You are on page 1of 5

Rivandi Arief Harista dan Rika Lisiswanti|Depresi pada Penderita Diabetes MellitusTipe 2

Depresi pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

Rivandi Arief Harista1, Rika Lisiswanti2


1Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2Bagian Pendidikan Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Depresi merupakan gangguan kejiwaan yang banyak berkaitan dengan penyakit kronis. Individu dengan diabetes mellitus
(DM) tipe 2 beresiko tinggi untuk mengalami depresi. Beberapa faktor juga dikaitkan dengan kejadian depresi pada
penderita diabetes mellitus. Depresi pada penderita diabetes mellitus berhubungan dengan buruknya kontrol gula darah,
kuranganya motivasi dari keluarga, hingga rasa khawatir akan terjadinya komplikasi diabetes. Kejadian depresi dihubungkan
pula dengan jenis kelamin, dikatakan bahwa wanita lebih beresiko mengalami depresi dibandingkan dengan pria. Dengan
adanya kejadian depresi dan diabetes mellitus pada satu individu, akhirnya hal ini membuat hubungan timbal balik negatif.
Adanya depresi pada penderita diabetes pada akhirnya akan memperburuk keadaan penyakit diabetes yang diderita.

Kata kunci: depresi, diabetes mellitus, komplikasi

Depression in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus


Abstract
Depression is a psychiatric disorder that is associated with many chronic diseases. Individuals with diabetes mellitus (DM)
type 2 are at high risk for experiencing depression. Several factors are also associated with the incidence of depression in
patients with diabetes mellitus. Depression in patients with diabetes mellitus associated with poor blood sugar control, the
lack of motivation of the family, to worry about the complications of diabetes. The incidence of depression is also
associated with gender, it is said that women are more at risk of depression than men. Incidence of depression and
diabetes mellitus in an individual, eventually it makes a negative reciprocal relationship. The presence of depression in
people with diabetes will eventually worsen diabetes disease suffered.

Keywords: complications, depression, diabetes mellitus

Korespondensi: RivandiAriefHarista, alamat Jl. Mataram no. 27 Enggal Bandar Lampung, HP 085279775555, e-
mailRivandiharista@yahoo.com

Pendahuluan Pada tahun 2013 diperkirakan


Depresi merupakan masalah kesehatan sebanyak 382.000.000 orang telah menderita
masyarakat yang cukup serius. Depresi berada DM diseluruh dunia. Jumlah tersebut
pada urutan ke-empat penyakit di dunia. diperkirakan akan bertambah hingga lebih dari
Sekitar 20% wanita dan 12% pria, pada suatu 580.000.000 orang pada tahun 2035.
waktu dalam kehidupannya pernah Indonesia menempati urutan ketujuh dalam
mengalami depresi. Wanita dikatakan dua kali daftar 10 negara dengan jumlah penderita DM
lebih rentan daripada pria dalam mengalami terbesar di dunia.3 Prevalensi DM di Indonesia
depresi.1 sebesar 2,1%. Prevalensi diabetes yang
Depresi merupakan gangguan psikologis tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI
yang sering dikaitkan dengan stresor jangka Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%), dan
panjang seperti penyakit kronis, diantaranya Kalimantan Timur (2,3%). Prevalensi DM di
diabetes mellitus (DM). Diabetes mellitus Provinsi Lampung sebanyak 0,7%.4
didefenisikan sebagai suatu penyakit atau Depresi klinis terjadi pada 13% sampai
gangguan metabolisme yang ditandai dengan dengan 18% penderita DM. Lebih dari dua
tingginya kadar gula darah disertai dengan pertiga pasien DM dengan depresi belum
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan mendapatkan intervensi untuk mengatasi
protein sebagai akibat insufisiensi fungsi keduanya dengan baik. Kemunculan depresi
insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan pada DM dapat meningkatkan resiko
oleh gangguan produksi insulin oleh sel-sel munculnya komplikasi DM.5
beta Langerhans kelenjar pankreas atau Mortalitas akibat DM pada pria relatif
disebabkan kurang responsifnya sel-sel tubuh lebih rendah dibandingkan mortalitas pada
terhadap insulin.2 pasien wanita.2,3 Wanita dengan diabetes

Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |73


Rivandi Arief Harista dan Rika Lisiswanti|Depresi pada Penderita Diabetes MellitusTipe 2

memiliki kontrol kadar gula darah, tekanan Bukti lain keterkaitan reseptor
darah, dan kolesterol darah yang lebih buruk presinaps adrenergik dalam depresi ialah
daripada penderita DM pria. Oleh karena itu, pengaktifan reseptor tersebut akan
risiko komplikasi hingga kematian akibat DM mengakibatkan penurunan jumlah
pada wanita lebih tinggi daripada pria.4 norepinefrin yang dilepaskan. Reseptor
Beberapa penelitian telah menunjukkan tersebut juga berlokasi di neuron serotonergik
bahwa depresi lebih sering terjadi pada dan mengatur jumlah serotonin yang
populasi pasien diabetes dibandingkan dengan dilepaskan. Dopamin juga sering dihubungkan
populasi secara umum. Kemunculan depresi dengan patofisiologi depresi. Faktor
pada DM dapat meningkatkan resiko neurokimia lainnya seperti gamma
munculnya komplikasi DM. Adanya depresi aminobutyric acid (GABA) dan peptida
berkaitan dengan menurunnya kepatuhan neuroaktif (vasopressin dan opiate endogen)
pasien mengikuti restriksi diet, kepatuhan telah dilibatkan dalam patofisiologi gangguan
minum obat, dan monitoring gula darah.Hal mood.
tersebut akan menyebabkan diabetes tidak Berikutnya adalah faktor genetik, data
terkontrol.5 penelitian menyatakan bahwa faktor yang
Komplikasi DM tidak terkontrol dapat signifikan dalam perkembangan gangguan
menyebabkan depresi yang berkepanjangan mood adalah genetik. Pada gangguan depresi
pada pasien. Akhirnya, kejadian DM dan berat pada anak kembar, kejadian depresi
depresi akan membentuk sebuah “lingkaran pada anak kembar monozigot adalah 50%,
setan” tersendiri. Akibat yang ditimbulkan dari sedangkan dizigot 10-25%.8Menurut
co-morbiditas depresi pada pasien DM, penelitian, penderita late onset depresi terjadi
screening untuk depresi perlu untuk karena mutasi pada gen methylene
dilakukan.5 tetrahydrofolate reductase yang merupakan
kofaktor yang terpenting dalam biosintesis
ISI monoamin. Mutasi ini tidak bisa diketemukan
Depresi adalah gangguan mental pada penderita early onset depresi.9
umum. Gejala depresi antara lain: mood Selain itu, faktor psikososial pun
depresif, kehilangan minat atau kesenangan, berpengaruh. Peristiwa atau kejadian dalam
perasaan bersalah atau rendah diri, tidur atau kehidupan yang penuh ketegangan sering
nafsu makan terganggu, energi menurun, dan mendahului episode gangguan mood. Suatu
hilang konsentrasi. Masalah ini dapat menjadi teori menjelaskan bahwa stres atau
kronis atau berulang dan menyebabkan ketegangan akan menyebabkan perubahan
gangguan kemampuan individu untuk fungsional neurotransmiter dan sistem
mengurus kehidupan sehari-harinya.6 Episode signalling intraneuronal yang akhirnya
depresi biasanya berlangsung selama 6 hingga menyebabkan seseorang mempunyai resiko
9 bulan, tetapi pada 15-20% penderita bisa yang tinggi untuk menderita gangguan mood
berlangsung selama 2 tahun atau lebih.7 selanjutnya.8
Dasar penyebab depresi yang pasti Penelitian menunjukkan tidak ada satu
masih belum diketahui. Banyak penelitian kepribadian tertentu sebagai predisposisi
telah dilakukan untuk mengetahui penyebab terhadap depresi. Semua orang dengan ciri
dari gangguan psikologis ini. Faktor-faktor kepribadian apapun dapat mengalami depresi,
yang dihubungkan dengan penyebab depresi meskipun tipe kepribadian seperti dependen,
dapat dibagi atas faktor biologi, genetik, dan obsesif kompulsif, dan histironik mempunyai
psikososial. risiko yang besar mengalami depresi
Biogenik amin, norepinefrin, dan dibandingkan dengan lainnya.7,8
serotonin merupakan dua neurotransmiter Freud di tahun 1917 menyatakan suatu
yang paling berperan dalam patofisiologi hubungan antara kehilangan objek dan
gangguan mood. Norepinefrin berkaitan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan
dengan menurunnya regulasi reseptor B- pasien depresi diarahkan kepada diri sendiri
adrenergik dan respon antidepresan sehingga karena mengidentifikasikan terhadap objek
secara klinis mengindikasikan adanya peran yang hilang. Freud percaya bahwa introyeksi
sistem noradrenergik dalam depresi. merupakan suatu cara ego untuk melepaskan
diri terhadap objek yang hilang.9
Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |74
Rivandi Arief Harista dan Rika Lisiswanti|Depresi pada Penderita Diabetes MellitusTipe 2

