You are on page 1of 15

MAKALAH

MATEMATIKA UANG
ANALISA KELAYAKAN FINANSIAL

Oleh
Kelompok 2
Yunita Diah Andriyani (1610611055)
Dhani Sugianto (16106110)
Dwi Ari Budi Prasetya (16106110)

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, dimana atas rahmat serta
pertolonganNyalah kami dapat menyelesaikan makalah analisa kelayakan finansial
ini. Makalah ini dibuat dengan tujuan memperoleh ilmu mengenai matematika uang
dalam Teknik Sipil baik itu menghitung dan menganalisis perubahan nilai uang
berdasarkan waktu.

Makalah ini kami susun berdasarkan penjelasan hasil mencari dari berbagai
sumber baik dari buku, jurnal maupun internet. Semua yang tercantum dalam
makalah ini akan menjadi bahan informasi dan pengetahuan. Jika terdapat
kesalahan harap di maklumi karena tidak ada manusia yang sempurna. Akhir kata
kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat berguna untuk ke
depannya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jember, 14 Maret 2018

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ......................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah .................................................................... 2
I.3. Tujuan Masalah ........................................................................ 2
I.4. Manfaat Praktikum ................................................................... 2

BAB II DASAR TEORI


II.1. Pengertian Cash Flow ............................................................ 3
II.2. Metode Penyusunan Cash Flow ............................................. 4
II.3. Konsep Nilai Uang Terhadap Waktu ..................................... 7
II.4. Tingkat Suku Bunga .............................................................. 9
II.5. Bunga Sederhana ................................................................... 10
II.6. Bunga Majemuk ..................................................................... 10

BAB III METODE


III.1. Uji Berat Jenis dan Peyerapan ............................................... 11

BAB IV STUDI KASUS


IV.1. Berat Jenis Agregat Kasar ................................................... 16

BAB V KESIMPULAN
V.1. Kesimpulan ............................................................................ 30

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 31

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap kegiatan maupun aktivitas yang dilakakukan manusia dewasa ini akan
selalu mengakibatkan timbulnya sejumlah biaya untuk penyelenggaraan kegiatan
tersebut, baik secara langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung berasal dari
kebutuhan pembayaran–pembayaran atas material, peralatan, dan fasilitas lainnya
serta upah yang dibayarkan pada petugas yang melaksanakannya. Biaya tidak
langsung yaitu pengeluaran-pengeluaran lainnya diluar komponen di atas atau
kerugian serta dampak negatif yang mungkin diterima akibat adanya kegiatan atau
aktivitas yang dimaksud. Akibat dari suatu kegiatan akan diperoleh suatu manfaat,
mungkin dalam bentuk produk benda, jasa, ataupun kemudahan. Manfaat produk
yang dihasilkan jika dijual akan menghasilkan sejumalahnuang penjualan, jika
disewakan akan menghasilkan sejumlah uang sewaan dan jika dimanfaatkan sendiri
akan menghasilkan sejumlah penghematan biaya atau tenaga yang pada akhirnya
dapat dihitung dalam satuan uang. Dengan demikian sutau kegiatan selalu akan
memunculkan sejumalah uang masuk dan uang keluar.
Data tentang uang masuk dan uang keluar dari suatu kegiatan hanya merupakan
suatu catatan pembukuan, baik pada buku harian, buku besar, maupun laporan
pemasukan dan pengeluaran. Selanjutnya jika data tentang uang masuk dan uang
keluar tersebut dihitung untuk setiap periode waktu tertentu disebut dengan cash
flow (aliran uang). Periode waktu cash flow ditetapkan dalam berbagai satuan
interval waktu, mulai dari satuan hari, minggu, bulan, triwulan, maupun tahun,
tergantung pada tingkat agregasi data yang dibutuhkan. Jika yang dimaksud hanya
uang keluar (pembiayaan) disebut cash out (cost) dan sebaliknya jika yang
dimaksud hanya uang masuk (penerimaan) disebut cash in.
Pembicaraan tentang cash flow menjadi sangat penting saat kita melakukan
analisis evaluasi terhadap suatu rencana investasi. Dimana suatu rencana investasi
akan menyangkut pengeluaran dana yang cukup besar, baik untuk investasinya itu
sendiri maupun penyediaan akan biaya operasional dan perawatannya saat investasi
itu dioperasikan atau dimanfaatkan, di samping akan memberikan atau
menghasilkan sejumlah manfaat investasi. Oleh karena itu, pertimbangan melalui
anaslisis yang komprehensif dan seksama perlu dilakukan sebelum suatu investasi
diwujudkan. Penerimaan dari suatu investasi berasal dari pendapatan atas
pelayanan fasilitas atau penjualan produk yang dihasilkan dan manfaat terukur
lainnya selama umur penggunaan, ditambah dengan nilain jual investasi saat
umurnya habis. Semua penerimaan atau pendapatan itu disebut dengan benefit.
2

