You are on page 1of 5

EKOLOGI TUMBUHAN-KELOMPOK 2 1

PRODUKTIVITAS TUMBUHAN
N.A. Agustina, C.G. Ramadhanty, T.N.A.A Mu’anisa, M.Fatoni, R.A.A Syauqan, Fauziyah, E.N.
Rahmawati, F.K. Muzaki, Aunurohim, M. Muryono, dan I.Desmawati
Departemen Biologi, Fakultas Ilmu Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: nonox_itb@icloud.com

Abstrak— Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang bentuk organik, sebagai hasil dari fotosintesis dan
terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup kemosintesis dari produsen primer. Melalui produktivitas
dan lingkungannya. Ekosistem yang baik harus mampu primer, energi akan mengalir dalam ekosistem. Proses
mendukung kehidupan didalamnya. Salah satu ukuran kualitas penting dalam hal produktivitas primer adalah fotosintesis
suatu ekosistem adalah terselenggaranya proses produksi atau [2].
produktivitas primer yang mempersyaratkan adanya cahaya
untuk keberlangsungannyaProduktivitas primer merupakan
Proses fotosintesis hanya dapat berlangsung bila pigmen
derajat penyimpanan energi matahari dalam bentuk organik, fotosintesis menerima intensitas cahaya tertentu yang
sebagai hasil dari fotosintesis dan kemosintesis dari produsen memenuhi syarat untuk terjadinya proses tersebut. Dalam
primer. Metode pengukuran produktivitas dapat diketahui pembahasan pada literatur [2] menyatakan bahwa aksi
melalui perhitungan berat bersih yang didapat dari pertama pada proses fotosintesis adalah mengabsorpsi cahaya.
pengurangan berat basah dengan berat kering suatu organisme Tidak semua radiasi elektromagnetik yang jatuh pada
autotrof. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas tumbuhan yang berfotosintesis dapat diserap, tetapi hanya
tertinggi memiliki berat bersih sebesar 39,1 gram dengan cahaya tampak (visible light) yang memilki panjang
kondisi tanaman uji (Imperata sp.) berada di luar naungan atau gelombang berkisar antara 400 sampai 720 nm yang
langsung terpapar dengan cahaya matahari, sedangkan nilai diabsorpsi dan digunakan untuk fotosintesis. Umumnya
produktivitas terendah memiliki berat bersih sebesar 13,3 gram
fotosintesis bertambah sejalan dengan peningkatan intensitas
dengan kondisi tanaman uji (Imperata sp.) berada di dalam
naungan. cahaya sampai pada suatu nilai optimum tertentu (cahaya
saturasi),di atas nilai tersebut cahaya merupakan penghambat
Kata Kunci—Cahaya, fotosintesis, Imperata sp., bagi fotosintesis (cahaya inhibisi), sedangkan di bawah nilai
produktivitas. optimum merupakan cahaya pembatas. Sehingga tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami
prinsip serta metode pengukuran produktivitas tanaman.
I. PENDAHULUAN .