Faktor ketidakberdayaan juga berperan masing jenis kelamin mulai muncul di usia 10
terhadap kejadian depresi. Pada penelitian tahun dan terus berlanjut hingga usia
dengan hewan percobaan, di mana binatang pertengahan,dimana angka prevalensi depresi
secara berulang-ulang dihadapkan dengan pria maupun wanita mulai tidak terpaut
kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya, terlalu jauh. Oleh karena itu, wanita di usia
binatang tersebut akhirnya menyerah dan produktif lebih rentan mengalami depresi
tidak mencoba sama sekali untuk menghindari dibandingkan pria di usia produktif.13
kejutan listrik selanjutnya. Mereka belajar Beberapa faktor dikaitkan dengan
bahwa mereka tidak berdaya. Pada penderita rentannya wanita dalam mengalami depresi.
depresi, dapat menemukan hal yang sama dari Diantara faktor tersebut ialah faktor genetik,
keadaan ketidakberdayaan tersebut.10 kerentanan fluktuasi hormonal, serta sistem
Pada teori kognitif, Beck menunjukkan syaraf pusat yang peka terhadap perubahan
perhatian gangguan kognitif pada depresi. Dia hormonal. Selain itu faktor psikososial seperti
mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama peran wanita dalam masyarakat, stereotype
pada depresi yang disebut sebagai trias tertentu terhadap wanita, kebiasaan
kognitif, yaitu pandangan negatif terhadap memendam perasaan, dan status sosial yang
masa depan, pandangan negatif terhadap diri kurang menguntungkan juga dapat berperan
sendiri, individu menganggap dirinya tak dalam kerentanan wanita terhadap depresi.13
mampu, bodoh, pemalas, tidak berharga, dan Wanita juga lebih rentan daripada pria
pandangan negatif terhadap pengalaman.11 untuk mengalami depresi yang dipicu stres.
Pada penderita depresi dapat Depresi pada wanita bisa terjadi di bagian
ditemukan beberapa tanda dan gejala umum manapun dari siklus reproduksinya
menurut Diagnostic Manual Statistic V (DSM- (premenstrual dysphoric disorder, depresi
V), yaitu : Perubahan fisik berupa penurunan dalam kehamilan, depresi postpartum,depresi
nafsu makan; gangguan tidur; kelelahan atau pasca-menopause). Faktor pemicu depresi
kurang energi; agitasi; nyeri atau sakit kepala; yang berkaitan dengan reproduksi pada
otot kram; dan nyeri tanpa penyebab fisik. wanita lainnya antaralain infertilitas,
Selain itu pada penderita depresi juga keguguran, kontrasepsi hormonal, dan terapi
ditemukan gangguan berupa perubahan sulih hormon.13
pikiran seperti merasa bingung; sulit membuat Depresi dengan DM tipe 2 dapat
keputusan; kurang percaya diri dan merasa mempengaruhi satu sama lain. Diabetes
bersalah, perubahan perasaan berupa adalah suatu penyakit karena tubuh tidak
penurunan ketertarikan pada lawan jenis; mampu mengendalikan jumlah gula, atau
merasa sedih; sering menangis tanpa alasan glukosa dalam aliran darah. Keadaan Ini
yang jelas; dan iritabilitas. Selanjutnya pada menyebabkan hiperglikemia, suatu keadaan
penderita depresi ditemukan perubahan pada gula darah yang tingginya sudah
kebiasaan sehari-hari seperti menjauhkan diri membahayakan.10 Faktor gender juga
dari lingkungan sosial; penurunan aktifitas berperan dalam risiko terjadinya DM. Secara
fisik; dan menunda pekerjaan rumah.12 prevalensi, wanita dan pria mempunyai
Dalam praktek, beberapa tools peluang yang sama terkena diabetes, akan
kuesioner dapat digunakan untuk tetapi penelitian menunjukkan sebanyak
mempermudah dokter mendeteksi adanya 67,0% wanita menderita DM sedangkan laki-
depresi klinis/subklinis pada pasien. Tools laki 33,0%. Wanita lebih berisiko mengidap
tersebut diantaranya Beck Depression diabetes karena secara fisik wanita memiliki
Inventory, Hamilton Depression score.13 peluang peningkatan indeks masa tubuh yang
Depresi merupakan salah satu penyakit lebih besar. Sindroma siklus bulanan
yang berakibat disabilitas pada wanita. Studi (premenstrual syndrome), pasca-menopouse
epidemiologis menunjukkan bahwa kejadian yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi
depresi mayor pada wanita dua kali lebih mudah terakumulasi akibat proses hormonal
banyak daripada pria (masing-masing 21.3% tersebut sehingga wanita berisiko menderita
dan 12.7%). Hasil ini didapatkan dari DM tipe 2.
penelitian di beberapa negara dan melibatkan Selain itu pada wanita yang sedang
berbagai grup etnik. Data menunjukkan hamil terjadi ketidakseimbangan hormonal,
bahwa perbedaan prevalensi pada masing- progesteron tinggi, sehingga meningkatkan
Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |75
Rivandi Arief Harista dan Rika Lisiswanti|Depresi pada Penderita Diabetes MellitusTipe 2

