You are on page 1of 92

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/278243063

Diktat Pencemaran Lingkungan

Research · June 2015


DOI: 10.13140/RG.2.1.3278.8649

CITATIONS READS

0 7,640

1 author:

OJ Sumampouw
Sam Ratulangi University
16 PUBLICATIONS 9 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Underfive children Diarrhea in coastal City View project

All content following this page was uploaded by OJ Sumampouw on 14 June 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


BAB I
PENGANTAR TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN

A. Pengertian Pencemaran
Pencemaran, menurut SK Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No
02/MENKLH/1988, adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan
(komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas
air/udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya.
Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai
aktivitas industri dan aktivitas manusia, maka diperlukan pengendalian terhadap
pencemaran lingkungan dengan menetapkan baku mutu lingkungan. Baku mutu
lingkungan adalah batas kadar yang diperkenankan bagi zat atau bahan pencemar
terdapat di lingkungan dengan tidak menimbulkan gangguan terhadap makhluk
hidup, tumbuhan atau benda lainnya.
Pada saat ini, pencemaran terhadap lingkungan berlangsung di mana-mana
dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini beban pencemaran dalam lingkungan
sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia
termasuk logam berat.
Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
 Pencemaran air
 Pencemaran udara
 Pencemaran tanah

B. Pengertian Lingkungan
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan
alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan
sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang
memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
1
kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak
ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis
tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya.
Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah,
dan berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan
sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi
ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik
tersebut.
Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah
segala yang tidak bernyawa seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya,
bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti
tumbuhan, hewan, manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang
mempelajari lingkungan adalah ilmu lingkungan atau ekologi. Ilmu lingkungan
adalah cabang dari ilmu biologi.
Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai
lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang
besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

C. Pengertian Lingkungan Hidup


Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup untuk
menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
segenap makhluk hidup di bumi. Berdasarkan UU No. 23 Tahun 1997, lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Unsur-unsur lingkungan
hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk
hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian
berada di kebun sekolah, maka lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
2
Tetapi jika berada di dalam kelas, maka lingkungan hayati yang dominan adalah
teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia
yang merupakan sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai
makhluk sosial. Kehidupan masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya
sistem nilai dan norma yang diakui dan ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda
tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan
fisik sangat besar peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi.
Bayangkan, apa yang terjadi jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang
dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka bumi tidak akan berlangsung secara
wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan tumbuhan mati,
perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-lain.

D. Pengertian Pencemaran Lingkungan


Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya
makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan
peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan
oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya
membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah
dan dikendalikan. Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti terjadi.
Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah
mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran
dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari
lingkngan.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
3
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-
syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara
berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat memberikan
efek merusak.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila :


1. Jumlahnya melebihi jumlah normal.
2. Berada pada waktu yang tidak tepat.
3. Berada di tempat yang tidak tepat.
Sifat polutan yaitu :
1. Merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat lingkungan
tidak merusak lagi.
2. Merusak dalam waktu lama. Contohnya Pb tidak merusak bila
konsentrasinya rendah. Akan tetapi dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat
terakumulasi dalam tubuh sampai tingkat yang merusak.

E. Jenis-jenis Pencemaran Lingkungan


1. Berdasarkan Tempat Terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran dibedakan menjadi pencemaran
udara, air, dan tanah.
a. Pencemaran Udara
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil
pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
1. CO2
Pencemaran udara yang paling menonjol adalah semakin
meningkatnya kadar CO2 di udara. Karbon dioksida itu berasal dari
pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil (batubara,
minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan
pembakaran kayu. Meningkatnya kadar CO2 di udara tidak segera
diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan di

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
4
seluruh dunia yang ditebang. Sebagaimana diuraikan diatas, hal
demikian dapat mengakibatkan efek rumah kaca.
2. CO
Di lingkungan rumah dapat pula terjadi pencemaran. Misalnya,
menghidupkan mesin mobil di dalam garasi tertutup. Jika proses
pembakaran di mesin tidak sempurna, maka proses pembakaran itu
menghasilkan gas CO (karbon monoksida) yang keluar memenuhi
ruangan. Hal ini dapat membahayakan orang yang ada di garasi
tersebut. Selain itu, menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil
dalam keadaan tertutup juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot
akan masuk ke dalam mobil, sehingga dapat menyebabkan kamatian.
3. CFC
Pencemara dara yang berbahaya lainnya adalah gas khloro fluoro
karbon (disingkat CFC). Gas CFC digunakan sebagai gas
pengembang, karena tidak beraksi, tidak berbau, tidak berasa, dan
tidak berbahaya. Gas ini dapat digunakan misalnya untuk
mengembangkan busa (busa kursi), untuk AC (freon), pendingin pada
almari es, dan penyemprot rambut (hair spray).
Gas CFC yang membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer
terdapat lapisan gas ozon (O3). Lapisan ozon ini merupakan
pelindung bumi dari pengaruh cahaya ultraviolet. Kalau tidakl ada
lapisan ozon, radiasi cahaya ultraviolet mencapai permukaan bumi,
menyebabkan kematian organisme, tumbuhan menjadi kerdil,
menimbulkan mutasi genetik, menyebebkan kanker kulit atau kanker
retina mata. Jika gas CFC mencapai ozon, akan terjadi reaksi antara
CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon tersebut “berlubang” yang
disebut sebagai “lubang” ozon. Menurut pengamatan melalui pesawat
luar angkasa, lubang ozon di kutub Selatan semakin lebar. Saat ini
luasnya telah melebihi tiga kali luas benua Eropa. Karena itu
penggunaan AC harus dibatasi.
4. SO, SO2

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
5
Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara juga dihasilkan oleh
pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas tersebut dapat beraksi
dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan air
hujan menjadi asam. Maka terjadilah hujan asam.
Hujan asam mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati.
Produksi pertanian merosot. Besi dan logam mudah berkarat.
Bangunan-bangunan kuno, seperti candi, menjadi cepat aus dan rusak.
Demikian pula bangunan gedung dan jembatan.
5. Asap Rokok
Polutan udara yang lain yang berbahaya bagi kesehatan adalah asap
rokok. Asap rokok mengandung berbagai bahan pencemar yang dapat
menyababkan batuk kronis, kanker patu-paru, mempengaruhi janin
dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan lainnya.
Perokok dapat di bedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan
perokok pasif. Perokok aktif adalah mereka yang merokok. Perokok
pasif adalah orang yang tidak merokok tetapi menghirup
asap rokok di suatu ruangan.
Menurut penelitian, perokok pasif memiliki risiko yang lebih besar di
bandingkan perokok aktif. Jadi, merokok di dalam ruangan bersama
orang lain yang tidak merokok dapat mengganggu
kesehatan orang lain.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain :
 Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit
pernapasan (bronkhitis, emfisema), dan kemungkinan kanker
paruparu.
 Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi pada logam,
dan memudarnya warna cat.
 Terganggunya oertumbuhan tananam, seperti menguningnya
daun atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi SO2 yang
tinggi atau gas yang bersifat asam.
 Adanya peristiwa efek rumah kaca (green house effect) yang
dapat menaikkan suhu udara secara global serta dapat

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
6
mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub. Bila
es meleleh maka permukaan laut akan naik sehingga
mempengaruhi keseimbangan ekologi.
 Terjadinya hujan asam yang disebabkan oleh pencemaran
oksida nitrogen.

b. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau
komponen lainnya kedalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu.
Kualitas air yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna.
Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air
dapat dibedakan antara lain :
1. Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau
pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika
biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia
sehingga akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar
memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh
hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh
mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan.
Jangan membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik
yang larut dalam air dapat menyuburkan lingkungan air
(eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi, ganggang dan tumbuhan air
tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan mengancam
kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota
air akan mati karenanya.
2. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan sumber pencemaran
air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan
organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan
manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran sungai.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
7
Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan
botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun,
menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan
pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar
biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur.
Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian
dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis
sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik
meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna
kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis
(bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari
limbah pemukiman.
Di kota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau
yang menyengat. Didalam air got yang demikian tidak ada
organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan
limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di
Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
3. Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang limbahnya ke air.
Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis industri.
Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan
anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan
yang mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa
suhu (air menjadi panas). Pemerintah menetapkan tata aturan
untuk mengendalikan pencemara air oleh limbah industri.
Misalnya, limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Di laut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena
bertabrakan dengan kapal lain. Minyak yang ada di dalam kapal
tumpah menggenangi lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan,
terumbu karang, burung laut, dan hewan-hewan laut banyak yang
mati karenanya. Untuk mengatasinya, polutan dibatasi dengan

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
8
pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian permukaan
polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
4. Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Sebagia penduduk dan nelayan ada yang menggunakan tuba
(racun dari tumbuhan atau potas (racun)untuk menangkap ikan
tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak
hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang
masih kecil. Dengan demikian racun yang disebarkan akan
memusnahkan jenis makluk hidup yang ada didalamnya. Kegiatan
penangkapan ikan dengan cara tersebut mengakibatkan
pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan sumber daya
perairan.

Akibat yang dtimbulkan oleh pencemaran air antara lain


1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya
kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air
(eutrofikasi) serta pendangkalan Dasar perairan.
3. Punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga
air.
4. Munculnya banjir akibat got tersumbat sampah.
5. Menjalarnya wabah muntaber.

c. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah-sampah rumah
tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, dan peternakan. Sampah dapat
dihancurkan oleh jasad-jasad renik menjadi mineral, gas, dan air, sehingga
terbentuklah humus. Sampah organik itu misalnya dedaunan, jaringan hewan,
kertas, dan kulit. Sampah-sampah tersebut tergolong sampah yang mudah
terurai. Sedangkan sampah anorganik seperti besi, alumunium, kaca, dan
bahan sintetik seperti plastik, sulit atau tidak dapat diuraikan. Bahan
pencemar itu akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
9
plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan mungkin akan
ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan tahun kemudian.
Sebaiknya, sampah yang akan dibuang dipisahkan menjadi dua wadah.
Pertama adalah sampah yang terurai, dan dapat dibuang ke tempat
pembuangan sampah atau dapat dijadikan kompos. Jika pembuatan kompos
dipadukan dengan pemeliharaan cacing tanah, maka akan dapat diperoleh
hasil yang baik. cacing tanah dapat dijual untuk pakan ternak, sedangkan
tanah kompos dapat dijual untuk pupuk.
Proses ini merupakan proses pendaurulangan (recycle). Kedua adalah
sampah yang tak terurai, dapat dimanfaatkan ulang (penggunaulangan =
reuse). Misalnya, kaleng bekas kue digunakan lagi untuk wadah makanan,
botol selai bekas digunakan untuk tempat bumbu dan botol bekas sirup
digunakan untuk menyimpan air minum.
Baik pendaurulangan maupun penggunaulangan dapat mencegah
terjadinya pencemaran lingkungan. Keuntungannya, beban lingkungan
menjadi berkurang. Kita tahu bahwa pencemaran tidak mungkin dihilangkan.
Yang dapat kita lakukan adalah mencegah dampak negatifnya atau
mengendalikannya.
Selain penggunaulangan dan pendaurulangan, masih ada lagi upaya untuk
mencegah pencemaran, yaitu melakukan pengurangan bahan/ penghematan
(reduce), dan melakukan pemeliharaan (repair). Di negara maju, slogan-
slogan reuse, reduce, dan repair, banyak diedarkan ke masyarakat.
Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah antara lain
a. Terganggunya kehidupan organisme (terutama mikroorganisme
dalam tanah).
b. Berubahnya sifat kimia atau sifat fisika tanah sehingga tidak baik
untuk pertumbuhan tanaman, dan
c. Mengubah dan mempengaruhi keseimbangan ekologi.

2. Berdasarkan Macam Bahan Pencemaran


Menurut macam bahan pencemarnya, pencemaran dibedakan menjdi berikut
ini :

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
10
a. Pencemaran Kimiawi : CO2, logam berat (Hg, Pb, As, Cd, Cr, Ni,) bahan
raioaktif, pestisida, detergen, minyak, pupuk anorganik.
b. Pencemaran Biologi : mikroorganisme seperti Escherichia coli,
Entamoeba coli, Salmonella thyposa.
c. Pencemara Fisik : logam, kaleng, botol, kaca, plastik, karet.
d. Pencemaran Suara : kebisingan.
Di kota-kota atau di daerah dekat industri / pabrik sering terjadi kebisingan.
Pencemaran suara disebabkan oleh masuknya bunyi gaduh diatas 50 desibel
(disingkat dB, merupakan ukuran tingkat kebisingan). Bunyi tersebut
mengganggu kesehatan dan ketenangan manusia. Kebisingan menyebabkan
penduduk menjadi sulit tidu, bahkan dapat mengakibatkan tuli, gangguan
kejiwaan, dan dapat pula menimbulkan penyakit jantung, gangguan janin
dalam kandungan, dan stress.
Saat ini telah diusahakan agar mesin-mesin yang digunakan manusia tidak
terlalu bising. jika bising harus diusahakan adanya isolator. menanam
tanaman berdaun rimbun di halaman rumah meredam kebisingan. Bagi
mereka yang suka mendengarkan musik yang hingar bingar, hendaknya
mendengarkan di tempat khusus (misal di dalam kamar) agar tidak
mengganggu orang lain.

3. Berdasarkan Tingkat Pencemaran


Menurut tingkat pencemarannya, pencemaran dibedakan menjadi sebagai
berikut :
a. Pencemaran ringan, yaitu pencemaran yang dimulai menimbulkan
gangguan ekosistem lain. Contohnya pencemaran gas kendaraan
bermotor.
b. Pencemaran kronis, yaitu pencemaran yang mengakibatkan penyakit
kronis. Contohnya pencemaran Minamata, Jepang.
c. Pencemaran akut, yaitu pencemaran yang dapat mematikan seketika.
Contohnya pencemaran gas CO dari knalpot yang mematikan orang di
dalam mobil tertutup, dan pencemaran radioaktif.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
11
F. Parameter Pencemaran Lingkungan
Untuk mengukur tingkat pencemaran diasuatu tempat digunakan parameter
pencemaran. Parameter pencemaran digunakan sebagai indikator (petunjuk)
terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi. Paarameter
pencemaran meliputi parameter fisik, parameter kimia, dan parameter biologi.
1. Parameter Fisik
Parameter fisik meliputi pengukuran tentang warna, rasa, bau, suhu,
kekeruhan, dan radioaktivitas.
2. Parameter Kimia
Parameter kimia dilakukan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman,
kadar logam, dan logam berat. Sebagai contoh berikut disajukan pengukuran
pH air, kadar CO2, dan oksigen terlarut.
a. Pengukuran pH air
Air sungai dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan
pH 6,5 – 8,5. Karena pencemaran, pH air dapat menjadi lebih rendah dari
6,5 atau lebih tinggi dari 8,5. Bahan-bahan organik biasanya
menyebabkan kondisi air menjadi lebih asam.
Kapur menyebabkan kondisi air menjadi alkali (basa). jadi, perubahan pH
air tergantung kepada macam bahan pencemarnya. Perubahan nilai pH
mempunyai arti penting bagi kehidupan air. Nilai pH yang rendah (sangat
asam) atau tinggi (sangat basa) tidak cocok untuk kehidupan kebanyakan
organisme. Untuk setiap perubahan satu unit skala pH (dari 7 ke 6 atau
dari 5 ke 4) dikatakan keasaman naik 10 kali. Jika terjadi sebaliknya,
keasaman turun 10 kali. Keasaman air dapat diukur dengan sederhana
yaitu dengan mencelupkan kertas lakmus ke dalam air untuk melihat
perubahan warnanya.
b. Pengukuran Kadar Oksigen Terlarut
Kadar oksigen terlarut dalam air yang alami berkisar 5 – 7 ppm (part per
million atau satu per sejuta; 1ml oksigen yang larut dalam 1 liter air

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
12
dikatakan memiliki kadar oksigen 1 ppm). Penurunan kadar oksigen
terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal :
1. Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organik.
2. Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan baktri anaerob dari dasar
perairan.
3. Proses pernapasan orgaisme yang hidup di dalam air, terutama pada
malam hari.
Pencemaran air (terutama yang disebabkan oleh bahan pencemar organik)
dapat mengurangi persediaan oksigen terlarut. hal ini akan mengancam
kehidupan organisme yang hidup di dalam air. Semakin tercemar, kadar
oksigen terlerut semakin mengecil. Untuk dapat mengukur kadar oksigen
terlarut, dilakukan dengan metode Winkler. Parameter kimia yang
dilakukan melalui kegiatan pernapasan jasad renik dikenal sebagai
parameter biokimia. contohnya adalah pengukuran BOD dab COD.
Pengukuran BOD
Bahan pencemar organik (daun, bangkai, karbohidrat, protein) dapat
diuraikan oleh bakteri air. Bakteri memerlukan oksigen untuk
mengoksidasikan zat-zat organik tersebut. akibatnya, kadar oksigen
terlarut di air semakin berkurang. Semakin banyak bahan pencemar
organik yang ada di perairan, semakin banyak oksigen yang digunakan,
sehingga mengakibatkan semakin kecil kadar oksigen terlarut.
Banyaknya oksigen terlerut yang diperlukan bakteri untuk
mengoksidasikan bahan organik disebut sebagai Konsumsi Oksigen
Biologis (KOB) atau Biological Oksigen Demand, yang biasa disingkat
BOD. Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen
terlarut awal dan oksigen terlarut setelah air cuplikan (sampel) disimpan
selama 5 hari pada suhu 20oC. Karenanya BOD ditulis secara lengkap
BOD205 atau BOD5 saja. Oksigen terlarut awal diibaratkan kadar
oksigen maksimal yang dapat larut di dalam air. Biasanya, kadar oksigen
dalam air diperkaya terlebih dahulu dengan oksigen. Setelah disimpan
selama 5 hari, diperkirakan bakteri telah berbiak dan menggunakan
oksigen terlarut untuk oksidasi. Sisa oksigen terlarut yang ada diukur

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
13
kembali. Akhirnya, konsumsi oksigen dapat diketahui dengan
mengurangi kadar oksigen awal.
3. Parameter Biologi
Di alam terdapat hewan-hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme yang peka
dan ada pula yang tahan terhadap kondisi lingkungan tertentu. Organisme
yang peka akan mati karena pencemaran dan organisme yang tahan akan
tetap hidup. Siput air dan Planaria merupakan contoh hewan yang peka
pencemaran. Sungai yang mengandung siput air dan planaria menunjukkan
sungai tersebut belum mengalami pencemaran. Sebaliknya, cacing Tubifex
(cacing merah) merupakan cacing yang tahan hidup dan bahkan berkembang
baik di lingkungan yang kaya bahan organik,meskipun spesies hewan yang
lain telah mati. Ini berarti keberadaab cacing tersebut dapat dijadikan
indikator adanya pemcemaran zat organik. Organisme yang dapat dijadikan
petunjuk pencemaran dikenal sebagai indikator biologis. dengan oksigen
akhir (setelah 5 hari).
Indikator biologis terkadang lebih dapat dipercaya daripada indikator kimia.
Pabrik yang membuang limbah ke sungai dapat mengaturpembuangan
limbahnya ketika akan dikontrol oleh pihak yang berwenang. Pengukuran
secara kimia pada limbah pabrik tersebut selalu menunjukkan tidak adanya
pencemaran. Tetapi tidak demikian dengan makluk hidup yang menghuni
ekosistem air secara terus menerus. Disungai itu terdapat hewan-hewan,
mikroorganisme, bentos, mikroinvertebrata, ganggang, yang dapat dijadikan
indikator biologis.

