PRESENTASI KASUS

MATI
FK UNTAR & UMY WEEK 2
PENYIDIK DAN DETAIL PERMINTAAN
• NAMA PENYIDIK : YY
• PANGKAT/NRP : IPTU/39XXXX
• LAP.POLISI NOMOR :
• TERTANGGAL : 13 FEBRUARI 2018
• DETAIL PERMINTAAN : PEMERIKSAAN LUAR DAN PEMBUATAN VISUM ET REPERTUM
IDENTITAS KORBAN
• NAMA : XX
• UMUR : 25 TAHUN
• JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
• AGAMA : ISLAM
• PEKERJAAN : SWASTA
• ALAMAT : GEDONGTENGEN, YOGYAKARTA
 MEDIKOETIKOLEGAL
Jenis Ket Analisa
Surat permintaan visum Ada Pasal 133 KUHAP ayat 2

Berita acara penyerahan jenazah Ada Pasal 121 KUHAP BAB XIV

Berita acara penerimaan jenazah Ada Pasal 121 KUHAP BAB XIV

Berita acara penyerahan barang bukti - Pasal 121 KUHAP BAB XIV

Surat pernyataan keluarga/ahli waris Ada Pasal 134 KUHAP, PP no 18 th 1981 pasal 2

Laporan wartawan Ada Pasal 184 KUHAP

Surat keterangan kematian Susul UU no 23 th 2006 tentang administrasi kependudukan, Peraturan

Bersama MENKES dan MENDAGRI no 15 thn 2010

Label - Pasal 133 KUHAP ayat 3

 00.30
KRONOLOGIS
12/01/2018

Jl. Sleman
 Kronologis
00.30

12/01/2018

Jl. Sleman 4 Meter

 Kronologis
00.30 02.38 05.32 06.18

12/01/2018
IDENTIFIKASI ANTE MORTEM
1. KELUARGA TIDAK MENGINGAT PAKAIAN TERAKHIR YANG DIKENAKAN KORBAN
IDENTIFIKASI POST MORTEM
1. JENAZAH MENGENAKAN KAOS BERLENGAN PENDEK, BERKERAH, BERWARNA ABU-ABU MOTIF GARIS-
GARIS BERWARNA BIRU BERLOGO “NEVADA 67”
2. JENAZAH MENGENAKAN CELANA PANJANG JEANS WARNA BIRU MUDA BERLOGO “T&TRY”, TERDAPAT
KANTONG TIGA BUAH DI BAGIAN DEPAN
3. JENAZAH MENGENAKAN KAOS SINGLET WARNA PUTIH, TIDAK BERKERAH, TIDAK BERLENGAN
4. JENAZAH MENGENAKAN CELANA BOXER WARNA BIRU MUDA, BERBAHAN KARET, BERTULISKAN “SURF
UP DOWN GT-MAN”
5. JENAZAH MENGENAKAN SEPATU BERWARNA MERAH ABU-ABU, BERTALI MERAH
Non

Non
2.SIKAP JENAZAH DI ATAS MEJA OTOPSI :
a.JENAZAH TERLENTANG DENGAN MUKA MENGHADAP KE DEPAN KANAN

b.ANGGOTA TUBUH :
1. LENGAN ATAS KANAN TERHADAP SUMBU TUBUH MEMBENTUK SUDUT SERRATUS
TIGA PULUH LIMA DERAJAT.
2. LENGAN ATAS KANAN TERHADAP LENGAN BAWAH KANAN MEMBENTUK SUDUT
EMPAT PULUH LIMA DERAJAT.
3. TANGAN DAN JARI-JARI TANGAN KANAN MENEKUK MENGHADAP KE DEPAN ATAS
KEPALA.
4. LENGAN ATAS KIRI TERHADAP SUMBU TUBUH MEMBENTUK SUDUT NOL DERAJAT.
5. LENGAN ATAS KIRI TERHADAP LENGAN BAWAH KIRI MEMBENTUK SUDUT
SERRATUS DELAPAN PULUH DERAJAT.
6. TANGAN DAN JARI-JARI TANGAN KIRI MENEKUK MENGHADAP KE DALAM DI SAMPING
PAHA KIRI.
7. TUNGKAI ATAS KANAN TERHADAP SUMBU TUBUH MEMBENTUK SUDUT SEPULUH
DERAJAT.
8. TUNGKAI ATAS KANAN TERHADAP TUNGKAI BAWAH KANAN MEMBENTUK SUDUT
SERATUS DELAPAN PULUH DERAJAT.
9. TELAPAK KAKI KANAN MENGHADAP KE BAWAH DAN JARI KAKI MENGHADAP KE LUAR.
10.TUNGKAI ATAS KIRI TERHADAP SUMBUH TUBUH MEMBENTUK SUDUT NOL DERAJAT.
11. TUNGKAI ATAS KIRI TERHADAP TUNGKAI BAWAH KIRI MEMBENTUK SUDUT SERATUS
DELAPAN PULUH DERAJAT.
12.TELAPAK KAKI KIRI MENGHADAP KE BAWAH DAN JARI KAKI KIRI MENGHADAP KE
LUAR.
 SIKAP JENAZAH
45⁰

