You are on page 1of 20

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA

Nama :HASAN DADID ASSEGAFF


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
NPM/Semester : 1431010056 / 2
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
Romb./Grup : III/ D
NPM/Teman Praktek : 1431010058
Praktikum :KIMIA ANALISA
AMALIA IMAS LARISSA
Percobaan : PEMISAHAN GOLONGAN IIIA,IIIB
Tanggal :24 MARET 2015
Pembimbing :Ir. ATIK WIDIATI, MT DRAFT

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia analitik berhubungan dengan teori dan praktek dan metode-metode
yang dipakai untuk menetapkan komposisi bahan. Kimia analitik bisa dibagi
menjadi bidang-bidang yang disebut analisa kualitatif dan analisa kuantitatif.
Analisa kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat kimia mengenai unsur atau
senyawa apa yang ada dalam suatu sampel. Umumnya dalam kuliah, para
mahasiswa pertama kali dihadapkan dengan analisis kualitatif ketika jumlah unsur
dipisahkan dan diidentifikasi melalui pengandapan dengan hydrogen sulfide.
Produk-produk organic yang disintetis dalaml aboratorium bisa diidentifikasi
dengan menggunakan teknik-teknik instrumentasi seperti spektroskopi dan
resionansi magnetik nuklir.

Untuk tujuan analisis kualitatif sistematika kation-kation diklasifikasikan


dalam limagolongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa
reagensia. Dalam analisa kualitatif juga dikenal suatu cara untuk menentukan ion
(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.
Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk jenis
kation/anion.

Percobaan kali ini kita akan menguji kation golongan III yang terdiridari
Fe2+, Fe3+, Ni2+, Co2+, Mn2+, Zn2+, dan Al3+ dengan menambahkan pereaksi
NH4OH dan Na2S, maka akan diperoleh pengandapan. Oleh karena itu, percobaan
ini dilakukan agar praktikan dapat mengetahui hasil pengamatan dan perubahan
khas yang terjadi dalam reaksi-reaksi kation golongan III.
I.2 Tujuan

1. Mendeteksi bahan-bahan penyusun suatu campuran (Anion dan


Kation)
2. Memisahkan penyusun suatu campuran menjadi 5 golongan
(kation)
3. Memisahkan kation-kation dalam tiap golongan
4. Mengidentifikasi kation-kation dalam tiap golongan
5. Mempelajari reaksi-reaksi ion
6. Untuk memisahkan dan mengidentifikasi suatu unsur kedalam
golongan IIA dan IIB

I.3 Manfaat

1. Praktikandapat memahami memisahkan dan mengidentifikasi unsure


2. Praktikan mengerti cara pemisahan golongan dengan metode ammonium
polysulfide
3. Praktikan mengerti cara pemisahan golongan dengan metode Kalium
hidroksida
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Tijauan Umum
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan
dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa
reagensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara spesifik,
dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga
memisahkan golongan-golongan ini dengan pemeriksaan lebih lanjut. Selain
merupakan cara yang tradisional untuk menyajikan bahan, urut-urytan ini juga
memudahkan dalam mempelajari reaksi-reaksi. Reagensia golongan yang dipakai
untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah asam klorida, hidrogen sulfida,
dan amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation
bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak.
Jadi boleh kita katakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan
atas perbedaan kelarutan klorida, sulfida, dan karbonat dari kation tersebut.
(Vogel : BUKU TEKS ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF MAKRO DAN
MIKRO.1985)
Dalam analisa kualitatif cara memisahkan ion logam tertentu harus
mengikuti prosedur kerja yang khas. Zat yang diselidiki harus disiapkan atau
diubah dalam bentuk suatu larutan. Untuk zat padat kita harus memilih pelarut
yang cocok. Ion-ion pada golongangolongan diendapkan satu per satu, endapan
dipisahkan dari larutan dengan cara disaring atau diputar dengan centrifuga.
Endapan dicuci untuk membebaskan dari larutan pokok atau filtrat dan tiap-tiap
logam yang mungkin akan dipisahkan

