You are on page 1of 20

Skenario

Seorang wanita berusia 60 tahun, dibawa keluarganya ke UGD RS dengan keluhan nyeri
pada kedua lengan bawah sebelah kanan, setelah jatuh terduduk di kamar mandi dan
posisi tangannya menahan berat tubuhnya 2 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik,
tanda-tanda vital dalam batas normal. Tampak adanya edema dan deformitas pada regio
antebrachii dextra 1/3 distal. Pada palpasi, teraba adanya penonjolan fragmen
tulang, nyeri tekan (+), tidak dapat digerakkan.

Identifikasi Istilah
-

Rumusan Masalah
Wanita 60 tahun nyeri pada tangan sebelah kanan setelah jatuh dari kamar mandi 2
jam yang lalu. Edema, deformitas pada regio antebrachii dextra 1/3 distal. Nyeri
tekan (+). Tidak dapat digerakkan.

Mind Map
Penatalaksanaan Prognosis Komplikasi Pencegahan Anamnesis -Medikamentosa -Non
medikamentosa Faktor resiko Wanita 60 tahun nyeri pada tangan sebelah kanan sejak 2
jam yang lalu.

Fisik : Status lokalis Pemeriksaan

Patofisiologi

Epidemiologi

Etiologi

Diagnosis WD : fraktur tertutup antebrachii dextra 1/3 distal DD : fraktur colles


Fraktur smith Fraktur borton Fraktur galeazzi 1 Penunjang : -radiografi -β cross
lap -P1NP
Hipotesis
Wanita 60 tahun mengalami fraktur tertutup regio antebrachii dextra 1/3 distal.

ABSTRACT Fracture is a loss of continuity of bone, either total or partial, is


usually caused by trauma. Overall incidence of fractures was 11.3 in 1,000 per
year, in males was 11.67 in 1000 per year, whereas in 10.65 in 1,000 women per
year. The classic symptom is a history of trauma fracture, pain and swelling in the
broken bones, deformity, musculoskeletal dysfunction, breaking the continuity of
the bone, and neurovascular disorders. Principles of fracture treatment is to
restore the position of the fracture to its original position (reposition) and held
that position during the healing of fractures (immobilization). Special in open
fractures, must be considered the danger of infection, either general or local
infection.

Keywords: fracture, repositioning, immobilization, infection

ABSTRAK Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang, baik yang bersifat total
maupun sebagian, biasanya disebabkan oleh trauma. Insiden fraktur secara
keseluruhan adalah 11,3 dalam 1.000 per tahun, pada laki-laki adalah 11.67 dalam
1.000 per tahun, sedangkan pada perempuan 10,65 dalam 1.000 per tahun. Gejala
klasik fraktur adalah adanya riwayat trauma, rasa nyeri dan bengkak di bagian
tulang yang patah, deformitas, gangguan fungsi muskuloskeletal, putusnya
kontinuitas tulang, dan gangguan neurovaskuler. Prinsip penanganan fraktur adalah
mengembalikan posisi patahan tulang ke posisi semula (reposisi) dan mempertahankan
posisi itu selama masa penyembuhan patah tulang (imobilisasi). Khusus pada fraktur
terbuka, harus diperhatikan bahaya terjadi infeksi, baik infeksi umum maupun lokal.
Kata kunci: fraktur, reposisi, imobilisasi

Pendahuluan
Lengan bawah (antebrachium) terbentang antara siku dan pergelangan tangan, dan di
dalamnya terdapat dua tulang, yakni radius dan ulna. Di dalam lengan bawah terdapat
banyak otot, tendon yang terbanyak melintas ke tangan. Terdapat kelompok otot-otot
fleksorpronator melekat melalui sebuah tendo fleksor bersama pada epicondylus
medialis yang 2
merupakan pangkal fleksor bersama. Kelompok otot ekstensor-supinator berasal
melalui sebuah tendo ekstensor bersama dari epicondylus lateralis yang merupakan
pangkal ekstensor bersama. Persarafan utama antebrachium berasal dari nervus
medianus, ulnaris, dan radialis. Arteri utamanya adalah arteri ulnaris dan arteri
radialis.1 Antara kedua tulang lengan bawah, ulna adalah yang lebih panjang dan
lebih medial. Pada ujung proksimal ulna terdapat olecranon di sebelah belakang dan
processus coronoideus di sebelah depan. Pada permukaan depan olecranon terdapat
incisura trochlearis yang menampung trochlea humeri. Pada sisi lateral processus
coronoideus terdapat incisura radialis dan di sebelah distal processus coronoideus
terdapat tuberositas ulnae. Di sebelah proksimal corpus ulnae berbentuk gemuk,
tetapi pada ujung distal terdapat sebuah kepala yang membulat dan sebuah processus
styloideus yang kecil dan berbentuk kerucut.1 Radius adalah tulang yang lebih
pendek dan terletak lebih lateral antara kedua tulang lengan bawah. Ujung proksimal
radius terdiri dari sebuah kepala yang menyerupai cakram, sebuah leher yang pendek,
dan sebuah tuberositas. Ke arah proksimal caput radii brewujud cekung untuk
bersendi pada capitulum humeri. Collum radii ialah bagian yang menyempit distal
dari caput radii. Tuberositas radii yang terletak distal dari caput radii,
membatasi ujung proksimal redius terhadap corpus radii. Ujung distal radius
memiliki sebuah incisura ulnaris di sebelah medial, sebuah processus styloideus di
sebelah lateral, dan sebuah tuberculum dorsale.1