0⁰
135⁰

180⁰

10⁰
0⁰

180⁰ 180⁰
3. KAKU JENAZAH
a. SUKAR DIGERAKKAN PADA LEHER, BAHU KANAN, SIKU KANAN, PINGGANG, KEDUA LUTUT, PERGELANGAN KAKI
KANAN
b. MUDAH DIGERAKKAN PADA RAHANG, BAHU KIRI, SIKU KIRI, PERGELANGAN TANGAN, JARI-JARI TANGAN, JARI-
JARI KAKI

4. BERCAK JENAZAH : BERWARNA MERAH KEUNGUAN YANG HILANG DENGAN PENEKANAN PADA TENGKUK,
PUNGGUNG ATAS, PUNGGUNG KANAN KIRI, PINGGANG

5. PEMBUSUKAN JENAZAH : TIDAK TERDAPAT PEMBUSUKAN JENAZAH

6. UKURAN JENAZAH
a. BERAT BADAN JENAZAH : ENAM PULUH SEMBILAN KOMA LIMA KILOGRAM
b. PANJANG JENAZAH : SERATUS LIMA PULUH TIGA KOMA LIMA SENTIMETER
 PEMERIKSAAN
 BERCAK  KAKU
LUAR
 PEMBUSUKAN

Bercak kaku jenazah:

Hilang Tidak terdapat
Sulit digerakkan
Dengan pembusukan
penekanan Mudah digerakkan
7. KEPALA
a. RAMBUT
1. RAMBUT LURUS BERWARNA HITAM, SUKAR DICABUT, TIDAK BERUBAN, DALAM KEADAAN KERING
2. RAMBUT DEPAN PANJANG SEMBILAN BELAS KOMA LIMA SENTIMETER
3. RAMBUT SAMPING KANAN PANJANG NOL KOMA TIGA SENTIMETER
4. RAMBUT SAMPING KIRI PANJANG NOL KOMA TIGA SENTIMETER
5. RAMBUT BELAKANG PANJANG NOL KOMA TIGA SENTIMETER

b. BAGIAN YANG TERTUTUP RAMBUT:

TIDAK TERDAPAT LUKA DAN TIDAK TERDAPAT DERIK TULANG
c. DAHI
1. PADA DAHI BAGIAN KIRI,EMPAT SENTIMETER DARI SUMBU TENGAH TUBUH, DUA KOMA LIMA
SENTIMETER DI ATAS ALISTERDAPAT LUKA LECET TEKAN, BENTUK TAK BERATURAN, BERWARNA
MERAH KEHITAMAN, ARAH TEGAK LURUS, KONDISI KOTOR, DASAR KULIT, DENGAN UKURAN
PANJANG EMPAT SENTIMETER, LEBAR DUA SENTIMETER.

