You are on page 1of 5

NAMA: NUGRAHA RIZKI PRIYANTO

NIM : 1605531094

1. SIFAT – SIFAT UTAMA BAHAN BAKAR


Karakteristik bahan bakar minyak yang akan digunakan untuk tujuan tertentu perlu diketahui
terlebih dahulu. Dengan demikian tujuan penggunaan bahan bakar akan sesuai dengan tujuan
sehingga proses pembakaran dapat berjalan optimal.

1. Berat Jenis (Specific Gravity)


Berat jenis menyatakan perbandingan berat bahan bakar minyak pada temperatur tertentu
dibandingkan dengan air pada volume dan temperatur yang sama. Berat jenis digunakan untuk
mengukur berat/ massa minyak bila volumenya diketahui. Berat jenis minyak umumnya antara
0,74 – 0,96. Dengan kata lain minyak lebih ringan dari pada air

2. Viskositas (Viscosity)
Viskositas adalah suatu angka yang menyatakan besarnya hambatan dari suatu bahan cair untuk
mengalir atau ukuran dari besarnya tahanan geser dari cairan. Makin tinggi viskositasnya, minyak
makin kental dan semakin sukar mengalir. Untuk mengukur viskositas digunakan alat viscometer.
Ada bermacam-macam cara mengukur viscositas yaitu :
Redwood I diukur dalam satuan detik
Redwood II diukur dalam satuan detik
Saybolt Universal diukur dalam satuan detik.
Engler diukur dalam satuan OE (merupakan hasil bagi dari perbandingan waktu yang diperlukan
untuk mengalirkan 200 cc minyak pada suhu 20 OC dengan air sebanyak 200 cc pada suhu 20
OC dengan viscometer Engler)
Kinematik diukur dalam Centistoke (mm2/s)

3. Nilai Kalori (Calorific Value)


Adalah angka yang menyatakan jumlah panas/kalori yang dihasilkan dari proses pembakaran
sejumlah bahan bakar dengan udara/oksigen. Nilai kalori bahan bakar minyak berkisar antara
10.160 – 11.000 K cal/Kg. Nilai kalori berbanding terbalik dengan berat jenis artinya semakin
besar berat jenisnya semakin kecil rendah nilai kalorinya. Sebagai contoh solar lebih berat
daripada bensin, tetapi nilai kalorinya lebih besar bensin.
Nilai kalori diperlukan untuk dasar perhitungan jumlah konsumsi bahan bakar minyak yang
dibutuhkan mesin dalam suatu periode tertentu. Nilai kalori dinyatakan dalam satuan Kcal/Kg
atau BTU?lb (satuan british).

4. Kandungan Sulfur (Sulphur Content).


Semua bahan bakar minyak mengandung belerang/Sulfur dalam jumlah yang sangat kecil. Sulfur
ini tidak diharapkan karena sifatnya yang merusak.Saat terjadi proses pembakaran sulfur ini akan
teroksidasi dengan oksigen menjadi Sulfur dioksida (SO2) dan sulfur trioksida (SO3). Oksida
sulfur ini bila kontak dengan air merupakan bahan yang merusak/korosif terhadap logam-logam
didalam ruang bakar dan sistem gas buang. Karena itu kandungan sulfur dalam minyak perlu
dibatasi.

5. Daya Pelumasan
Pada sistem bahan bakar motor diesel bahan bakar juga berfungsi sebagai pelumas pompa
injeksi dan nosel. Karena itu bahan bakar mesin diesel haruis mempunyai daya lumas yang baik.

6. Titik Tuang (Pour Point)


Adalah suatu angka yang menyatak suhu terendah dari bahan bakar minyak sehingga minyak
tersebut masih dapat mengalir karena gaya gravitasi. Titik tuang ini diperlukan sehubungan
dengan adanya persyaratan praktis dari prosedur penimbunan dan pemakaian dari bahan bakar
minyak. Bahan bakar sulit dipompa/dialirkan dibawah suhu titik tuang.

7. Titik Nyala (Flash point)


Merupakan angka yang menyatakan suhu terendah dari bahan bakar minyak dapat terbakar bila
pada permukaan minyak tersebut didekatkan dengan nyala api.
Titik nyala diperlukan untuk keperluan keamanan dalam penanganan minyak terhadap bahaya
kebakaran.

8. Angka oktan (Octane Number)


Adalah suatu angka yang menyatakan kemampuan bahan bakar minyak (kususnya bensin)
dalam menahan tekanan kompresi untuk mencegah bensin terbakar sebelum busi meloncatkan
bunga api (ketahanan terhdap detonasi). Angka oktan merupakan angka yang membandingkan
antara Normal Heptana yang memiliki oktan Nol dengan Iso oktan yang memiliki angka oktan
100.
Angka oktan ini yang saat ini menjadi salah satu faktor pembatas perbandingan kompresi motor
bensin tidak dibuat tinggi. Semakin tinggi angka oktan semakin tahan suatu bensin terhadap
tekanan kompresi yang lebih tinggi.

9. Angka Cetane (Cetane Number)


Adalah suatu angka yang menyatakan kualitas bahan bakar mesin diesel ynag diperlukan untuk
mencegah terjadinya Knocking pada motor diesel. Mesin diesel putaran tinggi memerlukan angka
cetane yang lebih tinggi. Untuk menentukan angka cetane digunakan bahan bakar standart yaitu
campuran dari normal cetana (C16 H34) yang mempunyai waktu pembakaran tertunda sangan
pendek denga α –methyl naptalene (C16H7CH3)dalam satuan volume. Bahan bakar yang diukur
dibandingkan dengan bahan bakar standart.
Bahan bakar dengan angka cetane yang rendah akanmengakibatkan sifat-sifat pembakaran yang
buruk dan mesin sukar hidup. Saat pembakaran tertunda panjang dan menyebabkan terjadinya
detonasi.

