Professional Documents
Culture Documents
Bab I - Bab Iii
Bab I - Bab Iii
PENDAHULUAN
BAB II
1
PEMBAHASAN
5
terkadang pemilik rumah dapat menghuni serta berbaur dengan para tamu. Maka anda
memang perlu memilih dengan matang, konsep penginapan seperti apa yang akan anda
tawarkan kepada para wisatawan.
2) Bisnis Interior
Bisnis ini berkaitan erat dengan peluang bisnis yang pertama. Apa yang dijual oleh
pengusaha penginapan? Tentu saja tempat, jasa, dan fasilitas yang mereka sediakan untuk
wisatawan. Interior ruangan yang tepat akan menghasilkan daya tawar yang tinggi bagi
bisnis penginapan. Sebagai contoh, ketika anda atau ada orang lain membangun semacam
penginapan di daerah lereng Gunung Merbabu yang kental dengan nuansa Jawa, apa
interior yang tepat untuk memberikan nilai lebih bagi penginapan tersebut? Kalau kita
bayangkan, kamar serba putih dengan lampu mewah tentu saja bukan interior yang tepat.
Maka kuras kreativitas anda dengan memberikan interior yang tepat, dimulai dari bahan
baku, desain, pencahayaan, suasana, dan sebagainya. Jika kultur yang dominan adalah
Jawa, maka sediakan tempat air dari kendi, tempat tidur dengan hiasan ukiran, lampu
listrik yang dibuat bak lampu minyak, dupa sebagai pengharum ruangan, dan sebagainya.
3) Bisnis Kuliner
Kita tentu tahu bahwa siapapun membutuhkan makanan. Dimana pun usaha kuliner
selalu cocok, baik itu di kawasan industri, pertambangan, bandara maupun di pemukiman
kumuh. Jadi jika ditempat-tempat demikian cocok, tentunya di daerah wisata akan lebih
cocok lagi. Tetapi Anda harus menyesuaikan dengan tradisi dan budaya setempat. Tidak
hanya itu, dalam konteks pariwisata kita harus mampu menyuguhkan jenis makanan yang
khas dari daerah tempat wisata tersebut. Barangkali anda langsung berpikiran untuk
membuat makanan khas dari suatu daerah lalu dijadikan oleh-oleh? Itu adalah ide bagus.
Namun, menurut beberapa pakar bisnis, ide tersebut terlalu sederhana. Jika akses modal
anda cukup besar, anda bisa bekerja sama dengan penginapan atau homestay yang ada.
Buatlah sebuah konsep makan yang dengan sensasi berbeda yang dialami wisatawan,
misalnya, dengan menyediakan meja makan di dekat dapur. Jadi wisatawan dapat melihat
langsung bagaimana makanan tersebut diolah. Selain memberikan pengetahuan, interaksi
dengan penduduk lokal semacam ini akan menjadi nilai lebih bagi para wisatawan.
6
4) Bisnis Penyewaan Kendaraan
Salah satu keluhan dari para wisatawan yang berlibur tanpa menggunakan jasa
perusahaan perjalanan adalah transportasi. Pemerintah kita masih banyak yang belum
mampu memberikan fasilitas yang baik untuk memberikan kemudahan bagi wisatawan
untuk beprindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Di sisi lain, ini adalah
peluang besar bagi anda. Bisnis sewa kendaraan baik itu kendaraan roda empat dan roda
dua sepertinya sangat masuk akal di daerah yang dekat dengan tempat wisata. Bagaimana
tidak? Akan banyak orang yang membutuhkan akses kendaraan pribadi ketika mereka
sedang tidak membawa dari rumah karena terlalu jauh. Terutama untuk wisatawan asing
dari luar negeri. Bisnis penyewaan kendaraan juga sangat erat kaitannya dengan bisnis
traveling, dimana Anda bisa menyediakan jasa antar jemput para turis dari lokasi wisata
ke hotel atau mungkin ke tempat lain.
5) Bisnis Penjualan Souvenir
Souvenir adalah barang khas yang anda beli di tempat wisata. Biasanya souvenir tersebut
dibeli untuk nanti diberikan kepada kerabat ketika kita sudah kembeli kepada aktivitas
normal. Namun lebih daripada itu, souvenir akan mengingatkan kita bahwa kita pernah
mengunjungi suatu tempat. Nah, ini adalah peluang besar yang bisa anda kembangkan.
Souvenir ini bisa saja berupa gantungan kunci, dompet, kain, kaos, tas, topi, kerajinan
tangan, mainan, dan masih banyak lagi barang yang bisa anda eksplor untuk digunakan
sebagai souvenir. Barangkali oleh-oleh yang berupa makanan adalah pilihan yang juga
menarik. Namun ingat, makanan memiliki masa kadaluarsa yang relatif lebih singkat
daripada ketika anda membeli souvenir.