2. PADA DAHI BAGIAN KIRI, EMPAT SENTIMETER DARI SUMBU TENGAH TUBUH, NOL KOMA LIMA
SENTIMETER DI ATAS ALIS , TERDAPAT LUKA ROBEK DIKELILINGI LUKA LECET GESER, BENTUK TAK
BERATURAN, BERWARNA MERAH, ARAH ATAS KEBAWAH, KONDISI KOTOR, DASAR TULANG,
DENGAN UKURAN PANJANG SATU KOMA DUA SENTIMETER, LEBAR SATU SENTIMETER, DALAM
SATU SENTIMETER.
d. MATA
1. MATA KANAN
1. DALAM KEADAAN MEMBUKA NOL KOMA LIMA SENTIMETER
2. RAMBUT MATA PANJANG NOL KOMA ENAM SENTIMETER
3. KELOPAK MATA BAGIAN LUAR SEWARNA KULIT
4. KELOPAK MATA BAGIAN DALAM BERWARNA PUCAT
5. SEKITAR MATA :
1. PADA KELOPAK MATA BAGIAN LUAR ATAS, TEPAT PADA SUDUT MATA BAGIAN DALAM TERDAPAT
LUKA LECET GESER BENTUK TIDAK BERATURAN WARNA KEMERAHAN DASAR KULIT ARAH BAWAH
KE ATAS KONDISI KOTOR, DENGAN UKURAN PANJANG SATU KOMA LIMA SENTIMETER LEBAR NOL
KOMA LIMA SENTIMETER.
2. TIDAK TERABA DERIK TULANG
6. SELAPUT BENING MATA JERNIH
7. SELAPUT LENDIR MATA BERWARNA PUTIH
8. MANIK MATA BERUKURAN NOL KOMA TUJUH SENTIMETER
9. BOLA MATA TAMPAK UTUH DAN PADA PERABAAN KENYAL
2. MATA KIRI
1. DALAM KEADAAN MENUTUP
2. RAMBUT MATA PANJANG NOL KOMA ENAM SENTIMETER
3. KELOPAK MATA BAGIAN LUAR BERWARNA MERAH KEHITAMAN
4. KELOPAK MATA BAGIAN DALAM BERWARNA PUTIH KEMERAHAN
5. SEKITAR MATA :
PADA KELOPAK MATA LUAR BAGIAN BAWAH DAN ATAS TERDAPAT LUKA MEMAR, BENTUK TAK
BERATURAN WARNA MERAH KEHITAMAN KONDISI BERSIH DASAR KULIT DENGAN UKURAN
PANJANG ENAM SENTIMETER LEBAR EMPAT SENTIMETER, TERABA DERIK TULANG.
6. SELAPUT BENING MATA JERNIH
7. SELAPUT LENDIR MATA BERWARNA PUTIH
8. MANIK MATA BERUKURAN NOL KOMA ENAM SENTIMETER
9. BOLA MATA TAMPAK UTUH DAN PADA PERABAAN KENYAL
e. HIDUNG
1. DARI KEDUA LUBANG KELUAR CAIRAN BERWARNA MERAH,
2. TIDAK TERDAPAT LUKA
3. TERABA DERIK TULANG
F. MULUT
1. KEADAAN TERBUKA SATU KOMA LIMA SENTIMETER DENGAN EMPAT GIGI SERI ATAS DAN SATU GIGI TARING ATAS
KANAN TERLIHAT.
2. TIDAK BERKUMIS.
3. DARI LUBANG MULUT KELUAR CAIRAN BERWARNA MERAH.
4. PADA BIBIR ATAS BAGIAN LUAR, TEPAT PADA SUDUT BIBIR KIRI TERDAPAT LUKA ROBEK, BENTUK TAK
BERATURAN, WARNA KEHITAMAN DASAR KULIT, KONDISI KOTOR ARAH DARI KIRI BAWAH KE KANAN ATAS,
UKURAN PANJANG SATU KOMA DUA SENTIMETER DAN LEBAR NOL KOMA TIGA SENTIMETER.
5. LIDAH TIDAK DALAM KEADAAN TERGIGIT, TIDAK MENJULUR, TIDAK TERDAPAT LUKA.
6. PADA RAHANG KIRI ATAS ANTARA GIGI MOLAR DUA DAN TIGA TERDAPAT PATAH TULANG PADA RAHANG KIRI BAWAH
ANTARA GIGI MOLAR SATU DAN DUA TERDAPAT PATAH TULANG GIGI PADA RAANG ATAS DAN KIRI UTUH, TERDAPAT
GIGI PATAH PADA GIGI CANINUS RAHANG BAWAH KANAN DAN KIRI TERDAPAT GIGI PATAH PADA GIGI INCISIVUS
SATU DAN DUA PADA RAHANG BAWAH KIRI, TERDAPAT GIGI GOYAH PADA PREMOLAR SATU RAHANG BAWAH KIRI.

