You are on page 1of 89

STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN

DALAM PENCAPAIAN TARGET


DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI (BSM)
CABANG SALATIGA

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh :
Yuliyanti
201 08 027

JURUSAN SYARI’AH

PROGAM STUDI D3 PERBANKAN SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

2011
STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN
DALAM PENCAPAIAN TARGET
DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI (BSM)
CABANG SALATIGA

TUGAS AKHIR

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna

Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah

pada Progam Studi D3 Perbankan Syari’ah

Dosen Pembimbing: Anton Bawono, SE., M.Si

Disusun Oleh:
Yuliyanti
201 08 027

JURUSAN SYARIAH

PROGRAM STUDY DIII PERBANKAN SYARIAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAMA NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2011
MOTTO

Dimanapun kamu berada, maut akan menjemputmu, meskipun


kamu berada di benteng yang paling tinggi dan kokoh.

Pelajarilah ilmu pengetahuan, Sesungguhnya mempelajari


ilmu adalah tanda takut terhadap Allah, menuntut ilmu
adalah ibadah, mengingat – ingat adalah jihad,
mengajarkan kepada orang-orang adalah sedekah dan
menyebarkannya adalah pengorbanan

Hidup ini sesungguhnya tidak sulit, yang sulit


bagaimana kita bisa hidup enak dengan penuh kesabaran
dan berbesar hati dalam menerima sesuatu. Karena keadaan
yang baik ataupun buruk itu semua ada di tanganmu,
jangan pernah disetir atau dikendalikan oleh keadaan
ciptakanlah keadaan sesuai dengan yang kamu mau!!!
Halaman Persembahan

Karya ini kupersembahkan untuk orang – orang yang paling

kusayangi :

Ibu dan Bapak (Jasmo dan Maftukhah) yang telah memberi dukungan

selama ini “Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan

berkahNya hingga akhir hayat mereka…Amin”

Bintang Hatiku (Benny Setiawan), Adikku (Uma)

serta Keponakanku yang lucu-lucu (iLa, Riska, Naila, Niena, Miz’al & Citos) atas

dukungannya.

Keluarga besarku yang tidak dapat aku sebutkan satu per satu terimakasih.

My All Friend Tukha, Syurti, Uleg, Layah, Tiem, Resty ,

Djulpa, Ardhy, Ryan, & Khususnya Teman-Teman di D3 Ps. A&B tetaplah

menjadi sahabatku, serta almamaterku.

Tetap support sampai aku menjadi orang yang luar biasa…amin.


PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA

Transliterasi yang dipakai dalam Disertasi ini adalah pedoman Transliterasi

Arab-Indonesia berdasarkan Surat Keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 22 Jauari 1988.

Arab Latin Arab Latin Arab Latin

‫ﺍ‬ `
‫ﺯ‬ z ‫ﻕ‬ q

‫ﺏ‬ b ‫ﺱ‬ s ‫ﻙ‬ k

‫ﺕ‬ t ‫ﺵ‬ sy ‫ﻝ‬ l

‫ﺙ‬ ts ‫ﺹ‬ sh ‫ﻡ‬ m

‫ﺝ‬ j ‫ﺽ‬ d ‫ﻥ‬ N

‫ﺡ‬ h ‫ﻁ‬ t ‫ﻭ‬ W

‫ﺥ‬ kh ‫ﻅ‬ z ‫ﻩ‬ H

‫ﺩ‬ d ‫ﻉ‬ ‘ ‫ﺀ‬ ‘

‫ﺫ‬ ż ‫ﻍ‬ g ‫ﻱ‬ Y

‫ﺭ‬ r ‫ﻑ‬ f -
Catatan:

1. Konsonan yang bersyaddah ditulis dengan rangkap

Misalnya ; ‫ رﺑـﻨـﺎ‬ditulis rabbanâ.

2. Vokal panjang (mad) ;

Fathah (baris di atas) di tulis â, kasrah (baris di bawah) di tulis î, serta

dammah (baris di depan) ditulis dengan û. Misalnya; ‫ اﻟـﻘـﺎرﻋـﺔ‬ditulis al-

qâri‘ah, ‫ اﻟﻤــﺴـﺎﻛـﯿـﻦ‬ditulis al-masâkîn, ‫ اﻟـﻤـﻔـﻠﺤﻮن‬ditulis al-muflihûn

3. Kata sandang alif + lam (‫)ال‬

Bila diikuti oleh huruf qamariyah ditulis al, misalnya ; ‫ اﻟـﻜﺎﻓـﺮون‬ditulis al-

kâfirûn. Sedangkan, bila diikuti oleh huruf syamsiyah, huruf lam diganti dengan

huruf yang mengikutinya, misalnya ; ‫ اﻟـﺮﺟـﺎل‬ditulis ar-rijâl.

4. Ta’ marbûthah (‫) ة‬.

Bila terletak diakhir kalimat, ditulis h, misalnya; ‫ اﻟـﺒـﻘـﺮة‬ditulis al-baqarah. Bila

ditengah kalimat ditulis t, misalnya; ‫ زﻛﺎة اﻟـﻤـﺎل‬ditulis zakât al-mâl, atau ‫ﺳـﻮرة‬

‫ اﻟﻨـﺴـﺎء‬ditulis sûrat al-Nisâ`.

5. Penulisan kata dalam kalimat dilakukan menurut tulisannya, Misalnya; ‫وھـﻮ‬

‫ ﺧـﯿـﺮازﻗــﯿﻦ‬ditulis wa huwa khair ar-Râziqîn.


KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi ALLAH SWT, penguasa setiap hembus nafas, pemilik jiwa

yang penuh cinta, Tuhan yang teramat sayang pada hamba-hamba. Dia jadikan hamba

sebagai ujian bagi hamba lainnya, Dia jadikan pula penolong bagi lainnya.

Keselamatan dan keberkahan semoga selalu terlimpah, tercurah, kepada manusia

terkasih, Muhammad bin Abdullah, yang selalu mengajari kita agar amanah dalam

bekerja, semangat berkorban dalam berkarya, cinta dalam berusaha, semoga

kesemuanya itu dapat mengilhami kita dalam menegakan syiar ISLAM, Amin.

Dengan bantuan-Nya juga sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini dengan judul : “ STRATEGI PEMASARAN PRODUK PEMBIAYAAN

DALAM PENCAPAIAN TARGET DI PT. BANK SYARIAH MANDIRI

(BSM) CABANG SALATIGA”.

Tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh untuk

menyelesaikan pendidikan diplomatiga (D3) Jurusan Syariah, Fakultas D3 Perbankan

Syariah, STAIN Salatiga. Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tentunya penyusun

tidak lepas dari kesalahan-kesalahan dan kekurangan sehingga penyusun menyadari

bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penyusun sangat

mengharapkan kritik dan saran kesempurnaan Tugas Akhir ini.


Selama menyelesaikan tugas akhir ini, penyusun telah banyak mendapatkan

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini

penyusun menyampaikan terima kasih kepada:

1. Allah SWT.

2. Rasulullah Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.

3. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga.

4. Bapak Anton Bawono S.E. M,Si, selaku pembimbing Tugas Akhir, yang telah

bersedia meluangkan waktu dan membimbing, mendukung serta mencurahkan

pikirannya untuk memberi masukan-masukan kepada penulis.

5. Bapak Abdul Aziz NP. MM, selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan

Syari’ah.

6. Bapak Drs. Mubasirun M. Ag, selaku Ketua Jurusan STAIN Salatiga.

7. Segala cinta dan kasih sayang ke-dua Orang Tuaku (Jasmo dan Maftukhah),

Adikku (Uma) serta keponakannku yang lucu (iLa, Riska, Naela, Niena, Mis’al &

Citos).

8. Benny dan keluarganya yang ikut mendukungku selama ini.

9. Bapak Sri Wijoyono Aji, Bapak Arief Zanuar, Mbk Dewi, Mbk Ira, Mbk Maya,

Mbk Ganis, Mas Zuhair, Maz Rifqi, Mas Asep, Mas Hariyanto, Mas Yogi dan

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

10. Teman-teman CS qu Tukha, Surty, Uleg, Layah, Tiem, Resty, Djulpa, Ardhy,

Ryan, Hasan, Fahru, Crisna, Piul, Badjuri, Adi dan semua teman-teman

dimanapun yang tidak dapat aku sebutkan.


11. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuannya dalam penulisan Tugas

Akhir.

Penyusun menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penyusun harapkan. Akhirnya

penyusun sangat berharap agar tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi

penyusun sendiri maupun bagi semua pihak yang menggunaka laporan ini.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 12 Agustus 2011

Penyusun

Yuliyanti
201 08 027
ABSTRAK

Perbankan syariah merupakan salah satu jenis kegiatan perbankan yang


kegiatannya didasarkan pada prinsip syariah, yang terbebas dari riba. Akan tetapi,
dalam perkembangannya mengalami hambatan, terutama dalam pemasarannya.
Sehingga diperlukan strategi yang tepat, agar perbankan syariah dapat diterima oleh
masyarakat. PT Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu bank yang bergerak
dibidang perbankan syariah. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui
strategi pemasaran produk yang diterapkan oleh PT Bank Syariah Mandiri cabang
Salatiga. Strategi pemasaran yang tepat dan terarah merupakan kunci sukses
pemasaran suatu produk.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus
yaitu mengambil satu obyek tertentu. Data yang diperoleh melalui dua sumber, yaitu
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung
dengan unit pemasaran pada PT Bank Syariah Mandiri cabang Salatiga. Sedangkan
data sekunder diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian, data ini
diperoleh dari buku maupun sumber lainnya.
Hasil penelitian ini adalah bahwa PT Bank Syariah Mandiri cabang Salatiga
telah melaksanakan strategi pemasaran dengan menggunakan marketing mix yang
meliputi place, price, product, dan promotion. Hambatan-hambatan yang dihadapi
PT Bank Syariah Mandiri cabang Salatiga dalam pemasaran produk adalah
kurangnya pengetahuan yang mendalam masyarakat mengenai bank syariah,
kurangnya sumber daya manusia pemasaran yang kompeten dan ketetapan sistem dari
pusat yang sangat ketat.
Saran yang dapat penulis berikan bagi PT Bank Syariah Mandiri cabang
Salatiga adalah lebih meningkatkan pelayanan serta kualitas produk agar tetap
mampu bersaing dan lebih meningkatkan manajemen mutu, sumber daya manusia,
system kerja, dan mampu menciptakan strategi yang kompetitif.
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Halaman Persetujuan Tugas Akhir ................................................................... ii

Halaman Pengesahan ....................................................................................... iii

Motto ............................................................................................................... iv

Persembahan .................................................................................................... v

Pedoman Transliterasi Arab-Indonesia ............................................................. vi

Kata Pengantar................................................................................................. viii

Abstrak ............................................................................................................ xi

Daftar Isi.......................................................................................................... xii

Daftar Gambar ................................................................................................. xv

Daftar Tabel..................................................................................................... xvi

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 8

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 9

E. Metode Penelitian ............................................................................. 9

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 11


BAB II Landasan Teori

A. Telaah Pustaka ................................................................................. 13

B. Kerangka Teoritik ............................................................................. 15

1. Pengertian Pemasaran ................................................................. 15

2. Manajemen Pemasaran ................................................................ 17

3. Konsep Pemasaran....................................................................... 18

4. Strategi Pemasaran ...................................................................... 20

5. Marketing mix ............................................................................. 22

BAB III Gambaran Umum

A. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Syariah Mandiri ............................. 25

B. Tujuan Perbankan Syariah Mandiri ................................................... 28

C. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan ..................................................... 28

D. Profil Perusahaan .............................................................................. 30

E. Struktur Organisasi ........................................................................... 32

F. Produk-produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri ................................. 41

1. Tabungan .................................................................................... 41

2. Deposito ...................................................................................... 43

3. Giro ............................................................................................ 44

4. Pembiayaan BSM ........................................................................ 45

5. Jasa Produk.................................................................................. 48

6. Jasa Operasional .......................................................................... 50

7. Jasa Investasi ............................................................................... 51


BAB IV Analisa Data

A. Strategi Pemasaran PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga ........ 53

1. place (tempat).............................................................................. 53

2. product (produk).......................................................................... 54

3. price (harga) ................................................................................ 55

4. promotion (promosi) .................................................................... 56

B. Kendala-kendala Bank Syariah Mandiri ka. Cabang Salatiga ............. 63

1. Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) Pemasaran yang

kompeten ..................................................................................... 63

2. Jaringan Rendah dan Pemerataan ................................................. 65

3. Loyalitas Nasabah Bank Syariah .................................................. 65

4. Pemasaran dan Promosi ............................................................... 66

5. Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat ............................................. 66

BAB V Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan ....................................................................................... 69

B. Saran ................................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan struktur organisasi pengurus BSM Salatiga …………...29


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1: Perkembangan Pembiayaan Tahun 2010………………………...62


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia perbankan Indonesia mulai menapak pada prinsip syariah, seiring

dengan pembukaan bank muamalat pada November Tahun 1991. istilah syariah

sendiri dalam Pasal 1 (angka 13) Undang-undang No. 10 tahun 1998, tentang

Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, disebutkan

bahwa :

“Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara

Bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana dan atau pembiayaan

kegiatan badan usaha, atau kegiatan lainya yang sesuai dengan syariah,

antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah),

pembiayaan dengan prinsip penyertaan modal (musharakah), prinsip jual

beli dengan memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan

barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau

dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa

dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).” (Priyonggo & Heri

2004:2)

Hal mana mengenai pembahasan syariah tentang prinsip bagi hasil

tercermin dalam salah satu ayat Al qur’an yaitu:

ْ‫وَإِنﱠ ﻛَﺜِﯿﺮاً ﻣﱢﻦْ اﻟْﺨُﻠَﻄَﺎء ﻟَﯿَﺒْﻐِﻲ ﺑَﻌْﻀُﮭُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺑَﻌْﺾٍ إِﻟﱠﺎ اﻟﱠﺬِﯾﻦَ آﻣَﻨُﻮا وَﻋَﻤِﻠُﻮا اﻟﺼﱠﺎﻟِﺤَﺎتِ وَﻗَﻠِﯿﻞٌ ﻣﱠﺎ ھُﻢ‬
“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang

bersarikah itu sebagian mereka berbuat zhalim kepada sebagian lain

kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh” (QS.Shad:24)

Membahas tentang ruang lingkup syariah kita tidak dapat melepas sumber

dasar dari syariah itu sendiri yaitu Al-qur’an dan Al-Hadits. Aturan syariah

diambil, didasarkan atas firman Allah dan dijelaskan dalam Khadis nabi serta

beberapa ijtihad para Alim ulama. Kemudian untuk menguatkan landasan secara

struktural perundang-undangan pemerintah mengeluarkan peraturan perundang-

undangan sebagaimana disebutkan diatas dan beberapa peraturan penunjang lain.