A lang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv) termasuk


famili Poaceae, merupakan tanaman gulma pada
lahan pertanian yang memiliki rimpang yang tumbuh II.METODOLOGI
agresif dan bersisik, berdaun tajam dengan pangkal daun
lebih lebar dan di bagian ujungnya menyempit, tingginya A. Waktu dan Tempat
sekitar 1-1,5 m [1]. Pada proses pertumbuhannya Penelitian Produktivitas Tumbuhan ini dimulai
memerlukan ketersediaan cahaya matahari. Cahaya pada hari Selasa, tanggal 3 April 2018 pukul 15.00 WIB
matahari adalah sumber energi dasar bagi pertumbuhan untuk pengukuran plot produktivitas yang dilaksanakan di
organisme autotrop yang pada gilirannya akan mensuplai Lapangan Laboratorium Forensik, Institut Teknologi
oksigen dan nutrisi bagi seluruh kehidupan di bumi. Sepuluh Nopember. Kemudian dilakukan pengecekan daun
Fungsi ekosistem yang optimal harus ditunjang oleh Imperata sp mulai hari Rabu, 4 April 2018 hingga hari
adanya intensitas cahaya matahari. Ekosistem yang baik Senin, tanggal 16 April 2018 di Lapangan Laboratorium
harus mampu mendukung kehidupan didalamnya [2]. Forensik, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Salah satu ukuran kualitas suatu ekosistem adalah Pada hari Selasa, tanggal 17 April 2018 pukul
terselenggaranya proses produksi atau produktivitas primer 15.00 WIB dilakukan panen produktivitas tanaman
yang mempersyaratkan adanya cahaya untuk monospesies Imperata sp yang dilaksanakan di Lapangan
keberlangsungannya. Semakin tinggi nilai Laboratorium Forensik, Institut Teknologi Sepuluh
produktivitasnya maka semakin besar pula dayadukungnya Nopember. Kemudian dilakukan perhitungan berat bersih
bagi kehidupan komunitas penghuninya. Sebaliknya dan perlakuan pengeringan menggunakan oven untuk
produktivitas primer yang rendah menunjukkan daya mengetahui berat kering yang dilaksanakan di
dukung yang rendah pula. Produktivitas primer dapat Laboratorium Ekologi , Departemen Biologi, Fakultas Ilmu
didefinisikan sebagai laju kecepatan terjadinya proses Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Setelah itu
fotosintesis atau pengikatan karbon dan produksi dilakukan penimbangan berat kering monospesies Imperata
karbohidrat (zat organik) dalam satuan waktu dan volume sp mulai hari Rabu,18 April 2018 sampai berat kering yang
tertentu [3]. Hal ini sejalan dengan pembahasan pada didapat konstan dimana berhenti pada Hari Senin,23 April
literatur [4] yang mendefinisikan produktivitas primer 2018 yang dilaksanakan di Laboratorium Ekologi ,
sebagai derajat penyimpanan energi matahari dalam
EKOLOGI TUMBUHAN-KELOMPOK 2 2