Apabila terdapat suatu peristiwa kecelakaan baik yang bertekanan tinggi ( tabrakan
kendaraan) atau yang bertekanan rendah (jatuh terpeleset) yang mengenai
antebrachium, pada beberapa orang tertentu akan terjadi suatu trauma yang terkadang
disertai fraktur. Ada berbagai jenis fraktur dari antebrachium. Umumnya fraktur
yang berada dibagian distal antebrachium cenderung mengenai persendian antara os
radius dan os ulna terhadap os carpal di bagian distalnya. Apabila fraktur tidak
ditangani lebih awal, biasanya akan mengakibatkan beberapa komplikasi. Proses
penyembuhannya juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama usia, pergeseran
tulang, dan kualitas tulang itu sendiri. Seorang berusia lanjut yang mengalami
fraktur biasanya ada hubungannya dengan osteoporosis, sehingga mudah mengalami
fraktur, misalnya saat terjatuh dari kamar mandi dan menahan tubuhnya dengan
menggunakan lengan bawahnya.1 Oleh sebab itu, penulis akan membahas lebih lanjut
mengenai fraktur, terutama fraktur antebrachium distal. Dengan tujuan untuk
memberikan informasi bagi pembaca mengenai fraktur yang umumnya terjadi pada wanita
berusia lanjut. Dalam penanganan 3
fraktur, umumnya pertama-tama dilakukan anamnesis, dilanjutkan dengan pemeriksaan
fisik dan penunjang, penegakkan diagnosis dan perencanaan terapi.1

Anamnesis Anamnesis pada pasien yang mengalami fraktur berawal dari identitas diri
meliputi nama, umur (berkaitan dengan penyakit sendi yang berkaitan umur seperti
osteoporosis), alamat, dan pekerjaan sehari-hari. Langkah selanjutnnya adalah
menanyakan keluhan utama dan sejak kapan keluhan itu dirasakan, apabila pasien baru
saja mengalami kecelakaan, informasi tambahan juga bisa ditanyai kepada orang
terdekatnya mengenai bagaimana peristiwa itu bisa terjadi, dan cari tahu apa
penyebabnya. Pertanyaan yang bisa membantu untuk memperluas informasi mengenai
keluhan utamanya dapat meliputi, apakah terdapat nyeri (khususnya pada sendi dan
regio terjadinya fraktur), deformitas, pembengkakan, mobilitas berkurang, fungsi
menurun (bagian yang fraktur tidak dapat digerakkan), gambaran sistemik lain
seperti ruam atau demam.2 Mengenai riwayat penyakit dahulu, Adakah riwayat kelainan
sendi atau tulang sebelumnya? Pernahkah pasien menjalani operasi seperti pergantian
sendi? dimentia ? Mengenai obat-obatan, tanyakan pada pasien apakah pernah atau
sedang mengkonsumsi anlgesik, OAINS, kortikosteroid, imunosupresan lain,
penisilamin, garam emas, dan klorokuin.2 Mengenai penyelidikan fungsional, tanyakan
secara khusus, mengenai gambaran sistemik penyakit demam, penurunan berat badan,
ruam. Adakah penyakit genetourinarius atau saluran cerna (misalnya pada sindrom
reiter, berkenaan dengan pemberian rencana pengobatan) ?2 Mengenai riwayat sosial,
temukan akibat fungsional seperti pasien menjadi tidak dapat berjalan, makan dan
sebagainya. Alat bantu apa yang digunakan pasien (misalnya kursi roda, kursi tandu;
modifikasi yang dibuat dirumah)?2

Gejala Klinis Pada pasien yang mengalami frakur, tanda-tanda klinis yang biasa
ditemukan antara lain nyeri yang terus menerus dan bertambah sampai fragmen tulang
diimobilisasi, adanya deformitas akibat pergeseran fraktur, pemendekan tulang
akibat daya tarik otot-otot disekitar fraktur, krepitasi saat dipalpasi,
pembengkakan dan perubahan warna lokal akibat trauma dan pendarahan yang menyertai
fraktur.3

4
Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik Riwayat pasien yang sebelumnya mengalami kecelakaan,
saat terjatuh, perlu

dipertimbangkan berbagai kemungkinan yang bisa saja terjadi, seperti cedera-cedera


lainnya selain yang terdapat pada regio antebrachii, meliputi siku, bahu, regio
kepala, panggul, lutut, pergelangan kaki, kaki.4 Dalam pemeriksaan fisik, lihatlah
pasien dan cari adanya deformitas yang terlihat jelas dan postur abnormal dari
tubuh pasien langsung. Cari pengecilan otot yang terlihat jelas: apakah massa otot
tampak normal? Lihat bahu, pantat, tangan, dan otot disekitar cedera dan lainnya.
Cari kelainan terkait; misalnya nodul reumatoid, tofi gout, psoriasis, atau tanda-
tanda reumatoid sistemik. Periksa sendi untuk mencari adanya pembengkakan,
deformitas, efusi, eritema, dan nilailah kisaran gerak aktif dan pasif pasien.4 
Adduksi adalah gerakan bagian distal tubuh (dibandingkan dengan bagian proksimal
yang berdekatan) ke arah pusat atau garis tengah tubuh       Abduksi adalah
gerakan menjauh dari pusat atau garis tengah Fleksi adalah gerakan tindakan
melekukkan sendi Ekstensi adalah tindakan meluruskan sendi ke posisi netral
Hiperekstensi terjadi apabila sendi dapat diekstensikan melebihi batas yang normal
Pronasi adalah rotasi lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke belakang
Supinasi adalah rotasi lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke depan

