You are on page 1of 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memainkan peran penting
dalam mendukung kehidupan sehari-hari, termasuk didalamnya pada bidang
kesehatan. Pemanfaatan TIK untuk kesehatan (e-Health) telah menjadi isu
global dan merupakan salah satu Rencana Aksi WSIS (World Summit on the
Information Society) Geneva 2003 untuk menghubungkan pusat kesehatan dan
rumah sakit menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, demikian
dikatakan Kepala BPPT, Marzan A Iskandar saat pembukaan Konferensi dan
Temu Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia, e-
Indonesia Initiatives di BPPT .
Dalam pengertian lebih luas, e-Health dapat diartikan sebagai tidak
hanya pengembangan teknologi pelayanan kesehatan, namun juga mencakup
pengembangan sikap, perilaku, komitmen, dan tata cara berpikir untuk
mengembangkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi. Mengapa e-Health perlu dilaksanakan? Di seluruh
dunia, terjadi peningkatan biaya pelayanan kesehatan. Banyak orang tidak
mendapat kesempatan bagi pelayanan kesehatan yang lebih baik. Catatan
kesehatan yang masih mengandalkan dokumen kertas banyak menimbulkan
kesalahan dan mengurangi produktivitas layanan. E-Health akan memberikan
kesempatan kepada semua pihak untuk melakukan kolaborasi, pengumpulan
dan analisa data kesehatan yang melampaui batasan fisik dan waktu. Sebagai
contoh, e-Health dapat diterapkan untuk membantu pemerintah
mengembangkan program yang membantu dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya saling bertukar infomasi secara elektronik, mengambil data
rekam medis pasien kapan dan dimana diperlukan, dan melakukan kolaborasi
dengan memberi layanan jasa kesehatan lainnya secara real time melalui
internet. Layanan kesehatan seperti ini akan memberikan banyak sekali
penghematan dari sisi biaya dokumen dan administrasi layanan dan

1
memberikan keuntungan pemberian keputusan layanan kesehatan yang terbaik
kepada pasien dengan lebih cepat.
Karena proses medis ini selain melibatkan organisasi pelayanan medis
di rumah sakit, klinik, puskesmas, praktisi medis baik dokter maupun terapis,
laboratorium, apotek, asuransi juga melibatkan pasien sebagai konsumen. Oleh
karena itu, kelompok akan membahas mengenai trend dan teknologi dalam e-
health sebagai suatu kemajuan dalam teknologi informasi dalam keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka didaptlah rumusan masalah
sebagai berikut.

a. Apa yang dimaksud dengan E-health?

b. Bagaimana bentuk sistem E-helalth?

c. Apa manfaat dan kendala penggunaan E-health?

d. Bagaimana conoh penerapan E-health pada kesehatan?

e. Bagaiamana implikasi internet pada pasien dan pelayanan kesehatan?

f. Bagaimana implikasi teknologi informasi untuk riset keperawatan?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka didapatkan tujuan penulisan
sebagai berikut

a. Mengetahui pengertian dari E-health?

b. Memahami dan mengetahui bentuk sistem E-helalth?

c. Mengetahui manfaat dan kendala penggunaan E-health?

d. Mengetahui dan memahami conoh penerapan E-health pada kesehatan?

e. Mengetahui implikasi internet pada pasien dan pelayanan kesehatan?

f. Mengetahui implikasi teknologi informasi untuk riset keperawatan?

2
3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi E-Health


E-Health atau Electronic Health adalah penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi termasuk pula elektronika, telekomunikasi, computer dan informatika
untuk memproses berbagai jenis informasi kedokteran, guna melaksanakan pelayanan
klinis (diagnose atau terapi), adaministrasi serta pendidikan. Dalam E-health factor
jarak tidak dipersoalkan karena semua kegiatannya di lakukan melalui koneksi data
dan secara realtime. Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang
semakin pesat, sehingga mendorong adanya inovasi dan perubahan yang melibatkan
eksperimen dalam berbagai bidang, termasuk bidang kesehatan yang menerapkan
penggunaan computer dalam kegiatannya atau yang biasa dikenal dengan istilah E-
Health.

Secara umum pengertian e-health adalah suatu layanan dalam bentuk aplikasi
Teknologi Informasi dan Komunikasi dihubungkan dengan keseluruhan elemen
fungsional pendukung sektor fumgsi kesehatan. Perkembangan sampai saat ini
mencakup istilah electronic health record, telemedicine, consumer health informatic,
health knowledge management, virtual healthcare team, mobile-healh, Healthcare
Information Systems.
Menurut J. C. Healy pemeran utama dalam lingkungan e-Health adalah:

 Agensi dari PBB dan badan internasional yang berhubungan dengan


kesehatan, telekomunikasi dan perdagangan
 Otoritas pemerintah tingkat nasional sampai daerah yang berhubungan dengan
kesehatan dan komunikasi
 Institusi pendidikan dan riset
 Para profesional di bidang kesehatan beserta asosiasinya
 Para pelanggan, pasien, dan asosiasinya
 Organisasi non pemerintah
 Pihak industri kesehatan dan telekomunikasi
 Media massa

