You are on page 1of 33

LAPORAN TUGAS AKHIR PRAKTIKUM BIOKIMIA

UJI GLUKOSA PADA TAPE SINGKONG


MENGGUNAKAN METODE FOLLIN-WU

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Praktikum Biokimia

Disusun oleh :

Miranda Yustika – 1506742716

Muhammad Imam Shiddiq – 1506742685

Safira Ramadhani Firdaus – 150674246

Assistant Laboratorium : Tissa Wiraatmaja

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDONESIA

2018

1
DAFTAR ISI

Halaman Judul...............................................................................................................................1

Daftar Isi.........................................................................................................................................2

Kata Pengantar...............................................................................................................................4

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................5

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................5

1.2 Tujuan Percobaan.................................................................................................................5

1.3 Sistematika
Penulisan...........................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................8

2.1 Karbohidrat .......................................................................................................................8

2.1.1 Ciri-ciri Karbohidrat...................................................................................................8

2.1.2 Fungsi dan Peranan Karbohidrat


................................................................................9

2.1.3 Jenis-jenis Karbohidrat


.............................................................................................10

2.2 Tape .................................................................................................................................11

2.3 Fermentasi .......................................................................................................................12

2.4 Metode Folin Wu .............................................................................................................12

BAB III METODOLOGI


PENELITIAN...................................................................................13

3.1 Waktu dan Lokasi Percobaan.........................................................................................13

3.2 Alat dan Bahan.................................................................................................................14

2
3.2.1 Pembuatan Tape
Singkong........................................................................................14

3.2.2 Uji Glukosa dengan Metode Follin-Wu....................................................................14

3.3 Prosedur Kerja.................................................................................................................15

3.3.1 Pembuatan Tape


Singkong........................................................................................15

3.3.2 Uji Glukosa dengan Metode Follin-Wu Distilasi


Sampel..........................................15

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................18

4.1 Data Pengamatan...................................................................................................................18

4.2 Pengolahan
Data.....................................................................................................................18

4.3 Pembahasan............................................................................................................................20

BAB V PENUTUP........................................................................................................................24

5.1 Kesimpulan........................................................................................................................24

5.2 Saran..................................................................................................................................25

BAB VI Lampiran .......................................................................................................................26

6.1 Lampiran Foto .........................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................30

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Laporan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Praktikum
Biokimia. Dalam penulisan laporan ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan secara
moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Sri Handayani M.Biomed., Ibu Dra. Siswati Setiasih M.S., Bapak Dr. rer. nat. Budiawan,
Bapak Dr. Endang Saefudin, Bapak Prof. Dr. Sumi Hudiyono PWS selaku dosen pengajar dalam
mata kuliah praktikum biokimia yang telah banyak memberikan bimbingan, nasehat dan
arahan kepada penulis.
2. Mbak Emma selaku laboran untuk laboratorium Biokimia Departemen Kimia FMIPA UI
yang telah memberikan arahan serta membantu dalam menyiapkan reagen sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
3. Orang tua kami yang telah yang telah mendukung kami secara langsung maupun tidak
langsung dari segi moral dan materi dalam penyelesaian tugas akhir praktikum biokimia ini.

4
4. Tissa Wiraatmaja selaku asisten laboran penulis yang telah mendampingi kami selama
praktikum biokimia ini.
5. Pratiwi Yuliandari, Putri Nurul Amalia, Richika Hapsari, William Caesar yang selalu
membantu dalam menyelesikan tugas akhir biokimia ini.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu, saran dan kritik sangat dibutuhkan dari semua pihak untuk menyempurnakan penulisan
selanjutnya.

Depok, 1 Mei 2018

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap hari, penduduk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


membutuhkan asupan makanan yakni minimal 2 kali dalam sehari. Makanan yang
dimakan seharusnya memenuhi kebutuhan gizi dari seseorang yang memakan makanan
tersebut agar sistem metabolisme tubuh seseorang tetap terjaga. Salah satu asupan zat
yang paling penting untuk tubuh manusia adalah karbohidrat.

Karbohidrat bisa dikatakan sebagai salah satu zat yang memiliki peranan penting
dikarenakan sebagai sumber energi dan membantu protein untuk mengoptimalkan
kerjanya. Lalu, fungsi lain karbohidrat antara lain adalah sebagai pembentuk jaringan sel,
struktur, dan organ- organ dalam tubuh serta sebagai penyeimbang asam dan basa di
dalam tubuh. Dimana karbohidrat adalah salah satu senyawa karbon yang dapat dijumpai

5
di alam bebas. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, kata tersebut berasal dari
kata latin yakni saccharum yang memiliki arti yaitu gula. Senyawa karbohidrat adalah
polihidroks aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur seperti
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O2).

Selain nasi, singkong merupakan salah umbi-umbian yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia sebagai pengganti nasi dikarenakan memiliki kandungan
karbohidrat yang tinggi. Menurut hasil penelitian, singkong mengandung energi sebesar
154 kilokalori, protein 1 gram, karbohidrat 36,8 gram, lemak 0,3 gram, kalsium 77
miligram, fosfor 24 miligram, dan zat besi 1,1 miligram. Selain itu, di dalam singkong
juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,06 miligram dan vitamin C 31
miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Singkong,
dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 85 %.