II.2 Pemisahan dan identifikasi kation-kation golongan IIIA

Dalam filtrat, yang diperoleh setelah pemisahan kation Golongan II,


adanya fosfat, silikat, borat, fluorida, dan anion dari asam-asam organik harus
diuji. Jika salah satu dari ion-ion ini terdapat dalam filtrat, maka ion-ion tersebut
harus dihilangkan. Endapan yang dihasilkan dengan menambahkan 𝑁𝐻4 𝐶𝑙 serta
larutan 𝑁𝐻3 dan didihkan, mungkin mengandung 𝐹𝑒(𝑂𝐻)3 , 𝐶𝑟(𝑂𝐻)3 , 𝐴𝑙(𝑂𝐻)3
dan sedikit 𝑀𝑛𝑂2 . 𝑥𝐻2 𝑂. Cuci dengan sedikit larutan 𝑁𝐻4 𝐶𝑙 1% yang panas.
Pindahkan endapan dengan bantuan 5-10 ml air ke sebuah cawan penguapan.
Tambahkan 1-1,5 g Natrium peroksoborat, 𝑁𝑎𝐵𝑂3 . 4𝐻2 𝑂. Didihkan perlahan-
lahan sampai pelepasan 𝑂2berhenti, kemudian saring.

(Vogel : BUKU TEKS ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF MAKRO DAN


MIKRO.1985)
1. Identifikasi Sub golongan
Aluminium
Tindakan Aluminium pada hidrogen encer dan pada larutan yang encer
dari alkali kaustik dinyatakan dengan persamaan ionik berikut :
2𝐴𝑙 + 6𝐻 + 2𝐴𝑙 3+ + 3𝐻2
garam aluminium sebagai aturan tidak berwarna, dan orang-orang yang
larut dalam air menunjukkan reaksi asam dalam larutan air, account mereka yang
dihidrolisis hingga batas tertentu. Hal ini menjelaskan fakta bahwa penguapan
larutan aluminium klorida dalam air kita tidak mendapatkan aluminium klorida,
tetapi oksida larut atau hidroksida
Pada filtrat hasil pemisahan dengan sub golongan besi, penambahan asam
nitrat akan memberikan reaksi berikut:
Al(OH)4- + 4H+ _ Al3+ + 4 H2O
2CrO42- + 2H+ _ Cr2O72- + H2O
Jika terdapat kromat warna larutan berubah menjadi jingga dengan
terbentuknya dikromat. Penambahan amonium hidroksida lebih lanjut akan
membentuk endapan putih yang menunjukkan adanya Al. Sedangkan Cr2O72-akan
menjadi CrO42-.Identifikasi Cr dapat dilakukan dengan BaCl2 memberikan
endapan kuning barium kromat.
CrO42- + Ba2+→ BaCrO4

(William : Analytical Chemistry; Qualitive Analysis Vol.I.1963)


