You are on page 1of 39

PERHITUNGAN ARUS HUBUNG SINGKAT PADA SISTEM FASA-TIGA

1 Istilah dan definisi


1.1 Istilah sesuai DIN VDE 0102 IEC 909
Hubung-singkat : hubungan yang secara kebetulan atau dengan sengaja yang melintasi resistans
atau impedansi yang relatif rendah antara dua atau lebih titik dari suatu sirkit yang
biasanya memiliki tegangan yang berbeda.
Arus hubung-singkat :
arus dalam suatu sirkit listrik di mana terjadi hubungan pendek.
Arus hubung-singkat bakal (dapat terjadi) :
arus hubung-singkat yang akan muncul jika hubung-singkat digantikan dengan
hubungan ideal yang memiliki impedansi yang dapat diabaikan tanpa perubahan
pasokan yang masuk.
Arus hubung-singkat simetris :
nilai efektif (rms) komponen arus bolak-balik (ab) simetris dari arus hubung-
singkat bakal, tidak memperhitungkan komponen arus searah (as), jika ada.
Arus hubung-singkat simetris awal I k":
nilai rms dari komponen ab simetris dari arus hubung-singkat bakal pada saat
terjadi hubung-singkat jika impedansi hubungan pendek tetap nilainya pada
waktu nol.
Daya hubung-singkat simetris (nyata) awal I k":
kuantitas samaran yang dihitung sebagai hasil kali arus hubung-singkat simetris
awal I k", tegangan nominal sistem Un dan faktor 3.
Komponen arus searah (as) iDC dari arus hubung-singkat:
nilai rata-rata antara kurva envelope atas dan bawah dari arus hubung-singkat
yang menurun dari nilai awal ke nol.
Arus hubung-singkat puncak ip:
nilai seketika maksimum arus hubung-singkat bakal.
Arus pemutusan hubung-singkat simetris Ia:
nilai rms komponen simetris abb. arus hubung-singkat bakal pada saat kontak
pemisahan oleh tahap pertama untuk membebaskan perangkat switching.
Arus hubung-singkat keadaan ajeg Ik: nilai r.m.s. komponen abb simetris dari arus hubung-singkat
bakal terus-menerus bertahan setelah semua fenomena transien telah berlalu.
Sumber tegangan : elemen aktif yang dapat disimulasikan dengan sumber tegangan ideal secara seri
dengan elemen pasif secara independen dari arus dan tegangan pada jaringan.
Tegangan sistem nominal Un: tegangan (fasa-ke-fasa) dengan mana sistem ditetapkan dan untuk
mana karakteristik operasi tertentu dirujuk.
Sumber tegangan setara cUn /3 : tegangan sumber ideal yang diterapkan di lokasi hubung-singkat
dalam sistem urutan positif sebagai satu-satunya jaringan tegangan efektif agar menghitung arus
hubung-singkat dengan metode sumber tegangan yang setara.
Faktor tegangan c: hubungan antara tegangan dari sumber tegangan yang setara dan Un / 3.
Tegangan subtransient E"dari mesin sinkron: nilai rms dari tegangan dalam yang simetris dari mesin
sinkron yang efektif di belakang reaktansi subtransient Xd" pada saat terjadi hubung-singkat.

1 / 39
Hubung-singkat jauh dari generator: suatu hubung-singkat dimana magnitud komponen simetris arus
hubung-singkat bakal bertahan pada dasarnya konstan.
Hubung-singkat dekat dengan generator: suatu hubung-singkat dimana setidaknya satu mesin
sinkron memberikan arus hubung-singkat simetris awal dua kali lebih besar dari pada arus pengenal
mesin sinkron, atau suatu hubung-singkat di mana motor induksi atau motor sinkron memberikan
kontribusi lebih dari 5% dari arus hubung-singkat simetris awal Ik" tanpa motor.
Impedansi hubung-singkat urutan-positif Z (1) dari sistem abb tiga fasa : impedansi dalam sistem
urutan-positip-fasa seraya dilihat dari lokasi gangguan.
Impedansi hubung-singkat urutan-negatip Z (2) dari sistem abb tiga fasa : impedansi dalam sistem
urutan-negatip-fasa seraya dilihat dari lokasi gangguan.
Impedansi hubung-singkat urutan-nol Z (0) dari sistem abb tiga fasa : impedansi dalam sistem
urutan-nol-fasa seraya dilihat dari lokasi gangguan. Ini termasuk nilai tiga impedansi netral-ke-
tanah.
Reaktansi subtransient X"d dari seatu mesin sinkron : reaktansi efektif pada saat hubung-singkat.
Untuk penghitungan arus hubung-singkat, menggunakan nilai jenuh X"d.
Waktu tunda minimum tmin dari sirkuit-pemutus : waktu paling-singkat dari permulaan arus hubung-
singkat sampai kontak-kontak pertama terpisah dalam satu kutub dari perangkat switching.

1.2 Komponen simetris dari sistem fasa tiga asimetris


Dalam jaringan fasa tiga suatu pembedaan dibuat antara jenis-jenis gangguan berikut:
a) gangguan fasa tiga kesalahan (I"k3)
b) gangguan fasa-ke-fasa bebas dari tanah (I"k2)
c) gangguan dua-fasa-ke-tanah (I"k2E; I"kE2E)
d) gangguan fasa-ke-tanah (I"k1)
e) gangguan ganda tanah (I"KEE)
Gangguan 3-fasa mempengaruhi jaringan fasa tiga secara simetris. Semua ketiga konduktor sama-
sama terlibat dan mengalirkan arus rms hubung-singkat yang sama. Karena itu perhitungan
diperlukan untuk satu konduktor saja.
Semua kondisi hubung-singkat, di sisi lain, mendatangkan pembebanan taksimetris. Metode yang
sesuai untuk menyelidiki kejadian seperti itu adalah untuk membagi sistem taksimetris ke dalam
komponen-komponen simetris.
Dengan sistem tegangan simetris, arus yang dihasilkan oleh beban yang taksimetris (I1, I2 dan I3)
dapat ditentukan dengan bantuan komponen-komponen simetris (sistem urutan positif, negatif dan
nol).
Komponen simetris dapat diperoleh dengan bantuan perhitungan kompleks atau dengan cara grafis.
Kita memiliki:
Arus dalam sistem urutan-positip I m = – (1/3) (I1 + a I 2 + a2 I 3)
Arus dalam sistem urutan-negatip I g = – (1/3) (I1 + a2 I 2 + a I 3)
Arus dalam sistem urutan-nol I o = – (1/3) (I1 + I 2 + I 3)
Untuk operator rotasi nilai 1:
a = ej120°; a2 = ej240°; 1 + a + a2 = 0
Rumus di atas untuk komponen simetris juga menyediakan informasi untuk solusi grafis.

2 / 39
Jika vektor arus yang mendahului arus pada konduktor referensi diputar 120° ke belakang, dan vektor
arus tertinggal diputar 120° ke depan, resultan adalah sama dengan tiga kali vektor referensi Im dalam
konduktor. Komponen urutan negatip adalah jelas kelihatan.
Jika satu putaran ke arah lain, urutan-positif a sistem dalah jelas dan resultan adalah tiga kali vektor
Ig pada konduktor referensi.
Penjumlahan geometris dari ketiga vektor arus (I1 + I 2 + I 3) menghasilkan tiga kali vektor I0 pada
konduktor referensi.
Jika konduktor netral tidak terpengaruh, tidak ada urutan nol-sistem.

2. Asas perhitungan menurut IEC 909


Dalam rangka untuk memilih dan menentukan karakteristik peralatan untuk jaringan listrik perlu
untuk mengetahui besar dari arus hubung-singkat dan daya hubung-singkat yang mungkin terjadi.
Arus hubung-singkat di asymmetrically yang mengalir pertama kali ke saluran nol,
Gambar. 1. Kurva arus hubung-singkat mengandung komponen abb dan komponen as.

Gambar. 1
Kurva arus hubung-singkat : a) gangguan dekat-ke-generator, b) gangguan jauh-dari-generator. I"k
arus hubung-singkat simetris awal, ip arus hubung-singkat puncak, Ik arus hubung-singkat kondisi
ajeg. Nilai awal arus searah, 1 amplop atas, 2 amplop bawah, 3 arus searah yang menghilang.

Perhitungan arus hubung-singkat simetris awal I"k


Perhitungan arus hubung-singkat selalu didasarkan pada asumsi betul-betul hubung-singkat.
Pengaruh lain, terutama resistans busur, resistans kontak, suhu konduktor, induktansi dari
transformator arus dan sejenisnya, dapat memiliki efek menurunkan arus hubung-singkat. Karena
pengaruh lain tidak dapat dipertanggungjawabkan untuk perhitungan, pengaruh lain diperhitungkan
dalam Tabel 1 oleh faktor c.
Arus hubung-singkat simetris awal dihitung dengan persamaan pada Tabel 2.

