You are on page 1of 19

MAKALAH

HUBUNGAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL PEMERINTAH PUSAT


DAN DAERAH

GURU MATA PELAJARAN

Teguh, S.Pd

DISUSUN OLEH

Ahmad Yaqub

SMK 3 PALU

JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN

2017/2018
KATA PENGANTAR

Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta
yangmenjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap
apayang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan sungguh
berkatlimpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
demimemenuhi tugas mata pelajaran PKn.

Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,sehingga
dengan segala kerendahan hati kami mengharapakan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang.

Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasiyang
bermanfaat bagi semua pihak.

Palu, Apri 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I – PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................
C. TUJUAN DAN MANFAAT...............................................................
BAB II – PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. DESENTRALISASI ATAU OTONOMI DAERAH DALAM KONTEKS
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA ..........................
B. KEDUDUKAN DAN PERAN PEMERINTAH PUSAT ...................
C. KEDUDUKAN DAN PERAN PEMERINTAH DAERAH ...............
D. HUBUNGAN STUKTURAL DAN FUNGSIONAL PEMERINTAH PUSAT
DAN DAERAH ..................................................................................
BAB III – PENUTUP ......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah selalu menjadi sorotan menarik untuk
ditelaah. Setelah berdirinya Republik Indonesia dan dibentuknya pemerintahan pusat dan
daerah, tak selalu hubungan yang terjalin penuh keharmonisan. Ada kalanya terjadi beberapa
“perselisihan”. Baik sejak zaman orde lama, orde baru, bahkan pada era reformasi ini.

Hubungan Pusat-Daerah dapat diartikan sebagai hubungan kekuasaan pemerintah pusat


dan daerah sebagai konsekuensi dianutnya asas desentralisasi dalam pemerintahan negara.
Denga adanya kekuasaan yang terdesentralisasi, diharapkan semua stake holder yang terlibat
dapat bersinergi dan mendapatkan hak dan kewajiban sebagaimana seharusnya. Secara umum
hubungan antara pusat dan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah sebagai
berikut:

1. Pemerintah Pusat yang mengatur hubungan antara Pusat dan Daerah yang dituangkan
dalam peraturan perundangan yang bersifat mengikat kedua belah pihak. Namun
dalam pengaturan hubungan tersebut haruslah memperhatikan aspirasi daerah
sehingga tercipta sinerji antara kepentingan pusat dan daerah

2. Tanggung jawab akhir dari penyelenggaraan urusan-urusan pemerintahan yang


diserahkan kepada daerah adalah menjadi tanggung jawab pemerintah pusat karena
dampak akhir dari penyelenggaraan urusan tersebut akan menjadi tanggung jawab
Negara

3. Peran pusat dalam kerangka otonomi daerah akan banyak bersifat menentukan
kebijakan makro, melakukan supervisi, monitoring, evaluasi, kontrol dan
pemberdayaan sehingga daerah dapat menjalankan otonominya secara optimal.
Sedangkan peran daerah akan lebih banyak bersifat pelaksanaan otonomi tersebut.
Dalam melaksanakan otonominya, daerah berwenang membuat kebijakan daerah.
Kebijakan yang diambil daerah adalah dalam batas-batas otonomi yang diserahkan
kepadanya dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih
tinggi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu;
Bagaimanakah Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah ?

C. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan

Untuk mengetahui Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah.

b. Manfaat
1. Sebagai sumber bacaan dan tambahan bagi semua pihak yang ingin
mengetahui Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintahan Pusat dan
Daerah.
2. Sebagai bahan perbandingan dengan makalah lain yang mengangkat masalah
yang sama.
BAB II