G. Dampak Pencemaran Lingkungan


1. Punahnya Spesies
Sebagaimana telah diuraikan, polutan berbahaya bagi biota air dan darat.
Berbagai jenis hewan mengelami keracunan, kemudian mati. Berbagai
spesies hewan memiliki kekebalan yang tidak sama. Ada yang peka, ada pula
yang tahan. Hewan muda, larva merupakan hewan yang peka terhadap bahan
pencemar. Ada hewan yang dapat beradaptasi sehingga kebal terhadap bahan
pencemar., adpula yang tidak. Meskipun hewan beradaptasi, harus diketahui

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
14
bahwa tingkat adaptasi hewan ada batasnya. Bila batas tersebut terlampui,
hewan tersebut akan mati.
2. Peledakan Hama
Penggunaan insektisida dapat pula mematikan predator. Karena predator
punah, maka serangga hama akan berkembang tanpa kendali.

3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan


Punahnya spasies tertentu dapat mengibah pola interaksi di dalam suatu
ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan lairan energi
menjadiberubah. Akibatnya, keseimbangan lingkungan terganggu. Daur
materi dan daur biogeokimia menjadi terganggu.
4. Kesuburan Tanah Berkurang
Penggunaan insektisida mematikan fauna tanah. Hal ini dapat menurunkan
kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat menyebabkan tanah
menjadi asam. Hal ini juga dapat menurunkan kesuburan tanah. Demikian
juga dengan terjadinya hujan asam.
5. Keracunan dan Penyakit
Orang yang mengkonsumsi sayur, ikan, dan bahan makanan tercemar dapat
mengalami keracunan. ada yang meninggal dunia, ada yang mengalami
kerusakan hati, ginjal, menderita kanker, kerusakan susunan saraf, dan
bahkan ada yang menyebabkan cacat pada keturunan-keturunannya.
6. Pemekatan Hayati
Proses peningkatan kadar bahan pencemar melewati tubuh makluk dikenal
sebagai pemekatan hayati (dalam bahasa Inggrisnya dikenal sebagai
biomagnificition).
7. Terbentuknya Lubang Ozon dan Efek Rumah Kaca
Terbentuknya Lubang ozon dan terjadinya efek rumah kaca merupakan
permasalahan global yang dirasakan oleh semua umat manusia. Hal ini
disebabkan karena bahan pencemar dapat tersebar dan menimbulkan dampak
di tempat lain.
Usaha-usaha Mencegah Pencemaran Lingkungan

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
15
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan
atau pemukiman penduduk.
2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencemari lingkungan
atau ekosistem.
3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain
yang dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran lingkungan.
6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat tentang arti lingkungan
hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan hidupnya.

BAB II
PENCEMARAN AIR

A. Pendahuluan
Sebagian besar dari bumi sekitar 70% tertutup oleh air. Air di bumi akibat cuaca
ada dalam tiga bentuk: bentuk padat (es), bentuk cair dan bentuk gas/uap air.
Sebagian besar air berada dalam lautan. Air adalah sumber daya yang mutlak harus
ada bagi kehidupan manusia. Manusia boleh menahan lapar untuk jangka waktu
lama tetapi tidak dapat menahan dahaga untuk beberapa jam karena dapat
menyebabkan dehidrasi dan berakibat fatal.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
16
Sekitar 70% berat badan manusia terdiri dari air. Darah mengandung 80% air,
tulang 25%, urat syaraf 75%, ginjal 80%, hati 70%, otot 75%. Manusia akan mati
bilamana kehilangan sekitar 15% dari berat badannya. Makhluk hidup yang ada di
bumi ini tidak dapat terlepas dari kebutuhan akan air, karena air merupakan
kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi ini. Air yang bersih sangat
dibutuhkan oleh manusia. Air dibumi relatif tetap jumlahnya tetapi yang menjadi
langkah adalah air bersih tanpa kontaminasi.
Siklus hidrologis mensuplai daerah daratan dengan air melalui penguapan. Air
menguap akibat panas sinar matahari. Penguapan terjadi pada air permukaan, air
dalam lapisan tanah bagian atas (evaporasi), air di dalam tumbuhan (transpirasi),
hewan dan manusia (transpirasi/berkeringat, respirasi). Uap air ini akan masuk
atmosfir menjadi awan (kondensasi) yang pada kondisi cuaca tertentu mendingin dan
berubah menjadi partikel-partikel air yang kemudian jatuh ke bumi sebagai hujan.
Air hujan mengalir masuk ke dalam air permukaan (runoff), dapat meresap ke dalam
tanah (perkolasi) dan menjadi air tanah.

B. Air dan Masalah Kesehatan


Sumber Air
1. Air hujan
Air yang berasal dari angkasa merupakan sumber utama air di bumi. Meskipun
pada saat kondensasi/presipitasi merupakan air yang paling bersih tetapi akibat
pencemaran waktu turun ke bumi maka air hujan dapat mengandung
mikroorganisme, partikel debu, gas (S2O3, NH3, CO2, N2O2, O2). Kelarutan
gas CO2 dan S2O3 di dalam air hujan mengakibatkan air hujan bersifat asam
(hujan asam/acid rain).
Gas CO2 + air hujan → asam karbonat
Gas S2O3 + air hujan → asam sulfat
Gas N2O3 + air hujan → asam nitrit
Keadaan ini menyebabkan air hujan yang jatuh ke bumi tidak murni lagi.
2. Air permukaan tanah

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
17
Air permukaan dapat berupa air tertampung (waduk, danau, empang, sumur,
telaga) atau yang mengalir (sungai, kali, parit), sumur dangkal juga merupakan
air permukaan tanah.
Air permukaan adalah salah satu sumber yang dapat dijadikan bahan baku air
bersih, dengan memperhatikan mutu air baku, banyaknya air baku dan
kontinuitasnya. Air tanah dalam alirannya dipermukaan telah mengalami
berbagai pencemaran terutama yang dekat dengan pemukiman dan kegiatan
manusia.
Air disebut tercemar bilamana telah berubah komposisi atau keadaannya secara
langsung atau dibandingkan dengan apabila air itu berada dalam keadaan
alamiah (menurut KEY 1967).
Jhon Pickford (1978) menyatakan bahwa terjadinya pencemaran semata-mata
akibat kegiatan manusia. Tanah, rumput, ganggang/algae dan pengotor alamiah
lain yang turut mengotori air digolongkan sebagai kotoran dan bukan
pencemaran. Pencemaran air dapat berupa:
 Kotoran manusia dan hewan (mengandung bibit penyakit)
 Air limbah pertanian (mengandung pupuk dan pestidida)
 Air limbah rumah tangga (mengandung sisa makanan, detergen, sabun,
sampo)
 Air limbah industri (mengandung bahan kimia, mineral, pewarna, racun)
3. Air Tanah
Merupakan air hujan yang meresap ke dalam tanah, mengalami penyaringan
alamiah dari berbagai lapisan tanah dan batuan sehingga berubah sifatnya.
Karena proses penyerapan (perkolasi) dalam perjalanan ke dalam tanah membuat
air tanah lebih baik dan lebih murni dari air permukaan, tetapi air tanah juga
melarutkan mineral yang ada dalam lapisan tanah dan batuan sehingga kadar
mineralnya tinggi. Air tanah biasanya bebas dari kuman penyakit dan tidak perlu
dilakukan purifikasi atau penyernihan karena proses filtrasi alamiah selama
peresapannya dalam tanah.

C. Indikator Pencemaran Air

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
18
Air bersih adalah air yang tidak mengalami pencemaran. Pencemaran air
biasanya terjadi apabila air sudah menyimpang dari keadaan normalnya sehingga
tidak layak untuk digunakan apalagi dikonsumsi. Indikator pencemaran air dapat
diamati melalui adanya :
1. Perubahan suhu air
2. Perubahan pH atau konsentrasi ion hidrogen
3. Perubahan warna, bau, dan rasa air
4. Timbulnya endapan, koloid, dan bahan terlarut
5. Adanya mikroorganisme
6. Adanya zat radioaktif di dalam air
1. Perubahan suhu air
Dalam kegiatan industri seringkali suatu proses di sertai dengan timbulnya panas
reaksi atau panas dari suatu gerakan mesin. Agar proses industri dan mesin-
mesin yang menunjang kegiatan industri dapat berjalan dengan baik maka panas
yang terjadi harus dihilangkan biasanya melalui proses pendinginan. Akibatnya
air yang dingin akan mengambil panas sehingga air yang panas jika dibuang ke
sungai mengakibatkan sungai menjadi panas. Air sungai yang suhunya
meningkat akan mengganggu kehidupan mahkluk air,karena kadar oksigen yang
terlarut dalam air akan turun bersamaan dengan kenaikan suhu melalui proses
difusi. Makin tinggi suhu air makin sedikit oksigen yang terlarut didalamnya
sehingga menggangu biota air.
2. Perubahan pH
Air normal yang memenuhi syarat untuk kehidupan pH-nya berkisar antar 6,5–
7,5. Air dapat bersifat asam atau basa tergantung pH. Air dengan pH lebih kecil
dari normal bersifat basa, bila sebaliknya air bersifat asam. Air yang terlalu asam
atau terlalu basa bisa mengganggu kehidupan organisme di alam dan tidak layak
untuk dikonsumsi sebagai air bersih atau air minum.

3. Perubahan warna, bau, dan rasa


Air dalam keadaan normal dan bersih tidak akan berwarna, berbau, berasa
sehingga tampak bening dan jernih. Perubahan warna, bau dan rasa air
disebabkan oleh degradasi zat organik dan anorganik sisa buangan industri.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
19
Tetapi warna air yang tidak berubah belum tentu bersih.masih ada faktor penentu
lainnya (kuman penyakit). Air yang berbau biasanya dapat disebabkan karena
hasil degradasi bahan buangan oleh mikroba yang ada di dalam air yang
mengubah bahan buangan organik terutama gugus protein menjadi bahan yang
mudah menguap dan berbau. Air normal yang dapat digunakan untuk kehidupan
biasanya bau dan warna akan berpengaruh terhadap rasa.
4. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut
Bahan sisa buangan industri dapat berupa endapan dan koloid yang biasanya
terbentuk dari bahan buangan organik. Bahan buangan anorganik yang terlarut
dalam air mengakibatkan air mendapat tambahan ion-ion logam yang umumnya
berbahaya karena bersifat racun seperti: Hg, Cd, Cr, Pb.
5. Adanya mikroorganisme
Jika bahan sisa buangan yang terlarut dalam jumlah banyak akan memicu
pertumbuhan berbagai macam mikroorganisme baik yang patogen maupun non
patogen. Mikroba patogen yang berkembang akan menyebabkan timbulnya
penyakit.
6. Adanya zat radioaktif di dalam air
Zat radioaktif dalam jumlah tertentu dapat menimbulkan efek terhadap kesehatan
apabila terjadi proses biomagnifikasi di dalam organisme akuatik. Besar kecilnya
masalah sangat tergantung pada kadar magnifikasi, peran organisme akuatik
dalam rantai makanan dan lama waktu paruh zat radioaktif.

Efek langsung zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan pada sel yang terpapar,
berupa kematian dan perubahan komposisi genetik. Perubahan genetis dapat
menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker dan mutasi genetika. Sinar alpha sulit
menembus kulit sehingga efeknya bersifat lokal,apabila tertelan lewat minuman
dapat terjadi kerusakan pada sel-sel saluran pencernaan. Sinar beta dapat menembus
kulit sehingga kerusakan dapat lebih dalam dan luas, kerusakan tergantung intensitas
sinar, frekuensi dan luasnya pemaparan.

D. Syarat Air Minum

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
20
Air yang ada di alam hampir semuanya telah terkontaminasi dan tidak murni
secara alamiah dengan berbagai bahan yang ada di alam, maka penting dalam
keadaan bagaimanapun harus diusahakan air yang ada sebelum dikonsumsi diolah
sehingga syarat yang dibutuhkan tersebut harus terpenuhi, atau paling tidak
mendekati syarat-syarat yang dikehendaki.
Syarat-syarat air minum sebagai berikut:
1. Syarat fisik
Air yang sebaiknya dipergunakan untuk minum ialah air yang tidak berwarna,
tidak berasa, tidak berbau, jernih dengan suhu sebaiknya dibawah suhu udara
sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa nyaman.
2. Syarat bakteriologis
Secara teoritis semua air minum hendaknya dapat terhindar dari kemungkinan
terkontaminasi dengan bakteri, terutama yang bersifat patogen. Namun dalam
kehidupan sehari-hari, amat sukar untuk menentukan apakah air tersebut benar-
benar suci hama atau tidak. Karena itulah, untuk mengukur apakah air minum
bebas dari bakteri atau tidak, pegangan yang dipakai ialah E. Coli. Tergantung
dari cara pemeriksaan yang dilakukan, maka jumlah E. Coli yang masih
dibenarkan terdapat dalam sumber air minum bermacam-macam. Pada
pemeriksaan air minum dengan memakai prosedur Membrane Filter Technque,
maka 90% dari contoh air yang diperiksa selama 1 bulan, harus bebas dari E.
Coli. Yang mengandung E coli, jumlah kuman ini tidak boleh lebih dari 3 untuk
setiap 50 cc air, tidak boleh lebih dari 4 untuk setiap 100 cc air, tidak boleh lebih
dari 7 untuk setiap 200 cc air, serta tidak boleh lebih dari 13 untuk setiap 500 cc
air. Apabila terjadi penyimpangan dari ketentuan maka air dianggap tidak
memenuhi syarat dan perlu penyelidikan lebih lanjut sebelum digunakan.
3. Syarat kimia
Air minum yang baik ialah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat
kimia ataupun mineral, terutama oleh zat-zat ataupun mineral yang berbahaya
bagi kesehatan. diharapkan zat atau bahan kimia yang terdapat di dalam air
minum, tidak sampai menimbulkan kerusakan pada tempat penyimpanan air,
sebaliknya zat ataupun bahan kimia dan atau mineral yang dibutuhkan oleh

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
21
tubuh, hendaknya harus terdapat dalam kadar yang sewajarnya dalam sumber air
minum tersebut.

E. Pemeriksaan Air
Air yang dipergunakan untuk minum harus memenuhi syarat-syarat tertentu,
sehingga telah menjadi kewajiban bagi setiap petugas kesehatan untuk dapat
melakukan pemeriksaan air. Pada umumnya pemeriksaan tersebut dapat dilakukan
secara rutin (terutama untuk air ledeng) ataupun secara tiba-tiba, misalnya pada
wabah kolera. Tujuan dari pemeriksaan ini, pada umumnya berkisar pada
pengukuran bakteri serta pengukuran zat kimia (baik untuk mengukur zat-zat kimia
yang sengaja dimasukkan karena dibutuhkan tubuh, ataupun memeriksa zat-zat
kimia yang terdapat dari alam untuk melihat apakah kadar yang diperbolehkan
terlampaui atau tidak).
Pemeriksaan air yang lengkap untuk memenuhi standar air yang sehat:
1. Survei saniter (sanitary survey)
2. Pengambilan sampel (sampling)
3. Pemeriksaan laboratorium: fisik, kimia, bakteriologis, virologis, biologis,
radiologis
Cara pengambilan sampel air dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Untuk air sumur
Pertama-tama sediakan botol yang telah diikat dengan tali pada mulutnya yang
cukup bersih. Kemudian turunkanlah botol tersebut kedalam sumur sampai kira-
kira satu meter dibawah permukaan air. Dalam menurunkan botol, sama sekali
tidak boleh menyentuh dinding atau bagian sumur lainnya. Angkatlah botol
dengan segera, kemudian bakarlah mulut botol tersebut, lalu tutup dengan
penyumbat botol yang steril. Buatlah catatan tentang tempat pengambilan,
tanggal pengambilan, jam pengambilan, nama yang mengambil serta untuk
pemeriksaan apa air tersebut diambil. Keterangan ini sangat diperlukan untuk
pemeriksaan air selanjutnya.
b. Untuk air sumur pompa dan air ledeng.
Sebelum mengambil airnya, mulut kran ataupun pompa harus dibakar selama 5
sampai 10 menit. Setelah itu bukalah kran dan biarkan air mengalir dengan deras

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
22
selama kira-kira 5 sampai 10 menit. Dengan memakai botol yang telah
dipersiapkan sebelumnya air tersebut lalu ditampung. Kemudian mulut botol
penampung harus dibakar (bunuh kuman) sebelum ditutup dengan erat. Pada
botol tersebut diberikan catatan-catatan yang yang dianggap perlu untuk
mempermudah pemeriksaan yang akan dilakukan.