Departemen Biologi, Fakultas Ilmu Alam, Institut Tidak semua produksi ini disimpan sebagai
Teknologi Sepuluh Nopember meterial organik di dalam tubuh autotrof sebagai
produsen primer karena mereka menggunakan
B. Alat dan Bahan beberapa molekul sebagai bahan bakar pada
Pada penelitian Produktivitas Tumbuhan ini respirasi selulernya sendiri. Produksi primer
digunakan beberapa alat yaitu cutter atau gunting , tissue, bersih (PPB – net primary production, NPP)
pasak dari bambu sebanyak empat , Oven ,neraca analitik, sebanding dengan produksi primer kotor
tabel data pengamatan harian,kertas koran bekas, alumunium dikurangi dengan energi yang digunakan oleh
foil, tali rafia dan penggaris. Adapun bahan yang digunakan produsen primer untuk respirasi (R) [2]:
pada penelitian ini yaitu tanaman monospesies Imperata sp PPB = PPK – R
C. Cara Kerja 2) Produktivitas sekunder
Jumlah energi kimiawi dalam makanan
Cara kerja dan preparasi pengukuran produktivitas konsumen yang dikonversi menjadi biomassa baru
langkah pertama dilakukan pemilihan tempat yang memiliki milikya sendiri selama periode waktu tertentu
tumbuhan dengan sifat monospesies, kemudian dibuat dua disebut produksi sekunder [2]. Energi ini akan
variabel berbeda dimana lima kelompok pertama berada pada semakin kecil nilainya pada tingkat trofik
naungan yang dibagi lagi menjadi naungan alami dan buatan berikutnya karena ada energi yang lolos ke
serta lima kelompok lainnya tanpa naungan, kemudian ligkungan [8].
diidentifikasi jenis tumbuhan pada tempat yang sudah Pada skala geografi yang luas, cahaya, suhu,
disiapkan. Setelah itu, dibuat satu kuadrat atau plot dengan dan kelembapan merupakan faktor – faktor utama yang
ukuran 50 x 50 Cm sehingga diperoleh luasan 0,25 m 2 , mengontrol produksi primer di ekosistem darat [2]. Nilai
kemudian plot dibatasi dengan pasak pada bagian sudut-sudut produksi primer bersih meningkat sering dengan
plot membentuk persegi dan diikat disekeliling pasak peningkatan rata – rata temperatur dan hujan tahunan.
menggunakan tali rafia. Langkah selanjutnya tegakan Peningkatan rata – rata temperatur tahunan secara langsung
tumbuhan dipotong sampai menyisahkan tegakan dengan berhubungan dengan radiasi cahaya matahari yang
ukuran 2 cm, setelah itu dilakukakan pengecekan tegakan mempengaruhi temperatur harian dan lamanya waktu
selama 14 hari apabila tegakan melebihi 2 cm dipotong pertumbuhan. Sebagai hasilnya, pada lokasi dengan rata –
kembali dengan gunting sampai menghasilkan tegakan rata temperatur tahunan yang tinggi memungkinkan laju
dengan tinggi 2 cm. Setelah 14 hari dilakukan panen fotosintesis yang tinggi dan berhubungan dengan periode
yang lebih lama untuk fotosintesis [7].
produktivitas dimana tegakan diambil dan diletakkan pada
Untuk dapat melakukan fotosintesis, tanaman harus