Jadi perangkat hukumnya sudah komplit dan siap untuk dilaksanakan pada suatu

perbuatan hukum yang berkaitan dengan perbankan syariah ini.

Secara umum menabung di bank syariah dengan yang belaku di bank

konvensional hampir tidak ada perbedaan. Hal ini karena, baik di bank syariah

maupun bank konvensional diharuskan mengikuti aturan teknis perbankan secara

umum. Akan tetapi bila diamati lebih dalam, terdapat beberapa perbedaan

mendasar di antara keduanya.

Perbedaan pertama terletak pada akadnya. Pada bank syariah, semua

transaksi harus berdasarkan akad yang dibenarkan oleh syariah. Dengan

demikian, semua transaksi itu harus mengikuti kaidah dan aturan yang berlaku

pada akad-akad muamalah syariah. Pada bank konvensional, transaksi pembukaan

rekening, baik giro, tabungan maupun deposito, berdasarkan perjanjian titipan,

namun prinsip titipan ini tidak sesuai dengan aturan syariah, misalnya wadi’ah,
karena dalam produk giro, tabungan maupun deposito, menjanjikan imbalan

dengan tingkat bunga tetap terhadap uang yang disetor.

Perbedaan kedua terdapat pada imbalan yang diberikan. Bank

konvensional menggunakan konsep biaya (cost concept) untuk menghitung

keuntungan. Artinya, bunga yang dijanjikan di muka kepada nasabah penabung

merupakan ongkos atau biaya yang harus dibayar oleh bank. Oleh karena itu bank

harus “menjual” kepada nasabah lain (peminjam) dengan biaya bunga yang lebih

tinggi. Perbedaan antara keduanya disebut spread (menyebar) yang menandakan

apakah perusahaan tersebut untung atau rugi. Bila spread-nya positif, dimana

beban bunga yang dibebankan kepada peminjam lebih tinggi dari bunga yang

diberikan kepada penabung, maka dapat dikatakan bahwa bank mendapatkan

keuntungan, dan sebaliknya juga benar. Sedangkan bank syariah menggunakan

pendekatan profit sharing (pembagian keuntungan), artinya dana yang diterima

bank disalurkan kepada pembiayaan. Keuntungan yang didapat dari pembiayaan

tersebut dibagi dua, untuk bank dan untuk nasabah, berdasarkan perjanjian

pembagian keuntungan di muka.

Perbedaan ketiga adalah sasaran kredit/pembiayaan. Para penabung di

bank konvensional tidak sadar uang yang ditabung dipinjamkan untuk berbagai

bisnis, tanpa memandang halal-haram bisnis tersebut. Sedangkan di bank syariah,

penyaluran dan simpanan dari masyarakat dibatasi oleh prinsip dasar, yaitu

prinsip syariah. Artinya bahwa pemberian pinjaman tidak boleh ke bisnis yang
haram seperti, perjudian, minuman yang diharamkan, pornografi dan bisnis lain

yang tidak sesuai dengan syariah.

Prinsip syariah tidak hanya terbatas pada konteks perbankan, melainkan

juga meliputi berbagai kegiatan ekonomi dan investasi, termasuk di pasar modal

dan asuransi. Islam sebagai agama memuat ajaran yang bersifat universal dan

komprehensip. Dengan mengkaji berbagai ilmu yang berkaitan dengan prinsip

syariah dijadikan dasar dalam perbankan saat ini, bank secara ekonom merupakan

lembaga keuangan yang surplus dana. Dengan adanya surplus dana

memungkinkan bank untuk melakukan banyak kegiatan ekonomi guna

menyalurkan dananya. Syariah telah mempunyai aturan yang jelas tentang sistem

dan cara melakukan kegiatan ekonomi. Tentunya perlu pembelajaran yang

menyeluruh baik untuk pihak yang surplus dana maupun pihak yang minus dana,

dengan pemahaman yang mendalam pengembangan bank syariah secara khusus

dan ekonomi syariah secara umum akan cepat diterima untuk semua lapisan

masyarakat.

Untuk mengatasi kendala-kendala dalam pengembangan perbankan

syariah pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang menyangkut Bank syariah

antara lain Undang-undang No.10 Tahun 1998 sebagai perubahan Undang-

Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan, serta Undang-Undang No.3 Tahun

2004 tentang perubahan Undang – Undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank

Indonesia sebagai pijakan dan payung hukum. Guna memberikan peluang yang

lebih besar pendirian kantor kantor bank syariah baru oleh bank umum
konvesional melalui pembukaan kantor cabang atau kantor dibawah kantor

cabang konvensional menjadi kantor cabang pembantu konvesional yang telah

membentuk unit syariah menjadi kantor cabang syariah. Dalam beberapa tahun

terakhir, perbankan syariah terus menunjukkan perkembangan yang lebih cepat

dari perkiraan. Bank-bank konvensional mulai berlomba membuka divisi syariah

karena melihat minat masyarakat yang demikian tinggi pada produk perbankan

syariah. Hal yang mendorong kalangan perbankan mencoba peruntungannya di

lahan ini tak lain adalah besarnya pangsa pasar. Pada saat krisis ekonomi dan

moneter 1997-1998 perbankan nasional mengalami kesulitan. Tingkat suku bunga

yang tinggi menyebabkan biaya modal sektor usaha tinggi pula sehingga berujung

pada kemerosotan kemampuan usaha sektor produksi. Kualitas asset perbankan

pun anjlok. Di sisi lain, sistem perbankan diwajibkan terus memberi imbalan

kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga yang berlaku di pasar. Daya

saing sektor produksi yang rendah berdampak pula pada pengurangan peran

sistem perbankan dalam menjalankan fungsinya sebagai perantara kegiatan

investasi. Selama priode krisis tersebut bank syariah yang menjalankan kegiatan

usahanya berdasarkan prinsip bagi hasil dan bukan suku bunga mampu

menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan bank-bank

konvensional.

Keadaan itu tercermin pada non performing finance (NPF) atau

pembiayaan bermasalah yang rendah serta tak terjadi negative spread dalam

operasionalnya. Kenyataan tersebut dapat dipahami karena tingkat pengembalian


pada bank syariah tidak mengacu pada tingkat suku bunga dan akhirnya bisa

menyediakan dana investasi dengan biaya modal lebih rendah kepada masyarakat.

Tidak mengherankan apabila bank syariah pada saat itu dapat menyalurkan dana

ke sektor produksi dengan financing to deposit ratio (FDR) atau rasio

pembiayaan dan simpanan berkisar 113%-117%. (Bambang 2004:3)

Peristiwa bersejarah itu menjadi bukti bank syariah yang tidak

mendasarkan diri pada sistem suku bunga sebagaimana bank konvensional tetap

survive (bertahan) dalam situasi krisis sehingga bisa dijadikan andalan dalam

perekonomian. Bandingkan dengan perbankan konvensional yang pada saat krisis

tersebut kolaps. Banyak bank berguguran dan tak sedikit pula yang harus disuntik

oleh pemerintah dengan dana ratusan triliun rupiah agar perbankan nasional tidak

ambruk. Bahkan setelah krisis yang memorak-porandakan perekonomian nasional

berangsur-angsur pulih, puluhan bank terpaksa dilikuidasi dan beberapa yang lain

masih harus disuntik modal agar sehat, keadaan itu berbeda dari bank syariah.

Mendapat lonjakan dana besar, perbankan syariah menyimpan dananya di

Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI). SBI Wadiah berbeda dengan SBI

yang dijadikan investasi oleh perbankan konvensional. Jika SBI memakai suku

bunga satu atau tiga bulanan, SBI Wadiah memakai sistem bagi hasil dengan

pemberian "bonus" dari sejumlah dana yang ditanamkan perbankan syariah.

"Mereka akan menanamkan dananya di SWBI, sebelum menemukan celah

berinvestasi yang menguntungkan seperti sektor perdagangan atau pembiayan

konsumsi," (Bagja 2003:4)


Melihat data tersebut kita boleh optimistis ke depan bank syariah akan

kian prospektif dan berkembang menyusul ''saudara tua''-nya, yakni bank-bank

konvensional. Prospek dan perkembangan yang makin baik tersebut tidak lepas

dari kebijakan Bank Indonesia (BI) yang secara konsisten mengimplementasikan

inisiatif strategis sesuai dengan cetak biru pengembangan perbankan syariah. Hal

ini terdorong juga dengan dikeluarkanya Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)

pada tanggal 16 Desember 2003 mengeluarkan fatwa bahwa bunga bank termasuk

dalam kategori riba yang dikukuhkan pada 6 Januari 2004. Fatwa Majelis Ulama

Indonesia (MUI) akan mempertegas kehadiran perbankan syariah bagi

masyarakat Indonesia yang mayoritas warga negaranya beragam Islam.

Pengertian riba secara bahasa adalah tambahan, namun yang dimaksud riba dalam

ayat Al-Qur’an adalah setiap penambahan yang diambil tanpa adanya suatu

transaksi pengganti atau penyeimbangan yang dibenarkan syariah. Masyarakat

umum yang dulunya masih tumpang tindih dengan pendapat masing-masing

tentang bunga bank, sekarang bisa berpedoman terhadap Fatwa Majelis Ulama

Indonesia (MUI).

Seiring dengan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap

perbankan syariah ini, menuntut pihak bank untuk provesiolalitas dalam

pelaksanaanya dan mensosialisasikan produk-produknya. Prinsip bagi hasil

sebagai nafas dan jiwanya perbankan syariah perlu disosialisasikan dalam

implementasi produk-produk perbankan syariah. Dalam pelaksanaanya bagi hasil

ini dapat disalurkan dalam beberapa kerangka usaha, salah satunya adalah
pembiayaan dengan prinsip mudharabah. Mudharabah adalah akad kerja sama

usaha antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan seluruh (100 persen)

modal, sedangkan pihak lain menjadi pengelola. Berdasarkan atas prinsip bagi

hasil dengan bentuk penyaluran dana mudharabah penulis meneliti dan mencoba

mengkaji tentang masalah tersebut dalam suatu tulisan yang berjudul “Strategi

Pemasaran Produk Pembiayaan Dalam Pencapaian Target di PT. Bank

Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga” adanya bank syariah mandiri

disertakan dalam judul penulisan ini karena tempat penelitian penulis di Bank

Mandiri Syariah. Bank mandiri merupakan bank kedua yang membuka difisi

syariah setelah Bank Muamalat di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yang

akan dibahas, yaitu:

1. Bagaimana strategi pemasaran produk pembiayaan dalam pencapaian target di

PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga?

2. Bagaimana kendala-kendala yang ada terkait dengan strategi pemasaran

produk pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri Salatiga?


C. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hal-hal yang akan dicapai sebagai pemecahan masalah.

Tujuannya adalah:

a. Untuk mengetahui strategi pemasaran produk pembiayaan dalam pencapaian

target di PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Salatiga.

b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang ada terkait dengan strategi

pemasaran produk pembiayaan di PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang

Salatiga.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah:

1. Bagi penulis, selain sebagai bahan masukan juga merupakan pengalaman

yang dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai dunia

perbankan.

2. Bagi Bank Syariah Mandiri Salatiga, dapat menjadi salah satu sumbangan

pemikiran dan informasi dalam pengambilan keputusan perusahaan.

3. Bagi STAIN Salatiga, dapat menambah sarana informasi dan referensi bagi

mahasiswa progam Studi Perbankan Syari’ah pada khususnya dan sebagai

bahan bacaan ilmiah di perpustakaan pada umumnya.