Hidroksida aluminium dan kromium bersifat amfoter sehingga larut
dengan NaOH.Sebaliknya hidroksida besi dan mangan bersifat amfoter sehingga
kation tersebut tidak larut dengan NaOH.Hal ini yang mendasari pemisahan kedua
subgolongan dalam kation golongan III. Aqua regia juga akan mengoksidasi
Fe2+menjadi Fe3+.
Jika NaOH ditambahkan maka hidroksida ke empat kation tersebut akan
terbentuk, tetapi aluminium dan kromium yang bersifat amfoter akan larut
membentuk kompleks Al(OH)4-, Cr(OH) 4- , Zn(OH) 4- , sedangkan kation yang
lain tidak larut. Mn(OH)2 akan teroksidasi oleh udara menjadi MnO2 yang
berwarna hitam. Penambahan hidrogen peroksida mempercepat oksidasi kedua zat
tersebut, juga mengoksidasi Cr(OH)4- menjadi CrO42-.
Hidroksida besi cepat larut dalam asam sulfat menjadi Fe2+, tetapi
MnO2lambat larut. Hidrogen peroksida ditambahkan untuk mempercepat
kelarutan endapan ini dengan cara mereduksinya menjadi MnO.
Kromium
Diambil dari alumina, memberikan melebur, massa mengkilap
CoSiO3, namun alumina memberikan bentuk kusam, massa biru gelap Co
(AlO2)2 yang dicairkan
semua kacamata sibuk, seperti manik-manik boraks, natrium fosfat, Dan
sebagainya yang berwarna biru dengan kobalt oksida.
(William : Analytical Chemistry; Qualitive Analysis Vol.I.1963)
Besi
besi asli jarang ditemukan. itu terjadi pada batuan basaltik; juga dalam
meteories, terkait dengan nikel, kobalt,, karbon, sulfur, dan fosfor. bijih besi yang
paling penting adalah oksida dan sulfida. ini dapat disebutkan:
Hematit, Fe2O3 isomorf dengan dispore dan memicu, limonit, Dan Fe4H6O3
Identifikasi besi dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:
a. Kaliumheksasianoferat(II), K4Fe(CN)6
Membentuk endapan biru Prussian
4Fe3+ + 3Fe(CN)64- → Fe4[Fe(CN)6]3
b. Kalium tiosianat, KSCN
Larutan berwarna merah
Fe3+ + SCN- → Fe(SCN)63-
(http://mindstrom444.blogspot.com/2011/05/analisis-kation-golongan-iii.html
Diakses pada 18 Maret 2015 pukul 19.15)
Demikian pula anggota lain dari golongan IIIA yaitu gallium, indium, dan
talium. Potensial reduksi negative menyatakan bahwa unsur lebih bersifat logam
disbanding hydrogen. Energy pengionan dari logam golongan IIIA hampir sama
satu sama lain., kecuali energy hidrasi 𝐴𝑙 3+ merupakan yang terbesar di antara
kation golongan IIIA dan bahwa Al adalah logam golongan IIIA yang paling
aktif.

Sifat menarik dari unsur Ga, In dan TI yang tidak terdapat pada Al adalah
kemampuan membentuk ion bermuatan satu. Kemampuan ini menunjukan adanya
pasangan electron lembam, 𝑛𝑠 2 , dalam atau dari unsur pasca-peralihan. Jadi,
sebuah atom Ga dapat kehilangan electron pada 4p dan mempertahankan electron
4s untuk membentuk ion 𝐺𝑎+ , dengan konfigurasi elektron [𝐴𝑟]3𝑑10 4𝑠 2 .
Kemungkinan ini lebih mudah terjadi pada atom yang lebih berat dalam
golongan. Dalam kenyataan, talium dengan bilangan oksidasi +1 lebih mantap
dalam larutan berair disbanding talium dengan bilangan oksidasi +3
Sifat – sifat unsur golongan III A.
Unsur B Al Ga In Tl
Nomor atom 5 13 31 49 81
Jari –jari atom (A0) 0,80 1,25 1,24 1,50 1,55
Jari –jari ion (A0) - 0,45 0,60 0,81 0,95
Kerapatan (g/cm3) 2,54 2,70 5,90 7,30 11,85
Titik Leleh (0K) 2300 932 303 429 577
Titik Didih (0K) 4200 2720 2510 2320 1740
Energi ionisasi (I) (kJ/mol) 807 577 579 556 590
Energi ionisasi (II) (kJ/mol) 2425 1816 1979 1820 1971
Energi ionisasi (III) (kJ/mol) 3658 2744 2962 2703 2874

(Petrucci : Ralph H. Kamia Dasar Prinsip danTerapan Modern Edisi Keempat.