G. DAGU
1. JENGGOT JENZAH BERUKURAN NOL KOMA TIGA SENTIMETER BERWARNA HITAM HALUS DAN SUKAR DICABUT.
2. TIDAK TERDAPAT LUKA MAUPUN DERIK TULANG.
h. PIPI
1. PIPI KANAN : TIDAK TERDAPAT LUKA DAN TIDAK TERABA DERIK TULANG
2.PIPI KIRI : TIDAK TERDAPAT LUKA, TERABA DERIK TULANG

i. TELINGA
1. TELINGA KANAN : KELUAR CAIRAN BERWARNA MERAH DISERTAI JARINGAN OTAK, TIDAK TERDAPAT LUKA, TIDAK TERABA DERIK
TULANG
2.TELINGA KIRI : TIDAK MENGELUARKAN CAIRAN BERWARNA MERAH, TIDAK TERDAPAT LUKA, DAN TIDAK TERABA DERIK TULANG

j. LEHER
1. TIDAK TERDAPAT TANDA PENJERATAN
2.PADA LEHER BAGIAN KIRI TIGA KOMA LIMA SENTIMETER DARI SUMBU TENGAH TUBUH DUA KOMA LIMA SENTIMETER DIBAWAH
PANGKAL LEHER TERDAPAT LUKA LECET GESER, BENTUK TAK BERATURAN WARNA MERAH ARAH DARI ATAS KEBAWAH KONDISI
KOTOR DASAR KULIT , UKURAN PANJANG DELAPAN SENTIMETER DAN LEBAR SATU SENTIMETER
3.TIDAK TERDAPAT DERIK TULANG.
 KANAN KIRI Luka lecet tekan ukuran 4 x 2 cm

Luka lecet geser 1,5 x 0,3 cm

Luka robek dikelilingi luka lecet
geser ukuran 1,2 x 1 x 1 cm

Teraba derik tulang

Luka memar 6 x 4 cm

Luka robek 1,2 x 0,3 cm

Keluar cairan berwarna merah

Luka lecet geser 8 x 1 cm

Patah tulang pada :
- Rahang kiri atas antara molar
2 dan 3
- Rahang kiri bawah antara
molar 1 dan 2
9. DADA
a. PADA DADA BAGIAN KANAN EMPAT SENTIMETER DARI SUMBU TENGAH TUBUH, TUJUH SENTIMETER DARI BAWAH PUNCAK BAHU
TERDAPAT SEKUMPULAN LUKA MEMAR, BENTUK TAK BERATURAN WARNA KEMERAHAN DASAR KULIT, KONDISI BERSIH PANJANG
SEPULUH SENTIMETER LEBAR DELAPAN SENTIMETER, PADA DADA TEPAT DI SUMBU TENGAH TUBUH DUA KOMA LIMA SENTIMETER DI
BAWAH PANGKAL LEHER TERDAPAT SEKUMPULAN LUKA MEMAR DENGAN BEBERAPA LUKA LECET BENTUK TAK BERATURAN WARNA
KEMERAHAN KONDISI BERSIH DASAR KULITPANJANG LIMA KOMA LIMA SENTIMETER LEBAR EMPAT SENTIMETER.
b. PADA DADA BAGIAN KIRI LIMA SENTIMETER DARI SUMBU TENGAH TUBUH DUA SENTIMETER DI BAWAH PUTTING SUSU TERDAPAT
LUKA MEMAR BENTUK TAK BERATURAN WARNA KEMERAHAN DASAR KULIT KONDISI BERSIH PANJANG LIMA SENTIMETER LEBAR 3
SENTIMETER, PADA DADA BAGIAN KIRI LIMA SENTIMETER DARI SUMBU TENGAH TUBUH DELAPAN SENTIMETER DI BAWAH PUTTING
SUSU TERDAPAT LUKA MEMAR BENTUK TAK BERATURAN WARNA MERAH KEUNGUAN DASAR KULIT KONDISI BERSIH UKURAN
PANJANG ENAM SENTIMETER LEBAR EMPAT SENTIMETER.
c. TERABA DERIK TULANG SELANGKA KIRI, PENGETUKAN DADA TERDENGAR NYARING.

