You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG

Manajemen adalah proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain


(Gilles, 1989). Dan menurut (Swanburg, 2000) mendefinisikan manajemen sebagai ilmu
atau seni tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien, efektif, dan
rasional untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. (Keliat,
2009).

Dalam kegiatan asuhan keperawatan di butuhkan yaitu kemahiran dalam berkomunikasi,


dan komunikasi yang baik itu mudah di mengerti, singkat, jelas. Komunikasi juga sangat
perlu saat melakukan segala hal dalam kegiatan sehari-hari perawat dalam tindakan
keperawatan maupun dalam bentuk Operan. Dalam operan ini lah sering terjadi
kekeliruan ataupun kesalahpahaman informasi, dan disinilah perawat sangat di butuhkan
dalam kemahiran berkomunikasi.

Pada saat operan antar perawat, diperlukan suatu komunikasi yang jelas tentang
kebutuhan pasien, intervensi yang sudah dan yang belum dilaksanakan, serta respons
yang terjadi pada pasien. Perawat melakukan operan bersama dengan perawat lainnya
dengan cara berkeliling ke setiap pasien dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat
di dekat pasien. Cara ini akan lebih efektif dari pada harus menghabiskan waktu orang
lain sekedar untuk membaca dokumentasi yang telah kita buat, selain itu juga akan
membantu perawat dalam menerima operan secara nyata. (Nursalam, 2011).

Ada berbagai macam model operan yaitu model tradisional dan operan disisi tempat tidur
(bedside) yang penerapannya disesuaikan dengan kondisi masing-masing ruangan.
(Achmad, 2012). Operan tradisional hanya cukup di meja perawat tanpa mengkonfirmasi
keadaan pasien secara langsung. Hal ini menyebabkan ketidakpuasan dari pasien dan
perawat karena tidak ada komunikasi antara perawat dengan pasien yang nantinya
bermanfaat bagi pelayanan yang dilakukan. (Rina, 2012).

Komunikasi yang efektif dalam lingkungan perawatan kesehatan


membutuhkan pengetahuan, keterampilan dan empati. Ini mencakup mengetahui kapan
harus berbicara, apa yang harus dikatakan dan bagaimana mengatakannya
serta memiliki kepercayaan diri dan kemampuan untuk memeriksa bahwa pesan telah
diterima dengan benar. Meskipun digunakan setiap hari dalam situasi klinis,
keterampilan komunikasi perlu dipelajari, dipraktekkan dan disempurnakan oleh semua
perawat sehingga mereka dapat berkomunikasi dengan jelas, singkat dan tepat dalam
lingkungan yang serba cepat dan menegangkan. Untuk itu diperlukan pendekatan
sistematik untuk memperbaiki komunikasi tersebut salah satunya dengan cara
komunikasi teknik SBAR. (Rina, 2012).

Komunikasi Situasion Background Assessment Recommendation (SBAR) dalam dunia


kesehatan dikembangkan oleh pakar Pasien Safety dari Kaiser Permanente Oakland

1
California untuk membantu komunikasi antara dokter dan perawat. Meskipun
komunikasiSBAR di desain untuk kumunikasi dalam situasi beresiko tinggi antara
perawat dan dokter, teknik SBAR juga dapat digunakan untuk berbagai bentuk operan
tugas, misalnya operan antara perawat. Di Kaiser tempat asalnya, teknik SBAR tidak
hanya digunakan untuk operan tugas antara klinis tapi juga untuk berbagai laporan oleh
pimpinan unit kerja, mengirim pesan via email atau voice mail serta bagian IT untuk
mengatasi masalah (JCI, 2010 dalam Penelitian Rina, 2012).

Dari hasil uraian di atas terdapat kaitannya operan terhadap komunikasi perawat dalam
melakukan kegiatan sehari-hari maupun saat menerapkan asuhan keperawatan. Maka
dari itu kelompok tertarik untuk membahas materi Operan demi memenuhi tugas mata
kuliah Manajemen Keperawatan disemester ganjil ditahun 2014 ini.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum


Adapun tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapat pengetahuan
tentang Operan dalam melakukan Asuhan Keperawatan.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Untuk mengetahui pengertian dari Operan
b. Untuk mengetahui Prosedur Operan
c. Untuk mengetahui hal-hal yang diperhatikan dalam Operan
d. Untuk mengetahui Komunikasi SBAR
e. Untuk mengetahui prosedur SBAR dalam Operan

1.3 MANFAAT

1.3.1 Manfaat bagi Perawat


a. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
b. Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
c. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien yang berkesinambungan
d. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna dan
meminimalkan terjadinya kesalahan tindakan.

