You are on page 1of 19

Nama : Yunita Diah Andriyani

NIM : 1610611055

Kelas : B

Tugas 1

Pengenalan kayu
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari
memasak, membuat perabot (meja, kursi, lemari), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka
atap), bahan kertas, kerajinan dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-
hiasan rumah tangga dan sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi
selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang. Sifat-sifat kayu sangat
mempengaruhi dan menentukan kualitas yang dimiliki oleh kayu bila digunakan untuk suatu
pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan pengerjaan yang berkualitas baik.
Sifat – sifat Kayu
Untuk mengenal atau menentukan suatu jenis kayu, tidak selalu dilakukan dengan cara
memeriksa kayu dalam bentuk log (kayu bundar), tetapi dapat dilakukan dengan memeriksa
sepotong kecil kayu. Penentuan jenis kayu dalam bentuk log, pada umumnya dengan cara
memperhatikan sifat-sifat kayu yang mudah dilihat seperti penampakan kulit, warna kayu teras,
arah serat, ada tidaknya getah dan sebagainya. Penentuan beberapa jenis kayu dalam bentuk
olahan (kayu gergajian, moulding, dan sebagainya) masih mudah dilakukan dengan hanya
memperhatikan sifat-sifat kasar yang mudah dilihat. Sebagai contoh, kayu jati (Tectona
grandis) memiliki gambar lingkaran tumbuh yang jelas. Namun apabila kayu tersebut
diamati dalam bentuk barang jadi dimana sifat-sifat fisik asli tidak dapat dikenali lagi karena
sudah dilapisi dengan cat, maka satu-satunya cara yang dapat dipergunakan untuk menentukan
jenisnya adalah dengan cara memeriksa sifat anatomi/strukturnya. Demikian juga untuk
kebanyakan kayu di Indonesia, dimana antar jenis kayu sukar untuk dibedakan, cara yang lebih
lazim dipakai dalam penentuan jenis kayu adalah dengan memeriksa sifat anatominya (sifat
struktur).
Pada dasarnya terdapat 2 (dua) sifat utama kayu yang dapat dipergunakan untuk mengenal
kayu, yaitu sifat fisik (disebut juga sifat kasar atau sifat makroskopis) dan sifat struktur
(disebut juga sifat mikroskopis). Secara obyektif, sifat struktur atau mikroskopis lebih dapat
diandalkan dari pada sifat fisik atau makroskopis dalam mengenal atau menentukan suatu jenis
kayu. Namun untuk mendapatkan hasil yang lebih dapat dipercaya, akan lebih baik bila kedua
sifat ini dapat dipergunakan secara bersama-sama, karena sifat fisik akan mendukung sifat
struktur dalam menentukan jenis kayu. Sifat-sifat yang dimiliki oleh kayu yaitu sifat fisik
maupun sifat struktur adalah merupakan sifat-sifat alami yang dimiliki oleh setiap jenis kayu
berdaun jarum maupun jenis kayu berdaun lebar.
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui panca
indera, baik dengan penglihatan, penciuman, perabaan dan sebagainya tanpa menggunakan
alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain adalah :

1. Warna, umumnya yang digunakan adalah warna kayu teras.


2. Tekstur, yaitu penampilan sifat struktur pada bidang lintang.
3. Arah serat, yaitu arah umum dari sel-sel pembentuk kayu.
4. Gambar, baik yang terlihat pada bidang radial maupun tangensial.
5. Berat, umumnya dengan menggunakan berat jenis.
6. Kesan raba, yaitu kesan yang diperoleh saat meraba kayu.
7. Lingkaran tumbuh.
8. Bau, dan sebagainya.