3 / 39
Tabel 1
Faktor tegangan c

Tegangan nominal Factor tegangan c untuk perhitungan


Arus h.s. terbesar Arus h.s.terkecil
cmaks cmin
Tegangan rendah 100 - 1000 V
a) 230/400 V
b) Tegangan lain 1.00 0.95
1.05 1.00
Tegangan Menengah
> 1 - 35 kV (lihat IEC 38, Tabel I) 1.10 1.00

Tegangan Tinggi
> 35 kV sampai 230 kV 1.10 1.00
(lihat IEC 38, Tabel IV)
380 kV 1.10 1.00
Catatan : cUn harus tidak melebihi tegangan tertinggi Um untuk peralatan system tenaga.

Table 2
Rumus untuk perhitungan arus hubung-singkat awal dan daya hubung-singkat

Macam gangguan Persaman besarnya (IEC 909) Persamaan numeric %/MVA sistem
Gangguan tiga-fasa 1,1 . U n 1,1 . 100 % 1
dengan atau tanpa I "k 3  I "k 3  .
3 Z1 3 Z1 Un
gangguan tanah
S "k  3 U n I "k 3 S "k 
1,1 . 100 %
Z1
Gangguan fasa ke 1,1 . U n 1,1 . 100 % 1
fasa bebas dari I "k 2  I "k 2  .
Z1  Z 2 Z1  Z 2 Un
tanah

Gangguan dua fasa 3 . 1,1 . U n 3 . 1,1 . 100 % 1


ke tanah I "kE 2 E  I "kE 2 E  .
Z1 Z1 Un
Z1  Z 0  Z 0 Z1  Z 0  Z 0
Z2 Z2

Gangguan fasa ke 3 . 1,1 . U n 3 . 1,1 . 100 % 1


tanah I "k1  I "k1  .
Z1  Z 2  Z 0 Z1  Z 2  Z 0 Un

Pada table kolom sebelah kanan, I”k dalam kA, S” dalam MVA, Un dalam kV dan Z dalam %/MVA

Perhitungan arus hubung-singkat puncak ip


Ketika menghitung arus hubung-singkat puncak ip, gangguan berurutan diabaikan.
Hubung-singkat tiga-fasa diperlakukan seolah-olah hubung-singkat terjadi di semua tiga konduktor
secara bersamaan.
Kita memiliki:
ip = K· 2 · I"k .

4 / 39
Faktor K memperhitungkan peluruhan komponen a.s.. Dapat dihitung sebagai
K = 1.02 + 0.98 e–3 R/X atau diambil dari Gambar 2.
Perhitungan ip yang tepat dengan faktor K adalah hanya mungkin dalam jaringan dengan cabang yang
memiliki rasio R/X yang sama. Jika jaringan termasuk cabang paralel dengan rasio R/X yang sangat
berbeda, metode taksiran berikut dapat diterapkan :
a) Faktor K ditentukan secara seragam untuk rasio terkecil R/X. Salah satu kebutuhan hanya
mempertimbangkan cabang yang dicakup dalam jaringan terganggu dan memikul sebagian
arus hubung-singkat.
b) Faktor diperoleh untuk rasio R/X dari impedansi sistem yang menghasilkan Zk = Rk + jXk
pada lokasi gangguan, menggunakan 1,15 • Kk untuk menghitung ip. Pada jaringan tegangan
rendah perkalian 1,15 • Kis terbatas menjadi 1,8 dan pada jaringan tegangan tinggi sampai
2.0.
c) Faktor K juga dapat dihitung dengan metode frekuensi yang setara seperti pada IEC.
9099.1. ayat 9.1.3.2.
Nilai maksimum K = 2 dicapai hanya secara teoretis yang terbatas kasus dengan resistans
aktif R = 0 pada jalur hubung-singkat. Pengalaman menunjukkan bahwa dengan hubung-
singkat pada terminal generator nilai κ = 1,8 tidak dilampaui pada mesin <100 MVA.
Pada generator dan transformator daya tinggi terhubung terpadu, bagaimanapun, nilai K = 1,9 bisa
dicapai dalam keadaan yang tidak menguntungkan dalam hal hubung-singkat di dekat trafo pada sisi
tegangan tingginya, karena rasio trafo R/X sangat kecil. Hal yang sama berlaku untuk jaringan
dengan daya gangguan yang tinggi jika terjadi hubung-singkat setelah reaktor.

Gambar 2. Faktor K

Perhitungan arus hubung-singkat kondisi ajeg Ik


Gangguan tiga fasa dengan catu daya tunggal
Ik = I"kQ jaringan
Ik = λ · IrG mesin sinkron

Gangguan tiga fasa dengan catu daya tunggal dari lebih dari pada satu sisi
Ik = IbkW + I"kQ
Ibkw = arus pemutusan hubung-singkat simetris dari pembangkit listrik
I"kQ = arus hubung-singkat simetris awal dari jaringan

5 / 39
Gangguan tiga fasa pada suatu jaringan yang menyatu / meshed.
Ik = I"koM
I"koM = arus hubung-singkat simetris awal tanpa motor
Ik tergantung :
 pada eksitasi dari generator,
 pada efek saturasi dan
 pada perubahan- perubahan dalam kondisi switching di jaringan selama hubung-singkat.
Suatu pendekatan yang memadai untuk nilai batas atas dan nilai batas bawah dapat diperoleh dengan
faktor-faktor λmax dan λmin, Gambar 3&4. IrG adalah arus pengenal mesin sinkron.
Satu penggunaan untuk Xdsat kebalikan dari rasio tanpa-beban/hubung-singkat Ik0/IrG (VDE 0.530
Bagian 1).
Serangkaian kurva ke-1 λmax berlaku ketika tegangan eksitasi maksimum mencapai 1,3 kali tegangan
eksitasi untuk operasi beban pengenal dan faktor daya pengenal dalam hal generator turbo, atau 1,6
kali eksitasi untuk operasi beban pengenal dalam hal generator kutub menonjol.
Serangkaian kurva ke-2 λmax berlaku ketika tegangan eksitasi maksimum mencapai 1,6 kali tegangan
eksitasi untuk operasi beban pengenal dalam hal generator turbo, atau 2,0 kali eksitasi untuk operasi
beban pengenal dalam hal generator kutub menonjol.

Hubung-singkat tiga-fasa I"kG /IrG Hubung-singkat tiga-fasa I"kG /IrG


Gambar 3.
Faktor λ untuk mesin kutub-menonjol dalam kaitannya dengan rasio I"kG /IrG dan reaktansi sinkron
jenuh Xd dari 0.6 sampai 2.0, — λmax, – · – λmin; a) Seri 1 Ufmax / Ufr = 1.6; b) Seri 2 Ufmax/Ufr = 2.

6 / 39
Hubung-singkat tiga-fasa I"kG /IrG Hubung-singkat tiga-fasa I"kG /IrG
Gambar 4
Faktor λ untuk mesin turbo dalam kaitannya dengan rasio I"kG /IrG dan reaktansi sinkron jenuh Xd
dari 1.2 sampai 2.2, —— λmax, – · – λmin; a) Seri 1 Ufmax / Ufr = 1.3; b) Seri 2 Ufmax / Ufr = 1.6
Perhitungan arus pemutusan simetris Ia
Gangguan tiga fasa dengan catu daya tunggal
I a = µ · I"kG mesin sinkron
I a = µ · q · I"kM mesin induksi
I a = I"kQ jaringan
Gangguan tiga fasa dengan catu daya tunggal dari lebih dari pada satu sisi
I a = IaKW + I"kQ + IaM
IaKW arus pemutusan hubung-singkat simetris dari suatu pembangkit listrik
I kQ arus hubung-singkat simetris awal dari suatu jaringan
IaM arus pemutusan hubung-singkat simetris dari suatu mesin induksi

Gangguan tiga fasa meshed dalam suatu jaringan yang menyatu / meshed
I a = I"k
Hasil yang lebih tepat untuk arus pemutusan hubung-singkat simetris diperoleh dengan IEC 909
bagian 12.2.4.3, persamaan (60).
Faktor μ menunjukkan peluruhan arus hubung-singkat simetris selama waktu tunda switching. Hal
ini dapat diambil dari Gambar. 3-5 atau persamaan.
µ = 0.84 + 0.26 e–0.26 I"kG / IrG for t min = 0.02 s
µ = 0.71 + 0.51 e–0.30 I"kG / IrG for t min = 0.05 s
µ = 0.62 + 0.72 e–0.32 I"kG /IrG for t min = 0.10 s
µ = 0.56 + 0.94 e–0.38 I"kG / IrG for t min = 0.25 s
µmax = 1

7 / 39
Gambar 5.
Factor µ untuk menghitung arus pemutusan hubung-singkat simetris Ia sebagai fungsi dari rasio I"kG
/ IrG atau I" kM / IrM, dan waktu tunda switching tmin dari 0,02 sampai 0,25 detik.

