You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan
masyarakat, sehingga membawa berbagai manfaat terhadap masyarakat setempat dan
sekitarnya. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energy dobrak yang luar biasa, yang
mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya.
Pariwisata mempunyai banyak manfaat bagi masyarakat bahkan bagi Negara sekalipun,
manfaat pariwisata dapat dilihat dari berbagai aspek /segi manfaat yaitu dari segi social
budaya, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan serta peluang kesempatan berbisnis. Salah satu
contohnya adalah bisnis pariwisata.
Bisnis pariwisata sangat berpengaruh bagi masyarakat, daerah setempat, serta sangat
berpengaruh bagi Negara. Karena pariwisata yang banyak bisa menghasilkan pendapatan
Negara. Misalkan jasa Travel yang sangat banyak diminati oleh para pebisnis. Karena adanya
pariwisata, mereka bisa menyewakan jasanya kepada masyarakat asing untuk mengantar ke
hotel maupun keliling daerah yang ia kunjungi. Serta masyakrakat yang berjualan di pasar.
Mereka bisa menjual hasil – hasil kerajinan untuk dijual belikan kepada masyarakat Asing
sebagai buah tangan setelah mereka berkunjung ke tempat pariwisata. Dari situlah kita dapat
mengetahui betapa besar pengaruh pariwisata dengan pendapatan Negara. Dari segi
pendapatan, banyak masyarakat yang dapat membuka bisnis.

1.2 Pokok Bahasan


Ada pun pokok bahasan dari paper ini yaitu :
1) Definisi dan tujuan dari bisnis pariwisata
2) Rupa Bisnis pariwisata
3) Definisi bisnis pariwisata
4) Bisnis pariwisata dan manajemen
5) Prospek bisnis pariwisata

BAB II
1
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Tujuan Bisnis Pariwisata


2.1.1 Definisi Bisnis Pariwisata
Menurut peninjauan secara etimologis, istilah pariwisata berasal dari bahasa
sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu "pari dan "wisata". Pari berarti
berulang-ulang atau berkali-kali, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian.
Jadi pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berulang ulang. Pariwisata
tidak hanya bisa diartikan secara etimologis saja, tetapi terdapat pendapat dari para ahli
diantaranya:
1) Hunziker dan Krapf (Bapak Ilmu Pariwisata)
Pariwisata adalah sejumlah hubungan dan gejala yang dihasilkan
dari tinggalnya orang-orang asing, asalkan tinggalnya mereka itu tidak
menyebabkan timbulnya tempat tinggal serta usaha-usaha yang bersifat
sementara atau permanen sebagai usaha mencari kerja penuh (Musanef, 1996:
11).
2) Hans Buchi
Pariwisata adalah peralihan tempat untuk sementara waktu dan
mereka yangmengadakan perjalanan tersebut memperoleh pelayanan dari
perusahaanperusahaan yang bergerak dalam industri pariwisata (Musanef,
1996: 11).
3) Robert Mc. Intosh Shashi Kant Cupta
Pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi
wisatawan, bisnis, pemerintah serta masyarakat tuan rumah dalam proses
menarik dan melayani wisatawan ini serta penunjang lainnya. (Musanef,
1996: 11).
4) Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan obyek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait di bidang
itu. Pengertian ini mengandung lima unsur yaitu:
(1) unsur manusia (wisatawan)
2
(2) unsur kegiatan (perjalanan)
(3) unsur motivasi (menikmati)
(4) unsur sasaran (obyek dan daya tarik wisata)
(5) unsur usaha (Musanef, 1996: 13).
Dan pengertian diatas terdapat beberapa hal yang penting yaitu :
a. Perjalanan itu dilakukan untuk sementara waktu.
b. Perjalanan itu dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain.
c. Perjalanan itu, walaupun apa bentuknya harus selalu dikaitkan
dengan bertamasya dan rekreasi, melihat dan menyaksikan atraksi-atraksi
wisata.
d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah
di tempat/daerah yang dikunjungi dan semata-mata sebagai konsumen
di tempat tersebut, dengan mendapat pelayanan (Musanef, 1996: 12).