Periksa tangan Lakukan ispeksi untuk mencari deformitsa sendi, kelainan kuku, nyeri
tekan sendi (termasuk menekan lembut disekitar sendi MCP), dan pembengkakan.2 Cari
pengecilan otot, (misalnya tonjolan tenar, hipotenar) dan fasikulasi. Periksa
gerak: fleksi, ekstensi, adduksi, dan oposisi ibu jari. Periksa fleksi, ekstensi,
adduksi, dan abduksi jari tangan. Kepalkan tangan dan lakukan gerak mencubit.
Periksa fungsi tangan pasien (misalnya menulis dan mengancingkan pakaian).2 Periksa
pergelangan tangan Lakukan inspeksi untuk mencari deformitas sendi, dan nyeri
tekan. Periksa gerak fleksi, ekstensi, deviasi ulnaris, dan deviasi radialis.2
Periksa siku

5
Lakukan inspeksi untuk mencari deformitas, nodul reumatoid, dan bursa. Periksa
gerak fleksi, ekstensi, pronasi, dan supinasi.2 Periksa bahu dan artikulatio
sterno-klavikularis Lakukan inspeksi untuk mencari deformitas sendi, pembengkakan
dan nyeri tekan. Periksa gerak abduksi, adduksi, rotasi internal dan eksternal,
serta fleksi dan ekstensi. Pemeriksa bisa meminta psaien untuk meletakkan lengan di
belakang kepala.2 Periksa sendi temporomandibularis, leher dan tulangbelakang
Lakukan inspeksi tulang belakang untuk mencari deformitas, kifosis abnormal,
skoliosis, dan lordosis. Lihat kesejajaran kurva prosesus spinosus, cari adanya
‘tangga’, kemudian lakukan palpasi untuk mencari nyeri tekan dan spasme otot, serta
periksa gerak aktif maupun pasif yang berhubungan.2 Selain tindakan pemeriksaan
diatas yang berhubungan dengan fraktur antebrachii, sebaiknya pemeriksa juga
memperhatikan atau bahkan juga turut memeriksa sendi lainnya, bila ada kecurigaan
komplikasi cedera akibat kecelakaan yang terjadi (terjatuh, yang dimana pada
seseorang yang berumur > 50 tahun, dengan riwayat osteoporosis, mudah sekali
mengalami fraktur pada seluruh bagian tulang, terutama tulang penyangga badan),
meliputi pemeriksaan terhadap sedi panggul, lutut, pergelangan kaki (terpelesetaa)
dan kaki.2

Pemeriksaan Penunjang Laboratorium : Pada fraktur test laboratorium yang perlu


diketahui : Hb, hematokrit sering rendah akibat perdarahan, laju endap darah (LED)
meningkat bila kerusakan jaringan lunak sangat luas. Pada masa penyembuhan Ca dan P
meningkat di dalam darah.5 Pertanda Tulang : a) Procollagen type 1 amino-terminal
propeptide (P1NP) Lebih dari 90 % matriks organik tulang berisi type 1 collagen
yang dibentuk menjadi tulang. P1NP dilepas selama pembentukan type 1 collagen dan
akan masuk aliran darah. Serta merupakan indikator spesifik dan alat prediktor
menilai pembentukan tulang.6 b) β Cross Lap Merupakan hasil pemecahan protein
collagen type 1 yang spesifik tulang. Perombakan tulang oleh osteoklas akan
menghancurkan kolagen type 1 dan terbentuk type α dan β (disebut β Cross Lap).
Dapat diukur dengan darah dan urine. Dan juga merupakan

6
parameter proses resorpsi tulang untuk mengetahui fungsi osteoclast. Lebih sensitif
dalam menilai perbaikan metabolisme tulang dibanding BMD.6 Radiologi : Dalam
menilai fraktur dapat dilakukan dengan membuat suatu gambaran, dalam hal ini yang
lazim digunakan adalah X-ray. X-Ray dapat melihat gambaran fraktur (meliputi posisi
PA dan Lateral), deformitas dan metalikment. Ada juga Venogram/anterogram yang
menggambarkan arus vascularisasi. CT scan untuk mendeteksi struktur fraktur yang
kompleks.5 Posisi PA Pandangan PA harus diambil dengan pergelangan tangan dan siku
setinggi bahu. Ini berarti bahwa pergelangan tangan, siku dan bahu berada dalam
bidang trasversal, tegak lurus dengan sinar x-ray. Hanya dalam posisi ini, radius
dan ulna paralel. Menurunkan lengan membuat radius menyilang ulna dan hasilnya
menjadi relatif lebih pendek sehingga didapatkan pengukuran yang tidak tepat dari
panjang radius.5 Posisi lateral Tampilan lateral diambil dengan posisi siku adduksi
ke samping. Bahu, siku dan pergelangan tangan berada dalam bidang sagital. Posisi
ini akan membuat tampilan lateral persis tegak lurus terhadap tampilan PA.5 Sebuah
pandangan lateral yang benar ditentukan oleh hubungan antara os pisiforme, os
capitatum dan os skafoid. Pada standar pandangan lateral, korteks palmaris dari os
psiforme harus menimpa ketiga pusat interval antara korteks palmaris dari corpus os
skafoid distal dan caput os capitatum.5 CT-scan harus dilakukan jika radiografi
konvensional memberikan hasil yang tidak cukup tentang artikular radiocarpal
gambaran displacement.5 Magnetic Resonance Imaging (MRI) bermanfaat ketika cedera
diduga menyertai kerusakan pada ligamen dan kompleks segitiga fibrocartilage yang
tidak dapat dideteksi dengan menggunakan x-ray.5

Diagnosis Fraktur antebrachii seperiga distal dextra memiliki beberapa jenis bentuk
fraktur yang mungkin bisa terjadi, bergantung pada bagaimana bentuk fraktur pada
pergelangan tangan