8
2.4 Bisnis Pariwisata dan Manajemen
Bisnis pariwisata dewasa ini memang memberikan kecerahan bagi pergerakan roda
ekonomi nasional. Investasi pada bisnis penyedia jasa traveling, bisnis perhotelan,
souvenir, transportasi darat, laut dan udara, sampai dunia perbankan pun turut terimbasi
bisnis pariwisata ini. Dampak lain dari maraknya industri pariwisata ini adalah terserapnya
tenaga kerja lokal. Singkatnya bisnis pariwisata cukup memberikan angin segar bagi
ekonomi nasional, terlebih pengeluaran pemerintah sangat tergantung pada penyediaan
devisa melalui pajak dalam negeri. Sampai saat ini lebih kurang 76 persen pendapatan
nasional berasal dari penerimaan pajak. Bisa dibayangkan dampak yang ditimbulkan
bilamana sektor riil, termasuk bisnis pariwisata ini lumpuh, maka tidaklah mengherankan
jika sebagian besar roda ekonomi nasional pun terkena dampaknya.Dalam bisnis anda bisa
mencurahkan energi untuk menjaring wisatawan domestic dan mancanegara, memberi
diskon super murah tapi tetap memelihara lingkungan, budaya, keramahan, pelayanan dan
membangun sumber daya manusia yang unggul, maka bukan saja pelanggan akan datang
tapi juga tidak sabarmemberi tahu teman mereka betapa bagusnya kepribadian, lingkungan,
batin dan pesona bisnis pariwisata Indonesia Dalam bisnis pariwisata, diperlukan
manajemen yang baik. Unsur keputusan yang cepat dan cerdas dalam inovasi manajemen
sering berperan membantu perusahaan mengembangkan keunggulan yang bertahan lama.
Tampaknya tak ada faktor yang mencerminkan instrumen yang sama dalam menjamin
keberhasilan persaingan jangka panjang. Artinya setiap pelaku bisnis pariwisata memiliki
inovasi manajemen dengan teknik dan keunggulannya masing-masing. Pelaku bisnis
pariwisata di Indonesia harus melakukan inovasi yang dapat bersaing dengan negara –
negara lain dalam bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih banyak.
Sebenarnya mengenai pengelolaan (manajemen) sistem pariwisata memerlukan
pembahasan yang komprehensif dan detail, yang layak untuk menjadi sebuah buku
tersendiri. Dalam pembahasan ini manajemen hanya akan dibahas dalam beberapa
aspeknya saja.
Pengelolaan (manajemen), menurut Leiper (1990:256), merujuk kepada seperangkat
peranan yang dilakukan oleh seserang atau sekelompok orang atau bisa juga merujuk
kepada fungsi-fungsi yang melekat pada peran tersebut. Fungsi-fungsi manajemen tersebut
adalah sebagai berikut :
9
1) Planning perencanaan);
2) Directing (mengarahkan);
3) Oranizing (termasuk coordinating);
4) Controlling (pengawasan)
Sedangkan Druc-ket mengartikan manajemen sebagai berikut :
“…….the specifik tool, the specific function, the specific instrument, to make institutions
capable of producing result……(T) he critical functions in tourism management are
planning, coordination and control” (Richardson & Fluker, 2004: 178)
Follet (1960, dalam Leiper, 1990: 256) menekankan bahwa koordinasi merupakan
fungsi utama dan terpenting yang harus dipisahkan dan memerlukan pembahasan tersendiri.
Fungsi koordinasi merujuk kepada fungsi seorang manajer untuk menterjemahkan sebuah
informasi, seperti perencanaan dan pengawasan, dan mengaplikasikan informasi tersebut
secara sistematis ke dalam semua fungsi manajerial yang diterjemahkan secara nyata dalam
kegiatan pengarahan (directing), perencanaan (planning), dan pengawasan (controlling).
