You are on page 1of 26

PRANATA PEMBANGUNAN

TAHAP DESIGN

K E L O M PO K 9

DEA AGUSTIN AYUNINGTYAS 21020115120016


FAJRIN AINNU ZULFA 21020115120018
KARTIKA PUTRI BHAYANGKARI 21020115120026
FRIDO DUTA WIBISONO 21020115120044
PADMA FADHILAH 21020115120065
ALUR PEKERJAAN DESAIN DALAM PERENCANAAN

Desain merupakan
tahapan lanjut dari
sebuah Pra-Desain, dan
saling terkait.
TAHAP DESAIN
PERENCANAAN

menetapkan suatu strategi untuk mencapai tujuan dan mengembangkan suatu susunan rencana secara menyeluruh agar
kegiatan tersebut terkoordinasi dengan baik.

Owner meminta sesuatu Arsitek mewujudkan keinginan owner.

KONTRAK
Diatur dalam Hukum Perdata Pasal 13 KUH Perdata. Jenis Kontrak meliputi : Kontrak rancang bangun, kontrak turnkey,
kontrak guaranteed, kontrak engineering procument and construction.

PERJANJIAN PEMBANGUNAN
Perjanjian lingkungan , Perjanjian perencanaan dan bangunan (IMB), Perjanjian hak dan pertanahan (hak milik), dan
perjanjian kegiatan dan sector (ijin usaha).

PELELANGAN
Pelelangan menurut KepPres No. 16 tahun 1994 : pelelangan umum, Pelelangan Terbatas, Pemilihan langsung,
Pengadaan Langsung.

ETIKA PROFESI ARSITEK


Hal yang paling diperhatikan dalam Proses (Tahapan Desain).dimana seorang Arsitek harus, memiliki pengetahuan
khusus, standar moral yang tinggi, mengabdi kepada masyarakat, memiliki izin khusus, dan memiliki organisasi profesi.

Selain itu posisi Arsitek dibantu oleh Konsultan dan Kontraktor


PERANCANGAN TAHAP DESAIN
PERANCANGAN

KESEPAKATAN
Antara Owner dan Arsitek INPUT OUTPUT

PRA-DESIGN
Site Architectural
DESAIN
Background Product
Problem
Menurut PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR:
Data, etc
06/PRT/M/2007 , Tentang Tata Bangunan dan Lingkungan. Yang
mana dalam pembangunan harus sesuai dengan kebutuhan, dan
selaras dengan lingkungannya. Sesuai dengan arahan RTBL
DESIGN DESIGN
yang berlaku.
DEVELOPMENT

SITE DATA  FAKTA

Menurut PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Menurut PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM
NOMOR 06/PRT/M/2007 Tentang pedoman umum NOMOR: 24/PRT/M/2007 Tentang, Izin mendirikan Bangunan.
rencana tata bangunan dan lingkungan, intensitas Syarat:
lahan harus memperhatikan: 1. Hak atas Tanah
1. Koefisien Dasar Bangunan 2. Status Kepemilikan Bangunan
2. Koefisien Lantai Bangunan 3. Dokumen Surat Yang Terkait..
3. Koefisien Daerah Hijau
4. Koefisien Tapak Basement

ketentuan KDB, KLB,GSB dijelaskan dalam PERATURAN MENTERI


PEKERJAAN UMUM NO. 29/PRT/M/2006 TENTANG
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG
PENYELENGGARAAN BANGUNAN
Kegiatan pembanguan yang meliputi proses
perencanaan teknis dan pelaksanaan
kontruksi serta pemanfaatan,pelestarian,dan
pembongkaran

DIATUR DALAM
UU RI No.28 Tahun 2002 pasal 7 ayat 3

Penampilan bangunan gedung

Tata ruang dalam bangunan

Keseimbangan,keserasian,keselara
san bangunan gedung dengan
lingkungan
PROSES KEGIATAN MERANCANG

Standar Perancangan
Bangunan Aspek kesehatan
merupakan aspek
yang sangat
penting,hal ini harus
ketentuan mengenai diperhatikan dalam
persyaratan tata KESELAMATAN proses
bangunan dan merancang,baik
persyaratan kesehatan sikis dan
keandalan bangunan psikis bagi pengguna
gedung. pada suatu bangunan
KESEHATAN yang dirancang

KENYAMANAN
Diatur dalam UU bangunan
gedung Nomor 28 tahun
2002 Pasal 7 ayat 3

KEMUDAHAN
Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor
29/PRT/M/2006 Tanggal 1
Desember 2006