E. Metode Penelitian

1. Data dan Sumber Data

Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik berupa fakta atau angka.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pihak yang

menjadi sumber penelitian di lapangan. Dalam penelitian ini data primer

adalah data yang langsung diperoleh dari pihak perbankan melalui

wawancara langsung yang diambil berdasarkan wewenang, pengetahuan,

dan pekerjaan pada Bank Syariah Mandiri Salatiga.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari mengutip berbagai sumber

tertulis yang erat kaitannya dengan penelitian ini, seperti kepustakaan,

internet, perundang-undangan yang ada hubungannya dengan masalah yang

diteliti.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Wawancara, dengan mengadakan tanya jawab dengan beberapa pihak

perbankan melalui wawancara langsung yang diambil berdasarkan

wewenang, pengetahuan, dan pekerjaan pada Bank Mandiri Syariah

Salatiga.

b. Dokumentasi, dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui

pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan melakukan pencatatan dari

sumber-sumber tertulis.
c. Diskriptif, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan

bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode

kualitatif dan semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci

terhadap apa yang sudah diteliti.

3. Teknik Analisis Data

Proses pengelolaan data yaitu melalui cara memeriksa dan meneliti

data-data untuk menjamin kebenarannya, mengkatagorikan dan

mengelompokkan data tersebut untuk dibandingkan dengan teori-teori yang

ada. Pada tahap ini, setelah data tersebut tersusun maka langkah berikutnya

adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan menggunakan

abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses

dan pernyataan-pernyataan yang diperlukan.

Langkah selanjutnya adalah dengan menyusun dalam satu-satuan.

Satu-satuan itu kemudian dikategorikan pada langkah-langkah berikutnya.

Kategori-kategori dilakukan sambil membuat tahap akhir analisis data dengan

mengadakan pemeriksaan keabsahan data.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam penelitian akan disusun dalam

beberapa bab, yang masing-masing bab berisi uraian sebagai berikut :


BAB I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, dan Sistematika

Penulisan.

BAB II Landasan Teori

Bab ini berisi tentang Telaah Pustaka dan Kerangka Teoritik.

Kerangka teoritik membahas tentang Pengertian Pemasaran, Konsep

Pemasaran, Manajemen Pemasaran, Strategi Pemasaran, dan

Marketing mix.

BAB III Laporan Objek

Bab ini berisi tentang gambaran umum BSM Salatiga.

BAB IV Pembahasan

Merupakan bab yang membahas mengenai Pengaruh Strategi

Pemasaran Dalam Pencapaian Target di PT. Bank Syariah Mandiri

Cabang Salatiga dan Kendala-kendala yang ada terkait dengan strategi

pemasaran di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga.

BAB V Penutup

Bab berisi kesimpulan sebagai jawaban terhadap semua permasalahan.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Telaah Pustaka

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa penerapan agunan/jaminan sebagai

syarat pembiayaan pada BSM Salatiga mendasarkan pada pertimbangan bahwa:

Wakhid (2003) dalam Tesisnya yang berjudul “ Strategi Pemasaran bank

Syariah di Indonesia (Studi Kasus Bank Syariah Mandiri )” dalam penelitiannya

bahwa startegi pemasaran Bank Syariah Mandiri menerapkan 5 langkah yaitu :

a. Bank Syariah Mandiri memilah pasar bisnisnya di Indonesia ke dalam 30

propinsi dengan potensi beragam.

b. Bank Syariah Mandiri memutuskan pangsa pasar utamanya dalam

beberapa Propinsi.

c. Bank Syariah Mandiri mendayagunakan diferensi lebih adil dan

menentramkan sebagai motto untuk meningkatkan daya saing dalam

melayani nasabah secara jelas menolak bunga bank.

d. Bank Syariah Mandiri menggunakan metode konversi sebagai metode

strategi memasuki pasar.

e. Dari sisi produk, bank syariah mandiri menggunakan nama-nama yang

familiar ditengah masyarakat. Dari sisi harga, bank syariah mandiri setiap

bulan memberitahukan kepada nasabah metode penetapan harga beserta

laporan keuanganya. Untuk promosinya bank syariah mandiri


memanfaatkan media seperti pengajian, seminar, dan talkshow ataupun

radio.

Eny (2006) dalam tesisnya yang berjudul ”Strategi Pemasaran Bank

Perkreditan Rakyat Syariah di Yogyakarta (Study Kasus di PT Bank Perkreditan

Rakyat Syariah Bangun Drajat Warga di Yogyakarta)”. Dalam penelitian ini

disimpulakan bahwa strategi pemasaran serta implementasi PT BPR Syariah

BDW adalah dengan cara mensosialisasikan produknya berdasarkan prinsip

syariah pada organisasi-organisasi serta masyarakat di bawah naungan

Muhammadiyah khususnya dan tidak menutup kemungkinan dari pihak luar. Dari

kalangan Muhammadiyah inilah modal yang diperoleh untuk keberlangsungan

perusahaan.

Dalam melakukan pemasaran produk paling diminati oleh masyarakat

adalah ”Tabungan Ummah” yaitu tabungan sewaktu-waktu dapat diambil sesuai

dengan kesepakatan dan besarnya modal yang disetor. Selain produk tabungan

ummah ” Produk Rumah Sehat Bersubsidi ” dengan prinsip jual beli

menggunakan sistem pembayaran secara tangguhan atau angsuran merupakan

produk unggulan dari perusahaan.

Miyati (2006) dalam tesisnya yang berjudul ”Strategi Marketing Bank

Syariah (Studi kasus Bank Tabungan Syariah cabang Yogyakarta) menunjukkan

bahwa BTN syariah mengalami kemajuan yang pesat dibanding bank-bank lain.

Bank tabungan Negara yang mengeluarkan beberapa produk yang diantaranya

pembiayaan. Produk tersebut diantaranya prinsip jual beli dengan sistem angsuran
atau KPR Syariah, pembiayan modal kerja kontruksi dan UKM, prinsip sewa beli,

prinsip pesanan, dan prinsip pinjaman. Dari sekian produk tersebut KPR lah yang

menjadi unggulannya. Buktinya produk-produk yang dihasilkan bisa diterima

masyarakat dengan baik. Bahkan perbankan syariah perbankan yang baru

produknya memang dapat bersifat mengatasi permasalahan di masyarakat.

Contohnya KPR syariah dari BTN syariah yang merupakan produk unggulannya.

B. Kerangka Teoritik

1. Pengertian Pemasaran

Salah satu kegiatan pokok yang harus diperhatikan dalam

mempertahankan perusahaan adalah pemasaran, yang merupakan kumpulan

aktivitas dalam rangka sosialisasi dan pendistribusian produk oleh perusahaan

melalui penciptaan dan penghargaan nilai yang ditujukan untuk kepuasan

konsumen dan pencapaian tujuan perusahaan. Pemasaran adalah sistem

keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa

yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli yang ada maupun pembeli

potensial (Basu, 1996:10).

Dalam hal ini pemasaran ditinjau sebagai aktivitas-aktivitas yang

saling berinteraksi, yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa atau produk yang

dihasilkan perusahaan kepada kelompok pembeli. Kegiatan pemasaran


tersebut beroperasi di dalam suatu lingkungan yang dibatasi oleh aturan-

aturan, maupun konsekuensi sosial dari perusahaan itu sendiri. Istilah

pemasaran ditinjau dari proses sosial dapat didefinisikan sebagai berikut suatu

proses sosial dan melalui proses itu individu-individu dan kelompok

memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara

menciptakan dan mempertukarkan produk dan nilai dengan individu dan

kelompok lain (Kotler, 1996:6).

Adanya sosialisasi menunjukkan adanya interaksi berbagai pihak

dengan pemenuhan kebutuhan masing-masing pihak melalui pertukaran nilai

yang dapat diartikan secara luas. Interaksi tersebut diharapkan saling

menguntungkan pihak yang terkait. Pandangan ini tersirat dari bahasan

ekonomi yang mengungkapkan firman Allah yang mengatakan:

Lukman (31): Ayat 20

    
   
 
   

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk


(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan bathin.”.

Hal ini tidak berarti penjualan dan promosi itu tidak penting, tetapi

keduanya adalah bagian dari marketing mix yang lebih besar atau bagian dari

seperangkat alat-alat pemasaran yang harus dimainkan untuk mendapatkan


dampak maksimum terhadap pasar. Pemasaran juga dapat diartikan sebagai

kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

melalui proses pertukaran.

2. Manajemen Pemasaran

Boyd (2000:18), mengatakan bahwa manajemen pemasaran adalah

proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan

program-program yang mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi

dan distribusi dari produk, jasa dan gagasan yang dirancang untuk

menciptakan dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar

sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan.

Proses manajemen pemasaran meliputi :

a. Merencanakan strategi pemasaran

b. Mengarahkan implementasi rencana dan program

c. Mengendalikan rencana.

Perencanaan pemasaran mencakup :

a. Menetapkan tujuan

b. Menilai peluang

c. Menciptakan strategi pemasaran

d. Mengembangkan program pemasaran

Dharmaseta dan Handoko (2004:4) mendefinisikan manajemen

pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan dan pengawasan program-


program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasaran yang dituju

dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan.

Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa

manajemen pemasaran adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks dan kuat

yang memerlukan perhatian dari pimpinan perusahaan atau organisasi agar

tujuan organisasi perusahaan dapat tercapai.

3. Konsep Pemasaran

Konsep Pemasaran merupakan faktor yang paling penting dalam

mencapai keberhasilan suatu perusahaan, karena berorientasi pada kepuasan

konsumen. Menurut Kotler (2000:22), konsep pemasaran adalah kunci untuk

mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan yaitu perusahaan tersebut harus

menjadi lebih efektif dibandingkan para pesaing dalam menciptakan,

menyerahkan, dan mengakomodasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran

yang dipilih.

Definisi di atas ada empat gagasan dasar yang terkandung di dalamnya yaitu:

a. Pasar sasaran

Suatu perusahaan belum tentu dapat berkembang dengan baik, tapi

banyak perusahaan yang dapat mencapai apa yang menjadi targetnya

dalam mengelola perusahaan dengan menentukan pasar sasarannya.

b. Kebutuhan pelanggan
Berbagai kebutuhan pelanggan yang tidak selalu sederhana,

perusahaan harus dapat meramalkan apa yang akan menjadi kebutuhan

konsumen di masa yang akan datang.

c. Pemasaran terpadu

Terjadi adanya kerjasama antara perusahaan dengan departemen

terkait untuk melayani kepentingan pelanggan. Agar pemasaran dapat

berjalan dengan maksimal untuk melayani kebutuhan pelanggan secara

bersama.

d. Kemampuan menghasilkan laba

Tujuan yang terakhir dari kosep pemasaran adalah membantu

organisasi dalam mencapai tujuannya. Sebagian besar perusahaan tujuan

utamanya adalah hanya untuk mendapatkan laba. Akan tetapi, di sini tidak

hanya mengutamakan laba saja melainkan mendapatkan laba sebagai

akibat dari kepuasan yang diperoleh konsumen dibanding dari pesaingan.

Menurut Dharmmesta (1994:17), konsep pemasaran adalah falsafah

bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan

syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan.

Dalam konsep pemasaran terdapat 3 faktor penting :

a. Orientasi pada konsumen

Perusahaan selalu ingin memenuhi semua kebutuhan konsumen,

maka akan selalu berorientasi pada pemenuhan kebutuhan konsumen.


Perusahaan yang ingin mempraktekkan orientasi konsumen harus

melakukan beberapa hal, antara lain :

a) Menentukan kebutuhan pokok dari para pembeli yang akan dilayani

dan dipenuhi.

b) Menentukan produk dan program pemasaran.

c) Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan

menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku konsumen.

d) Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik.

b. Koordinasi dan integrasi dengan konsumen

Untuk dapat memberikan kepuasan kepada konsumen secara

optimal, maka semua elemen-elemen pasar yang ada harus

dikoordinasikan dan diintegresikan. Hal ini berarti setiap orang dan setiap

bagian dalam organisasi turut ambil bagian dalam suatu usaha yang

terkoordinir untuk memberikan kepuasan konsumen sehingga tujuan

perusahaan dapat tercapai.

c. Mendapatkan laba dari pemuasan konsumen

Dengan dapat memuaskan kebutuhan konsumen diharapkan tujuan

perusahaan untuk mendapatkan laba akan tercapai. Hal ini artinya bahwa

perusahaan harus bisa memenuhi segala kebutuhan dan keinginan

konsumen dengan produk yang ditawarkan.


4. Strategi Pemasaran

Di era globalisasi, daya saing perusahaan perlu ditingkat, tidak hanya

aspek produksi, tetapi juga aspek pemasarannya. Meskipun fungsi manajemen

kontribusi masing-masing saat penyusunan strategi bagi tingkatan yang

berbeda, namun rentang kendali perusahaan terhadap lingkungan eksternalnya

cenderung terbatas. Dalam kondisi ini, perusahaan perlu menempatkan

strategi pemasaran agar berperan penting bagi keberlanjutannya. Hal ini

berfungsi manajemen memiliki kontak yang paling besar dengan dunia luar

adalah fungsi pemasaran.

