Professional Documents
Culture Documents
Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
PENDAHULUAN
Penyakit Kardiovaskuler merupakan salah satu penyakit degeneratif yang
cenderung meningkat dari tahun ke tahun.1 Penyakit kardiovaskuler karena
aterosklresosis dinding pembuluh arteri dan trombosis adalah penyebab kematian
dini dan kecacatan di eropa dan pada umumnya juga meningkat di negara
berkembang.2 Laporan World Health Organitation (WHO) 2008 menyebutkan
17,5 juta manusia meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Jumlah ini setara
dengan 30% total kematian di dunia pada tahun 2008. Adapun berdasarkan Data
dari badan kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa
penyakit jantung koroner (PJK) dan stroke menduduki urutan nomor satu dan dua
sebagai penyebab kematian dunia. Keduanya menyebabkan 14,1 juta kematian
diseluruh dunia pada tahun 2012. Data dari kementerian kesehatan indonesia
memasukan penyakit jantung koroner (PJK) sebagai penyebab kematian utama di
indonesia. Tahun 2030 diprediksi penyakit jantung kardiovaskuler dapat
menyebabkan kematian sekitar 23,3 juta manusiadi dunia.1,3
Kadar koleterol darah yang tinggi (dislipdemia) merupakan salah satu
faktor risiko utama untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke di
samping hipertensi, merokok, abnormalitas glukosa darah dan inaktifitas fisik.
Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lemak yang ditandai peningkatan
salah satu atau lebih dari fraksi lemak dalam darah, seperti kolesterol, kolesterol ester,
fosfolipid, dan trigliserida. Kelainan komponen lemak yang utama meliputi kenaikan
kadar kolesterol total dan kolesterol LDL (disebut hiperkolesterolemia), kenaikan
kadar trigliserida dan VLDL (disebut hipertrigliseridemia), serta penurunan kadar
kolesterol HDL. Diet tinggi lemak dan kurang seringnya berolahraga akan
meningkatkan resiko dislipidemia. Berdasarkan beberapa penelitian dan jurnal
ilmiah, prevalensi penyakit jantung kardiovaskular yang meningkat diperkirakan
berhubungan dengan pola makan dan asupan tinggi lemak hewani tetapi rendah
sayur dan buah.3
Diharapkan dislipidemia dapat dicegah kejadiannya oleh semua praktisi
kedokteran. Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka dalam referat ini akan
dibahas mengenai lipid dan metabolism lipoprotein, dislipidemia dan tatalaksana
Gambar 1 Lipoprotein
A. Metabolisme Lipoprotein
1. Jalur eksogen
Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas trigliserid dan
kolestrol. Selain dari makanan di dalam usus terdapat pula kolestrol dari
hati yang dieksresi bersama empedu ke usus halus. Kedua lemak tersebut,
yang berasal dari makanan dan dari hati disebut lemak eksogen. Dalam
usus trigilserid dan kolestrol akan diserap oleh enterosit mukosa usus
halus, trigliserid akan diserap sebagai asam lemak bebas dan kolestrol
sebagai kolestrol. Kemudian masih di usus halus, asam lemak bebas
diubah lagi menjadi trigliserid sedangkan kolestrol akan mengalami
esterifikasi menjadi kolestrol ester dan keduanya bersama fosfolipid dan
apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang disebut kilomikron. Lalu
kilomikron akan masuk ke saluran limfe dan melalui duktus torasikus akan
masuk aliran darah.
Trigliserid dalam kilomikron akan mengalami hidrolisis karena
enzim lipoprotein lipase yang berasal dari endotel menjadi asam lemak
bebas. Asam lemak bebas tersebut akan disimpan dalam adipose (jaringan
lemak) namun bila terdapat dalam jumlah yang banyak maka sebagian
2.2 DISLIPIDEMIA
2.2.1 Definisi
Kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan maupun
penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah
kenaikan kadar kolestrol total, kolestrol LDL, trigliserida serta penurunan kadar
kolestrol HDL.1
2.2.2 Klasifikasi
Klasifikasi dislipidemia dapat berdasarkan penyebab, primer yang tidak
jelas sebabnya, dan sekunder yang mempunyai penyakit dasar seperti pada
sindroma nefrotik, diabetes mellitus, hipotiroidisme. Selain itu dislipidemia juga
dapat dikelompokkan berdasarkan profil lipid yang menonjol, misal
hiperkolestrolemi, hipertrigliseridemi, isolated low HDL cholesterol, dan
dislipidemia campuran. 1,3
Kadar kolestrol LDL sasaran harus disesuaikan dengan risiko PJK yang
dimiliki pasien. Pasien sindroma metabolic diklasifikasikan sebagai risiko tinggi
PJK. Kadar kolestrol LDL sasaran adalah < 100 mg/dL. Pada pasien dengan
kadar LDL normal maka kadar kolestrol non-HDL dapat dihitung dari kolestrol
total dikurangi kolestrol HDL, dengan kadar sasaran setara dengan kadar
kolestrol LDL ditambah 30 mg/dL. Sebagai contoh bila kadar kolestrol LDL
adalah 130 mg/dL maka kadar kolestrol non-HDL adalah 160 mg/dL.
C. Dislipidemia Pada Orang Lanjut Usia1
Orang lanjut usia harus diperlakukan sebagai risiko tinggi. Ternyata pada
orang lanjut usia penurunan kadar kolestrol LDL dapat mengurangi angka