis dan Sintesis........................................................................... 32
Usulan Kerangka Pemikiran Baru................................................................ 35
Pertanyaan Penelitian................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 37
RIWAYAT HIDUP........................................................................................... 39
ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pemikiran........................................................................................ 2


1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan unit pemerintahan terkecil desa
yang jumlahnya cukup tinggi. Menurut UU No 6/2014, desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan /atau hak tradisional yang yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut Badan Pusat
Statistik (2013) jumlah desa di Indonesia, baik secara administrasi desa maupun
administrasi kelurahan mencapai 72.944 desa. Jumlah desa yang cukup tinggi tersebut
tersebar di seluruh Indonesia. Adapun tingkat pembanguan desa sendiri masih belum
merata, terlebih diperkuat dengan sistem otonomi daerah seperti sekarang ini yang
memberikan kebebasan pada setiap daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri rumah
tangganya, hal inilah yang dapat memicu kesenjangan antar daerah termasuk antar desa.
Pembangunan merupakan suatu orientasi dalam kegiatan untuk memajukan
bangsa, termasuk proses perwujudan cita-cita negara untuk mewujudkan masyarakat
yang sejahtera. Pembanguan desa harus dilakukan secara berencana dan menyentuh
kebutuhan riil masyarakat desa, oleh karena itu pembangunan desa harus didasarkan
pada potensi dan kelemahan desa. Untuk mewujudkan pembangunan desa tersebut,
dibutuhkan peran partisipasi masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakatlah yang lebih
mengetahui permasalahan dan potensi desa, sehingga dalam hal ini masyarakat adalah
sentral dari proses pembangunan desa itu sendiri.
Menurut Sumodingrat (1988), partisipasi sebagai salah satu elemen
pembangunan merupakan proses adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang sedang
berjalan. Dengan demikian partisipasi mempunyai posisi yang penting dalam
pembangunan, dimana untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan dibutuhkan
keikutsertaan anggota masyarakat dalam setiap tahap pembangunan. Conyers (1991)
memberikan tiga alasan utama pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan,
yaitu: (1) partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya
program pembangunan dan proyek akan gagal, (2) masyarakat mempercayai program
pembagunan jika dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanaannya, karena
masyarakat lebih mengetahui seluk beluk proyek dan merasa memiliki proyek tersebut,
(3) partisipasi merupakan hak demokrasi masyarakat dalam keterlibatannya di
pembangunan.
Berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 2014, Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) merupakan suatu badan usaha yang ada di desa yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal
dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha
lainnya untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Secara teknis BUMDes
2

yang ada mengacu kepada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010
tentang Badan Usaha Milik Desa dan UU Nomor 6 Tahun 2014 serta Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, yang mana kedepan desa mendapat peluang yang
lebih besar untuk meningkatkan perannya dalam pengembangan ekonomi masyarakat
perdesaan. Dalam hal ini BUMDes dapat menjadi instrumen yang dioptimalkan
perannya sebagai lembaga ekonomi lokal yang legal yang berada ditingkat desa untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan desa. BUM Desa dirancang
dengan mengedepankan peran Pemerintah Desa dan masyarakatnya secara lebih
proporsional. Bila bercermin kepada peran Pemerintah Desa dalam pelaksanaan
program pemberdayaan masyarakat selama ini, maka melalui model BUMDes ini
diharapkan terjadi revitalisasi peran Pemerintah Desa dalam pengembangan ekonomi
lokal/pemberdayaan masyarakat1. Sehingga dalam hal ini peran dan partisipasi
masyarakat sangat dibutuhkan agar program BUM Des tepat guna dan tepat sasaran.
Beberapa studi menyebutkan bahwa sejauh ini program pembangunan yang ada
belum melibatkan peran partisipasi masyarakat sepenuhnya, baik dalam perencanaan
maupun pelaksanaannya. Padahal keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan
sangat penting dalam mewujudkan kepentingan atau kebutuhan masyarakat desa
tersebut dalam proses pembangunan. Menurut hasil penelitian Latif (2014)
menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam setiap pembangunan di desa masih
kurang maksimal, terutama dalam tahap pelaksanaan pembangunan. Kurang aktifnya
masyarakat dalam tahapan pembangunan desa ini disebabkan masih kurang pahamnya
masyarakat akan pentingnya partisipasi. Selain itu Potoboda (2011) menyebutkan
bahwa dalam perencanaan program pembangunan, peran partisipasi masyarakat juga
belum secara maksimal dilibatkan. Adapun kendala yang menghambat keikutsertaan
dalam perencanaan dikarenakan faktor waktu yang tidak sesuai dengan aktifitas
masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan dan
perencanaan BUMDes menjadi penting. Urgensi pembentukan BUM Des sebagai suatu
bentuk usaha yang dikelola oleh pemerintah desa dan masyarakat diperlukan oleh desa-
desa di Indonesia sebagai sumber ekonomi untuk meningkatkan pendapatan desa serta
masyarakat desa. Dalam hal ini, partisipasi masyarakat dibutuhkan baik dalam
pembentukan maupun pelaksanaan BUM Des tersebut, agar hasil usaha dari BUM Des
dapat dirasakan tidak hanya oleh pemerintah desa melainkan juga masyarakat desa.

1
Risadi A A. 2014. UU Desa Sumber Spirit Baru BUMDes. dapat diunduh di
http://www.kemendesa.go.id/artikel/86/uu-desa-sumber-spirit-baru--bumdes
3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penulisan ini adalah
menganalisis sejauhmana hubungan tingkat partisipasi masyarakat dalam keberhasilan
pelaksanaan Peran Badan Usaha Milik Desa (BUM Des) .

Metode Penelitian
Penulisan laporan studi pustaka ini dilakukan melalui pengkajian beberapa
Kepustakaan. Kepustakaan yang dimaksud adalah 15 jurnal ilmiah, laporan hasil
penelitian, serta tulisan atau artikel dalam media online dan buku yang membahas atau
mempublikasikan masalah-masalah terkait. Pengkajian pustaka dilakukan melalui
proses membaca, meringkas, dan mengkritisi setiap judul pustaka yang relevan dengan
topik kajian untuk kemudian dianalisis dengan teori-teori yang relevan dan disusun
menjadi sebuah tulisan.
4

RINGKASAN PUSTAKA

1. Judul : Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai


Penguatan Ekonomi Desa (Studi di Desa Landungsari,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang)
Tahun : 2013
Jenis Pustaka : Elektronik
Bentuk Pustaka : Artikel Jurnal
Nama Penulis : Coristya Berlian Ramadana, Heru Ribawanto, Suwondo
Nama Jurnal : Jurnal Administrasi Publik (JAP)
Volume (Edisi) : Vol 1, No 4, Hal 31-40
Alamat URL : http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/
index.php/jap/article/download/189/169
Tanggal Diunduh : Selasa, 1 Oktober 2015

Ringkasan
Pencapaian pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan keuangan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan dan
meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai kegiatan usaha ekonomi
masyarakat pedesaan, didirikan badan usaha milik negara sesuai dangan kebutuhan dan
potensi desa sesuai dengan permendagri nomor 39 tahun 2010. Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) ini dibentuk dan didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal
dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat.
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian tersebut adalah jenis penelitian
kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dimana data diperoleh dari naskah, wawancara,
dan dokumen resmi lainnya.
Keberadaan BUMDes di Lindungsari pembentukannya sudah sesuai dengan
dasar hukum peraturan desa landungsari Nomor 2 Tahun 2008 tentang Badan Usaha
Milik Desa yang berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Malang Nomor 20
Tahun 2006 tentang Badan Usaha Milik Desa. BUMDes ini masih menerapkan bentuk
kredit bersubsidi dengan sasaran tertentu, kemudian pemanfaatannya oleh BUMDes
diolah untuk dijadikan modal usaha yang ada didalamnya. Namun dari segi permodalan
di BUMDes di desa ini tergolong minim.
Keberadaan BUMDes sangat berkontribusi sebagai penguatan ekonomi lokal
yang dikelola oleh pemerintah desa dan masyarakat untuk memakmurkan kepentingan
masyarakat desa dan juga bagi pendapatan asli desa. Kontribusi dalam sumber-sumber
dana untuk peningkatan pendapatan desa dapat diberikan berupa pelayanan, namun
rendahnya produktivitas pelayanan desa disebabkan oleh lemahnya sumberdaya
manusia dibidang manajemen dan lain-lain. Sehingga BUMDes di Lindungsari belum
5

dapat dikatakan memenuhi dan tidak meningkatkan pendapatan desa. Kemudian dalam
meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli desa BUMDes mempunyai
kontribusi untuk memenuhi kebutuhan, salah satunya dalam kebutuhan pokok desa.
Dalam hal kontribusi pemenuhan kebutuhan masyarakat, badan usaha milik desa ini
masih belum berhasil. Karena dengan target sebagai penguatan ekonomi desa, BUMDes
tersebut manfaatnya hanya dapat dirasakan oleh sebagian masyarakat saja. Selanjutnya,
kontribusi BUMDes ialah sebagai salah satu pembangunan desa mandiri yang dapat
berjalan dengan percaya diri bahwa desa memang sudah berhasil mengatur rumah
tangganya sendiri dan tidak hanya bergantung kepada anggaran dana desa. Namun dari
fenomena yang terjadi di Lindungsari, BUMDes belum berkontribusi penuh sebagai
lembaga yang bergerak di bidang ekonomi.
Analisis
Dilihat dari kontennya, jurnal tersebut sudah sangat lengkap dan jelas. Tetapi
dalam pembahasannya penulis tidak menjelaskan hasil penelitian tentang BUMDes
yang berada di Lindungsari secara rinci, hanya menjelaskan BUMDes secara umum.
Hal tersebut menurut saya susah dimengerti bagi pembaca. Dalam kesimpulan,
gambaran BUMDes di Desa Lindungsari mulai terlihat. Namun seperti yang kita
ketahui kesimpulan hanya menyajikan data yang berupa rincian spesifik saja. Adapun
peran BUMDes dalam penguatan ekonomi desa, yaitu: pertama terlihat pada sumber
dana untuk peningkatan pendapatan, kontribusi ini memandang segi kerja sama yang
baik karena sumber dana bersumber dari pemerintah desa, tabungan masyarakat,
pinjaman, bantuan pemerintah pusat, dan modal dari pihak lain untuk kerjasama yang
saling menguntungkan. Kedua, BUMDes berkontribusi dalam kebutuhan masyarakat
yang harus dirasakan oleh masyarakat keseluruhan. Contoh pemenuhan kebutuhan
tersebut adalah penyewaan kios, peminjaman modal, dan lain-lain. Ketiga, BUMDes
berkontribusi dalam pembangunan desa secara mandiri yang diartikan sebagai
keberhasilan masyarakat mampu mengatur rumah tangganya sendiri dan tidak hanya
bergantung pada anggaran dana bantuan.

2. Judul : Manajemen BUMDES dalam Rangka Menekan Laju


Urbanisasi
Tahun : 2011
Jenis Pustaka : Artikel Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Ketut Gunawan
Nama Jurnal : Widyatech Jurnal Sains danTeknologi
Volume : Vol. 10, No. 3
URL : https://jurnalwidyatech.files.wordpress.com/2012/02/ketut-
gunawan.pdf
Tanggal Diunduh : 16 Oktober 2015
6