PRANATA PEMBANGUNAN | ASPEK KESEHATAN | KELOMPOK 9


PERSYARATAN SANITASI
1. Kualitas air minum mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005
tentang Pengembangan sistemAir Minum dan Permenkes 907/2002,
sedangkan instalasi perpipaannya mengikuti Pedoman Plambing;
Persyaratan 2. SNI 03-6481-2000 Sistem Plambing 2000, atau edisi terbaru.
Plumbing Bangunan 3. SNI 03-2398-2002 Tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem
resapan, atau edisi terbaru;
4. SNI 03-6379-2000 Spesifikasi dan pemasangan perangkap bau, atauedisi
terbaru;

Persyaratan Instalasi
Gas Medik SNI 03-7011–2004 Keselamatan pada bangunan fasilitas pelayanan kesehatan

1. SNI 03-4681-2000 Sistem plambing 2000, atau edisi terbaru;


Persyaratan 2. SNI 03-2453-2002 Tata cara perencanaan sumur resapan air hujanuntuklahan
Penyalur Air Hujan pekarangan, atauedisi terbaru;
3. SNI 03-2459-2002 Spesifikasi sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan,
atauedisi terbaru;

1. Bagi pengembang perumahan wajid menyediakan wadah sampah


Persyaratan Fasilitas 2. Dilakukannya reduksi sampah padat dengan melakukan daur ulang.
Sanitasi 3. Sampah bahan beracun dan berbahaya harus dibakar dengan insinerator
yang tidak mengganggu lingkungan.

saluran pembuangan air kotor, tempat sampah, dan atau pengolahan sampah

PERSYARATAN PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN


(1) menghindari timbulnya efek silau dan pantulan bagi pengguna bangunan gedung
lain, masyarakat, dan lingkungan sekitarnya;
(2) Menghindari timbulnya efek peningkatan temperature lingkungan di sekitarnya;
(3) mempertimbangkan prinsip-prinsip konservasi energi; dan
(4) Menggunakan bahan-bahan bangunan yang ramah lingkungan.

PRANATA PEMBANGUNAN | ASPEK KESEHATAN | KELOMPOK 9


SISTEM PENGHAWAAN

Ventilasi

PERSYARATAN TEKNIS
(a) SNI 03-6390-2000 Konservasi energi sistem tata udara pada bangunan gedung;
(b) SNI 03-6572-2001Tata cara perancangan sistem ventilasi dan pengkondisian udara
pada bangunan gedung, atauedisi terbaru;
(c) Standar tentang tatacara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem
ventilasi;
(d) Standar tentang tatacara perencanaan, pemasangan, dan pemeliharaan sistem
ventilasi mekanis.

PERSYARATAN UMUM
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, No.: 29/PRT/M/2006 Tentang
Pedoman PersyaratanTeknis Bangunan Gedung

Setiap bangunan harus memiliki ventilasi baik alami maupun buatan, sesuai
fungsinya

Bangunan umum (pelayanan kesehatan khususnya ruang perawatan,


gedung sekolah khususnya ruang kelas) dll, harus memiliki bukaan/ ventilasi
permanen, kisi-kisi pada pintu/ jendela serta bukaan permanen lain yang
dapat dibuka untuk ventilasi alami

Jika ventilasi alami tidak mungkin dilaksanakan, maka diperlukan ventilasi


mekanis pada bangunan fasilitas tertentu yang memerlukan perlindungan
udara luar dan pencemaran

1. Bentuk ruang cenderung beraturan agar memudahkan dalam perencanaan sistem


penghawaan buatan/ mekanis
Penggunaan AC
2. Bentuk ruang diusahakan sejajar dengan arah aliran angin
3. Langit-langit/ plafond dibuat relatif rendah kecuali pertimbangan lain seperti akustik, dll

PRANATA PEMBANGUNAN | ASPEK KESEHATAN | KELOMPOK 9


PERSYARATAN PENCAHAYAAN

merupakan kebutuhan pencahayaan yang harus disediakan pada bangunan gedung melalui pencahayaan
alami dan/atau pencahayaan buatan, termasuk pencahayaan darurat.