Jika hubung-singkat dicatu oleh sejumlah sumber-sumber tegangan independen, arus pemutusan
simetris dapat ditambahkan.
Dengan eksitasi kompon atau eksitasi konverter satu dapat menempatkan μ = 1 bila nilai yang tepat
tidak diketahui. Dengan eksitasi konverter Gambar 5 berlaku hanya jika tv ≤ 0,25 detik dan tegangan
eksitasi maksimum tidak melebihi 1,6 kali nilai pada eksitasi nominal.
Dalam semua kasus lain ditempatkan μ = 1.
Faktor q berlaku untuk motor induksi dan memperhitungkan peluruhanan yang cepat dari arus
hubung-singkat motor karena tidak adanya medan eksitasi. Hal ini dapat diambil dari Gambar 6 atau
persamaan.
q = 1.03 + 0.12 ln m for t min = 0.02 detik
q = 0.79 + 0.12 ln m for t min = 0.05 detik
q = 0.57 + 0.12 ln m for t min = 0.10 detik
q = 0.26 + 0.12 ln m for t min = 0.25 detik
qmax = 1
.

Daya motor / pasang kutub

8 / 39
Gambar 6
Faktor q untuk menghitung arus pemutusan hubung-singkat simetris dari motor induksi sebagai
fungsi dari rasio daya motor / pasang kutub dan waktu tunda switching t minimum 0,02 sampai 0,25
detik.

Memperhitungkan transformer
Impedansi peralatan dalam jaringan tegangan yang lebih tinggi atau yang lebih rendah harus dihitung
ulang dengan nilai kuadrat dari rasio transformator ür (sadapan utama).

Pengaruh motor
Motor sinkron dan kondensor sinkron diperlakukan sebagai generator sinkron.
Motor induksi menyumbang nilai untuk I"k, ip dan I a dan dalam hal hubung-singkat dua fasa, untuk
Ik juga.

Arus hubung-singkat terberat I"k, ip, Ia dan Ik dalam kejadian hubung-singkat tiga-fasa dan dua fasa
dihitung seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3-3.
Untuk menghitung arus hubung-singkat puncak:
Km = 1,65 untuk motor TT, daya motor per pasang-kutub <1MW
Km = 1,75 untuk motor TT, daya motor per pasang-kutub ≥ 1MW
Km =. 3 untuk motor TR.
Table 3
Menghitung arus hubung-singkat motor induksi dengan terminal hubung-singkat.

Tiga-fasa Dua-fasa
Arus hubung-singkat simetris awal c .U n 3 "
I "K 3M  I "K 2 M  I K 3M
3 .Z M 2
Arus hubung-singkat puncak I p3M  K m 2 I "K 3M 3 "
I "p 2 M  I p 3M
2
Arus pemutusan hubung-singkat I a3M  I "K 3M 3 "
I "a 2 M  I K 3M
simetris 2
Arus hubung-singkat kondisi ajeg I K 3M  0 1 "
I "K 2M  I K 3M
2

Pengaruh motor induksi yang terhubung ke jaringan yang terganggu dengan cara transformer dapat
diabaikan jika
 PrM 0,8

 S rT 100  S rT
 0,3
S "K
disini,
Σ PrM adalah jumlah rating dari semua motor tegangan tinggi dan motor serupa tegangan rendah
sebagai perlu dipertimbangkan.
Σ SrT adalah jumlah rating dari semua transformator yang menyatu motor ini.
S "k adalah daya gangguan awal dari jaringan (tanpa kontribusi yang diwakili oleh motor).

9 / 39
Untuk menyederhanakan perhitungan, arus pengenal IrM dari kelompok motor tegangan rendah dapat
diambil sebagai arus transformator di sisi tegangan rendah.

% / Sistem MVA
% / sistem MVA ini berguna untuk menghitung arus hubung-singkat di jaringan TT. Impedansi
individu peralatan listrik dalam % / MVA dapat ditentukan dengan mudah dari karakteristik, lihat
Tabel 4.

Table 4
Rumus untuk perhitungan impedansi atau reaktansi dalam %/MVA

Komponen jaringan Impedansi Z atau Reaktansi X


Mesin sinkron X d" X”d Reaktansi subtransien dalam %
Sr Sr Daya nyata pengenal dalam MVA
Transformator uk uk Jatuh tegangan impedansi dalam %
Sr Sr Daya nyata pengenal dalam MVA
Reaktor pembatas ur ur Jatuh tegangan dalam %
arus SD SD Kapasitas pengenal dalam MVA
Motor induksi I r / I start Ir Arus pengenal
.100 %
Sr Istart Arus starting (dengan
tegangan pengenal dan rotor
dihubung-singkat)
Sr Daya nyata pengenal dalam MVA
Saluran '
Z . l .100 % Z’ Impedansi per konduktor dalam Ω/km
U n2 l Panjang saluran dalam km
Un Tegangan sistem nominal dakam kV
Kapasitor seri  X c .100 % Xc Reaktansi per fasa dalam Ω
U n2 Un Tegangan sistem nominal dakam kV
Kapasitor shunt 100 % Sr Daya nyata pengenal dalam MVA

Sr
Jaringan 1,1 . 100 % S”kQ Daya hubung-singkat dalam MVA
"
S kQ simetris awal tiga fasa pada
titik koneksi Q

Table 5
Nilai referensi untuk Z2 /Z1 and Z2 /Z0

Z2/Z1 Z2/Z0
Menghitung
I”k dekat ke generator 1 -
jauh dari generator 1 -
Ik dekat ke generator 0.05 -

10 / 39
…0.25
jauh dari generator 0.25 … 1 -
Jaringa dengan netral diisolasi - 0
n
dengan kompensasi netral - 0
Dengan netral ditanahkan melalui - 0 ... 0,25
impedansi
Jaringan dengan netral ditanahkan efektif - > 0,25

Menghitung arus hubung-singkat dengan % / sistem MVA umumnya menghasilkan hasil yang cukup
akurat. Hal ini mengasumsikan bahwa rasio dari transformator adalah sama seperti rasio dari
tegangan pengenal sistem, dan juga bahwa tegangan nominal komponen jaringan sama dengan
tegangan sistem nominal pada lokasi nya.

Arus hubung-singkat dengan gangguan tak-simetris.


Persamaan untuk menghitung arus hubung-singkat awal arus I"k diberikan dalam Tabel 2.
Macam gangguan yang menghasilkan arus hubung-singkat tertinggi pada lokasi gangguan dapat
ditentukan dengan Gambar 7. Gangguan tanah ganda tidak termasuk dalam Gambar 7; itu
menghasilkan arus yang lebih kecil dari pada hubungan- pendek dua-fasa. Untuk kasus gangguan dua
fasa-ke-tanah, arus hubung-singkat yang mengalir melalui tanah dan konduktor yang ditanahkan I"
kE2E tidak dipertimbangkan dalam Gambar 7.

Gambar 7
Diagram untuk penentuan
gangguan dengan arus hubung-singkat
tertinggi.

Contoh : Z2 / Z1 = 0,5; Z2 / Z0 = 0,65, arus hubung-singkat yang terbesar terjadi dengan gangguan
satu fasa – ke tanah.
Data dalam Gambar 7 adalah benar asalkan sudut impedansi Z2 / Z1 dan Z0 tidak berbeda satu sama
lain dengan lebih dari 15 °. Nilai referensi untuk Z2 /Z1 dan Z2 /Z0 diberikan dalam Tabel 5.
i p dan I k adalah: untuk gangguan fasa-ke-fasa bebas tanah: i p2 = K· 2 · I"k2,
I k2 = Ia2 = I"k2; untuk gangguan dua-fasa-ke-tanah: tidak ada perhitungan yang diperlukan; untuk
gangguan fasa-ke-tanah: i p1 = K· 2 · I"k1
Ik1 = Ia1 = I"k1.
Gambar 8 menunjukkan ukuran arus dengan gangguan tanah tak-simetris.
11 / 39
Arus hubung-singkat minimum
Ketika menghitung arus hubung-singkat minimum kita harus membuat perubahan berikut:
 Mengurangi faktor tegangan c
 Topologi jaringan harus dipilih sehingga dapat menghasilkan arus hubung-singkat minimum
 Motors diabaikan
 Resistensi RL dari saluran harus ditentukan untuk suhu konduktor te pada akhir hubung-singkat
(RL20 suhu konduktor pada 20 ° C).
RL = [1 + 0.004 (te – 20 °C) / °C] · RL20
Untuk saluran di jaringan tegangan rendah ini cukup untuk menempatkan te = 80 ° C.

Gambar 8
Arus hubung-singkat awal I"k pada lokasi gangguan dengan gangguan tanah tak-simetris pada
jaringan dengan netral ditanahkan.

S "k = 3 • U.I" k3 = Daya hubung- pendek simetris awal,


I"kE2E arus hubung-singkat awal melalui tanah untuk gangguan dua-fasa-ke-tanah,
I"k1 arus hubung-singkat awal dengan gangguan fasa-ke-tanah, Reaktansi X1, X0 jalur hubung-singkat
lengkap pada system urutan fasa-positif dan nol sistem (X2 = X1)

3. Impedansi peralatan listrik


Impedansi dari peralatan listrik pada umumnya dinyatakan oleh produsen. Nilai-nilai yang diberikan
di sini adalah sebagai pedoman saja.