Sifat struktur/mikroskopis adalah sifat yang dapat kita ketahui dengan mempergunakan alat
bantu, yaitu kaca pembesar (loupe) dengan pembesaran 10 kali. Sifat struktur yang diamati
adalah :

1. Pori (vessel) adalah sel yang berbentuk pembuluh dengan arah longitudinal. Dengan
mempergunakan loupe, pada bidang lintang, pori terlihat sebagai lubang-lubang
beraturan maupun tidak, ukuran kecil maupun besar. Pori dapat dibedakan berdasarkan
penyebaran, susunan, isi, ukuran, jumlah dan bidang perforasi.
2. Parenkim (Parenchyma) adalah sel yang berdinding tipis dengan bentuk batu bata
dengan arah longitudinal. Dengan mempergunakan loupe, pada bidang
lintang, parenkim (jaringan parenkim) terlihat mempunyai warna yang lebih cerah
dibanding dengan warna sel sekelilingnya. Parenkim dapat dibedakan berdasarkan atas
hubungannya dengan pori, yaitu parenkim paratrakeal (berhubungan dengan pori)
dan apotrakeral (tidak berhubungan dengan pori).
3. Jari-jari (Rays) adalah parenkim dengan arah horizontal. Dengan mempergunakan
loupe, pada bidang lintang, jari-jari terlihat seperti garis-garis yang sejajar dengan
warna yang lebih cerah dibanding warna sekelilingnya. Jari-jari dapat dibedakan
berdasarkan ukuran lebarnya dan keseragaman ukurannya.
4. Saluran interseluler adalah saluran yang berada di antara sel-sel kayu yang berfungsi
sebagai saluran khusus. Saluran interseluler ini tidak selalu ada pada setiap jenis kayu,
tetapi hanya terdapat pada jenis-jenis tertentu, misalnya beberapa jenis kayu dalam
famili Dipterocarpaceae, antara lain meranti (Shorea spp), kapur (Dryobalanops spp),
keruing (Dipterocarpus spp), mersawa (Anisoptera spp), dan sebagainya. Berdasarkan
arahnya, saluran interseluler dibedakan atas saluran interseluler aksial (arah
longitudinal) dan saluran interseluler radial (arah sejajar jari-jari). Pada bidang lintang,
dengan mempergunakan loupe, pada umumnya saluran interseluler aksial terlihat
sebagai lubang-lubang yang terletak diantara sel-sel kayu dengan ukuran yang jauh
lebih kecil.
5. Saluran getah adalah saluran yang berada dalam batang kayu, dan bentuknya seperti
lensa. Saluran getah ini tidak selalu dijumpai pada setiap jenis kayu, tapi hanya terdapat
pada kayu-kayu tertentu, misalnya jelutung (Dyera spp.)
6. Tanda kerinyut adalah penampilan ujung jari-jari yang bertingkat-tingkat dan biasanya
terlihat pada bidang tangensial. Tanda kerinyut juga tidak selalu dijumpai pada setiap
jenis kayu, tapi hanya pada jenis-jenis tertentu seperti kempas (Koompasia
malaccensis) dan sonokembang (Pterocarpus indicus).
7. Gelam tersisip atau kulit tersisip adalah kulit yang berada di antara kayu, yang
terbentuk sebagai akibat kesalahan kambium dalam membentuk kulit. Gelam tersisip
juga tidak selalu ada pada setiap jenis kayu. Jenis-jenis kayu yang sering memiliki
gelam tersisip adalah karas (Aquilaria spp), jati (Tectona grandis) dan api-api
(Avicennia spp).