Ada beberapa definisi mengenai strategi pemasaran dari Tjiptono diantaranya

adalah :

a. ”Strategi pemasaran merupakan pernyataan baik secara eksplisit maupun

implisit mengenai bagaimana suatu merk atau lini produk mencapai

tujuannya”. (Tjiptono, 1997:6)

b. ”Strategi pemasaran sebagai alat dasar yang direncanakan untuk mencapai

tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang

berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program pemasaran

yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.” (Tjiptono,

1997:6)

Pada prinsipnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya

dengan variabel-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran,

posisi, elemen bauran pemasaran dan biaya pemasaran, dimana strategi


pemasaran merupakan bagian integral dari strategi bisnis yang memberikan

arah bagi semua fungsi manajemen suatu organisasi. (Tjiptono, 1997:6)

5. Marketing Mix (Bauran Pemasaran Jasa)

Salah satu strategi yang berhubungan dengan kegiatan pemasaran

perusahaan adalah marketing mix (Bauran Pemasaran Jasa), strategi yang

didefinisikan oleh Kotler dan Armstrong (1997:6) yang menyatakan bahwa

marketing mix dapat diartikan bahwa bauran pemasaran merupakan variable-

variabel terkendali yang digabungkan untuk menghasilkan tanggapan yang

diharapkan dari pasar sasaran. Dan untuk usaha jasa terdapat 7 unsur

marketing mix (Marketing Mix-7p) yaitu: Product, Price, Promotion, Place,

Partisipant, Proses, dan Physical Evidence.

a. Product (Produk)

Produk merupakan elemen penting dalam sebuah program

pemasaran. Strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran

lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki

produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen. (Kotler, 2001:78)

b. Price (Harga)

harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan

untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor

penting konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi

atau tidak. Harga dikatakan mahal, murah atau biasa-biasa saja dari setiap
individu tidaklah harus sama, karena tergantung dari persepsi individu

yang dilatar belakangi oleh lingkungan kehidupan dan kondisi individu.

(Engel, Blackwell dan Miniard, 1996:2)

c. Promotion (Promosi)

Promosi adalah kegiatan mengkomunikasikan informasi dari

penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk

mempengaruhi sikap dan perilaku. Melalui periklanan suatu perusahaan

mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat

melalui media-media yang disebut dengan media massa seperti koran,

majalah, tabloid, radio, televise dan direct mail. (Baker, 2000:7)

Media promosi yang dapat digunakan pada bisnis ini antara lain (1)

Periklanan, (2) Promosi penjualan, (3) Publisitas dan hubungan

masyarakat, dan (4) Pemasaran langsung. Penentuan media promosi yang

akan digunakan didasarkan pada jenis dan bentuk produk itu sendiri.

d. Place (Saluran Distribusi)

Kotler (2000: 96) menyatakan bahwa “Saluran distribusi terdiri dari

seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan (Fungsi) yang

digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen

ke konsumen”. Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi

suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan

produk disertai dengan hak pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir

atau pemakai industri.


Selain itu distribusi memperlihatkan berbagai kegiatan yang

dilakukan perusahaan untuk menjadikan produk atau jasa diperoleh dan

tersedia bagi konsumen sasaran.

e. People (Partisipan)

Orang-orang yang terlibat langsung dan saling mempengaruhi

dalam proses pertukaran jasa. (Kotler, 2000:626)

f. Process (Proses)

Proses penjualan dan penyediaan jasa berperan penting karena

dapat mempengaruhi penilaian konsumen terhadap kualitas perusahaan.

(Kotler, 2000:626)

g. Physical evidence (Lingkungan fisik)

Merupakan elemen penting yang dapat mempengaruhi dalam proses

pertukaran dari produk jasa. (Kotler, 2000:626)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwabauran pemasaran terdiri

dari 7P yaitu Produk, Price, Promotion, Place, Partisipant, Proses, dan

Physical Evidence yang disusun dan dikombinasikan oleh perusahaan untuk

mencapai tingkat keuntungan dalam pasar sasarannya. Masing-masing

variabel itu mempunyai hubungan erat satu sama yang lainnya, dimana

keputusan yang diambil perusahaan dalam melakukan pemasaran selalu

diikuti dengan kegiatan lainya.


BAB III

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah Singkat Berdirinya Bank Syariah Mandiri

PT. Bank Syariah Mandiri pada awal berdirinya bernama PT. Bank Susila

Bakti (BSB) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT. Bank

Dagang Negara dan PT. Mahkota Prestasi, atas dasar Akta Notaris: R. Soeratman,

SH., No. 146 tertanggal 10 Agustus 1973. Setelah adanya merger empat bank

pemerintah yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank

Eksport Import Indonesia (BEII) dan Bapindo pada tanggal 31 Juli 1999 menjadi

PT. Bank Mandiri (Persero), maka kepemilikan PT. Bank Susila Bakti (BSB)

diambil alih oleh PT. Bank Mandiri (Persero).

PT. Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru membuat kebijakan untuk

mendukung sepenuhnya dan melanjutkan kebijakan lama dari PT. Bank Susila

Bakti (BSB) yang bermaksud mengubah kegiatan bank dari konvensional menjadi

syariah, sejalan dengan keinginan PT. Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk

unit syariah. Langkah awal dilakukan dengan mengubah Anggaran Dasar tentang

nama PT. Bank Susila Bakti (BSB) menjadi PT. Bank Syariah Sakinah Mandiri

berdasar Akta Notaris: Ny. Machrani Moertolo Soenarto, SH., No. 29 tertanggal

19 Mei 1999 dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman RI dengan

Surat Keputusannya tanggal 1 Juli 1999 No. C2-12120.HT.01.04. TH.99.

20
Maksud, tujuan dan nama bank serta seluruh Anggaran Dasar dari PT.

Bank Syariah Sakinah Mandiri kemudian diubah kembali berdasarkan Akta

Notaris: Sutjipto, SH., No. 23 tertanggal 8 September 1999. Nama baru bank

yaitu Bank Syariah Mandiri yang kemudian disingkat BSM. Perubahan-

perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dengan Surat Keputusan Nomor 16495.HT.01.04.TH.99 tertanggal 16

September 1999.

Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia (BI) melalui Surat

Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP.BI/1999 telah memberikan

ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan

prinsip syariah kepada PT. Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat

Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999

tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia telah menyetujui perubahan nama PT.

Bank Susila Bakti (BSB) menjadi PT. Bank Syariah Mandiri.

Dalam keputusan Bank Indonesia (BI) tersebut, Bank Syariah Mandiri

(BSM) bisa beroperasi secara syariah terhitung mulai hari Senin tanggal 25 Rajab

1420 H atau tanggal 1 November 1999. Kelahiran PT. Bank Syariah Mandiri

(BSM) merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT.

Bank Susila Bakti (BSB) dan Manajemen PT. Bank Mandiri yang memandang

pentingnya kehadiran bank syariah di lingkungan PT. Bank Mandiri (Persero).

PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) hadir sebagai bank yang

mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi


operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

menjadi salah satu keunggulan PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai

alternatif jasa perbankan di Indonesia. Pada tahun 2003 ini, kembali memperoleh

predikat sebagai bank syariah terbaik dari majalah infobank bahkan peringkat

yang diraih mengalami peningkatan dan menjadi leader dari perbankan syariah

lainnya

Sampai dengan tanggal 31 Desember 2002, Bank Syariah Mandiri (BSM)

telah memiliki 37 kantor cabang, 11 kantor cabang pembantu, dan 23 kantor kas

di seluruh Indonesia. Kantor pusat Bank Syariah Mandiri (BSM) berlokasi di

Jalan M.H. Thamrin No. 5 Telp. (021) 2300509, Fax. (021) 39832978, Jakarta,

10340. Sedangkan Kantor Cabang Salatiga yang merupakan lokasi penelitian ini,

pada awalnya beralamatkan di Jalan Slamet Riyadi No. 332 Telp. (0271) 742085,

742086, 741981, 733070, 712995, Fax. (0271) 742151 Solo, Jawa Tengah,

57142. Dan pada tanggal 14 Juli 2003, kantor Bank Syariah Mandiri Cabang

Solo pindah ke kantor yang baru di Jalan Slamet Riyadi No. 390 Telp. (0271)

718272 dan 718277, Fax. (0271) 719167 Solo, Jawa Tengah, 57142, dengan

gedung yang megah dan berhalaman luas.

B. Tujuan Pendirian Bank Syariah Mandiri

Bank Syariah Mandiri (BSM) didirikan berdasarkan suatu keyakinan

bahwa operasi perbankan yang berlandaskan prinsip bagi hasil dan pengambilan
margin keuntungan dapat mendorong terciptanya stabilitas perekonomian.

Seperti terurai dalam tujuan pendirian Bank Syariah Mandiri (BSM) berikut ini:

1. Menjalin kemitraan yang berkeadilan.

2. Meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi.

3. Meningkatkan kesejahteraan hidup dengan membuka peluang usaha yang

lebih besar.

4. Menghindari persaingan yang tidak sehat di antara lembaga keuangan.

5. Alternatif pilihan dalam menggunakan jasa-jasa perbankan.

6. Menghindari Riba.

C. Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan

1. Visi

Visi dari Bank Syariah Mandiri (BSM) adalah menjadi bank syariah

terpercaya pilihan mitra usaha.

2. Misi

Misi dari Bank Syariah Mandiri (BSM) ada enam hal, yaitu:

a. Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat berkembang

dengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang terkoordinasi dengan

baik.

b. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan melalui

sinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah terkemuka di


Indonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para pemegang saham

dan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas.

c. Memperkerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya mengerti

operasional perbankan syariah.

d. Menunjukkan komitmen terhadap standar kerja operasional perbankan

dengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta memegang teguh prinsip

keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian.

e. Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan masyarakat

menengah dan ritel, memperbesar portopolio pembiayaan untuk skala

menengah dan kecil, serta mendorong terwujudnya manajemen zakat,

infaq dan shodaqoh yang lebih efektif sebagai cerminan kepedulian sosial.

f. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan lain,

segenap lapisan masyarakat dan investor asing.

3. Budaya Perusahaan

Bank Syariah Mandiri (BSM) Salatiga sebagai bank yang beroperasi

atas dasar prinsip syariah Islam menetapkan budaya perusahaan yang

mengacu kepada sikap akhlaqul karimah (budi pekerti mulia), yang

terangkum dalam lima sikap dasar yang disebut SIFAT, yaitu:

a. Siddiq (Integrity), yaitu bersikap jujur terhadap diri sendiri, orang lain,

dan Allah Subhanahu Wata’ala.

b. Istiqomah (Consistency) yaitu bersikap teguh, sabar, dan bijaksana.


c. Fathonah (Professionalism), yaitu profesional, disiplin, mentaati

peraturan, bekerja keras dan inovatif.

d. Amanah (Trustworthiness), yaitu penuh rasa tanggung jawab, dan saling

menghormati dalam menjalankan tugas dan melayani mitra usaha.

e. Tabliqh (Advocacy), yaitu bersikap mendidik, membina dan memotivasi

pihak lain (para pegawai dan mitra usaha) untuk meningkatkan fungsinya

sebagai khalifah di dunia.

D. Profil Perusahaan

Data Lembaga/Profil

a. Nama : PT Bank Syariah Mandiri.

b. Alamat : Kantor Cabang Utama Salatiga. Ruko Diponegoro

No. A6 - A7 Jl. Diponegoro No. 77 Salatiga.

c. Telepon : (0298)328558.

d. Fax : (62-21)39832989.

e. Homepage : www.syariahmandiri.co.id.

f. Tanggal berdiri : 10 Januari 2011.

g. Tangal beroperasi : 10 Januari hingga sekarang.

h. Kantor cabang : 390 Kantor layanan, yang tersebar di 25 provinsi

di seluruh Indonesia.

i. Jumlah jaringan : Total 40.866 terdiri dari

a. 220 ATM Syariah Mandiri.

b. 4.630 ATM Mandiri.


c. 20.096 ATM Bersama (Termasuk ATM Mandiri

dan ATM BSM ).

d. ATM Prima 13.633 unit,dan

e. Malysia Elektronik Pyment System (MEPS) 7.170

unit.

j. Jumlah karyawan : 4.544 Orang

k. Pemeringkat : AA-(Idn), berdasarkan Fitch Rating 2009

Peringkat Nasonal “AA”menandakan suatu

kualitas kredit yang sangat kuat di bandingkan

emitmen-emitmen atau surat-surat utang lainnya di

negara yang sama. Risiko kredit yang tidak dapat di

pisahkan di dalam kewajiban-kewajiban keuangan ini

hanya berbeda sedikit dari emitmen-emitmen atau

surat-surat utang yang mendapat peringkat di suatu

negara. Tanda “+”atau”-“ dapat ditambahkan pada

suatu peringkat untuk menandakan posisi relatif

dalam kategori-kategori utama dalam pemeringkatan.

E. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Bank Syariah Mandiri (BSM), senantiasa

menyesuaikan diri dengan perkembangan bisnis Bank Syariah Mandiri sendiri,

sekaligus juga mengantisipasi dinamika perubahan lingkungan bisnis. Untuk

tujuan itulah, maka pada 10 januari 2011 manajemen Bank Syariah Mandiri
melakukan rekrukturisasi organisasi. Tujuannya untuk menjadikan organisasi

Bank Syariah Mandiri lebih bagus dan efisien. Hal ini dilakukan dengan

menyatukan beberapa unit kerja yang memiliki karakteristik yang sama dengan

satu deroktarat. Adapun struktur organisasi PT. Bank Syariah Mandiri Ka.

