You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu benda atau perilaku


sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Dengan
adanya Globalisasi, kehidupan manusia menjadi lebih mudah, efektif, dan hemat.
Arus modernisasi dan globalisasi itu mempunyai banyak nilai positif dan negatifnya:

Segi positifnya, informasi yang didapat menjadi lebih cepat dan akurat
daripada masa-masa sebelumnya yang kebanyakan masih menggunakan cara-cara
manual. Selain itu, semua orang juga merasa senang apabila ikut serta terhadap
perkembangan zaman. Mereka tidak mau dikatakan ketinggalan zaman. Malah
orang yang tidak mengikuti era globalisasi ini seringkali diejek oleh teman
sejawatnya.

Sisi negatif dari arus modernisasi dan globalisasi pun juga tak kalah
sedikitnya, fasilitas-fasilitas yang ada di era globalisasi ini sebagian besar
disalahgunakan oleh para penggunanya. Contoh, internet sekarang ini sering
dijadikan arena untuk mencari situs-situs porno, handphone digunakan untuk
menyimpan data-data yang tidak mendidik moral seseorang, dan lain-lain.

Globalisasi secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi


perkembangan moral. Seseorang dapat berperilaku buruk akibat penggunaan
teknologi yang tidak pada tempatnya. Efek dari Globalisasi tersebut dapat kita
rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Meleburnya norma dan nilai di masyarakat
akibat Globalisasi membuat generasi muda tidak lagi mengindahkan aturan.
Tindakan dan perilaku masyarakat yang arogan, mengikuti mode atau trend,
bergaya hidup mewah atau boros, merupakan contoh nyata dari adanya globalisasi.

Permasalahan moral sebenarnya sudah ada sebelum Globalisasi muncul.


Namun kemunculan Globalisasi dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
perkembangan moral. Dengan adanya Globalisasi, perkembangan moral dapat
menjadi lebih baik karena informasi dapat dilakukan dengan cepat. Ajaran agama,
motivasi, pendidikan, dan pengetahuan dapat diakses oleh siapa saja dengan cepat.
Sehingga dengan globalisasi dimungkinkan perkembangan moral dapat ditingkatkan
menjadi lebih baik.

Namun dengan Globalisasi pula dapat menjadi faktor rendahnya moral


bangsa. Hal ini terutama disebabkan oleh penggunaan produk globalisasi yang tidak
diimbangi oleh norma sebagai benteng diri. Dalam makalah ini, penulis mencoba
mengkaji pengaruh Globalisasi terhadap perkembangan moral.
1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Metode Literatur

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Globalisasi

Menurut asal katanya, kata "GLOBALISASI" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru
khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak
maupun elektronik. Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar
definisi kerja (working definition), sehingga tergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses
sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di
dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau
kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan
budaya masyarakat. Adapun yang mengatakan bahwa globalisasi sebagai
hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi yang
mendunia sehingga proses tatanan masyarakat tidak mengenal batas wilayah.

Adapun pengertian Globalisasi menurut para ahli, antara lain :

 Thomas L. Friedman : Globalisasi memiliki dimensi idiology dan tekhnologi.


Dimensi tekhnologi yaitu kapitalisme dan pasar bebas, sedangkan dimensi
tekhnologi adalah tekhnologi informasi yang telah menyatukan dunia .
 Malcom Waters : Globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat
bahwa pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang
penting, yang terjelma didalam kesadaran orang .
 Emanuel Ritcher : Globalisasi adalah jaringan kerja global secara bersamaan
menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar - pencar dan terisolasi
kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia .
 Achmad Suparman : Globalisasi adalah sebuah proses menjadikan sesuatu
benda atau perilaku sebagai ciri dan setiap individu di dunia ini tampa dibatasi
oleh wilayah .
 Martin Albrown : Globalisasi menyangkut seluruh proses dimana penduduk
dunia terhubung ke dalam komunitas dunia tunggal, komunitas global .
2.2 Pengertian Moral

Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin,
bentuk jamaknya mores, yang artinya adalah tata-cara atau adat-istiadat. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai akhlak, budi pekerti, atau
susila. Moral juga sebagai istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya
dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral
disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata
manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh
manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses
sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.

Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena banyak orang
yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Penilaian
terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.Moral adalah
perbuatan, tingkah laku atau ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan
manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga
sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Moral merupakan kondisi
pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik
dan buruk.