sistem kerja tubuh untuk merangsang sel-sel kontrol kadar gula darah, tekanan darah, dan
berkembang (termasuk pada janin), tubuh kolesterol darah yang lebih buruk daripada
akan memberikan sinyal lapar dan pada penderita DM pria. Oleh karena itu, resiko
puncaknya menyebabkan sistem metabolisme komplikasi hingga kematian akibat DM pada
tubuh tidak bisa menerima langsung asupan wanita lebih tinggi daripada pria.15
kalori dan menggunakannya secara total
sehingga pada wanita juga lebih berisiko Ringkasan
terjadi peningkatan kadar gula darah saat Depresi merupakan masalah kesehatan
kehamilan.14 masyarakat yang cukup serius. Depresi berada
Sebuah artikel menunjukkan bahwa pada urutan ke-empat penyakit di dunia.
penderita DM memiliki risiko sedikit lebih Sekitar 20% wanita dan 12% pria, pada suatu
besar (15%) menderita depresi dibandingkan waktu dalam kehidupannya pernah
dengan orang tanpa DM. Sementara itu orang mengalami depresi. Wanita dikatakan dua kali
dengan depresi memiliki 60% risiko lebih lebih rentan daripada pria dalam mengalami
besar menderita DM tipe 2.8 depresi.
Depresi pada orang dengan diabetes Depresi merupakan gangguan psikologis
berkaitan dengan kontrol glikemik dan yang sering dikaitkan dengan stresor jangka
metabolik yang lebih buruk, percepatan panjang seperti penyakit kronis, diantaranya
timbulnya komplikasi yang lebih cepat, dan DM. Pria dan wanita pun berbeda dalam
rIsiko morbiditas dua kali lebih besar menghadapi suatu stresor. Pria terkadang
dibandingkan dengan penderita DM tanpa kurang emosional sehingga mereka lebih
depresi.14 memilih untuk langsung menyelesaikan
Selain itu, kualitas hidup penderita DM masalah yang dihadapi atau langsung
juga secara signifikan jauh lebih buruk menghadapi sumber stres. Sedangkan wanita
dibandingkan orang dengan depresi saja, cenderung menggunakan perasaan atau lebih
diabetes saja, atau orang tanpa diabetes emosional sehingga jarang menggunakan
maupun tanpa depresi. Ditambah lagi, logika atau rasio yang membuat wanita lebih
penderita DM dengan depresi juga sulit dalam menghadapi stres.
menunjukkan hari sakit yang lebih banyak, Wanita dengan diabetes memiliki
hari rawat di rumah sakit yang lebih panjang, kontrol kadar gula darah, tekanan darah, dan
dan waktu rawat yang lebih sering kolesterol darah yang lebih buruk daripada
dibandingkan pasien diabetes tanpa depresi. penderita DM pria. Oleh karena itu, rIsiko
Oleh karena itu, tatalaksana pasien diabetes komplikasi hingga kematian akibat DM pada
dengan depresi bukan saja untuk wanita lebih tinggi daripada pria.
meningkatkan kualitas hidup pasien, Komplikasi DM tidak terkontrol dapat
melainkan untuk menurunkan biaya yang menyebabkan depresi yang berkepanjangan
diperlukan untuk keperluan kesehatan pada pada pasien. Akhirnya, kejadian DM dan
umumnya.1 depresi akan membentuk sebuah “lingkaran
Risiko depresi pada penderita DM setan” tersendiri. Melihat akibat yang
disebabkan oleh stresor psikososial kronik ditimbulkan dari komorbiditas depresi pada
karena mengidap penyakit kronik. Sebaliknya, pasien DM, screening untuk depresi perlu
depresi dapat menjadi faktor risiko DM. untuk dilakukan
Mekanisme yang mendasari depresi menjadi
faktor risiko DM belum beitu jelas. Secara Simpulan
teori, hal ini diakibatkan dari proses Depresi merupakan salah satu penyakit
peningkatan sekresi dan aksi hormon kontra- yang berakibat keterbatasan pada wanita.
regulasi, perubahan fungsi transport glukosa, Depresi dengan DM tipe 2 dapat
dan peningkatan aktivasi inflamasi. Menurut mempengaruhi satu sama lain. Risiko
sebuah penelitian, kejadian cemas dan depresi komplikasi hingga kematian akibat DM pada
pada pasien DM wanita lebih banyak wanita lebih tinggi daripada pria.
dibandingkan pada pasien DM pria.15
Mortalitas akibat DM pada pria relatif lebih Daftar Pustaka
rendah dibandingkan mortalitas pada pasien
wanita.13,14 Wanita dengan diabetes memiliki
Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |76
Rivandi Arief Harista dan Rika Lisiswanti|Depresi pada Penderita Diabetes MellitusTipe 2

