You are on page 1of 7

SEHAT

Atik Sriwulandari
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
ABSTRAK
Manusia yang sehat tidak hanya sehat jasmani, tetapi juga sehat rohani. Sehingga tubuh sehat
dan ideal dari segi kesehatan meliputi aspek fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebas dari
penyakit (Definisi Sehat WHO Tahun 1950). Semua aspek tersebut akan mempengaruhi penampilan
atau performance setiap individu, dalam melakukan aktivitas sehari hari seperti bekerja, berkarya,
berkreasi dan melakukan hal-hal yang produktif serta bermanfaat.
Kesehatan, pendidikan dan pendapatan setiap individu merupakan tiga faktor utama yang sangat
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu setiap individu berhak dan harus selalu
menjaga kesehatan, yang merupakan modal utama agar dapat hidup produktif, bahagia dan sejahtera.

HEALTH
Atik Sriwulandari
Lecturer Faculty of Medicine, University of Wijaya Kusuma Surabaya
ABSTRACT
A healthy human is not only a sound body, but also spiritually healthy. So healthy and ideal
body in terms of health aspects of physical, mental and social and not only free of disease (WHO
Definition of Health 1950). All these aspects will affect the appearance or performance of each
individual, in performing daily activities like work, work, be creative and do things that are productive
and useful.
Health, education and income of every individual are the three main factors which influence the
quality of human resources. Therefore, every individual has the right and must always maintain good
health, which is the main capital in order to live productive, happy and prosperous.

DEFINISI SEHAT ecological balance.