5) Menurut James. J. Spillane (1987: 20)


Pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanandengan tujuan mendapatkan
kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan,
menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, dan lain-lain. Defenisi
yang luas pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ke tempat lain,
bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha
mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan
hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Suatu perjalanan akan
dianggap sebagai perjalanan wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang
diperlukan, yaitu bersifat sementara, bersifat sukarela(Voluntary) dalam anti
tidak terjadi karena paksaan, dan tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan
upah.

Berdasarkan pengertian beberapa ahli diatas disimpulkan pengertian Pariwisata


adalah kegiatan dimana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah (bepergian)
atar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana orang
tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.
3
Bisnis Pariwisata, semula diawali oleh adanya need, atau kebutuhan untuk
mengisi leisure time, yang muncul dari tradisi holiday sejak peradaban lama di Eropa.
Holy-Day yang awalnya berarti hari suci, yaitu hari yang banyak kaitannya dengan
keagamaan pada waktu itu. Akibat pada hari raya itu banyak dilakukan acara
keagamaan yang menghabiskan waktu khusus, sehingga ditetapkan hari-hari suci itu
sebagai hari libur.
Pada hari libur itu, orang-orang melepaskan diri (escape) dari kesibukan rutin,
pergi ke tempat-tempat suci, kemudian dilanjutkan ke tempat rekreasi, melakukan
kegiatan yang bersifat leisure. Dari fenomena inilah kemudian berkembang kegiatan
wisata sehingga pemahaman antara holiday dan travelling seakan menjadi satu kesatuan
yang memiliki arti sama. Adanya faktor season (musim), menyebabkan terjadinya
pergeseran arti dalam pemaknaan holiday, sehingga mereka-mereka yang memasuki
musim-musim tertentu akan memilih holiday untuk berwisata ke Negara - negara
tropis, misalnya. Jadi, holy day dan perkembangannya, menjadi acara berlibur yang
dilanjutkan dengan kegiatan traveling. Holy-Day adalah tonggak paling penting yang
mendanai awal perkembangan industri perjalan yang kita kenal sekarang ini sebagai
pariwisata.

2.1.2 Tujuan Bisnis Pariwisata


1) Dalam bisnis pariwisata untuk mencapai profit maksimum melalui peningkatan
pendapatan dilakukan dengan menetapkan kebijakan diskriminasi harga.
2) Kebijakan diskriminasi harga umumnya menunjukkan suatu tingkatan monopoli
yang dapat meningkatkan supernormal profit.
3) Akan tetapi dalam bisnis pariwisata hal tersebut lebih cenderung menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam melakukan segmentasi pasar.
4) Meningkatkan devisa negara.
5) Meperkenalkan keindahan alam dan kebudayaan tempat pariwisata tersebut
kepada para turis.

2.2 Rupa Bisnis Pariwisata


1) Menurut asal wisatawan
Pertama-tama perlu diketahui wisatawan itu berasal dari dalam atau luar negeri. Kalau
asalnya dari dalam negeri berarti sang wisatawan hanya pindah tempat sementara di
dalam lingkungan wilayah negerinya sendiri dan selamaia mengadakan perjalanan, maka
4
disebut pariwisata domestik, sedangkan kalau ia datang dari luar negeri disebut
pariwisata internasional.
2) Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa mata uang asing. Pemasukan
valuta asing ini berarti memberi dampak positif terhadap neraca pembayaran luar negeri
suatu negara yang dikunjunginya, yang disebut pariwisata aktif. Sedangkan kepergian
seorang warganegara ke luar negeri memberikan dampak negatif terhadap neraca
pembayaran luar negerinya, disebut pariwisata pasif.
3) Menurut jangka waktu kedatangan
Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau negara diperhitungkan pula menurut
waktu lamanya ia tinggal di tempat atau negara yang ia kunjungi. Hal ini menimbulkan
istilah-istilah pariwisata jangka pendek dan pariwisata jangka panjang, yang mana
tergantung pada ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh suatu negara untuk
mengukur pendek atau panjangnya waktu yang dimaksudkan.
4) Menurut jumlah wisatawan
Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatawan yang datang, apakah sang
wisatawan datang sendiri atau rombongan. Maka timbulah istilah-istilah pariwisata
tunggal dan pariwisata rombongan.
5) Menurut alat angkut
Menurut alat angkut yang dipergunakan dilihat dari segi penggunaan yang dipergunakan
oleh sang wisatawan, maka kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara, pariwisata
laut, pariwisata kereta api dan pariwisata mobil, tergantung apakah sang wisatawan tiba
dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api atau mobil.