Sementara itu, pembiayaan berasal dari biaya awal fasilitas (investasi) yang
kemudian diikuti oleh biaya-biaya lainnya selama pelayanan atau pengoperasian
fasilitas. Dalam kondisi tertentu biaya-biaya pelayanan tersebut terdiri dari biaya
operasi fasilitas (operation cost), biaya perawatan (maintenance cost) dan biaya
perbaikan (rehabilitation/overhaul cost). Karena biaya maupun pendapatan terjadi
pada intensitas waktu yang tidak tetap selama umur peralatan, maka untuk
penyederhanaan perhitungan didekati dengan satuan interval tertentu. Komulatif
transaksi yang terjadi dalam oerideo interval tersebut umumnya dicatatkan pada
akhir periode interval, kecuali untuk investasi dicatatkan ada awal periode (tahun
ke nol).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan cash flow?
2. Bagaimana metode penyusunan cash flow?
3. Bagaimana konsep nilai uang terhadap waktu?
4. Apa yang dimaksud dengan bunga?
5. Apa yang dimaksud dengan tingkat suku bunga, bunga sederhana dan
bunga majemuk?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui penjelasan tentang cash flow.
2. Untuk mengetahui metode penyusunan cash flow.
3. Untuk mengetahui konsep nilai uang terhadap waktu.
4. Untuk mengetahui penjelasan tentang bunga.
5. Untuk mengetahui penjelasan tentang tingkat suku bunga, bunga
sederhana dan bunga majemuk.

1.4 Manfaat Penulisan


Sebagai bahan masukan bagi perencana konstruksi untuk memilih bahan
agregat beton yang baik.
3

BAB II

2.1 Pengertian Cash Flow


Cash flow atau dalam bahasa indonesia yang bisa disebut dengan Aliran Kas ini
termasuk kata-kata dalam bidang Akutansi yang tidak kami pelajari di jurusan
kami, Mungkin bagi teman-teman yang pernah mempelajari di Jurusan Akutansi
atau yang pernah menjalani aktivitas sebagai Enterpreneurship/Kewirausahaan
pasti saja pernah mendengar kata-kata cash flow ini, Cash Flow ini bisa disebut
juga dengan laporan keuangan/aliran kas sangat berguna bagi siapa saja yang ingin
membuka usaha, agar proses keuangan dalam suatu usaha tersebut dapat
terorganisir dan terkoordinir dengan baik, dan agar pimpinan suatu bidang tidak
bisa dibohongi dengan pegawai-pegawainya, maka sangat penting dibuatnya Cash
Flow.
Cash flow (aliran kas) merupakan sejumlah uang kas yang keluar dan yang
masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas
yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan
serta berapa saldonya setiap periode. Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang
mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi
dana/uang yang kita miliki, kita simpan/investasikan. Arus kas (cash flow) adalah
suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan
transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan
atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode. Menurut
PSAK No.2 (2002 :5). Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara
kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan
dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan
dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya
satu tahun buku).
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus
kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan
atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu :
1. fungsi likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa
ada pengurangan investasi awal
2. fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan
pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan/perkembangan
kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang
Tujuan utama dari laporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode.
Tujuan keduanya adalah memberikan informasi atas dasar mengenai
aktivitas operasi, investasi dan pembelanjaan. Selain tujuan di atas, laporan
4

arus kas juga penting untuk mengetahui keadaan kas secara pasti demi menjaga
likuiditas perusahaan. Dengan adanya laporan kas ini,

