Professional Documents
Culture Documents
Resume Instrumen Penelitian
Resume Instrumen Penelitian
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6
DOSEN PEMBIMBING :
Drs. H Yarman, M.Pd
JURUSAN MATEMATIKA
TAHUN 2018
1|Page
INSTRUMEN PENELITIAN
Ada dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas
instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kuantitatif, kualitas
instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas
pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan
data. Oleh karena itu, instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu
dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak
digunakan secara tepat dalam pengumpulan data berupa test, pedoman wawancara,
pedoman observasi, dan kuesioner.
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah
penelitian itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi”
seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun ke
lapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validasi terhadap
pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang
diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik maupun
logistiknya. Yang melakukan validasi adalah peneliti sendiri, melalui evaluasi diri
seberapa jauh pemahaman terhadap metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
2|Page
1. Instrument untuk metode tes adalah tes atau soal tes
2. Instrument untuk metode angket atau kuesioner adalah angket atau
kuesioner
3. Instrument untuk metode observasi adalah chek – list
4. Instrument untuk metode observasi adalah pedoman observasi atau
dapat juga chek – list
3|Page
B. Macam-macam Instrumen Penelitian
Secara garis besar, instrumen penelitian digolongkan menjadi dua, yaitu: (1) tes;
dan (2) non tes.
1. Instrumen Penelitian Berbentuk Tes
Ditinjau dari proses pemeriksaannya, suatu tes dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu: (1) Tes tipe subjektif; dan (2) Tes tipe objektif. Data hasil tes biasanya
dikatagorikan sebagai data yang berbentuk interval/rasio.
Dalam pemeriksaan tes tipe subjektif, ada faktor lain di luar kemampuan testi yang
mempengaruhi proses pemeriksaan dan hasil akhir berupa skor. Faktor di luar
kemampuan testi, misalnya: a) guru: emosi/perasaan, kelelahan, kecermatan; dan b)
siswa: tulisan, kerapihan. Macam-macam tes tipe subjektif:
1) Tes lisan
2) Tes uraian
3) Tes perbuatan/keterampilan.
4|Page
b. Tes tipe objektif
Dalam pemeriksaan tes tipe objektif tidak ada factor lain yang mempengaruhi
proses pemeriksaan dan hasil akhir berupa skor yang akan diperoleh testi. Macam-
macam tes tipe objektif:
1) Benar-Salah (True-False)
2) Pilihan berganda (Multiple choice)
a. Pilihan ganda biasa
b. Hubungan antar hal (sebab-akibat)
c. Pilihan ganda kompleks
d. Menjodohkan.
Sedangkan berdasarkan tujuannya, tes dapat dikelompokkan menjadi:
Teknik non-tes digunakan untuk memperoleh data tentang aspek afektif atau
psikomotorik dari subjek yang diteliti. Instrumen penelitian bentuk non tes dapat
berupa:
5|Page
a. Wawancara (interview), dilakukan dengan cara menentukan tanya jawab langsung
antara pewawancara dengan yang diwawancara tentang segala sesuatu yang
diketahui oleh pewawancara. Agar hasil wawancara sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh pewawancara, maka pewawancara harus:
1) Membuat pedoman wawancara, yaitu berupa daftar pertanyaan
yang akan ditanyakan kepada orang yang diwawancara.
2) Merekam pelaksanaan wawancara untuk menganalisis jawaban
dari orang yang diwawancara (responden).
b. Obsevasi/pengamatan (observation), dilakukan dengan cara orang yang
melakukan pengamatan (observer) mengadakan pengamatan langsung ke lapangan
tentang segala sesuatu yang ingin diketahui tentang objek yang diteliti. Agar hasil
observasi sesuai dengan apa yang diinginkan, observer harus membuat pedoman
obervasi, yaitu berupa daftar informasi yang ingin diketahui oleh observer.
c. Angket (questionnaire), adalah daftar pertanyaan/pernyataan yang harus dijawab
atau diisi oleh responden. Berdasarkan kebebasan responden dalam menjawab
setiap pertanyaan, angket dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Angket terbuka,
Jawaban untuk setiap pertanyaan/pernyataan tidak disediakan. Responden
bebas memberikan jawaban untuk setiap pertanyaan sesuai dengan yang
diinginkannya.