Sehat dapat di definisikan, 3. Heredity atau keturunan yang
kemampuan seseorang (individu) dalam dipengaruhi oleh populasi, distribusi
menggerakkan sumber daya baik fisik, penduduk, dan sebagainya.
mental maupun spiritual, untuk 4. Health care service berupa program
pemeliharaan dan keuntungan dirinya kesehatan yang bersifat preventif,
sendiri di masyarakat dimanapun ia promotif, kuratif, dan rehabilitatif. Dari
berada. empat faktor tersebut di atas, lingkungan
WHO mengatakan bahwa “ Health dan perilaku merupakan faktor yang paling
is not everything, but without it, besar pengaruhnya (dominan) terhadap
Everything is noghing”. tinggi rendahnya derajat kesehatan
Memang kita perlu memelihara masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan
kesehatan kita masing-masing. sakit dan peranan pasien
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
SEHAT DAN SAKIT seperti kelas sosial, perbedaan suku
Masalah kesehatan merupakan bangsa dan budaya. Maka ancaman
masalah kompleks yang merupakan kesehatan yang sama (yang ditentukan
resultante dari berbagai masalah secara klinis), bergantung dari variabel-
lingkungan yang bersifat alamiah maupun variabel tersebut dapat menimbulkan
masalah buatan manusia, sosial budaya, reaksi yangberbeda di kalangan pasien.
perilaku, populasi penduduk, genetika, dan Pengertian sakit menurut etiologi
sebagainya. naturalistik dapat dijelaskan dari segi
Derajat kesehatan masyarakat yang impersonal dan sistematik, yaitu bahwa
disebut sebagai psycho socio somatic sakit merupakan satu keadaan atau satu hal
health well being, merupakan resultante yang disebabkan oleh gangguan terhadap
dari 4 faktor yaitu: sistem tubuh manusia. Pernyataan tentang
1. Environment atau lingkungan. pengetahuan ini dalam tradisi klasik
2. Behaviour atau perilaku, Antara yang Yunani, India, Cina, menunjukkan model
pertama dan kedua dihubungkan dengan keseimbangan (equilibrium model)
seseorang dianggap sehat apabila unsur- sehat-sakit pada aspek sosial budaya dan
unsur utama yaitu panas dingin dalam perilaku manusia; serta khusus pada
tubuhnya berada dalam keadaan yang interaksi antara beberapa aspek ini yang
seimbang. Unsur-unsur utama ini tercakup mempunyai pengaruh pada kesehatan dan
dalam konsep tentang humors, ayurveda penyakit. Dalam konteks kultural, apa
dosha, yin dan yang. yang disebut sehat dalam suatu
Departemen Kesehatan RI telah kebudayaan belum tentu disebut sehat pula
mencanangkan kebijakan baru berdasarkan dalam kebudayaan lain. Di sini tidak dapat
paradigma sehat. diabaikan adanya faktor penilaian atau
Paradigma sehat adalah cara faktor yang erat hubungannya dengan
pandang atau pola pikir pembangunan sistem nilai
kesehatan yang bersifat holistik, proaktif
antisipatif, dengan melihat masalah PERILAKU SEHAT DAN PERILAKU
kesehatan sebagai masalah yang SAKIT
dipengaruhi oleh banyak faktor secara Penelitian-penelitian dan teori-
dinamis dan lintas sektoral, dalam suatu teori yang dikembangkan oleh para
wilayah yang berorientasi kepada antropolog seperti perilaku sehat ( health
peningkatan pemeliharaan dan per- behavior ), perilaku sakit (illness
lindungan terhadap penduduk agar tetap behavior) perbedaan antara illness dan
sehat dan bukan hanya penyembuhan disease, model penjelasan penyakit
penduduk yang sakit. Pada intinya (explanatory model ), peran dan karir
paradigma sehat memberikan perhatian seorang yang sakit (sick role), interaksi
utama terhadap kebijakan yang bersifat dokter- perawat, dokter-pasien, perawat-
pencegahan dan promosi kesehatan, pasien, penyakit dilihat dari sudut pasien,
memberikan dukungan dan alokasi sumber membuka mata para dokter bahwa
daya untuk menjaga agar yang sehat tetap kebenaran ilmu kedokteran modern tidak
sehat namun tetap mengupayakan yang lagi dapat dianggap kebenaran absolut
sakit segera sehat. dalam proses penyembuhan.
Pada prinsipnya kebijakan tersebut Perilaku sakit diartikan sebagai
menekankan pada masyarakat untuk segala bentuk tindakan yang dilakukan
mengutamakan kegiatan kesehatan oleh individu yang sedang sakit agar mem-
daripada mengobati penyakit. Telah peroleh kesembuhan, sedangkan perilaku
dikembangkan pengertian tentang penyakit sehat adalah tindakan yang dilakukan
yang mempunyai konotasi biomedik dan individu untuk memelihara dan
sosio kultural. meningkatkan kesehatannya, termasuk
Dalam bahasa Inggris dikenal kata disease pencegahan penyakit, perawatan
dan illness sedangkan dalam bahasa kebersihan diri, penjagaan kebugaran
Indonesia, kedua pengertian itu dinamakan melalui olah raga dan makanan bergizi.
penyakit. Dilihat dari segi sosio kultural Perilaku sehat diperlihatkan oleh
terdapat perbedaan besar antara kedua individu yang merasa dirinya sehat
pengertian tersebut. Dengan disease meskipun secara medis belum tentu
dimaksudkan mereka betul-betul sehat. Sesuai dengan
gangguan fungsi atau adaptasi dari proses- persepsi tentang sakit dan penyakit maka
proses biologik dan psikofisiologik pada perilaku sakit dan perilaku sehat pun
seorang individu, dengan illness dimaksud subyektif sifatnya. Persepsi masyarakat
reaksi personal, interpersonal, dan kultural tentang sehat-sakit ini sangatlah
terhadap penyakit atau perasaan kurang dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa
nyaman. lalu di samping unsur sosial budaya.
Para dokter mendiagnosis dan Sebaliknya petugas kesehatan berusaha
mengobati disease, sedang-kan pasien sedapat mungkin menerapkan kreteria
mengalami illness yang dapat disebabkan medis yang obyektif berdasarkan gejala
oleh disease illness tidak selalu disertai yang tampak guna mendiagnosis kondisi
kelainan organik maupun fungsional fisik individu.
tubuh. Tulisan ini merupakan tinjauan
pustaka yang membahas pengetahuan
PERSEPSI MASYARAKAT - intelektual yang berfungsi baik
Persepsi masyarakat mengenai - work performance yang baik
terjadinya penyakit berbeda antara daerah - partisipasi sosial yang wajar
yang satu dengan daerah yang lain, karena
tergantung dari kebudayaan yang ada dan Hidup Normal dan sehat sama
berkembang dalam masyarakat tersebut. halnya dengan hidup dalam keseimbangan
Persepsi kejadian penyakit yang berlainan yang dalam hal ini adalah Homeostasis.
dengan ilmu kesehatan sampai saat ini Hal ini antara lain dapat dijelaskan sebagai
masih ada di masyarakat; dapat turun dari berikut :
satu generasi kegenerasi berikutnya dan Tubuh Orang dewasa mengandung
bahkan dapat berkembang luas. 60 % air. Dari cair tubuh yang 60 % berat
Berikut ini contoh persepsi badan itu, terbagi dalam 2 kompartement :
masyarakat tentang penyakit malaria, yang - Cair intra sel (40 % BB)
saat ini masih ada di beberapa daerah - Cair Ekstra sel (20% BB)
pedesaan di Papua (Irian Jaya). Makanan
pokok penduduk Papua adalah sagu yang Sel yang jumlahnya triliunan
tumbuh di daerah rawa-rawa. Selain rawa- dalam tubuh kita merupakan unit
rawa, tidak jauh dari mereka tinggal fungsional terkecil dan diperlengkapi
terdapat hutan lebat. Penduduk desa dengan organelle untuk mempertahankan
tersebut beranggapan bahwa hutan itu hidupnya.
milik penguasa gaib yang dapat Sel amat tergantung dengan
menghukum setiap orang yang melanggar kondisi cair ekstra sel menyerupai air laut,
ketentuannya. Pelanggaran dapat berupa maka sering dijuluki “Internal Sea”
menebang, membabat hutan untuk tanah Sel mendapatkan sumber makanan
pertanian, dan lain-lain akan diganjar dari “internal sea” dan membuang sampah
hukuman berupa penyakit dengan gejala hasil metabolisme juga ke dalam “internal
demam tinggi menggigil, dan muntah. sea”, sehingga mudah dimengerti kalau
Penyakit tersebut dapat sembuh dengan susunan cari ekstra sel mudah berubah-
cara minta ampun kepada penguasa hutan, ubah; tetapi susunan cair ekstra sel yang
kemudian memetik daun dari pohon berubah melampaui batas tertentu akan
tertentu, dibuat ramuan untuk di minum mengancam hidup sel-sel tubuh. Maka
dan dioleskan ke seluruh tubuh penderita. perlu diciptakan mekanisme untuk
Dalam beberapa hari penderita akan mempertahankan susunan cair ekstra sel
sembuh. kurang lebih konstan sehingga timbul lah
Persepsi masyarakat mengenai konsep homeostasis.
penyakit diperoleh dan ditentukan dari Untuk ini sel-sel dalam tubuh kita
penuturan sederhana dan mudah secara mengorganisir diri membentuk jaringan
turun temurun. Misalnya penyakit akibat membentuk organ dan akhirnya
kutukan Allah, makhluk gaib, roh-roh membentuk bermacam-macam system
jahat, udara busuk, tanaman berbisa, antara lain :
binatang, dan sebagainya. Pada sebagian Systems :
penduduk Pulau Jawa, dulu penderita - Cardiovascular
demam sangat tinggi diobati dengan cara - Respiratory
menyiram air di malam hari. Air yang - Gastro-intestinal
telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh - Nervous
dukun dan pemuka masyarakat yang - Endocrine
disegani digunakan sebagai obat malaria. - Locomotorious
- Urogenital
HIDUP NORMAL , SEHAT dan - Reproductive
BERKUALITAS - Immune
Ciri hidup berkualitas : Semua system harus bekerja sama
- perasaan sehat (well being) untuk mempertahankan Homeostasis.
- kepuasan hidup dan penuh syukur Control system dapat berupa makro dan
- segar jasmani mikro, di mana ada suatu proses yang
- keadaan emosional yang baik
disebut adaptation, dan membutuhkan Triguna Makanan adalah sebagai 1)
stability  Homeodynamic Stability . sumber zat tenaga atau energi, 2) sumber
Hidup sehat dan berkualitas harus zat pembangun, dan 3) sumber zat
menjaga 3 unsur yaitu : pengatur. Hidrat arang, lemak dan protein
1. Makan merupakan komponen utama sebagai
2. Tidur sumber energi yang dibutuhkan untuk
3. Olahraga aktivitas, sedangkan protein dibutuhkan
MAKAN sebagai sumber zat pembangun yaitu
Makanan terdiri unsur zat gizi untuk pembentukan sel-sel tubuh. Dan
yang diperlukan untuk tubuh yang terdiri vitamin co-enzyme atau hormon untuk
dari Hidrat arang, protein, lemak, mineral, membantu proses metabolisme dalam
vitamin, air dan serat. Hidrat arang protein tubuh. Kebutuhan energi untuk laki-laki
dan lemak disebut zat gizi makro dan dewasa berkisar antara 1.900 – 2.700
vitamin serta mineral disebut sebagai zat Kkal/hari, sedangkan pada wanita antara
gizi mikro. Kebutuhan zat gizi sehari 1.700 – 2.100 Kkal./hari.
tergantung dari umur, jenis kelamin, jenis Widya Karya Pangan dan Gizi VI
pekerjaan/aktivitas, suhu lingkungan dan tahun 1998, menetapkan AKG bagi orang
kondisi tertentu. Misalnya pada ibu dewasa secara nasional berdasarkan
hamil/meneteki atau sedang sakit, kebutuhan energi/kalori dari protein,
membutuhkan zat gizi lebih banyak. sebagai berikut:

Indikator Tingkat Konsumsi Tingkat Persediaan


Energi 2.150 K Kalori 2.500 K Kalori
Protein 46,2 gram 55 gram
(9 gram protein ikan, 6 gram protein hewani lain dan 40 gram protein nabati)

AKG diatas bila kita jabarkan seseorang dapat terjadi secara spesifik
menurut takaran konsumsi makanan sehari sesuai pola makan orang tersebut, yang
pada orang dewasa umur 20-59 tahun, dapat menimbulkan penyakit tertentu,
yaitu: nasi/pengganti 4-5 piring, lauk tergantung zat gizi apa yang kurang/lebih
hewani 3-4 potong, lauk nabati 2-4 di konsumsi. Misalnya kekurangan zat
potong, sayuran 1 ½ - 2 mangkok dan besi (Fe), dapat menimbulkan anemia
buah-buahan 2-3 potong. Dengan catatan defisiensi besi, karena kurangnya
dalam keadaan berat badan ideal. hemoglobin yang tertentu. Pola makan
Untuk mengetahui Berat Badan yang cenderung tinggi kalori, protein dan
ideal dapat menggunakan rumus Brocca lemak akan menyebabkan tingginya kadar
sebagai berikut : BB ideal = (TB – 100) – glukosa, lemak, kolesterol dan asam urat
10% (TB – 100). Batas ambang yang dalam darah, yang dapat mempengaruhi
diperbolehkan adalah + 10%. Bila > 10% sistem kardiovaskuler.
sudah kegemukan dan bila diatas 20% Jumlah kebutuhan makanan
sudah terjadi obesitas. dipengaruhi oleh rasa lapar dan
Contoh: wanita dengan TB = 161 cm, BB dikendalikan oleh Feeding >< Satiety
= 58 kg  BB ideal = (161 – 100) – 10% Center. Makanan yang berlebihan akan
(161 – 100) = 61 – 6,1 = 54,9 (55 kg). BB menyebabkan bertambahnya limbah 
58 kg masih dalam batas > 10%. penyakit, dan metabolisme meningkat 
Ketidakseimbangan antara asupan meningkatnya radikal bebas oksidan.
makanan dan penggunaan zat gizi yang Kegemukan merupakan salah satu
terkandung untuk keperluan metabolisme risiko terjadinya penyakit kardio-vaskuler.
tubuh akan mengganggu fungsi Dari hasil Survei Kesehatan Rumah
metabolisme tersebut. Kekurangan zat gizi Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986 dan
akan menyebabkan status gizi kurang atau 1992 diketahui bahwa penyakit jantung
gizi buruk. Sebaliknya kelebihan zat gizi dan pembuluh darah merupakan salah satu
akan menyebabkan status gizi lebih, yang dari penyakit degeneratif yang sekarang
ditandai dengan kegemukan atau obesitas. sudah menduduki tempat nomor satu
Kekurangan atau kelebihan zat gizi pada penyebab kematian di Indonesia. Dari
berbagai penelitian menunjukkan adanya o HDL meningkat
hubungan antara dislipidemia, diabetes o Cholesterol menurun
mellitus, hipertensi, obesitas dengan o LDL menurun
penyakit jantung koroner. o TG menurun
o Tekanan darah menurun
o Berat badan menurun
Kegemukan atau obesitas terjadi o Stres menurun
karena konsumsi makanan yang melebihi
kebutuhan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Olahraga dapat :
per hari. Bila kelebihan ini terjadi dalam - Memelihara / mempertahankan
jangka waktu lama, dan tidak diimbangi kapasitas cadangan tubuh
dengan aktivitas yang cukup untuk - Mencegah / menghambat
membakar kelebihan energi, lambat laun pertumbuhan sel kanker
kelebihan energi tersebut akan diubah - Mengoptimalkan kinerja sistem
menjadi lemak dan ditimbun di dalam sel kontrol tubuh
lemak di bawah kulit. Akibatnya orang
tersebut akan menjadi gemuk. Pada Olahraga Kesegaran jasmani :
awalnya ditandai dengan peningkatan - Efektif
berat badan, Bilamana penimbunan makin - Mudah dilakukan
banyak, terjadi perubahan anatomis. Pada - Tidak tergantung alat-alat
wanita penumpukan jaringan lemak, - Murah
biasanya berada di sekitar pinggul, paha, - Tidak tergantung tempat
lengan, punggung dan perut. Baru meluas - Dapat dilakukan terus menerus
ke seluruh tubuh sampai ke muka.
Sedangkan pada laki-laki, penumpukan Bentuk Olahraga Sederhana
jaringan lemak umumnya terjadi di bagian 1. Renang
perut. Renang adalah olahraga yang
TIDUR terbaik, sebab cabang ini memberikan
- Hampir 1/3 umur kita digunakan resiko cidera yang paling kecil/sedikit
untuk tidur kemungkinannya. Pada waktu berenang,
- Suatu proses pulih asal  Segar badan kita terapung, hingga mengurangi
- Harus dijaga keseimbangan tekanan yang berlebihan terhadap
dengan “melek” persendian dan tulang.
- Lama kebutuhan tidur : individual 2. Jalan
- Terjadi di luar kehendak langsung, Berjalan bermanfaat untuk
sering menjadi masalah pada usia meregangkan otot-otot kaki dan daya
lanjut tahan, bila jalannya makin lama makin
- Perlu persiapan : rileks, hindari cepat, tentu saja dalam ke lenturannya.
stres, pakaian longgar, Jika melangkah panjang dan mengayunkan
konsentrasikan pikiran  lengan 10-20 kali, akan terdapat
membaca. kelenturan. Jogging atau berlari juga
OLAHRAGA sering dilakukan tetapi sebenarnya lebih
Mempunyai efek baik berjalan cepat.
multidimensional : 3.. Bersepeda
- Kesegaran jasmani meningkat Bersepeda baik bagi penderita
- Kondisi otot, tulang dan encok (arthritis), karena ia berjalan cepat
persendian meningkat menyebabkan sakit pada sendi-sendinya.
- Kondisi pembuluh darah Bersepeda baik untuk meningkatkan
meningkat peregangan dan daya tahan, tapi tidak
- Kemampuan fisik organ / tubuh menambah kelenturan pada derajat yang
meningkat lebih tinggi.
- Suasana hati (mood) meningkat Sedangkan olahraga lain berupa
- Sistem Imun meningkat senam, tennis meja, tennis merupakan
- Darah : tambahan dan bukan merupakan
o Hb meningkat pengganti.
KESIMPULAN
Kajian mengenai konsekuensi
kesehatan perlu memperhatikan konteks
budaya dan sosial masyarakat
Dengan menjaga keseimbangan
dalam hal makan, tidur dan olahraga,
tubuh dipastikan akan tetap sehat, bugar.