4. maka perusahaan akan mengetahui apakah perusahaan dalam keadaan


defisit atau
5. bahkan mengalami surplus.
1. Mengevaluasi perubahan aktiva bersih, struktur keuangan (termasuk
likuiditas dan solvabilitas), serta untuk mengevaluasi kemampuan
dalam menentukan waktu dan jumlah arus kas sesuai kondisi
perusahaan.
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara
kas.
3. Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi perusahaan
karena meniadakan pengaruh perlakuan akuntansi yang berbeda
terhadap transaksidan peristiwa yang sama.
4. Membandingkan antara taksiran dengan realisasi arus kas terutama
dalam menentukan tingkat laba dan arus kas bersih akibat perubahan
harga.
5. Sebagai dasar bagi manajemen dalam menentukan kebijakan dividen.
6. Sebagai dasar untuk menilai kinerja manajemen dan kemampuan
perusahaan dalam membayar dividen, hutang, dan bunga, khususnya
dengan kas dari aktivitas operasi (bagi Investor dan Kreditur).

Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga
kelompok :
1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya pembelian tanah,
gedung, biaya pendahuluan, dan sebagainya. Aliran kas awal dapat
dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).
2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan operasional proyek seperti penjualan, biaya umum, dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas
masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa
proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain :
1. Komposisi penerimaan dan pengeluaran yang dimasukan dalam cash flow
hanya yang bersifat tunai.
2. Perusahaan hanya berpusat pada target yang mungkin kurang fleksibel.
3. Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari
perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar
5

yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya


akan terfokus pada budget kas misalnya kondisi ekonomi yang kurang
stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.
Cash flow memuat tiga bagian utama, yang terdiri dari:
1. Cash In Flow
Pada bagian ini mengidentifikasikan sumber-sumber dana yang akan diterima,
jumlah dananya dan waktu dalam periode tersebut, yang akan dihasilkan berupa
penjualan tunai, pejualan kredit yang akan menjadi piutang, hasil penjualan
aktiva tetap, dan penerimaan lainnya. Perincian kas ini terdiri dari dua sifat
yaitu; kontinyu dan intermitan.
2. Cash Out Flow
Pada bagian ini berhubugan dengan mengidentifikasikan semua kas yang sudah
diantisipasi, antara lain pembelian barang dagang baku, pembayaran hutang,
upah, administrasi, dan pengeluaran lainnya. Cash out flow mempunyai dua
sifat yang sama yaitu kontinyu dan intermitan.
3. Financing (pembiayaan)
Pada bagian ini menunjukkan besarnya net cash flow dan besarnya kebutuhan
dana jika terjadi defisit.

2.2 Metode Penyusunan Cash Flow


Penyusunan cash flow pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua metode,
yaitu metode tabel dan metode grafis. Namun, umtuk lebih efektifnya komunikasi
biasanya kedua metode tersebut dipakai secara simultan dan dikombinasikan satu
sama lain.
Contoh :
Perusahaan merencanakan pembelian suatu mesin produksi senilai 100 juta
rupiah. Yang akan diikuti biaya operasional rata-rata 10 juta/periode. Akibat
pemakain mesin tersebut menjanjikan keuntungan rata-rata 22 juta rupiah/periode,
di samping itu pada perideo ke-6 akan dilakukan perawatan berat (overhaul)
dengan biaya dengan biaya 15 juta dan setelah umur pakai habis mesin dapat
dijual 25 juta, gambarkanlah cash flow tersebut dalam bentuk tabel dan grafik.
Jawaban :
Tabel 3.1a. dalam bentuk cash flow lengkap dan tabel 3.1b. dalam bentuk net cash
flow, sedangkan grafik cash flownya pada gambar 3.1a dan 3.1b
6