1.3.2 Manfaat bagi Pasien


a. Pasien dan keluarga menjadi lebih nyaman.
b. Pasien dan keluarga dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap.

1.3.3 Manfaat bagi Pendidikan


a. Memiliki mahasiswa/i yang berkompeten
b. Meningkatkan derajat pendidikan khususnya keperawatan

1.3.4 Manfaat bagi Mahasiswa

2
a. Mahasiswa dapat menerapkan komunikasi yang baik
b. Menjadikan suatu bimbingan belajar yang baik

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Operan

Operan merupakan sistem kompleks yang didasarkan pada perkembangan sosio-


teknologi dan nilai-nilai yang dimiliki perawat dalam berkomunikasi. Operan shif
berperan penting dalam menjaga kesinambungan layanan keperawatan selama 24 jam
(Kerr, 2002). Tujuan komunikasi selama operan adalah untuk membangun komunikasi
yang akurat, reliabel (Lardner, 1996), tentang tugas-tugas yang akan dilanjutkan oleh staf
pada shif berikutnya agar layanan keperawatan bagi pasien berlangsung aman dan efektif,
menjaga keamanan, kepercayaan, dan kehormatan pasien, mengurangi kesenjangan dan
ketidak akuratan perawatan, serga memberi kesempatan perawat meninggalkan
pelayanan langsung. (Achmad, dkk, 2012).

Operan merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan menerima sesuatu
(laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien. Operan pasien harus dilakukan seefektif
mungkin dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakan mandiri
perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dan yang belum dilakukan serta perkembangan
pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan
asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna. Operan dilakukan oleh perawat
primer keperawatan kepada perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas
malam secara tertulis dan lisan. (Nursalam, 2011).

Menurut Keliat, 2009. Operan adalah komunikasi dan serah terima pekerjaan antara shift
pagi , sore dan malam. Operan dari shif malam ke shif pagi dan dari shif pagi ke shif sore
dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan operan dari shif sore ke shif malam dipimpin
oleh penanggung jawab shif sore.

B. Proses Operan

Tahap Kegiatan Waktu Tempat


Persiapan 1. Timbang 5 Ners
terima menit station
dilaksanakan
setiap pergantian
shift/ operan
2. Prinsip
timbang terima
semua pasien baru
masuk dan pasien
yang dilakukan

3
timbang terima
khususnya pasien
yang memiliki
permasalahan
belun/ dapat
teratasi serta yang
membutuhkan
observasi lebih
lanjut
3. PP
menyampaikan
timbang terima
pada PP
berikutnya, hal
yang perlu
disampaikan
dalam timbang
terima:
a. Jumlah
pasien
b. Identitas
klien dan diagnosis
medis
c. Data
(keluhan/ subjektif
dan objektif)
d. Masalah
keperawatan yang
masih muncul
e. Intervensi
keperawatan yang
belum
dilaksanakan
(secara umum).
f. Intervensi
kolaboratif dan
dependen.
g. Rencana
umum dan
persiapan yang
perlu dilakukan
(persiapan operasi,
pemeriksaan
penunjang, dll).

4
Pelaksanaan 1. Kedua 20 Ners
kelompok dinas menit station
sudah siap (shift
jaga)
2. Kelompok
yang akan bertugas
menyiapkan buku
catatan.
3. Kepala ruang
membuka acara
timbang terima.
4. Perawat yang
melakukan timang
terima dapat
melakukan
klarifikasi, tanya
jawab, dan
melakukann
validasi terhadap
hal-hal yang telah
ditimbang
terimakan an
berhak
menanyakan
mengenai hal-hal
yang kurang jelas.
5. Kepala
ruangan/ PP
menanyakan
kebutuhan dasar
pasien
6. Penyampaian
yang jelas, singkat,
dan padat.
7. Perawat yang Ruang
melaksanakan perawatan
timbang terima
mengkaji secara
penuh terhadap
masalah
keperawatan,
kebutuhan, dan
tindakan yang
telah/ belum
dilaksanakan serta
hal-hal penting

5
lainnya selama
masa perawatan.
8. Hal-hal yang
sifatnya khusus
dan memerlukan
perincian yang
matang sebaiknya
dicatat secara
khusus untuk
kemudian
diserahterimakan
kepada petugas
berikutnya.
9. Lama
timbang terima
hntuk tiap pasien
tidak lebih dari
lima menit kecuali
pada kondisi
khusus dan
memerlukan
keterangan yang
rumit
1. Diskusi. 5 Ners
2. Pelaporan menit station
untuk timbang
terima dituliskan
secara langsung
pada format
timbang terima
yang
ditandatangani
oleh PP yang jaga
saat itu dan PP
yang jaga
berikutnya
diketahui oleh
kepala ruang.
3. Ditutup oleh
kepala ruang

C. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift


2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab pasien (PP)
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas.