PEMBAHASAN

A. DESENTRALISASI ATAU OTONOMI DAERAH DALAM KONTEKS


NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)
Dalam pasal 5 ayat (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah ditegaskan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah dilaksanakan berdasarkan asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas
pembantuan. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali
Urusan pemerintahan yang oleh Undang-Undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat.
a. Desentralisasi
Dalam pasal 1 angka 8 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, desentralisasi adalah penyerahan urusan
pemerintahan oleh pusat kepada daerah otonom berdasarkan asas otonomi.
Secara etimologi, desentralisasi berasal dari bahasa Belanda yaitu de yang
berarti lepas, dan centerum yang berarti pusat, dengan demikian
desentralsasi adalah sesuatu hal yang terlepas adri pusat.
Pengertian desentralisasi dibagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu:
1. Kelompok Anglo Saxon yang mengartikan desentralisasi sebagai
penyerahan wewenang dari pemerintahan pusat, baik kepada para
pejabat pusat di daerah yang disebut dekonsentrasi maupun kepada
badan-badan otonom daerah yang disebut devolusi. Devolusi adalah
penyerahan sebagian kekuasaan kepada badan-badan politik di daerah
yang diikuti dengan penyerahan kekuasaan sepenuhnya untuk
mengambil keputusan, baik secara politis maupun administratif.
2. Kelompok Kontinental merupakan kelompok yang membedakan
desentralisasi menjadi dua bagian yaitu:
a) Desentralisasi jabatan / dekonsentrasi adalah penyerahan
kekuasaan dari atas ke bawah dalam rangka kepegawaian guna
kelancaran pekerjaan semata.
b) Desentralisasi kenegaraan merupakan pemberian kekuasaan untuk
mengatur daerah di dalam lingkungannya guna mewujudkan asas
demokrasi dalam pemerintahan negara.
Menurut Amran Muslimin desentralisasi dibedakan ats tiga bagian, yaitu
a. Desentralisasi politik yaitu pelimpahan kewenangan dari pemerintah
pusat yang meliputi hak mengatur dan mengurus kepentingan rumah
tangga sendiri bagi badan-badan politik di daerah yang dipilih oleh
rakyat dalam daerah-daerah tertentu.
b. Desentralisasi fungsional yaitu pemberian hak kepada golongan-
golongan tertetu untuk mengurus segolongan kepentingan dalam
masyarakat, baik terikat maupun tidan terikat pada daerah tertentu.
c. Desentralisasi kebudayaan yaitu pemberian hak kepada golongan-
golongan minoritas dalam masyarakat untuk menyelenggarakan
kebudayaan sendiri.
Tujuan utama pelaksanaan desentralisasi adalah untuk mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat di daerah demi terwujudnya masyarakat
sejahtera, adil, dan makmur sesua amanat UUD Negara RI Tahun 1945yang
tercantum pada alinea ke empat. Menurut A.F. Leemans dengan tujuan
desentralisasi tersebut terjadi kecenderungan, yaitu:
1. Memangkas jumlah susunan daerah otonom.
2. Mengorbankan demokrasi dengan cara membatasi peran dan
partisipasi lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai lembaga
kebijakan dan lembaga kontrol.
3. Keengganan pusat untuk menyerahkan wewenang dan diskresi yang
lebih besar pada daerah otonom.Mengutamakan demokrasi daripada
desentralisasi.
Berikut beberapa aspek desentralisasi, yaitu:
1. Satuan-satuan desentralisasi lebih fleksibel dalam memenuhi berbagai
perubahan yang terjadi secara cepat.
2. Satuan-satuan desentralisasi dpat melaksanakan tugas lebih efektif dan
efisien.
3. Satuan-satuan desentralisasi lebih inovatif.
4. Satuan-satuan desentralisasi mendorong tumbuhnya sikap moral yang
tinggi serta komitmen yang lebih tinggi dan lebih produktif.

Kelebihan desentralisasi:
a. Struktur organisasi yang didesentralisasikan merupakan pendelegasian
wewenang dan memperingan manajemen pemerintah pusat.
b. Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintahan.
c. Dalam menghadapi permasalahan yang amat mendesak, pemerintah daerah
tidak perlu menunggu instruktur dari pusat.
d. Hubungan yang harmonis dapat ditingkatkan dan dapat lebh dioptimalkan
gairah kerja antara pemerintah pusat dan daerah.
e. Peningkatan efisiensi dalam segala hal, khususnya penyelenggara
pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
f. Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karenakeputusan dapat segera
dilaksanakan.
g. Bagi organisasi skala besar dapat memperoleh manfaat dari keadilan di
tempat masing-masing.
h. Sebelum rencana diterapkan secara keseluruhan, pada awalnya dapat
diterapkan dalam satu bagian tertentu terlebih dahulu sehingga rencana dapat
diubah.