1. Pemeriksaan fisik
Karakteristik fisik dari air minum dinyatakan dalam satuan yang absolut.
a. Turbiditas (kekeruhan)
Air minum tidak boleh keruh, turbiditas dapat diukur mengunakan alat
turbidimeter . Batasan turbiditas yang diijinkan harus kurang dari 5 unit.
b. Warna
Pemeriksaan warna mengunakan alat kalorimeter. Batasan yang diijinkan
untuk air minum harus kurang dari 15 unit.
c. Bau dan rasa
Pemeriksaan bersifat subyektif terhadap air yang telah menjalani
pengenceran serial.
2. Pemeriksaan Bakteriologis.
Pemeriksaan E.coli untuk mendeteksi kontaminasi air oleh faeses manusia.
E.coli dipilih sebagai indikator terjadinya kontaminasi tinja sebab:
a. Jumlah E.coli cukup banyak dalam usus manusia dan sangat banyak
dikeluarkan melalui tinja setiap hari sekitar 200-400 miliar.
b. E.coli lebih tahan hidup dibandingkan dengan kuman usus patogen lainnya.
c. E.coli lebih resistensi terhadap proses purifikasi air secara alamiah.
d. E.coli sangat jarang sekali ditemukan dalam air, sehingga adanya E.coli
dalam air menjadi bukti kuat terjadinya kontaminasi faeses manusia maka
kesimpulannya sampel air pasti mengandung kuman usus patogen lainnya.
Teknik pemeriksaan E. coli pada air minum ada beberapa teknik. Teknik
yang biasa dipakai ialah :
1) The Multipel Tube Fermentation Technique.
2) The Membrane Filter Technique

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
23
3) Primary Health Care Technique, prinsipnya hampir sama dengan
membrane filter technique dan digunakan di lapangan pada saat terjadi
wabah penyakit muntah berak . Cara ini dipakai sebagai indikator untuk
uji pembuktian adanya kontaminasi tinja manusia.
3. Pemeriksaan Kimiawi
Pemeriksaan kimiawi tergantung karakteristik kimia air minum berdasarkan
kandungan bahan-bahan kimia didalamnya. Berdasarkan International Standard
of Drinking Water dari WHO yang sering dilakukan dalam pemeriksaan kimiawi
dibagi dalam 4 kelompok:
a. Bahan-bahan toksik .
Batas maksimal (NAB = nilai ambang batas) yang diizinkan (dalam satuan
mg/l)
- Arsenik 0,05 - Timbal 0,05
- Kadmium 0,005 - Merkuri 0,001
- Sianida 0,05 - Selenium 0,01
Air yang mengandung bahan kimia di atas melampaui NAB tidak
diperkenankan digunakan sebagai air minum untuk masyarakat.
b. Substansi yang dapat menimbulkan bahaya untuk kesehatan.
- Flourida, merupakan bahan esensial untuk mencegah karies gigi pada anak-
anak. Batas yang aman untuk flourida adalah 0,5- 0,8 mg/l. Zat kimia ini
mempunyai dua nilai batas yang dapat menimbulkan efek merugikan dan
menguntungkan untuk kesehatan gigi dan tulang. Konsentrasi berlebihan
dalam air minum untuk jangka waktu lama dapat menimbulkan flourosis
kumulatif endemik berupa kerusakan tulang rangka pada anak dan orang
dewasa. Bila konsentrasi flourida dalam air minum kurang dari 0,5 mg/l
dapat meningkatkan insidensi penyakit karies gigi pada masyarakat.
- Nitrat, dalam konsentrasi di atas 45 mg/l dapat membahayakan anak-anak
akibatnya dapat menimbulkan metahemoglobinemia infantil.
- Polynuclear Aromatic Hydrocarbon, zat ini dapat bersifat karsinogenik.
Konsentrasi-nya dalam air minum harus dibawah 0,2 μg/l.
c. Bahan-bahan yang mempengaruhi potabilitas air.
Batas maksimal yang diperkenankan:

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
24
Perubahan warna 5 unit, pH 7,0 – 8,5 : indikator zat metilen merah dan
metilen biru,
total solid 500 mg/l, total hardness 2 mEq/l, Substansi phenolic
0,001 mg/l
besi 0,1 mg/l Kalsium 75 mg/l
mangan 0,05 mg/l Magnesium 30 mg/l
tembaga 0,05 mg/l Sulfat ( So4) 200 mg/l
Zink 5 mg/l Klorida 200 mg/l
d. Bahan kimia sebagai indikator pencemaran.
- Klorida
Semua sumber air yang ada termasuk air hujan mengandung zat klorida.
Kadar klorida bervariasi antar tempat dan yang paling tinggi terdapat di laut.
Zat klorida dapat digunakan sebagai indikator adanya pencemaran
Pemeriksaan kadar klor, dilakukan dengan menggunakan alat yang bernama
comprerator dengan zat orthotoluinine sebagai indikatornya. Dilihat
perubahan warna yang terjadi pada tabung yang diberi zat indikator dan
kemudian disesuaikan warna ini dengan warna standar yang terdapat pada
comperator. Bila warna tersebut sama dengan warna standart, maka ini
berarti kadar klor dalam air sebanyak 0,2 ppm.
- Amonia bebas (free and saline ammonia).
Merupakan hasil proses decomposisi benda-benda organik. Ditemukannya
amonia bebas dalam air menunjukkan adanya pencemaran oleh kotoran
binatang dan manusia. Nilai ambang batas (air minum) dibawah 0,05 mg/l.
- Amonia albuminoid
Merupakan bagian dari proses dekomposisi benda-benda organik yang belum
mengalami oksidasi. Sumber air tanah tidak boleh mengandung amonia
albuminoid. NAB 0,1 mg/l.

- Nitrit
Nitrit dalam keadaan normal tidak ditemukan dalam air minum, bilamana
ditemukan berarti telah terjadi pencemaran.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
25
- Nitrat
Adanya nitrat dalam air minum menunjukkan adanya bekas pencemaran yang
lama. Nilai ambang batas 1 mg/l.
- Oksigen adsorbed
Kadar oksigen yang diabsorbsi oleh air dapat digunakan sebagai approximate
test terhadap kadar oksigen yang diabsorpsi oleh bahan-bahan organik dalam
air. Kadar oksigen yang diabsorpsi oleh air pada temperatur 37o C dalam
waktu 3 jam tidak boleh lebih dari besar 1mg/l.

E. Pengelolaan Air
Purifikasi air merupakan salah satu cara untuk menjernihkan atau memurnikan
sumber air baku guna mendapatkan air bersih. Proses ini dapat dilakukan dalam
skala besar maupun skala kecil sesuai dengan kebutuhannya.
Pengelolaan Air Minum dibedakan atas :
1. Pengelolaan secara alamiah
Biasanya dilakukan dalam bentuk penyimpanan ataupun pengendapan. Proses ini
dapat berlangsung di alam (sungai, kali, danau) maupun sumber air yang terdapat
di rumah tangga atau sumber air untuk penduduk kota (bak penampungan
buatan). Air dibiarkan pada tempatnya, dan kemudian terjadilah koagulasi dari
zat-zat yang terdapat dalam air. Adanya koagulasi yang membentuk endapan ini
akan menjernihkan air, karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut
mengendap.
2. Pengelolaan air dengan penyaringan (Filtration)
Proses penyaringan atau filtrasi merupakan tahap kedua dari proses purifikasi air.
Proses ini sangat penting karena dapat mengurangi jumlah bakteri sampai sekitar
98-99 % dalam air yang dihasilkan.. Dikenal 2 macam saringan:
a. Saringan pasir lambat (slow sand filter-filter biologis)
Pada saringan pasir lambat aliran air berdasarkan gaya gravitasi. Digunakan
untuk skala kecil seperti kebutuhan rumah tangga. Air baku ditampung di
atas lapisan pasir dengan ketinggian antara 1 sampai 1,5 meter. Ketinggian
permukaan air ini harus dipertahankan tetap dalam keadaan konstan agar
supaya tekanan yang ada dapat membuat air meresap di sela-sela lapisan

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
26
pasir. Lapisan pasir yang berfungsi sebagai filter tebalnya sekitar 1,2 meter,
pasir dipilih selektif ukuran 0,15-0,35 mm harus bersih dari lumpur dan
benda organik.
b. Saringan pasir cepat (rapid sand filter-filter mechanism)
Digunakan untuk skala besar seperti kebutuhan perkotaan, perusahaan atau
industri.
Tahapan proses :
1) Koagulasi (coagulation)
Air baku yang ditampung diberi zat koagulasi seperti Aluminium sulfat
(Al2[(S04)]3 tawas) dengan dosis 5-40 mg/l bergantung pada turbiditas,
warna, suhu dan pH air.
2) Pencampuran (mixing)
Air yang telah diberikan Aluminium sulfat dimasukkan dalam bak
pencampur dan diputar sedemikian rupa selama beberapa menit agar
terjadi diseminasi di dalam air .
3) Flokulasi (flocculation)
Didalam bak flokulasi, air yang telah bercampur dengan aluminium sulfat
diputar pelan-pelan selama 30 menit untuk mengendapkan aluminium
hidroksida yang bergumpal berwarna putih.
3. Pengolahan air dengan menambahkan zat kimia
Zat kimia yang ditambahkan ada 2 macam yakni pertama yang bertujuan untuk
mempercepat terjadinya proses koagulasi, kedua yang bertujuan untuk
mensterilkan atau membunuh bibit penyakit yang ada dalam air. Bahan yang
biasanya digunakan adalah klor dan prosesnya disebut klorinasi.
4. Pengelolaan air dengan mengalirkan udara
Proses ini disebut aeration yang tujuannya ialah untuk menghilangkan rasa serta
bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tidak dibutuhkan (CO2,
Methane, Hidrogen sulfida), menaikkan derajat keasaman air (karena kadar CO2
dihilangkan), menambah gas-gas yang diperlukan ataupun untuk mendinginkan
air.
5. Pengelolaan air dengan memanaskannya hingga mendidih

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
27
Pengelolaan air jenis ini ditujukan terutama untuk membunuh kuman-kuman
yang terdapat di dalam air.

F. Air dan Penyakit


Mekanisme terjadinya penularan penyakit yang ada hubungannya dengan air
1. Waterborne mechanism
Kuman pathogen dapat ditularkan melalui air yang bila masuk ke mulut atau
sistem pencernaan dapat menimbulkan penyakit. Penyakit yang ditularkan
melalui air disebut waterborne disease atau water related disease seperti: kolera,
hepatitis virus, disentri basiler, disentri basil, poliomielitis, typhus, penyakit weil,
berbagai macam cacing.
2. Waterwashed mechanism
Penularan penyakit berhubungan dengan kebersihan umum dan perorangan
dimana air digunakan untuk mencuci alat makan (diare), pakaian, mandi
(scabies, conjunctivitis).
3. Water-based mechanism
Kuman penyebab penyakit menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh
vektor atau sebagai intermediate host yang hidup dalam air (skistosomiasis).
4. Water-related insect vector mechanism
Kuman penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di
dalam air seperti: malaria, demam berdarah, filiriasis dan yellow fever.

Contoh Kasus Pencemaran Air


Minamata Disease
Minamata menjadi terkenal di seluruh dunia setelah diketahui adanya keracunan
merkuri dan merupakan salah satu kasus lingkungan terbesar. Kasus keracunan
merkuri sulfat yang digunakan sebagai katalis dalam industri vinil chloride dibuang

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
28
ke dasar laut di teluk minamata, selanjutnya diubah oleh mikroorganisme anaerobic
menjadi CH3HG+ atau (CH3)2Ha yang bersifat sangat volatile dan dilepaskan dari
Lumpur/pasir pada dasar laut ke air di sekitarnya. (CH3)2Hg merupakan komponen
yang stabil di dalam larutan alkali, tetapi pada kondisi asam akan berubah menjadi
CH3Hg+. Ion tersebut bersifat larut di dalam air dan mengumpulkan di dalam
organisme hidup-di tenunan lemak-yang selanjutnya dapat terikat pada grup sulfur
pada molekul di dalam enzim dan dinding sel sehingga merusak system enzim dan
membrane dinding sel. Mekanisme keracunan merkuri di dalam tubuh belum di
ketahui secara jelas. (ISO 14001)
Selain itu, pernah juga terjadi di Irak (1961), Pakistan Barat (1963), Guatemala
(1966), Nigata Jepang (1968). Keracunan di daerah tersebut terutama disebabkan
oleh konsumsi ikan yang tercemar merkuri atau mengonsumsi biji-bijian yang diberi
perlakuan dengan merkuri. Berkaitan dengan mekanisme keracunan merkuri ini,
menurut Pramudya Sunu (2001) dalam karyanya "Melindungi Lingkungan dengan
Menerapkan ISO 14001", menyebutkan bahwa mekanisme keracunan merkuri di
dalam tubuh belum diketahui dengan jelas. Namun, untuk daya racun merkuri dapat
diinformasikan sebagai berikut.
 Pertama, kerusakan tubuh yang disebabkan oleh merkuri pada umumnya
bersifat permanen.
 Kedua, masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan
karakteristik yang berbeda seperti daya racunnya, distribusi, akumulasi
atau pengumpulan, dan waktu retensinya (penyimpanan) di dalam tubuh.
 Ketiga, semua komponen merkuri dalam jumlah cukup, maka akan
beracun terhadap tubuh.
 Keempat, merkuri dapat berpengaruh terhadap tubuh, karena dapat
menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel. Sifat-sifat
membran dari dinding sel akan rusak karena pengikatan dengan merkuri,
sehingga aktivitas sel dapat terganggu.
 Kelima, transformasi biologi dapat terjadi pada lingkungan atau di dalam
tubuh, di mana komponen merkuri diubah menjadi bentuk lain.
(Arda Dinata, A.M.K.L.,/Pemerhati masalah lingkungan dan tergabung di
Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI))

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
29
Siklus dan Pencemaran Merkuri
Tersebarnya logam berat di tanah, peraian ataupun udara dapat melalui berbagai
hal misalnya : secara alamiah merkuri terdapat di lingkungan yaitu pada bebatuan,
tanah, udara dan air. Hal ini dapat terjadi salah satunya karena aktivitas gunung
berapi. Selain itu, merkuri dapat juga ada di lingkungan karena aktivitas manusia
(antrophogenik) seperti pembuangan secara langsung limbah industri, baik limbah
padat maupun limbah cair, tetapi dapat pula melalui udara karena banyak industri
yang membakar begitu saja limbahnya dan membuang hasil pembakaran ke udara
tanpa melalui pengolahan lebih dulu. Banyak orang beranggapan bahwa dengan cara
membakar maka limbah beracun tersebut akan hilang, padahal sebenarnya kita hanya
memindahkan dan menyebarkan limbah beracun tersebut keudara. Pencemaran
dengan cara ini lebih berbahaya karena udara lebih dinamis sehingga dampak yang
diakibatkannya juga akan lebih luas dan membersihkan udara jauh lebih sulit.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
30
Daur Merkuri (Mercury Cycle)

Logam merkuri adalah logam berat yang mempunyai toksisitas tinggi, apabila
tidak dikendalikan akan mengakibatkan dampak negatif bagi kehidupan. Pengolahan
emas yang dilakukan rakyat adalah dengan cara amalgamasi, dimana prinsip
amalgamasi ini adalah pembahasan bahan emas dengan merkuri sehingga

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
31
membentuk amalgam (paduan emas dengan merkuri) yang dengan mudah dapat
dipisahkan secara pengekspresan dengan kain.
Dari penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa pencemaran
lingkungan terutama disebabkan:
1. Lumpur limbah amalgamasi yang dibuang ke sungai menjadi keruh
2. Adanya merkuri (Hg) yang terbawa oleh Lumpur/limbah padat turun masuk ke
sungai
3. Uap merkuri pada saat pembakaran amalgaman untuk mendapatkan bulhan
(campuran emas/perak) uap merkuri ini dapat terhirup oleh pekerja karena
dilakukan di tempat terbuka dan para pekerjanya tidak menggunakan masker.
(Sunardi,. www.menlh.go.id)

Mekanisme dan Gejala Toksisitas Merkuri


Mekanisme Toksisitas Merkuri
Ada tiga bentuk merkuri yang toksisk terhadap manusia ialah merkuri elemen
(merkuri murni), bentuk garam inorganic dan bentuk organic. Bentuk garam
inorganic Hg dapat berbentuk merkuri (Hg2+) dan bentuk merkuro (Hg+), dimana
bentuk garam merkuri lebih toksok daripada merkuro.
Gejala Toksisitas Merkuri
Ion merkuri menyebabkan pengaruh toksik karena terjadinya proses presipitasi
protein, menghambat aktivitas enzim dan bertindak sebagai bahan yang korosif.
Elemen Hg dapat menembus membran sel karena ia mempunyai sifat mudah sekali
larut dalam lipida, sehingga mudah sekali menembus barier darah otak yang
akhirnya terakumulasi di dalam otak.elemen Hg sangat mudah sekali teroksidasi
untuk membentuk merkuri oksida (HgO). Toksisitas Kronik dari kedua bentuk
merkuri ini akan berpengaruh pada jenis organ yang berbeda yaitu saraf pusat (otak)
dan ginjal.
Keracunan merkuri yang akut dapat menyebabkan kerusakan perut dan usus,
gagal kardiovaskuler (jantung dan pembuluhnya), dan gagal ginjal akut yang dapat
menyebabkan kematian. Gejala-gejala kronis karena senyawa merkuri anorganik
maupun organic-korban pencemaran makanan- mencakup cacat lahir, kerusakan
system saraf pusat dan ginjal. Ada dugaan juga kerusakan genetic. Gejala awal

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
32
keracunan merkuri kronis antara lain kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat
badan.
Toksisitas uap merkuri melalui saluran pernapasan (inhalasi), mempunyai
kapasitas tinggi untuk terdifusi melalui paru-paru ke dalam darah, kemudian ke otak
yang dapat berakibat terjadinya kerusakan system saraf pusat. Arilmerkuri yang
masuk ke dalam tubuh seperti fenil merkuri asetat (FMA), segera akan terpecah
menjadi komponen merkuri anorganik, oleh sebab itu juga tidak mengumpul di
dalam tubuh dalam jumlah yang membahayakan. Merkuri anorganik pada umumnya
dalam bentuk komponen dan tinggal di dalam tubuh tidak dalam waktu yang lama
sehingga tidak terkumpul dalam jumlah yang membahayakan, sedangkan toksisitas
kronik yang ditimbulkannya dapat menyerang ginjal.
Metilmerkuri merupakan komponen merkuri yang beracun, dapat mencemari
lingkungan baik langsung maupun tidak langsung, sengaja maupun tidak sengaja.
Pencemaran metilmerkuri secara langsung dan sengaja seperti penggunaan benih dan
biji-bijian. Sedangkan yang secara langsung dan tidak sengaja seperti penggunaan
pada industri, berupa limbah yang terbuang ke lingkungan. Elemen merkuri dan
komponen alkil merkuri masuk ke dalam otak akan menyebabkan terjadinya
perubahan struktur protein dan system enzim, sehingga sinoptik dan transmisi
neuromuskuler diblok. (Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemara.:
Universitas Indonesia. Bogor)
Alkilmerkuri merupakan komponen organomerkuri yang berbahaya karena
mempunyai sifat-sifat antara lain:
a. dapat dibentuk dari merkuri anorganik oleh aktivitas mikroorganisme
anaerobic tertentu.
b. Mudah melakukan penetrasi dan terkumpul di dalam tenugan otak karena
komponen ini mudah menembus membrane biologi.
c. Mempunyai waktu retensi yang lama di dalam tubuh sehingga konsentrasi di
dalam tubuh semakin tinggi, meskipun dosisnya rendah.
Efek merkuri pada kesehatan terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang
sangat sensitif pada semua bentuk merkuri. Metilmerkuri dan uap merkuri logam
lebih berbahaya dari bentuk-bentuk merkuri yang lain, sebab merkuri dalam kedua
bentuk tersebut dapat lebih banyak mencapai otak. Pemaparan kadar tinggi merkuri,

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
33
baik yang berbentuk logam, garam, maupun metilmerkuri dapat merusak secara
permanen otak, ginjal, maupun janin. Pengaruhnya pada fungsi otak dapat
mengakibatkan tremor, pengurangan pendengaran atau penglihatan dan pengurangan
daya ingat. Pemaparan dalam waktu singkat pada kadar merkuri yang tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan paru-paru, muntah-muntah, peningkatan tekanan darah
atau denyut jantung, kerusakan kulit, dan iritasi mata. Badan lingkungan di Amerika
(EPA) menentukan bahwa merkuri klorida dan metilmerkuri adalah bahan
karsiogenik. Anak-anak lebih rentan daripada orang dewasa terhadap merkuri.
Merkuri di ibu yang mengandung dapat mengalir ke janin yang sedang
dikandungnya dan terakumulasi di sana. Juga dapat mengalir ke anak lewat susu ibu.
Akibatnya, pada anak dapat berupa kerusakan otak, retardasi mental, buta, dan bisu.
Bahkan, masalah pada pencernaan dan ginjal juga dapat terjadi. (ISO,. 14001)

Organ yang mengalami gangguan akibat adanya Merkuri

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
34
Standar Kandungan Merkuri
Standard yang ditetapkan badan-badan internasional untuk merkuri adalah
sebagai berikut: di air minum 2 ppb (2 gr dalam 1.000.000.000 (satu milyar gr air
atau kira-kira satu juta liter)). Di makanan laut 1 ppm (1 gram tiap 1 juta gram) atau
satu gram dalam 10 ton makanan. Di udara 0,1 mg (miligram) metilmerkuri setiap 1
m3, 0,05 mg/m3 logam merkuri untuk orang-orang yang bekerja 40 jam seminggu (8
jam sehari). Waktu paruh dari metilmerkuri pada tubuh manusia sekitar 70 – 90 hari.
Konsentrasi merkuri dalam darah sekitar 10-20 Mg %, biasanya belum menimbulkan
gejala toksisitas, tetapi pada konsentrasi sekitar 50-100 Mg %, biasanya akan mulai
menunjukkan keracunan. Kandungan merkuri dapat selalu meningkat sesuai dengan
proses perubahan badan air sungai yang menjadi asam oleh hujan asam. Secara
alamiah kandungan merkuri dalam ikan air tawar hanya sekitar 100-200 Mg/Kg (0,1-
0,2 ppm), tetapi pada daerah yang terkontaminasi kandungannya dapat meningkat
sampai mencapai 9000-22000 (9-22 ppm). (Darmono,. Lingkungan Hidup dan
Pencemaran).