Terdapat perbedaan yang mendasar antara sifat struktur kayu daun lebar dan sifat struktur
kayu daun jarum. Kayu-kayu daun jarum tidak mempunyai pori-pori kayu seperti halnya kayu-
kayu daun lebar.
Untuk menentukan jenis sepotong kayu, kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah
memeriksa kayu tersebut dengan memeriksa sifat kasarnya.
Komponen kimia kayu
Komponen kimia kayu di dalam kayu mempunyai arti yang penting, karena menentukan
kegunaan sesuatu jenis kayu. Juga dengan mengetahuinya, kita dapat membedakan jenis-jenis
kayu. Susunan kimia kayu digunakan sebagai pengenal ketahanan kayu terhadap serangan
makhluk perusak kayu. Selain itu dapat pula menentukan pengerjaan dan pengolahan kayu,
sehingga didapat hasil yang maksimal. Pada umumnya komponen kimia kayu daun lebar dan
kayu daun jarum terdiri dari 3 unsur yaitu :
1.Unsur karbohidrat terdiri dari selulosa dan hemiselulosa
2.Unsur non- karbohidrat terdiri dari lignin
3.Unsur yang diendapkan dalam kayu selama proses pertumbuhan dinamakan zat ekstraktif
.
Distribusi komponen kimia tersebut dalam dinding sel kayu tidak merata. Kadar selulosa
dan hemiselulosa banyak terdapat dalam dinding sekunder. Sedangkan lignin banyak terdapat
dalam dinding primer dan lamella tengah dan merupakan zat ekstraktif yang terdapat di luar
dinding sel kayu baik untuk kayu yang termasuk golongan berdaun lebar dan daun jarum.
Komponen penyusun dinding sel adalah komponen kimia menyatu dalam dinding sel.
Tersusun atas banyak komponen yang tergabung dalam karbohidrat dan lignin. Karbohidrat
yang telah terbebas dari lignin dan ekstraktif disebut holoselulosa. Holoselulosa sebagian besar
tersusun atas selulosa dan hemiselulosa. Selulosa merupakan komponen terbesar dan paling
bermanfaat dari kayu. Jumlah zat selulosa mayoritas 40 %, hemiselulosa sekitar 23% dan
lignin kurang dari 34 % .
1. Selulosa
Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman dan hampir tidak
pernah ditemui dalam keadaan murni di alam melainkan berkaitan dengan lignin dan
hemiselulosa membentuk lignoselulosa.
2. Lignin
Lignin adalah zat yang bersama-sama dengan selulosa adalah salah satu sel yang
terdapat dalam kayu. Lignin merupakan suatu makromolekul kompleks, suatu polimer
aromatik alami yang bercabang–cabang dan mempunyai struktur tiga dimensi yang terbuat
dari fenil propanoid yang saling terhubung dengan ikatan yang bervariasi.
3. Hemiselulosa
Hemiselulosa mirip dengan selulosa yang merupakan polimer gula. Namun, berbeda
dengan selulosa yang hanya tersusun dari glukosa, hemiselulosa tersusun dari bermacam-
macam jenis gula. Monomer gula penyusun hemiselulosa terdiri dari monomer gula
berkarbon 5 (C-5) dan 6 (C-6), misalnya: xylosa, mannose, glukosa, galaktosa, arabinosa,
dan sejumlah kecil ramnosa, asam glukoroat, asam metal glukoronat, dan asam galaturonat.
4. Zat Ekstraktif
Zat ekstraktif terdiri dari berbagai jenis komponen senyawa organik seperti minyak
yang mudah menguap, terpen, asam lemak dan esternya, lilin, alkohol polihidrik, mono
dan polisakarida, alkaloid, dan komponen aromatik (asam, aldehid, alkohol, dimer
fenilpropana, stilbene, flavanoid, tannin dan quinon), zat ekstraktif adalah komponen
diluar dinding sel kayu yang dapat dipisahkan dari dinding sel, tidak larut dengan pelarut
air atau organik.
5. Abu
Kayu juga mengandung komponen-komponen anorganik. Komponen ini diukur
sebagai kadar abu yang jumlahnya jarang melebihi 1% dari berat kering kayu. Abu ini
berasal terutama dari berbagai garam yang diendapkan dalam dinding sel dan lumen. Abu
merupakan senyawa anorganik di dalam kayu yang dapat dianalisis dengan cara kayu
dibakar pada suhu 600-850°C. Komponen utama abu kayu adalah kalium, kalsium dan
magnesium maupun silikon dalam beberapa kayu tropika.
Pada penampang melintang kayu akan terlihat bagian-bagiannya sebagai berikut :
1. Kulit Luar (outer bark)
Bagian ini kering dan bersifat sebagai pelindung.
2. Kulit Dalam (bast)
Bagian ini lunak dan basah, untuk mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian
dari tumbuhan.
3. Kambium
Berada di dalam kulit dalam. Bagian ini yang membuat sel-sel kulit dan sel-sel kayu.
4. Kayu Gobal (sapwood)
Biasanya berwarna keputih-putihan. Bagian ini mengangkut air dan zat makanan dari
tanah ke daun.
5. Kayu Teras (heartwood)
Bagian ini warnanya lebih gelap dari kayu gubal. Kayu teras sebelumnya adalah kayu
gubal. Perubahannya menjadi kayuteras terjadi secara perlahan-lahan. Dibandingkan
kayu gubal, kayu teras umunya lebih tahan terhadap serangan serangga, bubuk kayu,
jamur, dan sebagainya. Dibading kayu gubal, kayu terasinilah yang diambil dan
dimanfaatkan sebagai ‘kayu’ untuk keperluan bangunan, mebelair, dan lain sebagainya.
6. Hati (pith)
Bagian lingkaran kecil yang berada paling tengah dari batang kayu.
7. Jari-jari Teras (rays)
Bagian ini yang menghubungkan berbagaian-bagian dari pohon untuk menyimpan dan
peralihan bahan makanan.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAHAN KAYU