4
E-health dapat dilihat sebagai solusi enterprise atau korporat dalam bidang
kesehatan yang melibatkan dukungan seluruh aspek tatanan pemerintahan, seperti
rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan, industri farmasi, institusi pendidikan tinggi
(yang berhubungan dengan kesehatan), poliklinik, dan sebagainya. Jika e-health ini
didukung sepenuhnya oleh pihak kependudukan dan administrasi masyarakat dalam
lingkup daerah, kota, provinsi atau nasional, maka e-health akan menjadi sebuah
aplikasi masa depan dalam rangka optimalisasi sistem kesehatan masyarakat. Oleh
Eysenbach, awalan “e” tidak hanya menunjuk pada elektronik, tetapi dijabarkan
sebagai berikut:
 Efisiensi, tujuannya: efisiensi pelayanan kesehatan, menurunkan biaya
pelayanan kesehatan, seperti menurunkan biaya untuk diagnosa atau
konsultasi antara dokter dengan pasien.
 Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, dengan informasi-informasi yang
berkualitas dan sumber yang sudah dipercaya. Diharapkan informasi yang
diperoleh pasien lebih tepat.
 Berbasis bukti, dimana semua informasi harus berdasarkan penelitian ilmiah.
 Pemberdayaan konsumen dan pasien, dengan informasi pengetahuan tentang
kedokteran, pengobatan, dan catatan elektronik pribadi, diharapkan pelayanan
kesehatan dapat berpusat pada pasien.
 Menciptakan hubungan baru antara pasien dan profesional kesehatan, menuju
kemitraan sejati, dimana keputusan yang dibuat secara bersama.
 Pendidikan bagi para dokter dan pasien dari sumber online.
 Memungkinkan standarisasi pertukaran informasi dan komunikasi antara
perusahaan yang bergerak di bidang industri kesehatan.
 Memperluas cakupan pelayanan kesehatan secara global, karena teknologi
komunikasi sudah dapat mewujudkannya dengan teknologi internet.
 Etika, adanya tantangan baru dalam etika profesi dan privasi pasie
 Ekuitas, pelayanan kesehatan seharusnya dapat menjangkau semua orang dari
berbagai golongan.

2.2 Diagram Sederhana Sistem E-Health

5
Secara sederhana sistem E-Health terdiri atas sejumlah “Stasiun Medis” yang
satu sama lain dihubungkan dalam suatu jaringan (Network). Suatu stasiun medis
sendiri dapat terdiri atas :
1. Komputer dengan perangkat lunak di dalamnya
2. Sebuah perangkat antar-muka pasien
3. Sejumlah instrument biomedika (tergantung keperluan)
4. Sebuah perangkat antar-muka pengguna (berikut alat input output yang
digunakan)
5. Jaringan dan perangkat telekomunikasi yang tersedia.

Pada dasarnya setiap stasiun medis dapat berhubungan dengan stasiun medis
lainnya secara
1. Real-time (secara sinkron), contohnya saat telekonsultasi antara dokter umum
dan dokter spesialis mengenai kasus darurat seorang pasien.
2. Store and forward, pengiriman informasi dan pembacaannya tidak pada saat
yang sama, contohnya dalam penyampaian singkat jumlah rekapitulasi jumlah
pasien di suatu puskesmas selama sebulan beserta informasi penting secara
singkat.

2.3 Manfaat dan Kendala dari Penggunaan E-Health


Sistem E-Health ini begitu bermanfaat bagi dunia kesehatan dan kedokteran
saat ini, dikarenakan untuk mengimbangi tingginya aktivitas dan penyampaian
informasi secara detail dan cepat memang memerlukan penerapan suatu teknologi
berbasis komputerisasi, berikut manfaat lain dari penerapan sistem E-Health dalam
dunia kedokteran :
1. Peningkatan efisiensi atau penurunan biaya.
2. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
3. Pembuktian diagnose melalui evaluasi ilmiah
4. Pemberdayaan pasien dan konsumen

6
5. Mendorong terjadinya hubungan yang lebih baik antara pasien dan tenaga
kesehatan
6. Pendidikan bagi tenaga kesehatan dan masyarakat
7. Mendorong tumbuhnya komunikasi dan pertukaran informasi antar lembaga
pelayanan kesehatan
8. Perluasan ruang lingkup pelayanan kesehatan.

Dalam pelaksanaan sistem ini perlu dilakukan control pada beberapa masalah
atau potensi masalah yang pasti akan timbul saat penerapannya sehingga dapat
berjalan dengan baik dan terencana. Berikut masalah yang perlu di atasi :
1. Kesiapan sumberdaya manusia
2. Kesiapan organisasi yang terlibat
3. Budaya kerja
4. Perkembangan teknologi dan ketersediaan infrastruktur
5. Masalah birokrasi
6. Hubungan antara konsumen dan tenaga kesehatan

2.4 Contoh Penerapan E-Health pada Dunia Kesehatan


Dalam contoh penerapan E-helath pada dunia kesehatan akan dibahas
mengenai :
A. Sistem Resep Elektronik
Merupakan sistem komputerisasi penulisan resep obat yang juga dikenal
dengan E-Prescription, dimana pada sistem ini dokter menuliskan dan mengirimkan
resep kepada bagian farmasi/apotek menggunakan media elektronik menggantikan
tulisan tangan dan penggunaan media kertas. Sistem ini dibuat untuk menghindari
terjadinya ROM (Reaksi Obat Merugikan) yang biasa disebabkan oleh adanya
kesalahan pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan, yang
sebenarnya hal ini dapat dicegah apabila dilakukan dengan lebih teliti dan hati-hati.
Kesalahan tersebut dapat dibagi dalam 4 fase :
1. Fase penulisan resep

7
2. Fase pembacaan resep
3. Fase penyiapan hingga penyerahan resep oleh petugas apotek
4. Fase penggunaan obat oleh pasien

B. Cara kerja system elektronik


Resep elektronik ini terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak,
perangkat keras yang digunakan adalah computer dan perangkat lunak yang
digunakan adalah perangkat lunak resep elektronik dengan modul pendeteksi ROM
(Reaksi Obat Merugikan). Satu computer digunakan sebagai server (pusat data).
Server tersebut dihubungkan dengan computer-komputer lainnya menggunakan hub
pada LAN (Local Area Network). Perangkat lunak hanya di instalasi di computer
server saja dan sistem ini dapat digunakan pada satu, dua atau banyak computer.
Perangkat lunak pada sistem resep elektronik pendeteksi ROM ini secara
sederhana mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Mencatat semua data pasien yang dapat dengan mudah dicari kembali
2. Menulis resep elektronik tanpa kertas dan dapat langsung dikirim ke apotek,
sehingga pasien dapat langsung pergi ke apotek untuk ambil obat.
3. Membantu bapak ibu dokter dalam menulis resep dengan memberikan
informasi mengenai obat yang akan diresepkan dan mendeteksi apabila ada
interaksi antara obat-obata tersebut dalam resep dengan memberi peringatan
sebelum obat dikirimkan ke apotek.
4. Mencatat data penggunaan obat
5. Membuat laporan dengan lebih cepat dan mudah
Dengan adanya sistem seperti ini sebenarnya akan sangat memudahkan seorang
dokter dalam bekerja dan menghindari terjadinya kesalahan dalam pemberian suatu
resep yang dapat menimbulkan kerugian pada pasien, sehingga dapat meningkatkan
mutu dan kualitas pelayanan kesehatan.