6
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan
kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
5. Operan harus berorientasi pada permasalahan pasien.
6. Pada saat Operan di kamar pasien, mengunakan volume suara yang cukup sehingga
pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang rahasia bagi klien. Sesuatu yang
dianggap rahasia sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung didekat pasien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan shock sebaiknya dibicarakan di
nurse station.

D. Alur Operan

Alur dan format pedoman operan di ruang MPKP menurut (Achmad, dkk., 2012) adalah
sebagai berikut:

Nurse Station:
1. Operan dipimpin kepala ruangan
2. Ketua Tim melaporkan secara verbal dan tertulis kondisi pasiennya
berdasarkan dokumentasi keperawatan.
3. Ketua Tim/Penanggung jawab sif dan perawat pelaksana dalam
tim mencatat hariannya
4. Proses klasifikasi informasi.

Bedside
1. Kepala ruangan memimpin ronde ke tempat tidur pasien
2. Validasi data pasien.

Nurse Station
1. Kepala ruangan merangkum informasi operan, memberikan umpan
balik dan saran tidak lanjut.
2. Menutup operan (doa dan bersalaman).

Nurse Station
Ketua Tim/Penanggung Jawab mulai kegiatan pre-conference bersama
anggota tim/perawat pelaksana.

E. Renstra Operan

a. Pelaksanaan Operan
Hari/ tanggal :
Pukul :
Topik :
Tempat :
7
b. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

c. Media
1. Status klien
2. Buku Operan
3. Alat tulis
4. Leaflet
5. Sarana dan prasarana perawatan

d. Pengorganisasian
Kepala ruangan :
Perawat primer (pagi) :
Perawat primer (sore) :
Perawat associate (pagi) :
Perawat associate (sore) :
Perawat associate (malam) :
Perawat associate (libur) :
Pembimbing/ supervisor :

e. Uraian kegiatan
1. Prolog
Pada hari....... jam....... seluruh perawat ( PP dan PA) shift pagi dan sore serta kepala
ruangan berkumpul di nurse station untuk melakukan operan.

2. Sesi I di Nurse station


Kepela ruangan memimpin dan membuka acara yang didahului dengan doa dan
kemudian mempersilahkan PP dinas pagi untuk melaporkan keadaan dan perkembangan
pasien selama bertugas kepada PP yang akan berdinas selanjutnya (sore). PP dan PA
shift sore memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif dan dependen, rencana umum dan
persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang dll), hal yang
belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan timbang terima di

8
nurse station berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan di ruang perawatan
pasien

3. Sesi II di Ruang Perawatan pasien


Seluruh perawat dan kepala ruangan bersama-sama melihat ketempat pasien. PP dinas
selanjutnya mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga
yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus,
kunjungan tetap dilaksanakan. Lama kunjungan tidak lebih lima menit perpasien. Bila
terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka
dapat dilakukan di nurse station setelah kunjungan kepasien berakhir.

4. Epilog
Kembali ke nurse station. Diskusi tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia. Setelah
proses operan selesai dilakukan, maka kedua PP menandatangani laporan operan dengan
diketahui oleh kepala ruangan.

f. Evaluasi
1. Struktur (input)
Pada operan, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain: catatan
timbang terima, status klien dan kelompok shift oepran. Kepala ruang selalu memimpin
kegiatan operan yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan pagi
ke sore. Kegiatan oepran pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer yang
bertugas pada saat itu.

2. Proses
Proses operan dipimpin oleh kepala ruang dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang
bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat
primer berikutnya yang akan mengganti shift. Operan pertama dilakukan di nurse station
kemudian ke ruang perawatan pasien dan kembali lagi ke nurse station. Isi operan
mencakup jumlah pasien, diagnosis keperawatan, dan intervensi yang belum/sudah
dilakukan. Waktu unutuk setiap pasien tidak lebih dari lima menit saat klarifikasi ke
pasien.
3. Hasil
Operan dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui
perkembangan pasien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

