Professional Documents
Culture Documents
Laporan TA FIXXX
Laporan TA FIXXX
Disusun oleh :
UNIVERSITAS INDONESIA
2018
1
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................................................2
Kata Pengantar...............................................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................5
1.3 Sistematika
Penulisan...........................................................................................................5
2
3.2.1 Pembuatan Tape
Singkong........................................................................................14
4.2 Pengolahan
Data.....................................................................................................................18
4.3 Pembahasan............................................................................................................................20
BAB V PENUTUP........................................................................................................................24
5.1 Kesimpulan........................................................................................................................24
5.2 Saran..................................................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................30
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Laporan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan mata kuliah Praktikum
Biokimia. Dalam penulisan laporan ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan secara
moril maupun materil. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu Dra. Sri Handayani M.Biomed., Ibu Dra. Siswati Setiasih M.S., Bapak Dr. rer. nat. Budiawan,
Bapak Dr. Endang Saefudin, Bapak Prof. Dr. Sumi Hudiyono PWS selaku dosen pengajar dalam
mata kuliah praktikum biokimia yang telah banyak memberikan bimbingan, nasehat dan
arahan kepada penulis.
2. Mbak Emma selaku laboran untuk laboratorium Biokimia Departemen Kimia FMIPA UI
yang telah memberikan arahan serta membantu dalam menyiapkan reagen sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
3. Orang tua kami yang telah yang telah mendukung kami secara langsung maupun tidak
langsung dari segi moral dan materi dalam penyelesaian tugas akhir praktikum biokimia ini.
4
4. Tissa Wiraatmaja selaku asisten laboran penulis yang telah mendampingi kami selama
praktikum biokimia ini.
5. Pratiwi Yuliandari, Putri Nurul Amalia, Richika Hapsari, William Caesar yang selalu
membantu dalam menyelesikan tugas akhir biokimia ini.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
dari itu, saran dan kritik sangat dibutuhkan dari semua pihak untuk menyempurnakan penulisan
selanjutnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Karbohidrat bisa dikatakan sebagai salah satu zat yang memiliki peranan penting
dikarenakan sebagai sumber energi dan membantu protein untuk mengoptimalkan
kerjanya. Lalu, fungsi lain karbohidrat antara lain adalah sebagai pembentuk jaringan sel,
struktur, dan organ- organ dalam tubuh serta sebagai penyeimbang asam dan basa di
dalam tubuh. Dimana karbohidrat adalah salah satu senyawa karbon yang dapat dijumpai
5
di alam bebas. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida, kata tersebut berasal dari
kata latin yakni saccharum yang memiliki arti yaitu gula. Senyawa karbohidrat adalah
polihidroks aldehida atau polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur seperti
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O2).
Selain nasi, singkong merupakan salah umbi-umbian yang sering dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia sebagai pengganti nasi dikarenakan memiliki kandungan
karbohidrat yang tinggi. Menurut hasil penelitian, singkong mengandung energi sebesar
154 kilokalori, protein 1 gram, karbohidrat 36,8 gram, lemak 0,3 gram, kalsium 77
miligram, fosfor 24 miligram, dan zat besi 1,1 miligram. Selain itu, di dalam singkong
juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0,06 miligram dan vitamin C 31
miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram Singkong,
dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 85 %.
Pada percobaan yang berjudul “ Uji Glukosa pada Tape Singkong menggunakan
metode Follin – Wu “ dilakukan dikarenakan memiliki tujuan percobaan, antara lain :
6
Untuk dapat menjawab tujuan dari percobaan yang berjudul “ Uji Glukosa pada Tape
Singkong menggunakan metode Follin – Wu “, penulis membuat laporan tugas akhir
ini dengan cara sistematis. Maka dari itu, sistematis yang terlampir, antara lain :
BAB I PENDAHULUAN
Bab Pendahuluan yang penulis buat pada laporan tugas akhir yang berjudul
“Uji Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu“ bertujuan
untuk menjelaskan faktor yang mendasari percobaan seperti latar belakang, dan
tujuan percobaan. Sedangkan untuk mengorganisir agar tujuan percobaan dapat
tercapai, pada bab ini penulis lampirkan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab Tinjauan Pustaka yang penulis buat pada laporan tugas akhir yang
berjudul “Uji Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu“
bertujuan untuk menjelaskan secara lebih spesifik mengenai informasi yang
membahas tentang komponen/ bahan/ metode utama dalam percobaan ini seperti
fermentasi, tape, dan metode Follin-Wu.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab Metodologi Penelitian yang penulis buat pada laporan tugas akhir yang
berjudul “Uji Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu“
bertujuan untuk menjelaskan secara lebih mendalam tentang metode yang diperlukan
dalam percobaan ini yakni metode Follin-Wu.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab Hasil dan Pembahasan yang penulis buat pada laporan tugas akhir yang
berjudul “Uji Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu “
bertujuan untuk memberi tahu informasi tentang hasil kualitatif maupun kuantitatif
percobaan yang dilakukan seperti data pengamatan, hasil pengamatan, dan
pengolahan data. Selain itu, pada bab ini dijelaskan pembahasan dari percobaan “ Uji
Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu” yang bertujuan
untuk menjelaskan apa saja yang terjadi ketika percobaan itu berlangsung.