2.5 Implikasi Internet pada Pasien dan Pelayanan Kesehatan

8
Di zaman yang sangat berkembang pesat ini, kemajuan teknologi informasi
dan komunikasi yang sangat pesat saat ini membawa perubahan yang besar di
masyarakat. Sistem komunikasi dan pertukaran informasi global melalui internet bisa
dilakukan kapan saja dan tanpa terhalang jauhnya tempat. Jumlah pengguna internet
yang besar dan semakin berkembang, telah mewujudkan budaya internet. Internet
juga mempunyai pengaruh besar atas ilmu, dan pandangan dunia. Dengan hanya
berpandukan mesin pencari seperti Google, pengguna di seluruh dunia mempunyai
akses Internet yang mudah atas bermacam-macam informasi. Dibanding dengan buku
dan perpustakaan, internet melambangkan penyebaran (decentralization) /
pengetahuan (knowledge) informasi dan data secara ekstrim. Perkembangan internet
juga telah mempengaruhi perkembangan ekonomi. Berbagai transaksi jual beli yang
sebelumnya hanya bisa dilakukan dengan cara tatap muka (dan sebagian sangat kecil
melalui pos atau telepon), kini dengan sangat mudah dan sering dilakukan melalui
internet. Transaksi melalui internet ini dikenal dengan nama e-commerce.
Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia agar menjadi lebih
baik dan profesional. Media pencari ilmu salah satunya yaitu dengan internet.
Walaupun satu sisi internet memberikan manfaat yaitu memudahkan penggunanya
untuk mengakses ilmu pendidikan tetapi di sisi lainya memiliki dampak buruk.
Misalnya pelanggaran hak ataupun pelanggaran privacy, pencurian dan lain
sebagainya.
Dunia kesehatan tidak bisa menghindari pengaruh perkembangan internet itu
sendiri. Dalam bidang kedokteran, pesatnya perkembangan internet sangat berperan
sebagai sarana pertukaran informasi dan komunikasi tanpa batas forum diskusi ilmiah
kedokteran dan juga lahirnya disiplin ilmu informatika kedokteran.
Salah satu manfaat yaitu mencari atau mendapatkan ilmu pendidikan di
bidang kesehatan. Saat ini, banyak orang mencari informasi lebih lanjut melewati
internet. Oleh karena itu kita perlu mengetahui menggunakan dalam mencari
informasi kesehatan yang berkualitas atau sumber yang tepat. Dengan menggunakan
internet sebagai media konsultasi langsung. Memang disadari komunikasi antara

9
pasien dan dokter atau tim medis profesional kesehatan perlu dibangun untuk
menghindari dampak negatif masalah kesehatan.
Kemajuan Internet yang sangat pesat memacu perkembangan manusia dalam
banyak hal. Kita bisa mencari informasi kesehatan baik kesehatan alam, kesehatan
fisik, kesehatan sosial dan juga kesehatan psikologi. Dapat pula kita melakukan
komunikasi dengan orang lain bahkan bergabung dalam jejaring sosial tentang
kesehatan. Teknologi informasi memegang peranan penting berbagai sektor
kehidupan sehingga sangatlah penting peningkatan kemampuan sumber daya manusia
dalam pengoperasian serta peningkatan kemampuan. Dan pada akhirnya dapat
bermanfaat bagi semua orang dan semua sektor kehidupan.
Perkembangan Internet yang luar biasa menghilangkan batasan wilayah dan
waktu. Internet begitupesat telah merambah ke berbagai sektor, salah satunya
kesehatan. Teknologi Informasi dan komunikasi komputer merupakan bagian penting
dari berbagai informasi. Begitu cepat perkembangan ilmu medis tiap harinya bahkan
tiap menitnya. Oleh karena itu internet sangat berguna di tengah-tengah masyarakat.
Teknologi Informasi dan Komunikasi digunakan dalam pelayanan kesehatan.
Denganmenggunakan pelayanan kesehatan berbasis teknologi informasi mampu
meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Oleh karena itu, tantangan buat kita
masyarakat luas beserta pemerintah meningkatkan pelayanan kesehatan. Dengan
pelayanan kesehatan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi maka akan
mengurangi kesalahan. Karena ketika menggunakan komunikasi manual maka akan
mengandalkan dokumen kertas dan akhirnya akan menimbulkan kesalahan dan
memerlukan waktu yang banyak. Bahkan membantu dokter, perawat dan tenaga
medis lainya untuk saling bertukar informasi elektronik sehingga memberikan
efisiensi. Mengakibatkan adanya kerjasama langsung melalui internet. Komunikasi
antara pasien dan tenaga medis perlu dibangun untuk menghindari dampak
penyalahgunaan internet dalam kesehatan. Sekaligus memanfaatkan internet dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Sebagai contoh Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Kesehatan atau sebuah RUMAH SAKIT :

