Professional Documents
Culture Documents
Teguh, S.Pd
DISUSUN OLEH
Ahmad Yaqub
SMK 3 PALU
2017/2018
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam semesta
yangmenjadikan bumi dan isinya dengan begitu sempurna. Tuhan yang menjadikan setiap
apayang ada dibumi sebagai penjelajahan bagi kaum yang berfikir. Dan sungguh
berkatlimpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
demimemenuhi tugas mata pelajaran PKn.
Saya menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,sehingga
dengan segala kerendahan hati kami mengharapakan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasiyang
bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I – PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................
C. TUJUAN DAN MANFAAT...............................................................
BAB II – PEMBAHASAN ................................................................................... 3
A. DESENTRALISASI ATAU OTONOMI DAERAH DALAM KONTEKS
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA ..........................
B. KEDUDUKAN DAN PERAN PEMERINTAH PUSAT ...................
C. KEDUDUKAN DAN PERAN PEMERINTAH DAERAH ...............
D. HUBUNGAN STUKTURAL DAN FUNGSIONAL PEMERINTAH PUSAT
DAN DAERAH ..................................................................................
BAB III – PENUTUP ......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah selalu menjadi sorotan menarik untuk
ditelaah. Setelah berdirinya Republik Indonesia dan dibentuknya pemerintahan pusat dan
daerah, tak selalu hubungan yang terjalin penuh keharmonisan. Ada kalanya terjadi beberapa
“perselisihan”. Baik sejak zaman orde lama, orde baru, bahkan pada era reformasi ini.
1. Pemerintah Pusat yang mengatur hubungan antara Pusat dan Daerah yang dituangkan
dalam peraturan perundangan yang bersifat mengikat kedua belah pihak. Namun
dalam pengaturan hubungan tersebut haruslah memperhatikan aspirasi daerah
sehingga tercipta sinerji antara kepentingan pusat dan daerah
3. Peran pusat dalam kerangka otonomi daerah akan banyak bersifat menentukan
kebijakan makro, melakukan supervisi, monitoring, evaluasi, kontrol dan
pemberdayaan sehingga daerah dapat menjalankan otonominya secara optimal.
Sedangkan peran daerah akan lebih banyak bersifat pelaksanaan otonomi tersebut.
Dalam melaksanakan otonominya, daerah berwenang membuat kebijakan daerah.
Kebijakan yang diambil daerah adalah dalam batas-batas otonomi yang diserahkan
kepadanya dan tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang lebih
tinggi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu;
Bagaimanakah Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah ?
a. Tujuan
Untuk mengetahui Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintah Pusat dan Daerah.
b. Manfaat
1. Sebagai sumber bacaan dan tambahan bagi semua pihak yang ingin
mengetahui Hubungan Struktural dan Fungsional Pemerintahan Pusat dan
Daerah.
2. Sebagai bahan perbandingan dengan makalah lain yang mengangkat masalah
yang sama.
BAB II
PEMBAHASAN
Kelebihan desentralisasi:
a. Struktur organisasi yang didesentralisasikan merupakan pendelegasian
wewenang dan memperingan manajemen pemerintah pusat.
b. Mengurangi bertumpuknya pekerjaan di pusat pemerintahan.
c. Dalam menghadapi permasalahan yang amat mendesak, pemerintah daerah
tidak perlu menunggu instruktur dari pusat.
d. Hubungan yang harmonis dapat ditingkatkan dan dapat lebh dioptimalkan
gairah kerja antara pemerintah pusat dan daerah.
e. Peningkatan efisiensi dalam segala hal, khususnya penyelenggara
pemerintahan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
f. Dapat mengurangi birokrasi dalam arti buruk karenakeputusan dapat segera
dilaksanakan.
g. Bagi organisasi skala besar dapat memperoleh manfaat dari keadilan di
tempat masing-masing.
h. Sebelum rencana diterapkan secara keseluruhan, pada awalnya dapat
diterapkan dalam satu bagian tertentu terlebih dahulu sehingga rencana dapat
diubah.