2.3 Potensi Bisnis Pariwisata


1) Bisnis Penginapan
Setiap wisatawan akan membutuhkan tempat untuk beristirahat atau menjadi homebase
mereka ketika hendak berkeliling ke objek-objek wisata yang dekat. Anda tidak perlu
berpikir besar dengan membangun hotel mewah dengan fasilitas yang lengkap.
Mengapa? Saat ini sedang marak cara berlibur ala backpacker, yang tentu saja mereka
membawa uang dalam jumlah yang terbatas. Untuk itulah penginapan dengan harga
terjangkau dan fasilitas sederhana justru lebih banyak diminati. Namun jika Anda hanya
memiliki rumah area di sekitar tempat wisata, bisa juga dimanfaatkan sebagai Homestay.
Ini adalah sebuah model penginapan dengan menyediakan fasilitas lebih lengkap dan

5
terkadang pemilik rumah dapat menghuni serta berbaur dengan para tamu. Maka anda
memang perlu memilih dengan matang, konsep penginapan seperti apa yang akan anda
tawarkan kepada para wisatawan.
2) Bisnis Interior
Bisnis ini berkaitan erat dengan peluang bisnis yang pertama. Apa yang dijual oleh
pengusaha penginapan? Tentu saja tempat, jasa, dan fasilitas yang mereka sediakan untuk
wisatawan. Interior ruangan yang tepat akan menghasilkan daya tawar yang tinggi bagi
bisnis penginapan. Sebagai contoh, ketika anda atau ada orang lain membangun semacam
penginapan di daerah lereng Gunung Merbabu yang kental dengan nuansa Jawa, apa
interior yang tepat untuk memberikan nilai lebih bagi penginapan tersebut? Kalau kita
bayangkan, kamar serba putih dengan lampu mewah tentu saja bukan interior yang tepat.
Maka kuras kreativitas anda dengan memberikan interior yang tepat, dimulai dari bahan
baku, desain, pencahayaan, suasana, dan sebagainya. Jika kultur yang dominan adalah
Jawa, maka sediakan tempat air dari kendi, tempat tidur dengan hiasan ukiran, lampu
listrik yang dibuat bak lampu minyak, dupa sebagai pengharum ruangan, dan sebagainya.