1.2 Tujuan Percobaan

Pada percobaan yang berjudul “ Uji Glukosa pada Tape Singkong menggunakan
metode Follin – Wu “ dilakukan dikarenakan memiliki tujuan percobaan, antara lain :

a. Untuk mengetahui bagaimana cara fermentasi dengan menggunakan Metode Follin


-Wu.
b. Untuk mengetahui bagaimana cara hidrolisis karbohidrat dengan menggunakan
Metode Follin -Wu.
c. Untuk mengetahui perbedaan dari fermentasi dengan hidrolisis karbohidrat
menggunakan metode Follin- Wu.
d. Untuk mengetahui kadar glukosa yang diperoleh dari waktu fermentasi yang
berbeda.
e. Untuk mengetahui pengaruh waktu fermentasi terhadap kadar glukosa.

1.3 Sistematika Penulisan

6
Untuk dapat menjawab tujuan dari percobaan yang berjudul “ Uji Glukosa pada Tape
Singkong menggunakan metode Follin – Wu “, penulis membuat laporan tugas akhir
ini dengan cara sistematis. Maka dari itu, sistematis yang terlampir, antara lain :

 BAB I PENDAHULUAN
Bab Pendahuluan yang penulis buat pada laporan tugas akhir yang berjudul
“Uji Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu“ bertujuan
untuk menjelaskan faktor yang mendasari percobaan seperti latar belakang, dan
tujuan percobaan. Sedangkan untuk mengorganisir agar tujuan percobaan dapat
tercapai, pada bab ini penulis lampirkan sistematika penulisan.
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab Tinjauan Pustaka yang penulis buat pada laporan tugas akhir yang
berjudul “Uji Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu“
bertujuan untuk menjelaskan secara lebih spesifik mengenai informasi yang
membahas tentang komponen/ bahan/ metode utama dalam percobaan ini seperti
fermentasi, tape, dan metode Follin-Wu.
 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab Metodologi Penelitian yang penulis buat pada laporan tugas akhir yang
berjudul “Uji Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu“
bertujuan untuk menjelaskan secara lebih mendalam tentang metode yang diperlukan
dalam percobaan ini yakni metode Follin-Wu.
 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab Hasil dan Pembahasan yang penulis buat pada laporan tugas akhir yang
berjudul “Uji Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu “
bertujuan untuk memberi tahu informasi tentang hasil kualitatif maupun kuantitatif
percobaan yang dilakukan seperti data pengamatan, hasil pengamatan, dan
pengolahan data. Selain itu, pada bab ini dijelaskan pembahasan dari percobaan “ Uji
Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu” yang bertujuan
untuk menjelaskan apa saja yang terjadi ketika percobaan itu berlangsung.
 BAB V PENUTUP
Bab Penutup yang penulis buat pada laporan tugas akhir yang berjudul “Uji
Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu “ bertujuan

7
untuk melampirkan kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini, dan untuk
memperbaiki kualitas percobaan, penulis menulis saran sehingga apabila percobaan
ini dilakukan di kemudian hari, diharapkan hasil yang diperoleh lebih baik lagi.
 BAB VI LAMPIRAN
Bab Lampiran yang penulis buat pada laporan tugas akhir yang berjudul “Uji
Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu “ bertujuan
untuk melampirkan tentang kebenaran dari percobaan yang dilakukan seperti
lampiran foto dan juga melampirkan Material Safety Data Sheet (MSDS) sebagai
informasi awal mengenai bahaya bahan kimia yang digunakan selama percobaan
berlangsung bertujuan untuk meminimalisir kecelakaan terjadi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karbohidrat

Karbohidrat berasal dari bahasa Yunani sákcharon yang berarti gula adalah
senyawa organik yang paling banyak ditemukan bebas di alam. Karbohidrat terdiri atas
beberapa molekul kimia antara lain karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O 2).
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup seperti sebagai energi
utama yakni glukosa, cadangan makanan seperti pati pada tumbuhan dan glikogen
pada hewan, dan materi pembangun seperti selulosa pada tumbuhan atau glikogen pada

8
hewan. Tumbuhan hijau ketika melakukan proses fotosintesis, mengubah senyawa
karbondioksida (CO2) menjadi senyawa karbohidrat.

Apabila dilihat dari sisi biokimia, karbohidrat adalah senyawa kimia yang apabila
mengalami reaksi hidrolisis menghasilkan senyawa polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton dimana seperti yang kita ketahui bahwa karbohidrat mengandung
gugus fungsi karbonil ( keton dan aldehid) dan memiliki banyak gugus hidroksil (-OH).
Senyawa bisa diklasifikasikan sebagai karbohidrat apabila mempunyai rumus (CxH2O)n,
yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, ditemukan karbohidrat yang tidak memiliki
rumus demikian, namun ada juga karbohidrat yang mengandung molekul kimia seperti
nitrogen (N2), fosforus (P), dan sulfur (S).