Periode Cash Flow


(t) Cash out (-) Cash in (+)
0 Rp100.000.000,00 -
1 Rp10.000.000,00 Rp22.000.000,00
2 Rp10.000.000,00 Rp22.000.000,00
3 Rp10.000.000,00 Rp22.000.000,00
... ... ...
6 Rp 10.000.000,00 + Rp 15.000.000,00 ...
... ... ...
... Rp10.000.000,00 Rp22.000.000,00
n Rp10.000.000,00 Rp 22.000.000,00 + 25.000.000,00

Umur Proyek

2.3 Konsep Nilai Uang terhadap Waktu


Jika kita pernah punya uang Rp100.000,00 sepuluh tahun yang lalu tentu masih
bisa kita ingat bahwa uang senilai itu jika dibelanjakan sudah bisa membeli
sejumlah belajaan keluarga. Namun bila uang Rp100.000,00 saat ini dibelanjakan
pada barang yang sama mungkin hanya bisa dapat setengahnya, walaupun
sebenarnya uang Rp100.000,00 waktu itu masih tetap Rp100.000,00 seperti saat
ini, tetapi nilai tukarnya sudah berubah. Oleh karena itu, perlu diketahui adanya
dua konsep matematis yang berbeda saat kita berbicara tentang uang, yaitu konsep
jumlah uang dan konsep nilai uang. Konsep jumlah uang tidak berbeda dengan
konsep besar-besaran maematis biasa, dimana bila dua atau lebih himpunan
bilangan yang ditambhkan maupun dikurangi hasil penjumlahannya akan sama
kapanpun saatnya dilakukan. Contoh jika bilangan 14, 17, 93, 24 dijumlahkan
hasilnya akan menjadi 148 yaitu hasil dari 14 + 17 + 93 + 24 = 148. Berbeda
dengan nilai uang, jika dua atau lebih himpunan uang yang berbeda waktunya
dijumlahkan akan menghasilkan jumlah nilai yang berbeda. Contohnya jika uang
tahun 1990 Rp100.000,00, tahun 1995 Rp240.000,00, dan tahun 2000
Rp350.000,00, jika dijumlahkan hasilnya adalah Rp690.000,00, namun nilainya
tidak sama dengan Rp690.000,00, karena uang yang dijumlahkan itu diterima
pada waktu yang berbeda. Hal tersebut disebabkan adanya konsep nilai uang
terhadap waktu, yang disebut dengan “time value of money” yang artinya “nilai
uang berubah bersamaan dengan perubahan waktu”.
Untuk jelasnya perubahan nilai uang teerhadap waktu ini perhatikan grafik pada
gambar 3.2 berikut ini.

Dimana Rp10.000.000,00(t=0) disebut Ekuivalen dengan Rp10.000.000,00(t=1) + i x


Rp10.000.000,00. Oleh karena itu, metode ekuivalen adalah metode mencari
kesamaan atau kesetaraan nilai uang untuk waktu yang berbeda, dan metode ini
diperlukan dalam rangka menjumlahkan niali uang yang diterima atau dikeluarkan
7

pada waktu yang berbeda. Dalam perhitungan ekuivalen dibutuhkan data tentang
suku bunga (rate of interest).
Konsep ekuivalensi diatas berguna dalam menyelesaikan persoalan ekonomi
teknik. Kita bisa merencanakan sejumlah alternatif sistem pengembalian suatu
pinjaman ataupun investasi tanpa menyebabkan terjadinya perbedaan nilai
ekonomis yang signifikan.
Contoh jika kita meminjam uang sejumlah P=Rp5.000.000,00, dengan suku bunga
i=15% per tahun, dan pinjaman arus dilunasi selama n =5 tahun. Maka, dapat
diusulkan sekurangnya 4 alternatif jadwal pembayaran kembali tanpa
menghasilkan perbedaan nilai ekonomis yang berarti, seperti terlihat pada tabel
3.2 berikut :