Kelebihan Kayu :

1. Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi ketersediaannya dengan
menanam kembali (Reboisasi).
2. Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan kegunaannya serta harga
yang relatif murah.
3. Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.
4. Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia yang keras) cukup
tinggi/baik.
5. Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga mempnyai nilai
dekoratif yang indah/baik.
6. Kedap suara.

Kekurangan Kayu :

1. Sifatnya kurang homogen


2. Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.
3. Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi.
4. Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut.
5. Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan pecah-pecah
6. Agak mudah terbakar.
Kepadatan kayu terkait erat dengan berat jenis kayu dan kekuatan kayu. Semakin ringan
kayu semakin kurang kepadatannya, semakin kurang pula kekuatannya. Begitu juga
sebaliknya.

1. Berat Jenis

Adalah perbandingan berat dan volume kayu dalam keadaan kering udara dengan kadar
air sekitar 15%.

2. Kekuatan Kayu

Pada umumnya dapat dikatakan, kayu yang berat sekali, juga disebut kuat sekali.
Kekuatan, kekerasan dan sifat teknis lain pada kayu berbanding lurus dengan berat
jenisnya. Walaupun demikian ada faktor lain yang mempengaruhi kekuatan kayu, yaitu
susunan dari kayu tersebut.

KLASIFIKASI KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

Penggolongan Kayu berdasarkan kelas kekuatan

KelasKuat Berat Jenis Kokoh lentur Kokoh tekan mutlak (kg/cm2)


Kering mutlak (kg/cm2)
Udara

I ³ 0,90 ³ 1100 ³ 650

II 0,90 - 0,60 1100 - 725 650 - 425

III 0,60 - 0,40 725 - 500 425 - 300

IV 0,40 - 0,30 500 - 360 300 - 215

V £ 0,30 £ 360 £ 215


Penggolongan kayu berdasarkan kelas keawetan

Uraian / Nomor KELAS KEAWETAN

I II III IV V
KONDISI KONSTRUKSI 8 5 3 Sangat Sangat
A
tahun tahun tahun pendek pendek
B 20 15 10 Beberapa Sangat
tahun tahun tahun tahun pendek
C Tak Tak Sangat Beberapa Pendek
terbatas terbatas lama tahun
D Tak Tak Tak Minimum Maksimum
terbatas terbatas terbatas 20 tahun 20 tahun
E tidak Jarang Agak Sangat Sangat
Cepat cepat Cepat
F tidak tidak Hampir Tak Sangat
tidak seberapa Cepat
*) Kondisi Konstruksi:

a. Selalu berhubungan dengan tanah lembab.


b. Hanya terbuka terhadap angin dan iklim, tetapi air tidak masuk di dalamnya.
c. Di bawah atap, tidak berhubungan dengan tanah lembab dan dilindungi terhadap
kelengasan.
d. Seperti c. tetapi dipelihara dengan baik, seperti: dicat.
e. Serangan rayap.
f. Serangan oleh kumbang, bubuk kayu.
Penggolongan kayu berdasarkan kelas pemakaian