Adapun pengertian moral Secara terminology yang di artikan oleh berbagai tokoh
dan aliran-aliran yang memiliki sudut pandang yang berbeda:

 Franz Magnis Suseno menguraikan moralitas adalah keseluruhan norma-


norma, nilai-nilai dan sikap seseorang atau sebuah masyarakat
 W. Poespoprodjo, moralitas adalah kualitas dalam perbuatan manusia yang
dengan itu kita berkata bahwa perbuatan itu benar atau salah, baik atau buruk
atau dengan kata lain moralitas mencakup pengertian tentang baik buruknya
perbuatan manusia.
 Emile Durkheim mengatakan, moralitas adalah suatu sistem kaidah atau
norma mengenai kaidah yang menentukan tingka laku kita.
 Immanuel Kant, mengatakan bahwa moralitas itu menyangkut hal baik dan
buruk, yang dalam bahasa Kant, apa yang baik pada diri sendiri, yang baik
pada tiap pembatasan sama sekali. Kebaikan moral adalah yang baik dari
segala segi, tanpa pembatasan, jadi yang baik bukan hanya dari beberapa
segi, melainkan baik begitu saja atau baik secara mutlak.

2.3 Pengaruh Globalisasi Terhadap Moral Anak Bangsa

Arus globalisasi yang sedang melanda seluruh penjuru dunia terutama


Indonesia, telah memberikan banyak perubahan terhadap kehidupan masyarakat
terutama pada anak remaja atau pelajar. Pelajar pada era globalisasi sekarang ini
seperti kehilangan arah dan tujuan. Mereka terjebak pada lingkaran dampak
globalisasi yang lebih mengedepankan corak hedonisme dan apatisme (acuh tak
acuh, tak peduli). Generasi muda saat ini juga bersifat anarkisme dalam
menyuarakan kepentingan rakyat, bahkan banyak masyarakat yang menganggap
generasi muda sekarang disibukkan oleh tawuran dan bentrokan. Sehingga pada
akhirnya keamanan masyarakat menjadi terganggu dan kehidupan pembelajaran di
lembaga pendidkian atau sekolah tidak kondusif yang menimbulkan adanya
kekhawatiran adanya krisis moral generasi muda yang seharusnya menjadi agen
perubahan sosial menjadi lebih baik namun terhalang oleh kebahagiaan dunia
semata.
Baik media cetak maupun elektronik, yang biasa kita baca dan saksikan
setiap hari, semuanya menyajikan bacaan dan tontonan yang tak jarang kurang
memperhatikan moralitas, sopan santun, dan etika. Sehingga secara langsung para
pembaca dan pemirsa dapat terpengaruh moral dan tingkah lakunya. Terutama bila
para pembaca dan pemirsa tersebut adalah remaja (pelajar) yang belum memilki
bekal pengetahuan agama yang kuat.
Berbeda dengan kehidupan anak remaja Indonesia tempo dulu. Sejak dulu,
masyarakat Indonesia khususnya anak remaja sudah dikenal di seluruh penjuru
dunia sebagai negeri yang ramah, sopan, dan berbudi. Karena hal itu lah banyak
orang-orang asing kagum dan tertarik untuk berkunjung ke negara kita. Melihat
kehidupan masyarakat pedesaan yang penuh ketenangan dan kedamaian menjadi
cermin perilaku masyarkat Indonesia. Praktek tolong-menolong atau gotong-royong
masih melekat kuat dalam diri dan kebiasaan masyarakat desa.
Namun yang terjadi di Indonesia saat ini adalah generasi muda lebih
tertarik akan adat kebiasaan negeri lain yang sebenarnya tidak sesuai dengan adat
istiadat dan etika bangsa kita. Mereka menganggap lebih keren dan modern, baik itu
gaya hidup maupun tingkah lakunya. Karena hal itulah, timbul pergaulan bebas di
kalangan remaja (pelajar) dan mempengaruhi pikiran serta tingkah laku generasi
muda. Merosotnya moral pada generasi muda membuat Indonesia akan semakin
terpuruk dan memiliki masa depan yang suram.
Tidak hanya itu, tayangan-tayangan di televisi sekarang ini banyak yang tidak
mendidik. Contohnya sinetron, kebanyakan sinetron ditonton oleh para remaja .
Sinetron menyuguhkan cerita yang berbau percintaan, pertengkaran, penganiayaan,
pergaulan bebas, mode trend gaul masa kini dan lain-lain. Dan parahnya hal
tersebut ditiru oleh para remaja atau pelajar, seperti memakai rok diatas lutut,
pakaian yang ketat, merokok, dan lainnya. Budaya kebaratan semakin membawa
dampak buruk bagi para remaja khususnya pelajar, dimana akibatnya adalah
mereka menjadi bersikap acuh tak acuh dengan perkembangan bangsa ini.
Kebanyakan dari masyarakat Indonesia mempercayakan pendidikan sebagai
salah satu lembaga yang mampu mencetak manusia atau generasi muda yang
bermoral, beretika, dan berakhlak. Selain itu, Indonesia juga mengaku sebagai
Negara yang beragama. Namun yang menjadi pertanyaan saat ini adalah mengapa
pada saat ini banyak orang terutama para pelajar yang tidak memiliki moral. Maka
terlihat bahwa bangsa ini semakin terjangkiti virus globalisasi yang membawa
dampak buruk bagi moral masyarakat Indonesia, khususnya pelajar yang
menimbulkan suatu opini apakah yang salah dari sistem pendidikan Indonesia
hingga krisis moral terjadi secara berkepanjangan.
Dapat kita ketahui bahwa para remaja atau pelajar memiliki potensi yang
besar, tantangan dan juga tanggung jawab di jamannya. Tantangan tersebut adalah
menjaga generasinya tetap baik dan lebih baik dari yang dulu. Pelajar sebagai agent
of change dituntut untuk mengambil peran didalam tantangan yang berupa
perubahan sosial. Maka dari itu diperlukan strategi penanaman nilai etika, moral,
dan akhlak di kalangan pelajar.