2.1.1 Ciri-ciri Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa kimia yang berperan penting dalam tubuh makhluk
hidup yang terdiri beberapa molekul kimia antara lain karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O2). Agar lebih mengetahui karbohidrat secara lebih jelas, kita harus mengetahui
ciri-ciri karbohidrat antara lain :

a. Serat

Menurut University of Tennessee di Chattanooga, serat merupakan karakteristik dari


karbohidrat. Serat tidak dapat dicerna oleh manusia dan sebagian besar serat dalam
bentuk karbohidrat. Serat terbagi menjadi dua macam yakni serat larut atau serat tidak
larut. Serat larut adalah serat yang larut dalam air dan membentuk larutan kental,
sedangkan serat tidak larut adalah serat yang tidak larut dan posisinya berada di
saluran usus. Serat larut biasanya meliputi pektin, dan permen, sedangkan serat tidak
larut ditemukan dalam lignin dan selulosa.

b. Gula sederhana

9
Gula sederhana adalah ciri lain dari karbohidrat yakni monosakarida contohnya
fruktosa, glukosa, dan galaktosa. Fruktosa sering ditemukan dalam buah, sedangkan
galaktosa ditemukan dalam susu. Keduanya dikonversi menjadi glukosa oleh hati.
Glukosa merupakan sumber energi tubuh. Ketika gula sederhana yang terbentuk
bersama-sama, mereka menjadi disakarida. Laktosa, maltosa dan sukrosa adalah
contoh disakarida. Maltosa biasanya ditemukan dalam biji-bijian, sedangkan sukrosa
dapat disimpan dalam buah-buahan dan sayuran dan laktosa dalam susu.

c. Karbohidrat kompleks

Karbohidrat juga dicirikan oleh adanya karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks


terdiri dari rantai gula terkait bersama-sama. Amilosa adalah gula yang umum
ditemukan di karbohidrat kompleks. Rantai karbohidrat kompleks memiliki cabang
yang akan memperlambat pencernaan. Jika rantai karbohidrat kompleks dihidrolisis
dan menghasilkan panjang rantai dimana diaantara rantai no 2 dan rantai nomor 10,
mereka disebut sebagai oligosakarida. Jika 11 atau lebih unit yang diproduksi, rantai
disebut polisakarida.

2.1.2 Fungsi dan Peranan Karbohidrat

Karbohidrat memiliki fungsi dan peranan penting dalam makhluk hidup, antara lain :

a. Untuk sumber energi yang utama bagi makhluk hidup terutama manusia.

b. Untuk mengatur sistem metabolisme lemak.

c. Untuk melancarkan pencernaan karena mengandung serat.

d. Untuk menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh manusia.

e. Untuk membantu penerapan kalsium.

f. Untuk mengoptimalkan kinerja protein.

10
g. Sebagai komponen penting dalam mengatur sistem genetika.

h. Sebagai komponen struktur sel.

2.1.3 Jenis – Jenis Karbohidrat

Bentuk molekul yang paling sederhana dari karbohidrat yakni terdiri dari satu
molekul gula sederhana yang disebut monosakarida (glukosa, galaktosa, dan
fruktosa). Sedangkan kumpulan dari dua monosakarida disebut disakarida (maltosa,
sukrosa, dan laktosa), lalu kumpulan lebih dari dua monosakarida disebut
oligosakarida (trisakarida yakni rafinosa yang terdiri atas galaktosa-glukosa-
fruktosa, tetrasakarida yakni stakiosa yang terdiri atas galaktosa-galaktosa-glukosa-
fruktosa, dan prebiotic yakni fruktooligosakarida (FOS) dan glukooligosakarida
(GOS)) yang sering disebut rangkai pendek polisakarida dan kumpulan dari dua
disakarida atau lebih yang terbentuk menjadi polimer rantai panjang dan bercabang
disebut polisakarida (amilopektin).

AMILOPEKTIN

Gambar 2.1 Struktur Berbagai Macam Karbohidrat


( Sumber Gambar : https://www.slideshare.net/scottcracer/karbohidrat-2015 )

11
2.2 Tape

Tape adalah aneka bahan pangan yang mengandung karbohidrat dan diolah secara
khas. Tape merupakan salah satu jenis makanan dari hasil fermentasi dimana bahan baku
utamanya diberi ragi sebagai sumber mikrobanya. Tape adalah hasil dari proses
fermentasi yang menghasilkan alkohol dan gula. Umumnya, bahan pangan yang
digunakan adalah ubi kayu (singkong), beras ketan putih maupun beras ketan hitam serta
sorgum. Pada percobaan kali ini, digunakan bahan pangan ubi kayu atau yang kita kenal
sebagai singkong. Ketika sudah menjadi tape singkong setelah mengalami proses
fermentasi, tape singkong lebih sering dikenal sebagai peuyeum.

Tape yang baik dan bermutu memiliki ciri -ciri yakni :

a. Memiliki aroma yang harum.

b. Memiliki tekstur yang pas.

c. Memiliki cita rasa yang enak.

d. Memiliki kadar alkohol yang sesuai agar menghasilkan rasa masam yang tepat.