Tindakan Pencegahan dan Penanganan Pencemaran Merkuri


Terjadinya keracunan merkuri, tentu bukan hal yang sepele. Lebih-lebih bila
kondisinya sudah akut akan dapat menyebabkan kerusakan perut dan usus, gagal
kardiovaskular (jantung dan pembuluhnya), dan gagal ginjal akut yang dapat
menyebabkan kematian. Sebetulnya, terjadinya pencemaran merkuri di lingkungan
itu dapat dideteksi dari industri-industri yang menggunakan merkuri di dalam
prosesnya. Adapun untuk melakukan penanganan pencemaran merkuri, maka
sebaiknya terlebih dahulu kita mengetahui sifat-sifat dari merkuri itu sendiri. Berikut
ini sifat-sifat yang umum dari merkuri, yaitu: (1) Berbentuk cair sehingga mudah
menyebar di permukaan air dan sulit dikumpulkan; (2) Bersifat mudah berubah
menjadi gas dan uap (volatil) sehingga dapat mencemari lingkungan; (3) Dapat
diubah oleh mikroorganisme yang terdapat di dalam air (laut, sungai atau danau)
menjadi komponen metil merkuri yang sangat beracun, di mana dengan adanya
rantai makanan memungkinkan terkumpul di dalam tubuh hewan dan manusia; (4)

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
35
Merkuri mengalami pemindahan tempat (translokasi) di dalam tanaman dan hewan.
Berdasarkan sifat-sifat itu, maka pencemaran merkuri ini akan tetap terjadi pada
lumpur di dasar pantai, sungai atau danau. Sehingga untuk menangani kasus
pencemaran merkuri ini, kita tentu bisa belajar dari percobaan yang telah dilakukan
Negara Swedia, yaitu menggunakan metode dekontaminasi merkuri. Metode ini
meliputi: Pertama, sedimen pada dasar pantai, sungai atau danau ditutupi dengan
bahan-bahan yang mempunyai kemampuan absorpsi tinggi. Adapun sedimen itu ada
pada dasar pantai, sungai atau danau yang ditutupi dengan bahan anorganik yang
tidak bereaksi. Selain itu, ada sedimen yang mengandung merkuri yang dihilangkan
dengan cara dikeruk atau dipompa. Akhirnya, lebih dari itu untuk mencegah
terjadinya pencemaran merkuri, maka negara Indonesia sebaiknya mengikuti apa
yang telah direkomendasikan EPA (Environmental Protection Agency) bahwa semua
industri yang menggunakan merkuri harus membuang limbah industrinya dengan
terlebih dahulu mengurangi jumlah merkuri sampai batas normal. (Arda Dinata,
A.M.K.L.,/Pemerhati masalah lingkungan dan tergabung di Himpunan Ahli
Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI)).
Teknologi mengolah limbah dengan sistem Phytoremediasi, menggunakan
tanaman sebagai alat pengolah bahan pencemar. Pada limbah padat atau cair yang
akan diolah, ditanami dengan tanaman tertentu yang dapat menyerap,
mengumpulkan, mendegradasi bahan-bahan pencemar tertentu yang terdapat di
dalam limbah tersebut. Banyak istilah yang diberikan pada sistem ini sesuai dengan
mekanisme yang terjadi pada prosesnya.
1. Phytostabilization: polutan distabilkan di dalam tanah oleh pengaruh tanaman.
Phytostimulation: akar tanaman menstimulasi penghancuran polutan dengan
bantuan bacteri rhizosphere
2. Phytodegradation: tanaman mendegradasi polutan dengan atau tanpa
menyimpannya di dalam daun, batang atau akarnya untuk sementara waktu.
Phytoextraction: polutan terakumulasi dijaringan tanaman terutama daun.
3. Phytovolatilization: polutan oleh tanaman diubah menjadi senyawa yang mudah
menguap sehingga dapat dilepaskan ke udara. Rhizofiltration: polutan diambil
dari air oleh akar tanaman pada sistem hydroponic.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
36
Proses remediasi polutan dari dalam tanah atau air terjadi karena jenis tanaman
tertentu dapat melepaskan zat carriers yang biasanya berupa senyawaan kelat,
protein, glukosida yang berfungsi mengikat zat polutan tertentu kemudian
dikumpulkan dijaringan tanaman misalnya pada daun atau akar. Keunggulan sistem
phytoremediasi diantaranya ialah biayanya murah dan dapat dikerjakan insitu, tetapi
kekurangannya diantaranya ialah perlu waktu yang lama dan diperlukan pupuk untuk
menjaga kesuburan tanaman, akar tanaman biasanya pendek sehingga tidak dapat
menjangkau bagian tanah yang dalam. Yang perlu diingat ialah setelah dipanen,
tanaman yang kemungkinan masih mengandung polutan beracun ini harus ditangani
secara khusus.

BAB III
PENCEMARAN UDARA

A. Pendahuluan
Udara yang bersih adalah udara yang cukup akan kebutuhan oksigen (O2) yang
kita butuhkan untuk proses fisiologis normal. Apabila kita menghisap udara dalam-
dalam, sekitar 99% dari udara yang kita hirup adalah gas nitrogen dan oksigen. Kita
juga menghirup gas lain dalam jumlah yang sangat sedikit, dimana gas tersebut
adalah termasuk gas pencemar. Didaerah perkotaan yang ramai, gas pencemar
berasal dari asap kendaraan, gas buangan pabrik, pembangkit tenaga listrik, asap
rokok dan sebagainya yang erat hubungannya dengan aktivitas kehidupan manusia.
Atmosfer buni bumi adalah gas yang melapisi bumi yang terbagi dalam beberapa
lapis. Lapisan yang paling dalam disebut troposfer (tebalnya 17 Km diatas

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
37
permukaan bumi), mengandung udara yang kita hirup yaitu 78% nitrogen (N2), 21%
oksigen (O2) dan sisanya gas argon <1% dan CO2 0,035%. Terdapat juga uap air
(H2O) sekitar 0,01% didaerah subtropis dan sekitar 5% didaerah tropis yang lembab.
Bahan kimia diudara yang berpengaruh negatif pada makhluk hidup
dikategorikan sebagai pencemar udara. Ada banyak jenis pencemar udara, tetapi
yang penting ada 5 jenis yaitu:
- Ozone (O3)
- Oksida karbon (CO, CO2)
- Oksida belerang (SO2, SO3)
- Oksida nitrogen (NO, NO2, N2O)
- Partikel ( debu, asam, timbal, pestisida dsb.)
Masing-masing pencemar udara tersebut diklasifikasikan sebagai pencemar
udara primer (misalnya SO2) dan sekunder (misalnya H2SO4). Bahan pencemar
udara tersebut melayang diudara selama beberapa waktu bergantung dari
diameternya. Partikel sangat kecil berbahaya pada kehidupan karena dapat meresap
paru dan juga pembawa substansi toksik penyebab kanker.

B. Sumber Pencemar Udara dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan


Polusi udara banyak berpengaruh terhadap kehidupan manusia baik orang
dewasa maupun anak. Selama beberapa tahun belakangan ini kejadian penyakit baik
dalam jumlah yang terserang maupun jenis penyakit yang menyerang terus
meningkat. Penyakit asthma diduga adalah penyakit yang meningkat jumlah
penderitanya, tetapi penyakit lain seperti alergi, bronchitis dan penyakit saluran
pernafasan bagian atas (ispa) juga meningkat dengan tajam. Penyebab meningkatnya
penyakit tersebut sangat diduga oleh terjadinya pencemaran lingkungan. Disamping
itu penderitanya kebanyakan terjadi pada anak-anak, sehingga timbul pertanyaan:
- Mengapa anak lebih peka terhadap pencemaran udara?
- Polutan yang mana yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia (anak
dan dewasa)?
- Bagaimana kita dapat mengurangi pengaruh pencemaran udara terhadap anak-
anak?

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
38
Ada banyak perbedaan antara anak-anak dengan orang dewasa terhadap respon
pencemaran udara ini., yaitu:
- Anak-anak menghirup udara lebih banyak untuk setiap unit berat badannya
daripada orang dewasa. Bilamana anak dan orang dewasa berolah raga (misalnya
sepak-bola), anak menghisap udara 20-50% lebih banyak daripada orang dewasa.
- Orang dewasa yang menghisap udara polutan akan langsung menimbulkan reaksi
batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala. Tetapi anak tidak merasakan gejala
tersebut, hal tersebut tidak mencerminkan bahwa orang dewasa lebih peka, tetapi
menunjukkan bahwa reaksi tubuh orang dewasa lebih cepat untuk mencegah
menghisap udara kotor tersebut.
- Orang dewasa menghabiskan waktu 85-95% di dalam ruangan, sedangkan anak
banyak bermain di luar ruangan sekitar 80%
- Yang paling penting ialah anak dalam masa pertumbuhan. Bersamaan dengan
bertambah besar dan bertambah beratnya badan, paru-paru mereka juga
berkembang.

Dalam hubungannya dengan pencemaran udara ini paru-paru berperan sangat


penting dan merupakan organ yang komplek. Paru terdiri lebih dari 40 jenis sel,
dimana setiap sel sangat penting untuk memelihara kesehatan tubuh.
Polusi udara menyebabkan terjadinya perubahan pada sel yang menimbulkan
kerusakan karena sel tersebut sangat peka terhadap bahan kimia. Bila sel paru rusak
pada anak maka perkembangan akan terganggu dan paru tidak berfungsi normal
pada saat tubuh menjadi dewasa. Pada beberapa penelitian di Amerika, melaporkan
bahwa bila anak menderita penyakit asthma, anak tersebut mempunyai resiko besar
menderita penyakit asthma yang lebih parah bila ia hidup didaerah terpolusi, dengan
kadar ozon dan partikel udara melebihi normal di udara, terutama bila ia melakukan
olah raga.

C. Polusi udara oleh ozon (O3)


Ozon merupakan molekul kimia yang terdiri dari 3 atom oksigen yang saling
melekat dan merupakan bahan yang berenergi. Bila ozon berkontak dengan
permukaan bahan maka ia dapat cepat mengeluarkan energi kimia yang kuat. Bila

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
39
hal ini terjadi pada jaringan biologik terutama saluran nafas, energi ini akan
menyebabkan kerusakan pada jaringan yang sensitif tersebut baik pada saluran nafas
bagian atas (trachea) maupun bagian bawah (paru-paru). Karena bentuk molekul
ozon adalah hasil dari energi solar (matahari) dengan reaksi photokimia dari polutan,
maka tidak mengherankan bila konsentrasi ozon di udara meningkat pada saat
matahari bersinar terik, sehingga konsentrasi ozon mencapai puncaknya pada tengah
hari. Standar konsentrasi di udara telah ditentukan di Amerika yaitu 0,08 ppm akan
mengganggu kesehatan bila kondisi tersebut berlanjut sampai 8 jam, efeknya ialah
sebagai berikut:
- Mengiritasi hidung dan tenggorokan
- Meningkatkan ekskresi mukus pada saluran nafas sehingga menimbulkan batuk
berdahak
- Mengiritasi mata dan sakit kepala
- Pada beberapa saat menimbulkan sakit pada dada dan sulit untuk mengambil
nafas dalam-dalam.
Seperti halnya oksigen, ozon mudah larut dalam cairan yang melapisi saluran
nafas. Tetapi beberapa molekul ozon dapat berpenetrasi kedalam alveoli paru.
Dinding alveoli akan teriritasi dan menimbulkan respon imun dimana sel makrofag
masuk kedalam alveoli untuk melindungi alveoli dari bahan toksik tersebut. Hal
tersebut menyebabkan dinding alveoli menebal. Bila ozon yang terhirup dalam
waktu yang cukup lama, akan dapat menyebabkan kerusakan paru yang permanen.

D. Polusi udara oleh Karbon Monoksida (CO)


Pencemaran CO paling banyak disebabkan oleh gas buang kendaraan bermotor
dan emisi dari pabrik atau industri dan pembangkit tenaga listrik. Di dalam rumah
juga sering terjadi pencemaran oleh CO yang disebabkan oleh gas untuk memasak,
untuk pemanas air dan pemanas ruangan. Asap rokok juga merupakan sumber utama
dari pencemaran CO ini. Asap dari tembakau dapat mengandung karbon monoksida
sampai 1000-5000 ppm. Karbon monoksida didalam rumah orang yang perokok
berat kandungannya akan lebih besar dari pada diluar rumah, sehingga efeknya
sangat berbahaya pada anak.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
40
Badan proteksi lingkungan (EPA) menentukan standar kualitas kandungan CO di
udara berdasarkan hasil penelitian epidemiologi toksisitas CO. Konsentrasi karbon
monoksida harus tidak melebihi 9 ppm selam 8 jam berturut-turut dan tidak boleh
melebihi 20 ppm dalam periode waktu 1 jam.
Toksisitas karbon monoksida
Di laporkan banyak terjadi keracunan CO setiap tahunnya berupa kasus
kematian dan sakit berat, baik di dalam rumah/garasi mobil maupun pencemaran
udara oleh gas buang industri. Kasus yang dilaporkan bahwa keracunan CO
gejalanya mirip sakit flu. Pada kenyataannya kasus toksisitas CO ini sebenarnya
masih banyak lagi, karena keracunan CO ini sangat fatal akibatnya sehingga disebut
“silent killer”, karena bahan kimia gas ini tidak berbahu, tidak berwarna dan sangat
toksik.
Pada toksisitas kronis, toksisitas terjadi karena orang menghirup udara yang
mengandung CO rendah (5-6 ppm) tetapi berlangsung lama, sehingga kandungan
CO dalam darahnya juga rendah. Hal tersebut dapat berlangsung berhari-hari, bulan,
bahkan bertahun-tahun. Gejala yang ditimbulkan dari efek toksisitas kronis ini
adalah:
- sakit kepala
- pening, berkunang-kunang
- lemah, ngilu persendian
- mual dan muntah-muntah
- sesak nafas terutama waktu berolah raga
- bingung dan susah berfikir
- tachycardiua
- gangguan penglihatan
Pada kenyataannya toksisitas kronis CO ini sulit di diagnosis terutama oleh
dokter atau tenaga medis yang belum berpengalaman. Kadang dari gejalanya di
diagnosis sebagai infeksi penyakit viral atau bakterial pada paru atau gastro-
intestinal atau syndrom lainnya. Gejala yang mirip sering terjadi pada satu individu
dan gejala tersebut menurun kemudian menghilang dengan sendirinya pada saat
polusi lingkungan tersebut telah menurun. Kandungan CO dalam darah (COHb)

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
41
kadang tidak terlihat meningkat pada saat kadar CO di udara telah hilang, sehingga
pengukuran CO di udara tidak terdeteksi.

Mekanisme toksisitas CO
Bentuk molekul karbon monoksida adalah satu atom oksigen menempel pada
satu atom karbon. Bila karbon monoksida ada didalam udara dimana udara tersebut
dihirup oleh orang maka molekul tersebut masuk kedalam saluran nafas terus
kedalam paru-paru dan kemudian akan menempel pada haemoglobin darah (COHb).
Ikatan CO dengan Hb tersebut sangat kuat yaitu 250x lebih kuat daripada ikatan
dengan oksigen (O2). Didalam paru, CO terikat dengan sel darah merah pada tempat
dimana oksigen biasanya terikat. Darah membawa sel darah yang didistribusikan
kesemua jaringan, tetapi dia tidak dapat mendistribusikan O2, sehingga jaringan akan
kekurangan O2.
Jaringan biasanya menerima supply oksigen dari darah tersebut, tetapi pada kasus
toksisitas CO ini menyebabkan jaringan tidak menerima oksigen sama sekali. Hal
tersebut menyebabakan sel dalam jaringan tersebut tersebut akan mati (nekrosis).
Lama hidup dari sel darah adalah 120 hari, sehingga ia akan diganti oleh sel darah
baru (dari sumsum tulang).