F. Format Operan

FORMAT OPERAN PENDERITA


9
Nama : Kamar :
Pasien
Umur : Dx. :
Medis
Tanggal :

Asuhan Operan
Keperawatan Sift Sift Sift
Pagi Sore Malam

Masalah
Keperawatan

S: S: S:
Data Fokus O: O: O:
(Subyektif & A: A: A:
Obyektif) P: P: P:

Intervensi
yang sudah
Dilakukan

Intervensi
yang belum
Dilakukan

Hal-hal yang
perlu di
Perhatikan
(Lab, Obat,-
Advis Medis)

Tanda Tangan PP Pagi: PP Sore: PP


PP PP PP Malam:
Sore: Malam: PP Pagi:

Karu: Karu:

F. Komunikasi SBAR
10
Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk
mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan efisien.
Komunikasi dengan menggunakan alat terstruktur SBAR untuk mencapai keterampilan
berfikir kritis serta menghemat waktu. (Rina, 2012)

Konsep SBAR

Menurut Rina, 2012 konsep SBAR yaitu sebagai berikut;


1. S (siuation) Situation merupakan kondisi terkini yang sedang terjadi pada pasien.
- Mengidentifikasi diri, unit, pasien, dan nomor kamar.
- Nyatakan masalah secara singkat: apa, kapan dimulai, dan tingkat keparahan.

2. B (background)
Sediakan informasi latar belakang yang sesuai dengan situasi, meliputi:
- Daftar pasien
- Nomor medical record
- Membuat diagnosa dan tanggal pendiagnosaan
- Daftar obat terkini, alergi, dan hasil labor.
- Hasil terbaru tanda-tanda vital pasien
- Hasil labor, dengan tanggal dan waktu pengambilan serta hasil dari tes labor
sebagai pembanding
- Informasi klinik lainnya
Background merupakan informasi penting tentang apa yang berhubungan dengan
kondisi pasien terkini.

3. A (assessment/pengkajian)
Assessment merupakan hasil pengkajian dari kondisi pasien yang terkini.

4. R (recommendation)
Recommendation merupakan apa saja hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah
pasien pada saat ini.

G. SBAR Model

Menurut Rina, 2012;


1. Komunikasi menjadi efektif dan efisien
2. Menawarkan sebuah cara yang simple untuk standart komunikasi dengan
menggunakan 4 elemen umum

11
3. Mencerminkan umum dan nursing process
4. Membuat bahasa yang umum

H. Laporan Kondisi Pasien Antar Shift DinaS (Dengan SBAR)

Menurut (Rina, 2012) Sebelum Operan pasien :


1. Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
2. Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan kondisi pasien yang akan
dilaporkan
3. Pastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus
dilanjutkan
4. Baca & pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shif
sebelumnya.
5. Siapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.

BAB III
SKENARIO ROLEPLAY OPERAN

A. Pemeran
Karu : Fajar Satria Maha
Katim : Istikaratih

Perawat Sift Malam:


1. Surya Nanda (Pj Shift Malam)
2. Yuliana

Perawat Sift Pagi:


1. Muksalmina
2. Nuria Sari

B. Naskah Drama Operan


Pagi pukul 7.45 wib, tiba lah perawat Sift Pagi beserta Karu,
Perawat Pagi : Assalamualaikum,,
Perawat malam : Walaikumsalam
Yuli : ehh,, sudah datang...
Ria : iya, , , alhamdulillah tepat waktu...
Surya : yasudah, letakkan dulu tasnya di ruang...
Ria : baiklah,,

Detik-detik Proses Operan pun tiba pada jam 08.00 Wib, setelah lengkap Karu, Katim
dan perawat shift pagi datang...
Karu : (melihat jam) sudah jam 08.00 nih, sudah waktunya operan sift
malam dengan shift pagi...

12
Surya : baik pak,, mari kita mulai saja operan pagi ini
Karu : yasudah, langsung saja...
Assalamualaikum,,, (membuka acara operan)
Sebelum memulai operan ini alangkah baiknya kita berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.. do’a dimulai... selesai...
Baik, untuk Pj malam, bg Surya bisa disampaikan laporan pagi ini,.silahkan...
Surya : baik, terimakasih..
Untuk operan pagi ini ada 4 pasien.. nah dari ke empat ini ada 2 pasien baru.. di kamar 3
& 4...
Pasien Pertama (PJ surya)
S : - Tn. F (49 Tahun)
- Kamar 1
- Dx: Asma
- Keadaan komposmetis
- Klien masih sesak napas
- Pernapasan cuping hidung
- Pernapasan cepat
- Terdapat sekret yang kental

B : - Telah diberikan terapi O2 2 liter


- Telah diberikan terapi nebulizar

A : - Pemeriksaan TTV
o TD : 130/90 mmHg
o P : 80 x/m
o R : 30 x/m
o T : 37 oC
- Diet M2
- Terapi IVFD RL 20 tts/m

R : - Lakukan pemeriksaan TTV setiap 5


jam
- Lakukan pemberian terapi nebulizer
12 x/j
- Pantau pemberian Terapi O2

Ratih : ada yang perlu di cek bg? cek sputum?