10
Sistem berbasis kartu cerdas (smart card) dapat digunakan juru medis untuk
mengetahui riwayat penyakit pasien yang datang ke rumah sakit karena dalam kartu
tersebut para juru medis dapat mengetahui riwayat penyakit pasien. Digunakannya
robot untuk membantu proses operasi pembedahan serta pengunaan komputer hasil
pencitraan tiga dimensi untuk menunjukkan letak tumor dalam tubuh pasien.
Teknologi informasi memiliki banyak peranan dalam membantu manusia
(pasien) dan memecahkan masalah. Membantu manusia (pasien) dalam :
meningkatkan produktivitas, meningkatkan efektivitas, meningkatkan efisiensi,
meningkatkan mutu, meningkatkan kreativitas, Problem Solving (pemecahan
masalah). Jangan meminta pasien untuk menyesuaikan dengan teknologi tetapi
sesuaikan teknologi dengan pasien (manusia).
Tanggung jawab pemakai teknologi informasi akan memberikan peran yang
penting dalam memaksimalkan kinerja teknologi informasi. Peran yang dimainkan
pemakai adalah tahu cara menggunakan teknologi informasi dan keterbatasannya
dalam berbagai situasi, pemakai harus dapat menggunakan teknologi informasi
dengan benar dan beretika sehingga tidak melanggar hak, privasi dan keberadaan
orang lain, pemakai harus melindungi data dan informasi yang berada di dalam sistem
komputer atau yang dikirim melalui jaringan, dari kehilangan dan kerusakan.
Di dalam rumah sakit tersebut, internet akan banyak membantu bagi dunia
medis. Teknologi informasi dan komunikasi komputer saat ini adalah masalah
derasnya arus informasi. Di dunia medis, dengan perkembangan pengetahuan yang
begitu cepat (kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran dipublikasikan
tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk
mengupdate perkembangan terbaru.
Di dalam rumah sakit tersebut dibuatkannya member pasien menggunakan
pelayanan kesehatan dengan Kartu (member card) untuk memudahkan informasi dan
untuk mempermudahkan jalannya pengoperasian kesehatan. Pelayanan kesehatan
berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) komputer, atau yang biasa disebut
e-Health, tengah mendapat banyak perhatian dunia. Terutama disebabkan oleh janji
dan peluang bahwa teknologi mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

11
Pengertian e-Health sendiri secara luas dapat bermakna bidang pengetahuan
baru yang merupakan persilangan dari informasi medis, kesehatan public, dan usaha
berkaitan dengan jasa pelayanan dan informasi kesehatan yang dipertukarkan atau
ditingkatkan melalui saluran internet dan teknologi berkaitan dengannya. (Gunter
Eysenbach, J Med Internet Res 2001 ; 3 (2) : e20). Dalam pengertian lebih luas, e-
Health dapat diartikan sebagai tidak hanya pengembangan teknologi pelayanan
kesehatan, namun juga mencakup pemgembangan sikap, perilaku, komitmen, dan tata
cara berpikir untuk mengembangkan pelayanan kesehatan dengan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi. Jadi, sebuah RUMAH SAKIT sangat
membutuhkan e-Health yang akan berguna sebagai pelayanan kepada pasien. Seorang
pasien datang, lalu diberi member card yang disitu ada cara-cara penanganan yang
masih bersifat umum untuk mengurangi dan mencegah penyakit yang di derita
pasien.
Peranan komputer melakukan pertukaran data kesehatan melalui internet
menjadi vital dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Karena data tak hanya
tulisan- tulisan namun gambar bahkan suara. Sehingga tidak boleh dalam
menggunakan layanan kesehatan memakai komputer seadanya seperti kita lihat di
saat ini. Dan Internet menciptakan pelayanan 24 jam. Sehingga dalam administrasi
tidak mungkin berkendala. Ketika perkembangan penyakit-penyakit di seluruh dunia
bertambah dan alat-alat kedokteran semakin canggih, hal tersebut harus kita ketahui,
Mungkin dalam tahapan awal, memang membutuhkan biaya lebih namun setelah
berkelanjutan pelayanan kesehatan melalui internet memberi keuntungan dari
penghematan biaya misalnya dari pengeluaran dokumen kertas dan penghematan
tenaga yang dibutuhkan dalam administrasi.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi menuntut manusia
mengalami perubahan- perubahan agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Namun hendaknya segala perubahan dibatasi dengan aturan hukum negara dan
budaya bangsa Indonesia. Bukan menuntut manusia menyesuaikan dengan perubahan
akibat tekhnologi informasi tetapi sesuaikan perubahan tekhnologi informasi dengan
manusia. Pengguna atau pemakai berperan penting dalam memaksimalkan kinerja

12
teknologi informasi. Sehingga kita harus mengetahui cara menggunakan tekhnologi
secara beretika. Apabila pengguna mengetahui maka tidak akan terjadi pelanggaran
hak ataupun privasi. Sebagai kesimpulan, pesatnya kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi, khususnya internet telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
manusia, termasuk kedokteran. Internet telah menjadi sumber informasi terbesar,
terlengkap, dan terbaru dalam bidang kedokteran. Selain itu, kalangan medis di
seluruh dunia kini sudah dapat saling berkomunikasi tanpa batas di internet. Internet
juga berperansebagai forum-forum diskusi ilmiah para kalangan medis. Dan
munculnya disiplin ilmu informatika kedokteran sangat erat dengan teknologi
informasi modern. Bukan tidak mungkin akan menjadi suatu kelaziman bagi seorang
dokter bedah untuk melakukan operasi di depan komputernya sedang pasiennya
berada jauh di belahan dunia yang lain.

2.6 Implikasi Tekhnologi Informasi untuk Riset Keperawatan

Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa Teknologi Informasi dan


Komunikasi (TIK) akan berperan besar dalam meningkatkan layanan kesehatan
warga dunia. Akselerasi penggunaan TIK dalam dunia kesehatan semakin meningkat
dan mudah dengan adanya partisipasi Google Inc yang mulai menyediakan
layanan Medical Record Service.
Proyek percontohan Google itu telah melibatkan puluhan ribu pasien di rumah
sakit Cleveland yang dengan suka rela mentransfer rekam medis mereka. Rekam
medis yang terkumpul itu dipergunakan oleh Google untuk memberikan layanan
melalui aplikasi terbarunya. Perlu dicatat bahwa setiap data pasien dalam rekam
medis, seperti resep obat, jenis alergi, riwayat kesehatan, dan sebagainya semuanya
itu dilindungi dengan mempergunakan password, seperti juga yang disyaratkan dalam
layanan Google lainnya. Layanan Google tersebut semakin membuat pengelola
rumah sakit ingin segera memakai dan mengintegrasikan sistem informasi dan
manajemenya dengan Google demi mewujudkan sistem layanan kesehatan yang lebih
efektif dan progresif.