Kelemahan desentralisasi:
a. Besarnya badan-badan struktural pemerintahan yang membuat struktur
pemerintah bertambah kompleks yang berimplikasi pada lemahnya
koordinasi.
b. Keseimbangan dan kesesuaian antara bermacam-macam kepentingan daerah
dapat lebih mudah terganggu.
c. Desentralisasi teritorial mendorong timbulnya paham kedaerahan.
d. Keputusan yang diambil memerlukan waktu lama karena memerlukan
perundingan bertele-tele.
Otonomi daerah
Secara istilah otonomi berasal dari bahasa Yunani yang berarti auto dan
nomous. Auto berarti sendiri dan nomous berarti hukuman atau peraturan.
Pengertian otonomi daerah adalah aturan yang mengatur daerahnya sendiri
dan juga merupakan kewajiban yang diberikan kepada daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan serta kepentingan
masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat. Adanya otonomi daerah
diharapkan mampu meningkatkan daya guna dan hasil guna
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat
dan pelaksanaan pembangunan sesuai peraturan perundang-undangan.
Secara umum, pengertian otonomi daerah yang biasa digunakan yaitu
pengertian otonomi daerah menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah. Dalam UU tersebut berbunyi otonomi daerah
merupakan hak, wewenang, serta kewajiban daerah otonom guna mengurus
dan mengatur sendiri urusan pemerintahan serta kepentingan masyarakatnya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Kamus Hukum dan Glosarium, otonomi daerah
merupakan kewenangan untuk mengatur serta mengurus kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi dari
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, otonomi daerah
adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku..
2. Wakil presiden
Wakil presiden mempunyai tugas sbb :
1) Melaksanakan tugas teknis sehari – hari.
2) Melaksanakan tugas khusus kenegaraan yang diberikan presiden, jika
presiden berhalangan. Menggantikan jabatan presiden apabila presiden
berhenti/diberhentikan/meninggal dunia.
3. Menteri
1) Menteri koordinator mempunyai tugas untuk menghubungkan /
melakukan kerjasama amtara satu menteri yang lainnya.
2) Menteri departemen. Departemen merupakan badan pelaksanaa
pemerintah yang di bagi menurut bidang-bidang masing – masing /
perdepartemen.
3) Memteri negara menangani tugas tertentu dalam kegiatan pemerintah
negarayang tidak ditangani oleh departemen.
C. KEDUDUKAN DAN PERAN PEMERINTAH DAERAH
Dalam pasal 1 angka 2 UU No. 23 Th. 2014 dijelaskan bahwa pemerintah daerah
adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD
menurut asas otnomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya
dalam sistem dan prinsip NKRI Th. 1945.
Dalam pasal 1 angka 3 UU No. 23 Th. 2014 disebutkan bahwa pemerintah daerah
adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah
otonom.
1) Penyelenggara pemerintah yang baik merupakan landasan bagi penyusunan dan
penerapan kebijakan negara yang yang demokratis pada era globalisasi. Fenomena
demokrasi ditanda dengan menguatnya kontrol masyarakat terhadap penyelenggaraan
pemerintahan.
Sehubungan dengan fenomena tersebut, muncul sebuah konsep baru yaitu konsep tata
kepemerintahan yang baik (good governance). Good governance adalah pemahaman
atas prinsip-prinsip di dalamnya. Penilaian baik buruknya pemerintahan bisa dinilai
jika telah bersinggungan dengan prinsip-prinsip good governance. Prinsip-prinsip
tersebut adalah:
a. Partisipasi masyarakat.
b. Tegaknya supermasi hukum Transparansi
c. Peduli terhadap stakeholder (para pihak yang berkepentingan)
d. Berorientasi pada konsensus atau kesepakatn menyeluruh.
e. Kesetaraan.
Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah berpedoman
pada asas-asas penyelenggaraan pemerinatahan daerah. Asas-asan tersebut yaitu:
a. Kepastian hukum. Kepastian hukum adalah asas dalam negara hukum yang
mengutamakan landasan ketentuan peraturan perundang-undangan dan keadilan
dalam setiap kebijakan penyelenggara negara.
b. Tertib penyelenggara negara. Tertib penyelenggara negara adalah asas yang
menjadi landasan keterturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian
penyelenggara negara.
c. Kepentingan umum. Kepentingan umum adalah asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan
selektif.
d. Keterbukaan. Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap masyarakat
untuk memperoleh informasi yang yang benar, jujur, dan tidak deskriminatif
tentang penyelenggaraan negara.
e. Proporsionalitas. Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban penyelenggara negara.
f. Profesionalitas. Profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang
berlandasan kode etik dan ketentuan peratuan perundang-undangan.
g. Akuntabilitas. Akuntabilitas adalah asas yang menetukan bahwa setiap kegiatan
dan hasil akhir dari kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat.
h. Efisiensi. Efisiensi adalah asas yang yang berorientasi pada mnimalisasi
penggunaan sumber daya untuk mencapai hasil kerja terbaik.
Berdasarkan urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah untuk
kabupaten/kota meliputi beberapa aspek, diantaranya:
a. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
b. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang,
c. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
d. Penyediaan sarana dan prasarana umum.
e. Penanganan bidang kesehatan.
f. Penyelenggaraan pendidikan.
g. Penanggulangan masalah sosial
h. Pelayanan bidang ketenagakerjaan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2015, kewenangan provinsi
sebagai daerah otonom meliputi bidang-bidang pertanian, kelautan, pertambangan dan
energi, kehutanan dan perkebunan, perindustrian dan perdagangan, perkoperasian,
penanaman modal, kepariwisataan, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan nasional,
sosial, penataan ruang, pertahanan, permukiman, pekerjaan umum dan perhubungan,
lingkungan hidup, politik dalm negeri dan administrasi publik, pengembangan
otonomi daerah, perimbangan keuangan daerah, kependudukan, olahraga, hukum dan
perundang-undangan, serta penerangan.
Dalam pelaksanaan otonomi daerah kewenangan pemerintah daerah
dilaksanakan secara luas, utuh, dan bulat. Indikator untuk menentukan pelaksanaan
kewenangan tersebut berjalan dengan baik, dapat diukur dari tiga indikasi berikut:
a. Terjaminnya keseimbangan pembangunan di wilayah Indonesia, baik
berskala lokal maupun nasional.
b. Terjangkaunya pelayanan pemerintah bagi seluruh penduduk Indonesia
secara adil dan merata.
c. Tersedianya peyanan pemerintah yang lebih efektif dan efisien
Untuk merealisasikan ketiga indikator tersebut, aparat pemerintah harus
memiliki sikap-sikap berikut:
a. Kapabilitas (kemempuan aparatur)
b. Integritas (mentalitas
c. Akseptabilitas (penerimaan)
d. Akuntabilitas (kepercayaan dan tanggungjawab).
Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan yang didasarkan pada fungsi masing-masing
pemerintahan yang saling mempengaruhi dan saling bergantung antara satu dengan yang
lain. Pada dasarnya pemerintah pusat dan daerah memiliki hubungan kewenangan yang
saling melengkapi satu sama lain. Hubungan tersebut terletak pada visi, misi, tujuan, dan
fungsinya masing-masing. Visi dan misi kedua lembaga ini, baik di tingkat lokal maupun
nasional adalah melindungi serta memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk mengolah
dan mengurus rumah tangganya sendiri berdasarkan kondisi dan kemampuan daerahnya.
Adapun tujuannya adalah untuk melayani masyarakat secara adil dan merata dalam
berbagai aspek kehidupan. Sementara fungsi pemerintah pusat dan daerah adalah sebagai
pelayan, pengatur, dan pemberdaya masyarakat. Hubungan wewenang antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan
kabupaten dan kota diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan
keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam,
dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan
dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.
http://www.mikirbae.com/2015/11/hubungan-struktural-dan-fungsional.html
http://seraganmateri-hartokambaton.blogspot.co.id/2015/09/makalah-hubungan-
struktural-dan.html
http://fathillrezek.blogspot.co.id/2014/12/makalah-ppkn-hubungan-struktual-dan.html
http://fikrisyuhadak.blogspot.co.id/2017/05/contoh-makalah-rangkuman-materi-pkn.html
http://www.markijar.com/2016/07/otonomi-daerah-lengkap-pengertian-dasar.html