Ringkasan
Jumlah penduduk Indonesia kian bertambah seiring berjalannya waktu. Laju
pertumbuhan telah memicu urbanisasi secara cepat, tingkat urbanisasi di Indonesia telah
mencapai 35,91 persen. Salah satu upaya untuk mengurangi tingkat urbanisasi yaitu
dengan menciptakan kegiatan perekonomian baru dalam rangka menciptakan lapangan
kerja dan berbagai fasilitas perkotaan bagi penduduk desa. Kemudian hadirlah BUMDes
didasarkan atas kebutuhan dan potensi desa, sebagai upaya peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Prinsip-prinsip BUMDes antara lain: kooperatif, partisipatif, transparansi,
emansipatif, akuntabel, dan sustainable. Pembentukan BUMDes dilakukan guna
menampung seluruh kegiatan peningkatan pendapatan masyarakat, baik yang
berkembang menurut adat istiadat, maupun kegiatan perekonomian yang diserahkan
untuk dikelola oleh masyarakat melalui program/ proyek pemerintah. Adapun bentuk
badan usaha harus memiliki 5 unsur manajemen yaitu Man, Money, Material, Method,
dan Market. Manajemen sumberdaya manusia memiliki langkah-langkah sebagai
berikut: analisis jabatan, perncanaan sumberdaya manusia, pengadaan tenaga kerja,
pengembangan tenaga kerja, menetapkan kompensasi, perencanaan karir, program
kesejahteraan karyawan, dan pemutusan tenaga kerja. Manajemen keuangan BUMDes
yaitu dimulai dari anggaran, kemudian menetapkan sumber pendanaan, kemudian
mencari sumberdana, setelah itu analisis keuangan untuk menjaga agar posisi keuangan
perusahaan selalu dalam keadaan sehat.
Manajemen Produksi BUMDes yang terdiiri dari: fungsi perencanaan, fungsi
pengorganisasian, fungsi penggerak, dan fungsi pengawasan. Tahapan dalam
manajemen pemasaran dalam BUMDes yaitu tahap analisis kesempatan pasar, tahap 2
penentuan pasar sasaran, tahap 3 menetapkan strategi persaingan pada pasar sasaran
yang dilayani, tahap 4 mengembangkan sistem pemasaran dalam perusahaan, tahap 5
mengembangkan rencana pemasaran, dan tahap yang ke 6 melaksanakan dan
mengendalikan rencana pemasaran yang telah disusun. Peran BUMDes dalam menekan
laju urbanisasi yaitu BUMDes akan mampu menekan laju pertumbuhan penduduk di
pedesaan, BUMDes mampu mendorong tumbuh dan berkembangnya kegiatan ekonomi
masyarakat desa, BUMDes dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat dalam
bentuk pemberian pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah, Bumdes dapat
menjadi sumber pendapatan asli desa.
Analisis
Jurnal tersebut kurang baik karena konten dan format yang terdapat dalam jurnal
kurang lengkap. Namun, pembahasan yang dipaparkan oleh penulis sudah lengkap
dalam menjelaskan Bumdes. Unsur Manajemen pada BUMDes terdiri atas, (1) Man
Mencakup manusia yang memiliki potensi, energy, atau disebut sumberdaya manusia.
(2) Money Mencakup uang yang dikelola, yaitu sumber dana yang dikelola badan
usaha. (3) Material Bahan baku serta sarana dan prasarana untuk produksi. (4) Method
Mencakup teknik dan prosedur yang harus ditempuh dalam rangka menciptakan barang
dan jasa. (5) Market Pasar sebagai tempat penyaluran produk dan jasa. Prinsip Bumdes
kooperatif, partisipatif,demokrasi, transparansi, emansipatif, akuntabel, dan sustainable.
7

Tujuan BUMDes pad jurnal adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan
mendorong berkembangnya kegiatan ekonomi masyarakat desa.

3. Judul : Strategi Pembangunan Desa Dalam Mengentaskan


Kemiskinan Desa melalui Badan Usaha Milik Desa
(Bumdes)(Studi Pada Program Usaha Agrobisnis
Pertanian (Puap) Di Desasareng Kecamatan Geger
Kabupaten Madiun)
Tahun : 2013
Jenis Pustaka : Artikel Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Yuni Syahara Rahma Dewi, Meirinawati
Nama Jurnal : Jurnal Kajian Teori dan Hasil Penelitian
Volume : Volume 1 No 3
URL : http://www.scribd.com/doc/158971212/Untitled#download
Tanggal Diunduh : 16 Oktober 2015

Ringkasan
Salah satu bentuk kebijakan pembangunan desa yakni dengan adanya Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes). Salah satu daerah yang memiliki BUMDes yaitu
Kabupaten Madiun. Keberadaan BUMDes di Kabupaten Madiun salah satunya terletak
pada Desa SarengKecamatan Geger dengan nama Badan Usaha Milik Desa
“MekarSari”. Pengelolaan BUMDes Mekar Sari mengacu pada PerDes Desa Sareng
Kecamatan Geger Kabupaten Madiun Nomor 09 Tahun 2012. BUMDes Mekar Sari
memiliki empat unit usaha yakni Program Usaha Agrobisnis Pertanian (PUAP), usaha
peningkatan kesejahteraan keluarga (UP2k), unit pengelola keuangan gerakan terpadu
pengentasan kemiskinan (UPK Gardu Taskin) dan Pasar Desa.
BUMDes merupakam pilar perekonomian desa yang berfungsi sebagai lembaga
sosial (social institution) dan komersial (commercial institution) yang berpihak pada
kepentingan masyarakat serta mencari keuntungan. Berdasar pada Perdes No.9 Tahun
2012 yang menjadi dasar hukum berdirinya BUMDes MekarSari di desa Sareng
memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai antara lain pertama, meningkatkan
pendapatan asli desa untuk menunjang penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan
serta pelayanan masyarakat. Kedua, mengembangkan potensi perekonomian diwilayah
perdesaan untuk mewujudkan kelembagaan dan tangguh dalam memberikan pelayanan
terhadap kebutuhan masyarakat. Ketiga, menciptakan lapangan kerja. Dan keempat,
mengentas kemiskinan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Pendekatan
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang berarti data di dapat dengan
melakukan wawancara,, pengamatan, atau penelaahan dokumen.
PUAP merupakan program pengembangan pertanian dengan memberikan pinjaman
modal operasional yang bertujuan mensejahterakan petani miskin. Pada awalnya PUAP
8

dibawah naungan GAPOKTAN. Pengelolaan PUAP dalam naungan GAPOKTAN


dalam jurnal tersebut tidak optimal, sehingga pemerintah desa mengalihkan pengelolaan
PUAP kepada BUMDes. Menurut Kepala Desa dan Kepala BUMDes dari data yang
dipantau menunjukkan perkembangan.
Batasan kelompok sasaran yang ditetapkan yakni petani miskin, masyarakat
pedagang/penjual, peternak berskala mikro. Kuota jumlah anggota tidak terbatas,
namun tidak diperbolehkan menjadi anggota lebih dari satu kelompok simpan pinjam.
Faktanya akurasi data sasaran yang menjadi anggota belum maksimal, dibuktikan
dengan adanya anggota yang sudah berpindah program namun masih tercatat sebagai
pengurus PUAP. Sistem penetapan besarnya pinjaman dilakukan atas
pemilihan masyarakat sesuai dengan kemampuan dan rata-rata dari jumlah
anggarankeseluruhan yang tersedia. Hal tersebut sudah tepat dilakukankarena sistem
pembangunan yang diterapkan Desa Sareng adalah bottom up. Lemahnya administrasi
pengelolaan terkait ketidaksediaannya data angsuran anggota periode januari sampai
dengan april 2013, maka dibutuhkan komitmen bersama untuk melakukan rekapitulasi
tiap bulan. Dengan skala penghitungan tiap bulan akan cepat diketahui perkembangan
modal pinjaman PUAP.
Peran Kepala Desa sebagai penasehat belum optimal dikarenakan PerDes No.9
Tahun 2012 belum sepenuhnya diimplemetasikan. Kemudian terdapat overlapping yang
dijalankan Bapak Supono akibat minimnya SDM yang kompeten. Namun pola
koordinasi yang dilakukan sudah cukup baik dan kooperatif. Ditunjukkan pada saat
rapat rutin anggota secara aktif mengeluarkan kritikan serta pendapat tentang
kelangsungan PUAP.
Pemilihan komunikasi yang digunakan adalah komunikasi formal dan informal.
Komunikasi sosialisasi lebih menekankan pada persuasi dan edukasi. Cara yang ditepuh
sangat efektif dengan cara bertemu tatap muka secara langsung atau dari rumah ke
rumah atau door to door. Pemerintah memfasilitasi tempat prakarsa anggota PUAP di
balai desa sebagai tempat perrtemuan rutin anggota dan kantor PUAP namun, kantor
PUAP tidak berfungsi lagi, karena terkait kendala yang dialami. Pencapaian prestasi
dalam pengelolaan PUAP yaitu perbaikan sistem angsuran serta adanya hubungan
partnership dengan PT. Unilever
Analisis
Jurnal tersebut sudah baik dan format penulisan sudah lengkap. Penulis
memaparkan hasil penelitiannya dengan jelas. Strategi yang dilakukan oleh pemerintah
desa dalam mengentaskan kemiskinan melalui BUMDes dapat dikatakan cukup
berhasil. Hal tersebut dapat terlihat pada saat peralihan naungan PUAP dari
GAPOKTAN menjadi BUMDes yang mengalami perkembangan. PUAP juga sudah
tepat sasaran. Namun perlu adanya pendataan yang teliti terkait pendataan anggota serta
angsuran, hal ini harus didukung dengan pengembangan kualitas SDM dalam
administrasi. Komunikasi yang dilakukan sudah baik, dibuktikan dengan mampu
menarik 210 orang untuk menjadi anggota. Variabel BUMDes pada jurnal ini
menjelaskan bahwa BUMDes berperan dalam (a) meningkatkan pendapatan asli desa
9

yang dibuktikan oleh perkembangan modal yang dihasilkan PUAP. (b)


Mengembangkan potensi perekonomian, dimana penetapan sasaran PUAP didasarkan
data monografi Desa Sareng yang menunjukkan rumah tangga miskin
bermatapencaharian disektor agraris. (c) Menciptakan lapangan kerja.

4. Judul : Pengaruh Komunikasi Dan Partisipasi Anggota Terhadap


Keberhasilan Koperasi Unit Desa Mlati
Tahun : 2008
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Sri Widodo
Nama Jurnal : Jurnal Akuntansi dan Manajemen
Volume : Vol. 2 No.19-37
Alamat URL : http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=tampil&
id=12146&idc=72
Tanggal Diunduh : 7 Oktober 2015 2015 Pukul 21.55 WIB

Ringkasan
Peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan yang adil dan merata dapat dicapai
melalui pembangunan yang hanya dapat terwujud jika ada peningkatan ekonomi yang
dihasilkan oleh pembangunan itu sendiri, maka harus diusahakan peningkatan
kemampuan ekonomi melalui peningkatan produksi dan laju pertumbuhan pada tingkat
yang cukup tinggi. Salah satu langkah yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan
melaksanakan usaha pembangunan masyarakat desa melalui pengembangan KUD.
Partisipasi merupakan keterlibatan seseorang baik mental maupun emosi dan
mengarahkan orang-orang agar turut mendukung situasi organisasinya, dalam arti
mengembangkan inisiatif dan kreativitasnya dalam mencapai sasaran kelompok, agar
manusia bertanggung jawab atas kelompoknya.
Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi diperlukan partisipasi baik dalam
organisasi sendiri maupun dari luar organisasi yaitu dukungan masyarakat. Kerjasama
dalam organisasi dapat terwujud bila ada kesadaran untuk berperan aktif.
Masyarakat/anggota berpartisipasi dalam KUD dapat berupa pemberian ijin untuk
berdiri, pemberian informasi, pinjaman modal, dan keleluasaan beroperasi. Semua itu
merupakan energi bagi koperasi untuk tumbuh dan berkembang, dengan kata lain KUD
dapat mencapai keberhasilan sesuai yang diharapkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris tentang
pengaruh komunikasi dan partisipasi anggota terhadap keberhasilan Koperasi Unit Desa
(KUD). Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa Mlati dengan mengambil
sampel sebanyak 80 orang dan cara pengambilan sampel dengan stratified random
sampling. Metode pengumpulan data dengan cara kuesioner, wawancara, dan
10

dokumentasi, sedngkan pengukuran variabelnya digunakan skala interval dari Likert


dengan tiga rentangan
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara Komunikasi dan
partisipasi anggota terhadap keberhasilan KUD . Hal ini ditunjukkan dengan koefisien
variabel komunikasi sebesar 0,5542 dan koefisien variabel partisipasi anggota sebesar
0,2988 dengan tingkat kepercayaan 95 %.
Dalam jurnal tersebut penulis menyarankan, dari hasil penelitian ternyata tingkat
komunikasi pengurus-anggota masih perlu mendapatkan perhatian, artinya perlunya
pemberian penyuluhan yang terkait dengan usaha-usaha KUD baik barang maupun jasa.
Analisis
Jurnal diatas sudah baik dan lengkap. Terdapat kesesuaian antara tujuan
penelitian dengan pembahasan yang dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh komunikasi dan partisipasi anggota
terhadap keberhasilan Koperasi Unit Desa (KUD). Penelitian ini dilakukan di Koperasi
Unit Desa Mlati dengan mengambil sampel sebanyak 80 orang dan cara pengambilan
sampel dengan stratified random sampling. Metode pengumpulan data dengan cara
kuesioner, wawancara, dan dokumentasi, sedngkan pengukuran variabelnya digunakan
skala interval dari Likert dengan tiga rentangan.