Kelemahan desentralisasi:
a. Besarnya badan-badan struktural pemerintahan yang membuat struktur
pemerintah bertambah kompleks yang berimplikasi pada lemahnya
koordinasi.
b. Keseimbangan dan kesesuaian antara bermacam-macam kepentingan daerah
dapat lebih mudah terganggu.
c. Desentralisasi teritorial mendorong timbulnya paham kedaerahan.
d. Keputusan yang diambil memerlukan waktu lama karena memerlukan
perundingan bertele-tele.

Otonomi daerah
Secara istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani yang berarti auto dan
nomous. Auto berarti sendiri dan nomous berarti hukuman atau peraturan.
Pengertian otonomi daerah adalah aturan yang mengatur daerahnya sendiri
dan juga merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan serta kepentingan
masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat. Adanya otonomi daerah
diharapkan mampu meningkatkan daya guna dan hasil guna
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat
dan pelaksanaan pembangunan sesuai peraturan perundang-undangan.
Secara umum, pengertian otonomi daerah yang biasa digunakan yaitu
pengertian otonomi daerah menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah. Dalam UU tersebut berbunyi otonomi daerah
merupakan hak, wewenang, serta kewajiban daerah otonom guna mengurus
dan mengatur sendiri urusan pemerintahan serta kepentingan masyarakatnya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Kamus Hukum dan Glosarium, otonomi daerah
merupakan kewenangan untuk mengatur serta mengurus kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dari
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, otonomi daerah
adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku..

B. KEDUDUKAN DAN PERAN PEMERINTAH PUSAT


Berikut beberapa pendapat tentang pengertian pemerintah:
 W.S. Sayre
Peemerintah adalah organisasi dari negara yang memperlihatkan dan menjelaskan
kekuasaan.
 Woordrow Wilson
Pemerintah adalah suatu pengorganisasian kekuatan, namun tidak selalu
berhubungan dengan organisasi kekuatan
 Suradinata
Pemerintah adalah organisasi yang memiliki kekuatan besar di negeri ini,
termasuk urusan publik, teritorial, dan urusan kekuasaan dalam rangka mencapai
tujuan negara.
 R. Mac. Iver
Pemerintah sebagai organisasi orang-orang yang memilki kekuasaan dan cara agar
orang bisa diatur.
Pemerintah pusat merupakan penyelenggara pemerintahan NKRI yaitu presiden
dengan dibantu oleh wakil presiden dan oleh menteri-menteri negara. Secara
nasional pemerintahan pusat berkedudukan di ibu kota negara RI yang terdiri atas
perangkat NKRI yaitu presiden dan para pembantu presiden diantaranya wakil
presiden, para menteri, dan lembaga-lembaga pemerintahan pusat. Lembaga
negara dalam sistem pemerintahan pusat dibagi menjadi tiga kekuasaan yaitu
eksekutif, legislatif, yudikatif.
1. Presiden
a. Wewenang presiden selaku kepala negara
1. Memegang kekuasaan menurut UUD 45 pasal 4 ayat 1,
2. Menetapkan peraturan (PP) untuk menjalankan UUD 45 pasal 5 ayat 2
3. Mengangkat dan memberhentikan menteri – menteri negara (UUD 45
pasal 17 ayat 2)
b. Tugas presiden dalam bidang legislatif
1. memegang kekuasaan membentuk UU dengan perdetujuan DPR (UUD
45 pasal 5 ayat 1)
2. Berhak menetapkan peraturan pemerintah pengganti UU (UUD 45 pasal
22 ayat 1).
c. Tugas presiden dalam bidang yukatif
1. Tugas presiden dalam bidang yukatif,
2. Memberi grasi, yaitu ampunan yang diberikan kepada orang yang
telah dujatuhi hukuman atas pertimbangan MA.
3. Memberi amnesti, yaitu pengampunan/penghapusan hukuman
sekelompok orang yang telah melakukan tindak pidana atas
pertimbangan DPR.
4. Memberi abolisi,yaitu penghapusan/peniadaan pidana atas
pertimbangan DPR.
5. Memberi rehabilitas, yaitu pemulihan nama baik pada seseorang
/sekelompok orang ats pertimbangan MA.
6. Metapkan hakim konstitusi
7. Menetapkan hakim Agung
8. Mengangkat dan memberikan anggota komisi yudisial dengan
persrtujuan DPR.
Presiden mempunyai kewenangan yang lain di antaranya sbb :
1. Mengangkat duta dan konsul, duta adalah orang yang mewakili satu negara di
negara lain. Konsul adalah orang yang mewakili suatu negara di kota negara
lain. Konsul berada di bawah kedutaan besar.
2. Menerima penempatan duta negara lain, dalam pengangkatan dan penerimaan
duta negara lain,presiden harus memperhatikan pertimbangan DPR. Presiden
RI selain sebagai kepala pemerintahan juga berperan sebagai panglima tertinggi
angkatan bersengjata.sebagai kepala negara , presiden memiliki kekuasaan
membuat perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR. Presiden juga
dapat memberikan tanda jasa, gelar, dan tanda kehormatan lainnya.
3. Sebagai seorang panglima tertinggi angkatan bersenjata,presiden mempunyai
kekuasaan untuk menyatakan keadaan bahaya, menyatakan perang, dan
membuat perdamaian dengan persetujuan DPR. Oleh karena itu, kita harus
mempunyai presiden yang dapat menjalankan tugasnya dengan baik.hal ini
demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Rakyat diberi hak untuk memilih
presiden secara langsung untuk pertama kalinya pada pemilu 2004. Seorang
calon presiden di usulkan oleh partai politik /gabungan dala satu pasangan.
Kemudian, setelah terpilih presiden akan menjalankan tugasnya sebagai
presiden selama masa jabatannya.