Cabang Salatiga saat ini adalah sebagai berikut:

BAGAN ORGANISASI
PT. BANK SYARIAH MANDIRI
KANTOR CABANG SALATIGA

Kepala Cabang DKP

PKP Pelaksana

Marketing Operating Kantor


Manager Manager Cabang Pembantu

Account Funding Kantor Kas KLS

Pelaksana
Marketing
Support

CS Teller Pelaksana Admin Pelaksana Pelaksana


Representatif Pembiayaan D&C SDI & GA

Gambar 3.1
Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Salatiga
Sumber: Bank Syariah Mandiri Salatiga
Keterangan:

1. Kepala Cabang : Sri Wiyono Aji. N.

2. Marketing Manager : Dewi Novita Sari

3. Operating Manager : Arief Zanuar

4. Customer Service : Johan Anton Permadi

5. Teller : Reni Maya Sari

6. Pelaksana Admin : Hariyanto

7. Pelaksana SDI & GA : Miranti Tyas Utami

8. Pelaksana Marketing Support : a. Yosep Sapari

b. Rifqi Aditya

c. Zuhair

d. Ganis Yuanita

Job Description (Uraian Pekerjaan):

1. Kepala Cabang

Tujuan Jabatan ini adalah memimpin, mengelola/ mengendalikan,

mengembangkan kegiatan dan mendayagunakan sarana organisasi cabang

untuk mencapai tingkat serta volume aktivitas pemasaran, operasional dan

layanan cabang yang efektif dan efisien sesuai dengan target yang telah

ditetapkan secara prudent (bijaksana).

Tanggung Jawab Utama:


a. Memastikan tercapainya target bisnis cabang yang telah ditetapkan berikut

unit kerja di bawah koordinasinya, meliputi: pendanaan, pembiayaan, fee

based (berbasis biaya) dan laba bersih baik secara kuantitatif maupun

kualitatif.

b. Memastikan tingkat kepatuhan, tingkat kesehatan dan kebijaksanaan

seluruh aktifitas cabang.

c. Memastikan pengendalian dan pembinaan cabang dan pembinaan cabang

dan jaringan yang ada di bawah koordinasinya.

d. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah dicabang dan jaringan

yang ada dibawahnya.

e. Memastikan pelaporan dilakukan secara akurat dan tepat waktu

f. Memastikan kelengkapan, kerapian dan keamanan dari dokumentasi

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

g. Memastikan tindaklanjut hasil audit.

2. Operation Manager (manajer Operasi)

Tujuan Jabatan ini adalah memastikan aktivitas operasional cabang

terkelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan target bidang operasional

cabang tercapai sesuai ketetapan kantor pusat.

Tanggung Jawab Utama:

a. Memastikan terkendalinya biaya operasional cabang dengan efisien dan

efektif.
b. Memastikan transaksi harian operasional telah sesuai dengan ketentuan

dan SOP yang telah ditetapkan.

c. Memastikan terlaksananya standar layanan nasabah yang optimal di

kantor cabang.

d. Memastikan ketersediaan likuiditas cabang yang memadai.

e. Memastikan pelaksanaan seluruh kegiatan administrasi, dokumentasi dan

kearsipan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

f. Memastikan pemenuhan kewajiban pelaporan sesuai dengan peraturan

yang berlaku.

g. Memastikan kebenaran dan kewajaran pencatatan laporan keuangan

cabang.

h. Mengelola fungsi-fungsi administrasi kepegawaian cabang.

i. Mengelola sarana dan prasarana kantor cabang.

j. Memastikan implementasi KYCP dengan baik.

3. Customer Service Representatif (CSR)

Tujuan jabatan ini adalah melaksanakan kegiatan operasional dan

pelayanan nasabah sesuai dengan ketentuan dan standar pelayanan.

Tanggung Jawab Utama:

a. Memberika informasi produk dan jasa BSM kepada nasabah.

b. Memproses permohonan pembukaan dan penutupan rekening tabungan,

giro dan deposito.

c. Memblokir kartu ATM nasabah sesuai permintaan nasabah.


d. Melayani permintaan buku Cek/BG, surat referensi bank/surat keterangan

bank dan sebagainya.

e. Mendistribusikan salinan rekening koran

f. Menginput data customer & loan facility (pelanggan dan fasilitas jaminan)

yang lengkap dan akurat.

g. Memelihara persediaan kartu ATM sesuai kebutuhan.

h. Menyampaikan dokumen berharga bank dan kartu ATM kapada nasabah.

i. Membuat laporan pembukaan dan penutupan rekening, keluhan nasabah

serta stok kartu ATM.

j. Memproses transaksi pengiriman dan pembayaran melalui western union

(serikat barat).

k. Memastikan tersedianya media promosi produk dan jasa BSM di cabang.

4. Teller

Tujuan jabatan ini adalah melaksanakan kegiatan operasional dan

pelayanan nasabah sesuai dengan ketentuan dan standar pelayanan.

Tanggung Jawab Utama:

a. Menerima setoran dari nasabah (baik tunai maupun non tunai), kemudian

melakukan posting di sistem komputer bank.

b. Melakukan pembayaran tunai kepada nasabah yang bertransaksi tunai di

counter bank, dan melakukan posting di sistem komputer bank.

c. Menjadi gerbang awal pengamanan bank dalam mencegah peredaran uang

dan warkat (cek/bilyet giro) palsu.


d. Bertanggungjawab terhadap kesesuaian antara jumlah kas di sistem

dengan kas di terminalnya.

5. Pelaksana SDI GA & Accounting (Akuntansi)

Tujuan jabatan ini adalah terpenuhinya kebutuhan pegawai sesuai

kondisi cabang dan terlaksananya pengembangan karir pegawai sesuai dengan

pengetahuan dan kemampuan pegawai yang bersangkutan dan penyediaan

kebutuhan sarana dan prasaranya kantor untuk mendukung kegiatan

operasional dan marketing (pemasaran) cabang.

Tanggung Jawab Utama & Umum:

a. SDI yaitu:

1) Menata usahakan gaji pegawai, data lembur pegawai, dan fasilitas

pegawai lainnya.

2) Menata usahakan absensi harian pegawai (pagi & sore hari), cuti

pegawai dan pemberian cuti pegawai.

3) Melakukan proses administrasi kepegawaian ke kantor pusat.

4) Membuat proofing (pemeriksaan) atas tiket-tiket KRR yang berada

dalam pengelolaannya yang berhubungan dengan personalia setiap

akhir bulan atau akhir periode.

5) Melaksanakan pengadaan dan pendistribusian sarana serta prasarana

kantor.

6) Melakukan tugas kesekretariatan.

7) Mengadministrasikan seluruh aset milik bank.


8) Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana milik kantor.

9) Melaksanakan penutupan asuransi seluruh aset milik bank.

10) Memastikan pengamanan gedung dan inventaris kantor cabang.

11) Membuat laporan realisasi biaya-biaya yang berkaitan dengan

logististik, antara lain: biaya telepon, air, kendaraan bermotor,

kebersihan, alat tuis kantor, barang cetakan dan berupaya untuk

menekannya.

12) Mengatur penggunaan kendaraan dinas cabang.

13) Melakukan penyusutan atas nilai buku inventaris kantor serta aktiva

tetap milik kantor lainnya.

14) Membuat Laporan Proof Sheet (cetakan percobaan) bulanan atas

rekening persediaan atas barang cetakan/alat tulis, biaya dibayar

dimuka, dan biaya yang akan dibayar.

15) Melakukan pengurusan perizinan yang dikelola oleh cabang.

b. Accounting (Akuntansi) yaitu:

1) Melakukan pelaporan kepada BI.

2) Melakukan perhitungan, pelaporan dan pembayaran perpajakan.

3) Melakukan penginputan data untuk pelaporan kantor pusat ke BI.

4) Menyusun laporan rincian akun-akun tertentu dalam laporan

keuangan.

5) Melakukan administrasi dan pengarsipan dan penyelesaian posisi open

item.
6) Melakukan administrasi dan pengarsipan terhadap seluruh dokumen

terkait pelaporan.

6. Admin Pembiayaan & Trade Service (perdagangan jasa) KCU Salatiga

a. Pembiayaan:

1) Cek kelengkapan file pembiayaan sebelum dropping/pencairan

(memo, akad, SP3, cover note, DPRP <500 jt ).

2) Pencairan (dropping).

3) File dokumen dan penyimpanan dokumen legal dan jaminan.

4) Monitoring pembiayaan, bagi hasil, dan angsuran pokok.

5) Laporan SID & LBUS.

6) Remittance (pengiriman uang).

b. Trade Service (perdagangan jasa):

1) Impor

a) Pembukaan SKBDN or LC.

b) Cek kelengkapan pembukaan dokumen.

c) Terbit SKBDN or LC.

d) Pemeriksaan kedatangan dokumen.

e) Penerimaan akseptasi dari applicant (pemohon).

f) Monitoring jatuh tempo pelunasan.

2) Ekspor

1) Cek kelengkapan dokumen.

2) Pemeriksaan dokumen.
3) Dokumen negoisasi.

4) Pengiriman dokumen.

5) Monitoring pembayaran.

F. Produk-Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri

1. Tabungan

a. Tabungan Berencana BSM

Tabungan Berencana BSM adalah tabungan berjangka yang

memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian bagi penabung

maupun ahli waris untuk memperoleh dananya sesuai target pada waktu

yang diinginkan. Tabungan Berencana BSM menggunakan akad

mudharabah mutlaqah. Akad mudharabah mutlaqah adalah akad antara

pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk

memperoleh keuntungan yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah

yang disepakati. Dalam hal ini pengelola (bank) diberikan kuasa penuh

untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah.

Pihak bank berhak mengelola dana nasabah yang disimpan.

b. Tabungan Simpatik BSM

Tabungan Simpatik BSM adalah simpanan dalam mata uang

rupiah berdasarkan prinsip wadiah, yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati. Akad

wadiah yaddhamanah. Akad wadiah yaddhamanah adalah akad penitipan

barang/uang di mana pihak penerima titipan dapat menggunakan


barang/uang yang dititipkan, dan ketika sang penitip meminta kembali

barang/harta yang dititipkan maka harus dalam keadaan utuh. Dalam akad

ini sesuai dengan kebijaksanaan, pihak yang dititipi dapat memberikan

bonus kepada sang penitip barang/harta dengan tidak diperjanjikan dalam

akad.

c. Tabungan BSM

Tabungan BSM adalah simpanan yang penarikannya berdasarkan

syarat-syarat tertentu yang disepakati. Akad yang digunakan adalah akad

mudharabah muthlaqah.

d. Tabungan BSM Dollar

Tabungan BSM Dollar adalah simpanan dalam mata uang dollar

yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai

ketentuan BSM dengan menggunakan slip penarikan. Akad yang

digunakan dalam tabungan BSM dollar adalah akad wadi'ah yad adh-

dhamanah. Akad Wadi'ah yad adh- dhamanah adalah akad penitipan uang

antara pihak yang mempunyai uang dengan pihak yang diberi kepercayaan

dengan tujuan untuk menjaga keutuhan uang. Di mana pihak penerima

titipan berhak memanfaatkannya berikut bertanggung jawab atas

pengembalian kepada pihak yang menitipkan.

e. Tabungan Mabrur BSM

Tabungan Mabrur adalah simpanan investasi yang bertujuan

membantu masyarakat untuk merencanakan ibadah haji & umrah. Akad


yang digunakan dalam tabungan BSM mabrur adalah akad mudharabah

muthlaqah.

f. Tabungan Kurban BSM

Tabungan Kurban BSM adalah simpanan investasi yang bertujuan

membantu masyarakat untuk merencanakan ibadah kurban dan aqiqah.

Akad yang digunakan dalam tabungan ini adalah akad mudharabah

muthlaqah.

g. Tabungan BSM Investa Cendekia

Mempersiapkan dana pendidikan sedini mungkin tentunya

merupakan tindakan bijaksana. Melalui Tabungan BSM Investa Cendekia

dari Bank Syariah Mandiri, anda dapat merencanakan dengan tepat dan

cermat, memenuhi kebutuhan dana pendidikan bagi si buah hati hingga

jenjang perguruan tinggi. Tabungan ini menggunakan akad Mudharabah

Mutlaqah.

2. Deposito

a. Deposito BSM

Deposito BSM adalah produk investasi berjangka yang

penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai

kesepakatan. Akad yang digunakan adalah akad mudharabah muthlaqah.

b. Deposito BSM Valas

Deposito BSM Valas adalah produk investasi berjangka yang

penarikannya hanya dapat dilakukan setelah jangka waktu tertentu sesuai


kesepakatan dalam bentuk valuta asing. Akad yang digunakan adalah

akad mudharabah muthlaqah

3. Giro

Produk yang dikeluarkan oleh BSM dari simpanan giro terdiri dari:

a. Giro BSM EURO

Giro BSM Euro adalah sarana penyimpanan dana dalam mata uang

Euro yang disediakan bagi nasabah perorangan atau perusahaan/badan

hukum dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadi’ah yaddhamanah.