2008)

II.3 Pemisahan Dan Identifikasi Kation-Kation Golongan IIIB


Untuk pemisahan kation-kation Golongan IIIB, akan diuraikan ke dalam
dua metode. Yang pertama adalah yang paling umum dipakai dan dianjurkan
untuk para pemula. Yang kedua adalah agak memerlukan lebih banyak
pengalaman, tetapi sama efisiennya.
a) Metode asam klorida – hidrogen peroksida
b) Metode asam klorida – kalium klorat – hidrogen peroksida

(William : Analytical Chemistry; Qualitive Analysis Vol.II. 1963)

Identifikasi Mn
Mangan dapat diidentifikasi dengan mengoksidasi Mn2+ menjadi MnO4-yang
berwarna ungu dengan natrium bismutat (NaBiO3) dalam asam nitrat.
2Mn2+ + 5HBiO3 + 9H+→ 2MnO4- + 5Bi3+ + 7H2O
(http://mindstrom444.blogspot.com/2011/05/analisis-kation-golongan-iii.html
Diakses pada 18 Maret 2015 pukul 19.15)
Golongan III merupakan kation yang tidak bereaksi dengan asam klorida
encer ataupun dengan hydrogen sulfide dalam suasana asam mineral
encer.Namun, kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfide dalam
suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt(II),
nikel(II), besi(II), besi(III), kromium(III), aluminium, zink dan mangan(II).

Reagensia golongan adalah hydrogen sulfide atau suatu gas atau larutan air
jenuh dengan adanya ammonia dan ammonium klorida, atau larutan ammonium
sulfide.Reaksi golongan adalah endapan-endapann dengan berbagai
warna.Logam-logam golongan ini tidak diendapkan oleh reagensia golongan
untuk Golongan I dan II, tetapi semuanya diendapkan, dengan adanya ammonium
klorida, oleh hydrogen sulfide dari larutan yang telah dijadikan basa dengan
larutan ammonia.Logam-logam ini diendapkan sebagai sulfide, kecuali aluminium
dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang
sempurna dari sulfide dalam larutan air.

Endapanmungkin mengandung CoS, Nis, Mns, dan ZnS. Cucibaik-


baikdenganlarutan NH4Cl 1 persenpadamanatelahditambahkan (NH4)2S
sebanyakpersendari volume larutan; buangcairancucian.
Pindahkanendapankesebuahpialakecil.Tambahkan 5ml air dan 5ml HCl 2M,
adukbaik-baikdiamkanselama 2- menitdansaring

Residu Filtrat
Mungkin mengandung CoCO3, NiCO3, Mungkin mengandung Tl+
MnCO3, dan ZnCO3. Larutkan dalam
Identifikasi dengan reaksi uji nyala.
HCl 2M, hilangkan CO2 dengan
mendidihkan, netralkan dengan NH3,
lalu tambahkan (NH4)2S.

(Vogel : BUKU TEKS ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF MAKRO DAN


MIKRO.1985)
II.4 Sifat Bahan

a. HCl
1. Berat molekul : 36,47 gr/mol
2. Densitas : 1,268 gr/cm3
3. Titk lebur : -111

4. Titk didih : -85


5. Bentuk : gas; 1,256 Iq
6. Bereaksi dengan senyawa dasar semacam kalsium karbonat dan
tembaga(II) oksida, menghasilkan klorida terlarut yang dapat dianalisa
7. Asam klorida merupakan asam pilihan dalam titrasi untuk menentukan
jumlah basa
8. Oksidator kuat

Fungsi dari HCl adalah digunakan untuk zat pemisah golongan I

(http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen_klorida Diakses pada 11Maret


2015 pukul 21.25)

b. Aquadest
Sifat fisika :
1. Nama sistematis air
2. Nama alternative aqua, dihidrogen monoksida
3. Hydrogen hidroksida
4. Rumus molekil H2O
5. Massa molar : 18.0153 g/mol
6. Densitas dan fase : 0.998 g/cm3 (cairan pada 20 )
7. 0.92 g/cm3 (padatan)
8. Titik lebur : 0℃ (273.15 𝐾)(32℉)
9. Titik didih : 100℃ (373.15 𝐾) (212℉)
10. Kalor jenis : 4184 J/(kg.K) (cairan pada 20 )