10. PERUT
a. PERMUKAAN PERUT SAMA TINGGI DENGAN PERMUKAAN DADA, PADA PERUT BAGIAN KIRI ATAS ENAM BELAS SENTIMETER DI
BAWAH PUTTING SUSU TERDAPAT LUKA MEMAR BENTUK TAK BERATURAN WARNA MERAH KEBIRUAN DASAR KULIT KONDISI
BERSIH UKURAN PANJANG TIGA SENTIMETER LEBAR DUA KOMA LIMA SENTIMETER.
b. PERABAAN KENYAL, PENGETUKAN TERDENGAR NYARING.
c. JENIS KELAMIN LAKI-LAKI DISUNAT, RAMBUT KELAMIN BERWARNA HITAM, KERITING, SUKAR DICABUT, KANTONG PELIR TERABA
DUA BUAH PELIR.
11.ANGGOTA GERAK ATAS KANAN
1. LENGAN ATAS KANAN
a. TIDAK TERDAPAT LUKA DAN TIDAK TERABA DERIK TULANG
2. LENGAN BAWAH KANAN
a. TIDAK TERDAPAT LUKA DAN TIDAK TERABA DERIK TULANG
3. TANGAN KANAN
1. PUNGGUNG TANGAN KANAN TUJUH KOMA LIMA SENTIMETER DI BAWAH PERGELANGAN
TANGAN KANAN TERDAPAT SEKUMPULAN LUKA LECET GESER BENTUK TAK BERATURAN WARNA
MERAH KEUNGUAN ARAH DARI BAWAH KE ATAS KONDISI KOTOR DASAR KULIT UKURAN
PANJANG DUA KOMA TIGA SENTIMETER LEBAR SATU SENTIMETER.
2. TIDAK TERABA DERIK TULANG
3. JARINGAN DI BAWAH KUKU BERWARNA KEBIRUAN
11. ANGGOTA GERAK ATAS KIRI
1. LENGAN ATAS KIRI
a. TIDAK TERDAPAT LUKA DAN TIDAK TERABA DERIK TULANG
2. LENGAN BAWAH KIRI
a. BAGIAN DALAM SEMBILAN SENTIMETER DIATAS PERGELANGAN TANGAN TERDAPAT LUKA LECET GESER
BENTUK TAK BERATURAN WARNA MERAH CERAH DASAR KULIT KONDISI KOTOR ARAH DARI ATAS KE
BAWAH UKURAN PANJANG LIMA KOMA LIMA SENTIMETER LEBAR EMPAT SENTIMETER TIDAK TERABA
DERIK TULANG.
3. TANGAN KIRI
1. PADA PUNGGUNG TANGAN KIRI LIMA SENTIMETER DI BAWAH PERGELANGAN TANGAN TERDAPAT LUKA
MEMAR BENTUK TAK BERATURAN WARNA KEHITAMAN DASAR KULIT KONDISI BERSIH UKURAN PANJANG
TIGA KOMA LIMA SENTIMETER LEBAR EMPAT SENTIMETER.
2. TIDAK CERAI SENDI PADA PANGKAL JARI KEEMPAT
3. JARINGAN DI BAWAH KUKU BERWARNA KEBIRUAN
12. ANGGOTA GERAK BAWAH KANAN
1. PAHA KANAN
1. PADA PAHA KANAN BAGIAN DALAM EMPAT SENTIMETER DIATAS LUTUT TERDAPAT LUKA LECET GESER
DIKELILINGI MEMAR BENTUK TAR BERATURAN WARNA KEMERAHAN ARAH BAWAH KE ATAS DASAR KULIT
KONDISI KOTOR UKURAN PANJANG EMPAT SENTIMETER LEBAR TIGA SENTIMETER.
2. TIDAK TERABA DERIK TULANG
2. TUNGKAI BAWAH KANAN
1. TIDAK TERDAPAT LUKA
2. TIDAK TERABA DERIK TULANG
3. KAKI KANAN
1. TIDAK TERDAPAT LUKA
2. TIDAK TERABA DERIK TULANG
3. JARINGAN DI BAWAH KUKU BERWARNA KEBIRUAN
13. ANGGOTA GERAK BAWAH KIRI
1. PAHA KIRI
1. TIDAK TERDAPAT LUKA
2. TIDAK TERABA DERIK TULANG
2. TUNGKAI BAWAH KIRI
1. TUNGKAI BAWAH KIRI BAGIAN DEPAN EMPAT BELAS SENTIMETER DARI BAWAH LUTUT TERDAPAT LUKA MEMAR BENTUK TAK
BERATURAN WARNA UNGU KEHITAMAN DASAR KULIT KONDISI BERSIH UKURAN PANJANG EMPAT KOMA LIMA SENTIMETER
LEBAR TIGA KOMA LIMA SENTIMETER, PADA TUNGKAI BAWAH KIRI DEPAN EMPAT BELAS SENTIMETER DIBAWAH LUTUT
TERDAPAT SEKUMPULAN LUKA LECET BENTUK TAK BERATURAN WARNA MERAH DASAR KULIT KONDISI BERSIH UKURAN
PANJANG DUA KOMA LIMA SENTIMETER LEBAR NOL KOMA LIMA SENTIMETER, PADA TUNGKAI BAWAH KIRI BAGIAN LUAR EMPAT
SENTIMETER DARI MATA KAKI LUAR TERDAPAT LUKA ROBEK DIKELILINGI LUKA LECET GESER BENTUK TAK BERATURAN WARNA
MERAH ARAH DARI DALAM KE LUAR DASAR OTOT KONDISI KOTOR DENGAN UKURAN PANJANG DELAPAN SENTIMETER LEBAR
LIMA SENTIMETER DALAM SATU KOMA DUA SENTIMETER.
2. TIDAK TERABA DERIK TULANG
3. KAKI KIRI
1. PADA KAKI KIRI BAGIAN DALAM TERDAPAT LUKA TERBUKA BENTUK TIDAK BERATURAN WARNA MERAH DASAR TULANG
KONDISI KOTOR UKURAN PANJANG TUJUH SENTIMETER LEBAR ENAM KOMA LIMA SENTIMETER DALAM DUA SENTIMETER.
2. TERABA DERIK TULANG
3. JARINGAN DI BAWAH KUKU BERWARNA KEBIRUAN
• PUNGGUNG
• TIDAK TERDAPAT LUKA DAN TIDAK TERABA DERIK TULANG