1 2 3

Gambar 1: carbon dioksida (1), carbom monoksida(2), Eritrocyt mengikat carbon-


monoksida dan oksigen(3)

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
42
1 2

Gambar: paru-paru (1), Eritrocyt mengikat carbon-monoksida, tak ada tempat ikatan
untuk oksigen (2)

Gejala
Gejala toksisitas CO erat hubungannya dengan jaringan yang paling banyak
mengkonsumsi oksigen terutama pada otak dan jantung. Pada penderita yang
kandungan COHb nya 1% tidaklah menunjukkan gejala apa-apa., pada kandungan
10-20% mulai menimbulkan gejala
Tabel 1. Gejala toksisitas CO dan hubungannya dengan kadar CO dalam darah

COHb (%) Gejala yang ditimbulkannya


0 – 10 Tidak ada gejala atau asymptomatik
10 –20 Leher seperti tercekik, sedikit sakit kepala, dilatasi pembuluh
darah tepi/kulit, dyspnea
20 –30 Sakit kepala, fatigue, pening
30 – 40 Sakit kepala yang sangat, lemah, pening, gangguan penglihatan,
mual, muntah dan kolaps
40 –50 Mirip seperti diatas, kecenderungan terjadi kolaps sangat pasti,
denyut nadi cepat, laju respirasi juga meningkat.
50 –60 Pulsus nadi dan laju respirasi meningkat, konvulsi intermiten
60 – 70 Koma, konvulsi intermiten, dan mungkin kematian
70 – 80 Pulsus nadi lemah, respirasi lemah, kematian dalam beberapa
80 – 90 jam

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
43
>90 Kematian dalam waktu satu jam
Kematian dalam beberapa menit

Pada individu yang menderita gangguan jantung sangat beresiko tinggi terhadap
keracunan CO, karena jantung tidak dapat beradaptasi cepat pada saat kekurangan
O2. Hal tersebut disebabkan karena kebutuhan otot jantung (myocard) terhadap
kebutuhan otot jantung tidak terpenuhi. Pada orang normal saat menghirup CO pada
waktu singkat memperlihatkan aliran darah kedalam myocard meningkat cepat
sehingga supli oksigen dapat diperoleh dengan cepat. Sedangkan pada penderita
penyakit jantung hal tersebut tidak terjadi, sehingga jantung dapat langsung berhenti
berdenyut.

Contoh Kasus Pencemaran Udara Global Warming (Pemanasan Global)


Pengertian dan Penyebab Global Warming
1. Pengertian
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata
atmosfer, laut dan daratan Bumi. Planet Bumi telah menghangat (dan juga
mendingin) berkali-kali selama 4,65 milyar tahun sejarahnya. Pada saat ini,
Bumi menghadapi pemanasan yang cepat, yang oleh para ilmuan dianggap
disebabkan aktifitas manusia.
Rata-rata temperatur permukaan Bumi sekitar 15°C (59°F). Selama
seratus tahun terakhir, rata-rata temperatur ini telah meningkat sebesar 0,6
derajat Celsius (1 derajat Fahrenheit). Para ilmuan memperkirakan
pemanasan lebih jauh hingga 1,4 - 5,8 derajat Celsius (2,5 - 10,4 derajat
Fahrenheit) pada tahun 2100.
2. Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan global dapat mengakibatkan perubahan iklim. Hal ini
disebabkan adanya gas efek rumah kaca yang berlebihan (lebih dari kondisi
normal) di atmosfer bumi, sebagai akibat terganggunya komposisi gas-gas
rumah kaca utama seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan) dan N2O
(Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons)
and SF6 (Sulphur hexafluoride) di atmosfer.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
44
Sebelumnya kita perlu mengetahui apa itu iklim, efek rumah kaca, Gas
rumah kaca dan darimanakah sumber gas-gas tersebut dihasilkan?. Secara
umum iklim adalah sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik
parameternya, seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang
terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Iklim muncul akibat dari
pemerataan energi bumi yang tidak tetap dengan adanya perputaran/revolusi
bumi mengelilingi matahari selama kurang lebih 365 hari serta rotasi bumi
selama 24 jam. Hal tersebut menyebabkan radiasi matahari yang diterima
berubah tergantung lokasi dan posisi geografi suatu daerah. Indonesia
merupakan daerah yang berada di posisi sekitar 23,5 Lintang Utara dan 23,5
Lintang Selatan, yang merupakan daerah tropis yang konsentrasi energi
suryanya surplus dari radiasi matahari yang diterima setiap tahunnya.
Pemanasan pada permukaan Bumi dikenal dengan istilah 'Efek
Rumah Kaca' atau Greenhouse Effect. Proses ini berawal dari sinar
Matahari yang menembus lapisan udara (atmosfer) dan memanasi
permukaan Bumi.
Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfir yang
menyebabkan efek gas rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul
secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktifitas manusia.
Termasuk didalamnya adalah uap air, gas yang mengandung CO2 (Karbon
dioksida), CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs
(Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur
hexafluoride) .
3. Sumber Gas Rumah Kaca
Uap Air
Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai
atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Uap air adalah gas
rumah kaca yang timbul secara alami dan bertanggungjawab terhadap
sebagian besar dari efek rumah kaca. Konsentrasi uap air berfluktuasi secara
regional, dan aktifitas manusia tidak secara langsung mempengaruhi
konsentrasi uap air kecuali pada skala lokal.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
45
Dalam model iklim, meningkatnya temperatur atmosfer yang
disebabkan efek rumah kaca akibat gas-gas antropogenik akan menyebabkan
meningkatnya konsentrasi uap air mengakibatkan meningkatnya efek rumah
kaca; yang mengakibatkan meningkatnya temperatur; dan kembali semakin
meningkatkan jumlah uap air di atmosfer. Keadaan ini terus berkelanjutan
sampai mencapai titik ekuilibrium (kesetimbangan). Oleh karena itu, uap air
berperan sebagai umpan balik positif terhadap aksi yang dilakukan manusia
yang melepaskan gas-gas rumah kaca seperti CO2. Perubahan dalam jumlah
uap air di udara juga berakibat secara tidak langsung melalui terbentuknya
awan.
CO2 (Karbon dioksida)
Karbon dioksida adalah gas terbanyak kedua. Ia timbul dari berbagai
proses alami seperti: letusan gunung berapi, hasil pernafasan hewan dan
manusia (yang menghirup oksigen dan menghembuskan karbon dioksida);
dan pembakaran material organik (seperti tumbuhan).
Manusia telah meningkatkan jumlah karbon dioksida yang dilepas ke
atmosfer ketika mereka membakar bahan baker fosil, limbah padat, dan kayu
untuk menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Pada saat yang
sama, jumlah pepohonan yang mampu menyerap karbon dioksida semakin
berkurang akibat perambahan hutan untuk diambil kayunya maupun untuk
perluasan lahan pertanian.
Karbon dioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan
diserap tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis
adalah proses memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer
serta mengambil atom karbonnya.
Walaupun lautan dan proses alam lainnya mampu mengurangi karbon
dioksida di atmosfer, aktifitas manusia yang melepaskan karbon dioksida ke
udara jauh lebih cepat dari kemampuan alam untuk menguranginya.

CH4(Metan)
Metana yang merupakan komponen utama gas alam juga termasuk gas
rumah kaca. Ia merupakan insulator yang efektif, mampu menangkap panas

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
46
20 kali lebih banyak bila dibandingkan karbondioksida. Metana dilepaskan
ke atmosfir selama produksi dan transportasi batu bara, gas alam danminyak
bumi. Metana juga dihasilkan dari pembusukan limbah organik di tempat
pembuangan sampah (landfill), bahkan dapat keluarkan oleh hewan-hewan
tertentu, terutama sapi, sebagai produk samping dari pencernaan.

N2O (Nitrous Oksida)


Nitrogen oksida adalah gas insulator panas yang sangat kuat. Ia
dihasilkan terutama dari pembakaran bahan bakar fosil dan oleh lahan
pertanian. Ntrogen oksida dapat menangkap panas 300 kali lebih besar dari
karbondioksida.
HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) dan SF6 (Sulphur
hexafluoride) .
Gas rumah kaca lainnya dihasilkan dari berbagai proses manufaktur.
Campuran berflourinasi dihasilan dari peleburan aluminium. HFCs
(Hydrofluorocarbons) terbentuk selama manufaktur berbagai produk,
termasuk busa untuk insulasi, perabotan (furniture), dan tempat duduk di
kendaraan. Lemari pendingin di beberapa negara berkembang masih
menggunakan PFCs (Perfluorocarbons) sebagai media pendingin yang selain
mampu menahan panas atmosfer juga mengurangi lapisan ozon (lapisan yang
melindungi Bumi dari radiasi ultraviolet). Para ilmuan telah lama
mengkhawatirkan tentang gas-gas yang dihasilkan dari proses manufaktur
akan dapat menyebabkan kerusakan lingkungan. Pada tahun 2000, para
ilmuan mengidentifikasi bahan baru yang meningkat secara substansial di
atmosfer. Bahan tersebut adalah SF6 (Sulphur hexafluoride). Konsentrasi
gas ini di atmosfer meningkat dengan sangat cepat, yang walaupun masih
tergolong langka di atmosfer tetapi gas ini mampu menangkap panas jauh
lebih besar dari gas-gas rumah kaca yang telah dikenal sebelumnya. Hingga
saat ini sumber industri penghasil gas ini masih belum teridentifikasi.

4. Hubungan Antara Gas Rumah Kaca dan Pemanasan Global

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
47
Bagaimana Gas Rumah Kaca berperan dalam efek rumah kaca dan merubah
iklim bumi? Mekanismenya kurang lebih dapat dijelaskan sebagai berikut:
"atmosfer," adalah lapisan dari berbagai macam gas yang menyelimuti
bumi, dan merupakan mesin dari sistem iklim secara fisik. Ketika
pancaran/radiasi dari matahari yang berupa sinar tampak atau gelombang
pendek memasuki atmosfer, beberapa bagian dari sinar tersebut direfleksikan
atau dipantulkan kembali oleh awan-awan dan debu-debu yang terdapat di
angkasa, sebagian lainnya diteruskan ke arah permukaan daratan. Dari
radiasi yang langsung menuju ke permukaan daratan sebagian diserap oleh
bumi, tetapi bagian lainnya dipantulkan kembali ke angkasa oleh es, salju,
air, dan permukaan-permukaan reflektif bumi lainnya. Proses pancaran sinar
matahari dari angkasa menembus atmosfer sampai menuju permukaan bumi
hingga dapat kita rasakan suhu bumi menjadi hangat disebut efek rumah
kaca. Tanpa ada efek rumah kaca di sistem ikim bumi, maka bumi menjadi
tidak layak dihuni karena suhu bumi terlalu rendah (minus).
Dari penjelasan di atas dapat kita mengerti bagaimana mekanisme
terjadinya efek rumah kaca di bumi. Lalu bagaimana keterkaitan antara efek
rumah kaca, pemanasan global dan perubahan iklim? Secara sederhana
dijelaskan sebagai berikut sinar matahari yang tidak terserap permukaan
bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, sinar tampak adalah gelombang
pendek, setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang
yang berupa energi panas (sinar inframerah), yang kita rasakan. Namun
sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos
keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu
komposisinya (komposisinya berlebihan). Akibatnya energi panas yang
seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke
permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali
lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari
kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan
gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu
rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
48
suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada
iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.
5. Siapa yang Paling Bertanggung Jawab
Manusia adalah “oknum” yang paling tepat untuk “kasus” ini. Semua
terjadi karena ulah manusia baik itu secara sadar maupun tidak sadar. Semua
dilakukan dalam rangka menopang kehidupan manusia.
Tidak tahukah anda bahwa sebuah komputer yang menyala selama 24
jam sehari menyumbangkan 1 ton (1000 kg) gas CO2 ke atmosfer setiap
tahunnya, sementara kendaraan bermotor yang menempuh jarak 16.000 km
dan menghabiskan bahan bakar 1200 liter dan menyumbangkan 3 juta ton
(3.000.000.000 kg) CO2 ke udara. Dan lebih parah lagi, pembakaran hutan
yang sekarang banyak terjadi di Indonesia ternyata menyumbang CO2 lima
kali lebih banyak dari sumber-sumber yang lain. Padahal, hilangnya hutan
berarti juga hilangnya pepohonan yang dapat menyerap CO2 di udara. Belum
lagi penggunaan AC, proses industri, penggunaan pupuk, bahkan
pembusukan sampah pun menghasilkan gas rumah kaca.

Dampak Pemanasan Global


Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi,
dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model
tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak
pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian,
kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.

Cuaca
Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian
Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari
daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan
akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut.
Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan
mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju
akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
49
panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan
cenderung untuk meningkat.
Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut
malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini
disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan
meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak
juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya
Matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses
pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah
hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan.
(Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun
terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat
menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang
berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan
air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa
periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak
terprediksi dan lebih ekstrim.

Tinggi muka laut


Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan
yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan
juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi
permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama
sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di
seluruh dunia telah meningkat 10 - 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para
ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 - 88 cm (4 - 35 inchi) pada
abad ke-21.
Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah
pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda,
17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai,

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
50
dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir
akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan
menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya,
sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari
daerah pantai.
Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi
ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari
rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi
tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini
akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.
Pertanian
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan
lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di
beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat
keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain
pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak
dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-
gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin,
yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan
masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan
penyakit yang lebih hebat.

Hewan dan tumbuhan


Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek
pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam
pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas
pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru
karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia
akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan
mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub
mungkin juga akan musnah.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
51
Kesehatan manusia
Di dunia yang hangat, para ilmuan memprediksi bahwa lebih banyak orang
yang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas. Wabah penyakit yang
biasa ditemukan di daerah tropis, seperti penyakit yang diakibatkan nyamuk dan
hewan pembawa penyakit lainnya, akan semakin meluas karena mereka dapat
berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45 persen
penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat tergigit oleh nyamuk
pembawa parasit malaria; persentase itu akan meningkat menjadi 60 persen jika
temperature meningkat. Penyakit-penyakit tropis lainnya juga dapat menyebar
seperti malaria, seperti demam dengue, demam kuning, dan encephalitis. Para
ilmuan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan
karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk
sari.

Sumber Energi Listrik Terancam


Kurangnya air akibat musim kemarau yang panjang bisa berdampak terhadap
ketersediaan sumber energi. Turbin-turbin pembangkit listrik tenaga air (PLTA)
tentu tidak akan berfungsi optimal jika ketinggian air di waduk-waduk atau danau
tidak mencukupi. Kurangnya daya listrik, tentanu akan berdampak terhadap
kehidupan masyarakat sehari-hari di tingkat rumah tangga dan sektor industri.

Ekosistem Laut Terancam


Global warming juga mengancam kekayaan ekosistem laut. Seorang ilmuwan
bernama Rod Fujita mengatakan bahwa terumbu karang bisa ikut menjadi korban
pemanasan global. Penambahan suhu akan menyebabkan pemutihan (bleaching)
terumbu karang, yaitu lepasnya algae zooxanthellae, sumber makanan dan pemberi
warna, yang biasanya hidup di dalam terumbu karang. Jika sumber makanannya
hilang, lama kelamaan terumbu karang pasti akan mati. Padahal, terumbu karang
adalah rumah untuk beragam kehidupan di dalam laut.

Suhu Panas Tingkatkan Angka Kematian

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
52
Suhu yang semakin tinggi akan meningkatkan angka kematian, khususnya penderita
gangguan jantung, karena sistem kardiovaskuler mereka harus bekerja ekstra keras
untuk menjaga suhu tubuh sepanjang waktu. Serangan gelombang panas (heat wave)
yang terjadi di Eropa pada tahun 2003 dan Chicago USA pada tahun 1995 adalah
satu fenomena alam yang paling mengancam. Gelombang panas ini membuat ratusan
orang tewas, tanaman mati kekeringan dan menimbulkan kebakaran hebat di
berbagai tempat.
Suhu yang panas juga akan meningkatkan konsentrasi ozon di bagian bawah yang
sangat berbahaya bagi kesehatan. Lapisan ini dikenal sebagai smog, yang relatif
tidak bergerak bercampur dengan nitrogen oksida dan berbagai zat berbahaya
lainnya. Smog dapat menyebabkan asma pada anak-anak, merusak jaringan paru-
paru, menimbulkan penyakit saluran pernapasan dan jantung dan pada akhirnya
mengakibatkan kematian.
Dampak-dampak ini memang sering dikatakan sebagai ”diperkirakan”, tetapi
perubahan pola cuaca, intensitas hujan dan musim kering, serta peningkatan bencana
sudah mulai kita rasakan sekarang, tidak perlu menunggu 2030 atau 2050. Kalau
peningkatan suhu rata-rata bumi tidak dibatasi pada 2 derajat Celcius maka
dampaknya akan sulit dikelola manusia maupun alam!

Apa yang Harus Kita Lakukan ?


Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-
tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak
ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat
ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk
mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.
Kerusakan yang parah dapat diatasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat
dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara
lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang
lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan
tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya,
mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
53
dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat
yang lebih dingin.
Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas
rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan
menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut
carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas
rumah kaca.
Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbondioksida di udara adalah
dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon,
terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbondioksida yang
sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam
kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang
mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali
karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain,
seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk
mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam
mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.
Gas karbondioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan
menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk
mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery).
Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam
sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu
anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, di mana karbondioksida yang terbawa
ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer
sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Salah satu sumber penyumbang karbondioksida adalah pembakaran bahan
bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi
industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan
untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada
abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi.
Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung
telah mengurangi jumlah karbondioksida yang dilepas ke udara, karena gas

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
54
melepaskan karbondioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi
bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi
terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbondioksida ke udara.
Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya
yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbondioksida sama sekali.
Hal-hal di atas memang pemecahan yang terlalu mengglobal dan mungkin kita
bertanya apa yang harus kita lakukan? Jawabannya kita harus memulainya dari diri
kita sendiri. If you want to change the world, you must change your self before.
Menurut para ahli dan ilmuwan dari Intergovermental Panel on Climate Change
(IPCC) yang kita bisa lakukan adalah :
Di rumah
- Mengganti lampu bohlam biasa dengan lampu fluorescent yang hemat energi
- Membeli dan menggunakan produk-produk daur ulang
- Membuat kompos dari sampah rumah tangga
- Menanam banyak pohon (bunga, tanaman hias lainnya dan pohon). Selain
berfungsi mencegah global warming, juga memperindah rumah, halaman dan
lingkungan.
- Membangun rumah dengan banyak jendela agar AC idak diperlukan.
- Mencabut semua kabel elektronik (TV, DVD player, charger telepon, dsb)
ketika tidak digunakan.
- Mematikan lampu ketika meninggalkan ruangan
- Mengerinhkan pakaian tanpa alat pengering, cukup dengan panas matahari.
- Menggunakan sobekan kertas bekas untuk packing, daripada menggunakan
Styrofoam.
Saat Berkendara
- Mengajak orang yang tujuannya searah naik bersama-sama
- Menggunakan transportasi umum seperti bus atau kereta, daripada
mengendarai mobil atau motor sendirian ke kantor.
- Mematikan mesin mobil jika berhenti lebih dari satu menit.
- Hindari jalan macet. Selain mengurangi penggunaan bahan bakar, anda juga
terhindar dari stres
- Mempertimbangkan saat yang tepat untuk menggunakan AC mobil

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
55
- Menurunkan barang yang tidak diperlukan dari bagasi, untuk efisiensi
penggunaan bahan bakar.
- Mengendarai sepeda atau jalan kaki untuk menuju jarak yang dekat.
Di Kantor
- Mematikan monitor komputer ketika tidak digunakan lebih dari 20 menit.
- Mencetak tulisan pada kedua sisi kertas. Di perkuliahan dalam memasukkan
tugas makalah lebih baik melalui internet atau menggunakan CD.
- Menggunakan tangga, bukan eskalator atau lift paling tidak sampai pada
lantai ketiga. Selain mengurangi karbon, tubuh anda menjadi sehat.
Saat Berbelanja
- Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi penggunaan kantong plastik.
- Memilih produk yang dapat diisi ulang
- Berbelanja di tempat yang paling dekat rumah dan sekaligus dalam jumlah
yang banyak untuk menghemat bahan bakar, tenaga dan waktu.
Selain itu, perlu adanya dukungan pemerintah dalam menjalankan hal ini. Tindakan-
tindakan yang bisa dilakukan adalah :
1. Mengeluarkan kebijakan yang berwawasan lingkungan seperti kajian
AMDAL yang benar untuk setiap pembangunan kawasan industri dan bisnis.
Selain itu, adanya tata ruang yang tepat yang merepresentatifkan daerah
hutan dan penyerapan air yang lebih luas.
2. Law enforcement yang lebih kuat. Seperti pembebasan daerah aliran sungai
dari pemukiman, perbaikan daerah aliran sungai, hukuman terhadap pelaku
illegal logging (penebangan hutan) dan sebagainya.
3. Penetapan standar emisi buangan dan tindakan pengawasannya. Tidak
mengijinkan kendaraan yang emisinya lebih dari standar yang ada.
4. Pembuatan perumahan yang secara vertikal atau rumah susun. Hal ini
mengurangi pembebasan lahan dan mengurangi pembabatan daerah hutan
atau pepohonan.
5. Mengalokasikan dana ke sektor pelestarian lingkungan seperti penghijauan,
pembuatan taman atau hutan di tengah kota, penanaman bakau di daerah
pantai dan sebagainya.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
56
Akhirnya, ”kepak-kepak kecil jutaan kupu-kupu mampu menghasilkan badai gurun”.
Karena itu, jika Anda sudah berhasil mendorong diri Anda untuk peduli, ajaklah
orang-orang di sekitar anda, agar pemulihan bumi ini bisa berjalan lebih cepat. Mari
kita mulai saat ini juga.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2007. Pemanasan Global. Diakses dari
http://www.wikipedia.indonesia/pemanasan_global
Anonimous. 2003a. Sekilas Tentang Pemanasan Global dan Perubahan Iklim (bagian
pertama). Diakses dari http://www.beritabumi.com/artikel
Anonimous. 2003b. Sekilas Tentang Pemanasan Global dan Perubahan Iklim (bagian
kedua). Diakses dari http://www.beritabumi.com/artikel
Ardiansyah A.A. 2007. Pemanasan Global. Diakses dari http://www.kotakediri.go.id
Utami V.S. 2007. Global Warming : Bumi Kita dalam Bahaya!. Majalah Nirmala
Edisi September 2007.

BAB IV
PENCEMARAN TANAH

A. Pendahuluan
Pencemaran tanah merupakan suatu keadaan dimana terdapatnya bahan kimia
yang dibuat oleh manusia atau terjadinya perubahan lingkungan secara alami pada
tanah. Pencemaran dengan tipe seperti ini khususnya terjadi karena rusaknya tangki-
tangki penyimpanan di bawah tanah, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan
tanah yang terpencemaran ke dalam lapisan air bagian bawah, perembesan dari
limbah-limbah pembuangan atau pembuangan secara langsung limbah industri ke
tanah. Bahan kimia yang paling umum yang menyebabkan pencemaran tanah
meliputi hidrokarbon dari minyak bumi, bahan pelarut, pestisida, timbal, dan logam
berat lainnya. Kejadian ini merupakan fenomena yang berhubungan dengan proses
industrialisasi dan intensitas penggunaan bahan kimia.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
57
Perlunya perhatian terhadap pencemaran tanah karena adanya resiko kesehatan,
baik kontak langsung, maupun secara tidak langsung yang terjadi karena adanya
pencemaran pada persediaan air. Pemetaan lokasi-lokasi tanah yang tercemar dan
hasil-hasil pembersihannya menghabiskan waktu yang banyak dan merupakan tugas
yang mahal, membutuhkan ilmu geologi, hidrologi, ilmu kimia, dan keahlian dalam
penggunaan modeling komputer.
Di Amerika Utara dan Eropa Barat luasnya tanah yang telah tercemar telah
diketahui secara umum dengan banyaknya negara di daerah tersebut yang
mempunyai kerangka legal dalam mengidentifikasi dan ikut serta dalam masalah
lingkungan ini, tetapi hal ini hanya merupakan puncak gunung es di laut dimana
negara-negara berkembang akan menghadapi kasus yang sama untuk generasi yang
akan datang dengan pencemaran tanahnya.
Besarnya dan pertumbuhan yang terjadi secara terus-menerus dari masyarakat
Republik Cina sejak 1970an harus dibayar mahal dengan terjadinya peningkatan
polusi tanah. Peraturan tentang perlindungan terhadap lingkungan di Amerika
Serikat telah dibuat dalam rangka memperoleh pangan yang aman dan untuk
pertumbuhan secara terus menerus dari pertaniannya. Menurut data yang diperoleh,
150 juta mil (100.000 km2) dari tanah yang ditanami di Cina telah tercemar, dimana
air yang telah tercemar digunakan untuk irigasi sebesar 32,5 juta mil dan 2 juta mil
(1300 km2) ditutupi atau dirusak oleh sampah padat. Secara keseluruhan dapat
dihitung 1/10 untuk tanah-tanah yang ditanami di Cina dan pada umumnya
merupakan daerah yang secara ekonomi sangat berkembang telah tercemar.
Diperkirakan sebanyak 12 juta ton biji-bijian telah tercemar dengan logam berat
setiap tahun dan menyebabkan kerugian langsung sebesar 20 milyar yuan (2,57
milyar US$).
Amerika Serikat, meskipun ditemukan adanya pencemaran tanah yang tersebar
luas, telah benar-benar menjadi pemimpin dalam mendefinisikan dan melaksanakan
standar untuk pembersihan tanah tersebut. Negara-negara industri lainnya
mempunyai sejumlah lokasi yang telah tercemar tetapi tidak seperti di Amerika
Serikat dalam upaya mengusahakan pembersihan tanah. Negara-negara berkembang
juga menjadi prioritas utama dari generasi yang akan datang untuk kasus-kasus
pencemaran tanah yang baru.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
58
Setiap tahun di Amerika Serikat, terdapat ribuan lokasi tanah yang tercemar
dibersihkan, kebanyakan menggunakan mikroba yang memakan bahan kimia
beracun yang terdapat pada tanah. Banyak cara lainnya seperti dengan melakukan
penggalian sederhana dan dengan teknologi tinggi yang lebih mahal yaitu tanah
diekstraksi dengan uap atau dengan teknologi menara stripper. Pada waktu yang
sama di seluruh dunia telah diusahakan menciptakan dan mengidentifikasi daerah-
daerah baru yang tanahnya telah tercemar terutama di negara-negara industri selain
Amerika Serikat, dan di negara-negara berkembang yang kekurangan biaya dan
teknologi untuk melindungi tanah secara baik.

B. Analisis mikro dari pencemaran tanah


Untuk memahai sifat pokok dari pencemaran tanah, diperlukan visi yang sama
tentang berbagai cara dari zat pencemar untuk memasuki dalam tanah. Partikel-
partikel tanah dapat tersusun dari tanah gambut organik dan bahan kimia anorganik
dengan berbagai variasi kapasitas pertukaran karbon, kapasitas buffer dan
keseimbangan untuk berhenti. Sebagai contoh adanya tumpukan pasir, ada biji-biji
kasar, inert dan substansi anorganik total ; seperti tanah gambut terdiri dari material
organik halus, disusun oleh material organik dan sangat aktif. Kebanyakan tanah
merupakan campuran dari tanah-tanah lapisan bawah dan dengan sendirinya
mempunyai karakteristik yang kompleks.
Pada keadaan seimbang, beberapa bahan pencemaran merembes ke dalam tanah
seperti tanah pasir dan kerikil berpindah ke tanah-tanah lainnya atau pada air-air
bawah tanah. Sementara bahan-bahan kimia organik yang dibuang ke tanah liat akan
melekat dengan sangat kuat. Jadi kebanyakan pencemaran tanah merupakan hasil
dari zat pencemar yang melekat pada permukaan partikel-partikel tanah, atau masuk
pada kolom-kolom dari matriks tanah. Dengan jelas keseimbangan akan terjadi
secara dinamis dimana zat pencemar baru masuk ke dalam partikel-partikel tanah
yang baru dan aliran air tanah dapat dipindahkan dalam jangka waktu tertentu, dapat
memindahkan beberapa bahan pencemaran tanah dari satu lokasi ke lokasi yang lain
atau masuk ke ke dalam tanah.

C. Sumber-sumber pencemaran tanah

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
59
Terdapat ribuan sumber pencemaran tanah dan berbagai jenis zat pencemar, akan
tetapi yang akan disebutkan pada daftar dibawah ini cukup memberi gambaran
secara (bahan zat pencemar akan ditulis didalam tanda kurung):
 Hidrokarbon dari minyak tanah yang berasal dari kerusakan tangki-tangki
penyimpanan bawah tanah (senyawa benzena, etil-benzena, toluena, xylena,
senyawa-senyawa alkena, MTBE)
 Tumpahan atau bocornya zat-zat pelarut dan zat pencuci pakaian (aseton,
trikloroetilen, formaldehida, dan perkloroetilen)
 Kebocoran dari zat pencemaran yang berasal dari tempat pembuangan limbah
padat (timbal, merkuri (Hg), khrom, kadmium, bakteri, hidrokarbon)
 Air yang mengalir yang membawa zat pencemar dan membuang pada
tempat-tempat dimana air masuk kedalam tanah
 Masuknya pestisida dan herbisida yang digunakan di pertanian kedalam
tanah (berbagai macam bahan kimia seperti DDT, lindane, organoklorin,
organofosfat, karbamat, siklodien)
 Penumpukan dari proses peleburan logam dan mesin-mesin yang
menggunakan tenaga batubara (seng, kadmium, timbal, merkuri)
 Penumpukan timbal yang berasal dari pabrik penempaan timbal atau dari
proses penghancuran limbah yang berasal dari timbal (timbal)
 Kebocoran dari gardu-gardu listrik (poliklorin bifenil(PCBs))
D. Pengaruh pada kesehatan
Masalah yang paling utama yaitu begitu banyaknya lahan yang tanahnya peka
terhadap pencemaran yang digunakan oleh manusia seperti untuk perumahan, taman,
sekolah, dan taman bermain. Cara kontak yang lain yaitu tercemarnya air minum
atau terhirupnya zat kontaminan dari tanah yang menguap. Ada begitu banyak
pengaruh terjadi mekanisme kontak yang lain pada kesehatan dari paparan tanah
yang tercemar bergantung pada jenis zat pencemar, cara zat tersebut menyerang
manusia, dan daya tahan manusia yang terpapar. Krhomium dan berbagai jenis
pestisida dan herbisida karsinogenik terhadap manusia. Timbal merupakan bahan
yang berbahaya khususnya pada anak-anak, dimana kelompok ini beresiko tinggi
mengalami kerusakan perkembangan otak dan sistem saraf, dan keseluruhan
manusia, resiko terjadi pada kerusakan ginjal.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
60
Paparan yang lama pada benzena, pada konsentrasi yang cukup diketahui
berhubungan dengan terjadinya peningkatan leukemia. Merkuri dan siklodien
diketahui mendorong peningkatan terjadinya kerusakan ginjal dan kebanyakan tidak
dapat disembuhkan. PCBs dan siklodiens berhubungan dengan keracunan pada hati.
Organofosfat dan karbamat dapat mendorong terjadinya blokade otot neuromuscular.
Banyak larutan klorin menyebabkan perubahan pada hati, ginjal dan terjadinya
depresi pada isitem saraf pusat.
Masih banyak pengaruh pada kesehatan seperti sakit kepala, nausea, kelelahan,
iritasi pada mata, dan gatal-gatal pada kulit yang disebabkan oleh bahan-bahan
tersebut diatas dan bahan-bahan kimia lainnya. Pada dosis yang cukup sejumlah
besar zat-zat pencemaran tanah menyebabkan kematian.

E. Pengaruh pada sistem lingkungan


Pencemaran tanah tidak diharapkan mempunyai pengaruh yang sangat nyata
terhadap sistem lingkungan. Pengaruhnya dapat disebabkan oleh adanya bahan-
bahan kimia yang berbahaya walaupun dalam konsentrasi yang rendah dari spesies
yang tercemar. Perubahan ini dapat dimanifestasikan dalam perubahan metabolisme
mikroorganisme endemik dan artropoda yang ada dalam tanah dan lingkungan tanah
dimana artropoda terdapat. Hasilnya dapat secara nyata menghancurkan rantai utama
makanan. Meskipun pengaruh bahan kimia pada kehidupan mahluk hidup yang kecil
hanya sedikit, namun mereka dapat menekan bahan kimia asing, seperti konsentrasi
DDT yang tidak dihancurkan dapat menyebabkan kulit telurnya menjadi lunak,
meningkatnya mortalitas anak burung dan secara potensial melenyapkan spesisnya.
Efek yang terjadi pada tanah pertanian yang disebabkan oleh jenis zat
pencemaran tertentu. Zat pencemaran tertentu tersebut dapat merubah metabolisme
tanaman yang pada umumnya menurunkan produksi hasil. Hal ini mempunyai
pengaruh sekunder terhadap konservasi tanah karena tanaman pertanian tidak dapat
menutupi permukaan tanah dari terjadinya fenomena erosi. Beberapa dari bahan
kimia pencemar tanah mempunyai setengah umur yang panjang dan pada kasus-
kasus yang lain turunan dari bahan kimia tersebut terbentuk dari kerusakan zat
pencemar tanah primer.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
61
Contoh Kasus Pencemaran Tanah Oleh Pestisida
Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya
alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur
karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak
terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda
kembali yang kaya akan unsur hara.
Tanah merupakan tempat kehidupan mikroorganisme yang secara makro
menguntungkan bagi mahkluk hidup lainnya, termasuk manusia. Mikroorganisme
yang menghuni tanah dapat dikelompokkan menjadi bakteri, fungi, aktinomisetes,
alga, dan protozoa. Jumlah dan jenis mikroorganisme tanah dipengaruhi oleh
perubahan lingkungan. Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki
oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan sesuai aturan yang berlaku tanpa
memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah
tersebut. Dengan semakin meningkatnya ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
manusia, semakin tinggi pula daya saing untuk mencapai tingkat kemudahan dalam
setiap aktifitas hidupnya sehari-hari. Satu hal vital yang tidak luput dari proses
pengaplikasian pengetahuan memberikan dampak besar terhadap kegiatan pertanian
tanah air yang notabene merupakan sumber pencaharian terbesar sebagian
masyarakat negara agraris ini. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dengan
waktu yang seefisien mungkin dalam kegiatan pertanian maka diwujudkanlah hal
tersebut dengan penggunaan pestisida selama aktifitas pertanian tersebut
berlangsung.
Untuk memenuhi perkembangan ekonomi yang saat ini semakin meningkat,
maka sangat dibutuhkannya Ilmu pengetahuan mengenai pupuk dan pestisida.
Karena menyangkut hal-hal tentang pertanian dan perkebunan yang merupakan
aspek utama dalam perekonomian Negara Indonesia yang beriklim tropis.
Pestisida sebagai salah satu agen pencemar ke dalam lingkungan baik melalui
udara, air maupun tanah dapat berakibat langsung terhadap komunitas hewan,
tumbuhan terlebih manusia. Pestisida yang masuk ke dalam lingkungan melalui
beberapa proses baik pada tataran permukaan tanah maupun bawah permukaan
tanah. Masuk ke dalam tanah berjalan melalui pola biotransformasi dan
bioakumulasi oleh tanaman, proses reabsorbsi oleh akar serta masuk langsung

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
62
pestisida melalui infiltrasi aliran tanah. Gejala ini akan mempengaruhi kandungan
bahan pada sistem air tanah hingga proses pencucian zat pada tahap penguraian baik
secara biologis maupun kimiawi di dalam tanah.
Proses pencucian (leaching) bahan-bahan kimiawi tersebut pada akhirnya akan
mempengaruhi kualitas air tanah baik setempat dan maupun secara region dengan
berkelanjutan. Apabila proses pemurnian unsur-unsur residu pestisida berjalan
dengan baik dan tervalidasi hingga aman pada wadah-wadah penampungan air tanah,
misal sumber mata air, sumur resapan dan sumur gali untuk kemudian dikonsumsi
oleh penduduk, maka fenomena pestisida ke dalam lingkungan bisa dikatakan aman.
Namun demikian jika proses tersebut kurang berhasil atau bahkan tidak berhasil
secara alami, maka kondisi sebaliknya yang akan terjadi.
Penurunan kualitas air tanah serta kemungkinan terjangkitnya penyakit akibat
pencemaran air merupakan implikasi langsung dari masuknya pestisida ke dalam
lingkungan. Aliran permukaan seperti sungai, danau dan waduk yang tercemar
pestisida akan mengalami proses dekomposisi bahan pencemar. Dan pada tingkat
tertentu, bahan pencemar tersebut mampu terakumulasi hingga dekomposit.
Pestisida di udara terjadi melalui proses penguapan oleh foto-dekomposisi sinar
matahari terhadap badan air dan tumbuhan. Selain pada itu masuknya pestisda
diudara disebabkan oleh driff yaitu proses penyebaran pestisida ke udara melalui
penyemprotan oleh petani yang terbawa angin. Akumulasi pestisida yang terlalu
berat di udara pada akhirnya akan menambah parah pencemaran udara.
Gangguan pestisda oleh residunya terhadap tanah biasanya terlihat pada tingkat
kejenuhan karena tingginya kandungan pestisida persatuan volume tanah. Unsur-
unsur hara alami pada tanah makin terdesak dan sulit melakukan regenerasi hingga
mengakibatkan tanah-tanah masam dan tidak produktif.
Penggunaan pestisida sintetis pada pertanian merupakan dilema. Di satu sisi
sangat dibutuhkan dalam rangka penyediaan pangan, di sisi lain tanpa disadari
mengakibatkan berbagai dampak negatif, baik terhadap manusia, hewan mikroba
maupun lingkungan. Pemakaian pestisida haruslah sesuai dengan persyaratan dan
peraturan perundangan yang berlaku. Penggunaannya haruslah diperuntukkan
membasmi organisme pengganggu tanaman secara selektif dan seminimal mungkin
merugikan organisme dan target.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
63
Belum banyak disadari hingga saat ini bahwa pemanfaatan bahan-bahan
agrokimia yang berlebihan untuk menggenjot produksi menyebabkan kerusakan
lingkungan dan hilangnya lapisan tanah yang mengandung nutrisi. Di samping itu,
kualitas produksi yang dihasilkan pun akan menurun. Di Indonesia polusi tanah ini
merupakan masalah yang harus dihadapi. Pemakaian pupuk dan pestisida dalam
jumlah yang besar menimbulkan pencemaran bagi tanah dan air tanah dengan kadar
racun yang beraneka ragam. Degradasi tanah pertanian sudah makin parah dan
dengan sudah mengendapnya pestisida maupun bahan agrokimia lainnya dalam
waktu yang cukup lama. Padahal, untuk mengembalikan nutrisinya tanah
memerlukan waktu ratusan tahun, sedangkan untuk merusaknya hanya perlu
beberapa tahun saja. Hal ini terlihat dari menurunnya produktivitas karena hilangnya
kemampuan tanah untuk memproduksi nutrisi.
Ada beberapa pengaruh negatif lainnya pemakaian pestisida sintetis secara tidak
sesuai. Pertama, pencemaran air dan tanah yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap manusia dan makhluk lainnya dalam bentuk makanan dan minuman yang
tercemar. Kedua, matinya musuh alami dari hama maupun patogen dan akan
menimbulkan resurgensi, yaitu serangan hama yang jauh lebih berat dari
sebelumnya. Ketiga, kemungkinan terjadinya serangan hama sekunder. Contohnya:
penyemprotan insektisida sintetis secara rutin untuk mengendalikan ulat grayak
(hama primer) dapat membunuh serangga lain seperti walang sembah yang
merupakan predator kutu daun (hama sekunder). Akibatnya setelah ulat grayak dapat
dikendalikan, kemungkinan besar tanaman akan diserang oleh kutu daun. Keempat,
kematian serangga berguna dan menguntungkan seperti lebah yang sangat serbaguna
untuk penyerbukan. Kelima, timbulnya kekebalan/resistensi hama maupun patogen
terhadap pestisida sintetis. Berdasarkan pertimbangan tersebut, setiap rencana
penggunaan pestisida sintetis hendaknya dipertimbangkan secara seksama tentang
cara penggunaan yang paling aman, di satu sisi efektif terhadap sasaran, di sisi yang
lain aman bagi pemakai maupun lingkungan.
Sebenarnya tidak semua jenis insekta, cacing (nematode) dan lain-lain
merupakan hama dan penyakit bagi tanaman, akan tetapi racun serangga telah
membunuhnya. Tetapi makhluk-makhluk kecil ini sangat diperlukan untuk
kesuburan tanah selanjutnya. Apabila penyemprotan dilakukan secara berlebihan