2. Wakil presiden
Wakil presiden mempunyai tugas sbb :
1) Melaksanakan tugas teknis sehari – hari.
2) Melaksanakan tugas khusus kenegaraan yang diberikan presiden, jika
presiden berhalangan. Menggantikan jabatan presiden apabila presiden
berhenti/diberhentikan/meninggal dunia.
3. Menteri
1) Menteri koordinator mempunyai tugas untuk menghubungkan /
melakukan kerjasama amtara satu menteri yang lainnya.
2) Menteri departemen. Departemen merupakan badan pelaksanaa
pemerintah yang di bagi menurut bidang-bidang masing – masing /
perdepartemen.
3) Memteri negara menangani tugas tertentu dalam kegiatan pemerintah
negarayang tidak ditangani oleh departemen.
C. KEDUDUKAN DAN PERAN PEMERINTAH DAERAH
Dalam pasal 1 angka 2 UU No. 23 Th. 2014 dijelaskan bahwa pemerintah daerah
adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas otnomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip NKRI Th. 1945.
Dalam pasal 1 angka 3 UU No. 23 Th. 2014 disebutkan bahwa pemerintah daerah
adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom.
1) Penyelenggara pemerintah yang baik merupakan landasan bagi penyusunan dan
penerapan kebijakan negara yang yang demokratis pada era globalisasi. Fenomena
demokrasi ditanda dengan menguatnya kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan.
Sehubungan dengan fenomena tersebut, muncul sebuah konsep baru yaitu konsep tata
kepemerintahan yang baik (good governance). Good governance adalah pemahaman
atas prinsip-prinsip di dalamnya. Penilaian baik buruknya pemerintahan bisa dinilai
jika telah bersinggungan dengan prinsip-prinsip good governance. Prinsip-prinsip
tersebut adalah:
a. Partisipasi masyarakat.
b. Tegaknya supermasi hukum Transparansi
c. Peduli terhadap stakeholder (para pihak yang berkepentingan)
d. Berorientasi pada konsensus atau kesepakatn menyeluruh.
e. Kesetaraan.
Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah berpedoman
pada asas-asas penyelenggaraan pemerinatahan daerah. Asas-asan tersebut yaitu:
a. Kepastian hukum. Kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang
mengutamakan landasan ketentuan peraturan perundang-undangan dan keadilan
dalam setiap kebijakan penyelenggara negara.
b. Tertib penyelenggara negara. Tertib penyelenggara negara adalah asas yang
menjadi landasan keterturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian
penyelenggara negara.
c. Kepentingan umum. Kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan
selektif.
d. Keterbukaan. Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap masyarakat
untuk memperoleh informasi yang yang benar, jujur, dan tidak deskriminatif
tentang penyelenggaraan negara.
e. Proporsionalitas. Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara.
f. Profesionalitas. Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang
berlandasan kode etik dan ketentuan peratuan perundang-undangan.
g. Akuntabilitas. Akuntabilitas adalah asas yang menetukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat.
h. Efisiensi. Efisiensi adalah asas yang yang berorientasi pada mnimalisasi
penggunaan sumber daya untuk mencapai hasil kerja terbaik.
Berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk
kabupaten/kota meliputi beberapa aspek, diantaranya:
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang,
c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
d. Penyediaan sarana dan prasarana umum.
e. Penanganan bidang kesehatan.
f. Penyelenggaraan pendidikan.
g. Penanggulangan masalah sosial
h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015, kewenangan provinsi
sebagai daerah otonom meliputi bidang-bidang pertanian, kelautan, pertambangan dan
energi, kehutanan dan perkebunan, perindustrian dan perdagangan, perkoperasian,
penanaman modal, kepariwisataan, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan nasional,
sosial, penataan ruang, pertahanan, permukiman, pekerjaan umum dan perhubungan,
lingkungan hidup, politik dalm negeri dan administrasi publik, pengembangan
otonomi daerah, perimbangan keuangan daerah, kependudukan, olahraga, hukum dan
perundang-undangan, serta penerangan.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah kewenangan pemerintah daerah
dilaksanakan secara luas, utuh, dan bulat. Indikator untuk menentukan pelaksanaan
kewenangan tersebut berjalan dengan baik, dapat diukur dari tiga indikasi berikut:
a. Terjaminnya keseimbangan pembangunan di wilayah Indonesia, baik
berskala lokal maupun nasional.
b. Terjangkaunya pelayanan pemerintah bagi seluruh penduduk Indonesia
secara adil dan merata.
c. Tersedianya peyanan pemerintah yang lebih efektif dan efisien
Untuk merealisasikan ketiga indikator tersebut, aparat pemerintah harus
memiliki sikap-sikap berikut:
a. Kapabilitas (kemempuan aparatur)
b. Integritas (mentalitas
c. Akseptabilitas (penerimaan)
d. Akuntabilitas (kepercayaan dan tanggungjawab).