12 / 39
3.3.1 Sistem infeed
Impedansi efektif dari sistem infeed, yang hanya mengenal daya gangguan simetris awal S"kQ atau
arus hubung- pendek simetris awal I"kQ pada titik persimpangan Q, dihitung sebagai:
2
c . U nQ c . U nQ
ZQ  "
 "
S kQ 3 . I kQ

Sini tegangan nominal sistem UnQ


S"kQ daya hubungan- pendek simetris awal
I "kQ arus hubung- pendek simetris awal
ZQ = RQ + jXQ, impedansi efektif sistem infeed untuk perhitungan arus hubung-singkat
X Q  Z Q2  RQ2

Jika nilai tidak presisi diketahui untuk resistans aktif RQ dari sistem infeed, dapat menempatkan RQ =
0,1 XQ dengan XQ = 0,995 ZQ. Efek temperatur dapat diabaikan.
Jika impedansi dirujuk pada sisi tegangan rendah dari transformator, kita memiliki
2
c . U nQ 1 c . U nQ 1
ZQ  2
.  .
S kQ U r2 3. "
I kQ U r2

3.2 Mesin Listrik


Generator sinkron dengan hubungan sistem langsung
Untuk menghitung arus hubung-singkat, impedansi urutan-positif dan urutan-negatif dari generator
diambil sebagai berikut :
ZGK = KG · ZG = KG (RG + jX"d)
dengan faktor koreksi
Un c maks
KG  .
U rg 1  X d" . sin  rg

disini:
cmax faktor tegangan
Un Tegangan sistem nominal
UrG Tegangan generator pengenal
ZGK Impedansi generator yang dikoreksi
ZG Impedansi generator (ZG = RG + jX"d)
X"d Reaktansi subtransient dari generator dimaksud impedansi
x"d = X"d / ZrG ZrG = U2rG /SrG

Hal ini cukup akurat untuk :


RG = 0,05 • X "d untuk diberi kekuatan ≥ 100 MVA dengan tegangan tinggi generator
RG = 0,07 • X "d untuk diberi kekuatan <100 MVA

RG = 0,15 • X "d untuk generator tegangan rendah.


Faktor-faktor 0,05, 0,07 dan 0,15 juga memperhitungkan peluruhan dari arus hubung-singkat simetris
selama setengah siklus pertama.
Nilai panduan untuk reaktansi ditampilkan pada Tabel 3-6.

13 / 39
Tabel 6
Reactansi dari mesin sinkron :
Tipe generator Generator turbo Generator kutub menonjol
2)
Reaktansi subtransien (jenuh) X”d dalam 9 ... 22 12 ... 303) 20 ... 403)
%
Reaktansi transien (jenuh) X”d dalam % 14 ... 354) 20 ... 45 20 ... 40
Reaktansi sinkron (tak-jenuh) 5) X”d dalam 140 ... 300 80 ... 180 80 ... 180
%
Reaktansi urutan negatip 6) X”2 dalam % 9 ... 22 10 ... 25 30 ... 50
Reaktansi urutan nol 7) X”0 dalam % 3 ... 10 5 ... 20 5 ... 25

1) Berlaku untuk sepatu yang dilaminasi dan belitan damper lengkap dan juga untuk sepatu
kutub padat dengan koneksi tali pengikat.
2) Nilai meningkat dengan rating mesin. Nilai rendah untuk generator tegangan rendah.
3) Nilai-nilai yang lebih tinggi untuk kecepatan rotor rendah (n <375 min-1).
4) Untuk mesin yang sangat besar (di atas 1000 MVA) sebanyak 40 sampai 45%.
5) Nilai-nilai jenuh adalah 5 sampai 20% lebih rendah.
6) Pada umumnya X2 = 0,5 (X "d + X" q). Juga berlaku untuk transien.
7) Tergantung pada winding pitch.

Generator dan unit transformator yang terhubung dari unit pembangkit tenaga listrik. Untuk
impedansi, menggunakan
ZG, KW = KG, KW ZG
dengan faktor koreksi
c maks
K G , KW 
1  X d" . sin  rG
ZT, KW = KT, KW ZTUS
dengan faktor koreksi
KT, KW = cmax.

disini:
ZG, KW ZT, KW impedansi generator (G) yang terkoreksi dan unit- transformer (T) yang terhubung dari
unit pembangkit tenaga listrik
ZG Impedansi generator
ZTUS Impedansi unit transformator, yang diarahkan ke sisi tegangan rendah

Jika perlu, impedansi dikonversi ke sisi tegangan tinggi dengan rasio transformasi fiktif uf = Un / UrG

Unit pembangkit tenaga listrik


Untuk impedansi, gunakan
ZKW = KKW (ü 2r.ZG + ZTOS)
dengan faktor koreksi

14 / 39
2 2
U nQ U rTUS c maks
K KW  2
U rG
. 2
U rTOS
.
 
1  X d"  X T" sin  rG
disini:
ZKW Impedansi yang dikoreksi dari pembangkit listrik unit, yang diarahkan ke sisi tegangan tinggi
ZG Impedance generator
ZTOS Impedansi unit transformator, yang diarahkan ke sisi tegangan tinggi
UnQ Tegangan sistem nominal
UrG Tegangan pengenal generator
XT Reaktansi unit transformator
UrT Tegangan pengenal transformator

Motor sinkron
Nilai-nilai untuk generator sinkron juga berlaku untuk motor sinkron dan kondensor sinkron.

Motor induksi
Reaktansi hubung-singkat ZM dari motor induksi dihitung dari rasio Ian/IrM:
2
1 U rM U rM
ZM  . 
I start 3 . I rM I start
. S rM
IrM I rM

di mana
Istart Arus starting motor, nilai rms arus tertinggi motor menarik dengan rotor terkunci pada tegangan
pengenal dan frekuensi pengenal setelah transien telah meluruh,
UrM Tegangan pengenal motor
I rM Arus pengenal motor
SrM daya nyata motor (3 • UrM • IRM).

3.3 Transformator dan reaktor


Transformator

Tabel 7 Nilai khas drop tegangan impedansi uk dari transformator tiga fasa.

Tegangan primer pengenal dalam kV 5 ... 20 30 60 110 220 400


uk dalam % 3,5 ... 8 6 ... 9 7 ... 10 9 ... 12 10 ... 14 10 ... 16

Tabel 3-8
Nilai khas drop tegangan ohmic uR dari transformator tiga fasa
Rating daya dalam MVA 0,25 0,63 2,5 6,3 12,5 31,5
uR dalam % 1,4 .. 1,7 1,2 ... 1,5 0,9 ... 11 0,7 ... 0,85 0,6 ... 0,7 0,5 ... 0,6

15 / 39
Untuk transformator dengan rating lebih dari 31,5 MVA, uR < 0 5%.
Impedansi transformator urutan positif dan uruta negatif adalah sama. Impedansi urutan nol mungkin
berbeda dari ini.

Impedansi urutan positif dari transformer Z1 = ZT = RT + jXT dihitung sebagai berikut:


2 2
U kT U rT u RT U rT
ZT  . RT  .
100 % S rT 100 % S rT XT  Z T2  RT2

Transformator dengan tiga-belitan, impedansi urutan-positif untuk pengenal yang sesuai melalui
meletakkan kapasitas yang dirujuk ke tegangan UrT adalah:
2
U rT
Z 12  Z 1  Z 2  u k12
S rT12
2
U rT
Z 13  Z 1  Z 3  u k13
S rT13
2
U rT
Z 23  Z 2  Z 3  u k 23
S rT 23
dan impedansi masing-masing belitan
adalah :

Z1  1
2
Z 12  Z 13  Z 23 

Z2  1
2
Z 12  Z 23  Z 13 

Z3  1
2
Z 13  Z 23  Z 12 

Gambar 9
Diagram ekivalen a) dan impedansi kumparan b) dari tiga-kumparan transformator
ukr12 tegangan hubung-singkat berkenaan ke S rT12
ukr13 tegangan hubung-singkat berkenaan ke S rT13
ukr23 tegangan hubung-singkat berkenaan ke S rT23
Pengenal SrT12, S rT13, S rT23 kapasitas pengenal yang melalui transformator
Transformer tiga-kumparan merupakan sebagian besar transformator daya tinggi di mana reaktansi
adalah jauh lebih besar dari pada resistans Ohmic. Sebagai sebuah pendekatan, karena itu, impedansi
dapat diletakkan sama dengan reaktansi..
Impedansi urutan nol bervariasi sesuai dengan konstruksi inti, jenis koneksi dan gulungan lain.
Gambar 10 menunjukkan contoh untuk pengukuran impedansi urutan nol dari transformator.