Manajemen yang baik dan efektif memerlukan penguasaan atas orang-orang yang
akan dikelola. Di tingkat individual, orang akan mudah mengatur hidupnya begitu ia bisa
mandiri. Di tingkat sosial, subyek manajemen adalah organisasi dan kumpulan organisasi
yang merupakan :
“…….grouping of people working in a prescribed or structured fashion towards
predetermined ends….management involves the conscious integration of organizational
activity to achieve chosen ends” (Thompson dan Thompson, 1989 dalam Leiper, 1990:257)
Seorang manajer dapat mengelola input, proses, dan output dari sistem organisasinya
namun tidak dapat mengelola dan mengontrol faktor-faktor yang berada di luar organisasi
meski faktor-faktor tersebut ikut menentukan bagaimana organisasi tersebut berjalan. Jadi
cakupan dan limit dari manajemen tergantung pada sistem organisasi di mana kekuasaan
manajerial diaplikasikan
Pengelolaan pariwisata haruslah mengacu pada prinsip-prinsip pengelolaan yang
menenkankan nilai-nilai kelestarian lingkungan alam, komunitas, dan nilai sosil yang
memungkinkan wisatawan menikmati kegiatan wisatanya serta bermanfaat bagi
kesejahteraan komunitas lokal. Menurut Cox (1985, dalam Dowling dan Fennel, 2003: 2),
pengelolaan pariwisata harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
10
1) Pembangunan dan pengembangan pariwisata haruslah didasarkan pada kearifan
lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya
dan keunikan lingkungan
2) Preservasi, proteksi, dan peningkatan kualitas sumber daya yang menjadi basis
pengembangan kawasan pariwisata
3) Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya
local
4) Pelayanan kepada wisatawan yang berbasis keunikan budaya dan lingkungan
local
5) Memberkan dukungan dan legitimasi pada pembangunan dan pengembangan
pariwisata jika terbukti memberikan manfaat positif, tetapi sebaliknya
mengendalikan dan/atau menghentikan aktivitas pariwisata tersebut jika
melampui ambang batas (carrying cpacity) lingkungan alam atau akseptabilitas
sosial walaupun di sisi lain mampuningkatkan pendapatan masyarakat.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
1) Pariwisata adalah kegiatan di mana orang terlibat dalam perjalanan jauh dari rumah
(bepergian) atar daerah atau antar negara terutama untuk bisnis atau kesenangan dimana
orang tersebut tidak menetap atau mencari pekerjaan di tempat tersebut.
2) Bisnis pariwisata mempunyai beberapa tujuan, salah satunya untuk meningkatkan devisa
negara dan memperkenalkan keindahan alam Indonesia.
3) Bentuk pariwisata dapat dibagi menjadi lima kategori yaitu menurut asal wisatawan,
menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran, menurut jangka waktu, menurut jumlah
wisatawan, dan menurut alat angkut yang dipergunakan.
4) Indonesia mempunyai potensi pariwisata yang besar, terutama di daerah Bali. Ada
beberapa jenis bisnis di Bali dari aspek pariwisata yang patut di coba, diantaranya :
bisnis penginapan, bisnis rumah makan muslim, bisnis layanan bahasa, dan bisnis
transportasi,
5) Setiap pelaku bisnis pariwisata harus memiliki inovasi manajemen dengan teknik dan
keunggulannya masing-masing agar dapat bersaing dengan negara – negara lain dalam
bidang pariwisata. Hal itu akan menarik wisatawan lebih banyak.
6) Sektor pariwisata memang cukup menjanjikan untuk turut membantu menaikkan
cadangan devisa dan secara pragmatis juga mampu meningkatkan pendapatan
13
masyarakat. Industri pariwisata juga memiliki karakter unik, bahwa sektor pariwisata
memberikan efek berantai terhadap distribusi pendapatan penduduk di kawasan sekitar
pariwisata. Pariwisata dengan segala aktivitasnya juga telah mampu memberikan
pengaruh yang cukup signifikan bagi perubahan masyarakat baik secara ekonomi, sosial
maupun budaya. Hal itu menuntut adanya perhatian yang lebih dari para pengambil
kebijakan sektor pariwisata untuk mempertimbangkan kembali pola pengembangan
kawasan wisata agar masyarakat sekitar lebih dapat merasakan manfaatnya. Dengan kata
lain bagaimana membuat suatu kawasan wisata yang mampu membuka peluang pelibatan
aktif masyarakat sebagai subyek dalam kegiatan industri pariwisata bukan hanya sekedar
sebagai obyek.
3.2 Saran
Kita tahu disini bahwa sektor pariwisata sangatlah menjanjikan. Selain mampu untuk
menaikkan devisa negara, pariwisata juga mampu untuk menaikkan taraf hidup masyarakat.
Disini kita sebagai salah satu elemen dari pariwisata haruslah mampu untuk
mengembangkan diri dan meningkatkan kualitas kita agar suatu bisnis pariwisata dapat
berkualitas dan menjamin mutunya demi terciptanya sinergi yang baik antara pelaku
pariwisata dengan wisatawan. Serta peranan pemerintah juga sangat diperlukan untuk ikut
mengawasi dan menjaga pariwisata dan perkembangannya agar selaras dengan tujuan yang
diinginkan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Mill, Robert Christie, 2000, Tourism The International Business, Edisi Bahasa Indonesia,
Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Surya Diarta, I Ketut., 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi
http://pustakabakul.blogspot.com/2013/06/pengertian-pariwisata.html
https://www.scribd.com/doc/50091657/9/Bentuk-Pariwisata
15