13
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke
berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis)
merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi
informasi relatif tertinggal. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial
secara elektronik sudah menjadi salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan,
sebagian besar rumah sakit diIndonesia baru dalam tahap perencanaan
pengembangan billing system. Meskipun rumah sakit dikenal sebagai organisasi yang
padat modal-padat karya, tetapi investasi teknologi informasi masih merupakan
bagian kecil. Di AS, negara yang relatif maju baik dari sisi anggaran kesehatan
maupun teknologi informasinya, rumah sakit rerata hanya menginvestasinya 2%
untuk teknologi informasi.
Dalam era informasi seperti sekarang ini, peranan teknologi informasi dapat
diaplikasikan untuk berbagai bidang kehidupan salah satunya adalah pada bidang
kesehatan. Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor pembangunan yang sedang
mendapat perhatian besar dari pemerintah, karena sektor ini merupakan salah satu
sektor pembangunan yang sangat potensial untuk dapat diintegrasikan dengan
kehadiran teknologi informasi.
Salah satu contoh aplikasi teknologi informasi di bidang kesehatan adalah
dengan mengimplementasikan suatu sistem jaringan kesehatan global dalam satu
komunitas, yang dapat berbasis pada LAN (Local Area Network), MAN
(Metropolitan Area Network) maupun WAN (Wide Area Network), yang
menghubungkan beberapa pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.
Pemanfaatan teknologi informasi di bidang kesehatan seperti penyampaian
hasil laboratorium secara online maupun lewat Short Message Service (SMS) dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang lebih efisien dan efektif kepada
masyarakat. Sistem informasi hasil laboratorium online yang dapat dengan mudah
diakses lewat website maupun SMS. Pasien dari rumah tidak harus datang kembali ke
laboratorium untuk mengambil hasil pemeriksaan. Hal ini tentunya akan lebih efisien
dari segi waktu, dan memberikan pelayanan yang maksimal kepada pasien.

14
Sistem informasi membantu perawat mengerjakan berbagai tugas kaitannya
denganpengambilan keputusan dengan DSS (Decision Support System). DSS
membantu membuathubungan antara informasi yang didapatkan dari pasien literature
pilihan tindakan berdasarkanintegrasi sistem. Sistem informasi juga meningkatkan
keamanan dan keselamatan pasien.Informatika dapat mencegah eror dengan
melaksanakan fungsi pengambilan keputusan dan mencegah fungsi yang tidak tepat.
Untuk aktivitas fungsional, Teknologi informasi telah memperlihatkan peran
yang sangat signifikan untuk menolong jiwa manusia, dan riset di bidang kedokteran.
Teknologi digunakan untuk mendiagnosis penyakit, menemukan obat yang tepat,
serta menganalisis organ tubuh manusia bagian dalam yang sulit dilihat. Salah satu
contoh pemanfaatannya adalah Teknologi informasi berupa Sistem
Computerized Axial Tomography (CAT) berguna untuk menggambar struktur bagian
otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang tidak bergerak dengan
menggunakan sinar-X. Sedangkan untuk yang bergerak menggunakan sistem
Dynamic Spatial Reconstructor (DSR) yang dapat digunakan untuk melihat gambar
dari berbagai sudut organ tubuh. Data-data ini kemudian akan digunakan oleh dokter
atau praktisi medis sebagai dasar penegakan diagnosis maupun aktivitas pemeriksaan.
Untuk hal administratif pada suatu rumah sakit teknologi informasi digunakan
untuk menangani transaksi yang berhubungan dengan karyawan, juru medis, dan
pasien. Sebagai contoh, ketika transaksi finansial secara elektronik sudah menjadi
salah satu prosedur standar dalam dunia perbankan, sebagian besar rumah sakit di
Indonesia baru dalam tahap perencanaan pengembangan billing system. Sekarang ini
sudah banyak rumah sakit yang menerapkan sistem informasi untuk memberikan
kepuasan pelayanan terhadap masyarakat. Teknologi informasi telah banyak
diaplikasikan misalnya, rekam medis elektronis telah diterapkan untuk mendukung
pelayanan rawat inap, rawat jalan maupun rawat darurat. Berbagai hasil pemeriksaan
laboratoris baik berupa teks, angka maupun gambar (seperti patologi, radiologi,
kedokteran nuklir, kardiologi sampai ke neurologi sudah tersedia dalam format
elektronik.

15
Sedangkan pada bagian rawat intensif teknologi informasi digunakan untuk
mengcapture data secara langsung dari berbagai monitor dan peralatan elektronik.
Sistem pendukung keputusan (SPK) juga sudah diterapkan untuk membantu dokter
dan perawat dalam menentukan diagnosis, pemberitahuan riwayat alergi, pemilihan
obat serta mematuhi protokol klinik. Dengan kelengkapan fasilitas elektronik, dokter
secara rutin menggunakan komputer untuk menemukan pasien, mencari data klinis
serta memberikan instruksi klinis. Namun demikian, bukan berarti kertas tidak
digunakan. Dokter masih menggunakannya untuk mencetak ringkasan data klinis
pasien rawat inap sewaktu melakukan visit. Di bagian rawat jalan, ringkasan klinis
tersebut dicetak oleh staf administratif terlebih dahulu.
Perkembangan dunia IT berimbas pada perkembangan berbagai macam aspek
kehidupan manusia. Salah satu aspek yang terkena efek perkembangan dunia IT
adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan modern telah memanfaatkan
perkembengan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia
kesehatan. Salah satu contoh pengapl
ikasian dunia IT di dunia kesehatan adalah penggunaan alat-alat kedokteran
yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah USG (Ultra sonografi).
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang
ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz –
2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. Pada awalnya
penemuan alat USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian
bertahun-tahun setelah itu, tepatnya sekira tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang
ultrasonik mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam
bidang kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan
untuk mendiagnosis suatu penyakit.
Dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah kemampuan gelombang ultrasonik
dalam menghancurkan sel-sel atau jaringan “berbahaya” ini kemudian secara luas
diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit lainnya. Misalnya, terapi
untuk penderita arthritis, haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis, ulcus pepticum (tukak
lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan bahkan terapi untuk penderita angina