• PANTAT
• TIDAK TERDAPAT LUKA DAN TIDAK TERABA DERIK TULANG

• DUBUR
• DARI LUBANG DUBUR TIDAK KELUAR KOTORAN DAN TIDAK TERDAPAT LUKA
 KANAN KIRI

Derik tulang

Luka memar
1. Ukuran 10 x 8 cm
1
2. Ukuran 5,5 x 4 cm 2 Luka lecet geser ukuran 8 x 4 cm
3. Ukuran 5 x 3 cm
4. Ukuran 6 x 4 cm
5. Ukuran 3 x 2,5 cm
3
4
5

Luka lecet geser ukuran 5,5 x 4 cm

Luka lecet geser dan memar ukuran 4 Cerai sendi

x 3 cm

1 1. Luka memar ukuran 4,5 x 3,5 cm

2 2. Luka lecet ukuran 2,5 x 0,5 cm
3. Luka robek 8 x 5 x 1,2 cm
Patah tulang terbuka 4. Luka robek ukuran 7 x 6,5 x 2 cm

3
4
 KIRI KANAN

Luka memar ukuran 3,5 x 4 cm

Luka lecet geser ukuran 2,3 x 1 cm

PENUNJANG
 KESIMPULAN
1. JENAZAH LAKI-LAKI, PANJANG BADAN 153,5 CM, BERAT BADAN 69,5 KG DENGAN GOLONGAN DARAH O RHESUS
POSITIF, ALKOHOL URIN POSITIF.
2. TERABA DERIK TULANG PADA KEPALA, DAHI, TULANG MATA KANAN DAN KIRI, HIDUNG, RAHANG ATAS, RAHANG
BAWAH, DAGU, PIPI KANAN DAN KIRI AKIBAT KEKERASAN TUMPUL.

3. TERDAPAT KELUARNYA CAIRAN BERWARNA MERAH PADA TELINGA KANAN DISERTAI JARINGAN OTAK DAN HIDUNG.
4. TERABA DERIK TULANG PADA TULANG SELANGKA KIRI, TERABA CERAI SENDI PADA PERGELANGAN TANGAN KIRI, JARI
KEEMPAT TANGAN KIRI DAN PATAH TULANG TERBUKA PADA PERGELANGAN KAKI KIRI AKIBAT KEKERAAN TUMPUL.
5. TERDAPAT LUKA LECET GESER, LUKA LECET TEKAN, LUKA MEMAR, DAN LUKA ROBEK PADA BEBERAPA ANGGOTA
TUBUH LAIN AKIBAT KEKERASAN TUMPUL.