1. International Diabetes Federation. IDF 8. Katon, WJ. The Comorbidity of diabetes


Diabetes Atlas Sixth Edition. Ethiopia: Mellitus and depression. Am J
International Diabetes Federation; 2013. Med. 2008;121(11 Suppl 2):S92.
2. Gregg EW, Gu Q, Cheng YJ, Narayan KM, 9. Hermanns. Screening, evaluation and
Cowie CC. Mortality trends in men and management of depression in people
women with diabetes. Ann Intern Med. with diabetes in primary care. JPrim Care
2007;147(3):149-55. Diabetes [internet]. 2013 [diakses tanggal
3. Franco OH, Steyerberg EW, Hu 25 november 2015]; 7(1):1-10. Tersedia
FB, Mackenbach J, Nusselder W. dari:http://www.primary-care-
Associations of diabetes mellitus with diabetes.com/article/S1751-
total life expectancy and life expectancy 9918%2812%2900222-7/abstract
with and withoutcardiovascular disease. 10. Roy T., Lloyd CE. Epidemiology of
Arch Intern Med. 2007;167(11):1145-51. depression and diabetes: a systematic
4. Hu G, Jousilahti P, Qiao Q, Katoh review. J Affect
S, Tuomilehto J.Sex differences in Disord. 2012;142(Suppl):S8-21.
cardiovascular and total mortality among 11. Noble RE. Depression in women.
diabetic and non-diabetic individuals with Metabolism Journal.2005; 54(5 Suppl
or without history of myocardial 1):S49-52.
infarction.Diabetologia. 2005;48(5):856- 12. American Psychiatric Association.
61. Diagnostic and Statistical manual of
5. Jousilahti P, Salomaa V, Kuulasmaa Mental Disorders Fifth Edition (DSM-5).
K, Niemelä M, Vartiainen. Total and cause Virginia: American Psychiatric Publishing;
specific mortality among participants and 2013.
non-participants of population based 13. Lepine, Jean Pierre, Mike Briley. The
health surveys: a comprehensive follow increase burden of depression.
up of 54 372 Finnish men and women. J Neuropsychiatr Dis trear. 2011; 7(Suppl
Epidemiol Community 1):S3-7.
Health.2005;59(4):310. 14. Spellicy. The MTHFR C677T Variant is
6. Morling JR, Balkau B, Wild SH. Diabetes in Associated with responsiveness to
women: a life-course approach. J sage disulfiram treatment for Cocaine
[internet].2013 [diakses tanggal 25 dependency.Front
november 2015]; 19(1):87-95. Tersedia Psychiatry.2013;14(3):109.
dari: 15. Sadock, Benjamin James, Virginia Alcott
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2 Sadock. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
3761316 Psychiatry Tenth Edition. Philadelphia:
7. Perusicová J. Women and diabetes. Vnitr Lippincolt Williams and Willkins; 2010.
Lek. 2002;48(12):1098-102.

Majority | Volume 4 | Nomor 9 | Desember 2015 |77

You might also like