Dengan prinsip ini, dana giro nasabah diperlakukan sebagi titipan yang

dijaga keamanan dan ketersediaannya setiap saat guna membantu

kelancaran transaksi usaha. Akad yang digunakan adalah akad wadi'ah

yaddhamanah.

b. Giro BSM

Giro BSM adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan

setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah bayar

lainnya dengan prinsip wadiah yad adh-dhamanah. Akad yang digunakan

adalah akad wadi'ah yad adh-dhamanah.

c. Giro BSM Singapore Dollar

Giro Singapore Dollar adalah simpanan dalam mata uang dolar

singapura yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro, atau alat perintah bayar lainnya dengan
prinsip wadiah yad adh-dhamanah. Akad yang digunakan adalah akad

wadi'ah yad adh-dhamanah.

d. Obligasi Bank Syariah Mandiri (Mudharabah )

Obligasi Bank Syariah Mandiri (Mudharabah) yaitu surat berharga

jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang mewajibkan emiten

(BSM) untuk membayar pendapatan bagi hasil atau kupon dan membayar

kembali dana obligasi syariah pada saat jatuh tempo.

4. Pembiayaan BSM

Jenis jasa kredit atau penyaluran dana oleh Bank Syariah Mandiri

(BSM) kepada masyarakat antara lain:

a. Pembiayaan Mudharabah BSM

Pembiayaan Mudharabah BSM adalah pembiayaan di mana

seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank.

Keuntungan yang diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

b. Pembiayaan Musyarakah BSM

Pembiayaan Musyarakah BSM adalah pembiayaan khusus untuk

modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha

nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.

c. Pembiayaan Murabahah BSM

Pembiayaan Murabahah BSM adalah pembiayaan berdasarkan

akad jual beli antara bank dan nasabah. Bank membeli barang yang
dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok

ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati.

d. Pembiayaan Talangan Haji BSM

Pembiayaan Talangan Haji BSM merupakan pinjaman dana

talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan

dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH.

Akad yang digunakan adalah akad Qardh wal Ijarah. Akad Qardh wal

Ijarah adalah akad pemberian pinjaman dari bank untuk nasabah yang

disertai dengan penyerahan tugas agar bank menjaga barang jaminan yang

diserahkan.

e. Pembiayaan Edukasi BSM

Pembiayaan Edukasi BSM yaitu pembiayaan jangka pendek dan

menengah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan uang masuk

sekolah/perguruan tinggi/lembaga pendidikan lainnya atau uang

pendidikan pada saat pendaftaran tahun ajaran/semester baru berikutnya

dengan akad ijarah.

f. Pembiayaan Griya BSM

Pembiayaan Griya BSM yaitu pembiayaan jangka pendek,

menengah, atau panjang untuk membiayai pembelian rumah tinggal

(konsumtif), baik baru maupun bekas, di lingkungan developer maupun

non developer, dengan sistem murabahah.

g. Pembiayaan Dana Berputar BSM


Pembiayaan Dana Berputar BSM adalah fasilitas pembiayaan

modal kerja dengan prinsip musyarakah yang penarikan dananya dapat

dilakukan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan riil nasabah.

h. Pembiayaan BSM Implan

Pembiayaan BSM Implan yaitu pembiayaan konsumen dalam

valuta rupiah yang diberikan oleh bank kepada karyawan tetap

perusahaan/kopkar yang pengajuannya dilakukan secara massal

(kelompok). BSM Implan dapat mengakomoditir pembiayaan bagi para

anggota koperasi karyawan atau karyawan perusahaan, misalnya dalam

hal perusahaan tersebut tidak memiliki koperasi karyawan, koperasi

karyawan belum berpengalaman dalam kegiatan simpan pinjam, atau

perusahaan dengan jumlah karyawan terbatas.

i. Pembiayaan Resi Gudang

Pembiayaan Resi Gudang yaitu pembiayaan transaksi komersial

dari suatu komoditas/produk yang diperdagangkan secara luas dengan

jaminan utama berupa komoditas/produk yang dibiayai dan berada dalam

suatu gudang atau tempat yang terkontrol secara independen.

j. Pembiayaan PKPA

Pembiayaan PKPA yaitu penyaluran pembiayaan melalui koperasi

karyawan untuk pemenuhan kebutuhan konsumer para anggotanya

(kolektif) yang mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan. Pola

penyaluran yang dipergunakan adalah executing (kopkar sebagai nasabah),


sedangkan proses pembiayaan dari kopkar kepada anggotanya dilakukan

dan menjadi tanggung jawab penuh kopkar.

k. Pembiayaan Kepada Pensiunan

Pembiayaan kepada Pensiunan merupakan penyaluran fasilitas

pembiayaan konsumer (termasuk untuk pembiayaan multiguna) kepada

para pensiunan. Dengan pembayaran angsuran dilakukan melalui

pemotongan uang pensiun langsung yang diterima oleh bank setiap bulan

(pensiun bulanan). Akad yang digunakan adalah akad murabahah atau

ijarah.

l. Pembiayaan Umrah

Pembiayaan Umrah adalah pembiayaan jangka pendek yang

digunakan untuk memfasilitasi kebutuhan biaya perjalanan umrah namun

tidak terbatas untuk tiket, akomodasi dan persiapan biaya umrah lainnya

dengan akad ijarah.

m. Pembiayaan Kendaraan Bermotor

BSM Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan

pembiayaan untuk pembelian kendaraan bermotor dengan sistem

murabahah.

5. Jasa Produk

a. BSM Card

BSM Card yaitu merupakan sarana untuk melakukan transaksi

penarikan, pembayaran, dan pemindahbukuan dana pada ATM BSM,


ATM Mandiri, ATM Bersama, ATM Bankcard. Selain itu juga berfungsi

sebagai kartu debit yang dapat digunakan untuk transaksi belanja di

merchant-merchant yang tersedia EDC Mandiri yang berlogokan

“gunakan BSM Card anda disini”.

b. Sentra Bayar BSM

Sentra Bayar BSM yaitu merupakan layanan bank dalam

menerima pembayaran tagihan pelanggan.

c. BSM SMS Banking

BSM SMS Banking merupakan produk layanan perbankan

berbasis teknologi seluler yang memberikan kemudahan melakukan

berbagai transaksi perbankan.

d. BSM Mobile Banking GPRS

BSM Mobile Banking GPRS yaitu merupakan layanan transaksi

perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS.

e. BSM Net Banking

BSM Net Banking yaitu merupakan layanan transaksi perbankan

(non tunai) melalui internet.

f. BSM Electronic Payroll

BSM Electronic Payroll yaitu pembayaran gaji karyawan institusi

melaluii teknologi terkini BSM secara mudah, aman, dan fleksibel.


6. Jasa Operasional

a. Kliring BSM

Kliring BSM yaitu penagihan warkat bank lain di mana lokasi

bank tertariknya berada dalam suatu wilayah kliring.

b. BSM RTGS (Real Tim Gross Settlement)

BSM RTGS (Real Tim Gross Settlement) yaitu jasa transfer uang

valuta rupiah antar bank baik dalam satu kota maupun dalam kota yang

penyelesainnya berbeda secara nyata. Hasil transfer ekfektif dalam

hitungan menit.

c. Transfer Lintas Negara BSM Western Union

Transfer Lintas Negara BSM Western Union adalah jasa

pengiriman uang/penerimaan kiriman uang yang dilakukan lintas negara

atau dalam satu negara (domestik).

d. Transfer Dalam Kota (LLG: Lalu Lintas Giro)

Transfer Dalam Kota (LLG: Lalu Lintas Giro) adalah jasa

pemindahan dana antar bank dalam satu wilayah kliring lokal.

e. Transfer Valas BSM

1) Trasfer ke luar yaitu pengiriman valas dari nasabah BSM ke nasabah

bank lain baik dalam maupun luar negeri.

2) Transfer masuk yaitu pengiriman valas dari nasabah bank lain baik

dalam maupun luar negeri.


f. Inkaso BSM

Inkaso BSM adalah penagihan warkat bank lain di mana bank

tertariknya berbeda wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasil

penagihan akan dikredit ke rekening nasabah.

7. Jasa Ivestasi

a. Reksa Dana BSM Investasi Berimbang

Reksa Dana BSM Investasi Berimbang yaitu reksadana campuran

berbasis istrument pasar uang, pasar obligasi dan pasar saham dengan

ketentuan investasi sesuai syari'ah.

b. Gadai Emas BSM

Gadai Emas BSM merupakan produk pembiayaan atas dasar

jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif memperoleh uang tunai

dengan cepat. Akad yang digunaakan adalah akad Qardh dalam rangka

Rahn. Akad Qardh dalam rangka Rahn adalah akad pemberian pinjaman

dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank

menjaga barang jaminan yang diserahkan.


BAB IV

ANALISIS DATA

Salah satu komponen yang mendukung bidang pemasaran yaitu

bagaimana strategi pemasaran yang digunakan oleh suatu proses atau badan

usaha. Strategi pemasaran yang diambil perusahaan dalam memasarkan

produknya akan sangat mempengaruhi hasil yang diperoleh. Untuk itu seorang

manager atau pimpinan pasar pada saat ini.

Strategi pemasaran yang cocok harus disusun berdasarkan pandangan

yang taktis, artinya strategi yag disusun bukan berdasar pada lingkungan yang

bersih, jauh dari kebisingan, hanya buah pikiran para eksekutif yang

sesungguhnya. Tetapi strategi yang handal harus disusun sesuai dengan situasi,

menyangkut liku-liku pasar agar membuahkan hasil yang efektif di lapangan.

Dengan adanya kegiatan tersebut, penulis mencoba membahas

masalah mengenai strategi pemasaran yang digunakan untuk dapat meningkatkan

dan mencapai tujuan Bank Mandiri Syariah. Yaitu penjualan yang maksimal serta

bagaimana cara meningkatkan pelayanan pada konsumen. Sesuai dengan hasil

tersebut, penulis akan mencoba membandingkan penelitian yang dilakukan pada

Bank Syariah Mandiri Salatiga dengan teori yang diperoleh pada saat duduk di

bangku kuliah.
A. Strategi Pemasaran di PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga

Strategi yang diterapkan pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Salatiga

menggunakan beberapa pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan,

segmentai pasar dan sasaran yang dituju. Hal tersebut dianalisa dan

diimplelmentasikan dari empat hal, yang dikenal dengan empat (4) P yaitu, place

(tempat), product (produk), price (harga) dan promotion (promosi), yang

dijabarkan sebagai berikut:

1. Place (tempat)

Pemilihan lokasi yang tepat akan berdampak cukup signifikan

terhadap penjualan terutama perusahaan yang bergerak dibidang jasa

khususnya perbankan. Sehingga Bank Mandiri Syariah Ka. Cabang Salatiga

memilih tempat dipusat bisnis Salatiga, tepatnya di Jl. Diponegoro No. 77

Salatiga. Pemilihan lokasi ini disebabkan oleh beberapa hal:

a. Jl. Diponegoro merupakan jalan utama menuju pusat bisnis di Salatiga.

b. Aksesnya yang mudah untuk ditempuh menggunakan berbagai sarana

transportasi, baik kendaraan umum maupun kendaraan pribadi.

c. Tepat berada didekat kawasan pelajar dan mahasiswa, serta dekat dengan

pertigaan jalan lampu merah, sehingga secara langsung maupun tidak

langsung setiap orang yang melintas di jalan tersebut akan melihat Kantor

Cabang BSM Salatiga, dan hal ini merupakan promosi secara tidak

langsung tentang keberadaan BSM cabang Salatiga.


Disamping dari pemilihan lokasi yang tepat, BSM cabang Salatiga

juga mendesain kantor tempat bertransaksi secara langsung dengan nasabah

sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jaman, yaitu dengan konsep

modern minimalis. Hal ini terlihat dari bentuk bangunan yang simpel namun

elegan, desain ruangan yang simpel namun membawa nuansa nyaman dan

modern. Sehingga diharapkan nasabah merasa nyaman dengan situasi dan

kondisi kantor yang bersih dan modern.

2. Product (produk)

Karena tujuan utama dari prinsip perbankan syariah adalah terhindar

dari transaksi riba, maka produk yang ditawarkan tentu saja berbeda dengan

produk bank umum atau konvensional. Perbedaan utama terletak pada prinsip

syariahnya. Selain produk BSM berbeda dengan bank konvensional.

Perusahaan ini juga melakukan beberapa strategi guna bersaing dengan bank

konvensional dan syariah lainnya. Beberapa strategi yang diterapkan guna

bersaing dengan bank lain, baik konvensional maupun syariah, antara lain:

a. Diferensiasi atau perbedaan produk

Diferensiasi (perbedaan) produk yang dilakukan BSM dengan

bank konvensional adalah dengan prinsip syariahnya. Sedangkan yang

diferensiasi atau perbedaan produk dengan bank syariah lain yaitu dari

jenis produk yang ditawarkan. Salah satu produk diferensiasi tersebut

adalah talangan haji, menurut manajer pemasaran perbedaan tersebut

paling menonjol pada sisi akadnya. Bagi nasabah yang ingin menunaikan
ibadah haji, namun kekurangan dana akan ditalangi terlebih dahulu oleh

BSM syariah, sesuai dengan akad (perjanjian) yang telah disepakati.

b. Sistem Manajemen Produk

Guna menjaga kualitas produk dari segi pelayanan maupun

kepuasan pelanggan BSM juga menyiapkan sistem manajemen produk,

dimana sistem manajemen ini adalah otoritas penuh dari BSM pusat,

sehingga BSM cabang hanya menyesusaikan dengan kebijakan dari pusat.