7
tersebut, yang melibatkan os radius atau os ulna, atau keduanya. Bentuk fraktur
yang bisa terjadi berupa fraktur colles, fraktur smith, fraktur barton, dan fraktur
galeazzi.5 Fraktur colles merupakan fraktur metafisis distal radius dengan angulasi
dorsal dan perpindahan yang mengarah ke ‘silver fork deformity’ atau ‘deformitas
garpu perak’.5 Ini adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada manula,
insidennya yang tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis pasca menopause.
Karena itu pasien biasanya wanita yang memiliki riwayat jatuh pada tangan yang
terentang.5 Fraktur smith merupakan fraktur radius dengan angulasi palmar
(kebalikan dari fraktur colles). Terdiri dari fraktur intraartikular dengan
displacement volar atau fraktur juxtaartikular. Sering terdapat adanya kominutif
volar dan fraktur pada intraartikular, dan juga avulsi dari prosesus styloideus
ulnaris.5 Fraktur barton merupakan fraktur intra-artikular dari radius distal
dengan dislokasi sendi articulatio radiocarpal: terdapat dua tipe, yakni fraktur
barton volar dan fraktur barton dosrsal.5 Fraktur barton volar adalah fraktur –
dislokasi tepi volar radius (paling umum terjadi). Berikutnya, fraktur barton
dorsal adalah fraktur-dislokasi tepi dorsal radius. Fraktur barton mempunyai ciri
khas yakni adanya dislokasi dari artikulatio radiocarpal. Fraktur ini adalah jenis
fraktur geser dari permukaan artikular radius distal (fragmen radius distal dan
tulang pergelangan tangan/ os carpal. Fraktur barton memiliki kecenderungan untuk
terjadinya redislokasi dan malunion. Perawatan operatif sering diperlukan.
Radiografi fraktur barton volar meliputi fraktur radius distal intra-artikular
kominutif. Tepi volar mempertahankan hubungan dengan os carpal dan keduanya
bergeser ke proksimal. Fraktur prosesus styloideus radialis. Radiografi fraktur
barton dorsal: fraktur radius distal intraartikular kominutif. Tepi dorsal dan os
carpal bergeser ke arah dorsal dan proksimal.5 Fraktur galleazi terdiri dari
fraktur radius distal dengan dislokasi artikulatio radioular distal. Sebuah fraktur
yang setara dengan fraktur galeazzi adalah fraktur tulang radial distal dengan
fraktur ulnar distal physeal. Biasanya terjadi pada anak-anak berumur 9 – 12 tahun.
Mekanisme terjadi dapat berupa terjatuh dengan tangan terulur disertia fleksi
daerah siku. Terdapat dua tipe fraktur yakni displacement dorsal dan displacement
volar. Diagnosis umum dilakukan dengan cara x-ray. Pada fraktur corpus radial biasa
terjadi pada perhubungan dari bagian media dan distal ketiga, ada angulasi dorsal.
Pada dislokasi artikulatio radioulnar distal terdapat pemendekan radial (bila
fraktur mencapai >10mm). Fraktur galeazzi termasuk fraktur yang tidak stabil dan
umumnya diperlukan tindakan operasi 8
fiksasi untuk memperbaiki fraktur radial dan imobilisasi lengan dalam posisi
pronasi. Fraktur pada diaphysis dapat ditangani dengan menggunakan elastic nail,
metaphyseal-diaphyseal junction menggunakan plate and screw, dan pada distal radius
menggunakan K-wire.5 Dari semua penjelasan diatas, apabila terdapat fraktur regio
antebrachii dextra yang berada pada sepertiga distal, maka fraktur tersebut dapat
termasuk salah satu jenis fraktur diatas, tetapi mengingat persentase dari fraktur
colles lebih sering terjadi, kemungkinan bahwa jenis fraktur yang dialami adalah
fraktur colles, meski jenis fraktur yang lain juga dapat terjadi.5

Epidemiologi Berdasarkan penelitian di rumah sakit di Australia pada tahun 1997.


Pada tahun tersebut jumlah pasien yang mengalami fraktur terutama dengan lengan
bawah bagian distal yaitu laki-laki 12.357 dan wanita 19.319 pasien, sedangkan
insiden pada laki-laki yaitu 152 per 100.000 pasien laki-laki dan 157 per 100.000
pasien perempuan.7 Insiden tertinggi dan faktor resiko yaitu pada usia 10-14 tahun
pada pasien laki-laki dan diatas 85 tahun pada wanita. Insiden fraktur diperkirakan
pada usia 50 tahun keatas akan meningkat 81%, dibandingkan dengan 11% untuk usia
dibawah 50 tahun. Pada kelompok usia tua, jumlah wanita yang berisiko lebih tinggi
dibandingkan dengan pria. Pada kecelakaan kendaraan bermotor, pengemudi lebih
sering mengalami fraktur radius ulna dibandingkan dengan penumpangnya, terutama
tanpa air bag depan.7 Pada anak-anak fraktur radius ulna terjadi karena bermain
skateboard, roller skating, dan mengendarai skooter. Fraktur radius ulna sering
terjadi pada laki-laki dengan usia 11-14 tahun, anak perempuan 8 -11 tahun. Pada
usia tua bsiasanya menderita trauma minimal dan mempunyai faktor resiko
osteoporosis.7

Faktor Resiko Berapa kelompok kategori berikut dapat mengalami fraktur, antara lain
:3     Usia di atas 75 tahun Perempuan Sebelumnya fraktur setelah trauma energi
rendah Radiografik bukti osteopenia, deformitas tulang belakang, atau keduanya