T U J U A N Untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya. Serta untuk menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara
baik
secara umum diatur dalam :
• Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung
• Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan
Gedung

Setiap bangunan membutuhkan standar intensitas dan kriteria pencahayaan yang berbeda sesuai dengan fungsi
peruntukan bangunan tersebut. Karena itu, agar sesuai dengan fungsi bangunannya, syarat pencahayaan lebih
khusus diatur dalam :
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan
Dan Prasarana Rumah Sakit
• Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran Dan Industri

Pencahayaan pada bangunan harus mengikuti standar-standar yang telah ditetapkan. Diantaranya :

1. SNI 03-6197-2000 Konservasi energi sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung, atauedisi terbaru;
2. SNI 03-2396-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan gedung, atau edisi
terbaru;

3. SNI 03-6575-2001 Tata cara perancangan sistem pencahayaan buatanpadabangunangedung, atauedisi


terbaru.
Dalam hal masih ada persyaratan lainnya yang belum tertampung, atau yang belum mempunyai SNI, digunakan
standar baku dan/atau pedoman teknis.

PRANATA PEMBANGUNAN | ASPEK KESEHATAN | KELOMPOK 9


P R A N A T A
P E M B A N G U N A N

KELOMPOK 9

DEA AGUSTIN AYUNIGTYAS 21020115120016


FAJRIN AINNU ZULFA 21020115120018
KARTIKA PUTRI BHAYANGKARI 21020115120026
FRIDO DUTA WIBISONO 21020115120044
FATMA FADHILAH 21020115120065
KETERKAITAN PRANATA PEMBANGUNAN DALAM PROSES PEMBANGUNAN

PROSES PEMBANGUNAN TAHAP DESAIN PRANATA


PERENCANAAN ( PLANNING) PEMBANGUNAN

KONTRAK
UU No. 28 . Tahun 2002
(bangunan)
UU No. 6 , Tahun 2017
PERJANJIAN PEMBANGUNAN (arsitek)

KESEPAKATAN
UU No. 28 . Tahun 2002
Antara Owner dan Arsitek (bangunan)
UU No. 6 , Tahun 2017
PELELANGAN
(arsitek)
UU No. 54, Tahun 2010
(pengadaan jasa)

ETIKA PROFESI ARSITEK UU No. 6 , Tahun 2017


(arsitek)
RSAL SURABAYA

Sumber : Tribun Jateng - Google

PERKIRAAN TERJADINYA:
1. Pengerjaan yang tidak berjalan sesuai teknis
2. Kecurangan Kontraktor
3. Tidak sesuai dengan standar pemasangan
4. Perilaku Alam

PROSES DESAIN PRANATA PEMBANGUNAN


UU No. 28 . Tahun 2002 ( bangunan)
PRA-DESAIN TIDAK DISESUAIKAN
UU No. 6 , Tahun 2017 (arsitek)
DESAIN
DEVELOPMENT DESAIN ≠ UU No. 54, Tahun 2010 (pengadaan jasa)
UU No. 28 . Tahun 2002 ( bangunan) UU No. 54, Tahun 2010 (pengadaan jasa)

PASAL 17 AYAT 2 PASAL 5


Prinsip Pengadaan Jasa
“ Persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk Efisien, Efektif, Transparan, Terbuka, Bersaing,
mendukung beban muatannya sebagaimana dimaksud Adil, Akuntabel
dalam ayat (1) merupakan kemampuan struktur
bangunan yang stabil dan kukuh dalam mendukung PASAL 19 A dan 19 B
beban muatan “
Syarat Pengadaan Jasa
Pengadaan Jasa sesuai dengan Peraturan UU
PASAL 18 AYAT 1 Terbentuk dari Pengalaman, Keahlian, dan
Kemampuan Teknis.
“ Persyaratan kemampuan struktur bangunan gedung
yang stabil dan kukuh dalam mendukung beban PASAL 55
muatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 ayat
Bukti Pengadaan Jasa
(2) merupakan kemampuan struktur bangunan gedung
Surat Bukti Pengadaan Jasa
yang satbil dan kukuh sampai dengan kondisi
pembebanan maksimum dalam mendukung beban
PASAL 86
muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk
daerah/zona tertentu kemampuan untuk mendukung Penandatangan Kontrak
beban muatan yang timbul akibat perilaku alam “ Pengadaan Jasa
PASAL 2 Acuan Praktik Arsitek
Profesional, Integritas, Etika, Keadila,
Keselarasan, Kemanfaatan, Keamanan dan
Keselamatan, Kelestarian, Keberlanjutan

PASAL 7 Surat Tanda Registrasi Arsitek


UU No. 6 , Tahun 2017 (arsitek)

Pendidikan 4 Tahun, Profesi 2 Tahun


10 Tahun Pengalaman Praktik
Sertifikat Kompetensi
KONSEKUENSI
PASAL 14 AYAT 1 Memiliki Lisensi PASAL 12
Surat Tanda Registrasi Arsitek DICABUT
PASAL 4 AYAT 4 Layanan Praktik Arsitek
A. perencanaan kota dan tata guna lahan BAB IX
B. Manajemen proyek dan konstruksi
C. Pendampingan masyarakat Dikenai SANKSI ADMINISTRATIF
D. konstruksi

PASAL 8 AYAT 1 Standar Kompetensi Arsitek


Kemampuan kerja yang mencakup sikap kerja,
pengetahuan, dan keterampilan kerja yang
sesuai dengan Praktik Arsitek.