BAB V PENUTUP
Bab Penutup yang penulis buat pada laporan tugas akhir yang berjudul “Uji
Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu “ bertujuan
7
untuk melampirkan kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini, dan untuk
memperbaiki kualitas percobaan, penulis menulis saran sehingga apabila percobaan
ini dilakukan di kemudian hari, diharapkan hasil yang diperoleh lebih baik lagi.
BAB VI LAMPIRAN
Bab Lampiran yang penulis buat pada laporan tugas akhir yang berjudul “Uji
Glukosa pada Tape Singkong menggunakan metode Follin – Wu “ bertujuan
untuk melampirkan tentang kebenaran dari percobaan yang dilakukan seperti
lampiran foto dan juga melampirkan Material Safety Data Sheet (MSDS) sebagai
informasi awal mengenai bahaya bahan kimia yang digunakan selama percobaan
berlangsung bertujuan untuk meminimalisir kecelakaan terjadi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbohidrat
Karbohidrat berasal dari bahasa Yunani sákcharon yang berarti gula adalah
senyawa organik yang paling banyak ditemukan bebas di alam. Karbohidrat terdiri atas
beberapa molekul kimia antara lain karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O 2).
Karbohidrat memiliki berbagai fungsi dalam tubuh makhluk hidup seperti sebagai energi
utama yakni glukosa, cadangan makanan seperti pati pada tumbuhan dan glikogen
pada hewan, dan materi pembangun seperti selulosa pada tumbuhan atau glikogen pada
8
hewan. Tumbuhan hijau ketika melakukan proses fotosintesis, mengubah senyawa
karbondioksida (CO2) menjadi senyawa karbohidrat.
Apabila dilihat dari sisi biokimia, karbohidrat adalah senyawa kimia yang apabila
mengalami reaksi hidrolisis menghasilkan senyawa polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton dimana seperti yang kita ketahui bahwa karbohidrat mengandung
gugus fungsi karbonil ( keton dan aldehid) dan memiliki banyak gugus hidroksil (-OH).
Senyawa bisa diklasifikasikan sebagai karbohidrat apabila mempunyai rumus (CxH2O)n,
yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak terhidrasi oleh n molekul air.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, ditemukan karbohidrat yang tidak memiliki
rumus demikian, namun ada juga karbohidrat yang mengandung molekul kimia seperti
nitrogen (N2), fosforus (P), dan sulfur (S).
Karbohidrat adalah senyawa kimia yang berperan penting dalam tubuh makhluk
hidup yang terdiri beberapa molekul kimia antara lain karbon (C), hidrogen (H), dan
oksigen (O2). Agar lebih mengetahui karbohidrat secara lebih jelas, kita harus mengetahui
ciri-ciri karbohidrat antara lain :
a. Serat
b. Gula sederhana
9
Gula sederhana adalah ciri lain dari karbohidrat yakni monosakarida contohnya
fruktosa, glukosa, dan galaktosa. Fruktosa sering ditemukan dalam buah, sedangkan
galaktosa ditemukan dalam susu. Keduanya dikonversi menjadi glukosa oleh hati.
Glukosa merupakan sumber energi tubuh. Ketika gula sederhana yang terbentuk
bersama-sama, mereka menjadi disakarida. Laktosa, maltosa dan sukrosa adalah
contoh disakarida. Maltosa biasanya ditemukan dalam biji-bijian, sedangkan sukrosa
dapat disimpan dalam buah-buahan dan sayuran dan laktosa dalam susu.
c. Karbohidrat kompleks
Karbohidrat memiliki fungsi dan peranan penting dalam makhluk hidup, antara lain :
a. Untuk sumber energi yang utama bagi makhluk hidup terutama manusia.
10
g. Sebagai komponen penting dalam mengatur sistem genetika.