2) Angket tertutup
Jawaban Jawaban untuk setiap pertanyaan/pernyataan telah disediakan,
Responden bebas memberikan jawaban untuk setiap pertanyaan sesuai
alternatib jawaban yang telah disiapkan. Angket tertutup, berdasarkan
skalanya dapat dikelompokkan menjadi:
a) Skala Likert, untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena tertentu yang ingin diketahui.
Dalam angket skala Likert biasanya disediakan lima alternative
jawaban, misalnya: SS, S, N, TS, dan STS. Agar peneliti dapat dengan
mudah mengetahui apakah seorang responden menjawab dengan
sungguh-sungguh atau asal-asalan, sebaiknya angket disusun
berdasarkan pernyataan positif dan pernyataan negative. Untuk
pernyataan positif, penskoran jawaban biasanya sebagai berikut: SS =
6|Page
5; S = 4; N = 3, TS = 2, dan STS = 1. Sedangkan untuk pernyataan
negative sebaliknya.
7|Page
ii. Kemudian setiap peryataan dinilai oleh beberapa orang ahli (paling
sedikit tiga orang) yang independen.
iii. Kepada setiap ahli tersebut diminta untuk mengelompokkan
pernyataan-pernyataan tersebut dalam 11 kelompok dan memberi
skor 1 sampai dengan 11. Yang paling relevan diberi skor 1 dan
yang paling tidak relevan diberi skor 11. Dalam kelompok pertama
dikumpulkan pernyataan yang sangat baik, kelompok kedua yang
baik, dan seterusnya, tumpukan keenam netral, dan seterusnya
tumpukan ke-11 yang tidak baik.
iv. Pernyataan yang sangat menyebar dibuang, sedangkan pernyataan
pernyataan yang mempunyai nilai agak bersamaan dari para penilai
(ahli) digunakan dalam skala. Nilai skala dari setiap pernyataan
berupa median dari nilai-nilai yang telah diberikan oleh para ahli.
8|Page
kuantitatif (berupa angka) yang selanjutnya akan diubah menjadi data
kualitatif oleh peneliti. Contoh :
Contoh :
9|Page
dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber
sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul
data. Selanjutnya jika dilihat dari segi cara atau tekniknya, maka teknik
pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview
(wawancara), kuesioner (angket), dokumentasi dan gabungan dari keempatnya.
10 | P a g e
Observasi jenis ini adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis
tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak
tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati.
4. Manfaat Observasi
Menurut Patton dalam Nasution, sebagaimana dikutip Sugiyono, beberapa
manfaat observasi adalah :
i. Dengan observasi peneliti akan lebih mampu memahami konteks
sehingga dapat diperoleh pandangan yang menyeluruh,
ii. Dengan observasi peneliti akan mendapatkan pengalaman langsung
iii. Dengan observasi peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau
yang tidak diamati orang lain,
iv. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak
diungkapkan responden,
v. Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak
dipersepsi responden,
vi. Melalui observasi peneliti tidak hanya memperoleh data tapi juga
mendapatkan kesan-kesan pribadi dan merasakan situasi sosial
yang diteliti.
5. Obyek Observasi
Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, menurut Spradley, dinamakan
situasi sosial yang terdiri dari tiga komponen, yaitu : place (tempat), actor
(pelaku), dan activities (aktivitas).
6. Tahapan Observasi
Tahapan observasi ada tiga ; Observasi deskriptif, Observasi terfokus, dan
Observasi terseleksi.
1) Observasi Deskriptif
Pada tahap ini peneliti, ketika memasuki lapangan, belum membawa
masalah yang diteliti. Maka peneliti melakukan penjelajahan umum dan
menyeluruh serta melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat,
didengar dan dirasakan.
2) Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu
suatu observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek
tertentu. Observasi ini disebut juga observasi terfokus, karena pada tahap
11 | P a g e
ini peneliti melakukan analisis taksonomi sehingga dapat menemukan
fokus.