9

Kehilangan tinggi badan, kyphosis toraks (setelah konfirmasi radiografi deformitas


tulang belakang)

   

Berat badan rendah (indeks massa tubuh <19) Pengobatan dengan kortikosteroid
Riwayat keluarga patah tulang karena osteoporosis (patah tulang pinggul ibu)
Mengurangi paparan estrogen seumur hidup (amenorea primer atau sekunder, menopause
alami atau bedah dini (<45 tahun))

Gangguan yang berkaitan dengan osteoporosis (berat badan rendah sebelumnya,


rheumatoid arthritis, sindrom malabsorpsi, termasuk penyakit hati kronis dan
penyakit usus inflamasi, hiperparatiroidisme primer, imobilisasi jangka panjang)

     

Perilaku faktor risiko Asupan kalsium yang rendah (<700 mg / d) Fisik tidak aktif
Kekurangan vitamin D (kurang terpajan sinar matahari) Merokok (saat ini) Konsumsi
alkohol berlebihan

Etiologi Fraktur distal antebrachii secara garis besar diakibatkan oleh karena
terjatuh dalam posisi tangan terulur, atau hiperekstensi, dimana tangan dibagian
distal emncoba untuk menopang berat badan tubuh, sehingga mengalami tekanan yang
membuat terjadi fraktur pada tulang yang tidak mampu menopang berat badan tubuh.5
Fraktur colles umumnya diakibatkan terjatuh dengan tangan terulur. Lebih sering
terjadi pada seseorang yang berusia lanjut dan pada wanita dengan osteoporosis.
Fraktur smith Terjadi pada pasien dengan usia lebih muda dan biasa diakibatkan dari
hasil trauma energi tinggi pada pergelangan tangan di bagian volar yang tertekuk.
Fraktur barton umumnya terjadi berupa terjatuh dengan posisi pronasi pergelangan
tangan yang menekan os carpal di bagian dorsal. Perpindahan posisi os carpal ini
membedakannya dengan fraktur smith dan fraktur colles.5

Patofisiologi

10
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik.
Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak
disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak
lengkap.8 Fraktur komplit terjadi apabila seluruh tulang patah, sedangkan pada
fraktur inkomplit tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang. Ada beberapa istilah
yang dipakai untuk menjelaskan fraktur.8 Sudut patah fraktur transversal adalah
fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap sumbu panjang tulang, biasanya
mudah dikontrol dengan bidai gips. Fraktur oblik adalah fraktur yang garis patahnya
membentuk sudut terhadap tulang, fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki.
Fraktur spiral timbul akibat torsi pada ekstremitas, terdapat sedikit kerusakan
jaringan lunak, cenderung cepat sembuh dengan imobilisasi luar.8 Fraktur multipel
pada satu tulang Fraktur segmental adalah dua fraktur berdekatan pda satu tulang
yang menyebabkan terpisahnya segmen sentral dari suplai darah, sulit ditangani.
Fraktur kominutif adalah serpihan-serpihan atau terputusnya keutuhan jaringan
dengan lebih dari dua fragmen tulang.8 fraktur impaksi terjadi ketika dua tulang
menumbuk tulang ketiga yang berada diantaranya. Fraktur patologik terjadi pada
daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses patologik
lainnya. Fraktur greenstick adalah fraktur tidak sempurna dan sering terjadi pada
anak-anak, sebagian korteks tulang dan periosteumnya masih utuh. Fraktur avulsi
memisahkan suatu fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun ligamen.8
Terdapat juga istilah fraktur tertutup atau simpel adalah fraktur dengan kulit yang
tidak ditembus oleh fragmen tulang, sehingga tempat fraktur tidak tercemar oleh
lingkungan. Fraktur terbuka atau gabungan adalah fraktur dengan kulit ekstremitas
yang terlibat telah ditembus. Konsep penting yang perlu diperhatikan adalah apakah
terjadi kontaminasi oleh lingkungan pada pada tempat terjadinya fraktur tersebut.8
Penyembuhan fraktur. Jika satu tulang sudah patah, jaringan lunak sekitarnya juga
rusak, dan periosteum terpisah dari tulang, dan terjadi perdarahan yang cukup
berat. Bekuan darah terbentuk pada daerah tersebut. Bekuan akan membentuk jaringan
granulasi di dalamnya dengan sel-sel pembentuk tulang primitif (osteogenik)
berdiferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Kondroblas akan mensekresi fosfat
yang merangsang deposisi kalsium.8

11
Terbentuk lapisan tebal (kalus) di sekitar lokasi fraktur. Lapisan ini terus
menebal dan meluas, berttemu dengan lapisan kalus dari frgamen satunya, dan
menyatu. Penyatuan dari kedua fragmen (penyembuhan fraktur) terus berlanjut dengan
terbentuknya trabekula oleh osteoblas, yang melekat pada tulang dan meluas
menyeberangi lokasi fraktur. Penyatuan tulang profesional ini akan menjalani
transformasi metaplastik untuk menjadi lebih kuat dann lebih terorganisasi. Kalus
tulang akan mengalami remodeling untuk mengambil bentuk tulang yang utuh seperti
bentuk osteoblas tulang baru dan osteoklas akan menyingkirkan bagian yang rusak dan
tulang sementara.8