Bentuk molekul yang paling sederhana dari karbohidrat yakni terdiri dari satu
molekul gula sederhana yang disebut monosakarida (glukosa, galaktosa, dan
fruktosa). Sedangkan kumpulan dari dua monosakarida disebut disakarida (maltosa,
sukrosa, dan laktosa), lalu kumpulan lebih dari dua monosakarida disebut
oligosakarida (trisakarida yakni rafinosa yang terdiri atas galaktosa-glukosa-
fruktosa, tetrasakarida yakni stakiosa yang terdiri atas galaktosa-galaktosa-glukosa-
fruktosa, dan prebiotic yakni fruktooligosakarida (FOS) dan glukooligosakarida
(GOS)) yang sering disebut rangkai pendek polisakarida dan kumpulan dari dua
disakarida atau lebih yang terbentuk menjadi polimer rantai panjang dan bercabang
disebut polisakarida (amilopektin).
AMILOPEKTIN
11
2.2 Tape
Tape adalah aneka bahan pangan yang mengandung karbohidrat dan diolah secara
khas. Tape merupakan salah satu jenis makanan dari hasil fermentasi dimana bahan baku
utamanya diberi ragi sebagai sumber mikrobanya. Tape adalah hasil dari proses
fermentasi yang menghasilkan alkohol dan gula. Umumnya, bahan pangan yang
digunakan adalah ubi kayu (singkong), beras ketan putih maupun beras ketan hitam serta
sorgum. Pada percobaan kali ini, digunakan bahan pangan ubi kayu atau yang kita kenal
sebagai singkong. Ketika sudah menjadi tape singkong setelah mengalami proses
fermentasi, tape singkong lebih sering dikenal sebagai peuyeum.
d. Memiliki kadar alkohol yang sesuai agar menghasilkan rasa masam yang tepat.
Zat gizi Tape singkong Tape ketan putih Tape ketan hitam
Energi (k kal)
173 172 166
Protein (g)
0,5 3,0 3,8
Lemak (g)
0,1 0,5 1,0
Karbohidrat (g)
42,5 37,5 34,4
12
Kalsium (mg)
30 6 8,0
Fosfor (mg)
30 35 106,0
Besi (mg)
0 0,5 1,6
Vitamin B1 (mg)
0,07 0,04 0,02
Air (g)
56,1 58,9 50,2
Tabel 2.2 Tabel Komposisi Tape Singkong, Tape Ketan Putih dan Tape Ketan Hitam (dalam 100
gram bahan)
( Sumber Gambar : Direktorat Gizi, Depkes RI )
2.3 Fermentasi
Disimilasi yaitu proses pengubahan senyawa didalam sel seperti glikogen dan
ATP menjadi senyawa yang tingkat energinya lebih rendah sedemikian rupa sehingga
energi dibebaskan dalam proses ini. Disimilasi berlangsung di dalam sel dan produk-
produknya dikeluarkan ke media sekitarnya. Disimilasi menghasilkan senyawa organik,
senyawa anorganik dan beberapa unsur, contohnya karbohidrat, glikosida, alkohol, asam
keto, hidrokarbon, asam amino dan amina, sejumlah garam Fe, Mn, dan As, unsur
karbon, dan belerang.
13
Gambar 2.3 Proses Fermentasi
( Sumber Gambar : https://satujam.com/respirasi-anaerob/ )
2.4 Metode Follin-Wu
14
Gambar 2.4 Reaksi Umum Metode Follin - Wu
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
15
a. Alat
- Wadah - Penyaring
- Panci kukus - Daun Pisang
- Kompor - Pisau
- Sendok
b. Bahan
- Singkong
- Ragi
16
b. Bahan
- Tape Singkong
- Na2CO3 0.25 N
- HCl 0.5 N
- Larutan Glukosa Standar
- Larutan Tembaga-Alkali
- Asam Fosfomolibdat
- Aquades
Hasil Absorbansi Larutan Blanko, Larutan Standar, dan Sampel dapat dilihat pada tabel
pengamatan di bawah ini:
1.5
Axis Title
0.5
0
0 200 400 600 800 1000 1200
Axis Title
Pada grafik di atas, diperoleh persamaan garis linear y = 0.0022x + 0.3954 dengan nilai R² =
0.8552.
y = 0.0022x + 0.3954
0.449−0.3954
x= = 24.36 ppm
0.0022
y = 0.0022x + 0.3954
0.647−0.3954
x= = 114.36 ppm
0.0022
y = 0.0022x + 0.3954
0.708−0.3954
x= = 142.09 pm
0.0022
y = 0.0022x + 0.3954
0.731−0.3954
x= = 152.54 ppm
0.0022
y = 0.0022x + 0.3954
0.635 = 0.0022x + 0.3954
0.635−0.3954
x= = 108.90 ppm
0.0022
y = 0.0022x + 0.3954
0.527−0.3954
x= = 59.81
0.0022
120
100
80
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Durasi Fermentasi (hari)
Diperoleh grafik hubungan antara variasi singkong tanpa ragi, tape singkong dengan lama
fermentasi selama 1, 2, 3, 5, dan 7 hari dengan konsentrasi glukosa yang diperoleh pada
sampel tersebut.