5. Judul : Dampak Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Bagi


Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Karangrejek Kecamatan
Wonosari Kabupaten Gunungkidul
Tahun : 2013
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Dantika Ovi Era Tama dan Yanuardi, M.Si
Nama Jurnal : Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta
Volume : Vol. November No 1
Alamat URL : http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/artikel/4798/42/534
Tanggal Diunduh : 7 April 2015 pukul 19.46 WIB

Ringkasan
Jurnal ini membahas mengenai Dampak Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)
Bagi Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Karangrejek Kecamatan Wonosari Kabupaten
Gunungkidul. Pengembangan basis ekonomi di pedesaan yang dijalankan oleh
pemerintah melalui berbagai program belum membuahkan hasil yang memuaskan
sebagaimana diinginkan bersama. Salah satu faktor yang paling dominan adalah
intervensi pemerintah terlalu besar, akibatnya justru menghambat daya kreativitas dan
inovasi masyarakat desa dalam mengelola dan menjalankan mesin ekonomi di pedesaan
pendekatan baru yang diharapkan mampu menstimulus dan menggerakkan roda
11

perekonomian di pedesaan adalah melalui pendirian kelembagaan ekonomi yang


dikelola sepenuhnya oleh masyarakat desa yaitu Badan Usaha Milik Desa (BUMDES)
sebagai salah satu program andalan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
desa. BUMDES adalah dengan jalan menampung kegiatan-kegiatan ekonomi
masyarakat dalam sebuah bentuk kelembagaan atau badan usaha yang dikelola secara
profesional, namun tetap bersandar pada potensi asli desa. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif. pengumpulan data menggunakan wawancara,
dokumentasi, dan observasi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa BUMDES Karangrejek telah berhasil
memberi dampak yang positif bagi peningkatan perekonomian desa dan kesejahteraan
masyarakat meskipun unit-unit dari BUMDES belum berjalan secara keseluruhan.
BUMDES Karangrejek juga berdampak terhadap kesehatan masyarakat desa yang lebih
terjamin. Kegiatan BUMDES di Desa Karangrejek menciptakan multiplier effect,
dimana tecipta banyaknya lapangan pekerjaan dan peluang dalam berusaha. Suatu
peluang usaha menjadi sumber pendapatan yang memberikan tambahan penghasilan
kepada masyarakat. Dengan demikian ekonomi pedesaan semakin berkembang.
Pembangunan desa pun semakin lancar dengan adanya dana yang dihasilkan dari
BUMDES. Selain itu adanya tingkat partisipasi masyarakat yang begitu tinggi membuat
BUMDES Karangrejek semakin maju. Implikasi penelitian ini berkaitan dengan
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat terutama dalam mengembangkan
kemampuan berusaha, peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang akan
berdampak pada peningkatan pendapatan. Temuan penelitian juga mampu
menumbuhkan dan memupuk jiwa kewirausahaan bagi masyarakat desa serta
menumbuhkan rasa tanggung jawab terhadap sebuah kebijakan.

Analisis
Jurnal dengan judul Dampak Badan Uasaha Milik Desa (Bumdes) Bagi
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Karangrejek Kecamatan Wonosari Kabupaten
Gunungkidul diatas masih belum lengkap. Meskipun sudah ada kesesuaian tujuan
penelitian dengan pembahasan yang disampaikan di sub bab hasil dan pembahasan,
namun dirasa konten sub bab pembahasan jurnal masih kurang detail. Hal ini
ditunjukkan dalam jurnal, penulis tidak membahas secara detail mengenai proyek
BUMDES yang dijalankan di Desa Karangrejek Kecamatan Wonosari Kabupaten
Gunungkidul sehingga pembaca merasa kesulitan dalam mengenalisisnya. Selain itu
dalam Jurnal juga tidak disebutkan secara rinci dampak yang ditimbulkan dari
keberadaan BUMDES tersebut. Penulis hanya menyebutkan bahwa BUMDes tersebut
berpengaruh positif terhadap pembangunan pemukiman berbasis masyarakat serta
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di Desa Karangrejek meningkat dengan
adanya kebijakan mengenai BUMDES. Namun penulis tidak menganalisis secara rinci
proses kerja BUMDES hingga mampu menciptakan dampak kepada masyarakat.

6. Judul : Pengaturan dan Pembentukan BUMDes Berdasarkan


Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (Studi Di
12

Kabupaten Lombok Timur)

Tahun : 2013
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Khalida Ibrahim
Nama Jurnal : Jurnal Ilmiah
Volume : -
Alamat URL : http://fh.unram.ac.id/wp-
content/uploads/2014/05/PENGATURAN-
DANPEMBENTUKAN-BUMDES-BERDASARKAN-
UNDANG-UNDANG-NOMOR-32-TAHUN-2004.pdf
Tanggal Diunduh : 7 April 2015 pukul 20.00 WIB

Ringkasan
Pengertian Badan Usaha Milik Desa dapat diartikan yaitu suatu bentuk usaha
yang dilakukan oleh suatu Desa untuk menghasilkan suatu produksi yang dapat
meningkatkan keuangan Desa. Bentuk kemandirian dari suatu Desa yang merupakan
implementasi dari otonomi daerah yang dalam hal ini adalah otonomiDesa, dimana
Desa dalam melaksanakan pembangunan tidak sepenuhnya mengharapkan subsidi dari
pemerintah akan tetapi dengan adanya Badan Usaha Milik Desa dapat dijadikan suatu
alternatif lain yang memberikan tambahan terhadap keuangan Desa. Dasar hukum
pembentukan BUMDes adalah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah.
Tujuan pembentukan BUMDes adalah untuk mengelolan sumber daya yang ada
di desa untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan jasa pembiayaan dengan
memperhatikan kondisi sosial masyarakat; meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
mengembangkan usaha produktif di desa; menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat
desa; dan menjadi salah satu sumber pendapatan asli desa. Jenis usaha BUMDes yang
dipilih adalah bidang jasa pelayanan. Jasa pelayanan dan distribusi air minum rumah
tangga di Desa Lendang Nangka. Pengelolaan air bersih di Lendang Nangka telah
memberikan manfaat kepada masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi
setiap rumah tangga. Sedangkan Pengelolaan BUMDes di Desa Aikmel difokuskan
pada pengelolaan Kolam Pemandian Pesanggrahan. Kolam pemandian yang dikelola
oleh pemerintah desa mempekerjakan masyarakat untuk sejumlah tugas teknis.
Berbeda halnya dengan Pembentukan BUMDes Non LKM, pembentukan dan
pengelolaan BUMDes LKM didasari oleh adanya kerjasama antara Pemerintah
Republik Indonesia dengan Pemerintah Republik Federasi Jerman yang sepakat
mengadakan program ProFi. Salah satu fokus program adalah revitalisasi Unit
Pengelolaan Keuangan Desa (UPKD), dengan melakukan perubahan bentuk lembaga
menjadi Badan Usaha Milik Desa Lembaga Keuangan Mikro (BUMDes LKM),
13

disejumlah desa di Kabupaten Lombok Timur. Kendala yang dihadapi dalam


operasional BUMDes diantaranya Sistem yang belum baik dalam pembentukan dan
pengelolaan BUMDes, menjadi kendala dalam pengelolaan kelembagaan dan
operasional BUMDes. Dalam pengelolaan BUMDes non LKM, BUMDes
Pesanggarahan Desa Aikmel belum mempunyai sistem dan aturan yang terpisah, begitu
pula belum jelas manajemen pengelolaannya. Meskipun mampu memberikan kontribusi
yang signifikan untuk PADes.
Analisis
Jurnal tersebut sudah cukup lengkap dan detail. Selain itu tujuan penelitian yang
disampaikan di Bab Pendahuluan juga sudah terjawab dalam Bab Pembahasan. Tujuan
penelitian untuk mengetahui pembentukan BUMDes dapat meningkatkan pendapatan
asli desa di Kabupaten Lombok Timur, serta kendala operasional BUMDes. Selain itu
proses pembentukan BUMDes di beberapa desa di Lombok timur juga sudah dijelaskan,
baik BUMDes LKM maupun BUMDes non LKM. Metode penelitian yang digunakan
penulis melalui pendekatan perundangundangan, pendekatan konseptual, pendekatan
social legal research, teknik pengumpulan data dengan studi dokumen serta analisis data
deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian ditemukan bahwa di 5 desa sampel telah
dibentuk BUMDes yang dapat meningkatkan pendapatan asli desa (PADes). Namun
terdapat kendala dalam operasional yaitu kurangnya sumber daya manusia yang
memadai serta ketidakjelasan bentuk Badan Hukum BUMDes. kesimpulan penelitian
ini adalah pembentukan BUMDes dapat meningkatkan pendapatan asli desa, namun
terdapat kendala dalam operasionalnya. saran untuk pemerintah Lombok Timur agar
membuat peraturan terkait BUMDes non Lembaga Keuangan Mikro (LKM)

7. Judul : Studi Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan


Desa (Kasus: Masyarakat Desa Layeni, Kecamatan Teon
Nila Serua, Kabupaten Maluku Tengah)
Tahun : 2007
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Inta P. N. Damanik dan M. E. Tahitu
Nama Jurnal : Jurnal Agroforestri
Volume : -
Alamat URL : https://jurnalee.files.wordpress.com/2013/06/studi-tingkat-
partisipasi-masyarakat-dalam-pembangunan-desa4.pdf
Tanggal Diunduh : 7 April 2015 pukul 19.46 WIB
14

Ringkasan
Dalam penelitian penulis disebutkan bahwa masyarakat Desa Layeni telah
menyadari arti pendidikan bagi kehidupan. Dikaitkan dengan pembangunan,
sumberdaya manusia dengan tingkat pendidikan yang baik akan lebih mendukung,
terutama dari segi wawasan terhadap pembangunan itu sendiri yang selanjutnya dapat
mempengaruhi partisipasinya dalam pembangunan. Hasil analisis tentang tingkat
partisipasi masyarakat secara umum dalam pembangunan desa menunjukkan bahwa
masyarakat desa Layeni telah berpartisipasi secara baik dalam pembangunan desa,
khususnya pembangunan di bidang kesehatan dan pendidikan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan umur seseorang tidak
menyebabkan terjadinya perbedaan tingkat partisipasi dalam pembangunan kesehatan
dan pendidikan. Sebagian besar masyarakat pada setiap kelompok umur memiliki
tingkat partisipasi yang tinggi dalam pembangunan. Sama halnya dengan faktor umur
dan tingkat pendidikan, faktor jumlah beban tanggungan juga tidak mempengaruhi
seseorang untuk berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan dan pendidikan di desa
Layeni. Sebagian besar responden dari setiap kelompok jumlah beban tanggungan
tergolong berpartisipasi secara aktif dalam kedua bidang pembangunan tersebut.
Di desa Layeni, pekerjaan utama seseorang ternyata tidak mempengaruhinya
untuk berpartisipasi dalam pembangunan, khususnya pembangunan bidang kesehatan
dan pendidikan. Sebagian besar masyarakat, baik sebagai petani, Pegawai Negeri Sipil
(PNS), maupun wiraswastawan memiliki tingkat partisipasi yang tergolong tinggi dalam
pembanguna dimaksud. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa sebagian besar
responden menilai bahwa program pembangunan bidang kesehatandan pendidikan di
desa Layeni memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Masyarakat merasa sangat
terbantu dengan pembangunan tersebut.

Analisis
Jurnal tersebut sudah sesuai. Dalam jurnal juga telah dijelaskan kesesuaian
tujuan dengan pembahasan namun dalam penyajiannya jurnal tersebut dirasa masih
seperti skripsi. Hal ini ditunjukkan, penulis sebagian besar hanya membahas data hasil
kuesioner, dan sedikit membahas mengenai data kualitatif yang diambil. Sehingga
meskipun penyajiannya masih tampak seperti skripsi. Penelitian ini didesain sebagai
penelitian survei, Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer yang berasal dari
responden dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukandengan mengadakan
wawancara langsung dengan responden yang berpedoman kepada daftar pertanyaan
(kuesioner), sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait, yaitu
Kantor Kecamatan TNS dan Kantor Desa Layeni. Penulis menyimpulkan Partisipasi
masyarakat desa sangat diperlukan dalam menunjang pembangunan desa karena tanpa
partisipasi masyarakat desa mustahil pembangunan desa akan berhasil. Masyarakat desa
adalah subjek pembangunan, bukan objek pembangunanitu sendiri.
15

8. Judul : Peran Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan


Pembangunan Desa Di Kecamatan Posigadan
Tahun : 2014
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Abdul Latif
Nama Jurnal : Jurnal Madani
Volume : Vol 4. No 1
Alamat URL : http://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/ma/article/view/1
77
Tanggal Diunduh : 9 Desember 2015 pukul 10.09 WIB