10. Kandungan Arang


Kandungan arang pada bahan bakar harus sedikit mungkin. Kandungan arang ini digunakan
untuk menaksir kemungkinan terbentuknya karbon pada proses pembakaran yang berasal dari
bahan bakar minyak tersebut. Karena kandungan arang ini dapat menyebabkan tersumbatnya
injektor atau terbentuknya deposit karbon pada ruang bakar.

11. Kadar Abu (Ash Content)


Kadar abu adalah jumlah sisa-sisa minyak yang tertinggal apabila suatu minyak dibakar sampai
habis. Kadar abu ini dapat berasal dari minyak bumi itu sendiri atau akibat kontak didalam
perpipaan dan penimbunan (adanya partikel metal yang tidak terbakar yang terkandung dalam
bahan bakar minyak itu sendiri dan yang berasal dari sistem penyaluran atau penimbunan.

https://www.cronyos.com/11-karakteristik-bahan-bakar-perlu-diperhatikan/
2. CONTOH SPESIFIKASI BAHAN BAKAR
SPESIFIKASI LPG

LPG adalah LPG adalah gas alam yang dicairkan dengan tekanan uap maksimum 6,7
kg/cm2 dengan komposisi utamanya aalah C3-C4
LPG dengan spesifikasi GPA Standard 2140, ditunjukkan pada Gambar. 2-1, merupakan
standar industri di Amerika Serikat. Spesifikasi Internasional, diadopsi dalam ISO 9162

Penetapan Produk

Karakter Produk Campuran


Propana Butana Propana Metode
B-P
komersial Komersial HD-5 Tes
Komersial

Tidak <
90% Vol.
Propane Butana &
Dominan Liquid; %
& atau atau ASTM
campuran Propane
Komposisi propylene Butylene D-2163-
keduanya tidak >
yang yang 91
B-P 5% Vol.
utama utama
Liq. Dari
Propylene.

Tekanan uap @
208 70 208 208 ASTM
100F, psig max.
D-1267-
Tekanan uap @ 95
1434 483 1434 1434
37.8C, Kpa, max.
Volatile residue :
ASTM
Tempt. @ 95%
-37 36 36 -37 D-1387-
evaporasi, F, max.
94
Butane & HC lebih ASTM
berat, Liq. Vol. 2.5 - - 2.5 D-2163-
%max. 91
Pentane & HC lebih ASTM
berat, Vol. Liq. % - 2 2 - D-2163-
max. 91
Residu Materi :
ASTM
Residu @ evaporasi
0.05ml - - 0.05ml D-2158-
dari 100ml, max.
92
ASTM
Oil stain
pass (1) - - pass(1) D-2158-
observation
92
ASTM
korosi,Copper strip,
No.1 No.1 No.1 No.1 D-1838-
max.
91 *
ASTM
S total,ppmw 185 140 140 123 D-2784-
92
GPA
Propane
Moisture content pass - - Pass Drynoss
test/D-
2713-91
Free water content - tidak ada tidak ada - -

SPESIFIKASI GAS ALAM JALUR PIPA

Kualitas spesifikasi untuk gas alam secara historis dinegosiasikan dan ditetapkan dalam kontrak
antara pembeli atau perusahaan pipa dan produser atau prosesor. Spesifikasi parameter untuk
pipa gas alam berkualitas itu termasuk nilai kalor, komposisi, kontaminan, air

Trans Alberta Westcoast Westcoast Canadian


Spec. Item
Canada Southern for US Use for BC use Western
Min. HV
950 975 1000 1000 950
Btu/SCF
Hydrocarbon 15 @800 15 @ 800 15 @ 800
free of Liq. free of Liq.
Dewpoint, ⁰F psia psia psia
Equivalent
Water Content
4 4 4 4 to
Lb/MMSCF
dewpoint
H2S Grains/CF 1 0.25 0.25 1 1
Mercaptans
Grains per 100 No spec 0.2 5 No spec No Spec
CF
Sulphur total
Grains per 100 20 1 20 20 10
CF
CO, %mole 2 2 1 No spec No Spec
O2, %mole No spec 0.4 0.2 1 No Spec
Delivery Tempt.
120 120 no spec No spec 120
(⁰F)
Delivery pressure
900 900 varies Varies 500
(psig) max.
SPESIFIKASI LNG

LNG adalah gas alam yang dicairkan dengan cara pendinginan sampai – 82,45 oC (, volumenya
menyusut sampai 1/1600 kali, Sebelum dicairkan terlebih dahulu dilakukan purifikasi untuk
menghilangkan impurities ( CO2, H2S, RSH, Air, Hg). Berikut adalah spesifikasi teknis dari
LNG :

Komponen Satuan Spesifikasi LNG

C1 % mol min. 85
C2 % mol
C2 + C3 , maks. 12
C3 % mol

iC4 % mol
iC4 + nC4 + iC5 + nC5 + C6+ : maks. 2,0

nC4 % mol
iC5 % mol

nC5 % mol iC5 + nC5 + C6+ : maks. 1,0

C6+ % mol
N2 % mol maks. 1,00
CO2 % mol 50 ppm
maks. 1,0 ppm atau 0,25
H2 S –
grains/ 100 SCF
S total – maks. 1,3 grains/100 SCF
Hg mg / Nm3 *)

H2 O ppm *)
Density kg/m3 *)
GHV BTU/SC min. 1070, maks. 1165
F

http://fewsharing.blogspot.co.id/2012/09/spesifikasi-gas.html

You might also like