Professional Documents
Culture Documents
MAgnet
MAgnet
I. Pengertian Magnet
Dalam kehidupan sehari-hari,seringkali kita menemukan benda yang disebut dengan
“magnet”, baik dalam piranti elektronika maupun barang-barang rumah tangga lainnya. Hal ini
dikarenakan kerja alat-alat tersebut sangat bergantung pada keberadaan magnet.
Magnet adalah suatu benda atau bahan yang dapat menghasilkan atau menimbulkan garis-
garis gaya magnet, sehingga dapat menarik besi, baja, atau benda-benda lainnya. Ditinjau dari
proses pembuatan atau, maka magnet dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu magnet alam dan
magnet buatan.
A. Magnet alam
Magnet alam terdapat di dalam tanah yang berupa bijih besi magnet dalam bentuk besi
oksida. Pertama kali ditemukan di Magnesia dan dipergunakan pertama kali oleh bangsa China.
Anggapan atau perkiraan bahwa bumi adalah sebuah magnet besar, dengan kutub-kutub
magnet dan sebuah khatulistiwa magnet (magnet equator ), mula-mula dibuat oleh Sir William
Gilbert (1544-1603), seorang tabib Ratu Elizabeth I. Gilbert membuat terella (bumi kecil) berbentuk
bola yang kecil dari batu magnet yang terdapat di alam (secara harfiah “batu utama” atau kompas)
dan menelusuri garis-garis kemagnetannya. Pada jaman navigasi (pelayaran) dan eksplorasi tersebut
ada keinginan untuk menyelidiki kompas dan kemagnetan bumi.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Hans Christian Oersted (1771-1851), Karl Fredrick
Gause (1777-1855), dan James Clerk Maxwell (1831-1879).
B. Magnet buatan
Magnet buatan (artificial magnet) dapat dibuat dari bahan-bahan feromagnetik seperti
Kobalt, paduan baja dengan nikel, dll. Sedangkan cara pembuatannya adalah:
1. Dengan cara menggosok; Caranya adalah menggosok-gosokan magnet pada bahan yang
akan dijadikan magnet dengan arah yang sama (tidak boleh bolak-balik) sampai menjadi
magnet.
2. Menggunakan arus listrik; Caranya adalah melilitkan kawat yang dialiri arus listrik searah
pada bahan yang akan dijadikan magnet. Dalam hal ini kuat medan magnet yang terjadi akan
ditentukan oleh banyaknya lilitan dan kuat arus yang mengalir.
II. Bahan-bahan Magnet
Kemagnetan suatu bahan ditentukan oleh spin elektron dan gerak elektron mengelilingi inti.
Spin elektron membentuk momen magnetik yang merupakan magnet-magnet kecil. Spin elektron
tersebut berpasangan dan tidak menimbulkan sifat kemagnetan, karena arah spinnya berlawanan
sehingga saling meniadakan. Spin elektron yang tidak berpasangan bersifat sebagai magnet kecil.
Sebuah magnet merupakan gabungan dari spin elektron (magnet-magnet kecil) yang arah spin
(utara-selatan)-nya sama.
Bahan-bahan yang didekatkan dengan magnet memiliki respon yang berbeda. Ada bahan
yang ditarik oleh magnet dengan sangat kuat dan ada yang lemah, dan ada yang ditolak.
Berdasarkan respon bahan terhadap suatu gaya magnet, maka kita kelompokkan menjadi 3 jenis,
yaitu bahan feromagnetik, bahan paramagnetik, dan bahan diamagnetik.
A. Bahan Feromagnetik
Bahan yang mudah sekali ditarik oleh magnet seperti besi, nikel, kobalt, dan baja disebut
bahan feromagnetik. Bila berada dalam medan magnetik, bahan ini akan menarik banyak sekali
garis-garis gaya medan magnetik luar.
Sekelompok spin elektron yang bertetangga dan searah membentuk daerah khusus yang
dinamakan domain magnet. Sekeping bahan feromagnetik mengandung banyak domain yang arah
momen magnetnya acak, sehingga tidak bersifat sebagai magnet. Akan tetapi, apabila medan
magnetik luar diterapkan, domain magnet dapat berotasi sehingga seluruhnya menunjuk dalam arah
yang sama dan bahan menjadi magnet. Jika medan magnet luar dihilangkan, sebagian domain
magnet kembali menunjukkan arah yang acak.
Bahan feromagnetik keras, sisa magnetiknya sangat kuat karena hanya sedikit domain yang
kembali ke arah yang acak. Bahan ini digunakan untuk membuat magnet permanen. Bahan
feromagnetik lunak, sisa magnetiknya sangat lemah karena hampir seluruh domain kembali kearah
yang acak. Bahan ini sering digunakan sebagai Head VCR dan disk drive komputer. Pita kaset dan
disket sendiri merupakan bahan feromagnetik keras agar dapat menyimpan data lebih lama. Bahan
feromagnetik memiliki permeabilitas yang jauh lebih besar daripada permeabilitas vakum (
).