Sifat kimia :
Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0 (32℉) - 100℃,
air berwujud cair. Suhu 0℃ merupakan titik beku (freezing point) dan
suhu 100℃ merupakan titik didih (boiling point) air.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Air : Diakses pada 11Maret 2015 pukul


21.20)

c. KOH
Sifat fisika:
a. Massa molar : 56.11 g/mol
b. Rupa : padat, putih, lembab cair
c. Pemantapan dan fase : 2.044 g/cm3 padat
d. Titik lebur : 406
Sifat kimia:
a. Kelarutan dalam air
Fungsi :
Sebagai pereaksi dalam analisis di laboratorium
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kalium_hidroksida : Diakses pada 11Maret
2015 pukul 20.21 )

d. H2S
Sifat fisik dan kimia antara lain :
1. Berbau seperti telur busuk pada konsentrasi 0,13 – 30 ppm
2. Berat molekul : 34.08
3. Boiling point : -60.2 C
4. Kepadatan : 1,36 kg/m³
5. Massa molar : 34,0809 g/mol
6. Larut dalam : Air

Fungsi dalam praktikum adalah digunakan untuk menjenuhkan filtrate


golongan I
((http://id.wikipedia.org/wiki/hidrogen_sulfida : Diakses pada 11Maret
2015 pukul 20.24)

e. NH4OH
Nama sistematis : ammonia azana
Nama lain : hydrogen nitride spiritus, nitosil, vaporol
Rumus molekul : NH3
Massa molar : 17.0306 g/mol
Penampilan : gas tak berwarna, berbau tajam
Massa jenis dan fase : 0.6942 g/L, gas
Kelarutan dalam air : 89.9 g/100 ml pada 0℃
Titik lebur : -77.73 (195.42 K)

Temperature autosulutan : 651


Titik didih : -33.34℃ (195.42 𝐾)
Keasamaan : 9.25
Kebasaan : 4.75
(http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida : Diakses pada 11Maret
2015 pukul 20.40)
f. Sodium hypoklorit
1. Rumus molekul : NaOCl
2. Massa molar : 74.442 gr/mol
3. Penampilan : padatan berwarna hijau kekuningan
4. Densitas : 1.11 gr/cm3
5. Melting point : 18oC, 291 K, 64oF (pentahydrate)
6. Boiling point : 101oC, 374K, 214oF (decomp)
7. Kelarutan dalam air : 29.3 gr/100 mL (0oC)
8. pKa : >7

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sodium_Hypoklporit Diakses pada 18Maret 2015


pukul 21.00)
g. Sodium perborat
1. Rumus molekul : NaBO3
2. Massa molar : 99.815 gr/mol (monohidrat)
153.86 gr/mol (tetrahidrat)
3. Penampilan : bubuk putih
4. Titik leleh : 63oC (tetrahidrat)
5. Titik didih : 130 – 150oC
6. Kelarutan dalam air : 2.15 gr/10 ml

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sodium_Perborat Diakses pada 18Maret 2015 pukul


18.56)

h. Sodium bimuthate
1. Rumus molekul : NaBiO3
2. Massa molar : 279.97 gr/mol
3. Penampilan : bubuk berwarna cokelat terang
4. Densitas : 6.50 gr/cm3
5. Kelarutan dalam air : tidak larut dalam air dingin, mengurai di air panas