Zat gizi Tape singkong Tape ketan putih Tape ketan hitam

Energi (k kal)
173 172 166

Protein (g)
0,5 3,0 3,8

Lemak (g)
0,1 0,5 1,0

Karbohidrat (g)
42,5 37,5 34,4

12
Kalsium (mg)
30 6 8,0

Fosfor (mg)
30 35 106,0

Besi (mg)
0 0,5 1,6

Vitamin B1 (mg)
0,07 0,04 0,02

Air (g)
56,1 58,9 50,2

Tabel 2.2 Tabel Komposisi Tape Singkong, Tape Ketan Putih dan Tape Ketan Hitam (dalam 100
gram bahan)
( Sumber Gambar : Direktorat Gizi, Depkes RI )
2.3 Fermentasi

Fermentasi dapat didefinisikan sebagai proses metabolisme dimana akan terjadi


perubahan-perubahan kimia dalam substrat organik, kegiatan atau aktivitas mikroba yang
membusukkan bahan-bahan yang difermentasi atau bisa dikatakan bahwa fermentasi
adalah proses disimilasi anaerobik senyawa-senyawa organik yang disebabkan oleh
aktivitas mikroorganisme atau ekstrak dari sel-sel tersebut.

Disimilasi yaitu proses pengubahan senyawa didalam sel seperti glikogen dan
ATP menjadi senyawa yang tingkat energinya lebih rendah sedemikian rupa sehingga
energi dibebaskan dalam proses ini. Disimilasi berlangsung di dalam sel dan produk-
produknya dikeluarkan ke media sekitarnya. Disimilasi menghasilkan senyawa organik,
senyawa anorganik dan beberapa unsur, contohnya karbohidrat, glikosida, alkohol, asam
keto, hidrokarbon, asam amino dan amina, sejumlah garam Fe, Mn, dan As, unsur
karbon, dan belerang.

13
Gambar 2.3 Proses Fermentasi
( Sumber Gambar : https://satujam.com/respirasi-anaerob/ )
2.4 Metode Follin-Wu

Metode Folin Wu merupakan metode yang digunakan untuk membuat filtrat


bebas protein dengan pengendapan protein oleh pembentukan asam tungstat. Endapan terjadi akibat
adanya kombinasi anion asam dengan bentuk kationik dari protein (Muray 2009). Metode
ini pada umumnya dilakukan untuk memeriksa kadar glukosa dalam darah secara
kuantitatif. Prinsip dari metode Follin- Wu adalah ion kupri akan direduksi oleh gula
dalam sampel menjadi kupro dan mengendap menjadi Cu2O. Penambahan pereaksi
fosfomolibdat akan melarutkan Cu2O dan warna larutan akan menjadi biru tua, karena
Mo akan mengalami proses oksida. Filtrat yang berwarna biru tua yang terbentuk akibat
melarutnya Cu2O karena oksida Mo dapat diukur kadar glukosanya dengan menggunakan
spektrofotometer pada panjang gelombang 760 nm.

Dari informasi sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa banyaknya Cu 2O yang


terbentuk berhubungan linier dengan banyaknya glukosa yang terdapat dalam sampel
yakni tape singkong. Pada metode Follin-Wu, memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan metode ini antara lain hanya membutuhkan dua pelarut, filtrat yang terbentuk
bersifat lebih netral, dan proses filtrasi membutuhkan waktu yang cepat sehingga waktu
yang diperlukan lebih efisien. Sedangkan, kelemahan dari metode ini adalah bias positif
yang dihasilkan lebih besar dikarenakan mengalami reaksi dengan jenis gula yang lain
seperti kreatinin, dan asam askorbat.

14
Gambar 2.4 Reaksi Umum Metode Follin - Wu

( Sumber Gambar : https://www.slideshare.net/andreei/tkik3 )

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Lokasi Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 12 April-23 April 2018 di Laboratorium


Organik dan Biokimia, Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Indonesia

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Pembuatan Tape Singkong

15
a. Alat

- Wadah - Penyaring
- Panci kukus - Daun Pisang
- Kompor - Pisau
- Sendok

b. Bahan
- Singkong
- Ragi

3.2.2 Uji Glukosa dengan Metode Follin-Wu


a. Alat

- Tabung Reaksi - Bulp Karet


- Pipet Tetes - Pipet Ukur 5 mL dan 10
- Beaker Glass
mL
- Gelas Ukur
- Labu Ukur
- Tabung Follin Wu - Spektrofotometer UV-
- Penangas Air
- Timbangan Vis
- Spatula - Tabung Sentrifugasi
- Alat Sentrifugasi

16
b. Bahan
- Tape Singkong
- Na2CO3 0.25 N
- HCl 0.5 N
- Larutan Glukosa Standar
- Larutan Tembaga-Alkali
- Asam Fosfomolibdat
- Aquades