KEPUSTAKAAN
Blum HL. Planning for Health;
Development Application of Social
Change Theory. , New York: Human
Science Press, 1972

Gaya Hidup Warga Usia Pertengahan Dan


Usia Lanjut SertaPengaruhnya Terhadap
Kesehatan, Prof. Hung Zhao Guang,
Untuk Kalangan Alumni Pahoa/ Jpp/Sma

Paradigma Sehat, Pola Hidup Sehat, dan


Kaidah Sehat. Pusat Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat. Departemen
Kesehatan RI, 1998

Rudi Salan. Interface Psikiatri


Antropologi. Suatu kajian hubungan
antara psikiatri dan antropologi dalam
konteks perubahan sosial. Disampaikan
dalam Seminar Perilaku dan Penyakit
dalam Konteks Perubahan Sosial.
Kerjasama Program Antropologi
Kesehatan Jurusan Antropologi Fisip UI
dengan Ford Foundation , Jakarta 24
Agustus 1994.

Solita Sarwono. Sosiologi Kesehatan:


beberapa konsep beserta aplikasinya.
Gajah Mada University Press. Cet.
pertama, 1993.

Soekarman, R, 1989 Masalah Olahraga


pada Anak, Surabaya : Seminar Wanita
dan Olahraga

Tubuh Sehat Ideal Dari Segi Kesehatan,


Prof. Dr. Dr. Azrul Azwar Mph Direktur
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat,
Departemen Kesehatan Ri, 2004

Who. The Otta Wa Charter For Health


Promotion,1986

You might also like