16
pectoris (nyeri dada). Baru pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik dinilai
memungkinkan untuk digunakan sebagai alat mendiagnosis suatu penyakit, bukan
lagi hanya untuk terapi.
Hal tersebut disimpulkan berkat hasil eksperimen Karl Theodore Dussik,
seorang dokter ahli saraf dari Universitas Vienna, Austria. Bersama dengan
saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil menemukan lokasi sebuah tumor
otak dan pembuluh darah pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan
gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak. Dengan menggunakan transduser
(kombinasi alat pengirim dan penerima data), hasil pemindaian masih berupa gambar
dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik berintensitas rendah. Kemudian
George Ludwig, ahli fisika Amerika, menyempurnakan alat temuan Dussik.
Tahun 1949, John Julian Wild, ahli bedah Inggris yang bekerja di Medico
Technological Research Institute of Minnesota, berkolaborasi dengan John Reid,
seorang teknisi dari National Cancer Institute. Mereka melakukan investigasi
terhadap sel-sel kanker dengan alat ultrasonik. Beberapa jenis alat yang dibuat untuk
kepentingan investigasi tersebut antara lain B-mode ultrasound, transduser/alat
pemindai jenis A-mode transvaginal, dan transrectal. Prinsip alat-alat tersebut
mengacu pada sistem radar. Oleh sebab itu mereka kemudian menyebutnya sebagai
Tissue Radar Machine (mesin radar untuk deteksi jaringan). Beberapa hasil penelitian
lanjutan yang cukup penting dalam bidang obstetri ginekologi antara lain
ditemukannya metode penentuan ukuran janin (fetal biometry), teknologi
transduser/alat pemindai digital, transduser dua dimensi dan tiga dimensi modern
penghasil tampilan gambar jaringan yang lebih fokus, dan penentuan jenis kelamin
janin dalam kandungan (Fetal Anatomic Sex Assignment/FASA).
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal
gelombang ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan
tubuh dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat
membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut,
pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang tersebut
diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan

17
terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari transduser
penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah hingga USG
berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan
menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot,
ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk
memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa
kehamilan. Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam
tubuh pasien. Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai
13 megahertz. Sedangkan dalam fisika istilah “suara ultra” termasuk ke seluruh
energi akustik dengan sebuah frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz),
penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan sekelompok frekuensi
yang ratusan kali lebih tinggi.
Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas
dalam medis. Pelaksanaan prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan dengan
bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi atau pengeluaran cairan). Biasanya
menggunakan probe yang digenggam yang diletakkan di atas pasien dan digerakkan:
gel berair memastikan penyerasian antara pasien dan probe. Dalam kasus kehamilan,
Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter spesialis kedokteran (DSOG) untuk
memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan hari persalinan.
Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG (ultrasonografi) digunakan
sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang terbangun dari
cairan. Sonograf ini menunjukkan citra kepala sebuah janin dalam
kandungan. Ultrasonografi medis digunakan dalam:
• Kardiologi; lihat ekokardiografi
• Endokrinologi
• Gastroenterologi
• Ginaekologi; lihat ultrasonografi gynekologik
• Obstetrik; lihat ultrasonografi obstetrik
• Ophthalmologi; lihat ultrasonografi A-scan, ultrasonografi B-scan

18
• Urologi
• Intravascular ultrasound
• Contrast enhanced ultrasound
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar
bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, seorang
perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu dari
mulai pengkajian sampai dengan evaluasi dan yang sangat penting adalah disertai
dengan sistem pendokumentasian yang baik. Namun pada realitanya dilapangan,
asuhan keperawatan yang dilakukan masih bersifar manual dan konvensional, belum
disertai dengan sistem /perangkat tekhonolgi yang memadai. Contohnya dalam hal
pendokumentasian asuhan keperawatan masih manual, sehingga perawat mempunyai
potensi yang besar terhadap proses terjadinya kelalaian dalam praktek. Dengan
adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, maka sangat dimungkinkan
bagi perawat untuk memiliki sistem pendokumentasian asuhan keperawatan yang
lebih baik dengan menggunakan Sistem Informasi Manajemen. Salah satu bagian dari
perkembangan teknologi dibidang informasi yang sudah mulai dipergunakan oleh
kalangan perawat di dunia internasional adalah teknologi PDA ( personal digital
assistance. Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan
pemanfaatan personal digital assistance (PDA). Perawat, dokter, bahkan pasien akan
lebih mudah mengakses data pasien serta informasi perawatan terakhir.
Definisi PDA (Personal Digital Assistants) menurut Wikipedia adalah sebuah
alat komputer genggam portable, dan dapat dipegang tangan yang didesain sebagai
organizer individu, namun terus berkembang sepanjang masa. PDA memiliki fungsi
antara lain sebagai kalkulator, jam, kalender, games, internet akses, mengirim dan
menerima email, radio, merekam gambar/video, membuat catatan, sebagai address
book, dan juga spreadsheet. PDA terbaru bahkan memiliki tampilan layar berwarna
dan kemampuan audio, dapat berfungsi sebagai telepon bergerak, HP/ponsel, browser
internet dan media players. Saat ini banyak PDA dapat langsung mengakses internet,
intranet dan ekstranet melalui Wi-Fi, atau WWAN (Wireless Wide-Area Networks).