Dimana manajemen produk ini disesuaikan dengan keinginan konsumen,

tuntutan jaman serta persaingan yang ada sehingga mutu dan kualitas

merk tetap terjaga.

c. Strategi berbagai produk

Guna menjawab tantangan yang ada, BSM juga melakukan strategi

berbagai produk, diantaranya mengeluarkan beberapa produk unggulan

seperti pembiayaan Talangan Haji, pembiayaan Umroh, pembiayaan BSM

Implan, Griya BSM, Tabungan BSM, Tabungan Berencana, Tabungan

TIC. Dari masing-masing produk tersebut memiliki keunggulan dan

keunikan dibanding dengan pesaingya.

3. Price (harga)

Dalam menentukan harga jual baik yang berupa akad maupun saldo

minimal setoran awal, BSM menerapkan beberapa strategi, yaitu penerapan

harga lebih murah daripada bank lain. Karena menurut BSM melalui

manajemen pusatnya bahwa persaingan dunia perbankan khususnya


perbankan syariah cukup tinggi dan merupakan suatu kecenderungan maka

BSM menerapkan harga sama dengan para pesiang untuk produk-produk

standar misalnya: Tabungan Simpatik BSM dengan setoran minimal awal Rp

25.000, dan Tabungan BSM dengan setoran minimal awal Rp 80.000.

4. Promotion (promosi)

Dalam memperkenalkan produknya kepada masyarakat pada

umumnya dan masyarakat kota Salatiga khususnya, BSM menggunakan

bererapa saluran promosi baik yang secara langsung maupun tidak langsung.

Saluran promosi langsung yang digunakan antara lain dengan personal selling

(penjualan pribadi), sedangkan promosi yang secara tidak langsung dilakukan

dengan beberapa cara seperti pemasangan spanduk, kerjasama dengan

berbagai instansi, menjadi sponsor pada acara tertentu.

Selain melakukan promosi secara skala wilayah kota, BSM melalui

kantor pusatnya juga berpromosi dengan beberapa hal seperti iklan melalui

media elektronik ataupun cetak, serta adanya website BSM yaitu

http//www.syariahmandiri.co.id, yang memuat tentang seluk beluk BSM

mulai dari produk, keunggulan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan

BSM.

Strategi pemasaran dalam sebuah perusahaan merupakan hal yang

penting. Karena keberhasilan ataupun kegagalan suatu strategi pemasaran

akan sangat berpengaruh dalam memperoleh nasabah.


Dalam hal ini strategi yang juga dilakukan oleh BSM Cabang Salatiga

antara lain sebagai berikut:

a. Dalam bentuk Gathering (pertemuan)

Dalam hal ini pihak BSM Salatiga sebagai sponsor dalam berbagai

kegiatan yang dilakukan yang dinilai bermanfaat baik bagi BSM maupun

bagi pihak penyelenggara, serta kegiatan yang menunjang untuk

memasarkan produk yang ada yang dilakukan di kota Salatiga, baik

perusahaan, sekolah maupun perguruan tinggi yang ada. Diharapkan

dengan hal tersebut maka akan dapat dijadikan sarana promosi yang

efektif untuk menarik minat calon nasabah maupun debitur.

b. Menggunakan model Personal Selling (penjualan pribadi)

Dilakukan dengan mengoptimalkan tenaga pemasaran untuk

melakukan promosi (memperkenalkan) produk yang ada dan menawarkan

produk yang dimiliki oleh pihak BSM kepada nasabah, baik perorangan

maupun instansi pemerintahan ataupun swasta yang diutamakan pada

pengumpulan data. Selain itu, tenaga pemasaran juga bertugas dalam

melakukan kunjungan kepada calon nasabah yang ingin menggunakan

produk dalam hal pembiayaan, dan juga memberi pemaparan kepada calon

nasabah yang berminat kepada produk yang ditawarkan. Selanjutnya

bagian pemasaran juga bertugas menjelaskan mengenai produk yang ada

dan memberikan pengertian yang benar serta menjelaskan ketentuan-

ketentuan yang harus dilakukan dalam melakukan akad, menggunakan


produk yang ditawarkan oleh pihak BSM. Kemudian yang tidak kalah

penting adalah memberikan pemahaman yang mendalam mengenai

kelebihan atau manfaat produk yang dimiliki jika dibanding dengan pihak

bank yang lainnya.

c. Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang ada di Salatiga

Dalam melakukan kegiatan promosi BSM juga bekerjasama

dengan pihak yang berada dalam wilayah Salatiga. Dengan melakukan

kerjasama tersebut diharapkan mampu memberikan manfaat baik kepada

pihak BSM maupun pihak rekanan. Kerjasama tersebut dilakukan dengan

profesional sehingga akan memudahkan BSM untuk memperoleh nasabah.

Beberapa rekanan yang melakukan kerjasama dengan pihak BSM,

misalnya kerjasama dengan PT. Persada dalam hal ini mengoptimalkan

kerjasama dalam bentuk perekrutan karyawan baru.

d. Menerapkan MPR (Marketting Public Relation)

Merupakan program perusahaan yang dilakukan untuk

mempromosikan sekaligus sebagai suatu upaya pertanggungjawaban

perusahaan terhadap nasabah maupun lingkungan dimana BSM tersebut

berdiri. Jadi hal ini tidak hanya sebagai sarana promosi perusahaan tetapi

juga sebagai bentuk kepedulian sosial perusahaan terhadap masyarakat

dan lingkungan.

Beberapa hal yang telah dilakukan antara lain:

1) Memberikan bantuan terhadap korban bencana alam.


2) Dalam bidang kesehatan, aktif dan proaktif dalam usaha meningkatkan

standar hidup khususnya karyawan BSM Salatigas.

e. Pengoptimalan Customer Service (Layanan Pelanggan)

Untuk memperoleh keberhasilan dalam hal jasa perbankan sangat

dipengaruhi oleh keunggulan produk tersebut dan juga promosi yang

dilakukan. Tetapi dalam pelaksanaanya, keunggulan dan promosi tersebut

harus didukung oleh sikap pegawai. Pegawai diharuskan mempunyai

sikap yang baik terhadap nasabah serta mempunyai pengetahuan yang

cukup, sehingga dapat memberi penjelasan yang mencukupi kepada

nasabah yang akan dipandu dengan sistem pelayanan yang ada. Pelayanan

yang memuaskan nasabah akan menjadi promosi yang efektif bagi bank

karena nasabah tersebut dapat menyampaikan kepada keluarga, kerabat,

teman, dan orang lain mengenai pelayanan unggul suatu bank, dan

diharapkan citra bank tersebut akan semakin meningkat. Dalam BSM

terdapat standar pelayanan yang harus dilakukan oleh CS terhadap

nasabah.

Dalam melakukan kegiatan keseharian juga harus berdasarkan

budaya perusahaan yang mencakup:

1) Profesionalisme: memiliki kompetensi handal dan komitmen

memberikan hasil yang terbaik.


2) Integritas: merupakan komitmen untuk selalu konsisten antara pikiran

dan perkataan yang dilandasi oleh kata hati dan kepercayaan pada

prisip-prinsip kebenaran yang hakiki.

3) Orientasi pelanggan: mengutamakan kepentingan pelanggan dengan

dilandasi sikap menghargai dan hubungan kemitraan yang strategis.

4) Perbaikan tiada henti: mancari peluang dan solusi untuk meningkatkan

pelayanan dan kinerja yang melampaui harapan pelanggan.

Strategi lain yang digunakan Bank Syariah Mandiri Salatiga adalah

dengan sistem “door to door” yaitu petugas langsung mendatangi nasabah

misalnya: di BMT, instansi-instansi pendidikan, kantor pos, di rumah-rumah, atau

di tempat mereka berusaha dan masih banyak lainnya. Karena dengan begitu

petugas lebih leluasa dalam menjelaskan dan memasarkan produk BSM Salatiga

kepada calon nasabah.

Sebagai perbankan syariah yang belum lama didirikan, BSM Salatiga

membutuhkan promosi dan sosialisasi secara lebih optimal di masyarakat.

Keaktifan pengelola dalam memasarkan produk BSM merupakan komponen

terpenting diantara komponen-komponen lainnya yang akan menentukan tingkat

keberhasilan lembaga. Salah satu cara efektif yang dapat di lakukan untuk

mencapai target-target pemasaran produk BSM diawal operasionalnya adalah

dengan melakukan pendekatan “door to door“ pendekatan ini dilakukan dengan

cara petugas langsung mendatangi calon nasabah petugas leluasa menjelaskan


mengenai konsep keuangan syariah serta system dan prosedur operasional BSM.

(Makhlakul, 2002:2)

Dari perspektif syariah, jemput bola dapat pula dipahami sebagai upaya

BSM mengembangkan tradisi silaturahmi yang menurut Rosulullah SAW dapat

menambah rezeki, memanjangkan umur, serta menjauhkan manusia dari dendam

dan kebencian. Setelah keempat pendekatan umur serta menjauhkan manusia di

atas dilalui, selanjutnya perlu dikembangkan strategi pemasaran di bawah ini:

a. Pengelola BSM harus mampu bertindak jujur, amanah, professional

dibidangnya dengan mewujudkan signifikasi transparansi dibidang

manajemen. Keikhlasan menerima kritik dan saran, bijaksana dalam

mengambil segala keputusan penting, serta mampu memberikan pelayanan

terbaik kepada semua orang.

b. Memilih produk penghimpunan dana yang tepat dengan ukuran sederhana

(mudah dalam pemasaran, pengelolaan, maupun penerapannya sesuai prinsip-

prinsip syariah), tidak terlalu beresiko artinya dana tersebut dipercayakan

penyimpanannya untuk jangka waktu relatif lama 1 sampai 2 tahun atau lebih

dan besaran beban bagi hasil usaha ditentukan berdasarkan perhitungan yang

wajar namun tetap kompetitif. Mempunyai nilai jual yang tinggi maksudnya

adalah bahwa produk penghimpunan dana yang ditawarkan benar-benar

menjawab kebutuhan konkret masyarakat kelas menengah di bawah.

Dengan menggunakan strategi di atas Bank Syariah Mandiri (BSM)

cabang Salatiga berada pada kategori yang cukup baik, yaitu berdasarkan
pencapaian target pemasaran produk pembiayaan mencapai 40%-60% (per bulan).

Pesatnya perkembangan perbankan syariah dikarenakan pertumbuhan ekonomi

masyarakat Indonesia dalam keadaan baik. Tidak hanya muslim saja yang

menjadi nasabah, umat kristiani dan agama lain juga antusias terhadap bank

syariah. Dalam hal ini faktor strategi pemasaran paling berpengaruh terhadap

perkembangan Bank Mandiri Syariah. Dari keempat elemen marketing mix

tersebut yang merupakan kunci sukses bagi Bank Syariah Mandiri adalah strategi

pemasaran melalui promosi dan SDM Bank Mandiri Syariah sebagai pelaksana

relationship (hubungan) harus memiliki attitude (sikap), proffesionalisme, skills

(ketrampilan), emphaty (empati) dan lain sebagainya. Kemudian, bagi pihak BSM

sebaiknya melakukan pembaharuan terhadap strategi-strategi yang ada atau

menambah strategi-strategi baru, dan diharapkan dapat mencapai target yang

diinginkan oleh Bank Mandiri Syariah Cabang Salatiga.

Tabel 4.1
Perkembangan Pembiayaan Tahun 2010
Sumber: Bank Syariah Mandiri Salatiga
Prosentase
Jenis Pembiayaan Pertumbuhan (%) Pangsa(%)
Pembiayaan (%)
Mudharabah ٦٨.٩ ١١.٤ ٢٢.٢
syarakahMu ١١.٢ ٦.٣ ١٤.١
Piutang Mudharabah ٣٥.٨ ١٦.٨ ٥٦.١
Piutang Istishna ٥.١ ١.٢ ٠.٩
Qard ٧٧.٦ ٤.٦ ٤.٠
Ijarah ٤٨.٣ ٣.٠ ٢.٧
Total ٣٦.٤ ٤٣.٣ ١٠٠

B. Kendala-kendala di PT. Bank Mandiri Syariah Cabang Salatiga

Perkembangan Bank Mandiri Syariah di Indonesia selain memiliki

kekuatan namun ada pula beberapa kendala yang dihadapi Bank Syariah Mandiri:

1. Kurangnya SDM (Sumber Daya Manusia) pemasaran yang kompeten

Diakui oleh pihak BSM cabang Salatiga memang sudah memiliki

beberapa pemasar akan tetapi dirasa kurang mencukupi dari target yang

diharapkan. Kurangya sumber daya manusia pemasaran yang kompeten ini

disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

a. Tenaga pemasar bukan berasal dari latar belakang pemasaran

Pada saat perekrutan pegawai khususnya tenaga pemasaran kadang

latar belakang pemasaran tidak dijadikan sebagai tolak ukur dan acuan

untuk dijadikan sebagai tenaga pemasar, akan tetapi lebih pada

pengalaman kerja, serta kemampuan lain yang dianggap mampu dijadikan

sebagai tenaga pemasar. Sehingga prinsip-prinsip pemasaran yang

dilakukan hanya berdasar pengalaman tanpa studi empiris, dan dalam

perjalanan pekerjaannya banyak mengalami hambatan yang tidak diduga

sebelumnya.
b. Alasan efisiensi biaya dan tenaga pemasar

Tenaga pemasar BSM cabang Salatiga bagian pemasaran memiliki

multyple role atau peran ganda, selain berperan sebagai marketing, tenaga

pemasar juga bertugas menganalisis kredit, menangani nasabah yang akan

mengajukan kredit dan melakukan penagihan kepada nasabah yang

bermasalah dalam kreditnya. Peran ganda ini diambil oleh pihak BSM

cabang Salatiga dengan alasan efisiensi, efisiensi tenaga dan biaya

pemasar. Kebijakan ini diambil oleh perusahaan mengingat kemampuan

dalam melakukan kontrol serta penggajian.