16 / 39
Gambar 10
Pengukuran impedansi urutan nol dari transformator untuk tujuan perhitungan arus hubung-singkat:
a) hubungan Yd, b) hubungan Yz

Tabel 9
Nilai referensi X0 / X1 untuk transformator tiga-fasa

Nilai dalam baris atas ketika tegangan nol yang diterapkan atas belitan atas, nilai dalam baris yang
lebih rendah ketika tegangan nol diterapkan atas belitan yang lebih rendah (lihat Gambar. 3-10).
Untuk transformator tegangan rendah dapat menggunakan:
Hubungan Dy R0T ≈ RT X0T ≈ 0.95 XT
Hubungan Dz, Yz R0T ≈ 0.4 RT X0T ≈ 0.1 XT
Hubungan Yy1) R0T ≈ RT X0T ≈ 7…1002) XT
1) Transformator dengan Yy tidak cocok untuk proteksi pentanahan multi.
2) Titik bintang TT tidak ditanahkan.

Reaktor pembatas arus


Reaktansi reaktor XD adalah
u r . U n u r . U n2
XD  
100 % . 3 . I r 100 % . S D
dimana Δ ur jatuh tegangan pengenal persen dari reaktor
Un tegangan jaringan
I r rating arus reaktor

17 / 39
SD kapasitas reaktor.

Nilai standar untuk jatuh tegangan pengenal.


∆ u r dalam %: 3, 5, 6, 8, 10.
Resistans yang efektif adalah kecil sehingga dapat diabaikan. Reaktansi adalah pada nilai yang sama
dalam sistem urutan -positif, negatif dan nol.

3.4 Saluran Udara tiga-fasa


Sirkit ekuivalen yang biasa dari saluran udara untuk tujuan perhitungan jaringan adalah π sirkit, yang
biasanya mencakup resistans, induktansi dan kapasitansi, Gambar 11.
Pada sistem urutan fasa positif, resistans efektif RL SUTT biasanya dapat diabaikan dibandingkan
dengan reaktansi induktif. Hanya pada tingkat menengah dan tegangan rendah adalah kira-kira dua
urutan yang sama.
Saat menghitung arus hubung-singkat, kapasitansi urutan positif diabaikan.
Pada sistem urutan nol, perhitungan biasanya harus diambil dari kapasitansi konduktor tanah.
Resistans bocor Ra tidak perlu dipertimbangkan.

Gambar 11 Gambar 12
Sirkit setara dari suatu saluran udara Bentuk konduktor : a) Berkas 4-kawat
b) Berkas 2-kawat

Perhitungan impedansi urutan positif dan negative.


Simbol yang digunakan:
aT jarak strand konduktor,
r jari-jari konduktor,
re radius ekivalen untuk konduktor bundle (untuk strand tunggal re = r),
n Jumlah strand dalam bundel konduktor,
rT Radius lingkaran yang melewati titik tengah dari strand suatu berkas (Gb. 12),
d jarak geometris rata-rata antara tiga kawat dari sistem fasa tiga,
d12, d23, d31, lihat Gambar 13,
rS Radius kawat tanah,
H
4 .10 4
µ0 permeabilitas ruang, km
µS permeabilitas relatif kawat tanah,
µL permeabilitas relatif dari konduktor (pada umumnya µL = 1),
ω frekuensi sudut dalam s-1,
δ penetrasi arus tanah dalam m,
ρ resistans tanah spesifik,

18 / 39
RL resistans konduktor,
RS resistans kawat tanah (tergantung pada arus untuk kawat baja dan kawat-kawat yang mengandung
baja),
Lb Induktansi per konduktor dalam H/km; Lb = L1.

Perhitungan
Reaktansi induktif (XL) untuk sirkuit tunggal yang dipilin simetris dan saluran sirkit gandaadalah:
o  d 1 
X L  . Lb   .  ln 
2  r  4n 
Saluran sirkit tunggal :  e  dalam Ω/km per konduktor.

o  d. d ' 1 
X L  . Lb   .  ln 
2  r .d " 4 n 
Saluran sirkit ganda :  e dalam Ω/km per konduktor.

Jarak geometris rata-rata / GMD antar konduktor (lihat Gambar 13)


d  3 d12 . d 23 . d 31

d '  3 d12
' '
. d 23 '
. d 31

d "  3 d11
" "
. d 22 "
. d 33

Radius ekivalen re adalah :


re  n n . r . rTn1
Pada umumnya, jika pilinan / strand disusun pada sudut yang seragam n :
aT
re 

2 . sin
n
aT aT
re  
 2
2 . sin
Antara lain untuk 4 kawat berkas 4
Impedansi urutan positip dan negatip dihitung sbb.
R1
Z1  Z 2   XL
n

19 / 39
Gambar 13
bentuk menara : saluran sirkuit-ganda dengan satu kawat tanah; a) datar, b) "Donau '"
Gambar 14 dan 15 menunjukkan reaktansi urutan positif (dan juga urutan negatif) dari saluran udara
tiga fasa.

Perhitungan impedansi urutan nol


Berlaku rumus berikut:
I
Saluran sirkit tunggal tanpa kawat tanah Z 0  R 0  jX 0
2
IS I z as
Z0  z0  3
Zs
Saluran sirkit tunggal dengan kawat tanah
II I
Saluran sirkit ganda tanpa kawat tanah Z 0  Z 0  3 Z ab
2
IIs II Z as
Z0  Z0  6
Zs
Saluran sirkit ganda dengan kawat tanah
Untuk resistans urutan nol dan reaktansi urutan nol termasuk dalam
rumus, kita memiliki:

Resistans urutan nol :


o
R0  RL  3  d  3 d12 . d 23 . d 31
8
Reaktansi urutan nol :
1,85
   L  
 
Xo   o  3 ln  o
1

2 3
rd2 4 n  
 

20 / 39
Gambar 14
Reaktansi X'L (urutan fasa positif) dari saluran transmisi fasa-tiga sampai 72,5 kV, f = 50 Hz, sebagai
fungsi dari penampang konduktor A, saluran sirkuit tunggal dengan aluminium / baja kawat, d =
GMD antara 3 kawat.

21 / 39
Gambar 15
Reaktansi X'L (positif-urutan) dari saluran transmisi tiga fasa dengan alumimium / kawat baja
(konfigurasi "Donau"), f = 50 Hz. Terhitung untuk jarak geometris rata-rata (GMD) antara tiga
konduktor dari satu sistem, di 123 kV: d = 4 m, pada 245 kV: d = 6 m, pada 420 kV: d = 9,4 m;
E menunjukkan operasi dengan satu sistem; D menunjukkan operasi dengan dua sistem; 1 kawat
tunggal, 2 dua kawat bundel, a = 0,4 m, 3 empat-kawat bundel, a = 0,4 m

Tabel 10
Penetrasi arus tanah δ berhubungan dengan resistans spesifik ρ pada f = 50 Hz

Penetrasi arus tanah δ menunjukkan kedalaman di mana arus kembali berkurang sehingga efeknya
adalah sama dengan arus kembali yang didistribusikan melalui penampang tanah.
Dibandingkan dengan saluran sirkit tunggal tanpa kawat tanah, saluran sirkit ganda tanpa kawat
tanah juga termasuk istilah tambahan 3 • Zab, di mana Zab adalah impedansi bolak-balik dari sistem
loop a/tanah dan sistem b/tanah :
o  
Z ab    j o ln
8 2 d ab

d ab  d' d"

d'  3 d12
' '
. d 23 '
. d 31

d"  3 d11
"
. d "22 . d 33
"

Untuk saluran sirkuit ganda dengan kawat tanah (Gambar 16) perhitungan juga harus diambil dari:
1. Impedansi bolak-balik dari loop konduktor/tanah dan kawat tanah/tanah :
o  
Z as    j o ln
8 2 d as d as  3 d1s . d 2 s . d 3s

Untuk dua kawat tanah :


d as  6 d1s1 . d 2 s1 . d 3s1 .d1s 2 . d 2 s 2 . d 3s 2

2. Impedansi loop kawat tanah/tanah:

22 / 39
o     
Zs R    j o  ln  s 
8 2  r 4 n 
Nilai yang digunakan adalah untuk satu kawat tanah n = 1; r = rs; R = Rs;
r  rs d s1s 2
Untuk dua kawat tanah n = 2; R = Rs/2

Gambar 16
Bentuk menara : Saluran sirkuit-ganda dengan dua kawat tanah, sistem a dan b

Nilai rasio Rs /R– (resistans efektif / resistans dc) adalah secara kasar antara 1,4 dan 1,6 untuk kawat
baja tanah, tetapi dari 1,05 sampai 1,0 untuk baik-kawat penghantar tanah dari Al / St, Bz atau Cu.
Untuk kawat baja tanah, dapat mengambil rata-rata μs ≈ 25, sedangkan nilai tentang μs = 5
sampai10 harus digunakan untuk Al / kawat St dengan satu lapisan dari aluminium. Untuk kawat
tanah Al / St dengan rasio penampang 6 : 1 atau lebih tinggi dan dua lapis aluminium, dan juga untuk
sambungan tanah tanah atau sambungan ground dari Bz atau Cu, μs ≈ 1.
Kapasitansi operasi Cb dari saluran tegangan tinggi 110 kV sampai 380 kV terletak dalam jarak 9 •
10-9 hingga 14 • 10-9 F / km. Nilai adalah lebih tinggi untuk tegangan yang lebih tinggi untuk
tegangan tinggi.
Kawat tanah harus dipertimbangkan ketika menghitung kapasitansi konduktor / tanah. Nilai berikut
sebagai panduan saja:
Menara Flat: CE = (0,6 ... 0,7) • Cb.
"Donau" Menara: CE = (0,5 ... 0,55) • Cb
Nilai yang lebih tinggi dari CE adalah untuk saluran dengan kawat tanah, nilai-nilai yang lebih rendah
untuk yang tanpa kawat tanah.
Nilai CE untuk saluran sirkit ganda adalah lebih rendah dari pada untuk saluran sirkit-tunggal.
Hubungan antara kapasitansi konduktor / konduktor Cg, kapasitansi konduktor / tanah CE dan
kapasitansi operasi Cb adalah Cb = CE + 3 • Cg.

