Professional Documents
Culture Documents
Gangguan Keseimbangan Kalium Hayyu Sitoresmi-C012171003
Gangguan Keseimbangan Kalium Hayyu Sitoresmi-C012171003
3. Tindakan
Hipokalemia dalam situasi-situasi klinis seringkali dilewatkan
begitu saja, baik diterapi maupun tidak diterapi, etiologi hipokalemia
yang beragam kurang dieksplorasi secara mendalam. Situasi ini
menghadapkan pasien pada risiko hipokalemia berulang yang
seringkali fatal ataupun meningkatkan morbiditas, padahal dengan
menerapkan beberapa langkah sederhana dan terarah sebagian besar
kasus hipokalemia dapat ditegakkan dengan meyakinkan. Dipaparkan
dalam DiGiulio, Jackson, & Keogh (2014) beberapa tindakan yang
diperlukan dalam menangani hipokalemia adalah :
a. Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit
b. Hentikan pemberian diuretik
c. Memberikan asupan kaya kalium/potassium
d. Hindari pemberian cairan yang mengandung glukosa
e. Monitor irama jantung
B. Hiperkalemia
1. Etiologi
a. Sebuah kondisi hiperkalemi dapat ditandai dengan meningkatnya
nilai kalium dalam darah melebihi nilai normal. Hal tersebut pada
umumnya disebabkan karena kelebihan penggunaan potassium
atau pengganti garam dalam proses pencernaan, pengobatan
dengan penggunaan ACE inhibitor, angiotensin receptor blocker,
amiloride, spironolacton, NSAID, trimethoprim, pentamidine,
terjadinya hemolisis, asidosis, dan penurunan kadar insulin
(DiGiulio, Jackson, & Keogh, 2014).
b. Gagal ginjal ( terkait fungsi regulasi kalium pada ginjal), kalium
eksogen ( terlalu banyak potasium/kalium dalam pencernaan diluar
batas toleransi tubuh, bisa juga karena kelebihan kalium dari efek
pemberian kalium intravena untuk mengatasi hipokalemia),
penggunaan obat-obatan diuretik, ACE inhibitor, ARBs, dan obat-
obatan aminoglikosida), asidosis ion hidrogen (menyebabkan
asidosis pada sel yang mendorong keluarnya kalium dari sel),
Hemolysis, tumorlysis sindrom, kematian sel, dan rendahnya kadar
aldosteron (Reid, 2017).
c. Menurut Yaswir & Ferawati (2012) Hiperkalemia dapat
disebabkan oleh :
1) Keluarnya Kalium dari Intrasel ke Ekstrasel
Kalium keluar dari sel dapat terjadi pada keadaan asidosis
metabolik bukan oleh asidosis organik (ketoasidosis, asidosis
laktat), defisit insulin, katabolisme jaringan meningkat,
pemakaian obat penghambat-β adrenergik, dan
pseudohiperkalemia.
2) Berkurangnya Ekskresi Kalium melalui Ginjal
Berkurangnya ekskresi kalium melalui ginjal terjadi pada
keadaan hiperaldosteronisme, gagal ginjal, deplesi volume
sirkulasi efektif, pemakaian siklosporin atau akibat koreksi ion
kalium berlebihan dan pada kasus-kasus yang mendapat terapi
angiotensin-converting enzyme inhibitor dan potassium
sparing diuretics.
2. Manifestasi Klinis
a. Hasil laboratorium penanda kalium mengalami peningkatan dari
nilai normal > 5 mmol/L
b. Pada gambaran EKG terdapat T waves mencapai puncak,
kompleks QRS melebar, asistol ventrikel, cardiac arrest)
c. Kelemahan
d. Pusing
e. Pembesaran abdomen
f. Mual, muntah, diare akibat perubahan membran potensial
gastrointestinal
g. Aritmia bahkan cardiac arrest
3. Tindakan
Hiperkalemia dapat memprediksi terjadi penurunan fungsi ginjal
dan menjadi penyebab aritmia pada jantung hingga cardiac arrest. Oleh
karenanya diet rendah kalium baik untuk mencegah perburukan
kondisi hiperkalemia yang menjadi pilihan bagi penderitanya dan
sebaiknya selalu dievaluasi pelaksanaannya (Jackson, 2013).
Dipaparkan dalam DiGiulio, Jackson, & Keogh (2014) beberapa tindakan
yang diperlukan dalam menangani hipokalemia adalah :
a. Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit
b. Pemberian diuretik
c. Memberikan diet rendah kalium/potassium
d. Pemberian cairan yang mengandung glukosa
e. Monitor irama jantung
Gambar 6. Gambaran EKG normal, hipokalemia, dan hiperkalemia
(Reid, 2017).
DAFTAR PUSTAKA