koran dan dibersihkan menggunakan tissue setelah itu hasil
membuka stomata untuk mendapatkan CO 2. Ketika stomata
pemotongan dibersihkan dan dihitung berat basahnya. membuka, tanaman kehilangan air melalui proses
Setelah ditimbang , tanaman dibungkus didalam alumunium transpirasi. Untuk menjaga stomata membuka, akar harus
foil dan dikeringkan dalam oven dengan suhu 120 o C selama mendapatkan pengganti air yang hilang. Intensitas hujan
beberapa hari hingga benar-benar kering. Kemudian yang tinggi memungkinkan adanya lebih banyak air.
dilakukan pengecekan dan penimbangan berat kering Ketersediaan air berpengaruh terhadap laju fotosintesis dan
tanaman yang di oven setiap hari selama 1 kali sampai berat jumlah daun yang mengalami transpirasi. Kombinasi dari
kering berada pada nilai yang konstan dalam beberapa faktor ini menentukan laju produktivitas primer [7].
penimbangan yang telah dilakukan. Hasil penimbangan Efek temperatur dan presipitasi saling
dicatat dalam data pengamatan , setelah itu dilakukan mempengaruhi terhadap produktivitas. Temperatur udara
pengukuran Biomassa yang diperoleh dari pengurangan yang hangat meningkatkan potensi evaporasi sehingga
antara berat basah dengan berat kering yang sudah dihitung. meningkatkan laju transpirasi dan kebutuhan air. Jika
temperatur hangat tetapi ketersediaan air sedikit,
III. HASIL DAN PEMBAHASAN produktivitas rendah [7].
Pada skala yang lebih lokal, nutrien mineral di
A. Produktivitas dalam tanah dapat membatasi produksi primer di ekosistem
Dalam ekologi, produktivitas merujuk pada laju darat. Nitrogen dan fosfor merupakan nutrien yang paling
proses yang menghasilkan biomassa dalam sering menjadi pembatas. Penambahan nutrien buka-
ekosistem [5]. Biomassa sendiri merupakan berat pembatas, bahkan yang jarang ditemui, tidak akan
kering total dari organisme per ssatuan luas dalam merangsang produksi. Sebaliknya penambahan lebih
suatu ekosistem [6]. Produktivitas dapat dibedakan banyak nutrien pembatas akan meningkatkan produksi
menjadi dua, yaitu: hingga beberapa nutrien lain yang menjadi pembatas
1) Produktivitas primer berikutnya [2].
Laju energi dari radiasi matahari diubah Berikut ini merupakan metode pengukuran
melalui proses fotosintesis menjadi materi produktivitas primer suatu tumbuhan, antara lain:
organik dikatakan sebagai produktivitas primer 1. Metode Panen
karena merupakan bentuk penyimpanan energi Metode panen biasanya dilakukan
yang pertama dan mendasar [7]. Produksi untuk tumbuhan tingkat tinggi. Cara ini
primer total dalam suatu ekosistem dikenal ditentukan berdasarkan berdasarkan berat
sebagai produksi primer kotor (PPK – gross pertumbuhan dari tumbuhan. Berat kering atau
primary production, GPP) ekosistem tersebut. kalori yang terkandung dapat dinyatakan
EKOLOGI TUMBUHAN-KELOMPOK 2 3