3) Bisnis Kuliner
Kita tentu tahu bahwa siapapun membutuhkan makanan. Dimana pun usaha kuliner
selalu cocok, baik itu di kawasan industri, pertambangan, bandara maupun di pemukiman
kumuh. Jadi jika ditempat-tempat demikian cocok, tentunya di daerah wisata akan lebih
cocok lagi. Tetapi Anda harus menyesuaikan dengan tradisi dan budaya setempat. Tidak
hanya itu, dalam konteks pariwisata kita harus mampu menyuguhkan jenis makanan yang
khas dari daerah tempat wisata tersebut. Barangkali anda langsung berpikiran untuk
membuat makanan khas dari suatu daerah lalu dijadikan oleh-oleh? Itu adalah ide bagus.
Namun, menurut beberapa pakar bisnis, ide tersebut terlalu sederhana. Jika akses modal
anda cukup besar, anda bisa bekerja sama dengan penginapan atau homestay yang ada.
Buatlah sebuah konsep makan yang dengan sensasi berbeda yang dialami wisatawan,
misalnya, dengan menyediakan meja makan di dekat dapur. Jadi wisatawan dapat melihat
langsung bagaimana makanan tersebut diolah. Selain memberikan pengetahuan, interaksi
dengan penduduk lokal semacam ini akan menjadi nilai lebih bagi para wisatawan.
6
4) Bisnis Penyewaan Kendaraan
Salah satu keluhan dari para wisatawan yang berlibur tanpa menggunakan jasa
perusahaan perjalanan adalah transportasi. Pemerintah kita masih banyak yang belum
mampu memberikan fasilitas yang baik untuk memberikan kemudahan bagi wisatawan
untuk beprindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Di sisi lain, ini adalah
peluang besar bagi anda. Bisnis sewa kendaraan baik itu kendaraan roda empat dan roda
dua sepertinya sangat masuk akal di daerah yang dekat dengan tempat wisata. Bagaimana
tidak? Akan banyak orang yang membutuhkan akses kendaraan pribadi ketika mereka
sedang tidak membawa dari rumah karena terlalu jauh. Terutama untuk wisatawan asing
dari luar negeri. Bisnis penyewaan kendaraan juga sangat erat kaitannya dengan bisnis
traveling, dimana Anda bisa menyediakan jasa antar jemput para turis dari lokasi wisata
ke hotel atau mungkin ke tempat lain.
5) Bisnis Penjualan Souvenir
Souvenir adalah barang khas yang anda beli di tempat wisata. Biasanya souvenir tersebut
dibeli untuk nanti diberikan kepada kerabat ketika kita sudah kembeli kepada aktivitas
normal. Namun lebih daripada itu, souvenir akan mengingatkan kita bahwa kita pernah
mengunjungi suatu tempat. Nah, ini adalah peluang besar yang bisa anda kembangkan.
Souvenir ini bisa saja berupa gantungan kunci, dompet, kain, kaos, tas, topi, kerajinan
tangan, mainan, dan masih banyak lagi barang yang bisa anda eksplor untuk digunakan
sebagai souvenir. Barangkali oleh-oleh yang berupa makanan adalah pilihan yang juga
menarik. Namun ingat, makanan memiliki masa kadaluarsa yang relatif lebih singkat
daripada ketika anda membeli souvenir.