PASAL 22 F Kewajiban Arsitek


Mengutamakan kaidah keselamatan dan
kesehatan kerja serta kelestarian lingkungan
Hukum dan Pranata Pembangunan
Materi Pertemuan Minggu I
Bagan Hubungan Hukum dan
Pranata Pembangunan

PEMBANGUNAN TEKNIK
TAHAPAN

HUKUM KARYA
INTERAKSI
ARSITEKTUR
AKTOR(PELAKU)
KONFLIK INTERNAL/EKSTERNAL
Owner, Konsultan,
Kontraktor dan unsur
pendukung lainnya.

PRANATA PEMBANGUNAN
PRANATA PEMBANGUNAN
MERUPAKAN SUATU SISTEM DAN ORGANISASI.

Sebagai sebuah sistem dapat diartikan


sekumpulan aktor/stakeholder dalam kegiatan membangun
(pemilik, perencana, pengawas dan pelaksana) yang
merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dan memiliki
keterkaitan satu dengan yang lain serta memiliki batas-batas
yang jelas untuk mencapai satu tujuan.

Sebagai suatu perkumpulan/organisasi maka


dapat diartikan sebagi perkumpulan ( kelompok) yang
memiliki hubungan yang bergantung pada tujuan akhir yang
sering dinyatakan dengan kontrak.

Kontrak adalah sebagai parameter hubungan yang terjadi


dalam proses kegiatan pembangunan.

Instrument lain seperti pelelangan (tender), K3


(keamanan, ketertiban, dan keselamatan), perijinan
pembangunan dan etika.
HUBUNGAN ANTARA OWNER,
KONSULTAN DAN KONTRAKTOR

Owner

KONTRAKTUAL KONTRAKTUAL

Konsultan konraktor
KOORDINASI

KONTRAKTUAL merupakan hubungan profesional yang didasarkan atas


kesepakatn-kesepakatan dalam suatu kontrak yang menuntut adanya
keahlian profesi masing-masing sesuai bidang.

KOORDINASi merupakan tujuan untuk mewujudkan keinginan


pengguna jasa, yang secara teknik dapat diukur melalui efisiensi dan
efektivitas dari kalitas produk yang dihasilkan.
MENURUT KEPRES 80 TAHUN 2003
PENGGUNA JASA ATAU PEMILIK
PEKERJAAN (OWNER) MEMILIKI 2 TUGAS
UTAMA YAITU:
Menyusun rencana
Mengangkat panitia
Memetapkan paket
Tahap pekerjaan
persiapan Menentapkan HPS ( harga
perkiraan sendiri)
Rencana pengadaan dan
pelaksanaan
Owner

Menetapkan hasil pengadaan


Tahap Menetapkan besar uang muka
Tanda tangan kontrak
Pelaksanaan Mengendalikan pekerjaan
Menyerahkan asset
Berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal Cipta Karya
Departemen PU Nomor : 023/KPTS/CK/1992, yang disebut
perencana/arsitek/konsultan perencana/konsultan ahli adalah
perorangan/badan hukum yang melaksanakan tugas
konsultasi dalam bidang perencanaan karya bangunan atau
perencana lingkungan beserta kelengkapannya.

TUGAS KONSULTAN PERENCANA


1. MEMBUAT SKEMA/KONSEP PEMIKIRAN AWAL (MAKSUD DAN TUJUAN)
2. MEMBUAT DESAIN PRA RENCANA TERMASUK DIDALAMNYA PEKERJAAN
PENYELIDIKAN DATA LAPANGAN/KONDISI TAPAK/LINGKUNGAN,
MENYUSUN USUSLAN KERJA (URAIAN TENTANG PERSYAATAN SETEMPAT)
DAN PENGURUSAN SURAT-SURAT IJIN.
3. MEMBUAT GAMBAR PELAKSANAAN LAPANGAN, GAMBAR DETAIL, DAN
BESTEK (URAIAN RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARATNYA)
4. MEMBUAT RAB (RENCANA ANGGARAN BIAYA)
5. MENGIKUITI GAMBAR RENCANA KERJA DAN BESTEK PEKERJAAN
(AANWIJZING)
6. MENGIKUTI PROSES PELELANGAN PEKERJAAN (TENDER)
7. MELAKUKAN PENGAWASAN BERKALA (KESESUAIAN BESTEK PADA
PELAKSAAN PEKERJAAN DILAPANGAN DAN KESESUAIAN DARI SUDUT
PERANCANGAN ARSITEKTUR.
KONSULTAN PENGAWAS