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
64
atau takaran yang dipakai terlalu banyak, maka yang akan terjadi adalah kerugian.
Tanah disekitar tanaman akan terkena pencemaran pestisida. Akibatnya makhluk-
makhluk kecil itu banyak yang ikut terbasmi, sehingga kesuburan tanah menjadi
rusak karenanya. Bukan tidak mungkin tragedi kegersangan dan kekeringan terjadi.
Dan akibat yang paling parah, kesuburan tanah di lahan-lahan yang
menggunakan pestisida dari tahun ke tahun menurun.Dunia pertanian modern adalah
dunia mitos keberhasilan modernitas. Keberhasilan diukur dari berapa banyaknya
hasil panen yang dihasilkan. Semakin banyak, semakin dianggap maju. Di Indonesia,
penggunaan pestisida kimia merupakan bagian dari Revolusi Hijau, sebuah proyek
ambisius Orde Baru untuk memacu hasil produksi pertanian dengan menggunakan
teknologi modern, yang dimulai sejak tahun 1970-an.
Gebrakan revolusi hijau di Indonesia memang terlihat pada dekade 1980-an. Saat
itu, pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakaian bibit impor,
pupuk kimia, pestisida, dan lain-lainnya. Hasilnya, Indonesia sempat menikmati
swasembada beras. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai kelimpungan
menghadapi serangan hama, kesuburan tanah merosot, ketergantungan pemakaian
pupuk yang semakin meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, dan harga gabah
dikontrol pemerintah.Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produksi gabah.
Namun berakibat negative seperti :
1. Berbagai organisme penyubur tanah musnah
2. Kesuburan tanah merosot/tandus
3. Tanah mengandung residu (endapan) pestisida
4. Hasil pertanian mengandung residu pestisida
5. Keseimbangan ekosistem rusak; dan
6. Terjadi peledakan serangan dan jumlah hama.
Apabila pestisida dipakai dalam batas-batas kewajaran sesuai dengan petunjuk
penggunaan kiranya merupakan tindakan yang bisa memperkecil lingkup risiko yang
harus ditanggung manusia dan alam. Pemakaian pestisida secara membabi buta bisa
mengundang bencana.
Oleh karena itu masalah pestisida menuntut perhatian semua pihak, tidak hanya
para pejabat, tidak hanya sipemakai jasa. Kita semua memikul tanggung jawab
bersama atas lingkungan hidup kita sendiri. Pestisida bukan hanya menjadi tangung

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
65
jawab pabrik panghasil, dan tanggung jawab pemrintah yang memberi izin produksi,
tapi menjadi tanggung jawab semua pihak, semua bangsa dan semua negara.

Batas Toleransi Pestisida


Setiap perusahaan pestisida yang akan mengedarkan produknya untuk
diaplikasikan ketanaman diharuskan mendaftarkan pada komisi pestisida (Pesticide
Commission), di Amerika di tangani oleh Badan Perlindungan Lingkungan
(EPA/Environmental Protection Association). Sedangkan di Indonesia ditangani
oleh Komisi Pestisida dibawah Departemen Pertanian. Keputusan lembaga untuk
mengijinkan pemakaian pestisida tergantung pada evaluasi dari resiko dan kegunaan
kimia. Resiko meliputi kemampuan dalam menimbulkan pengaruh yang merugikan
terhadap kesehatan seperti kanker, cacat lahir, kerusakan syaraf, atau mutasi genetik,
seperti juga pengaruh yang merusak lingkungan seperti membahayakan kehidupan
liar atau pencemaran air tanah. Adapun kegunaannya terutama dalam upaya
mempertahankan hasil pertanian..
Dibawah ketentuan Undang-undang Makanan, Minuman dan Kosmetik Federal
(FFDCA), maka EPA menetapkan batas toleransi terhadap pestisida yang
didaftarkan untuk dipakai pada makanan berdasarkan dua prinsip dasar: batas
toleransi harus melindungi kesehatan masyarakat dan harus ditetapkan pada aras
yang tidak lebih tinggi dari pengendalian hama yang diperlukan. Batas toleransi
adalah jumlah maksimal dari residu pestisida (dalam part per million – ppm atau
miligram per kilogram (mg/kg) yang diijinkan terdapat pada makanan pada saat
dijual. Dalam penentuan batas toleransi, EPA membandingkan potensi pemaparan
terhadap pestisida dengan pemaparan maksimal diijinkan secara toksikologi terhadap
substansi; potensi pemaparan harus tidak melebihi batas maksimal yang diijinkan,
atau pemaparan yang “aman”. EPA dapat pula memberikan pengecualian dari batas
toleransi untuk pestisida yang digunakan pada makanan bila tidak ada aras pestisida
yang mungkin muncul pada makanan, atau bila EPA memutuskan bahwa tidak ada
resiko yang berhubungan dengan pemaparan manusia terhadap residu.
EPA memperhitungkan pemaparan maskimal yang diijinkan bagi pestisida dari
data toksikologi yang diberikan oleh perusahaan kimia. Dari data ini, didapatkan
Aras Pengaruh yang Tidak Dapat Diteliti (No Observable Effect Level, NOEL) –

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
66
atau jumlah yang diberikan kepada hewan percobaan yang tidak menyebabkan
pengaruh yang merugikan (seperti tumor, cacat lahir atau kerusakan syaraf) yang
diteliti pada aras dosis tertinggi.
Jikalau di suatu negara suatu jenis pestisida sudah diteliti, dinyatakan berbahaya
dan dilarang untuk dipergunakan, semestinya semua Negara dunia juga harus
mengerti akan hal itu dan ikut melaksanakannya. Bersikap mendua dalam
mengambil langkah kiranya kurang membantu. pemakaian pestisida dilarang tetapi
tetap diproduksi dan bahkan diekspor kenegara tetangga.
Setiap usaha pembrantasan harus melibatkan semua pihak dan bersifat
menyeluruh, kalau diharapkan berhasil. Mudah-mudahan di masa mendatang kasus-
kasus akibat pemakaian atau produksi pestisida mulai mengecil atau bahkan hilang
sama sekali. Meskipun sulit, kita semua berjuang agar risiko bagi lingkungan itu
makin diperkecil.

Sumber
Ekha Isuasta.1988. Dilema Pestisida. Kanisius. Yogyakarta
Luluk Sulistiyono. 2004. Dilema Penggunaan Pestisida. IPB Bogor

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
67
BAB V
PENCEMARAN SUARA (Kebisingan)

A. Bunyi
Bunyi adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga atau kompresi
mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium, medium
atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Kebanyakan suara merupakan
gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan
kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitude atau
kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi
saat gelombang bunyi, yaitu getaran udara atau medium lain, sampai kegendang
telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia
kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi
dalam kurva responya. Suara diatas 20 kHz disebut ultrasonic dan dibawah 20 Hz
disebut infrasonik.

B. Kebisingan
Kebisingan adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat
mengganggu kesehatan dan kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan
desibel (dB). Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi yang tidak disukai,
suara yang mengganggu atau bunyi yang menjengkelkan. Berdasarkan Kepmenaker,
kebisingan adalah suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat, proses
produksi yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan dan
pendengaran.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
68
Kebisingan diartikan sebagai suara yang tidak dikehendaki, misalnya yang
merintangi terdengarnya suara-suara, musik dan sebagainya atau yang menyebabkan
rasa sakit atau yang menghalangi gaya hidup. Kebisingan yaitu bunyi yang tidak
diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan
(KepMenLH No.48 Tahun 1996) atau semua suara yang tidak dikehendaki yang
bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran (KepMenNaker No.51 Tahun 1999).
Diantara pencemaran lingkungan yang lain, pencemaran/polusi kebisingan dianggap
istimewa dalam hal : (1) penilaian pribadi dan subjektif sangat menentukan untuk
mengenali suara sebagai pencemaran kebisingan atau tidak, (2) kerusakannya
setempat dan sporadis dibandingkan dengan pencemaran udara dan pencemaran air
dan bising pesawat merupakan pengecualian.
Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang
bergetar. Getaran sumber suara ini mengganggu keseimbangan molekul udara
sekitarnya sehingga molekul-molekul udara ikut bergetar. Getaran sumber ini
menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara
menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai
suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat
menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan
Suatu gelombang suara memancar dengan kecepatan suara dengan gerakan
seperti gelombang. Jarak antara dua titik geografis (yaitu dua titik di antara mana
tekanan suara maksimum dari suatu suara murni dihasilkan) yang dipisahkan hanya
oleh satu periode dan yang menunjukkan tekanan suara yang sama dinamakan
‘gelombang suara’, yang dinyatakan sebagai l(m). Apabila tekanan suara pada titik
sembarangan berubah secara periodik, jumlah berapa kali di mana naik-turunnya
periodik ini berulang dalam satu detik dinamakan ‘frekuensi’, yang dinyatakan
sebagai f (Hertz/Hz). Suara-suara ber-frekuensi tinggi adalah suara tinggi, dan yang
ber-frekuensi rendah adalah suara rendah. Hubungan antara kecepatan suara c (m/s),
gelombang l dan frekuensi f dinyatakan sebagai berikut : C = f x l. Panjang
gelombang dari suara yang dapat didengar adalah beberapa sentimeter dan sekitar
20m. Kebanyakan dari objek di lingkungan kita ada dalam lingkup ini. Mutu suara

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
69
dipengaruhi oleh kasarnya permukaan-permukaan yang memantulkan suara,
tingginya pagar-pagar dan faktor-faktor lainnya, akan berbeda sebagai perbandingan
dari panjang gelombang terhadap dimensi objek.
Dari gambar garis bentuk kenyaringan dari tes (hearing) psikiatris ini bahwa
batas perbedaan suara yang bisa terdengar oleh rata-rata orang adalah 20-20.000 Hz
tetapi bisa terdengarnya tergantung pada frekuensi. Kurva menggunakan 1000Hz
dan 40dB sebagai referensi untuk suara murni dan mem-plot suara referensi ini
dengan tingkat-tingkat yang bisa terdengar dari kenyaringan yang sama pada
berbagai frekuensi.

C. Jenis dan Pengukuran Kebisingan


Kategori kebisingan lingkungan dapat dilihat seperti dalam tabel berikut :
Jumlah kebisingan Semua kebisingan di suatu tempat tertentu dan suatu
waktu tertentu
Kebisingan spesifik Kebisingan di antara jumlah kebisingan yang dapat dengan
jelas dibedakan untuk alasan-alasan akustik. Seringkali
sumber kebisingan dapat diidentifikasikan
Kebisingan residual Kebisingan yang tertinggal sesudah penghapusan seluruh
kebisingan spesifik dari jumlah kebisingan di suatu tempat
tertentu dan suatu waktu tertentu
Kebisingan latar Semua kebisingan lainnya ketika memusatkan perhatian
belakang pada suatu kebisingan tertentu. Penting untuk membedakan
antara kebisingan residual dengan kebisingan latar
belakang

Decibel (dB) adalah ukuran energi bunyi atau kuantitas yang dipergunakan sebagai
unit-unit tingkat tekanan suara berbobot A. Yang dilakukan untuk mensederhanakan
plot-plot multipel seperti pada gambar dan untuk secara kira-kira menyebandingkan
kuantitas logaritmik dari stimulus untuk stimulus akustik yang diterima telinga
manusia dari luar. Untuk menilai kebisingan diperlukan untuk menghitung
tambahnya atau kurangnya tingkat tekanan suara berbobot A rata-ratanya dan
sebagainya.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
70
D. Sumber kebisingan
Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap mengganggu
pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak bergerak. Umumnya sumber
kebisingan dapat berasal dari kegiatan industri, perdagangan, pembangunan, alat
pembangkit tenaga, alat pengangkut dan kegiatan rumah tangga. Di Industri, sumber
kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu
1. Mesin
Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
2. Vibrasi
Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat
gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada
roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
3. Pergerakan udara, gas dan cairan
Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam
kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet
pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.

E. Jenis dan Penyebab Kebisingan


Jenis-jenis kebisingan berdasarkan sifat dan spektrum bunyi dapat dibagi sebagai
berikut:
1. Bising yang kontinyu
Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak putus-
putus. Bising kontinyu dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
 Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas. bising ini
relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut-
turut, seperti suara kipas angin, suara mesin tenun.
 Norrow Spectrum adalah bising ini juga relatif tetap, akan tetapi hanya
mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya
gergaji sirkuler, katup gas.
2. Bising terputus-putus

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
71
Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu bising yang
berlangsung secar tidak terus-menerus, melainkan ada periode relatif tenang,
misalnya lalu lintas, kendaraan, kapal terbang, kereta api
3. Bising impulsif
Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam waktu
sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya seperti suara tembakan
suara ledakan mercon, meriam.
4. Bising impulsif berulang
Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang, misalnya
mesin tempa.

Berdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising dapat dibagi atas :


1. Bising yang mengganggu (Irritating noise).
Merupakan bising yang mempunyai intensitas tidak terlalu keras, misalnya
mendengkur.
2. Bising yang menutupi (Masking noise)
Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, secara tidak langsung
bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja , karena
teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.
3. Bising yang merusak (damaging/injurious noise)
Merupakan bunyi yang intensitasnya melampui Nilai Ambang Batas. Bunyi jenis
ini akan merusak atau menurunkan fungsi pendengaran.
Beberapa faktor terkait kebisingan yaitu:
1. Frekuensi
Frekuensi adalah satuan getar yang dihasilkan dalam satuan waktu (detik)
dengan satuan Hz. Frekuensi yang dapat didengar manusia 20-20.000 Hz.
Frekuensi dibawah 20 Hz disebut Infra Sound sedangkan frekuensi diatas 20.000
Hz disebut Ultra Sound. Suara percakapan manusia mempunyai rentang
frekuensi 250 – 4.000 Hz. Umumnya suara percakapan manusia punya frekuensi
sekitar 1.000 Hz.