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Pembuatan Tape Singkong
a. Pertama-tama, kupas kemudian potong singkong hingga berukuran kecil.
Singkong kemudian dicuci dan ditiriskan.
b. Lalu, kukus singkong yang telah dicuci dengan menggunakan panci kukus
hingga matang dan teksturnya cukup lembek
c. Singkong hasil kukus kemudian diangkat dan didinginkan.
d. Setelah itu, singkong dimasukkan secara merata ke dalam 6 wadah plastik
berbeda yang telah dilapisi oleh daun pisang
e. 6 wadah yang digunakan kemudian diberikan perlakuan yang berbeda. Satu
wadah dimasukkan singkong tanpa ragi, lima wadah lainnya dimasukkan
singkong beserta ragi
f. Singkong dalam lima wadah tersebut diberi ragi secara merata untuk
fermentasi
g. Beri label untuk kelima wadah tersebut untuk dilakukan uji gula pereduksi
pada proses fermentasi di hari ke-1, 2, 3, 5, dan 7

3.3.2 Uji Glukosa dengan Metode Follin-Wu


a. Prepasi Sampel
1) Ambil 0.5 gram tape singkong yang telah mengalami fermentasi selama 1
hari, kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi dan diberi aquades
sebanyak 10 mL.
2) Campuran tape singkong dan aquades dipanaskan di penangas air selama
± 3 menit untuk mematikan ragi yang telah bekerja selama proses
fermentasi.
3) Campuran dalam tabung reaksi yang telah dipanaskan kemudian
dimasukkan ke dalam lemari pendingin
4) Lakukan langkah yang sama untuk tape singkong yang telah mengalami
fermentasi di hari ke-2, 3, 5, dan 7.
b. Penentuan secara Metode Follin-Wu
1) Siapkan 6 buah tabung reaksi (beri nomor 1-6), masing-masing diisi
dengan 1.0 mL larutan Na2CO3 dan 8.0 mL air
2) Dalam tabung lain masukkan 0.5 gram sampel singkong tanpa ragi dan
tambahkan 10 mL HCl 0.5 N. Sampel dalam tabung dihancurkan
kemudian disentrifugasi. Supernatan yang diperoleh di pipet sebanyak 1
mL dan masukkan ke tabung nomor 1 yang berisi Na2CO dan air3.
Tabung nomor 1 berisi sampel singkong tanpa ragi.
3) Lakukan hal yang sama seperti pada langkah kedua untuk kelima tabung
hasil fermentasi selama 1, 2, 3, 5, dan 7 hari. Kemudian masukkan ke
dalam tabung yang diberi nomor 2, 3, 4, 5, dan 6. Tabung nomor 2, 3, 4,
5, dan 6 berisi sampel tape singkong yang telah diberi ragi berturut-turut
selama 1, 2, 3, 5, dan 7 hari.
4) Selanjutnya, isi tabung nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6 dinamakan hidrolisat
5) Siapkan 11 buah tabung Follin-Wu, selanjutnya isi prosedur sesuai tabel
berikut:

Larutan Standar Glukosa Hidrolisat (nomor tabung)


Zat Blk
50 100 250 500 1000 1 2 3 4 5 6
Air (mL) 2 - - - - - - - - - -
Lar. Standar - 2 2 2 2 2 - - - - - -
(mL)
Hidrolisat - - - - - 2 2 2 2 2 2
Lar. Cu-Alkali 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

6) Panaskan semua tabung dalam penangas air selama 6 menit lalu


dinginkan pada suhu ruang
7) Tambahkan ke dalam masing-masing tabung 2.0 mL pereaksi asam
fosfomolibdat secara perlahan-lahan.
8) Tambahkan air sampai tanda batas, kocok sampai homogen
9) Baca absorbansi pada spektrofotometer pada panjang gelombang 760 nm
10) Buat kurva hubungan antara waktu dan absorbansi dan hitung konsentrasi
gula pereduksi yang terbentuk.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan

Hasil Absorbansi Larutan Blanko, Larutan Standar, dan Sampel dapat dilihat pada tabel
pengamatan di bawah ini:

Larutan Keterangan Absorbansi


Blanko Air + Larutan Tembaga Alkali 0.066
Standar Glukosa 50 ppm 0.167
Standar Glukosa 100 ppm 0.553
Standar Standar Glukosa 250 ppm 1.110
Standar Glukosa 500 ppm 2.060
Standar Glukosa 1000 ppm 2.360
Hidrolisat 1 (Tape Singkong tanpa ragi) 0.449
Hidrolisat 2 (Tape Singkng, hari ke-1) 0.647
Hidrolisat 3 (Tape Singkong, hari ke-2) 0.708
Sampel
Hidrolisat 4 (Tape Singkong, hari ke-3) 0.731
Hidrolisat 5 (Tape Singkong, hari ke-5) 0.635
Hidrolisat 6 (Tape Singkong, hari ke-7 0.527

4.2 Pengolahan Data

Berdasarkan absorbansi yang diperoleh, dapat diperoleh hubungan konsentrasi dan


absorbansi dari larutan standar glukosa yang diukur. Kemudian diperoleh persamaan garis
linear sehingga kadar glukosa dari sampel dapat dihitung. Berikut ini grafik hubungan
antara konsentrasi dan absorbansi pada larutan standar glukosa dengan berbagai
konsentrasi.