Ringkasan
Partisipasi merupakan peran serta warga desa baik dalam merencanakan,
melaksanakan, mempertanggungjawabkan maupun dalam menerima hasil-hasil
pembangunan. Partisipasi masyarakat mempunyai peranan penting dalam
penyelenggaraan untuk meningkatkan pembangunan desa, dalam rangka mewujudkan
kepentingan atau kebutuhan masyarakat desa tersebut. Masyarakat desa dalam
perspektif pemerintahan diletakkan pada seluruh kegiatan yang proses demi proses
diarahkan untuk mencapai tujuan. Namun di desa masih diliputi oleh beberapa
keterbatasan, seperti keterbatasan pendidikan, personil administrasi, dana, serta sarana
dan prasarana, sementara di lain pihak tuntutan pembangunan semakin meningkat yang
menuntut kemampuan aparat pemerintah desa yang bersangkutan.
Tahap pertama yang diharapkan dari partisipasi masyarakat adalah dalam bidang
perencanaan pembangunan desa. Untuk perencanaan pembangunan di tingkat desa,
kepala desa harus dapat memainkan fungsinya dengan berperan sebagai mediator dari
berbagai kegiatan Badan Permusyawaratan Desa dalam merencanakan program
pembangunan yang menjadi kebutuhan masyarakat setempat.
Dalam penelitian penulis menyimpulkan bahwa rencana yang dibuat sudah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan, walaupun masih ada
responden yang mengatakan kurang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu
dalam penyusunan program perencanaan pembangunan desa, tidak semua tokoh
masyarakat dapat diikutsertakan atau diundang, mengingat kertebatasan dana dan
tempat rapat atau musyawarah. Masyarakat sering memberikan dukungan mereka dalam
pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan, namun masih kurang maksimal. Hal ini
dapat dilihat bahwa tidak sedikti responden yang mengatakan bahwa mereka hampir
tidak pernah memberikan dukungan pada pelaksanaan program pembangunan. Selain
itu kepala desa dan pengurus Badan Permusyawaratan Desa masih kadang-kadang hadir
atau mengunjungi lokasi proyek pembangunan desa. Padahal kehadiran kepala desa
16

dapat menjadi sumber motivasi masyarakat untuk mendukung pelaksanaan proyek


pembangunan desa tersebut.
Penulis menyimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dalam setiap tahap
pembangunan masih kurang maksimal, terutama dalam tahap pelaksanaan
pembangunan desa. Masih kurang aktifnya masyarakat dalam setiap tahap
pembangunan tersebut adalah disebabkan karena masih kurang pahamnya masyarakat
desa, akan pentingnya partisipasi mereka dalam mendukung program pembangunan
tersebut. Padahal tahap pelaksanaan program pembangunan adalah merupakan tahap
yang paling penting bagi suksesnya program pembangunan desa yang telah
direncanakan. Untuk itu, adalah menjadi tugas bagi kepala desa dan Badan
Permusyawaratan Desa, untuk lebih aktif lagi dalam meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam setiap tahap pembangunan desa.
Analisis
Jurnal ini sudah cukup baik, hal ini salah satunya ditunjukkan dengan
konsistensi perumusan masalah dengan pembahasan yang dituliskan, sehingga
perumusan masalah dapat terjawab. Namun dari segi teknis, penulis tidak memisahkan
antara sub bab tinjauan pustaka dengan sub bab pembahasan, sehingga pembaca merasa
kesulitan dalam memahami hasil penelitian. Penelitian ini membahas peran partisifasi
masyarakat dalam peningkatan pembangunan desa di Kecamatan Posigadan Kabupaten
Bolaang Mongondow. Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian deskriptif
(descriptive research), dengan teknik pengumpulan data di lapangan menggunakan
kuesioner dan wawancara. Adapun data yang terkumpul akan dianalisis secara kualitatif
dengan dukungan data kuantitatif, di mana hasilnya akan dipaparkan dalam bilangan
persentase dan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam
melaksanakan pembangunan partisipasi masyarakat dalam setiap tahap pembangunan
masih kurang maksimal, terutama dalam tahap pelaksanaan pembangunan desa. Masih
kurang aktifnya masyarakat dalam setiap tahap pembangunan tersebut adalah
disebabkan karena masih kurang pahamnya masyarakat desa akan pentingnya
partisipasi.

9. Judul : Partisipasi Masyarakat dan Stakeholder Ddalam


Penyelenggaraan Program Corporate Social Responsibility
(CSR) dan Dampaknya Terhadap Komunitas Perdesaan
Tahun : 2011
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Isma Rosyida*) dan Fredian Tonny Nasdian
Nama Jurnal : Jurnal Sodality
Volume : Vol 4. No 1
Alamat URL : http://jurnal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/viewFile/583
2/4497
17

Tanggal Diunduh : 9 Desember 2015 pukul 10.09 WIB

Ringkasan
Tingkat partisipasi anggota kelompok simpan pinjam LKMS Kartini dalam
penyelenggaraan program pemberdayaan ekonomi lokal melalui pembentukan Lembaga
Keuangan Mikro Syariah Kartini di Kecamatan Kabandungan, khususnya Desa
Cihamerang, didasarkan pada tahapan partisipasi menurut Uphoff (1979). Tingkat
partisipasi responden dalam penyelenggaraan program terklasifikasi berdasarkan
kategori tinggi, rendah, dan sedang yang mengacu pada konsep partisipasi menurut
Uphoff (1979), yang mana partisipasi diukur menurut tahapan penyelenggaraan
kegiatan, meliputi perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan sebagai tambahan adalah
tahapan pelaporan. Pengukuran tingkat partisipasi dilakukan berdasarkan keterlibatan
anggota kelompok simpan pinjam terhadap kegiatan dalam tahapan penyelenggaraan
program yang dilaksanakan, baik pada tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap
evaluasi, maupun tahap pelaporan. adanya gradasi tingkat partisipasi dalam
penyelenggaraan program dari keseluruhan responden yang merupakan anggota
kelompok simpan pinjam LKMS Kartini.
Sebagai pembanding dalam mengidentifikasi tingkat partisipasi anggota
kelompok simpan pinjam LKMS Kartini, dilakukan identifikasi dan analisis mengenai
tingkat partisipasi anggota dengan konsep Arnstein. (1969), yang manatingkatan
partisipasi terbagi menjadi delapan tipe tahapan berdasarkan hubungan kekuasaan
diantara stakeholder. Kedelapan tipe tingkatan tersebut adalah tipe manipulasi, tipe
terapi, tipe pemberitahuan, tipe konsultasi, tipe penentraman, tipe kemitraan, tipe
pendelegasian kekuasaan, tipe kontrol masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan
didapatkan pengkategorian partisipasi anggota ke dalam tiga tingkatan pada hubungan
kekuasaan tokenism, yakni berkisar diantara tipe pemberitahuan, tipe konsultasi, dan
tipe penentraman. sebagian besar anggota kelompok simpan pinjam tergolong
berpartisipasi pada tipe pemberitahuan dan kosultasi. Itu artinya, dalam
penyelenggaraan program CSR tersebut, anggota kelompok simpan pinjam masih
berposisi sebagai objek dari program pemberdayaan.
Penyelenggaraan program pemberdayaan ekonomi lokal secara langsung dan
langsung membawa dampak pada kondisi sosial ekonomi anggota kelompok simpan
pinjam pada khususnya. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh sejauhmana anggota
kelompok simpan pinjam turut berpartisipasi dalam penyelenggaraannya. Dalam hal ini,
tingkat keterlibatan masing-masing stakeholder memiliki tingkatan yang berbeda-beda.
Pada pelaksanaannya, penyelenggaraan program ini didominasi oleh peran dan fungsi
Perusahaan Geothermal sebagai penyandang dana sekaligus pengambil keputusan pada
awal pendirian. Stakeholder lain memiliki derajat keterlibatan yang rendah dengan
peran dan fungsi yang berbeda. Masyarakat, yang dalam hal ini seharusnya secara aktif
terlibat sebagai subjek dalam program, belum sepenuhnya terlibat sebagaimana
mestinya. Begitu pun dengan pihak pemerintah lokal yang seharusnya dapat turut
18

berpartisipasi dalam mendukung penyelenggaraan program, sejauh ini tidak terlibat


secara langsung. Dominansi keterlibatan pihak swasta dalam penyelenggaraan program
mempengaruhi sejauhmana program pemberdayaan berlangsung. Sejauhmana
partisipasi anggota kelompok simpan pinjam berhubungan dengan dampak sosial
ekonomi
Analisis
Jurnal diatas sudah baik, dimana rumusan masalah yang terdapat dalam sub bab
pendahuluan sudah terjawab didalam bab pembahasan, yang mana penulis ingin
mengetahui partisipasi masyarakat dan stakeholder dalam penyelenggaraan program
corporate social responsibility dan dampaknya terhadap komunitas perdesaan.
Penelitian ini Penelitian dilakukan di Desa Cihamerang, Kecamatan Kabandungan,
Kabupaten Sukabumi, sebagai salah satu penerima dan partisipan dalam Program
Corporate Social Responsibility atau dalam hal ini disebut sebagai program Community
Engagement. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dengan pendekatan
kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data kuantitatif adalah dengan
penyebaran instrumen pengumpulan data, yakni kuesioner. Sedangkan Metode
triangulasi merupakan metode yang dipilih untuk pengumpulan data kualitatif agar
diperoleh kombinasi yang akurat berupa wawancara mendalam, pengamatan
berperanserta dan penelusuran dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
partisipasi anggota kelompok simpan pinjam di Desa Cihamerang dalam
penyelenggaraan program pemberdayaan ekonomi lokal berhubungan dengan dampak
sosial dan ekonomi masyarakat, sehingga jika partisipasi anggota kelompok simpan
pinjam dalam penyelenggaraan program tinggi, maka dampak sosial dan ekonomi juga
akan tinggi.

10. Judul : Partisipasi Masyarakat Dalam menunjang pelaksanaan


Pembangunan Dalam Pembangunan Di Desa Tarohan
Kec.Beo Selatan
Tahun : 2015
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Anri.Ch.Potoboda
Nama Jurnal : Jurnal Eksekutif
Volume : Vol 1. No 4
Alamat URL : http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnaleksekutif/article/
viewFile/7816/7379
Tanggal Diunduh : 9 Desember 2015 pukul 10.15 WIB

Ringkasan
Peran masyarakat merupakan bagian penting, keterlibatan anggota masyarakat
dalam pembangunan diharapkan dapat memberikan efek yg lebih signifikan dalam
19

pelaksanaan ( implementasi) karena masyarakat itu sendiri lebih mengenal dan


memahami apa yang benar– benar ia butuhkan, program atau proyek pembangunan
yang dilakukan oleh pemerintah akan benar- benar menjadi suatu hasil tepat guna bagi
masyarakat itu sendiri. Menurut Cohen dan Uphoff dalam Dwiningrum (2011:51)
Partisipasi sebagai keterlibatan dalam proses pembuatan keputusan, pelaksanaan
program, memperoleh nkemanfaatan dan evaluasi program. Cohen dan uphoff
membedakan partisipsi menjadi empat jenis, yaitu pertama, partisipasi dalam
pengambilan keputusan.Kedua, partisipasi dalam pelaksanaan.Ketiga Partisipasi dalam
pengambilan pemanfaatan.Dan keempat partisipasi dalam dalam evaluasi. Keempat
jenis partisipasi tersebut jika dilakukan bersama-sama akan memuculkan aktifitas
pembangunan yang terintegrasi secara potensial
Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Desa
Tarohan : Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan ini terutama berkaitan
dengan penentuan alternatif dengan masyarakat untuk menuju kata sepakat tentang
berbagai gagasan yang menyangkut kepentingan bersama. Pengawasan merupakan
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan atau diadakan untuk penyempurnaan dan
penilaian sehingga dapat mencapai tujuan seperti yang direncanakan. Kurang pahamnya
masyarakat dengan proses perencanaanpun dapat menghalangi kenginan masyarakat
dalam berpartisipsi dan apalagi jika peran dari pemerintah desa kurang memberikan
pemahaman kepada masyakat maka hal ini dapat membuat masyarakat semakin jauh
dari program pemerintah desa yang dilaksanakan, padahal keinginan masyarakat untuk
dapat ikut serta sangat besar.
Pelaksanaan Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan pembangunan
infrastruktur di Desa Tarohan masih ada mengalami kendala. Adapun berbagai kendala
yang menghambat keikut sertaan dalam perencanaan mengikuti pembuatan keputusan
dikarenakan waktu, masyarakat tidak ada ditempat pada saat dilakukan rapat
dikarenakan masyarakat pada siang hari pergi berkerja. Parisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan dalam pembangunan infrastruktur di Desa Tarohan menunjukan
keaktifan/keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan infrastruktur
tersebut. ketelibatan dari masyarakat sangat diperlukan dalam proses pengawasan,
untuk mengawal pembangunan partisipasi masyarakat dalam Pembangunan Desa
Tarohan memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi jalanya pembangunan Desa,
Kebersamaan (egalitarian), Pola pikir masyarakat.
Analisis
Jurnal diatas dirasa masih belum cukup baik. hal ini ditunjukkan oleh beberapa
hal, dalam penelitian tersebut penulis hanya menggunakan pendekatan kualitatif melalui
wawancara terhadap informan, sehingga subyektifitas penulis masih sangat tinggi.
Selain itu pembahasan mengenai permahasalahan tidak dibahas secara detail. Dalam
penelitian tersebut penulis menggunakan teknik Observasi, Wawancara, Studi
dokumentasi .Data-data hasil dari pada observasi, wawancara, dan studi dokumentasi
dari apa yang penulis dapatkan kemudian di analisa. Teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini lebih menekankan pada analisis kualitatif.
20

11. Judul : Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat Desa dalam Program


Desa Siaga di Desa Bandung Kecamatan Playen Kabupaten
Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
Tahun : 2013
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Nuring Septyasa Laksana
Nama Jurnal : Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik
Volume : Vol 1. No 1
Alamat URL : http://journal.unair.ac.id/filerPDF/Nuring%20Septyasa%20L
aksana.pdf
Tanggal Diunduh : 9 Desember 2015 pukul 10.36 WIB