Penatalaksanaan Medika mentosa Dalam penatalaksanaan fraktur, dapat dilakukan


denagn cara memberi pengobatan untuk gejala simptomaik yang meliputi rasa nyeri
yang disebakan oleh fraktur, dan mengatasi gejala sistemik lainnya.9 Obat yang
digunakan untuk mengobati patah tulang umumnya NSAID dan analgesik. Selain itu,
bisa ditambahkan antibiotik yang tepat dan profilaksis tetanus jenis fraktur
terbuka.9 Golongan NSAID ditujukan untuk mengatasi nyeri yang dialami pasien,yang
umumnya digunakan adalah ibuprofen, dan ada juga beberapa jenis obat pilihan lain,
(khusus untuk pasien geriatri).9 Ibuprofen Pain Fever : : 300-800 mg PO q6hr 100-
200 mg PO q4-6hr PRN 400-800 mg/dose PO q6-8hr

Inflammatory Disease : Ketoprofen

Pain Initial: 25-50 mg PO q6-8hr; Increase to 150-300 mg/day; not to exceed 300 mg
Naproxen Pain :500 mg PO initially followed by 250 mg PO q6-8hr PRN; alternatively,
500 mg q12hr Not to exceed 1250 mg/day PO Flurbiprofen

12
200-300 mg/day divided q6-12hr PO, not to exceed 100 mg/dose or 300 mg/day Take
with food or 8-12 oz of water to avoid GI effects

Obat golongan analgesik lainnya yang bisa digunakan untuk mengatasi nyeri yang
berat akibat fraktur, yakni , (khusus untuk pasien geriatri).9 Kombinsai
asetaminofen dan kodein Pain mild to mederately severe :15 mg/dose PO q4hr; not to
exceed 360 mg/24 hr codeine; acetaminophen 300-1000 mg/dose; not to exceed 4 g/24
hr acetaminophen Antibiotik, jika diduga terdapat kontaminasi fraktur dengan
lingkungan luar.10 Gentamisin oral 80 mg tiap 8 jam 4,5 mg/kgBB/hari yang dibagi
dalam tiga dosis Ampisilin Oral 250 – 500 mg tiap 6 jam Parenteral 250 – 500 mg IM
atau IV tiap 6 jam

Toxoid juga dapat diberikan terutama jika terdapat fraktur terbuka guna profilaksis
terhadap tetanus, berupa,9 Tetanus toksoid (untuk pasien geriatri) 0.5 mL IM;
repeat at 4-8weeks after first dose and at 6-12 months after second dose Booster:
0.5 mL IM q10Years

Non-medika mentosa Reduksi tertutup Pengobatan awal untuk fraktur radius kebanyakan
melaui reduksi tertutup dan pemasangan gips untuk imobilisasi. Reduksi tertutup
dilakakan dengan meluruskan bagian yang mengalami deformitas tanapa harus membuuka
kulit (sayatan).5

13
Proses penyembuhan atau pengobatan fraktur bergantung pada jenis dan karakteristik
fraktur, umur, aktivitas/pekerjaan, dan kualitas masa tulang.5 Bagian yang
mengalami displacement/pergeseran diberikan anaastesi umum. Penanganan pertama
dengan memberikan traksi pada lengan untuk membuka fragmen. Deformitasnya kemudian
di reduksi tertutup, sesuai dengan jenis frakturnya. Sebuah gips atau balutan bidai
dipasang guna mengurangi resiko re-displacement. X-ray kemudian dapat dilakukan
untuk memasikan keberhasilan reduksi. Gips ini biasanya dipertahankan sampai 6
minggu.5 Guidelines for non-acceptable reduction are:5  Radial shortening > 5 mm 
Radial inclination Tilt on lateral projection > 10? dorsal tilt and > 20? volar
tilt  Intra-articular step-off 2 mm or more  Articular incongruity 2 mm or more
of the sigmoid notch (articular surface of distal radius in DRUJ). Tindakan
selanjutnya yang bsia dilakukan jika fraktur tidak bsia diatasi dengan reduksi
yakni operasi. 40% dari patah tulang radial distal dianggap tidak stabil dan
memerlukan fiksasi bedah.5 Banyak teknik fiksasi sekarang tersedia, termasuk
percutaneous pinning,

intramedullary pinning, external fixation, dan internal fixation with customized


implants, including the Distal Volar Radius (DVR) system. Fiksasi bedah
memungkinkan mobilitas segera. Kekakuan akhirnya dapat berkurang dan fungsi yang
lebih besar dapat kembali dilakukan.5 Fraktur Barton jarang berhasil diobati dengan
reduksi tertutup karena sifat nonstabil dari cedera. A Distal Volar Radius adalah
penangan pilihan. Fraktur kominutif dan tulang yang mengalami osteoporosis bisa
ditangani dengan cara fiksasi eksternal.5 Jika fraktur tidak stabil, hardware
logam, paling sering plates dan screws dapat digunakan untuk menahan fragmen selama
penyembuhan. Hardware ini dapat dimasukkan langsung ke dalam fragmen selama operasi
(reduksi terbuka, fiksasi internal [ORIF]). Fiksasi Traksi dapat dicapai dengan pin
panjang yang terpasang melewati kulit ke dalam tulang dari lengan pertengahan,
melintasi pergelangan tangan yang mengalami fraktur, dan menjadi satu set pin di
dalam tangan. Perangkat ini, disebut fixators eksternal, menjaga pengurangan