KONSULTAN PENGAWAS mewakili pihak owner/pemilik,


dalam segala hal yang menyangkut pengawasan dan pemanduan
antara kesesuaian gambar-gambar bestek, syarat-syarat teknis
pelaksanaan proyek.

KONSULTAN PENGAWAS juga bertugas sesuai dengan


keahliannya mengawasi seluruh kegiatan konstryksi mulai dari
persiapan, penggunaan, mutu bahan/material, pelaksanaan
pekerjaan, dan finishing hasil pekerjaan sebelum diserahkan kepada
pemberi proyek.
KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI

Melaksanakan pengendalian pada tahap persiapan, tahap


perencanaan dan tahap konstruksi baik di level program maupun
pada level operasional, dan pengendalian tersebut meliputi
pengendalian waktu, penegndalian biaya, pencapain sasaran fisik,
dan tertib administrasi.

Layanan jasa ini diselenggarakan untuk pekerjaan:


1. Bangunan bertingkat > 4 lantai
2. Bangunan dengan luas total > 5000 m2
3. Bangunan khusus
4. Bangunan yang melibatkan lebih dari satu konsultan prencana
maupun pemboraong
5. Bangunan yang dilaksanakan lebih dari satu tahun anggaran
(multiyearproject).
JASA KONTRUKSI
Landasan hukum usaha jasa kontruksi antara lain:
1. Undang-undang No.18 Tahun 1999
2. Pereturan pemerintah No.28, 29 dan 30 Tahun 2000
3. Kepres No.18 tahun 2000
4. Keppres no. 80 Tahun 2003.
Jasa Kontruksi adalah layanan jasa konsultansi perencanaan
pekerjaan konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan
konstruksi, dan layanan jasa konsultansi pengawasan pekerjaan
kontruksi.( Undang-Undang No.18 Tahun 1999)

Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkain


kegiatan perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta
pengawasan yang mencakup pekerjaan arsitektural. Sipil,
mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-masing beserta
kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk
fisik lain.

Pelaksana pekerjaan konstruksi sering disebut sebagai pemborong, dapat


berupa perorangan atau badan usaha berbadan hukum.
PEMBORONG WAJIB MEMILIKI SIUJK ( SURAT IJIN USAHA JASA
KONSTRUKSI) DARI MENTERI PU MEMAMUI PEJABAT DARI KANTOR
DINAAS SETEMPAT (KEPMEMPUN0.139/KPTS/!998 TENTANG
PELAKSANAAN KETENTUAN IJIN USAHA JASA KONSTRUKSI.

SIUJK BERLAKU SELAMA 5 TAHUN DAN DAPAT DIPERPANJANG SELAMA


PERUSAHAAN TERSEBUT MASIH MELAKUKAN KEGIATAN USAHANYA.

DATA UNTUK PENGURUSAN SIUJK ADALAH


1. DATA ADMINISTRASI
2. DATA PERSONALIA
3. DATA FISIK PERUSAHAAN
4. DATA KEUANGAN
5. DATA PENGALAMAN PEKERJAAN.

KEGIATAN PELAKSANA KONSTRUKSI (KONTRAKTOR) DAPAT DIBAGI 2 YAITU

1. KEGIATAN UTAMA MELIPUTI KEGIATAN: PEMASARAN, PELAKSANAAN PROYEK,


PENYERAHAN PROYEK DAN PEMELIHARAAN PROYEK.

1. KEGIATAN PENUNJANG, KEGIATAN YANG MENYEDIAKAN INFRSTRUKTUR ATAU


MASUKAN YAG MEMUNGKINKAN KEGIATAN UTAMA BERLANGSUNG SECARA
TERUS MENERUS.
Tugas pertama

Buatlah tulisan Bagaimana


hubungan antara hukum dan
pranata pembangunan?,
sertakan contoh bentuk
kerjasama antara pelaku
pembangunan beserta tugas
dan kewajiban masing-masing!.

You might also like