Ringkasan
Pemerintahan yang baik adalah adanya hubungan sinergitas antara negara,
swasta dan masyarakat. Syarat bagi terciptanya good governence setidaknya memiliki
transparansi, akuntabilitas dan pemerintahan yang partisipatif. Pemerintahan yang
partisipatif dapat dimaknai sebagai wujud pemerintahan yang berupaya untuk
mengakomodasi berbagai aspirasi yang muncul dalam masyarakat dan mau melibatkan
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
Konsep partisipasi dalam administrasi publikmerupakan hal yang penting dalam
mewujudkan nilai demokrasi. Partisipasi masyarakat dalam program pemerintahan
dapat meningkatkan kemandirian yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam mempercepat
pembangunan. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam tahapan perencanaan,
implementasi dan juga evaluasi program. Secara umum partisipasi masyarakat dapat
dilihat dari bentuk-bentuk partisipasi yang diberikannya baik yang nayata maupun yang
abstrak. Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga,
keterampilan. Sedangkan bentuk partisipasi tidak nyata (abstrak) adalah partisipasi buah
pikiran, partisipasi sosial, pengambilan keputusan dan partisipasi representatif
(Huraerah, 2008).
Pelaksanaan program desa Siaga di Kabupaten Gunung Kidul secara umum
telah dilaksanakan sejak tahun 2006 dengan berpedoman SK Menkes No 564 tahun
2006.dengan upaya yang telah diberikan berupa program sosialisasi, pelatihan maupun
penyuluhan.Partisipasi masyarakat Desa Bandung dalam pelaksanaan program Desa
Siaga menggambarkan kondisi yang baik, hal ini dikarenakan adanya dukungan yang
baik dari aparat desa, tokoh masyarakat, kader desa hingga masyarakat.
Bentuk- bentuk partisipasi masyarakat Desa Bandung dalam program Desa
Siaga meliputi (a) partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga, seperti kemauan
masyarakat untuk ikut serta kerja bakti (b) partisipasi masyarakat dalam bentuk harta
benda, seperti adanya kemauan masyarakat untuk memberikan sumbangan berupa uang
untuk kegiatan-kegiatan (c) partisipasi masyarakat dalam bentuk buah pikiran, yang
21

ditunjukkan dengan adanya keikutsertaan masyarakat untuk mengikuti forum desa


Siaga.
Analisis
Jurnal diatas sudah cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan kesesuaian
perumusan masalah dengan hasil pembahasan yang dituliskan. Namun dalam jurnal ini
tidak dibahas secara spesifik mengenai pendekatan dan juga metode penelitian yang
digunakan. sehingga pembaca merasa kesulitan dalam memahami metode penulisan
yang ditulis penulis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya partisipasi
masyarakat dalam program Desa Siaga yang berupa partisipasi buah pikiran, partisipasi
dalam bentuk harta benda serta patisipasi tenaga.

12. Judul : Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan Di


Desa Tembuni Distrik Tembuni Kabupaten Teluk Bintuni
Tahun : 2013
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Anthonius Ibori
Nama Jurnal : -
Volume : Vol 5. No 1
Alamat URL : http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/governance/article/vie
w/1473
Tanggal Diunduh : 10 Desember 2015 pukul 11.00 WIB

Ringkasan
Undang-undang nomor32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
menempatkan partisipasi masyarakat sebagai instrumen yang sangaty penting dalam
sistem pemerintahan daerah yang berguna untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan sosial yang mana ruang partisipasi yang menentukan kebijakan publik
dan implementasinya. Dalam pelaksanaan program pembangunan, keterlibatan
masyarakat hanya selesai pada tahap perencanaan dikarenakan dalam pelaksanaan
proyek masih menggunakan sistem tender. Menurut Davis yang dikutip Sastropoetro
(1988) mengungkapkan jenis-jenis partisipasi; (1) pikiran; (2) tenaga; (3) pikiran dan
tenaga; (4) keahlian; (5) barang); (6) money. Penelitian ini dilakukan di Desa Tembuni.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif di mana penelitian
yang dilakukan bersifat deskriptif.
Dalam pelaksanaan proyek yang dilaksanakan oleh PNPM-MP di desa Tembuni
Kecamatan Tembuni, proyek yang akan dilaksanakan tidak langsung diputuskan secara
sepihak saja oleh tim pelaksana kegiatannya ataupun oleh pemerintah desa setempat
melainkan dengan melakukan penggalian gagasan yang mendalam dengan melibatkan
masyarakat secara keseluruhan agar semua kebutuhan masyarakat dapat tertampung
22

semua. pelaksanaan proyek secara teknis juga tidak dapat terlepas dari pemanfaatan
sumberdaya yang terdapat di desa bersangkutan.
Bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat dalam program PNPM-MP
khususnya pembangunan POSYANDU pada tahun 2011 meliputi partisipasi pikiran,
partisipasi tenaga, partisipasi keahlian, partisipasi barang, dan partisipasi uang. Dari
lima jenis partisipasi yang dikaji, bentuk partisipasi tenaga memiliki sumbangan yang
sangat signifikan dalam pengerjaan proyek PNPM-MP. Meskipun masih terdapat
hambatan-hambatan kecil dalam membangun dan mengarahkan partisipasi masyarakat
Desa Tembuni, namun secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa tingkat partisipasi
masyarakat desa tersebut telah cukup memadai dalam rangka pelaksanaan proyek
PNPM-MP di desa mereka. Kepala Desa Tembuni beserta aparatnya cukup aktif dan
berhasil menjalankan fungsi dan perannya dalam mendorong dan mengarahkan
partisipasi masyarakanya sehingga cukup berhasil dalam menyelesaikan salah satu
proyek PNPM-MP yaitu POSYANDU sebagaimana diharapkan oleh masyarakat
desanya.
Analisis
Jurnal diatas sudah baik dan lengkap, terdapat kesesuaian tujuan penelitian
dengan pembahasan yang dilakukan yaitu penulis ingin mengetahui peran partisipasi
Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan Di Desa Tembuni Distrik Tembuni
Kabupaten Teluk Bintuni yang difokuskan pada proyek PNPM-MP dengan program
posyandu fokus utamanya. Dalam penelitian tersebut penulis menggunkan pendekatan
kualitatif, serta data yang digunakan berupa data primer dan sekunder. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa jenis partisipasi masyarakat dalam proyek PNPM-MP terbagi
kedalam 5 jenis, yaitu partisipasi dalam bentuk pikiran, tenaga, keahlian, barang, uang
dengan jenis partisipasi tenaga yang paling signifikan diberikan masyarakat terhadap
pelaksanaan program.

13. Judul : Strategi Manajemen Aset BUMDes Dalam Rangka


Meningkatkan Pendapatan Desa (Studi pada BUMDES di
Desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten
Gresik)
Tahun : 2014
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Rizka Hayyuna, Ratih Nur Pratiwi, Lely Indah Mindarti
Nama Jurnal : Jurnal Administrasi Publik
Volume : Vol. 2, No 1
Alamat URL : http://administrasipublik.studentjournal.ub.ac.id/index.php/ja
p/article/view/330
Tanggal Diunduh : 11 Desember 2015 pukul 11.34 WIB
23

Ringkasan

Salah satu cara yang telah diupayakan oleh pemerintah untuk pengentasan
kemiskinan terutama kemiskinan yang berada di desa adalah dengan melakukan
pembangunan desa yang salah satunya diwujudkan dengan pembentukan Badan Usaha
Milik Desa (BUMDES) agar desa nantinya mampu meningkatkan pendapatan desa.
Pendirian BUMDES sendiri menurut PP no 72 tahun 2005 pasal 78 haruslah didasarkan
atau disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di desa. Strategi manajemen
aset BUMDES terdiri dari mengamati lingkungan, penyusunan strategi, pelaksanaan
strategi, dan evaluasi atau kontrol dalam kaitannya dengan pengelolaan aset Desa
Sekapuk, Kecamatan Ujungapangkah, Kabupaten Gresik. Tujuan dari pendirian
BUMDES adalah untuk meningkatkan pendapatan desa dalam rangka pembangunan
desa, mengembangkan potensi perekonomian di pedesaan, memberikan pelayanan
terhadap kebutuhan masyarakat, memperoleh keuntungkan untuk memperkuat
Pendapatan Asli Desa, meningkatkan pengelolaan aset desa yang ada Bapemas Provinsi
Jawa Timur (2009). Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan pada Badan Usaha Milik Desa
(BUMDES) Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik.
Usaha BUMDES Sekapuk menerapkan strategi yang nantinya dapat
meningkatkan pendapatan desa. Adapun strategi yang digunakan oleh BUMDES
Sekapuk meliputi strategi pengembangan produk, penetapan harga dan strategi
keuangan. Dalam kegiatan kontrol pelaksaan BUM Des dilakukan oleh kepala desa
yang merupakan pihak yang diberi wewenang oleh pemerintah kabupaten. Adapun
Faktor pendukung dari pelaksanaan strategi manajemen aset yang dilakukan oleh
BUMDES di Desa Sekapuk adalah belum adanya pemasok air bersih di Desa Sekapuk
sehingga dengan keberadaaan layanan PAM sangat membantu masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan air bersih. Faktor penghambat dari strategi manajemen aset yang
dilakukan oleh BUMDES di Desa Sekapuk yaitu mengenai kesulitan dalam melakukan
pengembangan usaha baru, terbatasnya inovasi dalam mengembangakan produk lokal,
kurangnya sarana pemasaran, terbatasnya dana dan dukungan dari pemerintah baik dari
Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik maupun Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Analisis
Secara keseluruhan Jurnal diatas sudah lengkap dan baik. Sudah ada kesesuaian
tujuan penelitian dengan hasil dan pembahasan yang dituliskan yaitu mengenai strategi
manajemen aset BUM Des dalam rangka meningkatkan pendapatan desa (studi pada
bumdes di desa Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik). Namun dalam
bagian kesimpulan penulis tidak menyebutkan hasil penelitiannya yang berupa strategi
aset BUM Des. Adapun hasil dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa strategi
manajemen aset BUM Des yang digunakan meliputi strategi pengembangan produk,
penetapan harga dan strategi keuangan. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian dilakukan pada Badan
Usaha Milik Desa (BUMDES) Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik.
24

14. Judul : Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sebagai


Penggerak Potensi Ekonomi Desa Dalam Upaya
Pengentasan Kemiskinan Dikabupaten Donggala
Tahun : 2011
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : H. Muh. Sayuti
Nama Jurnal : Jurnal Academica
Volume : Vol. 3, No 2
Alamat URL : http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/academica/article/v
iew/2289
Tanggal Diunduh : 11 Desember 2015 pukul 12.14 WIB

Ringkasan
Pelembagaan BUMDes untuk pemberdayaan dan penggerakan potensi ekonomi
desa, bertujuan untuk mendukung kebijakan makro pemerintah (UU No.32/2004) dalam
upaya pengentasan kemiskinan khususnya di pedesaan. Pemberdayaan BUMDes secara
melembaga di tingkat desa diharapkan akan mendinamisasi segala potensi desa untuk
kesejahteraan masyarakatnya. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Desa Bale
Kecamatan Tanantovea Kabupaten Donggala. Di desa Bale ada beberapa lembaga
kemasyarakatan yang dibentuk antara lain : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa,
PKK Desa, dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS)
Karakteristik BUMDes sebagai sebuah institusi di dalam memberdayakan
masyarakat berbentuk badan hukum, menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat desa,
menjadi salah satu sumber pendapatan desa, memberikan layanan pada masyarakat
desa. Dalam rangka pembentukan sebuah institusi yang bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteran masyarakat serta peningkatan pendapatan asli desa, maka pembentukan
BUMDes mengacu pada Permendagri Nomor 39 Tahun 2010 tentang BUMDes yakni
Pasal 5, 6, 7 dan 8.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan dalam mendirikan BUM Des meliputi: (1)
Pemdes dan masyarakat bersepakat mendirikan BUMDes (2) Mendisain struktur
organisasi, (3) Menyusun job deskripsi (gambaran pekerjaan), (4) Menetapkan sistem
koordinasi, (5) Menyusun bentuk aturan kerjasama dengan pihak ketiga, (6) Menyusun
pedoman kerja organisasi BUMDes, (7) Menyusun desain sistem informasi, (8)
Menyusun rencana usaha (business plan), (9) Menyusun sistem administrasi dan
pembukuan, (10) Melakukan proses rekruitmen, (11) Menetapkan sistem penggajian
dan pengupahan.
BUMDes sebagai suatu lembaga ekonomi modal usahanya dibangun atas
inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti pemenuhan modal usaha
BUMDes harus bersumber dari partisipasi masyarakat. Meskipun demikian, tidak
25

menutup kemungkinan BUMDes dapat mengajukan pinjaman modal kepada pihak luar,
seperti dari Pemerintah Desa atau pihak lain, bahkan melalui pihak ketiga
Analisis
Jurnal diatas belum komplit. Penulis belum menjelaksan mengenai metode
penelitian yang digunakan, sehingga pembaca kurang memahami metode yang
digunakan. Selain itu dalam pembahasan maupun kesimpulan penulis tidak membahas
secara rinci mengenai upaya pengentasan kemiskinan di Kabupaten Donggola. Tujuan
dari jurnal ini penulis ingin mengetahui sistematika pelembagaan badan usaha milik
desa (BUMDes) sebagai penggerak potensi ekonomi desa dalam upaya pengentasan
kemiskinan di Kabupaten Donggala.