B. Bahan paramagnetik
Bahan yang sedikit menarik garis-garis meda magnetik luar seperi aluminium, platina, dan
kayu dinamakan bahan paramagnetik. Perbedaan bahan paramagnetik dengan bahan ferromagnetik
adalah tidak adanya domain magnet dalam bahan paramagnetik. Seluruh spin elektron
menunjukkan arah acak. Apabila medan magnetik luar diterapkan, spin elektron tidak akan
membentuk momen magnet yang searah tanpa suhu yang sangat dingin. Bahan paramagnetik
memiliki permeabilitas yang hanya sedikit lebih besar daripada permeabilitas vakum ( > ).
Penggunaan bahan paramagnetik adalah untuk memperkecil panas sebagai akibat adanya
kerugian arus pusar/ arus Eddy dan memperkecil pengaruh/ menutupi alat-alat yang tidak boleh
terkena gelombang elektromagnetik, misalnya sebagai “shielding” (perisai) pada alat-alat elektronik.
C. Bahan Diamagnetik
Bahan yang sedikit menolak garis-garis gaya magnetik luar seperti tembaga, bismuth, emas,
seng, dan sebagainya dinamakan bahan diamagnetik. Bahan diamagnetik memiliki permeabilitas
Contoh soal : Sebuah kawat lurus 5,0 cm dialiri arus listrik 3,0 A. Kawat tersebut berada di dalam
medan magnet sebesar 10-3 weber/m2 yang memiliki arah
Jawab:
dF = I dL x B
Hasil integrasi persamaan di atas adalah F = I L x B (B konstan), jadi besarnya gaya magnetik yang
bekerja pada kawat :
F = I L B sin θ = 3,0 . 0,05 . 10-3 sin 30o = 7,5 x 10-5 N
Arah dari gaya tersebut masuk ke dalam bidang kertas ini.
D. Hukum Ampere.
Sebelum kita membahas hukum Ampere ada baiknya kita diskusikan dulu mengenai
konvensi tanda yang akan digunakan dalam Hukum Ampere. Pandang sebuah lintasan tertutup L,
luas yang dilingkupi oleh lintasan L adalah S (S adalah sebuah permukaan terbuka). Permukaan ini
dapat dibagi menjadi elemen-elemen luas dS.
Sekarang pandang aturan integral berikut :
∫ A1 . dl = ∫ A2 . dS ………………………………………(pers-13)
Dimana A1 dan A2 adalah dua buah medan vektor. Integral ∫ A1 . dl dilakukan untuk seluruh lintasan
L, integral ∫ A2 . dS dilakukan pada daerah S yang dibatasi oleh L. Ada dua hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan bentuk pers-13 :
1. Bagaimana memilih vektor dl! dl menyinggung lintasan L, arahnya ada dua kemungkinan. Arah ini
menentukan tanda ∫ A1 . dl
2. Bagaimana memilih vektor dS! dS memiliki arah normal, arahnya ada dua kemungkinan.
Berdasarkan gambar (5.6) di atas, kita gunakan konvensi sebagai berikut
Jika dl berlawanan arah dengan jarum jam sepanjang L, kita pilih dS dengan arah normal keluar
bidang kertas ini.
Jika dl searah jarum jam sepanjang L, kita pilih dS dengan arah normal masuk bidang kertas ini.
Sekarang perhatikan hukum Biot-Savart persamaan-11! Mengingat definisi rapat arus adalah J = I/A
(A adalah luas penampang lintang kawat berarus), maka kita dapat menulis
I dl = J dV ………………………………..………………(pers-14)
Dimana dV = A dl, jadi persamaan-11 dapat ditulis kembali menjadi
B = ∫ (µo J x r )dV/(4πr3) ……………….……………….(pers-15)
Berdasarkan analisa vektor dapat ditunjukkan bahwa
V x B = µo J ………………………….………………….(pers-16)
Kemudian terapkan persamaan-16 ke dalam teorema Stokes ∫ B . dl = ∫ (V x B) . dS Diperoleh
∫ B . dl = µo I …………………………..…………………(pers-17)
Bentuk yang lebih umum yang dikenal dengan Hukum Ampere ditulis sebagai berikut:
∫ LB . dl = µo ∑ I ………………………..………………..(pers-18)
dimana ∑ I adalah jumlah arus yang menembus daerah yang dibatasi lintasan tertutup L. Persamaan-
18 biasanya digunakan untuk menghitung besar medan magnet dimana arah dari medan magnet
diketahui melalui hukum Biot-Savart. Dan lebih lanjut bahwa persoalan hukum Ampere adalah
persoalan bagaimana memilih lintasan tertutup yang sesuai. Pedoman sederhana dalam
menentukan lintasan tertutup (lintasan Ampere) yaitu
Setelah lintasan Ampere dipilih persoalan selanjutnya adalah menentukan jumlah arus yang
dilingkupi oleh lintasan tersebut.
http://elektro63.blogspot.co.id/2012/01/magnet.html 6.25