6. KELAINAN NOMOR DUA DAN TIGA TIDAK DAPAT DIKESAMPINGKAN SEHUBUNGAN DENGAN KEMATIAN KORBAN.
SEBAB KEMATIAN PASTI TIDAK DAPAT DITENTUKAN KARENA TIDAK DILAKUKAN PEMERIKSAAN DALAM YANG SESUAI
DENGAN SURAT PERMINTAAN PENYIDIK.
7. SAAT KEMATIAN DIPERKIRAKAN ANTARA DUA SAMPAI DELAPAN JAM DARI SEBELUM SAAT PEMERIKSAAN.
DISKUSI
PERTANYAAN
1. SIAPA PIHAK YANG BERWENANG UNTUK MEMINTA KETERANGAN AHLI, DAN SIAPAKAH YANG BERHAK MEMBUAT DAN
MEMBERIKANNYA?
2. APA FUNGSI DILAKUKANNYA VISUM PADA KASUS INI?
3. APA DASAR HUKUM DIBUKANYA RAHASIA KEDOKTERAN SEPERTI VISUM KEPADA PENEGAK HUKUM?
4. APAKAH PERLU DILAKUKAN OTOPSI PADA SEMUA JENAZAH?
5. BAGAIMANA CARA MENENTUKAN IDENTITAS KORBAN?
6. APA KEMUNGKINAN PENYEBAB KEMATIAN PADA KASUS INI?
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG APAKAH YANG COCOK PADA KASUS SEPERTI INI?
8. BAGAIMANA CARA MEMPERKIRAKAN WAKTU KEMATIAN KORBAN?
Q1: PIHAK YANG BERWENANG MEMBUAT KETERANGAN
AHLI
• KUHAP PASAL 133 AYAT (1)  PENYIDIK BERWENANG MENGAJUKAN PERMINTAAN KETERANGAN AHLI.
PASAL 11 KUHAP  PENYIDIK PEMBANTU JUGA MEMILIKI WEWENANG YANG SAMA.

• KATEGORI PENYIDIK (KUHAP PASAL 6 AYAT (1) JO PP 27 TAHUN 1983 PASAL 2 AYAT (1))
• PEJABAT POLISI NEGARA RI YANG DIBERI WEWENANG KHUSUS OLEH UU DENGAN PANGKAT SERENDAH-
RENDAHNYA PEMBANTU LETNAN DUA, SEDANGKAN PENYIDIK PEMBANTU BERPANGKAT SERENDAH-RENDAHNYA
SERSAN DUA.
• BILA PENYIDIK ADALAH PNS, MAKA KEPANGKATAN SERENDAH-RENDAHNYA GOLONGAN II/B UNTUK PENYIDIK DAN
II/A UNTUK PENYIDIK PEMBANTU.

• BILA TIDAK ADA PEJABAT PENYIDIK SEPERTI DIATAS, MAKA KEPALA KEPOLISISAN SEKTOR YANG
BERPANGKAT BINTARA DI BAWAH PEMBANTU LETNAN DUA DIKATEGORIKAN PULA SEBAGAI PENYIDIK
KARENA JABATANNYA. (PP 27 TAHUN 1983 PASAL 2 AYAT (2))
• JURIDIKSI PERADILAN MILITER (SURAT KEPUTUSAN PANGAB NO: KEP/04/P/II/1983 TENTANG PENYELENGGARAAN
FUNGSI KEPOLISIAN MILITER.
• PASAL 4 HURUF C KETENTUAN TERSEBUT MENGATUR FUNGSI POLISI MILITER SEBAGAI PENYIDIK
• PASAL 6 AYAT C KETENTUAN DIATAS MENGATUR PROVOST DALAM MEMBANTU KOMANDAN/ANKUM (ATASAN YANG BERHAK
MENGHUKUM) DALAM PENYIDIKAN PERKARA PIDANA (DILINGKUNGAN YANG BERSANGKUTAN). TETAPI PENYELESAIAN
SELANJUTNYA DISERAHKAN KEPADA POM ATAU POLRI