Ditetapkan dari

Kelas Pemakaian Kelas Keterangan


Kelas Keawetan
Kekuatan

I I I Konstruksi berat, selalu terkena


penga-ruh-pengaruh buruk, seperti:
II I II
terus me-nerus berada dalam tanah,
II II
atau ter-kena panas matahari, hujan
dan angin.
III III III Konstruksi berat yang terlindung
berada di bawah atap dan tidak
berhubungan dengan tanah basah.
IV IV IV Konstruksi ringan yang terlindung
berada di bawah atap.

V V V Konstruksi yang
bersifat tidak permanen.

Penggolongan Kayu berdasarkan Mutu

Uraian Mutu A Mutu B

a. Kadar lengas Harus kering udara Kadar lengas £ 30%

b. Mata kayu Besarnya mata kayu £ 1/6 lebar Besarnya mata kayu £ 1/4 lebar
balok atau £ 3,5 cm balok atau £ 5 cm

c. Kandungan Kandungan wanvlak (kayu Kandungan wanvlak (kayu


wanvlak gubal), £ 1/10 tinggi balok. gubal), £ 1/10 tinggi balok.

d. Kemiringan arah Kemiringan arah Kemiringan arah


serat serat, tg a £1/10 serat, tg a £ 1/7
e. Retak-retak Retak-retak arah radial £ 1/4 tebal Retak-retak arah radial £ 1/3 tebal
kayu dan terhdp ling-karan kayu dan terhdp ling-karan
tumbuh £ 1/5 tebal kayu tumbuh £ 1/4 tebal kayu

Modulus Elastisitas (PKKI’1961)

MODULUS ELASTISITAS KELAS KUAT


(kg/cm2) I II III IV JATI

Modulus Elastisitas,
E 125.000 100.000 80.000 60.000 100.00
sejajar serat,

Tegangan Ijin Kayu (PKKI’1961)

TEGANGAN KELAS KUAT


(kg/cm2) I II III IV Jati

Tegangan Lentur Ijin `slt 150 100 75 50 130

Tegangan Tekan Ijin,


`stky 130 85 60 45 110
sejajar serat
Tegangan Tarik Ijin,
`stry 130 85 60 45 110
sejajar serat
Tegangan Tekan Ijin,
`stkz 40 25 15 10 30
tegak lurus serat
Tegangan Geser Ijin,
`ty 20 12 8 5 15
sejajar serat

Faktor Reduksi :

1 Tegangan-tegangan ijin pada tabel di atas, berlaku untuk kayu mutu “A”, konstruksi
terlindung & menerima pembebanan tetap.
2 Kayu mutu “B” berlaku faktor reduksi 0,75.
3 Konstruksi yang selalu terendam dalam air atau konstruksi tidak terlindung dan kadar
lengas selalu tinggi, berlaku faktor 2/3.
4 Untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu dapat mengering dengan cepat,
berlaku faktor 5/6.
5 Untuk konstruksi yang memikul beban tetap dan beban tidak tetap atau beban angin,
berlaku faktor 5/4.

SIFAT-SIFAT KAYU

Menurut sifatnya kayu dibagi menjadi empat :

a) Kelas Kayu Istimewa


b) Kelas Kayu Awet
c) Kelas Kayu Cukup Awet
d) Kelas Kayu Agak Awet dan Tidak Awet

a) Kelas Kayu Istimewa


Yang termasuk kayu jenis kelas awet antara lain :

1. Kayu Balsa
2. Kayu Jati
3. Kayu Ebony
4. kayu Cendana
5. Kayu Salimuli, dsb.

b) Kelas Kayu Awet

Yang termasuk jenis kayu kelas awet antara lain :

1. Kayu Rengas
2. Kayu Cempaka
3. Kayu Gofasa
4. Kayu Sono Kembang
5. Kayu Ulin
6. Kayu Bungur, dsb

c) Kelas Kayu Cukup Awet

Yang termasuk jenis kayu kelas cukup awet antara lain :