14
fraktur dengan traksi. Ketinggian dari pergelangan tangan dan lengan selama tahap
awal penyembuhan adalah penting untuk mencegah komplikasi.11 Gerakan jari-jari dan
bahu didorong. Obat untuk nyeri dan pembengkakan (swelling) akan dibutuhkan, obat
analgesik. Ice pack atau kompres dengan air dingin diatas lokasi fraktur dapat
membantu dalam mengurangi pembengkakan dan rasa sakit. Gerakan awal pergelangan
tangan membantu mencegah kekakuan dan arthritis. Kadang-kadang removable splint /
belat dapat digunakan selama tahap akhir penyembuhan untuk mendorong latihan gerak.
Rujukan ke terapis tangan bisa menjadi sangat berharga, bahkan di awal
pengobatan.11 Dalam kasus yang sangat parah di mana patah tulang pergelangan tangan
belum sembuh setelah 4 bulan atau ketika tulang telah begitu bergeser dan
terfragmentasi dimana sudah tidak dapat diperbaiki lagu, maka dapat dilakukan wrist
replacement surgery (artroplasti pergelangan tangan) atau wrist fusion, partial
atau total.11

Prognosis Prognosis untuk orang dewasa dengan fraktur radius dan ulna tergantung
pada banyak faktor. Namun, ada beberapa faktor yang berada dalam kontrol dokter
bedah terdiri dari metode pilihan pengobatan, waktu fiksasi internal dalam fraktur
terbuka, penanganan jaringan lunak, dan pemulihan bentuk anatomi.9 Anderson
melaporkan terdapat penyatuan tulang 97,3% untuk fraktur yang diobati dengan
pengurangan terbuka dan fiksasi internal menggunakan piring kompresi. Di antara
pasien tersebut, 90% memiliki fungsi yang memuaskan atau sangat baik, dan hanya 10%
memiliki fungsi tidak memuaskan.9 Satu studi membandingkan tingkat komplikasi pada
pasien yang diobati dengan fiksasi eksternal terhadap volar plating fraktur radius
distal. Kelompok volar plate mengalami komplikasi pada tendon dan saraf median,
namun, kelompok fiksasi eksternal memiliki tingkat komplikasi signifikan lebih
tinggi secara keseluruhan. Walaupun tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kelompok-kelompok di sudut scapholunatum atau pengukuran kemiringan palmaris,
kelompok volar plate memiliki busur signifikan lebih baik dari gerak pronasi-
supinasi dan fleksi-ekstensi dan kekuatan pegangan yang lebih baik.9 Prognosis
lebih ditekankan untuk fraktur terbuka dari corpus radius dan ulna dengan cedera
atau komplikasi pada kulit dan jaringan lunak. Dalam kasus ini, beberapa prosedur
operasi mungkin diperlukan, termasuk debridement awal dan stabilisasi, skin graft,
aplikasi pedikel atau bebas-flap, rekonstruksi akhir dari tulang, dan, sering,
transfer tendon.9

15
Komplikasi Komplikasi yang tersering terjadi dari fraktur radius ulnaris ini berupa
mal-union. Mal-union adalah dimana tulang yang patah menyatu dalam waktu yang tepat
(3-6 bulan) tetapi

tulangnya menjadi bengkok. Namun Malunion adalah komplikasi umum yang berhubungan
dengan pemendekan radial, angulasi dan keganjilan dari permukaan artikular. Hal ini
mengakibatkan kerusakan dan osteoarthritis awal. Lebih dari 2 mm keganjilan dari
permukaan artikular adalah faktor yang paling penting dalam perkembangan
osteoarthritis pasca trauma dari pergelangan tangan.12 Jika fraktur berupa fraktur
oblik atau fraktur kominutif biasannya penanganan dengan reduksi tertutup memiliki
frewensi yang gagal dalam penyembuhannya. Risiko spesifik yang terjadi yang
berhubungan dengan pembengkakan daerah lengan menyebabkan compartment syndrome/
carpal tunnel syndrome.12 Otot-otot lengan bawah menggerakkan tangan dan jari.
Ketika fraktur terjadi, pendarahan pada tulang dan otot sekitar bisa menyertainya.
Dalam beberapa kasus dapat dilakukan peningkatan tekanan intra-kompartemen yang
cukup tinggi untuk menghentikan aliran darah ke otot. Sebagai akibatnya serat otot
dapat membengkak dan mati (disebut nekrosis). Peningkatan tekanan pada pembengkakan
dapat menyebabkan lingkaran setan yang dapat berakhir dengan kerusakan pada otot-
otot lengan bawah. Kondisi ini disebut compartment syndrome. Apabila tidak diobati,
akan terjadi perpendekan dan timbul jaringan parut pada otot dan hilangnya gerakan
jari. Hasilnya kadang-kadang disebut sebagai a claw hand, karena tangan
mengasumsikan bentuk cakar.12 Secara khusus, komplikasi lain yang dapat terjadi,
terutama komplikasi yang diakibatkan oleh fraktur colles dan smith, yakni kerusakan
saraf median dan atau ulnaris yang dapat terjadi secara akut, dimana hal ini
mengarah kepada carpal tunnel syndrome akut. Selain itu, Compartment syndrome dapat
terjadi dengan pembengkakan yang berlebihan. Deformitas dapat menjadi masalah untuk
kegagalan penyembuhan dalam jangka panjang. Nyeri kronis dapat terjadi. Malunion /
nonunion mungkin terjadi jika terdapat lebih satu fragmen fraktur, terutama
seseorang yang mengalami osteoporosis. Arthritis merupakan komplikasi yang jarang,
komplikasi lain yang dapat terjadi yakni distrofi simpatis Reflex.13 Untuk fraktur
barton, komplikasi yang dapat terjadi breupa avaskular nekrosis (terjadi gangguan
suplai darah yang melewati os skafoideum didekat pergelangan tangan, yang mengarah
ke nonunion/ delayed union dan osteo-artritis pada sendi radiocarpal) dan
berkurangnya keleluasan gerak tangan.13

16
Pencegahan Pencegahan fraktur termasuk mengurangi jumlah jatuh, mengurangi trauma
yang berhubungan dengan jatuh, dan memaksimalkan kekuatan tulang pada semua umur.3