6) Bisnis Jasa Penerjemah dan Tour Guide


Tidak setiap warga di daerah wisata bisa berbahasa asing, minimal bahasa Inggris.
Padahal seharusnya untuk memudahkan berkomunikasi dengan wisatawan asing, mereka
minimal bisa berbahasa Inggris dasar untuk percakapan sehari-hari. Maka, jasa
penerjemah biasanya sangat dibutuhkan oleh para wisatawan asing yang berkunjung ke
Indonesia. Untuk banyak keperluan mereka memang sangat membutuhkan jasa
penerjemah. Selain itu jasa ini juga berkaitan dengan jasa tour guide dimana tentunya
para turis ingin mengetahui apa yang mereka kunjungi. Ini adalah peluang bisnis yang
7
menggiurkan. Anda bisa berbisnis dengan membuka agen tour guide dan jasa
penerjemah. Untuk itu anda pertama-tama memang harus menguasai terlebih dahulu
narasi dan cerita-cerita di balik tempat wisata yang dikunjungi oleh wisatawan. Dengan
menguasai informasi lebih baik, anda bisa bercerita lebih banyak kepada wisatawan, dan
bisa jadi anda direkomendasikan oleh wisatawan itu kepada teman-temannya ketika kelak
sudah pulang kembali ke negaranya.
7) Bisnis Jasa Fotografi/Videografi
Barangkali kini setiap orang memiliki kamera pada gadget mereka untuk mengabadikan
tiap kenangan indah yang mereka lalui ketika berwisata. Namun, apakah itu lalu
mematikan peluang bisnis fotografi pada daerah wisata? Nyatanya tidak, lantaran selalu
ada batasan-batasan yang dimiliki oleh wisatawan untuk mengabadikan momen anda
sendiri. Keterbatasan itu misalnya pada kualitas kamera supaya terlihat indah, sudut
pengambilan, spot yang menarik, dan sebagainya. Dengan bermodalkan kamera digital
SLR atau jenis lain dengan kualitas profesional, anda bisa menawarkan jasa sebagai
fotgrafer atau videografer. Anda bisa menawarkan jasa tersebut dalam paket wisata, atau
anda bisa langsung menawarkan kepada wisatawan. Jika anda fokus pada foto, upayakan
anda bisa langsung mencetak hasil foto tersebut dengan kualitas yang baik.
8) Bisnis Event Organizer
Tempat wisata seringkali tidak hanya menjadi tempat berwisata saja tanpa ada agenda
lain. Tak jarang orang yang mengadakan sebuah acara atau kegiatan di daerah tempat
wisata baik itu pertemuan bisnis, pernikahan, reuni, launching produk dan lain-lain. Jadi
jasa event organizer sepertinya cukup dibutuhkan. Anda tentu saja perlu melakukan
banyak persiapan untuk membangun bisnis ini. Misalnya, pertama-tama anda perlu
menyusun konsep-konsep acara yang jelas sehingga bisa anda tawarkan kepada calon
klien anda. Lalu anda menjalin komunikasi dan kerjasama yang sangat baik dengan
pengusaha restoran atau mereka yang memiliki tempat untuk pertemuan (hotel,
penginapan, dsb.), bekerjasamalah juga dengan pengusaha suvenir yang ada di daerah
tersebut. Lalu untuk menambah kehangatan budaya, ajaklah pelaku seni daerah untuk
perform di jeda acara tersebut. Persiapan-persiapan yang matang ini akan membuat bisnis
anda makin memiliki nilai lebih.