1. Kayu Mahoni
2. Kayu Sindur
3. Kayu Sungkai
4. Kayu Meranti Merah, dsb

d) Kelas Kayu Agak Awet dan Tidak Awet

Yang termasuk jenis kayu kelas agak awet dan tidak awet antara lain :

1. Kayu Jelutung
2. Kayu Medang
3. Kayu Surian
4. Kayu Durian, dsb

Berikut sifat-sifat kayu secara kimiawi:

1. Kayu tersusun dari sel-sel yang memiliki tipe bermacam-macam dan susunan dinding
selnya terdiri dari senyawa kimia berupa selulosa dan hemi selulosa (karbohidrat) serta
lignin (non karbohidrat).
2. Semua kayu bersifat anisotropik, yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika
diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, radial dan tangensial).
3. Kayu merupakan bahan yang bersifat higroskopis, yaitu dapat menyerap atau melepaskan
kadar air (kelembaban) sebagai akibat perubahan kelembaban dan suhu udara
disekelilingnya.
4. Kayu dapat diserang oleh hama dan penyakit dan dapat terbakar terutama dalam keadaan
kering.

Berikut sifat-sifat kayu secara fisik:

1. Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai
berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ
1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin
kuat pula.
2. Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari
luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat
ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif
tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada
umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
3. Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu
yang berbeda-beda.
4. Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan
kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang
(contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
5. Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat
dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan
serat diagonal (serat miring).
6. Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar,
halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung
dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
7. Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa
jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut,
sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim),
bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
8. Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan
pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat
sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
9. Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara
disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara
disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture
Content).
10. Kayu memiliki sifat sendiri terhadap suara:

a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan
elastisitas kayu.
b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara.
Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai
untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
11. Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat
barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
12. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya
hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan
menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air
maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya
hantar air.

Sifat-sifat kayu secara mekanik:

1. Kekuatan tarik kayu:

a. Kekuatan tarik kayu sejajar dengan arah serat.


b. Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat.
Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar
arah serat.

2. Kekuatan tekan kayu:

a. Kekuatan tekan kayu sejajar dengan arah serat.


b. Pada semua kayu, kekuatan tegak lurus serat lebih kecil daripada kekuatan
kompresi sejajar arah serat.

3. Kekuatan geser kayu:

a. Kekuatan geser kayu sejajar dengan arah serat kayu.


b. Kekuatan geser kayu tegak lurus arah serat.
c. Kekuatan geser miring.

4. Kekuatan lentur kayu:

a. Kekuatan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara perlahan-lahan.
b. Kekuatan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara mendadak.
5. Kekakuan kayu:

Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan.
Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.

6. Keuletan kayu:

Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar
atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang
melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen
dan kerusakan sebagian.

7. Kekerasan kayu:

Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau
lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan
suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.

8. Kekuatan belah kayu:

Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap
dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan
ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial)
dari pada arah tangensial.

Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya
dinyatakan dalam kg/cm2.

1. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan


cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
2. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.
3. Prosiding PPI Standardisasi melakukan penelitian pada tahun 2009 tentang kadar air
dan kerapatan serat kayu. Kadar air kering udara berkisar antara 11.46-17.18%.
4. Berdasarkan klasifikasi kerapatan kayu, maka kayu sengon, sengon buto, suren,
5. mindi dan tata tergolong kayu yang ringan (0.24-0.56 g/cm3) sedangkan sisanya
tergolong kelas sedang (0.56-0.72 g/cm3).
PENGGUNAAN KAYU SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI DAN MATERIAL
BANGUNAN

1. Kayu sebagai konstruksi bangunan

Sampai abad ke-20 sebagian besar dari hampir semua bangunan perumahan dan
struktur bangunan komersial dibangun dari kayu. Karena masih berlimpahnya sumber
kayu menyebakan hampir semua struktur bangunan perumahan, jembatan, bangunan
komersial ringan, pabrik dan tiang menggunakan kayu solid. Sekarang bangunan tersebut
lebih banyak menggunakan bahan kayu struktural yang lebih modern. Misalnya lantai,
dinding, atap untuk konstruksi ringan umumnya dibuat dari papan kayu atau panel kayu.

