Professional Documents
Culture Documents
3 Jenis Bakteri Pengikat Nitrogen and Ca
3 Jenis Bakteri Pengikat Nitrogen and Ca
Kerjanya
Amazine.co - Online Popular Knowledge Tinggalkan komentar
Baca juga
Dalam upaya untuk bertahan hidup, bakteri ini melakukan simbiosis dengan tanaman polong-
polongan atau hidup sendiri.
Bakteri ini mengikat nitrogen sebagai bagian dari siklus metabolisme mereka.
Tanpa adanya nitrogenase, bakteri tidak akan mampu melakukan proses pengikatan nitrogen.
Berikut adalah proses kimia yang terjadi pada proses pengikatan nitrogen:
N2 + 6 H + + 6 e-→ 2 NH3
Reaksi di atas hanya salah satu contoh reaksi yang sederhana, sebenarnya terdapat proses
pengikatan nitrogen lain yang lebih kompleks.
Produk akhir dari proses pengikatan nitrogen adalah Amoniak (NH3) dan air.
Oleh karena itu, proses pengikatan nitrogen hanya terjadi pada kondisi anaerob (tanpa oksigen)
atau oksigen yang dinetralkan dengan bahan kimia lain seperti Leghemoglobin.
Bakteri pengikat nitrogen dan mikroorganisme lainnya yang mengikat nitrogen secara kolektif
disebut Diazotrophs.
Ada banyak jenis bakteri dalam tanah yang melakukan tugas ini. Mereka adalah agen penting
dalam siklus nitrogen.
1. Rhizobia
Bakteri rhizobia termasuk bakteri yang menguntungkan dan banyak ditemukan di tanah. Bakteri
ini bertahan hidup dengan melakukan hubungan simbiosis dengan tanaman polong dari keluarga
‘Fabaceae’.
Proses pengikatan nitrogen tidak dapat dilakukan rhizobia tanpa bantuan mitra simbiosis mereka
yaitu tanaman polong.
Rhizobia termasuk bakteri yang berbentuk batang dan motil (aktif bergerak).
2. Frankia
Bakteri yang termasuk dalam genus Frankia melakukan hubungan simbiosis dengan tanaman
Actinorhizal yang mirip dengan tanaman polong-polongan.
Bakteri ini memenuhi semua kebutuhan nitrogen tanaman Actinorhizal dan secara tidak langsung
menyuburkan tanah dengan senyawa nitrogen.
3. Cyanobacteria
Selain itu, beberapa jenis bakteri pengikat nitrogen yang hidup bebas (non-simbiosis)
diantaranya yaitu:
Clostridium
Desulfovibrio
Klebsiella pneumoniae
Bacillus polymyxa
Bacillus macerans
Escherichia intermedia
Azotobacter vinelandii
Anabaena cylindrica
Nostoc commune
Rhodobacter sphaeroides
Rhodopseudomonas palustris
Rhodobacter capsulatus
Daftar ini hanya mewakili sejumlah besar spesies bakteri yang memiliki mekanisme mengikat
nitrogen dalam siklus metabolismenya.[]
Terkait
BAKTERI RHIZOBIUM
LEGUMINOSARUM dan BKTERI
NITROGEN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena, atas berkat
dan kehendak-Nyalah Makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulisan Makalah ini bertujuan untuk memaparkan pemanfaatan bakteri di bidang
pertanian, pengertian bakteri nitrogen dan bakteri Rhizobium leguminosarum.
Dalam makalah ini sebagai Mahasiswi,saya menyadari bahwa pengetahuan yang dimiliki
masih terbatas sehingga dalam makalah ini masih ditemukan banyak kekurangan. Maka, kritik
dan saran dirasakan sangat dibutuhkan untuk kemajuan penulis di masa yang akan datang.
Saya berharap, agar dengan adanya makalah ini tidak hanya meningkatkan
kreatifitas mahasiswa di perkuliahan melainkan juga dapat membantu memperbaiki pertanian
di lingkungan penduduk sekitar.