4.3 Pembahasan
Pada percobaan kali ini, dilakukan analisis kadar gula pereduksi pada tahapan
pembuatan tape dengan menggunakan metode follin-wu, dengan sampel yang digunakan
adalah singkong. Prinsip dari metode Follin-Wu adalah Protein dihilangkan dari sampel
dengan pengendapan dengan asam tungstic dan sentrifugasi atau penyaringan. Gula yang
terdapat dalam filtrat mereduksi tembaga alkali. Oksida tembaga yang dihasilkan dalam
reaksi ini kemudian diolah dengan asam fosfomolibdat untuk menghasilkan senyawa
biru. Intensitas warna berbanding lurus dengan konsentrasi glukosa.
Pada percobaan ini, digunakan metode Folin-Wu untuk menentukan kadar gula
pereduksi yang terkandung dalam sampel tape singkong yang difermentasi selama 1, 2, 3,
5, dan 7 hari. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan larutan standar yaitu
larutan gula 1000 ppm yang di encerkan 50, 100, 250, 500 ppm ke dalam tabung reaksi
sebanyak masing masing 2 mL, lalu tambahkan 2 mL tembaga alkali. Dan untuk blanko
larutkan 2 mL aquades dengan 2 mL tembaga alkali.
Selanjutnya sampel tape singkong ditimbang sebanyak 0.5 gram. Lalu tape
singkong tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian tambahkan larutan HCl
0.5N sebanyak 10 mL ke dalam tabung reaksi. Penambahan HCl berfungsi untuk
mendestruksi tape singkong sekaligus menghidrolisis amilum yang terdapat pada tape
singkong menjadi maltosa yang merupakan gula pereduksi. Langkah selanjutnya,
campuran dipanaskan selama 30 menit. Fungsi pemanasan adalah untuk mematikan ragi
yang terdapat pada tape singkong tersebut. lalu selanjutnya larutan- larutan di
sentrifugasi. Fungsi sentrifugasi adalah memisahkan bagian tape singkong yang tidak
larut dalam HCl agar mengendap. Filtrat hasil sentrifugasi (hidrolisat) diambil sejumlah 1
mL dan tambahkan aquades 10 mL yang berfungsi untuk mengencerkan hidrolisat agar
tidak terlalu pekat saat pengukuran absorbansi. Karena apabila terlalu pekat, nilai
absorbansi kurang terbaca dan tidak bisa digunakan datanya untuk diolah.
Lalu selanjutnya air ditambahkan ke dalam campuran sampai tanda batas yang
berfungsi untuk mengencerkan larutan sehingga dapat diukur absorbansinya pada
spektrofotometer. Selanjutnya larutan dan blanko diukur absorbansinya pada λ=760 nm.
Selain itu juga diukur larutan standar glukosa dengan konsentrasi sebesar 50, 100, 250,
500 dan 1000 ppm pada λ=760 nm. Pengukuran larutan standar berfungsi untuk
menentukan kadar gula dalam sampel dengan menggunakan persamaan garis linear. Dari
pengukuran larutan standar diperoleh persamaan y = 0.0022x + 0.3954.
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa singkong tanpa ragi memiliki kadar
glukosa yang paling rendah. Kemudian tape singkong dengan fermentasi selama 3 hari
menunjukkan kadar glukosa yang paling tinggi. Hal itu disebabkan karena pada hari ke-3
singkong telah mengalami fermentasi yang paling optimum karena pembentukan glukosa
yang maksimal. Kemudian setelah hari ke-3, akan semakin banyak alkohol yang
terbentuk sehingga pembentukan glukosa akan semakin menurun. Oleh karena itu, tape
singkong pada hari ke-7 menunjukkan kadar glukosa yang paling rendah dibandingkan
dengan hari-hari sebelumnya.
a. Reagen yang digunakan kurang sesuai akibat pengenceran yang kurang tepat
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
b. Sampel uji yang digunakan pada percobaan ini adalah singkong tanpa ragi dan
singkong dengan fermentasi selama 1, 2, 3, 5, dan 7 hari.