Surya : tidak ada ratih,,
Muksal : masih sering sesak bapak ini?
Surya : bapak ini masih sesak,, jadi terapi O2 nya tolong nanti di pantau.
Muksal : oh iyaa bg.

Pasien Kedu (PJ surya)


S : - Tn. B (40 Tahun)
- Kamar 2

13
- Dx: GE
- Pasien mengatakan badannya masih
lemas
- Turgor kulit jelek

B : - Kekurangan cairan
- Telah diberikan terapi IVFD
RL 20tts/m

A : - Pemeriksaan TTV
o TD : 130/80 mmHg
o P : 80 x/m
o R : 22 x/m
o T : 36 oC
- Diet M2

R : - Lanjutkan pemberian terapi IVFD


20tts
RL /m
- Diet M2

Ria : bapak ini ada muntah bang?


Surya : ada tadi malam.. pantau intake & output nya yaa..

Pasien Ketiga (Perawat yuli)


S : - Tn. I (48 Tahun)
- Kamar 3
- Dx: Post Ob Debridemen et DM +
selulitas pada lengan atas sebelah kiri.

B : - Hb 10
- KGD 145

A : - Pemeriksaan TTV
o TD : 120/90 mmHg
o P : 70 x/m
o R : 22 x/m
o T : 37 oC
- Diet M2
- Urine pekat

R : - Cek Hb
- Kontrol intake & output
- Kontrol TTV setiap 3 jam
- Cek KGD setiap 2 jam

Ria : iya bg,,Hb terakhir berapa td kak yul ?

14
Yuli : terakhir HB nya 10, cek Hb nya lagi nanti jangan lupa.
Ria : baik kak,,,

Pasien Keempat (perawat yuli)


S : - Tn. S (35 Tahun)
- Kamar 4
- Dx: Hepatitis
- Pasien lemas, kurang nafsu makan
- Kelihatan kuning

B : - Bilirubin 2,1 mg/dl (N= 0,1 – 1,2


mg/dl)
- Tidak memiliki riwayat alergi

A : - Pemeriksaan TTV
o TD : 110/90 mmHg
o P : 60 x/m
o R : 24 x/m
o T : 36,7 oC
- Diet M2
- Terapi IVFD RL 20 tts/m

R : - Cek Bilirubin
- Cek Hb

Muksal : ini HB nya berapa kak?


Yuli : hasilnya belum keluar, nanti di ambil ya..
Baik,, itu saja.. ada yang kurang jelas ???
Muksal : ya sudah, sudah...
Fajar : langsung aja kepasiennya.. bawa statusnya
Surya : (kamar 1-4) siang bapak,, kami mau operan, ini teman saya
Ratih, Muksal dan ria yang nanti akan merawat bapak sampai jam
14.00 siang.. dan ada juga Karu di pagi ini pak, ini pak Fajar.
Surya : baik,, sudah selesai,
Fajar : mari kita kembali keruangan...
Dan penandatangani hasil operan dinas malam.. selanjutnya.....
Fajar : operannya sudah selesai, pasti sudah lengkap semua. Nah bagi
yang dinas pagi selamat bertugas. Dan yang shift malam kalau mau pulang silahkan, dan
yang lain menyesuaikan. Dan sebelum mengakhiri hasil operan ini,, kita berdo’a dulu
menurut agama dan kepercayaan masing-masing, supaya selamat sampai tujuan, berdo’a
dimulai.. berdo’a selesai..
untuk acara selanjutnya, silahkan untuk menyesuaikannya masing-masing.. terimakasih
assalamualaikum..
Perawat : Walaikumsalam..
Surya & Yuli : kalau begitu kami pulang dulu ya.. assalamualaikum...

15
Perawat : walaikumsalam..
Ratih : iya, hati-hati dijalan.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Sugiharto, A. S, Dkk. 2012. Manajemen Keperawatan Aplikasi MPKP di Rumah
Sakit.Jakarta: EGC
http://sn-uya-keperawatan.blogspot.co.id/2015/07/makalah-manajemen-keperawatan-
operan.html

16

You might also like