A. Latar Belakang
Tanaman harus mengekstraksi kebutuhan nitrogennya dari dalam tanah. Nitrogen adalah
unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting di dalam sel, termasuk protein, DNA
dan RNA. Sumber nitrogen yang terdapat dalamtanah, makin lama makin tidak mencukupi
kebutuhan tanaman, sehingga perlu diberikan pupuk sintetik yang merupakan sumber nitrogen
untuk mempertinggi produksi. Keinginan menaikkan produksi tanaman untuk mencukupi
kebutuhan pangan, berakibat diperlukannya pupuk dalam jumlah yang banyak. Industri pupuk
yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan pupuk yang semakin meningkat. Untuk itu perlu
dicari pupuk nitrogen alternatif dan rekayasa gen hijau kelihatannya dapat memberikan harapan
untuk memenuhi kebutuhan pupuk di masa yang akan datang. Udara yang menyelubungi bumi
mengandung gas nitrogen sebanyak 80 %,sebahagian besar dalam bentuk N2 yang tidak dapat
dimanfaatkan. Tanaman dan kebanyakan mikroba tidak mempunyai cara untuk mengikat
nitrogen menjadi senyawa dalam selnya. Tanaman dan mikroba umumnya mendapatkan nitrogen
dari senyawa seperti ammonium (NH4+) dan nitrat (NO3-). Untuk memanfaatkan nitrogen dalam
bentuk gas, pakar bioteknologi memusatkan perhatiannya pada hubungan antara tanaman dengan
jenis mikroba tertentu yang dapat menambat nitrogen dari udara dan menyusun atom nitrogen
kedalam molekul ammonium, nitrat, atau senyawa lain yang dapat digunakan oleh tumbuhan.
Tanaman kacang-kacangan seperti buncis, kedelai, akarnya mempunyai bintil– bintil
berisi bakteri yang mampu menambat nitrogen udara, sehingga nitrogen tanah yang telah diserap
tanaman dapat diganti. Simbiosis antara tanaman dan bakteri saling menguntungkan untuk kedua
pihak. Bakteri mendapatkan zat hara yang kaya energi dari tanaman inang sedangkan tanaman
inang mendapatkan senyawa nitrogen dari bakteri untuk melangsungkan kehidupannya.Bakteri
penambat nitrogen yang terdapat didalam akar kacang-kacanganadalah jenis bakteri Rhizobium.
Beberapa mikroba tanah seperti Rhizobium, Azaosprillium, Azotobacter mikoriza perombak
sellulosa dan efektif mikroorgnisme dapat dimanfaatkan sebagai biofertilizer pada pertanian
organik.
B. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian bakteri nitrogen.
2. Mengetahui klasifikasi bakteri Rhizobium leguminosarum.
3. Mengeetahui proses bakteri Rhizobium.
4. Mengetahui proses pembentukan bintil akar.
5. Mengetahui peranan bakteri dalam peningkatan produksi pertanian
BAB II
PEMBAHASAN
Nitrogen organik diubah menjadi mineral N-amonium oleh mikroorganisasi dan beberapa
hewan yang dapat memproduksi mineral tersebut seperti : protozoa, nematoda, dan cacing tanah.
Serangga tanah, cacing tanah, jamur, bakteri dan aktinbimesetes merupakan biang penting tahap
pertama penguraian senyawa N-organik dalam bahan organic dan senyawa N-kompleks lainnya.
Semua mikroorganisme mampu melakukan fiksasi nitrogen, dan berasosiasi dengan N-bebas
yang berasal dari tumbuhan.
Nitrogen dari proses fiksasi merupakan sesuatu yang penting dan ekonomis yang
dilakukan oleh bakteri genus Rhizobium dengan tumbuhan Leguminosa termasuk Trifollum spp,
Gylicene max (soybean), Viciafaba (brand bean), Vigna sinensis (cow-pea), Piscera sativam
(chick-pea), dan Medicago sativa (lucerna).
Bakteri dalam genus Rhizobium merupakan bakteri gram negatif, berbentuk bulat
memanjang, yang secara normal mampu memfiksasi nitrogen dari atmosfer. Umumnya bakteri
ini ditemukan pada nodul akar tanaman leguminosae.
Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti
hidup. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, koloninya berwarna putih
berbentuk sirkulasi, merupakan penghambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi
simbiotik dengan sel akar legume, bersifat host spesifik satu spesies Rhizobium cenderung
membentuk nodul akar pada satu spesies tanaman legume saja. Bakteri Rhizobium adalah
organotrof, aerob, tidak berspora, pleomorf, gram negatif dan berbentuk batang. Bakteri
rhizobium mudah tumbuh dalam medium pembiakan organik khususnya yang mengandung ragi
atau kentang. Pada suhu kamar dan pH 7,0 – 7,2.