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sodium_Bimuthate Diakses pada 18Maret 2015


pukul 19.14)

i. Potasium tiosianat
1. Rumus molekul : KCNS
2. Massa molar : 97.181 gr/mol
3. Penampilan : kristal tidak berwarna
4. Densitas : 1.866 gr.cm-3
5. Titik lebur : 173.2oC, 446K, 344oF
6. Titik didih : 500oC
7. Kelarutan dalam air :177 gr/100 ml (0oC)
8. Kelarutan dalam aseton: 21.0 gr/100 ml
(http://id.wikipedia.org/wiki/Potasium_Tiosianat Diakses pada 18Maret 2015
pukul 19.42)

j. K4[Fe(CN)6]
1. Rumusmolekul : K4[Fe(CN)6]
2. Massa molar : 368,35 g/mol (anhidrat), 422,388 g/mol (trihidrat)
3. Wujud : berbentukbutiran Kristal, berwarnakuning.
4. Densitas : 1,85 g/cm3
5. Titikdidih : 400C
6. Titiklebur : 69-71C

(http://id.wikipedia.org/wiki/ K4[Fe(CN)6] Diakses pada 18Maret 2015 pukul


20.12)

k. Asam asetat
1. Rumus molekul : CH3COOH
2. Massa molar : 60.05 gr.mo-1
3. Densitas dan fase : 1.049 gr.cm-3 cairan
4. Titik lebur : 16.5oC (289.6 ± 0.5 K) (61.6oF)
5. Titik didih : 118.1oC (391.2 ± 0.6 K) (244.5oF)
6. Penampilan : cairan tak berwarna atau kristal
7. pKa : 4.76 pada 25oC

(http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_Asetat Diakses pada 18Maret 2015 pukul


20.33)

l. HNO3
1. Massa jenis : 1,502 gr/cm3
2. Titikdidih : 86ºC
3. Titiklebur : -42ºC
4. Energievaporasi : 9,43 kkal/molpada 20oC
5. Beratmolekul: 63,02 gram/mol
6. Nilaientropi : 37,19 kkal/moloKpada 25oC
7 Penampilan : Tidakberwarna

(http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com/HNO3 Diakses pada 18Maret 2015


pukul 19.56)
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

III.1. Bahan yang digunakan


1. H2S
2. HNO3
3. NH4OH
4. NaOH
5. H2O2
6. HCl
7. K4Fe(CN)6
8. CH3COOH
9. Amyl Alkohol
10. NaOCl
11. NH3

III.2. Alat yang digunakan


1. Pipet tetes
2. Gelas ukur
3. Tabung reaksi
4. Bunsen
5. Steam bath
6. Beaker Glass
7. Corong
8. Kertas saring
9. Erlenmeyer
10. Pengaduk
11. Penjepit tabung Reaksi
12. Kaca Arloji


III.3. Gambar Alat

Pipet Tetes Gelas Ukur Tabung Reaksi

Beaker Glass

Bunsen
Steam Bath Beaker Glass

Kertas saring Erlenmeyer


Corong

Pengaduk Penjepit tabung Reaksi Kaca Arloji


III.4. Prosedur Praktikum

1. Pemisahan Golongan IIIA


Filtrat Dari Golonga II

 Panaskan hingga H2S habis + HNO3pekat beberapa tetes


 Tambahkan NH4Cl dan didihkan
 Tambahkan NH4OH sampai alkalis lalu saring

ENDAPAN FILTRAT
(IIIB, IV
(Fe3+, Al3+, Cr3+, dan Mn2+)
dan V)
 Cuci dengan NH4Cl 1% panas
 Tambahkan NaBO3 atau NaOH dan H2O2 3%
 Didihkan
ENDAPAN FILTRAT
(Fe dan Mn) (Cr dan Al)
Cuci endapan dengan air panas Dibagi menjadi 3 bagian :
dan dibagi menjadi 2 Bagian : 1. Tambahkan CH3COOH
 Larutan dengan HNO3 + tambahkan Pb Asetat
H2O2 3% didihkan, lalu endapan kuning PbCrO4
dinginkan + NaBiO3 Cr(+)
kocok warna 2. Tambahkan HNO3 encer,
lembayung Mn(+). dinginkan, tambahkan amyl
 Tambahkan HCl encer + alkohol, tambahkan H2O2
larutan KCNS warna 3% kocok biarkan
merah tua Fe(+) memisah.Lapisan atas
 Tambahkan K4Fe(CN)6 biru Cr(+)
endapan biru Fe(+) 3. Asamkan dengan
menambahkan HCl encer +
NH4OH encer (sampai
alkalis), panaskan
mendidih endapan putih
gelatin Al(+)
2. Pemisahan Golongan IIIB