secara lamgsung, tetapi keduanya dinyatakan W (t+1) – W(t): perbedaan biomassa standing crop amtara 2
dalam luas dan periode waktu tertentu. Metode waktu masa panen.
ini merupakan metode paling awal dalam D: biomassa yang hilang untuk proses dekomposisi.
mengukur produktivitas primer. Caranya H: biomassa yang dikonsumsi oleh herbivore sampai
adalah dengan memotong bagian tumbuhan. periode masa panen.
Bagian yang dipotong selanjutnya dipanaskan Biomassa dapat menjadi ukuran standar dengan
sampai seluruh airnya hilang atau beratnya sedikit kesalahan dalam vegetasi herba oleh sample acak
konstan. Materi tersebut ditimbang, dan dari tempatnya. Teknik ini sangat efektif dengan vegetasi
produkttivitas primer dinyatakan dalam tahunan [12].
biomassa per unit area per unit waktu,
misalnya sebagai gram berat kering/ m 2 / tahun. Praktikum produktivitas bertujuan untuk mengukur
Metode ini menunjukkan perubahan berat produktivitas suatu populasi tumbuhan. Pada praktikum ini
kering selama periode waktu tertentu [9]. dilakukan pemoongan tanaman dengan menyisakan hanya
2. Metode Karbondioksida 2 cm yang bertujuan agar tanaman seragam dan seimbang.
Karbondioksida yang dipakai dalam Setelah 2 minggu tanaman dipotong untuk dipanen dan
fotosintesis oleh tumbuhan dapat dipergunakan dibersihkan agar tidak terdapat kotoran atau tanah yang
sebagai indikasi untuk produktivitas primer. nantinya mengganggu keakuratan penimbangan berat
Dalam hal ini proses respirasi harus basah. Setelah itu tanaman ditimbang untuk mengetahui
diperhitungkan. Metode ini cocok untuk berat basahnya. Lalu di oven dengan suhu 120° selama
tumbuhan darat dan dapat dipakai pada suatu beberapa hari supaya mendapatkan berat kering yang
organ daun, seluruh bagian tumbuhan dan konstan [13].
bahkan satu komunitas tumbuhan. Terdapat B. Tanaman Monospesies Imperata sp
dua Teknik atau metode utama yaitu, metode Klasifikasi taksonomi Imperata Sp yaitu:
ruang tutup dan ruang aerodinamika [2]. Kingdom : Plantae
3. Metode Radioaktif Divisio : Spermatophyta
Materi aktif yang dapat diidentifikasi Sub Divisio : Angiospermae
radiasinya dimasukkan dalam system.
Kelas : Monocotyledoneae
Misalnya karbon aktif ( 14C) dapat di introduksi
melalui suplai karbondioksida yang nantinya Ordo : Graminales
diasimilasikan oleh tumbuhan dan dipantau Famili : Gramineae
untuk mendapatkan perkiraan produktivitas. Genus : Imperata
Teknik ini sangat mahal dan membutuhkan Spesies : Imperata cylindrica [14]
peralatan yang canggih, tetapi memiliki
kelebihan dari metode lainnya, yaitu dapat Alang-alang (Imperata cylindrica L. Beauv)
dipakai dalam berbagai tipe ekosistem tanpa
merupakan rumput yang tumbuh secara liar, dan tersebar
melakukan penghancuran terhadap ekosistem
[10]. luas dihutan, sawah, kebun atau pekarangan rumah dan
lingkungan terbuka lainnya .Rumput ini memiliki bentuk
4. Metode Dekomposisi Serasah morfologi terna, herba, merayap, tumbuh tegak dan tinggi
Produksi serasah mangrove merupakan tanaman 30 – 180 cm, berdaun tunggal, pangkal saling
bagian yang penting dalam transfer bahan menutup, helaian berbentuk pita, ujung runcing tajam,
organic dari tumbuhan ke perairan. Pendugaan tegak, kasar, berambut jarang, panjang daun (180 cm) dan
produktivitas periran di ekosistem hutan
mangrove secara khusus dapat dilakukan lebar daun (3 cm). Tanaman ini dapat berkembang biak
dengan menggunakan pendekatan pelepasan dengan biji dan rhizoma. Biji alang-alang yang sangat
nutrient dari serasah daun mangrove yang ringan dapat menyebar ketempat lain melalui angin, air,
dihasilkan. Formula perhitungan produktivitas hewan dan manusia. Proses pembungaannya sering terjadi
mangrove di perairan yaitu: ▲Pn = ▲y + ▲L pada musim kemarau dan sering terjadi akibat stress oleh
+ ▲G [11] adanya pembakaraan, pembabatan hutan atau kekeringan.
5. Metode Klorofil
Alang-alang adalah tanaman tahunan yang cocok tumbuh
Produktivitas berhubungan erat dengan jumlah klorofil
yang ada. Rasio asimilasi untuk tumbuhan atau ekosistem di bawah sinar matahari,di tanah yang basah (lembab)
adalah laju dari produktivitas per gram klorofil. maupun kering. Alang - alang merupakan jenis tanaman
Konsentrasi klorofil dapat ditentukan berdasarkan cara C4, dimana saat proses fotosintesis tumbuhan ini
yang sederhana, yaitu dengan cara mengekstraksi pigmen membutuhkan intensitas cahaya matahari yang tinggi, dan
tumbuhan [2]. dapat tumbuh dengan baik pada lahan yang terbuka [15].
6. Metode pengukuran produktivitas lainnya Dilihat dari kandungan kimianya, gulma tersebut
Net Primary Productivity (NPP) merupakan mengandung α-selulosa 40,22%, holoselulosa
pengulangan pengukuran melalui perhitungan perubahan 59,62%, hemiselulosa (pentosan) 18,40%, dan lignin
pada biomassa saat waktu t: 31,29% [15]. Kandungan selulosa yang lebih dari
NPP = [W (t+1) – W(t)] + D + H 40% ini berpotensi sebagai bahan baku untuk energi
Keterangan: terbarukan, yaitu bioethanol. Alang-alang
EKOLOGI TUMBUHAN-KELOMPOK 2 4

dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan, Fotosintesis adalah proses dasar tumbuhan untuk
bahan baku kertas, pupuk, selebihnya dipotong dan menghasilkan makanan dan energi [20]. Energi hasil
dibuang karena menghambat pertumbuhan tanaman fotosintesis dapat diukur dengan menentukan biomassa
utama [16]. tumbuhan. Berikut diagram biomassa hasil produktivitas
C. Hasil Produktivitas tanpa naungan pada Imperata sp.
a. Produktivitas Dengan Naungan
Produktivitas dengan naungan merupakan kondisi
dimana cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan
tumbuhan secara tidak langung. Hal ini berkaitan dengan
intensitas, kualitas dan lama penyinaran cahaya yang
diterima untuk dapat melakukan proses fotosintesis [19].
Fotosintesis adalah proses dasar tumbuhan untuk
menghasilkan makanan dan energi [20]. Energi hasil
fotosintesis dapat diukur dengan menentukan biomassa
tumbuhan. Berikut diagram biomassa hasil produktivitas
dengan naungan pada Imperata sp.

Gambar 1. Diagram biomassa hasil produktivitas tanpa


naungan pada Imperata sp.

Berdasarkan diagram produktivitas tanpa naungan


tersebut didapatkan biomassa Imperata sp. yang berbeda-
beda untuk kelompok 1, 3, 5, 7, dan 9 dengan masing-
masing kelompok memperoleh biomassa sebesar 23,1 gram;
33,5 gram; 30 gram; 38 gram; dan 39.1 gram. Biomassa
Gambar 3.3.1.1 Grafik batang hasil produktivitas Imperata sp. tertinggi terdapat pada kelompok 9 sebesar
dengan naungan 39.1 gram dan biomassa Imperata sp. terendah terdapat
pada kelompok 1 sebesar 23.1 gram. Tumbuhan Imperata
Gambar 3.3.1.2 Grafik Biomassa Produktivitas sp. dipilih karena merupakan tumbuhan liar yang hidup
secara alami. Tumbuhan tersebut tergolong tumbuhan
Dari tabel penelitian diatas,didapatkan hasil produktif karena memiliki kemampuan untuk tumbuh
poduktivitas dengan naungan berupa biomassa Imperata sp. dalam waktu yang singkat [21].
yaitu untuk kelompok 2 dengan biomassa sebesar Tumbuhan pada perlakuan naungan rata-rata memiliki
13.3,kelompok 4 sebesar 38.6, kelompok 6 sebesar pertambahan tinggi tumbuhan lebih besar dibandingkan
37.29,kelompok 8 sebesar 34.2 dan kelompok 10 sebesar dengan tumbuhan tanpa naungan. Pada perlukan tanpa
35.5.Penelitian ini menggunakan pelakuan berupa naungan, intensitas cahaya matahari yang diterima tanaman
naungan,baik naungan secara alami maupun naungan tinggi. Sehingga tumbuhan akan berusaha mengimbangi
secara buatan.Untuk perlakuan naungan secara alami antara kebutuhan intensitas cahaya dengan transpirasi yang
dilakukan dibawah pohon kersen (Mutingia calabura) dapat menyebabkan terhambatnya pertambahan tinggi
sedangkan perlakuan naungan secara buatan menggunakan tumbuhan. Sedangkan pada perlakuan naungan terjadi
banner yang diikat pada tiang pancang.Tujuan proses etiolasi yang menyebabkan pertambahan tinggi
menggunakan naungan adalah untuk mempertahankan tumbuhan lebih signifikan ketika menerima sedikit cahaya
kadar air tanah tetap tinggi karena berkurangnya evaporasi [19]. Sehingga semakin tinggi biomassa suatu tumbuhan,
dan evapotranspirasi [17]. Berdasarkan perbandingan maka semakin tinggi produktivitas tumbuhan tersebut.
antara biomassa Imperata sp. Dengan naungan alami dan Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa
naungan buatan tidak ada perbedaan dimana biomassa produktivitas tumbuhan pada perlakuan tanpa naungan
Imperata sp kelompok 2 merupakan biomassa terkecil dan memiliki biomassa yang lebih rendah dari pada tumbuhan
biomassa Imperata sp kelompok 4 merupakan yang pada perlakuan naungan. Biomassa tumbuhan merupakan
terbesar, padahal keduanya merupakan hasil produktivitas kandungan material organik dalam tumbuhan. Perhitungan
dengan naungan alami, hal ini dapat disebabkan oleh biomassa dapat diketahui melalui selisih antara berat basah
pengaruh faktor – faktor produktivitas lain yaitu : tekstur dan berat kering tumbuhan [22]. Berat basah merupakan
tanah,pH tanah,kedalaman efektif tanah,ketinggian total kadar air dan hasil fotosintesis dalam tumbuhan.
tempat,kemiringan leeng,curah hujan dan temperatur/suhu Sedangkan berat kering merupakan berat suatu tumbuhan
udara [18] ketika sudah mengalami proses pengeringan [13]. Energi
b. Produktivitas Tanpa Naungan hasil fotosintesis yang diukur dengan biomassa tumbuhan
Produktivitas tanpa naungan merupakan kondisi mengacu pada konsep hukum termodinamika kedua.
dimana cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan Dimana tidak terjadi proses transformasi energi cahaya
tumbuhan secara langung. Hal ini berkaitan dengan matahari menjadi energi potensial (material organik) secara
intensitas, kualitas dan lama penyinaran cahaya yang sempurna atau dengan kata lain hanya sedikit cahaya yang
diterima untuk dapat melakukan proses fotosintesis [19].
EKOLOGI TUMBUHAN-KELOMPOK 2 5