Kayu untuk keperluan bangunan umumnya dari kelas kuat I, II dan III dengan rasio
kekuatan terhadap berat yang cukup tinggi, serta mempunyai kelas awet I atau II. Bila
dari kelas awet III atau di bawahnya, maka kayu tersebut harus diawetkan terlebih
dahulu.

Penggunaan kayu gergajian secara konvensional untuk bahan bangunan hanya


terbatas untuk dimensi tertentu dan tidak bisa digunakan untuk konstruksi bangunan yang
memerlukan bentangan yang lebar dan tinggi. Untuk mendapatkan kayu dengan
bentangan dan ukuran yang besar sangat sulit, karena bentang dan ukuran terbesar sesuai
dengan ukuran pohonnya. Untuk mengatasi hal itu perlu dibuat balok glulam yaitu
gabungan dua atau lebih papan kayu gergajian yang direkat dengan menggunakan
perekat tertentu dengan arah serat kayunya sejajar satu sama lain.

2. Lantai (Flooring)

Lantai kayu atau mozaik parquet flooring sangat disukai karena selain berksesan
setetis yang kental, juga memberikan kesan hangat pada ruangan. Untuk Hardwood atau
kayu daun lebar sangat disukai dan sering digunakan. Untuk keperluan lantai diperlukan
kayu dengan kekerasan tinggi, beberapa industri mensyaratkan kayu untuk lantai dipilih
kayu yang bercorak indah, kelas kuat I-III dan kelas awet I-II.

3. Dinding

Untuk dinding bagian luar (eksterior) selain digunakan papan kayu, saat ini lebih
umum digunakan kayu lapis eksterior, flakeboard atau papan partikel eksterior.
Sedangkan untuk dinding di bagian dalam ruangan (interior) tidak diperlukan persyaratan
yang tinggi. Untuk pembuatan dinding, selain diperlukan kayu yang bercorak indah, juga
kayu yang stabil dan awet, untuk berbagai keperluan dipersyaratkan mampu meredam
suara (isolator).

a. Kayu gergajian

Kayu gergajian yang telah dicoba dibuat untuk partisi dinding antara lain kayu karet,
mindi, kelapa dan mangium. Partisi dinding yang dibuat dari kayu karet yang diawetkan
dengan boron menunjukkan penampilan yang mirip dengan ramin. Sedangkan yang dibuat
dari kayu mangium menunjukkan menampilan seperti jati.

b. Kayu lapis

Kayu lapis indah yang dibuat dari venir mangium, tusam, mindi dan mimba dapat
digunakan untuk dinding dengan penampilan yang cukup bagus.

c. Papan mineral

Papan mineral seperti papan gypsum dan papan mineral. Papan semen yang dibuat
dari kayu karet, jeungjing ternyata dapat digunakan untuk pembuatan dinding bangunan
yang tahan lama.

Jenis-Jenis Cacat Kayu

Kayu adalah suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari tumbuhan alam. Kerusakan pada
kayu terjadi karena tindakan-tindakan atau karena keadaan yang mengakibatkan kekuatan kayu
menurun, harga kayu menurun, dan mutu dan nilai pakai kayu berkurang atau kayu sama sekali
tak terpakai. Jenis-jenis kerusakan pada kayu adalah :

1. Cacat mata kayu

Mata kayu merupakan bagian cabang yang berada di dalam kayu. Mata kayu dapat
dibedakan sebagai berikut :

Mata kayu sehat : mata kayu yang tidak busuk, berpenampang keras, tumbuh kukuh dan
rapat pada kayu, berwarna sama atau lebih gelap dibandingkan dengan kayu sekitarnya.
Mata keyu lepas : mata kayu yang tidak tumbuh rapat pada kayu, biasanya pada proses
pengerjaan, mata kayu ini akan lepas dan tidak ada gejala busuk.