Grafik Konsentrasi vs Absorbansi


Larutan Standar
2.5
f(x) = 0x + 0.4
R² = 0.86
2

1.5
Axis Title

0.5

0
0 200 400 600 800 1000 1200
Axis Title
Pada grafik di atas, diperoleh persamaan garis linear y = 0.0022x + 0.3954 dengan nilai R² =
0.8552.

Penentuan Konsentrasi Sampel

Masukkan nilai y dengan absorbansi masing-masing sampel yang diperoleh untuk


mencari nilai x yang merupakan konsentrasi glukosa dari sampel tersebut.

a. Hidrolisat 1 (Tape Singkong tanpa ragi)

y = 0.0022x + 0.3954

0.449 = 0.0022x + 0.3954

0.449−0.3954
x= = 24.36 ppm
0.0022

b. Hidrolisat 2 (Tape Singkong dengan fermentasi selama 1 hari)

y = 0.0022x + 0.3954

0.647 = 0.0022x + 0.3954

0.647−0.3954
x= = 114.36 ppm
0.0022

c. Hidrolisat 3 (Tape Singkong dengan fermentasi selama 2 hari)

y = 0.0022x + 0.3954

0.708 = 0.0022x + 0.3954

0.708−0.3954
x= = 142.09 pm
0.0022

d. Hidrolisat 4 (Tape Singkong dengan fermentasi selama 3 hari)

y = 0.0022x + 0.3954

0.731 = 0.0022x + 0.3954

0.731−0.3954
x= = 152.54 ppm
0.0022

e. Hidrolisat 5 (Tape Singkong dengan fermentasi selama 5 hari)

y = 0.0022x + 0.3954
0.635 = 0.0022x + 0.3954

0.635−0.3954
x= = 108.90 ppm
0.0022

f. Hidrolisat 6 (Tape Singkong dengan fermentasi selama 7 hari)

y = 0.0022x + 0.3954

0.527 = 0.0022x + 0.3954

0.527−0.3954
x= = 59.81
0.0022

Durasi Fermentasi vs Konsentrasi Glukosa pada Sampel


180
160
140
Kadar Glukosa (ppm)

120
100
80
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Durasi Fermentasi (hari)

Diperoleh grafik hubungan antara variasi singkong tanpa ragi, tape singkong dengan lama
fermentasi selama 1, 2, 3, 5, dan 7 hari dengan konsentrasi glukosa yang diperoleh pada
sampel tersebut.

4.3 Pembahasan

Pada percobaan kali ini, dilakukan analisis kadar gula pereduksi pada tahapan
pembuatan tape dengan menggunakan metode follin-wu, dengan sampel yang digunakan
adalah singkong. Prinsip dari metode Follin-Wu adalah Protein dihilangkan dari sampel
dengan pengendapan dengan asam tungstic dan sentrifugasi atau penyaringan. Gula yang
terdapat dalam filtrat mereduksi tembaga alkali. Oksida tembaga yang dihasilkan dalam
reaksi ini kemudian diolah dengan asam fosfomolibdat untuk menghasilkan senyawa
biru. Intensitas warna berbanding lurus dengan konsentrasi glukosa.

Pada percobaan ini, digunakan metode Folin-Wu untuk menentukan kadar gula
pereduksi yang terkandung dalam sampel tape singkong yang difermentasi selama 1, 2, 3,
5, dan 7 hari. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan larutan standar yaitu
larutan gula 1000 ppm yang di encerkan 50, 100, 250, 500 ppm ke dalam tabung reaksi
sebanyak masing masing 2 mL, lalu tambahkan 2 mL tembaga alkali. Dan untuk blanko
larutkan 2 mL aquades dengan 2 mL tembaga alkali.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menyiapkan sampel singkong kurang


lebih 1/2 kg. Lalu cuci hingga tidak ada tanah yang tersisa. Sehabis itu, buang lapisan
kulit singkong hingga bersih. Setelah bersih, lalu cuci lagi menggunakan air hangat
hingga si\ngkong benar benar bersih. Lalu, rebus singkong hingga tekstur singkong benar
benar empuk dengan cara mencolok singkong dengan garpu untuk mengetes
keempukannya. Proses perebusan singkong memakan waktu 2.5 jam, setelah itu siapkan
6 wadah sampai 1, 2, 3, 5, dan 7 hari. Setelah itu, bersihkan wadah dengan tisu dan lapisi
lapisan wadah dengan daun pisang sampai lapisan wadah tertutup sempurna, fungsi daun
pisang adalah agar singkong atau saat proses hasil fermentasi tidak terkena materi plastik.
Langkah selanjutnya adalah keluarkan singkong yang sudah direbus di suhu ruangan
sampai benar singkong benar benar mencapai suhu ruangan. Selama menunggu, siapkan
ragi kurang lebih 1 sendok dan beri ke semua singkong kecuali Hari ke 0. Dan langkah
terakhir masukkan singkong yang telah diberi ragi ke wadah yang sudah disediakan, dan
tutup dengan rapat. Lalu buka wadah disaat Hari yang telah ditetapkan.