Tabel jadwal diatas dapat pula digambarkan dengan grafik cash flow berikut

2.4 Bunga
Bunga (interest) adalah sejumlah uang yang dibayarkan akibat pemakaian
uang yang dipinjam sebelumnya. Penrikan bunga pada adasarnya merupakan
kompensasi dari penurunan nilai uang selama waktu peminjaman sehingga
besarnya bunga relatif sama besarnya dengan penurunan nilai uang tersebut.
Oleh karena itu, seseorang yang membungakan uangnya sebesar tingkat
penuruna nilai uang (inflasi), tidak akan mendapatkan keuntungan ekonomis
terhadap uang yang dibungakan itu, tetapi hanya menjami nilai kekayaan yang
bersangkutan relatif tetap dan stabil.
Besarnya bunga adalah selisih antara jumlah utang dibayar dengan utang
semula.
Interest = Present amount owed – Original investment

(Bunga) (Jumlah utang sekarang) (Jumlah pinjaman semula)

Contoh :
Perusahaan PT Angin Berembus pada tanggal 1 Januari 2000 meminjam uang di
bank Rp100.000.000,00 dan pada tanggal 1 Januari 2003 utangnya di bank
tercatat sebesar Rp118.000.000,00.
Berapa bunga yang harus dinayar perusahaan?
Interest (bunga) = Rp118.000.000,00 - Rp100.000.000,00
= Rp18.000.000,00

Tingkat Suku Bunga


Tingkat suku bunga (rate of interest) merupakan rasio antara bunga yang
dibebankan per periode waktu dengan jumlah uang yang dipinjam awal periode
dikalikan 100%, atau :
8

𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢


𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙
Contoh :
Dari contoh diatas, jika dihitung tungkat suku bunganya adalah sebagai berikut

𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢


𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑖𝑛𝑗𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑅𝑝6.000,00/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
𝑅𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 = 𝑥 100%
𝑅𝑝100.000,00
Rate of Interest = 6%/tahun

Bunga Sederhana
Sistem bunga sederhana (simple interest), yaitu sistem erhitungan bunga hanya
didasarkan atas besarnya pinjaman semula, dan bunga periode sebelumnya
yang belum dibayar idak termasuk faktor pengali bunga.
Dengan demikian, metode perhitungan bnganya dapat dilakukan dengan
formula sederhana.
Contoh:
Bapak Amir meminjam uang dari temannya 4 tahun yang lalu sebesar
Rp200.000,00 dengan kewajiban membayar bunga 5%/tahun dengan metode
bunga sederhana maka perhitungan bunganya adalah sebagai berikut.

Secara formula sistem bunga sederhana dapat dihitung sebagai berikut

Bunga = i x P x n
Dimana : i = suku bunga
P = pinjaman semula
n = jumlah periode peminjaman

Contoh soal :
Jika Bapak Budiarto mempunyai uang 7.5 juta rupiah disimpan pada bank
selama 8 bulan dengan suku bunga 2,5%/bulan. Berapa jumlah bunga yang
diperoleh Bapak Budiarto jika sistem pembungaan bunga sederhana?

Jawab :
Jumlah bunga sederhana : ∑ Bunga = i * P * n
∑ Bunga = 2,5% * 7,5 juta * 8
∑ Bunga = 1,5 juta

Bunga Majemuk
Sistem bunga majemuk (compound interest), yaitu sistem perhitungan bunga
dimana bunga tidak hanya diitung terhadap besarnya pinjaman awal, tetapi
perhitungan didasarkan atas besarnya utang awal periode yang bersangkutan,
dengan kata lain bunga yang berbunga. Jika contoh diatas dimana Bapak Amir
meminjam uang dari teannya 4 tahun yang lalu sebesar Rp200.000,00 dengan
kewajiban membayar bunga sebesar 5%/tahun dengan metode bunga majemuk,
9

maka perhitungan bunganya adalah sebaai berikut.