Mata kayu busuk : mata kayu yang menunjukkan tanda-tanda pembusukan dan bagian-
bagian kayunya lunak atau lapuk, berlainan dengan bagian-bagian kayu sekitarnya.

Pengaruh mata kayu :

 Mengurangi sifat kekuatan kayu.


 Menyulitkan pengerjaan karena kerasnya penampang mata kayu (mata kayu sehat).
 Mengurangi keindahan permukaan kayu.
 Menyebabkan lubangnya lembaran-lembaran finir.

2. Pecah dan belah

Pada kayu bulat sering terlihat adanya serat-serta yang terpisah memanjang, berdasarkan
ketentuan pengujian kayu, maka :

Jika lebar terpisahnya serat ≤ 2 mm, dinamakan retak.

Lebar terpisahnya serat ≤ 6 mm, dinamakan pecah

Lebar terpisahnya serat ≥ 6 mm, dinamakan belah

Pengaruh cacat pecah atau belah :

 Mengurangi kekuatan tarik pada kayu.


 Mengurang keteguhan kompresi, distrubsi beban jadi tidak merata.
 Kekuatan geser berkurang, akibat luasan daerah yang menahan beban berkurang.

3. Pecah busur dan pecah gelang

Pecah busur adalah pecah yang mengikuti arah lingkaran tumbuh, bentuknya kurang
dari setengah lingkaran. Sedangkan pecah gelang adalah kelanjutan dari pecah busur yang
kedua ujungnya bertemu membentuk lingkaran penuh atau lebih dari setengah lingkaran.
Penyebab terjadinya cacat pecah busur atau peah gelang adalah :

 Ketidakseimbangan dalam penyusutan pada waktu kayu mengering.


 Tegangan di dalam kayu yang terlepas secara tiba-tiba pada saat penebangan. Pengaruh
cacat jenis ini sama dengan halnya pengaruh cacat belah dan pecah.
4. Hati rapuh

Hati adalah pusat lingkaran tumbuh kayu bulat. Bagian kayu yang rapuh ummnya
menunjukkan tanda-tanda berkurangnya kekerasan dan kepadatan namun hati rapuh yang
dimaksud tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan yang nyata. Cacat hati rapuh
mengurangi kekuatan terhadap kayu.

5. Arah serat

Beberapa jenis kayu seperti lara, kesambi, memiliki serat yang berpadu sehingga kayu
sulit dikerjakan (misalnya pada proses ketam) dan hal ini dianggap merugikan, namun
mempunyai keteguhan belah yang tinggi. Jenis kayu ini mempunyai serat yang melintang
artinya tidak sejajar dengan sumbu batang dan jenis serat semacam ini akan mengurangi
kekuatan kayu.

6. Cacat akibat jamur penyerang kayu

Serangan jamur akan mengakibatkan timbulnya kerapuhan kayu yang nyata,


cenderung kayu akan mengalami patah secara mendadak jika diberi beban dengan
perubahan bentuk sedikit serta patahan halus tidak berserpih. Untuk jamur penyebab noda
kayu, secara umum sedikit sekali pengaruhnya terhadap kekauatan kayu dan biasanya tidak
menurunkan kekuatan yang besar, pengaruh terbesar adalah mengurangi keindahan, akibat
timbulnya warna-warna yang kotor (noda-noda).

7. Cacat akibat Serangga perusak kayu

Jenis serangga perusak kayu, diantaranya : rayap, kumbang kayu, dan bubuk kayu.
Kayu merupakan makanan dan tempat tinggal serangga tersebut, sehingga jelas bahwa
serangga-serangga tersebut akan membuat lubang-lubang terowongan di dalam kayu yang
mengakibatkan kekuatan kayu akan berkurang.

8. Lubang gerek dan lubang cacing laut

Lubang gerek ialah lubang-lubang pada kayu yang disebabkan oleh serangga
penggerek, atau cacing-cacing laut. Lubang cacing laut ialah lubang-lubang pada kayu yang
disebabkan oleh cacing-cacing laut. Umumnya penggerekan tersebut menyerang kayu yang
baru ditebang.

You might also like