2.4 Cara Menghindari Pengaruh Globalisasi Terhadap Moral


Cara menghindari pengaruh globalisasi terhadap moral yang paling penting
adalah penanaman nilai-nilai agama. Penanaman nilai agama sangatlah penting
pada tiap masing-masing individu. Karena yang terlihat pada saat ini salah satu
faktor buruknya moral generasi muda adalah longgarnya pegangan terhadap
agama. Sehingga menyebabkan keyakinan beragama mulai terdesak, kepercayaan
kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan perintah-perintah Tuhan tidak
diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang pada ajaran agama, maka
hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam dirinya. Sehingga yang pertama
dilakukan adalah penanaman nilai agama, sampai nilai-nilai itu melekat pada diri
seorang individu agar tau mana perintah dan mana larangan.
Selain hal diatas, penanaman nilai etika, moral, dan akhlak tidak hanya
ditanamkan di lingkungan keluarga saja namun diperlukan kerja sama dari pihak
sekolah, masyarakat dan pemerintah. Keluarga sebagai lingkungan pertama dan
utama dimana seorang anak mendapatkan bekal pendidikan etika, moral, dan
akhlak. Peranan orang tua sangat penting dalam proses perkembangan moral anak.
Sejak dini orang tua harus mampu memberikan arahan, bimbingan, serta teladan
kepada anak. Melalui pengajaran akhlak seperti dididik dan diberikan pengertian
tentang perbuatan baik dan buruk, menanamkan nilai-nilai keagamaan, dan tata
krama. Orang tua harus selalu mengawasi segala perilaku dan perkembangan
anaknya terutama ketika anak menginjak usia remaja, karena di usia ini terjadi
ketidak seimbangan emosi sehingga mudah terbawa ke hal-hal yang buruk.
Selain lingkungan keluarga, terdapat pula lingkungan sekolah. Dalam
lingkungan sekolah, peran guru harus aktif dalam memberikan penanaman etika,
moral, dan akhlak kepada peserta didik. Tak hanya pengetahuan saja yang
diajarkan dalam pembelajaran namun guru harus mampu mendidik dan memberikan
nilai-nilai kebaikan serta memberikan teladan bagi peserta didik. Melalui
pengajarannya guru dituntut untuk kreatif dalam menyisipkan nilai-nilai moral yang
akan diberikan kepada peserta didik. Sehingga tidak hanya aspek kognitif saja yang
di dapat siswa tetapi aspek afektif dan psikomotorik juga. Dengan begitu mereka
dapat menanamkan dan menerapkan sikap yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi tak hanya peran guru agama atau pendidikan kewarganegaraan saja yang
menanamkan etika, moral, dan akhlak pada diri siswa, tetapi semua guru harus
memberikan nilai-nilai kehidupan kepada peserta didik (pelajar).
Selain lingkungan keluarga dan sekolah yang juga menanamkan etika, moral,
dan akhlak ada pula lingkungan masyarakat. Anak akan tumbuh dan berkembang di
dalam lingkungan masyarakat. Ada 5 pranata sosial yang terdapat di lingkungan
masyarakat, salah satunya yaitu pranata moral dan etika. Pranata moral dan etika
bertugas untuk mengurusi dan penyikapan nilai seseorang dalam pergaulan
masyarakat. Dengan demikian peranan masyarakat dalam penanaman etika, moral,
dan akhlak pada diri seseorang sangat berpengaruh.
Yang terakhir adalah peran pemerintah. Pemerintah harus tanggap dan sigap
terhadap permasalahan moral para generasi muda yang semakin menurun. Melalui
Kementerian Pendidikan Nasional, pemerintah harus mengkaji dan menelaah serta
memberikan kebijakan-kebijakan yang mampu meningkatkan moralitas generasi
muda. Agar tujuan yang diharapkan akan tercapai dan menghasilkan keluaran
sumber daya manusia yang bermutu, berbudi luhur dan beriman serta bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Karena pribadi yang terdidik secara moral adalah pribadi-pribadi yang telah
belajar dan siap untuk bertindak dengan cara-cara tertentu, sekaligus sadar dan
bangga akan segala nilai dan tindakan-tindakannya.

BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan
tidak mengenal batas wilayah. Ada sebagain yang berpendapat bahwa globalisasi
merupakan proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan
membawa seluruh bangsa dan negara berada dalam ikatan yang semakin kuat
untuk mewujudkan sebuah tatanan kehidupan baru.

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara


termasuk Indonesia. Globalisasi mempunyai pengaruh yang positif dan juga
pengaruh negatif. Pengaruh-pengaruh tersebut tidak secara langsung berpengaruh
terhadap nasionalisme. Namun secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa
nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau bahkan hilang terutama
pada anak remaja atau pelajar sebagai penerus bangsa.
Pengaruh positif adanya globalisasi adalah Adanya globalisasi menyebabkan
pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional menjadi rasional yaitu
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat masyarakat
menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju,
serta tingkat kehidupan yang lebih baik dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Sedangkan pengaruh negatif dari adanya globalisasi diantaranya : Globalisasi


mampu mayarakat lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia karena gaya
hidupnya cenderung meniru budaya barat; sikap individualistik yang menimbulkan
ketidak pedulian antar perilaku sesama warga; serta kesenjangan social ,sehingga
kebiasaan anak jaman sekarang yang biasa kita lihat adalah terjadinya tawuran
antar sekolah, konflik antar anak sekolah yang mengakibatkan perkelahian dan
pembunuhan, kenakalan remaja yang berlebihan, siswa-siswi yang dianggap tidak
sopan, tidak bertanggung jawab terhadap tindakannya, juga banyak siswa sekolah
(pelajar) yang menjadi korban narkoba. Bahkan kebiasaan tawuran pun sekarang
menjadi budaya, tak jarang dari mereka melakukan tawuran hanya untuk membuat
sensasi, onar, dan kisruh tanpa alasan dan masalah yang jelas. Kenakalan remaja
seperti free sex, pergaulan bebas, dan pemakaian narkoba sudah menjalar hingga
ke pelosok desa. Belum lagi, maraknya video perzinaaan yang semakin mudah
diakses dan didapatkan. Dengan hanya meroggoh uang yang tak seberapa, orang
dapat mengunduhnya dari situs-situs di internet. Mau menjadi apa bangsa ini
apabila para generasi mudanya saja seperti itu. Sehingga sangat jelas sekali bahwa
arus globalisasi dari teknologi yang semakin canggih tidak disaring dengan baik
menimbulkan dampak yang sangat negatif bagi para pelajar, karena mudahnya
informasi yang mereka akses.
Cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme adalah kita perlu
memahami pentingnya nasionalisme untuk menjaga integritas kita sebagai bangsa
Indonesia. Bangsa Indonesia perlu membenahi mentalitas warga
masyarakatnya.Sikap mental yang kuat dan konsisten adalah salah satu bentuk
konkrit yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada saat ini. Bangsa Indonesia harus
bangkit kembali dengan semangat nasionalisme yang lebih besar lagi terutama pada
anak remaja atau pelajar untuk menghadapi globalisasi. Kita juga perlu
menanamkan nilai agama, sampai nilai-nilai itu melekat pada diri seorang individu
agar tau mana perintah dan mana larangan.

3.1 Saran
Globalisasi memang tidak bisa dihindari. Jika kita menghindari justru akan
menjadi manusia yang primitif lagi. Tetapi sebaiknya selektif terhadap pengaruh
globalisasi. Dapat membedakan mana yang memberikan pengaruh baik dan mana
yang memberikan pengaruh buruk bagi kita. Kita harus membekali diri dengan
kepribadian yang kuat agar tidak mudah begitu saja terpengaruh dengan pengaruh
negatif globalisasi. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan
sebaik- baiknya terutama dengan memperkuat keimanan kita terhadap Tuhan Yang
Maha Esa adalah cara terbaik untuk tidak mudah terpengaruh dari arus globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://bethidianparamita.blogspot.com/2013/11/normal-0-false-false-false-en-
us-x-none.html
2. http://deni-anggara.blogspot.com/2012/03/pengertian-dan-pengaruh-
globalisasi.html
3. http://globalisasiriva.blogspot.com/p/pengertian-globalisasi.html
4. http://journal424.wordpress.com/2013/02/10/pengaruh-globalisasi-terhadap-
perkembangan-moral/
5. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/DASAR-
DASAR%20PENGERTIAN%20MORAL.pdf
6. http://www.referensimakalah.com/2012/09/pengertian-moral-dan-
moralitas.html

You might also like