Professional Documents
Culture Documents
Makalah Analisa Kelayakan Finansial Ynt
Makalah Analisa Kelayakan Finansial Ynt
MATEMATIKA UANG
ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL
Oleh
Kelompok 2
Yunita Diah Andriyani (1610611055)
Dhani Sugianto (16106110)
Dwi Ari Budi Prasetya (16106110)
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, dimana atas rahmat serta
pertolonganNyalah kami dapat menyelesaikan makalah analisa kelayakan finansial
ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan memperoleh ilmu mengenai matematika uang
dalam Teknik Sipil baik itu menghitung dan menganalisis perubahan nilai uang
berdasarkan waktu.
Makalah ini kami susun berdasarkan penjelasan hasil mencari dari berbagai
sumber baik dari buku, jurnal maupun internet. Semua yang tercantum dalam
makalah ini akan menjadi bahan informasi dan pengetahuan. Jika terdapat
kesalahan harap di maklumi karena tidak ada manusia yang sempurna. Akhir kata
kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat berguna untuk ke
depannya.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah .................................................................... 2
I.3. Tujuan Masalah ........................................................................ 2
I.4. Manfaat Praktikum ................................................................... 2
BAB V KESIMPULAN
V.1. Kesimpulan ............................................................................ 30
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sementara itu, pembiayaan berasal dari biaya awal fasilitas (investasi) yang
kemudian diikuti oleh biaya-biaya lainnya selama pelayanan atau pengoperasian
fasilitas. Dalam kondisi tertentu biaya-biaya pelayanan tersebut terdiri dari biaya
operasi fasilitas (operation cost), biaya perawatan (maintenance cost) dan biaya
perbaikan (rehabilitation/overhaul cost). Karena biaya maupun pendapatan terjadi
pada intensitas waktu yang tidak tetap selama umur peralatan, maka untuk
penyederhanaan perhitungan didekati dengan satuan interval tertentu. Komulatif
transaksi yang terjadi dalam oerideo interval tersebut umumnya dicatatkan pada
akhir periode interval, kecuali untuk investasi dicatatkan ada awal periode (tahun
ke nol).
BAB II
arus kas juga penting untuk mengetahui keadaan kas secara pasti demi menjaga
likuiditas perusahaan. Dengan adanya laporan kas ini,
Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok :
1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya pembelian tanah,
gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas awal dapat
dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).
2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan operasional proyek seperti penjualan, biaya umum, dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas
masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa
proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain :
1. Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow
hanya yang bersifat tunai.
2. Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
3. Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari
perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar
5
Umur Proyek
pada waktu yang berbeda. Dalam perhitungan ekuivalen dibutuhkan data tentang
suku bunga (rate of interest).
Konsep ekuivalensi diatas berguna dalam menyelesaikan persoalan ekonomi
teknik. Kita bisa merencanakan sejumlah alternatif sistem pengembalian suatu
pinjaman ataupun investasi tanpa menyebabkan terjadinya perbedaan nilai
ekonomis yang signifikan.
Contoh jika kita meminjam uang sejumlah P=Rp5.000.000,00, dengan suku bunga
i=15% per tahun, dan pinjaman arus dilunasi selama n =5 tahun. Maka, dapat
diusulkan sekurangnya 4 alternatif jadwal pembayaran kembali tanpa
menghasilkan perbedaan nilai ekonomis yang berarti, seperti terlihat pada tabel
3.2 berikut :
Tabel jadwal diatas dapat pula digambarkan dengan grafik cash flow berikut
2.4 Bunga
Bunga (interest) adalah sejumlah uang yang dibayarkan akibat pemakaian
uang yang dipinjam sebelumnya. Penrikan bunga pada adasarnya merupakan
kompensasi dari penurunan nilai uang selama waktu peminjaman sehingga
besarnya bunga relatif sama besarnya dengan penurunan nilai uang tersebut.
Oleh karena itu, seseorang yang membungakan uangnya sebesar tingkat
penuruna nilai uang (inflasi), tidak akan mendapatkan keuntungan ekonomis
terhadap uang yang dibungakan itu, tetapi hanya menjami nilai kekayaan yang
bersangkutan relatif tetap dan stabil.
Besarnya bunga adalah selisih antara jumlah utang dibayar dengan utang
semula.