15. Judul : Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Infrastruktur


Jalan Desa Di Kabupaten Lanny Jaya-Papua
Tahun : 2015
Jenis Pustaka : Jurnal
Bentuk Pustaka : Elektronik
Nama Penulis : Teraik Kogoya, Benu Olfie, dan Olly Esry Laoh
Nama Jurnal : Jurnal Berkala Ilmiah
Volume : Vol. 15, No 2
Alamat URL : http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/8343
Tanggal Diunduh : 7 Oktober 2015 pukul 21.52 WIB

Ringkasan
Terdapat Dua faktor ketertinggalan perekonomian pedesaan dibandingkan
dengan kota yaitu : (1) Konteks struktural dan (2) konteks kultural. Konteks struktural
menujukkan pada kebijakan pembangunan (ekonomi & politik) yang lebih
mengutamakan pembangunan perkotaan ketimbang perdesaan. Partisipasi masyarakat
dalam proses pembangunan nasional,merupakan prasyarat utama yang akan melandasi
keberhasilan dalam proses pembangunan Indonesia. partisipasi dapat berfungsi ganda,
yaitu sebagai alat untuk menyelenggarakan pembangunan dan sebagai tujuan
pembangunan itu sendiri.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat terhadap
pembangunan infrastruktur desa di Kabupaten Lanny Jaya. Metode yang digunakan
yaitu deskriptif. Data primer diambil dengan melakukan wawancara dan observasi di
setiap kampun yang menja disampel. Sampel yang ditentukan secara purposive dari 245
desa / kelurahan sejumlah 9 desa pada 9 kecamatan dari 24 kecamatan yang ada di
Kabupaten Lanny Jaya data sekunder diambil dari instansi pemerinta yang ada di
Kabupaten Lanny Jaya yaitu: Badan Pusat Statistik, BAPEDA, BPMK, Dinas PU,
Kantor Distrik/Kecamatan, Kantor Kepala Kampung / Desa, dan buku-buku referensi.
Data analisis secara kuantitatif.
26

Ukuran tinggi rendahnya partisipasi rakyat dalam pembangunan dapat diukur


dari besarnya peran dan wewenang masyarakat dalam menentukan, menyediakan
mengaudit dan memelihara infrastruktur yang dibangun. Strategi pelaksanaan partisipasi
dicapai dengan cara melibatkan masyarakat dalam sharing imformasi, merumuskan
tujuan, menseting kebijakan, mengalokasikan sumber – sumber pendanaan,
mengoperasikan program, serta mendistribusikan manfaat yang diperoleh partisipasi
terbagi atas partisipasi langsung dan tidak langsung. partisipasi secara langsung berarti
anggota masyarakat tersebut ikut memberikan bantuan tenaga dalam kegiatan yang
dilaksanakan, misalnya dalam proyek pembangunan jalan, anggota masyarakat ikut
serta dalam pekerjaan membangun jalan tersebut. Sedang partisipasi secara tidak
langsung berupa bantuan dana dan material yang diperlukan. Tingkat partisipasi yang
dilihat dari besaran kerelaan atau keiklasan dari partisipasi (masyarakat) dapat
dibedakan menjadi dua yaitu partisipasi asli dan semu.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan infastruktur desa dikelompokan dalam 2 (dua) aspek; (1) aspek ekonomi,
yaitu kaitannya dengan tingkat kesejahteraan penduduk dan mayoritas pekerjaan
penduduknya, tingkat kesejahteraan masyarakat secara langsung akan mempengaruhi
kemampuan masyarakat dalam kontribusinya menyumbang dana, tenaga, material
bahkan tanah pekarangan. (2)aspek sosial budaya, berhubungan dengan interaksi sosial
yang lebih besar diantara para anggotanya dibandingkan dengan penduduk di luar batas
teritorialnya. Karakteristik desa yang ditinjau dari aspek sosial budaya masyarakat desa
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap besarnya partisipasi masyarakat dalam
pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan desa. Indikasi ini terlihat dari rumah
tangga petani dan jumlah organisasi dalam satu desa positif terhadap partisipasinya.
Petani yang memiliki budaya dan sistem interaksi sosial yang berbeda dari masyarakat
lainnya. (3) aspek geografis, berkaitan dengan jarak desa dengan pusat kota,
aksesibilitas ekstra dan intra serta sumberdaya alam yang dimilikinya. Dalam penelitian
yang dilakukan, keadaan geografis suatu wilayah tidak berhubungan dengan tingkat
partisipasi masyarakat terhadap pelaksanaan program.

Tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur jalan desa


terbagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap
pemeliharaan. Pada tahap perencanaan pembangunan dibutuhkan keikutsertaan
masyarakat melalui pengalian gagasan pada tingkat musyawarah desa (musdes)
kegiatan musyawarah pembangunan ini dilaksanakan untuk menyerap aspirasi
masyarakat desa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada program tersebut. Bentuk
partisipasi masyarakat yang diberikan dalam tahap perencanaan adalah kehadiran dalam
rapat serta keaktifan dalam member saran atau usulan. Pada tahap pelaksaan program,
partisipasi masyarakat dapat dilihat dari bentuk-bentuk partisipasinya, diantaranya
sumbangan dana, material, tenaga, tanah dan tanam tumbuh. Tingkat Partisipasi
masyarakat pada tahap pemeliharaan terdiri atas tenaga dan uang
27

Analisis
Secara keseluruhan jurnal yang ditulis diatas sudah lengkap dan baik.
Kesesuaian tujuan dan pembahasan sudah ada. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur desa di
Kabupaten Lanny Jaya, dengan metode yang digunakan yaitu pendekatan deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat terhadap pembangunan
infrastruktur jalan desa terbagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap pemeliharaan.
28

RANGKUMAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis jurnal ditemukan beberapa konsep untuk memperkuat


variabel yang menjadi fokus penulisan. Adapun konsep yang diperoleh dalam pustaka
yang telah dikaji seperti berikut.
Partisipasi
Definisi Partisipasi
Partisipasi adalah merupakan peran serta warga desa baik dalam merencanakan,
melaksanakan, mempertanggungjawabkan maupun dalam menerima hasil-hasil
pembangunan (Latief 2014). Selain itu Damanik dan Tahitu (2007) juga
mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat dimaksudkan sebagai keterlibatan
masyarakat dalam pembangunan yang dinilai berdasarkan empat tahap kegiatan, yaitu:
(1) tahap perencanaan pembangunan, (2) tahap pelaksanaan pembangunan, (3) tahap
pemanfaatan hasil pembangunan, dan (4) tahap evaluasi. Nasdian (2006)
mendefinisikan partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas
sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan
proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara
efektif. Titik tolak dari partisipasi adalah memutuskan, bertindak, kemudian mereka
merefleksikan tindakan tersebut sebagai subjek yang sadar. Dengan demikian,
partisipasi dimaksudkan sebagai peran serta warga masyarakat dalam proses
pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.
Partisipasi masyarakat mempunyai peranan penting dalam penyelenggaraan
untuk meningkatkan pembangunan desa, dalam rangka mewujudkan kepentingan atau
kebutuhan masyarakat desa tersebut. Kebijaksanaan pembangunan desa perlu terus
ditingkatkan terutama melalui pengembangan kemampuan sumber daya manusia
termasuk penciptaan iklim yang mendorong tumbuhnya prakarsa dan swadaya
masyarakat pedesaan untuk berproduksi, serta mengolah dan memasarkan hasil
produksinya,sekaligus menciptakan lapangan kerja (Beratha 2004). Sehingga dalam
pelaksanaan kebijakan pembangunan, partisipasi masyarakat perlu dilibatkan.

Tahap Partisipasi
Cohen dan Uphoff (1979) dalam Nasdian (2006) membagi partisipasi ke
beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:
1. Tahap pengambilan keputusan, yang diwujudkan dengan keikutsertaan masyarakat
dalam rapat-rapat. Tahap pengambilan keputusan yang dimaksud disini yaitu
keikutsertaan masyarakat dalam rapat-rapat perencanaan dan pelaksanaan suatu
program.
2. Tahap pelaksanaan yang merupakan tahap terpenting dalam pembangunan, sebab inti
dari pembangunan adalah pelaksanaanya. Wujud nyata partisipasi pada tahap ini
digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk sumbangan pemikiran,
bentuk sumbangan materi, dan bentuk tindakan sebagai anggota proyek.
29

3. Tahap evaluasi, dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini
merupakan umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan
proyek selanjutnya.
4. Tahap menikmati hasil, yang dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi
masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan proyek. Selain itu, dengan
melihat posisi masyarakat sebagai subjek pembangunan, maka semakin besar
manfaat proyek dirasakan, berarti proyek tersebut berhasil mengenai sasaran.
Hasil penelitian Kogowa et al (2015), peran partisipasi masyarakat terhadap
pembangunan infrastruktur jalan desa terbagi dalam 3 (tiga) tahap yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pemeliharaan. Pada tahap perencanaan
pembangunan dibutuhkan keikutsertaan masyarakat melalui penggalian gagasan pada
tingkat musyawarah desa (musdes) kegiatan musyawarah pembangunan ini
dilaksanakan untuk menyerap aspirasi masyarakat desa tentang kegiatan yang akan
dilakukan pada program tersebut. Bentuk partisipasi masyarakat yang diberikan dalam
tahap perencanaan adalah kehadiran dalam rapat serta keaktifan dalam member saran
atau usulan. Pada tahap pelaksaan program, partisipasi masyarakat dapat dilihat dari
bentuk-bentuk partisipasinya, diantaranya sumbangan dana, material, tenaga, tanah dan
tanam tumbuh. Tingkat Partisipasi masyarakat pada tahap pemeliharaan terdiri atas
sumbangan tenaga dan uang.
Bentuk Partisipasi
Davis yang dikutip Sastropoetro (1988) mengungkapkan jenis-jenis partisipasi
yang meliputi; (1) pikiran; (2) tenaga; (3) pikiran dan tenaga; (4) keahlian; (5) barang);
(6) money. Secara umum partisipasi masyarakat dapat dilihat dari bentuk-bentuk
partisipasi yang diberikannya baik yang nyata maupun yang abstrak. Bentuk partisipasi
yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga, keterampilan. Sedangkan bentuk
partisipasi tidak nyata (abstrak) adalah partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial,
pengambilan keputusan dan partisipasi representatif (Huraerah 2008).
Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dapat berupa (a) partisipasi masyarakat
dalam bentuk tenaga, seperti kemauan masyarakat untuk ikut serta kerja bakti (b)
partisipasi masyarakat dalam bentuk harta benda, seperti adanya kemauan masyarakat
untuk memberikan sumbangan berupa uang untuk kegiatan-kegiatan (c) partisipasi
masyarakat dalam bentuk buah pikiran, yang ditunjukkan dengan adanya keikutsertaan
masyarakat untuk mengikuti forum musyawarah desa.
Faktor-Faktor Partisipasi
Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan infastruktur desa dikelompokan dalam 2 (dua) aspek: (1) aspek ekonomi,
yaitu kaitannya dengan tingkat kesejahteraan penduduk dan mayoritas pekerjaan
penduduknya, tingkat kesejahteraan masyarakat secara langsung akan mempengaruhi
kemampuan masyarakat dalam kontribusinya menyumbang dana, tenaga, material
bahkan tanah pekarangan; (2) aspek sosial budaya, berhubungan dengan interaksi sosial
yang lebih besar diantara para anggotanya dibandingkan dengan penduduk di luar batas
teritorialnya. Karakteristik desa yang ditinjau dari aspek sosial budaya masyarakat desa
30

memiliki pengaruh secara signifikan terhadap besarnya partisipasi masyarakat dalam


pelaksanaan pembangunan infrastruktur jalan desa (Kogowa et al 2015).

Badan Usaha Milik Desa


Definisi Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan sebuah lembaga yang dibentuk
dan dirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya
dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat (Ramadana et al 2013). BUMDes
merupakan pilar perekonomian desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial (social
institution) dan komersial (commercial institution) yang berpihak pada kepentingan
masyarakat serta mencari keuntungan (Meirinawati dan Dewi 2013). Selain itu Ibrahim
(2013) mengungkapkan bahwa Badan Usaha Milik Desa merupakan suatu bentuk usaha
yang dilakukan oleh suatu desa untuk menghasilkan suatu produksi yang dapat
meningkatkan keuangan desa.
Menurut UU No.6/2014, BUMDes mendorong desa sebagai subjek
pembangunan secara emansipatoris untuk pemenuhan pelayanan dasar kepada warga,
termasuk menggerakan aset-aset ekonomi lokal. Posisi BUMDes menjadi lembaga yang
memunculkan sentra-sentra ekonomi di desa dengan semangat ekonomi kolektif. Hal
tersebut terlihat dari tujuan BUMDes sebagai lembaga yang meningkatkan pengolahan
potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. UU No 6 tahun 2014 pasal 87 ayat 3
juga menyebutkan BUMDes dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau
pelayanan umum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Artinya,
BUMDes dapat menjalankan berbagai usaha, mulai dari pelayanan jasa, keuangan
mikro, perdagangan, dan pengembangan ekonomi lainnya.