19
Dan terutama PDA memiliki kelebihan hanya menggunakan sentuhan layar dengan
pulpen/ touch screen.7)
Di masa yang akan datang, pelayanan kesehatan akan dipermudah dengan
pemanfaatanpersonal digital assistance (PDA). Dokter, mahasiswa kedokteran,
perawat, bahkan pasien akan lebih mudah mengakses data pasien serta informasi
perawatan terakhir. "Aplikasi klinis yang banyak digunakan selama ini adalah
referensi tentang obat/drug reference.
Bahkan sebuah PDA dengan pemindai bar code/gelang data, saat ini sudah
tersedia. PDA semacam ini memungkinkan tenaga kesehatan untuk memindai
gelang bar code/gelang data pasien guna mengakses rekam medis mereka, seperti
obat yang tengah dikonsumsi, riwayat medis, dan lain-lain. Selain itu, informasi
medis tersebut dapat pula diakses secara virtual di mana pun kapan pun,
dengan bandwidth ponsel yang diperluas atau jaringan institusional internet nirkabel
kecepatan tinggi yang ada di rumah sakit. Di samping itu data pasien atau gambar
kondisi/penyakit pasien dapat didokumentasikan, untuk tujuan pengajaran atau riset,
demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Meski demikian, PDA tidak akan
dapat menggantikan komputer/dekstop/laptop. Tetapi setidaknya, alat ini akan
memberikan kemudahan tenaga kesehatan untuk mengakses informasi di mana saja.
Fungsi bantuan PDA untuk kita sebagai perawat adalah perawat dapat
mengakses secara cepat informasi tentang obat, penyakit, dan perhitungan kalkulasi
obat atau perhitungan cairan IV fluid/infus; perawat dapat menyimpan data pasien,
membuat grafik/table, mengefisiensikan data dan menyebarluaskannya; perawat
dapat mengorganisasikan data, mendokumentasikan intervensi keperawatan dan
membuat rencana asuhan keperawatan; PDA dapat menyimpan daftar nama, email,
alamat website, dan diary/agenda harian; PDA sangat berguna untuk program
pembelajaran keperawatan; meningkatkan keterlibatan dan hubungan pasien-perawat.
Apabila pasien dan perawat memiliki PDA, aplikasi komunikasi keperawatan
tingkat mutahir dapat diterapkan, yang tidak lagi menonjolkan peran tatap muka
hubungan interaksi perawat-pasien (telenursing). PDA dapat menunjang
pengumpulan data base pasien dan RS, yang berguna untuk kepentingan riset dalam

20
bidang keperawatan. Sudah selayaknya institusi pendidikan keperawatan sebaiknya
memberikan penekanan penting dalam kurikulumnya, untuk mulai
mengaplikasikan "touch" over "tech" (sentuhan tehnologi dalam bidang
keperawatan). Sehingga saat si perawat tersebut telah lulus, mereka dapat
mengintegrasikan tehnologi dalam asuhan keperawatan.
Dengan adanya komputer dan PDA di tempat kerja perawat, dapat
meningkatkan produktivitas, mengurangi kesalahan serta kelalaian/negligence,
meningkatkan mutu perawatan kepada pasien, dan meningkatkan juga kepuasan kerja
perawat. Sebagian besar perawat secara umum masih "gaptek" tehnologi, termasuk
PDA. Kita bisa memulai bergabung dengan grup penggermar PDA dan masuk dalam
kelompok/komunitas, atau dapat pula belajar dari para dokter, membuka website
tutorial/panduan PDA, mempelajari dari buku dan dari perawat lain yang telah
terbiasa menggunakan PDA. Mulailah mencoba dari hal yang sederhana seperti
agenda harian, organizer, mengambil/upload gambar, games, musik, dsb.
Pemanfaatan PDA dan tehnologi pada akhirnya berpulang kepada perawat itu
sendiri. Namun sudah semestinya diharapkan keterlibatan institusi rumah sakit atau
pendidikan keperawatan, agar mampu merangsang pemanfaatan tehnologi
informasi/nursing computer secara luas di negara kita. Di Indonesia seyogyanya akan
lebih baik jika dosen/CI (clinical instructor) dari institusi pendidikan
AKPER/STIKES/FIK mulai mengenal pemanfaatan PDA, dalam interaksi belajar
mengajar. Misalnya saja saat pre/post conference pembahasan kasus praktek
mahasiswa di RS apabila terdapat obat/tindakan keperawatan yang rumit, maka dosen
dan mahasiswa dapat langsung akses browser internet.
Demikian pula halnya di level manajer keperawatan setingkat Kepala bidang
Keperawatan/supervisor keperawatan di RS pun demikian. PDA sebagai organizer,
dan smart phone dapat membantu bidang pekerjaan perawat dalam peran sebagai
manajer. Setiap kegiatan rapat, pengambilan keputusan, penggunaan analisa data dan
teori keperawatan dapat diakses segera melalui PDA. Setiap data yang ada di RS
dapat pula bermanfaat untuk bahan analisa riset keperawatan, masukkan untuk
perumusan kebijakan/policy dan penunjang sistem TI (tehnologi informasi) di RS.

21
Sehingga bukan tidak mungkin akan tercipta nursing network(jaringan keperawatan
online) yang dapat memberikan pertukaran informasi data dan program kesehatan
secara online tanpa mengenal batas geografis.
Perkembangan pemanfaatan PDA di dunia keperawatan Indonesia
nampaknya masih sangat minim, berbeda dengan di luar negeri yang sudah
berkembang pesat. Kemungkinan faktor penghambatnya yaitu kurang terpaparnya
perawat Indonesia dengan teknologi informatika khususnya PDA, masih
bervariasinya tingkat pengetahuan dan pendidikan perawat, dan belum terintegrasinya
sistem infirmasi manajemen berbasis IT dalam parktek keperawatan diklinik.

2.7 Teknologi E-Health


Teknologi yang berada dalam konteks E-Health adalah sebuah keniscayaan.
Di Indonesia, rasio antara dokter dengan pasien satu berbanding 2.538 penduduk.
Nah, salah satu cara menyingkapi tantangan kelangkaan dan ketidakmerataan
distribusi tenaga medis adalah melalui ini: komunikasi. Dr. Bagus Denny Indra
Baruna tampak sibuk menjelaskan hasil pemeriksaan radiologi CT Scan salah satu
pasien melalui layar komputer di RS Pertamedika Sentul City. Ia melakukan
teleconferencingdengan staf-nya, dan masih sempat membalas email berisi hasil
analisa (expertise) kepada dokter perujuk. Semua itu dapat dilakukan melalui
teknologi baru yang disebut teleradiologi. Teleradiologi memungkinkan transmisi dari
informasi medis teks, suara, citra dari suatu lokasi ke lokasi lainnya melalui
hubungan komunikasi. Teknologi tersebut memungkinkan hasil pemindaian radiologi
tidak hanya berbentuk file berukuran besar dan hanya dapat diakses melalui komputer
tertentu. Namun, bisa di akses lewat cloud. ”Hanya butuh koneksi internet, komputer
atau laptop biasa, bahkan perangkat portable seperti tablet dan smartphone,” ungkap
Bagus yang menyebut hanya ada 300 ahli radiologi di seluruh Indonesia. ”Ini sangat
memudahkan tugas saya,” paparnya. Bukan hanya itu, teleradiologi memungkinkan
ahli radiologi di sebuah rumah sakit dapat melayani dan berkonsultasi dengan rumah
sakitrumah sakit yang terkoneksi secara remotemelalui hub network hospital.
Teleradiologi di RS Pertamedika Sentul City ini merupakan pilot project dari