dimanfaatkan sebagai energi potensial, sisanya diubah [9] T.F.S. Silva, Maycira P.F., J.M. Melack, Annual Net Primary Production
Of Macrophytes In The Eastern Amazon Floodplain. Wetlands, Vol. 29 (2)
menjadi energi panas [7]. (2009) 747-758
Disisi lain, jumlah daun dan pertambahan tinggi [10] M.S. Kim, et al., Carbon stable isotope ratios of new leaves of Zostera
tumbuhan dapat mempengaruhi produktivitas. Daun marina in the mid-latitude region: Implication of seasonal variation in
merupakan organ utama pada tumbuhan yang berperan productivity, Journal of Experimental Marine Biology and Ecology, Vol.
461 (2014) 286-296
dalam menyerap cahaya matahari untuk keperluan [11] M. Mahmudi, Estimasi Produksi Ikan Melalui Nutrien Serasah Daun
fotosisntesis. Semakin banyak jumlah daun, maka semakin Mangrove di Kawasan Reboisasi Rhizopora, Nguling, Pasuruan, Jawa
baik proses fotosintesis yang berlangsung dalam tumbuhan Timur, Ilmu Kelautan, Vol. 15 (4) (2010) 231-235
tersebut. Tingginya fotosintesis akan menghasilkan energi [12] H.B. Jamin, , Ekologi Tanaman, Jakarta: Rajawali Press (1998)
[13] Alfandi, Respon Pertumbuhan dan Prouksi Tiga Kultivar Kacang Tanah
untuk pertumbuhan tumbuhan yang otomatis berpengaruh (Vigna radiata L.) terhadap Kompetisi dengan Gulma pada Dua Jenis
pada biomassa tumbuhan tersebut [13]. Tanah, Jakarta: Fakultas Pertanian Unsgawati Cirebon (2007)
[14] H.Soenanto, “100 resep sembuhkan Hipertensi,Asam urat,dan
Obesitas”, Jakarta: Penerbit PT Alex Media Komputindo, (2009)
[15] Z.Fujiyanto, E. Prihastanti, S. Haryanti, “KARAKTERISTIK KONDISI
LINGKUNGAN, JUMLAH STOMATA, MORFOMETRI, ALANGALANG
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN YANG TUMBUH DI DAERAH PADANG TERBUKA DI KABUPATEN
Berdasarkan hasil penelitian Produktivitas tumbuhan BLORA DAN UNGARAN”, Buletin Anatomi dan Fisiologi, Volume XXIII
didapapatkan bahwa produktifitas suatu spesies sangat (2), (2015)
[16] S. D. Kartikasari, S. Nurhatika, A. Muhibuddin, “Potensi Alang-alang
penting dalam kelansungan hidup di sebuah ekosistem (Imperata cylindrica (L.) Beauv) dalam Produksi Etanol Menggunakan
dimana nilai produktifitas memberikan efisiensi terhadap Bakteri Zymomonas mobilis”, Jurnal Sains dan Seni Pomits, Vol. 2 (2),
pertumbuhan, kelangsungan hidup khususnya efisiensi (2013)
[17] I.G.Swibawa,D.Putra,F.X.Susilo,K.Hairiah dan D.Suprayogo.”
fotosintesis dimana dapat mengubah energi matahari MANIPULASI CAHAYA UNTUK MENURUNKAN KELIMPAHAN
menjadi energi kimia yang selanjutnya akan disimpan di NEMATODA PARASIT TUMBUHAN PADA PEMBIBITAN KOPI”. J.
dalam tubuh. Tingkat suatu produktifitas dapat dilihat dari HPT Tropika.vol 10 (1) : 20-28 (2010)
[18] T.Hariyanti.” FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
hasil biomassa dimana merupakan selisih antara berat PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI PADA PENGGUNAAN LAHAN
basah dan berat kering . Sehingga semakin tinggi biomassa SAWAH DI KECAMATAN KEDEWAN KABUPATEN
suatu tumbuhan, maka semakin tinggi produktivitas BOJONEGORO”.Jurnal Mahasiswa Unesa.vol 2(3) (2013)
[19] Kartika, E., Yusuf, R., Syakur, A. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Tomat
tumbuhan tersebut.Faktor-faktor yang mempengaruhi (Lycopersicum esculentum Mill.) Pada Berbagai Persentase Naungan. e-
produktifitas adalah suhu, cahaya, kelembaban, air, nutrisi J. Agrotekbis 3 (6) : 717- 724. (2015).
[20] Wahyudin, A., Ruminta, S., Nursaripah, A. Pertumbuhan dan Hasil
Tanaman Jagung (Zea mays L.) Toleran Herbisida Akibat Pemberian
UCAPAN TERIMA KASIH Berbagai Dosis Herbisida Kalium Glifosat. Jurnal Kultivasi 15 (2): 86-91.
(2016).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang [21] Udensi, U. E., Chikoye, D. Effect of relative proportion and density on
competition between Speargrass (Imperata cylindrical (L.) Raeuschel) and
telah memberikan rahmat dan hidyah-Nya sehingga penulis Maize (Zea mays L.) in a moist savannah of Southwestern Nigeria.
dapat menyelesaikan penelitian ini dengan lancar . Selain itu Journal of Animal and Plant Science 18 (2): 2761-2774. (2013).
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Departemen [22] Purwanto, R. H., Rohman., Maryudi, A., Yuwono, T., Permadi, D. B.,
Sanjaya, M. Potensi Biomassa dan Simpanan Karbon Jenis-Jenis Tanaman
Biologi, Fakultas Ilmu Alam , Institut Teknologi Sepuluh Berkayu Di Hutan Rakyat Desa Nglanggeran, Gunungkidul, Daerah
Nopember , Dosen Pembimbing Praktikum Ekologi Projek Istimewa Yogyakarta. Jurnal Ilmu Kehutanan VI (2): 128-141. (2012).
2018 serta Asisten Laboratorium Ekologi Projek 2018 yang
telah memberikan dukungan selama penelitian ini
berlangsung. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak lain yang membantu jalannya penelitian ini
sampai akhir.