Family : Psilotaceae
Genus : Rhizobium
Species : Rhizobium leguminosarum
Bakteri Rhizobium bila bersimbiosis dengan tanaman legum, kelompok bakteri ini
akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar di dalamnya. Akar tanaman tersebut
menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat
nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat
nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar
melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan
demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.Terjadinya bintil
akar diawali oleh interaksi antara tanaman dan bakteri Rhizobia. Akar tanaman mengeluarkan
sinyal yang akan mengaktifkan ekspresi gen dari bakteri yang berperan pada nodulasi. Setelah
adanya sinyal tadi, bakteri (Rhizobia) akan mensintesis sinyal yang menginduksi pembentukan
meristem nodul dan memungkinkan bakteri untuk masuk ke dalam meristem tersebut melalui
proses infeksi. Sinyal‐sinyal kimia yang di sintesis oleh bakteri itu pada dasarnya merupakan
asam amino termodifikasi (homoserin lakton) yang membawa subtituen rantai asil yang
bervariasi yang disebut asil homoserin lakton (AHL). Melalui pendeteksian dan reaksi terhadap
senyawa‐senyawa kimia tersebut sel‐sel tanaman secara individu dapat merasakan berapa banyak
sel yang mengelilingi mereka.
Interaksi secara simbiosis terjadi karena adanya pertukaran sinyal antara tumbuhan dan
bakteri (Rhizobia). tanaman mensekresikan senyawa‐senyawa flavonoid yang gugus fenolnya
bersama dengan NodD (protein penggerak) dari bakteri menginduksi ekspresi dari gen
pembentukan noduldari Rhizobia (nod,nol,noe).Sebagai hasilnya, Rhizobiamemproduksi Nod
factors. Induksi Nod factors direspon oleh tanaman (yang salah satunya) dengan pembentukan
nodul.
Proses pembentukan nodul terjadi melalui beberapa tahap perkembangan yang dimulai
dengan kolonisasi bakteri Rhizobia dan lalu menempel pada rambut akar.
KemudianRhizobia terjebak di dalam lekukan lipatan rambut akar yang kemudian
mengakibatkanRhizobia mencoba masuk melalui dinding sel dengan menyusup dengan
membentuk infeksi (luka). Sel kortikoid tertentu dari tanaman membelah untuk membentuk
primordial nodul dan melalui primordial ini penyusupan sel secara infeksi tumbuh. Pertumbuhan
tersebut lebih lanjut akan membentuk suatu tumor. Di dalam daerah infeksi tersebut bakteri
membelah diri sebelum akhirnya terbentuk nodul dan bakteri tersebut terdiferensiasi menjadi
bakteroid dan mulai mengikat nitrogen
Pada awal respon tanaman terhadap induksi Nod factors, melibatkan aliran ion yang
melewati membran plasma dan berasosiasi di membran, yang diikuti getaran secara berkala ion
kalsium yang diikuti pembentukan ulang rambut akar dan inisiasi pembelahan sel kortikoid.
Pembentkan bintil akar membutuhkan Nod factors karena apabila Rhizobia tidak
memproduksi Nod factors maka tidak akan terjadi pembentukan bintil.
Reaksi nitratasi
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa
yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk
sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan
pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.
Pemanfaatan Rhizobium dalam produksi pertanian dilakukan:
1. Pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah dengan memanfaatkan mikrobia yang berperan
dalam siklus Nitrogen (mikrobia penambat nitrogen, mikrobia amonifikasi, nitrifikasi, dan
denitrifikasi), Fosfor (mikrobia pelarut fosfat), Sulfur (Mikrobia pengoksidasi sulfur), dan
Logam-logam (Fe, Cu, Mn, dan Al),
2. Pemeliharaan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia penekan organisma pengganggu
tanaman (OPT),
3. Pemulihan kesehatan tanah dengan memanfaatkan mikrobia pendekomposisi / penyerap
senyawa-senyawa toksik terhadap mahluk hidup (Bioremediasi),
4. Pemacuan pertumbuhan tanaman dengan memanfaatkan mikrobia penghasil fitohormon.
2. Pengaruh dan Penerapan Bakteri Rhizobium terhadap Mikrobiologi PertanianPada dunia
pertanian bakteri rhizobium mengikat unsur nitrogen dari lingkungan sekitar dan menularkan ke
tumbuhan, tetapi bagian akar dan juga pada bagian tanah pada suatu tanaman.
Kebanyakan rhizobium menularkan pada tanaman yang berbiji : contohnya saja akar pada
tanaman kedelai. Pada tanaman kedelai tersebut, bakteri rhizobium menempel pada bintil akar.