D. HUBUNGAN STUKTURAL DAN FUNGSIONAL PEMERINTAH PUSAT DAN


DAERAH
Hubungan Struktural
Hubungan struktural adalah hubungan yang didasarkan pada tingkat dan
jenjang dalam pemerintahan. Pemerintah pusat merupakan penyelenggara urusan
pemerintahan di tingkat nasional. pemerintah daerah merupakan penyelenggara
urusan pemerintahan di daerah masing masing bersama DPRD menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan, dalam sistem dan prinsip NKRI. Secara struktural
presiden merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam penyelenggara urusan
pemerintahan di tingkat nasional. kepala daerah merupakan penyelenggara urusan
pemerintahan di daerah masing masing sesuai dengan prinsip otonomi seluas
luasnya.
Secara struktural hubungan pemerintah pusat dan daerah diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000. Berdasarkan ketentuan tersebut
daerah diberi kesempatan untuk membentuk lembaga-lembaga yang disesuaikan
dengan kebutuhan daerah. Untuk lebih jelasnya, hubungan struktural tersebut dapat
kalian lihat pada bagan berikut.
Dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia terdapat dua cara yang dapat
menghubungkan antara pemerintah pusat dan pemeritah daerah yaitu sentralisasi dan
desentralisasi.
1. Sentralisasi adalah pengaturan kewenangan dari pemerintah daerah kepada
pemerintah pusat untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan
prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik
Indonesia. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang
secara sederhana di definisikan sebagai pengaturan kewenangan. Di Indonesia
sistem sentralisasi pernah diterapkan pada zaman kemerdekaan hingga orde baru.
2. Desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan
prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik
Indonesia. Dengan adanya desentralisasi maka muncullan otonomi bagi suatu
pemerintahan daerah. Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian
yang secara sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan.
Pelimpahan wewenang dengan cara Dekonsentrasi dilakukan melalui pendelegasian
wewenang kepada perangkat yang berada di bawah hirarkinya di daerah sedangkan
pelimpahan wewenang dengan cara desentralisasi dilakukan melalui pendelegasian
urusan kepada daerah otonom. Terdapat tiga faktor yang menjadi dasar pembagian
fungsi, urusan, tugas, dan wewenang antara pemerintah pusat dan daerah.
1. Fungsi yang sifatnya berskala nasional dan berkaitan dengan eksistensi negara
sebagai kesatuan politik diserahkan kepada pemerintah pusat.
2. Fungsi yang menyangkut pelayanan masyarakat yang perlu disediakan secara
beragam untuk seluruh daerah dikelola oleh pemerintah pusat.
3. Fungsi pelayanan yang bersifat lokal, melibatkan masyarakat luas dan tidak
memerlukan tingkat pelayanan yang standar, dikelola oleh pemerintah daerah yang
disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan daerah masing-masing.

Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan yang didasarkan pada fungsi masing-masing
pemerintahan yang saling mempengaruhi dan saling bergantung antara satu dengan yang
lain. Pada dasarnya pemerintah pusat dan daerah memiliki hubungan kewenangan yang
saling melengkapi satu sama lain. Hubungan tersebut terletak pada visi, misi, tujuan, dan
fungsinya masing-masing. Visi dan misi kedua lembaga ini, baik di tingkat lokal maupun
nasional adalah melindungi serta memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah
dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan kondisi dan kemampuan daerahnya.

Adapun tujuannya adalah untuk melayani masyarakat secara adil dan merata dalam
berbagai aspek kehidupan. Sementara fungsi pemerintah pusat dan daerah adalah sebagai
pelayan, pengatur, dan pemberdaya masyarakat. Hubungan wewenang antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan
kabupaten dan kota diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam,
dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas,


akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antarsusunan
pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang
diselenggarakan berdasarkan kriteria di atas terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.
1. Kriteria ekesternalitas adalah pembagian urusan pemerintahan yang ditentukan
berdasarkan dampak akibat yang ditimbulkan. Dalam arti jika urusan pemerintahan
tersebut dalam penyelenggaraannya berdampak nasional maka itu menjadi urusan
Pemerintah, berdampak regional menjadi urusan Provinsi dan lokal menjadi urusan
Kabupaten/Kota.
2. Kriteria akuntabilitas adalah penanggung jawab suatu urusan pemerintahan
ditentukan berdasarkan kedeketannya/yang menerima langsung dampak/akibat
yang ditimbulkan. Hal ini untuk menghindari klaim atas dampak/akibat tersebut,
dan ini sejalan dengan semangat demokrasi yaitu pertanggungjawaban Pemerintah
kepada rakyatnya.
3. Kriteria efisiensi yakni daya guna dan hasil guna yang diperoleh dalam arti jika
urusan pemerintahan tersebut akan berhasil guna jika ditangani/diurus Pemerintah
maka itu menjadi urusan pemerintah, demikian pula sebaliknya.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten
atau kota merupakan urusan dalam skala provinsi yang meliputi 16 urusan. Urusan
pemerintahan provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara
nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang bersangkutan.
Pemerintahan daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki
hubungan dengan pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah lainnya.
Hubungan tersebut meliputi hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya. Hubungan keuangan,
pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya
dilaksanakan secara adil dan selaras. Hubungan wewenang, keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya menimbulkan hubungan
administrasi dan kewilayahan antarsusunan pemerintahan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam suatu pemerintahan daerah diperlukan adanya otonomi daerah dan bantuan dari
pemerintah pusat seperti yang sudah dijelaskan diatas. Pemerintahan daerah juga harus
mempunyai hubungan struktual dan fungsional dengan pemerintah pusat agar
pembangunan di pemerintahan daerah bisa berjalan lancar.
B. SARAN
Kemajuan suatu daerah tergantung oleh pemerintahan baik pemerintah pusat maupun
daerah. Jika pemerintahan berjalan dengan lancar, maka pembangunan suatu daerah
tersebut juga ikut lancar.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.mikirbae.com/2015/11/hubungan-struktural-dan-fungsional.html

http://seraganmateri-hartokambaton.blogspot.co.id/2015/09/makalah-hubungan-

struktural-dan.html

http://fathillrezek.blogspot.co.id/2014/12/makalah-ppkn-hubungan-struktual-dan.html

http://fikrisyuhadak.blogspot.co.id/2017/05/contoh-makalah-rangkuman-materi-pkn.html

http://www.markijar.com/2016/07/otonomi-daerah-lengkap-pengertian-dasar.html

You might also like