22
layanan E-Health milik PT Sigma Cipta Caraka (TelkomSigma). Belum lama ini
Telkomsigma memang menggandeng perusahaan asal Malaysia, Redtone
International Bhd, untuk menyediakan layanan teleradiologi di Indonesia. Telkom
Group bertindak sebagai penyedia infrastruktur network berupa fixed broadband atau
seluler 3G dan 4G, serta cloud services bagi pengguna yang terkoneksi dengan
layanan tersebut.
Adapun Redtone menjadi penyedia aplikasi atau platform teleradiologi.
”Solusi ini akan bernilai tambah bagi industri kesehatan,” ungkap Presiden Direktur
TelkomSigma Judi Achmadi. TelkomSigma yang tahun ini membidik pendapatan
sekitar Rp2,5 hingga Rp 3 triliun itu memang terjun di berbagai bidang industri,
seperti telekomunikasi, transportasi, badan usaha milik negara (BUMN), termasuk
juga kesehatan. Direktur RS Pertamedika Sentul City Kamelia Faisal menilai
teleradiologi sebagai quantum leapdi bidang teknologi kedokteran.
”Soal adopsi teknologi di rumah sakit, Indonesia memang jauh tertinggal dengan
negara lain,” ungkapnya. Menurutnya, teleradiologi tidak hanya unggul dalam hal
teleconference, kemudahan data sharing, serta akses ke cloud, namun juga sistem
yang secara robotik dapat membaca hal-hal yang bisa luput dari analisa dokter.
”Karena itu saya katakan dokter yang tidak berkembang dengan dunia teknologi akan
terlibas,” paparnya. Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia Rudiantara
menegaskan setidaknya ada lima hal yang jadi bagian dari ekosistem teleradiologi.
Pertama, adalah dokter/ahli radiologi. Kemudian peralatan radiologi seperti CT scan
dan MRI. Selanjutnya aplikasi/platform, jaringan, dan terakhir manajemen Rumah
Sakit. ”Kelimanya saling terkait dan harus bekerjasama,” katanya. Pilot
projectteknologi teleradiologi, menurut Rudi termasuk sesuatu yang baru, maka harus
bisa disosialisasikan. ”Jika sudah dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus
dikomersialkan. Sehingga ada implementasi, aplikasi, serta replikasi ke tempat lain,”
ungkapnya. Rudi juga menilai, baik manajemen maupun proses bisnis yang berkaitan
dengan Rumah Sakit harus mengikuti standar internasional. ”Sehingga tidak ada lagi
keengganan untuk mengadopsi teknologi baru seperti teleradiologi ini,” ungkap pria
kelahiran Bogor, 3 Mei 1959 tersebut.

23
Teknologi yang berada dalam konteks E-Health, Rudi menuturkan, menjadi
suatu keniscayaan di Indonesia. Karena rasio antara jumlah dokter dan pasien masih
sangat jauh. Nah, bagaimana agar yang jauh itu dapat berdekatan kuncinya hanya
satu. Yakni telekomunikasi. ”Setelah koneksi 4G LTE bisa diakses pada awal tahun
depan, ahli/dokter radiologi dapat langsung memberikan analisa dimana saja melalui
jaringan internet cepat yang stabil,” katanya. Rudi membayangkan bahwa suatu saat
nanti akan terwujud gedung Rumah Sakit yang isinya hanya peralatan dan mesin,
tidak perlu ada kamar lagi. Danang Arradian

24
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
E-Health atau Electronic Health adalah penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi termasuk pula elektronika, telekomunikasi,
computer dan informatika untuk memproses berbagai jenis informasi
kedokteran, guna melaksanakan pelayanan klinis (diagnose atau terapi),
adaministrasi serta pendidikan.
Dengan pelayanan kesehatan berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi maka akan mengurangi kesalahan. Karena ketika menggunakan
komunikasi manual maka akan mengandalkan dokumen kertas dan akhirnya
akan menimbulkan kesalahan dan memerlukan waktu yang banyak. Bahkan
membantu dokter, perawat dan tenaga medis lainya untuk saling bertukar
informasi elektronik sehingga memberikan efisiensi. Mengakibatkan adanya
kerjasama langsung melalui internet. Komunikasi antara pasien dan tenaga
medis perlu dibangun untuk menghindari dampak penyalahgunaan internet
dalam kesehatan. Sekaligus memanfaatkan internet dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

4.2 Saran
Dengan semakin berkembangnya zaman, penggunaan informasi dan
teknologi terus ditingkatkan terutama pada tenaga kesehatan. Penggunaan
teknologi e-health sangat membantu dan sebaiknya diterapkan pada setiap
instansi kesehatan terutama pada keperawatan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Atep, Adya Barata. (2004). Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media
Komputindo

Choirun Nisa, Yunita. 2009. Peran Teknologi Dalam Bidang Kesehatan. Surabaya :
wiklipediapost

Dr.H.Amin Ibrahim, Drs., MA. (2008). Teori dan Konsep Pelayanan Publik Serta
Implementasinya.Bandung: CV. Mandar Maju.

Eysenbach, G, “What is e-Health?” Journal of Medical Internet Research, J Med

http://repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/3309.pdf

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-kmp9713d619befull.pdf

Muninjaya, Gde. (2011). manajemen mutu pelayanan kesehatan, buku kedokteran


EGC, jakarta

Ratminto & Atik Septi W. (2005) Manajemen Pelayanan: Pengembangan Model


Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Sampara Lukman. (2000). Manajemen Kualitas Pelayanan, STIA LAN press, Jakarta.

26

You might also like