Gambar 1. Skema pencegahan5 Untuk memaksimalkan kekuatan tulang, dapat dilakukan


dengan cara mengkonsumsi zat-zat sebagai berikut :14  Kalsium. Dapat membantu
dalam memperkuat pembentukan tulang, membuat tulang jadi padat dan tulang tetap
sehat seiring kita bertambah usia. Kalsium adalah mineral yang penting dalam hidup.
 Vitamin K. Berperan banyak dalam berbagai fungsi tubuh, tetapi penelitian ilmiah
telah menghubungkan nutrisi penting ini dengan kesehatan tulang. Studi yang
berlangsung saat ini mengindikasi bahwa vitamin K dapat mencegah penyerapan kembali
dan masuknya makanan secara cukup, dimana hal ini penting untuk mencegah kerapuhan
tulang.  Vitamin D, selalu memainkan peranan penting dalam membangun dan
melindungi tulang. Vitamin D membantu daya serap kalsium, dan memiliki kandungan
vitamin D rendah memiliki tingkat kepadatan tulang yang rendah. Mereka juga
memiliki kecenderungan akan tulang rapuh seiring bertambahnya umur. Vitamin D
secara alami bisa diperoleh di dalam makanan tertentu saja (misal minyak ikan cod),
tetapi juga dapat memperolehnya dari sinar matahari, dan banyak makanan yang sudah
diperkuat dengan nutrisi.  Magnesium, memiliki banyak fungsi bagi tubuh, dan salah
satunya adalah untuk membuat tulang tetap kuat (50% dari tubuh magnesium ditemukan
dalam tulang). 17
Memakan berbagai makanan dapat membantu untuk menjamin magnesium masuk ke tubuh
secara cukup. Wanita diatas 30 tahun harus memenuhi sekitar 320 mg magnesium setiap
hari, sedangkan pria sekitar 400-420 mg. Jumlah tersebut mudah didapatkan dengan
mengkonsumsi kacang-kacangan seperti almond, kacang kedelai, gandum, dan sayuran
yang berwarna gelap seperti bayam.14

KESIMPULAN Fraktur adalah patah tulang yang biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Fraktur tertutup atau simple adalah fraktur dengan kulit yang tidak
mengalami perforasi sehingga lokasi fraktur tidak terpajan lingkungan luar
sedangkan fraktur terbuka atau fraktur gabungan adalah fraktur dengan kulit yang
tertembus pada ekstremitas yang terkena. Fraktur tertutup terutama di tungkai bawah
biasanya mempunyai resiko tinggi untuk mendapat compartment syndrome karena pada
patah tulang tertutup, darah tidak dapat keluar dan sering menimbulkan peningkatan
tekanan compartment otot. Justru, pemeriksaan neurovascular distal terutama bila
kulit terlihat tegang dan bengkak harus segera dilakukan karena jika terlambat
amputasi terpaksa dilakukan. Pada fraktur antebrachii bagian distal umumnya dapat
mengganggu kestabilan sendi. proses penyembuhannya dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Penangannya bisa dilakukan dengan meredakan gejala sistemik atau keluhan
(menggunakan obat OAINS) dan penangan reduksi dan operatif guna mencoba untuk
memperbaik fungsi bagian tubuh yang cedera. Penanganan yang baik akan menghasilkan
penyembuhan dan prognosis yang membaik.

DAFTAR PUSTAKA 1. Moore KL, Agur AMR. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Hipokrates.
2002.h.289,313, 315, 318. 2. Gleadle J. At a glance, anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Jakarta: Erlangga. 2007.h.40-1. 3. BMJ Publishing Group. British Medical
Journal. Preventing fractures in elderly people. 2003 July 12; 327 (7406): 89-95.
Diunduh dari www.ncbi.nlm.nih.gov, 24 Maret 2013. 4. Welsby PD. Pemerisksaan fisik
dan anamnesis klinis. Jakarta: EGC. 2009.h.162-5

18
5. Smithuis R. radiology assistant. Wrist-fracture. 008 January 12. Diunduh dari
www.radiologuassistant.nl, 24 Maret 2013 6. Alatas A, Hassan R. Buku kuliah 3; ilmu
kesehatan anak. Edisi 11. Jakarta : Infomedika Jakarta. 2007. Hal. 955-61. 7.
Anonim. Artikel kedokteran. Fraktur radius ulna. Diunduh dari www.artikel
kedokteran.com, 24 maret 2013 8. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi, konsep klinis
proses-proses penyakit. Edisi 6. Jakarta: EGC.2005.h.1365-8 9. Jegede T, Quinn A.
Medscape reference. Forearm Fractures in Emergency Medicine Medication. 2012 Maret
13. Diunduh dari www.emedicine.medscape.com, 24 Maret 2013. 10. Hardjosaputra SLP,
dkk. DOI data obat indonesia. Edisi 11. Jakarta: PT Muliapurnama
Jayaterbit.2008.h.309, 317. 11. Medical Disability Advisor. Geriatric consultant
resources. Fracture, Radius and Ulna, Distal. 2004 November 15. Diunduh dari
www.mdguidelines.com, 24 Maret 2013 12. Medical multimedia group, LLC. Eortopod.
What are the potential complications of this fracture?. 2011. Diunduh dari
www.eorthopod.com, 24 Maret 2013 13. Wright M, Draper R. Wrist Fractures. 2010 July
16. Diunduh dari www.patient.co.uk, 24 Maret 2013 14. Rubenstein D, Wayne D,
Bradley J. kedokteradn klinis. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit

Erlangga; 2003.h.201

19

You might also like