2. Intensitas suara

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
72
Intensitas didefinisikan sebagai energi suara rata-rata yang ditransmisikan
melalui gelombang suara menuju arah perambatan dalam media.
3. Amplitudo
Amplitudo adalah satuan kuantitas suara yang dihasilkan oleh sumber suara pada
arah tertentu.
4. Kecepatan suara
Kecepatan suara adalah suatu kecepatan perpindahan perambatan udara per
satuan waktu.
5. Panjang gelombang
Panjang gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh perambatan suara untuk
satu siklus.
6. Periode
Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus amplitudo, satuan
periode adalah detik.
7. Oktave band
Oktave band adalah kelompok-kelompok frekuensi tertentu dari suara yang dapat
di dengar dengan baik oleh manusia. Distribusi frekuensi-frekuensi puncak suara
meliputi Frekuensi : 31,5 Hz – 63 Hz – 125 Hz – 250 Hz – 500 Hz – 1000 Hz – 2
kHz – 4 kHz – 8 kHz – 16 kHz.
8. Frekuensi bandwidth
Frekuensi bandwidth dipergunakan untuk pengukuran suara di Indonesia.
9. Pure tune
Pure tone adalah gelombang suara yang terdiri yang terdiri hanya satu jenis
amplitudo dan satu jenis frekuensi
10. Loudness
Loudness adalah persepsi pendengaran terhadap suara pada amplitudo tertentu
satuannya Phon. 1 Phon setara 40 dB pada frekuensi 1000 Hz
11. Kekuatan suara
Kekuatan suara satuan dari total energi yang dipancarkan oleh suara per satuan
waktu.
12. Tekanan suara
Tekana suara adalah satuan daya tekanan suara per satuan

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
73
F. Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan
Bising merupakan suara atau bunyi yang mengganggu. Bising dapat
menyebabkan berbagai gangguan seperti gangguan fisiologis, gangguan psikologis,
gangguan komunikasi dan ketulian. Ada yang menggolongkan gangguannya berupa
gangguan Auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non
Auditory seperti gangguan komunikasi, ancaman bahaya keselamatan, menurunya
performan kerja, stres dan kelelahan. Lebih rinci dampak kebisingan terhadap
kesehatan pekerja dijelaskan sebagai berikut:
1. Gangguan Fisiologis
Pada umumnya, bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila terputus-
putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan dapat berupa peningkatan
tekanan darah (± 10 mmHg), peningkatan nadi, konstriksi pembuluh darah
perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan
gangguan sensoris.
Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan pusing/sakit kepala. Hal ini
disebabkan bising dapat merangsang situasi reseptor vestibular dalam telinga
dalam yang akan menimbulkan evek pusing/vertigo. Perasaan mual,susah tidur
dan sesak nafas disbabkan oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf,
keseimbangan organ, kelenjar endokrin, tekanan darah, sistem pencernaan dan
keseimbangan elektrolit.
2. Gangguan Psikologis
Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi, susah
tidur, dan cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam waktu lama dapat
menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis, jantung, stres, kelelahan
dan lain-lain.
3. Gangguan Komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang
menutupi pendengaran yang kurang jelas) atau gangguan kejelasan suara.
Komunikasi pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini
menyebabkan terganggunya pekerjaan, sampai pada kemungkinan terjadinya

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
74
kesalahan karena tidak mendengar isyarat atau tanda bahaya. Gangguan
komunikasi ini secara tidak langsung membahayakan keselamatan seseorang.
4. Gangguan Keseimbangan
Bising yang sangat tinggi dapat menyebabkan kesan berjalan di ruang angkasa
atau melayang, yang dapat menimbulkan gangguan fisiologis berupa kepala
pusing (vertigo) atau mual-mual.
5. Efek pada pendengaran
Pengaruh utama dari bising pada kesehatan adalah kerusakan pada indera
pendengaran, yang menyebabkan tuli progresif dan efek ini telah diketahui dan
diterima secara umum dari zaman dulu. Mula-mula efek bising pada
pendengaran adalah sementara dan pemuliahan terjadi secara cepat sesudah
pekerjaan di area bising dihentikan. Akan tetapi apabila bekerja terus-menerus di
area bising maka akan terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal kembali,
biasanya dimulai pada frekuensi 4000 Hz dan kemudian makin meluas
kefrekuensi sekitarnya dan akhirnya mengenai frekuensi yang biasanya
digunakan untuk percakapan.
Macam-macam gangguan pendengaran (ketulian), dapat dibagi atas :
1. Tuli sementara (Temporary Treshold Shift =TTS)
Diakibatkan pemaparan terhadap bising dengan intensitas tinggi. Seseorang akan
mengalami penurunan daya dengar yang sifatnya sementara dan biasanya waktu
pemaparan terlalu singkat. Apabila tenaga kerja diberikan waktu istirahat secara
cukup, daya dengarnya akan pulih kembali.
2. Tuli Menetap (Permanent Treshold Shift =PTS)
Diakibatkan waktu paparan yang lama (kronis), besarnya PTS di pengaruhi
faktor-faktor sebagai berikut :
a. Tingginya level suara
b. Lama paparan
c. Spektrum suara
d. Temporal pattern, bila kebisingan yang kontinyu maka kemungkinan terjadi
TTS akan lebih besar
e. Kepekaan individu

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
75
f. Pengaruh obat-obatan, beberapa obat-obatan dapat memperberat (pengaruh
synergistik) ketulian apabila diberikan bersamaan dengan kontak suara,
misalnya quinine, aspirin, dan beberapa obat lainnya
g. Keadaan Kesehatan
3. Trauma Akustik
Trauma akustik adalah setiap perlukaan yamg merusak sebagian atau seluruh alat
pendengaran yang disebabkan oleh pengaruh pajanan tunggal atau beberapa
pajanan dari bising dengan intensitas yang sangat tinggi, ledakan-ledakan atau
suara yang sangat keras, seperti suara ledakan meriam yang dapat memecahkan
gendang telinga, merusakkan tulang pendengaran atau saraf sensoris
pendengaran.
4. Prebycusis
Penurunan daya dengar sebagai akibat pertambahan usia merupakan gejala yang
dialami hampir semua orang dan dikenal dengan prebycusis (menurunnya daya
dengar pada nada tinggi). Gejala ini harus diperhitungkan jika menilai penurunan
daya dengar akibat pajanan bising ditempat kerja.
5. Tinitus
Tinitus merupakan suatu tanda gejala awal terjadinya gangguan pendengaran .
Gejala yang ditimbulkan yaitu telinga berdenging. Orang yang dapat merasakan
tinitus dapat merasakan gejala tersebut pada saat keadaan hening seperti saat
tidur malam hari atau saat berada diruang pemeriksaan audiometri (ILO, 1998).

G. BAKU/STANDAR TINGKAT KEBISINGAN


Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan
(KepMenLH No.48 Tahun 1996)
Baku tingkat kebisingan (Nilai Ambang Batas/NAB) peruntukan
kawasan/lingkungan dapat dilihat pada tabel 2 (KepMenLH No.48 Tahun 1996) :
Tabel 2. Baku Tingkat Kebisingan (Kep Mentri LH No. 48 tahun 1996)
Peruntukan kawasan / Tingkat
lingkungan kegiatan kebisingan (A)

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
76
a. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan dan pemukiman 55
2. Perdagangan dan jasa 70
3. Perkantoran dan perdagangan 65
4. Ruang terbuka hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintahan dan fasilitas 60
umum 70
7. Rekreasi
8. Khusus : 60
- Bandar udara
- Stasiun Kereta Api 70
- Pelabuhan Laut
- Cagar Budaya
b. Lingkungan Kegiatan 55
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah dan sejenisnya 55
3. Tempat ibadah dan sejenisnya

Dan kebisingan yang dapat diterima oleh tanaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit
atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8
jam sehari atau 40 jam seminggu yaitu 85 dB(A) (KepMenNaker No.51 Tahun 1999,
KepMenKes No.1405 Tahun 2002). Pada lampiran 2 KepMenNaker No.51 Tahun
1999, NAB dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Intensitas Kebisingan dan Batas Waktu Pajanan


Waktu pemajanan Intensitas
per hari kebisingan
dB(A)
8 Jam 85
4 88
2 91

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
77
1 94

30 Menit 97
15 100
7.5 103
3.75 106
1.88 109
0.94 112

28.12 Detik 115


14.06 118
7.03 121
3.52 124
1.76 127
0.88 130
0.44 133
0.22 136
0.11 139
Tidak boleh terpajan lebih dari 140
dB(A) walaupun sesaat

Agar kebisingan tidak mengganggu kesehatan atau membahayakan perlu diambil


tindakan seperti penggunaan peredam pada sumber bising, penyekatan, pemindahan,
pemeliharaan, penanaman pohon, pembuatan bukit buatan ataupun pengaturan tata
letak ruang dan penggunaan alat pelindung diri sehingga kebisingan tidak
mengganggu kesehatan atau membahayakan.

Sumber
1. Ambar,Pencemaran Udara, 1999
2. Kepmenkes Nomor 1405 /2002
3. Kepmenaker Nomor 51/1999

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
78
4. Nasri, Teknik Pengukuran dan Pemantauan Kebisingan di Tempat Kerja,
1997
5. Sastrowinoto, Penanggulangan Dampak Pencemaran Udara Dan Bising Dari
Sarana Transportasi, 1985
6. Widyapura, Masalah Pencemaran Udara di Perkotaan, 1993

BAB VI
BAKU MUTU LINGKUNGAN

1. Fungsi Baku Mutu Lingkungan


Untuk mengatakan atau menilai bahwa lingkungan telah rusak atau tercemar
dipakai mutu baku lingkungan.
Kemampuan lingkungan sering diistilahkan dengan daya dukung lingkungan,
daya toleransi lingkungan dan daya tegang lingkungan yang dalam istilah
asing : carrying capacity.
Gangguan terhadap lingkungan diukur menurut besar kecilnya penyimpangan
dari batas-batas yang telah ditetapkan sesuai dengan kemampuan atau daya
tenggang lingkungan.
Untuk mengetahui telah terjadi perusakan atau pencemaran lingkungan
digunakan ► baku mutu lingkungan.
Sehubungan dengan baku mutu lingkungan, dikenal adanya nilai ambang
batas ► merupakan batas-batas daya dukung, daya tenggang dan daya
toleransi atau kemampuan lingkungan.
Nilai ambang batas ► batas tertinggi dan terendah dari kandungan zat-zat,
mahluk hidup atau komponen-komponen lain dalam setiap interaksi yang

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
79
berkenaan dengan lingkungan khususnya yang mempengaruhi mutu
lingkungan.
Dapat dikatakan lingkungan tercemar apabila kondisi lingkungan telah
melewati ambang batas (batas maksimum dan batas minimum) yang telah
ditetapkan berdasarkan baku mutu lingkungan.

2. Dasar Hukum
Dasar hukum baku mutu lingkungan terdapat dalam UU No.4 Thn 1982 pasal
15 yang berbunyi sebagai berikut:
“ Perlindungan lingkungan hidup dilakukan berdasarkan baku mutu
lingkungan yang diatur dengan peraturan perundang-undangan”.

3. Beberapa baku mutu lingkungan


Sehubungan dengan fungsi baku mutu lingkungan maka dalam hal
menentukan apakah telah terjadi pencemaran dari kegiatan industri atau
pabrik dipergunakan dua buah sistem baku mutu lingkungan, yaitu:
1. Effluent Standard, merupakan kadar maksimum limbah yang
diperbolehkan untuk dibuang ke lingkungan
2. Stream Standard, merupakan batas kadar untuk sumberdaya tertentu,
seperti sungai, waduk dan danau. Kadar yang ditetapkan berdasarkan
pada kemampuan sumberdaya beserta sifat peruntukannya. Miasalnya
batas kadar badan air untuk air minum akan berlainan dengan batas
kadar bagi badan air untuk pertanian.
Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup dalam keputusannya
No. KEP-03/MENKLH/II/1991 telah menetapkan baku mutu air pada sumber
air, baku mutu limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara emisi
dan baku mutu air laut.
Dalam keputusan tersebut, yang dimaksud dengan:
1. Baku mutu air pada sumber air, adalah batas kadar yang
diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat dalam air,
namun tetap berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
80
2. Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi
zat atau bahan pencemar untuk dibuang dari sumber pencemaran ke
dalam air pada sumber air, sehingga sehingga tidak meyebabkan
dilampauinya baku mutu air.
3. Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi
zat atau bahan pencemar terdapat di udara, namun tidak menimbulkan
gangguan terhadap mahluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan atau benda.
4. Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang diperbolehkan bagi
zat atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari sumber pencemaran
ke udara, sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu
udara ambien
5. Baku mutu air laut adalah batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi,
atau komponen lain yang ada atau harus ada, dan zat atau bahan
pencemar yang ditenggang adanya dalam air laut.

BAKU MUTU AIR DAN LIMBAH CAIR


Kriteria mutu air diterapkan untuk menentukan kebijakasanaan perlindungan
sumberdaya air dalam jangka panjang.
Sedangkan baku mutu air limbah (effluent standar) dipergunakan untuk
perencanaan, perizinan, dan pengawasan mutu air limbah dari pelbagai
sektor, seperti pertambangan dll.
Kriteria kualitas sumber air di Indonesia ditetapkan berdasarkan
►pemanfaatan sumber-sumber air tersebut dan mutu yang diisyaratkan.
Sedangkan baku mutu air limbah ditetapkan berdasarkan karakteristik suatu
sumber air penampungan tersebut dan pemanfaatannya.
Badan air dapat digolongkan menjadi 5 yaitu:
1) Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara
langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.
2) Golongan B, yaitu air baku yang baik untuk air minum dan rumah tangga
dan dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya tetapi tidak sesuai
untuk golongan A.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
81
3) Golongan C, yaitu air yang baik untuk keperluan perikanan dan
peternakan, dan dapat digunakan untuk keperluan lainnya tetapi tidak
sesuai untuk keperluan tersebut pada golongan A dan B.
4) Golongan D, yaitu air yang baik untuk keperluan pertanian dan dapat
dipergunakan untuk perkantoran, industri, listrik tenaga air, dan untuk
keperluan lainnya tetapi tidak sesuai untuk keperluan A, B, dan C.
5) Golongan E, yaitu air yang tidak sesuai untuk keperluan tersebut dalam
golongan A, B, C, dan D.
Limbah cair harus memenuhi persyaratan:
1) mutu limbah cair yang dibuang ke dalam air pada sumber air tidak boleh
melampaui baku mutu limbah cair yang telah ditetapkan.
2) tidak mengakibatkan turunnya kualitas air pada sumber air penerima
limbah.
Hal tersebut mengharuskan agar setiap pembuangan limbah cair ke dalam air
pada sumber air ►mencantumkan kuantitas dan kualitas limbah.
KEP – 03/ MENKLH/II/1991 telah menentukan baku mutu limbah cair untuk
beberapa industri, antara lain:
1) industri soda kaustik
2) industri pelapisan logam
3) industri penyamakan kulit
4) industri pengilangan minyak
5) industri minyak kelapa sawit
6) industri pulp dan kertas
7) industri karet
8) industri gula
9) industri tapioka
10) industri tekstil
11) industri pupuk urea
12) industri etanol
13) industri mono sodium glutamat
14) industri kayu lapis

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
82
BAKU MUTU UDARA
Banyaknya zat atau bahan pencemar yang terdapat dalam udara (kondisi
udara) dapat diperoleh dari Badan Metereologi dan Geofisika Departemen
Perhubungan.
Baku mutu udara ambien ditetapkan oleh Gubernur dengan memperhatikan
kondisi udara setempat, dan berpedoman pada baku mutu udara ambien yang
telah ditetapkan oleh Menteri. Demikian juga udara emisi.
Baku mutu udara ambien dan emisi ditetapkan dengan tujuan untuk
melindungi kualitas udara disuatu daerah.
Hal tersebut juga mengharuskan agar mutu emisi limbah gas yang dibuang ke
udara harus mencantumkan secara jelas dalam ijin pembuangan gas limbah.
Setiap kegiatan pembuangan limbah gas ke udara di tetapkan mutu emisinya
dengan pengertian:
1) mutu emisi dari limbah gas yang dibuang ke udara tidak melampaui baku
mutu udara emisi yang telah ditetapkan
2) tidak menyebabkan turunnya kualitas udara.
Perlindungan terhadap lingkungan hidup yang lain termasuk perlindungan
sumberdaya alam nonhayati, konservasi sumberdaya alam hayati dan
ekosistemnya, sumberdaya buatan dan cagar budaya ditetapkan oleh UU.

ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN (AMDAL)


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai
dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat
perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap
lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan hidup di sini adalah
aspek fisik-kimia, ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
83
masyarakat. Dasar hukum AMDAL adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999
tentang "Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup".
Dokumen AMDAL terdiri dari :
 Dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA-
ANDAL)
 Dokumen Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL)
 Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL)
 Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL)
AMDAL digunakan untuk:
 Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
 Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan
hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha
dan/atau kegiatan
 Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup
 Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari
suatu rencana usaha dan atau kegiatan
Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:
 Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen AMDAL
 Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan
 masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala
bentuk keputusan dalam proses AMDAL.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia
menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar
kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar
kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
84
2. Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka wajib
menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 86 Tahun 2002
3. Penyusunan AMDAL menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai
dengan Permen LH NO. 08/2006
4. Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008
Dalam rangka pelaksanaan Undang – Undang No. 23 tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup, ketentuan tentang tata cara penyusunan dan
penilaian AMDAL, telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.
Apa yang dimaksud UKL dan UPL
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak
wajib melakukan AMDAL (Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya
pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-UPL
diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak
kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia.
UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk
pengambilan keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan atau
kegiatan. Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi
dengan menggunakan formulir isian yang berisi :
 Identitas pemrakarsa
 Rencana Usaha dan/atau kegiatan
 Dampak Lingkungan yang akan terjadi
 Program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
 Tanda tangan dan cap
Formulir Isian diajukan pemrakarsa kegiatan kepada :

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
85
 Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup
Kabupaten/Kota untuk kegiatan yang berlokasi pada satu wilayah kabupaten/kota
 Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup
Propinsi untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu Kabupaten/Kota
 Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan
pengendalian dampak lingkungan untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu
propinsi atau lintas batas negara.

Apa kaitan AMDAL dengan dokumen atau kajian lingkungan lainnya


AMDAL-UKL/UPL
Rencana kegiatan yang sudah ditetapkan wajib menyusun AMDAL tidak lagi
diwajibkan menyusun UKL-UPL (lihat penapisan Keputusan Menteri LH 17/2001).
UKL-UPL dikenakan bagi kegiatan yang telah diketahui teknologi dalam
pengelolaan limbahnya.
AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup Wajib
Bagi kegiatan yang telah berjalan dan belum memiliki dokumen pengelolaan
lingkungan hidup (RKL-RPL) sehingga dalam operasionalnya menyalahi peraturan
perundangan di bidang lingkungan hidup, maka kegiatan tersebut tidak bisa
dikenakan kewajiban AMDAL, untuk kasus seperti ini kegiatan tersebut dikenakan
Audit Lingkungan Hidup Wajib sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 30 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan yang
Diwajibkan.

Audit Lingkungan Wajib merupakan dokumen lingkungan yang sifatnya


spesifik, dimana kewajiban yang satu secara otomatis menghapuskan kewajiban
lainnya kecuali terdapat kondisi-kondisi khusus yang aturan dan kebijakannya
ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Kegiatan dan/atau usaha yang
sudah berjalan yang kemudian diwajibkan menyusun Audit Lingkungan tidak
membutuhkan AMDAL baru.

AMDAL dan Audit Lingkungan Hidup Sukarela

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
86
Kegiatan yang telah memiliki AMDAL dan dalam operasionalnya menghendaki
untuk meningkatkan ketaatan dalam pengelolaan lingkungan hidup dapat melakukan
audit lingkungan secara sukarela yang merupakan alat pengelolaan dan pemantauan
yang bersifat internal. Pelaksanaan Audit Lingkungan tersebut dapat mengacu pada
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 42 tahun 1994 tentang
Panduan umum pelaksanaan Audit Lingkungan.
Penerapan perangkat pengelolaan lingkungan sukarela bagi kegiatan-kegiatan
yang wajib AMDAL tidak secara otomatis membebaskan pemrakarsa dari kewajiban
penyusunan dokumen AMDAL. Walau demikian dokumen-dokumen sukarela ini
sangat didorong untuk disusun oleh pemrakarsa karena sifatnya akan sangat
membantu efektifitas pelaksanaan pengelolaan lingkungan sekaligus dapat
"memperbaiki" ketidaksempurnaan yang ada dalam dokumen AMDAL. Dokumen
lingkungan yang bersifat sukarela ini sangat bermacam-macam dan sangat berguna
bagi pemrakarsa, termasuk dalam melancarkan hubungan perdagangan dengan luar
negeri. Dokumen-dokumen tersebut antara lain adalah Audit Lingkungan Sukarela,
dokumen-dokumen yang diatur dalam ISO 14000, dokumen-dokumen yang
dipromosikan penyusunannya oleh asosiasi-asosiasi industri/bisnis, dan lainnya.

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
87
Lampiran
Baku Mutu Lingkunga
Lingkungan

Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
88
Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
89
Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
90
Bahan Ajar Mata Kuliah Pencemaran Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat UNSRAT Manado
91

View publication stats

You might also like