8
2.4 Bisnis Pariwisata dan Manajemen
Bisnis pariwisata dewasa ini memang memberikan kecerahan bagi pergerakan roda
ekonomi nasional. Investasi pada bisnis penyedia jasa traveling, bisnis perhotelan,
souvenir, transportasi darat, laut dan udara, sampai dunia perbankan pun turut terimbasi
bisnis pariwisata ini. Dampak lain dari maraknya industri pariwisata ini adalah terserapnya
tenaga kerja lokal. Singkatnya bisnis pariwisata cukup memberikan angin segar bagi
ekonomi nasional, terlebih pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada penyediaan
devisa melalui pajak dalam negeri. Sampai saat ini lebih kurang 76 persen pendapatan
nasional berasal dari penerimaan pajak. Bisa dibayangkan dampak yang ditimbulkan
bilamana sektor riil, termasuk bisnis pariwisata ini lumpuh, maka tidaklah mengherankan
jika sebagian besar roda ekonomi nasional pun terkena dampaknya.Dalam bisnis anda bisa
mencurahkan energi untuk menjaring wisatawan domestic dan mancanegara, memberi
diskon super murah tapi tetap memelihara lingkungan, budaya, keramahan, pelayanan dan
membangun sumber daya manusia yang unggul, maka bukan saja pelanggan akan datang
tapi juga tidak sabarmemberi tahu teman mereka betapa bagusnya kepribadian, lingkungan,
batin dan pesona bisnis pariwisata Indonesia Dalam bisnis pariwisata, diperlukan
manajemen yang baik. Unsur keputusan yang cepat dan cerdas dalam inovasi manajemen
sering berperan membantu perusahaan mengembangkan keunggulan yang bertahan lama.
Tampaknya tak ada faktor yang mencerminkan instrumen yang sama dalam menjamin
keberhasilan persaingan jangka panjang. Artinya setiap pelaku bisnis pariwisata memiliki
inovasi manajemen dengan teknik dan keunggulannya masing-masing. Pelaku bisnis
pariwisata di Indonesia harus melakukan inovasi yang dapat bersaing dengan negara –
negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih banyak.
Sebenarnya mengenai pengelolaan (manajemen) sistem pariwisata memerlukan
pembahasan yang komprehensif dan detail, yang layak untuk menjadi sebuah buku
tersendiri. Dalam pembahasan ini manajemen hanya akan dibahas dalam beberapa
aspeknya saja.
Pengelolaan (manajemen), menurut Leiper (1990:256), merujuk kepada seperangkat
peranan yang dilakukan oleh seserang atau sekelompok orang atau bisa juga merujuk
kepada fungsi-fungsi yang melekat pada peran tersebut. Fungsi-fungsi manajemen tersebut
adalah sebagai berikut :
9
1) Planning perencanaan);
2) Directing (mengarahkan);
3) Oranizing (termasuk coordinating);
4) Controlling (pengawasan)
Sedangkan Druc-ket mengartikan manajemen sebagai berikut :
“…….the specifik tool, the specific function, the specific instrument, to make institutions
capable of producing result……(T) he critical functions in tourism management are
planning, coordination and control” (Richardson & Fluker, 2004: 178)
Follet (1960, dalam Leiper, 1990: 256) menekankan bahwa koordinasi merupakan
fungsi utama dan terpenting yang harus dipisahkan dan memerlukan pembahasan tersendiri.
Fungsi koordinasi merujuk kepada fungsi seorang manajer untuk menterjemahkan sebuah
informasi, seperti perencanaan dan pengawasan, dan mengaplikasikan informasi tersebut
secara sistematis ke dalam semua fungsi manajerial yang diterjemahkan secara nyata dalam
kegiatan pengarahan (directing), perencanaan (planning), dan pengawasan (controlling).
Manajemen yang baik dan efektif memerlukan penguasaan atas orang-orang yang
akan dikelola. Di tingkat individual, orang akan mudah mengatur hidupnya begitu ia bisa
mandiri. Di tingkat sosial, subyek manajemen adalah organisasi dan kumpulan organisasi
yang merupakan :
“…….grouping of people working in a prescribed or structured fashion towards
predetermined ends….management involves the conscious integration of organizational
activity to achieve chosen ends” (Thompson dan Thompson, 1989 dalam Leiper, 1990:257)
Seorang manajer dapat mengelola input, proses, dan output dari sistem organisasinya
namun tidak dapat mengelola dan mengontrol faktor-faktor yang berada di luar organisasi
meski faktor-faktor tersebut ikut menentukan bagaimana organisasi tersebut berjalan. Jadi
cakupan dan limit dari manajemen tergantung pada sistem organisasi di mana kekuasaan
manajerial diaplikasikan
Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan yang
menenkankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosil yang
memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi
kesejahteraan komunitas lokal. Menurut Cox (1985, dalam Dowling dan Fennel, 2003: 2),
pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
10
1) Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada kearifan
lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya
dan keunikan lingkungan
2) Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis
pengembangan kawasan pariwisata
3) Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya
local
4) Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan
local
5) Memberkan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan
pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi sebaliknya
mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata tersebut jika
melampui ambang batas (carrying cpacity) lingkungan alam atau akseptabilitas
sosial walaupun di sisi lain mampuningkatkan pendapatan masyarakat.