Dan itu membuat tanaman tersebut tumbuh subur dan untuk melangsungkan hidupnya karena
tanaman tersebut telah terinfeksi oleh bakteri Rhizobium.
Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau
seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut
menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat
nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat
nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar
melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan
demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bakteri adalah suatu mikroorganisme yang memiliki peranan yang merugikan ataupun
menguntungkan, dalah satu bakteri yang menguntungkan adalah bakteri Rhizobium
Leguminasorum yang memiliki peranan penting dalam dunia pertanian, yaitu dapat mengikat N
udara bebas menjadi N yang dibutuhkan oleh tumbuhan.
Bakteri Rhizobium Leguminasorum mengikat N dengan cara bersimbiosis dengan akar
tanaman Leguminosa yang menginfeksi ujung – ujung bulu akar yang tidak berselullosa , karena
bakteri Rhizobium tidak dapat menghidrolisis sellulosa
Metabolisme Nitrogen
Leave a comment
NITROGEN
Nitrogen merupakan salah satu unsur yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup.
Nitrogen diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+
b. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses
fotosintesis.
Mo
Proses Transaminasi
Pemindahan gugusan amino (NH2) dari suatu asam amino ke ikatan lainnya yang
biasanya asam keton sehingga terjadi asam amino.
Alanina biasanya dibuat melalui transfer satu gugus amina ke asam piruvat. Reaksi transaminasi
bersifat reversibel (dapat-balik) sehingga alanina mudah dibuat dari piruvat dan berhubungan
erat dengan jalur metabolik utama seperti jalur glikolisis, glukoneogenesis, dan daur sitrat.
Bagi tanaman kacang-kacangan pasokan nitrogen dapat juga berasal dari proses fiksasi N2 dari
udara oleh bakteria menjadi amonia. Bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium dan Azorrhizobium
bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan menfiksasi N2
Fiksasi Nitrogen.
Unsur kimia yang paling menonjol dalam sistem kehidupan adalah O, H, C, N, dan P. Unsur O,
H, dan P terdapat secara luas dalam bentuk tersedia bagi metabolisma yaitu H2O, O2 dan Pi.
Sebagian besar bentuk tersedia dari C dan N adalah CO2 dan N2, dimana keduanya sangat stabil
(tidak reaktif). N2 misalnya, N—N dalam bentuk triple bond (dengan 3 ikatan) mempunyai
ikatan energi sebesar 945 kJ.mol-1, bandingkan dengan ikatan tunggal antara C— O dengan
energi sebesar 351 kJ.mol-1. CO2 hanya dapat dimetabolisma, difiksasi oleh organiosma
fotosintetik. Fiksasi N2, lebih tidak umum, dimana unsur ini hanya dikonversi menjadi bentuk
yang lebih berguna hanya oleh beberapa strain bakteri. Rhizobium, bakteri yang mampu
memfiksasi nitrogen, hidup bersimbiosis dalam bintil akar tanaman leguminosa, mengubah N2
menjadi NH3.
Jadi NH3, dapat digabungkan dengan glutamat oleh glutamat dehidrogenase atau dengan
glutamin oleh glutamin synthetase. Sistem ini menghasilkan nitrogen dalam bnetuk yang
bermanfaat dalam jumlah yang lebih banyak dari pada yang dibutuhkan tanaman sehingga
kelebihannya diekskresikan ke lingkungan tanah, sehingga dapat memperkaya tanah.
Nitrogenase sangat sensitif terhadap oksigen, jika terdapat oksigen maka segera mengalami
inaktivasi. Oleh karena itu harus dijaga dari molekul reaktif tersebut. Pada Cyanobakter
mempunyai sel non fotosintetik disebut heterokis yang melindungi enzim dari O2, dan berfungsi
khusus untuk fikasi N2. Pada bintil akar
leguminosa, terdapat leghemoglobin dimana bagian globion berfungsi untuk mengikat O2.
Leghemoglobin ini mempunyai afinitas yang sangat tinggi terhadap O2 menjaga konsentrasi O2
cukup rendah untuk menjaga nitrogenase tetapi cukup menyediakan transpor pasif O2 untuk
bakteri. Reduksi N2 merupakan proses yang
cukup menghabiskan energi. Dalam aktivitasnya nitrogenase memerlukan sumber elektron dan
ATP.