Filtrat Dari Golonga IIIA

 + NH4OH encer, panaskan


 Dialiri gas H2S (1/2 – 1 menit )

ENDAPAN FILTRAT
(CoS, NiS, MnS dan ZnS) (IV dan
 Cuci dengan NH4Cl 1% V)
 Endapan + H2O + HCl 2M
 Aduk, diamkan dan saring

ENDAPAN FILTRAT
 Jika hitam mungkin (Mungkin Mn2+, Zn2+ dan
CoS dan NiS ikutkan dari Co2+ dan Ni2+)
 Uji endapan dengan manic  Didihkan sampai H2S hilang
boraks biru Co(+)  Dingkinkan
atau  + NaOH nerlebih
Endapan + NaOCl dan HCl  + 1 ml H2O2 3%
encer :  Didihkan dan saring
 Didihkan Endapan Filtrat
 Dinginkan dan encerkan (Mn2+, Co2+ (Zn2+)
sampai 4 ml dan Ni2+) Dibagi menjadi
Larutan dibagi 2 (sama) : Bagian terbesar 2 bagian.
 + 1 ml amyl alkohol + 2 adalah MnO2 x 1. +CH3COO
gram NH4CS, kocok H2O H + H2S
lapisan amyl alkohol (coklat) dan endapan
biru ikutan dari putih ZnS
Co(+) Ni(OH)2 dan Zn(+)
 +2 ml NH4Cl + NH3 Co(OH)2 2. +H2SO4
sampai alkalis + dimetyl  Larutan +Co +
glioksin berlebih endapan Amonium
endapan merah dengan tetratiosiana
Ni (+) HNO3 1:1 + t mercurat
beberapa (II) aduk
tetes endapan
H2O23%. biru muda
 Didihkan Zn(+)
untuk
menguraika
n H2O2
 Dinginkan
 + NBiO3,
aduk dan
biarkan
larutan ungu
Mn(+)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/ K4[Fe(CN)6] Diakses pada 18Maret 2015


pukul 20.12
Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/Air : Diakses pada 11Maret 2015 pukul
21.20
Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_Asetat Diakses pada 18Maret 2015
pukul 20.33
Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogen_klorida Diakses pada 11Maret
2015 pukul 21.25
Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/hidrogen_sulfida : Diakses pada 11Maret
2015 pukul 20.24
Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/Kalium_hidroksida : Diakses pada 11Maret
2015 pukul 20.21
Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida : Diakses pada 11Maret
2015 pukul 20.40
Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/Potasium_Tiosianat Diakses pada 18Maret
2015 pukul 19.42
Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/Sodium_Bimuthate Diakses pada 18Maret
2015 pukul 19.14
Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/Sodium_Hypoklporit Diakses pada 18Maret
2015 pukul 21.00
Anonim.http://id.wikipedia.org/wiki/Sodium_Perborat Diakses pada 18Maret
2015 pukul 18.56
Anonim.http://mindstrom444.blogspot.com/2011/05/analisis-kation-golongan-
iii.html Diakses pada 18 Maret 2015 pukul 19.15
Dedy.http://dedyanwarkimiaanalisa.blogspot.com/HNO3 Diakses pada 18Maret
2015 pukul 19.56
Vogel : BUKU TEKS ANALISIS ANORGANIK KUALITATIF MAKRO DAN
MIKRO.1985 ”, Jakarta: erlangga
William : Analytical Chemistry; Qualitive Analysis Vol.I.1963
William : Analytical Chemistry; Qualitive Analysis Vol.II. 1963

You might also like