Manajemen Badan Usaha Milik Desa


Unsur Manajemen pada BUMDes terdiri atas, (1) Mencakup manusia yang
memiliki potensi, energy, atau disebut sumberdaya manusia. (2) Money, mencakup uang
yang dikelola, yaitu sumber dana yang dikelola badan usaha. (3) Material, bahan baku
serta sarana dan prasarana untuk produksi. (4) Method, mencakup teknik dan prosedur
yang harus ditempuh dalam rangka menciptakan barang dan jasa. (5) Market, pasar
sebagai tempat penyaluran produk dan jasa. Prinsip Bumdes kooperatif, partisipatif,
demokrasi, transparansi, emansipatif, akuntabel, dan sustainable (Gunawan 2013).
Strategi manajemen aset BUMDes terdiri dari mengamati lingkungan,
penyusunan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi atau kontrol dalam kaitannya
dengan pengelolaan aset desa. Adapun strategi yang digunakan oleh BUMDes
diantaranya meliputi strategi pengembangan produk, penetapan harga dan strategi
keuangan. Faktor penghambat dari strategi manajemen aset yang dilakukan BUMDes
yaitu mengenai kesulitan dalam melakukan pengembangan usaha baru, terbatasnya
inovasi dalam mengembangakan produk lokal, kurangnya sarana pemasaran,
terbatasnya dana dan dukungan dari pemerintah (Hayyuna dkk 2014). Kendala
31

pelaksanaan BUMDes diantaranya; pengorganisasian sistem yang belum baik dalam


pembentukan dan pengelolaan BUMDes, selain itu adanya kendala operasional seperti
kurangnya sumberdaya manusia yang memadai dan ketidakjelasan badan hukum
BUMDes (Ibrahim 2013)
Peran Badan Usaha Milik Desa
Menurut Ramadhana et al (2013), keberadaan BUMDes memiliki kontribusi
untuk peningkatan pendapatan desa dan memenuhi kebutuhan pokok desa. Peran
BUMDes pada jurnal yang telah dianalisis terlihat pada sumber dana untuk peningkatan
pendapatan, kebutuhan masyarakat yang harus dirasakan oleh masyarakat keseluruhan.
pembangunan desa secara mandiri yang diartikan sebagai keberhasilan masyarakat
mampu mengatur rumah tangganya sendiri dan tidak hanya bergantung pada anggaran
dana bantuan.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peran BUMDes terhadap
pembangunan perekonomian di desa sangatlah penting. Ramadhana et al (2013)
menjelaskan bahwa BUMDes memiliki peran-peran penting diantaranya: (1) penguatan
ekonomi lokal; (2) peningkatan pendapatan desa; (3) peningkatan pendapatan
masyarakat. Selain itu, Gunawan (2011) juga menambahkan peranan BUMDes,
diantaranya; (1) menekan laju urbanisasi; (2) mendorong berkembangnya perekonomian
masyarakat desa; (3) sebagai sumber pendapatan asli desa; (4) pemberi pinjaman
dengan suku bunga yang rendah. Peranan BUMDes tidak hanya mampu meningkatkan
pendapatan asli desa maupun mengembangkan potensi perekonomian desa, penelitian
yang dilakukan Dewi dan Meirinawati (2013) menjelaskan bahwa BUMDes juga
mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan juga mampu mengentaskan kemiskinan.
Hal yang sama juga disebutkan oleh Tama dan Yanuardi (2013) dalam penelitiannya.
Selain peran BUMDes dalam pembangunan desa, beberapa penelitian
menyebutkan tujuan dari pembentukan BUMDes. Menurut Ibrahim (2013), tujuan
pendirian BUMDes diantaranya; (1) mengelola sumberdaya desa, penyedia jasa
pembiayaan; (2) meningkatkan pertumbuhan ekonomi; (3) mengembangkan usaha
produktif di desa; (4) menciptakan lapangan pekerjaan dan juga sebagai sumber
pendapatan asli desa. Selain itu Hayyuna et al (2014) menambahkan bahwa tujuan
BUMDes yaitu memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat dan
meningkatkan pengelolaan aset desa. Hal yang sama diungkapkan oleh Sayuti (2011),
bahwa tujuan pembentukan BUMDes untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan juga meningkatkan pendapatan asli desa.
32

SIMPULAN

Hasil Analisis dan Sintesis


Partisipasi merupakan proses aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas
sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan
proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara
efektif (Nasdian 2006). Partisipasi dapat berupa peran serta warga desa baik dalam
merencanakan, melaksanakan, mempertanggungjawabkan maupun dalam menerima
hasil-hasil pembangunan (Laatief, A 2014). Selain itu Damanik dan Tahitu (2007) juga
mengungkapkan bahwa partisipasi masyarakat dimaksudkan sebagai keterlibatan
masyarakat dalam pembangunan yang dinilai berdasarkan empat tahap kegiatan, yaitu:
(1) tahap perencanaan pembangunan, (2) tahap pelaksanaan pembangunan, (3) tahap
pemanfaatan hasil pembangunan, dan (4) tahap evaluasi. Dengan demikian partisipasi
masyarakat berarti merupakan suatu proses aktif dari masyarakat dalam perencanaan,
pelaksanaan hingga evaluasi program pembangunan.
Cohen dan Uphoff (1979) dalam Nasdian (2006) membagi partisipasi ke
beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut; (1) Tahap perencanaan program, (2) Tahap
pelaksanaan , (3) Tahap evaluasi program, (4) Tahap menikmati hasil, yang dapat
dijadikan indikator keberhasilan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan
pelaksanaan proyek. Selain itu, Kogowa et al (2015) mengungkapkan bahwa tingkat
partisipasi masyarakat terhadap pembangunan infrastruktur jalan desa terbagi dalam 3
(tiga) tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap pemeliharaan.
Sehingga dapat dalam penulisan ini dapat dikatan bahwa tingkat partisipasi masyarakat
dalam proses pembangunan terbagi kedalam beberapa tingkatan; (1) tahap perencanaan
program, (2) tahap pelaksanaan program, (3) tahap pemeliharaan, (4) tahap evaluasi
program.
Secara umum partisipasi masyarakat dapat dilihat dari bentuk-bentuk partisipasi
yang diberikannya baik yang nyata maupun yang abstrak. Bentuk partisipasi yang nyata
misalnya uang, harta benda, tenaga, keterampilan. Sedangkan bentuk partisipasi tidak
nyata (abstrak) adalah partisipasi buah pikiran, partisipasi sosial, pengambilan
keputusan dan partisipasi representatif (Huraerah, 2008). Kogowa et al (2015)
menyebutkan pada tahap perencanaan pembangunan bentuk partisipasi masyarakat yang
diberikan adalah kehadiran dalam rapat serta keaktifan dalam member saran atau
usulan. Pada tahap pelaksaan program, partisipasi masyarakat dapat dilihat dari bentuk-
bentuk partisipasinya, diantaranya sumbangan dana, material, tenaga, tanah dan tanam
tumbuh. Tingkat Partisipasi masyarakat pada tahap pemeliharaan terdiri atas tenaga dan
uang. Dengan demikian bentuk-bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan:
(1) Tahap perencanaan program
Bentuk partisipasi tidak nyata(abstrak), berupa keaktifan dalam memberi saran
atau usulan; partisipasi buah pikiran dan pengambilan keputusan. Partisipasi
dalam memberikan usulan atau saran dapat dilihat dari keaktifan masyarakat
dalam pelaksanaan musyawarah perencanaan program, seberapa besar
33

keterlibatan masyarakat dalam menyampaikan argumen baik usulan maupun


saran serta keterlibatan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan rapat.
(2) Tahap pelaksanaan program
Bentuk partisipasi nyata yaitu partisipasi yang dapat dilihat dapat berupa: uang;
harta benda; tenaga; keterampilan yang diberikan oleh masyarakat dalam proses
pembangunan. Uang, tenaga, keterampilan yang diberikan masyarakat dalam
pelaksanaan program pembangunan ini dapat berupa inisiatif masyarakat
maupun kesepakatan hasil musyawarah, sehingga nominal uang maupun lama
dan besarnya tenaga yang diberikan dapat dipergunakan dalam kelancaran
proses pelaksanaan program pembangunan.
(3) Tahap evaluasi program
Bentuk partisipasi yang dapat diberikan dapat berupa partisipasi abstrak (tidak
nyata). Berupa usulan, saran dan kritikan demi perbaikan pelaksanaan proyek
selanjutnya. Usulan, saran dan kritikan diberikan setelah maupun selama
program pembangunan berlangsung. Usulan, saran maupun kritikan dapat
disampaikan dalam rapat maupun musyawarah.
Dalam proses pembangunan, partisipasi masyararat tidak terlepas dari faktor-
faktor yang mempengaruhinya, diantaranya faktor ekonomi, faktor sosial budaya dan
faktor geografis. Menurut Kogowa et al (2015), faktor yang berhubungan dengan
partisipasi masyarakat dikelompokan dalam 2 (dua) aspek; (1) aspek ekonomi, yaitu
kaitannya dengan tingkat kesejahteraan penduduk dan mayoritas pekerjaan
penduduknya, tingkat kesejahteraan masyarakat secara langsung akan mempengaruhi
kemampuan masyarakat dalam kontribusinya menyumbang dana, tenaga, material
bahkan tanah pekarangan. (2) aspek sosial budaya, berhubungan dengan interaksi sosial
yang lebih besar diantara para anggotanya dibandingkan dengan penduduk di luar batas
teritorialnya, sehingga semakin dekat interaksi sosialnya maka kecenderungan untuk
ikut berpartisipasi akan semakin tingg. Selain itu, kecenderungan akan kesamaan latar
belakang budaya juga akan mempengaruhi partisipasi masyarakat.
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan badan usaha yang dibentuk dan
didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan
oleh pemerintah desa dan masyarakat yang disesuaikan dengan potensi dan aset desa.
Keberadaan BUMDes memiliki kontribusi untuk peningkatan pendapatan desa dan
memenuhi kebutuhan pokok desa. Sehingga keberadaan dan eksistensi BUMDes
diperlukan sebagai suatu unit untuk mengelola potensi desa dan aset-aset lokal desa
untuk kepentingan seluruh masyarakat desa. Hal ini diperkuat dengan munculnya
kebijakan UU No 6/2014 pasal 87 ayat 3 yang menyebutkan BUMDes dapat
menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum, menjalankan
berbagai usaha, mulai dari pelayanan jasa, keuangan mikro, perdagangan, dan
pengembangan ekonomi lainnya.
Strategi manajemen aset BUMDes terdiri dari: (1) mengamati lingkungan, dapat
berupa pengamatan terhadap potens-potensi baik berupa potensi sumberdaya alam
maupun potensi sumberdaya manusia yang ada di desa; (2) menyusun strategi, berupa
34

upaya penyusunan langkah-langkah rencana pengembangan program sesuai dengan


potensi desa yang ada; (3) melaksanakan strategi, berupa upaya implementasi dari
rencana strategi yang telah disusun; (4) evaluasi, yaitu kontrol dalam kaitannya dengan
pengelolaan aset desa. Faktor penghambat dari strategi manajemen BUMDes yaitu
mengenai kesulitan dalam melakukan pengembangan usaha baru, terbatasnya inovasi
dalam mengembangakan produk lokal, kurangnya sarana pemasaran, terbatasnya dana
dan dukungan dari pemerintah yang mana semuanya akan berdampak pada usaha yang
dijalankan. Selain itu Ibrahim (2013) menambahkan, bahwa kendala pelaksanaan
BUMDes tidak terlepas dari pengorganisasian sistem yang belum baik dalam
pembentukan dan pengelolaan BUMDes, dan juga adanya kendala operasional seperti
kurangnya sumberdaya manusia yang memadai dan ketidakjelasan badan hukum
BUMDes
Tujuan pembentukan BUMDes adalah untuk mengelolan sumber daya yang ada
di desa untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan jasa pembiayaan dengan
memperhatikan kondisi sosial masyarakat; meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan
mengembangkan usaha produktif di desa; menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat
desa; dan menjadi salah satu sumber pendapatan asli desa (Ibrahim 2013). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa BUMDes memiliki peran baik bagi pemerintahan desa
maupun kepada masayarakat desa secara keseluruhan. Adapun peran BUMDes
meliputi:
(1) Pengembangan potensi perekonomian dan sumber pendapatan asli desa
Sumberdaya dan potensi desa yang berupa aset-aset desa dikelola dan
dimanfaatkan sebagai suatu unit usaha bersama yang dikelola pemerintah desa
bersama masyarakat, sehingga mampu mendorong peningkatan potensi
perekonomian desa yang mampu meningkatkan pendapatan asli desa.
(2) Peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat desa
Unit usaha yang dikelola mampu menciptakan lapangan pekerjaan
masyarakat desa, mengembangkan usaha produktif di desa sehingga mampu
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa.
35