SIKLUS UREA
Siklus urea merupakan suatu lingkaran proses dimana ornitin di konversi à arginin (melalui
pembentukan sitrulin) yang kemudian dipecah menjadi Urea + Ornitin . ornitin analog dengan
Ox-Asetat pada siklus TCA.
Siklus urea sebagai pusat lintasan metabolisme nitrogen. Senyawa yang diperlukan dalam siklus
urea adalah CO2, ATP, NH3 dan H2O. CO2 dan ATP berasal dari respirasi, sedangkan NH3 berasal
dari degradasi protein. Dalam siklus urea terbentuk beberapa senyawa produk antara
(intermediate) yaitu sitrulin, arginin dan ornitin yang berperan sebagai prekursor senyawa urea.
Hasil akhir dari siklus urea adalah urea (CH4,ON2), H2O, ADP dan Fospat.
PERTANYAAN
JAWABAN
b. Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses
fotosintesis.
Nitrogen diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- , NH4+
2. Peranan enzim
1. Proses Transaminasi : Pemindahan gugusan amino (NH2) dari suatu asam amino ke
ikatan lainnya yang biasanya asam keton sehingga terjadi asam amino. Alanina biasanya
dibuat melalui transfer satu gugus amina ke asam piruvat. Reaksi transaminasi bersifat
reversibel (dapat balik) sehingga alanina mudah dibuat dari piruvat dan berhubungan erat
dengan jalur metabolik utama seperti jalur glikolisis, glukoneogenesis, dan daur sitrat.
4. Tidak, tidak semua asam amino dapat berperan sebagai protein karena
1) Asam amino yang menyusun protein organisme ada 20 macam disebut sebagai asam amino
standar. Yang terdiri dari:
a.Asam amino non polar (Glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin)
2) Ada kurang lebih 300 asam amino non standar dijumpai pada sel. Asam amino non standar
merupakan asam amino diluar 20 macam asam amino standar. Asam amino standar terjadi
karena modifikasi yang terjadi setelah suatu asam amino standar menjadi protein. Beberapa
ditemukan asam amino nonstandar yang tidak menyusun protein merupakan senyawa antara
metabolisme (biosintesis arginin dan urea).
5. Fiksasi nitrogen ini dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-
polongan, bakteri azotobacter dan clostridium. Sebagian kecil nitrogen masuk kedalam
tanah dari atmosfir dalam bentuk ion ammonium ( NH4+) dan nitrat ( NO3- ) bersama
hujan dan kemudian diserap akar. NH4+ ini berasal dari pembakaran industry, kegiatan
gunung berapi dan kebakaran hutan. Sedangkan NO3- berasal dari oksidasi N2 oleh O2
atau ozon saat ada halilintar atau radiasi ultraviolet. Selimut putih yang terhembus angin
akan menghasilkan butiran kecil air yang disebut aerosol, yang akan menguap,
meninggalkan garam laut yang tersuspensi di atmosfir. Didekat garis pantai, garam ini
dapt terbawa kedarat kedalam bentuk air hujan. Butiran ini disebut garam daur, karena
akhirnya berdaur kembali melalui aliran sungai ke samudra.
6. Ya ada, diantaranya bakteri- bakteri lain yang dapat mengikat nitrogen dari udara bebas
adalah clostridium, azotobacter, dan rhodospirillium. Pada jenis tanaman polong-
polongan (Leguminoceae) terdapat bintil-bintil pada akarnya. Bintil-bintil akar tersebut
mengandung bakteri rhizobium yang dapat mengikat atau memfiksasi nitrogen bebas dari
udara menjadi nitrat ( NO ). Akibatnya, nitrogen bebas ( N2 ) yang semula tidak dapat
diserap tumbuhan menjadi ( NO)
7. Siklus urea merupakan suatu lingkaran proses dimana ornitin di konversi à arginin
(melalui pembentukan sitrulin) yang kemudian dipecah menjadi Urea + Ornitin . ornitin
analog dengan Ox-Asetat pada siklus TCA.
Reaksinya terjadi sebagian di mitokondria (CAP Sintetase dan Sitrulin Sintetase) dan sebagian
lagi terjadi di Sitoplasma (reaksi-reaksi lainnya)
Bakteri Rhizobium merupakan salah satu jenis bakteri penambat nitrogen yang mampu
bersimbiosis dengan tanaman, terutama pada tanaman leguminosae. Untuk memanfaatkan
simbiosis bakteri rhizobium dengan tanaman leguminosae dalam konsep pertanian organik
berkelanjutan, dibutuhkan pemahaman mengenai proses asosiasi antara rhizobium dengan
tanaman inang.