23 / 39
Tabel 11
Nilai referensi untuk impedansi saluran udara fase: menara "Donau", satu kawat tanah, konduktor Al
/ St 240/40, resistans tanah khusus ρ = 100 Ω • m, f = 50 Hz

3.3.5 Kabel tiga-fasa


Diagram yang setara dari kabel juga dapat diwakili oleh unsur-unsur π, dengan cara yang sama
seperti saluran udara (Gambar 11). Karena jarak yang lebih kecil, induktansi adalah lebih kecil,
namun kapasitansi adalah antara satu dan dua perintah dengan saluran udara,
Saat menghitung arus hubung-singkat kapasitansi operasi urutan positif diabaikan. Kapasitansi
kondektur / tanah digunakan dalam sistem urutan fasa - nol.

Perhitungan impedansi urutan fase positif dan negative.


Resistans abb kabel terdiri dari resistans d.c. (R -) dan komponen akibat efek kulit dan efek
kedekatan. Resistans selubung logam kabel (kabel selubung, baja) adalah lebih ditingkatkan oleh
rugi-rugi selubung dan rugi-rugi perisai..
Resistansi d.c. (R-) pada 20 ° C dan A = penampang konduktor dalam mm2 adalah :
18 ,5
R' _ 
Untuk tembaga A dalam Ω/km
29 ,4
R' _ 
Untuk aluminium A dalam Ω/km
32 ,3
R' _ 
Untuk aluminium paduan A dalam Ω/km
Resistans tambahan dari kabel dengan luas penampang konduktor kurang dari 50 mm2 dapat
diabaikan
Induktansi L dan reaktansi induktif XL pada 50 Hz untuk jenis kabel berbeda dan tegangan yang
berbeda diberikan dalam Tabel 13 sampai 17.
Untuk kabel tegangan rendah, nilai impedansi urutan positif dan negative diberikan dalam DIN VDE
0.102, Bagian 2 / 11,75.

Tabel 12
Nilai referensi untuk resistans tambahan dari berbagai jenis kabel dalam Ω / km, f = 50 Hz

24 / 39
1) Dengan NYCY 0,6 / 1 kV penampang efektif C setara dengan setengah konduktor luar.
2) Dengan NYFGbY untuk 7.2/12 kV, minimal 6 mm2 tembaga.

Tabel 14
kabel Hochstädter (H kabel) dengan lapisan perlindungan kertas logam, reaktansi induktif X 'L
(urutan fasa positif) per konduktor pada f = 50 Hz

25 / 39
Tabel 15
Kabel jenis SL berperisai 1), reaktansi induktif X 'L (urutan fasa positif) per konduktor pada f = 50 Hz

1) Nilai-nilai ini juga berlaku untuk kabel tipe SL dengan kertas timah H diatas isolasi dan untuk
konduktor dengan faktor ruang yang tinggi (rm / v dan r se / 3 f). Kabel jenis SL tanpa perisai : -15%
dari nilai yang dinyatakan

Tabel 16
Kabel dengan isolasi XLPE, reaktansi induktif X 'L (urutan fasa positif) per konduktor pada f = 50 Hz,
susunan segitiga

26 / 39
Tabel 17
Kabel dengan isolasi XLPE, reaktansi induktif X 'L (urutan fasa positif) per konduktor pada f = 50 Hz

Impedansi urutan nol


Tidaklah mungkin untuk memberikan satu rumus untuk menghitung impedansi urutan nol-kabel.
Selubung, perisai, tanah, pipa dan struktur logam menyerap arus netral. Konstruksi kabel dan sifat
dari selubung luar dan perisai adalah penting. Pengaruh ini pada impedansi urutan nol tidak bisa
dipungkiri yang terbaik dengan meminta produsen kabel Nilai impedansi urutan nol yang dapat
diiandalkan dapat diperoleh hanya dengan pengukuran pada kabel yang sudah terpasang.
Pengaruh saluran balik untuk arus netral pada impedansi urutan nol ini sangat kuat dengan
penampang kabel kecil (kurang dari 70 mm2). Jika arus netral kembali secara eksklusif dengan cara
konduktor netral (4th),
maka R0L = RL + 3 · Rneutral, X0L ≈ (3,5…4.0) XL
Impedansi urutan nol dari kabel tegangan rendah diberikan dalam DIN VDE 0.102, Bagian 2 / 11,75.

Kapasitansi
Kapasitansi dalam kabel tergantung pada jenis konstruksi (Gambar 3-17).
Pada kabel bersabuk, kapasitansi operasi Cb adalah Cb = M + 3 Cg, seperti untuk saluran transmisi
udara. Pada kabel SL dan Hochstädter, dan dengan semua kabel inti tunggal, tidak ada kopling
kapasitif antara tiga konduktor; kapasitansi operasi Cb dengan demikian sama dengan kapasitansi
konduktor / tanah CE. Gambar. 3-18 menunjukkan kapasitansi konduktor / tanah dari kabel bersabuk
tiga-inti CE untuk tegangan pelayanan 1 sampai 20 kV, sebagai fungsi dari penampang konduktor A.
Nilai dari CE untuk kabel single-core, SL dan H diberikan dalam Gambar. 3-19 untuk tegangan
layanan 12-72,5 kV.

27 / 39
Gambar 17
Kapasitansi parsial untuk jenis kabel yang berbagai:
a) kabel bersabuk, b) Kabel jenis SL dan jenis H, c) Kabel inti tunggal

Gambar. 3-18
Kapasitansi konduktor / tanah CE dari kabel bersabuk dari tiga-inti sebagai fungsi dari penampang
konduktor A. Kapasitansi kabel dari 1 kV harus diharapkan sangat berbeda.

Gambar. 3-19
Kapasitansi konduktor / tanah CE dari kabel tunggal-inti, kabel jenis SL-dan kabel jenis H sebagai
fungsi dari penampang konduktor A.

28 / 39
Kapasitansi konduktor / tanah dari kabel berisolasi XLPE yang diperlihatkan dalam Tabel 3-18 dan
3-19.

Tabel 3-18
Kabel dengan isolasi XLPE, kapasitansi konduktor / tanah C'E per konduktor

Tabel 3-19
Kabel dengan isolasi XLPE, kapasitansi konduktor / tanah C'E per konduktor

3.6 Busbars di switchgear instalasi


Dalam hal luas penampang yang besar resistans dapat diabaikan.
Nilai rata-rata untuk induktansi per meter dari busbar segiempat dan disusun seperti ditunjukkan pada
Gambar. 3-20 dapat dihitung dari :
  .D  b  
L'  2 .  ln  2   0,33 . 10 7
   . B  2 b  
dalam H/m.
disini:
D Jarak antara pusat konduktor utama terluar,
b Tinggi konduktor,
B Lebar batang satu fasa,

Induktansi L' dari satu konduktor dalam H / m.


Untuk menyederhanakan perhitungan, nilai untuk L' untuk penampang busbar umum dan jarak
konduktor telah dihitung per 1 meter dari saluran panjang dan ditunjukkan oleh kurva pada Gambar
20. Jadi, X = 2 π • f • L '• l
29 / 39
Contoh:
Busbars tiga fasa panjang 40 m, masing-masing konduktor tembaga yang terdiri dari tiga bar 80 mm
× 10 mm (A = 2400 mm2), jarak D = 30 cm, f = 50 Hz.
Menurut kurva,
L' = 3,7 • 10-7 H / m; dan juga
X = 3,7 • 10-7 H / m • 314 s-1 • 40 m = 4,65 m Ω.
Susunan busbar memiliki pengaruh yang besar terhadap resistans induktif.
Induktansi per satuan panjang dari saluran fasa tiga dengan konduktornya dipasang pada tepi dan
dikelompokkan dalam fasa (Gambar 3-20 dan Gambar. 13-2a) adalah relatif tinggi dan dapat berguna
dalam menghitung arus hubung-singkat.
Induktansi kecil dapat dicapai dengan menghubungkan dua atau lebih sistem tiga fasa secara paralel.
Tetapi juga konduktor dalam susunan fasa terpisah (seperti pada Gambar. 13-2b) menghasilkan
induktansi sangat kecil per satuan panjang kurang dari 20% dari nilai yang diperoleh dengan metode
yang dijelaskan. Dengan konduktor diletakkan rata berdampingan (seperti dalam sistem MNS)
induktansi per satuan panjang sekitar 50% dari nilai sesuai dengan metode perhitungan yang
dijelaskan.