Usulan Kerangka Pemikiran Baru


Kerangka pemikiran ini merupakan suatu kerangka usulan analisis baru yang
dibuat dengan menggabungkan beberapa variabel dari studi pustaka. Kerangka ini
menunjukan keterkaitan antar variabel.
Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses aktif dari masyarakat dalam
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi program pembangunan. Tahapan partisipasi
masyarakat dalam program pembangunan desa meliputi tahap perencanaan program,
tahap pelaksanaan program, tahap pemeliharaan program, dan tahap evaluasi program.
Tahapan-tahapan partisipasi tersebut memiliki hubungan terhadap keberhasilan peran
Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dimana indikator keberhasilan peran BUMDEs
dapat dikelompokkan kedalam 2 (dua) hal yaitu; (1) Pengembangan potensi
perekonomian dan sumber pendapatan asli desa serta (2) Peningkatan perekonomian
dan kesejahteraan masyarakat desa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi, yang terdiri dari faktor ekonomi,
faktor sosial budaya dan, faktor geografis, memiliki hubungan dengan keberhasilan
tahapan partisipasi. Disisi lain, wujud partisipasi masyarakat dapat dilihat dari bentuk
partisipasinya baik nyata maupun tidak nyata (abstrak). Partisipasi tidak nyata(abstrak)
dapat berupa keaktifan dalam memberi saran atau usulan; partisipasi buah pikiran; dan
pengambilan keputusan. Sedangkan partisipasi dalam bentuk nyata dapat berupa uang;
harta benda; tenaga; keterampilan yang diberikan oleh masyarakat dalam proses
pembangunan. Bentuk-bentuk partisipasi tersebut memiliki hubungan terhadap tahapan-
tahapan partisipasi.

Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Partisipasi
 Ekonomi
 Sosial Budaya
 Geografis

Tahapan Partisipasi Keberhasilan Peran BUMDes


Masyarakat
- Tahap Perencanaan  Pengembangan potensi
Program perekonomian dan sumber
- Tahap Pelaksanaan pendapatan asli desa
Program  Peningkatan
- Tahap Evaluasi Program perekonomian dan
kesejahteraan masyarakat
desa

Bentuk-Bentuk Partisipasi Keterangan:


- Abstrak : Berhubungan
- Nyata : Kualitatif

Gambar 1 Kerangka Pemikiran


36

Pertanyaan Penelitian
Partisipasi masyarakat dimaksudkan sebagai keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan yang dinilai berdasarkan tiga tahap kegiatan, yaitu: (1) tahap perencanaan
pembangunan, (2) tahap pelaksanaan pembangunan, dan (3) tahap evaluasi program.
Partisipasi masyarakat berhubungan dengan bentuk-bentuk partisipasi yang dilakukan
masyarakat. Adapun bentuk-bentuk partisipasi tersebut dapat berbentuk nyata maupun
abstrak. Bentuk partisipasi yang nyata misalnya uang, harta benda, tenaga,
keterampilan. Sedangkan bentuk partisipasi tidak nyata (abstrak) adalah partisipasi buah
pikiran, usulan dan sarans, serta pengambilan keputusan. Selain itu, faktor-faktor yang
mempengaruhi proses partisipasi masyarakat dalam program pembangunan meliputi
faktor ekonomi, faktor sosial budaya dan faktor geografis. Sementara itu peran
BUMDes dalam pembangunan meliputi pengembangan potensi perekonomian dan
sumber pendapatan asli desa serta peningkatan perekonomian dan kesejahteraan
masyarakat desa. Oleh karena itu berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat
diambil beberapa pertanyaan analisis antara lain:
1. Bagaimana hubungan faktor-faktor partisipasi dengan tahapan-tahapan partisipasi
dalam program pembangunan?
2. Bagaimana hubungan bentuk partisipasi masyarakat dengan tahapan-tahapan
partisipasi dalam proses pembangunan?
3. Sejauh mana hubungan tahapan partisipasi masyarakat dengan keberhasilan
peran BUMDes?
37

DAFTAR PUSTAKA

Conyers, Diana. 1991. Perencanaan Sosial Di Dunia Ketiga: Suatu Pengantar.


Yogyakarta. Gajah Mada University Pers.
Damanik IPN Dan Tahitu ME. 2007. Studi Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam
Pembangunan Desa (Kasus: Masyarakat Desa Layeni, Kecamatan Teon Nila
Serua, Kabupaten Maluku Tengah). Jurnal Agroforestri. Diunduh Pada 7 April
2015 Pukul 19.46 Wib. Dapat Diunduh Di
Https://Jurnalee.Files.Wordpress.Com/2013/06/Studi-Tingkat-Partisipasi-
Masyarakat-Dalam-Pembangunan-Desa4.Pdf
Dewi YSR, Meirinawati. 2013. Strategi Pembangunan Desa Dalam Mengentaskan
Kemiskinan Desamelalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)(Studi Pada
Program Usaha Agrobisnis Pertanian (Puap) Di Desasareng Kecamatan Geger
Kabupaten Madiun).[Diunduh Pada16 Oktober 2015].Dapat Diunduh Di
Http://Www.Scribd.Com/Doc/158971212/Untitled#Download
Gunawan K. 2011. Manajemen Bumdes Dalam Rangka Menekan Laju Urbanisasi.
[Diunduh Pada 16 Oktober 2015]. Widyatech Jurnal Sains Danteknologi
Volume 10 Nomer 3.
Hayyuna R, Pratiwi RN, Mindarti LI. 2014. Strategi Manajemen Aset Bumdes Dalam
Rangka Meningkatkan Pendapatan Desa (Studi Pada Bumdes Di Desa
Sekapuk, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik). Jurnal Administrasi
Publik Volume 2 Nomer 1. Diunduh Pada 11 Desember 2015 Pukul 11.34
Wib. Dapat Diunduh Di
Http://Administrasipublik.Studentjournal.Ub.Ac.Id/Index.Php/Jap/Article/Vie
w/330
Ibori N. 2013. Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan Di Desa
Tembuni Distrik Tembuni Kabupaten Teluk Bintuni. [Jurnal]. Diunduh Pada
10 Desember 2015 Pukul 11.00 Wib. Dapat Diunduh Di
Http://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Governance/Article/View/1473
Ibrahim. 2013. Pengaturan Dan Pembentukan Bumdes Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 (Studi Di Kabupaten Lombok Timur). Lombok [Id].
Jurnal Universitas Mataram. Diunduh Pada 7 April 2015 Pukul 20.00 Wib.
Dapat Diunduh Di Http://Fh.Unram.Ac.Id/Wp-
Content/Uploads/2014/05/Pengaturan-Danpembentukan-Bumdes-Berdasarkan-
Undang-Undang-Nomor-32-Tahun-2004.Pdf
Kogoya T, Olfie B, Laoh OE. 2015. Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan
Infrastruktur Jalan Desa Di Kabupaten Lanny Jaya-Papua. Jurnal Berkala
Ilmiah Volume 15 Nomer 2. Iunduh Pada 7 Oktober 2015 Pukul 21.52 WIB.
Dapat diunduh di http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jbie/article/view/8343
Laksana NS. 2013. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat Desa Dalam Program Desa
Siaga Di Desa Bandung Kecamatan Playen Kabupaten Gunung Kidul Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurnal Kebijakan Dan Menejemen Publik
Volume 1 Nomer 1. Diunduh Pada 9 Desember 2015 Pukul 10.36 Wib. Dapat
Diunduh Di
Http://Journal.Unair.Ac.Id/Filerpdf/Nuring%20septyasa%20laksana.Pdf
38

Latif A. 2014. Peran Partisipasi Masyarakat Dalam Peningkatan Pembangunan Desa Di


Kecamatan Posigadan. Jurnal Madani Volume 4 Nomer 1. Diunduh Pada : 9
Desember 2015 Pukul 10.09 Wib. Dapat Diunduh Di
:Http://Journal.Iaingorontalo.Ac.Id/Index.Php/Ma/Article/View/177
Nasdian, F.T. 2006. Pengembangan Masyarakat (Community Development). Institut
Pertanian Bogor : Bogor.
Potoboda AC. 2011. Partisipasi Masyarakat Dalam Menunjang Pelaksanaan
Pembangunan Dalam Pembangunan Di Desa Tarohan Kec.Beo Selatan.
[Jurnal]. Diunduh Pada : 9 Desember 2015 Pukul 10.15 Wib. Dapat Diunduh
Di
Http://Ejournal.Unsrat.Ac.Id/Index.Php/Jurnaleksekutif/Article/Viewfile/7816/
7379
Ramadana CB, Heru Ribawanto, Suwondo. 2013. Keberadaan Badan Usaha Milik Desa
(Bumdes) Sebagai Penguatan Ekonomi Desa (Studi Di Desa Landungsari,
Kecamatan Dau, Kabupaten Malang). [Diunduh 1 Oktober 2015]. Jurnal
Administrasi Publik Vol 1, No 4, Hal 31-40. Dapat Diunduh Di
Http://Administrasipublik.Studentjournal.Ub.Ac.Id/Index.Php/Jap/Article/Dow
nload/189/169
Rosyida I Dan Nasdian FT. 2011. Partisipasi Masyarakat Dan Stakeholder Dalam
Penyelenggaraan Program Corporate Social Responsibility (Csr) Dan
Dampaknya Terhadap Komunitas Perdesaan. Jurnal Sodaliti Volume 4 Nomer
1. Diunduh Pada 9 Desember 2015 Pukul 10.09 Wib. Dapat Diunduh Di
Http://Jurnal.Ipb.Ac.Id/Index.Php/Sodality/Article/Viewfile/5832/4497
Sayuti M. 2011. Pelembagaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Sebagai Penggerak
Potensi Ekonomi Desa Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Dikabupaten
Donggala. Jurnal Academica Volume 3 Nomer 2. Diunduh Pada 11 Desember
2015 Pukul 12.14 Wib. Dapat Diunduh Di
Http://Jurnal.Untad.Ac.Id/Jurnal/Index.Php/Academica/Article/View/2289
Sumodiningrat, Gunawan. 1998. Membangun Perekonomian Rakyat. Yogyakarta.
Pustaka Pelajar.
Tama DOE dan Yanuardi. 2013. Dampak Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Bagi
Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Karangrejek Kecamatan Wonosari
Kabupaten Gunungkidul. Yogyakarta [Id]. Jurnal Universitas Negeri
Yogyakarta. Diunduh Pada 7 April 2015 Pukul 19.46 Wib. Dapat Diunduh Di
Http://Journal.Student.Uny.Ac.Id/Jurnal/Artikel/4798/42/534
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Widodo S. 2008. PENGARUH KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI ANGGOTA
TERHADAP KEBERHASILAN KOPERASI UNIT DESA MLATI.
Yogyakarta [ID]. Jurnal Akmenika UPY Volume 2. diunduh pada 7 Oktober
2015 pukul 21.11 WIB. Dapat diunduh di
http://upy.ac.id/ekonomi/files/PENGARUH%20KOMUNIKASI%20DAN%20
PARTISIPASI%20ANGGOTA%20TERHADAP%20KEBERHASILAN%20
KOPERASI%20UNIT%20DESA%20MLATI%20%20%28SRI%20WIDODO
%29.pdf
39

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Rohmah Hidayati dilahirkan di Wonogiri Jawa Tengah


pada 2 Juli 1994 dari pasangan Bpk Sumarjo dan Ibu Sri Lestari (almarhumah). Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara, memiliki saudara kandung perempuan
bernama Siti Hanisah. Pendidikan formal mulai dijalani penulis mulai dari Madrasah
Ibtidaiyah (MI) (2000-2006), SMP Negeri 1 Giriwoyo (2006-2009), SMA Negeri 1
Baturetno (2009-2012). Pada tahun 2012 penulis diterima menjadi mahasiswa
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Ekologi
Manusia, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan.
Selain aktif dalam kegiatan akademik, sejak pertama masuk perkuliahan penulis
sudah aktif dalam kegiatan non akademik, seperti pengurus di Action of Ecoranger
(ACCER) komunitas lingkungan FEMA IPB, Pengurus BEM FEMA IPB dan Pengurus
Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) IPB serta aktif dalam kepanitiaan di kampus.
Selain itu penulis juga mengikuti event-event kompetisi di luar kampus seperti
Konferensi Mahasiswa Nasional Ekonomi Bebas Korupsi (EBK) VI Universitas Gajah
Mada serta Kompetisi East Java Economic Forum (Ejavec) II yang diselenggarakan
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga dan Bank Indonesia.

You might also like