Kebanyakan bakteri rhizobium hidup dalam akar tanaman, terutama tanaman leguminosae yang
menjadikan hubungan ini sebagai bentuk simbiosis mutualisme. Bakteri melakukan penetrasi ke
dalam akar tanaman melalui akar serabut dan kulit akar-akar halus, kemudian melakukan fiksasi
atau penambatan terhadap nitrogen bebas di udara dan membentuk bintil akar. Karena itulah,
bakteri ini dalam dunia pertanian disebut juga sebagai bakteri bintil akar. Nitrogen bebas di udara
yang telah diikat oleh bakteri tersebut kemudian dilepas menjadi bentuk tersedia di dalam tanah.
Tanaman inang akan mendapatkan tambahan nitrogen yang dihasilkan dari proses fiksasi tersebut
sehingga dapat dimanfaatkan untuk menopang pertumbuhannya. Pada saat yang sama, tanaman
inang juga akan memberikan karbohidrat yang merupakan sumber energi utama bagi bakteri
rhizobium.
Secara umum, dalam kondisi yang optimal, potensi penambatan nitrogen oleh rhizobium berkisar
antara 90-100 kg per hektar. Namun, dalam beberapa penelitian, potensi penambatan nitrogen
dapat mencapai 160 kg per hektar. Angka ini tergolong sangat tinggi, mengingat pemupukan
nitrogen yang dibutuhkan oleh tanaman secara umum berkisar antara 120-180 kg nitrogen per
hektar.
Dengan potensi tersebut, penggunaan bakteri rhizobium dalam konsep pertanian organik mampu
mencukupi kebutuhan nitrogen setara dengan 217 kg pupuk urea. Efektifitas penambatan
nitrogen oleh rhizobium dalam pertanian organik dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
adalah strain bakteri, jumlah tanaman kalsium aktif, kondisi tanaman inang, kelembaban, suhu,
dan kondisi lingkungan lain.
Bakteri rhizobium dapat dikenali secara visual dengan adanya bintil akar pada tanaman kacang-
kacangan. Jika bintil akar tersebut dibelah, terdapat warna kemerahan, dan jika dijepit atau
ditekan, akan keluar cairan berwarna kemerahan.
Fiksasi nitrogen terbesar oleh bakteri yang bersimbiosis dengan tanaman leguminosae terjadi
pada fase generatif, yaitu sekitar 88%, sedangkan sisanya terjadi pada vase vegetatif. Bakteri ini
juga akan melakukan penambatan nitrogen secara optimal jika kondisi tanah di areal pertanaman
miskin kandungan nitrogen. Sehingga pemupukan nitrogen justru akan mengurangi efektifitas
serapan nitrogen oleh bakteri rhizobium.
Bakteri dapat bertahan di dalam tanah selama beberapa tahun, sehingga pola penanaman
berseling dengan tanaman kacang-kacangan dapat meningkatkan penambatan nitrogen dari
waktu ke waktu. Aplikasi rhizobium untuk menunjang program pertanian organik perkelanjutan
dapat dilakukan dengan menggunakan produk-produk inokulasi bakteri rhizobium yang sudah
banyak beredar di pasaran.
Untuk meningkatkan peran bakteri, maka bibit kacang-kacangan yang akan ditanam terlebih
dahulu dicampur dengan inokulasi rhizobium. Agar lebih efektif, pencampuran dapat dilakukan
dengan merendam bibit kacang-kacangan, ke dalam air bersih (bukan air PDAM), kemudian
ditiriskan beberapa saat. Setelah tuntas, bibit kacang-kacangan tersebut bisa dicampur dengan
tepung inokulasi rhizobium. Bibit yang telah dicampur dengan inokulasi rhizobium sebaiknya
segera ditanam di lahan.
Kendala yang sering dialami dalam pemanfaatan rhizobium melakukan fiksasi nitrogen adalah
kondisi pH tanah yang terlalu rendah. pH tanah yang rendah, atau asam, tidak cocok sebagai
lingkungan hidup bakteri. Untuk mengatasi kendala tersebut, harus dilakukan pengapuran pada
lahan pertanian yang akan ditanami kacang-kacangan.
Demikian artikel pendek tentang Peran Bakteri Rhizobium Dalam Pertanian Organik, semoga
bermanfaat bagi pembaca sekalian. Terima kasih atas kunjungannya, salam Tanijogonegoro.