3) Observasi Terseleksi
Pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan
sehingga datanya lebih rinci.
2. Pengumpulan Data dengan Wawancara/Interview
a) Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam. Macam-macam Interview Esterberg, sebagaimana dikutip
Sugiyono, mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu : wawancara
terstruktur, wawancara semi terstruktur, dan wawancara tidak terstruktur.
1) Wawancara Terstruktur (Structured Interview)
2) Wawancara jenis ini dilakukan sebagai teknik pengumpulan data bila
peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh.
3) Wawancara Semiterstruktur
4) Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-depth interview.
Pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan wawancara terstruktur. Tujuan jenis
wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka.
5) Wawancara Tak Berstruktur
6) Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis
dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang
digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan.
a. Langkah-langkah Wawancara
Lincoln dan Guba dalam Sanapiah Faisal, sebagaimana dikutip Sugiyono,
mengemukakan ada tujuh langkah dalam penggunaan wawancara untuk
mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, yaitu :
1. Menetapkan siapa yang akan diwawancarai
2. Menyiapkan pokok-pokok masalah
3. Mengawali atau membuka alur wawancara
4. Melangsungkan alur wawancara
12 | P a g e
5. Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya
6. Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan
7. Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh
b. Jenis-jenis Pertanyaan dalam Wawancara
Patton dalam Moleong, sebagaimana dikutip Sugiyono, menggolongkan enam
jenis pertanyaan yang saling berkaitan yaitu :
1. Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
2. Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat
3. Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
4. Pertanyaan tentang pengetahuan
5. Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
6. Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang atau demografi
Guba dan Lincoln dalam Moleong, mengklasifikasikan jenis-jenis
pertanyaan untuk wawancara sebagai berikut :
1. Pertanyaan hipotesis
2. Pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal
3. Pertanyaan yang menantang informan untuk merespon dengan memberikan
hipotesis alternatif
4. Pertanyaan interpretatif
5. Pertanyaan yang memberikan saran
6. Pertanyaan untuk mendapatkan suatu alasan
7. Pertanyaan untuk mendapatkan argumentasi
8. Pertanyaan untuk meengungkapkan kepercayaan terhadap sesuatu
9. Pertanyaan untuk mengungkap sumber data tambahan
10. Pertanyaan yang mengarahkan
c. Alat-alat Wawancara
Alat-alat wawancara dapat berupa buku catatan, tape recorder dan camera.
d. Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara
dalam penelitian kualitatif.
13 | P a g e
D. Langkah-Langkah Menyusun Instrumen
Iskandar (2008: 79) mengemukakan enam langkah dalam penyusunan instrumen
penelitian, yaitu :
1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti.
2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi
3. Mencari indikator dari setiap dimensi.
4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen
5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen
6. Petunjuk pengisian instrumen.
1) Validitas teoritik, yaitu validitas yang didasarkan pada pertimbangan para ahli.
Validitas teoritik terdiri dari:
a. Validitas isi / validitas kurikuler (content validity), yaitu ketepatan suatu
istrumen ditinjau dari segi materi yang diujikan (untuk tes) atau ditinjau dari
segi dimensi dan indikator yang ditanyakan (untuk angket).
b. Validitas muka / validitas bentuk soal (pertanyaan/pernyataan) (face
validity), yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam
soal/pernyataan/pertanyaan sehingga jelas pengertiannya atau tidak
menimbulkan tafsiran lain. Dalam menguji validitas teoritik suatu
instrument, sebaiknya melibatkan paling sedikit 3 orang ahli di bidangnya.
2) Validitas kriterium, yaitu validitas yang ditinjau berdasarkan hubungannya
dengan kategori tertentu. Tinggi-rendahnya koefisien validitas tes atau angket
ditentukan berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi. Validitas
kriterium terdiri dari:
a. Validitas banding (validitas bersama atau validitas yang ada sekarang),
yaitu validitas tes yang diperoleh dengan cara menghitung koefisien
korelasi antara nilai-nilai hasil tes yang akan diuji validitasnya dengan
14 | P a g e
nilai-nilai hasil tes terstandar yang telah mencerminkan kemampuan
siswa.