Diharapkan dengan memiliki sedikit tenaga pemasar maka kontrol

semakin mudah dan dapat memangkas biaya tenaga pemasar. Akan tetapi

BSM kurang memperhatikan keefektifan dari peran ganda tersebut.

Karena menurut pendapat saya, berdasarkan hasil wawancara dan

penagamatan yang ada, dengan adanya peran ganda, tenaga pemasar

memiliki beban yang lebih. Sehingga tujuan utama untuk mencapai target

pasar yang diharapkan menjadi kabur atau sulit dicapai.

Akibatnya yang terjadi tenaga pemasar merasa kelelahan dengan

tugas yang begitu banyak, dan hilangnya motivasi. Oleh karena itu

sebaiknya selain memperhatikan efisiensi, BSM Salatiga juga harus

memperhatikan tingkat efektivitasnya, dan yang tidak kalah pentingnya

adalah adanya control serta pelatihan yang intensif dari pihak BSM

Salatiga cabang Salatiga terhadap tenaga pemasar. Sehingga motivasi


yang hilang serta hambatan ketika menawarkan produk dapat teratasi

melalui kontrol dan pelatihan yang dilakukan. Peningkatan insentif bagi

tenaga pemasar yang berhasil juga perlu ditingkatkan, hal ini diharapkan

memberikan motivasi lebih bagi tenaga pemasaran.

2. Jaringan Rendah dan Pemerataan

Sebagian besar nasabah mengeluhkan kualitas pelayanan temasuk

keterjangkauan jaringan rendah. Kelemahan inilah yang salah satu caranya

diatasi dengan office channeling (kantor penyaluran), yaitu bank konvesional

yang dimiliki unit usaha syariah dapat membuka konter layanan syariah di

cabang konvesional.

3. Loyalitas Nasabah Bank Syariah

Dalam perkembangan nasabah yang menggunakan jasa Perbankan

Syariah terbagi atas dua segmen nasabah, yaitu

a. Nasabah yang loyal terhadap Perbankan Syariah karena semangatnya

menegakkan syariat. Sehingga ia tidak akan mempersoalkan berapa

besaran prosentase bagi hasil yang diberikan oleh Bank Syariah Mandiri

jika dibandingkan dengan besaran tingkat suku bunga yang ditawarkan

oleh bank konvesional.

b. Nasabah yang tidak loyal kepada Perbankan Syariah, dimana mereka

menabung di Bank Syariah dengan memperbandingkan berapa besaran

prosentase bagi hasil di Bank Syariah dengan tingkat suku bunga di Bank

Konvesional. Dengan selisih sekitar dua persen (dari tingkat bungan bank
konvesional). Segmen nasabah ini masih loyal di Bank Syariah, tetapi

lebih dari itu, segmen nasabah ini bisa berpindah ke bank konvesional.

4. Pemasaran dan Promosi

Promosi yang dilakukan oleh Bank Mandiri Syariah Salatiga masih

sangat kurang sehingga masih banyak masyarakat yang tidak mengerti

bagaimana mengakses layanan perbankan syariah. Aspek pendanaan memang

menjadi kendala utama dalam melakukan promosi di Bank Syariah, minimnya

anggaran promosi yang dimiliki menyebabkan kurang gencarnya promosi

yang di lakukan oleh Bank Syariah. Hal ini dapat disiasati dengan dilakukan

promosi bersama oleh seluruh Bank Syariah yang ada termasuk bekerja sama

dengan Bank Indonesia.

5. Sosialisasi dan Edukasi Masyarakat

Ketidaktahuan masyarakat tentang sistem bagi hasil yang ditawarkan

oleh Perbankan Syariah ini diakibatkan masih kurangnya sosialisasi dan

edukasi kepada masyarakat. Bank Syariah harus mampu membuat strategi

edukasi dan sosialisasi yang mampu mengenalkan Bank Syariah kepada

seluruh segmen masyarakat.

Menurut BSM Salatiga kurangnya pemahaman konsumen tentang

sistem perbankan syariah pada beberapa hal, antara lain:

a. Adanya asumsi bahwa perbankan syariah hanya untuk kalangan tertentu.

Memang tidak bisa dipungkiri dengan adanya brand (merk)

syariah maka yang terdengar adanya ekonomi Islam, dan itu tentu
berhubungan dan seolah-olah dikhususkan untuk masyarakat Islam.

Padahal dalam kenyataannya yang diharapkan dari prinsip syariah adalah

terhindar dari sistem riba, bukan berfokus pada pelakunya akan tetapi pada

akad dan proses jual belinya. Oleh karena itu perlu adanya edukasi baik

melalui pendidikan formal maupun nonformal. Pendidikan formal dapat

dilakukan melalui seminar-seminar maupun cara lain yang menjelaskan

tentang keberadaan prinsip syariah adalah untuk semua golongan, selama

tidak melanggar dengan prinsip-prinsip syariah. Melalui pendidikan

nonformal juga dapat dilakukan misalnya dengan iklan yang menunjukkan

kepada masyarakat bahwasannya masyarakat non Islam juga

menggunakan produk perbankan syariah. Tidak kalah pentingnya dari

semua itu adalah keterbukaan diri masyarakat untuk menerima informasi

tentang prinsip-prinsip syariah dalam dunia perbankan.

b. Sistem bagi hasil dianggap kurang menguntungkan jika dibandingkan

dengan sistem bunga.

Kebiasaan masyarakat pada umumnya yang telah bertahun-tahun

menggunakan sistem bunga secara langsung sangat mempengaruhi dengan

keputusan untuk beralih ke sistem bagi hasil. Apalagi bagi masyarakat

yang telah menggunakan sistem bunga selama bertahun-tahun, untuk

beralih kepada sistem bagi hasil bukan merupakan perkara mudah, hal

inilah yang sering dialami oleh BSM Salatiga. Masyarakat berasumsi

bahwa dengan bagi hasil lebih rumit dan tingkat kepastian yang kurang.
Padahal dalam kenyataanya sistem bagi hasil jauh lebih mudah, lebih

fleksibel dan menguntungkan secara ekonomi untuk jangka pendek dan

jangka panjang. Karena dengan prinsip bagi hasil dengan semakin

meningkatnya keuntungan perusahaan maka semakin tinggi pula bagi

hasilnya berbeda dengan bunga yang hanya terpatok pada berapa bunga

yang disepakati tanpa memperhatikan tingkat keuntungan bank.

Menurut pendapat saya, dengan adanya BSM Salatiga diharapkan umat

muslim tidak ragu-ragu lagi untuk menyimpan dananya di bank. Bank juga harus

menyambut rencana sejumlah bank lain yang juga akan beroperasi secara syariah,

dan sama sekali tidak dianggap sebagai pesaing, karena banyaknya bank syariah

sekaligus berarti meningkatkan sosialisasi Bank Syariah di Indonesia. Dan untuk

mengatasi semua kendala-kendala tersebut antara lain dengan melakukan kegiatan

promosi rutin setiap satu minggu sekali atau berapa hari sekali, dan melakukan

seminar-seminar di tempat-tempat yang dijadikan target oleh bank syariah

bersama dengan bank syariah lainnya untuk memberikan penjelasan mengenai

adanya bank syariah dan produk-produknya, agar umat muslim bisa mengenal

bank syariah secara nyata.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dari keempat variable: place (tempat), product (produk), price (harga) dan

promotion (promosi). Variabel promosi adalah variabel yang paling dominan

terhadap keputusan pembelian pada Bank Syariah Mandiri Salatiga. Aspek ini

erat kaitannya dalam hal promosi yang bersifat edukatif dan persuasif seperti

voucher pembelian, serta promo pada media luar ruang yang memuat

promo/event bulanan sangat efektif mempengaruhi keputusan pembelian produk

pada pencapaian target Bank Syariah Mandiri Salatiga.

2. Dilihat dari kendala-kendala yang ada di Bank Syariah Mandiri Salatiga faktor

yang paling berpengaruh dalam pencapaian target adalah kurangnya sumber daya

manusia (SDM) yang tidak kompeten dan belum bisa dijadikan sebagai tolak

ukur dan acuan untuk dijadikan sebagai tenaga pemasar, akan tetapi lebih pada

pengalaman kerja, serta kemampuan lain yang dianggap mampu dijadikan

sebagai tenaga pemasar. Sehingga prinsip-prinsip pemasaran yang dilakukan

hanya berdasar pengalaman tanpa studi empiris, dan dalam perjalanan

pekerjaannya banyak mengalami hambatan yang tidak diduga sebelumnya.


B. Saran

Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Perlu penambahan karyawan di Bank Syari'ah Mandiri Cabang Salatiga terutama

bagian teller, CS dan Marketing. Dan mempertahankan nasabah yang sangat

berpotensi dengan cara menciptakan ikatan kekeluargaan, nasabah dengan pihak

Bank Syari'ah Mandiri cabang Salatiga.

2. Secara terus menerus melakukan pembaharuan dalam pelayanan dan produk,

sehingga nasabah semakin percaya terhadap peran dan manfaat Bank Syari'ah

Mandiri serta mepertahankan citra sebagai lembaga keuangan berdasarkan nilai-

nilai Islam.

3. Berdasarkan hasil analisa diketahui bahwa variable-variabel dalam konsep

marketing mix (bauran pemasaran jasa) 4P berpengaruh terhadap keputusan

nasabah dalam memasarkan produk-produk Bank Syariah Mandiri di Salatiga,

oleh karena itu pihak Bank Syariah Mandiri lebih meningkatkan marketing mix

yang diberikan kepada nasabah dengan memotivasi kinerja karyawan agar lebih

baik, sehingga dari hal tersebut diharapkan ada peningkatan pada keputusan

nasabah. Dan diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk mengamati variabel

lain atau menambahkan variabel selain variabel merketing mix (bauran

pemasaran jasa) 4P.


DAFTAR PUSTAKA

Boyd, Harper, W, dkk, 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Kedua, Erlangga,

Jakarta.

Dharmmestha, B.S, 1994, Konsep Pemasaran, Liberty, Yogyakarta.

Dharmmestha, B.S, 1996, Azas-azas Marketing, Edisi Ketiga, Liberty,

Yogyakarta.

Dharmaseta, S, dan Handoko, T. Hani, 2004. Manajemen pemasaran,

Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Engel JF, Blackwell RD, & Miniard PW, 1996, Perilaku Konsumen. Jakarta: Bina

Aksara.

Farihah, Eny, “Strategi Pemasaran Bank Perkreditan Rakyat Syariah di

Yogyakarta (Study Kasus di PT Bank Perkreditan Rakyat Syariah Bangun Drajat

Warga di Yogyakarta) “ Skripsi, Ekonomi Islam, (Yogyakarta, 2003).

Hidayat, Bagja, 2003, BI: Fatwa MUI Meningkatkan Dana BankSyariah, Tempo

News Room.

Ilmi, Makhlakul, SM, 2002, ”Teori & Pratek Lembaga Mikro Keuangan Syaria “,

Yogyakarta: UII Press 61-63.

Kotler, philip, 1996, Marketing Management : Analisis, Planing, Implementasi

dan Kontrol, Penerjemah Hendra Teguh, Erlangga. Jakarta.

Kotler, Philip, & Armstrong, G, 1997, Principles of Marketing. Singapore:

Prentice Hall Internatinal Editions.


Kotler, Philip, 2000, Marketing Management, Prentice Hall, New Jersey.

Kotler, Philip, 2001, Prinsip-prinsip Pemasaran, Ed, 8, Erlangga. Jakarta.

Miyati, Siti, 2003, “Strategi Marketing Bank Syariah (Studi kasus Bank

Tabungan Syariah cabang Yogyakarta) “Skripsi, Ekonomi Islam. Yogyakarta.

Subeno, Bambang, 2004 ”Perkembangan Industri Perbangkan Syariah”

www.Suara Merdeka.com. Semarang.

Suseno, Priyonggo & Sudarsono, Heri, 2004, “Undang-Undang, Peraturan Bank

Indonesia, SK-DIR Tentang Perbankan Syariah”. UII Press, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy, 1997, “Strategi Pemasaran” ,Yogyakarta: ANDI.

Qamarudin, Wakhid, 2003, “Strategi Pemasaran bank Syariah di Indonesia

(Studi Kasus Bank Syariah Mandiri ) “ Tesis, Magister. Yogyakarta.


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yuliyanti

Tempat, Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 16 Oktober 1989

Agama : Islam

Alamat : Jl. Candi Gedong 9

Pendidikan : 1. SDN 3 Candi : Tahun 1994-2000

2. MTs Al-Bidayah Candi : Tahun 2000-2003

3. MAN Negeri 1 Salatiga : Tahun 2003-2006

4. STAIN Salatiga : Tahun 2008-Sekarang

Pengalaman Organisasi : KSEI Tahun 2008

You might also like