Interest = Present amount owed – Original investment
Contoh :
Perusahaan PT Angin Berembus pada tanggal 1 Januari 2000 meminjam uang di
bank Rp100.000.000,00 dan pada tanggal 1 Januari 2003 utangnya di bank
tercatat sebesar Rp118.000.000,00.
Berapa bunga yang harus dinayar perusahaan?
Interest (bunga) = Rp118.000.000,00 - Rp100.000.000,00
= Rp18.000.000,00
Bunga Sederhana
Sistem bunga sederhana (simple interest), yaitu sistem erhitungan bunga hanya
didasarkan atas besarnya pinjaman semula, dan bunga periode sebelumnya
yang belum dibayar idak termasuk faktor pengali bunga.
Dengan demikian, metode perhitungan bnganya dapat dilakukan dengan
formula sederhana.
Contoh:
Bapak Amir meminjam uang dari temannya 4 tahun yang lalu sebesar
Rp200.000,00 dengan kewajiban membayar bunga 5%/tahun dengan metode
bunga sederhana maka perhitungan bunganya adalah sebagai berikut.
Bunga = i x P x n
Dimana : i = suku bunga
P = pinjaman semula
n = jumlah periode peminjaman
Contoh soal :
Jika Bapak Budiarto mempunyai uang 7.5 juta rupiah disimpan pada bank
selama 8 bulan dengan suku bunga 2,5%/bulan. Berapa jumlah bunga yang
diperoleh Bapak Budiarto jika sistem pembungaan bunga sederhana?
Jawab :
Jumlah bunga sederhana : ∑ Bunga = i * P * n
∑ Bunga = 2,5% * 7,5 juta * 8
∑ Bunga = 1,5 juta
Bunga Majemuk
Sistem bunga majemuk (compound interest), yaitu sistem perhitungan bunga
dimana bunga tidak hanya diitung terhadap besarnya pinjaman awal, tetapi
perhitungan didasarkan atas besarnya utang awal periode yang bersangkutan,
dengan kata lain bunga yang berbunga. Jika contoh diatas dimana Bapak Amir
meminjam uang dari teannya 4 tahun yang lalu sebesar Rp200.000,00 dengan
kewajiban membayar bunga sebesar 5%/tahun dengan metode bunga majemuk,
9
Dengan demikian, terlihat bahwa jumlah bunga yang harus dibayarkan dengan
sistem bnga mejemuk akan lebih besar dari sistem bunga sederhana untuk
pinjaman yang sama.
Dalam praktik ekonomi dewasa ini, sistem bunga sederhana sudah jarang
ditetapkan, hampir pada semua lembaga keuangan bank nasional maupun
inernasional menerapkan sistem pembungaan majemuk (compound interest).
Dengan demikian untuk pembahasan selanjutnya sistem bunga yang dipakai
adalah sitem bunga majemuk (copound interest), kecuali ada penjelasan langsung.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
BAB V
KESIMPULAN
5. Dapat disimpulkan bahwa agregat halus dan agregat kasar tersebut dapat
digunakan untuk pembuatan beton karena telah memenuhi syarat. Selain itu
agregat halus termasuk dalam zona 2 sesuai dengan persyaratan SNI.
DOKUMENTASI
11
DAFTAR PUSTAKA
http://pengeathuan10.blogspot.co.id/2016/01/contoh-laporan-laboratorium-
uji-bahan.html
http://ced.petra.ac.id/index.php/civ/article/viewFile/15517/15509
http://eprints.ung.ac.id/3180/3/2012-1-1002-612309025-bab2-
10082012043452.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/5114/4/3TS13510.pdf
http://andykasipil.blogspot.co.id/2012/02/gradasi-agregat.html
ASTM C 128-84, Standard Test Method for Specific Gravity and Absorpsion
of Fine Aggregates.
Pujo Aji Ir. MT. Dr.techn dan Rachmat Purwono Ir. MSc. Prof. iP-U HAKI,
Pengendalian Mutu Beton Sesuai SNI, ACI dan ASTM.
Marthin D.J. Sumajouw dan Servie O. Dapas, Elemen Struktur Beton
Bertulang Geopolymer.
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, 1979, Peraturan Beton Bertulang
Indonesia, 1971.
1