Selanjutnya sampel tape singkong ditimbang sebanyak 0.5 gram. Lalu tape
singkong tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan larutan HCl
0.5N sebanyak 10 mL ke dalam tabung reaksi. Penambahan HCl berfungsi untuk
mendestruksi tape singkong sekaligus menghidrolisis amilum yang terdapat pada tape
singkong menjadi maltosa yang merupakan gula pereduksi. Langkah selanjutnya,
campuran dipanaskan selama 30 menit. Fungsi pemanasan adalah untuk mematikan ragi
yang terdapat pada tape singkong tersebut. lalu selanjutnya larutan- larutan di
sentrifugasi. Fungsi sentrifugasi adalah memisahkan bagian tape singkong yang tidak
larut dalam HCl agar mengendap. Filtrat hasil sentrifugasi (hidrolisat) diambil sejumlah 1
mL dan tambahkan aquades 10 mL yang berfungsi untuk mengencerkan hidrolisat agar
tidak terlalu pekat saat pengukuran absorbansi. Karena apabila terlalu pekat, nilai
absorbansi kurang terbaca dan tidak bisa digunakan datanya untuk diolah.

Selanjutnya sebanyak 2 mL hidrolisat yang sudah diencerkan dengan aquades


dimasukkan ke dalam tabung Follin-Wu. Lalu tambahkan 2 mL tembaga alkali yang
berfungsi untuk membuat gula mereduksi ion Cu 2+ menjadi ion Cu+ dalam bentuk
endapan Cu2O. Lalu larutan tersebut dipanaskan kembali untuk menyempurnakan reaksi
yang terjadi di dalamnya sehingga saat diukur didapat nilai absorbansi yang bagus. Lalu
selanjutnya larutan di diamkan agar suhu kembali menjadi suhu ruang sebelum
ditambahkan 2 mL pereaksi asam fosfomolibdat secara perlahan lahan. Penambahan
asam fosfomolibdat untuk melarutkan kembali endapan Cu 2O sehingga terbentuk larutan
berwarna biru tua yang menandakan kadar gula pereduksi yang terkandung di dalamnya.
Berikut ini reaksi yang terjadi saat uji glukosa dengan metode Follin-Wu (Suharso,
2008):

Kupritartrat + glukosa Cu2O (endapan)

Cu2O (endapan) + fosfomolibdat oksida Mo (biru tua

Lalu selanjutnya air ditambahkan ke dalam campuran sampai tanda batas yang
berfungsi untuk mengencerkan larutan sehingga dapat diukur absorbansinya pada
spektrofotometer. Selanjutnya larutan dan blanko diukur absorbansinya pada λ=760 nm.
Selain itu juga diukur larutan standar glukosa dengan konsentrasi sebesar 50, 100, 250,
500 dan 1000 ppm pada λ=760 nm. Pengukuran larutan standar berfungsi untuk
menentukan kadar gula dalam sampel dengan menggunakan persamaan garis linear. Dari
pengukuran larutan standar diperoleh persamaan y = 0.0022x + 0.3954.

Hasil pengukuran larutan sampel kemudian diperoleh absorbansi yang akan


digunakan untuk menghitung kadar glukosa pada sampel. Dari hasil perhitungan
diperoleh konsentrasi glukosa sebagai berikut:

Sampel Kadar Glukosa (ppm)


Singkong tanpa ragi 24.36364
Tape Singkong Hari ke-1 114.3636
Tape Singkong Hari ke-2 142.0909
Tape Singkong Hari ke-3 152.5455
Tape Singkong Hari ke-5 108.9091
Tape Singkong Hari ke-7 59.81818

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa singkong tanpa ragi memiliki kadar
glukosa yang paling rendah. Kemudian tape singkong dengan fermentasi selama 3 hari
menunjukkan kadar glukosa yang paling tinggi. Hal itu disebabkan karena pada hari ke-3
singkong telah mengalami fermentasi yang paling optimum karena pembentukan glukosa
yang maksimal. Kemudian setelah hari ke-3, akan semakin banyak alkohol yang
terbentuk sehingga pembentukan glukosa akan semakin menurun. Oleh karena itu, tape
singkong pada hari ke-7 menunjukkan kadar glukosa yang paling rendah dibandingkan
dengan hari-hari sebelumnya.

Pada percobaan ini ada beberapa faktor yang menyebabkan kesalahan-kesalahan


dapat terjadi, yaitu:

a. Reagen yang digunakan kurang sesuai akibat pengenceran yang kurang tepat

b. Tidak kuantitatif dalam melakukan penimbangan

c. Pemanasan yang kurang sempurna

d. Proses fermentasi yang dimungkinkan terkontaminasi oleh udara dari lingkungan

e. Pengenceran larutan sampel yang kurang tepat sehingga menyulitkan praktikan


dalam melakukan uji absorbansi.

BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

a. Metode Follin-Wu merupakan metode yang dapat digunakan untuk menentukan


kadar glukosa pada sampel.

b. Sampel uji yang digunakan pada percobaan ini adalah singkong tanpa ragi dan
singkong dengan fermentasi selama 1, 2, 3, 5, dan 7 hari.

c. Pembuatan tape singkong diawali dengan mengupas kulit singkong, dicuci,


kemudian dikukus hingga teksturnya lembek. Setelah itu taburkan ragi pada
singkong di dalam wadah yang tertutup agar fermentasi dapat berlangsung dalam
kondisi anaerob sehingga proses fermentasi yang berlangsung dapat optimum.

d. Uji kadar glukosa pada sampel dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan
standar glukosa dan larutan sampel menggunakan instrument spektrofotometer UV-
Vis. Kemudian diperoleh persamaan garis dari pengukuran larutan standar yang akan
digunakan untuk menentukan kadar glukosa pada sampel dengan menggunakan
metode regresi linear.

e. Dari perhitungan diperoleh kadar glukosa pada singkong tanpa ragi sebesar 24.36
ppm; tape singkong hari ke-1 yaitu 114.36 ppm; tape singkong hari ke-2 yaitu 142.09
ppm; tape singkong hari ke-3 yaitu 152.54 ppm; tape singkong hari ke-5 yaitu 108.90
ppm; tape singkong hari ke-7 yaitu 59.81 ppm.

f. Dapat disimpulkan bahwa fermentasi pada hari ke-3 menunjukkan kadar glukosa
yang paling tinggi kemudian tape singkong setelah hari ke-3 akan mengalami
penurunan kadar glukosa yang disebabkan oleh semakin banyaknya alkohol yang
terbentuk sehingga tape singkong pada hari ke-7 menunjukkan kadar glukosa yang
paling rendah dibandingkan hari-hari sebelumnya.

5.2 Saran
a. Praktikan harus lebih teliti lagi dalam menghitung konsentrasi pengenceran pada
reagen-reagen yang digunakan

b. Fermentasi singkong yang dilakukan harus steril dan dalam kondisi anaerob agar
pembentukan gula pada fermentasi juga dapat optimal

c. Pengenceran larutan sampel harus sesuai agar tidak diperoleh larutan yang berwarna
pekat (biru tua) ketika pengukuran absorbansi

d. Metode Follin-Wu merupakan metode yang cukup sensitif yang digunakan untuk
melaukan pengukuran pada sampel secara kasar, sehingga diperlukan kehati-hatian
serta ketelitian dalam melakukan prosedur
BAB VI

LAMPIRAN

6.1 Lampiran Foto

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3
Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7
Gambar 8

Gambar 9

Gambar 10
Gambar 11

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Keterangan :

Gambar 1 : Setelah singkong dikupas dan dicuci dengan bersih menggunakan air hangat,
lalu direbus kurang lebih 2 jam sampai benar benar empuk.
Gambar 2 : Selagi menunggu proses perebusan, siapkan 6 wadah dan memberi catatan hari
fermentasi sesuai kebutuhan.
Gambar 3 : Memasukkan daun pisang ke dalam wadah agar terjaga kesterilan hasil tape dan
supaya tape tidak tersentuh komponen plastik yang terdapat dalam wadah.
Gambar 4 : Setelah dua jam, angkat singkong yang sudah memiliki tekstur lunak dan
diamkan di suhu ruang selama beberapa menit.
Gambar 5 : Memasukkan singkong kedalam wadah dan dipotong kecil-kecil.
Gambar 6 : Lalu taburkan ragi secara rata sesuai kebutuhan kecuali singkong di hari 0.
Gambar 7 : Lalu, tutup dengan rapat agar tidak terjadi kontaminasi udara dan menghasilkan
tape singkong yang baik.
Gambar 8 : Apabila hari tape sudah berakhir, dilakukan pemanasan bertujuan agar
mematikan fungsi ragi sebagai pemberi mikroorganisme.
Gambar 9 : Setelah dipanaskan di suhu 70oC, lalu angkat.
Gambar 10 : Lalu, langkah selanjutnya adalah mencampurkan sampel dengan pereaksi
tembaga alkali sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Gambar 11 : Tahap terakhir adalah mengukur absorbansi dengan menggunakan
spektrofotometer pada bilangan gelombang 760 nm.
DAFTAR PUSTAKA

- http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-singkong-komposisi-nutrisi-
bahan-makanan.html#.Wua9-ZcxXIU
- www.austincc.edu/mlt/chem/chemlab9carbohydrates.pdf
- Agasi, Harryyanto Ishaq. 2017. Laporan Praktikum Biokimia Penentuan Kadar Glukosa
Darah. Bandung: Program Studi Rekayasa Hayati FMIPA ITB
- Lehninger, A.L.1998. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.
- Tim KBI Biokimia. 2018. Diktat Penuntun Praktikum Biokimia. Depok: Departemen
Kimia FMIPA UI

- Suharso M. 2008. Enzim dalam Biokimia. Yogyakarta (ID): UGM Press.

You might also like