2.5 Prospek Bisnis Pariwisata


Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan
cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat.
Prospek industri pariwisata Indonesia diprediksikan WTO akan semakin cemerlang, dengan
perkiraan pada tahun 2010 akan mengalami pertumbuhan hingga 4,2% per tahun. Selain itu
sektor industri pariwisata nasional memberikan kontribusi nasional bagi program
pembangunan. Sebagai contoh, pada tahun 1999 sektor pariwisata menghasilkan devisa
langsung sebesar US$ 4,7 juta, serta menyumbang 9,61% pada PDB dan menyerap 8%
angkatan kerja nasional (6,6 juta orang) pada tahun yang sama. Selain faktor-faktor di atas,
industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata memberikan efek
berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar pariwisata.
Berangkat dari pemahaman bahwa model yang digunakan untuk pengembangan
kawasan wisata adalah model terbuka maka berarti tidak tertutup kemungkinan akan terjadi
kontak antara aktivitas kepariwisataan dengan aktivitas masyarakat sekitar kawasan wisata.
Kontak-kontak ini tidak bisa dibatasi oleh kekuatanapapun apalagi ditunjang dengan adanya
sarana pendukung yang memungkinkan mobilitas masyarakat.Kontak yang paling mungkin
11
terjadi adalah kontak antara masyarakat sekitar dengan pengunjung atau wisatawan.
Masyarakat sekitar berperan sebagai penyedia jasa kebutuhan wisatawan. Kontak ini
apabila terjadi secara massif akan mengakibatkan keterpengaruhan pada perilaku, pola
hidup dan budaya masyarakat setempat. Misalnya bagaimana terjadinya pergeseran kultur
kehidupan masyarakat sekitar kawasan Candi Borobudur yang semula berbasis dengan
aktivitas kehidupan agraris (bertani) bergeser menjadi masyarakat pedagang dan penjual
jasa. Pariwisata dengan segala aktivitasnya memang telah mampu memberikan pengaruh
yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial maupun
budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para pengambil kebijakan sektor
pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola pengembangan kawasan wisata agar
masyarakat sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata lainbagaimana
membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan aktif masyarakat
sebagaisubyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekedar sebagai obyek.
Faktor kemanusiaan dan entitas budaya lokal tidak boleh diabaikan, artinya kehidupan
masyarakat tidak boleh tercerabut dari akar budayanyanya karena adanya penekanan segi
komersial dari tourism.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
1) Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah
(bepergian) atar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana
orang tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.
2) Bisnis pariwisata mempunyai beberapa tujuan, salah satunya untuk meningkatkan devisa
negara dan memperkenalkan keindahan alam Indonesia.
3) Bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan,
menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah
wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan.
4) Indonesia mempunyai potensi pariwisata yang besar, terutama di daerah Bali. Ada
beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata yang patut di coba, diantaranya :
bisnis penginapan, bisnis rumah makan muslim, bisnis layanan bahasa, dan bisnis
transportasi,
5) Setiap pelaku bisnis pariwisata harus memiliki inovasi manajemen dengan teknik dan
keunggulannya masing-masing agar dapat bersaing dengan negara – negara lain dalam
bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih banyak.
6) Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan
cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan

13
masyarakat. Industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata
memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar
pariwisata. Pariwisata dengan segala aktivitasnya juga telah mampu memberikan
pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial
maupun budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para pengambil
kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola pengembangan
kawasan wisata agar masyarakat sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata
lain bagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan
aktif masyarakat sebagai subyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekedar
sebagai obyek.

3.2 Saran
Kita tahu disini bahwa sektor pariwisata sangatlah menjanjikan. Selain mampu untuk
menaikkan devisa negara, pariwisata juga mampu untuk menaikkan taraf hidup masyarakat.
Disini kita sebagai salah satu elemen dari pariwisata haruslah mampu untuk
mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas kita agar suatu bisnis pariwisata dapat
berkualitas dan menjamin mutunya demi terciptanya sinergi yang baik antara pelaku
pariwisata dengan wisatawan. Serta peranan pemerintah juga sangat diperlukan untuk ikut
mengawasi dan menjaga pariwisata dan perkembangannya agar selaras dengan tujuan yang
diinginkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mill, Robert Christie, 2000, Tourism The International Business, Edisi Bahasa Indonesia,
Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Sudibya, Adnyana, 2013. Bahan Ajar Bisnis Pariwisata, Denpasar, FE Unud.

Pitana, I Gede., 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi

Surya Diarta, I Ketut., 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi

http://pustakabakul.blogspot.com/2013/06/pengertian-pariwisata.html

https://www.scribd.com/doc/50091657/9/Bentuk-Pariwisata

15

You might also like