Gambar 20
Induktansi L'dari busbars dari penampang persegi panjang

3.4 Contoh perhitungan


Perhitungan gangguan fasa lebih kompleks dibuat dengan program komputer

Saat menghitung arus hubung-singkat di instalasi tegangan tinggi, seringkali cukup untuk bekerja
dengan reaktansi karena umumnya reaktansi dalam besarnya jauh lebih besar dari pada resistans
efektif. Juga, jika bekerja hanya dengan reaktansi pada contoh berikut, perhitungan merupakan di sisi
yang aman. Koreksi ke reaktansi diabaikan.
Rasio dari tegangan sistem nominal diambil sebagai rasio trafo. Alih-alih tegangan operasi jaringan

30 / 39
yang terganggu, bekerja dengan tegangan sistem. Diasumsikan bahwa tegangan nominal dari
berbagai komponen jaringan adalah sama dengan tegangan sistem nominal di masing-masing lokasi.
Perhitungan dilakukan dengan bantuan % / sistem MVA.

Contoh 1
Untuk menghitung daya hubung-singkat S"k, arus hubung-singkat puncak ip dan arus pemutusan
hubung-singkat simetris Ia dalam suatu cabang stasiun dari busbar layanan pembangkit listrik.
Contoh ini menyangkut gangguan dengan lebih dari satu infeed dan umumnya bagian jalur arus.
Gambar 21 menunjukkan diagram sirkit yang setara.
Untuk reaktansi dari sirkit ekuivalen rumus pada Tabel 4 memberikan:
1,1 . 100 110
XQ    0,0138 % / MVA
S "kQ 8000
Reaktansi jaringan

Tabel 13
Kabel berinti tiga bersabuk berperisai 1), reaktansi induktif X 'L (urutan fasa positif) per konduktor
pada f = 50 Hz

1) Kabel inti tiga tanpa perisai : -15% dari nilai yang dinyatakan.
Kabel inti empat berperisai: + 10% dari nilai yang dinyatakan.

uk 13
X T1    0,1300 % / MVA
S "rT1 100
Transformator 1
X "d 11,5
XG    0,1227 % / MVA
S "rG 93 ,7
Generator

31 / 39
uk 7
XT2    0 ,8750 % / MVA
S "rT 2 8
Transformator 2
I rM / I start 1
X M1  . 100  . 100  7 ,4349 % / MVA
S "rM 5 . 2,69
Motor induksi
I rM / I start 1
XM2  . 100  . 100  5,4348 % / MVA
S "rM 5 . 8 . 0,46
Kelompok Motor induksi
Untuk lokasi gangguan, harus menentukan reaktansi total jaringan. Hal ini dilakukan dengan
langkah-demi-langkah transformasi sistem sampai hanya ada satu reaktansi pada terminal sumber
tegangan setara: kemudian ini reaktansi hubung-singkat.
Perhitungan dapat dibuat lebih mudah dengan menggunakan Tabel 20, yang sangat cocok untuk
menghitung hubung-singkat di jaringan yang tidak menyatu/unmeshed. Tabel memiliki 9 kolom,
yang pertama menunjukkan jumlah saluran. Kolom kedua adalah untuk mengidentifikasi bagian-
bagian dan komponen jaringan. Kolom 3 dan 4 adalah untuk memasukkan nilai-nilai yang dihitung.
Reaktansi dimasukkan dalam kolom 3 ditambahkan dalam hal sirkit seri, sementara susceptances
pada kolom 4 ditambahkan untuk konfigurasi paralel.
Kolom 6 sampai 9 adalah untuk menghitung arus hubung-singkat maksimum dan arus pemutusan
simetris.
Untuk menentukan reaktansi total jaringan di lokasi gangguan, pertama menambahkan reaktansi dari
jaringan 220 kV dan transformator 1. Jumlah 0,1438 % / MVA adalah pada kolom 3, baris 3.
Reaktansi dari generator kemudian dihubungkan secara paralel untuk total ini. Hal ini dilakukan
dengan membentuk susceptansi yang berkaitan dengan masing-masing reaktansi dan menambahkan
susceptansi (kolom 4, baris 3 dan 4).
Jumlah dari susceptansi 15,1041 % / MVA adalah pada kolom 4, baris 5. Mengambil kebalikan
memberikan reaktansi terkait 0,0662% / MVA, dimasukkan dalam kolom 3, baris 5. Untuk ini
ditambahkan reaktansi transformator 2. Jumlah dari 0,9412% / MVA adalah pada kolom 3, baris 7.
The reaktansi dari motor induksi dan dari kelompok motor induksi kemudian harus terhubung secara
paralel dengan reaktansi total ini. Lagi hal ini dilakukan dengan mencari susceptansi dan
menambahkannya bersama-sama.
Reaktansi resultan dari seluruh jaringan pada lokasi gangguan, 0,7225% / MVA, ditunjukkan dalam
kolom 3, baris 10. Nilai ini memberikan :
1,1 . 100 % 1,1 . 100 %
S "k    152 MVA
Xk 0,7225 % / MVA
, (kolom 5, baris 10)
Menghitung kapasitas pemutusan harus menentukan kontribusi dari infeeds individu ke daya hubung-
singkat S˝k.
Proporsi dari daya hubung-singkat yang dipasok melalui trafo 2 dan oleh kelompok motor dan motor
tunggal dihubungkan dengan daya hubung-singkat total hubungan dengan cara yang sama sebagai
susceptances dari cabang ini terkait dengan susceptances total nya.
Kontribusi infeeds individu ke daya hubung-singkat:
0,1345
S "kM 1  . 152  14 ,8 MVA
Kontribusi motor tunggal 1,381

0,184
S "kM 2  . 152  20 ,3 MVA
Kontribusi kelompok motor 1,381

32 / 39
1,0625
S "kT 2  . 152  116 ,9 MVA
Kontribusi melalui transformator 2 1,381

Proorsi yang dikontribusi oleh jaringan 220kV dan generator didapat menurut :
8,150
S "kG  . 116 ,9  63 ,1 MVA
Kontribusi generator 15 ,104

6,954
S "kQ  . 116 ,9  53 ,8 MVA
Kontribusi jaringan 220 kV 15 ,104

Nilai yang dihitung dimasukkan dalam kolom 5 dan juga diperlihatkan dalam Gambar 3-21b.

Untuk mendapatkan faktor-faktor μ dan q


Ketika kontribusi yang dibuat untuk daya hubung-singkat S˝k dengan jaringan 220 kV, generator dan
motor diketahui, rasio S˝k /Sr didapat (kolom 6). Nilai yang sesuai dari μ untuk tv = 0,1 s (kolom 7)
diambil dari Gambar. 3-5.
Nilai q (kolom 8) diperoleh dari rasio rating motor / jumlah pasang kutub (Gambar 3-6), lagi untuk tv
= 0,1 s.
Motor tunggal
S "kM 1 14 ,8 Rating motor 2,3
  5,50    0,74   1,15  q  0,59
S rM1 2,69 Jumlah pasang kutub 2
Kelompok motor
S "kM 2 20 ,3 Rating motor 0,36
  5,52    0,74   0,12  q  0,32
S rM 2 8 . 0,46 Jumlah pasang kutub 3

S "kG 63,1
  0,67   1
Generator S rG 93,7

Untuk kontribusi terhadap daya hubung-singkat yang disediakan oleh jaringan 220 kV, μ = 1, lihat
Gambar 5, karena dalam kaitannya dengan generator G 3 itu adalah jauh-dari-gangguan generator.

Kontribusi infeeds individu dengan "kapasitas pemutusan"


Proporsi dari daya hubung-singkat yang diwakili oleh jaringan 220 kV, generator dan motor, ketika
dikalikan dengan masing-masing faktor μand q, menghasilkan kontribusi masing-masing kapasitas
pemutusan, kolom 9 pada Tabel 20.
Motor tunggal SaM1 = µ q S˝kM1 = 0.74 · 0.59 · 14.8 MVA = 6.5 MVA
Kelompok motor SaM2 = µ q S˝kM2 = 0.74 · 0.32 · 20.3 MVA = 4.8 MVA
Generator SaG = µ S˝kG = 1 · 63.1 MVA = 63.1 MVA
Jaringan 220 kV SaQ = µ S˝kQ = 1 · 53.8 MVA = 53.8 MVA
Total kapasitas pemutusan diperoleh sebagai sebuah pendekatan dengan menambahkan kapasitas
pemutusan individu. Hasilnya Sa = 128,2 MVA ditunjukkan pada kolom 9, baris 10.