• KUHAP PASAL 133 AYAT 1

• KEWENANGAN MELAKUKAN PEMERIKSAAN FORENSIK YANG MENYANGKUT TUBUH MANUSIA DAN MEMBUAT KETERANGAN
AHLI ADALAH DOKTER AHLI KEDOKTERAN KEHAKIMAN (FORENSIK), DAN DOKTER AHLI LAINNYA.
• YANG DIBUAT OLEH DOKTER AHLI KEDKTERAN KEHAKIMAN DISEBUT KETERANGAN AHLI
SEDANGKAN YANG DIBUAT OLEH SELAIN AHLI KEDOKTERAN KEHAKIMAN DISEBUT
KETERANGAN
Q2 : APA FUNGSI DILAKUKANNYA VISUM
PADA KASUS INI?
• MENGETAHUI IDENTITAS PASTI JENAZAH
• MENGETAHUI PENYEBAB PASTI KEMATIAN JENAZAH
• MENGETAHUI PERKIRAAN WAKTU KEMATIAN JENAZAH
• MEMPERKIRAKAN KRONOLOGIS KEMATIAN KORBAN
• BERDASARKAN PASAL 133 KUHAP AYAT 1: DALAM HAL PENYIDIK UNTUK KEPENTINGAN PERADILAN
DITANGANI SEORANG KORBAN BAIK LUKA, KERACUNAN ATAUPUN MATI YANG DIDUGA KARENA
PERISTIWA YANG MERUPAKAN TINDAK PIDANA, IA BERWENANG MENGAJUKAN PERMINTAAN
KETERANGAN AHLI KEPADA AHLI KEDOKTERAN KEHAKIMAN, ATAU DOKTER DAN ATAU AHLI LAINNYA.
Q3  DASAR HUKUM DIBUKANYA RAHASIA
KEDOKTERAN
• PERMENKES NO. 36 TAHUN 2012 PASAL 7
(1) PEMBUKAAN RAHASIA KEDOKTERAN UNTUK MEMENUHI PERMINTAAN APARATUR PENEGAK HUKUM DALAM RANGKA
PENEGAKAN HUKUM SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM PASAL 5 DAPAT DILAKUKAN PADA PROSES PENYELIDIKAN,
PENYIDIKAN, PENUNTUTAN, DAN SIDANG PENGADILAN.
(2) PEMBUKAAN RAHASIA KEDOKTERAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1) DAPAT MELALUI PEMBERIAN DATA
DAN INFORMASI BERUPA VISUM ET REPERTUM, KETERANGAN AHLI, KETERANGAN SAKSI, DAN/ATAU RINGKASAN
MEDIS.
(3) PERMOHONAN UNTUK PEMBUKAAN RAHASIA KEDOKTERAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD PADA AYAT (1) HARUS
DILAKUKAN SECARA TERTULIS DARI PIHAK YANG BERWENANG.
(4) DALAM HAL PEMBUKAAN RAHASIA KEDOKTERAN DILAKUKAN ATAS DASAR PERINTAH PENGADILAN ATAU DALAM
SIDANG PENGADILAN, MAKA REKAM MEDIS SELURUHNYA DAPAT DIBERIKAN.
 Q4: APAKAH PERLU DILAKUKAN OTOPSI
PADA SEMUA JENAZAH?
• JENAZAH YANG DI OTOPSI ADALAH, JENAZAH YANG DI KIRIM OLEH POLISI (PENYIDIK), KARENA DIDUGA
SEBAGAI KORBAN SUATU TINDAK PIDANA, BAIK DALAM PERISTIWA KLL, KECELAKAAN KERJA,
PENGANIYAAN, PEMBUNUHAN, PEMERKOSAAN, MAUPUN KORBAN MENINGGAL YANG PADA PEMERIKSAAN
POLISI, TERDAPAT KECURIGAAN AKAN ADANYA TINDAK PIDANA

• OTOPSI DILAKUKAN JIKA DALAM 2 HARI TIDAK ADA TANGGAPAN APAPUN DARI KELUARGA KORBAN

• DASAR HUKUM 133 KUHAP

Q5 : BAGAIMANA CARA MENENTUKAN
IDENTITAS KORBAN?

• IDENTIFIKASI PRIMER DNA, SIDIK JARI, ODONTOLOGI

• IDENTIFIKASI SEKUNDER
• CIRI SPESIFIK  TATTOO, TANDA TUBUH
• CIRI NON SPESIFIK TINGGI BADAN, BERAT BADAN, BENDA YANG MELEKAT PADA TUBUH PADA SAAT POST
MORTEM YANG DICOCOKAN DENGAN ANTEMORTEM.
Q6 : APA KEMUNGKINAN PENYEBAB
KEMATIAN PADA KASUS INI?

• PENYEBAB KEMATIAN
• TIDAK DAPAT DITENTUKAN SECARA DEFINITIF SAMPAI DILAKUKANNYA PEMERIKSAAN DALAM.
Q7 : PEMERIKSAAN PENUNJANG APAKAH
YANG COCOK PADA KASUS SEPERTI INI?

• PEMERIKSAAN DARAH  ALKOHOL, OBAT-OBATAN

• PEMERIKSAAN URIN  KADAR ALKOHOL
• PEMERIKSAAN PA JARINGAN OTAK YANG KELUAR DARI TELINGA
Q8 : Bagaimana cara memperkirakan waktu kematian
korban?
13-
JAM 0 30' 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
23
24 25

LEBAM
MAYAT
(Livor)
KAKU MAYAT
(Rigor)

PEMBUSUKAN
Tidak Terdapat Pembusukan
KASUS

Kesimpulan : Waktu kematian diperkirakan 2-8 jam sebelum dilakukan pemeriksaan

45