Catatan: Dalam dunia pendidikan, biasanya diasumsikan bahwa nilai
rata-rata ulangan harian sebagai hasil dari tes terstandar.
b. Validitas ramal, yaitu validitas yang berkenaan dengan kemampuan suatu
tes untuk dapat meramalkan keadaan yang akan datang berdasarkan
kondisi yang ada sekarang. Suatu tes seleksi masuk siswa baru haruslah
memiliki tingkat validitas ramal yang tinggi.
Untuk menentukan tingkat validitas kriterium suatu tes dilakukan dengan
menghitung koefisien korelasi antara nilai-nilai hasil tes yang akan diuji
validitasnya dengan nilai-nilai hasil tes yang telah ada dan sudah diketahui atau
diasumsikan memiliki validitas tes yang memadai.
Dengan
rxy adalah koefisien korelasi antara variable X dan variable Y
xi adalah nilai data ke-i untuk kelompok variable X
yi adalah nilai data ke-i untuk kelompok variable Y
n adalah banyak data
Catatan:
15 | P a g e
i. Korelasi produk momen Pearson mensyaratkan agar data yang
dikorelasikan sekurang-kurangnya berskala interval.
ii. Rumus korelasi produk momen Pearson sudah tersedia dalam
Calkulator scientific, MS Excel, Software-software statistic.
iii. Tabel r Pearson sudah tersedia pada lambiran buku-buku statistic.
16 | P a g e
Instrumen tidak valid, jika r1 < rtabel
3. Tentukan kategori dari validitas instrument yang mengacu pada
pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (1956,
h.145).
4. Ulangi langkah (1) sampai dengan (3) untuk menguji validitas butir soal
yang lainnya.
5. Jika ada butir soal yang tidak valid, dilakukan uji validitas instrument
tahap 2 yaitu dengan cara sebagai berikut:
a. Buang setiap soal yang tidak valid.
b. Hitung nilai total yang baru, yaitu hasil penjumlahan skor butir soal
yang
valid, selanjutnya disebut skor total baru untuk uji validitas tahap
kedua
c. Lakukan pengujian validitas untuk setiap butir soal yang valid hasil
uji validitas tahap pertama dengan skor total seperti langkah (1)
sampai dengan (4) pada uji validitas tahap pertama.
6. Uji validitas dihentikan, setelah semua butir soal valid.
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilaitas adalah tingkat ketetapan suatu instrumen mengukur apa yang harus
diukur. Ada tiga cara pelaksanaan untuk menguji reliabilitas suatu tes, yaitu: tes
tunggal (single test), tes ulang (test retest), dan tes ekuivalen (alternate test).
1) Reliabilitas Tes Tunggal (Internal Consistency Reliability) Tes tunggal
adalah tes yang terdiri dari satu set yang diberikan terhadap sekelompok subjek
dalam satu kali pengetesan, sehingga dari hasil pengetesan hanya diperoleh
satu kelompok data. Ada dua teknik untuk perhitungan reliabilitas tes, yaitu:
a. Teknik Belah Dua (Split-Half Technique).
Dilakukan dengan cara membagi tes menjadi dua bagian yang relatif
sama (banyaknya soal sama), sehingga masing-masing testi mempunyai
dua macam skor, yaitu skor belahan pertama (awal / soal nomor ganjil)
dan skor belahan kedua (akhir / soal nomor genap). Koefisien reliabilitas
belahan tes dinotasikan dengan r1 1 dan dapat dihitung dengan
22
17 | P a g e
koefisien reliabilitas keseluruhan tes dihitung menggunakan formula
Spearman-Brown, yaitu:
18 | P a g e
Dengan
r11 adalah koefisien reliabilitas
n adalah banyaknya butir soal
xt adalah rata-rata skor total
dengan:
r11 adalah koefisien reliabilitas
n adalah banyaknya butir soal.
19 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Iskandar. 2008. Metologi Penelitian Penelitian Pendidikan dan Sosial ( Kuantitatif dan
kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.
Permendikbud. 2014. Pedoman Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Pada Pendidikan
Dasar & Pendidikan.
20 | P a g e