Tabel 20
Contoh 1, perhitungan arus hubung-singkat
1 2 3 4 5 6 7 8 9

33 / 39
Komponen X 1 S”k S "k μ q Sa
X Sr
%/MVA MVA/% MVA (0,1s) (0,1s) MVA
1 Jaringan 220 kV 0,0138 - 53,8 - 1 - 53,8
2 Transformator 1 0,1300 - - - - - -
3 1 & 2 secara seri 0,1438 6,9541 - - - - -
4 Generator 93,7 0,1227 8,1500 63,1 0,67 1 - 63,1
MVA
5 3 & 4 paralel 0,0662 15,1041 - - - - -
6 Transformator 2 0,8750 - - - - - -
7 5 & 6 secara seri 0,9412 1,0625 116,9 - - - -
8 Motor induksi
2,3 MW/2,69 MVA 7,4349 0,1345 14,8 5,50 0,74 0,59 6,5
9 Kelompok motor
Σ = 3,68 MVA 5,4348 0,1840 20,3 5,52 0,74 0,32 4,8
10 Lokasi gangguan
7,8 dan 9 paralel 0,7225 1,3810 152,0 - - - 128,2

Pada lokasi gangguan :


S "k 152 ,0
I "k    14 ,63 kA
3 .U n 3 . 6,0

I p  K . 2 . I "k  2,0 . 2 . 14,63  41,4 kA untuk K  2,0

Sa 128 ,2
Ia    12 ,3 kA
3 .Un 3 . 6,0

Contoh 2
Perhitungan arus gangguan fasa-ke-tanah I ˝k1.
Dapatkan I ˝k1 pada busbar 220 kV dari gardu induk diwakili oleh Gambar 22.
Perhitungan dibuat dengan menggunakan metode komponen simetris. Pertama mendapatkan
reaktansi urutan positif, negatif dan nol X1, X2 dan X0 dari data jaringan yang diberikan pada
gambar.

Reaktansi urutan positif (index 1)


X 1L  50 . 0,32  . 1  8
Saluran Udara 2

1,1 . 220 kV 2
X  0,995 .  6,622 
Jaringan 220 kV : 8000 MVA

X G  0,14 .
21 kV 2  0,494 
Unit pembangkit listrik 125 MVA

34 / 39
X T  0,13 .
220kV 2
 48 ,4 
130 MVA


X KW  K KW ur2 . X G  X T 
1,1
K KW   1,093
1  0,14  0,13 . 0,6

  220  2 
X KW  1,093   . 0 ,494  48 ,4   112 ,151 
  21  
 
Pada saat pertama hubung- pendek, X1 = X2. Jadi reaktansi urutan negatif adalah sama dengan nilai
urutan-positif. Untuk tegangan generator: UrG = 21 kV dengan sin φ rG = 0,6, tegangan pengenal dari
transformator adalah sama dengan tegangan nominal sistem.

Gambar 21
a) Diagram sirkit, b) Diagram sirkit ekivalen dalam urutan fasa positif dengan sumber tegangan
setara pada lokasi gangguan, reaktansi dalam % / MVA: 1 transformator 1, 2 transformator 2, 3
generator, 4 motor, 5 kelompok motor, 6 jaringan 220 kV , 7 tegangan setara pada titik gangguan.

Reaktansi urutan nol (index 0)


Sistem urutan nol ada hanya antara titik jaringan yang ditanahkan dan lokasi gangguan. Generator G1
dan G 2 dan juga trafo T1 karena itu tidak memberikan kontribusi pada reaktansi dari nol-sistem
urutan.
Saluran udara :
X 0 L  3,5 . X 1L  28 
2 sirkit dalam paralel
X 0Q  2,5 . X 1Q  16,555 
Jaringan 220 kV
X 0T 2  0,8 . X 1T . 1,093  42 ,321 
Transformator T2

Dengan reaktansi yang diperoleh dengan cara ini, kita dapat menggambar diagram ekivalen fasa-
tunggal untuk menghitung I˝k1 (Gambar 22b).
Karena total reaktansi urutan positif pada saat pertama hubung-singkat adalah sama dengan nilai
urutan-negatif, itu cukup untuk menemukan total positif dan reaktansi urutan nol.

35 / 39
Perhitungan reaktansi urutan-positif:
1 1 1
   X 1  11,598 
X 1 56 ,076  14 ,622 
Perhitungan reaktansi urutan nol :
1 1 1
   X 0  21,705 
X0 42 ,321  44 ,556 

Gambar 22
a) Diagram sirkit, b) Diagram sirkit ekivalen dalam urutan fasa positif, urutan fasa negatif dan urutan
fasa nol dengan hubungan-hubungan dan sumber tegangan setara pada lokasi gangguan I˝k1.
Dengan reaktansi total urutan positif, negatif dan nol, kita memiliki :
1,1 . 3 . U n 1,1 . 3 . 220
I "k1    9,34 kA
X1  X 2  X 0 44 ,901

Kontribusi kepada I ˝k1 diwakili oleh jaringan 220 kV (Q) atau pembangkit listrik (kW) diperoleh
berdasarkan hubungan :
I ˝k1 = I 1 + I 2 + I 0 = 3 · I 1 dengan I 0 = I 1 = I 2 = 3.11 kA
terhadap kanan dan kiri dari lokasi gangguan dari persamaan:
I ˝k1Q = I 1Q + I 2Q + I 0Q, and I ˝k1KW = I 1KW + I 2KW + I 0KW.
Arus komponen parsial diperoleh dari rasio masing-masing impedansi.
56 ,08
I 1Q  I "2Q  3,11 kA .  2,47 kA
70 ,70
42 ,32
I 0Q  3,11 kA .  1,51 kA
86 ,88

36 / 39
I1KW  0,64 kA
I 0 KW  1,60 kA

I "k1Q  2,47  2,47  1,51  6,45 kA

I "k1KW  0,641  0,64  1,60 kA  2,88 kA

Contoh 3
Arus hubung-singkat dihitung dengan bantuan Tabel 2.

1,1 . 0,42
X 1Q  0,995  0,0007 
Jaringan 20 kV : 250
R1Q  0,1 X 1Q  0,00007

X 1T  0,058
0,42  0,0147 
Transformator : 0,63

R1T  0 ,015
0,42  0,0038 
0,63
X 0Q  0,95 X 1T  0,014

R0T  R1T  0,0038 

Kabel : X 1L  0,08 . 0,074  0,0059 

R1L 20  0,08 . 0,271  0,0217 


R1L80  1,24 . R1L 20  0,0269 
X 0 L  7,36 . X 1L  0,0434 
R0 L 20  3,978 . R1L 20  0,0861 
R0 L80  1,24 . R0 L 20  0,1068 
Arus hubung-singkat maksimum dan minimum di lokasi gangguan F 1
a. Arus hubung-singkat maksimum.
Z 1  Z 2  0,0039  j 0,0154 ; Z 0  0,0038  j 0,0140 
1,0 . 0,4
I "k 3  kA  14 ,5 kA
3 . 0,0159

3 "
I "k 2  I k 3  12 ,6 kA
2
3 . 1,0 . 0,4
I "k1  kA  15 ,0 kA
0,0463

b. Arus hubung-singkat minimum.


Arus hubung-singkat minimum dihitung dengan c = 0,95.

Arus hubung-singkat maksimum dan minimum pada lokasi gangguan F2.


a. Arus hubung-singkat maksimum.
Z1  Z 2  0,0265  j 0,0213 ; Z 0  0,0899  j 0,0574 

37 / 39
1,0 . 0,4
I "k 3  kA  6,9 kA
3 . 0,0333

3 "
I "k 2  I k 3  6,0 kA
2
3 . 1,0 . 0,4
I "k1  kA  4,0 kA
0,1729

b. Arus hubung-singkat minimum


Arus hubung-singkat minim dihitung dengan c = 0,95 dan suhu 80 ° C.

Gambar 23
a) Diagram sirkit jaringan tegangan rendah, b) Diagram ekivalen dalam sistem komponen dan
hubungan untuk gangguan fasa-tunggal.
Tabel 21
Ringkasan hasil :
Gangguan Arus h.s. maksimum Arus h.s. minimum
Lokasi 3p 2p 1p 3p 2p 1p
kA kA kA kA kA kA
Lokasi gangguan F1 14,5 12,6 15,0 13,8 12,0 14,3
Lokasi gangguan F2 6,9 6,0 4,0 6,4 5,5 3,4

Kapasitas pemutusan CB harus sekurang-kurangnya 15,0 kA atau 6,9 kA.


Gawai proteksi harus yakin merespons pada 12 kA atau 3,4 kA. Angka-angka ini berkaitan dengan
lokasi gangguan F1 atau F2.

38 / 39
Refferensi :
1. Switchgear Manual ABB
2. IEC 60038
3. IEC 909
4. VDE 0.530
5. DIN VDE 0.102

39 / 39

You might also like