DAFTAR PUSTAKA
[1] P Mardina, N.J. Purba, M.A. Permatasari, “Tanaman Alang-alang Sebagai
Biomassa Adsorben untuk Penurunan Kadar Kalsium,” Ekuilibrum,
Vol.11, No. 2 (2012, Juli) 47-50.
[2] N.A. Campbell, J.B. Reece, L.G Mitchell, Biologi Edisi ke-8 .Transl
Biology 8th ed., oleh W. Manulu. Jakarta, CA Erlangga.
[3] M. Nuzapril, S.B. Susilo, J.P. Panjaiton, “Estimasi Produktivitas Primer
Perairan Berdasarkan Konsentrasi Klorofil-A yang Diekstrak dari Citra
Satelit Landsat-8 di Perairan Kepulauan Karimun Jawa,” Jurnal
Penginderaan Jauh, Vol.14, No. 1 (2017, Juni) 25-36.
[4] Asriyana, Yuliana, Produktivitas Perairan, Jakarta, CA Bumi Aksara.
[5] A. Michael, A Dictionary of Ecology (Fifth ed.). Oxford, UK: Oxford
University Press (2015).
[6] E. Roziaty, A. I. Kusumadani, I. Aryani, Biologi Lingkungan. Surakarta :
Muhammadiyah University Press (2017).
[7] T. M. Smith and R. L. Smith, Elements of Ecology (Eight ed.). US:
Pearson Benjamin Cummings (2012).
[8] D. Burne, Bengkel Ilmu Ekologi. Jakarta : Erlangga (2005).

You might also like