d. Uji kadar glukosa pada sampel dilakukan dengan mengukur absorbansi larutan
standar glukosa dan larutan sampel menggunakan instrument spektrofotometer UV-
Vis. Kemudian diperoleh persamaan garis dari pengukuran larutan standar yang akan
digunakan untuk menentukan kadar glukosa pada sampel dengan menggunakan
metode regresi linear.
e. Dari perhitungan diperoleh kadar glukosa pada singkong tanpa ragi sebesar 24.36
ppm; tape singkong hari ke-1 yaitu 114.36 ppm; tape singkong hari ke-2 yaitu 142.09
ppm; tape singkong hari ke-3 yaitu 152.54 ppm; tape singkong hari ke-5 yaitu 108.90
ppm; tape singkong hari ke-7 yaitu 59.81 ppm.
f. Dapat disimpulkan bahwa fermentasi pada hari ke-3 menunjukkan kadar glukosa
yang paling tinggi kemudian tape singkong setelah hari ke-3 akan mengalami
penurunan kadar glukosa yang disebabkan oleh semakin banyaknya alkohol yang
terbentuk sehingga tape singkong pada hari ke-7 menunjukkan kadar glukosa yang
paling rendah dibandingkan hari-hari sebelumnya.
5.2 Saran
a. Praktikan harus lebih teliti lagi dalam menghitung konsentrasi pengenceran pada
reagen-reagen yang digunakan
b. Fermentasi singkong yang dilakukan harus steril dan dalam kondisi anaerob agar
pembentukan gula pada fermentasi juga dapat optimal
c. Pengenceran larutan sampel harus sesuai agar tidak diperoleh larutan yang berwarna
pekat (biru tua) ketika pengukuran absorbansi
d. Metode Follin-Wu merupakan metode yang cukup sensitif yang digunakan untuk
melaukan pengukuran pada sampel secara kasar, sehingga diperlukan kehati-hatian
serta ketelitian dalam melakukan prosedur
BAB VI
LAMPIRAN
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
Gambar 5
Gambar 6
Gambar 7
Gambar 8
Gambar 9
Gambar 10
Gambar 11
Keterangan :
Gambar 1 : Setelah singkong dikupas dan dicuci dengan bersih menggunakan air hangat,
lalu direbus kurang lebih 2 jam sampai benar benar empuk.
Gambar 2 : Selagi menunggu proses perebusan, siapkan 6 wadah dan memberi catatan hari
fermentasi sesuai kebutuhan.
Gambar 3 : Memasukkan daun pisang ke dalam wadah agar terjaga kesterilan hasil tape dan
supaya tape tidak tersentuh komponen plastik yang terdapat dalam wadah.
Gambar 4 : Setelah dua jam, angkat singkong yang sudah memiliki tekstur lunak dan
diamkan di suhu ruang selama beberapa menit.
Gambar 5 : Memasukkan singkong kedalam wadah dan dipotong kecil-kecil.
Gambar 6 : Lalu taburkan ragi secara rata sesuai kebutuhan kecuali singkong di hari 0.
Gambar 7 : Lalu, tutup dengan rapat agar tidak terjadi kontaminasi udara dan menghasilkan
tape singkong yang baik.
Gambar 8 : Apabila hari tape sudah berakhir, dilakukan pemanasan bertujuan agar
mematikan fungsi ragi sebagai pemberi mikroorganisme.
Gambar 9 : Setelah dipanaskan di suhu 70oC, lalu angkat.
Gambar 10 : Lalu, langkah selanjutnya adalah mencampurkan sampel dengan pereaksi
tembaga alkali sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Gambar 11 : Tahap terakhir adalah mengukur absorbansi dengan menggunakan
spektrofotometer pada bilangan gelombang 760 nm.
DAFTAR PUSTAKA
- http://www.organisasi.org/1970/01/isi-kandungan-gizi-singkong-komposisi-nutrisi-
bahan-makanan.html#.Wua9-ZcxXIU
- www.austincc.edu/mlt/chem/chemlab9carbohydrates.pdf
- Agasi, Harryyanto Ishaq. 2017. Laporan Praktikum Biokimia Penentuan Kadar Glukosa
Darah. Bandung: Program Studi Rekayasa Hayati FMIPA ITB
- Lehninger, A.L.1998. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga.
- Tim KBI Biokimia. 2018. Diktat Penuntun Praktikum Biokimia. Depok: Departemen
Kimia FMIPA UI