Dengan demikian, terlihat bahwa jumlah bunga yang harus dibayarkan dengan
sistem bnga mejemuk akan lebih besar dari sistem bunga sederhana untuk
pinjaman yang sama.
Dalam praktik ekonomi dewasa ini, sistem bunga sederhana sudah jarang
ditetapkan, hampir pada semua lembaga keuangan bank nasional maupun
inernasional menerapkan sistem pembungaan majemuk (compound interest).
Dengan demikian untuk pembahasan selanjutnya sistem bunga yang dipakai
adalah sitem bunga majemuk (copound interest), kecuali ada penjelasan langsung.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

1.1 Uji Berat jenis dan penyerapan


1.2 Uji Kadar air

BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

BAB V
KESIMPULAN

Dalam uji coba laboratorium dapat di simpulkan bahwa:


1. Berat jenis rata–rata hasil pengujian agregat halus adalah 2,61 gr/cm3 dan
agregat kasar adalah 2,697 gr/cm3. Kadar air resapan rata – rata pasir
9,55 %.Kadar penyerapan agregat kasar rata-rata sebesar 1,60 %. Berat jenis
agregat halus dan agregat kasar memenuhi ASTM karena memiliki berat
jenis rata-rata 2 – 3 gr/cm3.
2. Kadar air agregat halus rata-rata adalah 9,55 %. Kadar air agregat kasar rata-
rata adalah 1,60 %. Kadar air agregat kasar memenuhi syarat mutu agregat
menurut ASTM sedangkan agregat halus tidak memenuhi syarat mutu
agregat menurut ASTM.
3. Berat volume agregat halus rata – rata dengan rojokan1,92gr/cm3, Berat
volume agregat halus rata – rata dengan tanpa rojokan2,20gr/cm3, Berat
volume agregat kasar rata – rata dengan rojokan 1,49gr/cm3. Berat volume
agregat kasar rata – rata dengan tanpa rojokanberat rata – rata 1,33gr/cm3.
4. Kadar lumpur rata – rata agregat halus adalah 0.133%. Kadar lumpur rata –
rata agregat kasar dari hasil uji laboratorium ialah 0.023 %, sehingga agregat
tersebut memenuhi syarat mutu agregat menurut ASTM.
10

5. Dapat disimpulkan bahwa agregat halus dan agregat kasar tersebut dapat
digunakan untuk pembuatan beton karena telah memenuhi syarat. Selain itu
agregat halus termasuk dalam zona 2 sesuai dengan persyaratan SNI.

DOKUMENTASI
11

DAFTAR PUSTAKA

http://pengeathuan10.blogspot.co.id/2016/01/contoh-laporan-laboratorium-
uji-bahan.html
http://ced.petra.ac.id/index.php/civ/article/viewFile/15517/15509
http://eprints.ung.ac.id/3180/3/2012-1-1002-612309025-bab2-
10082012043452.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/5114/4/3TS13510.pdf
http://andykasipil.blogspot.co.id/2012/02/gradasi-agregat.html
ASTM C 128-84, Standard Test Method for Specific Gravity and Absorpsion
of Fine Aggregates.
Pujo Aji Ir. MT. Dr.techn dan Rachmat Purwono Ir. MSc. Prof. iP-U HAKI,
Pengendalian Mutu Beton Sesuai SNI, ACI dan ASTM.
Marthin D.J. Sumajouw dan Servie O. Dapas, Elemen Struktur Beton
Bertulang Geopolymer.
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, 1979, Peraturan Beton Bertulang
Indonesia, 1971.
1

You might also like